Analisis Kecepatan Cahaya didalam Al-Quran.pdf

download Analisis Kecepatan Cahaya didalam Al-Quran.pdf

of 16

Transcript of Analisis Kecepatan Cahaya didalam Al-Quran.pdf

  • 2013

    Tugas mata kuliah Aplikasi Komputer

    Created by Zulya Musfirah

    5/1/2013

    Analisis Kecepatan Cahaya dalam A-Quran

  • i

    Kata pengantar

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan inayah-Nya

    penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

    Pertama saya ucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium Aplikasi

    Komputer yang telah membimbing saya dalam menyusun karya ilmiah ini. Karya

    ilmiah yang saya buat ini mengangkat tema atau judul tentang ANALISIS

    KECEPATAN CAHAYA DALAM AL-QURAN. Karya ilmiah ini dibuat adalah

    untuk memenuhi nilai mata kuliah aplikom yang ditugaskan oleh asisten

    laboratorium yang bersangkutan.

    Dengan terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis sangat berterima kasih

    kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan

    menyelesaikan karya ilmiah ini.

    Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh

    karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca

    demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat

    bermanfaat bagi kita semua.

    Banda Aceh, 18 Mei 2013

    Zulya Musfirah

  • ii

    Daftar isi

    Kata pengantar .............................................................................................................. i

    Daftar isi ....................................................................................................................... ii

    BAB 1 .......................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

    1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................ 2

    1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 3

    1.4 Tujuan ................................................................................................................. 3

    1.5 Mamfaat .............................................................................................................. 3

    BAB II .......................................................................................................................... 4

    LANDASAN TEORI ................................................................................................... 4

    2.1 Perhitungan Kecepatan Cahaya ( C ) Berdasarkan Para Ilmuwan ................ 4

    2.2 Perhitungan Kecepatan Cahaya Berdasarkan Al-Quran .............................. 5

    BAB III ........................................................................................................................ 8

    PEMBAHASAN .......................................................................................................... 8

    3.1 Pengertian kecepatan cahaya .............................................................................. 8

    3.2 Tinjauan Al-Quran terhadap teori-teori kecepatan cahaya ............................... 8

    BAB IV ...................................................................................................................... 12

    PENUTUP .................................................................................................................. 12

    4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 12

    4.2 Saran ................................................................................................................. 12

    REFERENSI .............................................................................................................. 13

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ilmu pengetahuan adalah bagian terpenting di dalam kehidupan manusia yang

    telah mengalami banyak perkembangan. Perkembangan yang pesat mulai tercatat

    sejak abad ke-17, yaitu diawali gebrakan dari daerah Eropa tengah (revolusi ilmiah).

    Berbagai eksperimen dan penemuan penting telah terungkap pada masa itu. Salah

    satu cabang dari ilmu pengetahuan tersebut adalah fisika yang telah mengalami

    revolusi secara estafet dari berbagai zaman, mulai dari zaman Pra-Yunani Kuno,

    Arab, India, Cina, Eropa dan Amerika. Pada akhir abad ke-19 hingga sekarang ujung

    tongkat ilmu pengetahuan berada dalam genggaman dunia barat yang mengakibatkan

    mereka yang memegang kendali penuh terhadap kemajuan ilmu pangetahuan dan

    teknologi saat ini. Dengan kenyataan seperti ini bukan bearti sebagai keluarga

    muslim harus mengabaikan kitab suci Al-Quran (Al-Quranul Karim) yang begitu

    banyak menyimpan seluk beluk ilmu pengetahuan yang masih belum berhasil kita

    ungkapkan.

    Tercatat dalam sejarah pada abad ke-7 Islam menaruh perhatiannya terhadap

    ilmu pengatahuan untuk pertama kalinya di Damaskus. Namun akibat perang yang

    berkecamuk pusat ilmu pengetahuan berpindah haluan ke Baghdad. Ilmuwa-ilmuwan

    muslim mulai lahir di Baghdad. Pada abad ke-8 mulai banyak menerjemahkan buku-

    buku yang dianggap penting pada masa itu, tepatnya pada masa pemerintahan Al-

    Mamun (813-833 M). Sejak saat itu dan seterusnya terdapat banjir penerjemah

    besar-besaran. Ini terus berlangsung hingga abad ke-9 dan sebagian besar abad ke-

    10. Setelah itu pusat dari perkembangan ilmu pengetahuan bergeser sedikit ke barat,

    tepatnya di Cairo dan ujung-ujungnya pusat ilmu pengetahuan di dunia islam berada

    d Spanyol setelah tahun ke-970. Pada saat inilah perang mulai mendera kembali dan

    kebudayaan islam di porakporandakan oleh serangan kristen. Dengan kejadian

  • 2

    seperti itulah perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam mengelami

    kemunduran.

