ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana...

12
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 MK - 247 ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TERHADAP KINERJA BIAYA, MUTU DAN WAKTU Manlian Ronald A. Simanjuntak 1 dan Andreas Kruniawan Djukardi 2 1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan Email: [email protected] 2 Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara Email: [email protected] ABSTRAK Akses kepada 300 juta jumlah penduduk serta perkembangan perumbuhan ekonomi Indonesia berada pada posisi di atas 5% pada kuartal kedua tahun 2016 merupakan daya tarik investasi yang besar pada bidang pembangunan terutama pada pembangunan infrastruktur. Pemerintahan juga sedang melakukan fokus pengembangan pembangunan proyek-proyek konstruksi infrastruktur, dimana pada tahun 2015 yang merupakan tahun peletakan pondasi pembangunan dan pada tahun 2016 merupakan tahun percepatan pembangunan. Keseriusan ini terlihat dengan nilai pasar jasa kontruksi sebesar USD 271 miliar yang merupakan pasar jasa konstruksi peringkat 4 di Asia. Besarnya nilai investasi jasa konstruksi ini belum disertai dengan peraturan yang memadai dari sisi pemberi tugas, dimana pada proyek infrastruktur ini adalah Pemerintah, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran yang cepat mengenai tingkat keberhasilan suatu proyek konstruksi bangunan. Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan permasalahan penelitian, yaitu: mengkaji potret penyelenggaraan proyek konstruksi di Indonesia pada saat ini, mengkaji indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) di Indonesia, dan menganalisis bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) dalam rangka mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan argumentasi tentang dentifikasi indikator Kepuasan Proyek Konstruksi Bangunan terhadap Kinerja Biaya, Mutu dan Waktu di Indonesia. Sehingga indikator ini dapat dipakai untuk mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di Indonesia. Kata Kunci: indikator kepuasan, bangunan, kinerja, biaya, waktu, mutu 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang sangat menarik untuk melakukan investasi dalam bidang-bidang konstruksi, terutama dengan akses terhadap 300 juta jumlah penduduk yang memiliki perekonomian Indonesia pada triwulan pertama tahun 2016 tumbuh 4,91%. Bahkan dalam Triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18% yang merupakan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Asia. Hal ini menunjukkan kemampuan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang terbesar di ASEAN dan Asia secara luas. Namun pertumbuhan yang tinggi dalam hal perekonomian ini tidak diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi juga dalam bidang pembangunan konstruksi, terutama pada proyek-proyek infrastruktur. Ini menyebabkan daya tarik yang kuat untuk mengembangkan proyek-proyek konstruksi tersebut. Indonesia saat ini juga tercatat sebagai pasar jasa konstruksi terbesar dengan nilai $ US 267 miliar, dimana untuk cakupan wilayah Asia, Indonesia termasuk dalam peringkat keempat di bawah China ($ US 1,78 Triliun), Jepang ($ US 742 Milyar), India ($ US 427 Milyar). Sejalan dengan rencana program Pemerintah Indonesia dimana pada tahun 2015 merupakan tahun peletakan pondasi pembangunan dan tahun 2016 merupakan tahun percepatan pembangunan, pemerintah juga telah menetapkan pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air khususnya di desa-desa, di daerah-daerah pinggiran dan wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional. Pemerintah sendiri telah menyediakan berbagai macam kemudahan untuk iklim investasi dalam proyek-proyek konstruksi baik melalui kerjasama swasta dan pemerintah, maupun swasta dengan swasta, sehingga proyek-proyek konstruksi masih merupakan fokus utama dari pemerintah Indonesia. Fokus ini terlihat dengan Peraturan Presiden (PP) No.67 tahun 2005 mengenai Kerjasama antara Pemerintah dan Sektor Swasta untuk Provinsi pada bidang infrastruktur yang kemudian dilakukan Amandemen dengan PP No. 13/2010, PP No. 56/2011 dan PP N0. 66/2013. Tahun 2016 yang dicanangkan sebagai tahun percepatan pembangunan juga masih akan fokus pada infrastruktur, namun hal ini mengandung risiko. Dengan tingkat investasi yang cukup tinggi, proyek-proyek konstruksi

Transcript of ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana...

Page 1: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017

MK - 247

ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN

TERHADAP KINERJA BIAYA, MUTU DAN WAKTU

Manlian Ronald A. Simanjuntak1 dan Andreas Kruniawan Djukardi2

1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan

Email: [email protected] 2Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara

Email: [email protected]

ABSTRAK

Akses kepada 300 juta jumlah penduduk serta perkembangan perumbuhan ekonomi Indonesia

berada pada posisi di atas 5% pada kuartal kedua tahun 2016 merupakan daya tarik investasi yang

besar pada bidang pembangunan terutama pada pembangunan infrastruktur. Pemerintahan juga

sedang melakukan fokus pengembangan pembangunan proyek-proyek konstruksi infrastruktur,

dimana pada tahun 2015 yang merupakan tahun peletakan pondasi pembangunan dan pada tahun

2016 merupakan tahun percepatan pembangunan. Keseriusan ini terlihat dengan nilai pasar jasa

kontruksi sebesar USD 271 miliar yang merupakan pasar jasa konstruksi peringkat 4 di Asia.

