Analisis Kasus Pada Persamaan
-
Upload
ario-nugroho-p -
Category
Documents
-
view
524 -
download
7
Transcript of Analisis Kasus Pada Persamaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hukum-hukum alam yang mendasari perubahan-perubahan di alam ini dinyatakan
dalam bentuk persamaan yang memuat laju perubahan dari suatu kuantitas, yang tak lain adalah
berupa persamaan diferensial. Banyak kasus yang melibatkan hukum pendinginan
newton. Banyak perubahan jumlah karena saat berlangsung seperti uang dalam tabungan
atau suhu minuman menyegarkan atau massa pendingin. Di sini kita akan tertarik dalam
membuat prediksi tentang jumlah perubahan tersebut. Perhitungan ini biasanya diulang
beberapa kali dan merupakan contoh dari algoritma. Karena sejumlah besar perhitungan
ulang, kita biasanya menggunakan beberapa alat komputasi. Perhatikan pendinginan baik-
diaduk cair seperti secangkir kopi. Di sini kita ingin memprediksi suhu cairan yang diberikan
pada beberapa observasi awal
(http://www4.ncsu.edu/eos/users/w/white/www/white/ma325/HTlec1.pdf)
Hukum Newton membuat pernyataan tentang tingkat seketika perubahan suhu. Kita
akan melihat bahwa ketika kita menerjemahkan pernyataan verbal ke dalam persamaan
diferensial, kita sampai pada sebuah persamaan diferensial. Solusi untuk persamaan ini maka
akan menjadi fungsi yang melacak catatan lengkap suhu dari waktu ke waktu. Hukum Newton
akan memungkinkan kita untuk memecahkan masalah tersebut.
B. Permasalahan
1
Yang menjadi permasalahan pokok dalam makalah ini adalah bagaiamana membuat
permodelan proses pendindinan Newton dan perpinndahan kalor pada sebuah termos serta
bagaimana mengetahui distribusi aliran kalor pada sebuah termos (sebuah atudi kasus)
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencari solusi persamaan permodelan
proses pendinginan Newton serta mencari solusi fenomena distribusi aliran kalor untuk dapat
mengetahui distribusi temperature dalam termos.
D. Hipotesis
Pada kasus proses pendinginan air akan cenderung mengikuti hokum proses
pendinginan Newton dan diatribusi aliran kalor dalam termos (studi kasus) mengikuti distribusi
Maxwell.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laju perpindahan panas pada suatu rongga dihitung berdasarkan hukum newton
pendinginan. Sedangkan koeffisien perpindahan panas konveksi (h) Pada rongga dipengaruhi
oleh : perbedaan temperature dari kedua dinding pembatas, selain itu juga merupakan fungsi
dari geometri rongga , orientasi dari rongga dan sifat-sifat yang dimiliki fluida (Ousthuizen H
Patrick, David Naylor, (1999).
Besarnya laju perpindahan panas antara dua permukaan yang membentuk rongga
sangat dipengaruhi pula oleh kondisi sifat-sifat (properties) , yaitu ; tekanan, temperatur,
massa jenis, konduktivitas, viskositas dan sebagainya dari fluida yang berada di dalam rongga
tersebut. Untuk mengurangi laju perpindahan panas pada suatu rongga (cavity), cara
penghampaan (pemvakuman) merupakan suatu metode yang sangat popular didalam
kehidupan sehari-hari. Cara ini sering digunakan pada thermos, pelat-pelat absorber pada
pemanas matahari, sebagai isolasi untuk mengurangi kehilangan panas pada reaktor nuklir,
pendinginan pada tangki sampah radioaktif, ventilasi ruangan
(Roth A, (1989).
Jika benda panas, seperti secangkir kopi, ditempatkan dalam lingkungan yang dingin
suhu turun. Kita tahu dari pengalaman pribadi bahwa hari-hari berangin merasa lebih dingin
dari hari tenang. Bahkan, selama musim dingin laporan cuaca yang sering termasuk "faktor
angin dingin" di samping suhu.
Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan suhu suatu benda
sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu ruang (yaitu suhu sekitarnya).
3
Hukum Newton membuat pernyataan tentang tingkat perubahan suhu yang seketika. Kita
akan melihat bahwa ketika kita menerjemahkan pernyataan verbal ke dalam persamaan
diferensial, kita sampai pada sebuah persamaan diferensial. Solusi untuk persamaan ini maka
akan menjadi fungsi yang melacak catatan lengkap suhu dari waktu ke waktu. Hukum Newton
akan memungkinkan kita untuk memecahkan masalah berikut.
Dengan menggunakan fakta bahwa adalah konstan untuk menghilangkan
turunannya, dan kami terpasang di untuk Dengan mendefinisikan variabel baru
ini,
Solusinya adalah
Kita dapat menggunakan hasil ini untuk menyimpulkan (dengan memasang
dan Yang
Oleh karena itu,
Kasus khusus :
4
1. Asusmsikan bahwa T (0 )=T 0>T , maka hokum pendinginan Newton dapat
dituliskan :
Dengan metode separasi variable dan mengitegralkan persamaan diatas maka di
peroleh :
Jika T (0 )=T 0 maka :
Dan
Oleh sebab itu kita peroleh :
2. Asumsikan bahwa T (0 )=T 0< A
Sehingga panas benda dapat di gambarkan seperti pada persamaan berikut :
Dengan cara yang sama seperti pada kasus pertama maka kita dapatkan :
Secara dari kedua kasus diatas maka dapat dituliskan sebagai :
http://portal.tpu.ru:7777/SHARED/k/KONVAL/Sites/English_sites/Site4/6/6_03-2.htm
5
Segera setelah secangkir kopi panas dituang, itu mulai dingin. Proses pendinginan
sangat cepat pada awalnya, dan kemudian level off. Setelah jangka waktu yang panjang, suhu
kopi akhirnya mencapai suhu kamar. variasi suhu untuk objek pendingin seperti itu dirangkum
oleh Newton. Dia menyatakan bahwa tingkat di mana tubuh mendinginkan hangat kira-kira
sebanding dengan perbedaan suhu antara suhu benda hangat dan suhu sekitarnya. Lain
matematis:
ΔTΔt
=−k (T−C )
dimana ΔT merupakan perubahan suhu benda selama selang waktu yang sangat kecil, Δt . T
adalah suhu tubuh di instan tertentu, C adalah suhu sekitarnya, dan k adalah konstanta
proporsionalitas. Persamaan ini dapat diselesaikan untuk T menggunakan teknik canggih:
T−C=(T−T 0 )e−(kT )
T−C=Te−( kT )−T 0e− ( kT )
mana T0 adalah suhu tubuh saat t = 0. Dalam latihan ini, Anda akanmenyelidiki variasi
suhuuntuk objekpendinginan dan berusaha untuk memverifikasimodel matematika yang
dikembangkan oleh Newton.
