Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

32
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pegawai keuangan pemerintah daerah adalah ujung tombak dari proses pelaporan keuangan daerah ini. Peran mereka sangat penting bagi pemerintah daerah dalam menyajikan laporan keuangan yang baik dan benar sesuai dengan standar akuntansi publik (SAP) yang berlaku. Kemampuan mereka sangat dibutuhkan, karena dari laporan yang mereka buatlah akan mencerminkan kualitas pemerintah daerah tersebut. Laporan yang disusun dengan baik,tanpa adanya unsur kecurangan dan kesalahan pencatatan baik itu yang disengaja, maupun tidak disengaja dan memenuhi prinsip- prinsip standar akuntansi publik (SAP) yang berlaku akan mendapatkan sebuah penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) dari pihak audit Badan Pemeriksa Keuangan-Republik Indonesia (BPK-RI). Karena itu, penilaian terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) 1

Transcript of Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

Page 1: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia, dalam hal ini adalah pegawai keuangan pemerintah daerah

adalah ujung tombak dari proses pelaporan keuangan daerah ini. Peran mereka

sangat penting bagi pemerintah daerah dalam menyajikan laporan keuangan yang

baik dan benar sesuai dengan standar akuntansi publik (SAP) yang berlaku.

Kemampuan mereka sangat dibutuhkan, karena dari laporan yang mereka buatlah

akan mencerminkan kualitas pemerintah daerah tersebut.

Laporan yang disusun dengan baik,tanpa adanya unsur kecurangan dan

kesalahan pencatatan baik itu yang disengaja, maupun tidak disengaja dan

memenuhi prinsip-prinsip standar akuntansi publik (SAP) yang berlaku akan

mendapatkan sebuah penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) dari pihak audit

Badan Pemeriksa Keuangan-Republik Indonesia (BPK-RI). Karena itu, penilaian

terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) Pemerintah Provinsi Sumatera

Selatan sangat penting, karena dari penilaian tersebut dapat diketahui kemampuan

dari sumber daya manusia tersebut yang sebenarnya.

Laporan keuangan pemerintah daerah adalah sebuah hal yang mutlak harus

dilakukan oleh pemerintah, sebagai bentuk pertanggung jawaban dari anggaran

yang telah dianggarkan pada tahun periode berjalan. Laporan keuangan daerah

haruslah memuat informasi-informasi posisi keuangan yang akurat,

akuntanbilitas, aktual, dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

1

Page 2: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

Penggunaan sistem cash basis didalam pelaporan keuangan sebelumnya, sangat

banyak terdapat kekurangan disana-sini. Selain sistemnya yang rawan terjadinya

praktik tindak kecurangan, system cash basis tidak mencerminkan kinerja yang

sesungguhnya. Sedangkan teknik akuntansi berbasis accrual dinilai dapat

menghasilkan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan relevan untuk

pengambilan keputusan. Pengaplikasian accrual basis lebih ditujukan pada

penentuan biaya layanan dan harga yang dibebankan kepada publik, sehingga

memungkinkan pemerintah menyediakan layanan publik yang optimal dan

sustainable. Pengaplikasian accrual basis memberikan gambaran kondisi

keuangan secara menyeluruh

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan

selambat-lambatnya tahun 2008 dan dipertegas dalam PP No. 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa laporan

keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis kas untuk

pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis

akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Maka seiring

dengan semakin tingginya tuntutan pewujudan good public governance,

perubahan dari cash basis menuju ke accrual basis tersebut dipandang sebagai

solusi yang mendesak untuk diterapkan.

Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu dari 5 provinsi terbesar di

Indonesia. Karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membawahi dan

2

Page 3: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

mengatur sebuah provinsi yang besar. Maka dibutuhkan pengelolaan yang handal,

terutama dari sisi pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul “

Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk Menerapkan

Accrual Basis dalam Pelaporan Keuangan Daerah Pada Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimana Kelayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk

Menerapkan Accrual Basis dalam Pelaporan Keuangan Daerah pada Pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan?

