ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

13
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA MESIN PRINTING PADA USAHA MADU LIAR HUTAN EMPAT LAWANG Willizen R Can¹, DR. Anna Wulandari, S.E., M.M.² Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa E-mail : [email protected]¹, [email protected]² ABSTRAK Menanamkan investasi atau penanaman modal dalam suatu usaha madu liar empat lawang memerlukan studi yang serius terhadap kelayakan investasi aktiva tetap dan prospek usaha di masa depan. Tanpa perencanaan dan kajian (studi) kelayakan yang mendalam, maka suatu usaha atau investasi dapat dipastikan akan sia-sia atau merugi sehingga di perlukannya analisis aspek pasar pemasaran dan aspek financial/keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usulan investasi aktiva tetap berupa mesin printing layak untuk dilaksanakan dilihat dari aspek pemasaran, aspek teknis, dan keuangan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, pada usaha madu liar hutan empat lawang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis pemasaran dan analisisi keuangan. Analisis pemasaran untuk mengetahui strategi pemasaran dan besarnya persentase peningkatan penjualan, laba bersih penjualan. Sedangkan anaisis keuangan untuk menilai usulan investasi berdasarkan biaya dan pendapatan dengan metode Payback period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal rate of return (IRR). Hasil analisis pemasaran di ketahui bauran pemasaran usaha madu liar hutan empat lawang memberikan pengaruh positif hal tersebut dapat di lihat dengan adanya peningkatan permintaan dari tahun ke tahun selama 3 tahun yang akan datang sehingga usaha mempunyai kemungkinan untuk memperluas produksinya dengan menambah kapasitas produksi dan usulan investasi aktiva tetap berupah mesin printing layak untuk di laksanakan. Dilihat dari analisis keuangan yang didasarkan pada metode PP dari investasi tersebut adalah 7 Bulan 25 hari, pada metode NPV dihasilkan positif yaitu sebesar 86.522.027,741, dan dari metode IRR dihasilkan sebesar 63,67%lebih besar dari Cost of Capital 9%. Artinya usulan investasi aktiva tetap berupa mesin printing layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci: Analisa kelayakan investasi, Aktiva Tetap , Kriteria Kelayakan

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP

BERUPA MESIN PRINTING PADA USAHA MADU LIAR

HUTAN EMPAT LAWANG

Willizen R Can¹, DR. Anna Wulandari, S.E., M.M.²

Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

E-mail : [email protected]¹, [email protected]²

ABSTRAK

Menanamkan investasi atau penanaman modal dalam suatu usaha

madu liar empat lawang memerlukan studi yang serius terhadap kelayakan

investasi aktiva tetap dan prospek usaha di masa depan. Tanpa perencanaan

dan kajian (studi) kelayakan yang mendalam, maka suatu usaha atau

investasi dapat dipastikan akan sia-sia atau merugi sehingga di perlukannya

analisis aspek pasar pemasaran dan aspek financial/keuangan. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usulan investasi aktiva tetap

berupa mesin printing layak untuk dilaksanakan dilihat dari aspek

pemasaran, aspek teknis, dan keuangan. Jenis penelitian yang dilakukan

adalah studi kasus, pada usaha madu liar hutan empat lawang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan

observasi. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis pemasaran dan

analisisi keuangan. Analisis pemasaran untuk mengetahui strategi pemasaran

dan besarnya persentase peningkatan penjualan, laba bersih penjualan.

Sedangkan anaisis keuangan untuk menilai usulan investasi berdasarkan

biaya dan pendapatan dengan metode Payback period (PP), Net Present

Value (NPV), dan Internal rate of return (IRR). Hasil analisis pemasaran di

ketahui bauran pemasaran usaha madu liar hutan empat lawang memberikan

pengaruh positif hal tersebut dapat di lihat dengan adanya peningkatan

permintaan dari tahun ke tahun selama 3 tahun yang akan datang sehingga

usaha mempunyai kemungkinan untuk memperluas produksinya dengan

menambah kapasitas produksi dan usulan investasi aktiva tetap berupah

mesin printing layak untuk di laksanakan. Dilihat dari analisis keuangan yang

didasarkan pada metode PP dari investasi tersebut adalah 7 Bulan 25 hari,

pada metode NPV dihasilkan positif yaitu sebesar 86.522.027,741, dan dari

metode IRR dihasilkan sebesar 63,67%lebih besar dari Cost of Capital 9%.

Artinya usulan investasi aktiva tetap berupa mesin printing layak untuk

dilaksanakan.

Kata Kunci: Analisa kelayakan investasi, Aktiva Tetap , Kriteria

Kelayakan

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia memiliki tingkat konsumsi

madu sekitar 15 gram/kapita/tahun,

sedangkan di negara-negara maju seperti

Jerman, Jepang, Inggris, dan Prancis tingkat

konsumsi madu telah mencapai 700-1.500

gram/kapita/tahun. Rendahnya konsumsi

madu antara lain disebabkan karena

banyaknya masyarakat menganggap bahwa

madu hanya bermanfaat sbagai obat,

sehingga tingkat konsumsi masyarakat

Indonesia terhadap madu masih sangat

rendah. Madu merupakan salah satu produk

perlebahan yang sudah lama dikenal oleh

masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.

Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini

hampir mencapai 240 jiwa, merupakan

pendudukterbesar ke-4 di dunia

membutuhkan madu yang cukup banyak.

Menurut Pusat Perlebahan Nasional (2008).

Madu liar hutan empat lawang

dihasilkan oleh lebah liar (Apis dorsata),

yaitu jenis lebah yang belum dapat

dibudidayakan. Umumnya lebah tersebut

hidup secara alami di hutan Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan kepulauan

Nusa Tenggara dan merupakan jenis lebah

yang penting bagi perlebahan Indonesia

karena kontribusinya berupa produksi madu

yang cukup tinggi serta pemanfaatannya

sangat potensial dijadikan sebagai sumber

mata pencaharian masyarakat sekitar hutan

(Gultom, 2007).

Usaha lebah madu memerlukan

pertimbangan dari segi ekonomi dalam

kegiatannya. Hal ini disebabkan karena biaya

yang diperlukan untuk investasi berjumlah

besar. Selain itu, pihak bank dan lembaga

keuangan lainnya belum meyakini bahwa

perlebahan dapat dikembangkan secara

komersial (Direktorat Jenderal Rehabilitasi

Lahan dan Perhutanan Sosial dalam Agustini,

2010).

