ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana...
Transcript of ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN ...konteks.id/p/11-MK-24.pdf · bagaimana...
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017
MK - 247
ANALISIS INDIKATOR KEPUASAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN
TERHADAP KINERJA BIAYA, MUTU DAN WAKTU
Manlian Ronald A. Simanjuntak1 dan Andreas Kruniawan Djukardi2
1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Pelita Harapan
Email: [email protected] 2Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara
Email: [email protected]
ABSTRAK
Akses kepada 300 juta jumlah penduduk serta perkembangan perumbuhan ekonomi Indonesia
berada pada posisi di atas 5% pada kuartal kedua tahun 2016 merupakan daya tarik investasi yang
besar pada bidang pembangunan terutama pada pembangunan infrastruktur. Pemerintahan juga
sedang melakukan fokus pengembangan pembangunan proyek-proyek konstruksi infrastruktur,
dimana pada tahun 2015 yang merupakan tahun peletakan pondasi pembangunan dan pada tahun
2016 merupakan tahun percepatan pembangunan. Keseriusan ini terlihat dengan nilai pasar jasa
kontruksi sebesar USD 271 miliar yang merupakan pasar jasa konstruksi peringkat 4 di Asia.
Besarnya nilai investasi jasa konstruksi ini belum disertai dengan peraturan yang memadai dari sisi
pemberi tugas, dimana pada proyek infrastruktur ini adalah Pemerintah, sehingga sulit untuk
mendapatkan gambaran yang cepat mengenai tingkat keberhasilan suatu proyek konstruksi
bangunan. Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan permasalahan penelitian, yaitu: mengkaji
potret penyelenggaraan proyek konstruksi di Indonesia pada saat ini, mengkaji indikator kepuasan
penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) di Indonesia, dan menganalisis
bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur)
dalam rangka mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di Indonesia. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan argumentasi tentang dentifikasi indikator Kepuasan
Proyek Konstruksi Bangunan terhadap Kinerja Biaya, Mutu dan Waktu di Indonesia. Sehingga
indikator ini dapat dipakai untuk mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di
Indonesia.
Kata Kunci: indikator kepuasan, bangunan, kinerja, biaya, waktu, mutu
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sangat menarik untuk melakukan investasi dalam bidang-bidang konstruksi,
terutama dengan akses terhadap 300 juta jumlah penduduk yang memiliki perekonomian Indonesia pada triwulan
pertama tahun 2016 tumbuh 4,91%. Bahkan dalam Triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik
menjadi 5,18% yang merupakan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di Asia. Hal ini menunjukkan kemampuan
Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang terbesar di ASEAN dan Asia secara luas. Namun pertumbuhan
yang tinggi dalam hal perekonomian ini tidak diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi juga dalam bidang
pembangunan konstruksi, terutama pada proyek-proyek infrastruktur. Ini menyebabkan daya tarik yang kuat untuk
mengembangkan proyek-proyek konstruksi tersebut. Indonesia saat ini juga tercatat sebagai pasar jasa konstruksi
terbesar dengan nilai $ US 267 miliar, dimana untuk cakupan wilayah Asia, Indonesia termasuk dalam peringkat
keempat di bawah China ($ US 1,78 Triliun), Jepang ($ US 742 Milyar), India ($ US 427 Milyar).
Sejalan dengan rencana program Pemerintah Indonesia dimana pada tahun 2015 merupakan tahun peletakan pondasi
pembangunan dan tahun 2016 merupakan tahun percepatan pembangunan, pemerintah juga telah menetapkan
pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air khususnya di desa-desa, di daerah-daerah pinggiran dan
wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional. Pemerintah sendiri telah menyediakan berbagai macam
kemudahan untuk iklim investasi dalam proyek-proyek konstruksi baik melalui kerjasama swasta dan pemerintah,
maupun swasta dengan swasta, sehingga proyek-proyek konstruksi masih merupakan fokus utama dari pemerintah
Indonesia. Fokus ini terlihat dengan Peraturan Presiden (PP) No.67 tahun 2005 mengenai Kerjasama antara
Pemerintah dan Sektor Swasta untuk Provinsi pada bidang infrastruktur yang kemudian dilakukan Amandemen
dengan PP No. 13/2010, PP No. 56/2011 dan PP N0. 66/2013.
