ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN.docx

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini air merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh kegiatan manusia, baik dalam limbah kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya. Air buangan berupa limbah cair umumnya mengandung at mengganggu keseimbangan alam yang menimbulkan ancaman bagi manusia. Adanya pencemaran yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari kawasan industri, areal pertanian, maupun limbah rumah tangga akan merubah sifat-sifat fisika dan kimia yang akan menurunkan kualitas air.,orida dapat mengiritasi sistem pernafasan dalam bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir dan dalam bentuk cair bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm dapat berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam. Penentuan kadar khlorida di lakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode titrasi argentometri 1

Transcript of ANALISIS KADAR KHLORIDA PADA AIR DAN AIR LIMBAH DENGAN.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDewasa ini air merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena sudah banyak air yang tercemar oleh kegiatan manusia, baik dalam limbah kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri dan kegiatan lainnya. Air buangan berupa limbah cair umumnya mengandung at mengganggu keseimbangan alam yang menimbulkan ancaman bagi manusia. Adanya pencemaran yang disebabkan oleh limbah yang berasal dari kawasan industri, areal pertanian, maupun limbah rumah tangga akan merubah sifat-sifat fisika dan kimia yang akan menurunkan kualitas air.,orida dapat mengiritasi sistem pernafasan dalam bentuk gas dapat mengiritasi lapisan lendir dan dalam bentuk cair bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi 3,5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm dapat berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam. Penentuan kadar khlorida di lakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah metode titrasi argentometri dan metode spektrofotometer. Penggunaan metode titrasi argentometri merupakan metode yang klasik untuk analisis kadar khlorida yang di lakukan dengan mempergunakan AgNO3 0,0136 N dan indikator K2Cr2O4 5% kelebihan analisis khlorida dengan cara ini yaitu pelaksanaannya mudah dan cepat, memiliki ketelitian dan keakuratan yang cukup tinggi dan dapat di gunakan untuk menentukan kadar yang memiliki sifat yang berbeda-beda, sedangkan dengan menggunakan metode spektrofotometer adalah metode yang di gunakan untuk mengukur jumlah atau konsentrasi suatu zat berdasarkan panjang gelombangnya, kelebihan dari metode ini adalah pada alatnya telah di lengkapi dengan sistem komputer sehingga mudah di operasikan, sederhana dan memiliki nilai yang akurat dalam hasil analisa.1.2 Rumusan Masalah1. Berapakah kadar khlorida yang terkandung pada air dan air limbah yang di analisa?2. Mengapa menggunakan metode argentometri untuk menentukan kadar khlorida pada air dan air limbah ?

1.3 TujuanUntuk mendapatkan hasil analisis khlorida dengan nilai keakuratan yang tinggi dengan pemilihan metode yang sesuai pada analisis air dan air limbah.1.4 ManfaatHasil yang di peroleh dari penulisan ini di harapkan dapat membantu memberikan informasi tentang kadar khlorida dengan menggunakan metode analisis argentometri pada air dan air limbah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pencemaran AirAir merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi. Bumi dilingkupi air sebanyak 70 %, sedangkan sisanya 30 % berupa daratan. Udara mengandung zat cair atau uap air sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air mulai dari mandi, membersihkan tempat tinggal, makan dan minum sampai kegiatan yang lainnya. (Gabriel, 2001)Berdasarkan peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor. 82 tahun 2001 menyebutkan : Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.Menurut Wardhana (1995) indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui: Adanya perubahan suhu air. Adanya perubahan Ph atau konsentrasi hidrogen. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Adanya mikroorganisme. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,tetapi air dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaannya kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Pencemaran air juga dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan udara serta penggunaan lahan tanah dan daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh kebumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air kedaerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengelolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan. Banyak sekali penyebab terjadinya pencemaran air, yang akhirnya bermuara ke lautan yang menyebabkan pencemaran pantai dan air laut sekitarnya. (Darmono,2001)

2.2. Pengertian Limbah cairPengertian limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. . (Robert et al, 2005) Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan hidup dan sumber daya. Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. (http://www.blogger.com)Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air dalam proses produksi. Di industri fungsi dari air antara lain :a. Sebagai air pendingin. Berfungsi untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses b. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku.c. Sebagai air proses , misalnya sebagai umpan boiler pada pabrik minuman.d. Untuk mencuci dan membilas produk atau gedung serta instalasi. (Ricki,2005).