Besarnya nilai investasi jasa konstruksi ini belum disertai dengan peraturan yang memadai dari sisi

pemberi tugas, dimana pada proyek infrastruktur ini adalah Pemerintah, sehingga sulit untuk

mendapatkan gambaran yang cepat mengenai tingkat keberhasilan suatu proyek konstruksi

bangunan. Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan permasalahan penelitian, yaitu: mengkaji

potret penyelenggaraan proyek konstruksi di Indonesia pada saat ini, mengkaji indikator kepuasan

penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) di Indonesia, dan menganalisis

bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

dalam rangka mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di Indonesia. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberikan argumentasi tentang dentifikasi indikator Kepuasan

Proyek Konstruksi Bangunan terhadap Kinerja Biaya, Mutu dan Waktu di Indonesia. Sehingga

indikator ini dapat dipakai untuk mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di

Indonesia.

Kata Kunci: indikator kepuasan, bangunan, kinerja, biaya, waktu, mutu

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang sangat menarik untuk melakukan investasi dalam bidang-bidang konstruksi,

terutama dengan akses terhadap 300 juta jumlah penduduk yang memiliki perekonomian Indonesia pada triwulan

pertama tahun 2016 tumbuh 4,91%. Bahkan dalam Triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik

menjadi 5,18% yang merupakan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Asia. Hal ini menunjukkan kemampuan

Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang terbesar di ASEAN dan Asia secara luas. Namun pertumbuhan

yang tinggi dalam hal perekonomian ini tidak diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi juga dalam bidang

pembangunan konstruksi, terutama pada proyek-proyek infrastruktur. Ini menyebabkan daya tarik yang kuat untuk

mengembangkan proyek-proyek konstruksi tersebut. Indonesia saat ini juga tercatat sebagai pasar jasa konstruksi

terbesar dengan nilai $ US 267 miliar, dimana untuk cakupan wilayah Asia, Indonesia termasuk dalam peringkat

keempat di bawah China ($ US 1,78 Triliun), Jepang ($ US 742 Milyar), India ($ US 427 Milyar).

Sejalan dengan rencana program Pemerintah Indonesia dimana pada tahun 2015 merupakan tahun peletakan pondasi

pembangunan dan tahun 2016 merupakan tahun percepatan pembangunan, pemerintah juga telah menetapkan

pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air khususnya di desa-desa, di daerah-daerah pinggiran dan

wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional. Pemerintah sendiri telah menyediakan berbagai macam

kemudahan untuk iklim investasi dalam proyek-proyek konstruksi baik melalui kerjasama swasta dan pemerintah,

maupun swasta dengan swasta, sehingga proyek-proyek konstruksi masih merupakan fokus utama dari pemerintah

Indonesia. Fokus ini terlihat dengan Peraturan Presiden (PP) No.67 tahun 2005 mengenai Kerjasama antara

Pemerintah dan Sektor Swasta untuk Provinsi pada bidang infrastruktur yang kemudian dilakukan Amandemen

dengan PP No. 13/2010, PP No. 56/2011 dan PP N0. 66/2013.

Tahun 2016 yang dicanangkan sebagai tahun percepatan pembangunan juga masih akan fokus pada infrastruktur,

namun hal ini mengandung risiko. Dengan tingkat investasi yang cukup tinggi, proyek-proyek konstruksi

Page 2: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 248

diharapkan mempunyai suatu cara untuk mengukur tingkat kesuksesan dari suatu proyek. Hal ini sangat diperlukan

khususnya untuk pemberi tugas agar terus dapat memantau kemajuan dari suatu proyek sehingga tindakan perbaikan

ataupun pencegahan dapat diketahui dan dilakukan lebih dini. Kesuksesan penyelenggaraan proyek konstruksi

secara khusus proyek infrastruktur dapat diukur dari kepuasan para pihak baik pemberi tugas maupun penerima

tugas dalam proses penyelenggaraan konstruksi.

Sehubungan dengan pengukuran tingkat kesuksesaan suatu proyek didapatkan melalui kepuasan dari pelanggan

dalam hal ini adalah pemberi tugas, maka penelitian ini akan menekankan secara khusus berbagai indikator terpilih

dari berbagai hasil penelitian yang relevan dan berbagai referensi, yang kemudian akan menjadi rekomendasi yang

strategis. Dalam rangka percepatan pembangunan selanjutnya akan diperlukan suatu alat kendali/kontrol yang dapat

melihat secara tepat dan cepat tingkat dari kepuasan para pihak secara khusus pemberi tugas dari sebuah proyek.

Untuk dapat mengukur hal ini secara cepat dan tepat, maka diperlukan suatu penelitian yang yang dapat

memberikan kontribusi strategis dalam menyukseskan proses pembangunan Indonesia di masa depan.

Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan beberapa permasalahan penting, yaitu:

1. Bagaimana potret penyelenggaraan proyek konstruksi di Indonesia pada saat ini?

2. Apa saja indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) di Indonesia?

3. Bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) dalam

mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di Indonesia?

2. OPTIMASI MODEL OPERASIONAL PENELITIAN

Gambar 1 di bawah ini menggambarkan Optimasi Model Operasional Penelitian sebagai Kerangka Berfikir dalam

penelitian ini.

Issue· Cases· Background· Relevant Research

Findings

ResearchProblems

Variable

X

Analysis· Modelling· Optimization

AnalysisSystem

Variable

Y

· Recommendations· Model· Improvement· Decisions

Modelling Process

Optimation Process

Gambar 1. Bagan Pola Pikir Optimasi Model Operasional Penelitian

Teknik pemilihan metode Optimasi dalam penilisan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi literatur,

pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang dikuantitatifkan. Pendekatan kajian pustaka atau studi literatur

mempunyai derajat pemenuhan dari persyaratan-persyaratan dari teori dan penelitian terdahulu yang pernah di

akukan serta opini-opini dari pakar. Research positioning penelitian ini ada dalam tahap mengidentifikasi dan

mengkaji variabel penelitian sebagai awal pembentuk model penelitian.

3. KAJIAN PUSTAKA

Program Pembangunan Pemerintah RI

Program pembangunan Pemerintah Republik Indonesia ini dapat terlihat dengan jelas pada Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 yang dikeluarkan oleh Kementrian Koordinator Bidang

Perekonomian bersama dengan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional. Dalam program ini pemerintah sangat mempertimbangkan potensi serta keunggulan dan

tantangan-tantangan yang dihadapi dalam mempercepat serta memperluas pembangunan ekonomi untuk menuju

negara maju dan masyarakat sejahtera untuk dapat meningkatkan daya saing secara global.

Dengan adanya masterplan ini diharapkan fokus serta jalan menuju Indonesia masuk sebagai 10 (sepuluh) negara

besar di dunia pada tahun 2025, dapat lebih terarah dan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7-9% pertahun.

Page 3: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 249

Dalam rencana pelaksanaannya, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini dibagi dalam 8 program utama

yang terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaannya dengan integrase dari 3 elemen pilar utama:

1. Mengembangkan potensi ekonomi di wilayah 6 Koridor Ekonomi Indonesia; Sumatra, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Papua-Kepulauan Maluku.

2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara nasional namun terhubung secara global.

3. Memperkuat sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan secara nasional untuk mendukung

pengembangan ekonomi secara nasional

Gambar 2. Gambar Prosentase Setiap Koridor Terhadap Keseluruhan Investasi

Mencermati program pemerintah dalam Masterplan ini, terlihat bahwa pada setiap pilar baik Pengembangan Potensi

Ekonomi, Perkuatan Konektivitas, Perkuatan SDM & IPTEK; pembangunan infrastruktur berupa konstruksi dari

fasilitas pendukung seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, dan energi memainkan peranan yang sangat penting

untuk mendukung ketiga pilar tersebut. Investasi yang diperlukan untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur

ini juga terlihat sangat besar sekali, kurang lebih 1.550 (seribu lima ratus lima puluh) Triliun rupiah yang

mempunyai rentang waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2025.

Kondisi Eksisting Penyelenggaraan Proyek Bangunan di Indonesia

Kondisi eksisting penyelengaraan proyek bangunan di Indonesia tersirat dalam pidato Kenegaraan Presiden di depan

MPR serta DPR dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 71. Dinyatakan bahwa pada tahun 2016

yang merupakan tahun percepatan ini, Pemerintah akan melakukan fokus pada tiga langkah terobosan dalam

mengatasi pengentasan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah:

percepatan pembangunan infrastruktur. penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. deregulasi dan

debirokratisasi.

Mencermati fokus 1 yakni percepatan pembangunan infrastruktur, hal ini akan lebih merata di seluruh Tanah Air

untuk memperkuat konektivitas antar wilayah dan memperkecil ketimpangan dan kesenjangan sosial. Akselerasi

pembangunan infrastruktur logistik meliputi jalan, pelabuhan, bandara, dan rel kereta api. Sedangkan akselerasi

pembangunan infrastruktur strategis mencakup pembangkit listrik, telekomunikasi, irigasi, dan perumahan

rakyat.Dinyatakan juga bahwa dalam dua tahun terakhir, Pemerintah telah mempercepat pembangunan jalan

nasional sepanjang 2.225 km, jalan tol sepanjang 132 km, dan jembatan sepanjang 16.246 m, atau sebanyak 160

jembatan. Pada tahun 2016 target pembangunan jalan nasional sepanjang 703 km dan jembatan sepanjang lebih dari

8.452 m. Pembangunan kereta api tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Sumatra, Kalimantan,

dan Sulawesi. Sampai sekarang jalur kereta api yang beroperasi telah mencapai sepanjang 5.200 Kilometer Spoor

(Km’sp). Di tahun 2015, 179,33 Km’sp telah selesai dibangun dan 271,5 Km’sp sedang dalam proses pembangunan.

