ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan...

140
ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL TAHU DI KABUPATEN KUNINGAN-JAWA BARAT (Studi Kasus : Industri Kecil Tahu Lamping) NUNUNG NURHAYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan...

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL TAHU

DI KABUPATEN KUNINGAN-JAWA BARAT

(Studi Kasus : Industri Kecil Tahu Lamping)

NUNUNG NURHAYATI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

ii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa semua

pernyataan dalam tugas akhir yang berjudul :

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

INDUSTRI KECIL TAHU DI KABUPATEN KUNINGAN-JAWA BARAT

(STUDI KASUS : INDUSTRI KECIL TAHU LAMPING)

Merupakan hasil gagasan dan hasil kajian saya sendiri di bawah bimbingan

komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tugas

akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di

perguruan tinggi lain.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Februari 2011

Nunung Nurhayati

P054090135

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

iii

ABSTRACT

NUNUNG NURHAYATI, Feasibility Analysis and Business Development

Strategy for Small Tofu Industry in Kuningan District, West Java (Case Study:

Tahu Lamping Small Industry). Under the supervision of H. MUSA HUBEIS and

SAPTA RAHARJA.

Kuningan District where agriculture is the inhabitant main livelihood, has

the potential for agro based processing industry sectors. Small and Medium

Industries (SMI) is business entity that able to provide job labor as well as source

of public revenue. One of Small Industries (SI) which sustain to grow since the

1960's at the Kuningan District is Tofu industry. In 2009, Tofu SI which is mostly

family business amount to 67 units spread over several sub-districts.

The purpose of this study were to analyze business performance, to analyze

the needs and feasibility of business development and to formulate a strategy in

business development of Tofu SI. Data collection methods used were field

surveys and in-depth interviews with related experts. Information obtained from

the District Government and Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI). Data

processing technique was using Friedman test and the Analytical Hierarchy

Process (AHP). The uniqueness of the Tahu Lamping SI is in the its production

system which include accuracy and appropriateness in every production process,

layout of production sites, so that the flow of production line can be performed

effectively and efficiently, waste disposal treatment, fine selection of raw

materials and Just-in-time (JIT) sales practices.

Feasibility analysis of business development Tahu Lamping SI obtained Net

Present Value (NPV) Rp. 395.696.655, Internal Rate of Return (IRR) is 38,72%,

Benefit/Cost Ratio (B/C ratio) is 3,10, Pay Back Period (PBP) during 1.19 years

and Break Even Point (BEP) value of 260.304 units. All these criteria show that

further business development is feasible. Tofu business development strategy

based on AHP analysis covers aspects of product manufacturing processes, waste

management and business financing. Priority strategies to improve the quality of

products is by training human resources such as scheduling techniques relating to

utilization of raw materials, raw material selection, division of work, techniques

for preparing simple Standard Operational Procedure (SOP) and also supervision

and quality control of products. Priority strategies for wastewater treatment efforts

is the training of in wastewater treatment such as technique of tofu waste

converted into biogas, producing nata de soya and biofilter,. While the priority

strategies in the business financing is working capital loans from supplier

cooperatives which is the KOPTI.

Keywords: Business Development Strategy, Feasibility Analysis, Small

Industries, Tofu, Quality.

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

iv

RINGKASAN

NUNUNG NURHAYATI. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha

Industri Kecil Tahu di Kabupaten Kuningan-Jawa Barat (Studi Kasus : Industri

Kecil Tahu Lamping). Di bawah bimbingan H. MUSA HUBEIS sebagai Ketua

dan SAPTA RAHARJA sebagai Anggota.

Kabupaten Kuningan sebagai daerah dengan pertanian merupakan mata

pencarian utama penduduknya, memiliki potensi dalam sektor industri pengolahan

hasil pertanian. Industri Kecil Menengah (IKM) adalah kelompok usaha yang

mampu menyerap banyak tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan

masyarakat. Salah satu industri kecil (IK) yang bertahan dan terus berkembang

sejak tahun 1960-an di Kabupaten Kuningan adalah industri tahu. IK tahu yang

umumnya merupakan usaha turun temurun ini, pada tahun 2009 mencapai 67 unit

yang tersebar di beberapa Kecamatan, namun pengembangan usahanya belum

optimal.

Tujuan dari kajian ini adalah menganalisa kinerja usaha, menganalisa

kebutuhan dan kelayakan pengembangan usaha serta merumuskan strategi dalam

pengembangan usaha IK tahu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

pengumpulan data primer dan sekunder melalui survei lapangan, wawancara

dengan pendekatan pakar atau kuesioner. Data diperoleh dari Pemda Kabupaten

Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (KOPTI)

Kabupaten Kuningan, serta teknik dan pengolahan data menggunakan uji

Friedman dan Analytical Hierarchy Process (AHP).

Keunggulan IK tahu lamping adalah dalam proses pengolahan produk yang

meliputi ketelitian dan ketepatan dalam setiap proses produksi, tata letak tempat

produksi yang teratur, sehingga aliran proses produksi dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien, saluran pembuangan limbah yang memadai, pemilihan bahan

baku yang teliti dan Just in time (JIT) penjualan.

Analisa kelayakan pengembangan usaha IK tahu didapatkan nilai Net

Present Value (NPV) Rp. 395.696.655 (positif), Internal Rate of Return (IRR)

38,72% (lebih besar dari discount rate 14%), Benefit/Cost Ratio (B/C ratio) 3,10

(lebih besar dari 1), Pay Back Period (PBP) selama 1,19 tahun (kurang dari umur

ekonomis 10 tahun) dan titik impas produksi (260.304 unit tahu). Kesemua

kriteria tersebut menunjukan pengembangan usaha tahu layak untuk dilaksanakan.

Analisa senstivitas terhadap kenaikan harga kedelai dan penurunan harga

jual produk. Pada kenaikan harga kedelai 50%, usaha sudah tidak layak

dikembangkan lagi karena memiliki nilai NPV negatif, IRR di bawah discount

rate dan Net B/C kurang dari 1. Pada penurunan harga jual produk 20%, proyek

sudah tidak layak dikembangkan lagi karena memiliki nilai NPV negatif, IRR

dibawah discount rate dan Net B/C kurang dari 1.

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

v

Strategi pengembangan usaha tahu meliputi aspek proses pengolahan

produk, pengolahan limbah dan pembiayaan usaha. Prioritas strategi untuk

peningkatan kualitas produk adalah dengan pelatihan SDM berkaitan dengan

teknik penjadwalan terkait penggunaan bahan baku, pemilihan bahan baku,

pembagian pekerjaan, teknik penyusunan Standar Operational Procedure (SOP)

sederhana serta pengawasan dan pengendalian mutu produk. Prioritas strategi

dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan

limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas, pembuatan nata de

soya dan teknik biofilter,. Sedangkan Prioritas strategi dalam pembiayaan usaha

adalah pinjaman modal usaha dari koperasi, yaitu KOPTI.

Strategi pengembangan IK tahu berimplikasi terhadap aspek teknis,

manajemen dan lingkungan. Diperlukan komitmen dan kerjasama yang baik antar

pihak terkait diantaranya Pemda, KOPTI, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan

Hidup, Dinas Perindustrian, lembaga penelitian dan lembaga keuangan.

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

vi

@Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

vii

ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI

PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL TAHU

DI KABUPATEN KUNINGAN-JAWA BARAT

(Studi Kasus: Industri Kecil Tahu Lamping)

NUNUNG NURHAYATI

Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Profesional pada

Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

viii

Tugas Akhir : Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan

Usaha Industri Kecil Tahu di Kabupaten Kuningan-

Jawa Barat (Studi Kasus: Industri Kecil Tahu

Lamping)

Nama Mahasiswa : Nunung Nurhayati

Nomor Pokok : P054090135

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS. Dipl, Ing DEA

Ketua

Dr. Ir. Sapta Raharja, DEA

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Industri Kecil dan Menengah

Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS. Dipl, Ing DEA

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr.Ir. Dahrul Syah. M.Sc

Tanggal Ujian : 14 Februari 2011 Tanggal Lulus :

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

ix

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis Kelayakan

dan Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu di Kabupaten Kuningan-

Jawa Barat (Studi Kasus : Industri Kecil Tahu Lamping)” yang merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi

Industri Kecil Menengah (PS MPI), Sekolah Pascasarjana (SPs), Institut Pertanian

Bogor (IPB).

Banyak pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian tugas akhir ini,

maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis, MS. Dipl, Ing DEA selaku ketua Komisi

Pembimbing atas motivasi, bimbingan dan arahannya dalam menyelesaikan

tugas akhir ini.

2. Dr.Ir. Sapta Raharja, DEA selaku anggota Komisi Pembimbing atas

pembimbingan dan perhatiannya.

3. Prof.Dr.Ir.H Eriyatno, MSAE dan Dr. Lala M Kolopaking atas segala

bimbingan dan dukungan semangatnya.

4. Wawan Supandi, SE sekretariat KOPTI Kabupaten Kuningan dan Ibu Ani

atas segala kerjasama dan bantuannya.

5. Bapak Toto beserta istri pemilik usaha tahu lamping cahaya rasa yang telah

mengijinkan penulis melakukan penelitian, beserta para karyawannya atas

kerjasama dan bantuannya.

6. Bapak, Mama, Aa, Teteh, Mas Jaya dan keluarga serta seluruh keluarga yang

telah memberikan do’a, dukungan dan semangat.

7. Teman-teman MPI Angkatan XII atas kekompakan, semangat dan

bantuannya terutama teman satu bimbingan dan perjuangan Pak Mul dan Pak

Wisman, sekretariat MPI, Sinta dan teman-teman di PSP3 atas semangat dan

doanya.

8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan akhir

ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis berharap bahwa Tugas Akhir ini dapat memberikan kontribusi

pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Februari 2011

Penulis

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kuningan-Jawa Barat pada tanggal 20 Oktober 1983

sebagai anak bungsu dari Bapak Eko Salka dan Ibu Sarti. Pendidikan Sarjana

ditempuh di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2009 diterima di

Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian

Bogor.

Saat ini penulis adalah asisten peneliti di Pusat Studi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan (PSP3)-IPB.

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

xi

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Prof. Dr. Ir. Fransiska R. Zakaria, M.Sc

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Perumusan Permasalahan ..................................................................... 3

1.3. Tujuan................................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

2.1. Definisi UKM ....................................................................................... 4

2.2. Tahu ...................................................................................................... 5

2.3. Pendekatan Sistem.............................................................................. 10

2.4. Kelayakan Usaha ................................................................................ 11

2.5. Manajemen Strategi............................................................................ 14

III. METODE KAJIAN ...................................................................................... 19

3.1. Kerangka Pemikiran Kajian ............................................................... 19

3.2. Pengumpulan Data ............................................................................. 20

3.3. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 27

4.1. Keadaan Umum .................................................................................. 27

4.2. Kendala Pengembangan IK Tahu ....................................................... 29

4.3. Analisa Usaha Tahu ........................................................................... 31

4.4. Analisa Potensi Pasar ......................................................................... 42

4.5. Kelayakan Pengembangan Usaha Tahu ............................................. 47

4.6. Analisa Sensitivitas ............................................................................ 51

4.7. Strategi Pengembangan IK Tahu....................................................... 58

4.8. Implikasi Strategi Pengembangan IK Tahu ....................................... 67

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 69

A. Kesimpulan......................................................................................... 69

B. Saran ................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 71

LAMPIRAN ................................................................................................ 73

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

xii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Produksi dan impor kedelai Indonesia ........................................................... 6

2. Nilai gizi tahu dan kedelai (% berdasarkan berat kering).............................. 6

3. Rendemen dan mutu tahu mentah.................................................................. 7

4. Syarat mutu tahu ............................................................................................ 9

5. Keuntungan penggunaan metode AHP ........................................................ 25

6. Penilaian kriteria berdasarkan skala perbandingan Saaty. ........................... 26

7. Perkembangan IK di Kabupaten Kuningan dari tahun 2004-2009 .............. 27

8. Jumlah IK tahu di Kabupaten Kuningan ..................................................... 28

9. Anggota KOPTI-Kabupaten Kuningan tahun 2009 .................................... 28

10. Nilai persediaan kacang kedelai per 31 Desember 2009 ............................. 29

11. Perbedaan BNMK dan BMK ....................................................................... 30

12. Biaya produksi tahu ..................................................................................... 41

13. Kondisi perekonomian Kabupaten Kuningan tahun 2007-2008 ................. 44

14. Rataan Pendapat Konsumen ........................................................................ 45

15. Prakiraan penjualan tahu dengan menggunakan metode single exponential

smoothing with trend (α=0,5, β=0,5) ........................................................... 46

16. Biaya investasi produksi tahu ...................................................................... 47

17. Biaya tetap ................................................................................................... 48

18. Nilai analisa finansial dan kelayakan .......................................................... 50

19. Nilai analisa finansial dengan pendugaan kenaikan harga kedelai .............. 55

20. Nilai analisa finansial dengan pendugaan penurunan harga penjualan

produk .......................................................................................................... 58

21. Analisa faktor dan unsurnya ........................................................................ 59

22. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi proses pengolahan produk ........ 60

23. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi pembiayaan usaha ..................... 63

24. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi pengolahan limbah .................... 65

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Model lima kekuatan Porter......................................................................... 16

2. Roda strategi bersaing.................................................................................. 17

3. Konteks dimana strategi bersaing dirumuskan ............................................ 18

4. Tahapan Kajian ............................................................................................ 19

5. Diagram alir proses pembuatan tahu ........................................................... 32

6. Proses perendaman kedelai .......................................................................... 33

7. Proses penggilingan kedelai ........................................................................ 34

8. Proses penyaringan bubur kedelai ............................................................... 34

9. Pencetakan tahu ........................................................................................... 35

10. Pengepresan tahu ......................................................................................... 36

11. Pemotongan tahu ......................................................................................... 36

12. Penaburan garam ......................................................................................... 37

13. Proses penggorengan tahu ........................................................................... 37

14. Tekstur tahu setelah digoreng ...................................................................... 38

15. Pedagang keliling tahu ................................................................................. 40

16. Tata niaga penjualan tahu ............................................................................ 40

17. Ampas tahu .................................................................................................. 42

18. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kuningan tahun 2000-2008 ................ 43

19. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Kuningan tahun 2009-2015 . 43

20. Proyeksi penjualan tahu ............................................................................... 47

21. Struktur AHP proses pengolahan produk .................................................... 60

22. Struktur AHP pembiayaan usaha ................................................................. 62

23. Model pembiayaan usaha ............................................................................ 64

24. Struktur AHP pengolahan limbah ................................................................ 65

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Analisa kelayakan usaha tahu ...................................................................... 74

2. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 10% ................................... 79

3. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 20% ................................... 81

4. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 30% ................................... 83

5. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 40% ................................... 85

6. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 50% ................................... 87

7. Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 10% .. 89

8. Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 15% .. 91

9. Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 20% .. 93

10. Rekapitulasi kuesioner uji Friedman ........................................................... 95

11. Perhitungan proyeksi pertambahan penduduk ........................................... 102

12. Perhitungan proyeksi penjualan dengan menggunakan WinQSB ............. 103

13. Perhitungan strategi pengembangan usaha dengan AHP .......................... 104

14. Kuesioner survey lapangan ........................................................................ 107

15. Kuesioner Uji Friedman ............................................................................ 113

16. Kuesioner AHP untuk proses pengolahanp Produk................................... 115

17. Kuesioner AHP untuk pengolahan limbah ................................................ 119

18. Kuesioner AHP untuk pembiayaan usaha ................................................. 123

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kedelai merupakan salah satu pangan strategis bagi bangsa Indonesia

yang merupakan sumber gizi protein nabati utama. Kebutuhan kedelai

nasional mencapai 2.240.000 ton setiap tahunnya. Sampai saat ini produksi

kedelai lokal hanya mampu memenuhi 20-30% kebutuhan kedelai nasional,

sehingga pemerintah masih harus mengimpor kedelai dari beberapa negara

penghasil kedelai dunia seperti United State of America, Brazil, Argentina,

China, India dan Paraguay. Dengan demikian Indonesia masih

menggantungkan 70-80% kebutuhan kedelai pada impor dari negara.

Kedelai telah menjadi bagian makanan sehari-hari bangsa Indonesia

selama lebih dari 200 tahun. Saat ini sebagian besar kedelai yang

dikonsumsi masyarakat telah melalui proses pengolahan. Proses pengolahan

telah merubah bahan baku kedelai menjadi berbagai produk pangan olahan.

Pengolahan kedelai dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu dengan

fermentasi dan tanpa fermentasi. Pengolahan melalui fermentasi akan

menghasilkan kecap, oncom, tauco, dan tempe. Sedangkan bentuk olahan

tanpa melalui fermentasi adalah susu kedelai, tahu, tauge dan tepung

kedelai.

Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai bentuk olahan kedelai

berupa tahu. Tahu dikenal sebagai makanan rakyat, karena harganya yang

murah sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Setiap

1 kg kedelai mengandung kurang lebih 300-400 (40%) protein, 200-350

(35%) karbohidrat, 150-200 (20%) lemak dan sisanya merupakan zat-zat

mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium dan vitamin anti beri-beri

(Sarwono dan Saragih, 2001).

Kebiasaan makan tahu menjadi budaya yang turun temurun, karena

selain harganya murah, tahu dapat diolah menjadi berbagai variasi masakan.

Tahu sudah menjadi kebutuhan pokok untuk masyarakat Indonesia. Tahu

diperdagangkan dengan berbagai variasi, bentuk, ukuran dan nama.

Beberapa daerah memiliki tahu berciri khas, selain untuk dikonsumsi

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

2

masyarakat sekitar tetapi juga dijadikan sebagai oleh-oleh khas daerah

tersebut.

Kabupaten Kuningan sebagai daerah dengan pertanian merupakan

mata pencarian utama penduduknya, memiliki potensi dalam sektor industri

pengolahan hasil pertanian. Perkembangan industri kecil (IK) di Kabupaten

Kuningan dari tahun 2004-2009 cenderung terus meningkat, terutama dalam

sektor perdagangan dan industri pertanian.

Sesuai kondisi potensi daerah Kabupaten Kuningan, Industri Kecil

Menengah (IKM) adalah kelompok usaha yang mampu menyerap banyak

tenaga kerja dan menjadi sumber pendapatan masyarakat. Salah satu IK

yang bertahan dan terus berkembang sejak tahun 1960-an di Kabupaten

Kuningan adalah industri tahu. IK tahu yang umumnya merupakan usaha

turun temurun ini, pada tahun 2009 mencapi 67 unit yang tersebar di

beberapa kecamatan.

Diduga pengembangan usaha IK tahu di Kabupaten Kuningan belum

optimal disebabkan keterbatasan permodalan, keterampilan usaha, sarana

produksi, manajemen dan pemasaran. Padahal peningkatan jumlah

penduduk dan perekonomian masyarakat yang meningkat setiap tahunnya

merupakan kondisi yang menguntungkan untuk IK tahu. Selain itu program

pengembangan tempat wisata oleh Pemda Kuningan yang diiringi oleh

peningkatan jumlah wisatawan juga merupakan pasar potensial untuk IK

tahu. Oleh karena itu diperlukan analisa pengembangan usaha dan strategi

pengembangan usaha yang tepat, sehingga menjadi IK berkelanjutan.

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

3

1.2. Perumusan Permasalahan

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka perumusan

masalah kajian ini adalah :

1. Bagaimana kinerja usaha tahu di Kabupaten Kuningan-Jawa Barat ?

2. Fasilitas/ kebijakan yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha tahu ?

3. Bagaimana kelayakan pengembangan usaha tahu ?

4. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan usaha ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari kajian ini adalah :

1. Menganalisa kinerja usaha IK tahu di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

2. Menganalisa kebutuhan pengembangan usaha IK tahu di Kabupaten

Kuningan, Jawa Barat.

3. Menganalisa kelayakan pengembangan usaha IK tahu.

4. Merumuskan strategi dalam pengembangan usaha IK tahu.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi UKM

Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara

yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena

itu, perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar

diperoleh pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran

kuantitatif yang sesuai dengan kemajuan ekonomi.