    Namun, kemajuan ilmu pengetahuan dunia barat berjalan dengan

    pertumbuhan yang pesat. Ilmuwan-ilmuwan besar mulai bermunculan, di dalam

    bidang fisika contohnya Albert Einstein dengan Teori Relativitas dan Teori

    Kuantum.

    Teori Relativitas dan Teori Kuantum sangat berdampak pada sisi kehidupan

    manusia. Salah satu yang dapat disimpulkan dari teori relativitas tersebut adalah

    kemutlakan kecepatan cahaya pada semua pengamat dan besarnya adalah C sehingga

    tidak mungkin dicapai kecepatan yang sama atau bahkan melebihi kecepatan

    cahaya(C). Mengetahui tentang hal ini penulis kembali mengingat tentang peristiwa

    yang maha dahsyat di dalam dunia Islam yaitu Isra miraj Nabi Muhammad SAW.

    Perjalanan yang begitu panjang dari masjidil haram ke masjidil aqsha hingga ke

    sidratul muntaha dengan menaiki buraq namun pelaksaannya hanya semalam saja.

    Kecepatan yang sangat luar biasa, kecepatan cahaya atau juga disebut kekuatan

    malaikat. Yang sangat jelas tercantum dalam kitab suci Al-Quran. Yang menjadi

    pertanyaan benarkan ada penjelasan tentang kecepatan cahaya dalam Al-Quranul

    Karim.

    Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya ilmu yang kita ketahui kita kaitkan

    kepada Al-Quran yang menjadi jalan bagi kehidupan. Begitu juga dengan

    munculnya penelitian-penelitian dari ilmuwan tentang teori kecepatan cahaya

    maupun teori kecepatan cahaya yang sudah selayaknya kita kembalikan kepada Al-

    Quran apakah hal tersebut dibenarkan dalam Al-Quran. Melalui karya ilmiah yang

    berjudul ANALISIS KECEPATAN CAHAYA DALAM AL-QURAN ini penulis

    akan mencoba untuk meninjau dan mengkaji kembali bagaimana hasil pengamatan

    dari ilmuwan terhadap apa yang terdapat dalam Al-Quran.

    1.2 Perumusan Masalah

    Adapun masalah yang diangkat pada karya tulis ini adalah sebagai berikut :

  • 3

    1. Bagaimana tinjauan Al-Quran terhadap teori dan perhitungan kecepatan

    cahaya ?

    2. Bagaimana peristiwa Isra Miraj dalam analisis ilmu pengetahuan ?

    1.3 Batasan Masalah

    Pada penulisan karya ilmiah ini perlu dilakukan pembatasan-pembatasan

    terhadap masalah yang dihadapi, yakni :

    1. Acuan yang digunakan dalam menganalisa permasalahan adalah kitab

    suci Al-Quran.

    1.4 Tujuan

    Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan karya ilmiah ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Mengetahui tinjauan Al-Quran terhadap kecepatan cahaya.

    2. Mengetahui kebenaran Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

    1.5 Mamfaat

    Mamfaat yang dapat diperoleh dari enulisan karya ilmiah ini adadal sebagai

    berikut :

    Meningkatkan ketakwaan didalam diri setiap muslim.

    Meningkatkan rasa kepercayaan yang lebih mendalam terhadap kitab suci

    Al-Quran sehingga tidak ada keraguan sedikitpun dalam diri setiap

    muslim.

    Meningkatkan keimanan setiap muslim kepada Allah SWT yang Maha

    Pencipta segala yang ada di bumi dan di langit.

    Memacu individu muslim untuk lebih mempelajari Al-Quran yang masih

    banyak menyimpan rahasia alam dan keilmuan yang belum bisa

    terungkap masa sekarang.

