ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA...

47
ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG DISERTASI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Guna memperoleh Gelar Doktor dalam Pengkajian Islam Konsentrasi Pendidikan Bahasa Arab Oleh: ACHMAD SYARIFUDIN Nim: 12.08.3.00.0.06.01.0029 Promotor: Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya Prof. Dr. H. Abdul Mujib, M.Si Penguji: Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA Prof. Dr. Achmad Syatori Ismail, MA Prof. Dr. Sukron Kamil, MA PROGRAM DOKTOR SEKOLAH PASCASARJANA (SPS) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Transcript of ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA...

Page 1: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN

BAHASA ARAB DI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG

DISERTASI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Guna memperoleh Gelar Doktor dalam

Pengkajian Islam Konsentrasi

Pendidikan Bahasa Arab

Oleh: ACHMAD SYARIFUDIN

Nim: 12.08.3.00.0.06.01.0029

Promotor:

Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya

Prof. Dr. H. Abdul Mujib, M.Si

Penguji:

Prof. Dr. H.D. Hidayat, MA

Prof. Dr. Achmad Syatori Ismail, MA

Prof. Dr. Sukron Kamil, MA

PROGRAM DOKTOR

SEKOLAH PASCASARJANA (SPS)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan kekuatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan disertasi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW yang menjadi teladan dalam kehidupan yang penulis jalankan

setiap hari untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada berbagai pihak, baik secara individu maupun kelompok, lembaga atau

institusi yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis

sejak awal perkuliahan pada Program Doktor (S-3) di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta sampai penyelesaian disertasi. Secara khusus rasa

terima kasih, penulis sampaikan kepada :

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah yakni Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, yang

telah memberi kesempatan kepada saya untuk studi di Sekolah Pascasarjana

dalam Program Doktor (S-3).

2. Direktur SPS Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak

Prof. Dr. Masykuri Abdillah, yang telah memfasilitasi saya baik secara

langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan studi di Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang Akademik,

Kelembagaan dan Alumni di Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta deputi akademik, dan Bapak Wakil Direktur

Bidang Administrasi, Keuangan dan Kerjasama, Dr. J.M Muslimin yang telah

memberikan arahan, kritik dan saran-saran perbaikan yang konstruktif dalam

penyelesaian disertasi ini melalui forum-forum seminar atau secara langsung

berdiskusi.

4. Para dosen di Sekolah Pascasarjana di antaranya: Prof. Azumardi Azra, Prof.

Dr. H.Ahmad Thib Raya, Dr. Muhbib Abdul Wahab, Prof. Dr. H. Muhammad

Atho Mudzhar, MA., Prof. Dr. H. Bambang Pranowo, MA., Prof. Dr. Suwito,

Dr. Yusuf Rahman, dan lain-lain yang telah memberikan keikhlasan ilmunya

kepada penulis selama studi di SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Para pengelola dan staf sekolah pascasarjana yang telah memfasilitasi segala

keperluan administratif studi di SPS.

6. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya selaku Pembimbing Utama yang telah

banyak mendukung dan mengarahkan penulisan disertasi ini. Beliau

merupakan inspirator dalam pengembangan bahasa Arab terutama terkait

penelitian ini.

7. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Mujib, M.Si selaku pembimbing/promotor yang

sangat konsen dan perhatian dengan penelitian ini. Kontribusinya melalui

saran dan kritiknya yang inspiratif membuat disertasi ini memiliki

Page 3: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

iii

kebermaknaan. Beliau menjadi tempat rujukan ketika penulis mendapatkan

kesulitan dalam proses penulisan disertasi ini.

8. Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Bapak Prof. Drs H.M. Sirozi, MA., Ph.D,

rektor periode sebelumnya yakni Bapak Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, MA.,

yang telah memberikan izin dan kesempatan serta memotivasi Penulis untuk

melanjutkan dan menyelesaikan program doktor.

9. Para Wakil Rektor yakni Wakil Rektor 1 Bapak Dr. Ismail, wakil rektor 2

Bapak Dr. Zaenal Burlian dan wakil rektor 3 Ibu Dr. Rr. Rina Antasari,

M,Hum yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tak

langsung, secara moril dan materiil.

10. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Raden Fatah, Dr. Kusnadi,

M.A., Wakil Dekan I, II dan III, yang selalu memberikan support untuk

penyelesaian studi ini. Selain itu kepada seluruh staf fakultas Dakwah mulai

dari KTU, para Kasub di FDK UIN, para Ketua dan Sekretaris Prodi, semua

dosen yang ada di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, kepada Pak Syahir, Pak

Musrin, Bu Choiriyah, Pak Aliasan, Pak Komaruddin, Bu Eni Murdiati, Ainur

Ropik, Bu Nuraida, Pak Aminullah, Pak Amin S, dan lainnya yang tidak bisa

disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dorongan dan motivasi

untuk menyelesaikan studi di UIN Jakarta dan telah memberikan dukungan

sepenuhnya selama penulis menyelesaikan penulisan disertasi ini.

11. Pemerintah provinsi Sumatera Selatan dan pihak donatur yang telah

memberikan bantuan selama penulis melaksanakan studi, semoga amal

baiknya dinilai ibadah di sisi-Nya.

12. Orang tua tercinta H. Ardani (almarhum) dan Ibunda Hj. Khoiriyah yang telah

membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang sejak kecil. Tanpa

dukungan moril dan materil serta doa keduanya tidak mungkin penulis dapat

mencapai prestasi akademik dan menyelesaikan studi ini. Juga kepada Ayah

dan Ibu Mertua, Abu Hasan dan Mariah, semoga do'a-do'a mereka selama ini

diterima oleh Allah SWT.

13. Istri tercinta Reva Desni Dahlia, S.Ag. dan anak-anak tersayang 1. M.Rizky

Hadipratama al-Mubarok dan 2. Alda Syava Rohima, yang telah memberikan

inspirasi, dukungan moril serta telah merelakan waktu mereka sehingga

terkadang tidak bersama-sama karena proses studi dan penulisan disertasi ini.

14. Adik-adikku:Nining Awaliyah dan suami, M.Sabihin dan Istri, Siti Robiah dan

suami, serta kakak-kakak ipar dan seluruh keluarga yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah memberikan perhatian, dukungan dan

mendoakan penulis.

15. Saudara ipar penulis yaitu Kak Ahmad Wahidi, S.I.P, M.Pd.I dan Yuk Yuni

Melati, M.H yang banyak membantu baik secara moril maupun spirituil dalam

penyelesaian studi ini.

16. Teman-teman seniorku Bapak Prof. Dr. Zulkifli, M.A, Bapak Prof. Dr. Idzan

Fautanu, Ibu Dr. Hamidah, M.Ag, Prof. Suyitno, M.Ag yang senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi, memberikan bantuan moril dan materiil

kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan disertasi ini.

Page 4: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

iv

17. Teman-teman di Yayasan Bina Sahabat; Bang Karim, Bu Nyayu Khadijah,

Abdul Hadi, M.Ag, Dede Iskandar, Syahril Jamil, Sirajudin, Bu Rina Antasari,

Rika Diyah, Dinul Alfian Akbar, Titin, Elli, Bu Nilawati, Pak Nazarudin, Yang

Kami hormati Bapak Dr. Firdaus Basuni, dan lain-lain yang tidak dapat

disebut satu-persatu yang telah banyak memberikan masukan dan kritik dalam

penulisan disertasi ini.

18. Teman-temanku, para dosen para staf di fakultas Dakwah dan Komunikasi,

terutama seniorku Ibu Dalinur, M.Nur, M.M yang banyak membantu secara

materiil dan spirituil, serta teman-teman selalu menanyakan ‚kapan ujian,

kapan promosi?‛. Pertanyaan ini memacu penulis untuk segera menyelesaikan

studi.

19. Ketua LP2M, kepala PSGA, kepala Penelitian dan seluruh staf serta teman-

teman di LP2M, para kolega kantor Pusat, di fakultas dan unit lainnya di UIN

Raden Fatah yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

20. Para sahabat di sekolah pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik

yang sudah selesai maupun sedang berjuang menyelesaikan studinya, antara

lain Bapak Anis Masykur, Pak Hammami Zada, Pak Mardani, Pak Ayub

Mursalin, Pak Sa’dullah, dll.

Kepada semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya satu

persatu, yang telah membantu penulis, dihaturkan terimakasih yang tak

terhingga, semoga Allah SWT memberikan pahala yang lebih baik atas segala

kebaikan dan pertolongannya tersebut.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan dan penelitian disertasi

terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat

daya harapkan untuk meningkatkan kualitas penelitian disertasi ini.

Jakarta, ... Maret 2017

Penulis

Achmad Syarifudin

Page 5: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Syarifudin

NIM : 12.08.3.00.0.06.01.0029

No. Kontak : 081373087879

Menyatakan bahwa disertasi yang berjudul “Analisis Kebutuhan dalam

Pembelajaran Bahasa Arab di IAIN Raden Fatah Palembang” adalah hasil karya

sendiri. Ide/gagasan orang lain yang ada dalam karya ini saya sebutkan sumber

pengambilannya. Apabila di kemudian hari terdapat hasil plagiarisme maka saya

bersedia menerima sanksi yang ditetapkan dan sanggup mengembalikan gelar dan

ijazah yang saya peroleh sebagaimana peraturan yang berlaku.

Jakarta, ... Maret 2017

Yang Menyatakan,

Materai 6000

Achmad Syarifudin

Page 6: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

vi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Disertasi yang berjudul ‚Analisis Kebutuhan dalam Pembelajaran Bahasa Arab di

IAIN Raden Fatah Palembang‛ ditulis oleh Achmad Syarifudin, NIM.

12.08.3.0.00.06.01.0029 telah melalui pembimbingan dan work in progress sebagaimana ditetapkan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta sehingga layak diajukan

untuk Ujian Promosi.

Jakarta, .... Maret 2017

Pembimbing

Prof. Dr. H.Ahmad Thib Raya

Page 7: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

vii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Disertasi yang berjudul ‚Analisis Kebutuhan dalam Pembelajaran Bahasa Arab di

IAIN Raden Fatah Palembang‛ ditulis oleh Achmad Syarifudin, NIM.

12.08.3.0.00.06.01.0029 telah melalui pembimbingan dan work in progress sebagaimana ditetapkan Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta sehingga layak diajukan

untuk Ujian Promosi.

Jakarta, ..... Maret 2017

Pembimbing

Prof. Dr. H.Abdul Mujib, M.Ag, M.Si

Page 8: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

viii

ABSTRAK

Disertasi ini menyimpulkan bahwa mahasiswa belajar bahasa Arab karena

kebutuhan normatif yaitu agar lulus matakuliah. Sementara itu, faktor determinan

yang mempengaruhi efektifitas pembelajaran bahasa Arab bukanlah pada aspek

kebutuhan semata melainkan pada aspek materi ajar. Disertasi ini tidak membantah

teori bahwa metode lebih penting daripada materi. Namun materi bahasa Arab yang

lebih mudah diserap dan dipelajari lebih menarik bagi mahasiswa IAIN Raden

Fatah Palembang. Hal ini didukung oleh penghitungan hasil data bahwa p > dari

0,05 pada aspek metode mengajar, materi ajar dan fasilitas belajar. Yang lebih

menarik adalah bahwa faktor materi ajar berada pada pada t hitung 0,075, dan pada

angka standar koefisiensi= -1.796.

Ketidaksesuaian antara kurikulum bahasa Arab yang diacu di IAIN Raden

Fatah Palembang dengan waktu yang tersedia yakni jumlah SKS matakuliah

menyebabkan tidak terealisasinya muatan kurikulum itu secara penuh di dalam

proses pembelajaaran di kelas. Untuk itu para pengajar (dosen) berinisiasi

menetapkan target tersendiri dengan tujuan proses pembelajaran dapat berlangsung

secara kondusif. Selain itu, berkembangnya program studi Umum yang dibuka di

IAIN Raden Fatah semakin membuka peluang bagi para calon mahasiswa yang

berlatarbelakang pendidikan Umum (non-Madrasah) apalagi yang belum pernah

belajar bahasa Arab sama sekali menambah persoalan baru bagi problematika

pembelajaran bahasa Arab, karena kompetensi kebahasaaraban yang relatif rendah.

Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa temuan antara lain: bahwa

bahwa metode mengajar yang digunakan di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Negeri tersebut cukup variatif dan memiliki perbedaan dan persamaan antara yang

satu dengan lainnya. Kebanyakan menggunakan grammar translation method, menjelaskan kaidah bahasa dan menerjemahkan teks dan sebagian lainnya

menggunakan metode role play, diskusi, drill, penugasan, dsb. Adapun materi ajar

yang digunakan pada saat penelitian berlangsung adalah materi ajar yang cenderung

masif. Dosen lebih mementingkan bagaimana proses belajar berlangsung kondusif

daripada harus memaksakan untuk memenuhi kurikulum. Bahkan untuk pemula

yang masih awam bahasa Arab, dosen menjadikan kesempatan untuk belajar

membaca dan menulis al-Quran (BTA). Berkaitan dengan fasilitas belajar, secara

umum sama dari satu kelas dengan kelas lainnya yakni menggunakan lokal belajar,

hanya mahasiswa jurusan bahasa Arab di Prodi PBA saja yang memiliki

laboratorium bahasa yang cukup representatif. Akan tetapi fasilitas itu belum

digunakan ketika belajar bahasa Arab 1 untuk semester awal. Untuk itu sangat

tergantung dengan dosen, jika ia kreatif dan perlu membawa speaker aktif sendiri

untuk melatih istima>' maka ia mempersiapkan sendiri. Dari hasil analisis data dapat

dijelaskan bahwa prodi Keagamaan dan prodi Umum menduduki posisi di atas

dibanding dengan prodi Kebahasaaraban dan Kelas International. Setelah dianalisis

ternyata, prodi bahasa Arab melakukan pembelajaran bahasa Arab secara parsial

setiap unsur setelah mereka masuk pada semester berikutnya. Belajar bahasa Arab

pada awal-awal hanya untuk memperkenalkan komponen bahasa Arab untuk

memotivasi dan meningkatkan minat memilih prodi bahasa Arab.

Page 9: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

ix

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed research) antara

kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk memperoleh

gambaran secara kuantitatif tentang Kebutuhan belajar bahasa Arab, urgensi bahasa

Arab, metode mengajar dosen, materi ajar, fasilitas belajar dan hasil belajar

mahasiswa. Selanjutnya variabel-variabel tersebut dianalisis melalui skala tinggi –

Sedang – Rendah (T-S-R) dari kedua variabel tersebut untuk dianalisis hubungan

korelatif keduanya. Sedangkan Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis

mengapa faktor-faktor dalam metode kuantitatif itu terjadi, sehingga dapat

dijelaskan secara deskriptif mengapa aspek-aspek pada data kuantitatif itu terjadi,

sehingga dapat dianalisis sebab-sebab terjadinya.

Dari hasil penelitian ini peneliti merekomendasikan bahwa idealnya

pembelajaran bahasa Arab dikelola secara integratif oleh satu lembaga atau

konsorsium yang menangani seluruh fakultas dan prodi, serta perlu penyeragaman

kurikulum dan standar kemampuan bahasa Arab mahasiswa jika institusi ini ingin

memperbaiki kualitas mahasiswa dalam kompetensi bahasa Arab. pembelajaran

bahasa Arab yang berlangsung selama ini belum bisa memenuhi kebutuhan

linguistik (kebahasaan) karena hanya dengan sks minim yang dilaksanakan pada

semester awal dan kedua dalam mencapai kompetensi bahasa Arab yang baik.

Untuk itu, perlu didesain ulang atau reformulasi program pembelajaran bahasa Arab

untuk non-bahasa Arab melalui efisiensi dan efektifitas pembelajaran yang

komprehensif dalam waktu yang singkat. Komponen yang terlibat seperti pengelola

institusi dan para pengajar perlu duduk bersama untuk menyatukan visi dan misi

dalam pembelajaran bahasa Arab di PTKIN tersebut.

