Proses Penggilingan Bahan Mentah

COAL MILL

PROSES PENGGILINGAN BAHAN MENTAHANTONIUS RC79 58 0255PELATIHAN CALON KARYAWAN BATURAJA, NOPEMBER 2013

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)TAHAPAN PEMBUATAN SEMEN

Ada 5 (Lima) Tahapan Pembuatan Semen, Yaitu:1.Raw Material Preparation2.Raw Meal Preparation3.Clinker Burning4.Cement Grinding5.Cement Packing

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)TAHAPAN PEMBUATAN SEMENRAW MATERIAL PREPARATION

Raw Material Preparation Terdiri Atas Tahapan:a.Proses Penambangan, b.Pemecahan (Crushing) Limestone & Clayc.Penyimpanan Raw Material Ke Storage Limestone Crusher Limestone Storage Pile Clay Store PileClay CrusherTambang Limestone Dan Tambang Clay

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)TAHAPAN PEMBUATAN SEMENRAW MEAL PREPARATIONPenyiapan Feeding Raw Mill, Seperti Batu Kapur Di Siapkan Dalam Bin, Pasir Besi Dan Pasir Silika Masing-masing Disiapkan Juga Dalam Bin, Kecuali Tanah Liat Yang Di Pengumpanan Langsung Dari Storage Ke Raw Mill. Selanjutnya Raw Material (Batu Kapur, Tanah Liat, Pasir Silika Dan Pasir Besi) Dengan Perbandingan Tertentu Di Umpankan Ke Raw Mill Untuk Dikeringkan (Drying) Dan Dihaluskan (Grinding).Hasil Dari Proses Ini Di Sebut Raw Meal, Lalu Disimpan Di Storage Silo (CF Silo).

CLINKER BURNINGProses Pembakaran Raw Meal Yang Di Ekstraksi Dari Raw Meal Silo, Di Umpankan Ke Dalam Rotary Kiln Yang Sebelumnya Di Lewatkan Ke Pre Heater, Lalu Masuk Ke Kiln, Di Dalam Kiln Dengan Suhu Yang Sangat Tinggi Raw Meal Tadi Mengalami Fase Cair Dan Di Sinilah Terjadi Proses Reaksi Pembentukan Clinker. Clinker Panas Di Lewatkan Ke Cooling Zone (Masih Di Dalam Kiln), Lalu Masuk Ke Grit Cooler Agar Clinker Yang Dihasilkan Segera Dingin Untuk Seterusnya Di Transportasikan Ke Clinker Storage.



CEMENT GRINDINGPengisian Bin Clinker Yang Di Ambil Dari Silo Clinker, Pengisian Bin Gypsum Yang Di Ambil Dari Bin Utama Gypsum Di Area Loading Sebagai Persiapan Operasi Penggilingan Semen. Kemudian Clinker Dan Gypsum Dengan Perbandingan Kira Kira 96 : 4 % Di Giling Di Cement Mill Untuk Di Haluskan Menjadi Semen Halus. Dalam Perkembangannya Saat Ini Sudah Ditambahkan Fly Ash Ke Dalam Semen Yang Di Produksi +5 %, Namun Masih Dalam Koridor Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Hasil Penggilingan Ini Di Transportasikan Ke Dalam Cement Silo.

CEMENT PACKEREkstraksi Semen Dari Dalam Silo Semen, Dibawa Ke Unit Pengantongan, Seterusnya Semen Tadi Di Kemas Dalam Zak 50 Kg dan atau 1 Ton / Big bagBisa Juga Langsung Di Pasarkan Melalui Mobil Capsul Yang Biasanya Permintaan Seperti Ini Di Pakai Oleh Unit Pengelola Proyek Yang Sedang Di Bangun.


PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENT

LIMESTONE RECLAIMER (A1L11)

Fungsi:Sebagai Penggaruk Limestone Yang Akan Di Isikan Ke Limestone Bin. Selain Berfungsi Sebagai Penggaruk, Reclaimer Ini Juga Sebagai Alat Pencampur Dalam Arti Homogenisasi Awal Dari Proses Homoganising.