2.3. Pengertian Khlorida2.3.1. Tinjauan TeoritisKlorida (Cl-) adalah salah satu senyawa umum yang terdapat pada perairan alam. Senyawa-senyawa klorida tersebut mengalami proses disosiasi dalam air membentuk ion. Ion klorida pada dasarnya mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion ini juga tidak dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik. Tetapi kelebihan garam klorida dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Oleh karena itu sangat penting dilakukan analisa terhadap Klorida, karena kelebihan klorida dalam air menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di pinggiran badan air. (Achmad, 2004)

2.3.2 Kebanyakan khlorida larut dalam air. Merkurium(I) khlorida (HgCl2), perak khlorida (AgCl), timbel khlorida (PbCl2) merupakan senyawa yang sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air mendidih sedangkan tembaga(I) klorida (CuCl), bismuth oksiklorida (BiOCl), stibium oksiklorida (SbOCL) dan merkurium(II) oksiklorida Hg2OCl2 tidak larut dalam air. Uji Kualitatif KhloridaUntuk mempelajari reaksi - reaksi ini, dipakai larutan natrium khlorida, NaCl 0,1 M1) Dengan Asam Sulfat PekatKhlorida terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraiannya adalah sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan pelepasan hidrogen khlorida, Cl- + H2SO4 HCl + HSO4-Produk ini dapat dikenali dari baunya yang merangsang dan dihasilkannya asap putih, yang terdiri dari butiran halus asam khlorida, ketika kita meniup melintasi mulut tabung, dari pembentukan kabut putih ammonium klorida, bila sebatang kaca yang dibasahi dengan larutan amoniak dipegang dekat mulut bejana , dan dari sifatnya yang mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.

2) Dengan Mangan Dioksida dan Asam Sulfat PekatJika khlorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk pengendapan yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan campuran dipanaskan perlahan-lahan, klor akan dilepaskan yang dapat diideantifikasi dari baunya yang menyesakan nafas, warnanya yang hijau kekuningan, sifatnya yang memutihka kertas lakmus basah, dan mengubah kertas kalium iodida kanji menjadi biru. Hidrogen klorida yang mula- mula terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.MnO2 + 2 H2SO4 + 2 Cl- Mn2+ + Cl + 2 SO42- + 2 H2O

3) Dengan Larutan Perak NitratEndapan perak khlorida, yang seperti dadih dan putih. Ia tidak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan amoniak encer dan dalam larutan larutan kalium sianida dan tiosulfat.Cl - + Ag + AgCl AgCl + 2 NH3 [ Ag (NH3)2] + + Cl- [ Ag (NH3)2] + + Cl- + 2 H+ AgCl + 2 NH4+Jika endapan perak khlorida ini disaring, dicuci dengan air suling, lalu dikocok dengan larutan natrium arsenit, endapan di ubah menjadi perak arsenit yang kuning. Hal ini lah yang membedakan dengan perak bromida dan perak iodide, yang tidak di pengaruhi oleh pengelolahan ini. Reaksi ini boleh di pakai sebagai uji pemastian terhadap klorida.3 AgCl + AsO33- Ag3AsO3 + 3 Cl

4) Dengan Larutan Timbel AsetatEndapan putih timbal khlorida , PbCl2 dari larutan yang pekat2 Cl - + Pb 2+ PbCl2 ( Vogel,1985)

2.4. Titrasi ArgentometriA. PrinsipDasar titrasi argentometri adalah reaksi pengendapan (presipitasi) di mana zat yang khendak ditentukan kadarnya di endapkan oleh larutan baku AgNO3. Zat tersebut misalnya garam garam halogenida ( Cl, Br, I ), sianida ( CN ), tiosianida (SCN) dan fosfat.B. Jenis Jenis Titrasi Argentometri Metode MohrSeperti halnya suatu system asam basa dapat di gunakan sebagai suatu indicator untuk titrasi asam basa, maka pembentukan endapan yang lain dapat digunakan untuk menunjukan kesempurnaan suatu titrasi pengendapan. Contoh untuk keadaan demikian adalah yang disebut dengan titrasi mohr dari khlorida dengan ion perak yang dalam hal ini ion khromat di gunakan sebagai indikator. Penampilan utama yang tetap dari endapan perak khromat yang kemerah merahan di anggap sebagai titik akhir titrasi. Titrasi mohr terbatas pada larutan larutan dengan harga pH dari kira kira 6 10. Cara mohr dapat juga di gunakan untuk titrasi ion bromide dengan perak dan juga ion sianida dalam laruta sedikit alkalis. Perak tidak dapat dititrasi secara langsung dengan klorida dengan menggunakan indikator khromat. Endapan perak khromat yang semula ada, larut kembali hanya dengan perlahan lahan dekat titik ekuivalen. Akan tetapi larutan khlorida standart dalam jumlah berlebih dapat ditambahkan dan kemudian dititrasi kembali menggunakan indikator khromat ( Underwood,1994 )