Page 10: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

x

جتريد األطروحة

.من أجل اجتةاز اطدورة ةلةاريطمحاجة ادلطروحة إ ى أن اطلبا يتلمونن اطلريةة األىذه تستنتج ان و ، اطيت تؤثر عمى فلاطةة من تلمم اطمغة اطلريةة ىي مناد اطتدريس اطرئةسةة ةمماويف اطنقت نفسو، فإن اطل

.ح ياطةوبانجا رادين فت جاملةاطمغة اطلريةة ىي أكثر سهنطة استةلاهبا وتلموت أكثر جاذيةة طلبا مناد يف جانب من جنانب P> 0.05)) 0،،، اكرب من ويؤيد ذطك اطبةانات إ ى أن حسا اطنتائج

امل ادلناد اطتلمةوةة اطيت حىت أكثر إثارة طباىتوام ىن أن اطل .طرق اطتدريس وادلناد اطتلمةوةة وادلرافق اطتلمةوةة (0،،7،،-أقل من ) =وملامل ملدل قةاسي 0،،،،ىي يف ر

جاملةيف مع األوقات اجلاىزة ناىج اطمغة اطلريةة ادلاار إطةهاوعدم ادلناسبة ادلنجندة يني ادلتننع دلدرسنيامن كبري عدد طذطك، . تسبب عدم طبةقها يف اطفصل ياطةوبانجاإلسبامةة احلكنمةة رادين فتح

كن استخدامها عمى أفضل وجو مي اطفصل طدراسة اطمغة اطلريةة يف اجلاىزة ت اوقيأخذون سةاساهتا حبةث االنهج رلونعة يف عومةة اطتلمم. وياإلاافة فهن عدم تنفةذ ادل تأثريأم ا اطعومةة تلمةوةة مبائوة. طتلبةق شلكن

ت فةها يصري قضايا فتحاإلسبامةة اطيت ح ا ن فترادي جاملةدراسات اطلامة يف مط اطقسمإ ى ذطك، تلنير زلتومني اخلمفةة اطتلمةم اطلام )غري ادلدارس اطدينةة( جلدد اطيت كانت ذلم طبا ا حننجديدة دلستقبمها

.نخفضةاطمغنية اطغريةة ادلويضةف مااكل جديدة دلااكل تلمم اطمغة اطلريةة، يسبب كفاءة دريس ادلستخدمة ىناك ما يكفي من أوجو اطابو أساطةب اطت ىذه اطدراسة وجد أن من

ملظم طريقة استخدام اطتمجة اطنحن وشرح قناعد اطمغة وترمجة اطنص وجزئةا .واالختباف يني واحدة وأخرىياستخدام طلب األدوار، وادلناقاة، وحفر، وحتديد ادلهام، اخل ادلناد اطتلمةوةة ادلستخدمة يف ذطك اطنقت من

أكثر قمقا مع كةف يأخذ تلمم مكان يدال من االالرار إ ى .اطتلمةوةة اطيت دتةل اخوة اطدراسة ىي ادلنادوحىت ياطنسبة طموبتدئني اطذين ال يزال يرقد يف اطلريةة، زلاار .فرض تساعد عمى تمبةة ادلناىج احملاارين

وعادة ما تكنن ىي نفسها يف اتصال مع مرافق اطتلمم،. جيلل اطفرصة طتلمم اطقراءة واطكتاية واطقرآن اطكرنمن طبقة إ ى طبقة أخرى واطذي يستخدم دراسة زلمةة، فقط طاطب ختصص يف اطمغة اطلريةة يف يبا يرودي

طكن ادلرفق مل يستخدم عندما تلمم اطلريةة فصل دراسي واحد يف .اطذي طديو سلترب اطمغة ىن شلثل طمغايةيداع وحتتاج مكربات اطصنت اطناط طتحقةق خاصة هبا ألنو يلتود عمى احملاار، إذا كان اإل .وقت مبكر

من حتمةل اطبةانات وميكن تفسري ذطك قسم اطديين واطلامة يرودي اطيت .مث أعد نفسواإلستواع طتدريبمرة واحدة حتمةمها اتضح فةوا يلد، يرودي اطلريةة تلمم .ةةدوطةل اطصفو قسم اطلريةة حتتل أعمى يادلقارنة مع

تلمم اطمغة اطلريةة يف يداية فقط .ة أداء جزئي كل عنصر عند دخنذلم اطفصل اطدراسي ادلقبلاطمغة اطلرية .اطلريةة اطقسمإلدخال مكننات اطمغة اطلريةة طتحفةز وزيادة االىتوام يف اختةار

Page 11: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xi

استخدمت ىذه اطدراسة أساطةب سلتملة )حبث سلتمط( يني اطكوةة واطننعةة. يتم استخدام طمحصنل عمى وصف كوي طمحاجة إ ى تلمم اطمغة اطلريةة، واحلاجة ادلمحة طمغة اطلريةة، األساطةب اطكوةة

وطرق اطتدريس كمةة وادلناد اطتلمةوةة وادلنارد واطنتائج تلمم اطلبا . وعباوة عمى ذطك، مت حتمةل ىذه ناء اطلباقة من ادلتغريين طةتم حتمةمها عمى حد س )منخفض –متنسط -حجم (بال ارتفاع ادلتغريات من خ

ادلتايلة. يف حني تستخدم أساطةب ننعةة طتحمةل أسبا ىذه اطلنامل يف األساطةب اطكوةة أن حيدث، سبا الدلاذا اجلنانب اطنصفةة طمبةانات اطكوي اطذي حيدث، طذطك ميكن أن حتمل أ يبنيطذطك ميكن أن

ادلتأثرة عمةها.اطمغة اطلريةة تدار ياكل مثايل من قبل تلمم يقتح اطباحث طةكننمن نتائج ىذه اطدراسة،

، وكذطك من اطضروري تنحةد ادلناىج مؤسسة واحدة أو احتاد اطذي يلاجل مجةع اطكمةات واطربامج اطدراسةةومستنى مهارات اطمغة اطلريةة طملبا إذا ىذه ادلؤسسة تريد حتسني ننعةة اطلبا يف اختصاص اطمغة

وقلت خبال ىذا اطنقت ال ميكن أن تميب احتةاجات اطمغنية )اطمغة( فقط اطلريةة. تلمم اطمغة اطلريةة اطيتاالعتوادات احلد األدىن ادلضلمع هبا يف اطفصل اطدراسي األول واطثاين طتحقةق اطكفاءة جةدة اطلريب. حتقةقا

بال كفاءة ذلذه اطغاية، ينبغي إعادة تصوةم أو إعادة صةاغة يرامج تلمةم اطمغة اطلريةة طغري اطلريةة من خوفلاطةة اطتلمم اطاامل يف وقت قصري. ادلكننات اطداخمة ومديري ادلؤسسة وادللموني حباجة إ ى اجلمنس ملا

اجلاملة اإلسبامةة احلكنمةة.طتنحةد رؤية ومهوة يف تلمم اطمغة اطلريةة يف

Page 12: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xii

ABSTRACT

This dissertation concludes that students learn Arabic for the normative need

that in order to pass subjects. Meanwhile, the determinant factors that influence the

effectiveness of learning Arabic is the teaching materials. This dissertation does not

disprove the theory that the method is more important than the material. But the

Arabic language materials are more easily absorbed and learned more attractive to

students IAIN Raden Fatah Palembang. This is supported by the data that the

calculation results p> 0.05 in the aspect of teaching methods, teaching materials and

learning facilities. Even more interesting is that the factor of teaching materials that

are in the t 0.075, and the standard rate coefficient = -1796.

So, The diversity of Arabic language curriculum referenced and

inappropriate it in state Islamic Institute of Raden Fatah Palembang couldn’t

implemented because of lowest capacity in Arabic of Learner. That is why many

Lecturers take their own ways so that the time available to study Arabic in class

room can be used as well as possible to create a conducive learning process. The

Impact is a set of curriculum can not be implemented in the learning process. In

addition, the development of general departments opened in that institute of Raden

Fatah increasingly opened up opportunities for prospective students Public

education background (non-Madrasah) adds new problems to the problems of

learning Arabic, because of the relatively low competence in Arabic.

From these results known that in the State Islamic institutes obtained several

findings: that the teaching methods used there are enough differences and

similarities between one and the other. Most use grammar translation method,

explained the rules of language and translate the text and partly using role play,

discussion, drill, assignments, etc. The teaching materials used at the time of the

study is the teaching material that tends massive. Lecturers are more concerned with

how learning takes place rather than having to impose conducive to meet the

curriculum. Even for beginners who still lay in Arabic, lecturer makes the

opportunity to learn to read and write the Holly Quran (BTA). In connection with

learning facilities, are generally the same from one class to another class which uses

the local study, only student majoring in Arabic at PBA Prodi who has a language

laboratory is quite representative. But the facility was not used when learning Arabic

one semester early. For it depends on the lecturer, if he is creative and active

speakers need to bring their own to train istima‘> (listening) then he prepared

himself. From the analysis of the data can be explained that the department of

Religious and Public department occupying the top compared with Arabic

department and International Class. Once analyzed it turned out, Arabic department

learning Arabic perform a separated System in teaching and learning when they are

in the next semester. Learning Arabic in the beginning just to introduce components

of the Arabic language to motivate and increase interest in choosing Arabic

department.

This study used mixed methods (mixed research) between quantitative and

qualitative. Quantitative methods are used to obtain a quantitative description of the

need for learning Arabic, the urgency of the Arabic language learning, methods of

teaching, teaching materials, learning resources and student results. Furthermore,

Page 13: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xiii

these variables were analyzed through high scale - Medium - Low (T-S-R) of the

two variables to be analyzed both correlative relationship. While qualitative methods

are used to analyze why these factors in quantitative methods that happen, so it can

be explained why the descriptive aspects of the quantitative data that happens, so it

can be analyzed the causes of it.

From the results of this study, researchers recommend that the ideal learning

Arabic integrative managed by one institution or consortium that handles all

faculties and study programs, as well as necessary to unify the curriculum and

standard of Arabic language skills of students if this institution wants to improve the

quality of students in Arabic language competence. Arabic learning that took place

during this time couldn’t achieve need linguistic (language) for only the minimal

credits undertaken in the first semester and the second to achieve the good

competency in Arabic. To that end, it should be redesigned or reformulated Arabic

language learning programs for non-Arabic through the efficiency and effectiveness

of a comprehensive learning in a short time. Components involved as managers of

the institution and the teachers need to sit together to unify the vision and mission in

Arabic learning in the Islamic Institute of Religious Affairs.

Page 14: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xiv

Daftar Transliterasi

(Transliteration)

Table of the system of transliteration of Arabic words and names used by

the Institute of Islamic Studies, McGill University.

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h} = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s} = ص

d} = ض

t{ = ط

z{ = ظ

ع = ‘

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

h = ه

w = و

y = ي

Short: a = ´ ; i = ; u =

Long: a< = ا ; i> = ي ; ū = و

Diphthong: ay = ا ي ; aw = ا و

______________

/cf 08 June 2001

Page 15: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xv

Page 16: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xvi

DAFTAR ISI

Judul .............................................................................................................. i

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Pernyataan Bebas Plagiasi............................................................................. v

Persetujuan Pembimbing/Promotor ............................................................. vi

Abstrak .......................................................................................................... viii

Pedoman Transliterasi ................................................................................... xiv

Daftar Isi ........................................................................................................ xvi

Daftar Tabel ................................................................................................... xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah................................................................... 1

B. Identifikasi, PembatasandanPerumusanMasalah.............................. 17

C. TujuanPenelitian............................................................................. 19

D. SignifikansidanManfaatPenelitian ………………………………... 20

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan.................................................. 20

F. MetodePenelitian............................................................................. 25

G. SistematikaPenulisan...................................................................... 28

BAB II

PERSPEKTIF LINGUISTIK TERHADAP ANALISIS KEBUTUHAN DAN

BELAJARBAHASA ARAB

A. Eksistensi “Analisis Kebutuhan” dalam Pendekatan linguistik .......... 31

B. Pembelajaran Bahasa Arab dan dinamika metode

Pembelajaran diIndonesia................................................................. 48

C. Efective teaching and learning berbasis

Kebutuhan Belajar Bahasa............................................................... 60

BAB III

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG SAAT INI

BERLANGSUNG(PRESENT SITUATION ANALYSIS) DI IAIN RADEN

FATAH PALEMBANG

A. IAIN Raden Fatah dan kontribusinya dalam pengembangan

bahasa Arab……………………………………………………………. 77

B. Kebutuhan belajar Bahasa ArabdanUrgensibelajar

bahasa Arab bagiMahasiswa IAIN Raden Fatah.............................. ....... 82

C. Korelasi Koefisiensi Kebutuhan Belajar dan urgensi Bahasa Arab

dengan aspek pembelajaran lainnya....................................................... 97

D. Pengaruh Kebutuhan belajar dan aspek-aspek Pembelajaran

terhadap Kebutuhan Belajar Bahasa Arab ............................................ 106

Page 17: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xvii

BAB IV PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG DIHARAPKAN

(TARGET SITUATION ANALYSIS) DI IAIN RADEN FATAH

A. Al-Niz}a>m al-S}auti> wa al-niz}a>m al-Nah}wi> sebagai target

kebahasaan ………………………………………………………… 141

B. Skill al-tah}adduth dan qira>’ah sebagai kompetensi

Komunikatif ....................................................................................... 162

C. Materi Ajar yang diharapkan Prodi Keagamaan dan Umum

……………........................................................................................... 166

D. Sikap Reseptif dan Performansi Reflektif dalam mencapai

Skill Al-tah}adduth dan al-Qira>’ah ………………………………..... 171

E. Kriteria Pembelajar dalam mencapai Skill al-tah}adduts dan

al-Qira>’ah ……………........................................................................ 199

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 211

B. Rekomendasidan Saran........................................................................ 211

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 213

GLOSARI ........................................................................................................ 225

INDEKS .......................................................................................................... 229

BIODATA PENULIS .......................................................................................... 233

Page 18: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1 Kelompok prodi dan Jenis Kelamin........................................... 82

Tabel 3.2.2 Kebutuhan belajar bahasa Arab mahasiswa.............................. 83

Tabel 3.2.3 Urgensi Bahasa Arab................................................................. 84

Tabel 3.2.4 MetodeMengajarDosen............................................................. 85

Tabel 3.2.5 Materi/ Bahan Ajar.................................................................... 89

Tabel 3.2.6 Media/Fasilitasbelajar............................................................... 91

Tabel 3.2.7 HasilBelajar............................................................................... 93

Tabel 3.3.1 Korelasi Koefisiensi KBBA dan Hasil Belajar BA .................. 97

Tabel 3.3.2 Pengaruhasalproditerhadap aspek-aspek pembelajaran ........... 100

Tabel 3.3.3 Tingkatan Prodi dalam Kebutuhan Belajar Bahasa Arab ............... 102

Tabel 3.3.4 TingkatanUrgensibelajarbahasa Arab berdasarkanprodi................. 103

Tabel 3.4.1 Pengaruh antar Variabel .................................................................. 106

Tabel 3.4.2Tingkatanpengaruhantarvariabel....................................................... 111

Tabel 3.4.4Hasil Belajar dianalisis dari Gender.................................................. 113

Tabel 3.4.4Faktor Dominan Pengaruh antar variabel.......................................... 115

Tabel 3.4.5Kebutuhan Normatif ...... .................................................................. 116

Tabel 3.4.6Kebutuhan Kompetetif ...................................................................... 117

Tabel 3.4.7Kebutuhan yang dirasakan ............................................................... 118

Tabel 3.4.8 Kebutuhan ekspresi .......................................................................... 119

Tabel 3.4.9Kebutuhan masa depan...................................................................... 120

Tabel 3.4.10Kebutuhan mendesak ...................................................................... 121

Tabel 3.4.11Aspek-aspek berpengaruh pada Hasil Belajar ................................. 122

Tabel 3.4.12Problematika Pedagogis Pembelajaran B.A .................................... 123

..