Setiap usaha banyak menghadapi

masalah, dan tidak terkecuali dengan Usaha

Madu Liar Empat Lawang. dalam

menjalankan aktivitasnya untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Masalah yang

dihadapi tidak hanya menjaga kelangsungan

hidup perusahaan, memenuhi permintaan

pasar tetapi juga memperhatikan faktor lain

yang mempengaruhi meningkatnya

penerimaan laba perusahaan. Faktor lain yang

mempengaruhi hal tersebut adalah tersedia

atau tidaknya aktiva tetap berupa mesin

printing yang mendukung kegiatan

operasional usaha madu liar hutan empat

lawang. Menurut Baridwan (2008:271).

Menanamkan investasi atau

penanaman modal dalam suatu usaha madu

liar empat lawang memerlukan studi yang

serius terhadap kelayakan investasi aktiva

tetap dan prospek usaha di masa depan.

Tanpa perencanaan dan kajian (studi)

kelayakan yang mendalam, maka suatu usaha

atau investasi dapat dipastikan akan sia-sia

atau merugi. Sehingga di perlukan nya

analisis aspek pasar pemasaran dan aspek

financial/keuangan (Kasmir dan Jakfar.

2004).

Seorang pengusaha dituntut untuk

melakukan studi kelayakan terhadap ide

bisnis penambahan aktiva tetap yang akan

dijalankan agar tidak terjadi ketelanjuran

investasi di kemudian hari. Selain itu,

sebelum sebuah ide bisnis dijalankan,

beberapa pihak selain pelaku bisnis juga

membutuhkan studi kelayakan dengan

berbagai kepentingannya (Suliyanto, 2010).

Setiap usaha dalam menjalankan

kegiatan bisnis memiliki tujuan, baik tujuan

jangka pendek maupun jangka panjang dalam

menjalankan usaha bisnis madu liar hutan

empat lawang akan selalu dihadapkan dengan

keputusan untuk berinvestasi dalam aktiva

tetap. Hal ini dikarenakan untuk

menghasilkan sebuah produk diperlukan

aktiva tetap untuk kegiatan produksi. Aktiva

tetap berupa mesin, gedung, kendaraan serta

sarana penunjang lainnya. Keputusan

mengenai investasi mesin merupakan

keputusan yang sangat menentukan

keberhasilan perusahaan karena keputusan

investasi tersebut, menyerap sebagian modal

yang ditanamkan dan juga menyangkut dana

yang besar serta berdampak dalam jangka

yang lama. Dalam setiap investasi

memerlukan suatu analisis dan perhitungan

yang matang (Kurniawati, 2014).

Modal akan berpengaruh langsung

terhadap profitabilitas karena keuntungan

yang didapat perusahaan berasal dari modal.

Pengeluaran dana yang cukup besar dan

terikat dalam jangka waktu panjang dalam

suatu kegiatan investasi membuat para

pemilik modal (investor) harus berhati-hati

agar jangan sampai terlanjur

menginvestasikan dana untuk proyek yang

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

ternyata tidak menguntungkan (gagal) di

kemudian hari, misalnya kesalahan

perencanaan, kesalahan dalam menaksir

pasar, kesalahan dalam perkiraan teknologi

yang tepat dipakai, dan kesalahan dalam

memperkirakan kebutuhan tenaga kerja

(Handayani, 2017).

II. KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kelayakan Investasi

Kelayakan investasi adalah tolak

ukur untuk dapat menyimpulkan layak atau

tidaknya usaha ini dilanjtukan dan

dikembangkan. Analisis kelayakan investasi

dapat diartikan sebagai upaya mengolah data

menjadi informasi, sehingga karakteristik

atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan

mudah dipahami untuk menjawab masalah

yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Proses analisis data dilakukan terhadap hasil

pengolahan data untuk memberikan

informasi berupa kelayakan proses bisnis

yang dilakukan perusahaan.

Mulyadi (2001:284) berpendapat

bahwa investasi adalah pengaitan sumber

sumber dalam jangka panjang untuk

menghasilkan laba pada masa yang akan

datang. Dengan kata lain investasi merupakan

pengeluaran untuk membeli suatu barang

modal pada saat sekarang dengan tujuan

untuk menghasilkan barang atau jasa agar

dapat diperoleh laba yang lebih besar pada

masa yang akan datang.

Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah harta berwujud

yang siap digunakan maupun dibangun

terlebih dahulu yang kemudian digunakan

oleh perusahaan dalam kegiatan operasional

secara terus menerus yang nantinya

diharapkan memberi manfaat (benefit) bagi

perusahaan untuk jangka waktu yang

panjang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

dalam PSAK tahun 2011 nomor 16 yaitu

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang

dimiliki untuk digunakan dalam produksi

atau penyediaan barang atau jasa untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk

tujuan administratif dan diharapkan untuk

digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Baridwan (2010:271)“Aktiva

tetap atau yang disebut juga dengan aktiva

berwujud adalah aktiva-aktiva yang sifatnya

relatif permanen (dalam jangka waktu yang

cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan

perusahaan yang normal”.

Menurut Firdaus (2010:177)

mengemukakan aktiva tetap adalah aset yang

diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan

perusahaan jangka waktu yang lebih dari satu

tahun, tidak dimaksud untuk dijual kembali

dalam kegiatan normail perusahaan dan

merupakan nilai pengeluaran yang nilainya

besar atau material.