dTdt
=−k (T t−T a)ddt
(T t−T a)=dT t
dt−
dT a
dt
Perhatikan bahwa DTA / dt adalah 0 sehingga
6
∫ dTT
=∫−kdt
ln T=−ktT=e−kt
T (0 )=T (0 ) e−kt
T (t )=T (0 ) e−kt
http://answers.yahoo.caom/question/index?qid=20090727232050AAL6zBr
7
dTdt
=−k (T t−T a)ddt
(T t−T a)=dT t
dt−
dT a
dtdTdt
=−kT
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kasus pada persamaan : T (t )=T +T a ekt
To T Ta=To-T t(mnt) k kt exp(kt) T(t)100 10 90 10 -0.05949 -0.5949 0.551618 55.16177100 10 90 20 -0.05949 -1.1898 0.304282 30.42821100 10 90 30 -0.05949 -1.7847 0.167847 16.78474100 10 90 40 -0.05949 -2.3796 0.092588 9.258761100 10 90 50 -0.05949 -2.9745 0.051073 5.107296100 10 90 60 -0.05949 -3.5694 0.028173 2.817275100 10 90 70 -0.05949 -4.1643 0.015541 1.554059100 10 90 80 -0.05949 -4.7592 0.008572 0.857246100 10 90 90 -0.05949 -5.3541 0.004729 0.472872100 10 90 100 -0.05949 -5.949 0.002608 0.260845100 10 90 110 -0.05949 -6.5439 0.001439 0.143887100 10 90 120 -0.05949 -7.1388 0.000794 0.07937100 10 90 130 -0.05949 -7.7337 0.000438 0.043782100 10 90 140 -0.05949 -8.3286 0.000242 0.024151100 10 90 150 -0.05949 -8.9235 0.000133 0.013322100 10 90 160 -0.05949 -9.5184 7.35E-05 0.007349100 10 90 170 -0.05949 -10.1133 4.05E-05 0.004054100 10 90 180 -0.05949 -10.7082 2.24E-05 0.002236100 10 90 190 -0.05949 -11.3031 1.23E-05 0.001233100 10 90 200 -0.05949 -11.898 6.8E-06 0.00068
Suhu suatu benda atau suatu fluide tertentu akan menurun seiring dengan waktu yang
berjalan, yang mana makin lama waktunya maka fluida akan temperaturnya akan makin
menurun. Pada kasus ini mengalamai penurunan temperature yang kritis. Hal ini terlihat kita
pada temperature 1000C di biarkan dalam waktu 10 menit maka temperaturnya menjadi
55.161770C dan sampai pada waktu 200 menit temeparturnya menjadi 0.000680C seperti
terlihat pada gambar dibawah.
8
0 50 100 150 200 2500
10
20
30
40
50
60
T(t)Linear (T(t))
Waktu (t)
Tem
pera
tur T
(t)
Analisis Kasus pada persamaan : T (t )=T +T a e−kt
Ta T Ta=To-T t(mnt) k kt exp(-kt) T(t)
100 10 90 10 0.060545 0.60545 0.545829 59.1245
9
100 10 90 20 0.060545 1.2109 0.297929 36.8136
1
100 10 90 30 0.060545 1.81635 0.162618 24.6356
4
100 10 90 40 0.060545 2.4218 0.088762 17.9885
5
100 10 90 50 0.060545 3.02725 0.048449 14.3603
8
100 10 90 60 0.060545 3.6327 0.026445 12.3800
2
100 10 90 70 0.060545 4.23815 0.014434 11.2990
8
100 10 90 80 0.060545 4.8436 0.007879 10.7090
8
100 10 90 90 0.060545 5.44905 0.0043 10.3870
3
100 10 90 100 0.060545 6.0545 0.002347 10.2112
5
100 10 90 110 0.060545 6.65995 0.001281 10.1153
1100 10 90 120 0.06054 7.2654 0.000699 10.0629
9
5 4
100 10 90 130 0.060545 7.87085 0.000382 10.0343
5
100 10 90 140 0.060545 8.4763 0.000208 10.0187
5
100 10 90 150 0.060545 9.08175 0.000114 10.0102
4
100 10 90 160 0.060545 9.6872 6.21E-05 10.0055
9
100 10 90 170 0.060545
10.29265 3.39E-05 10.0030
5
100 10 90 180 0.060545 10.8981 1.85E-05 10.0016
6
100 10 90 190 0.060545
11.50355 1.01E-05 10.0009
1
100 10 90 200 0.060545 12.109 5.51E-06 10.0005
Suhu suatu benda atau suatu fluida tertentu akan menurun seiring dengan waktu yang
berjalan, yang mana makin lama waktunya maka fluida akan temperaturnya akan makin
menurun. Hal ini terlihat kita pada temperature 1000C di biarkan dalam waktu 10 menit maka
temperaturnya menjadi 59.124590C dan sampai pada waktu 200 menit temeparturnya menjadi
10.00050C seperti terlihat pada gambar dibawah.