Page 19: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing yang urgen dan diminati

oleh bangsa lain di dunia. Clive Holes pernah menyatakan bahwa bahasa ini

merupakan bahasa dengan jumlah penutur lebih dari 200 juta jiwa di dunia. Selain

itu, bahasa ini telah menjadi bahasa Internasional dengan dimasukkannya ke dalam

salah satu bahasa resmi di Dewan Keamanan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) sejak 1

Januari 1974 di samping bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia dan China.1

Bahkan keinternasionalan bahasa Arab bertahan hinga saat ini, sejajar dengan

bahasa Inggris dan Perancis. Salah satu kontribusinya adalah dalam hal penomoran

yakni angka 0, 2,3,4,5, dan seterusnya yang dalam kamus bahasa Inggris disebut

dengan ‚Arabic numerals‛. Ini membuktikan bahwa keinternasionalan bahasa Arab

tidak dapat disangkal.2

Bahkan, sejak menjelang abad ketiga masehi, bahasa ini berkembang sebagai

suatu bahasa yang terkenal. Dalam perkembangannya, bahasa Arab dapat menjadi

tiga kelompok, yaitu a) bahasa Arab klasik yang merupakan bahasa al-Qur’an dan

bahasa yang dipakai oleh para pujangga dan penyair seperti Ibnu Khaldun, al-

Mutanabi dan lain-lain, b) bahasa Arab sastra (fush}a> modern) adalah bahasa yang

dipakai dalam surat kabar, radio, buku dan lain-lain, dan c) bahasa Arab tutur yaitu

bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari.3 Sedangkan varietas bahasa Arab

menurut Clive Holes ada dua macam yaitu bahasa Arab fush}a (MSA: modern standard arabic dan CLA: clasical arabic) dan bahasa Arab ‘a>miyah (the vernacular).4

Sebagai bahasa dunia, bahasa Arab menjadi bahasa yang dipelajari oleh

banyak orang di berbagai negara.5 Terutama di Negara yang berpenduduk muslim,

1 Clive Holes, Modern Arabic: Structure, Function and Varieties (London: Longman

Group Limited, 1995), 1. 2 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.III, 2010), 11. 3 Team Dirjen Bimas Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan

Tinggi Agama/UIN(Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Departemen

Agama, 1974), 49. 4 Clive Holes, Modern Arabic: Structure, Function and Varieties, 4. Lihat juga

Rushdi> Ah}mad T}u‘aimah, Ta‘li>m al-Lughah Li ghair al-Na>t}iqi>na biha> (Raba>t: ISESCO,

1989), 42. Diungkapkan bahwa bahasa Arab terbagi menjadi dua varietas yaitu fus}h}a> dan

’amiyah; fus}h}a> dibagi dua yakni fus}h}a> al-tura>th (bahasa arab resmi yang digunakan oleh

sejumlah kitab-kitab klasik) dan al- fus}h}a> al-mu’a>s}irah (bahasa Arab resmi modern yang

biasa digunakan dalam bahasa-bahasa surat kabar harian, tulisan-tulisan dan surat-surat

keputusan serta khutbah-khutbah, periklanan, konferensi-konferensi internasional dan lain

sebagainya). 5 Di beberapa negara Eropa, misalnya di Universitas Cambridge Inggris, di Amerika,

dimulai pada tahun 1947 di sekolah-sekolah tentara Amerika, lihat Fathi> ‘Ali> Yu>nus dan

Muhammad ‘Abd al-Rauf al-Shaikh, al-Marja> fi> tali>m al-Lughah al-‘Arabiyyah li al-Aja>nib

Page 20: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

2

bahasa Arab merupakan bahasa yang wajib untuk dipelajari karena kitab suci umat

Islam adalah Al-Quran dengan menggunakan bahasa Arab. Karena itu, proses

belajar mengajar bahasa Arab pun menjadi sebuah dinamika yang cukup unik dan

menarik untuk dikaji, terutama dalam hal metode pengajaran6 mulai dari yang

klasik hingga modern dan bahkan berkembang menjadi beyond sesuai dengan

perkembangan zaman.

Untuk dapat berbahasa atau menguasai suatu bahasa, terdapat empat unsur

yang menentukan dalam proses pembelajaran bahasa.7 Keempat unsur itu antara

lain: penggunaan, simbol, makna dan komunikasi.8 Dalam konteks penggunaan

bahasa seorang yang fasih dalam melafalkan kosa kata dan menyebutkan aturan

tata bahasa, tetapi tidak bisa menyusun kata-kata dalam wacana lisan dan tulisan

dalam bahasa itu, maka ia tidak dapat dikatakan menguasai bahasa itu.9 Mengingat

bahwa bahasa merupakan perilaku manusia, jadi pembelajaran bahasa adalah upaya

mengubah perilaku manusia agar dapat berbicara dan menulis dalam bahasa yang

dipelajari.10

Dan yang penting untuk ditekankan adalah menggunakan bahasa

tersebut dalam keseharian agar kemampuan bahasa seseorang dapat dilihat dan

dikonstruk dalam dirinya.

Ditinjau dari segi fungsi bahasa, tujuan utama belajar bahasa adalah untuk

berkomunikasi, sedangkan aktivitas manusia yang paling mendasar dalam konteks

bahasa yaitu berbicara dan mendengarkan.11

Karena itu, dalam bahasa Arab ilmu

bahasa atau linguistik sering disebut al-lisa>niya>t bukan ‘ilmu al-lughah.12 Akan

tetapi, dalam beberapa disiplin ilmu, misalnya psikolinguistik, mekanisme

pemerolehan bahasa (language acquisition = iktisa>b al-lughah) menjadi perdebatan

para ahli bahasa. Para tokoh bahasa itu kemudian dikelompokkan menjadi aliran-

aliran linguistik karena memiliki karakteristik pemikiran sendiri. Sebagai contoh,

(a) Ferdinan de-Saussure menganut paham psikologi kognitif, behaviouristik, dan

(Kairo: Maktabah Wahbah, 2003), 21-22. Lihat juga Rushdi T{u‘aimah, Ta‘li>m al-lughah al-‘arabiyah li-ghair an-Na>t}iqi>na biha> (Rabat: ISESCO), 26.

6 Robert Brenan, Educational Measuremen (Washington: American Council on

Education, 2006), 81. 7 Lihat Zaini Machmoed, ‚Proses dan Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran

Kompetensi Komunikatif,‛ dalam Warta Scientia, No. 49. th. XVIII, April 1990. Lihat juga

J.C. Richards dan T.S. Rogers, Approaches and Methods in Language Teaching

(Cambridge: Cambridge University Press, 1983), 56. 8 Philip H Phenix, Reals of Meaning: A Philosophy of the Curriculum for General

Education (California: Ventura, 1961), 178. 9Guntur Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa (Bandung: Angkasa, 2009), 21.

Lihat juga Na >s}ir‘Abdullah al-Gha>li >dan Abd al-Hamid Abd Allah, Us}u>s} Ida>d al-kutub al-ta’li>miyyah li ghair an-Nat}iqi>na bi al-‘arabiyyah (Riyad}: t.th), 27.

10 Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa (Bandung:

Angkasa, 2009), 144. 11

W.H.Clark & E.V.Clark, Psycology and Language: An Introduction of Linguistic (New York: Harcourt Brace Jovanich, Inc.1977), 79.

12 ‘Abdul Ha>di Buta>lib, Ta’li >m wa Tali>m al-Lughah al-‘Arabiyah wa Thaqa >fa>tiha>

(Maroko: Arabian al-Hilal, 1994), 3.

Page 21: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

3

pragmatik,13

(b) Leonardo Blomfield menganut psikologi behaviouristik (c) john

Rupert Firth menganut aliran pragmatik, (d) Noam Chomsky menganut paham

kognitif.14

Menurut De saussure, seorang linguis Swiss yang dikenal sebagai

‚Bapak Linguistik Modern‛, linguistik murni mengkaji langue, bukan parole atau

langage.15 Sedangkan menurut Blomfiled, seorang linguis Amerika yang awalna

menganut paham mentalis, namun kemudian mengikuti aliran behaviorisme.

Selanjutnya, John Rupert Firth, seorang Linguis Inggris bahasa adalah susunan dari

konteks-konteks yang masing-masing mempunyai perananan sendiri yang dapat

dianalisis. Aliran ke empat Noam Chomsky, seorang linguis Amerika yang dengan

teori tata bahasa generatif transformasinya membuat sejaran baru dalam

psikolinguistik.16

Aliran rasionalis memandang kemampuan bahasa sebagai sesuatu yang

bersifat bawaan (innate), meskipun mereka mengakui peranan pengalaman namun

dianggapnya tidak langsung. Itulah sebabnya, Choamsky dan pengikutnya

mengembangkan teori linguistiknya dengan menggunakan transformational Generative Grammar (TGG) sebagai salah satu sudut pandang yang patut

diperhatikan dalam konteks ini.17

Sementara itu, aliran empiris yang diwakili oleh

B.F.Skinner beranggapan bahwa manusia dilahirkan dengan struktur biologis.18

Kemampuan kognitif dan kapasitas linguistik tertentu tidak berarti bahwa

seseorang mempunyai kemampuan khusus untuk bahasa. Yang terpenting bagi

tokoh empiris adalah adanya plastisitas manusia, yaitu adanya kapasitas untuk

belajar dari pengalaman.19

Masing-masing mengklaim bahwa faktor penentu yang

menyebabkan seseorang mampu menguasai bahasa sasaran didasarkan pada aspek

yang berbeda. Munculnya berbagai pendekatan kebahasaan (linguistik) dalam pembelajaran

bahasa didasarkan pada pemikiran tentang bagaimana proses yang yang terjadi

dalam benak seseorang ketika mulai belajar bahasa dan bagaimana pula

perkembangannya. Semi menyatakan bahwa di dalam proses penguasaan bahasa

cenderung mengacu pada teori empirisme yang sejalan dengan teori B.F Skinner

13

Dalam konteks lain dikelompokkan menjadi aliran strukturalisme (al-madrasah al-binyawiyah), pendapatnya sejalan dengan pemikiran Skinner (linguis behavioris) yang

menyatakan bahwa pikiran atau makna semata-mata hanyalah khayalan dan orang yang

berbicara adalah sebuah perilaku. Aziz Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Pembelajaran

Bahasa Asing, (Jakarta: Bania Publishing, 2010), 20 14

Abdul Chaer, Psikolinguistik; Kajian Teoretik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 65 15

Langue bersifat sosial sedangkan parole bersifat individual. Langue berada di

dalam otak, Lihat Abdul Chaer, Psikolinguistik..., 67 16

Abdul Chaer, Psikolinguistik..., 76 17

Noam Chomsky, Language and Mind (New York: Harcourt Brace), 1972), 116. 18

Skinner, Berval Behaviour (New York: Appleton Century Crofts, 1957), 67. 19

Iskandar Wasit dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa Asing (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), 48.

Page 22: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

4

tentang behaviourisme.20

Teori ini beranggapan bahwa keberhasilan belajar

seseorang ditentukan oleh faktor luar atau faktor eksternal, ditambah dengan

penguatan (reinforcement).21 Implikasi teori ini adalah program belajar bahasa yang

disusun dalam tahapan umpan balik, dari satu jenjang ke jenjang yang lain. Mereka

dapat mempelajari sendiri, mengerjakan tugas sendiri, dan mengecek sendiri dengan

memanfaatkan kunci jawaban yang tersedia. Inilah yang kemudian dikembangkan

oleh para pakar bahasa yang mengacu pada aliran empirisme, di mana faktor

eksternal, yakni komunikasi dalam belajar bahasa harus menjadi aspek dominan.22

Akan tetapi, apa yang dilakukan B.F Skinner ditentang oleh Choamsky yang

menyatakan bahwa bahasa adalah produk dari proses tersembunyi di dalam benak

seseorang, berupa sistem aturan yang abstrak dan terinternalisasi.23

Ia berpendapat

bahwa faktor luar merupakan faktor prakondisi untuk mengaktifkan proses

internal.24

Menurut Choamsky, prinsip yang sangat spesifik dan genetik akan

menentukan atau melandasi proses belajar bahasa. Sifat bawaan yang dimiliki oleh

anak menyebabkan kemampuan menerima bahasa menjadi spesifik bahasa itu

sendiri.25

Karena itu, menurutnya, proses penguasaan bahasa Ibu bukan ditentukan

oleh peniruan, penguatan, dan faktor lainnya, melainkan oleh kekuatan yang ada

pada diri anak. Anak tidak pasif dalam menerima stimulus dari luar tetapi aktif.

Keaktifan itu mampu menciptakan strategi. Tanpa keaktifan dan kreativitas, anak

tidak melahirkan sepatah kata pun.26

Dominasi kedua aliran; empiris dan behavioris ini sesungguhnya

menginspirasi para peneliti dan praktisi bahasa yang kemudian melahirkan metode-

metode pembelajaran bahasa.27

Pada gilirannya, aliran ini menjadi pendekatan

mekanis dan rasionalis. Pendekatan mekanis, atau aliran mekanis memiliki berbagai

sebutan antara lain aliran empiris, struktural atau behavioris.28

Aliran yang

20

Atar Semi, Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Bandung:

Angkasa, 1993), 51. 21

Rod Ellis, Understanding Seconde Language Acquisition (New York: Oxford

University Press, 1986), 20. 22

Zaini Machmoed, ‚Proses dan Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran Kompetensi

Komunikatif,‛ dalam Warta Scientia, No. 49. th. XVIII, April 1990, 24. 23

Choamsky, Language and Mind, 31. 24

Choamsky dalam Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, 56, lihat

juga Imam Suyitno, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing: Teori, Strategi, dan Aplikasi Pembelajarannya (Yogyakarta: CV Grafika Indah, 2005), 37.

25 Iskandarwasit dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa Asing, 49.

26 S Wojowasito, Perkembangan Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20 (Bandung: Shinta

Dharma, 1976), 17. 27

V. Cook, Second Language Learning and Language Teaching. (London: Hodder

Arnold, 2001), lihat juga H.Ned Seelye, Teaching Culture: Strategies for Intercultural Communication (Illinois: National Textbook Company, 1994), 80-83.

28 Graham E. Fuller, How to Learn a Foreign Language (Washington D.C.: Random

House Inc. 1987), 62.

Page 23: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

5

dipelopori oleh Blomfield29

bahwa proses belajar dan mengajar bahasa didasarkan

pada asumsi-asumsi antara lain: a) bahasa adalah ujaran, bukan tulisan, b) bahasa

adalah rangkaian kebiasaan, c) ajarkanlah bahasa, bukan tentang bahasa, d) bahasa

adalah sebagaimana yang digunakan penutur asli, bukan seperti apa yang oleh

seseorang dipandang seharusnya dan e) tidak ada satu bahasa pun yang prosesnya

sama dengan bahasa lain.30

Karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan

pembelajaran bahasa asing adalah untuk menguasai bahasa itu sendiri.

Akan tetapi, problema dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa

Asing pun tidak luput dari kedua persoalan linguistik dan non-linguistik. Persoalan

non linguistik yang menjadi kendala keberhasilan pembelajaran, yakni kondisi

sosio-kultural bangsa Arab dengan non Arab (misalnya Indonesia). Sedangkan

persoalan linguistik yang mungkin muncul ialah pengucapan (pronounciation) atau

pelafalan alfabet karena perbedaan cara baca yang berbeda dengan bahasa latin.

Selain itu, pemaknaan juga menjadi faktor persoalan dalam belajar bahasa Arab,

sebagai contoh ungkapan-ungkapan, istilah-istilah dan nama-nama benda yang

tidak terdapat dalam bahasa Indonesia tidak mudah dan tidak cepat dipahami oleh

pembelajar Indonesia yang sama sekali belum mengenal sosial dan budaya bangsa

Arab.31

Contoh ungkapan ‚بلغ السيل الزبا‛ /balagha al-sail al-zuba>, maknanya adalah

‚nasi telah menjadi bubur‛, bukan ‚air bah telah mencapai tempat tinggi‛. Selain

itu, peribahasa ‚قبل الرماء تمأل الكنائن‛ /qabla al-rima>’ tumla’u al-kana>in (sebelum

memanah, penuhi dulu tempat anak panahmu), di Indonesia, pribahasa ini sama

maknanya atau diartikan dengan pribahasa ‚sedia payung sebelum hujan‛.

Persoalan lainnya adalah latar belakang sosial budaya orang Arab dahulu adalah

sering mengadakan perang, maka mereka mengatakan pribahasa seperti itu.

Sedangkan bangsa kita sering mengalami >musim hujan, maka kita menggunakan

pribahasa itu.32

Dengan demikian, konteks sosio-kultural pemilik bahasa yang dipelajari

sangat penting untuk diketahui dan dipahami, karena dengan pengetahuan tersebut

diharapkan dapat lebih cepat memahami pengertian dari ungkapan-ungkapan,

istilah-istilah dan benda-benda yang khas bagi bahasa Arab serta mampu

menggunakan ungkapan-ungkapan tersebut pada situasi dan waktu yang tepat.

