Kadar Air Tanah

26
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis). Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang berinteraksi dangan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, 1

description

laporan kadar air tanah

Transcript of Kadar Air Tanah

Page 1: Kadar Air Tanah

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah

menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan

tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga

sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan

penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah

berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah

dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia

(metapedogenesis).

Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan yang

berinteraksi dangan cairan dan udara. Komponen pemben tuk t anah

yang  berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi

kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas

permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar matahari.Untuk

bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh tanaman. Media yang baik bagi

pertumbuhan tanaman harus mampu menyediakan kebutuhan tanaman seperti air,

udara, unsure hara, dan terbebas dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang

berlebihan. Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat   pen t i ng un tuk

d ipe l a j a r i aga r dapa t member ikan med i a t umbuh yang i dea l bag i

tanaman. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk

penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium.

Dalam bidang pertanian tanah mempunyai peranan yang sangat penting,

diantaranya adalah sebagai tempat penyimpanan air yang nantinya akan

dimanfaatkan oleh mahkluk hidup yang ada disekitar tanah tersebut.Tanah terdiri

dari 3 fase yaitu : Padat, Cair dan Gas. Fase cair adalah tanah mengisi sebagian atau

keseluruhan ruang kosong diantara zara-zarah padat serta proses kohesi air.

1

Page 2: Kadar Air Tanah

Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan

oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.

Berikut ini merupakan kegunaan air bagi pertumbuhan tanaman adalah :

a. Sebagai unsur hara tanaman

b. Tanaman memerlukan air dari tanah dan CO2 dari udara untuk membentuk

gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.

c. Sebagai pelarut unsur hara

d. Unsur – unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar – akar tanaman

dari larutan tersebut.

e. Sebagai bagian dari sel sel tanaman

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air

terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah

tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu

tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang

terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula

menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro.

Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada

tanah.

Dua fungsi yang saling berkaitan dalam penyediaan air bagi tanaman yaitu

memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan ke akar-akar tanaman.

Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang

menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.

Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti jumlah curah

hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun.

Air tanah merupakan air dibawah permukaan tanah dimana rongga-rongga di

dalam tanah berada pada hekekatnya terdiri dari air. Pergerakan air tanah keatas oleh

kapilarisasi oleh permukaan air tanah kedalam daerah akar dapat merupakan sumber

air yang utama untuk pertumbuhan tanaman-tanaman. Di dalam tanah air berada

pada ruang pori tanah, terikat pada padatan tanah (baik organic maupun anorganik),

serta menjadi komponen bahan mineral. Air dapat ditahan matriks tanah akibat

adhesi langsung molekul air ke permukan tanah.

2

Page 3: Kadar Air Tanah

Kadar air tanah dinyatakan dalam persentase volume air terhadap volume

tanah. Dua fungsi yang saling berkaitan dengan penyediaan air bagi tanaman yaitu

memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan pada akar tanaman.

B. Tujuan

Praktikum penentuan kadar air ini bertujuan untuk menentukan nilai kadar air

pada tanah.

3

Page 4: Kadar Air Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kadar Air

Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan

berdasarkan berat basah atau berdasarkan berat kering. Kadar air suatu bahan dapat

dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan bahan kering (dry basis) dan

berdasarkan bahan basah (wet basis). Kadar air secara dry basis adalah perbandingan

antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat keringnya. Bahan kering adalah

berat bahan asal setelah dikurangi dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara

wet basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat

bahan mentah (Anonimc, 2009).

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air

terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan

gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara

penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan

dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena

pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air

irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam

pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah

berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan

bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak

hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh

terhadap penggerakan horizontal (Hakim et.al., 1986).

Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah,

tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik

kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Fungsi air tanah yaitu sebagai pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan

bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai respon terhadap faktor-faktor

lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah dengan kadar air harus

4

Page 5: Kadar Air Tanah

disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis untuk penerapan

suatu sifat. (Hakim et.al., 1986).

Kadar air dalam tanah Alfisol dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu

persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena

dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertumbuhan pada

volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan

beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan,

hambatan listrik dan pembauran neutron.  Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol

terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat

tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol, karena itu tidak

semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S.,

1993).

Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan

koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai

kebutuhan tanaman, terdiri dari :

a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori tanah

terisi oleh air.

b.  Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori

tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga

lebih besar dari gaya gravitasi.

c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang

ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk

aktivitas, dan mempertahankan turgornya.

d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat

oleh gaya matrik tanah.

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.

Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada

tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir

umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.

Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan

tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau air

5

Page 6: Kadar Air Tanah

irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan

langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan

organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman

solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas

lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan  untuk tanaman juga

bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat

digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik layunya,

absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan

tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik layunya telah

ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).