Berbagai definisi mengenai UKM dalam Hubeis (2009) yaitu:

1. Di Indonesia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM

berdasarkan kepentingan lembaga yang memberi definisi.

a. Badan Pusat Statistik (BPS): UKM adalah perusahaan atau industri

dengan pekerja antara 5-19 orang.

b. Bank Indonesia (BI): UKM adalah perusahaan atau industri dengan

karakteristik berupa: (a) modalnya kurang dari Rp. 20 juta; (b) untuk

satu putaran dari usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5 juts; (c)

memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan;

dan (d) omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar.

c. Departemen (Sekarang Kantor Menteri Negara) Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995): UKM adalah kegiatan

ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan

kekayaan bersih RP 50 juta – Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha) dan omzet tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam

UU UMKM/ 2008 dengan kekayaan bersih Rp 50 juta – Rp 500 juta

dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar.

d. Keppres No. 16/ 1994: UKM adalah perusahaan yang memiliki

kekayaan bersih maksimal Rp. 400 juta.

e. Departemen Perindustrian dan Perdagangan:

1) Perusahaan memiliki aset maksimal Rp 600 juta di luar tanah dan

bangunan (Departemen Perindustrian sebelum digabung),

2) Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta

(Departemen Perdagangan sebelum digabung)

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

5

f. Departemen Keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki

omset maksimal Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp

600 juta di luar tanah dan bangunan.

g. Departemen Kesehatan : perusahaan yang memiliki penandaan

standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merk Dalam Negeri

(MD) dan Merk Luar Negeri (ML).

2. Di negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang

berbeda mengenai UKM yang sesuai menurut karakteristik masing-

masing negara, yaitu :

a. World Bank : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30

orang, pendapatan per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak

melebihi US$ 3 juta.

b. Di Amerika : UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya

dan mempunyai pekerja kurang dari 500 orang.

c. Di Eropa : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40

orang dan pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari

10 orang, dikategorikan usaha rumah tangga.

d. Di Jepang : UKM adalah industri yang bergerak di bidang

manufakturing dan retail/ service dengan jumlah tenaga kerja 54-300

orang dan modal ¥ 50 juta – 300 juta.

e. Dik Korea Selatan : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja

≤ 300 orang dan aset ≤ US$ 60 juta.

f. Di beberapa Asia Tenggara : UKM adalah usaha dengan jumlah

tenaga kerja 10-15 orang (Thailand), atau 5 – 10 orang (Malaysia),

atau 10 -99 orang (Singapura), dengan modal ± US$ 6 juta.

2.2. Tahu

Saat ini kebutuhan kedelai Indonesia sebagian besar masih di impor

dari beberapa negara di dunia, perkembangan produksi dan impor kedelai

Indonesia disajikan pada Tabel 1.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

6

Tabel 1. Produksi dan impor kedelai Indonesia

No Tahun Produksi (ton/tahun) Impor (ton/tahun)

1 2000 1.190.000 1.277.685

2 2001 817.017 1.136.419

3 2002 908.924 1.365.253

4 2003 671.600 1,192,717

5 2004 723.483 1.117.790

6 2005 808.353 1.376.000

7 2006 746.611 1.276.000

8 2007 608.000 1.300.000

9 2008 800.000 1.200.000

10 2009 924.511 Data belum tersedia

Sumber : BPS, 2010

Produk olahan kedelai yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat

Indonesia ialah tahu. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, yaitu

tauhu. Tahu pertama kali muncul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han

sekitar 2200 tahun lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang

bangsawan, cucu dari Kaisar Han Gaozu, Liu Bang yang mendirikan Dinasti

Han. Di Jepang, tahu dikenal dengan nama tofu. Tofu dibawa oleh para

perantau Cina sehingga makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia

Tenggara, lalu juga akhirnya ke seluruh dunia (Sarwono dan Saragih, 2001).

Tahu dikenal sebagai makanan rakyat karena harganya yang murah,

dapat dijangkau oleh masyarakat lapisan bawah sekalipun. Namun demikian

tahu sering disebut daging tidak bertulang karena kandungan gizinya,

terutama mutu protein, setara dengan daging hewan (Tabel 2). Bahkan,

protein tahu lebih tinggi dibandingkan dengan protein kedelai.

Tabel 2. Nilai gizi tahu dan kedelai (% berdasarkan berat kering)

Zat Gizi Tahu Kedelai

Protein 49 39

Lemak 27 20

Karbohidrat 14 36

Serat 0 5

Abu 4 6

Kalsium 0,913 0,253

Natrium 0,038 0

Fosfor 0,656 0,651

Besi 0,011 0,009

Vitamin B1 0,0001 0,001 (sebagai B kompleks)

Vitamin B2 0,0001 -

Vitamin B3 0,003 -

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

7

Bahan baku untuk membuat tahu kualitas tinggi adalah kedele putih

berbiji besar. Rendemen dan mutu tahu yang dihasilkan berbeda untuk

setiap jenis kedelai. Pada Tabel 3 disajikan rendemen dan mutu tahu untuk

lima jenis kedelai.

Tabel 3. Rendemen dan mutu tahu mentah

No

Galur

harapan/

varietas

Berat(kg) Rendemen

(%)

Jumlah

Tahu Warna Tekstur

Awal Tahu

1 K-27 2,5 10,15 406 131 Putih Bersih Lembut

2 K-25 2,5 10,23 409 135 Putih Bersih Lembut

3 Burangrang 2,5 9,00 360 117 Putih Sangat Lembut

4 Wilis 2,5 7,62 305 106 Putih Lembut

5 Kedelai impor 2,5 8,65 346 120 Putih Lembut

Rata-rata 2,5 9,13 365 122

Suprapti (2005) menyatakan tahu merupakan makanan rakyat yang

umumnya dikenal dengan tempat pembuatannya, misalnya tahu Sumedang,

tahu Kediri, tahu Kuningan dan lain-lain. Tahu diperdagangkan dengan

berbagai variasi bentuk, ukuran dan nama. Selain tahu putih atau tahu biasa,

di pasar juga dikenal berbagai tahu komersial yang sudah memiliki nama

dan berciri khas, seperti :

1. Tahu Sumedang disebut juga tahu pong alias tahu kulit. Tahu ini

merupakan lembaran-lembaran tahu putih setebal sekitar 3 (tiga) cm

dengan tekstur yang lunak dan kenyal. Tahu putih ini disimpan dalam

wadah yang telah berisi air. Tahu putih yang siap olah biasanya dipotong

kecil-kecil sebelum digoreng. Tahu gorengnya berupa tahu kulit yang

lunak dan kenyal. Isinya kosong (kopong dalam bahasa Jawa), maka

disebut tahu pong. Tahu Sumedang biasanya dikonsumsi sebagai

makanan ringan dan dilalap dengan cabai rawit.

2. Tahu Bandung berbentuk persegi (kotak), tekstur agak keras dan kenyal,

warnanya kuning karena sebelumnya telah direndam air kunyit. Tahu

digoreng dengan mengoleskan sedikit minyak di wajan. Tahu ini enak

dimakan dengan lalap cabai rawit.

3. Tahu Cina berupa tahu putih, teksturnya lebih padat, halus dan kenyal

dibandingkan tahu biasa. Ukurannya sekitar 12 cm x 12 cm x 8 cm.

Ukuran dan bobot tahu relatif seragam, karena proses pembuatannya

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

8

dicetak dan dipres dengan mesin. Dalam pembuatannya, digunakan sioko

(kalsium sulfat) sebagai bahan penggumpal protein sari kedelainya.

4. Tahu kuning mirip tahu Cina. Bentuknya tipis dan lebar. Warna kuning

dikarenakan sepuhan atau larutan sari kunyit. Tahu ini banyak digunakan

dalam masakan Cina.

5. Tahu takwa merupakan tahu khas Kediri, Jawa Timur. Kalau dipijit,

tahunya terasa padat. Proses pengolahan tahu takwa pada prinsipnya

sama dengan tahu biasa, hanya terdapat perbedaan dalam perlakuan,

terutama pada perendaman kedelai dan pengepresan tahu. Bahan bakunya

dipilih kedelai lokal yang berbiji kecil-kecil. Penggumpalan sari kedelai

menggunakan asam cuka. Sebelum dipasarkan, tahu takwa dimasak atau

dicelup beberapa menit dalam air kunyit mendidih sehingga warnanya

menjadi kuning. Tahu dijual dan disimpan dalam keadaan kering tanpa

perlu direndam air seperti tahu putih biasa.

6. Tahu sutera banyak dijual pasar swalayan. Tahu ini sangat lembut dan

lunak. Dulu, tahu ini mudah sekali rusak sehingga harus segera diolah.

Namun, sekarang proses pembuataanya lebih modern sehingga

produknya lebih tahan lama. Oleh karenanya, tahu sutera sekarang

disebut long life tofu. Tahu yang berasal dari Jepang ini biasanya

dikonsumsi sebagai makan penutup (dessert) dan disajikan bersama sirup

jahe agar cita rasanya lebih lezat.

7. Tahu Kuningan adalah tahu putih yang dijual dalam bentuk mentah atau

digoreng. Setelah digoreng, tahu Kuningan mirip dengan tahu Sumedang,

perbedaannya meski digoreng kering bagian dalamnya tidak kepong dan

tetap lembut. Tahu dijual dalam kemasan keranjang dan disantap dengan

cabe rawit lebih nikmat. Tahu Kuningan merupakan makanan khas yang

sering dijadikan buah tangan oleh para pengunjung yang berwisata.

Menurut Sarwono dan Saragih (2001), tahu yang beredar di pasar

tradisional saat ini mutunya masih beragam. Oleh karena itu ada beberapa

hal yang harus diketahui untuk memilih tahu yang bermutu :

1. Tahu sebaiknya tidak menggunakan pewarna, namun beberapa tahu

menggunakan pewarna. Dalam memilih tahu yang berwana harus lebih

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

9

cermat. Warna yang terlalu cerah atau mencolok, sebaiknya dihindari

karena pewarna yang digunakan biasanya berupa pewarna sintetik,

seperti bahan pewarna cat atau kain.

2. Untuk mengetahui mutu tahu dapat dicium dari aromanya. Aroma tahu

yang agak wangi dan menyengat sebaiknya dihindari karena

kemungkinan diberi pengawet formalin (bukan pengawet makanan).

3. Untuk mengetahui kesegaran, peganglah permukaan tahu. Tahu yang

tidak segar lagi, selain aromanya masam sampai busuk, permukaannya

berlendir, teksturnya lunak dan kurang kompak, bahkan ada kalanya telah

berjamur. Produk semacam ini tidak layak lagi dikonsumsi.

Sedangkan mutu tahu menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN)

pada Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3142-1998 dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Syarat mutu tahu

No Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan:

a Bau Normal

b Rasa Normal

c Warna Putih normal atau kuning normal

d Penampakan Normal tidak berlendir dan tidak

berjamur

2 Abu % (b/b) Maks 1,0

3 Protein (Nx6,25) % (b/b) Min 9,0

4 Lemak % (b/b) Min 0,5

5 Serat kasar % (b/b) Maks. 0,1

6 Bahan tambahan makanan % (b/b) Sesuai SNI 01-0222-M dan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 722/ Men.

Kes/Per/IX/1983

7 Cemaran logam:

a Timbal (Tb) mg/kg Maks. 2,0

b Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 30,0

c Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0

e Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0/250,0

d Raksa (Mg) mg/kg Maks. 0,03

8 Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks.1,0

9 Cemaran Mikroba:

a Escherichia Coli APM/g Maks. 10

b Salmonella /25 g Negatif

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

10

2.3. Pendekatan Sistem

Sistem didefinisikan sebagai suatu agregasi atau kumpulan obyek-

obyek yang saling menerangkan dalam interaksi dan tergantung satu sama

lain. Dengan kata lain, sistem diartikan sebagai suatu kumpulan unsur-unsur

yang berada dalam keadaan yang saling berhubungan. Menurut Eriyatno

(1998) sistem adalah totalitas himpunan unsur-unsur yang mempunyai

struktur dalam nilai posisional serta matra dimensional terutama dimensi

ruang dan waktu, dalam upaya mencapai suatu gugus tujuan (goals).

Menurut Marimin (2004), konsep sistem merupakan awal dari studi

sistem yang selanjutnya akan didisain dan dievaluasi. Konsep sistem banyak

dipengaruhi oleh pendapat keteknikan yaitu merupakan proses transformasi

yang mengolah input menjadi output sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Dalam kenyataannya, struktur sistem terdiri dari sub-sistem dan

unsur. Sub-sistem adalah suatu unsur atau komponen fungsional suatu

sistem yang berhubungan satu sama lain. Unsur adalah bagian terkecil

sistem yang dapat diidentifikasi pada tingkat yang paling rendah yang dapat

dikategorikan sebagai individu. Interaksi antar sub-sistem terjadi karena

output dari suatu sub-sistem dapat menjadi salah satu input bagi sub-sistem

lainnya. Jika interaksi antar sub-sistem terganggu, maka proses transformasi

pada sistem secara keseluruhan juga terganggu, sehingga dapat

mengakibatkan ketidaksesuaian dari tujuan yang ingin dicapai.

Dalam Marimin (2005) menyatakan proses transformasi unsur dalam

suatu sistem dapat dinyatakan dalam fungsi matematika, operasi logik dan

proses operasi yang mengkaitkan secara prediktif antara output dan input.

Dalam ilmu sistem transformasi ini dikenal dengan istilah pendekatan

”Kotak Gelap” (black box).

Para ahli sistem memberikan batasan perihal, yang solusinya

sebaiknya menggunakan teori sistem yang pengkajiannya, yaitu persoalan

yang memenuhi karakteristik : (1) Kompleks, (2) Dinamis dan (3)

Probabilistik. Tiga pola pikir yang menjadi pegangan pokok ahli sistem

dalam merancang berbagai solusi, yaitu (1) Sibernetik (Cybernetic), artinya

berorientasi pada tujuan; (2) Holistik (Holistic), yaitu cara pandang yang

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

11

utuh terhadap kebutuhan sistem; dan (3) Efektif (Effective), sehingga dapat

dioperasionalkan (Marimin, 2005).

Pendekatan kesisteman mengutamakan kajian struktur sistem, baik

yang bersifat penjelasan maupun sebagai pendukung bagi penyelesaian

persoalan. Kajian sistem dimulai dengan identifikasi terhadap adanya

sejumlah kebutuhan, sehingga dapat dihasilkan suatu operasi dari sistem.

Dalam pendekatan sistem umumnya telah ditandai dengan : (1) Pengkajian

terhadap semua faktor yang berpengaruh dalam rangka mendapatkan solusi

untuk mencapai tujuan, dan (2) Adanya model-model untuk membantu

pengambilan keputusan lintas disiplin, sehingga permasalahan yang

kompleks dapat diselesaikan secara komprehensif (Marimin dan Maghfiroh,

2010).

2.4. Kelayakan Usaha

Menurut Umar (2003), studi kelayakan bisnis merupakan penelitian

terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalisasikan secara rutin

dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang

tidak ditentukan. Dalam menilai kelayakan keuangan suatu usaha biasa

digunakan metode Payback Period (PBP), Break Even Point (BEP), Net

Present Value (NPV) dan B/C rasio.

Metode PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan

menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio

antara initial cash investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya

merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan

maksimum PBP yang dapat diterima.

Jika PBP lebih pendek waktunya dari maximum PBP maka usulan

investasi dapat diterima. Metode ini cukup sederhana, sehingga mempunyai

kelemahan. Kelemahan utamanya, metode ini tidak memperhatikan konsep

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

12

nilai waktu dari uang, di samping tidak memperhatikan aliran kas masuk

setelah PBP. Jadi pada umumnya metode ini digunakan sebagai pendukung

metode lainnya.

BEP adalah suatu alat analisa yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antar beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan, seperti luas

produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan,

serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Pendapatan

perusahaan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan

perusahaan sedangkan biaya operasinya merupakan pengeluaran yang juga

sebagai kegiatan perusahaan. Biaya operasi ini terbagi atas tiga bagian, yaitu

biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi-variabel. Persamaan yang dapat

digunakan dalam menganalisa pulang pokok adalah :

Dimana :

Y = jumlah biaya semi variabel

a = jumlah biaya tetap

b = biaya variabel per unit

x = luas produksi (tingkat produksi)

Menurut Umar (2003), setelah menentukan makna dari biaya dan

pendapatan serta luas produksi, selanjutnya akan dijelaskan perhitungan

pulang pokok secara lengkap sebagai berikut:

1. Keadaan pulang pokok merupakan keadaan dimana penerimaan

pendapatan perusahaan (total revenue) yang disingkat TR adalah sama

dengan biaya yang ditanggungnya (total cost) yang disingkat TC. TR

merupakan perkalian antara jumlah unit barang terjual dengan harga

satuannya, sedangkan TC merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan

biaya variabelnya, sehingga rumus pulang pokok dapat ditulis dalam

bentuk persamaan berikut :

TR= TC atau Q x P = a + bx

Dimana:

Q = tingkat produksi (unit)

P = harga jual per unit

a = biaya tetap

b = biaya variabel

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

13

2. Perhitungan pulang pokok akan menjadi lebih jelas jika disertai dengan

pemakaian grafik. Keadaan pulang pokok tiap perusahaan akan

bermacam-macam, besar marginal income dan biaya tetap

mempengaruhi tinggi-rendahnya pulang pokok perusahaan. Apabila

biaya tetap relatif tinggi sedangkan marginal income relatif rendah,

maka pulang pokok akan menjadi tinggi, demikian pula sebaliknya.

Keadaan pulang pokok menjadi sedang apabila biaya tetap adalah

rendah dan marginal income yang rendah pula atau sebaliknya.

BEP menggambarkan kondisi penjualan produk yang harus dicapai

untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil

penjualan produknya pada periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang

ditanggung, sehingga tidak memberikan laba atau rugi.

Total Biaya = Volume penjualan (unit) x Harga Jual (Rp)

Volume penjualan saat BEP dapat dihitung dengan persamaan:

NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai

sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional

maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung

nilai sekarang, perlu ditentukan tingkat bunga relevan (Umar, 2003).

Dimana :

CFt = aliran kas pertahun pada periode t

I0 = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (discount rate)

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

14

Dengan kriteria penilaian:

1. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima

2. Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak

3. Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima

ataupun ditolak.

Metode rasio manfaat dan biaya (benefit costs ratio analysis) atau

lebih dikenal dengan istilah B/C Ratio. Metode B/C Ratio pada dasarnya

menggunakan data ekivalensi nilai sekarang dari penerimaan dan

pengeluaran, yang dalam hal ini B/C Ratio merupakan perbandingan antara

nilai sekarang dan penerimaan atau pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

investasi dengan nilai sekarang dari pengeluaran (biaya) selama investasi

tersebut berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Kriteria kelayakannnya

adalah bila nilai B/C Ratio > 1 dan dirumuskan dengan:

2.5. Manajemen Strategi

Perumusan strategi merupakan suatu tahapan yang penting dalam

pencapaian tujuan perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan akan

merumuskan strategi yang berbeda, sesuai dengan tujuan dan kondisi

masing-masing. Strategi perusahaan adalah rumusan perencanaan

komprehensif tentang bagaimana sebuah perusahaan dalam mencapai misi

dan tujuannya. Perumusan strategi terangkum dalam suatu manajemen

strategis. Menurut David (2008), manajemen strategik adalah seni atau ilmu

untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai

tujuannya. Manajemen strategik berfokus pada mengintegrasikan

manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi dan

pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai

keberhasilan organisasi. Manajemen strategis merupakan serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan

dalam jangka panjang dan sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk

mengembangkan usahanya.

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

15

David (2006) menyatakan bahwa proses manajemen strategik terdiri

atas tiga tahap, yaitu formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi

strategi. Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan

kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,

merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan

dilaksanakan. Isu formulasi strategi mencakup bisnis apa yang akan

dimasuki, bisnis apa yang harus ditinggalkan, bagaimana mengalokasikan

sumber daya, apakah harus melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis,

apakah harus memasuki pasar internasional, apakah harus bergabung atau

membentuk joint venture dan bagaimana menghindari pengambilalihan

secara paksa. Karena tidak ada organisasi/ perusahaan yang memiliki

sumber daya tidak terbatas, maka penyusun strategi harus memutuskan

alternatif strategi mana yang akan memberikan keuntungan terbanyak.

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan

tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan

dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya

yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi efektif dan

mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan

dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja

karyawan dengan kinerja organisasi (David, 2006).