Selain harus memperhatikan faktor linguistik dan non linguistik tersebut di

atas, faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa adalah

penggunaan bahan ajar, karena peranannya di samping guru hingga saat ini, masih

29

Kenneth A Bruffel, ‚Collaborative Learning: Some Practical Models‛ in College

English, 1973, 634-643. 30

Iskandarwasit dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa Asing, 70-71. 31

Dalam hal ini, tata bunyi atau fonologi, merupakan salah satu problematika belajar

bahasa Arab yang banyak disinyalir oleh para guru/ pengajar dan peneliti bahasa Arab. Lihat

Ahmad Izzan, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Bandung: Angkasa, 1995), 54 32

Chatibul Umam, Problematika Pengajaran Bahasa Arab, 11-12. Dapat dilihat

juga dalam Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2011), 12

Page 24: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

6

menjadi instrumen yang cukup menentukan keberhasilan pembelajaran.33

Bahan

ajar-bahan ajar yang banyak digunakan di kalangan non Arab terutama di Indonesia

antara lain ditulis oleh penulis Indonesia sendiri, maupun buku ajar-buku ajar yang

ditulis oleh orang Arab.34

Dalam aspek non linguistik, proses pembelajaran memiliki dua aspek penting

pada manusia yang tidak dapat dipisahkan yaitu aspek fisik dan psikis.35

Aspek

fisik sebagai aspek yang inderawi, dapat dilihat secara lahir sedangkan aspek psikis

adalah sesuatu yang abstrak dalam berinteraksi sosial. Di antara faktor psikis

(kejiwaan) yang terlibat dalam diri individu ketika melakukan proses belajar adalah

motivasi,36

sehingga keberhasilan pembelajaran, sebagian besar bergantung pada

kemampuan-kemampuan dalam lisan dan tertulis. Imbasnya, kurikulum, bahan ajar,

dan metode mengajar yang tidak diarahkan kepada kemampuan bahasa pembelajar,

maka komunikasi antara pengajar dengan pembelajar dapat merusak motivasi

belajar.37

Dalam konteks linguistik, ada beberapa pendekatan dalam penelitian bahasa

terutama linguistik terapan terkait dengan pembelajaran bahasa, di antaranya:

analisis kontrastif, analisis kesalahan dan analisis kebutuhan.38

Analisis kontranstif

atau anakon adalah kegiatan membandingkan struktur bahasa pertama (B1) dan

bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaaan kedua bahasa itu.39

Sebagai

prosedur kerja anakon mempunyai langkah –langkah yang harus diikuti, seperti

membandingkan struktur B1 dan B2, memprediksi kesulitan dan kesalahan belajar,

33

Pemilihan materi ajar dalam proses pembelajaran merupakan komponen penting

dalam pembelajaran bahasa Asing. Nur sholeh dan Ulin Nuha, Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab (yogyakarta: Diva Press, 2013), 214

34 Bahan ajar itu dapat berupa buku-buku pelajaran yang digunakan oleh pengajar

(guru/dosen) dalam pembelajaran bahasa Arab secara utuh, seperti di madrasah atau

sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa Arab, ada juga yang secara gradual dibuat oleh

guru atau pengajar itu sendiri. 35

Kedua aspek itu tidak dapat diabaikan salah satunya, karena keduanya menyatu

dalam sebuah sistem. Akan tetapi yang lebih dominan adalah faktor psikis yaitu motivasi,

lihat R.C. Gardner and W.E Lambert, Attitudes and Motivations in Second Language Learning (Rowley, Mass: Newbury House, 1972), 55-56. lihat juga H.J. Feenstra, ‚Aptitude,

Attitude and Motivation in Second Language Acquisition.‛ Unpublished Dissertation,

University of Western Ontario, 1967, 3-5.

36

Motivasi merupakan modal yang sangat penting dalam belajar. Tanpa motivasi,

proses belajar akan kurang berhasil. Adanya motivasi dapat dilihat dari beberapa indikator

antara lain: ketekunan, kontuitas dalam belajar, komitmen dalam memenuhi tugas-tugas

sekolah, dan frekuensi kehadiran dalam belajar. Iskandarwasit dan Dadang Sunendar,

Strategi Pembelajaran Bahasa Asing, 50. 37

F. Mangubhai, "What Do We Know About Learning and Teaching Second

Languages: Implications For Teaching", Asian EFL Journal, Vol 8. 2006, 2-5. 38

P. Lightbown, ‚Process-Product Research on Second Language Learning in

Classrooms Cited‛, dalam 'The study of SLA' (Rod Ellis), 1990, 49-52. 39

Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa (Bandung: Angkasa,

2009), 145.

Page 25: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

7

menyusun bahan pengajaran, dan mempersiapkan cara-cara menyampaikan bahan

pengajaran.

Teori belajar berdasarkan psikologis behavioris mendominasi anakon.

Menurut teori ini, kesalahan berbahasa kedua disebabkan oleh transfer negatif atau

interferensi B1 terhadap B2 yang sedang dipelajari. Dua hal penting sebagai inti

teori dalam belajar psikologi behavioris adalah kebiasaan dan kesalahan.40

Baik

anakon maupun anakes, keduanya mempunyai hubungan timbal balik, di mana

kesalahan dalam berbahasa Asing sebagai bahasa kedua (B2) dianggap karena

interferensi bahasa pertama (B1).

Pada dasarnya, dalam penelitian bahasa, terdapat beberapa aspek yang dapat

dijadikan sebagai objek kajian yaitu linguistik (kebahasaan), ketrampilan bahasa,

instruksional, lingkungan, psikologi, dan sosiologi.41

Terkait dengan masalah

pembelajaran bahasa, objek kajian tersebut termasuk dalam kategori problema non-

linguistik.42

Problematika pembelajaran bahasa Arab berkaitan dengan subjek

belajar, pengajar dan aspek pembelajaran lainnya termasuk dalam kategori

instruksional.

Para peneliti bahasa, mencoba menganalisis problema pembelajaran bahasa

yang didasari oleh faktor interferensi bahasa sumber dan bahasa sasaran, menjadi

penyebab terjadinya kesalahan dalam memproduksi bahasa Tujuan (BT).43

Inilah

yang kemudian memunculkan analisis kesalahan (anakes).44

Dari analisis kesalahan

ini lalu muncul analisis kontrastif (anakon) yang dipelopori oleh Robert Lado pada

tahun 1975 didukung oleh para pengikutnya di antaranya Carl James (1980) yang

beranggapan bahwa kesalahan berbahasa terjadi karena tidak mampu membedakan

antara bahasa sasaran dan bahasa sumber. Analisis kontrastif menganut paham

bahwa persamaan bahasa sasaran dengan bahasa sumber akan mempermudah

belajar bahasa tersebut, sementara perbedaan keduanya akan mempersulit

pembelajaran bahasa Asing.45

Terkait dengan alasan mempelajari bahasa Arab, di Indonesia, ada beberapa

alasan orang mempelajari bahasa Arab, antara lain: a) motivasi agama, terutama

Islam karena bahasa kitab suci kaum muslimin adalah bahasa Arab.46

Dan oleh

40

Skinner, Berval Behaviour, 61. 41

P. Kritzerow, ‚Active Learning In The Classroom: The Use Of Group Role Plays,‛

Teaching sociology, 18(2), 1990, 223-225. 42

V. Cook, Second Language Learning and Language Teaching (London: Hodder

Arnold, 2001), 7. 43

J.C. Richards dan T.S. Rogers, Approaches and Methods in Language Teaching

(Cambridge: Cambridge University Press, 1983), 49. 44

Kenneth A Bruffel, ‚Collaborative Learning: Some Practical Models‛ in College

English, (1973), 634-643. 45

V. Cook, Second Language Learning and Language Teaching (London: Hodder

Arnold, 2001), 52. 46

Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, 11. Lihat juga Imam Suyitno, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing: Teori, Strategi, dan Aplikasi Pembelajarannya (Yogyakarta: CV Grafika Indah, 2005), 8.

Page 26: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

8

karenanya bahasa Arab perlu dipelajari sebagai alat untuk memahami ajaran agama

yang bersumber dari kitab suci al-Qur’an; b) Agar bisa berinteraksi dengan

masyarakat Arab dengan menggunakan percakapan bahasa Arab baik ’a>miyah

maupun fush}a>,; c) sebagai alat yang dapat digunakan dalam memahaminya karya-

karya Ulama dalam bahasa Arab.47

Oleh karena itu aspek pembelajaran menyangkut subjek belajar dalam hal ini

motivasi siswa atau mahasiswa merupakan aspek yang sangat penting untuk

diperhatikan. Motivasi keagamaan, misalnya, disinyalir belum sepenuhnya

menjadikan sebuah pembelajaran menjadi efektif, begitu juga motivasi syurga,

dengan memberikan iming-iming bahwa di Syurga nanti orang yang masuk syurga

berbahasa Arab.48

Padahal, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, tetapi

kalau diteliti dari sekian orang yang bisa dan mau belajar bahasa Arab hanya

sebagian kecil saja. Terlebih lagi jika belajar bahasa Arab diorientasikan untuk

memahami Al-Quran karena cukup banyak terjemahan-terjemahan, dan karya-karya

yang ditulis dengan bahasa Arab sudah cukup banyak yang dialihbahasakan.49

Meskipun demikian, tidak dipungkiri bahwa kemampuan membaca al-Quran bagi

pembelajar akan banyak berperan dalam mempelajari al-Quran, karena setelah

pembelajar bisa membaca al-Quran maka dia telah memiliki salah satu modal

dalam membaca. Meskipun ketika ditanya ‚apakah anda bisa berbahasa Arab?‛

maka spontan menjawab, ‚saya tidak bisa berbahasa Arab‛, meskipun ia bisa

membaca al-Quran dengan baik.

Karena itu perlu pemetaan yang lebih akurat terhadap motivasi belajar

bahasa Asing itu sendiri.50

Motivasi itu kemudian dioriantasikan kepada

keumumam atau kekhususan tujuan pembelajaran tersebut. Itulah sebabnya bahasa

Arab untuk tujuan umum (general purpouse) atau tujuan khusus (spesific purpouse) perlu ditentukan sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Motivasi belajar bahasa Arab dapat menjadi indikator pada tinggi atau

rendahnya kebutuhan terhadap bahasa Arab itu sendiri. Hal ini sering menjadi

perdebatan bagi para peneliti dan pakar pembelajaran bahasa Asing tentang faktor

apa yang sesungguhnya paling berperan dalam menentukan keberhasilan belajar

bahasa Asing. Ada yang menyatakan bahwa motivasi pembelajar yang paling

dominan, ada yang membantah dengan beragumentasi bahwa faktor kelas yang

paling dominan, ketika kelas belajar hidup dan aktif maka terlepas dari ada atau

tidaknya motivasi maka belajar akan sukses, dan sebagainya. Ini penting, karena

keberhasilan belajar bahasa Arab akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor ini.

47

‘Abdul Ha>di Buta>lib, ta’li >m wa tali>m al-lughah al-‘arabiyah wa thaqa >fa>tiha> (Maroko: Arabian al-Hilal, 1994), 11.

48 Rushdi Ahmad T}u’aimah, Ta’li>m al-Lughah Li ghair al-Na>t}iqi>na biha> (Raba>t:

ISESCO, 1989), 31-32. 49

S Wojowasito, Perkembangan Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20 (Bandung: Shinta

Dharma, 1976), 20. 50

Imam Suyitno, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing: Teori, Strategi, dan Aplikasi Pembelajarannya, 73.

Page 27: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

9

Bahkan, devotivasi belajar bahasa Arab dapat terjadi karena aspek-aspek

pembelajaran yang kurang baik.

Dalam konteks linguistik terapan, beberapa dekade ini, pendekatan linguistik

terkait dengan pembelajaran bahasa Asing masih senantiasa terus dianalisis dan

dikembangkan. Sebagai contoh, analisis kontrastif (anakon) dan analisis kesalahan

(anakes) sering digunakan oleh para pengajar dan peneliti bahasa Asing.51

Bahkan

mengklaim bahwa dengan analisis kontrastif maka kesulitan dalam pembelajaran

dapat diprediksi sehingga dapat diantisipasi.52

Pada proses pembelajaran, kesulitan

belajar dapat dihindari. Bahkan, Carl James mengklaim bahwa analisis kontrastif

merupakan solusi dalam yang terbaik dalam pembelajaran bahasa Asing.53

Akan

tetapi, perlu ditinjau ulang bahwa setiap pendekatan memiliki kelebihan sekaligus

kekurangannya masing-masing, sehingga tidak semua problema pembelajaran

bahasa Asing dapat diatasi dengan analisis kontrastif (anakon) saja.

Contoh lainnya, Di Jepang, misalnya, untuk kasus bahasa Inggris sebagai

bahasa Asing yang dipelajari, yang lebih dominan adalah menggunakan analisis

kebutuhan (needs analysis), karena dilihat dari struktur kata dan bentuknya, bahasa

pertama yang digunakan pembelajar sangat jauh bedanya dengan bahasa Inggris

yang dipelajari. Artinya, bahwa Anakon tidak mampu menembus problema

pembelajaran di sana. Karena itu, yang ditekankan pada pembelajaran bahasa

Inggris adalah untuk tujuan akademik, bisnis dan tujuan khusus.54

Dalam hal ini,

strategi pembelajaran lah yang harus lebih dititikberatkan.

Di China, Chang Jie menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran bahasa

Inggris, otonomisasi di kelas sangat dibutuhkan oleh pembelajar.55

Itulah sebabnya,

penekanan pada aspek psikologis pembelajar sangat diperhatikan. Karena itu,

prinsip-prinsip humanistik harus lebih dikedepankan dibanding aspek-aspek

lainnya. Aspek psikologis itu di antaranya adalah aspek motivasi dalam diri

pembelajar. Hasil penelitian yang dilakukan Bo Wang, menemukan bahwa

motivasi bukanlah satu-satunya faktor penentu hasil belajar, terutama belajar

bahasa Asing.56

Ia menyarankan agar Pengajar bahasa Asing memilih pendekatan

yang lebih baik dalam pembelajaran di kelas agar mampu memperbaiki kemampuan

bahasa Asing bagi pembelajar. Menurutnya, di China, banyak sekali pembelajar

51

S Wojowasito, Perkembangan Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20 (Bandung: Shinta

Dharma, 1976), 34. 52

Zaini Machmoed, ‚Proses dan Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran Kompetensi

Komunikatif,‛ dalam Warta Scientia, No. 49. Th. XVIII, April 1990, 5-7. 53

Chatibul Umam, Problematika Pengajaran Bahasa Arab, 13. 54

Bosher & Smalkoski, 2002; Brown et al., 2007; Cowling, 2007; Edwards, 2000;

Jasso-Aguilar, 2005. 55 Chang Jie, ‚English Learner Needs Analysis: A Case Study of Beijing Institute of

Petrochemical Technology (BIPT)‛, International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 3 No. 1; January 2013, 181.

56 Bo Wang, ‚Motivation and Language Learning‛, dalam Asian Social Sciens

journal, Vol. 5, No.1, January 2009, 98. Web. 17 Mei 2010. http://www.

ccsenet.org/journal.html/.

Page 28: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

10

yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar bahasa Inggris.57

Karena kemampuan

yang baik dalam bahasa Inggris akan membantu mereka dalam memperoleh

pekerjaan, membangun hubungan internasional dan bisa belajar ke luar negeri.

Menurutnya, motivasi belajar bahasa Asing bukan hanya integratif dan

instrumental saja, melainkan motivasi tugas.58

Ini berarti ada kebutuhan yang

tinggi terhadap bahasa Inggris tersebut sehingga belajarnya maksimal.