Tahun 2016 yang dicanangkan sebagai tahun percepatan pembangunan juga masih akan fokus pada infrastruktur,
namun hal ini mengandung risiko. Dengan tingkat investasi yang cukup tinggi, proyek-proyek konstruksi
MK - 248
diharapkan mempunyai suatu cara untuk mengukur tingkat kesuksesan dari suatu proyek. Hal ini sangat diperlukan
khususnya untuk pemberi tugas agar terus dapat memantau kemajuan dari suatu proyek sehingga tindakan perbaikan
ataupun pencegahan dapat diketahui dan dilakukan lebih dini. Kesuksesan penyelenggaraan proyek konstruksi
secara khusus proyek infrastruktur dapat diukur dari kepuasan para pihak baik pemberi tugas maupun penerima
tugas dalam proses penyelenggaraan konstruksi.
Sehubungan dengan pengukuran tingkat kesuksesaan suatu proyek didapatkan melalui kepuasan dari pelanggan
dalam hal ini adalah pemberi tugas, maka penelitian ini akan menekankan secara khusus berbagai indikator terpilih
dari berbagai hasil penelitian yang relevan dan berbagai referensi, yang kemudian akan menjadi rekomendasi yang
strategis. Dalam rangka percepatan pembangunan selanjutnya akan diperlukan suatu alat kendali/kontrol yang dapat
melihat secara tepat dan cepat tingkat dari kepuasan para pihak secara khusus pemberi tugas dari sebuah proyek.
Untuk dapat mengukur hal ini secara cepat dan tepat, maka diperlukan suatu penelitian yang yang dapat
memberikan kontribusi strategis dalam menyukseskan proses pembangunan Indonesia di masa depan.
Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan beberapa permasalahan penting, yaitu:
1. Bagaimana potret penyelenggaraan proyek konstruksi di Indonesia pada saat ini?
2. Apa saja indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) di Indonesia?
3. Bagaimana peran indikator kepuasan penyelenggaraan proyek konstruksi bangunan (infrastruktur) dalam
mendukung pembangunan konstruksi secara menyeluruh di Indonesia?
2. OPTIMASI MODEL OPERASIONAL PENELITIAN
Gambar 1 di bawah ini menggambarkan Optimasi Model Operasional Penelitian sebagai Kerangka Berfikir dalam
penelitian ini.
Issue· Cases· Background· Relevant Research
Findings
ResearchProblems
Variable
X
Analysis· Modelling· Optimization
AnalysisSystem
Variable
Y
· Recommendations· Model· Improvement· Decisions
Modelling Process
Optimation Process
Gambar 1. Bagan Pola Pikir Optimasi Model Operasional Penelitian
Teknik pemilihan metode Optimasi dalam penilisan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi literatur,
pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang dikuantitatifkan. Pendekatan kajian pustaka atau studi literatur
mempunyai derajat pemenuhan dari persyaratan-persyaratan dari teori dan penelitian terdahulu yang pernah di
akukan serta opini-opini dari pakar. Research positioning penelitian ini ada dalam tahap mengidentifikasi dan
mengkaji variabel penelitian sebagai awal pembentuk model penelitian.
3. KAJIAN PUSTAKA
Program Pembangunan Pemerintah RI
Program pembangunan Pemerintah Republik Indonesia ini dapat terlihat dengan jelas pada Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 yang dikeluarkan oleh Kementrian Koordinator Bidang
Perekonomian bersama dengan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional dan Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Dalam program ini pemerintah sangat mempertimbangkan potensi serta keunggulan dan
tantangan-tantangan yang dihadapi dalam mempercepat serta memperluas pembangunan ekonomi untuk menuju
negara maju dan masyarakat sejahtera untuk dapat meningkatkan daya saing secara global.
Dengan adanya masterplan ini diharapkan fokus serta jalan menuju Indonesia masuk sebagai 10 (sepuluh) negara
besar di dunia pada tahun 2025, dapat lebih terarah dan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7-9% pertahun.
MK - 249
Dalam rencana pelaksanaannya, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini dibagi dalam 8 program utama
yang terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaannya dengan integrase dari 3 elemen pilar utama:
1. Mengembangkan potensi ekonomi di wilayah 6 Koridor Ekonomi Indonesia; Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Papua-Kepulauan Maluku.
2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara nasional namun terhubung secara global.
3. Memperkuat sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan secara nasional untuk mendukung
pengembangan ekonomi secara nasional
Gambar 2. Gambar Prosentase Setiap Koridor Terhadap Keseluruhan Investasi
Mencermati program pemerintah dalam Masterplan ini, terlihat bahwa pada setiap pilar baik Pengembangan Potensi
Ekonomi, Perkuatan Konektivitas, Perkuatan SDM & IPTEK; pembangunan infrastruktur berupa konstruksi dari
fasilitas pendukung seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, dan energi memainkan peranan yang sangat penting
untuk mendukung ketiga pilar tersebut. Investasi yang diperlukan untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur
ini juga terlihat sangat besar sekali, kurang lebih 1.550 (seribu lima ratus lima puluh) Triliun rupiah yang
mempunyai rentang waktu dari tahun 2011 sampai tahun 2025.