Jenis Aktiva Tetap Menurut Jaluanto

(2016) Aktiva tetap berdasarkan jenis, dapat

dibagi sebagai berikut:

a. Lahan adalah sebidang tanah terhampar

baik yang merupakan tempat bangunan

maupun yang masih kosong. Dalam

akuntansi apabila ada lahan yang didirikan

bangunan diatasnya harus dipisahkan

pencatatannya dari lahan itu sendiri. Khusus

bangunan yang dianggap sebagai bagian dari

lahan tersebut atau yang dapat meningkatkan

nilai gunanya seperti roil, jalan dan lain-lain

maka dapat digabungkan dalam nilai lahan.

b. Gedung adalah bangunan yang terdiri atas

bumi ini baik diatas lahan/air. Pencatatannya

harus dipisah dari lahan yang menjadi lokasi

gedung itu.

c. Mesin termasuk peralatan- peralatan yang

menjadi bagian dari mesin yang menjadi

bagian dari mesin yang bersangkutan.

d. Semua jenis kendaraan seperti alat

pengangkutan, truck, grader, traktor, forklift,

mobil, kendaraan roda dua dan lain-lain.

e. Perabot. Dalam jenis ini termasuk perabot

kantor, perabot pabrik yang merupakan isi

dari suatu bangunan.

f. Inventaris/peralatan. Peralatan yang

dianggap merupakan alat-alat besar yang

digunakan dalam perusahaan seperti

inventaris kantor, inventaris pabrik,

inventaris gudang dan lain-lain

g. Prasarana merupakan kebiasaan bahwa

perusahaan membuat klasifikasi khusus

seperti, jalan, jembatan, pagar, dan lain-lain.

Depresiasi Aktiva tetap yang dipergunakan

perusahaan akan mengurangi nilai asset. Hal

ini biasa disebut dengan depresiasi atau

penyusutan. Penyusutan adalah pengakuan

adanya penurunan nilai aktiva tetap

berwujud.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

Penyusutan adalah alokasi sistematis

jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset

selama umur depresiasi adalah sebagian dari

harga aktiva tetap yang diperoleh perusahaan

yang secara sistematis dialokasikan menjadi

biaya setiap periode akuntansi.

Menurut Martani,dkk (2012:313)

penyusutan adalah “metode pengalokasian

biaya asset tetap untuk menyusutkan asset

tetap secara sistematis periode manfaat asset

tetap tersebut”.

“Depresiasi adalah proses

pengalokasian harga perolehan aktiva tetap

menjadi biaya selama masa manfaatnya

dengan cara yang rasional dan sistematis”.

(Haryono Jusup, 2005:162).

Menurut Soemarso (2005:24)

penyusutan adalah “pengakuan adanya

penurunan nilai aktiva tetap berwujud”.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah

yang dapat disusutkan dari suatu asset selama

umur manfaatnya Depresiasi/penyusutan

bukan merupakan penilaian aktiva tetap tetapi

merupakan proses pengalokasian harga

perolehan. Alokasi dilakukan sepanjang umur

manfaat yang dapat berupa periode waktu

atau jumlah produksi/unit yang diharapkan

akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.

Terdapat 3 faktor yang harus

dipertimbangkan dalam penyusutan :

1. Harga perolehan (cost) Harga perolehan

suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran

yang berkaitan dengan perolehan dan

penyiapannya untuk dapat digunakan.

2. Nilai residual atau nilai sisa (residual

value/salvage value) Jumlah yang

diperkirakan dapat direalisasikan pada saat

aktiva tersebut tidak digunakan lagi.

3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap

Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas.

Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor

seperti keausan, kecacatan, kemerosotan

nilai, kerusakan (kecuali tanah).

Perusahaan menggunakan metode

saldo menurun ganda dalam menentukan

besarnya penyusutan/depresiasi suatu aktiva.

Perhitungan beban penyusutan adalah sebagai

berikut:

Tarif Penyusutan = 100%

Umur Ekonomis

Dasar Penyusutan

= Harga Perolehan - A Dasar Penyusutan

Beban Penyusutan

= Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan

Sumber : Soemarso (2005:25).

Aspek Pasar Pemasaran Aspek pasar adalah inti dari

penyusunan studi kelayakan proyek, karena

permintaan pasar terhadap produk merupakan

dasar untuk meyediakan produk. Oleh karena

itu, studi mengenai aspek pasar bertujuan

untuk mengetahui besarnya permintaan

terhadap produk yang akan disediakan dan

menempatkan produk yang akan dipasarkan

pada posisi yang menguntungkan sehingga

proyek dapat dijalankan.

Aspek pasar dan pemasaran

merupakan dua sisi yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan

pemasaran memiliki tingkat ketergantungan

yang tinggi dan saling memengaruhi satu

sama lainnya. Dengan kata lain, setiap ada

kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran

dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk

mencari atau menciptakan pasar (Kasmir dan

Jakfar, 2003:43).

Menurut Ibrahim (2009:93) aspek

pasar dan pemasaran adalah inti dari

penyusunan studi kelayakan. Walaupun

secara teknis telah menunjukkan hasil yang

feasible untuk dilaksanakan, tapi tidak ada

artinya apabila tidak dibarengi dengan adanya

pemasaran dari produk yang dihasilkan.

Dalam uraian aspek pasar dan pemasaran,

harus melingkupi peluang pasar,

perkembangan pasar, penetapan pangsa

pasar, dan langkah-langkah yang perlu

dilakukan di samping kebijaksanaan yang

diperlukan.

Menurut Kasmir dan Jakfar

(2004:65), “aspek pasar dan pemasaran

bertujuan untuk mengetahui berapa besar

pasar yang akan dimasuki, struktur dan

peluang pasar yang ada, prospek pasar di

masa yang akan datang, serta bagaimana

strategi pemasaran yang harus dilakukan.”

Aspek pasar dan pemasaran menyajikan

tentang peluang pasar, perkembangan

permintaan produk di masa mendatang,

kendala-kendala yang dihadapi seperti

keberadaan pesaing, serta beberapa strategi

yang dilakukan dalam pemasaran. strategi

pemasaran yang biasa digunakan banyak

perusahaan adalah konsep 4P/ marketing mix

(bauran pemasaran) yang terdiri atas produck

(produk), price (harga), promotion (promosi)

dan place (tempat) (Kotler dan Keller, 2006).