Selain itu juga sedang dibangun kereta untuk transportasi perkotaan seperti Mass Rapid Transportation (MRT),

Light Rail Train (LRT), serta commuter line. Untuk program Tol Laut, Pemerintah telah menetapkan 24 pelabuhan

sebagai Simpul Jalur Tol Laut. Sebagai pendukung, turut dibangun 47 pelabuhan non-komersiil dan 41 pelabuhan

sedang dalam proses pembangunan. Target pemerintah adalah sudah terbangun 100 pelabuhan pada tahun 2019. Ini

Page 4: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 250

untuk mewujudkan gagasan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Pembangunan dan pengembangan bandar

udara juga mengalami percepatan sebagai wujud pembangunan Jembatan Udara. Di tahun 2016, Sembilan bandar

udara telah dikembangkan sehingga memiliki standar yang lebih tinggi, dan enam bandar udara telah resmi dibuka

pada tahun 2016. Perihal penyediaan listrik, program 35.000 MW terus dipacu. Program 35.000 MW dipastikan

program ini terlaksana dengan lancar dan dapat mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen di tahun 2019.

Indonesia akan bebas dari pemadaman listrik sehingga usaha kecil dan industri rumah tangga dapat berjalan lancar

dan anak-anak dapat belajar di malam hari dengan penerangan lampu listrik yang memadai. Selain itu juga

dilakukan percepatan pembangunan waduk dan embung untuk memperkuat program Ketahanan Air. Pada tahun

2016 ini, dilakukan percepatan penyelesaian 22 waduk yang sedang dibangun, 8 waduk baru, 387 embung/situ baru,

dan rehabilitasi 71 embung/situ.

Terlihat di sini bahwa memang pemerintah sangat serius dalam terus menerus mengejar pembangunan infrastruktur

untuk menuju Indonesia sebagai negara yang maju dengan konektivitas yang tinggi antar daerah. Hal ini memang

sangat diperlukan untuk kemajuan negara dimana apabila diperbandingkan dengan negara Korea Selatan yang

memiliki umur yang sama 71 tahun, merdeka di tahun 1945, namun hampir semua daerah terhubung dengan jalan

bebas hambatan, jembatan, terowongan bahkan jalur kereta api pun sudah sangat mumpuni.

Penyelenggaraan Proyek Konstruksi Bangunan

Dalam penyelenggaraan Proyek Konstruksi di Indonesia, Pemerintah dalam hal ini menyiapkan berbagai perangkat

peraturan yang mengatur jasa konstruksi, regulasi tersebut adalah: Undang Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang

Jasa Konstruksi, Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah Berikut Perubahannya, Keputusan Menteri Kimpraswil No. 339/KPTS/M/2003 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah, Surat Edaran Menteri PU No. 08/SE/M/2006

Perihal Pengadaan Jasa Konstruksi Untuk Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2006, Peraturan Menteri PU No.

50/PRT/1991 Tentang Perizinan Perwakilan Perusahaan Jasa Konstruksi Asing, Keputusan Menteri Kimpraswil No.

257/KPTS/M/2004 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi (1 Set = 7 Buku), Surat Edaran

Menteri Dalam Negeri No. 601/476/SJ Perihal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Di Daerah, Surat Edaran Menteri

PU No. IK.01.06-MN/467 Perihal Pemberlakuan Sertifikat Badan Usaha Dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah T.A.2007, Keputusan Menteri PU No. 69/KPTS/M/2001 / 10 Juli 2001 Pedoman Pemberian Izin Usaha

Jasa Konstruksi Nasional, Keputusan Menteri PU No. 339/KPTS/M/2003 / 31 Desember 2003 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah, Keputusan Menteri PU No. 257/KPTS/M/2004 /

29 April 2004 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, Keputusan Menteri PU No.

349/KPTS/M/2004/23 September 2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi

(Pemborongan), Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per. 05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : 262/SE/KK/2009 Tentang Tata

Cara Penyampaian Sanggahan, Sanggahan Banding, Dan Pengaduan, Surat Edaran Menteri PU Nomor :

272/SE/KK/2009 Tentang Tata Cara Pemberian Sangsi Bagi Penyedia Jasa, Peraturan Menteri PU Nomor :

04/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional, Peraturan Menteri

PU Nomor : 05/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Ijin Perwakilan Badan Usaha Jasa

Konstruksi Asing

Keberlanjutan Proyek/Project ustainability

Dalam beberapa dekade ini, isu-isu mengenai keberlanjutan atau yang lebih dikenal dengan Sustainability dalam

suatu proyek baik yang merupakan konstruksi gedung maupun konstruksi bangunan sudah merupakan pertimbangan

wajib bagi semua stakeholder yang terlibat. Hal-hal mengenai polusi dari tanah, air dan udara sudah merupakan

kewajiban dari suatu proyek untuk dipertimbangkan sebagai risk yang harus diatasi. Ditambah juga dengan

biodiversity, perubahan tata guna lahan, perlindungan lingkungan dan spesies binatang tertentu sudah menjadi check

list yang tak terpisahkan dari suatu proyek.