  • 4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Perhitungan Kecepatan Cahaya ( C ) Berdasarkan Para Ilmuwan

    Sebelum para ilmuwan abad ke-17 percaya bahwa tidak ada hal seperti

    "kecepatan cahaya". Mereka pikir cahaya yang bisa bepergian dengan jarak

    sebagaimanapun dalam waktu singkat sama sekali.

    Pada tahun 1638, Galileo sering dikreditkan dengan menjadi ilmuwan

    pertama yang pertama menentukan kecepatan cahaya. Penelitiannya cukup

    sederhana. Dia dan asistennya masing-masing memiliki lampu yang bisa tertutup

    dan terbuka. Galileo menyalakan lampunya dan segera setelah asistennya melihat

    cahaya ia akan menyalakan lampunya. Dengan mengukur waktu selang sampai

    Galileo melihat cahaya lampu dari asistennya dan mengetahui seberapa jauh

    lampu itu. Galileo menerangkan ia harus mampu menentukan kecepatan cahaya.

    Galileo menyimpulkan bahwa: "Jika tidak reaksi spontan, itu adalah luar biasa

    cepat". Galileo hanya menyimpulkan bahwa cahaya setidaknya sepuluh kali lebih

    cepat dari suara.

    Kecepatan Cahaya yang diukur oleh seorang astronom berkebangsaan

    Denmark, Olaus Roemer (1644-1710) melalui sebuah analisis tentang gerhana

    yang terjadi pada bulan-bulan planet yupiter tahun 1675. Hasil pengukuran

    Roemer tersebut adalah c 232.000 km/s. Kemudian pengukuran di bumi

    dilakukan secara akurat oleh seorang fisikawan Prancis Leon Faucoult (1819-

    1868). Faucoult mengembangkan sebuah teknik dari seberkas sinar yang

    dibiarkan berjalan memantul diantara sekumpulan cermin dan membentuk jalur

  • 5

    tempuh yang cukup panjang untuk dapat mengukur waktu tempuh cahaya.

    Hasil pengukuran Faucoult cukup akurat untuk saat itu yakni c 298.000 km/s.

    Maxwell secara tidak sengaja melalui eksperimennya mendapatkan bahwa

    kecepatan gelombang elektromagnetik sama persis dengan kecepatan cahaya.

    Persamaan Maxwell juga memastikan bahwa kecepatan cahaya selalu tetap

    sebesar c. Atas dasar ini dan dipadukan dengan postulat ke-2 relativitas bahwa

    cahaya merambat dengan kecepatan yang tetap cahaya dijadikan patokan dalam

    menentukan panjang dan waktu. Tidak ada bantahan terhadap hal ini, dalam

    kerangka acuan manapun dapat dipilih cahaya dari sumber manapun untuk

    mengukur waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu.

    Menurut Einstein, tidak ada yang mutlak di dunia ini ( termasuk waktu)

    kecuali kecepatan cahaya. Selain itu, kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi

    di alam ini. Artinya, tidak mungkin ada (materi) yang kecepatannya melebihi

    kecepatan cahaya. Salah satu teorinya yang mendobrak paragdigma fisika

    berbunyi kecepatan cahaya merupakan tetapan alam yang besarannya bersifat

    absolut dan tidak bergantung kepada kecepatan sumber cahaya dan kecepatan

    pengamat.

    Besarnya C dalam pengukuran-pengukuran tersebut adalah mendekati

    3.108 m/s. Sedangkan angka asli berdasarkan pengukuran berdasarkan

    eksperimen terakhir adalah sebagai berikut:

    C= 299792.4574 + 0.0011 km/s ( US National Bureau of Standards )

    C= 299792.4590+0.0008 km/s ( The British National Physical Laboratory )

    2.2 Perhitungan Kecepatan Cahaya Berdasarkan Al-Quran

    Tidak hanya ilmuwan barat saja yang mengambil kiprah dalam hal

    perhitungan kecepatan cahaya, seorang fisikawan muslim dari mesir yang

    bernama Dr.Mansour Hassab El-Naby juga sangat-sangat berpengaruh dalam

    perhitungan tersebut.

    Dr.Mansour Hassab El-Naby menemukan sebuah cara istimewa untuk

    mengukur kecepatan cahaya. Menurut Dr.El Naby, nilai c tersebut bisa ditentukan

  • 6

    dengan tepat berdasarkan informasi dari dokumen yang sangat tua.

