ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …
Transcript of ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP
BERUPA MESIN PRINTING PADA USAHA MADU LIAR
HUTAN EMPAT LAWANG
Willizen R Can¹, DR. Anna Wulandari, S.E., M.M.²
Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
E-mail : [email protected]¹, [email protected]²
ABSTRAK
Menanamkan investasi atau penanaman modal dalam suatu usaha
madu liar empat lawang memerlukan studi yang serius terhadap kelayakan
investasi aktiva tetap dan prospek usaha di masa depan. Tanpa perencanaan
dan kajian (studi) kelayakan yang mendalam, maka suatu usaha atau
investasi dapat dipastikan akan sia-sia atau merugi sehingga di perlukannya
analisis aspek pasar pemasaran dan aspek financial/keuangan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usulan investasi aktiva tetap
berupa mesin printing layak untuk dilaksanakan dilihat dari aspek
pemasaran, aspek teknis, dan keuangan. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah studi kasus, pada usaha madu liar hutan empat lawang. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan
observasi. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis pemasaran dan
analisisi keuangan. Analisis pemasaran untuk mengetahui strategi pemasaran
dan besarnya persentase peningkatan penjualan, laba bersih penjualan.
Sedangkan anaisis keuangan untuk menilai usulan investasi berdasarkan
biaya dan pendapatan dengan metode Payback period (PP), Net Present
Value (NPV), dan Internal rate of return (IRR). Hasil analisis pemasaran di
ketahui bauran pemasaran usaha madu liar hutan empat lawang memberikan
pengaruh positif hal tersebut dapat di lihat dengan adanya peningkatan
permintaan dari tahun ke tahun selama 3 tahun yang akan datang sehingga
usaha mempunyai kemungkinan untuk memperluas produksinya dengan
menambah kapasitas produksi dan usulan investasi aktiva tetap berupah
mesin printing layak untuk di laksanakan. Dilihat dari analisis keuangan yang
didasarkan pada metode PP dari investasi tersebut adalah 7 Bulan 25 hari,
pada metode NPV dihasilkan positif yaitu sebesar 86.522.027,741, dan dari
metode IRR dihasilkan sebesar 63,67%lebih besar dari Cost of Capital 9%.
Artinya usulan investasi aktiva tetap berupa mesin printing layak untuk
dilaksanakan.
Kata Kunci: Analisa kelayakan investasi, Aktiva Tetap , Kriteria
Kelayakan
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia memiliki tingkat konsumsi
madu sekitar 15 gram/kapita/tahun,
sedangkan di negara-negara maju seperti
Jerman, Jepang, Inggris, dan Prancis tingkat
konsumsi madu telah mencapai 700-1.500
gram/kapita/tahun. Rendahnya konsumsi
madu antara lain disebabkan karena
banyaknya masyarakat menganggap bahwa
madu hanya bermanfaat sbagai obat,
sehingga tingkat konsumsi masyarakat
Indonesia terhadap madu masih sangat
rendah. Madu merupakan salah satu produk
perlebahan yang sudah lama dikenal oleh
masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini
hampir mencapai 240 jiwa, merupakan
pendudukterbesar ke-4 di dunia
membutuhkan madu yang cukup banyak.
Menurut Pusat Perlebahan Nasional (2008).
Madu liar hutan empat lawang
dihasilkan oleh lebah liar (Apis dorsata),
yaitu jenis lebah yang belum dapat
dibudidayakan. Umumnya lebah tersebut
hidup secara alami di hutan Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan kepulauan
Nusa Tenggara dan merupakan jenis lebah
yang penting bagi perlebahan Indonesia
karena kontribusinya berupa produksi madu
yang cukup tinggi serta pemanfaatannya
sangat potensial dijadikan sebagai sumber
mata pencaharian masyarakat sekitar hutan
(Gultom, 2007).
Usaha lebah madu memerlukan
pertimbangan dari segi ekonomi dalam
kegiatannya. Hal ini disebabkan karena biaya
yang diperlukan untuk investasi berjumlah
besar. Selain itu, pihak bank dan lembaga
keuangan lainnya belum meyakini bahwa
perlebahan dapat dikembangkan secara
komersial (Direktorat Jenderal Rehabilitasi
Lahan dan Perhutanan Sosial dalam Agustini,
2010).
Setiap usaha banyak menghadapi
masalah, dan tidak terkecuali dengan Usaha
Madu Liar Empat Lawang. dalam
menjalankan aktivitasnya untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Masalah yang
dihadapi tidak hanya menjaga kelangsungan
hidup perusahaan, memenuhi permintaan
pasar tetapi juga memperhatikan faktor lain
yang mempengaruhi meningkatnya
penerimaan laba perusahaan. Faktor lain yang
mempengaruhi hal tersebut adalah tersedia
atau tidaknya aktiva tetap berupa mesin
printing yang mendukung kegiatan
operasional usaha madu liar hutan empat
lawang. Menurut Baridwan (2008:271).
Menanamkan investasi atau
penanaman modal dalam suatu usaha madu
liar empat lawang memerlukan studi yang
serius terhadap kelayakan investasi aktiva
tetap dan prospek usaha di masa depan.
Tanpa perencanaan dan kajian (studi)
kelayakan yang mendalam, maka suatu usaha
atau investasi dapat dipastikan akan sia-sia
atau merugi. Sehingga di perlukan nya
analisis aspek pasar pemasaran dan aspek
financial/keuangan (Kasmir dan Jakfar.
2004).
Seorang pengusaha dituntut untuk
melakukan studi kelayakan terhadap ide
bisnis penambahan aktiva tetap yang akan
dijalankan agar tidak terjadi ketelanjuran
investasi di kemudian hari. Selain itu,
sebelum sebuah ide bisnis dijalankan,
beberapa pihak selain pelaku bisnis juga
membutuhkan studi kelayakan dengan
berbagai kepentingannya (Suliyanto, 2010).