Pemerintahpun sudah mengatur hal ini melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 86 Tahun

2002 Tentang: Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup, pada Pasal 1 ayat (1) Upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup

(UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab

usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Lebih jauh secara global internasional kepedulian dari stakeholeder terhadap lingkungan telah lebih dahulu disadari

dan sudah menjadi kebudayaan untuk selalu peduli melalui tanggung jawab social dalam suatu organisasi.

International Organization for Standardization (ISO) bahkan telah mengeluarkan ISO 26000 mengenai Social

Responsibility Standard, dimana pelaku usaha yang menerapkan ISO 26000 bentuk tanggung jawab pada

lingkungan sosial, sehingga sebagai hasil dari ini para pelaku usaha akan bertahan terhadap keberlanjutan usaha-

Page 5: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 251

usahanya. Hal ini tentunya adalah kebutuhan yang lebih jauh lagi dari ISO 14001 yang mempunyai focus untuk

sistim manajemen lingkungan.

Manajemen Proyek

Manajemen dapat diartikan sebagai ilmu tentang mengelola organisasi yang terdiri dari kegiatan-kegiatan:

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan perbaikan berkelanjutan terhadap sumber-sumber daya yang terbatas

dalam usaha mencapai tujuan atau sasaran yang efektif dan efisien. Menurut PMBOK Guide – Fifth Edition: A

Guide to the Project Management Body of Knowledge proyek adalah: “A project is a temporary endeavor

undertaken to create a unigue product, service, or result.” yang dapat diartikan sebagai sesuatu usaha sementara

untuk menciptakan suatu produk, jasa ataupun hasil tertentu.

PMBOK Guide – Fifth Edition: A Guide to the Project Management Body of Knowledge, menyatakan bahwa

manajemen proyek adalah: “Project management is the application of knowledge, skills, tools, and techniques to

project activities to meet the project requirements.” Pernyataan ini dapat diartikan bahwa manajemen proyek adalah

aplikasi dari pengetahuan, keterampilan, alat pendukung serta teknik dalam aktivitas-aktivitas suatu proyek untuk

memenuhi kriteria proyek tersebut. Seperti juga dalam manajemen pada umumnya, manajemen proyek juga

mempunyai proses-proses yang dilakukan dalam melaksanakan menejemen proyek. Proses-proses ini adalah:

Inisiasi / Initiation, Perencanaan/Planning, Pelaksanaan/Execution, Monitoring dan Pengendalian/Monitoring and

Controlling, serta Penutup/Closing.

Manajemen Proyek dalam hal ini juga tetap harus diperhatikan dalam mengelola: identifikasi kebutuhan-kebutuhan

yang diperlukan; identifikasi kebutuhan, kepentingan dan ekspektasi dari stakeholder dalam perencanaan serta

selama pelaksanaan dari proyek; menginisiasi, melaksanakan serta terus menindaklanjuti komunikasi antar

stakeholder secara aktif, efektif dan dalam natur yang kolaboratif; menjaga kepentingan para stakeholder melalui

pertemuan-pertemuan mengenai kepentingan stakeholder dan membuat target-target capaian; menjaga

keseimbangan dari constraints yang ada dalam proyek seperti Ruang Lingkup Pekerjaan, Kualitas, Penjadwalan,

Sumber Dana, Sumber Daya Lain dan Resiko.

Kinerja Proyek

Peter F Kaming dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa kinerja proyek adalah serangkaian kegiatan yang diukur

pada proses keluarannya. Selanjutnya kinerja proyek menurut Dozzi (1993), kinerja dapat diartikan rasio dari input

terhadap output, dimana input disini dapat diasosiasikan dengan sumber daya dan output adalah keluaran yang

menghasilkan nilai ekonomis.

Sunil Manjeri pada tahun 2011, dalam artikelnya menuliskan bahwa kinerja pada industry konstruksi dapat diartikan

efisiensi dalam organisasi atau individu. Nilai ekonomis diukur dari keluaran yang dihasilkan oleh material,

peralatan serta usaha dari buruh dalam menghasilkan suatu produk. Selanjutnya Sunil (2011) mengidentifikasi

bahwa kinerja dari proyek konstruksi lebih banyak dipengaruhi oleh produktivitas dari kerja buruh.

Indikator pengukuran kepuasan proyek

Nick & Paul Hague menjelaskan bahwa indikator pengukuran kepuasan proyek yang dilakukan melalui beberapa

kuesioner dapat di kategorikan pada beberapa hal seperti Tabel 1.