    Perhitungan ini adalah menggunakan informasi dari kitab suci yang diturunkan 14

    abad silam, Al-Quran kitab suci umat Islam. Dalam Al-Quran dinyatakan dalam

    QS Yunus : 5 yang berbunyi :

    --

    Artinya :

    Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, Dan

    dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya., agar kamu mengetahui

    bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demukian

    itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)

    kepada orang-orang ang mengetahui.

    QS As Sajadah : 5, yang berbunyi :

    --

    Artinya :

    Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik

    kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut

    perhitunganmu.

    Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas, terutama ayat terakhir (QS. As-Sajadah

    : 5) dapat disimpulkan bahwa jarak yang di tempuh Sang Urusan selama satu hari

    sama dengan jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun, dan karena satu tahun

    adalah 12 bulan, maka waktu tersebut menjadi 12000 bulan. Sehingga :

    c.t = 12000.L

    di mana :c adalah kecepatan cahaya,t adalah waktu dalam satu hari, dan L adalah

    panjang rute edar bulan selama sebulan.

    Panjang L yang dipakai adalah berdasarkan sistem sideral yang didasarkan

    atas pergerakan relatif bulan terhadap bintang dan alam semesta.

  • 7

    1 hari = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik

    1 bulan = 27.321661 hari

    Perhatikan gambar berikut :

    Gambar 2.1 Ilustrasi perhitungan kecepatan cahaya

    =

    Panjang edar bulan selama satu bulan adalah panjang kurva yang dibentuk

    oleh bulan selama melakukan revolusi pada sistem periode bulan sideris. Untuk

    menghitung L digunakan rumus L = v x T dimana v dalah kecepatan bulan dan T

    adalah periode revolusi bulan ( 27.321661 hari ). Einstein mengusulkan bahwa

    kecepatan v ini di hitung dengan mengalikan kecepatan relatif bulan terhadap bumi

    (ve) dengan cosinus , sehingga :

    v = ve * Cos , dengan ve = 2..

    Dimana R = jari-jari revolusi bulan = 384264 km dan T = periode revulosi bulan =

    655.71986 jam

    Jadi,

    c.t = 12000.L

    c.t = 12000.(v.T)

    c = 12000.(ve. Cos .T) / t

    c = 12000 * 3682.07 km/jam * 0,89157 *655.71986 jam ) / 86164.0906 detik

    c = 299792.5 km/detik.

  • 8

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Pengertian kecepatan cahaya

    Dalam fisika, kecepatan atau velocity adalah laju kecepatan suatu benda

    dalam arah tertentu. Dimensi kecepatan adalah [L]/[T].Dengan karakter vektor,

    untuk mengatur kecepatan dipertimbangkan arah perjalanan dan modul, yang disebut

    kecepatan atau cepat / percepatan. Laju perubahan kecepatan (dalam m/s) sebagai

    fungsi dari waktu (dalam s) adalah percepatan (dalam m / s ), maka kecepatan

    cahaya atau disebut juga sebagai konstanta cahaya dinyatakan dengan simbol c

    adalah: Perubahan kecepatan tiap satuan waktu dikenal sebagai percepatan atau

    akselerasi.

    3.2 Tinjauan Al-Quran terhadap teori-teori kecepatan cahaya

    Teori-teori kecepatan cahaya sangat banyak yang diungkapkan oleh para

    ilmuwan, baik di ungkapkann oleh galileo, doppler, Ole Roemer, James Bradley,

    Leon Foucault, Einsteins dan lain sebagainya. Penulis hanya akan membahas tentang

    absolutisme kecepatan cahaya yang di ungkapkan oleh Einsteins.

    Einsteins memaparkan teori kecepatan cahaya sebagai berikut kecepatan

    cahaya merupakan tetapan alam yang besarannya bersifat absolut dan tidak

    bergantung kepada kecepatan sumber cahaya dan kecepatan pengamat. Dalam

    melakukan analisis terhadap keabsolutan kecepatan cahaya dengan digunakan Al-

    Quran sebagai tinjauan, sehingga bila terjadi perbedaan nilai/hasil maka dianggap

    konsep yang terdapat pada Al-Quran adalah yang benar. Dijelaskan perhitungannya

    berdasarkan QS As-Sajadah : 5 yang berbunyi :

  • 9

    --

    Artinya :

    Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik

    kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut

    perhitunganmu.