Setiap usaha dalam menjalankan
kegiatan bisnis memiliki tujuan, baik tujuan
jangka pendek maupun jangka panjang dalam
menjalankan usaha bisnis madu liar hutan
empat lawang akan selalu dihadapkan dengan
keputusan untuk berinvestasi dalam aktiva
tetap. Hal ini dikarenakan untuk
menghasilkan sebuah produk diperlukan
aktiva tetap untuk kegiatan produksi. Aktiva
tetap berupa mesin, gedung, kendaraan serta
sarana penunjang lainnya. Keputusan
mengenai investasi mesin merupakan
keputusan yang sangat menentukan
keberhasilan perusahaan karena keputusan
investasi tersebut, menyerap sebagian modal
yang ditanamkan dan juga menyangkut dana
yang besar serta berdampak dalam jangka
yang lama. Dalam setiap investasi
memerlukan suatu analisis dan perhitungan
yang matang (Kurniawati, 2014).
Modal akan berpengaruh langsung
terhadap profitabilitas karena keuntungan
yang didapat perusahaan berasal dari modal.
Pengeluaran dana yang cukup besar dan
terikat dalam jangka waktu panjang dalam
suatu kegiatan investasi membuat para
pemilik modal (investor) harus berhati-hati
agar jangan sampai terlanjur
menginvestasikan dana untuk proyek yang
ternyata tidak menguntungkan (gagal) di
kemudian hari, misalnya kesalahan
perencanaan, kesalahan dalam menaksir
pasar, kesalahan dalam perkiraan teknologi
yang tepat dipakai, dan kesalahan dalam
memperkirakan kebutuhan tenaga kerja
(Handayani, 2017).
II. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Kelayakan Investasi
Kelayakan investasi adalah tolak
ukur untuk dapat menyimpulkan layak atau
tidaknya usaha ini dilanjtukan dan
dikembangkan. Analisis kelayakan investasi
dapat diartikan sebagai upaya mengolah data
menjadi informasi, sehingga karakteristik
atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan
mudah dipahami untuk menjawab masalah
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
Proses analisis data dilakukan terhadap hasil
pengolahan data untuk memberikan
informasi berupa kelayakan proses bisnis
yang dilakukan perusahaan.
Mulyadi (2001:284) berpendapat
bahwa investasi adalah pengaitan sumber
sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba pada masa yang akan
datang. Dengan kata lain investasi merupakan
pengeluaran untuk membeli suatu barang
modal pada saat sekarang dengan tujuan
untuk menghasilkan barang atau jasa agar
dapat diperoleh laba yang lebih besar pada
masa yang akan datang.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah harta berwujud
yang siap digunakan maupun dibangun
terlebih dahulu yang kemudian digunakan
oleh perusahaan dalam kegiatan operasional
secara terus menerus yang nantinya
diharapkan memberi manfaat (benefit) bagi
perusahaan untuk jangka waktu yang
panjang.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
dalam PSAK tahun 2011 nomor 16 yaitu
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode.
Menurut Baridwan (2010:271)“Aktiva
tetap atau yang disebut juga dengan aktiva
berwujud adalah aktiva-aktiva yang sifatnya
relatif permanen (dalam jangka waktu yang
cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal”.
Menurut Firdaus (2010:177)
mengemukakan aktiva tetap adalah aset yang
diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan jangka waktu yang lebih dari satu
tahun, tidak dimaksud untuk dijual kembali
dalam kegiatan normail perusahaan dan
merupakan nilai pengeluaran yang nilainya
besar atau material.
Jenis Aktiva Tetap Menurut Jaluanto
(2016) Aktiva tetap berdasarkan jenis, dapat
dibagi sebagai berikut:
a. Lahan adalah sebidang tanah terhampar
baik yang merupakan tempat bangunan
maupun yang masih kosong. Dalam
akuntansi apabila ada lahan yang didirikan
bangunan diatasnya harus dipisahkan
pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khusus
bangunan yang dianggap sebagai bagian dari
lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan
nilai gunanya seperti roil, jalan dan lain-lain
maka dapat digabungkan dalam nilai lahan.
b. Gedung adalah bangunan yang terdiri atas
bumi ini baik diatas lahan/air. Pencatatannya
harus dipisah dari lahan yang menjadi lokasi
gedung itu.
c. Mesin termasuk peralatan- peralatan yang
menjadi bagian dari mesin yang menjadi
bagian dari mesin yang bersangkutan.
d. Semua jenis kendaraan seperti alat
pengangkutan, truck, grader, traktor, forklift,
mobil, kendaraan roda dua dan lain-lain.
e. Perabot. Dalam jenis ini termasuk perabot
kantor, perabot pabrik yang merupakan isi
dari suatu bangunan.
f. Inventaris/peralatan. Peralatan yang
dianggap merupakan alat-alat besar yang
digunakan dalam perusahaan seperti
inventaris kantor, inventaris pabrik,
inventaris gudang dan lain-lain
g. Prasarana merupakan kebiasaan bahwa
perusahaan membuat klasifikasi khusus
seperti, jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain.
Depresiasi Aktiva tetap yang dipergunakan
perusahaan akan mengurangi nilai asset. Hal
ini biasa disebut dengan depresiasi atau
penyusutan. Penyusutan adalah pengakuan
adanya penurunan nilai aktiva tetap
berwujud.
Penyusutan adalah alokasi sistematis
jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset
selama umur depresiasi adalah sebagian dari
harga aktiva tetap yang diperoleh perusahaan
yang secara sistematis dialokasikan menjadi
biaya setiap periode akuntansi.
Menurut Martani,dkk (2012:313)
penyusutan adalah “metode pengalokasian
biaya asset tetap untuk menyusutkan asset
tetap secara sistematis periode manfaat asset
tetap tersebut”.