Menurut Suratman (2001:6) bahwa

aspek pasar dan pemasaran merupakan yang

paling utama dan pertama dilakukan

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

pengkajian dalam usulan proyek investasi,

alasannya adalah tidak akan mungkin suatu

proyek didirikan dan dioperasikan jika tidak

ada pasar yang siap menerima produk

perusahaan. Agar kajian aspek pasar dan

pemasaran sesuai dengan rencana dan tujuan

bagi pelaku bisnis, maka perlu dikaji

beberapa faktor yang berkaitan dengan aspek

pasar antara lain potensi pasar, peluang pasar

atas produk yang diluncurkan untuk dimasa

datang serta market share yang dapat diserap

oleh bisnis tersebut dari keseluruhan pasar

potensial. Sedangkan kajian aspek pemasaran

berkaitan dengan bagaimana penerapan

strategi pemasaran dalam rangka meraih

sebagian pasar potensial atau peluang pasar

yang ada. Suatu bisnis dapat berjalan dengan

baik apabila memiliki pasar yang tepat dan

cara pemasaran yang baik. Agar investasi

atau bisnis yang akan dijalankan dapat

berhasil dengan baik, maka sebelumnya perlu

melakukan strategi bersaing yang tepat

(Kasmir dan Jakfar, 2012:48). Beberapa

strategi bersaing yang diperlukan seperti STP

dan Marketing Mix.

Menurut Sucipto (2010), kajian

aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya

potensi pasar dan peluang pasar atas suatu

produk yang akan diluncurkan di masa yang

akan datang serta berapa market share yang

dapat diserap oleh bisnis tersebut dari

keseluruhan pasar potensial, sedangkan

kajian aspek pemasaran berkaitan dengan

bagaimana penerapan strategi pemasaran

dalam rangka meraih sebagian pasar potensial

atau peluang pasar yang ada.

Aspek finansial Bertujuan untuk mengetahui tingkat

kelayakan dan manfaat dari suatu perhitungan

terhadap pengembangan bisnis yang

direncanakan. Dalam menentukan kelayakan

finansial dari kegiatan pengembangan bisnis,

diperlukan perumusan kriteria - kriteria

kelayakan finansial.

Aspek finansial adalah untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam memperoleh

pendapatan serta besarnya biaya yang

dikeluarkan. Konsep cost of capital

dimaksudkan untuk menentukan berapa besar

biaya riil dari masing-masing sumber dana

yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial

merupakan suatu gambaran yang bertujuan

untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk

dijalankan atau tidak dijalankan dengan

melihat dari beberapa indikator.

Tujuan menganalisis aspek

keuangan dari suatu studi kelayakan proses

bisnis adalah untuk menentukan rencana

investasi melalui perhitungan biaya dan

manfaat yang diharapkan, dengan

membandingkan antara pengeluaran dan

pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya

model, kemampuan proyek untuk membayar

kembali dana tersebut dalam waktu yang

telah ditentukan dan menilai apakah proyek

akan dapat berkembang terus.

Sofyan (2004 :105) menjelaskan,

“analisis finansial adalah kegiatan melakukan

penilaian dan penentuan satuan rupiah

terhadap aspek-aspek yang dianggap layak

dari keputusan yang dibuat dalam tahapan

analisis usaha.” Pembahasan dalam aspek

finansial yaitu sumber dan penggunaan dana,

modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta

aliran kas atau arus kas (cash flow).

Terdapat bermacam-macam metode

untuk menilai investasi, metode yang biasa

digunakan dalam penilaian investasi adalah:

1. Payback Period (PP) atau metode periode

kembalian investasi adalah waktu yang

diperlukan oleh sebuah proyek invetasi untuk

menutup investasi mula-mula dengan

penerimaan kas yang dihasilkan oleh invetasi

tersebut (Krismiaji dan Aryani, 2011: 267-

269).

2. Net Present Value (NPV) atau nilai

sekarang bersih merupakan selisih antara

nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus

kas keluar yang berhubungan dengan suatu

proyek. Nilai sekarang bersih mengukur

profitabilitas suatu investasi. Jika suatu

proyek memiliki NPV positif, berarti ada

peningkatan kekayaan bagi perusahaan, ini

berarti bahwa besarnya nilai positif NPV

mengukur peningkatan nilai perusahaan yang

dihasilkan dari suatu invetasi. Dalam

menggunakan metode NPV, tingkat

pengembalian yang diperlukan harus

ditentukan. Tingkat pengembalian yang

diperlukan adalah tingkat pengembalian

minimum yang dapat diterima. Hal itu juga

disebut sebagai tingkat diskonto dan biaya

modal (Hansen & Mowen,2005: 406).

3. Internal Rate of Return (IRR) adalah

tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah

proyek investasi selama umur proyek

tersebut. Tingkat bunga ini kadang-kadang

disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

investasi. IRR dihitung dengan mencari

tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai

arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk

dari sebuah proyek. Dengan kata lain, IRR

adalah tingkat bunga yang menghasilkan

angka NPV sama dengan nol (Krismiaji dan

Aryani,2011: 250).

III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Dimana Penelitian

deskriptif kualitatif berupa Studi kasus

mengenai kesesuaian antara fakta, realisasi,

pelaksanaan dengan teori atau konsep,

peraturan pada lokasi penelitian

(Mamat,2017).

Kerangka Konsep

Desain penelitian dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Gambar 1.

Desain Penelitian

1. Populasi dan Pengambilan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

populasi sebagai subjek penelitian. Penelitian

ini di lakukan pada usaha madu liar hutan

empat lawang yang mempunyai Stuktur

organisasi dan sample dalam penelitian ini

yang dimaksud adalah:

a. Pemilik usaha

b. Karyawan

Objek penelitian adalah aspek-aspek

dari studi kelayakan investasi seperti aspek

Pemasaran Aspek Keuangan Dimana dalam

penelitian ini akan ditunjukan pada keputusan

investasi berupa mesin printing.

Data Pokok yang diperlukan dari penelitian

ini terdiri dari:

a. Gambaran umum usaha

b. Struktur organisasi

c. Harga Penjualan dan Hasil penjualan per

tahun

d. Biaya produksi

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh dari hasil wawancara dengan

pemilik Usaha Madu Liar Empar Lawang,

dan data sekunder yang diperoleh melalui

literatur yang terkait dengan usaha lebah

madu.

Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara

melakukan kunjungan ke lokasi usaha madu

liar hutan empat lawang melihat secara

langsung, mendengar dan mengamati obyek

yang dijadikan bahan penelitian untuk

mendapatkan data yang sebenarnya dan

memperoleh gambaran nyata mengenai

keadaan perusahaan khususnya berkaitan

dengan masalah yang penulis bahas serta

diperlukan untuk penyesuain data yang

diperoleh.