Bagian Utama Peralatan:1.Traversing BridgeBerfungsi Sebagai Body Utama 2.Rake CarBerfungsi Sebagai Penggaruk Pile Limestone3.ScrapperBerfungsi Sebagai Pengumpan Limestone Ke Belt Conveyor

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTLIMESTONE RECLAIMER (A1L11)

Cara Kerja:Limestone Reclaimer Bekerja Di Salah Satu Pile Limestone Yang Sudah Siap Di Pakai. Karena Dua Buah Stock Pile Limestone Di Isi Bergantian Oleh Quary, Tergantung Yang Mana Kosong.Rake-Car Akan Bergerak Maju/ Mundur Untuk Merontokkan Material Dengan Gerakan Arah Memotong Pile. Material Yang Jatuh Ini Digaruk Oleh Scraper, Untuk Di Teruskan Ke Belt Conveyor Yang Ada Di Bawahnya (A1J11). Kecepatan Pengumpanan Di Pengaruhi Oleh Kecepatan Traversing Bridge Yang Dapat Di Set. (Menyesuaikan Stock Di Limestone Bin). Maksimum Isi Bin LS = 540 Ton.


LIMESTONE DOSIMAT FEEDER (R1A01)

Fungsi:Berfungsi Sebagai Pengatur Jumlah Umpan Berupa Limestone Ke Raw Mill.

Bagian Utama Peralatan:1.Load Cell Berfungsi Sebagai Penimbang Di Conversikan Ke Speed 2.Apron Conveyor Berfungsi Sebagai Transport Limestone Dari Bin Ke Belt Conveyor3.Scrapper Berfungsi Sebagai Pembersih Lantai Dosimat Feeder


LIMESTONE DOSIMAT FEEDER (R1A01)

Cara Kerja:Material Yang Keluar Dari Limestone Bin Memenuhi Space Dari Appron Feeder. Material Ini Ditimbang Oleh Load Cell Yang Terintegrasi Dengan Apron System, Dan Bobot Yang Tertimbang Di Conversikan Ke Speed Motor Dosimat Feeder. Jumlah Ton Pengumpanan Di (Set Dari CCR), Tergantung Dari Kecepatan Putaran Dari Feeder Yang Itu Sendiri.Material Yang Keluar Dari Feeder Selanjutnya Di Jatuhkan Ke Belt Conveyor Di Bawahnya Dan Ini Merupakan Umpan Dari Raw Mill.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTCLAY RECLAIMER (C1L03)

Fungsi:Sebagai Pengatur Umpan Dari Raw Mill Untuk Material Clay. Dikatakan Demikian Karena Memang Untuk Clay Materialnya Tidak Ada Peralatan Penyimpan Sementara, Melainkan Langsung Sbagai Umpan Raw Mill. Bagian Utama Peralatan:1.Boom Unit, Terdiri Dari Bucket Towing Sebagai Penggali Material Clay Untuk Di Transfer Ke Belt Discharge, Seterusnya Ke Belt Dosing Sebagai Pengatur Umpan Dari Raw Mill. 2.Trooley Berfungsi Sebagi Penggerak Boom Ke kiri/ Kanan Saat Ber Operasi. 3.Bridge Traversing Berfungsi Pengatur Gerak Mundur/ Maju Reclaimer Saat Operasi.4.Belt Discharge Berfungsi Sebagai Transport Pertama Dari Hasil Garukan.5.Belt Dosing Berfungsi Sebagai Pengukur Berat Material Yang Di Umpankan Ke Raw Mill.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)

MAIN EQUIPMENTCLAY RECLAIMER (C1L03)