“Depresiasi adalah proses
pengalokasian harga perolehan aktiva tetap
menjadi biaya selama masa manfaatnya
dengan cara yang rasional dan sistematis”.
(Haryono Jusup, 2005:162).
Menurut Soemarso (2005:24)
penyusutan adalah “pengakuan adanya
penurunan nilai aktiva tetap berwujud”.
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu asset selama
umur manfaatnya Depresiasi/penyusutan
bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi
merupakan proses pengalokasian harga
perolehan. Alokasi dilakukan sepanjang umur
manfaat yang dapat berupa periode waktu
atau jumlah produksi/unit yang diharapkan
akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.
Terdapat 3 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusutan :
1. Harga perolehan (cost) Harga perolehan
suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran
yang berkaitan dengan perolehan dan
penyiapannya untuk dapat digunakan.
2. Nilai residual atau nilai sisa (residual
value/salvage value) Jumlah yang
diperkirakan dapat direalisasikan pada saat
aktiva tersebut tidak digunakan lagi.
3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap
Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas.
Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor
seperti keausan, kecacatan, kemerosotan
nilai, kerusakan (kecuali tanah).
Perusahaan menggunakan metode
saldo menurun ganda dalam menentukan
besarnya penyusutan/depresiasi suatu aktiva.
Perhitungan beban penyusutan adalah sebagai
berikut:
Tarif Penyusutan = 100%
Umur Ekonomis
Dasar Penyusutan
= Harga Perolehan - A Dasar Penyusutan
Beban Penyusutan
= Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan
Sumber : Soemarso (2005:25).
Aspek Pasar Pemasaran Aspek pasar adalah inti dari
penyusunan studi kelayakan proyek, karena
permintaan pasar terhadap produk merupakan
dasar untuk meyediakan produk. Oleh karena
itu, studi mengenai aspek pasar bertujuan
untuk mengetahui besarnya permintaan
terhadap produk yang akan disediakan dan
menempatkan produk yang akan dipasarkan
pada posisi yang menguntungkan sehingga
proyek dapat dijalankan.
Aspek pasar dan pemasaran
merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan
pemasaran memiliki tingkat ketergantungan
yang tinggi dan saling memengaruhi satu
sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada
kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran
dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk
mencari atau menciptakan pasar (Kasmir dan
Jakfar, 2003:43).
Menurut Ibrahim (2009:93) aspek
pasar dan pemasaran adalah inti dari
penyusunan studi kelayakan. Walaupun
secara teknis telah menunjukkan hasil yang
feasible untuk dilaksanakan, tapi tidak ada
artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya
pemasaran dari produk yang dihasilkan.
Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran,
harus melingkupi peluang pasar,
perkembangan pasar, penetapan pangsa
pasar, dan langkah-langkah yang perlu
dilakukan di samping kebijaksanaan yang
diperlukan.
Menurut Kasmir dan Jakfar
(2004:65), “aspek pasar dan pemasaran
bertujuan untuk mengetahui berapa besar
pasar yang akan dimasuki, struktur dan
peluang pasar yang ada, prospek pasar di
masa yang akan datang, serta bagaimana
strategi pemasaran yang harus dilakukan.”
Aspek pasar dan pemasaran menyajikan
tentang peluang pasar, perkembangan
permintaan produk di masa mendatang,
kendala-kendala yang dihadapi seperti
keberadaan pesaing, serta beberapa strategi
yang dilakukan dalam pemasaran. strategi
pemasaran yang biasa digunakan banyak
perusahaan adalah konsep 4P/ marketing mix
(bauran pemasaran) yang terdiri atas produck
(produk), price (harga), promotion (promosi)
dan place (tempat) (Kotler dan Keller, 2006).
Menurut Suratman (2001:6) bahwa
aspek pasar dan pemasaran merupakan yang
paling utama dan pertama dilakukan
pengkajian dalam usulan proyek investasi,
alasannya adalah tidak akan mungkin suatu
proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak
ada pasar yang siap menerima produk
perusahaan. Agar kajian aspek pasar dan
pemasaran sesuai dengan rencana dan tujuan
bagi pelaku bisnis, maka perlu dikaji
beberapa faktor yang berkaitan dengan aspek
pasar antara lain potensi pasar, peluang pasar
atas produk yang diluncurkan untuk dimasa
datang serta market share yang dapat diserap
oleh bisnis tersebut dari keseluruhan pasar
potensial. Sedangkan kajian aspek pemasaran
berkaitan dengan bagaimana penerapan
strategi pemasaran dalam rangka meraih
sebagian pasar potensial atau peluang pasar
yang ada. Suatu bisnis dapat berjalan dengan
baik apabila memiliki pasar yang tepat dan
cara pemasaran yang baik. Agar investasi
atau bisnis yang akan dijalankan dapat
berhasil dengan baik, maka sebelumnya perlu
melakukan strategi bersaing yang tepat
(Kasmir dan Jakfar, 2012:48). Beberapa
strategi bersaing yang diperlukan seperti STP
dan Marketing Mix.
Menurut Sucipto (2010), kajian
aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya
potensi pasar dan peluang pasar atas suatu
produk yang akan diluncurkan di masa yang
akan datang serta berapa market share yang
dapat diserap oleh bisnis tersebut dari
keseluruhan pasar potensial, sedangkan
kajian aspek pemasaran berkaitan dengan
bagaimana penerapan strategi pemasaran
dalam rangka meraih sebagian pasar potensial
atau peluang pasar yang ada.
Aspek finansial Bertujuan untuk mengetahui tingkat
kelayakan dan manfaat dari suatu perhitungan
terhadap pengembangan bisnis yang
direncanakan. Dalam menentukan kelayakan
finansial dari kegiatan pengembangan bisnis,
diperlukan perumusan kriteria - kriteria
kelayakan finansial.