Metode VolhardCara volhard di dasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi ( III ) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Cara ini dapat dipergunkan untuk cara titrasi langsung dari perak dari larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak langsung dari ion klorida. Pada keadaan terakhir ini perak nitrat berlebih di tambahkan dan kelebihannya di titrasi dengan tiosianat standart. Anion anion yang lain seperti bromide dan iodida dapat di tentuka dengan prosedur yang sama. Cara volhard secara luas digunakan untuk perak dan klorida karena kenyataan bahwa titrasi dapat dilakukan dalam larutan asam. (Underwood,1994) Metode FajansApabila suatu senyawa organik berwarna di serap pada permukaan suatu endapan, perubahan struktur organik mungkin terjadi, dan warnanya sebagian besar kemungkinan telah berubah dan mungkin telah menjadi lebih jelas. Peristiwa ini dapat di pakai untuk mengetahui titik akhir dari titrasi pengendapan garam garam perak. Senyawa organik yang dipergunakan demikian di sebut indicator adsorpsi. Flouresein dan beberapa flouresein yang di substitusi dapat bekerja sebagai indikator untuk titrasi perak. Jika perak nitrat di tambahkan kepada suatu larutan natrium klorida, maka partikel perak klorida yang terbagi halus itu cenderung menahan pada permukaannya ( menyerap ) beberapa ion klorida berlebih dalam larutan. ( Underwood,1994 )

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahana. Alat Alat Buret 50 Ml Statif dan klem Erlenmayer 250 mL Gelas ukur 100 mL Corong Labu ukur 100 mL Beaker glass 250 mL Pipet volume 50mL Neraca Analitis Spatula Gelas arloji Botol aquadest Desikator

b. Bahan Aquadest AgNO3 0,0141 N K2CrO4 5% Larutan NaCl 0,0141 N Kertas saring Air Danau Air limbah

3.2. Prosedur Kerja Pembuatan Larutan

A. Larutan NaCl 0,0141 N1.Serbuk NaCl di keringkan dalam oven pada temperatur 1400C dan2.kemudian di dinginkan dalam desikator. Sebanyak 0,824 g di timbang dan 3.dimasukan kedalam labu takar dengan volume 1000 mL dan di larutkan denganaquadest hingga garis tanda.

B. Larutan K2CrO4 5%1.Sebanyak 5,0 g K2Cr2O4 di tambahkan dengan AgNO3 hingga terbentuk endapan merah kecoklatan. 2.Didiamkan selama 12 jam kemudian di saring dan filtratnya di encerkan dengan aquadest hingga volume 100 mL.

C. Larutan AgNO3 0,0141 N1.Sebanyak 2,395 g AgNO3 di timbang dan dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000 mL 2.lalu disimpan di dalam botol yang berwarna gelap.

Pembakuan larutan AgNO3 dengan NaCl 0,0141 N1.Larutan NaCl 0,0141 N di pipet sebanyak 25 mL 2.di masukan kedalam erlenmayer 100 mL. Sebanyak 25 mL air suling di gunakan sebagai larutan blanko3.kemudian di tambahkan larutan indikator K2CrO4 5% sebanyak 1 mL lalu di aduk4.di titrasi dengan larutan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna menjadi merah coklat.5. Kemudian di catat volume AgNO3 yang di gunakan dan di hitung normalitas larutan baku AgNO3

N AgN03 = Keterangan :V AgNO3: ml larutan AgNO3 yang digunakanN AgNO3: Kenormalan larutan AgNO3V Nacl: ml larutan NaCl 0,0141 NN NaCl: Normalitas larutan NaCl 0,0141 N