Kondisi Eksisting Penyelenggaraan Proyek Bangunan di Indonesia
Kondisi eksisting penyelengaraan proyek bangunan di Indonesia tersirat dalam pidato Kenegaraan Presiden di depan
MPR serta DPR dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 71. Dinyatakan bahwa pada tahun 2016
yang merupakan tahun percepatan ini, Pemerintah akan melakukan fokus pada tiga langkah terobosan dalam
mengatasi pengentasan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial. Ketiga langkah itu adalah:
percepatan pembangunan infrastruktur. penyiapan kapasitas produktif dan Sumber Daya Manusia. deregulasi dan
debirokratisasi.
Mencermati fokus 1 yakni percepatan pembangunan infrastruktur, hal ini akan lebih merata di seluruh Tanah Air
untuk memperkuat konektivitas antar wilayah dan memperkecil ketimpangan dan kesenjangan sosial. Akselerasi
pembangunan infrastruktur logistik meliputi jalan, pelabuhan, bandara, dan rel kereta api. Sedangkan akselerasi
pembangunan infrastruktur strategis mencakup pembangkit listrik, telekomunikasi, irigasi, dan perumahan
rakyat.Dinyatakan juga bahwa dalam dua tahun terakhir, Pemerintah telah mempercepat pembangunan jalan
nasional sepanjang 2.225 km, jalan tol sepanjang 132 km, dan jembatan sepanjang 16.246 m, atau sebanyak 160
jembatan. Pada tahun 2016 target pembangunan jalan nasional sepanjang 703 km dan jembatan sepanjang lebih dari
8.452 m. Pembangunan kereta api tidak hanya dilakukan di Pulau Jawa, tetapi juga di Pulau Sumatra, Kalimantan,
dan Sulawesi. Sampai sekarang jalur kereta api yang beroperasi telah mencapai sepanjang 5.200 Kilometer Spoor
(Km’sp). Di tahun 2015, 179,33 Km’sp telah selesai dibangun dan 271,5 Km’sp sedang dalam proses pembangunan.
Selain itu juga sedang dibangun kereta untuk transportasi perkotaan seperti Mass Rapid Transportation (MRT),
Light Rail Train (LRT), serta commuter line. Untuk program Tol Laut, Pemerintah telah menetapkan 24 pelabuhan
sebagai Simpul Jalur Tol Laut. Sebagai pendukung, turut dibangun 47 pelabuhan non-komersiil dan 41 pelabuhan
sedang dalam proses pembangunan. Target pemerintah adalah sudah terbangun 100 pelabuhan pada tahun 2019. Ini
MK - 250
untuk mewujudkan gagasan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Pembangunan dan pengembangan bandar
udara juga mengalami percepatan sebagai wujud pembangunan Jembatan Udara. Di tahun 2016, Sembilan bandar
udara telah dikembangkan sehingga memiliki standar yang lebih tinggi, dan enam bandar udara telah resmi dibuka
pada tahun 2016. Perihal penyediaan listrik, program 35.000 MW terus dipacu. Program 35.000 MW dipastikan
program ini terlaksana dengan lancar dan dapat mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen di tahun 2019.
Indonesia akan bebas dari pemadaman listrik sehingga usaha kecil dan industri rumah tangga dapat berjalan lancar
dan anak-anak dapat belajar di malam hari dengan penerangan lampu listrik yang memadai. Selain itu juga
dilakukan percepatan pembangunan waduk dan embung untuk memperkuat program Ketahanan Air. Pada tahun
2016 ini, dilakukan percepatan penyelesaian 22 waduk yang sedang dibangun, 8 waduk baru, 387 embung/situ baru,
dan rehabilitasi 71 embung/situ.
Terlihat di sini bahwa memang pemerintah sangat serius dalam terus menerus mengejar pembangunan infrastruktur
untuk menuju Indonesia sebagai negara yang maju dengan konektivitas yang tinggi antar daerah. Hal ini memang
sangat diperlukan untuk kemajuan negara dimana apabila diperbandingkan dengan negara Korea Selatan yang
memiliki umur yang sama 71 tahun, merdeka di tahun 1945, namun hampir semua daerah terhubung dengan jalan
bebas hambatan, jembatan, terowongan bahkan jalur kereta api pun sudah sangat mumpuni.