1.3 Ruang Lingkup Permasalahan

Untuk menghindari terlalu luasnya ruang lingkup pembahasan serta tercapainya

suatu hasil pembahasan yang lebih rinci dan terarah maka ruang lingkup

pembahasan yang penulis lakukan yaitu mengenai Bagaimana tingkat Kelayakan

Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk Menerapkan Accrual Basis dalam Pelaporan

Keuangan Daerah pada ) Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

3

Page 4: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bagaimana Kelayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Accrual Basis dalam

Pelaporan Keuangan Daerah pada ) Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Untuk

Menerapkan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dihasilkan penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Praktis

Sebagai masukan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bagaimana tingkat

Kelayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Untuk Menerapkan Accrual Basis dalam Pelaporan Keuangan Daerah.

2. Teoritis

Sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi,

khususnya akuntansi dan merupakan informasi bagi penelitian selanjutnya.

1.4.3 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyajikan laporan dalam 5 bab yang terdiri

dari :

4

Page 5: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini secara garis besar mengenai latar belakang, perumusan masalah,

ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini memuat teori-teori yang digunakan penulis dalam menganalisis

kelayakan sumber daya manusia pemerintah provinsi sumatera selatan,

yaitu berupa pengertian cash basis dan accrual basis, pengertian laporan

keuangan, pengertian Sumber Daya Manusia (SDM), kelebihan dan

kelemahan antara cash basis dan accrual basis, dasar peraturan pemerintah

mengenai perubahan cash basis menuju accrual basis, penelitian

sebelumnya dan kerangka penelitian dan paradigma penelitian.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini akan dijelaskan mengenai objek penelitian, operasional variable,

sumber dan teknik analisis data.

BAB IV : ANALISIS PEMBAHASAN

Bab ini akan diuraikan mengenai struktur jabatan pemprov sumsel dan

Analisis Bagaimana Kelayakan Sumber Daya Manusia (SDM) Untuk

Menerapkan Accrual Basis dalam Pelaporan Keuangan Daerah pada

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

5

Page 6: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan memberikan suatu kesimpulan dari pembahasan

dalam bab IV, kemudian memberikan saran yang sekiranya bermanfaat

bagi pemerintah provinsi Sumatera Selatan.

2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Cash Basis dan Accrual Basis

Cash Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi,

dimana Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi

dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi 

Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang

digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah

diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran

belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak

dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat seperti

halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang

dilakukan, kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan

keuangan, jika menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan

yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga

6

Page 7: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash

basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya

terjadi. Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :

1) Pengakuan Pendapatan :

Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada

saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis

menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih.

Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode penghapusan

piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.

2) Pengakuan Biaya :

Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan

pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima

pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha

tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh :

usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis

seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-

tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).

Basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur

pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut

memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada

saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar diterima atau dikeluarkan.

7

Page 8: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,

kewajiban dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang

mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan

peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayar.

Accrual Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:

1) Pengakuan pendapatan :

Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan

mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan.

Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas

benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian muncul adanya

estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum

diterima.

2) Pengakuan biaya :

Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.

Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka

titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya

tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini, perusahaan selalu dituntut

untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis ini.

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:105) ”laporan keuangan menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

8

Page 9: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca,

Laporan rugi Laba, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan posisi Keuangan”.

Sedangkan Riyanto (2001:15) menyatakan laporan keuangan memberikan

ikhtisar mengenai adanya keuangan suatu perusahaan, dimana neraca

mencerminkan nilai aktiva, nilai hutang, dan modal sendiri pada suatu saat

tertentu dan laporan keuangan laba/rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai

selama periode tertentu biasanya dalam satu tahun.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang berisi data-data keuangan. Data-

data keuangan ini digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

2.1.3 Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)

Menurut Sayuti Hasibuan (2000: p3), sumber daya manusia adalah semua

manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan

terwujudnya tujuan organisasi tersebut.