4. METODOLOGI PENELITIAN

Proses Penelitian

Proses penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan kajian pustaka. Kajian pustaka berisi uraian

sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti

mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti

sebelumnya atau perlu pengembangan lebih lanjut. Dan menjelaskan hubungan antara penelitian tersebut dengan

penelitian sebelumnya, juga menjelaskan uraian teori penelitian sebelumnya, kemudian menjelaskan perbedaan dan

kontribusi penelitiannya, sehingga pembaca mengetahui perkembangan penelitian tersebut. Kajian pustaka bukanlah

suatu kumpulan fakta dan perasaan tapi merupakan argumentasi runtut yang mengarah kepada penjelasan usulan

penelitian. Dengan demikian kajian pustaka pada penelitian ini merupakan proses yang dipilih sebagai proses pada

penelitian ini.

Page 6: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 252

Tabel 1. Indikator pengukuran kepuasan proyek (Nick & Paul)

Produk Kualitas dari produk yang dihasilkan

Umur dari produk

Desain dari produk

Konsistensi dari kualitas produk yang dihasilkan

Kemampuan untuk menghasilkan variasi produk

Kemampuan produk untuk memeberikan nilai tambah pada kegunaannya

Delivery Kemampuan untuk menyelesaikan sesuai tenggat waktu

Kecepatan dalam delivery

Sumber Daya

Manusia

Pelayanan yang diberikan oleh SDM proyek

Keberadaan perwakilan perusahaan on-site

Tingkat pengetahuan dari perwakilan perusahaan

Tingkat kepercayaan dalam follow up komunikasi

Friendliness dari SDM proyek

Resolusi kesesuaian dari produk

Tingkat responsive dalam menindaklanjuti permintaan

Tingkat layanan setelah penyelesaian

Kemampuan teknikal dari SDM

Perusahaan Reputasi perushaan

Kemudahanan dalam bekerja sama

Kejelasan dalam penagihan

Ketepatan waktu dalam penagihan

Biaya Kewajaran biaya

Penggunaan biaya secara total

Kesusaian biaya dengan produk yang dihasilkan

Gambar 3. Indikator Kinerja Proyek

Kinerja

Proyek

Kepuasan

stakeholder

Strategi

Proses

Kapabilitas

Kontributsi

stakeholder

• Rasio proyek terselesaikan sesuai rencana

• Rasio kesesuaian pembagian beban kerja

• Rasio peningkatan dan pemanfaatan infrastruktur jalan

• Rasio kelancaran pelaksanaan pekerjaan

• Rasio kelancaran pembayaran pekerjaan

• Rasio perubahan perencanaan pekerjaan (amandemen)

• Rasio tambahan pendapatan beban kerja

• Rasio terjadinya konflik dengan masyarakat

• Rasio pekerjaan ulang/ perbaikan kembali

• Rasio kelengkapan administrasi pencairan

• Rasio ketersediaan ahli perencanaan dan teknis lapangan

• Rata-rata tingkat kedisiplinan pegawai

• Adanya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan

• Rasio pengujian spesifikasi bahan konstruksi

• Adanya prosedur pencairan yang jelas

• Rasio pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur

• Rasio pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur

• Rasio ketersediaan fasilitas kantor

• Adanya wakil masyarakat (ksm

• Rasio kontraktor/ konsultan bersertifikat ahli

• Rasio ketersediaan tenaga keuangan proyek

• Pembangunan sesuai yang dibutuhkan masyarakat

• Rasio kelengkapan administrasi dan laporan data proyek

• Rasio kelengkapan persyaratan usulan masyarakat

• Rasio kualitas barang sesuai spesifikasi

• Rasio penyerapan anggaran pembangunan

Page 7: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 253

Kajian Pustaka adalah pengkajian kembali literatur-literatur yang terkait (review of related literature). Sesuai

dengan arti tersebut kajian pustaka berfungsi sebagai pengkajian kembali (review) pustaka (laporan penelitian dan

sebagainya) tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi,

tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan. Dalam kajian pustaka dimuat uraian sistematis tentang hasil

penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi terhadap penelitian yang diteliti. Dalam paparan tersebut

hendaknya ditunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan belum menyentuh aspek yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya. Penelitian ini menjelaskan bahwa peneliti belum memperoleh hasil yang memuaskan dari

penelitian-penelitian terdahulu sehingga diperlukan penelitian lanjutan. Kajian pustaka diperlukan untuk

memberikan pemantapan dan penegasan tentang ciri-khas penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini

tampak dengan menunjukkan buku-buku, artikel, skripsi, tesis hingga disertasi yang ditelaah belum atau tidak

menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti.

Instrumen Penelitian

Data primer penelitian ini berasal dari kajian berbagai hasil penelitian yang relevan, yang merupakan opini pakar

dan hasil kajian penelitian, yang kemudian dibahas dan dianalisis secara kualitatif. Data Sekunder. Data sekunder

penelitian ini berasal dari berbagai pustaka dan referensi yang terkait. Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini

juga berasal dari berbagai peraturan dan standar dalam bidang konstruksi yang relevan sebagai materi pembahasan.