Aspek finansial adalah untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memperoleh
pendapatan serta besarnya biaya yang
dikeluarkan. Konsep cost of capital
dimaksudkan untuk menentukan berapa besar
biaya riil dari masing-masing sumber dana
yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial
merupakan suatu gambaran yang bertujuan
untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk
dijalankan atau tidak dijalankan dengan
melihat dari beberapa indikator.
Tujuan menganalisis aspek
keuangan dari suatu studi kelayakan proses
bisnis adalah untuk menentukan rencana
investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan, dengan
membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya
model, kemampuan proyek untuk membayar
kembali dana tersebut dalam waktu yang
telah ditentukan dan menilai apakah proyek
akan dapat berkembang terus.
Sofyan (2004 :105) menjelaskan,
“analisis finansial adalah kegiatan melakukan
penilaian dan penentuan satuan rupiah
terhadap aspek-aspek yang dianggap layak
dari keputusan yang dibuat dalam tahapan
analisis usaha.” Pembahasan dalam aspek
finansial yaitu sumber dan penggunaan dana,
modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta
aliran kas atau arus kas (cash flow).
Terdapat bermacam-macam metode
untuk menilai investasi, metode yang biasa
digunakan dalam penilaian investasi adalah:
1. Payback Period (PP) atau metode periode
kembalian investasi adalah waktu yang
diperlukan oleh sebuah proyek invetasi untuk
menutup investasi mula-mula dengan
penerimaan kas yang dihasilkan oleh invetasi
tersebut (Krismiaji dan Aryani, 2011: 267-
269).
2. Net Present Value (NPV) atau nilai
sekarang bersih merupakan selisih antara
nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus
kas keluar yang berhubungan dengan suatu
proyek. Nilai sekarang bersih mengukur
profitabilitas suatu investasi. Jika suatu
proyek memiliki NPV positif, berarti ada
peningkatan kekayaan bagi perusahaan, ini
berarti bahwa besarnya nilai positif NPV
mengukur peningkatan nilai perusahaan yang
dihasilkan dari suatu invetasi. Dalam
menggunakan metode NPV, tingkat
pengembalian yang diperlukan harus
ditentukan. Tingkat pengembalian yang
diperlukan adalah tingkat pengembalian
minimum yang dapat diterima. Hal itu juga
disebut sebagai tingkat diskonto dan biaya
modal (Hansen & Mowen,2005: 406).
3. Internal Rate of Return (IRR) adalah
tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah
proyek investasi selama umur proyek
tersebut. Tingkat bunga ini kadang-kadang
disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek
investasi. IRR dihitung dengan mencari
tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai
arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk
dari sebuah proyek. Dengan kata lain, IRR
adalah tingkat bunga yang menghasilkan
angka NPV sama dengan nol (Krismiaji dan
Aryani,2011: 250).
III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Dimana Penelitian
deskriptif kualitatif berupa Studi kasus
mengenai kesesuaian antara fakta, realisasi,
pelaksanaan dengan teori atau konsep,
peraturan pada lokasi penelitian
(Mamat,2017).
Kerangka Konsep
Desain penelitian dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Gambar 1.
Desain Penelitian
1. Populasi dan Pengambilan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
populasi sebagai subjek penelitian. Penelitian
ini di lakukan pada usaha madu liar hutan
empat lawang yang mempunyai Stuktur
organisasi dan sample dalam penelitian ini
yang dimaksud adalah:
a. Pemilik usaha
b. Karyawan
Objek penelitian adalah aspek-aspek
dari studi kelayakan investasi seperti aspek
Pemasaran Aspek Keuangan Dimana dalam
penelitian ini akan ditunjukan pada keputusan
investasi berupa mesin printing.
Data Pokok yang diperlukan dari penelitian
ini terdiri dari:
a. Gambaran umum usaha
b. Struktur organisasi
c. Harga Penjualan dan Hasil penjualan per
tahun
d. Biaya produksi
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan
pemilik Usaha Madu Liar Empar Lawang,
dan data sekunder yang diperoleh melalui
literatur yang terkait dengan usaha lebah
madu.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
melakukan kunjungan ke lokasi usaha madu
liar hutan empat lawang melihat secara
langsung, mendengar dan mengamati obyek
yang dijadikan bahan penelitian untuk
mendapatkan data yang sebenarnya dan
memperoleh gambaran nyata mengenai
keadaan perusahaan khususnya berkaitan
dengan masalah yang penulis bahas serta
diperlukan untuk penyesuain data yang
diperoleh.
2. Wawancara / Interview
Teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab dengan pimpinan
perusahaan dan staf yang sesuai dengan
bidangnya, Wawancara digunakan untuk
mendapatkan data gambaran umum
perusahaan dah perkembangan secara singkat
serta struktur organisasinya terdapat pada
perusahaan.
3. Dokumentasi
yaitu pengumpulan data dengan cara melihat
dan menggunakan dokumen-dokumen
seperti: laporan-laporan, catatan-catatan dan
formulir yang terdapat diperusahaan
Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang
Investasi Akiva Tetap
Aspek Pasar
Pemasaran
Aspek
Teknis Aspek
Financial
Layak Tidak Layak
Metode Analisis Data Berdasarkan tujuan dari penelitian
ini, maka beberapa metode analisis data yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Analisa Pemasaran
Usaha madu liar hutan empat lawang
dinyatakan layak apabila aspek pasar dan
pemasaran tersebut telah memenuhi beberapa
kriteria yang diperlukan dalam aspek pasar
pemasaran seperti potensi dan pangsa pasar
yang jelas, bauran pemasaran yang baik serta
produk yang dihasilkan dapat diterima oleh
pasar dan menguntungkan berdasarkan
jumlah permintaan mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun sehingga usulan investasi
aktiva tetap berupa mesin printing pada usaha
madu liar hutan empat lawang layak unutk
dilaksanakan.