Jumlah air yang ditahan oleh tanah dapat dinyatakan atas dasar berat dan isi.

Begitupula pada tanah Alfisol pada umunya, dasar penentuannya adalah pengukuran

kehilangan berat dari suatu contoh tanah yang lebih lembab setelah dikeringkan pada

suhu 105oC selama 24 jam. Kehilangan berat sama dengan berat air yang terdapat

dalam contoh tanah. Kadar air (0) dihitung secara gravimetrik dengan satuan g / g,

yaitu berat air yang terdapat di dalam suatu massa tanah kering (0 = tanah lembab-

berat kering oven). (Pairunan et.al., 1985)

Faktor tumbuhan dan iklim mempunyai pengaruh yang berarti pada jumlah

air yang dapat diabsorpsi dengan efisien tumbuhan dalam tanah. Kelakukan akan

ketahanan pada kekeringan, keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah faktor

tumbuhan yang berarti. Temperatur dan perubahan udara merupakan perubahan

iklim dan berpengaruh pada efisiensi penggunaan air tanah dan penentuan air yang

dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Diantara sifat khas tanah

yang berpengaruh pada air tanah yang tersedia adalah hubungan tegangan dan

kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, strata dan lapisan tanah. (Buckman dan

Brady, 1982).

Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun tanah. Air tanh hamper

seluruhnya berasal dari udara dan atau atmosfer terutama didaerah tropis air hujan itu

dapat mrembes ke dalam tanah yang disebut infiltrasi. Sedangkan sisanya mengalir

di permukaan tanah sebagai aliran permukaan tanah (run off). Air infiltrasi tadi bila

6

Page 7: Kadar Air Tanah

dalam jumlah banyak dan terus merembes kedalam tanah secara vertical dan

meninggalkan daerahnya perakaranya yang disebut perkolasi, yang akhirnya sampai

pada lapisan yang kedap air yang kemudian ekumpul disitu menhjadi air tanah atau

sering disebut ground water. Mengetahui banyaknya air di dalam tanah yang tersedia

bagi tanaman adalah penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada

tanaman atau pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun

kekurangan air (Poewidodo, 1991)

Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan

kandungan air pada tanaman lapang (Pf 2,53) dikurangi dengan persentase keadaan

tanah padaa titik layu permanen (Pf 4,2). Dalam hal ini nilai-nilainya sangat

ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi mempunyai

tekstur yang halus, sebaliknya tekstur yang rendah mempunyai tekstur yang kasar

nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang tadi (Hanifah,2004)

Kapasitas kandungan air tanah maksimum adalah jumlah air maksimal yang

dapat ditampung oleh tanah setelah hujan turun dengan sangat lebat atau besar.

Semua pori-pori tanah baik makro maupun mikro, dalam keadaan terisi oleh angin

sehingga tanah menjadi jenuh dengan air. Untuk pertumbuhan yang baik atau

optimum bagi tanaman diperluakn suatu keadaan taat air yang baik dan seimbang

sehingga akar tanaman dengan mudah akan menyerap unsure hara. Tata air dan udara

yang baik ini adalah jika pori terisi air minimum 10% dan pori terisi udara minimal

10% atau lebih. Air tanah merupakan salah satu bagian penyusun pada tanaman. Air

tanah hamper seluruhnya berada pada udara atau atmotsfer. Tanah mempunyai

kapilaritas yang berbeda-beda untuk menyerap dan mempertahankan kelembapannya

tergantung kepada struktur, tekstur, dan kandungan bahan organic yang terdapat di

dalam tanah (Kemas, Ali.,2007)

B. Hubungan Tekstur Tanah dan Kadar Air

Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang

berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki

7

Page 8: Kadar Air Tanah

ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih

banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir,

memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih

sedikit pula. Sketsa yang menggambarkan hubungan antara tekstur tanah dengan

kemampuan tanah dalam menahan air disajikan dalam Gambar 18 berikut.

Gambar 18. Kapasitas menahan air yang berbeda dari tanah dengan kelas

tekstur berbeda. Tanah bertekstur liat atau clay soil (B) memiliki daya menahan air

lebih banyak dibandingkan dengan tanah dengan kondisi optimum atau optimum soil

(A), dan sebaliknya tanah bertekstur pasir atau sandy soil (C) memiliki daya

menahan air yang jauh lebih rendah daripada tanah bertekstur optimum (A).

Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan

(diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan

drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya

gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air

dalam tanah dapat dibedakan menjadi:

1. Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat

digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah

8

Page 9: Kadar Air Tanah

dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir

tanah.

2. Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik

antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat

dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal

(ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air

yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.

Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah

dibawah ini perlu dipahami, yaitu:

1. Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan

jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi.

Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar

tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu

saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman

menjadi layu (titik layu permanen).

2. Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman

mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.

Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.

3. Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih

antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu

permanen.

Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada

tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada

tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada

tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar.

9

Page 10: Kadar Air Tanah

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu

Praktikum penentuan kadar air tanah ini dilaksanakan setiap hari selasa

pukul 14.00 - 16.00, bertempat di Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Sriwijaya, Indralaya.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah 1) palu, 2) cangkul, 3) papan,

4) plastik, 5) spidol, 6) cawan, 7) oven, 8) desikator, 9) neraca analitik, 10) penjepit

cawan, 11) nampan, 12) sendok.

Bahan yang digunakan pada praktikum kadar air ini adalah sampel tanah

terganggu.

C. Cara Kerja

1. Tentukan lokasi dimana sampel tanah akan diambil, pastikan lokasi

merupakan tanah alami yang belum terganggu.

2. Gali tanah sedalam 35 cm, lalu ambil sampel tanah terganggu setelah

mengambil sampel tanah pada ring sampel yang di tanam sedalam 5 cm.

3. Tutup ring sample dengan kain kasa lalu ikat dan tutp kembali dengan

kantong plastic selanjutnya masukkan ring sample ke dalam kantong plastic.

4. Masukkan sampel tanah terganggu kedalam kantong plastik dan pastikan

kantong diikat.

5. Lakukan percobaan 1 sampai 4 pada Sembilan titik lokasi yang berbeda untuk

mendapatkan masing-masing sampel tanah.

6. Beri label dibagian bawah cawan pada masing-masing cawan. (A1 sampai

A9)

10

Page 11: Kadar Air Tanah

7. Masukkan cawan ke dalam oven selama 1 jam pada suhu oven 103 ± 2 oC.

8. Kemudian setelah dioven selama 1 jam cawan tersebut didinginkan dalam

desikator yang telah diisi dengan biji desikator selama 15 menit,

memindahkan cawan kedalam desikator ataupun memegang cawan harus

dengan menggunakan penjepit cawan, ini bertujuan untuk menjaga cawan

agar tetap bersih, dan tidak terkontaminasi.

9. Timbang cawan dengan timbangan analitik. Catat berat cawan. Pastikan

timbangan digital dikalibrasi pada angka 0 g.

10. Timbang sample tanah terganggu dengan cepat kurang lebih 3 gram sampel

yang telah dihomogenkan dalam cawan. Timbang cawan dan sampel dengan

menggunakan neraca analitik. Lakukan kalibrasi sebelum ditingbang. Catat

hasilnyaLakukan langkah nomor 9 dan 10 untuk masing-masing sampel tanah

A1 sampai A9.

11. Masukkan masing-masing cawan yang berisi sampel tanah kedalam oven

pada suhu 103 ± 2 oC selama 20 jam – 24 jam.

12. Setelah itu keluarkan cawan dari oven dengan menggunakan penjepit. Lalu

masukkan kedalam desikator selama 15 menit.

13. Lalu timbang masing-masing cawan yang telah didesikator.

14. Catat hasil berat cawan setelah di oven.

15. Setelah didapat hasilnya. Keringkan kembali dalam oven sampai diperoleh

berat konstan, atau tidak terjadi perbedaan berat yang terlalu jauh.

11

Page 12: Kadar Air Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama

sample

Berat

cawan

(gr)

Berat tnah

basah (gr)

Berat

tanah

kering 1

Berat

tanah

kering 2

Berat

tanah

kering 3

Rata-

rata

BTK

A1 3,0936 6,1878 5,6529 5,5754 5,2050 5,4778

A2 3,0303 6.0305 5,5107 5,4290 5,4002 5,4467

A3 3,2623 6,2721 5,8251 5,7665 5,7459 5,7792

A4 3,17 6,1756 5,7479 5,5004 5,3971 5,5484

A5 3,2169 6,2234 5,7185 5,5232 5,4087 5,5501

A6 3,3175 6,3193 5,8341 5,7513 5,7309 5,7721

A7 3,1754 6,1840 5,7317 5,6190 5,5790 5,6432

A8 3,0370 6,0420 5,5480 5,4636 5,4367 5,4827

A9 2,9956 6,0036 5,5019 5,4165 5,3459 5,4214

Perhitungan :

KA ( basis basah) = x 100%

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 22,94%

12

Page 13: Kadar Air Tanah

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 19,45%

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 16,37 %

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 20,86 %

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 22,38 %

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 18,22 %

13

Page 14: Kadar Air Tanah

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 17,97 %

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 18,61 %

( basis basah) = x 100%

= x 100%

= 19,35 %

B. Pembahasan

Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam

tanah dengan berat tanah kering setelah di oven. Pada praktikum kali ini adalah kadar

air tanah. Penentuan kadar air tanah ini dilakukan pada 9 sampel tanah yang diambil

dari 9 titik tanah terganggu yang berbeda-beda. Sampel tanah yang telah diambil

sebelumnya diberi label A1 sampai A9 yang kemudian dimasukkan kedalam masing-

masing cawan dan ditimbang. Setelah itu cawan-cawan yang telah berisi sampel-

sampel tanah tersebut dimasukkan kedalam oven selama 20 - 24 jam. Lalu

dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit. Disini desikator berfungsi sebagai

penyerap uap panas pada cawan yang telah dioven dan juga sebagai sterillisasi.