Responden Penelitian

Dalam merumuskan model pertanyaan yang akan dijadikan acuan untuk pengukuran akan menggunakan survei

kepada para ahli yang terlibat pada proyek-proyek konstruksi bangunan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk

memperoleh dasar pemikiran mengenai kepuasan para ahli berdasarkan factor-faktor pengalaman yang dimiliki oleh

para ahli yang mengacu kepada pengalaman yang sudah lampau

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dari berbagai hasil kajian komparatif hasil

penelitian yang relevan. Hasil penelitian yang relevan yang telah menggunakan metode penelitian kuantitatif dan

kualitatif, akan menjadi acuan penelitian ini

· Pendekatan Penelitian.

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dari berbagai hasil kajian komparatif

hasil penelitian yang relevan. Hasil penelitian yang relevan yang telah menggunakan metode penelitian

kuantitatif dan kualitatif, akan menjadi acuan penelitian ini.

· Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada tahap ini dengan berbagai kajian komparatif dari sumber-sumber pustaka, maka akan dilakukan

analisis untuk mendapatkan model diskriptif komparatif tentang indikator-indikator apa saja yang ada

untuk mengukur kepuasan Proyek Konstruksi Bangunan Terhadap Kinerja Biaya, Mutu dan Waktu. Data

yang didapat dari studi komparatif ini kemudian akan digunakan sebagai acuan metode survei yang akan

mendapatkan penilaian pakar yang terlibat dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Setelah data

didapatkan akan dilakukan pengaolahan data secara kuantitatif yang akan kembali dilakukan studi

komparasi terhadap beberapa penelitian yang relevan. Hasil penelitian diharapkan merupakan suatu skala

penilaian yang komprehensif dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu proyek dengan melakukan

penilaian terhadap kepuasan dari ahli/pakar yang merupakan representasi atau bahkan pemilik proyek

konstruksi bangunan tersebut.

Proses Penelitian

Proses penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 4.

Page 8: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 254

Gambar 4. Proses Penelitian

5. ANALISIS & PEMBAHASAN

Potret kondisi penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi bangunan atau proyek infrastruktur di Indonesia sejalan

dengan rencana pemerintah untuk mencapai 10 negara besar didunia dengan pertumbuhan ekonomi 7%-9%

pertahun. Hal ini akan tercapai dengan direncanakan pelaksanaannya percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi ini dibagi dalam 8 program utama yang terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaannya

dengan integrase dari 3 elemen pilar utama:

1. Mengembangkan potensi ekonomi di wilayah 6 Koridor Ekonomi Indonesia; Sumatra, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Papua-Kepulauan Maluku.

2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara nasional namun terhubung secara global.

3. Memperkuat sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan secara nasional untuk mendukung

pengembangan ekonomi secara nasional

Dengan nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur ini juga terlihat sangat

besar sekali, mencapai 1.550 (seribu limaratus lima puluh) Triliun rupiah yang mempunyai rentang waktu dari tahun

2011 sampai tahun 2025.

Indikator-indikator kepuasan yang mempunyai pengaruh atas opini akhir dari sebuah proyek konstruksi bangunan

dapat dikategorikan sebagai berikut;