Menurut Kotler dan Keller 2006,
strategi pemasaran yang biasa digunakan
banyak perusahaan adalah konsep 4P/
marketing mix (bauran pemasaran) yang
terdiri atas:
1. produck (produk),
2. price (harga),
3. promotion (promosi)
4. place (tempat)
2. Analisis Financial
Dalam menilai usulan investasi,
akan digunakan kriteria penilaian investasi
dengan menggunakan metode menggunakan
metode Payback period (PP), Net Present
Value (NPV), dan Internal of Rate Return
(IRR).
1. Payback period
Payback period atau pengembalian investasi
adalah suatu periode atau jangka waktu yang
diperlukan untuk dapat menutup kembali
investasi menggunakan aliran kas neto
proceeds.
Rumus yang digunakan untuk
menghitung payback period (PP) adalah
sebagai berikut :
payback period (PP) =
Kriteria penilaian investasi pada
payback period adalah :
a. Jika payback period < waktu maksimum,
maka usulan proyek tersebut dapat diterima.
b. Jika payback period > waktu maksimum,
maka usulan proyek tersebut ditolak.
2. Net present value
Rumus yang digunakan untuk
menghitung net present value (NPV) adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
PV dari proceeds = PV dari aliran kas
PV dari outlays = PVdari total investasi
Rumus :
NPV = PV dari proceeds – PV dari out Lays
Kriteria investasi berdasarkan net
present value yaitu:
a. NPV > 0, artinya suatu proyek dinyatakan
menguntungkan dan dapat dilaksanakan.
b. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak
menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan,
atau dengan kata lain proyek tersebut
merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.
c. NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu
memberikan tingkat pengembalian sebesar
modal sosial opportunities cost faktor
produksi normal. dengan kata lain, proyek
tersebut tidak untung maupun rugi.
3. Internal rate of return (IRR)
Untuk menghitung tingkat bunga
atau discount rate yang menyebabkan NVP
sama dengan nol (0) rupiah yang akan dicoba
dengan menggunakan discount factor.
Keterangan :
i1 = tingkat bunga ke 1
i2 = tingkat bunga ke 2
NPV1 = NPV ke 1
NPV2 = NVP ke 2
Rumus:
NPV1
IRR = i1 + x (i1 – i2)
NPV1 – NPV2
Kriteria penelitian: (Bambang Riyanto, 2001)
1. Apabila IRR lebihh besar daripada cost of
capital maka rencana investasi dapat
diterima.
2. Apabila IRR lebih kecil dari pada cost of
capital maka rencana investasi ditolak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Pemasaran Usaha madu liar hutan empat lawang
tersebut telah memenuhi beberapa kriteria
yang diperlukan dalam aspek pasar
pemasaran seperti potensi dan pangsa
pasar yang jelas, bauran pemasaran yang
baik serta produk yang dihasilkan dapat
diterima oleh pasar .
1). Produk (Product)
Usaha madu liar hutan empat lawang
mengeluarkan produk madu dalam
bentuk kemasan botol masing-masing
terdapat ukuran berat 350 gram, 500
gram, 700 gram, dan 1 kg. Madu
memiliki banyak kandungan bergizi
seperti mineral dan vitamin madu
2). Harga (Price)
Penetapan harga pada produk ditentukan
dengan perhitungan tertentu secara baku
dan konsisten, serta berdasarkan setiap
pengeluaran dalam membeli bahan baku
dan proses pengerjaan produksi. Harga
yang ditetapkan untuk produk madu liar
hutan empat lawang bermacam-macam,
mulai dari harga Rp 35.000 untuk
kemasan botol 350 gram sampai dengan
harga Rp 110.000 untuk kemasan botol 1
kg, sedangkan harga yang ditetapkan
untuk reseller lebih murah.
3). Distribusi (Place)
Lokasi usaha madu liar hutan empat
lawang bertempat di kampung rambutan
di jl. Tanah merdeka VII No. 51 G
Lokasi ini berdekatan dengan sekolahan,
kampus, terminal dan perumahan
penduduk sehingga memudahkan usaha
madu liar mempromosikan produk,karna
target utama dari produk ini adalah
pekerja, ibu rumah tangga, mahasiswa
yang suka madu dan orang-orang yang
percaya terhadap khasihat madu.
4). Promosi (Promotion)
Usaha madu liar hutan empat lawang
melakukan beberapa kegiatan promosi
untuk mendapatkan pelanggan,
diantaranya yaitu melalui media online,
jaringan, promosi, dan manual
.
Analisis pasar dan pemasaran
menunjukkan bahwa prospek “Usaha Madu
Liar Hutan Empat Lawang” cukup baik, hal
ini dilihat dari adanya peningkatan jumlah
permintaan setiap tahun. Hasil produksi
yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau, dan strategi terkait bauran
pemasaran yang cukup bagus.
Pemasaran dapat dikatakan layak
apabila pertumbuhan penjualan mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Analisis ini
didasarkan pada peningkatan pertumbuhan
penjualan di tahun 2016-2018 karena pada
periode tersebut pertumbuhan penjualan
mengalami peningkatan adapun perhitungan
nya adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1
Hasil Penjualan Usaha Madu Liar Hutan
Empat Lawang
Tahun 2016 - 2018
Tahun
Tingkat penjualan
(Rp)
Persentase
kenaikan/
penurunan
(%) 2016 Rp. 82.500.000 - 2017 Rp. 99.000.000 20 2018 Rp. 110.000.000 10 Sumber Data: Pemilik Usaha Madu Liar
Hutan Empat Lawang
Dari data historis tersebut maka
peramalan penjualan/ proyeksi penjualan
dengan metode least square adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.2
Perhitungan Proyeksi volume penjualan
Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang
Tahun 2016-2018
Tahun
Penjuala
n (Y)
X XY X2
2016 82.500.000 -1 - 82.500.000 1
2017 99.000.000 0 0 0
2018 110.000.000 1 110.000.000 1
Total 291.500.000 0 27.500.000 2
Sumber : Data diolah
Untuk menghitung perkiraan
jumlah produksi selama 3 tahun nilai
ekonomis dari yang akan datang
menggunakan analisis trend linear.