Cara Kerja:Alat Ini Dipakai Sepanjang Operasi Raw Mill, Karena Clay Di Umpankan Langsung Ke Raw Mill (Tidak Ada Stock Intermediate). Reclaimer Bergerak Mundur Saat Beroperasi Sambil Menggaruk Tumpukan Clay Dari Arah Kiri Ke Kanan Atau Sebaliknya. Ke Dalaman Galian Dari Bucket Di Atur Manual Dengan Mengatur Kemiringan Dari Boom, Atau Mengatur Timer Traversing, Melihat Kondisi Posisi Material Di Dalam Belt Discharge. Hal Tersebut Diatur Agar Tidak Over Load Dan Dapat Memenuhi Set Point Feed Rate Dari Umpan Mill. Clay Hasil Garukan Di Transportasikan Ke Belt Dosing Oleh Belt Discharge, Kemudian Ke C1J31,Ke C1J33, Ke C1J34, Ke C1J32, Dan Bergabung Dengan Limestone Di R1J01, Seterusnya Masuk Mill.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTVERTICAL RAW MILL

Fungsi:Sebagai Tempat Pengeringan Dan Penghalusan Material Dari Bahan Baku Menjadi Bahan Mentah. Material Hasil Pengolahan Di Raw Mill Ini Disebut Raw Meal. Dan Raw Meal Ini Adalah Umpan Kiln (Kiln Feed). Cara Kerja:4 Komponen Material Batu Kapur, Tanah Liat, Pasir Silika, Dan Pasir Besi Dengan Proporsi Tertentu/ Di Tentukan Oleh QCX Masuk Kedalam Mill Yang Sudah Di Siapkan Terlebih Dahulu, Misalnya Sudah Heating Up, Transport Pendukungnya Sudah Operasi, dll. Mill Feed Masuk Mill Melewati Feed Gate, Dimana Berfungsi Sebagai Shut Off Dari Udara Luar Agar Tidak Masuk Ke Dalam Mill Selama Beroperasi. Feed Gate Terdiri Dari 6 Buah Flap Gate Yang Bekerja Secara Automatic Dicontrol Oleh Hydroulic System, Membuka Dan Menutup Secara Bergantian. Material Yang Masuk Mill Menuju Centre Table Dan Bergerak Menuju Arah Luar Dari Centre Table Yang Di Sebabkan Oleh Adanya Gaya Centrifugal Dari Putaran Table.


Cara Kerja (Lanjutan):Pada Saat Inilah Material Digiling Oleh 4 Buah Roller Mill Sambili Mengalami Pemanasan Oleh Gas Panas Yang Di Alirkan Secara Terus Menerus Selama Mill Ber Operasi. Gas Panas Ini Di Ambil Dari Gas Sisa Pembakaran Dan Atau Di Bangkitkan Tersendiri Dengan Heat Generator. Heat Generator Di Operasikan Pada Awal Operasi Dulu, Ketika Belum Ada Raw Meal Sama Sekali. Artinya Untuk Operasi Kiln Belum Dapat Dilakukan. Pada Saat Inilah Raw Mill Dioperasikan Dengan Menggunakan Gas Panas Dari Heat Generator. Selanjutnya Heat Generator Tidak Di Fungsikan Lagi Karena Raw Mill Hanya Akan Beroperasi, Setelah Kiln Operasi Terlebih Dahulu.


Cara Kerja (Lanjutan):Selama Proses Penggilingan Terjadi Pula Pemisahan Material Halus Dan Kasar Melalui Clasifier. Mekanismenya Adalah Bahwa Material Yang Di Giling Tadi Di Isap Oleh Mill Fan Melewati Clasifier Yang Berputar. Yang Terisap Dan Lolos Dari Clasifier Itulah Material Halus. Sementara Yang Tidak Terhisap Akan Jatuh Ke Table Dan Digiling Kembali Bersama Sama Fresh Feed. Apabila Ada Material Yang Terlempar Keluar Melewati Dam Ring Maka Material Tersebut Akan Jatuh Ke Ring Duct Dan Di Scrap Oleh 4 Buah Scraper, Selanjutnya Keluar System Melalui Vibrating Feeder Menuju Belt R1J12 Dan Di Sirkulasikan Lagi Masuk Ke Raw Mill Bersama Fresh Feed.