Adapun, kajian-kajian kebahasaan, seperti SAC (Self Acces Centre) yaitu

belajar mandiri tanpa pengajar, lalu muncul istilah AL (Autonomous Learning) yakni belajar secara otonomi tetapi tetap ada peran guru di dalamnya,

59 merupakan

teori atau pendekatan yang berbasis pada realitas pembelajaran itu sendiri. Karena

itu, motivasi merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Ada berbagai

pendapat dalam masalah motivasi. Gardner60

menekankan bahwa motivasi

merupakan faktor mendasar dalam belajar bahasa Inggris.61

Statemen ini

mendukung Lambert (1972), Brown (1980) dan Harmer (1983) yang membagi

motivasi itu menjadi instrumental dan integratif.62

Pentingnya motivasi dalam pembelajaran bahasa Asing, selain memunculkan

teori-teori belajar, juga menambah perdebatan panjang tentang motivasi itu sendiri,

apakah motivasi internal ataukah eksternal yang lebih dominan. Oleh karena itu,

beberapa peneliti melakukan survey tentang motivasi belajar bahasa Asing,

misalnya, Wynne Harlenn & Ruth Deakin Crick (2003) melihat bahwa motivasi

merupakan konsep yang sangat kompleks mencakup minat belajar, meliputi harga

diri, kemanjuran diri, usaha, regulasi diri, penguasaan lokasi dan orientasi sasaran.63

Sebaliknya, tes yang dilakukan terhadap siswa dapat berdampak negatif pada

motivasi belajar. Karena itu, motivasi setidaknya harus didasarkan pada tiga aspek;

(1) Motivasi dan emosi yang berhubungan langsung dengan belajar yaitu institusi,

keyakinan, daya tarik, tujuan dan kebiasaan berpikir, (2) Kreativitas pembelajar,

yang memacu motivasi intrinsik dalam belajar, (3) Upaya dan latihan terbimbing.64

57

Bo Wang, Motivation and Language Learning, 99. 58

Bo Wang, Motivation and Language Learning, 99. 59

Rod Ellis, ‚Educational Settings and Second Language Learning‛, Asian EFL Journal. Volume 9, 2007, http://www.asian-efl-journal.com/Dec, 2007.

60 R.C. Gardner, Social Psychology and Second Language Learning: The Role of

Attitudes, (London: Edward Arnold, 1985), 23. 61

Motivasi merupakan penentu sukses atau gagalnya belajar bahasa Inggris di

Perguruan Tinggi. Karena itu, motivasi dalam pembelajaran bahasa Asing mutlak

diperlukan. Dengan motivasi integratif dan instrumental, bukan hanya tujuan pembelajaran

saja yang bisa dicapai melainkan sikap dalam memperlakukan bahasa itu sendiri. 62

Motivasi integeratif adalah motivasi yang berdasarkan pada kultur pemakai

bahasa. Gardner, Social Psychology and Second Language Learning: The Role of Attitudes,

23.

63

Motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor psikososial dan lingkungan alamiah

pembelajar. Wynne Harlenn & Ruth Deakin Crick, Test and Motivation For Learning

(London: Routledge, 2003), 173. 64

Wynne Harlenn & Ruth Deakin Crick, Test and Motivation For Learning, 174.

Page 29: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

11

Statemen ini dapat dipahami bahwa motivasi bukanlah sesuatu yang frigid, tetapi

sesuatu yang kompleks menyangkut proses atau imbas dari motivasi itu sendiri.

Alvyda Liuolienė dan Regina Metiūnienė dalam penelitiannya

menyimpulkan bahwa motivasi yang paling baik adalah otonomisasi dalam proses

pembelajaran.65

Ini menunjukkan bahwa kebebasan dalam proses pembelajaran akan

dapat memupuk motivasi, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat

tercapai. Crookes dan Schmith (1991) membantah Gardner dengan menyatakan

bahwa motivasi belajar bahasa kedua meliputi empat ranah yaitu: level mikro,

ruang kelas, silabus dan faktor luar kelas.66

Ini berarti bahwa motivasi belajar

bukanlah sesuatu yang frigid, sehingga setelah motivasi diketahui dan kebutuhan

belajar bahasa asing tersebut dipetakan maka komponen pembelajaran lainnya

segera disesuaikan.

Di Indonesia, pengajaran bahasa Arab telah berlangsung sejak masuknya

Islam yang dibawa oleh saudagar muslim. Mula-mula yang diajarkan adalah agar

pemeluk Islam dapat melaksanakan ibadah (shalat) dan membaca ayat-ayat al-

Quran. Untuk itu metode abjadiyah (alfabetic method) adalah metode yang paling

tepat. Kemudian, setelah penganut Islam telah dapat membaca al-Quran, maka

yang dibutuhkan adalah memahami isi dari al-Quran itu, maka metode gramatika

terjemah (qawa>‘id wa tarjamah) digunakan.67

Tujuannya adalah untuk memahami

ajaran Islam, adapun aspek bahasa Arab yang ditekankan adalah nah}wu dan s}arf. Pada awal abad ke 19 pembelajaran bahasa Arab di beberapa perguruan Islam

modern mulai diterapkan metode langsung (t}ari>qah muba>shirah) atau direct method. Pengunaan metode ini mulai diterapkan di Padang Panjang oleh Ustaz

Abdullah Ahmad di Madrasah Adabiyah (1909), dua bersaudara yakni Zaenuddin

Labay El-Yunusi dan Rahman labay El-Yunusiyah, Diniyah Putra (1915) dan

Diniyah Putri (1923), lalu Ustadh Mahmud Yunus, Normal School (1931)

kemudian ditumbuhkembangkan oleh K.H Imam Zarkasyi di Kulliyatul Mu’allimin

al-Islamiyah Gontor Ponorogo. Al-Hasil, dalam waktu 6 tahun lulusannya dapat

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Arab baik secara lisan maupun

tulisan.68

Kendalanya, bentuk ketiga tersebut belum dapat diserap oleh sebagian

besar Perguruan Islam, karena lebih mempertahankan metode sebelumnya, tetapi

ada juga yang menggabungkan kedua bentuk. Selanjutnya, bentuk pengajaran

bahasa Arab di lembaga formal dalam hal ini madrasah-madrasah dan sekolah-

sekoah umum. Hal ini disinyalir sebagai bentuk pengajaran yang tidak menentu.69

Kondisi ini berlangsung hingga Departemen Agama merekomendasikan agar

65

Alvyda Liuolienė, Regina Metiūnienė, Second Language Learning Motivation,

diakses 17 Mei 2010, dari jurnal Santalka. Filologija. Edukologija. 2006, T. 14, Nr. 2. ISSN

1822–430X print 1822–4318 online, 96 66

Crookes, G., & Schmidt R. W. ‚Motivation: Reopening the Research Agenda.‛

Language Learning, 41(4), (1991), 469-512. 67

Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat,

2005), 28-29 68

Ahmad Fuad Efendy, Metodologi..., 30 69

Ahmad Fuad Efendy, Metodologi...,32

Page 30: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

12

dilakukan gradasi sehingga jenjang tingkat dasar digunakan pendekatan Aural-oral

Approach dan integrated system, dengan metode mimicry-memorization dan

patern-practise. Sedangkan untuk tingkat menengah sama dengan tingkat

dasardisamping pendekatan polysystemic. Sedangkan untuk tingkat lanjut

digunakan metode langsung dan metode gramatika-terjemah.70

Pada awal abad ke 21 pengajaran bahasa Arab di Indonesia mengalami

perkembangan yang cukup signifikan, di madrasah-madrasah pada tahun 2003

mulai menggunakan metode ‚active learning dengan pendekatan Jigaw, metode

pengumpulan informasi, metode analisis dan praktik.71

Bahkan dengan

diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006/200772

bahasa Arab telah diajarkan di berbagai SMA di tanah air.

Di beberapa perguruan tinggi Islam juga dilakukan terobosan dan innovasi

dalam pemblajaran bahasa Arab untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Arab

mahasiswa. Misalna, di UIN Maliki Malang menyelenggarakan PKBA bagi

mahasiswa baru semua Jurusan dan mewajibkan mereka tinggal di Asrama selama

satu tahun dngan jumlah jam 15 js perminggu. Demikian juga di STAIN Sultan

Qaimuddin Kendari dengan mengadakan matrikulasi bagi mahasiswa baru semua

Jurusan selama satu tahun. Mereka (semester I-II) selama satu tahun mempelajari

bahasa Arab dan Inggris, tujuannya agar keterampilan berbahasa Arab dapat

meningkat sehingga mahasiswa dapat membaca, menerjemahkan, dan menelaah

literatur berbahasa Arab dan Inggris.73

Di IAIN Raden Fatah juga pernah dilakukan program khusus pembelajaran

bahasa Asing yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab selama satu tahun. Mereka

hanya belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab dan matakuliah dasar yakni Aplikasi

komputer. Hal ini dilakukan agar mahasiswa baru semua Jurusan bisa lebih fokus

untuk meningkatkan kemampuan bahasa Arab dan Inggris. Program itu

dilaksanakan oleh konsorsium Dosen Bahasa Arab (KDBA) IAIN Raden Fatah

Palembang, bekerja sama dengan fakultas-fakultas untuk kegiatan pembelajaran di

Kelas.74

Kondisi itu berlangsung stabil dan berjalan kondusif selama lebih kurang

dua tahun. Sayangnya setelah itu, program itu tidak dilanjutkan karena tiba-tiba

langsung diambil alih oleh Fakultas masing-masing, dan Konsorsium pun tutup.

Hingga saat ini pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan di fakultas-fakultas

dengan alasan untuk disesuaikan dengan kebutuhan prodi masing-masing. Dari

hasil pengamatan peneliti, tampaknya proses ini berlangsung seperti tidak ada

persoalan, karena dosen dapat melaksanakan tugasnya memenuhi kewajiban

70

Ahmad Fuad Efendy, Metodologi..., 32. 71

Dirjen Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama

Islam pada sekolah Umum, Kurikulum Berbasis kompetensi Kegiatan Pembelajaran Bahasa

Arab Madrasah Tsanawiyah (Jakarta: Ditjen Kelembagaan Penma, edisi Juni 2003), 48-52 72

E.Mulyasa, KTSP (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), 11. 73

Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab; Teori dan Aplikasinya,

(Yogyakarta: Teras, 2011), 25. 74

Hasil Wawancara dengan Ketua Konsorsium Dosen Bahasa Arab (KDBA),

Drs.H.M Isa Anshory Mutha’al, LC, M.Hum, 2014.

Page 31: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

13

pedagogis sesuai ketentuan, demikian juga dengan mahasiswa dapat menyelesaikan

perkuliahan dan memperoleh haknya. Namun ketika diteliti dengan seksama

ternyata, kemampuan mahasiswa dalam bidang bahasa Arab sangat minim.

Jangankan menerjemahkan atau memahami teks Arab, membaca dengan kaidah

nyang benar saja sangat sulit dan kebanyakan yang enggan. Dalam hal percakapan

pun hanya menanyakan kabar seperti: ‚kaifa h}a>luk ?‛ mereka menjawab, ‚bi khair

alhamdulillah‛, namun selebihnya sudah lupa semua.75

Atau ketika peneliti

mengalami sendiri ketika mengajar, dalam appersepsi (mengulas materi yang lalu)

kebanyakan mereka sudah lupa atau tidak dapat menyebutkan kembali materi yang

telah lalu. Maka peneliti tertarik untuk menanyakan, ‚apakah bahasa Arab itu

sulit?‛ mereka menjawab, ‚Iya‛. Lalu bagian atau komponen apanya yang sulit?

Mereka menjawab, ‚semuanya‛. Yang paling sulit adalah menghafalkan kosa kata

dan perubahan-perubahan yang terjadi pada kata-kata bahasa Arab (s}arf). Fenomena ini hemat peneliti merupakan indikasi dari sulitnya belajar bahasa

Arab dalam aspek linguistik dan non-linguistik.76

Untuk itu berbagai pendekatan

dan analisis dalam meneropong persoalan tersebut muncul dengan latar belakang

linguistik yang beragam. Sebagai contoh, Analisis Kontrastif (contrastive Analysis= tah}li>l al-taqa>buli>) yang berasumsi bahwa kesulitan belajar bahasa Asing

adalah karena perbedaan antara bahasa pertama (bahasa pertama) dengan bahasa

yang dipelajari (bahasa kedua). Kemudian ada Analisis isi (content Analysis) yang

menganalisis isi dari struktur bahasa. Di samping itu jika pemakai bahasa sasaran

terjadi kekeliruan (kesalahan) maka disebut dengan Analisis Kesalahan (error Analysis = tahlil al-Akht}a’). Selain itu, kesenjangan yang terjadi dalam proses

pembelajaran baik menyangkut pengajar, pembelajar maupun pembelajaran itu

sendiri maka diduga tidak sesuai dengan kebutuhan maka Analisis Kebutuhan (need Analysis=tahlil al-ihtiya>ja>t) diperlukan dalam menganalisis prioritas-prioritas yang

dibutuhkan dalam target belajar bahasa.

Tidak terkecuali dalam pembelajaran bahasa Arab, analisis kebutuhan

dipandang sebagai dasar dalam merancang desain pembelajaran melalui kurikulum

atau silabus. Karena bahasa Arab sebagai bahasa Asing, tidak dapat dibedakan

kedudukannya dengan bahasa Inggris, terutama bagi pembelajar Indonesia.77

Rancangan ini kemudian melahirkan istilah bahasa Arab untuk tujuan khusus, yang

dalam bahasa Inggris yaitu ESP (English For Specifik Purpouses)78, maka dalam

bahasa Arab adalah ASP (Arabic for Spesific Purpose) atau lebih dikenal dengan

75

Hasil wawancara awal kepada beberapa mahasiswa semester V, 2014. 76

Aspek linguistik seperti tulisan, tata bunyi, kosa kata dan struktur kalimat, adalah

struktur bahasa itu sendiri, sedangkan spek non-linguistik adalah aspek-aspek Pembelajaran

meliputi latar belakang mahasiswa, metode mengajar dosen, materi ajar, media/fasilitas

belajar, perhatian pengelola institusi. Wa Muna, Metodologi Pembelajaran..., 41. 77

Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 11.

78 Lia Angela S. Sofyan, ‚Pengajaran ESP pada Tingkat Perguruan Tinggi,‛ dalam

Linguistik Indonesia, thn. I No. 1, Januari 1983, 4-5.

Page 32: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

14

Pembelajaran Khusus Bahasa Arab (PKBA) dan bahasa Arab untuk tujuan umum

(AGP=Arabic for General Purpouse) atau belajar bahasa untuk bahasa itu sendiri.

Aspek-aspek yang terlibat dalam pembelajaran bahasa mengacu pada

beberapa parameter atau ukuran sebagai berikut: analisis situasi79

(analisis yang

terfokus pada parameter umum program bahasa Arab) dan analisis kebutuhan

komunikatif (analisis yang terfokus pada kebutuhan komunikatif atau kemudahan

pemahaman terhadap bahasa Arab, khususnya bagi para pembelajar bahasa Arab).80

Faktor-faktor yang terlibat dalam analisis situasi antara lain: 1) faktor proyek, 2) faktor institusi, 3) faktor pengajar, 4) faktor pembelajar, 5) faktor sosial, 6) faktor adopsi.81

Dalam linguistik umum, cakupan analisis kebutuhan dalam program bahasa

Arab meliputi:

Pertama, Analisis Situasi, meliputi beberapa pertanyaan yang diajukan antara

lain: 1) siapakah pembelajar bahasa Arab tersebut?, 2). Apa tujuan dan harapan

pembelajar?, 3). Gaya belajar apa yang lebih disukai pembelajar?, 4). Mahirkah

pengajar bahasa arab tersebut?, 5),Siapa pengajar bahasa Arab tersebut?, 6).

Pelatihan dan pengalaman apakah yang dimilliki pengajar?, 7). Pendekatan

mengajar apa yang disenangi pengajar?, 8). Apakah yang diharapkan pengajar dari

program pengajaran bahasa tersebut?, 9). Apakah konteks administratif program

itu?, 10). Kendala apakah yang muncul dalam pembelajaran?, 11). Tes dan

penilaian apa yang diperlukan?82

Pertanyaan-pertanyaan itu dapat direduksi

menjadi beberapa aspek yang terlibat dalam pembelajar yaitu aspek lembaga

(institusi), pengajar, pembelajaran dan pembelajar.