David (2006) juga menyatakan bahwa evaluasi strategi adalah tahap

final dalam manajemen strategik yang digunakan sebagai alat utama untuk

mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan strategi. Semua strategi dapat

dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara

konstan berubah. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah (1) meninjau

ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, (2)

mengukur kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif. Evaluasi

dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan di hari

esok.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

16

David (2006) menyebutkan bahwa manajemen strategik adalah

tentang mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif

(competitive advantage). Terminologi ini dapat didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan

dibandingkan dengan pesaingnya. Ketika sebuah perusahaan dapat

melakukan sesuatu dan perusahaan lain tidak dapat, atau memiliki sesuatu

yang diinginkan pesaingnya, hal tersebut menggambarkan keunggulan

kompetitif. Memiliki dan menjaga keunggulan kompetitif sangat penting

untuk keberhasilan jangka panjang dari suatu perusahaan. Mengumpulkan

dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting

untuk keberhasilan formula strategi.

Menurut Porter (1993), Model Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-

Forces Model) tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang

digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak

industri. Hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi

atas lima kekuatan yaitu (1) persaingan antar perusahaan sejenis, (2)

kemungkinan masuknya pesaing baru, (3) potensi pengembangan produk

substitusi, (4) kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok dan (5) kekuatan

tawar-menawar pembeli/konsumen.

Gambar 1. Model lima kekuatan Porter

Pada dasarnya, mengembangkan strategi bersaing adalah

mengembangkan formula umum mengenai bagaimana bisnis akan bersaing,

apa seharusnya yang menjadi tujuannya, dan kebijakan apa yang akan

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

17

diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Strategi bersaing adalah

kombinasi antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh perusahaan dengan

alat (kebijakan) dimana perusahaan berusaha sampai ke sana. Porter

menggambarkan strategi bersaing secara lengkap dalam roda strategi

bersaing. Roda strategi bersaing merupakan suatu alat untuk

menggambarkan aspek-aspek pokok dari startegi persaingan perusahaan

dalam satu halaman. Di pusat roda adalah tujuan-tujuan perusahaan, yang

merupakan definisi secara luas mengenai bagaimana perusahaan ini ingin

bersaing serta sasaran-sasaran ekonomis dan non-ekonomisnya yang

spesifik. Jari-jari roda adalah kebijakan-kebijakan operasi pokok dengan

mana perusahaan berusaha mencapai tujuan-tujuan tersebut (Porter, 1993).

Gambar 2. Roda strategi bersaing

Dalam menyusun strategi bersaing melibatkan pertimbangan dari

empat faktor utama yang menentukkan batas-batas apa yang akan dapat

dicapai oleh perusahaan. Kekuatan dan kelemahan adalah profil dari

kekayaan serta ketrampilan relatif dibandingkan dengan para pesaingnya,

termasuk di dalamnya sumber daya keuangan, pasar, teknologikal,

identifikasi merek dan lain-lain. Nilai-nilai pribadi organisasi dan motivasi-

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

18

motivasi serta harapan-harapan dari para eksekutif utama dan orang-orang

yang harus melaksanakan strategi yang ditetapkan. Kekuatan dan kelemahan

dikombinasikan dengan nilai-nilai yang menumbuhkan batasan-batasan

internal bagi suatu perusahaan terhadap strategi bersaing bagi suatu

perusahaan.

Batas-batas eksternal disebutkan oleh industri dan lingkungan yang

lebih luas. Peluang-peluang dan kendala-kendala industri akan

menimbulkan lingkungan persaingan yang didalamnya mengandung risiko-

risiko maupun hasil-hasil yang potensional.

Harapan-harapan masyarakat luas akan berdampak terhadap

perusahaan, antara lain (1) Kebijakan pemerintah, (2) Perhatian-perhatian

sosial, (3) Harapan-harapan yang berkembang dan lain sebagainya. Keempat

faktor tersebut harus dipertimbangkan sebelum suatu bisnis menetapkan

tujuan-tujuan serta kebijakan-kebijakan yang dapat ditetapkan secara

realistis.

Gambar 3. Konteks dimana strategi bersaing dirumuskan

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

III. METODE KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

Survei lapangan dilakukan untuk menganalisa kinerja bisnis usaha

tahu dan kebutuhan pasar. Hasil analisa kebutuhan pasar menjadi masukan

dalam pengembangan usaha IK tahu, kemudian dilakukan analisa kelayakan

pengembangan usaha. Apabila hasilnya layak, maka dilakukan penyusunan

rencana pengembangan usaha yang akan didukung oleh strategi

pengembangan usaha yang sesuai agar usaha dapat menguntungkan dan

berkelanjutan.

Gambar 4. Tahapan kajian

Ya

Mulai

Survey Lapangan

Kinerja Bisnis Usaha Kecil

Tahu Lamping

Analisa Kelayakan

Pengembangan Usaha

Layak?

Perumusan Strategi Pengembangan Usaha (AHP)

Proses Pengolahan Produk

Pengolahan limbah

Pembiayaan usaha

Strategi Pengembangan Usaha

Analisa Kebutuhan

Pasar

Tidak

Peningkatan

Kapasitas Usaha

Uji Friedman

Karakteristik Produk dan

Minat Konsumen

terhadap Produk

Perencanaan

Pengembangan Usaha

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

20

3.2. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bahan bacaan yang

mendukung penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka data primer

dalam penelitian ini diperoleh dari pengamatan langsung di lokasi baik

melalui wawancara dengan pendekatan pendapat pakar dan

angket/kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instasi terkait,

laporan-laporan berkala atau tahunan, jurnal dan berbagai literatur yang

berhubungan dengan penelitian. Sumber pokok data sekunder akan

diperoleh dari Pemda Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dan

KOPTI Kabupaten Kuningan.

3.3. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data yang akan digunakan adalah Uji Beda

Freidman dan Analytical Hierarchy Process (AHP).

3.4.1. Uji Beda Friedman

Menurut Santoso (2010), Uji Friedman berguna untuk mengetes

pasangan sampel data ordinal berasal dari populasi yang sama. Uji ini

umumnya digunakan jika skala pengukuran datanya ordinal dan skala

interval maupun rasional yang tidak memenuhi syarat untuk uji t atau

uji F kategori/perlakuan yang diteliti lebih besar dari dua (P > 2) dan

termasuk klasifikasi dua arah (ada peubah lain/sampingan selain

perlakuan) atau berpasangan atau dalam rancangan percobaan/

lingkungan terkenal dengan nama Rancangan Acak Kelompok (RAK).

Rumus uji Friedman adalah :

k

i

knRiknk

F1

2 )1(3)1(

12

Dimana :

F : nilai Friedman dari hasil perhitungan

Ri : jumlah rank dari kategori/perlakuan ke i

k : banyaknya katagori/perlakuan (i=1,2,3,……,k)

n : jumlah pasangan atau kelompok

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

21

Hipotesisnya:

Ho : R1 = R2 = R3 =…………..=Rk

H1 : Ri≠Ri’ untuk suatu pasangan Ri (i≠i)

Dimana:

Ri adalah jumlah rangking ke i

Kriteria penerimaan Ho adalah sebagai berikut :

Jika F < X2

(0,05:db=(k-1), maka H diterima

Jika F > X2

0,05:db=(k-1), maka H ditolak

Jika F > X2

0,05:db=(k-1), maka Ho ditolak

Jika Ho ditolak berarti ada pasangan rataan rangking yang

berbeda untuk mencari pasangan mana yang berbeda, maka harus

melakukan uji lanjutan yaitu uji jumlah rangking dengan rumus

berikut :

6

)1()1)(1(;2/

knknkdbttH

Disini k adalah banyaknya kategori /perlakuan dan n adalah

banyaknya pasangan atau kelompok.

Jika HtRiRi ' pada α=0,05 maka Ho diterima berarti

pasangan rangking perlakuan tersebut berbeda nyata (P < 0,05) dan

jika HtRiRi ' pada α=0,05 maka Ho ditolak berarti pasangan

rangking perlakuan tersebut berbeda nyata (P < 0,05) dan jika

HtRiRi ' pada α=0,01 maka Ho ditolak berarti pasangan rangking

perlakuan tersebut berbeda sangat nyata (P > 0,01).

Sugiyono (2010) menyatakan uji Friedman merupakan

perkembangan uji Wilcoxon, dimana uji Wilcoxon digunakan untuk

uji dua contoh berpasangan. Dalam hal ini, berasal dari ulangan

pengukuran yang berasal dari satu contoh atau dari pengukuran yang

sama dari beberapa contoh yang berpasangan. Sedangkan uji

Friedman umumnya digunakan untuk uji n contoh berhubungan

(berpasangan). Uji ini pada prinsipnya ingin menguji apakah n contoh

(lebih dari dua contoh) yang berpasangan satu dengan yang lain

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

22

berasal dari populasi yang sama. Persyaratan data dalam uji ini adalah

(1) data bertipe nominal atau ordinal, (2) data bertipe interval atau

rasio, namun tidak berdistribusi normal, dan (3) data berjumlah sedikit

(di bawah 30).

3.4.2. Teknik Peramalan

3.4.2.1. Proyeksi Penjualan

Teknik prakiraan atau peramalan (forecasting) merupakan titik

pangkal dalam perencanaan produksi suatu barang dan jasa. Prakiraan

sangat diperlukan untuk menentukan kapan suatu kejadian akan terjadi

atau kapan suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat diambil

tindakan atau langkah-langkah yang tepat. Hal ini disebabkan adanya

selang waktu antara proses produksi barang dan jasa sampai tiba di

tangan konsumen/pengguna melalui proses penjualan. Oleh karena

prakiraan merupakan suatu usaha dengan menggunakan metode

ilmiah untuk menduga apa yang akan terjadi di masa mendatang,

maka faktor terjadinya kesalahan-kesalahan (error) besar

kemungkinannya untuk terjadi. Namun walaupun demikian dengan

menggunakan teknik prakiraan hal-hal yang terjadi di masa

mendatang dapat diduga lebih baik.

Pada metode kuantitatif model deret waktu (time series)

pendugaan terhadap masa mendatang dilakukan atas dasar nilai

peubah atau galat (error). Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan

pola deret data masa lalu dan kemudian mengekstrapolasikannya ke

masa mendatang, namun sebab-sebab terjadinya fluktuasi tidak

diperhatikan. Himpunan data time series terdiri dari himpunan data

inisialisasi dan himpunan data uji. Metode time series ini dapat

dikelompokkan menjadi : (1) Metode Penataan (Averaging Methods),

(2) Metode Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothing

Methods), (3) Metode Dekomposisi dan (4) Metode Box-

Jenkins(Auto-regressive Integrated Moving Average Model =

ARIMA)

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

23

Pemulusan digolongkan menjadi Pemulusan dengan metode

Nilai Rataan (Average Methods) dan Pemulusan Eksponensial.

Pemulusan dengan Metode Nilai Rataan terdiri dari : (1) Perataan

Sederhana (Simple Average), (2) Perataan Bergerak Tunggal (Single

Moving Average) dan (3) Perataan Bergerak Ganda (Double Moving

Average)

Dari berbagai metode pemulusan tersebut dipilih teknik

prakiraan yang memiliki nilai parameter dengan ukuran efektivitas

yang terbaik. Kecermatan hasil prakiraan ditentukan dari selisih antara

hasil prakiraan dan data aktual, kecocokan teknik prakiraan dengan

pola data dan nilai parameter prakiraan. Ukuran parameter prakiraan

dikelompokkan menjadi ukuran baku statistika dan ukuran relatif.

Ukuran relatif merupakan persentase error atau kesalahan prakiraan.

Ukuran baku statistika dapat ditetapkan :

ei = Xi – Fi dengan e = error (galat)

X = datum aktual

F = prakiraan

Beberapa besaran ukuran kecermatan prakiraan yang sering

digunakan adalah :

1. Mean Error (ME)

2. Standard Deviation of Error (SDE)

3. Percentage Error (PE)

4. Mean Absolute Percent Error (MAPE)

3.4.2.2. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

24

Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah di pengaruhi oleh

besarnya angka fertilitas, mortalitas, migrasi. Rumus untuk

menghitung jumlah pertumbuhan penduduk berdasarkan pertumbuhan

geometrik yaitu :

Pt=Po(1+r)t , Di mana:

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun

Pertumbuhan geometri adalah pertumbuhan penduduk berskala

atau bertahap dalam selang waktu tertentu.

3.4.3. AHP

Metode ini dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan

informasi dan berbagai keputusan secara rasional (judgement) agar

dapat memlih alternatif yang paling disukai (Saaty, 1990). Metode ini

dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah kualitatif yang

kompleks dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses

pengekspresian masalah yang dimaksud dalam kerangka berpikir

terorganisir, sehingga memungkinkan dilakukannya proses

pengambilan keputusan secara efektif. Metode ini memiliki

keunggulan tertentu, karena mampu membantu menyederhanakan

persoalan kompleks menjadi persoalan terstruktur, sehingga

mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan terkait.

Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan

kompleks dan tidak terstruktur, serta bersifat strategik dan dinamis

melalui upaya penataan rangkaian peubahnya dalam suatu hirarki.

Pengolahan data dengan metode AHP dapat dilakukan dengan aplikasi

perangkat lunak CDP V3.04 dan Expert Choice 2000.

Keunggulan lain dari AHP, diantaranya menjelaskan proses

pengambilan keputusan secara grafik, sehingga mudah dipahami oleh

semua pihak yang terlibat dalam proses bersangkutan. Dengan

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

25

memakai metoda AHP, proses keputusan yang bersifat kompleks

dapat diuraikan menjadi sejumlah keputusan lebih kecil (terbatas),

sehingga dapat ditangani dengan lebih mudah. Selain itu, dalam

aplikasinya, metode ini juga menguji konsistensi berbagai penilaian,

khususnya apabila terjadi penyimpangan penilaian yang terlalu jauh

dari nilai konsistensi yang sempurna (Marimin, 2004).

Tabel 5. Keuntungan penggunaan metode AHP

No Prinsip Penjelasan

1 Kesatuan AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti,

dan luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak terstruktur.

2 Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasar

sistem dalam memecahkan persoalan kompleks.

3 Saling

Ketergantungan

AHP mencerminkan kecenderungan alami, dari pemikiran untuk

memilah-milah unsur dalam satu sistem, pada berbagai tingkat

yang berlainan dan pengelompokkan unsur-unsur yang serupa

dalam setiap tingkat.

4 Pengukuran AHP menghasilkan satu skala untuk mengukur hal-hal dan

terwujudnya suatu metode untuk menetapkan prioritas.

5 Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang

dipakai untuk menetapkan berbagai prioritas

6 Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan

setiap alternatif.

7 Tawar

Menawar

AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai

faktor sistem dan memungkinkan organisasi dapat memilih

alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuannya.

8 Pemilihan

Konsesus

AHP tidak memaksakan konsesus tetapi mensintesiskan suatu

hasil yang representatif dari berbagai penilaian berbeda.

9 Pengulangan

Proses

AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisinya atas

satu persoalan dan memperbaiki berbagai pertimbangan serta

pengertian melalui berbagai pengulangan.

Marimin (2004) menyatakan beberapa langkah yang dilakukan

dalam metode AHP adalah :

1. Penyusunan Hirarki, untuk menguraikan persoalan menjadi

unsur-unsur, dalam wujud kriteria dan alternatif, yang disusun

dalam bentuk hirarki.

2. Penyusunan kriteria, untuk membuat keputusan yang dilengkapi

dengan (1) uraian subkriteria dan (2) bentuk alternatif yang terkait

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

26

masing-masing kriteria tersebut untuk dipilih sebagai keputusan

tercantum pada tingkatan paling bawah.

3. Penilaian Kriteria dan Alternatif, untuk melihat pengaruh

strategik terhadap pencapaian sasaran, yang dinilai melalui

perbandingan berpasangan. Nilai dan definisi pendapat kualitatif

berdasarkan skala perbandingan Saaty (1990) adalah seperti

termuat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penilaian kriteria berdasarkan skala perbandingan Saaty.

Nilai Keterangan

1 A sama penting dengan B

3 A sedikit lebih penting dari B

5 A jelas lebih penting dari B

7 A sangat jelas lebih penting dari B

9 Mutlak lebih penting dari B

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai berdekatan

4. Penentuan Prioritas, menggunakan teknik perbandingan

berpasangan (pairwise comparisons) untuk setiap kriteria dan

alternatif. Nilai-nilai perbandingan relatif tersebut diolah dengan

menggunakan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian

persamaan matematik untuk menentukan peringkat relatif dari

seluruh alternatif yang ada. Selanjutnya dilakukan perhitungan

untuk melihat konsistensi penilaian dengan menggunakan cara

perhitungan CR (Consistency Ratio).

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum

Industri pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Kuningan menjadi

mata pencarian yang juga banyak menyerap tenaga kerja dan menjanjikan

investasi cukup besar secara kumulatif. Industri yang berkembang di

dominasi oleh industri kecil makanan yang padat karya (Tabel 7). Oleh

karena diperlukan perhatian secara khusus untuk membina dan membantu

pelaku industri kecil dan perumahan ini agar mampu bertahan ditengah

derasnya perkembangan industri berskala menengah dan besar baik dari

dalam maupun luar Kabupaten Kuningan. Kesulitan utama yang sering

dihadapi pelaku industri kecil adalah keterbatasan pembiayaan usaha,

teknologi proses dan pengemasan, pengolahan limbah dan strategi

pemasaran, serta persaingan.

Tabel 7. Perkembangan IK di Kabupaten Kuningan dari tahun 2004-2009

No Jenis Usaha Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 Perdagangan 6.740 7.017 7.264 7.586 7.466 9.818

2 Industri Pertanian 4.885 4.977 5.162 5.503 5.377 2.722

3 Industri Non-pertanian 2.612 2.437 3.043 3.240 3.078 2.437

4 Aneka Usaha 1.416 7.456 1.517 1.439 7.128 4.256

Jumlah 15.653 16.387 16.986 17.769 23.049 20.233

Sumber : BPS, 2009

Industri makanan dari olahan kedelai merupakan IK terbanyak di

Kabupaten Kuningan, pada tahun 2009 berjumlah 201 unit usaha kecil yang

mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 634 orang, dimana 67 unit usaha

merupakan IK tahu yang menyerap 190 orang tenaga kerja.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

28

Tabel 8. Jumlah IK tahu di Kabupaten Kuningan

No Kecamatan Perusahaan

(Unit)

Tenaga Kerja

(Orang) Investasi (Ribu Rp)

1 Cibingbin 19 56 38.240

2 Kuningan 25 68 178.400

3 Cigugur 11 32 50.000

4 Jalaksana 12 34 41.000

Jumlah 67 190 307.640

Sumber : BPS, 2009

Dalam upaya pengembangan industri kecil tahu Kuningan, Koperasi

Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Kabupaten Kuningan memegang peranan

penting terutama dalam penyediaan pembiayaan usaha baik berupa uang

modal usaha, penyediaan bahan baku dan pelatihan. Pada tahun 2009,

jumlah anggota KOPTI-Kab. Kuningan mencapai 161 orang yang tersebar

di 11 Kecamatan (Tabel 9).

Tabel 9. Anggota KOPTI-Kabupaten Kuningan tahun 2009

No Wilayah Kerja Pengrajin (Unit)

Tempe Tahu Jumlah

1 Bojong 4 1 5

2 Cibingbin 6 11 17

3 Cijoho 5 1 6

4 Cikentrungan 2 22 24

5 Cinagara 12 1 13

6 Jalaksana 1 4 5

7 Kapandayan I 23 4 27

8 Kapandayan II 18 5 23

9 Kramat Mulya 7 3 10

10 Kuningan Kota 8 11 19

11 Purwasari 8 4 12

Jumlah 94 67 161

Fasilitas yang diberikan terhadap anggota, yaitu dukungan dan

motivasi dalam hal pengembangan usaha maupun peningkatan produksi

melalui penyuluhan, pelatihan dan forum diskusi rutin. KOPTI-Kabupaten

Kuningan telah mampu melakukan inovasi dan mensosialisasikannya

kepada anggota terkait konversi minyak tanah ke gas Elpiji. Hal ini sangat

membantu anggota untuk mengurangi biaya produksi, sehingga keuntungan

yang dihasilkan bertambah.

Selain itu, KOPTI-Kabupaten Kuningan seringkali bekerjasama

dengan departemen lain yang terkait untuk penyuluhan dan pelatihan

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

29

anggota. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan pembekalan kepada

anggota yang merupakan pelaku IK agar dapat menghasilkan produk yang

sehat, aman, bermutu baik, sehingga dapat bersaing dengan produk industri

menengah dan besar.

Pada tahun 2009 KOPTI-Kab Kuningan meluncurkan produk baru

untuk para anggota, yaitu Simpanan Berjangka (SIMPKA). Simpanan ini

diharapkan dapat menggalang permodalan untuk perkembangan usaha

anggota.