Page 9: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 255

Tabel 4. Indikator kepuasan

Project Life-cycle

Phase

Business

Perspective Strategic Focus KPI

Initiation &

Procurement stage

Internal

Business

Cost Predictability Cost predictability

Time Predictability Time predictability

Quality Predictability

Specifications feasibility / buildability

Quality Management Plan

Quality Assurance

Health & Safety Planning Health & safety management plan

Organizational & Internal

Management Capability Estimation

Project management plan

Human capital

Information capital

Contractual management plan

Partnership & Supplier Outsourcing

Planning

Prospective partners & suppliers

engagement

Risk Management Strategic

Planning

Project deliverables risk management plan

Project resources risk management plan

Project organizational risk management

plan

Society & Environmental Strategic

Planning

Society impact analysis

Environmental impact analysis

Environmental certification

Customer

Customer Business Relationship

Client acquisition & branding

Client engagement

Financial Business Financial Stability Business Financial Capabilities &

Prospects

Innovation &

Learning

Process Improvement & Innovation

Analysis Process Improvement plan and objectives

Organizational Learning Strategy Organizational learning plan

Project

Construction

Stage

Internal

Business

Cost Control

Cost-in-use

Cost productivity & efficiency

Cost of resources

Cost deviation for change orders

Cost accrued to defects

Cost of sub-contractors services

Legal claims

Project Life-cycle

Phase

Business

Perspective Strategic Focus KPI

Project

Construction

Stage

Internal

Business

Time Management

Time for construction

Time productivity & efficiency

Time for resources allocation and

mobilitation

Time deviation for change orders

Time taken to rectify work defects

Time attributed for legal claims and work

Page 10: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 256

stoppages

Quality Management System

Quality Assurance

Quality Control

Health & Safety Conduct Health & Safety Conduct

Organizational & Internal

Management Conduct

Manpower attitude, efficiency and

effectiveness

Organizational & Internal

Management Conduct

Manpower attitude, efficiency and

effectiveness

Organizational leadership

Organizational teamwork

Organizational coherence and commitment

amongst project participants

Organizational & Internal

Management Conduct

Information operational systems and

management

Contractual management

Partnership & Supplier Values Joint Operation performance

Partnership & Supplier Values

Sub-contractor performance

Supplier performance

Risk Management Risk Control

Society & Environmental

Management

Society engagement control

Environmental impacts control

Customer

Customer's Satisfaction

Customer cost satisfaction

Customer time satisfaction

Customer quality satisfaction

Customer's confidence

Customer's Commitment to Project

Completion

Customer's financial commitment

Customer's respondence to project issues

Project Life-cycle

Phase

Business

Perspective Strategic Focus KPI

Project

Construction

Stage

Customer

Customer's Working Relationship

Customer's project information updates

Customer's working relationship

Financial

Operational Financial Stability &

Profitability

Project financial stability

Project financial profitability

Innovation &

Learning

Employee's Satisfaction

Employee's motivation, rewards and

recognition

Condusive working environment

Employee's view of top management

Intellectual Capital Management

Knowledge and organizational learning

management

Innovative designs and improvement

programs

Internal

Business

Cost Control Cost Evaluation

Time Management Time Evaluation

Quality Management System Quality Control

Health & Safety Conduct Health & Safety Evaluation

Organizational & Internal

Management Conduct

Organizational & Internal Management

Evaluation

Page 11: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 257

Project

Completion and

Closeout Stage

Partnership & Supplier Values Partnership & Supplier Evaluation

Risk Management Risk Evaluation

Society & Environmental

Management Society & Environmental Evaluation

Customer

Customer Satisfaction Customer Satisfaction Evaluation

Customer Business Relationship Customer Business Prospects

Financial

Business Financial Profitability Business Revenue & Profitability Ratios

Business Financial Market Value Market Value Evaluation

Innovation &

Learning

Employee's Satisfaction Employee's overall satisfaction evaluation

Intelectual Capital Management

Overall R&D efficiency

Overall Internal business performance

evaluation

Indikator-indikator terdefinisi di atas akan menjadi acuan awal untuk dapat menghasilkan bahan-bahan yang

diperlukan dalam sebuah penelitian lanjutan yang berupa survei untuk proyek-proyek konstruksi bangunan yang

akan menjadi sampel penelitian Optimasi Pengukuran Kepuasan Proyek Konstruksi Bangunan Terhadap Kinerja

Biaya, Mutu dan Waktu Di Indonesia.

6. KESIMPULAN

a. Potret kondisi penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi bangunan atau proyek infrastruktur di Indonesia

sejalan dengan rencana pemerintah untuk mencapai 10 negara besar didunia dengan pertumbuhan ekonomi

7%-9% pertahun. Program ini tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia 2011-2025.

b. Terdapat 82 indikator kepuasan ketercapain proyek yang terbagi dalam 4 tahapan konstruksi.

c. Dalam penelitian ini terlihat bahwa 82 indikator ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kesuksesan proyek konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA

Darrel R. Johnson, A. B. (2014). The Project and Construction Review. Jakarta: The Law Review.

Dewi, I. M. (2014). Analisis Kinerja Pembangunan Jalan Lingkungan di Provinsi Banten dengan Metode

Performance Prism. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.

Dozzi, S. (1993). NRC-CNRC. Retrieved from NRC-CNRC Web site: http//www.nrc-cnrc.go.ca

Hague, N. H. (2016). B2B International . Retrieved from B2B International Web site:

http://www.b2binternational.com

Jack Widjajakusuma, A. K. (2014). Conceptual Performance Measurement Framework for Construction in

Indonesia Medium Size Construction Companies Undertaking Public Projects. Karawaci, Tangerang:

Universitas Pelita Harapan.

Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional. (2011). Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembanguna Ekonomi

Indonesia 2011-2025. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.

Liu, R. F. (1997). Research Methods for Construction. Berlin: Blackwell Science.

Menjeri, S. (2011). Productivity Measurement and Benchmarking. India: Shalby Hospital.

Peter F Kaming, F. R. (2010). Analisis Kinerja Proyek Konstruksi. Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)

(pp. 209-247). Sanur, Bali: Universitas Udayana.

Project Management Institute. (2000). Construction Extension to A Guide to Project Management Body of

Knowledge (PMBOK@Guide). Pensylvania: PMI - Global Standard.

Project Management Institute. (2015). A Guide to Project Management Body of Knowledge (PMBOK@Guide) Fifth

Edition. Pensylvania: PMI - Global Standard.

Wibowo, A. (2009). Perencanaan Sistem Pengukuran Kinerja Proyek dengan Metode Performance Prism.

Surabaya: Institute Teknologi Sepuluh November.

Page 12: ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)

MK - 258