Cara Kerja (Lanjutan):Ada Beberapa Pengaman Di Raw Mill Agar Tidak Kemasukan Benda Asing Berupa Besi Ialah Magnit Separator Yang Bekerja Membuang Besi Yang Tercampur Material, Dan Ada Metal Detector Yang Akan Memberikan Signal Pada R1J02 Untuk Segera Membuka Agar Besi Yang Terdeteksi Terbuang Keluar Dari System. Kehalusan Produk Dapat Di Atur Dengan Mengatur Putaran Clasifier. Produk Ini Di Trasportasikan Ke Raw Meal CF Silo.


MAIN EQUIPMENTCYCLONE (R1S10, R1S11, R1S12, R1S13)

Fungsi:Berfungsi Sebagai untuk memisahkan raw meal dengan gas buang dari operasi penggilingan. Alat ini terletak antara outlet clasifier dengan mill fan.

Cara Kerja:Material Dan Gas Panas Keluaran Raw Mill Masuk Dari Arah Samping Cyclone Ke Dalam Cyclone Yang Diameternya Jauh Lebih Besar Dari Pipa Gas/ Gas Ductnya. Akibatnya Karena Ada Penurunan Tekanan Dan Gaya Centrifugal Sebagai Efek Dari Inner Tube Dari Cyclone Sendiri Maka Raw Meal Akan Jatuh Ke Bagian Bottom Dari Cyclone Seterusnya Di Transportasikan Ke Fluxoslide Dibawahnya Menuju Belt Bucket Elevator, Fluxoslide Transport Outlet Belt Bucket Elevator Terus Menuju CF Silo. Sementara Gas Panas Yang Sudah Di Pisahkan Dari Raw Meal Di Handling Ke EP Melalui Tarikan EP Fan Untuk Di Saring Lebih Akurat Lagi Lalu Di Lepas Ke Udara Bebas Melalui Stack Dengan Kondisi Gas Buang Sudah Tidak Berdebu Lagi.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTMILL FAN (R1S05)

Fungsi:Sebagai Pengisap Gas Panas Yang Di Masukkan Ke Raw Mill Pada Saat Heating Up Dan Operasi Raw Mill. Pada Saat Raw Mill Operasi, Yang Di Isap Bukan Hanya Gas Panas Saja, Melainkan Gas Bercampur Produk Hasil Dari Operasi Penggilingan Bahan Mentah Yang Selanjutnya Mengalami Proses Pemisahan Antara Gas Dan Material Di Empat Buah Cyclone Seperti Pembahasan Sebelumnya.

Cara Kerja:Draft Dari Mill Fan Ini Di Atur Berdasarkan Besar Kecinya Damper Opening Dari Mill Fan Tersebut. Dan Oleh Operator Yang Di Jadikan Tolok Ukurnya Adalah Performa Operasi Raw Mill, Atau Keseimbangan Gas Panas Yang Dibutuhkan Di Raw Mill. Reject Materialnya Banyak, Misalnya Bisa Saja Sebagai Indikasi Dari Kurangnya Draft. Maka Pada Saat Itu Operator Akan Menambah Bukaan Damper Mill Fan, Sehingga Akan Memperbaiki Kondisi Operasi Raw Mill. Untuk Pressure Di EP Secara Otomatis Di Control Oleh EP Fan Damper Opening. Jadi Pada Saat Operasi Raw Mill Dengan Perubahan Perubahan Draft Tidak Akan Mengganggu Kiln.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTCONDITIONING TOWER (J1K10)

Fungsi:Sebagai Tempat Pendinginan Gas Panas Dan Material Dari Kiln Dan Atau Dari Grate Cooler Apabila Raw Mill Sedang Stop. Artinya Gas Buang Eks Kiln Yang Semestinya Di Manfaatkan Sebagai Pengering Di Raw Mill, Di By Pass Ke Conditioning Tower Untuk Didinginkan Seterusnya Ke EP. Hal Ini Di Lakukan Agar EP Tetap Dapat Bekerja Optimal, (Pada Temperatur Sekitar 150 C) Dan Apa Bila Raw Mill Operasi Gas Temperatur Bisa Dibawah 100 C.