KOPTI-Kabupaten Kuningan berperan sebagai distributor kacang

kedelai utama untuk IK tahu yang menyedikan 6 (enam) jenis kedelai impor

dengan kualitas baik (Tabel 10). Pada tahun 2009, total penjualan kacang

kedelai mencapai 4.772.852 kg yang diperkirakan terus meningkat sejalan

perkembangan jumlah IK pengolahan kedelai di Kabupaten Kuningan.

Tabel 10. Nilai persediaan kacang kedelai per 31 Desember 2009

No Jenis Kedelai Persediaan

(Kg) Harga (Rp)

1 Kedelai USA MTM 18.310 5.777

2 Kedelai USA Pelangi 16.464 6.000

3 Kedelai USA Jempol 8.375 6.000

4 Kedelai USA MTH 6.774 5.800

5 Kedelai USA SBS 1.414 5.860

6 Kedelai USA BW 16.506 5.750

4.2. Kendala Pengembangan IK Tahu

Sebanyak 70-80% kebutuhan kacang kedelai dalam negeri dipenuhi

dengan impor dari negara lain, sisanya dipenuhi dari produksi dalam negeri.

Industri yang menggunakan bahan baku kedelai terbesar adalah industri tahu

dan tempe yang umumnya berskala kecil dan menengah. Ketergantungan

atas impor kedelai merupakan ancaman bagi keberlanjutan usaha industri

pengolahan kedelai (industri tahu). Diduga hal ini menghambat

perkembangan industri tahu di Indonesia, sehingga diperlukan alternatif

bahan baku untuk industri tahu dalam pengembangan industri tahu di masa

mendatang.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

30

Selain itu, faktor budaya dan psikologi masyarakat/konsumen tahu

mempengaruhi pengembangan industri tahu. Masyarakat pulau Jawa

diindikasikan lebih menyukai produk olahan kedelai berupa tahu

dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Hal ini terlihat dengan

sentralisasi industri tahu di daerah Jawa Barat dan beberapa daerah lainnya

di pulau Jawa.

IK tahu di Kabupaten Kuningan sudah berkembang sejak tahun 1960-

an sebagai Bisnis Milik Keluarga (BMK). Dalam BMK, keluarga

merupakan stakeholder utama yang mempengaruhi kinerja, manajemen dan

kesuksesan usaha. Perbedaan dalam sistem bisnis non milik keluarga

(BNMK) dan BMK (Tabel 11).

Tabel 11. Perbedaan BNMK dan BMK

No Dinamika Sistem Keluarga Sistem Bisnis

1 Motif dasar Mencari harmoni Mencari laba

2 Prinsip operasional Menggabungkan antara hasrat dan

kasih sayang

Menggabungkan antara efisiensi dan

obyektivitas

3 Penghargaan Diberikan karena adanya keterlibatan

anggota keluarga di dalam BMK dan

penghargaan diberikan karena adanya

kebutuhan

Penghargaan diberikan karena adanya

kinerja yang dihasilkan

4 Promosi Berdasarkan lama keterlibatan di BMK

dan sistem promosi tidak fleksibel,

karena posisi di dalam keluarga

Promosi diberikan karena keahlian dan

senioritas, kerja keras dari SDM

mendorong tercapainya posisi tertentu

di dalam organisasi

5 Pelatihan Pelatihan dilakukan secara implisit dan

tidak distandarisasi

Pelatihan dilaksanakan secara eksplisit,

diperlukan oleh SDM untuk melakukan

pekerjaan dengan lebih baik dan

terstandarisasi

6 Pemisahan antara

manajerial dan

pemilik

Tidak ada pemisahan yang

terstandarisasi antara fungsi manajerial

dengan pemilik, karena tidak adanya

panduan proses yang jelas

Pemisahan antara pemilik dan fungsi

manajerial diatur dengan jelas, sebagai

proses umum dan memiliki panduan

yang jelas untuk diikuti.

IK tahu merupakan BMK dan pengelolaan usaha bersifat

kekeluargaan sehingga keputusan didominasi oleh anggota keluarga dengan

lebih mengandalkan emosional dibandingkan analisa strategi yang rasional.

Pendapat anggota keluarga yang disegani lebih dihargai dibandingkan

pendapat lainnya, meskipun pendapat tersebut lebih baik dari aspek bisnis.

Hal ini menjadikan perusahaan tidak mampu menganalisa kebutuhan usaha

dan menyusun strategi pengembangan dengan baik. Keputusan yang diambil

lebih bersifat menjaga hubungan silaturahmi keluarga bukan

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

31

mengembangkan usaha. Dalam bisnis keluarga, kondisi tersulit adalah saat

transisi atu peralihan generasi kepemilikan. Ketika generasi berikutnya tidak

mempunyai kemampuan pengelolaan usaha yang baik, maka usaha akan

menurun bahkan gulung tikar dan sebaliknya usaha tersebut akan meningkat

dan lebih sukses. Kondisi inilah yang menjadi salah satu kendala dalam

pengembangan usaha IK tahu di Kabupaten Kuningan.

4.3. Analisa Usaha Tahu

Studi kasus dilakukan di IK tahu lamping yang beralamat di Jl. Raya

Manis Lor, Kabupaten Kuningan-Jawa Barat. IK tahu ini berdiri pada tahun

2005 dengan kapasitas produksi 10 kg kedelai/hari dengan lima (5) orang

tenaga kerja yang semuanya anggota keluarga. Saat ini sudah mempunyai

20 pegawai dan 15 orang pedagang keliling dengan produksi rataan 200 kg

kedelai/ hari. Pada hari raya dan libur, produksi meningkat hampir dua (2)

kali lipat, yaitu 400-500 kg kedelai. Pemasok utama kedelai adalah KOPTI

Kabupaten Kuningan yang dibantu oleh distributor kedelai swasta dari

Cirebon.

Produk tahu yang dihasilkan dijual dengan harga Rp. 333/potong tahu

atau Rp. 1000/ 3 potong tahu. Harga ini sesuai dengan harga yang telah

ditentukan oleh KOPTI Kabupaten Kuningan. Standarisasi harga ini

dilakukan untuk menghindari ketimpangan harga antar IK tahu, sehingga

menimbulkan persaingan tidak sehat. Harga akan disesuaikan dengan

kenaikan harga bahan baku dan disosialisasikan oleh KOPTI.

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

32

Kedelai

(1 kg)

Perendaman

Pembersihan

Penggilingan

Pemasakan Penyaringan

Ampas (±2 kg) Sari Kedelai (±5-6 l)

Penggumpalan Bahan Penggumpal

Penyaringan

Air Tahu

(±4-5 l)

Bubur Tahu (±2 kg)

Pencetakan dan Pengepresan

Pemotongan

Penaburan Garam Garam

Penggorengan

Penirisan

Tahu

(56 potong=±1,5 kg)

4.2.1. Aspek Produksi

Prinsip pembuatan tahu di Kabupaten Kuningan-Jawa Barat

sama dengan tahu pada umumnya. Kedelai sebagai bahan baku

utama direndam dalam air, kemudian dilumatkan dan hasilnya

diekstrak sehingga diperoleh sari (susu) kedelai. Setelah itu

ditambahkan zat penggumpal dan diendapkan, kemudian dicetak dan

dipres.

Gambar 5. Diagram alir proses pembuatan tahu

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

33

Dalam pembuatan tahu terdapat empat (4) tahapan utama, yaitu :

1. Pembuatan sari kedelai

Biji kedelai sebanyak satu (1) kg dimasukan kedalam bak

perendaman berisi air dingin kemudian direndam selama tiga (3)

jam (Gambar 6). Setelah itu kedelai dibersihkan dari kotoran atau

benda asing, seperti kerikil, pasir dan sisa makanan. Sedangkan

kedelai yang pecah, berlubang, busuk dan berjamur dibuang.

Pembersihan dilakukan secara manual oleh pekerja.

Gambar 6. Proses perendaman kedelai

Kedelai yang telah bersih kemudian digiling menggunakan

mesin giling hingga menjadi bubur halus (Gambar 7). Kedelai

yang telah halus ditampung dalam bak atau ember (penampung

sementara), kemudian dipindahkan kedalam tong kayu untuk

proses pemasakan.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

34

Gambar 7. Proses penggilingan kedelai

Tahap berikutnya, proses pemasakan bubur kedelai.

Pemasakan bubur dilakukan pada suhu 100oC selama 10-15

menit. Selanjutnya bubur kedelai disaring untuk mengambil

sarinya (Gambar 8).

Gambar 8. Proses penyaringan bubur kedelai

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

35

2. Proses penggumpalan dan pengendapan

Penggumpalan dilakukan dengan menambahkan bahan

penggumpal kedalam sari kedelai pada saat suhu sekitar 70-90oC.

Pada saat penambahan bahan penggumpal, terus dilakukan

pengadukan searah sampai terbentuk bubur tahu. Kemudian bubur

tahu diendapkan hingga terpisah dari air tahu (whey).

3. Pencetakan, pengepresan dan pemotongan

Gumpalan bubur tahu dimasukan ke dalam cetakan yang telah

dialasi kain, lalu bagian atas juga ditutup dengan kain serupa dan

papan. Kemudian dipres untuk menghilangkan sisa air tahu. Tahu

dipotong-potong sesuai dengan keinginan.

Gambar 9. Pencetakan tahu

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

36

Gambar 10. Pengepresan tahu

Gambar 11. Pemotongan tahu

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

37

4. Penaburan garam dan penggorengan.

Tahu yang sudah dipotong, kemudian ditaburi garam dan

digoreng hingga setengah kering. Tahu Kuningan meski digoreng,

namun bagian dalamnya masih lembut dan empuk.

Gambar 12. Penaburan garam

Gambar 13. Proses penggorengan tahu

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

38

Gambar 14. Tekstur tahu setelah digoreng

Keunggulan IK tahu Lamping adalah dalam proses pengolahan

produk berikut :

a. Ketelitian dan ketepatan dalam setiap proses produksi, terutama

dalam penyaringan, penggumpalan, pengendapan dan pemasakan,

sehingga produk yang dihasilkan rasanya enak dan tidak berbau.

Kesalahan pada penggumpalan dan pengendapan akan

menyebabkan produk terasa asam atau pahit dan berbau tidak

sedap.

b. Tata letak tempat produksi yang teratur, sehingga aliran proses

produksi dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Dengan

aliran proses produksi yang baik dapat mengoptimalkan sumber

daya produksi juga menghasilkan produk yang baik.

c. Aliran pembuangan limbah, khususnya limbah cair yang memadai

menjadikan tempat produksi bersih dan tidak tergenang air.

d. Pemilihan bahan baku kedelai yang teliti.

e. Just in time penjualan, artinya produk yang diproduksi segera

dipasarkan saat itu juga, sehingga produk masih segar dan enak

saat dimakan oleh konsumen.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

39

4.2.2. Aspek SDM

Karyawan yang berkerja di usaha kecil Tahu Lamping

berjumlah 20 orang, dengan masing-masing mempunyai tugas

berbeda. Karyawan laki-laki ditempatkan dibagian produksi yang

bertanggungjawab atas setiap tahapan proses pembuatan tahu mulai

dari perendaman kacang kedelai, pembersihan, penggilingan,

penyaringan, pencetakan dan pemotongan tahu siap digoreng.

Sedangkan karyawan wanita bertugas menggoreng tahu yang telah

dipotong dan ditaburi garam, kemudian disusun di kios penjualan

dan melayani setiap konsumen yang datang.

Dalam pengembangan inovasi produk, pemilik dan karyawan

telah mengikuti beberapa pelatihan baik yang diselenggarakan oleh

KOPTI Kabupaten Kuningan, maupun pihak lain. Pelatihan yang

pernah diikuti di luar kota Kuningan yaitu pelatihan pembuatan tahu

bulat di Bandung selama tiga hari. Selain itu, pemilik juga rutin

mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh KOPTI Kabupaten

Kuningan dan dinas-dinas terkait.

4.2.3. Aspek Pemasaran

Penjualan produk dilakukan secara langsung, serta

didistribusikan oleh pedagang keliling dengan menggunakan sepeda

motor ke sekitar Kuningan dan Cirebon (Gambar 15). Sistem

pemasaran ini dinilai efektif untuk memperluas daerah pemasaran,

sehingga konsumen bisa memilih dan membeli tahu melalui

pedagang keliling, apabila tidak dapat membeli ke kios penjualan

langsung. Alur tata niaga penjualan tahu Lamping dapat dilihat pada

Gambar 16.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

40

Gambar 15. Pedagang keliling tahu

Gambar 16. Tata niaga penjualan tahu

Bahan Baku

Industri Kecil

Tahu Lamping

Warung/kios

penjualan tahu

Pedagang

Keliling

KOPTI

Kab. Kuningan

Konsumen

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

41

4.2.4. Aspek Keuangan

Pada Tabel 12 disajikan biaya yang diperlukan dalam produksi

tahu di IK Tahu Lamping.

Tabel 12. Biaya produksi tahu

No Uraian Jumlah Unit Harga

(Rp) Unit

Biaya (Rp)

Per hari Per bulan Per tahun

1 Bahan Baku

Kedelai 200 kg 6.000 per hari 1.200.000 30.000.000 360.000.000

2 Garam 10 kg 400 per hari 4.000 100.000 1.200.000

3 Bahan Pendukung 100.000 per hari 100.000 2.500.000 30.000.000

4 Tenaga Kerja 20 Orang 800.000 per bulan 640.000 16.000.000 192.000.000

5 Kayu Bakar 200.000 per hari 200.000 5.000.000 60.000.000

6 Bahan Bakar Gas 20 tabung 58.000 per bulan 46.400 1.160.000 13.920.000

7 Bahan Bakar (Solar) 50.000 per hari 50.000 1.250.000 15.000.000

8 Bahan Pelumas 100.000 per bulan 4.000 100.000 1.200.000

9 Minyak Goreng 35 kg 9.000 per bulan 12.600 315.000 3.780.000

10 Listrik dan Telepon 300.000 per bulan 12.000 300.000 3.600.000

11 Peralatan 300.000 per bulan 12.000 300.000 3.600.000

12 Biaya Perbaikan

dan Pemeliharaan 500.000 per bulan 20.000 500.000 6.000.000

Total 2.301.000 57.525.000 690.300.000

Pendapatan yang diperoleh dari penjualan tahu dan ampas tahu.

Penjualan tahu mencapai 3.360.000 unit tahu/tahun dengan harga

jual Rp. 333/unit, sedangkan penjualan ampas tahu Rp. 4.285.714/

bulan. Jadi total pendapatan adalah Rp. 1.170.308.571/tahun dan

keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 480.008.571/tahun atau

Rp. 1.600.029/ hari.

4.2.5. Aspek Pengolahan Limbah

Selain penjualan produk utama, yaitu tahu kuningan,

penghasilan lainnya didapat dari penjualan ampas tahu dengan harga

Rp. 4.300.000/bulan ke peternakan sapi yang berada di Desa

Jalaksana. Hal ini menjadi salah satu sumber penghasilan sampingan

yang cukup besar, selain mengurangi limbah padat di tempat

produksi.

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

42

Gambar 17. Ampas tahu

Untuk saat ini limbah cair masih menjadi kendala dalam

pengembangan usaha tahu. Pada limbah cair yang dihasilkan cukup

banyak, karena hampir sebanding dengan jumlah air yang

dibutuhkan dalam proses produksi. Sampai saat ini limbah cair

belum bisa diolah secara baik, akibat keterbatasan teknologi dan

biaya. Proses yang menghasilkan banyak limbah cair, terutama pada

proses pencucian kacang kedelai, perendaman, penggilingan dan

pemasakan. Untuk sementara limbah cair dialirkan ke septic tank

untuk menghindari pencemaran air dan udara disekitar tempat

produksi.

4.4. Analisa Potensi Pasar

4.3.1. Pertumbuhan Penduduk

Penduduk Kabupaten Kuningan Tahun 2009 berdasarkan hasil

pendataan keluarga berjumlah 1.106.793 jiwa dengan sex ratio

103,09% (laki-laki berjumlah 561.826 jiwa dan perempuan 544.967

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

43

jiwa), serta Laju Pertumbuhan Penduduk 1,14% (turun dari LPP

tahun 2008 yang mencapai 1,54%). Pertambahan penduduk

Kabupaten Kuningan dari tahun 2000-2008 dapat dilihat pada

Gambar 18.

Gambar 18. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kuningan tahun

2000-2008

Berdasarkan data tersebut didapat proyeksi pertumbuhan

penduduk dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometrik yang

diasumsikan laju pertumbuhan penduduk rataan 1,18%.

Gambar 19. Proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Kuningan

tahun 2009-2015

0.92

0.94

0.96

0.98

1.00

1.02

1.04

1.06

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Jumlah Penduduk

(x juta jiwa)

Tahun

1.04

1.06

1.08

1.10

1.12

1.14

1.16

1.18

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penduduk

(x juta jiwa)

Tahun

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

44

Diproyeksikan penduduk Kabupaten Kuningan akan terus

bertambah setiap tahunnya. Dengan pertambahan penduduk ini

berarti kebutuhan akan konsumsi menjadi meningkat. Kondisi ini

mendukung perkembangan IK makanan di Kabupaten Kuningan

salah satunya adalah IK tahu.

4.3.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pola pengeluaran per kapita rumah tangga di Kabupaten

Kuningan pada tahun 2008, menunjukkan 50,65% pengeluaran

rumah tangga digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan makanan,

atau sisanya (49,35%) untuk konsumsi bukan makanan. Dengan

tingkat daya beli masyarakat Kuningan pada kondisi tahun 2008

sebesar Rp. 543.660 yang akan terus meningkat setiap tahunnya,

dapat dianggap sebagai kondisi menguntungan bagi IK tahu. Berikut

disajikan kondisi perekonomian Kabupaten Kuningan tahun 2007-

2008.

Tabel 13. Kondisi perekonomian Kabupaten Kuningan tahun 2007-

2008

Kondisi Perekonomian Tahun 2007 Tahun 2008

Daya Beli (Rp) 542.600 543.660

Upah Minimum Kabupaten (Rp) 517.500 592.000

Pengeluaran Per Kapita RT :

1. Konsumsi Makanan

2. Konsumsi Bukan Makanan

50,17

49,83

50,65

49,35

Ketenagakerjaan :

1. TPAK

2. TPT

3. TKK

54,24

10,44

89,56

55,60

5,79

94,21

PDRB – Konstan (Rp. Juta) 3.442.801,06 3.584.552,03

PDRB Per Kapita – Konstan (Rp.) 3.470.977,97 3.442.963,06

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 4,22% 4,12%

4.3.3. Pertumbuhan Sektor Pariwisata

Sektor wisata merupakan salah satu penghasil Pendapat Asli

Daerah (PAD) yang cukup potensial dan dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar obyek wisata, karena Kabupaten

Kuningan sebagai salah satu alternatif tempat tujuan wisata, baik

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

45

wisatawan domestik maupun mancanegara. Jumlah kunjungan

wisatawan tahun 2008 tercatat 615.621.

Jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara

yang semakin meningkat merupakan target pasar potensial bagi IK

tahu. Selain kebutuhan pokok masyarakat setempat, tahu merupakan

produk yang sering dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang datang

ke Kabupaten Kuningan.

4.3.4. Analisa Produk dan Minat Konsumen

Untuk mengetahui perbedaan minat konsumen terhadap tahu

yang dihasilkan oleh usaha kecil Tahu Lamping dibandingkan

dengan usaha kecil tahu lainnya dilakukan dengan uji Friedman atas

atribut seperti warna, bau, rasa dan tekstur seperti terlihat dalam

Tabel 14.

Tabel 14. Rataan pendapat konsumen

Produk

Atribut

Warna Bau Tekstur Rasa Kunjungan Kepuasan

Pelayanan

Tahu

Lamping 2,30 3,00 2,88 2,14 2,63 2,55

Tahu Non

Lamping 1 1,32 1,55 1,53 1,07 1,32 1,42

Tahu Non

Lamping 2 1,02 1,34 1,20 1,05 1,15 1,02

Hipotesis:

H0 : Terdapat persamaan minat konsumen terhadap ketiga jenis produk tahu

H1 : Terdapat perbedaan minat konsumen terhadap ketiga jenis produk tahu

Dari hasil pengujian pada Tabel 15, terlihat bahwa nilai khi

kuadrat hitung lebih besar darpada khi kuadrat tabel (12,718 >

11,07) dengan nilai nyata 0,026 < 0,05, maka H0 ditolak. Artinya

terdapat perbedaan minat konsumen terhadap ketiga jenis produk

tahu yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha kecil Tahu

Lamping perlu dikembangkan, karena lebih diminati oleh konsumen

baik masyarakat sekitar maupun wisatawan. Dalam hal ini konsumen

menyukai produk tahu kuningan dari usaha kecil Tahu Lamping ini

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

46

dikarenakan rasanya yang lebih enak dan gurih, tidak berbau,

teksturnya lembut dan pelayanannya yang ramah.