2. Wawancara / Interview

Teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya jawab dengan pimpinan

perusahaan dan staf yang sesuai dengan

bidangnya, Wawancara digunakan untuk

mendapatkan data gambaran umum

perusahaan dah perkembangan secara singkat

serta struktur organisasinya terdapat pada

perusahaan.

3. Dokumentasi

yaitu pengumpulan data dengan cara melihat

dan menggunakan dokumen-dokumen

seperti: laporan-laporan, catatan-catatan dan

formulir yang terdapat diperusahaan

Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang

Investasi Akiva Tetap

Aspek Pasar

Pemasaran

Aspek

Teknis Aspek

Financial

Layak Tidak Layak

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

Metode Analisis Data Berdasarkan tujuan dari penelitian

ini, maka beberapa metode analisis data yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisa Pemasaran

Usaha madu liar hutan empat lawang

dinyatakan layak apabila aspek pasar dan

pemasaran tersebut telah memenuhi beberapa

kriteria yang diperlukan dalam aspek pasar

pemasaran seperti potensi dan pangsa pasar

yang jelas, bauran pemasaran yang baik serta

produk yang dihasilkan dapat diterima oleh

pasar dan menguntungkan berdasarkan

jumlah permintaan mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun sehingga usulan investasi

aktiva tetap berupa mesin printing pada usaha

madu liar hutan empat lawang layak unutk

dilaksanakan.

Menurut Kotler dan Keller 2006,

strategi pemasaran yang biasa digunakan

banyak perusahaan adalah konsep 4P/

marketing mix (bauran pemasaran) yang

terdiri atas:

1. produck (produk),

2. price (harga),

3. promotion (promosi)

4. place (tempat)

2. Analisis Financial

Dalam menilai usulan investasi,

akan digunakan kriteria penilaian investasi

dengan menggunakan metode menggunakan

metode Payback period (PP), Net Present

Value (NPV), dan Internal of Rate Return

(IRR).

1. Payback period

Payback period atau pengembalian investasi

adalah suatu periode atau jangka waktu yang

diperlukan untuk dapat menutup kembali

investasi menggunakan aliran kas neto

proceeds.

Rumus yang digunakan untuk

menghitung payback period (PP) adalah

sebagai berikut :

payback period (PP) =

Kriteria penilaian investasi pada

payback period adalah :

a. Jika payback period < waktu maksimum,

maka usulan proyek tersebut dapat diterima.

b. Jika payback period > waktu maksimum,

maka usulan proyek tersebut ditolak.

2. Net present value

Rumus yang digunakan untuk

menghitung net present value (NPV) adalah

sebagai berikut :

Keterangan :

PV dari proceeds = PV dari aliran kas

PV dari outlays = PVdari total investasi

Rumus :

NPV = PV dari proceeds – PV dari out Lays

Kriteria investasi berdasarkan net

present value yaitu:

a. NPV > 0, artinya suatu proyek dinyatakan

menguntungkan dan dapat dilaksanakan.

b. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak

menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan,

atau dengan kata lain proyek tersebut

merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan.

c. NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu

memberikan tingkat pengembalian sebesar

modal sosial opportunities cost faktor

produksi normal. dengan kata lain, proyek

tersebut tidak untung maupun rugi.

3. Internal rate of return (IRR)

Untuk menghitung tingkat bunga

atau discount rate yang menyebabkan NVP

sama dengan nol (0) rupiah yang akan dicoba

dengan menggunakan discount factor.

Keterangan :

i1 = tingkat bunga ke 1

i2 = tingkat bunga ke 2

NPV1 = NPV ke 1

NPV2 = NVP ke 2

Rumus:

NPV1

IRR = i1 + x (i1 – i2)

NPV1 – NPV2

Kriteria penelitian: (Bambang Riyanto, 2001)

1. Apabila IRR lebihh besar daripada cost of

capital maka rencana investasi dapat

diterima.

2. Apabila IRR lebih kecil dari pada cost of

capital maka rencana investasi ditolak.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Pemasaran Usaha madu liar hutan empat lawang

tersebut telah memenuhi beberapa kriteria

yang diperlukan dalam aspek pasar

pemasaran seperti potensi dan pangsa

pasar yang jelas, bauran pemasaran yang

baik serta produk yang dihasilkan dapat

diterima oleh pasar .

1). Produk (Product)

Usaha madu liar hutan empat lawang

mengeluarkan produk madu dalam

bentuk kemasan botol masing-masing

terdapat ukuran berat 350 gram, 500

gram, 700 gram, dan 1 kg. Madu

memiliki banyak kandungan bergizi

seperti mineral dan vitamin madu

2). Harga (Price)

Penetapan harga pada produk ditentukan

dengan perhitungan tertentu secara baku

dan konsisten, serta berdasarkan setiap

pengeluaran dalam membeli bahan baku

dan proses pengerjaan produksi. Harga

yang ditetapkan untuk produk madu liar

hutan empat lawang bermacam-macam,

mulai dari harga Rp 35.000 untuk

kemasan botol 350 gram sampai dengan

harga Rp 110.000 untuk kemasan botol 1

kg, sedangkan harga yang ditetapkan

untuk reseller lebih murah.

3). Distribusi (Place)

Lokasi usaha madu liar hutan empat

lawang bertempat di kampung rambutan

di jl. Tanah merdeka VII No. 51 G

Lokasi ini berdekatan dengan sekolahan,

kampus, terminal dan perumahan

penduduk sehingga memudahkan usaha

madu liar mempromosikan produk,karna

target utama dari produk ini adalah

pekerja, ibu rumah tangga, mahasiswa

yang suka madu dan orang-orang yang

percaya terhadap khasihat madu.

4). Promosi (Promotion)

Usaha madu liar hutan empat lawang

melakukan beberapa kegiatan promosi

untuk mendapatkan pelanggan,

diantaranya yaitu melalui media online,

jaringan, promosi, dan manual

.

Analisis pasar dan pemasaran

menunjukkan bahwa prospek “Usaha Madu

Liar Hutan Empat Lawang” cukup baik, hal

ini dilihat dari adanya peningkatan jumlah

permintaan setiap tahun. Hasil produksi

yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau, dan strategi terkait bauran

pemasaran yang cukup bagus.