Cara Kerja:Gas Panas Yang Melewati CT Di Spray Dengan Water Spray Yang Di Install Pada CT System. CT Di Lengkapi Dengan 2 Buah Pompa Air Bertekanan Tinggi (60 Bar) Bekerja Salah Satu Saja. Air Yang Dipompakan Akan Melewati Beberapa Buah Nozle. Karena Diameter Nozle Ini Hanya Sekitar 4 mm Saja, Maka Air Tersebut Akan Membentuk Kabut Dan Kabut Air Inilah Yang Di Pakai Sebagai Media Pendinginan Gas Panas.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTCONDITIONING TOWER (J1K10)

Cara Kerja (Lanjutan):Jumlah Gun CT = 14 Buah Masing Masing Gun Memiliki 3 Buah Nozle. Artinya Jumlah Nozzle-nya Adalah 42 Buah. Kondisi Terakhir Di Operasikan Hanya 11 Buah Gun Saja, Karena Banyak Yang Rusak. Dari Pengamatan Sebetulnya Cukup, Asalkan Spray Nya Baik. Dan Setiap Shut Down Pabrik Kita Selalu Memperiapkan Kondisi Ini Sebaik Mungkin Agar CT-nya Bekerja Baik Pada Saat Kiln Operasi Sementara Raw Mill Nya Stop.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTELECTROSTATIC PRECIPITATOR (J1P11)

Fungsi:Sebagai Sebuah Alat Penangkap Debu Akhir Dari Proses Untuk Menjaga Kualitas Gas Buang Yang Di Buang Ke Udara Melalui Stack Terbebas Dari Kandungan Debu. (Yang Disyaratkan Oleh Lingkungan Hidup/ Peraturan Pemerintah Adalah Max 80 mg/m).

Cara Kerja:Konstruksi Dari EP Adalah Terdiri Dari Collecting Electrode (+), Dan Discharge Electrode (-). Material Dan Gas Panas Yang Berasal Dari Raw Mill Atau CT Melewati Celah Collecting Electrode Dan Discharge Electrode Yang Telah Di aliri Arus DC Bertegangan Tinggi (20 - 100 kV) Yang Mengakibatkan Adanya Medan Magnit Yang Sangat Kuat.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)MAIN EQUIPMENTELECTROSTATIC PRECIPITATOR (J1P11)

Cara Kerja:Medan Magnit Yang Kuat Ini Menimbulkan Corona Yang Menghasilkan Ion Ion Yang Kemudian Terjadilah Loncatan Electron. Debu Yang Bermuatan Positip Akan Ditarik Oleh Discharge Electrode Yang Bermuatan Negatip Sebaliknya Debu Yang Bermuatan Negatif Akan Ditarik Oleh Akan Ditarik Oleh Colecting Electrode Yang Bermuatan Positif. Dengan Interval Waktu Tertentu Debu Yang Menempel Di Electrode Di Getarkan Oleh Raping Bar, Dan Materialnya Jatuh Ke Hopper Discharge Ep Seterusnya Di Trasportasikan Melalui Drag Chain Yang Ada Di Bawahnya Untuk Selanjutnya Bergabung Dengan Raw Meal Di CF Silo, Sementara Itu Gas Buang Yang Sudah Bersih Dilepas Ke Luar Melalui Stack. Demikian Hal Ini Berlangsung Terus Menerus Selama Pabrik Ini Masih Beroperasi.


EP FAN (J1P12)

Fungsi:Alat Ini Adalah Bagian Akhir Dari Rangkaian Alur Proses Gas Handling Dalam Operasi Pabrik Semen. EP Fan Mulai Di Operasikan Semenjak Kiln Fire Up Untuk Melakukan Heating Up, Sampai Dengan Selesainya Pekerjaan Bricking Apabila Kiln Shut Down Untuk Bricking. Artinya EP Fan Ini Apabila Terjadi Masalah Dan Mati/ Trip, Maka Akan Mematikan Semua Kegiatan Operasional (Pabrik Akan Mati Apabila Ia Mati).