Kedua, analisis kebutuhan komunikatif83

yang meliputi beberapa pertanyaan:

1). Dalam latar belakang apa pembelajar memakai bahasa tersebut?, 2). Hubungan

peran apa yang terlibatkan?, 3). Keterampilan bahasa apa yang dilibatkan?,

4). Peristiwa komunikatif dan tindak tutur apa yang dilibatkan?, 5). Tingkat

kemahiran apa yang dikehendaki?84

Analisis kebutuhan komunikatif dapat

dikategorikan sebagai target situasi atau dalam konteks pembelajaran bahasa maka

situasi yang diinginkan dari situasi saat ini (Present Situation Analysis). Analisis

situasi yang telah dilakukan selanjutnya dijadikan rujukan sebagai dasar

penyusunan kurikulum dan silabus untuk mewujudkan tujuan dari sekolah atau

79

Analisis situasi ini mencakup dua aspek yakni situasi saat ini (Present Situation Analisis = PSA) dan analisis situasi target Ttarget Situation Analysis = TSA),

80 Zaini Machmoed, ‚Proses dan Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran Kompetensi

Komunikatif,‛ dalam Warta Scientia, No. 49. Th. XVIII, April 1990, 10-11. 81

J.C Richard, curriculum development in Language Teaching (New York:

Cambridge University Press, 2007), 93-104. 82

F. Mangubhai, "What Do We Know About Learning and Teaching Second

Languages: Implications For Teaching", Asian EFL Journal, Vol 8. 2006, 27. 83

Dalam linguistik disebut Communicative Needs Processor (CNP), 84

F. Mangubhai, "What Do We Know About Learning and Teaching Second

Languages: Implications For Teaching"..., 28.

Page 33: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

15

akademi.85

Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dirumuskan menjadi item-item

pertanyaan lain, misalnya: siapa pengajar bahasa itu?, pelatihan-pelatihan apa yang

pernah diikuti? Metode apa saja yang digunakan? Buku ajar apa yang menjadi

rujukan?, bagaimana sikap dan motivasi pembelajar? Apakah sistem kredit

Semester (SKS) layak untuk sebuah program bahasa?, apa saja kesulitan belajar

bahasa Arab? Keterampilan apa yang dikehendaki? Gaya mengajar apa yang

disukai pembelajar? Bagaimana pandangan stake holder?, dll. Atau dapat direduksi

menjadi minat dan motivasi apa pembelajar mempelajari bahasa tersebut, metode

apa yang digunakan, materi apa yang disampaikan, bagaimana fasilitas belajar dan

hasilnya seperti apa.

Perkembangan buku ajar yang digunakan di Indonesia membuat isu-isu

tentang pembelajaran bahasa Arab menjadi variatif, mulai dari model-model

pembelajaran, metode-metode yang dikembangkan, materi ajar yang disampaikan,

dan sebagainya. Buku-bukuy yang dipergunakan di sekolah-sekolah, madrasah dan

perguruan tinggi cukup baik, ada beberapa bahan ajar yang ditulis oleh para pakar

bahasa Arab Indonesia antara lain: 1) Durus al-Lughah al-‘Arabiyyah, Karya

Mahmud Yunus, terbitan Hidakarya Jakarta, cet. 28 tahun 1980, 2) Al-‘Arabiyyah bi al-Namadhij karya A.R. Partosentono, dkk. terbitan Bulan Bintang Jakarta, cet. I

tahun 1976 dan cet. terbaru tahun 2007. 3) al-‘Arabiyyah Li T{ullab al-Jami’ah

karya Chatibul Umam dkk. terbitan Darul Ulum Press Jakarta, cet. I 2003 dan cet.

Terbaru 2004. 4) Buku Pelajaran bahasa Arab MA karya Aziz Fakhrurrozi dkk,

terbitan Departemen Agama Jakarta, tahun 1999. 5) Pelajaran Bahasa Arab untuk

Madrasah Aliyah, karya HD. Hidayat, terbitan Toha Putra Semarang, mulai 1984

hingga cet. terakhir 2007 di mana cetakan 2007 dilengkapi dengan latihan

menyimak. 6) Dars al-Lughah al-‘Arabiyyah, untuk MA (Juara I Lomba Buku Ajar

Guru MA Tingkat Nasional) karya Zainuri Siroj, terbitan Aneka Ilmu Semarang,

tahun 2006, dan masih banyak lagi buku ajar bahasa Arab yang lain.

Banyaknya buku ajar yang muncul dan ditulis oleh para pakar bahasa Arab di

Indonesia, menunjukkan bahwa perhatian terhadap bahasa Arab di Indonesia cukup

tinggi.86

Keberadaan sejumlah buku ajar ini, diharapkan akan menjadi upaya untuk

mengajarkan bahasa Arab dengan pendekatan yang lebih mengakar dengan budaya

dan lingkungan kehidupan pembelajar. Bahkan, untuk menghindari kejenuhan

dalam belajar bahasa Asing adalah dengan memanfaatkan media87

Namun

kenyataannya, masih banyak yang tidak berkesempatan mempelajarinya, karena

faktor kebijakan di sekolah-sekolah atau institusi-institusi yang kurang memiliki

perhatian terhadap bahasa Arab sehingga menyebabkan minimnya kapasitas

kebahasaarabannya.

85

J. C. Richard, Curriculum Development..., 198. 86

Lihat Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, 75-91.

87 Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Malang

Press, 2009), 19. Lihat Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, 91. Abdul Wahab Rosyidi, memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: UIN Maliki Press, 2011), 128.

Page 34: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

16

Selain itu, masih banyak bahan ajar yang bisa dijadikan sumber belajar dalam

pembelajaran bahasa Arab. Karya – karya selain karya orang Indonesia, bahan ajar

yang masuk dan digunakan di Indonesia orang Arab sendiri cukup banyak antara

lain: (1) Al-‘Arabiyyah li al-Na>shi’i>n (1983) ditulis oleh Muhammad Isma>‘il S}hi>ni>

dan diterbitkan atas kerja sama Menteri Pendidikan Kerajaan Arab Saudi dengan

Universitas Riya>d}, konon buku ini telah digunakan secara luas di Indonesia

terutama di Pondok-pondok pesantren hingga di perguruan tinggi-perguruan tinggi

Islam88

bahkan juga di lembaga-lembaga kursus hingga saat ini; (2) Linguaphone

(1991) oleh Fuad H. Megally dan diterbitkan oleh Linguaphone Institute Limited

London; (3) Al-’Arabiyyah Baina Yadaika (2003) oleh Abd al-Rah}man ibn Ibra>h>m

al-Fauzan dkk.89

yang diterbitkan oleh Mu’assasat al-Waqaf al-Isla>mi> Riya>d}; (4)

Silsilah Al-‘Arabiyyah Lighair al-Na>t}iqi>na biha>, disunting oleh ‘Abd Allah ibn

Ha>mid al-Ha>mid dan Team, diterbitkan Ja>mi‘ah al-Imam Muhamad ibn al-Su’u>d al-

Isla>miyyah Riya>d} tahun 1414 H/1994 M, sementara untuk cetakan pertama

Indonesia tahun 1422/2000 oleh Lembaga Dakwah dan Ta‘lim Jakarta. Buku ini

terdiri dari empat mustawa> (tingkatan) yaitu mustawa> awwal 6 jilid, mustawa> tha>ni> 10 jilid, mustawa tha>lith 13 jilid, dan mustawa> ra>bi‘ 15 jilid; (5) kurang dari 10

negara tujuan antara lain Spanyol (sebagai penerbit), Turki, Malaysia, Rusia,

Indonesia, Prancis, Inggris, Jerman, Portugis, dan Italia.90

Buku ini telah

diterjemahkan ke dalam bahasa negara-negara tersebut termasuk ke bahasa

Indonesia. Selain bahan ajar bahasa Arab di atas, masih banyak lagi bahan ajar

bahasa Arab yang lain yang masuk dan tersebar di Indonesia, namun paling tidak

bahan ajar-bahan ajar di atas, merupakan bahan ajar yang banyak digunakan baik di

sejumlah pondok pesantren dan perguruan tinggi di Indonesia.

Perhatian pemerintah di Indonesia sendiri terhadap pengembangan bahasa

Arab cukup baik, ini terlihat pada penerbitan sejumlah buku ajar bahasa Arab dan

pemberlakuan mata pelajaran bahasa Arab di madrasah-madrasah baik dari tingkat

MI, MTs maupun MA sebagai mata pelajaran wajib.91

Bahkan, bahasa Arab

menjadi bahasa asing pada jurusan bahasa yang diajarkan pada sekolah-sekolah

umum terutama di tingkat SMA pada beberapa masa.

Akan tetapi, problematika dalam pembelajaran bahasa Arab masih terus

terjadi dan bergantung pada fokus dan lokus masing-masing daerah. Salah satu

insitusi yang mengemban pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah perguruan

tinggi Agama Islam.92

Oleh karena itu para pimpinan perguruan tinggi melalui

bidang pembinaan bahasa, senantiasa berupaya mencari format yang representatif

88

Lia Angela S. Sofyan, ‚Pengajaran ESP pada Tingkat Perguruan Tinggi,‛ dalam

Linguistik Indonesia, thn. I No. 1, Januari 1983, 34. 89

Abd al-Rah}man ibn Ibra>h>m al-Fauzan dkk, Al-‘arabiyah baina yadaika, (Madinah:

2000) 90

Akhmad Munawari, Pengajaran nah}wu (Surabaya: Nurma Media, 2006). 91

Chatibul Umam, Problematika Pengajaran Bahasa Arab, 50. 92

Lia Angela S. Sofyan, ‚Pengajaran ESP pada Tingkat Perguruan Tinggi,‛ dalam

Linguistik Indonesia, thn. I No. 1, Januari 1983, 10.

Page 35: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

17

dalam pengembangan bahasa tersebut.93

Tak terkecuali IAIN Raden Fatah

Palembang. Sebagai salah satu perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri yang

terletak di Sumatera Selatan, sudah berulang kali mencoba menerapkan model

pembelajaran bahasa Arab dari satu waktu ke waktu.94

Namun, problematika pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing masih

saja ada.95

Analisis kontrastif yang dianggap mampu memprediksi kesulitan belajar

bahasa, ternyata tidak cukup efektif dalam mengatasi problema pembelajaran

bahasa Arab tersebut.96

Itulah sebabnya, peneliti tertarik untuk menulis disertasi

tentang pembelajaran bahasa Asing di Indonesia untuk kasus bahasa Arab di salah

satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yaitu IAIN Raden Fatah Palembang.

Adapun dugaan sementara bahwa pembelajaran bahasa Arab kurang efektif karena

tidak didasarkan pada kebutuhan pembelajar dengan judul ‚Analisis Kebutuhan

dalam Pembelajaran bahasa Arab di IAIN Raden Fatah Palembang‛>.

B. Identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah

1. Identifikasi Masalah

- Kurikulum dan silabus yang digunakan tidak seragam sehingga dapat

menyebabkan perbedaan quality frame (bingkai kualifikasi) dan orientasi

pembelajaran bahasa Arab. Mayoritas tidak dapat diimplementasikan

dalam pembelajaran di kelas.

- Ketentuan tentang jumlah SKS untuk bahasa Arab yang digunakan tidak

sama tergantung kebijakan masing-masing fakultas dan masih sangat

minim, sehingga menyebabkan perbedaan target dan penyajian

matakuliah bahasa Arab.

- Secara instruksional, pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing

belum sepenuhnya menganut prinsip-prinsip pembelajaran aktif dan

menyenangkan97

sebagaimana ditradisikan dalam pembelajaran bahasa

lainnya. Banyak di antaranya yang menggunakan metode klasik.

93

S Wojowasito, Perkembangan Ilmu Bahasa (Linguistik) Abad 20, 60. 94

Team Dirjen Bimas Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama/IAIN, 29.

95 Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran,

15. 96

Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, 16. Lihat juga Zaini Machmoed, ‚Proses dan Evaluasi Pembelajaran dan Pengajaran

Kompetensi Komunikatif,‛ dalam Warta Scientia, , 8. 97

Joyful Learning adalah pembelajaran menyenangkan yang dirancang untuk

menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan efektif. Lihat Aziz Fahrurozi

dan Erta Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Tradisional dan Kontemporer (Jakarta: Bania Publishing, 2010), 225. Terdapat lima rumusan tentang menyenangkan: 1)

bangkitnya minat, 2) keterlibatan penuh pembelajar di dalam proses pembelajaran, 3)

terciptanya pemaknaan, 4) pemahaman terhadap materi dan 5) terdapat nilai yang

membahagiakan. Jika kebahagiaan/ suasanan menyenangkan tercipta dalam pembelajaran

Page 36: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

18

- Masih banyak dosen yang terjebak pada persoalan gramatikal, sehingga

pembelajaran bahasa Arab berorientasi pada penghafalan kaidah-kaidah

tata bahasa Arab.

- Motivasi98

dalam pembelajaran mutlak diperlukan adanya, tetapi

bagaimana motivasi itu diperlakukan secara psikologis untuk memperoleh

kompetensi bahasa secara optimal belum ditemukan format yang baik.

Bahkan sesulit apa pun belajar bahasa Arab jika motivasinya baik maka

kesulitan tidak dirasakan. Namun, latar belakang pendidikan dan

kelompok prodi tertentu memiliki motivasi masih relatif rendah.

- Minat99

dalam belajar bahasa Arab masih cenderung masif dan tidak

berdampak pada orientasi pembelajaran bahasa Arab. Sehingga metode

dan aspek lain dalam pembelajaran kurang diperhatikan.

- Fasilitas belajar bahasa Arab yang tersedia sama halnya dengan

matakuliah lainnya, bahkan ketersediaan fasilitas seringkali tidak

mencukupi kebutuhan belajar.

2. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah: ‚Bagaimanakah konsep

Pembelajaran Bahasa Arab berbasis Kebutuhan mahasiswa di IAIN Raden Fatah

Palembang?>‛

Permasalahan penelitan ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan:

- Bagaimanakah tingkat kebutuhan belajar dan urgensi belajar bahasa

Arab bagi mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang?

- Sejauhmana signifikansi antara kebutuhan Belajar dan urgensi belajar

bahasa Arab dengan hasil belajar bahasa Arab bagi mahasiswa?

- Mengapa terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan urgensi belajar

bahasa Arab dianalisis dari hasil belajar bahasa Arab?

maka efektifitas belajar dapat diwujudkan. Lebih lanjut baca Hernowo, 2005, 19 – 23, baca

juga Dryden dan Vos, Cara Belajar: Belajar akan efektif Kalau Anda dalam Keadaan Fun (Bandung: Kaifa, 2000), 25

98 Dorongan kebutuhan, atau semacam power yang menyebabkan munculnya

keingina untuk belajar bahasa. Baik motivasi instrumental (karena alasan faedah atau

manfaat bahasa) maupun integratif (agar bisa berintegrasi dengan masyarakat penguna

bahasa) keduanya merupakan faktor penting dan menentukan efektifnya pembelajaran.

Lihat Burt, Dulay, Marina K Burt, Stephen Krashen, Language two (New York: Oxford

University Press, 1982), 47, lihat juga R.C. Gardner dan W.E Lambert, Attitude and Motivation in Second Language Learning (New Bury House: Rowley, Mass, 1972), 14.

Akan tetapi terkait dengan sikap belajar pembelajar bahasa, motivasi integratif erat

kaitannya dengan sikap reseptif dibanding motivasi instrumental yang memiliki sikap

defensif. Lihat E.W Stevick, My understanding of: Teaching Language: A way and ways‛.

In On TESOL (1976), 111 99

Minat juga merupakan faktor internal pembelajar yang berpengaruh pada proses

belajar bahasa Asing. Semakin tinggi minat seseorang dalam belajar bahasa Asing maka

semakin jelas orientasi belajarnya. Lihat Dick W. & Carey L.. The systematic design of instruction (Illinois, Glenview: Scott, Foresman and Company, 1937)

Page 37: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

19

- Faktor apakah yang paling menentukan dalam mempengaruhi proses

dan hasil pembelajaran bahasa Arab di IAIN Raden Fatah Palembang?

3. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa IAIN Raden Fatah Palembang

pada tahun 2014 tahun angkatan 2013/2014. Aspek-aspek yang diteliti adalah dari

mahasiswa dalam belajar bahasa Arab adalah kategori kebutuhan mereka.

