Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

27
USAHA PENGOLAHAN BIO-SLURRY UNTUK MEDIA PAKAN CACING YANG DILAKSANAKAN OLEH PIHAK CPO KUD SUMBER MAKMUR KECAMATAN NGANTANG Dosen Pembimbing Magang : Yuli Hananto, S.TP., M.Si Oleh : Ahmad Soleh B42110979 PROGRAM STUDI ENERGI TERBARUKAN, JURUSAN TEKNIK, POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015 LAPORAN MAGANG KERJA INDUSTRI

Transcript of Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Page 1: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

USAHA PENGOLAHAN BIO-SLURRY UNTUK MEDIA PAKAN CACING YANG DILAKSANAKAN OLEH PIHAK CPO KUD

SUMBER MAKMUR KECAMATAN NGANTANG

Dosen Pembimbing Magang :Yuli Hananto, S.TP., M.Si

Oleh :Ahmad Soleh

B42110979

PROGRAM STUDI ENERGI TERBARUKAN, JURUSAN TEKNIK, POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015

Dosen Pembimbing :

1. M. Nuruddin, ST, M.Si 2. Saiful Anwar, STp, MP

Oleh :Ahmad Soleh

B42110979

LAPORAN MAGANG KERJA INDUSTRI

Page 2: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

PENDAHULUAN

Page 3: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

• Tujuan MKI ini adalah mendapatkan kemampuan dan

keterampilan dari apa yang telah diproleh di bangku kuliah,

sehingga mahasiswa dapat menguasai kopetensi inti dari bidang

studi yang dipelajari oleh penulis dan serta dapat memahami

sistem kerja di dunia industri khususnya di tempat yang di

magangkan yang bersanguktan dengan bidang peminatan.

• Salah satu tempat MKI yang diikuti yaitu di prusahaan Biogas

BIRU, yang berkaitan dengan Program pembangkit biogas Sekala

Rumah tangga, dan langsung pemanfaatan limbah dari biogas.

Page 4: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

• Mngetahui lebih dalam tentang pembelajaran bidang peminatan

energi terbarukan, terutama proses pembelajaran biogas

• Mengetahui langsung di lapangan tentang proses konstruksi

biogas sekala rumah tangga

• Mengetahui proses bagaimana cara memanfaatkan limbah biogas,

sehingga biogas dinyatakan energi terbarukan dan ramah

lingkungan.

Page 5: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

• Dapat sebagai tambahan ilmu pengetahuan yang

akan diterapkan di daerah masing-masing tentang

pentingnya biogas sebagai bentuk kebutuhan rumah

tangga untuk ke depannya bagi masyarakat.

• Menambah wawasan yang lebih, dan sebagai acuan

pembelajaran lebih lanjut untuk generasi

selanjutnya.

Page 6: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Page 7: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

• Pada tahun 2008, Direktorat Jendral Litrik Dan Pemanfaatan Enegi Dipartemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, pemerintah indonesia meminta kedutaan Belanda untuk mempelajari potensi biogas di Indonesia. Hasil dari penilitian yang menguntungkan, HIVOS didukung oleh SNV memulai program biogas BIRU di delapan provinsi di Indonesia.

• Program BIRU ini mempromosikan penggunaan reaktor biogas sebagai sumber energi lokal yang berkelanjutan dengan perkembangan pasar. Dimulai pada mei 2009 dengan dukungan dana dari kedutaan Belanda dan hingga desembar 2013 sudah membangun 11.249 reaktor biogas di sembilan provinsi di Indonesia.

Page 8: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Yayasan Rumah energi didirikan pada tahun

2012 untuk memberikan respon terhadap kebutuhan

akan akses yang lebih baik terhadap makanan dan

energi yang terjangkau serta untuk mengatasi pengguna

bahan bakar fosil yang tidak berkelanjutan. Ambisi

utama YRE adalah menjadi aktor kunci dalam

pengembangan sektor energi terbarukan di Indonesia.

Page 9: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Dalam pelaksanaan program BIRU, HIVOS dan YRE

membangun kemitraan dengan sejumlah organisasi lokal

disembilan provinsi : Jawa barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,

Yogyakarta, Bali, NTB (Lombok dan Sumbawa), Sulawesi Selatan,

NTT (Sumba), dan Lampung. Tipe kemitraan dalam BIRU untuk

membangun sinergi dan mempercepat pencapain program yaitu :1.Organisasi Mitra Pembangun (CPO)

2.Organisasi Mitra Penyedia Kredit (LPO)

3.Organisasi mitra pembangun BIRU dan Penyedia Kredit (CPO dan LPO)

4.Organisasi mitra pelatihan (TPO)

5.Organisasi Mitra Penyuluhan (EPO)

6.Tim Program BIRU

Page 10: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Program BIRU menggunakan pendekatan sektor privat,

menciptakan sektor konstruksi biogas, melibatkan kontraktor

dan pekerja lokal yang terlatih, yang didukung oleh lembaga

pelatihan kejuruan regional atau nasional.

•Ada empat tahap strategi program yaitu :

1. Membangun sektor biogas mandiri dan berkelanjutan

2. Standar kualitas 100 % beroprasi dengan baik dan berdasarkan SNI 7826.

3. Pengurus utama gender

4. Pendanaan sekala mikro

Strategi Program

Page 11: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Secara umum BIRU dipimpin oleh seorang program

direktur, dimana program direktur dari BIRU dirangkap

dengan program direktur HIVOS untuk Asia tenggara

bertempat di Jakarta.