Pemasaran dapat dikatakan layak

apabila pertumbuhan penjualan mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun. Analisis ini

didasarkan pada peningkatan pertumbuhan

penjualan di tahun 2016-2018 karena pada

periode tersebut pertumbuhan penjualan

mengalami peningkatan adapun perhitungan

nya adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Hasil Penjualan Usaha Madu Liar Hutan

Empat Lawang

Tahun 2016 - 2018

Tahun

Tingkat penjualan

(Rp)

Persentase

kenaikan/

penurunan

(%) 2016 Rp. 82.500.000 - 2017 Rp. 99.000.000 20 2018 Rp. 110.000.000 10 Sumber Data: Pemilik Usaha Madu Liar

Hutan Empat Lawang

Dari data historis tersebut maka

peramalan penjualan/ proyeksi penjualan

dengan metode least square adalah sebagai

berikut :

Tabel 5.2

Perhitungan Proyeksi volume penjualan

Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang

Tahun 2016-2018

Tahun

Penjuala

n (Y)

X XY X2

2016 82.500.000 -1 - 82.500.000 1

2017 99.000.000 0 0 0

2018 110.000.000 1 110.000.000 1

Total 291.500.000 0 27.500.000 2

Sumber : Data diolah

Untuk menghitung perkiraan

jumlah produksi selama 3 tahun nilai

ekonomis dari yang akan datang

menggunakan analisis trend linear.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

Persamaan trend linear yang digunakan

adalah sebagai berikut : Y=a+bx

Dimana :

a = ∑Y/n

b = ∑XY/∑X²

a = 291.500.000 b = 27.500.000

3 3

a = 97.166.667 b = 9.166.667

Y = 97.166.667 + 9.166.667x

Pengolahan data menggunakan

program SPSS. Pertumbuhan penjualan

berdasarkan data historis tahun 2016-2018,

menggunakan trend linier didapat

Perhitungan sebagai berikut:

- Peramalan P1 untuk tahun 2019, x = 2

Y = 97.166.667 + 9.166.667 (2)

Y = 115.500.001

- Peramalan P1 untuk tahun 2019, x = 3

Y = 97.166.667 + 9.166.667 (3)

Y = 124.666.668

- Peramalan P1 untuk tahun 2019, x = 4

Y = 97.166.667 + 9.166.667 (4)

Y = 133.833.335

Setelah persamaan trend linier

diketahui maka Melalui model matematik

diatas dapat dilakukan proyeksi terhadap

perkembangan penjualan selama umur 3

tahun yaitu tahun 2019-2021 sebagai berikut

Tabel 5.3

Proyeksi volume penjualan

Madu Liar Hutan Empat Lawang

Tahun 2016-2018

Tahun Jumlah

2019

Rp. 115.500.001

2020 Rp. 124.666.668

2021 Rp. 133.833.335

Sumber Data: Pemilik Usaha Madu Liar

Hutan Empat Lawan

Dari tabel diatas terlihat

perkembangan penjualan selama 3 tahun,

sehingga dapat disimpulkan bahwa usulan

penambahan aktiva tetap layak dilaksanakan

dilihat dari aspek pemasaran.

Analisis Financial

Analisis financial yang di lakukan

untuk memenuhi profitabilitas usulan

investasi Aktiva Tetap berupa pembelian

mesin printing meliputi :

Kebutuhan Dana Dari Usulan Investasi

Mesin Printing

Pengeluaran investasi atas

pembelian aktiva tetap meliputi dana yang

diperlukan untuk perolehan aktiva tetap

yaitu sebesar Rp. 22.990.000. Adapun

rincian biaya sebagai berikut:

- Pembelian Mesin printing Rp.

22.990.000

Pemenuhan Kebutuhan Dana

Kebutuhan dana untuk tambahan

investasi diatas direncanakan akan

menggunakan sumber pendanaan dari modal

sendiri.

Modal Sendiri : 100% x Rp. 22.990.000 =

Rp. 22.990.000,-

Pemilik membiayai pembelian mesin

printing dan komputer menggunakan modal

sendiri karena masih mempunyai tabungan

pribadi dari hasil keuntungan penjualan

madu tahun-tahun sebelumnya.

Alur Kas

Penjualan madu liar hutan empat

lawang yang dilakukan pada tahun 2019

diestimasi sesuai dengan kenaikan penjualan

madu liar hutan empat lawang pada 3 tahun

sebelumnya yaitu tahun 2016, 2017, dan

tahun 2018. Diketahui bahwa dengan tingkat

pertumbuhan penjualan madu liar hutan

empat lawang sebesar 17%, maka estimasi

penjualan madu liar hutan empat lawang

untuk 3 tahun kedepan adalah sebagai

berikut:

1) Proyeksi biaya oprasional meliputi:

Tabel 5.4

Proyeksi Proyeksi Laba/Rugi Akibat Usulan

Mesin Printing

Tahun 2019 – 2021 Tahun Penjualan Depresiasi Biaya

oprasional

Laba bersih

2016 115.500.001 2.299.000 74.258.000 41.242.001

2017 124.666.668 2.069.100 81.611.034 43.055.634

2018 133.833.335 1.862.190 87.942.777 45.890.558

Total 374.000.004

6.230.290

243.811.811

123.957.903

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

a. Penyusutan atau Depresiasi Aktiva Tetap

Umur ekonomis dari mesin printing 5 tahun,

berikut ini adalah perhitungan penyusutan

terhadap mesin printing yang akan

diinvestasikan dengan menggunakan metode

saldo menurun ganda yang mana tarif

penyusutan di tetapkan sebesar 10%

dengana rincian sebagai berikut :

Tarif penyusutan = 10%

Dasar penyusutan = Rp. 22.990.000

- Perhitungan penyusutan tahun

pertamaadalah sebagai berikut :

Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x

(dasar penyusutan)

= 10% x Rp. 22.990.000

= Rp. 2.299.000

- Perhitungan penyusutan tahun kedua

adalah sebagai berikut :

Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x

(dasar penyusutan)

= 10% x (Rp. 22.990.000 – Rp.

2.299.000)

= Rp. 2.069.100

- Perhitungan penyusutan tahun ketiga

adalah sebagai berikut :

Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x

(dasar penyusutan)

= 10% x (Rp. 22.990.000 – Rp.