Prosedur Analisa1.Sebanyak 100 mL di masukan kedalam erlenmayer 250 mL. 2.Di tambahkan larutan indikator K2CrO4 5 % sebanyak 1 mL 3.kemudian di titrasi dengan larutan baku AgNO3 hingga titik akhir titrasi yang di tandai dengan terbentuknya endapan warna merah kecoklatan dari Ag2CrO4, 4.kemudian di hitung volume AgNO3 yang di gunakan.5. Di lakukan titrasi blanko, terhadap 100 mL aquadest seperti langkah di atas dan di ulangi perlakuan yang sama sebanyak tiga kali.Perhitungan kadar klorida :Kadar Cl- (mg/L) = Keterangan:

A = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi sampel (mL)B = Volume larutan baku AgNO3 untuk titrasi blanko (Ml)N = Normalitas larutan baku AgNO3 (mgrek/mL)

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HasilDari hasil pemeriksaan sampel limbah cair yang dilaksanakan di UPT. Laboratorium Badan pengawas Dampak Lingkungan Daerah Sumatera Utara pada tanggal 10 Febuari 2009. Di dapatkan hasil analisa kadar klorida dari dua cara. Untuk penentuan kadar klorida pada air danau dengan menggunakan cara SNI 06-6989.19-2004 dan pada analisa air limbahnya digunakan dengan cara JIS ( Jepang Industry Standart ).Tabel 4.1.1 Hasil Analisa Klorida untuk air danauSampelKode sampelPengenceran volumeTitran (mL)NormalitasKadar klorida mg/L

Blanko-0,7

I. 02/ad/02/09-1,30,01362,8927

II. 02/ad/02/09-1,30,01362,8927

III. 03/ad/02/09-1,30,01362,8927

IV. 03/ad/02/09-1,40,01363,3748

V. 04/ad/02/09-1,40,01363,3748

VI. 04/ad/02/09-1,30,01362,8927

Tabel 4.1.2. Hasil Analisa klorida untuk air limbahsampelKode sampelPengenceran(kali)Volume titran (mL)NormalitasKadar klorida mg/L

Blanko--0,5--

I20/LC/02/0956,80,0142317,1357

II20/LC/02/0956,90,0142322,1696

III21/LC/02/09512,80,0142619,1697

4.1.1. Reaksi Percobaan2 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO34.1.2. Perhitungan kadar khlorida4.3.1. Pada air DanauNormalitas AgNO3 N AgNO3 = = = 0,0136 N

Penentuan kadar khlorida pada sampelMg/L Cl- = Sampel IMg/L Cl- = = 2,8927 Mg/L Sampel IIMg/L Cl- = = 2,8927 Mg/L Sampel IIIMg/L Cl- = = 2,8927 Mg/L Sampel IVMg/L Cl- = = 3,3748 mg/L Sampel VMg/L Cl- = = 3,3748 mg/L Sampel VIMg/L Cl- = = 2,8927 Mg/L

Ketelitian perhitungan kadar khlorida pada air danau% RPD = x 100= x 100% = 15,3 %4.3.2 Pada air limbahNormalitas AgNO3 N AgNO3 = = = 0,0142 N

Penentuan kadar khlorida pada sampelMg/L Cl- = Sampel IMg/L Cl- = = 63,42714 5= 371,1357 Mg/L

Sampel IIMg/L Cl- = = 64,433925= 322,1696 Mg/L

Sampel IIIMg/L Cl- = =619,1697 Mg/L

Ketelitian Perhitungan Analisa Khlorida pada air limbah% RPD = x 100= x 100% = 1,57 %