4.3.5. Proyeksi Penjualan Tahu

Tingkat penjualan usaha kecil tahu lamping terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan menjadi berlipat ganda,

terutama pada saat hari raya dan hari libur. Untuk menghitung

prakiraan penjualan tahu digunakan metode single exponential

smoothing with trend yang dibantu dengan perangkat lunak

WinQSB. Dari data aktual selama 5 tahun terakhir, didapat prakiraan

penjualan tahu pada tahun 2011 mencapai Rp.1.662.099.000, dengan

nilai MAPE 17,32 dan MAD 208.131.600. MAPE dan MAD

merupakan ukuran kecermatan yang digunakan untuk mengukur

sejauh mana selisih atau antara hasil prakiraan dengan data

sebenarnya, nilai ini juga menunjukkan tingkat kecermatan dalam

perhitungan prakiraan perjualan.

Tabel 15. Prakiraan penjualan tahu dengan menggunakan metode

single exponential smoothing with trend (α=0,5, β=0,5)

Tahun Data Aktual (Rp) Data Prakiraan (Rp) Forecast Error(Rp)

2006 756.000,000

2007 907.200,000 756.000.000 151.200.000

2008 1.088.640.000 869.400.000 219.240.000

2009 1.306.368.000 1.071.630.000 234.737.900

2010 1.567.642.000 1.340.294.000 227.348.500

2011 1.662.099.000

Ukuran Kecermatan

MAD 208.131.600

MAPE 17,32

α dan β 0,5

Dari hasil perhitungan di atas dapat disajikan dalam bentuk

grafik proyeksi penjualan seperti pada Gambar 20.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

47

Gambar 20. Proyeksi penjualan tahu

4.5. Kelayakan Pengembangan Usaha Tahu

Pengembangan usaha diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar

yang diproyeksi semakin meningkat. Pengembangan usaha memerlukan

biaya investasi Rp. 188.000.000, dengan rincian seperti dimuat pada Tabel

16.

Tabel 16. Biaya investasi produksi tahu

No Uraian Jumlah (unit) Harga (Rp)

1 Lahan dan bangunan

150.000.000

2 Mesin Giling 2 30.000.000

3 Pompa 2 2.000.000

4 Genset 1 6.000.000

Total

188.000.000

Biaya produksi yang diperlukan terbagi menjadi biaya tetap dan biaya

variabel. Biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan tanah dan bangunan

dengan umur ekonomi sepuluh (10) tahun dan peralatan dengan umur

ekonomis lima (5) tahun.

100

300

500

700

900

1100

1300

1500

1700

Nil

ai

Pen

jua

lan

(x j

uta

ru

pia

h)

Tahun

Data Historis Proyeksi

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

48

Tabel 17. Biaya tetap

No Uraian Harga Awal Nilai

Sisa

Umur Ekonomi

(Tahun)

Biaya Tetap

(Rp/bulan)

Biaya Tetap

(Rp/tahun)

1 Lahan dan

Bangunan 150.000.000 0 10 1.250.000 15.000.000

2 Mesin Giling 30.000.000 0 5 500.000 6.000.000

3 Pompa 2.000.000 0 5 33.333 400.000

4 Genset 6.000.000 0 5 100.000 1.200.000

Total 1.883.333 22.600.000

Biaya variabel terdiri dari pembelian bahan baku (kedelai), bahan

pendukung, bahan bakar kayu, gas, solar, pelumas, upah tenaga kerja,

pemakaian listrik dan telpon serta perbaikan dan pemeliharaan alat dan

mesin (Lampiran 1). Pada Lampiran 1 diketahui bahwa jumlah biaya

variabel yang harus dikeluarkan setiap tahunnya Rp. 413.580.000. Biaya

total produksi didapatkan dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel,

yaitu Rp. 436.180.000.

1. Analisis Biaya Pokok

Biaya pokok produksi adalah biaya total produksi dibagi dengan

volume produksi total. Diketahui biaya total Rp. 436.180.000/tahun dan

jumlah produksi 1.680.000 unit/tahun, maka didapatkan biaya pokok

produksi Rp. 260/ unit (Lampiran 2).

Harga pokok produksi sangat erat kaitannya dengan harga jual,

karena menunjukkan keuntungan dan kerugian yang akan didapat.

Untuk mengetahui apakah perusahaan mendapatkan keuntungan atau

kerugian dapat digunakan nilai rasio. Nilai rasio adalah hubungan

proporsi antara biaya pokok dan harga jual. Nilai rasio lebih dari satu

(> 1), berarti perusahaan mengalami kerugian, sedangkan bila nilai

rasio kurang dari satu (< 1), berarti perusahaan mendapatkan

keuntungan, dan bila nilai rasio sama dengan satu (= 1), berarti

perusahaan dalam keadaan titik impas.

Diketahui biaya pokok produksi Rp. 260/unit, sedangkan harga

jual ditetapkan Rp. 333/unit. Maka besar nilai rasio yang didapatkan

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

49

adalah 0,78, maka perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan

asumsi harga penjuakan dan biaya pokok tidak berubah selama umur

proyek.

2. Analisis Impas Produksi

Titik impas produksi merupakan titik dimana perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian. Besar titik impas

dipengaruhi oleh harga jual, biaya tetap total dan biaya variabel rata-

rata (Lampiran 2). Diketahui harga jual tahu Rp. 333/unit, biaya tetap

total Rp. 22.600.000/ tahun dan biaya variabel rataan Rp. 246/unit,

sehingga didapatkan titik impas 260.304 unit/tahun. Jumlah produksi

tahu setiap tahunnya adalah 1.680.000 unit/ tahun. Ternyata produksi

tahu setiap tahunnya lebih besar dari titik impas, maka perusahaan

berada dalam posisi yang menguntungkan. Dengan asumsi produksi

tahu setiap tahunnya tidak berubah selama umur proyek.

3. Analisis Kelayakan

Untuk menilai kelayakan usaha produksi tahu, dapat dilakukan

dengan analisis kelayakan finansial yang meliputi NPV, IRR, B/C

Rasio dan Pay Back Period. Analisis ini dilakukan dengan mengetahui

komponen biaya pengeluaran dan pendapatan selama satu (1) tahun.

a. NPV

NPV merupakan nilai sekarang dari sejumlah uang di masa yang

mendatang dengan menggunakan tingkat bunga tertentu. NPV

bernilai positif maka kelayakan pengembangan usaha tersebut layak

dilakukan. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan discount

factor (DF) 14% menghasilkan NPV Rp. 395.569.655. Hal ini

menunjukan proyek akan mendapatkan keuntungan Rp. 395.569.655

selama periode 10 tahun.

b. IRR

Diketahui NPV positif pada suku bunga 30% bernilai

Rp. 31.907.340 dan NPV negatif pada suku bunga 40% bernilai Rp.

-4.689.798. Sehingga didapatkan nilai IRR sebesar 38,72%, dimana

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

50

lebih besar dari suku bunga yang berlaku sehingga mengindikasikan

pengembangan usaha IK tahu layak untuk dikembangkan karena

menguntungkan perusahaan.

c. B/C Ratio

Perbandingan untung dan biaya dapat ditentukan sebagai

perbandingan nilai keuntungan ekuivalen terhadap nilai biaya

ekuivalen. Berdasarkan analisis perhitungan B/C ratio diperoleh nilai

3,10 (lebih besar dari 1), maka pengembangan usaha tahu layak

untuk dikembangkan.

d. PBP

PBP merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu

(periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.

Berdasarkan analisa perhitungan, PBP pengembangan usaha tahu

adalah 1,19 tahun. Total investasi Rp.188.000.000, dengan umur

ekonomi 10 tahun, maka investasi dapat dikembalikan melalui cash

flow (CF) selama 1,19 tahun atau lebih pendek dari umur

ekonominya, maka pengembangan usaha tahu layak untuk

dilaksanakan.

Dengan melihat nilai NPV yang postif, nilai IRR lebih besar dari

discount rate (14-20%), nilai Net B/C lebih besar dari 1 dan PBP lebih

pendek dibandingkan umur ekonominya, maka pengembangan usaha

tahu dengan periode 10 tahun layak untuk dikembangkan.

Tabel 18. Nilai analisa finansial dan kelayakan

No Uraian Satuan Nilai

1 Harga jual tahu Rp/ unit 333

2 Produksi tiap tahun unit 1.680.000

3 Biaya tetap total Rp 22.600.000

4 Biaya variabel total Rp 413.580.000

5 Biaya total Rp 436.180.000

6 Biaya pokok produksi Rp/ unit 260

7 Biaya variabel rata-rata Rp/ unit 246

8 Titik impas produksi unit 260.304

9 NPV Rp 395.569.655. 10 IRR % 38,72

11 Net B/C 3,10

12 PBP tahun 1,19

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

51

4.6. Analisa Sensitivitas

Analis sensitivitas perlu dilakukan untuk memperkirakan kesalahan

pendugaan terhadap suatu proyek. Kesalahan dapat selalu terjadi, karena

faktor manusia dan faktor lingkungan. Faktor manusia artinya bahwa

manusia sering kali melakukan kesalahan dalam memperhitungkan segala

sesuatu. Sedangkan faktor lingkungan artinya adanya kemungkinan

kenaikan harga mendadak ketika proyek dilaksanakan. Oleh karena itu

analisis sensitivitas dilakukan terhadap beberapa komponen yang mungkin

menimbulkan kenaikan biaya, yaitu :

1. Harga Kedelai

Kedelai merupakan bahan pokok dalam produksi dan harganya

kemungkinan berubah sewaktu-waktu. Besar pendugaan kenaikan harga

kedelai, adalah :

a. Kenaikan harga kedelai 10%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan harga

kedelai 10%, maka harga kedelai menjadi Rp. 6.600/ kg, sehingga

terjadi kenaikan biaya variabel Rp. 431.580.000 dan biaya total

Rp. 454.180.000. Biaya pokok produksi mengalami kenaikan

menjadi Rp. 270/unit, dengan harga jual tahu tetap (Rp. 333/ unit),

maka rasio produksi menjadi 0,81. Besarnya nilai rasio kurang dari

1 menunjukan bahwa usaha produksi masih layak mendapatkan

keuntungan setelah terjadi kenaikan kedelai 10%.

Didapatkan titik impas produksi sebesar 296.950 unit. Setelah

mengalami perubahan biaya terhadap harga kedelai 10%. Dengan

kata lain jumlah produksi setiap tahunnya ternyata lebih besar dari

titik impas produksi, maka usaha produksi tahu tetap pada posisi

menguntungkan. Di sisi lain, terdapat perubahan terhadap nilai

NPV, IRR dan Net B/C akibat kenaikan harga kedelai. Terjadi

penurunan NPV menjadi Rp. 314.949.879, artinya apabila terjadi

kenaikan harga kedelai 10%, maka keuntungan yang didapatkan

oleh perusahaan akan menurun Rp. 314.949.879 selama periode 10

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

52

tahun, namun NPV masih bernilai positif, artinya masih layak

untuk dikembangkan.

NPV positif Rp. 1.486.044 pada suku bunga 30% dan nilai

NPV negatif Rp. -30.048.360 pada suku bunga 40%, maka

didapatkan nilai IRR 30,47%. Nilai IRR menurun akibat

peningkatan harga kedelai 10%, namun nilainya masih di atas

discount rate 14%. B/C rasio menurun menjadi 2,68 akibat

peningkatan harga kedelai 10%, tetapi masih lebih besar dari 1. Hal

ini menunjukan bahwa pengembangan usaha tahu layak untuk

dikembangkan.

b. Kenaikan harga kedelai 20%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan harga

kedelai 20%, maka harga kedelai menjadi Rp. 7.200/kg, sehingga

terjadi kenaikan biaya variabel Rp. 449.580.000 dan biaya total Rp.

472.180.000. Biaya pokok produksi mengalami kenaikan menjadi

Rp. 281/unit, dengan harga jual tahu tetap (Rp. 333/unit), maka

rasio produksi 0,84. Besarnya nilai rasio kurang dari 1, menunjukan

bahwa usaha produksi masih layak mendapatkan keuntungan

setelah terjadi kenaikan kedelai 20%.

Didapatkan titik impas produksi 345.603 unit, setelah

mengalami perubahan biaya terhadap harga kedelai 20%. Dengan

kata lain, jumlah produksi setiap tahunnya ternyata lebih besar dari

titik impas produksi, maka usaha produksi tahu tetap pada posisi

menguntungkan. Di sisi lain, terdapat perubahan terhadap nilai

NPV, IRR dan Net B/C akibat kenaikan harga kedelai. Terjadi

penurunan NPV menjadi Rp. 234.203.103, artinya apabila terjadi

kenaikan harga kedelai 20%, maka keuntungan yang didapatkan

oleh perusahaan akan menurun menjadi Rp. 234.203.103 selama

periode 10 tahun, namun NPV masih bernilai positif, artinya masih

layak untuk dikembangkan.

NPV positif Rp. 151.327.876 pada suku bunga 20% dan nilai

NPV negatif Rp. -28.935.252 pada suku bunga 30%, maka

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

53

didapatkan nilai IRR 28,39%. Nilai IRR menurun akibat

peningkatan harga kedelai 20%, tetapi nilainya masih diatas

discount rate 14%. B/C rasio menurun menjadi 2,25 akibat

peningkatan harga kedelai sebesar 20%. Nilai B/C ratio lebih besar

dari 1, hal ini menunjukan bahwa pengembangan usaha tahu layak

untuk dikembangkan.

c. Kenaikan harga kedelai 30%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan harga

kedelai 30%, maka harga kedelai menjadi Rp. 7.800/kg, sehingga

terjadi kenaikan biaya variabel Rp. 467.580.000 dan biaya total Rp.

490.180.000. Biaya pokok produksi mengalami kenaikan menjadi

Rp. 292/unit sedangkan harga jual tahu tetap yaitu Rp. 333/unit,

maka rasio produksi 0,88. Besarnya nilai rasio kurang dari 1,

menunjukan bahwa usaha produksi masih layak mendapatkan

keuntungan setelah terjadi kenaikan kedelai 30%.

Didapatkan titik impas produksi 413.325 unit, setelah

mengalami perubahan biaya terhadap harga kedelai 30%. Dengan

kata lain, jumlah produksi setiap tahunnya ternyata lebih besar dari

titik impas produksi, maka usaha produksi tahu tetap pada posisi

menguntungkan. Di sisi lain, terdapat perubahan terhadap nilai

NPV, IRR dan Net B/C akibat kenaikan harga kedelai. Terjadi

penurunan NPV menjadi Rp. 153.456.327, artinya apabila terjadi

kenaikan harga kedelai 30%, maka keuntungan yang didapatkan

oleh perusahaan akan menurun menjadi Rp. 153.456.327 selama

periode 10 tahun, namun NPV masih bernilai positif, artinya masih

layak untuk dikembangkan.

NPV positif Rp. 86.431.072 pada suku bunga 20% dan nilai

NPV negatif Rp. -59.356.548 pada suku bunga 30%, maka

didapatkan nilai IRR 25,93%. Nilai IRR menurun akibat

peningkatan harga kedelai 30%, tetapi nilainya masih diatas

discount rate 14%. B/C rasio menurun menjadi 1,82 akibat

peningkatan harga kedelai 30%, tetapi masih lebih besar dari 1, hal

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

54

ini menunjukan bahwa pengembangan usaha tahu layak untuk

dikembangkan.

d. Kenaikan harga kedelai 40%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan harga

kedelai 40%, maka harga kedelai menjadi Rp. 8.400/kg, sehingga

terjadi kenaikan biaya variabel menjadi Rp. 485.580.000 dan biaya

total menjadi Rp. 508.180.000. Biaya pokok produksi mengalami

kenaikan menjadi Rp. 302/unit, tetapi harga jual tahu tetap (Rp.

333/unit), maka rasio produksi menjadi 0,91. Besarnya nilai rasio

kurang dari 1, menunjukan bahwa usaha produksi masih layak

mendapatkan keuntungan setelah terjadi kenaikan kedelai 40%.

Titik impas produksi 514.054 unit, setelah mengalami

perubahan biaya terhadap harga kedelai 40%. Dengan kata lain,

jumlah produksi setiap tahunnya ternyata lebih besar dari titik

impas produksi, hal ini menunjukan usaha produksi tahu tetap pada

posisi menguntungkan. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV,

IRR dan Net B/C akibat kenaikan harga kedelai. Terjadi penurunan

NPV menjadi Rp. 72.709.551, artinya apabila terjadi kenaikan

harga kedelai 40%, maka keuntungan yang didapatkan oleh

perusahaan akan menurun Rp. 72.709.551 selama periode 10 tahun,

maka NPV masih bernilai positif artinya masih layak untuk

dikembangkan.

NPV positif Rp. 21.534.268 pada suku bunga 20% dan nilai

NPV negatif Rp. -89.777.844 pada suku bunga 30%, sehingga

didapatkan nilai IRR 21,93%. Nilai IRR menurun akibat

peningkatan harga kedelai 40%, tetapi nilainya masih diatas

discount rate 14%. B/C rasio menurun menjadi 1,39 akibat

peningkatan harga kedelai sebesar 40%, tetapi masih lebih besar

dari 1, hal ini menunjukan bahwa pengembangan usaha tahu layak

untuk dikembangkan.

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

55

e. Kenaikan harga kedelai 50%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan kenaikan harga

kedelai sebesar 50%, maka harga kedelai menjadi Rp. 9.000/kg,

sehingga terjadi kenaikan biaya variabel menjadi Rp. 503.580.000

dan biaya total menjadi Rp. 526.180.000. Biaya pokok produksi

mengalami kenaikan Rp. 313/ unit, sedangkan harga jual tahu tetap

(Rp. 333/unit), maka rasio produksi 0,94 dan titik impas produksi

679.699 unit. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan

Net B/C akibat kenaikan harga kedelai. Terjadi penurunan NPV

Rp. -8.037.225, IRR 12,63% dan B/C rasio menurun menjadi 0,96.

Tabel 19. Nilai analisa finansial dengan pendugaan kenaikan harga

kedelai

Kenaikan Kedelai

(%)

NPV

(Rp)

IRR

(%)

Net B/C

10 314.949.879 30,47 2,68

20 234.203.103 28,39 2,25

30 153.456.327 25,93 1,82

40 72.709.551 21,93 1,39

50 -8.037.225 12,63 0,96

Nilai NPV, IRR dan Net B/C yang didapat mengalami penurunan

setelah adanya pendugaan kenaikan harga kedelai. Namun pada

kenaikan harga kedelai hingga 40%, NPV masih bernilai positif, IRR

berada di atas discount rate dan Net B/C lebih dari 1. Hal ini

menunjukan bahwa proyek masih layak dikembangkan selama periode

10 tahun dengan discount rate 14%. Namun pada kenaikan harga

kedelai 50%, proyek sudah tidak layak dikembangkan lagi karena

memiliki nilai NPV negatif, IRR di bawah discount rate dan Net B/C

kurang dari 1.

2. Harga Penjualan Produk

Harga penjualan produk kemungkinan dapat turun, karena

penurunan minat konsumen dan persaingan semakin ketat. Besar

pendugaan penurunan harga penjualan produk, yaitu:

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

56

a. Penurunan harga jual produk 10%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan penurunan

harga jual produk 10%, maka harga jual produk Rp. 299,7/unit.

sehingga terjadi penurunan pendapatan Rp. 510.353.143/tahun.

Biaya pokok produksi tetap Rp. 270/ unit sedangkan harga jual

tahu menurun Rp. 299,7/unit, maka rasio produksi 0,87. Besarnya

nilai rasio kurang dari 1, menunjukan bahwa usaha produksi masih

layak mendapatkan keuntungan setelah terjadi penurunan harga

jual 10%.