Cara Kerja:EP Fan Akan Meng-cover Gas Flow Dari Raw Mill Atau Kiln Yang Melewati EP Untuk Seterusnya Menghembuskan Gas Buang Tersebut Ke Udara Melalui Stack.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)OPERASI PENGGILINGAN BAHAN MENTAH

PERSIAPAN OPERASI

Baik Stop Trouble Atau Karena Gangguan Yang Terjadi Di Internal Penggilingan System Maupun Stop Terencana Karena Schedule Shut Down Kiln Selalu Di Butuhkan Persiapan Operasi Sebelum Start Mill System. Hal Tersebut Dilakukan Agar Pada Saat Start Tidak Lagi Terjadi Hambatan.

Persiapan Operasi Meliputi :1.Pengecekan Semua Peralatan Operasional, (Kebersihan, Mekanis, Lubrikasi, Dan Safety)2.Pengetesan Start Lokal Atau Sentral (Secara Terkoordinasi Ke Semua Yang Terkait) 3.Mencatat Kondisi Akhir Sebelum Operasi, Dan Menindak Lanjutinya Apabila Belum Normal. 4.Yakinkan Semua Peralatan Sudah Siap Operasi. 5.Pengisian Bin Limestone, Bin Pasir Silika, Bin Pasir Besi.6.Mengisi Belt Feeding Group (Belt Clay Transport Hingga Belt R1J01)7.Yakinkan Damper/ Gate Sudah Pada Posisi Yang Benar.

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)OPERASI PENGGILINGAN BAHAN MENTAH START OPERASI

Start Operasi Penggilingan Bahan Mentah Yang Akan Kita Bahas Saat Ini Tidak Akan Terlalu Detil, Karena Secara Detil Belum Dibutuhkan Oleh Seorang Operator Lapangan. Yang Di Sajikan Ini Adalah Hal-Hal Yang Prinsip Saja Yang Di Anggap Perlu Untuk Membuka Wawasan Dan Pengetahuan, Jangan Sampai Kita Sebagai Operator Tidak Memahami Apa Yang Di Perintahkan Oleh Operator CCR Atau Oleh Seorang Supervisor, Dan Penjelasan Ini Di Asumsikan Kiln Sudah Operasi. Artinya, Bahwa Compressor System, Raw Meal Transport Ke CF Silo, Beserta Semua Jet Pulse, EP Dust Transport, Conditioning Tower, EP Dan EP Fan Sudah Operasi Dengan Aman.

Start Operasi Meliputi :1.Pastikan Semua Persyaratan Interlocking Bekerja Dengan Benar.2.Pastikan Semua Man Hole Sudah Ditutup Dengan Aman.3.Start Reject Transport4.Start Lubrication System Untuk Gear Box Vertical Raw Mill5.Start Auxillary Drive System


6.Start System Hydraulic 7.Start Lubrication Untuk Roller8.Start Lubrication Clasifier Dan Clasifier.9.Start Mill Fan10.Start Raw Mill11.Start Feeding Transport12.Atur Semua Damper Alur Gas Panas Untuk Heating Up13.Alirkan Gas Panas Ke Dalam Mill14.Lakukan Feeding Setelah Temperatur Mill Dianggap Cukup, Biasanya Perbandingan Antara Limestone : Clay : Pasir Silika : Pasir Besi (80 : 15 : 3 : 2 Atau Sesuai Kondisi Yang Terjadi Terhadap Komposisi Material Saat Itu)15.Atur Semua Control Untuk Pengendalian Operasi16.Kendalikan Operasi Raw Mill Dengan Seksama, Dengan Melihat Beberapa Para Meter, Dan Kualitas Produk

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)OPERASI PENGGILINGAN BAHAN MENTAH NILAI PARAMATER OPERASI

ParameterSatuanBatasanHopper Pasir Silika%10 100Hopper Pasir BesiTon20 115 Temperatur Inlet MillC183 434Temperatur Outlet MillC70 134Hydraulic Pressurembar43 95Mill Vibrasionmm/s3 20Mill Motor PowerkW0 2630Mill Diffrential Pressure%44 125Clasifier Speed%0 100Mill Fan PowerkW0 2850Mill Fan Outlet Pressurembar-15 -20 Mill Fan Damp. Postion%0 100Sieving 90 m%Max 18Sieving 200 m%Max 1.5H2O%Max 1CF Silo Level%50% Toleransi -10%

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)OPERASI PENGGILINGAN BAHAN MENTAH STOP OPERASI

Stop Raw Mill Ada Tiga Penyebab Yang Umumnya Terjadi. Pertama Stop Karena Trouble Di Peralatan Raw Mill Sytem, Kedua Karena CF Silo Penuh, Ketiga Karena Kiln Stop. Kita Bahas Saja Apabila Stop Terencana (CF Silo Penuh Atau Kiln Stop).