    Pada ayat tersebut satu hari menurut perhitungan Allah sama dengan seribu

    tahun menurut perhitungan manusia. Dalam hal ini waktu bergantung pada pengamat

    dan yang diamati. Pengamat pada ayat ini berbeda yakni Allah SWT dan manusia

    sehingga besarnya kuantitas yang diamati juga berbeda. Berdasarkan perhitungan

    tersebut didapatkan besar kecepatan cahaya. Menurut teori Einsteins besar kecepatan

    cahaya adalah konstan untuk semua pengamat dan multlak sebesar c. Namun dalam

    ayat yang lain yaitu QS Al-Maarij : 4 yang berbunyi :

    Artinya : --

    Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam

    sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.

    Ayat tersebut menyebutkan bahwa sehari-hari dalam hitungan Allah sama

    dengan 50.000 tahun atau 600.000 bulan. Berbeda dengan As Sajadah : 5 maka bila

    dimasukkan ke dalam rumus yang dipakai dalam perhitungan menurut Dr.Mansour

    Hassab ElNaby dapat dinyatakan besarnya C sebagai berikut :

    c.t = 600000.L

    c = 50 * (12000.L)/t

    c = 50*299792,5 km/det

    c = 149898625 km/det (50 x kecepatan cahaya semula)

    Dari perhitungan tersebut juga didapatkan bahwa kecepatan melebihi kecepatan

    cahaya saat ini adalah mungkin. Beberapa peristiwa dalam Al-Quran dimungkinkan

    terjadi dengan kecepatan kecepatan melebihi kecepatan cahaya seperti peristiwa

  • 10

    diatas (malaikat menghadap Tuhan), Isra Miraj, diangkatnya Nabi Isa ke langit

    mapun peristiwa-peristiwa lain.

    3.3 Kecepatan Buraq Pada Peristiwa Isra Miraj

    Dalam Al Quran dengan jelas menunjukkan bahwa ada kecepatan yang lebih besar

    dari kecepatan cahaya. Bahkan telah ditunjukkan peristiwa yang secara konseptual

    telah menyimpang dari teori kecepatan yang masih belum ada kejelasan tentang

    adanya kecepatan di atas cahaya. Peristiwa tersebut adalah Isra Miraj yaitu peristiwa

    terbangnya Nabi Muhammad SAW ke antariksa ( langit ) dengan kendaraan secepat

    kilat (buroq ). Isra mempunyai pengertian perjalanan Nabi Muhammad saw pada

    waktu malam hari dari Masjidil haram Makkah ke Masjidil aqsha Palestina. Miraj

    adalah kelanjutan perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjid Al Aqsha ke langit

    sampai di Sidratul Muntaha dan langit tertinggi tempat Nabi Muhammad saw

    bertemu dengan Allah swt. Isra Miraj adalah kisah perjalanan Nabi Muhammad ke

    langit ke tujuh dalam waktu semalam. Prosesi sejarah perjalanan Isra Miraj Nabi

    Muhammad termaktub dalam QS. 17 :1 yang berbunyi :

    --

    Artinya :

    Maha suci Allah yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil

    Haram ke Majidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami

    memperlihatkan kepadanya sebahagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. (QS.Al-Isra

    :1)

    Bila dihitung perjalanan Nabi Muhammad hanya dalam hitungan jam sudah

    bisa pulang pergi ke Sidratul Muntaha (suatu tempat, diasumsikan planet terjauh

    yang akan terjangkau manusia bumi). Asumsi kita planet terjauh yang diketahui yaitu

    planet ke-10 (Xena) dengan mengabaikan pendapat H.Muh.Nur Abdurrahman yang

    menyatakan bahwa Isra Mi'raj itu sama sekali tak ada hubungannya dengan Iptek

  • 11

    maka diperlukan pesawat yang terbang dengan kecepatan yang jauh melebihi

    kecepatan cahaya.

    Istilah Buraq berasal dari istilah Barqu yang berarti kilat sebagaimana

    terdapat pada ayat al-Quran yang bisa dilihat dibawah ini. Dengan perubahan istilah

    barqu menjadi buraq, Nabi hendak menyampaikan kepada kita bahwa kendaraannya

    itu memiliki kecepatan diatas sinar, jauh meninggalkan teknologi yang sudah kita

    capai dijaman sekarang ini, mungkin lebih mirip dengan kecepatan piring terbang

    yang sering dilaporkan oleh masyarakat.