Didapatkan titik impas produksi 422.261 unit, setelah

mengalami penurunan harga jual produk 10%. Dengan kata lain,

jumlah produksi setiap tahunnya lebih besar dari titik impas

produksi, hal ini menunjukan usaha produksi tahu tetap pada posisi

menguntungkan. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan

Net B/C akibat penurunan harga jual produk. Terjadi penurunan

NPV Rp. 144.735.675, artinya apabila terjadi penurunan harga jual

produk sebesar 10% maka keuntungan yang didapatkan oleh

perusahaan akan menurun Rp. 144.735.675 selama periode 10

tahun, tetapi NPV masih bernilai positif, artinya masih layak untuk

dikembangkan. Nilai IRR menurun 25,59% dan B/C rasio 1,77,

tetapi masih lebih besar dari 14% (discount rate) dan B/C ratio

lebih besar dari 1, menunjukan bahwa pengembangan usaha tahu

masih layak.

b. Penurunan harga jual produk 15%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan penurunan

harga jual produk 15%, maka harga jual produk menjadi menjadi

Rp. 283,1/unit, sehingga terjadi penurunan pendapatan

Rp. 482.381.143/ tahun. Biaya pokok produksi tetap Rp. 270/unit

sedangkan harga jual tahu menurun (Rp. 283,1/unit), maka rasio

produksi menjadi 0,92. Besarnya nilai rasio kurang dari 1, hal ini

menunjukan bahwa usaha produksi masih layak mendapatkan

keuntungan setelah terjadi penurunan harga jual 15%.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

57

Didapatkan titik impas produksi 612.941 unit. Setelah

mengalami penurunan harga jual produk 15%. Dengan kata lain,

jumlah produksi setiap tahunnya ternyata lebih besar dari titik

impas produksi, hal ini menunjukan usaha produksi tahu tetap pada

posisi menguntungkan. Terdapat perubahan terhadap nilai NPV,

IRR dan Net B/C akibat penurunan harga jual produk. Terjadi

penurunan NPV Rp. 19.255.185, artinya apabila terjadi penurunan

harga jual produk 15%, maka keuntungan yang didapatkan oleh

perusahaan akan menurun Rp. 19.255.185 selama periode 10 tahun,

tetapi NPV masih bernilai positif, artinya masih layak untuk

dikembangkan. Nilai IRR menurun 16,84% dan B/C rasio 1,1,

tetapi masih lebih besar dari 14% (discount rate) dan B/C ratio

lebih besar dari 1, menunjukan bahwa pengembangan usaha tahu

masih layak.

c. Penurunan harga jual produk 20%

Setelah dilakukan analisis sensitivitas dengan penurunan

harga jual produk 20%, maka harga jual produk menjadi menjadi

Rp. 266,4/unit, sehingga terjadi penurunan pendapatan

Rp. 454.409.143/ tahun. Biaya pokok produksi tetap Rp. 270/unit

sedangkan harga jual tahu menurun (Rp. 266,4/unit), maka rasio

produksi 0,97. Besarnya nilai rasio hampir sama dengan satu, hal

ini menunjukan bahwa usaha produksi menghasilkan lebih sedikit

keuntungan.

Didapatkan titik impas produksi 1.117.626 unit, setelah

mengalami penurunan harga jual produk 20%. Dengan kata lain,

jumlah produksi setiap tahunnya ternyata hampir menyamai titik

impas produksi. Di sisi lain, terdapat perubahan drastis terhadap

nilai NPV, IRR dan Net B/C akibat penurunan harga jual produk.

Terjadi penurunan NPV Rp. -106.225.305, artinya usaha sudah

tidak menghasilkan keuntungan sehingga tidak layak dilaksanakan.

Nilai IRR menurun menjadi kurang dari 14% dan B/C rasio 0,4

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

58

(kurang dari 1), hal ini menunjukan bahwa usaha tidak layak

dilaksanakan.

Tabel 20. Nilai analisa finansial dengan pendugaan penurunan

harga penjualan produk

Penurunan Harga

Jual (%) NPV (Rp) IRR (%) Net B/C

10 144.735.675 25,59 1,7

15 19.255.185 16,84 1,1

20 -106.225.305 -25,71 0,4

Nilai NPV, IRR dan Net B/C yang didapat mengalami penurunan

setelah adanya pendugaan penurunan harga jual produk. Namun pada

penurunan harga jual produk hingga 15%, NPV masih bernilai positif,

IRR berada diatas discount rate dan Net B/C lebih dari 1. Hal ini

menunjukan bahwa proyek masih layak dikembangkan selama periode

10 tahun dengan discount rate 14%. Namun pada penurunan harga jual

produk 20%, proyek sudah tidak layak dikembangkan lagi karena

memiliki nilai NPV negatif, IRR dibawah discount rate dan Net B/C

kurang dari 1.

4.7. Strategi Pengembangan IK Tahu

Perumusan prioritas strategi pengembangan usaha tahu menggunakan

AHP yang meliputi tiga (3) aspek, yaitu proses pengolahan produk,

pembiayaan usaha dan pengolahan limbah. Pada proses pengolahan produk

difokuskan pada peningkatan mutu produk, sehingga dapat meningkatkan

daya saing produk. Aspek pembiayaan usaha difokuskan pada penyediaan

kredit tambahan modal, karena selama ini IK tahu mengalami kesulitan

dalam mengakses pinjaman dari lembaga pembiayaan. Sedangkan pada

aspek pengolahan limbah difokuskan pada pengolahan limbah cair yang

merupakan kendala utama dalam proses produksi tahu, akibat keterbatasan

teknologi, SDM dan biaya, sehingga masalah ini belum dapat diselesaikan

dengan baik.

Pakar pada teknik AHP ini terdiri dari berbagai stakeholder terkait

pengembangan IK tahu di Kabupaten Kuningan-Jawa Barat, yaitu

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

59

pemerintah daerah (Pemda), KOPTI-Kabupaten Kuningan, lembaga

pembiayaan usaha, akademisi dan praktisi usaha tahu.

4.5.1. Strategi Proses Pengolahan Produk

Struktur AHP dalam proses pengolahan produk terdiri dari

lima (5) level yaitu, level pertama (1) merupakan fokus yaitu

meningkatkan kualitas produk, level kedua (2) adalah faktor yang

mempengaruhi, level ketig (3) adalah aktor yang berperan, level ke

empat (4) adalah tujuan yang ingin dicapai dan level terakhir adalah

alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu

produk. Selengkapnya struktur AHP dapat dilihat pada Gambar 21.

Faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu produk adalah

mutu bahan baku, SDM, standar mutu yang digunakan dan teknologi

pengolahan (Tabel 21).

Tabel 21. Analisa faktor dan unsurnya

No Faktor Unsur

1 Bahan Baku

Varietas kedelai

Mutu kedelai (kadar air, rendemen dan

umur)

2 SDM

Umur

Pendidikan

Pengalaman kerja

Keterampilan kerja

3 Standar Mutu Warna, rasa, tekstur, dan bau produk

4 Teknologi

Pengolahan

Proses penggilingan

Proses penyaringan

Proses pemasakan

Proses pencetakan

Proses penggorengan

Aktor yang berperan dalam pengembangan industri tahu

terutama dalam peningkatan mutu adalah Pemda, KOPTI, lembaga

penelitian dan pengusaha tahu.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

60

Gambar 21. Struktur AHP proses pengolahan produk

Berdasarkan survei pakar yang diolah menggunakan teknik

AHP didapatkan prioritas seperti dimuat pada Tabel 22.

Tabel 22. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi proses

pengolahan produk

Faktor yang berpengaruh dalam peningkatan mutu produk

adalah keterampilan SDM dengan skor 0,502, standar mutu produk

yang digunakan (0,228), teknologi pengolahan yang diterapkan

(0,186) dan mutu bahan baku yang digunakan (0,084).

Prioritas Faktor Prioritas Aktor Prioritas Tujuan Prioritas Strategi

(Inconsistency =0,01) (Inconsistency =0,04) (Inconsistency =0,06) (Inconsistency =0,01)

SDM 0,502 Kopti 0,495 Peningkatan Nilai

Tambah 0,512 Pelatihan SDM 0,644

Standar Mutu 0,228 Pengusaha Tahu 0,327 Peningkatan SDM 0,343 Produk sesuai standar 0,271

Teknologi

Pengolahan 0,186

Lembaga

Penelitian 0,121

Peningkatan Daya Saing

Produk 0,082

Penerapan Teknologi

Tepat Guna 0,035

Mutu Bahan

Baku 0,084 Pemda 0,057 Penyerapan Tenaga Kerja 0,063

Mutu Produk

Mutu Bahan Baku SDM Standar MutuTeknologi

Pengolahan

Pemda KoptiLembaga

Penelitian

Pengusaha

Tahu

Peningkatan Daya

Saing Produk

Peningkatan

SDM

Penyerapan

Tenaga Kerja

Peningkatan

Nilai Tambah

Penyerapan Teknologi

Tepat Guna

Pelatihan SDM untuk

Proses Pengolahan

Produk sesuai dengan

Standar Berlaku

Fokus

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

61

Lembaga yang berperan langsung adalah KOPTI (0,495),

baik dalam penyediaan bahan baku bermutu, peningkatan

keterampilan SDM dan penyuluhan penerapan teknologi. Tujuan

utama yang akan dicapai adalah peningkatan nilai tambah produk

(0,512) yang akan berdampak positif terhadap peningkatan

pendapatan. Dalam hal ini, prioritas strategi yang dapat digunakan

dalam upaya peningkatan kualitas produk adalah dengan pelatihan

SDM (0,644), terutama dalam keterampilan pengolahan produk dan

pengendalian mutu produk.

Pada saat ini ancaman sekaligus tantangan bagi industri kecil

dan menengah (IKM) adalah peningkatan daya saing produk melalui

peningkatan mutu produk. Karena itu penting bagi IKM untuk

menerapkan manajemen mutu yang baik bagi produksinya dan

melakukan efisiensi proses produksinya sehingga harga produk lebih

murah, tetapi memiliki mutu baik, sehingga nantinya dipilih oleh

konsumen.

Oleh karena itu diperlukan pelatihan SDM terkait manajemen

mutu industri yang dapat diselenggarakan oleh Pemda, KOPTI

ataupun pihak swasta, dengan materi berikut :

1. Teknik penjadwalan terkait penggunaan bahan baku, pembagian

pekerjaan dan sebagainya.

2. Teknik penyusunan Standar Operational Procedure (SOP)

sederhana.

3. Teknik pemilihan bahan baku.

4. Teknik pengawasan dan pengendalian mutu.

5. Teknik pemeriksaan dan penyeleksian produk untuk menghindari

kerusakan pada produk akhir beserta tindakan perbaikannya.

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

62

4.5.2. Strategi Pembiayaan Usaha

Struktur AHP dalam pembiayaan usaha terdiri dari lima (5)

level yaitu, level pertama (1) merupakan fokus penyediaan kredit

untuk modal usaha, level kedua (2) adalah faktor yang

mempengaruhi, level ketiga (3) adalah aktor yang berperan, level ke

empat (4) adalah tujuan yang ingin dicapai dan level terakhir adalah

alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah cair.

Selengkapnya struktur AHP dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Struktur AHP pembiayaan usaha

Berdasarkan survei pakar yang diolah menggunakan teknik

AHP didapatkan prioritas berikut :

Kredit untuk

Tambahan Modal

Ketersediaan

KreditProsedur Tingkat Bunga

Pemda KoptiLembaga

Keuangan MIkro

Pengusaha

Tahu

Mendapatkan

Tambahan Modal

Meningkatkan

Skala Usaha

Meningkatkan

Investasi

Meningkatkan

Pendapatan

Kredit Berbunga Rendah

dan Tanpa Agunan

Pinjaman dari

Koperasi

Pinjaman Individu/

Rentenir

Fokus

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

63

Tabel 23. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi pembiayaan

usaha

Prioritas Faktor Prioritas Aktor Prioritas Tujuan Prioritas Strategi

(Inconsistency =0,07) (Inconsistency =0,07) (Inconsistency =0,09) (Inconsistency =0,07)

Ketersediaan

kredit 0,614 KOPTI 0,414

Mendapatkan

modal tambahan 0,473

Pinjaman dari

koperasi 0,672

Tingkat bunga 0,268

Lembaga

Keuangan Mikro

(LKM)

0,383 Meningkatkan

pendapatan 0,375

Kredit

berbunga

rendah

0,265

Prosedur

kredit 0,117 Pemda 0,127

Meningkatkan

skala usaha 0,085

Pinjaman dari

individu 0,063

Pengusaha tahu 0,76

Meningkatkn

Investasi 0,066

Berdaasarkan hasil AHP faktor yang berpengaruh dalam

pembiayaan usaha adalah ketersediaan kredit bagi UMKM (0,614),

tingkat bunga (0,268) dan prosedur kredit (0,117).

Aktor yang paling berperan dalam pembiayaan usaha adalah

KOPTI (0,414) dan LKM (0,383). Tujuan utama yang akan dicapai

adalah mendapatkan modal tambahan (0,473), sehingga dapat

meningkatkan pendapatan (0,375). Prioritas strategi yang dapat

digunakan dalam pembiayaan usaha adalah pinjaman dari koperasi

(0,672). Koperasi merupakan mitra yang baik untuk usaha kecil,

yaitu sesuai dengan tujuan koperasi (mensejahterakan anggotanya),

karena prosedur peminjamannya lebih sederhana dibandingkan di

LKM dan perbankan. Maka dari itu, penyaluran kredit usaha melalui

koperasi akan lebih lebih efektif dan efisien untuk mendukung usaha

kecil.

Koperasi khususnya yang bergerak dalam usaha simpan

pinjam, baik Koperasi Simpan Pinjam (KSP) maupun Unit Simpan

Pinjam (USP) merupakan lembaga pembiayaan IKM yang tersebar

hampir diseluruh pelosok tanah air dan mampu bertahan pada saat

krisis moneter tahun 1997/98. KOPTI yang mempunyai kegiatan

simpan pinjam merupakan lembaga yang dapat mendukung

penyediaan pembiayaan untuk IK tahu dalam kegiatan

pengembangan usahanya melalui pemberian kredit modal kerja atau

investasi.

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

64

Gambar 23. Model pembiayaan usaha

4.5.3. Strategi Pengolahan Limbah

Struktur AHP dalam pengolahan limbah terdiri dari lima

level yaitu, level pertama (1) merupakan fokus yaitu pengolahan

limbah cair, level kedua (2) adalah faktor yang mempengaruhi, level

ketiga (3) adalah aktor yang berperan, level ke empat (4) adalah

tujuan yang ingin dicapai dan level terakhir adalah alternatif strategi

yang dapat dilakukan untuk mengolah limbah cair. Selengkapnya

struktur AHP dapat dilihat pada Gambar 24.

Bansos

Koordinasi

Linkage Dana

Bergulir

Perkuatan

Permodalan

Industri Kecil Tahu

KSP/

KOPTI-USP

Pemda

Kementerian Kop

dan UKM Perbankan

Modal sendiri

Pelepas Uang/

Rentenir

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

65

Gambar 24. Struktur AHP pengolahan limbah

Berdasarkan survei pakar yang diolah menggunakan teknik

AHP didapatkan prioritas seperti dimuat pada Tabel 24.

Tabel 24. Prioritas faktor, aktor, tujuan dan strategi pengolahan

limbah

Prioritas Faktor Prioritas Aktor Prioritas Tujuan Prioritas Strategi

(Inconsistency =0,06) (Inconsistency =0,05) (Inconsistency =0,07) (Inconsistency =0,05)

Biaya 0,542 Pengusaha

Tahu 0,508

Meningkatan kebersihan

lingkungan produksi 0,743

Pelatihan SDM

untuk pengolahan

limbah

0,659

Teknologi Pengolahan

Limbah 0,269 KOPTI 0,315

Mengurangi dampak

negatif limbah 0,194 Investasi 0,257

Tempat/lahan 0,137 Pemda 0,101 Meningkatkan

kelestarian lingkungan 0,063

Teknologi

pengolahan limbah 0,79

Volume 0,052 Lembaga

Penelitian 0,76

Persoalan limbah tahu, terutama limbah cair merupakan

kendala terberat bagi para pengusaha tahu. Berdasarkan hasil AHP

faktor yang berpengaruh dalam pengolahan limbah cair, yaitu biaya

Pengolahan

Limbah Cair

VolumeTeknologi

Pengolahan LimbahTempat/Lahan

Pemda KoptiLembaga

Penelitian

Pengusaha

Tahu

Mengurangi Dampak

Negatif Limbah Tahu

Meningkatkan

Kelestarian Lingkungan

Meningkatkan Kebersihan

Lingkungan Sekitar Tempat

Produksi

Teknologi Pengolahan

LimbahPelatihan SDM

Investasi untuk

Pengolahan Limbah

Fokus

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Biaya

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

66

yang diperlukan untuk pengolahan (0,542), teknologi pengolahan

limbah yang digunakan (0,269), tempat/lahan yang tersedia (0,137)

dan jumlah limbah cair yang dihasilkan (0,052).

Aktor yang paling berperan dalam pengolahan limbah tahu

adalah pengusah tahu (0,508) dan KOPTI (0,315). Tujuan utama

yang akan dicapai adalah meningkatkan kebersihan di sekitar tempat

produksi (0,743). Pengolahan limbah cair yang baik, terutama di

sekitar tempat produksi merupakan salah satu upaya pengendalian

mutu produk yang dihasilkan.

Prioritas strategi yang dapat digunakan dalam upaya

pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM (0,659) dalam

pengolahan limbah cair. Pelatihan dapat dilakukan oleh KOPTI,

Pemda, Dinas Perindustrian dan Lembaga Penelitian maupun pihak

swasta. Pelatihan teknik pengolahan limbah cair yang dapat diikuti

adalah :

1. Teknik pengolahan limbah cair menjadi biogas. Unit pengolah

limbah cair tahu ini terdiri dari unit utama yang disebut digester,

jaringan pipa pengumpul limbah, penampung gas, trickling

filter, jaringan sisa limbah hasil olahan, kolam penampung air

hasil proses nutrisi yang cukup baik untuk pertumbuhan bakteri

metanogenik. Adanya bakteri metanogenik di dalam reaktor

dapat menyebabkan terjadinya proses metanogenesis yang

menghasilkan gas metana. Gas metana yang dihasilkan dapat

dimanfaatkan sebagai energi alternatif, sehingga dapat

mengurangi dampak pemanasan global.

2. Teknik pembuatan nata de Soya merupakan alternatif pilihan

untuk mengolah limbah cair IK tahu. Nata de Soya atau nata sari

kedelai adalah sejenis makanan dalam bentuk Nata, padat, putih

dan transparan merupakan makanan penyegar pencuci mulut

yang dapat dicampur dengan cocktail, es krim atau cukup

ditambah sirup.

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

67

3. Teknik biofilter adalah pengolahan air limbah dengan

memanfaatkan kehadiran secara buatan dari kelompok mikroba

yang melekat pada media yang dipakai. Untuk media filter,

bahan harus keras, tahan tekanan, tahan lama dan tidak mudah

berubah. Beberapa bahan media biofilter yang umum dipakai

adalah polimer, kerikil, batu apung, kayu dan perlit.

4.8. Implikasi Strategi Pengembangan IK Tahu

Strategi pengembangan IK tahu akan berimplikasi terhadap berbagai

aspek dalam IK tahu, yaitu aspek teknis, manajemen dan lingkungan.

4.6.1. Teknis

Implikasi penerapan strategi pengembangan IK tahu dalam

aspek teknis adalah terbentuk SOP sederhana pada proses produksi

yang efektif dan efisien, sehingga dapat mengatur proses produksi

menjadi lebih tertib dan teratur. Hal ini diharapkan akan

meningkatkan efisiensi biaya produksi, meningkatkan mutu produk

dan menurunkan tingkat kerusakan produk.

4.6.2. Manajemen

Dalam aspek manajemen, implikasinya adalah memperbaiki

manajemen industri, meningkatkan kinerja karyawan akibat

pembagian kerja yang baik, meningkatkan pengawasan terhadap

pengelolaan pekerjaan, meningkatkan mutu pelayanan, kemudahan

akses pembiayaan atau tambahan modal dari lembaga pembiayaan

dan meningkatkan penjualan dan kepuasan konsumen.

4.6.3. Lingkungan

Dampak terhadap lingkungan yaitu menurunkan polusi udara

dan air, mengurangi risiko kerusakan lingkungan dan menciptakan

lingkungan yang sehat, bersih dan indah. Hal ini juga mendukung

program pemerintah, yaitu menciptakan industri ramah lingkungan

dan menjaga kelestarian lingkungan alam.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

68

Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan komitmen dan kerjasama

yang baik antar lembaga terkait, diantaranya Pemda, KOPTI, Dinas

Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perindustrian, lembaga

penelitian dan lembaga keuangan.