10
0 50 100 150 200 2500
10
20
30
40
50
60
70
T(t)Linear (T(t))
Waktu (t)
Tem
pera
tur T
(t)
Dua sumber utama dari adanya daya disipasi yaitu dari radiasi dinding termos dan
konduktansi termal antara udara diantara dinding – dinding termos. Daya radiasi dari dalam
dinding termos negative
Jr (0 )=εσ A(T 4−To4)
Yang mana
T = suhu pada teh
T0 = suhu lingkungan
σ = konstatanta Stefan-blotzman = 5,7 . 10−8 W /m2 K 4
Daya disipasi konduktifitas termal pada udara seharusnya dapat mengestimasi
keadaan yang sebenarnya, saat tekanan, rata – rata molekul udara adalah λ≈1 cm . Oleh
11
sebab itu, terjadi tumbukan antara molekul – molekul yang bergerak satu dinding termos
kedinding yang lainya. Kita dapat mengasumsikan bahwa λ≥d ( d adalah jarak antara
dinding – dinding). Dalam regime ini konduktansi termal sebanding dengan tekanan ( jika
λ << d , maka akan bergantung pada tekanan). Diasumsikan setelah molekul menumbuk
dinding – dinding, maka akan memeperoleh temperature pada dinding. Setelah dari awal
mengenai dinding, molekul ini akan membawa energy sebesar :
ε=Cv (T−T o )
Dimana untuk di uadara Cv=
52
k B. Banyaknya tumbukan molekul pada dinding
bagian dalam interval waktu dt di berikan oleh :
dN=n ⟨υ ⟩
4Adt
Dimana n adalah kosentrasi molekul dan ⟨υ⟩ adalah kecepatan rata – rata molekul.
⟨υ⟩=∫0
∞
υf (υ ) dυ=4πC∫0
∞
υ3 e−mυ2
2τ dυ
=4 πC12∫0
∞υ2 e
−mυ2
2τ dυ2 =2πC∫0
∞υ3e
−mx2
2 τ dx
=−2 πCdda ∫0
∞e−ax dx=−2 πC
dda
1a
=2 πC1
a2
=2 π (m2 πτ )32 (2 τ
m )2
=√8 τπm
=√8RT 0
πμ
12
Daya termal konduktansi adalah :
J t=εdNdt
=52
kB (T−T 0)n ⟨υ⟩
4A
Substitusi
n= PkB T o
dan
⟨υ⟩=√ 8 RTo
μπ maka di peroleh :
J t=εdNdt
=52
kB (T−T 0)n ⟨υ⟩
4A
J t=εdNdt
=52
kB (T−T 0)n⟨υ ⟩4
A
J t=52
kB (T−T 0) Pk BT 0
14 √8 RT0
πμA
J t=58 (T−T 0) P
T 0 √8 RT 0
πμA=5
8 (TT 0
−1)PA √8 RT 0
πμ
Juga, kita dapat melihat loss radiasi pada hal yang sama pada magnitude sebagai
parameter - parameter konduktansi termal. Oleh karena itu, pada termos hanya dapat
memperbaiki kedua-duanya dim kurangi emeistifiti dan tekanan residu antara dinding –
dinding. Energy disipasi didefinisikan sama dengan perubahan energy pada teh yang
bermassa m :
13
−Cm dT=(J r+J t ) dt
−CmdTdt
=εσ A (T 4−T04)+ 5
8 (T−T 0) PA √ 8 Rπμ T 0
−CmdTdt
≈εσ A (T−T0 )4~T 3+58 (T−T 0) PA √ 8 R
πμ T 0
Dimana