    Hampir-hampir kilat itu menyambar pemandangan mereka. Setiap kali kilat itu

    menyinari mereka, mereka berjalan dibawah sinar itu dan bila gelap tiba, mereka

    berhenti berjalan. Niscaya jika Allah menghendakinya Dia melenyapkan

    pemandangan dan penglihatan mereka, karena Allah maha berkuasa atas segala

    sesuatu. [2/20]

    Para sarjana telah melakukan penyelidikan dan berkesimpulan bahwa kilat

    atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 Kilometer perdetik. Dengan

    penyelidikan yang memakai sistem paralaks diketahui pula jarak matahari dari bumi

    sekitar 93.000.000 mil dan dilintasi oleh sinar dalam waktu 8 menit. Untuk

    menerobos garis tengah jagat raya saja memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya

    melalui galaksi-galaksi dan selanjutnya menuju tempat yang oleh S.Anwar Effendie

    (Effendi, 1993) disebutnya sebagai kulit bola alam raya dengan garis tengah 40

    milyar tahun cahaya. Untuk mencapai jarak yang demikian jauhnya tentu diperlukan

    penambahan kecepatan yang berlipat kali kecepatan cahaya.

    Untuk itulah kiranya bisa dimengerti kenapa sebelum peristiwa Isra dan

    Miraj terjadi, Nabi Muhammad dibelah dadanya oleh para Malaikat. Hal ini tidak

    lain sebagai suatu persiapan kondisi jasmaninya agar cukup dan mampu dalam

    menempuh penerbangan kecepatan tinggi. Sebab jantung merupakan alat vital bagi

    manusia terutama dalam memacu peredaran darah yang mana jantung ini bekerja

    berdasarkan tekanan udara pernapasan. Hal tersebut juga merupakan pembelajaran

    bagi umat manusia yang ingin melakukan perjalanan ke luar angkasa. Dan hal ini

    memperkuat adanya hipotesa kecepatan Nabi Muhammad ketika Isra Miraj yang

    melebihi kecepatan cahaya secara fisis.

  • 12

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari

    semua pembahasan dan uraian sebelumnya:

    Al Quran memperjelas adanya karakteristik kecepatan cahaya yang

    relatif dimana ini ditunjukkan dari adanya dua ayat yang

    menunjukkan bahwa kecepatan malaikat yang berbeda-beda padahal

    secara hakikat bahwa malaikat tercipta dari cahaya.

    Adanya kemungkinan kecepatan/kelajuan yang melebihi dari

    kecepatan cahaya (c).

    Perhitungan membuktikan keakuratan dan konsistensi nilai konstanta

    c hasil pengukuran selama ini dan juga menunjukkan kebenaran Al-

    Quranul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis

    yang tajam karena penulisnya adalah Sang Pencipta Alam Semesta.

    4.2 Saran

    Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian

    selanjutnya:

    Semakin ditingkatkan pengkajian terhadap ayat-ayat Al Quran yang

    berhubungan tentang Ilmu Pengetahuan sehingga dapat diperoleh

    kebenaran yang sesuai dengan semestinya karena Maha Benar Allah

    Yang Menciptakan Alam dan Seisinya.

    Semakin bertambah pelajaran pada dunia pendidikan mengenai

    pengkajian Al Quran supaya tertanam kecintaan pada Al Quran sehingga

    muncul para generasi muda yang berakhlaq berlandaskan Al Quran yang

    senantiasa memelihara semua tingkah lakunya sesuai dengan Al Quran.

  • 13

    REFERENSI

    El-Naby, M.H., 1990, A New Astronomical Quranic Method for The Determination

    of The Greatest Speed c [ http://www.islamicity.org/Science/960703A.HTM ]

    Fix, John D. 1995, Astronomy, Journey of the Cosmic Frontier, 1st edition, Mosby

    Year Book, Inc., St Louis, Missouri

    The Holy Quran online, [ http://islam.org/mosque/quran.htm ]

    Zuhdi, M. Presentasi kecepatan cahaya.

    http://www.analisadaily.com

    http://www.quranplus.com/

    www.islamterbuktibenar.net

    http://dtislam.blogspot.com