Untuk Struktur organisasi di kantor wilaya jawa timur

dapat di lihat dari gambar diagram berikut :

Page 12: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Gambar Stuktu Organisasi di kantor wilayah Jawa Timur

Page 13: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

METODE PENILITIAN

Page 14: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Kegiatan magang ini dilaksanakan di Jalan Bunga Monstera 21

Malang. Dapat dilihat denah lokasi pada gambar berikut :

Page 15: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Dapat dilihat tabel berikut sebagai jadwal kegiatan selama

magang :

Page 16: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Selama magang di Perusahaan Biogas BIRU, sebelum

melakukan kegiatan kerja turun lapangan, dalam seminggu

kami mendapatkan materi dari pekeja kantor (kariyawan) BIRU

yang bersangkutan materi perkenalan pekerja di bidang

masing-masing, materi tentang program BIRU, program kerja

sama BIRU, dan materi kegiatan kerja turun lapangan. Setelah

seminggu kemudian, kami diberikan suatu pekerjaan turun

lapangan yang dipercayai yaitu melakukan :

Page 17: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

. Lanjutan1.Proses kegiatan Instalasi Biogas BIRU di daerah kec. Ngantang dan Kan-Jabung.

2.Proses Quality Control Form di Daerah Ngantang

3.Proses Anual Inspection (Pengecekan CPO)

4.Kegiatan CPO meeting BIRU Jawa timur

5.Proses Pemanfaatan Limbah Biogas (Bio-Slurry)

Page 18: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

TEKNIK USAHA PENGOLAHAN BIO-SLURRY UNTUK MEDIA PAKAN CACING

Page 19: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Gambar Ilustrasi produksi Gas dan Bio-Slurry

Bio-Slurry di tempat bak (Slurry

pit)

Limbah biogas yang terfermentasi

Gas yang dihasilkan

Gas yang disalurkan ke pemakai

Tempat pencampur kotoran dengan air

Page 20: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Proses pembelian dan penyedotan Bio-slurry

• Proses pembelian bio-slurry dari user dibeli dengan harga Rp 10.000 dalam 1 ton.

• Pembayaran dilakukan 1 kali dalam sebulan kepada user (pemilik biogas).

• Penyedotan dilakukan dengan langsung pemasangan selang penyedot dari bak slurry-pit ke pompa dan selang dari pompa yang tersambung disalurkan ke tangki berukuran 1 ton.

• Pengiriman bio-slurry menggunakan mobil box ke tempat usaha penampungan pengeringan bio-slurry. Pengiriman bio-slurry sekali jalan menghabiskan bahan bakar 1 liter

Page 21: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Proses Usaha Pengeringan Bio-slurry Proses pengeringan dalam dua minggu dilakukan dua

tahap yaitu :

1. Tempat pengeringan pertama di atas permukaan tanah berbentuk 6 kotakan dengan panjang x lebar (5 x 4 m), untuk mempercepat pengeringan.

2. Pengeringan kedua dilakukan ditempat bak penampungan selama seminggu hingga hasil yang dikeringkan 30 % keringnya produk.

3. Kadar air yang ditentukan oleh perusahaan, Bio-slurry 1000 kg yang belum dikeringkan kadar air 90 %, dan setelah dikeringkan kadar air tinggal 30 %.

4. Setelah melakukan pengringan, lalu melakukan pengeyakan dengan ukuran mesh 1 cm.

Page 22: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Nilai Perhitungan kadar air dilakukan oleh penulis laporan MKI

Page 23: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Proses Ekonomi Penjualan

Penjualan bio-slurry kering yang telah siap di ayak dan

dikemas dalam karung dapat dijual ke pengguna. Bio-

slurry kering dinilai dengan harga Rp 500/kg, dan dalam 1

karung berat 25 kg menghasilkan seharga Rp

12.500/karung.

Page 24: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

PENUTUP

Page 25: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Kesimpulan

1. Hasil perhitungan nilai kadar air dengan hasil pendapatan usaha

pengeringan bio-slurry tidak sesuai dengan perkiraan dari nilai

perhitungan. Terdapat perbedaan diantaranya : perusahaan

menghasilkan bahan kering sebanyak 300 kg bahan kering dari

1000 kg, sedangkan hasil nilai penjumlahan terdapat sebanyak

857,2 kg bahan.

2. Hasil pertama yang didapat dari perusahan selama sebulan bio-

slurry kering 2.400 kg dengan nilai ekonomi diterima bersih Rp

2.792.000. hasil pertama tersebut belum dapat melunasi biaya

pembangunan usaha dengan harga Rp 5.500.000

Page 26: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

Saran

1. Proses pengeringan bio-slurry perlu dipertimbangkan suhu tempat, dan lokasi yang ideal agar usaha tersebut tetap berjalan dengan baik.

2. Dalam proses pengeringan pertama perlu ditindak lanjut kembali bagaimana cara mengatasi agar bahan tersebut tidak terbuang atau tertinggal di dasar tanah.

3. Proses pengeringan kedua juga perlu ditindak lanjut lagi agar bahan yang sudah siap dipanen tidak tertinggal walaupun 1 ons atau tidak terbuang sia-sia.

4. Dalam penulisan laporan MKI perlu ditindak lanjuti kembali tentang limbah biogas, karena limbah biogas sangat bermanfaat baik itu untuk peternakan, pertanian dan perikanan air tawar.

Page 27: Pemanfaatan Bio-slury Limbah Biogas

“Sekian Dan Terimaksih,,

“Wassalam

“Terimakasih atas Bimbingannya kepada Yth :

Bapak Yuli Hananto S.TP.,M.Si