Nawawi (2003: p37) membagi pengertian SDM menjadi dua, yaitu

pengertian secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua

manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas

wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah

maupun belum memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM dalam

arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi

anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja,

tenaga kerja, dll.

9

Page 10: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Antara Cash Basis dan Accrual Basis

Pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa

keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :

1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

a) Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja

dan pembiayaan.

b) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun

beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam

penghitungan pendapatan.

c) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar

mencerminkan posisi yang sebenanya.

d) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.

e) Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada

pada saat laporan tersebut.

f) Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang

belum tertagih.

2) Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis

a) Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.

b) Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya

pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.

10

Page 11: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

c) Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya

estimasi piutang tak tertagih.

d) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko,

warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang

informal, (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan

juga sebagai cash basis).

e) Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.

f) Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena

pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.

g) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena

selalu berpatokan kepada kas.

pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa

keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :

1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

a) Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas

dana.

b) Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih

handal dan terpercaya.

c) Pendapatan  diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan

lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.

11

Page 12: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

d) Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan

Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk

menggunakan basis akural).

e) Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan

dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.

f) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun

sesuai dengan transaksi yang terjadi.

g) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima

dapat diakui sebagai pendapatan.

h) Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam

menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.

i) Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga

dapat mengurangi risiko kerugian.

2) KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis

a) Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.

b) Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya

sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.

c) Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat

mengurangi pendapatan perusahaan.

d) Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan

perusahaan.

12

Page 13: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

e) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum

dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.

2.1.5 Dasar Peraturan Pemerintah Mengenai Perubahan Cash Basis Menuju

Accrual Basis

Dasar peraturan pemerintah yang dijadikan sebagai acuan untuk mengganti sistem

cash basis menjadi accrual basis adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Yang tercantum

dalam pasal 1 ayat ke 8 yaitu : ”SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui

pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis

akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD”.

Ayat ke-9 :“SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui

pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan

ekuitas dana berbasis akrual”. Pasal 4 ayat 1 :

“Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual”. Dan PP No. 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa “ “laporan

keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis kas untuk

pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis

akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana”.

13

Page 14: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

Nama Peneliti Judul Kesimpulan

DR. Binsar H.

Simanjuntak Ak., MBA.,

CMA.

Penerapan Akuntansi

Berbasis Akrual di Sektor

Pemerintahan di

Indonesia

Penerapan

akuntansi berbasis akrual

memerlukan SDM yang

andal di bidang

akuntansi, oleh karena itu

profesi akuntansi

diharapkan dapat

meningkatkan

peranannya dalam

penyediaan dan

pengembangan SDM

akuntansi di sektor

pemerintahan. Agar

pelaksanaan akuntansi

basis akrual diperlukan

beberapa persyaratan

antara lain : (1) Sistem

Akuntansi dan IT Based

System termasuk sistem

14

Page 15: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

pengendalian intern yang

andal (2) Komitmen

Pimpinan, dan (3) SDM

yang memadai.

2.3 Kerangka Pemikiran dan Paradigma

2.3.1 kerangka pemikiran

Di dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah, haruslah bersifat

akuntabilitas, dan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sebagai

organisasi sektor publik, pemerintah provinsi harus menyajikan laporan keuangan

yang baik atau memenuhi kaidah-kaidah Standar Akuntansi Pemerintahan, dan

transparan sebagai bentuk pertanggung jawaban sebagai pengguna dana publik.

Perubahan sistem cash basis menuju sistem accrual basis diharapkan mampu

menjadikan laporan keuangan pemerintah menjadi lebih baik dan transparan. Hal

ini tentu bukan hal yang mudah. Mengingat para pegawai pemerintahan telah

terbiasa dengan sistem cash basis dan jumlah mereka yang tidak sedikit, perlu

penyesuaian bertahun-tahun agar penerapan accrual basis bisa sempurna

diterapkan.