4.368.100)

= Rp. 1.862.190

- Perhitungan penyusutan tahun empat

adalah sebagai berikut :

Beban penyusutan = (tarif penyusutan) x

(dasar penyusutan)

= 10% x (Rp. 22.990.000 - Rp.

5.986.480)

= Rp. 1.700.352

- Perhitungan penyusutan tahun kelima

adalah sebagai berikut :

Beban penyusutan = (tarif penyusuran) x

(dasar penyusutan)

= 10% x (Rp. 22.990.000 – Rp.

7.686.832)

= Rp. 1.530.316,8

Proyeksi Laba Bersih Setelah

PajakPerhitungan Proceeds

Perhitungan proceeds adalah sebagai

berikut : Proceeds = EAT+Penyusutan

Tabel 5.8

Proyeksi Proceeds

Madu Liar Hutan Empat Lawang

Tahun 2019-2022

(Dinyatakan dalam Rupiah)

Tahun EAT Penyusutan Proceeds

2019

38.943.001

2.299.000

41.242.001

2020

40.986.534

2.069.100

43.055.634

2021

44.028.368

1.862.190

45.890.558

Sumber : Data diolah

Perhitungan Payback Period (PP)

Perhitungan payback period (PP)

adalah sebagai berikut:

payback period (PP) =

Jumlah investasi = Rp. 22.990.000

Proceeds tahun 2019 = Rp 38.943.001 (-)

Pada akhir tahun 2019 jumlah

investasi Rp.22.990.000 dan proceeds tahun

2019 Rp. 38.943.001 sehingga payback

period dapat dihitung sebagai berikut:

Jadi payback period = 7 Bulan + 0.842 Bulan = 7 Bulan + (0.842 x 30 hari)

= 7 Bulan + 25 hari

Berdasarkan perhitungan diatas payback

period dari investasi tersebut adalah 7 Bulan

25 hari, hal ini menunjukan bahwa payback

period dari investasi tersebut lebih pendek

dari nilai ekonomis mesin printing yang

dibeli, yaitu 5 tahun.

Perhitungan Net Present Value (NPV) Sebelum melakukan perhitungan

Net Present Value (NPV) Data- data yang

diperlukan untuk perhitungan ini adalah :

a. Kebutuhan total dana pembelian mesin

printing dipenuhi dengan menggunakan

b. Biaya modal sendiri ditetapkan dengan

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

tingkat bunga deposito dengan suku bunga

yang dipakai dari bank BCA sebesar 9% per

tahun. (dalam google: Tingkat Suku Bunga

Deposito Bank BCA).

Tabel 5.9

Perhitungan Weighted Cost Of Capital

Sumber

dana

Proporsi

dana

(1)

Biaya

modal

(2)

Hasil

(3)=(1)x(2)

Modal

sendiri

100%

9%

9%

Dilakukan perhitungan nilai sisa dari

mesin Printing pada tahun 2022 adalah

sebagai berikut:

Tabel 5.10

Perhitungan Net Present Value

Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang

Tahun 2019-2022

(Dinyatakan dalam Rupiah)

Tahun Proceeds DF(9%) PV proceeds

2019

41.242.001

0,9174

37.835.411,717

2020

43.055.634

0,8417

36.239.927,137

2021

45.890.558

0,7722

35.436.688,887

Jumlah pv

109.512.027,741

∑ PV Proceeds∑

PV Intial Invesment

NPV

109.512.027,741

(22.990.000)

+86.522.027,741

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan pada

table 5.10 dapat diketahui bahwa present

value proceeds adalah sebesar Rp.

105.792.134,83 sedangkan present value

intisial investmen Rp. 22.990.000. NPV

yang diperoleh positif yaitu sebesar Rp

86.522.027,741

Internal Rate of Return (IRR)

Tabel 5.11

Perhitungan Trial Error NPV

Usaha Madu Liar Hutan Empat Lawang

Tahun 2019-2021

(Dinyatakan dalam Rupiah)

Tahun

Proceeds

15%

PV proceeds

20% PV

proceeds

2019

41.242.001

0,8695

35.859.919,87

0,8333

34.366.959,433

2020

43.055.634

0,7561

32.554.371,672

0,6944

29.897.832,25

2021

45.890.558

0,6575

30.173.041,885

0,5787

26.556.865,915

∑ PV Proceed 98.587.333.,427

∑ PV Intial Invesment 22.990.000

NPV 75.597.333,427

90.821.657,598

22.990.000

67.831.657,598

Sumber : Data diolah

Berdasarkan data diatas, maka besarnya IRR

dapat dihitung sebagai berikut :

NPV1

Rumus : IRR = i1 + x (i1 –

i2)

NPV1 – NPV2

Dimana :

i1 = 15%

i2 = 20%

NPV1 = Rp. 75.597.333,427

NPV2 = Rp. 67.831.657,598

IRR = 15% +

x (20% – 15%)

IRR = 15% +

x (5%)

IRR = 15% + 48,67%

IRR= 63,67%

Dari perhitungan di atas diperoleh

IRR sebesar 63,67% sehingga investasi yang

telah dilakukan oleh Usaha Madu Liar

Empat Lawang layak untuk di lanjutkan

karena IRR-nya lebih besar dari tingkat

bunga yang telah ditetapkan yaitu sebesar

9%.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

V. KESIMPULAN

Kesimpulan Berdasarkan dari berbagai analisis

data pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa:

1. Analisis Pemasaran strategi pemasaran usaha madu liar

hutan empat lawang memberikan pengaruh

positif Permintaan Usaha Madu Liar Hutan

Empat Lawang Mengalami peningkatan dari

tahun 2016-2018, dan proyeksi penjualan

dilihat mengalami peningkatan dalam setiap

tahunnya dari tahun 2019-2021, sehingga

menunjukkan bahwa usulan investasi Aktiva

Tetap Berupa Mesin Printing Pada Usaha

Madu Liar Hutan Empat Lawang layak

untuk dilaksanakan.

2. Analisis Financial

Hasil analisis finacial kelayakan

investasi aktiva tetap berupa mesin printing

pada Usaha Madu Liar Hutan Empat

Lawang menunjukkan bahwa usulan

investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.