Industri tahu dan tempe di Indonesia sangat tergantung dengan

pasokan kedelai impor, karena produksi kedelai lokal masih tidak mampu

mencukupi kebutuhan kedelai dalam negeri. Berdasarkan analisa usaha yang

telah dilakukan, prospek industri tahu masih layak untuk dilakukan

beberapa tahun mendatang. Namun kondisi ini akan meningkatkan

ketergantungan Indonesia akan bahan baku kedelai impor, maka diperlukan

alternatif bahan baku untuk dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

Dengan adanya bahan baku yang berkarakteristik sama dengan kedelai

maka akan meningkatkan tingkat keberlanjutan industri tahu dan

menurunkan tingkat ketergantungan kedelai impor.

Berdasarkan hasil penelitian di Departemen Ilmu dan Teknologi

Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), bahwa

kacang komak dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan tahu tempe.

Kacang ini masih satu famili dengan kacang kara. Kacang komak tidak jauh

berbeda dengan kacang kedelai, namun dari segi tekstur, kacang komak

lebih lembut. Kandungan protein kacang komak lebih rendah daripada

kedelai (22.7%) dan juga kacang komak tidak membutuhkan input produksi

yang banyak seperti pupuk dan air, tahan hama dan penyakit. Produktivitas

kacang ini cukup tinggi mencapai 6-10 ton/ha dibandingkan dengan kedelai.

Pada penerapannya diperlukan peran serta aktif pemerintah dan

departemen terkait. Proses alih bahan baku ini tidak mudah untuk dilakukan,

maka diperlukan sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan terhadap pelaku

usaha. Apabila ada komitmen yang kuat dan kerjasama semua pihak yang

baik, maka dapat diciptakan prospek bisnis yang menguntungkan,

berkelanjutan, menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. IK tahu lamping merupakan salah satu usaha kecil tahu berpotensi

untuk dikembangkan, dimana pada tahun 2010 rataan setiap harinya

memperoleh keuntungan Rp. 1.600.029. Hal lainnya keunggulan IK

tahu lamping adalah dalam proses pengolahan produk yang meliputi

(a) Ketelitian dan ketepatan dalam setiap proses produksi, (b) Tata letak

tempat produksi yang teratur, sehingga aliran proses produksi dapat

dilakukan dengan efektif dan efisien, (c) Saluran pembuangan limbah

yang memadai, (d) Pemilihan bahan baku yang teliti dan (e) Just in time

penjualan.

2. Prakiraan peningkatan kebutuhan pasar untuk IK tahu ditunjukkan oleh

pertambahan penduduk, pertumbuhan perekonomian, peningkatan

penjualan dan minat kosumen terhadap produk.

3. Analisa kelayakan pengembangan usaha IK tahu didapatkan nilai NPV

Rp. 395.696.655 (positif), IRR 38,72% (lebih besar dari discount rate),

B/C ratio 3,10 (lebih besar dari 1), PBP selama 1,19 tahun (kurang dari

umur ekonomi 10 tahun) dan titik impas produksi 260.304 unit tahu.

Kesemua kriteria tersebut menunjukan pengembangan usaha tahu layak

untuk dilaksanakan.

4. Prioritas strategi yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan mutu

produk adalah pelatihan SDM (0,644) yang berkaitan dengan teknik

penjadwalan terkait penggunaan bahan baku, pemilihan bahan baku,

pembagian pekerjaan, teknik penyusunan SOP sederhana, serta

pengawasan dan pengendalian mutu produk.

5. Prioritas strategi yang dapat digunakan dalam upaya pengolahan limbah

adalah pelatihan SDM (0,659) dalam pengolahan limbah cair seperti

teknik biofilter, pengolahan limbah tahu menjadi biogas dan pembuatan

nata de soya.

6. Prioritas strategi yang dapat digunakan dalam pembiayaan usaha adalah

pinjaman modal usaha dari koperasi (0,672), yaitu KOPTI.

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

70

B. Saran

1. Diperlukan komitmen dan kerjasama yang baik antar lembaga terkait,

diantaranya Pemda, KOPTI, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup,

Dinas Perindustrian, lembaga penelitian dan lembaga keuangan dalam

pengembangan usaha IK tahu.

2. IK tahu memerlukan perkuatan manajemen sehingga mampu mengatur

sistem produksi, keuangan dan pemasaran dengan tertib, sehingga

mempermudah langkah-langkah dalam pengembangan usaha.

3. Perluasan akses pembiayaan bagi IK tahu, baik dari Koperasi maupun

Lembaga Pembiayaan lainnya.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010. Data Strategis BPS. Jakarta.

______. 2009. Kuningan Dalam Angka 2009. Kuningan.

David, F. R. 2008. Manajemen Strategik. Salemba, Jakarta.

Eriyatno. 1998. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen.

IPB-Press, Bogor.

______ dan Fajar S. 2007. Riset Kebijakan. IPB-Press, Bogor.

Firdaus, M dan Farid MA. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk

Manajemen dan Bisnis. IPB-Press, Bogor.

Haming, Murdifin dan S. Basalamah. 2010. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan

Bisnis. Bumi Aksara, Jakarta.

Hubeis, M. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Industri. Inti Primana, Jakarta.

________ . 2009. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Machfud. 1999. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Diktat Departemen

Teknologi Industri Pertanian, Bogor.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.

Grassindo, Jakarta.

______. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. IPB-

Press, Bogor.

______ dan N. Maghfiroh. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam

Manajemen Rantai Pasok. IPB-Press, Bogor.

Peni, R. 2009. Seri UKM Berbasisi Komputer: Membuat Proposal Bisnis untuk

Bank dengan Excel. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Porter, M. E. 1993. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing.

Erlangga, Jakarta.

Saaty, T.L. 1990. The Analitycal Hierarchy Process. RWS Publication, Pittsburg.

Santoso, S. 2010. Statistik Nonparametrik : Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.

Elek Media Komputindo, Jakarta.

Sarwono, B dan Y.P. Saragih. 2001. Membuat Aneka Tahu. Niaga Swadaya,

Jakarta.

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

72

Sujadi, D. 2000. Laporan Hasil Penelitian: Instrumentasi Proses Pembuatan Tahu

dan Pengolahan Limbahnya. Puslitbang Kalibrasi Instrumentasi dan

Metrologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Sulistyo, J. 2010. Enam Hari Jago SPSS 17. Cakrawala, Jakarta.

Sugiyono. 2010. Statistik Nonparametris. Alfabeta, Bandung.

Suprapti, M.L. 2005. Pembuatan Tahu. Kanisius, Yogyakarta.

Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis secara Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

74

Lampiran 1. Analisa kelayakan usaha tahu

a. Biaya variabel produksi tahu

No Uraian Jumlah Unit Harga (Rp) Unit Biaya

Per hari Per bulan Per tahun

1 Bahan Baku Kedelai 100 kg 6.000 per hari 600.000 15.000.000 180.000.000

2 Garam 5 kg 400 per hari 2.000 50.000 600.000

3 Bahan Pendukung 100.000 per hari 100.000 2.500.000 30.000.000

4 Tenaga Kerja 10 Orang 1.000.000 per bulan 400.000 10.000.000 120.000.000

5 Kayu Bakar 150.000 per hari 150.000 3.750.000 45.000.000

6 Bahan Bakar Gas 10 tabung 58.000 per bulan 23.200 580.000 6.960.000

7 Bahan Bakar (Solar) 50.000 per hari 50.000 1.250.000 15.000.000

8 Bahan Pelumas 100.000 per bulan 4.000 100.000 1.200.000

9 Minyak Goreng 15 kg 9.000 per bulan 5.400 135.000 1.620.000

10 Listrik dan Telepon 300.000 per bulan 12.000 300.000 3.600.000

11 Peralatan 300.000 per bulan 12.000 300.000 3.600.000

12 Biaya Perbaikan dan

Pemeliharaan 500.000 per bulan 20.000 500.000 6.000.000

Total 1.378.600 34.465.000 413.580.000

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

75

Lanjutan lampiran1

b. Total pendapatan tiap tahun dan pajak

Hasil pendapatan tiap tahu

Produksi tahu tiap tahun = 1.680.000 unit

Harga penjualan/ unit = Rp. 333

Harga ampas tahu/ tahun = Rp. 6.857.143

Total pendapatan = Rp. 566.297.143

Pajak

Pendapatan kena pajak = Rp. 566.297.143

Pajak penghasilan = Rp. 18.216.400

(50% x 28% x Rp. 566.297.143)

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

76

Lanjutan lampiran 1

c. Arus kas produksi tahu

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

2 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

3 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

4 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

5 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

6 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

7 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

8 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

9 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

10 22.600.000 413.580.000 436.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

77

Lanjutan lamiran 1

Arus kas produksi tahu (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,8772 98.159.332

2 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,7695 86.107.622

3 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,6750 75.533.001

4 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,5921 66.256.430

5 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,5194 58.121.246

6 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,4556 50.981.978

7 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,3996 44.715.537

8 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,3506 39.232.400

9 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,3075 34.409.478

10 436.180.000 566.297.143 130.117.143 18.216.400 111.900.743 0,2697 30.179.630

NPV 395.696.655

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

78

Lanjutan lampiran 1

d. Perhitungan analisis kelayakan usaha

1 Biaya Total

BTT = Rp. 22.600.000

BVT = Rp. 413.580.000

BT = BTT+BVT

BT = Rp. 436.180.000

2 Biaya Produksi

PT = 1.680.000 unit/tahun

BP = BT/PT

BP = Rp. 260 /unit

3 Titik Impas Produksi

Harga jual = Rp. 333 /unit

BVR = Rp. 246 /unit

TIP = BTT/(HJ-BVR)

TIP =

260.304 unit/tahun

4 Internal Rate of Return

NPV1 = Rp. 31.907.340 i1=30%

NPV2 = Rp. -4.689.798 i2=40%

IRR = i1+ ((NPV1/(NPV1-NPV2)*(i2-i1))

IRR = 38,72%

Keterangan:

BTT = Biaya Tetap Total

BVT = Biaya Variabel Total

BT = Biaya Total

PT = Produksi Tahu

BP = Biaya Produksi

BVR = Biaya Variabel Rata-rata

TIP = Titik Impas Produksi

HJ = Harga Jual

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

79

Lampiran 2. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 10%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 10%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

2 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

3 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

4 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

5 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

6 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

7 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

8 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

9 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

10 22.600.000 431.580.000 454.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

80

Lanjutan lampiran 2

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 10% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,8772 84.580.276

2 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,7695 74.195.762

3 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,6750 65.084.001

4 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,5921 57.090.722

5 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,5194 50.080.934

6 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,4556 43.929.290

7 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,3996 38.529.729

8 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,3506 33.805.112

9 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,3075 29.649.378

10 454.180.000 566.297.143 112.117.143 15.696.400 96.420.743 0,2697 26.004.674

NPV 314.949.879

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

81

Lampiran 3. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 20%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 20%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

2 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

3 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

4 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

5 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

6 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

7 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

8 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

9 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

10 22.600.000 449.580.000 472.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

82

Lanjutan lampiran 3

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 20% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,8772 71.001.220

2 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,7695 62.283.902

3 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,6750 54.635.001

4 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,5921 47.925.014

5 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,5194 42.040.622

6 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,4556 36.876.602

7 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,3996 32.343.921

8 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,3506 28.377.824

9 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,3075 24.889.278

10 472.180.000 566.297.143 94.117.143 13.176.400 80.940.743 0,2697 21.829.718

NPV 234.203.103

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

83

Lampiran 4. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 30%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 30%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

2 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

3 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

4 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

5 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

6 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

7 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

8 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

9 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

10 22.600.000 467.580.000 490.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

84

Lanjutan lampiran 4

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 30% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,8772 57.422.164

2 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,7695 50.372.042

3 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,6750 44.186.001

4 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,5921 38.759.306

5 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,5194 34.000.310

6 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,4556 29.823.914

7 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,3996 26.158.113

8 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,3506 22.950.536

9 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,3075 20.129.178

10 490.180.000 566.297.143 76.117.143 10.656.400 65.460.743 0,2697 17.654.762

NPV 153.456.327

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

85

Lampiran 5. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 40%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 40%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

2 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

3 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

4 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

5 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

6 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

7 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

8 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

9 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

10 22.600.000 485.580.000 508.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

86

Lanjutan lampiran 5

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 40%

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,8772 43.843.108

2 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,7695 38.460.182

3 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,6750 33.737.001

4 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,5921 29.593.598

5 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,5194 25.959.998

6 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,4556 22.771.226

7 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,3996 19.972.305

8 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,3506 17.523.248

9 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,3075 15.369.078

10 508.180.000 566.297.143 58.117.143 8.136.400 49.980.743 0,2697 13.479.806

NPV 72.709.551

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

87

Lampiran 6. Analisa sensitivitas peningkatan harga kedelai 50%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 50%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

2 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

3 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

4 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

5 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

6 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

7 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

8 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

9 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

10 22.600.000 503.580.000 526.180.000 559.440.000 6.857.143 566.297.143

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

88

Lanjutan lampiran 6

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga kedelai 50% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,8772 30.264.052

2 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,7695 26.548.322

3 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,6750 23.288.001

4 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,5921 20.427.890

5 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,5194 17.919.686

6 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,4556 15.718.538

7 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,3996 13.786.497

8 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,3506 12.095.960

9 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,3075 10.608.978

10 526.180.000 566.297.143 40.117.143 5.616.400 34.500.743 0,2697 9.304.850

NPV -8.037.225

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

89

Lampiran 7. Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 10%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 10%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

2 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

3 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

4 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

5 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

6 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

7 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

8 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

9 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

10 22.600.000 413.580.000 436.180.000 503.496.000 6.857.143 510.353.143

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

90

Lanjutan Lampiran 7

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 10% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,8772 55.955.626

2 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,7695 49.085.561

3 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,6750 43.057.509

4 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,5921 37.769.409

5 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,5194 33.131.956

6 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,4556 29.062.224

7 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,3996 25.490.046

8 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,3506 22.364.389

9 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,3075 19.615.088

10 436.180.000 510.353.143 74.173.143 10.384.240 63.788.903 0,2697 17.203.867

NPV 144.735.675

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

91

Lampiran 8. Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 15%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 15%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

2 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

3 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

4 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

5 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

6 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

7 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

8 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

9 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

10 22.600.000 413.580.000 436.180.000 475.524.000 6.857.143 482.381.143

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

92

Lanjutan Lampiran 8

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 15% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum Pajak Pajak

Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,8772 34.853.773

2 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,7695 30.574.530

3 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,6750 26.819.763

4 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,5921 23.525.899

5 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,5194 20.637.311

6 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,4556 18.102.347

7 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,3996 15.877.300

8 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,3506 13.930.384

9 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,3075 12.217.892

10 436.180.000 482.381.143 46.201.143 6.468.160 39.732.983 0,2697 10.715.985

NPV 19.255.185

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

93

Lampiran 9. Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 20%

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 20%

Tahun Biaya (Rp/tahun) Pendapatan (Rp/tahun)

Investasi Tetap Variabel Total Penjualan Ampas Total

0 188.000.000 188.000.000 0

1 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

2 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

3 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

4 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

5 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

6 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

7 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

8 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

9 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

10 22.600.000 413.580.000 436.180.000 447.552.000 6.857.143 454.409.143

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

94

Lanjutan Lampiran 9

Arus kas produksi tahu dengan sensitivitas harga penjualan produk 20% (lanjutan)

Tahun Biaya Total Total

Pendapatan

Pendapatan

Sebelum

Pajak

Pajak Pendapatan

Bersih

DF

(14%)

Present

Value

0 188.000.000 0 -188.000.000 -188.000.000 1,0000 -188.000.000

1 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,8772 13.751.920

2 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,7695 12.063.500

3 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,6750 10.582.017

4 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,5921 9.282.389

5 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,5194 8.142.666

6 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,4556 7.142.470

7 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,3996 6.264.554

8 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,3506 5.496.378

9 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,3075 4.820.697

10 436.180.000 454.409.143 18.229.143 2.552.080 15.677.063 0,2697 4.228.104

NPV -106.225.305

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

95

Lampiran 10. Rekapitulasi kuesioner uji Friedman

a. Identifikasi responden

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

96

Lanjutan Lampiran 10.

b. Pendapat konsumen terhadap 3 produk tahu untuk atribut kunjungan

Responden

Produk

Tahu

Lamping Tahu Non Lamping 1 Tahu Non Lamping 2

1 1 2 1

2 2 1 1

3 3 1 1

4 3 2 1

5 3 1 2

6 2 1 1

7 3 2 1

8 2 1 2

9 3 1 1

10 3 2 1

11 3 2 1

12 3 2 2

13 3 1 2

14 3 2 1

15 3 2 2

16 2 1 1

17 3 2 2

18 3 2 1

19 2 1 1

20 2 1 1

21 3 1 1

22 2 1 1

23 3 2 1

24 3 1 1

25 2 1 1

26 2 2 1

27 2 1 1

28 2 1 1

29 2 1 1

30 2 1 1

Skala:

1 = Satu kali

2 = Tiga kali

3 = Lebih dari tiga kali

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

97

Lanjutan Lampiran 10.

c. Pendapat konsumen terhadap 3 produk tahu untuk atribut warna produk

Responden

Produk

Tahu

Lamping Tahu Non Lamping 1 Tahu Non Lamping 2

1 2 1 1

2 2 1 1

3 2 1 1

4 2 2 1

5 3 2 1

6 3 1 1

7 3 2 1

8 3 1 1

9 2 1 1

10 3 2 1

11 2 1 1

12 2 1 1

13 2 1 1

14 3 2 1

15 3 1 1

16 3 2 1

17 3 1 1

18 2 2 1

19 2 1 1

20 3 2 1

21 2 2 1

22 2 1 1

23 3 2 1

24 2 2 1

25 3 2 2

26 1 1 1

27 2 1 1

28 2 1 1

29 2 1 1

30 2 1 1

Skala:

1 = Putih kusam

2 = Putih

3 = Putih bersih

Page 112: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

98

Lanjutan Lampiran 10.

d. Pendapat konsumen terhadap 3 produk tahu untuk atribut bau produk

Responden

Produk

Tahu

Lamping Tahu Non Lamping 1 Tahu Non Lamping 2

1 3 1 1

2 3 2 2

3 3 2 3

4 3 1 2

5 3 1 1

6 3 1 1

7 3 2 2

8 3 2 2

9 3 2 2

10 3 2 1

11 3 1 1

12 3 1 1

13 3 2 1

14 3 1 1

15 3 2 2

16 3 2 2

17 3 2 1

18 3 2 2

19 3 2 1

20 3 1 1

21 3 2 1

22 3 1 1

23 3 1 1

24 3 2 1

25 3 1 1

26 3 2 1

27 3 2 1

28 3 2 2

29 3 2 2

30 3 2 2

Skala:

1 = Bau

2 = Agak bau

3 = Tidak bau

Page 113: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

99

Lanjutan Lampiran 10.

e. Pendapat konsumen terhadap 3 produk tahu untuk atribut tekstur produk

Responden

Produk

Tahu

Lamping Tahu Non Lamping 1 Tahu Non Lamping 2

1 3 3 1

2 3 3 2

3 3 1 1

4 3 2 2

5 3 1 1

6 3 1 1

7 3 2 2

8 3 1 1

9 2 2 2

10 3 1 1

11 3 1 1

12 3 1 1

13 3 2 1

14 3 1 1

15 2 1 1

16 3 2 1

17 3 2 2

18 3 1 1

19 2 1 1

20 3 1 1

21 3 2 1

22 3 2 2

23 3 1 1

24 3 1 1

25 3 2 1

26 3 3 2

27 3 3 2

28 3 2 1

29 3 2 1

30 3 2 1

Skala:

1 = Kasar

2 = Agak kasar

3 = Lembut

Page 114: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

100

Lanjutan Lampiran 10.

f. Pendapat konsumen terhadap 3 produk tahu untuk atribut rasa produk

Responden

Produk

Tahu

Lamping Tahu Non Lamping 1 Tahu Non Lamping 2

1 2 1 1

2 3 1 1

3 3 1 1

4 3 1 1

5 2 1 1

6 3 1 1

7 2 1 1

8 2 1 1

9 2 1 1

10 2 1 1

11 2 1 1

12 2 1 1

13 2 1 1

14 2 1 1

15 2 1 1

16 2 1 1

17 2 2 1

18 3 1 2

19 2 2 1

20 2 1 1

21 2 1 1

22 2 2 2

23 2 1 1

24 2 1 1

25 2 1 1

26 2 1 1

27 2 1 1

28 2 1 1

29 2 1 1

30 2 1 1

Skala:

1 = Tidak enak

2 = Enak

3 = Sangat enak

Page 115: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

101

Lanjutan Lampiran 10.

g. Pendapat konsumen terhadap 3 produk tahu untuk atribut kepuasan pelayanan

Responden

Produk

Tahu

Lamping Tahu Non Lamping 1 Tahu Non Lamping 2

1 2 1 2

2 2 2 1

3 3 1 1

4 2 2 1

5 3 2 2

6 2 2 1

7 3 2 1

8 2 1 1

9 2 2 2

10 2 1 1

11 2 2 1

12 2 2 1

13 2 2 2

14 2 2 1

15 2 2 2

16 2 2 2

17 3 2 2

18 2 1 1

19 2 2 1

20 2 2 2

21 2 2 2

22 2 2 2

23 2 2 2

24 2 2 2

25 2 2 2

26 2 2 2

27 2 2 2

28 2 2 2

29 2 2 2

30 2 2 2

Skala:

1 = Tidak ramah

2 = Ramah

3 = Sangat ramah

Page 116: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

102

Lampiran 11. Perhitungan proyeksi pertambahan penduduk

Rumusa Pertumbuhan Geometri :

Pt =Po(1+r)t , di mana:

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun

Tahun Jumlah Penduduk (x Juta jiwa)

2000 0,97

2001 0,98

2002 0,99

2003 1,00

2004 1,01

2005 1,02

2006 1,02

2007 1,03

2008 1,04

2009 1,09

2010 1,10

2011 1,12

2012 1,13

2013 1,14

2014 1,16

2015 1,17

0.80

0.85

0.90

0.95

1.00

1.05

1.10

1.15

1.20

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jum

lah

(Ju

ta ji

wa)

Tahun

Page 117: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

103

Lampiran 12. Perhitungan proyeksi penjualan dengan menggunakan WinQSB

a. Input data

b. Output proyeksi penjualan

c. Output grafik

Page 118: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

104

Lampiran 13. Perhitungan strategi pengembangan usaha dengan AHP

a. Strategi proses pengolahan produk

1) Faktor

2) Aktor

3) Tujuan

4) Strategi

Page 119: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

105

Lanjutan Lampiran 13.

b. Strategi pengolahan limbah

1) Faktor

2) Aktor

3) Tujuan

4) Strategi

Page 120: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

106

Lanjutan Lampiran 13.

c. Strategi pembiayaan usaha

1) Faktor

2) Aktor

3) Tujuan

4) Strategi

Page 121: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

107

Lampiran 14. Kuesioner survey lapangan

Kuesioner

Strategi Pengembangan Industri Tahu

1. Identitas Pengusaha

Nama pengusaha

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan Terakhir

Alamat

2. Identitas Usaha

Nama usaha

Status

Alamat

Tahun berdiri

Izin usaha

Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja : 0rang

1. Tenaga tetap: ...

2. Tenaga kerja harian:...

Pendidikan tenaga kerja

1. SD:...

2. SMP:...

3. SMA:...

4. Perguruan Tinggi:...

Jam kerja Jam Masuk:

Jam istirahat:

Jam Pulang:

Hari libur:

Total jam kerja/hari:

Total jam kerja/bulan:

Page 122: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

108

Lanjutan Lampiran 14.

3. Keragaan Usaha

Jenis produk

Nama Jumlah

Produksi/bulan

Lama produksi Kapasitas

produksi

Tahu

Bahan baku

Nama produk Bahan Baku Keterangan

Kedelai Kebutuhan:

Pemasok:

Kemudahan memperoleh:

Cara membeli:

Kestabilan harga:

Proses Produksi

Nama produk Tahapan Produksi

1.

2.

3.

4.

5.

1.

2.

3.

4.

5.

Page 123: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

109

Lanjutan Lampiran 14.

Penjualan

Omzet Penjualan Per Bulan

Volume Penjualan Per Bulan

Harga produk/unit

Daerah Pemasaran

Kemungkinan Perluasan

Daerah Perluasan Yang Dituju

Distribusi Penjualan

Cara Pembayaran

Modal

Jumlah modal

Modal sendiri

Modal luar/pinjaman

Sumber pinjaman

Sistem pembayaran pinjaman

Page 124: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

110

Lanjutan Lampiran 14.

Struktur Biaya

Investasi

1. Bangunan

2. Peralatan produksi

3. Alat Transportasi

4. Kios

5. Lain-lain

Biaya Tetap

1. Upah tenaga kerja

2. Pemeliharaan dan perbaikan

3. Lain-lain

Biaya Tidak Tetap

1. Bahan baku utama

2. Bahan pelengkap

3. Listrik

4. Air

5. BBM

6. Lain-lain

Total Biaya

Page 125: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

111

Lanjutan Lampiran 14.

Struktur Pendapatan

Pendapatan/bulan

Total Biaya

Margin keuntungan

4. Data Eksternal

1. Jumlah Pesaing

2. Keterlibatan dengan bank

a. Pinjaman

b. BUMN

c. Mempunyai rekening bank

d. Transaksi pembelian lewat bank

e. Transaksi penjualan lewat bank

3. Keterlibatan dengan assosiasi

a. Nama perkumpulan (assosiasi)

b. Bentuk forum komukasi

c. Status keanggotaan

4. Pembinaan pemerintah

a. Nama instansi

b. Bentuk pembinaan

c. Jumlah dan waktu pembinaan

Page 126: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

112

5. Sarana pendukung

a. Jaringan telekomunikasi

b. Jaringan internet

c. Kondisi jalan

d. Jarak dengan pusat kota

6. Kendala-kendala usaha

a. Pembiayaan

b. SDM

c. Teknologi

d. Pemasaran

Page 127: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

113

Lampiran 15. Kuesioner Uji Friedman

1. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

2. Apakah Anda pernah mengkonsumsi tahu ?

3. Apa saja yang menjadi pertimbangan Anda ketika memilih tahu ?

a. Warna

b. Bau

b. Tekstur

c. Rasa

d. Kemasan

e. Harga

f. Lokasi Penjualan

g. Cara Penjualan

(Pilihan boleh lebih dari satu)

Pertanyaan No. 4-13 (untuk tahu lamping) silahkan pilih salah satu jawaban

yang menurut Anda paling sesuai.

4. Apakah Anda mengetahui tahu lamping ?

a. Ya b. Tidak

5. Berapa kali Anda membeli tahu lamping ?

a. Satu Kali b. Tiga Kali c. Lebih dari Tiga Kali

6. Menurut Anda, bagaimana warna tahu lamping (sebelum digoreng) ?

a. Putih Kusam b. Putih c. Putih Bersih

7. Menurut Anda, bagaimana bau tahu lamping ?

a. Bau b. Agak Bau c. Tidak Bau

8. Menurut Anda, bagaimana tekstur tahu lamping ?

a. Kasar b. Agak Lembut c.Lembut

9. Menurut Anda, bagaimana rasa tahu lamping ?

a. Tidak Enak b. Enak c. Sangat Enak

10. Menurut Anda, bagaimana cara pengemasan tahu lamping ?

a. Tidak Rapi b. Rapi c. Sangat Rapi

11. Menurut Anda, bagaimana harga tahu lamping ?

a. Mahal b. Rata-rata c. Murah

12. Menurut Anda, bagaimana lokasi penjualan tahu lamping ?

a. Sulit Dijangkau b. Mudah Dijangkau c. Sangat Mudah Dijangkau

13. Menurut Anda, bagaimana pelayanan penjual tahu lamping ?

a. Tidak Ramah b.Ramah c. Sangat Ramah

Page 128: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

114

Lanjutan Lampiran 15.

Pertanyaan No. 14-22 (untuk non-lamping) silahkan pilih salah satu jawaban

yang menurut Anda paling sesuai.

14. Berapa kali Anda membeli tahu non-lamping ?

a. Satu Kali b. Tiga Kali c. Lebih dari Tiga Kali

15. Menurut Anda, bagaimana warna tahu non-lamping (sebelum digoreng) ?

a. Putih Kusam b. Putih c. Putih Bersih

16. Menurut Anda, bagaimana bau tahu non-lamping ?

a. Bau b. Agak Bau c. Tidak Bau

17. Menurut Anda, bagaimana tekstur tahu non-lamping ?

a. Kasar b. Agak Lembut c.Lembut

18. Menurut Anda, bagaimana rasa tahu non-lamping ?

a. Tidak Enak b. Enak c. Sangat Enak

19. Menurut Anda, bagaimana cara pengemasan tahu non-lamping ?

a. Tidak Rapi b. Rapi c. Sangat Rapi

20. Menurut Anda, bagaimana harga tahu non-lamping ?

a. Mahal b. Rata-rata c. Murah

21. Menurut Anda, bagaimana lokasi penjualan tahu non-lamping ?

a. Sulit Dijangkau b. Mudah Dijangkau c. Sangat Mudah Dijangkau

22. Menurut Anda, bagaimana pelayanan penjual tahu non-lamping ?

a. Tidak Ramah b.Ramah c. Sangat Ramah

Page 129: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

115

Lampiran 16. Kuesioner AHP untuk proses pengolahanp Produk

1. STRUKTUK AHP UNTUK PROSES PENGOLAHAN PRODUK

Aktor:

Tujuan:

Kualitas Produk

Kualitas Bahan

Baku SDM Standar

Mutu

Teknologi

Pengolahan

Pemda Kopti Lembaga

Penelitian

Peningkatan Daya

Saing Produk

Peningkatan

SDM

Penerapan

Teknologi

Tepat guna

Pelatihan SDM

untuk Proses

Pengolahan

Penyerapan

Tenaga Kerja

Produk sesuai

dengan standar

yang berlaku

Fokus:

Faktor:

Alternatif:

Pengusaha

Tahu

Peningkatan

Nilai Tambah

Page 130: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

116

Lanjutan Lampiran 16.

2. KUESIONER

Petunjuk Pengisian Skala Penilaian:

Perbandingan Skala Penilaian

A sama prioritas dengan B 1

A sedikit lebih prioritas dari B 3

B sedikit lebih prioritas dari A - 3 *)

A jelas lebih prioritas dari B 5

B jelas lebih prioritas dari A - 5

A sangat jelas lebih prioritas dari pada B 7

B sangat jelas lebih prioritas dari pada A - 7

A mutlak lebih prioritas dari pada B 9

B mutlak lebih prioritas dari pada A - 9

Nilai skala 2,4,6,8 atau -2, -4, -6, -8 diberikan bila terdapat sedikit saja

perbedaan tingkat prioritas dengan patokan (sebagai nilai tengah)

Keterangan :*) Skala ini digunakan untuk memudahkan pengisian. Waktu

akan diproses dengan AHP, skala ini akan dikonversikan

ke dalam nilai yang sebenarnya (sebagai misal : –3

dikonversikan menjadi 1/3).

A. LEVEL 1. MEMBANDINGKAN FAKTOR

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Faktor berikut:

ELEMEN

FAKTOR A

ELEMEN FAKTOR B

Kualitas

Bahan Baku SDM Standar Mutu

Teknologi

Pengolahan

Kualitas Bahan

Baku 1 … …

SDM 1 … …

Standar Mutu 1 …

Teknologi

Pengolahan 1

Page 131: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

117

Lanjutan Lampiran 16.

B. LEVEL 2. MEMBANDINGKAN AKTOR

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Aktor berikut:

ELEMEN

AKTOR A

ELEMEN AKTOR B

Pemda Kopti Lembaga

Penelitian

Pengusaha

Tahu

Pemda 1 … … …

Kopti 1 … …

Lembaga

Penelitian 1

Pengusaha

Tahu 1

C. LEVEL 3. MEMBANDINGKAN TUJUAN

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Tujuan berikut:

ELEMEN

TUJUAN A

ELEMEN TUJUAN B

Peningkatan

Daya Saing

Produk

Peningkatan

SDM

Penyerapan

Tenaga

Kerja

Peningkatan

Nilai

Tambah

Peningkatan

Daya Saing

Produk

1 … …

Peningkatan

SDM 1 …

Penyerapan

Tenaga Kerja 1

Peningkatan

Nilai Tambah 1

Page 132: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

118

Lanjutan Lampiran 16.

D. LEVEL 4. MEMBANDINGKAN ALTERNATIF

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Alternatif berikut:

ELEMEN

ALTERNATIF

A

ELEMEN ALTERNATIF B

Penerapan

Teknologi

Tepat guna

Pelatihan

SDM untuk

Proses

Pengolahan

Produk sesuai

dengan standar

yang berlaku

Penerapan

Teknologi

Tepat guna

1 … …

Pelatihan SDM

untuk Proses

Pengolahan

1 …

Produk sesuai

dengan standar

yang berlaku

1

Page 133: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

119

Lampiran 17. Kuesioner AHP untuk pengolahan limbah

1. STRUKTUR AHP UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH

Aktor:

Tujuan:

Pengolahan

Limbah Cair

Volume Teknologi

Pengolahan Limbah

Tempat/

Lahan Biaya

Pemda Kopti Lembaga

Penelitian

Mengurangi Dampak

Negatif Limbah Tahu

Meningkatkan

Kelestarian Lingkungan

Teknologi

Pengolahan

Limbah

Pelatihan SDM

untuk Pengolahan

Limbah

Meningkatkan Kebersihan

Lingkungan Sekitar Tempat Produksi

Investasi untuk

Pengolahan

Limbah

Fokus:

Faktor:

Alternatif

:

Pengusaha

Tahu

Page 134: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

120

Lanjutan Lampiran 17.

2. KUESIONER

Petunjuk Pengisian Skala Penilaian:

Perbandingan Skala Penilaian

A sama prioritas dengan B 1

A sedikit lebih prioritas dari B 3

B sedikit lebih prioritas dari A - 3 *)

A jelas lebih prioritas dari B 5

B jelas lebih prioritas dari A - 5

A sangat jelas lebih prioritas dari pada B 7

B sangat jelas lebih prioritas dari pada A - 7

A mutlak lebih prioritas dari pada B 9

B mutlak lebih prioritas dari pada A - 9

Nilai skala 2,4,6,8 atau -2, -4, -6, -8 diberikan bila terdapat sedikit saja

perbedaan tingkat prioritas dengan patokan (sebagai nilai tengah)

Keterangan :*) Skala ini digunakan untuk memudahkan pengisian. Waktu

akan diproses dengan AHP, skala ini akan dikonversikan

ke dalam nilai yang sebenarnya (sebagai misal : –3

dikonversikan menjadi 1/3).

A. LEVEL 1. MEMBANDINGKAN FAKTOR

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Faktor berikut:

ELEMEN

FAKTOR A

ELEMEN FAKTOR B

Volume Teknologi

Pengolahan

Limbah

Tempat/

Lahan Biaya

Volume 1 … … …

Teknologi

Pengolahan

Limbah

1 …

Tempat/ Lahan 1 …

Biaya 1

Page 135: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

121

Lanjutan Lampiran 17.

B. LEVEL 2. MEMBANDINGKAN AKTOR

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Aktor berikut:

ELEMEN

AKTOR A

ELEMEN AKTOR B

Pemda Kopti Lembaga

Penelitian

Pengusaha

Tahu

Pemda 1 … … …

Kopti 1 … …

Lembaga

Penelitian 1

Pengusaha

Tahu 1

C. LEVEL 3. MEMBANDINGKAN TUJUAN

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Tujuan berikut:

ELEMEN

TUJUAN A

ELEMEN TUJUAN B

Mengurangi

Dampak

Negatif

Limbah Tahu

Meningkatkan

Kelestarian

Lingkungan

Meningkatkan

Kebersihan

Lingkungan

Sekitar Tempat

Produksi

Mengurangi

Dampak

Negatif Limbah

Tahu

1 … …

Meningkatkan

Kelestarian

Lingkungan

1 …

Meningkatkan

Kebersihan

Lingkungan

Sekitar Tempat

Produksi

1

Page 136: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

122

Lanjutan Lampiran 17.

D. LEVEL 4. MEMBANDINGKAN ALTERNATIF

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Alternatif berikut:

ELEMEN

ALTERNATIF

A

ELEMEN ALTERNATIF B

Teknologi

Pengolahan

Limbah

Pelatihan SDM

untuk

Pengolahan

Limbah

Investasi untuk

Pengolahan

Limbah

Teknologi

Pengolahan

Limbah

1 … …

Pelatihan SDM

untuk

Pengolahan

Limbah

1 …

Investasi untuk

Pengolahan

Limbah

1

Page 137: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

123

Lampiran 18. Kuesioner AHP untuk pembiayaan usaha

1. STTUKTUR AHP UNTUK PEMBIAYAAN USAHA

Aktor:

Tujuan:

Kredit Untuk

Tambahan Modal

Ketersediaan

Kredit Prosedur Tingkat

Bunga

Pemda Kopti Pengusaha

Tahu

Mendapatkan

Tambahan Modal

Meningkatkan

Skala Usaha

Kredit Berbunga

Rendah dan Tanpa

Agunan dari Bank

Pinjaman dari

Koperasi

Meningkatkan

Investasi

Pinjaman dari

Individu/ Rentenir

Fokus:

Faktor:

Alternatif:

Meningkatkan

Pendapatan

Lembaga

Keuangan Mikro

Page 138: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

124

Lanjutan Lampiran 18.

2. KUESIONER

Petunjuk Pengisian Skala Penilaian:

Perbandingan Skala Penilaian

A sama prioritas dengan B 1

A sedikit lebih prioritas dari B 3

B sedikit lebih prioritas dari A - 3 *)

A jelas lebih prioritas dari B 5

B jelas lebih prioritas dari A - 5

A sangat jelas lebih prioritas dari pada B 7

B sangat jelas lebih prioritas dari pada A - 7

A mutlak lebih prioritas dari pada B 9

B mutlak lebih prioritas dari pada A - 9

Nilai skala 2,4,6,8 atau -2, -4, -6, -8 diberikan bila terdapat sedikit saja

perbedaan tingkat prioritas dengan patokan (sebagai nilai tengah)

Keterangan :*) Skala ini digunakan untuk memudahkan pengisian. Waktu

akan diproses dengan AHP, skala ini akan dikonversikan

ke dalam nilai yang sebenarnya (sebagai misal : –3

dikonversikan menjadi 1/3).

A. LEVEL 1. MEMBANDINGKAN FAKTOR

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Faktor berikut:

ELEMEN

FAKTOR A

ELEMEN FAKTOR B

Ketersediaan

Kredit Prosedur

Tingkat

Bunga

Ketersediaan

Kredit 1 … …

Prosedur 1 …

Tingkat Bunga 1

Page 139: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

125

Lanjutan Lampiran 18.

B. LEVEL 2. MEMBANDINGKAN AKTOR

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Aktor berikut:

ELEMEN

AKTOR A

ELEMEN AKTOR B

Pemda Kopti Lembaga Keuangan

Mikro

Pengusaha

Tahu

Pemda 1 … … …

Kopti 1 … ...

Lembaga

Keuangan Mikro 1 ...

Pengusaha Tahu 1

C. LEVEL 3. MEMBANDINGKAN TUJUAN

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Tujuan berikut:

ELEMEN

TUJUAN A

ELEMEN TUJUAN B

Mendapatkan

Tambahan

Modal

Meningkatkan

Skala Usaha

Meningkatkan

Investasi

Meningkatkan

Pendapatan

Mendapatkan

Tambahan

Modal

1 … … …

Meningkatkan

Skala Usaha 1 … ...

Meningkatkan

Investasi 1 ...

Meningkatkan

Pendapatan

1

Page 140: ANALISIS KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN … · dalam upaya pengolahan limbah adalah dengan pelatihan SDM dalam pengolahan limbah cair seperti pengolahan limbah tahu menjadi biogas,

126

Lanjutan Lampiran 18.

D. LEVEL 4. MEMBANDINGKAN ALTERNATIF

Sehubungan dengan hal Pengembangan Industri Tahu, bagaimana

pendapat Saudara tentang Perbandingan Tingkat Prioritas antar

Alternatif berikut:

ELEMEN

ALTERNATIF

A

ELEMEN ALTERNATIF B

Kredit Berbunga

Rendah dan

Tanpa Agunan

dari Bank

Pinjaman dari

Koperasi

Pinjaman dari

Individu/

Rentenir

Kredit

Berbunga

Rendah dan

Tanpa Agunan

dari Bank

1 … …

Pinjaman dari

Koperasi 1 …

Pinjaman dari

Individu/

Rentenir

1