Persamaan trend linear yang digunakan
adalah sebagai berikut : Y=a+bx
Dimana :
a = ∑Y/n
b = ∑XY/∑X²
a = 291.500.000 b = 27.500.000
3 3
a = 97.166.667 b = 9.166.667
Y = 97.166.667 + 9.166.667x
Pengolahan data menggunakan
program SPSS. Pertumbuhan penjualan
berdasarkan data historis tahun 2016-2018,
menggunakan trend linier didapat
Perhitungan sebagai berikut:
- Peramalan P1 untuk tahun 2019, x = 2
Y = 97.166.667 + 9.166.667 (2)
Y = 115.500.001
- Peramalan P1 untuk tahun 2019, x = 3
Y = 97.166.667 + 9.166.667 (3)
Y = 124.666.668
- Peramalan P1 untuk tahun 2019, x = 4
Y = 97.166.667 + 9.166.667 (4)
Y = 133.833.335
Setelah persamaan trend linier
diketahui maka Melalui model matematik
diatas dapat dilakukan proyeksi terhadap
perkembangan penjualan selama umur 3
tahun yaitu tahun 2019-2021 sebagai berikut
Tabel 5.3
Proyeksi volume penjualan
Madu Liar Hutan Empat Lawang
Tahun 2016-2018
Tahun Jumlah
2019
Rp. 115.500.001
2020 Rp. 124.666.668
2021 Rp. 133.833.335
Sumber Data: Pemilik Usaha Madu Liar
Hutan Empat Lawan
Dari tabel diatas terlihat
perkembangan penjualan selama 3 tahun,
sehingga dapat disimpulkan bahwa usulan
penambahan aktiva tetap layak dilaksanakan
dilihat dari aspek pemasaran.
Analisis Financial
Analisis financial yang di lakukan
untuk memenuhi profitabilitas usulan
investasi Aktiva Tetap berupa pembelian
mesin printing meliputi :
Kebutuhan Dana Dari Usulan Investasi
Mesin Printing
Pengeluaran investasi atas
pembelian aktiva tetap meliputi dana yang
diperlukan untuk perolehan aktiva tetap
yaitu sebesar Rp. 22.990.000. Adapun
rincian biaya sebagai berikut:
- Pembelian Mesin printing Rp.
22.990.000
Pemenuhan Kebutuhan Dana
Kebutuhan dana untuk tambahan
investasi diatas direncanakan akan
menggunakan sumber pendanaan dari modal
sendiri.
Modal Sendiri : 100% x Rp. 22.990.000 =
Rp. 22.990.000,-
Pemilik membiayai pembelian mesin
printing dan komputer menggunakan modal
sendiri karena masih mempunyai tabungan
pribadi dari hasil keuntungan penjualan
madu tahun-tahun sebelumnya.
Alur Kas
Penjualan madu liar hutan empat
lawang yang dilakukan pada tahun 2019
diestimasi sesuai dengan kenaikan penjualan
madu liar hutan empat lawang pada 3 tahun
sebelumnya yaitu tahun 2016, 2017, dan
tahun 2018. Diketahui bahwa dengan tingkat
pertumbuhan penjualan madu liar hutan
empat lawang sebesar 17%, maka estimasi
penjualan madu liar hutan empat lawang
untuk 3 tahun kedepan adalah sebagai
berikut:
1) Proyeksi biaya oprasional meliputi:
Tabel 5.4
Proyeksi Proyeksi Laba/Rugi Akibat Usulan
Mesin Printing
Tahun 2019 – 2021 Tahun Penjualan Depresiasi Biaya
oprasional
Laba bersih
2016 115.500.001 2.299.000 74.258.000 41.242.001
2017 124.666.668 2.069.100 81.611.034 43.055.634
2018 133.833.335 1.862.190 87.942.777 45.890.558
Total 374.000.004
6.230.290
243.811.811
123.957.903
a. Penyusutan atau Depresiasi Aktiva Tetap
Umur ekonomis dari mesin printing 5 tahun,
berikut ini adalah perhitungan penyusutan
terhadap mesin printing yang akan
diinvestasikan dengan menggunakan metode
saldo menurun ganda yang mana tarif
penyusutan di tetapkan sebesar 10%
dengana rincian sebagai berikut :
Tarif penyusutan = 10%
Dasar penyusutan = Rp. 22.990.000
- Perhitungan penyusutan tahun
pertamaadalah sebagai berikut :
Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x
(dasar penyusutan)
= 10% x Rp. 22.990.000
= Rp. 2.299.000
- Perhitungan penyusutan tahun kedua
adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x
(dasar penyusutan)
= 10% x (Rp. 22.990.000 – Rp.
2.299.000)
= Rp. 2.069.100
- Perhitungan penyusutan tahun ketiga
adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x
(dasar penyusutan)
= 10% x (Rp. 22.990.000 – Rp.
4.368.100)
= Rp. 1.862.190
- Perhitungan penyusutan tahun empat
adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x
(dasar penyusutan)
= 10% x (Rp. 22.990.000 - Rp.
5.986.480)
= Rp. 1.700.352
- Perhitungan penyusutan tahun kelima
adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan = (tarif penyusuran) x
(dasar penyusutan)
= 10% x (Rp. 22.990.000 – Rp.