Penyelenggaraan Proyek Konstruksi Bangunan
Dalam penyelenggaraan Proyek Konstruksi di Indonesia, Pemerintah dalam hal ini menyiapkan berbagai perangkat
peraturan yang mengatur jasa konstruksi, regulasi tersebut adalah: Undang Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang
Jasa Konstruksi, Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Berikut Perubahannya, Keputusan Menteri Kimpraswil No. 339/KPTS/M/2003 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah, Surat Edaran Menteri PU No. 08/SE/M/2006
Perihal Pengadaan Jasa Konstruksi Untuk Instansi Pemerintah Tahun Anggaran 2006, Peraturan Menteri PU No.
50/PRT/1991 Tentang Perizinan Perwakilan Perusahaan Jasa Konstruksi Asing, Keputusan Menteri Kimpraswil No.
257/KPTS/M/2004 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi (1 Set = 7 Buku), Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri No. 601/476/SJ Perihal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Di Daerah, Surat Edaran Menteri
PU No. IK.01.06-MN/467 Perihal Pemberlakuan Sertifikat Badan Usaha Dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah T.A.2007, Keputusan Menteri PU No. 69/KPTS/M/2001 / 10 Juli 2001 Pedoman Pemberian Izin Usaha
Jasa Konstruksi Nasional, Keputusan Menteri PU No. 339/KPTS/M/2003 / 31 Desember 2003 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah, Keputusan Menteri PU No. 257/KPTS/M/2004 /
29 April 2004 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, Keputusan Menteri PU No.
349/KPTS/M/2004/23 September 2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan), Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per. 05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : 262/SE/KK/2009 Tentang Tata
Cara Penyampaian Sanggahan, Sanggahan Banding, Dan Pengaduan, Surat Edaran Menteri PU Nomor :
272/SE/KK/2009 Tentang Tata Cara Pemberian Sangsi Bagi Penyedia Jasa, Peraturan Menteri PU Nomor :
04/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Ijin Usaha Jasa Konstruksi Nasional, Peraturan Menteri
PU Nomor : 05/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Persyaratan Pemberian Ijin Perwakilan Badan Usaha Jasa
Konstruksi Asing
Keberlanjutan Proyek/Project ustainability
Dalam beberapa dekade ini, isu-isu mengenai keberlanjutan atau yang lebih dikenal dengan Sustainability dalam
suatu proyek baik yang merupakan konstruksi gedung maupun konstruksi bangunan sudah merupakan pertimbangan
wajib bagi semua stakeholder yang terlibat. Hal-hal mengenai polusi dari tanah, air dan udara sudah merupakan
kewajiban dari suatu proyek untuk dipertimbangkan sebagai risk yang harus diatasi. Ditambah juga dengan
biodiversity, perubahan tata guna lahan, perlindungan lingkungan dan spesies binatang tertentu sudah menjadi check
list yang tak terpisahkan dari suatu proyek.
Pemerintahpun sudah mengatur hal ini melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 86 Tahun
2002 Tentang: Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup, pada Pasal 1 ayat (1) Upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup
(UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab
usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Lebih jauh secara global internasional kepedulian dari stakeholeder terhadap lingkungan telah lebih dahulu disadari
dan sudah menjadi kebudayaan untuk selalu peduli melalui tanggung jawab social dalam suatu organisasi.
International Organization for Standardization (ISO) bahkan telah mengeluarkan ISO 26000 mengenai Social
Responsibility Standard, dimana pelaku usaha yang menerapkan ISO 26000 bentuk tanggung jawab pada
lingkungan sosial, sehingga sebagai hasil dari ini para pelaku usaha akan bertahan terhadap keberlanjutan usaha-
MK - 251
usahanya. Hal ini tentunya adalah kebutuhan yang lebih jauh lagi dari ISO 14001 yang mempunyai focus untuk
sistim manajemen lingkungan.
Manajemen Proyek
Manajemen dapat diartikan sebagai ilmu tentang mengelola organisasi yang terdiri dari kegiatan-kegiatan:
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan perbaikan berkelanjutan terhadap sumber-sumber daya yang terbatas
dalam usaha mencapai tujuan atau sasaran yang efektif dan efisien. Menurut PMBOK Guide – Fifth Edition: A
Guide to the Project Management Body of Knowledge proyek adalah: “A project is a temporary endeavor
undertaken to create a unigue product, service, or result.” yang dapat diartikan sebagai sesuatu usaha sementara
untuk menciptakan suatu produk, jasa ataupun hasil tertentu.