Salah satu kendala dari penerapan cash basis adalah sumber daya manusia

(SDM) dalam hal ini adalah para pegawai akuntan pemerintah. Kesiapan dan

kelayakan mereka merupakan hal yang mutlak harus dipersiapkan, karena di

tangan merekalah laporan keuangan pemerintah akan tersaji dengan baik.

Kemampuan mereka sangat diuji dalam peralihan sistem saat ini.

15

Page 16: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

2.3.2 Paradigma Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka didapatlah parafigma pemikiran sebagai berikut :

3 Objek dan Metodologi Penelitian

3.1 Objek Penelitian

Objek yang menjadi tempat penelitian dari judul ini adalah kantor Pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan yang beralamat di Jl. Kapten A. Rivai Palembang.

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Operasional Variabel

Agar tujuan penelitian dapat dilakukan dan tidak terjadi suatu kekeliruan dalam

penafsiran konsep variabel dalam penelitian, peneliti mengambil seluruh populasi

untuk diteliti dan variabel yang akan digunakan yaitu sebagai berikut :

Agar penelitian lebih jelas, maka perlu ditetapkan operasional variabel sebagai

berikut :

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi variabel yang mempengaruhi variabel yang lainnya

atau menjadi penyebab timbulnya variabel independen. Dalam penelitian ini

variabel independennya adalah Cash Basis.

16

Cash Basis (X)

SDM (Y2)

Laporan Keuangan (Y1)

Page 17: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen disebut variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependennya

adalah Laporan Keuangan dan SDM.

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No.

Variabel Definisi Indikator Skala

1 Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan

Cash Basis Nominal

2 Laporan Keuangan hasil dari proses akuntansi yang berisi data-data keuangan

- Neraca- LRA- Arus Kas

Nominal

3 Sumber Daya Manusia manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga

-Tingkat kelayakan SDM

Sikap

17

Page 18: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

kerja, dll.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2007:120) dalam pengumpulan data digunakan metode yang

biasa digunakan dalam penelitian dan penulisan, yaitu :

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan dengan cara turun langsung ke objek yang diteliti,

mengenai data mentah yang masih harus diolah. Untuk memperoleh data

primer peneliti menggunakan beberapa metode yaitu :

- Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung dan pencatatan mengenai hal-hal yang diperlukan

dalam penulisan.

- Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

interview atau tanya jawab secara dengan dengan kepala instansi yang

memiliki wewenang untuk memberikan data yang diperlukan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data dikumpulkan dengan cara pencarian, pencatatan,

dan penganalisisan data yang berhubungan dengan objek yang diteliti

melalui studi pustaka yaitu dengan mempelajari dan membahas berbagai

literatur serta sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi

sehubungan dengan penulisan laporan ini. Data-data sekunder yang

18

Page 19: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

dibutuhkan pada penelitian ini berupa, sejarah singkat pemprov sumsel,

stuktur organisasi, laporan keuangan pemprov sumsel tahun 2011.

3.2.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu teknik analisis yang

dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dari hasil audit BPK-RI dan

kuesioner yang disebar kepada pegawai pemprov sumsel, dan di analisis

kecenderungan dari pegawai.

Sedangan Analisis kuantitatif yaitu dengan melakukan analisis dari laporan

keuangan pemprov sumsel.

19

Page 20: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

3.2.4 Rencana Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan

Bulan (Minggu ke-)

Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pra Penelitian

2 Pengajuan Judul

3 Observasi ke Perusahaan

4 Penyusunan Proposal

5 Seminar Proposal

6 Perbaikan Proposal

7 Pengolahan Data dan Analisis

8 Ujian Komprehensif

9 Wisuda

20

Page 21: Analisis Kelayakan Sumber Daya Manusiarevisi

DAFTAR PUSTAKA

DR. Binsar H. Simanjuntak , Ak., MBA., CMA.2010. Paper. Penerapan AkuntansiBerbasis Akrual di Sektor Pemerintahan di Indonesia. Kongres XI Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 tentang StandarAkuntansi Pemerintahan. Lembaran Negara RI tahun 2010, No. 5165. Sekretariat Negara. Jakarta.

21