Selama melakukan percobaan, cawan tidak boleh disentuh langsung oleh kulit

14

Page 15: Kadar Air Tanah

tangan, harus menggunakan penjepit untuk memindahkan cawan supaya cawan

tersebut tidak terkontaminasi. Setelah keluar dari desikator, timbang masing-masing

cawan dengan menggunakan timbangan digital analitik yang ada di laboratorium.

Lalu masukkan lagi kedalam oven, sehingga didapat berat terakhir dimana berat

tidak akan berubah kembali.

Pada percobaan ini didapatlah bahwa kadar air sampel A1 lebih besar

dibandingkan dengan sample-sample lainnya yaitu sebesar 22,94 %, sementara itu

untuk kadar air yang paling rendah terdapat pada sample tanah A3 yaitu sebesar

16,37 %. Kadar air tanah ini dipengaruhi oleh kadar bahan organic tanah dan

kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organic tanah akan semakin tinggi pula

kadar air tanah, begitu juga sebaliknya.

Tanah yang diovenkan beratnya akan berkurang dari berat awal. Hal ini

dikarenakan hilangnya kadar air yang terkandung pada tanah tersebut. Energi yang

telah dilepaskan ketika air berubah dari uap air menjadi cairan. Pembebasan panas

dan pembentukan air hujan merupakan sumber energi utama untuk sistem hujan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam

tanah dengan berat tanah kering setelah di oven.

2. Makin tinggi bahan organic tanah maka akan semakin tinggi pula kadar air

tanah tersebut.

15

Page 16: Kadar Air Tanah

3. Makin rendah bahan organic yang terkandung maka akan semakin rendah

pula kadar air tanah tersebut.

4. Oven yang digunakan berfungsi sebagai alat pengering tanah dan digunakan

suhu untuk pengeringan yaitu 103 ± 2 oC.

5. Desikator berfungsi sebagai alat penyerap uap panas pada cawan + tanah

setelah dilakukan pengeringan didalam oven, didalam desikator selama 15

menit.

6. Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan

bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis).

7. Pada saat proses penentuan kadar air semua alat dan bahan yang digunakan

tidak boleh terkontak langsung dengan tangan karena akan berpengaruh

terhadap berat dari pada sample.

B. Saran

Saran saya untuk praktikum kali ini adalah untuk terlebih dahulu dpelajari

teori dalam melakukan percobaan khususnya pengukuran kadar air, karena dapat

terjadi kesalah dalam pengukuran yang berdampak salahnya data saat melakukan

percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. (http://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/kadar-air-tanah/, diakses

Kamis, 15 November 2012 pukul 16:45)

Anonim. 2011. (http://science-cermin.blogspot.com/2011/03/i.html, diakses Kamis,

22 November 2012 pukul 14:17)

Anonim. 2012. (http://id.scribd.com/doc/72881739/15/Kadar-Air-Tanah, diakses

Kamis, 15 November 2012 pukul 16:57)

16

Page 17: Kadar Air Tanah

Anonim. 2012. (http://id.scribd.com/doc/85403015/Kadar-Air-Tanah, diakses Kamis,

15 November 2012 pukul 16:55)

Anonim. 2012. (http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/05/kadar-air-tanah.html,

diakses Kamis, 15 November 2012 pukul 16:40)

Anonim. 2012. (http://madi-cmos.blogspot.com/2012/03/kadar-air-tanah.html,

diakses Kamis 15 November 2012 pukul 16:45)

Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Dede. 2012. (http://de-dehouse.blogspot.com/2012/04/laporan-penetapan-kadar-air-

tanah.html, diakses Kamis, 15 November 2012 pukul 16:45)

Gusmiati, Navis. 2012. (http://navisgusmiati.blogspot.com/2012/04/penetapan-kadar-

air-tanah.html, diakses Kamis, 15 November 2012 pukul 16:55)

Hakim. N., dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung :

Lampung.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.

Hanifah. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo; Jakarta

Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Kemas, Ali.2007. Proses Pembentukan Genesis Tanah. PT. Gravindo; Jakarta

Madjid. 2010. (http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah, diakses tanggal 22

November 2012 pukul 14:15)

17