Kemudian komponen pembelajaran yang diteliti adalah metode mengajar dosen,

materi ajar, fasilitas belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pengelola institusi juga

diwawancarai untuk diketahui komitmen kelembagaan dan perhatiannya dalam

memfasilitasi proses berlangsungnya pembelajaran bhasa Arab. Selain itu, dosen

juga merupakan sumber data yang memberikan informasi tentang proses

pembelajaran bahasa yang berlangsung dan harapan aau keinginan yang ideal.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebutuhan belajar

mahasiswa yang paling dominan dan urgensi belajar bahasa Arab bagi mahasiswa

IAIN Raden Fatah Palembang. Selanjutnya menganalisis hasil belajar dan aspek-

aspek yang mempengaruhi hasil belajar meliputi metode, materi ajar dan fasilitas

belajar. Setelah menganalisis sebab-sebab terjadinya kesenjangan (kebutuhan)

dalam pembelajaran bahasa Arab maka penelitian ini menawarkan konsep/desain

bagaimana semestinya pembelajaran bahasa Arab itu dilakukan. Tujuan penelitian

ini sejalan dengan prinsip-prinsip analisis kebutuhan. 100

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para edukator, pembelajar,

dan peneliti kebahasaan, terutama pada bahasa Asing.101 Pada aspek pembelajaran

bahasa sebagai ranah linguistik terapan (al-lisa>niya>t al-tat}bi>qiyah), perkembangan

mental dalam pemerolehan bahasa (the process of language acquisition) menjadi

aspek yang penting102

sehingga kebekuan dalam memilih metode, materi dan media

pembelajaran bahasa Asing, sebagai akibat pengabaian terhadap komponen-

komponen pembelajaran dan orientasi belajar bahasa Arab, secara signifikan dapat

100

Sebuah pendekatan yang mengacu pada kesenjangan yang terjadi dalam proses

pembelajaran tersebut untuk kemudian dibuat desain baru yang dinilai lebih efektif, sesuai

dengan hasil analisis tersebut. Virginia Joki, ‚So Who Needs Analysis?‛, The English Journal, Vol. 57, No. 4 (Apr., 1968), 570.

101 Sebagaimana tujuan dalam penelitian yakni menjelaskan, memprediksikan atau

mengontrol fenomena melalui kegiatan sistematis dan metode ilmiah, lihat Emzir,

Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2013), 3. 102

Perkembangan usia dari satu masa ke masa lainnya perlu diperhatikan untuk

mendesain model pembelajaran yang sesuai. Chomsky dan Miller menyatakan bahwa setiap

manusia memiliki LAD (Language Acquisition Device), yang memungkinkan mereka untuk

memperoleh bahasa secara alamiah dan akan membentuk kompetensi linguistik melalui

proses proses kompetensi dan performansi, lihat Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoritik (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 169

Page 38: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

20

diselesaikan dengan mempertimbangkan aspek-aspek prioritas sesuai dengan

analisis kebutuhan.103

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini signifikan bagi pengembangan kurikulum dan

desain pembelajaran bahasa Arab berdasarkan analisis kebutuhan di Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam yang memiliki kesamaan karakteristik pada level

kemahasiswaannya. Pengembangan proses pembelajaran bahasa Arab berdasarkan

teori-teori linguistik yang dikembangkan oleh para linguis sebelumnya diharapkan

akan lebih bermanfaat.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

pengembangan proses pembelajaran bahasa Arab pada institusi yang diteliti, dalam

hal ini IAIN Raden Fatah Palembang yang kini sudah menjadi UIN Raden Fatah

Palembang, mulai dari perencanaan kurikulum bahasa Arab, silabus dan materi

pembelajaran bahasa Arab agar kemampuan bahasa Arab bagi mahasiswa dapat

distandardisasi.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya

Mohammed Mohideen Obeidat104

dalam penelitannya membuktikan bahwa

motivasi dan sikap yang positif terhadap bahasa kedua merupakan faktor

pendorong belajar bahasa kedua. Hasil penelitian ini juga senada dengan Svanes

(1987) dan Dornyei (1990) yang menunjukkan bahwa faktor luar (instrumentally) dan (integrativeness) membuat mereka respek terhadap masyarakat pemakai

bahasa kedua tersebut dan manfaat memiliki kemampuan bahasa kedua.105

Bo Wang, menyimpulkan bahwa para edukator seharusnya selalu

memperbaiki efisiensi mengajarnya, karena kelas belajar akan kondusif dengan guru

yang baik. Menurutnya dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pembelajar

bahasa Inggris bagi orang China – motivasi bukan satu-satunya faktor yang

103

Needs analysis adalah analisis yang dilakukan untuk melihat kebutuhan atau

kesenjangan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diprediksi langkah-langkah yang

perlu dilakukan terkait dengan orientasi pembelajaran yang diharapkan. 104

Dalam artikelnya, Attitudes and Motivation in Second Language Learning,

Journal of Faculty of Educational (2005), Mohammed Mohideen Obeidat, berdasarkan hasil

penelitiannya terhadap mahasiswa Malaysia mulai tahun angkatan pertama sampai tahun ke

empat, membuktikan bahwa perbedaan jenis kelamin, latar belakang orang tua dan

profisiensinya tidak berpengaruh pada kecenderungan belajar bahasa kedua. Dalam hal ini,

Motivasi belajar bahasa Arab bagi pelajar Malaysia lebih bertendensi pada koneksi antara

Malaysia dan Arab. Artinya bahwa mereka tertarik pada belajar bahasa Arab sebagai bahasa

kedua karena dapat berbahasa dua merupakan kebanggaan tersendiri, disamping bahwa

mereka menyukai kultur Arab (Islam:red). 105

Dornyei, Test and Motivation in second language learning and teaching (2009),

36

Page 39: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

21

berpengaruh pada pemerolehn bahasa kedua. Faktor-faktor lain yang tidak kalah

pentingnya adalah aptitude, attitude, cognitive style dan learning strategi.106 Tristan Lay,

107 menyatakan kebanyakan mahasiswa Taiwan tertarik dengan

belajar bahasa, karena pentingnya kemampuan berbicara aneka bahasa dapat

membawa mereka pada posisi bergengsi pada masa ini di Taiwan. Bahasa Asing

perlu lebih ditingkatkan karena kebutuhan di masa globalisasi. Pengalaman-

pengalaman menarik dalam belajar bahasa berdampak positif bagi perbedaan

bahasa dan dapat lebih apresiatif terhadap bahasa-bahasa secara umum. 108

Selain

itu efek umum yang positif adalah pentingnya motivasi belajar bahasa orang lain.

Motivasi bagi pembelajar merupakan orientasi dan tujuan dari belajar bahasa

kedua.109

Ini menandakan bahwa pembelajar yang lebih sukses adalah ketika belajar

bahasa target menjadi seperti suatu komunitas, dimana mereka saling berinteraksi

secara integratif (terpadu) dan bahasa itu digunakan secara proporsional.110

Inilah

yang dapat meningkatkan level profisiensi bahasa pembelajar, melalui komunitas

yang tercipta, mereka dapat berinteraksi dengan bahasa target. Dengan ini

lingkungan atau bî’ah merupakan faktor penting yang terlibat dalam motivasi

integratif dalam pembelajaran bahasa asing (L2).111 Gardner dan Lambert motivasi

integratif dipandang lebih penting dalam pengajaran formal daripada motivasi

instrumental.112

Bagaimanapun, yang penting dicatat adalah motivasi instrumental dalam

beberapa penelitian, merupakan faktor signifikan dalam kesuksesan belajar bahasa

di satu sisi, mempelajari bahasa secara integral perlu melibatkan diri dalam satu

106

Wang, dalam Jurnal Asian Social Science (2009) 107

Dalam The motivation for learning German in Taiwan. A pilot study on the

foreign language-specific motivation of Taiwanese learners of German, meneliti mahasiswa

Taiwan yang belajar bahasa Jerman (didownload dari Http//zip.spz.tu-darmstadt/de/jg-13-

2/beitrag/lay6.htm) tanggal 9 Juni 2009.

108

Pada saatnya akan berdampak pada kompetensi fungsional dan kompetensi

komunikatif yang masing-masing bermuara pada kompetensi patisipatif, interaksional dan

akademik, kemudian berlanjut pada kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana dan

strategik. Lebih lanjut lihat Tarigan, pengajaran Kompetensi bahasa (Bandung: Angkasa,

2009), 29-49. 109

Burt, Dulay dan Krashen, Language Two (New York: Oxford University Press,

1982), 47. 110

Ada dua bentuk lingkungan bahasa yang dapat diciptakan: lingkungan bahasa

Arab formal dan informal. Secara formal lingkungan bahasa yang dimaksud adalah dalam

kegiatan di kelas pada saat pembelajaran bahasa Arab, sedangkan lingkungan non formal

adalah menciptakan lingkungan Arab seperti sungguhan. Dalam hal ini, dapat dibentuk

komunitas-komunitas bahasa Arab, kawasan wajib bahasa, pekan bahasa Arab, dsb. Lihat

Ahmad Fuad Efendi, Metode pengajaran Bahasa Arab, 168-171 111

Untuk mewujudkan sebuah lingkungan bahasa perlu political will dari stake

holder untuk menekankan pentingnya hal tersebut, mengingat karakteristik pembelajar dan

pengajar yang berbeda-beda. Fu’ad Efendi, 171 112

R.C Gardner dan W.E Lambert, Attitudes and Motivation in Second Language (Rowley, Mass: New Bury House, 1972), 14.

Page 40: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

22

komunitas, dan menjadikan bahasa sebagai instrumen dalam berbagai even juga

perlu dipikirkan.113

Braj Kachru (1977) dalam Brown (2000) juga menemukan

bahwa di India, bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, sesuatu yang luar

biasa, pembelajar bahasa kedua sukses dengan motivasi instrumentalnya.

Brown (2000) membuat catatan penting bahwa integratif dan instrumental

bukanlah keperluan semata-mata.114

Jarang sekali pembelajar bahasa memilih

motivasi belajar bahasa kedua, tetapi yang sering terjadi, menurut pengamatannya,

mereka lebih berkombinasi dan berorientasi di dalamnya. Ia mengambil contoh,

mahasiswa yang belajar di Amerika, belajar bahasa Inggris untuk kepentingan

akademik, juga secara bersamaan bisa beritegrasi dengan masyarakat dan budaya

bangsa. Ketrampilan secara integratif dalam hal ini sangat diperlukan.115

Upaya penyederhanaan kaidah-kaidah bahasa Arab (tabsi>t qawa>‘id al-‘arabiyah) dalam Modern Standar Arabic (MSA), perlu dilakukan mengingat

konteks pembelajaran bahasa Asing pada ranah ini adalah berorientasi pada

kemampuan verbal, sehingga ketidaksesuaian dalam kaidah ketatabahasaan tidak

mutlak diperdebatkan.116

Ini dilakukan untuk menghindari ketakutan (arabic pobhia) pembelajar bahasa Arab akan kesulitan bahasa bidang qawa>‘id, terlebih jika

konteks budaya lokal secara faktual mentolelirnya.117

Hal ini menunjukkan bahwa

Struktur bahasa Arab sekarang perlu disederhanakan dan secara global harus

diposisikan dalam linguistic modern.

Akan tetapi upaya ini perlu disikapi para guru bahasa, mengingat

kemungkinan terjadinya miskonsepsi yang terjadi pada pembelajar bahasa kedua

(L2) karena karakteristik yang berbeda antara budaya dan bahasa pembelajar

bahasa,118

terutama pada pembelajaran bahasa Arab klasik (normatif), yang

berorientasi pada tata bahasa baku.119

Karena itu perlu dibedakan antara belajar

113

Lukmani (1972) found that an instrumental orientation was more important than

an integrative orientation in non-westernized female learners of L2 English in Bombay. The

social situation helps to determine both what kind of orientation learners have and what

kind is most important for language learning. 114

Brown, Teaching By Principles: An Interactive Approach to Language Pedagogy (New York: Pearson Longman, 2007), 68-69

115 Brown, 284, lihat juga Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-

Progresif (Jakarta: Kencana Media Group, 2012), 20. 116

Clive Holes, Modern Arabic: Structure, Function and Varieties, 59. 117

Lihat Nikolaĭ Vladimirovich shmanov, Moshe Perlmann, The structure of the Arabic language, Diterjemahkan oleh Moshe Perlmann, Diterbitkan oleh Center for Applied

Linguistics of the Modern Language Association of America, 1961, didownload dari Buku

asli dari University of Virginia 27 Sep 2007, diakses pada Juni 2009. 118

The Role of Ethno Lingual Relativity in Seconde Language Acquisition, James L

Citron, University of Paninsulla. Menyimpulkan bahwa relativitas ethno lingually yang

dimiliki oleh seseorang akan memfasilitasi belajar bahasa kedua. Karena itu, ia

menyarankan agar perbedaan individu, social psikologi, motivasi bahkan akulturasi dan

kompetensi merupakan faktor yang harus diteliti. 119

Classical Arabic, secara histories, dimulai sejak Pra-Islam sampai masa

Abbasiyah, termasuk Qur’anic Arabic, bercirikan normatif, sedangkan Modern Standard

Page 41: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

23

bahasa untuk komunikasi dan belajar bahasa untuk pemahaman teks normativ

keagamaan (Al-Qur’an dan Hadis). Hal ini berarti pemilihan dan penggunaan

metode mengajar dosen perlu dilakukan secara proporsional agar belajar

berlangsung secara kondusif dan hasil belajar menjadi baik.

Beberapa penelitian yang dilakukan peneliti di Indonesia terkait dengan isu-

isu pembelajaran bahasa Arab cukup variatif, misalnya Tesis Ulfiah judul Sistem

Pembelajaran kemahiran bahasa Arab di jurusan Bahasa dan Sastra Arab fakultas

adab dan ilmu budaya UIN yogyakarta, 2012, berkesimpulan bahwa tujuan utama

pembelajaran bahasa adalah fungsi keempat keterampilan sebagai alat komunikasi

baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran kemahiran bahasa Arab secara spesifik

diklasifikasikan ke dalam empat mata kuliah yaitu, fahmul masmu>‘, ta’bi>r shafawi>, qira>’ah dan kita>bah. Hasilnya, 1) sistem pembelajaran melibatkan komponen-

komponen: dosen, mahasiswa dan kurikulum terpisah nazariyah furu‘, 2) proses

pembelajaran kemahiran bahasa cukup baik mengarah pada konstruktivisme dan

tercipta suasana efektif, 3) masih terdapat kesulitan bagi mahasiswa dalam

memahami materi yang beragam, karena input tidak diklasifikasikan sejak awal,

dosen belum memahami karakter mahasiswa, namun civitas akademikan

menginisiasi diadakan belajar kelompok di luar jam kuliah dan latihan bahasa.

Penelitian Sabauddin Garancang120

, , berkesimpulan bahwa perbedaan latar

belakang pendidikan mahasiswa sebelum melanjutkan kuliah di PTAI menjadi salah

satu penyebeb kendala pembelajaran bahasa Arab. mahasiswa yang berasal dari

aliyah atau aliyah khusus berkemampuan lebih baik dibanding yang

berlatarbelakang umum. Implikasinya, placement test harus dilakukan untuk

mengklasifikasikan kelas, metode, kurikulum dan sumber daya tersendiri.

Penelitian Isof Safei121

, di UIN Bandung, model PBA di PTA berkesimpulan

bahwa model pembelajaran berbasis konstruktif lebih efektif daibanding model

pembelajaran konvensional. Metode ini juga bisa meningkatkan kinerja dosen

karena waktu lebih efektif, pembelajaran lebih konsentrasi, aktivitas lebih

terkontrol.

Yufi Muhammad Nasrullah, 2007, Relevansi metode langsung pada

pengajaran bahasa Arab tingkat perguruan tingi, berkesimpulan bahwa metode

langsung saja tidak cukup untuk mengatasi problema pembelajaran bahasa Arab,

karena setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan, karena itu perlu mencari

alternatif metode yang sesuai dengan kemampuan guru dan metode dan bahan

ajar.122

Nanin sumiarni, pembelajaran bahasa Arab bagi pemula di pBB IAIN syekh

nurjati cirebon, 2014 berkesimpulan bahwa problema PBA bagi mahasiswa antara

Arabic adalah bahasa Arab yang digunakan saat ini. Para tokoh modern berupaya mengikuti

pola tatabahasa klasik sebagaimana ditulis Sibawaih dan kamus klasik semisal Lisan al-Arab oleh Ibnu Manz}u>r.