PMBOK Guide – Fifth Edition: A Guide to the Project Management Body of Knowledge, menyatakan bahwa
manajemen proyek adalah: “Project management is the application of knowledge, skills, tools, and techniques to
project activities to meet the project requirements.” Pernyataan ini dapat diartikan bahwa manajemen proyek adalah
aplikasi dari pengetahuan, keterampilan, alat pendukung serta teknik dalam aktivitas-aktivitas suatu proyek untuk
memenuhi kriteria proyek tersebut. Seperti juga dalam manajemen pada umumnya, manajemen proyek juga
mempunyai proses-proses yang dilakukan dalam melaksanakan menejemen proyek. Proses-proses ini adalah:
Inisiasi / Initiation, Perencanaan/Planning, Pelaksanaan/Execution, Monitoring dan Pengendalian/Monitoring and
Controlling, serta Penutup/Closing.
Manajemen Proyek dalam hal ini juga tetap harus diperhatikan dalam mengelola: identifikasi kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan; identifikasi kebutuhan, kepentingan dan ekspektasi dari stakeholder dalam perencanaan serta
selama pelaksanaan dari proyek; menginisiasi, melaksanakan serta terus menindaklanjuti komunikasi antar
stakeholder secara aktif, efektif dan dalam natur yang kolaboratif; menjaga kepentingan para stakeholder melalui
pertemuan-pertemuan mengenai kepentingan stakeholder dan membuat target-target capaian; menjaga
keseimbangan dari constraints yang ada dalam proyek seperti Ruang Lingkup Pekerjaan, Kualitas, Penjadwalan,
Sumber Dana, Sumber Daya Lain dan Resiko.
Kinerja Proyek
Peter F Kaming dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa kinerja proyek adalah serangkaian kegiatan yang diukur
pada proses keluarannya. Selanjutnya kinerja proyek menurut Dozzi (1993), kinerja dapat diartikan rasio dari input
terhadap output, dimana input disini dapat diasosiasikan dengan sumber daya dan output adalah keluaran yang
menghasilkan nilai ekonomis.
Sunil Manjeri pada tahun 2011, dalam artikelnya menuliskan bahwa kinerja pada industry konstruksi dapat diartikan
efisiensi dalam organisasi atau individu. Nilai ekonomis diukur dari keluaran yang dihasilkan oleh material,
peralatan serta usaha dari buruh dalam menghasilkan suatu produk. Selanjutnya Sunil (2011) mengidentifikasi
bahwa kinerja dari proyek konstruksi lebih banyak dipengaruhi oleh produktivitas dari kerja buruh.
Indikator pengukuran kepuasan proyek
Nick & Paul Hague menjelaskan bahwa indikator pengukuran kepuasan proyek yang dilakukan melalui beberapa
kuesioner dapat di kategorikan pada beberapa hal seperti Tabel 1.
4. METODOLOGI PENELITIAN
Proses Penelitian
Proses penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan kajian pustaka. Kajian pustaka berisi uraian
sistematis tentang hasil penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti
mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti
sebelumnya atau perlu pengembangan lebih lanjut. Dan menjelaskan hubungan antara penelitian tersebut dengan
penelitian sebelumnya, juga menjelaskan uraian teori penelitian sebelumnya, kemudian menjelaskan perbedaan dan
kontribusi penelitiannya, sehingga pembaca mengetahui perkembangan penelitian tersebut. Kajian pustaka bukanlah
suatu kumpulan fakta dan perasaan tapi merupakan argumentasi runtut yang mengarah kepada penjelasan usulan
penelitian. Dengan demikian kajian pustaka pada penelitian ini merupakan proses yang dipilih sebagai proses pada
penelitian ini.