7.686.832)
= Rp. 1.530.316,8
Proyeksi Laba Bersih Setelah
PajakPerhitungan Proceeds
Perhitungan proceeds adalah sebagai
berikut : Proceeds = EAT+Penyusutan
Tabel 5.8
Proyeksi Proceeds
Madu Liar Hutan Empat Lawang
Tahun 2019-2022
(Dinyatakan dalam Rupiah)
Tahun EAT Penyusutan Proceeds
2019
38.943.001
2.299.000
41.242.001
2020
40.986.534
2.069.100
43.055.634
2021
44.028.368
1.862.190
45.890.558
Sumber : Data diolah
Perhitungan Payback Period (PP)
Perhitungan payback period (PP)
adalah sebagai berikut:
payback period (PP) =
Jumlah investasi = Rp. 22.990.000
Proceeds tahun 2019 = Rp 38.943.001 (-)
Pada akhir tahun 2019 jumlah
investasi Rp.22.990.000 dan proceeds tahun
2019 Rp. 38.943.001 sehingga payback
period dapat dihitung sebagai berikut:
Jadi payback period = 7 Bulan + 0.842 Bulan = 7 Bulan + (0.842 x 30 hari)
= 7 Bulan + 25 hari
Berdasarkan perhitungan diatas payback
period dari investasi tersebut adalah 7 Bulan
25 hari, hal ini menunjukan bahwa payback
period dari investasi tersebut lebih pendek
dari nilai ekonomis mesin printing yang
dibeli, yaitu 5 tahun.
Perhitungan Net Present Value (NPV) Sebelum melakukan perhitungan
Net Present Value (NPV) Data- data yang
diperlukan untuk perhitungan ini adalah :
a. Kebutuhan total dana pembelian mesin
printing dipenuhi dengan menggunakan
b. Biaya modal sendiri ditetapkan dengan
tingkat bunga deposito dengan suku bunga
yang dipakai dari bank BCA sebesar 9% per
tahun. (dalam google: Tingkat Suku Bunga
Deposito Bank BCA).
Tabel 5.9
Perhitungan Weighted Cost Of Capital
Sumber
dana
Proporsi
dana
(1)
Biaya
modal
(2)
Hasil
(3)=(1)x(2)
Modal
sendiri
100%
9%
9%
Dilakukan perhitungan nilai sisa dari
mesin Printing pada tahun 2022 adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.10
Perhitungan Net Present Value
Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang
Tahun 2019-2022
(Dinyatakan dalam Rupiah)
Tahun Proceeds DF(9%) PV proceeds
2019
41.242.001
0,9174
37.835.411,717
2020
43.055.634
0,8417
36.239.927,137
2021
45.890.558
0,7722
35.436.688,887
Jumlah pv
109.512.027,741
∑ PV Proceeds∑
PV Intial Invesment
NPV
109.512.027,741
(22.990.000)
+86.522.027,741
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan pada
table 5.10 dapat diketahui bahwa present
value proceeds adalah sebesar Rp.
105.792.134,83 sedangkan present value
intisial investmen Rp. 22.990.000. NPV
yang diperoleh positif yaitu sebesar Rp
86.522.027,741
Internal Rate of Return (IRR)
Tabel 5.11
Perhitungan Trial Error NPV
Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang
Tahun 2019-2021
(Dinyatakan dalam Rupiah)
Tahun
Proceeds
15%
PV proceeds
20% PV
proceeds
2019
41.242.001
0,8695
35.859.919,87
0,8333
34.366.959,433
2020
43.055.634
0,7561
32.554.371,672
0,6944
29.897.832,25
2021
45.890.558
0,6575
30.173.041,885
0,5787
26.556.865,915
∑ PV Proceed 98.587.333.,427
∑ PV Intial Invesment 22.990.000
NPV 75.597.333,427
90.821.657,598
22.990.000
67.831.657,598
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data diatas, maka besarnya IRR
dapat dihitung sebagai berikut :
NPV1
Rumus : IRR = i1 + x (i1 –
i2)
NPV1 – NPV2
Dimana :
i1 = 15%
i2 = 20%
NPV1 = Rp. 75.597.333,427
NPV2 = Rp. 67.831.657,598
IRR = 15% +
x (20% – 15%)
IRR = 15% +
x (5%)
IRR = 15% + 48,67%
IRR= 63,67%
Dari perhitungan di atas diperoleh
IRR sebesar 63,67% sehingga investasi yang
telah dilakukan oleh Usaha Madu Liar
Empat Lawang layak untuk di lanjutkan
karena IRR-nya lebih besar dari tingkat
bunga yang telah ditetapkan yaitu sebesar
9%.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan Berdasarkan dari berbagai analisis
data pada bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa:
1. Analisis Pemasaran strategi pemasaran usaha madu liar
hutan empat lawang memberikan pengaruh
positif Permintaan Usaha Madu Liar Hutan
Empat Lawang Mengalami peningkatan dari
tahun 2016-2018, dan proyeksi penjualan
dilihat mengalami peningkatan dalam setiap
tahunnya dari tahun 2019-2021, sehingga
menunjukkan bahwa usulan investasi Aktiva
Tetap Berupa Mesin Printing Pada Usaha
Madu Liar Hutan Empat Lawang layak
untuk dilaksanakan.
2. Analisis Financial
Hasil analisis finacial kelayakan
investasi aktiva tetap berupa mesin printing
pada Usaha Madu Liar Hutan Empat
Lawang menunjukkan bahwa usulan
investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.
