analisis K-13.docx

4
Berikut hasil pengamatan kurikulum 2013 dengan rincian tabel sebagai berikut: Kurikulum 2013 NO Analisis Kurikulum 2013 1 Strengths (Kekuatan) a. Lebih menekankan pada pendidikan karakter, agar peserta didik lebih kreatif dan inovatif. Pada akhirnya diharapkan pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi. b. Memiliki sifat Eksporasi, peserta didik memiliki kesempatan untuk “mencari informasi yang luas dalam topik/tema yang sedang dipelajari”. c. Pendekatan Saintifik, berupa kegiatan belajar dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. 2 Weakness (Kelemahan) a. Penilaian Sikap spiritual dan sosial yang rumit dari sisi administratif, mengingat jumlah siswa yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan yang harus diamati seorang guru dan perlu dipertanyakan secara substantif- merupakan aspek yang mendesak untuk dievaluasi. b. Beban tatap muka min. 24 jam/minggu bagi guru diluar tugas-tugas lain, jumlah mata pelajaran dan jam belajar siswa serta beban siswa, perlu dikaji kembali dengan melibatkan juga ahli psikologi pendidikan dan perkembangan, misal LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan). c. Rumusan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika. d. Bertambahnya jam pelajaran perminggu,

Transcript of analisis K-13.docx

Berikut hasil pengamatan kurikulum 2013 dengan rincian tabel sebagai berikut: Kurikulum 2013 NOAnalisisKurikulum 2013

1Strengths(Kekuatan)a.Lebih menekankan pada pendidikan karakter, agar peserta didik lebih kreatif dan inovatif. Pada akhirnya diharapkan pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.b.Memiliki sifat Eksporasi, peserta didik memiliki kesempatan untuk mencari informasi yang luas dalam topik/tema yang sedang dipelajari. c. Pendekatan Saintifik, berupa kegiatan belajar dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif.

2Weakness(Kelemahan)a.Penilaian Sikap spiritual dan sosial yang rumit dari sisi administratif, mengingat jumlah siswa yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan yang harus diamati seorang guru dan perlu dipertanyakan secara substantif-merupakan aspek yang mendesak untuk dievaluasi.b.Beban tatap muka min. 24 jam/minggu bagi guru diluar tugas-tugas lain, jumlah mata pelajaran dan jam belajar siswa serta beban siswa, perlu dikaji kembali dengan melibatkan juga ahli psikologi pendidikan dan perkembangan, misal LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan).c.Rumusan Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika.d.Bertambahnya jam pelajaran perminggu, menjadi: SD 4 jam, SMP 6 jam, SMA 2 jam, dan SMK menjai 48 jam/minggu. Dalam hal ini tidak ada penjelasan lebih lanjut. Indonesia termasuk jumlah hari tertinggi waktu belajarnya didunia, sama dengan Korea Selatan.

3Opportunities(Peluang)a.- Kesiapan terletak pada guru. Guru harus terdorong kreatif dan memicu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus. Menjadi peluang bagi guru untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pelatihan dari program sekolah.b.-Perbedaan mendasar K13 dari KBK dan KTSP juga diklaim berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan kada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu mengkaitkan keduanya. c.- Digunakannya pendekatan tematik. Kalau ada bagian yang dipandang berbeda mungkin di sinilah letak perbedaan K13 dan KTSP. Di jenjang sekolah dasar, pembelajaran tematik K13 diberlakukan pada seluruh tingkatan kelas, sementara sebelumnya hanya diterapkan di kelas bawah (kelas 1-3). Hanya saja, berdasarkan buku-buku yang diterbitkan oleh pemerintah, struktur materi pelajaran (sub tema) mulai kelas IV ke atas tidak lebih dari kliping materi pelajaran yang berlaku dalam KBK dan KTSP, sekedar untuk menyamarkan mata pelajaran ke dalam tema-tema yang telah ditentukan. Dengan kata lain, substansi pembelajaran pada K13 sebenarnya tidak berbeda dari sebelumnya, sebab yang berbeda hanya dalam penempatannya.

4Threats(Ancaman)a.- Rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013 mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi subtansi dan logika, sehingga berpengaruh kepada Indikator-Indikator Kompetensi Dasar dan penyusunan bahan ajar. b.-Ditiadakannya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) karena bukan sebagai mata pelajaran, tetapi sebagai media pembelajaran.c.-Perbedaan mendasar K13 dan KTSP juga diklaim berdasarkan pengembangan kompetensi yang sebelumnya berbasis mata pelajaran menjadi didasarkan pada Kurikulum Inti (KI). Faktanya, buku-buku pelajaran K13 tidak demikian. KD pembelajaran masih berdasarkan mata pelajaran. Hal ini dapat dicermati dari sub tema yang dikembangkan dalam buku-buku K13 persis sama dengan mata pelajaran. Yang terjadi sebenarnya bahkan pemaksaan materi pelajaran (sub tema) dengan tema yang telah ditetapkan, padahal sub tema tersebut tidak jelas relevansinya dengan tema. Pada kelas 1, kompetensi yang dikembangkan dalam tema dan subtema mungkin masih relevan dalam banyak hal, tetapi tidak selalu demikian untuk kelas IV. Sebagai misal, materi Kenampakan Alam (IPS) disambungkan dengan Garis Bilangan (Matematika) yang berdasarkan buku terbitan pemerintah jelas tidak jelas relevansinya. Kalaupun relevan, belum tentu setiap guru mampu mengkaitkan keduanya.