MK - 252
Tabel 1. Indikator pengukuran kepuasan proyek (Nick & Paul)
Produk Kualitas dari produk yang dihasilkan
Umur dari produk
Desain dari produk
Konsistensi dari kualitas produk yang dihasilkan
Kemampuan untuk menghasilkan variasi produk
Kemampuan produk untuk memeberikan nilai tambah pada kegunaannya
Delivery Kemampuan untuk menyelesaikan sesuai tenggat waktu
Kecepatan dalam delivery
Sumber Daya
Manusia
Pelayanan yang diberikan oleh SDM proyek
Keberadaan perwakilan perusahaan on-site
Tingkat pengetahuan dari perwakilan perusahaan
Tingkat kepercayaan dalam follow up komunikasi
Friendliness dari SDM proyek
Resolusi kesesuaian dari produk
Tingkat responsive dalam menindaklanjuti permintaan
Tingkat layanan setelah penyelesaian
Kemampuan teknikal dari SDM
Perusahaan Reputasi perushaan
Kemudahanan dalam bekerja sama
Kejelasan dalam penagihan
Ketepatan waktu dalam penagihan
Biaya Kewajaran biaya
Penggunaan biaya secara total
Kesusaian biaya dengan produk yang dihasilkan
Gambar 3. Indikator Kinerja Proyek
Kinerja
Proyek
Kepuasan
stakeholder
Strategi
Proses
Kapabilitas
Kontributsi
stakeholder
• Rasio proyek terselesaikan sesuai rencana
• Rasio kesesuaian pembagian beban kerja
• Rasio peningkatan dan pemanfaatan infrastruktur jalan
• Rasio kelancaran pelaksanaan pekerjaan
• Rasio kelancaran pembayaran pekerjaan
• Rasio perubahan perencanaan pekerjaan (amandemen)
• Rasio tambahan pendapatan beban kerja
• Rasio terjadinya konflik dengan masyarakat
• Rasio pekerjaan ulang/ perbaikan kembali
• Rasio kelengkapan administrasi pencairan
• Rasio ketersediaan ahli perencanaan dan teknis lapangan
• Rata-rata tingkat kedisiplinan pegawai
• Adanya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan
• Rasio pengujian spesifikasi bahan konstruksi
• Adanya prosedur pencairan yang jelas
• Rasio pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur
• Rasio pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur
• Rasio ketersediaan fasilitas kantor
• Adanya wakil masyarakat (ksm
• Rasio kontraktor/ konsultan bersertifikat ahli
• Rasio ketersediaan tenaga keuangan proyek
• Pembangunan sesuai yang dibutuhkan masyarakat
• Rasio kelengkapan administrasi dan laporan data proyek
• Rasio kelengkapan persyaratan usulan masyarakat
• Rasio kualitas barang sesuai spesifikasi
• Rasio penyerapan anggaran pembangunan
MK - 253
Kajian Pustaka adalah pengkajian kembali literatur-literatur yang terkait (review of related literature). Sesuai
dengan arti tersebut kajian pustaka berfungsi sebagai pengkajian kembali (review) pustaka (laporan penelitian dan
sebagainya) tentang masalah yang berkaitan, tidak selalu tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi,
tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan. Dalam kajian pustaka dimuat uraian sistematis tentang hasil
penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi terhadap penelitian yang diteliti. Dalam paparan tersebut
hendaknya ditunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan belum menyentuh aspek yang telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Penelitian ini menjelaskan bahwa peneliti belum memperoleh hasil yang memuaskan dari
penelitian-penelitian terdahulu sehingga diperlukan penelitian lanjutan. Kajian pustaka diperlukan untuk
memberikan pemantapan dan penegasan tentang ciri-khas penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini
tampak dengan menunjukkan buku-buku, artikel, skripsi, tesis hingga disertasi yang ditelaah belum atau tidak
menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti.
Instrumen Penelitian
Data primer penelitian ini berasal dari kajian berbagai hasil penelitian yang relevan, yang merupakan opini pakar
dan hasil kajian penelitian, yang kemudian dibahas dan dianalisis secara kualitatif. Data Sekunder. Data sekunder
penelitian ini berasal dari berbagai pustaka dan referensi yang terkait. Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini
juga berasal dari berbagai peraturan dan standar dalam bidang konstruksi yang relevan sebagai materi pembahasan.
Responden Penelitian
Dalam merumuskan model pertanyaan yang akan dijadikan acuan untuk pengukuran akan menggunakan survei
kepada para ahli yang terlibat pada proyek-proyek konstruksi bangunan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk
memperoleh dasar pemikiran mengenai kepuasan para ahli berdasarkan factor-faktor pengalaman yang dimiliki oleh
para ahli yang mengacu kepada pengalaman yang sudah lampau
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dari berbagai hasil kajian komparatif hasil
penelitian yang relevan. Hasil penelitian yang relevan yang telah menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif, akan menjadi acuan penelitian ini
· Pendekatan Penelitian.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dari berbagai hasil kajian komparatif
hasil penelitian yang relevan. Hasil penelitian yang relevan yang telah menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif, akan menjadi acuan penelitian ini.
· Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini dengan berbagai kajian komparatif dari sumber-sumber pustaka, maka akan dilakukan
analisis untuk mendapatkan model diskriptif komparatif tentang indikator-indikator apa saja yang ada
untuk mengukur kepuasan Proyek Konstruksi Bangunan Terhadap Kinerja Biaya, Mutu dan Waktu. Data
yang didapat dari studi komparatif ini kemudian akan digunakan sebagai acuan metode survei yang akan
mendapatkan penilaian pakar yang terlibat dalam konstruksi bangunan di Indonesia. Setelah data
didapatkan akan dilakukan pengaolahan data secara kuantitatif yang akan kembali dilakukan studi
komparasi terhadap beberapa penelitian yang relevan. Hasil penelitian diharapkan merupakan suatu skala
penilaian yang komprehensif dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu proyek dengan melakukan
penilaian terhadap kepuasan dari ahli/pakar yang merupakan representasi atau bahkan pemilik proyek
konstruksi bangunan tersebut.
Proses Penelitian
Proses penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 4.
MK - 254
Gambar 4. Proses Penelitian
5. ANALISIS & PEMBAHASAN
Potret kondisi penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi bangunan atau proyek infrastruktur di Indonesia sejalan
dengan rencana pemerintah untuk mencapai 10 negara besar didunia dengan pertumbuhan ekonomi 7%-9%
pertahun. Hal ini akan tercapai dengan direncanakan pelaksanaannya percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi ini dibagi dalam 8 program utama yang terdiri dari 22 kegiatan ekonomi utama. Strategi pelaksanaannya
dengan integrase dari 3 elemen pilar utama:
1. Mengembangkan potensi ekonomi di wilayah 6 Koridor Ekonomi Indonesia; Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Papua-Kepulauan Maluku.
2. Memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara nasional namun terhubung secara global.
3. Memperkuat sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan secara nasional untuk mendukung
pengembangan ekonomi secara nasional
Dengan nilai investasi yang diperlukan untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur ini juga terlihat sangat
besar sekali, mencapai 1.550 (seribu limaratus lima puluh) Triliun rupiah yang mempunyai rentang waktu dari tahun
2011 sampai tahun 2025.
Indikator-indikator kepuasan yang mempunyai pengaruh atas opini akhir dari sebuah proyek konstruksi bangunan
dapat dikategorikan sebagai berikut;
MK - 255
Tabel 4. Indikator kepuasan
Project Life-cycle
Phase
Business
Perspective Strategic Focus KPI
Initiation &
Procurement stage
Internal
Business
Cost Predictability Cost predictability
Time Predictability Time predictability
Quality Predictability
Specifications feasibility / buildability
Quality Management Plan
Quality Assurance
Health & Safety Planning Health & safety management plan
Organizational & Internal
Management Capability Estimation
Project management plan
Human capital
Information capital
Contractual management plan
Partnership & Supplier Outsourcing
Planning
Prospective partners & suppliers
engagement
Risk Management Strategic
Planning
Project deliverables risk management plan
Project resources risk management plan
Project organizational risk management
plan
Society & Environmental Strategic
Planning
Society impact analysis
Environmental impact analysis
Environmental certification
Customer
Customer Business Relationship
Client acquisition & branding
Client engagement
Financial Business Financial Stability Business Financial Capabilities &
Prospects
Innovation &
Learning
Process Improvement & Innovation
Analysis Process Improvement plan and objectives
Organizational Learning Strategy Organizational learning plan
Project
Construction
Stage
Internal
Business
Cost Control
Cost-in-use
Cost productivity & efficiency
Cost of resources
Cost deviation for change orders
Cost accrued to defects
Cost of sub-contractors services
Legal claims
Project Life-cycle
Phase
Business
Perspective Strategic Focus KPI
Project
Construction
Stage
Internal
Business
Time Management
Time for construction
Time productivity & efficiency
Time for resources allocation and
mobilitation
Time deviation for change orders
Time taken to rectify work defects
Time attributed for legal claims and work
MK - 256
stoppages
Quality Management System
Quality Assurance
Quality Control
Health & Safety Conduct Health & Safety Conduct
Organizational & Internal
Management Conduct
Manpower attitude, efficiency and
effectiveness
Organizational & Internal
Management Conduct
Manpower attitude, efficiency and
effectiveness
Organizational leadership
Organizational teamwork
Organizational coherence and commitment
amongst project participants
Organizational & Internal
Management Conduct
Information operational systems and