Langkah-langkah Untuk Stop Raw Mill Adalah Sebagai Berikut:1.Informasikan Ke Semua Lini Terkait Bahwa Raw Mill Akan Stop2.Stop Pengisian Bin Lime Stone3.Buka Damper Gas Panas Ke CT (Sekarang Sudah Full Open Stand By) 4.Stop Group Feeding Raw Mill Apabila Isi Bin Limestone Sudah Kosong5.Stop Feed Gate Control6.Stop Mill Apabila Mill Sudah Kosong7.Buka Damper Fresh Air Sesuai Keperluan8.Tutup Perlahan Damper Mill Fan Hingga Full Close9.Stop Mill Fan10.Tutup Damper Sirkulasi Gas Ke Raw Mill


11.Stop Clasifier12.Stop Lubrikasi Roller13.Stop Hydroulic Unit14.Stop Auxillary Drive15.Stop Lubrikasi Gear Box16.Stop Transport Reject17.Start Water Injection System Untuk CT18.Kendalikan Temperatur EP (Biasanya Outomatic Controlled)

Apabila Kiln Stop Langkah-Langkah Di Atas Ditambah :19.Stop Water Injection System Apabila Tidak Di Perlukan Lagi20.Stop EP Apabila Tidak Berdebu Lagi21.Stop Raw Meal Transport Dan EP Dust Transport Bila Sudah Aman


NoKondisiTindakanAlasan1Kadar Air Raw Meal > 1%Tutup S15 (Damper Sirkulasi)Buka S17Tutup Damper Fresh AirTambah Oil HG (Bila Operasi)Menaikkan Temperatur Inlet MillMenambah Panas2Sieving Raw Meal > StandarNaikkan Speed ClasifierTurunkan Flow Mill FanMeningkatkan Efect ImpactMengurangi Draft3Kapasitas TurunTambah Grinding PressureTambah PanasMeningkatkan GrindabilityMenaikkan Feeding4Vibrasi TinggiTambah FeedingTurunkan Hydraulic PressureKurangi Damper P17Buka Fresh Air DamperSemprotkan AirMenambah Material BedMengurangi Pressure RollerMengurangi Panas5Power Mill TinggiKurangi FeedingBuka Damper S17Tutup Fresh Air DamperMenurunkan LoadMenambah Panas

TROUBLE SHOOTING OPERASI

Untuk Aplikasi Dari Parameter Diatas Di Buat Suatu Kondisi Standar Sebagai Pengendalian, Dan Apabila Terjadi Penyimpangan, Dilakukan Hal Sebagai Berikut:

PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)OPERASI PENGGILINGAN BAHAN MENTAH KONDISI OPERASI DAN PRODUK VERTICAL MILL

Hydraulic Pressure: 45 barPressure Drop: 66 barInlet Pressure: 3.5 mbarTemperatur Inlet: 370 CTemperatur Outlet: 85 CkW: 2515 kWV i b r a s i: 7 mm/sGrinding Bed: 50 mmTemperatur Oil Roller 1: 67 CTemperatur Oil Roller 2: 68 CTemperatur Oil Roller 3: 69 CTemperatur Oil Roller 4: 65 CTemperatur Bearing Tilt pada Gear Box: 63 CTemperatur Bearing Inlet Shaft : 63 CLSF: 99.17%SM: 2.45%AM: 1.58%90 m: 14.60%200 m : 0.51%H2O: 0.52%


TERIMA KASIH


Proses Penggilingan Bahan Mentah

Documents

Transcript of Proses Penggilingan Bahan Mentah