4.2. PembahasanAnalisis kadar khlorida dapat di lakukan dengan beberapa cara di antaranya adalah dengan metode klasik seperti titrasi argentometri dan dengan metode yang lebih modern yaitu secara spektrofotometer. Kedua metode ini sangat sering di gunakan untuk prosedur analisis kadar khlorida pada air dan air limbah. kadar khlorida. Spektrofotometer merupakan suatu alat yang di gunakan untuk mengukur jumlah suatu zat berdasarkan sifat adsorbsi suatu larutan berwarna. Analisis secara spektrofotometer memiliki kelebihan, alatnya dapat di bawa ke lapangan saat melakukan pengujian agar tidak terjadi perubahan kondisi sampel akibat dari waktu transportasi dari lapangan ke laboraturium. Sama halnya dengan penggunaan spektrofotometer portable. Penentuan kadar khlorida dengan menggunakan metode titrasi argentometri memiliki banyak kelebihan seperti pekerjaannya lebih cepat, peralatan yang di gunakan lebih sederhana dan memilik nilai ke akuratan yang tinggi sehingga kadar khlorida dalam air dan air limbah dapat di ketahui konsentrasinya. Metode dengan cara klasik ini lebih di pilih karena pada hasil analisa dapat membaca kadar khlorida dengan nilai empat angka di belakang koma sedangkan dengan spektrofotometer portable pembacaan analisis khlorida yang keluar pada recorder menunjukan nilai hasil analisis dengan dua angka di belakang koma. Ketelitian dari perhitungan kadar khlorida pada air dan air limbah ini di hitung dengan menggunakan % RPD. Dimana % RPD merupakan recovery persen deviasi. Perhitungan % RPD dapat di lakukan terhadap sampel yang telah mendapat dua kali perlakuan prosedur analisis dan memiliki hasil analisi yang berbeda. Analisis kadar khlorida untuk air danau, di lakukan dengan menggunakan prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI 06-6989.19-2004, sedangkan analisis kadar khlorida pada air limbah di gunakan prosedur argentometri berdasarkan JIS. Perbedaan kedua prosedur analisis argentometri ini terletak pada perhitungan kadar khlorida di mana volume sampel yang di gunakan pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan SNI adalah 100 mL sedangkan volume sampel pada prosedur titrasi argentometri berdasarkan JIS yaitu 50 mL. Pada penentuan klorida dengan metode argentometri ini di peroleh hasil yang sudah berada dalam spesifikasi mutu yang ditetapkan yaitu 600 mg/L secara maksimum untuk air bersih dan spesifikasi mutu yang ditetapkan untuk air limbah adalah 1000-1500 mg/L tetapi kandungan khlorida yang baik pada air limbah adalah 600 mg/L. Dan % RPD yang di dapat untuk analisis air danau adalah 15,3% dan 1,57% untuk air limbah.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KesimpulanDari analisis yang di lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode titrasi argentometri merupakan metode yang tepat sebagai prosedur analisis kadar khlorida pada air dan air limbah, karena metode titrasi argentometri merupakan cara klasik yang memiliki beberapa kelebihan di antaranya alat yang di gunakan sederhana, cepat, dan memiliki hasil ananlisis yang akurat. Dari analisis khlorida yang di lakukan pada air dan air limbah sebagai sampel di peroleh kadar khlorida yang sesuai dengan spesifikasi mutu yang di tetapkan yaitu 600 mg/L untuk air dan 1000 1500 mg/L untuk limbah industri. Dan untuk persen ketelitian analisis khlorida dengan titrasi argentometri ini di gunakan %RPD (recovery persen deviasi). Dari % RPD ini di peroleh 15,3 % untuk air dan 1,57% untuk air limbah.

5.2. SaranDisarankan kepada penulis lain untuk membandingkan serta membahas analisa klorida pada air dan air limbah dengan menggunkan metode dan standart baku mutu lain.

DAFTAR PUSTAKAAchmad. R. 2004. Kimia Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit AndiDarmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: penerbit UI pressGabriel. J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit HipokratesLimbah Industri. Diakses tanggal 7 mai,2009. http://www.Blogger.com.Ricki. M. 2005. Kesehatan lingkungan. Cetakan Pertama: Yogyakarta.Penerbit Graha Ilmu.Robert. J. K. dan Roestam S. 2005. Pengolahan Sumber Daya Alam Terpadu.Yogyakarta: Penerbit AndiStandar Nasional Indonesia No. 06 6989. 19 2004. Medan: Badan StandartlisasiNasional.Underwood. A. L. dan Day. R. A. 1994. Analisa Kimia Kuantitatif . Edisi ke-4.Jakarta: Erlangga.Vogel. A. I. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.Bagian 2. Edisi Ke-5. Jakarta: Penerbit PT. Kalman Media Pustaka.Wardhana. W. A. 1999. Dampak Pencemaran Lingkungan. Cetakan ke-2. Edisi ke-2 Yogyakarta: Penerbit Andi.

1