Adapun kriteria kelayakan finansial usaha

ini dilihat dari nilai PP, NPV, dan IRR

adalah sebagai berikut :

1. Metode Payback Period

Berdasarkan hasil perhitungan dengan

menggunakan metode Payback Period

menunjukkan bahwa waktu

pengembalian investasi yaitu 7 Bulan 25

hari. Berdasarkan kriteria tersebut maka

rencana investasi layak untuk dilakukan

karena waktu pengembalian investasi

lebih cepat dari 5 tahun yaitu keinginan

pemilik usaha.

2. Metode NPV

Berdasarkan hasil perhitungan NPV

menunjukkan bahwa investasi yang

dilakukan mengahasilkan NPV sebesar

Rp. 86.522.027,741 Hal ini berarti bahwa

NPV bernilai positif, sehingga proyek

tersebut layak untuk dilakukan.

3. Metode IRR

Berdasarkan perhitungan IRR

menunjukkan hasil sebesar 63,67% yang

berarti lebih besar dari tingkat lebih

besar dari tingkat bunga yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 9% maka

investasi ini layak untuk dilakukan.

Saran

1. Bila dilihat dari laba penjualan

mengalami peningkatan sehingga dapat

bersaing di pasar, sebaiknya Organisasi

meningkatakan fasilitas demi

mendukung jumlah pengunjung.

2. Di harapkan pemilik usaha melakukan

inovasi produk yang dapat memberi nilai

lebih maupun menciptkan sesuatu yang

baru pada usaha madu seperti minuman

es yang menggunakan madu.

3. Pemilik membuat macam-macam

testimoni yang dapat membuktikan

bahwa kualitas madu liar hutan empat

lawang keaslian murninya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, F. (2015). Analisis Kelayakan

Investasi Aktiva Tetap

Pembelian Mesin Printing

Pada Pt. Radja Digital

Printing Samarinda, eJournal

Ilmu Administrasi Bisnis,

Volume 3, Nomor 2.

Abdi, S. (2017). Analisis Rancangan

Aktiva Tetap Terhadap

Perluasan Usaha Pada PT.

Taspi TRD Coy di Kota

Makassar. Universitas

Indonesia Timur Jurnal

Idaarah, Vol. 1, No. 2.

Afiyah, A., Saifi M., Dwiatmanto.

(2015). Analisis Studi

Kelayakan Usaha Pendirian

Home Industry (Studi Kasus

Pada Home Industry Cokelat

“Cozy” Kademangan Blitar,

Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB)|Vol. 23 No. 1.

Azizah, D.F., Sulaiman, H., Saifi, M.

(2013). Analisis Kelayakan

Investasi Aktiva Tetap Untuk

Melakukan Ekspansi Ekspor

Bagi Umkm, Jurnal

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP BERUPA …

Administrasi Bisnis (JAB),

Vol. 1 No. 1 April.

Berlianty, I., Jatmiko, A.T., Soejanto, I.

(2019). Analisis Investasi

Pembangunan Gudang Pada

Industri Pengecoran Logam,

Jurnal OPSI Vol 12 No.1.

Busthomy A.F., Saifi M., Zahroh Z.A.

(2016). Analisis Kelayakan

Investasi Aktiva Tetap ( Studi

Pada PT Pion Berkah

Sejahtera di Jurnal

Administrasi Bisnis

(JAB)|Vol. 35 No. 1.

Dewi, I.S. (2018). Analisis Kelayakan

Finansial Budidaya Lebah

Madu Di Desa Kuapan

Kecamatan Tambang

Kabupaten Kampar (Kasus

Usaha Madu “Mekar Sari”),

Jurnal Agribisnis Vol20 No.

Diniaty, D., Nova, K.I.G. (2016).

Analisis Kelayakan Investasi

Penambahan Mesin Oven

pada Industri Pengolahan

Kayu Cv. Riau Pallet, Seminar

Nasional Teknologi Informasi,

Komunikasi dan Industri

(SNTIKI) 8 Pekanbaru.

Karamoy, H., Manullang, D.W., Pontoh,

W. (2019). Analisis Kelayakan

Investasi Aktiva Tetap (Studi

Kasus Pada Cincau Jo,

Blencho Dan Brownice Unit

Kreativitas Mahasiswa

Universitas Sam Ratulangi),

Vol.7 No.2 April 2019, Hal.

2561 – 2570.

Nino I.J. (2016). Analisis Kelayakan

Investasi Penggantian Aktiva

Tetap Pada Cv. Puja Di

Kupang di Jurnal Bisnis &

Manajemen Volume 2 Nomor

2.

Permana, I., Saifi, M., Zahroh, Z.A.

(2016). Studi Kelayakan

Rencana Investasi

Penambahan Aktiva Tetap

(Studi Pada Po. Al-Mubarok

Malang), Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB)|Vol. 34 No. 1.

Prihastuti A.A., Topowijono., Nuzula

NF. (2015). Analisis

Kelayakan Investasi Dalam

Pengadaan Aktiva Tetap (Studi

Pada Pabrik Gula Pagotan

Madiun), di jurnal Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB)|

Vol. 2 No. 2.

Rachadian, F.M., Agassi, E.A., Sutopo,

W. (2013). Analisis Kelayakan

Investasi Penambahan Mesin

Frais Baru Pada Cv. Xyz, Jati

Undip, Vol VIII, No 1.

Saifi., M., Yasuha, J.X.L. (2017).

Analisis Kelayakan Investasi

Atas Rencana Penambahan

Aktiva Tetap Studi kasus pada

PT Pelabuhan Indonesia III

(Persero) Cabang Tanjung

Perak Terminal Nilam, Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB),

Vol. 46 No. 1.

Suindrawan, A.A.N.G., Sudiarta,

D.G.A.J. (2013). Analisis Re-

Evaluasi Investasi Aktiva

Tetap Ditinjau Dari Aspek

Finansial (Studi Pada Ud.

Utama Denpasar, Forum

Manajemen, Volume 11,

Nomor 1.

Swaputra, I.B., Ratini, P.M., Agustina.

(2015). Analisis Kelayakan

Investasi Aktiva Tetap Pada Pt

Steel Pipe Industry Of

Indonesia Tbk. Prosiding

Seminar Nasional Hasil

Penelitian