management
Contractual management
Partnership & Supplier Values Joint Operation performance
Partnership & Supplier Values
Sub-contractor performance
Supplier performance
Risk Management Risk Control
Society & Environmental
Management
Society engagement control
Environmental impacts control
Customer
Customer's Satisfaction
Customer cost satisfaction
Customer time satisfaction
Customer quality satisfaction
Customer's confidence
Customer's Commitment to Project
Completion
Customer's financial commitment
Customer's respondence to project issues
Project Life-cycle
Phase
Business
Perspective Strategic Focus KPI
Project
Construction
Stage
Customer
Customer's Working Relationship
Customer's project information updates
Customer's working relationship
Financial
Operational Financial Stability &
Profitability
Project financial stability
Project financial profitability
Innovation &
Learning
Employee's Satisfaction
Employee's motivation, rewards and
recognition
Condusive working environment
Employee's view of top management
Intellectual Capital Management
Knowledge and organizational learning
management
Innovative designs and improvement
programs
Internal
Business
Cost Control Cost Evaluation
Time Management Time Evaluation
Quality Management System Quality Control
Health & Safety Conduct Health & Safety Evaluation
Organizational & Internal
Management Conduct
Organizational & Internal Management
Evaluation
MK - 257
Project
Completion and
Closeout Stage
Partnership & Supplier Values Partnership & Supplier Evaluation
Risk Management Risk Evaluation
Society & Environmental
Management Society & Environmental Evaluation
Customer
Customer Satisfaction Customer Satisfaction Evaluation
Customer Business Relationship Customer Business Prospects
Financial
Business Financial Profitability Business Revenue & Profitability Ratios
Business Financial Market Value Market Value Evaluation
Innovation &
Learning
Employee's Satisfaction Employee's overall satisfaction evaluation
Intelectual Capital Management
Overall R&D efficiency
Overall Internal business performance
evaluation
Indikator-indikator terdefinisi di atas akan menjadi acuan awal untuk dapat menghasilkan bahan-bahan yang
diperlukan dalam sebuah penelitian lanjutan yang berupa survei untuk proyek-proyek konstruksi bangunan yang
akan menjadi sampel penelitian Optimasi Pengukuran Kepuasan Proyek Konstruksi Bangunan Terhadap Kinerja
Biaya, Mutu dan Waktu Di Indonesia.
6. KESIMPULAN
a. Potret kondisi penyelenggaraan proyek-proyek konstruksi bangunan atau proyek infrastruktur di Indonesia
sejalan dengan rencana pemerintah untuk mencapai 10 negara besar didunia dengan pertumbuhan ekonomi
7%-9% pertahun. Program ini tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia 2011-2025.
b. Terdapat 82 indikator kepuasan ketercapain proyek yang terbagi dalam 4 tahapan konstruksi.
c. Dalam penelitian ini terlihat bahwa 82 indikator ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kesuksesan proyek konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Darrel R. Johnson, A. B. (2014). The Project and Construction Review. Jakarta: The Law Review.
Dewi, I. M. (2014). Analisis Kinerja Pembangunan Jalan Lingkungan di Provinsi Banten dengan Metode
Performance Prism. Jakarta: Universitas Pelita Harapan.
Dozzi, S. (1993). NRC-CNRC. Retrieved from NRC-CNRC Web site: http//www.nrc-cnrc.go.ca
Hague, N. H. (2016). B2B International . Retrieved from B2B International Web site:
http://www.b2binternational.com
Jack Widjajakusuma, A. K. (2014). Conceptual Performance Measurement Framework for Construction in
Indonesia Medium Size Construction Companies Undertaking Public Projects. Karawaci, Tangerang:
Universitas Pelita Harapan.
Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional. (2011). Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembanguna Ekonomi
Indonesia 2011-2025. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.
Liu, R. F. (1997). Research Methods for Construction. Berlin: Blackwell Science.
Menjeri, S. (2011). Productivity Measurement and Benchmarking. India: Shalby Hospital.
Peter F Kaming, F. R. (2010). Analisis Kinerja Proyek Konstruksi. Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4)
(pp. 209-247). Sanur, Bali: Universitas Udayana.
Project Management Institute. (2000). Construction Extension to A Guide to Project Management Body of
Knowledge (PMBOK@Guide). Pensylvania: PMI - Global Standard.
Project Management Institute. (2015). A Guide to Project Management Body of Knowledge (PMBOK@Guide) Fifth
Edition. Pensylvania: PMI - Global Standard.
Wibowo, A. (2009). Perencanaan Sistem Pengukuran Kinerja Proyek dengan Metode Performance Prism.
Surabaya: Institute Teknologi Sepuluh November.
MK - 258