~T=(T +T 0
2 ). Ketika waktu t untuk teh menjadi dingin dari
temeperatur awal Ti sampai pada temperatur akhir Tf, diberikan oleh :
t≈Cm ln|
T i−T 0
T f−T 0
|
A(4 εσ {~T¿¿ 3+ 5
8P√ 8 R
πμ T 0)
Panas lossnya di berikan oleh :
Jτ1=Cm (T2−T 1)+Q1
Dan
Q2=Cm ΔT
,
τ 2=τ1
2
14
Q1=2Q2=2 Cm ΔT
Jτ1=Cm (T2−T 1)+Q1=Cm (T 2−T1 )+2 Cm ΔT=Cm (T2−T 1+2 ΔT )
m=Jτ1
C (T 2−T 1+2 ΔT )
n=nf (v ) v2 dv sin θdφdθ
R=nA∫0
2 πdφ∫0
∞f (v ) v3 dv∫0
π /2sin θ cosθdθ=π An∫0
∞v3 f ( v ) dv
Kecepatan rata – rata di definisikan sebagai :
⟨v ⟩=∫0
2 πdφ∫0
∞vf (v ) v2 dv∫0
πsin θdθ=4 π∫0
∞v3 f (v ) dv
Dari persamaan :
∫0
2 πdφ∫0
∞f (v ) v3 dv∫0
π /2sin θ cosθdθ=π An∫0
∞v3 f (v ) dv
dan
⟨v ⟩=∫0
2 πdφ∫0
∞vf (v ) v2 dv∫0
πsin θdθ=4 π∫0
∞v3 f (v ) dv
, diperoleh
R=n⟨v ⟩4
A
Maka
dEdt
=RΔε=n⟨v ⟩4
AΔε=18
nτ ⟨v ⟩ A
Transfer panas :
dEdt
=dQdt
=18
nτ ⟨v ⟩ A dan
R=n⟨v ⟩4
A
R=−d (nV )dt
=−Vdndt
=n ⟨v ⟩4
A
dndt
=−n ⟨v ⟩4V
A
Solusi dari persamaan diatas, kita dapat menguraikan perubahan densitas :
15
n (t )=ne
−tt0
, dimana t0≡
4 VA ⟨v ⟩
Oleh karena itu di dapatkan aliran panasnya yaitu :
dQdt
=18
nτA ⟨v ⟩ e− t
t0
Banyaknya molekul – molekul yang bertumbukan pada permukaan N tiap waktu diberikan oleh :
N=n ⟨v ⟩
4t
dan N0=
4 A
πd2
Hubungan dari kedua persamaan diatas dapat di tuliskan sebagai N≤γN 0 .
Atau untuk tiap 1 m2 pada permukaan di berikan oleh :
n ⟨v ⟩4
t≤γ4
πd2
Kecepatan rata – rata : ⟨v ⟩=√ 8 τ
πμ=√ 8 RT
πμ dan n= P
kB T o sehingga si
peroleh : P≤
16 γkBT
πd2 t ⟨v ⟩
Persamaan diatas adalah merupakan besarnya kalor yang berkontaminasi dengan permukaan termos.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada proses pendinginan air
cenderung mengikuti hokum pendinginan Newton yang mana bahwa temperature suatu fluida
16
akan menurun seiring dengan waktu yang makin meningkat, hal ini terlihat pada saat Hal ini
terlihat pada kasus pertama Pada kasus ini mengalamai penurunan temperature yang kritis.
Hal ini terlihat kita pada temperature 1000C di biarkan dalam waktu 10 menit maka
temperaturnya menjadi 55.161770C dan sampai pada waktu 200 menit temeparturnya menjadi
0.000680C dan pada kasus kedua pada temperature 1000C di biarkan dalam waktu 10 menit
maka temperaturnya menjadi 59.124590C dan sampai pada waktu 200 menit temeparturnya
menjadi 10.00050C.
17