Adapun kriteria kelayakan finansial usaha
ini dilihat dari nilai PP, NPV, dan IRR
adalah sebagai berikut :
1. Metode Payback Period
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan metode Payback Period
menunjukkan bahwa waktu
pengembalian investasi yaitu 7 Bulan 25
hari. Berdasarkan kriteria tersebut maka
rencana investasi layak untuk dilakukan
karena waktu pengembalian investasi
lebih cepat dari 5 tahun yaitu keinginan
pemilik usaha.
2. Metode NPV
Berdasarkan hasil perhitungan NPV
menunjukkan bahwa investasi yang
dilakukan mengahasilkan NPV sebesar
Rp. 86.522.027,741 Hal ini berarti bahwa
NPV bernilai positif, sehingga proyek
tersebut layak untuk dilakukan.
3. Metode IRR
Berdasarkan perhitungan IRR
menunjukkan hasil sebesar 63,67% yang
berarti lebih besar dari tingkat lebih
besar dari tingkat bunga yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 9% maka
investasi ini layak untuk dilakukan.
Saran
1. Bila dilihat dari laba penjualan
mengalami peningkatan sehingga dapat
bersaing di pasar, sebaiknya Organisasi
meningkatakan fasilitas demi
mendukung jumlah pengunjung.
2. Di harapkan pemilik usaha melakukan
inovasi produk yang dapat memberi nilai
lebih maupun menciptkan sesuatu yang
baru pada usaha madu seperti minuman
es yang menggunakan madu.
3. Pemilik membuat macam-macam
testimoni yang dapat membuktikan
bahwa kualitas madu liar hutan empat
lawang keaslian murninya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, F. (2015). Analisis Kelayakan
Investasi Aktiva Tetap
Pembelian Mesin Printing
Pada Pt. Radja Digital
Printing Samarinda, eJournal
Ilmu Administrasi Bisnis,
Volume 3, Nomor 2.
Abdi, S. (2017). Analisis Rancangan
Aktiva Tetap Terhadap
Perluasan Usaha Pada PT.
Taspi TRD Coy di Kota
Makassar. Universitas
Indonesia Timur Jurnal
Idaarah, Vol. 1, No. 2.
Afiyah, A., Saifi M., Dwiatmanto.
(2015). Analisis Studi
Kelayakan Usaha Pendirian
Home Industry (Studi Kasus
Pada Home Industry Cokelat
“Cozy” Kademangan Blitar,
Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 23 No. 1.
Azizah, D.F., Sulaiman, H., Saifi, M.
(2013). Analisis Kelayakan
Investasi Aktiva Tetap Untuk
Melakukan Ekspansi Ekspor
Bagi Umkm, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 1 No. 1 April.
Berlianty, I., Jatmiko, A.T., Soejanto, I.
(2019). Analisis Investasi
Pembangunan Gudang Pada
Industri Pengecoran Logam,
Jurnal OPSI Vol 12 No.1.
Busthomy A.F., Saifi M., Zahroh Z.A.
(2016). Analisis Kelayakan
Investasi Aktiva Tetap ( Studi
Pada PT Pion Berkah
Sejahtera di Jurnal
Administrasi Bisnis
(JAB)|Vol. 35 No. 1.
Dewi, I.S. (2018). Analisis Kelayakan
Finansial Budidaya Lebah
Madu Di Desa Kuapan
Kecamatan Tambang
Kabupaten Kampar (Kasus
Usaha Madu “Mekar Sari”),
Jurnal Agribisnis Vol20 No.
Diniaty, D., Nova, K.I.G. (2016).
Analisis Kelayakan Investasi
Penambahan Mesin Oven
pada Industri Pengolahan
Kayu Cv. Riau Pallet, Seminar
Nasional Teknologi Informasi,
Komunikasi dan Industri
(SNTIKI) 8 Pekanbaru.
Karamoy, H., Manullang, D.W., Pontoh,
W. (2019). Analisis Kelayakan
Investasi Aktiva Tetap (Studi
Kasus Pada Cincau Jo,
Blencho Dan Brownice Unit
Kreativitas Mahasiswa
Universitas Sam Ratulangi),
Vol.7 No.2 April 2019, Hal.
2561 – 2570.
Nino I.J. (2016). Analisis Kelayakan
Investasi Penggantian Aktiva
Tetap Pada Cv. Puja Di
Kupang di Jurnal Bisnis &
Manajemen Volume 2 Nomor
2.
Permana, I., Saifi, M., Zahroh, Z.A.
(2016). Studi Kelayakan
Rencana Investasi
Penambahan Aktiva Tetap
(Studi Pada Po. Al-Mubarok
Malang), Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1.
Prihastuti A.A., Topowijono., Nuzula
NF. (2015). Analisis
Kelayakan Investasi Dalam
Pengadaan Aktiva Tetap (Studi
Pada Pabrik Gula Pagotan
Madiun), di jurnal Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|
Vol. 2 No. 2.
Rachadian, F.M., Agassi, E.A., Sutopo,
W. (2013). Analisis Kelayakan
Investasi Penambahan Mesin
Frais Baru Pada Cv. Xyz, Jati
Undip, Vol VIII, No 1.
Saifi., M., Yasuha, J.X.L. (2017).
Analisis Kelayakan Investasi
Atas Rencana Penambahan
Aktiva Tetap Studi kasus pada
PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero) Cabang Tanjung
Perak Terminal Nilam, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB),
Vol. 46 No. 1.
Suindrawan, A.A.N.G., Sudiarta,
D.G.A.J. (2013). Analisis Re-
Evaluasi Investasi Aktiva
Tetap Ditinjau Dari Aspek
Finansial (Studi Pada Ud.
Utama Denpasar, Forum
Manajemen, Volume 11,
Nomor 1.
Swaputra, I.B., Ratini, P.M., Agustina.
(2015). Analisis Kelayakan
Investasi Aktiva Tetap Pada Pt
Steel Pipe Industry Of
Indonesia Tbk. Prosiding
Seminar Nasional Hasil
Penelitian