120Jurnal Sosio Religia, Vol.9 mei 2010, diakses pada Juli 2014

121 Dalam jurnal 2012,

122 Jurnal pendidikan universitas Garut vol.1 no.1 2007 diakses pada Juli 2014

Page 42: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

24

lain dilatarbelakangi oleh asal sekolah 87,5 % yang tidak pernah belajar bahasa

Arab hanya 25% yang menyukai bahasa Arab.123

Analisis kebutuhan sesungguhnya telah digunakan sejak lama.124

Namun,

dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Asing, terlebih lagi

bahasa Arab, belum banyak digunakan.125

Akan tetapi secara umum, analisis

kebutuhan senantiasa dilakukan dalam penyusunan kurikulum pendidikan. Artinya,

unsur ini merupakan sesuatu yang penting dalam pembelajaran.

Analisis kebutuhan sering digunakan dalam bisnis dan perusahaan.126

Selain

itu, dalam penyusunan kurikulum, ia selalu dijadikan sebagai data awal.127

Akan

tetapi, dalam pembelajaran, analisis kebutuhan ini sering diabaikan oleh pengajar,

pembelajaran berlangsung tanpa memperdulikan realitas dan harapan pembelajar.

Di dalam kurikulum terdapat silabus yang disusun dalam satuan acara perkuliahan

(SAP) dalam perkuliahan dan diurai dalam Rancangan Proses Pembelajaran (RPP).

Analisis kebutuhan dalam pembelajaran bahasa Inggris di Jepang, misalnya,

menghasilkan target capaian berupa keahlian (skill) staf manajerial di perusahaan.

Di universitas salah satu kota di padang menghasilkan ESP (English a Spesific Purpouse), yakni belajar bahasa Inggris untuk keterampilan khusus. Namun

penelitian tentang analisis kebutuhan dalam pembelajaran bahasa Arab belum

banyak dijumpai. Oleh karena itu penelitian ini mencoba menganalisis kebutuhan

pmbelajaran bahasa Arab.

Terkait dengan masalah keterampilan bahasa, seorang pembelajar bahasa

hendaknya mampu memperoleh keterampilan berbahasa Asing: yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

128 Pendapat di atas pun secara tersurat

menyatakan bahwa Psikolinguistik pun mempelajari pemerolehan bahasa oleh

manusia sehingga manusia mampu berbahasa.

Selama ini, dalam pembelajaran bahasa Asing, analisis kontrastif dan analisis

kesalahan merupakan pendekatan yang cukup trendi. Akan tetapi fenomena

demotivasi belajar bahasa Arab masih saja terjadi, terutama bagi pembelajar yang

123

Jurnal Hoistik vol 15 no.1, 2007. Diakses pada Juli 2014 124

Analisis kebutuhan dalam pembelajaran merupakan langkah awal dalam

merumuskan desain pembelajaran sebelum proses pembelajaran itu terjadi. Untuk

merumuskan kebutuhan perlu dilakukan beberapa tahapan. Glasgow menyebutkan 7

langkah: mulai dari pengumpulan informasi, identifikasi kesenjangan, analisis performansi,

identifikasi hambatan dan sumber, identifikasi karakteristik siswa, identifikasi prioritas dan

tujuan, perumusan masalah. Lihat Seels, Barbara dan Glasgow, Zita, Exercise in Instructional Design (Columbus: Merrii Publishing Company, 1990), 93.

125 Adapun yang sering terjadi adalah langkah pembuatan kurikulum yang berbasis

analisis kebutuhan, lihat Tarigan, Kurikulum bahasa (Bandung: Angakasa, 2010), 29 126

Analisis kebutuhan sering digunakan dalam Teknologi Informasi, dalam bisnis.

Dalam pemasaran sebuah media informasi seperti koran harian, biasanya selalu diawali

dengan survey kepada masyarakat tentang kebutuhan akan media tersebut. Selanjutnya

pihak penyedia memutuskan kebijakan sesuai kebutuhan yang ada tersebut. 127

Tarigan, Dasar-dasar Kurikulum Bahasa (Bandung: Angkasa, 2006), 90. 128

Tarigan, Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa (Bandung: Angkasa,

2009), 61-62.

Page 43: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

25

memiliki kapasitas bahasa Arab yang rendah karena tidak pernah belajar bahasa

Arab sebelumnya, sehingga disorientasi pembelajaran bahasa Arab pun tidak dapat

dihindarkan.129

Analisis Kebutuhan dalam pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition) memiliki kaitan erat dengan belajar dan pembelajaran bahasa

tidak terlepas dari komponen-komponen dalam belajar dan pembelajaran antara

lain: pembelajar, pengajar, materi, tujuan, sarana, dan evaluasi.130

Keberhasilan pembelajaran akan ditentukan oleh efektifnya peran masing-

masing komponen tersebut. Melalui pendekatan needs analysis, proses

pembelajaran diharapkan dapat berlangsung secara efektif dan sesuai dengan

orientasi belajar serta kompetensi yang diharapkan. Melalui analisis Kebutuhan

belajar bahasa Arab di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk

kasus di IAIN Raden Fatah Palembang, pendekatan dan metode apa yang sesuai

dengan kondisi homogenitas dan heterogenitas input.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan berdasarkan pendekatan, tujuan,

teknik pengolahan data dan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pendekatan yang

digunakan, penelitian ini adalah gabungan (mixed research) antara kuantitatif dan

kualitatif.131

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan metodologi penelitian

campuran antara kualitatif dan kuantitatif dengan skala likert untuk mengetahui

tingkat Analisis Kebutuhan dan pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa Arab

dan demografi untuk mengetahui kondisi faktual pembelajar bahasa Arab.132

Dengan pendekatan campuran antara kuantitatif dan kualitatif diharapkan

diperoleh gambaran yang baik tentang proses pembelajaran yang berlangsung

secara rinci sehingga dapat diprediksi prioritas pembelajaran yang diharapkan.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian ini, digunakan beberapa teknik antara lain

kuesioner, test, wawancara dan studi dokumen (dokumentasi).133

a. Kuesioner, yaitu menyebarkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan untuk memperoleh data tentang kondisi real pembelajaran di

IAIN Raden Fatah melalui hasil jawaban mahasiswa. Metode ini digunakan

untuk memperoleh gambaran tentang kebutuhan mahasiswa dalam belajar

bahasa Arab pakah menjadi kebutuhan normatif, kompetitif, rasa

kebanggaan, tambahan, masa depan atau kebutuhan mendesak. Selain itu

dengan angket tersebut diharapkan dapat memperoleh data tentang metode

129

Hasil observasi di lapangan kepada mahasiswa prodi umum di IAIN Raden Fatah

Palembang, 2014. 130

Tarigan, Pengajaran Kompetensi Bahasa (Bandung: Rineka Cipta, 2001), 37 131

Sebuah penelitian yang didasarkan pada konsep mutu (kualitas) atau bersifat

kualitatif bukan jumlah atau angka-angka. Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, 143 132

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Al-Fabeta, 2007), 298 133

Emzir, Metodologi Penelitian, 19

Page 44: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

26

mengajar dosen menurut mahasiswa, materi ajar dan fasilitas134

belajar yang

digunakan.

b. Test.135

Metode ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bahasa Arab

setelah mempelajari bahasa Arab.

c. Wawancara, digunakan untuk memperoleh gambaran tentang komponen-

komponen pembelajaran dari responden langsung.136

Kepada para dosen

pengajar bahasa Arab, terkait dengan metode yang digunakan, materi ajar

yang disampaikan dan fasilitas yang tersedia. Wawancara juga dilakukan

kepada para pengelola lembaga yang bertanggung jawab atas institusinya.

d. Dokumentasi, suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, hasil karya

maupun elektronik.137

Dalam hal ini, yang akan diteliti adalah kurikulum, dan

silabus yang digunakan pada prodi-prodi yang ada di fakultas, terkait dengan

pembelajaran bahasa Arab.

3. Pendekatan dan Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan

kategori masing-masing sesuai dengan sifat dan kebutuhan. Metode yang

digunakan adalah metode kuesioner untuk memperoleh data tentang situasi saat

penelitian berlangsung dan wawancara yang dilakukan kepada para pegajar bahasa

Arab untuk memperoleh gambaran tentang metode yang digunakan, materi atau

bahan ajar yang dipakai, dan fasilitas belajar yang tersedia. Selain itu, peneliti

menggunakan metode test yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar

mahasiswa. Data tentang aspek-aspek terkait dengan Analisis Kebutuhan yang

telah terkumpul dianalisis secara kuantitatif menggunakan skala likert untuk

mengetahui tingkat Kebutuhan belajar dan urgensi bahasa Arab bagi mahasiswa.

Selain itu, metode mengajar, bahan ajar, fasilitas dan hasil belajar juga

dikategorikan menjadi tinggi sedang dan Rendah. Setelah diperoleh klasifikasi dan

kategori data tersebut kemudian dianalisis korelasi koefisiensi antara aspek-aspek

yang tersebut untuk memperoleh temuan tentang hubungan kebutuhan kebutuhan

134

Di Perguruan tinggi fasilitas dibagi menjadi dua: fisik dan non-fisik. Fasilitas fisik

meliputi ruang dan perlengkapan belajar di dalam kelas seperti buku ajar, media belajar,

laboratorium, dsb yang berfungsi menunjang proses pembelajaran berlangsung. Adapun

fasilitas non fisik berupa kesempatan, pendanaan dan berbagai aturan pimpinan

kelembagaan. Wa Muna, Metodologi Pembelajaran..., 33-34. 135

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti untuk

memperoleh gambaran tentang proses yang terjadi secara langsung di lokasi penelitian.

Lihat Black James dan Dean J Champion, Method an Issues in Social Research (New York:

Wiley and Sons Inc, 1976, 286-288. 136

Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti kepada responden.

Untuk memperoleh hasil wawancara yang efektif perlu memperhatikan kaidah-kaidah yang

dapat merespons secara situasional dan penuh kepekaan. Lebih lanjut baca Emzir,

Metodologi Penelitian Pendidikan, 169-172 137

Dokumentasi adalah informasi yang tersimpan dalam form. Adapun yang tersedia

berupa budget, laporan-laporan, memo, arsip, dll.

Page 45: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

27

belajar bahasa Arab, urgensi bahasa Arab, metode, materi ajar dan fasilitas belajar

dengan hasil belajar bahasa Arab. Data kualitatif diperlukan untuk menjelaskan

sebab-sebab terjadinya fenomena pada data kuantitatif dan prediksi alternatif dari

hasil penelitian ini.

4. Sumber Data

Sumber data adalah subjek penelitian di mana data dapat diperoleh. Apabila

wawancara atau kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data penelitan

maka orang yang diwawancarai atau menjawab kuesioner adalah respoden.138

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pembelajar bahasa Arab

(mahasiswa) dari beberapa fakultas dengan kategori prodi keagamaan, prodi umum,

prodi kebahasaaraban dan Kelas internasional sejumlah 134 dan dan dosen

(pengajar) di IAIN Raden Fatah Palembang. Sumber data primer dalam penelitian

ini adalah hasil kuesioner, wawancara, test dan dokumentasi. Adapun sumber

sekunder terdiri dari jurnal, surat kabar, disertasi atau Tesis yang berhubungan

dengan proses pembelajaran bahasa Arab di IAIN Raden Fatah ini. Adapun jenis

data penelitian ini adalah campuran antara kuantitatif dan kualitatif.139

5. Metode Analisis Data

Ada dua jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif dianalisis menggunakan sekala likert dan dihitung

menggunakan SPSS dengan analisis regresi linear sederhana. Sedangkan data

kualitatif dianalisis secara induktif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan

menggunakan metode induktif. Menurut Bogdan dan Biklen140

data yang telah

diperoleh dan terkumpul dalam pengamatan (observasi partisipan), wawancara dan

dokumentasi digambarkan kembali dalam penulisan secara kualitatif, yaitu

menggambarkan kembali sesuai data-data yang diperoleh di lapangan dan

menjelaskan serta menganalisa permasalahan yang diteliti dalam bentuk kalimat

yang diuraikan secara sistematis dengan berpedoman pada landasan teori yang

berhubungan dengan pembahasan untuk mencari pemecahan masalah.

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu, mereduksi data (data reduction), menyajikan

data (data display), dan menyimpulkan data (data conclusion drawing/verification).141

138

Amirul Hadi dan H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung:

Pustaka Setia, 2005), 135 139

Penelitian kualitatif didasarkan pada realitas yang subjektif, tidak bebas nilai,

informal, personal dan induktif. Lihat J.W Creswell, Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approach (London: Sage Publication, 2003), 6

140 Moleong,Metode Penelitian Kualitatif, (Yogakart: 2010), 248

141 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D..., 246.

Page 46: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

28

a. Data Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang

sudah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, data mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.142

Data yang direduksi dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan

dan hasil wawancara yang dilakukan dilokasi penelitian berupa data yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di IAIN Raden Fatah Palembang,

menyangkut persoalan metode, materi ajar dan fasilitas belajar. Wawancara

dilakukan kepada para dosen dan pengelola institusi.

b. Data Display (Penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data

yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif.143

. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penyajian

informasi melalui bentuk teks naratif. Artinya data mengenai pelaksanaan

pembelajaran bahasa Arab di IAIN Raden Fatah Palembang akan disajikan peneliti

dalam bentuk cerita. Kemudian data tersebut diringkas dan disajikan dalam bentuk

kalimat yang dapat dimengerti oleh semua pihak. Misalnya, hasil wawancara dapat

dilampirkan namun inti atau isi disebutkan dalam uraian disertasi.

c. Conclusion Drawing/verivication Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan suatu penyimpulan disetiap makna yang

muncul dari data mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di IAIN Raden

Fatah Palembang, guna mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena-fenomena

dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.144

Metode

Kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang

merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak145

.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, pembahasan disertasi ini dibahas secara bab perbab.

Bab pertama merupakan bagian pendahuluan yang berisi tentang latar

belakang masalah, batasan dan rumusan masalah. Bagian ini menggambarkan

bahwa dinamika pembelajaran bahasa Arab yang cukup signifikan, sehingga

142

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D..., 247. 143

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 326. 144

Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, Bandung: 2008), 56 145

Sugiyono, Statistik Non Parametrik (Bandung: Alfabeta, 2008), 9

Page 47: ANALISIS KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38768/1/Achmad... · 3. Bapak Prof. Didin Syaifudin, selaku Wakil Direktur bidang

29

menyebabkan berbagai pandangan dan perdebatan yang tajam dalam pembelajaran

bahasa Arab. Tujuan dan manfaat penelitian dijadikan pijakan awal untuk

melakukan analisis pokok permasalahan yang akan di teliti. Sedangkan tinjauan

penelitian terdahulu yang relevan bermanfaat untuk menempatkan posisi penelitian

ini dari kajian terdahulu. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan guna mempermudah dalam proses

pengumpulan dan analisis data. Sistematika penulisan untuk menggambarkan

secara menyeluruh keterkaitan satu bab dengan bab lainnya.

Bab kedua merupakan kajian teori yang membahas tentang teori analisis

kebutuhan untuk menggambarkan perspektif para linguis tentang Eksistensi

‚Analisis Kebutuhan‛ dalam Pendekatan linguistik, Cooperative learning dalam

Pembelajaran bahasa Arab, Pembelajaran efektif berbasis Kebutuhan Belajar.

Bab ketiga merupakan kajian inti awal dari penelitian ini yang menganalisis

situasi pembelajaran yang berlangsung di IAIN Raden Fatah Pelembang meliputi:

tingkat kebutuhan belajar bahasa Arab mahasiswa di IAIN Raden Fatah, urgensi

memahami bahasa Arab, metode yang digunakan dosen, materi ajar dan fasilitas

belajar serta hasil belajar bahasa Arab mahasiswa. Selanjutnya pada Bab ini akan

diuraikan korelasi koefisiensi antara aspek-aspek tersebut berdasarkan jenis

kelaminnya dan berdasarkan latar belakang prodi mahasiswa sehingga diperoleh

gambaran kongkrit.

Bab keempat, sebagai bagian dari bab inti kajian ini akan difokuskan pada

Target situasi (Target Situation Analysis=TSA) meliputi aspek-aspek pendukung

data bab sebelumnya terkait dengan situasi pembelajaran bahasa Arab meliputi :

komitmen institusi, akurasi metode dengan kondisi mahasiswa, materi ajar yang

sesuai dan fasilitas belajar yang representative serta konsep alternatif pembelajaran

efektif berdasarkan analisis kebutuhan pembelajar.

Bab kelima merupakan akhir dari bab inti penelitian ini yang akan

menjelaskan kesimpulan dari disertasi dan rekomendasi.