Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status...

35
5 TINJAUAN PUSTAKA Pedoman Umum Gizi Seimbang Kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan dan aktifitasnya dan setiap orang sangat berbeda dalam menerima konsumsi makanan. Di samping itu, keanekaragaman makanan juga harus diperhatikan karena pada dasarnya setiap jenis makanan tertentu tidak mengandung semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga perlu beberapa makanan lain untuk mendapatkan komposisi makanan sesuai yang dianjurkan. Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Oleh karena makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh dari sangat beragam jenisnya dan harus dikonsumsi setiap hari untuk aktifitas fisiologis dan berbagai aktifitas lainnya. Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan status gizi masyarakat untuk jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu kesimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam pencapaian perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina Gizi Masyarakat pada tahun 1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Pedoman ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi Internasional di Roma pada tahun 1992. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 sehat 5 sempurna yang memuat pesan-pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik masalah gizi kurang, maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir mulai terlihat di Indonesia. Tujuan PUGS adalah sebagai alat untuk memberikan penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas, dalam rangka memasyarakatkan gizi seimbang.

Transcript of Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status...

Page 1: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

5

TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Umum Gizi Seimbang

Kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan jenis kelamin, usia,

berat badan, tinggi badan dan aktifitasnya dan setiap orang sangat berbeda dalam

menerima konsumsi makanan. Di samping itu, keanekaragaman makanan juga

harus diperhatikan karena pada dasarnya setiap jenis makanan tertentu tidak

mengandung semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh tubuh sehingga perlu

beberapa makanan lain untuk mendapatkan komposisi makanan sesuai yang

dianjurkan. Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang

mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas

(fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Oleh karena makanan yang beraneka

ragam yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral yang

dibutuhkan tubuh dari sangat beragam jenisnya dan harus dikonsumsi setiap hari

untuk aktifitas fisiologis dan berbagai aktifitas lainnya.

Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur penting dalam meningkatkan

status gizi masyarakat untuk jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian

pesan gizi yang praktis akan membentuk suatu kesimbangan bangsa antara gaya

hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang

baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam

pencapaian perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan

tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005).

Depkes (2005) melalui Direktorat Bina Gizi Masyarakat pada tahun 1995 telah

mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Pedoman ini disusun dalam

rangka memenuhi salah satu rekomendasi Konferensi Gizi Internasional di Roma

pada tahun 1992. PUGS merupakan penjabaran lebih lanjut dari pedoman 4 sehat 5

sempurna yang memuat pesan-pesan yang berkaitan dengan pencegahan baik

masalah gizi kurang, maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir

mulai terlihat di Indonesia. Tujuan PUGS adalah sebagai alat untuk memberikan

penyuluhan pangan dan gizi kepada masyarakat luas, dalam rangka

memasyarakatkan gizi seimbang.

Page 2: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

PUGS merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat

gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap

hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat

Pengelompokan bahan makanan disederhan

utama zat-zat gizi, yaitu sebagai

pembangun; dan (3)

jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun d

sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada

kebutuhan zat pembangun (

Sumber energi diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu, kentang

dan yang semisal dengannya. Zat pengat

sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang

kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar

gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan ur

menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh. Dasar

kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan bahan pangan yang

paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pegatur,

sedangkan bagian atas

paling sedikit dimakan tiap harinya.

Gambar 1 Tumpeng

PUGS memuat

sebagai pedoman untuk mengatur makanan sehari

merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat

gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap

hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat -zat gizi yang dikandungnya.

Pengelompokan bahan makanan disederhan akan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi

zat gizi, yaitu sebagai : (1) sumber energi/tenaga

) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan tubuh dalam

jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun d

sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada

kebutuhan zat pembangun (Almatsier 2001).

Sumber energi diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu, kentang

dan yang semisal dengannya. Zat pengat ur diperoleh dari sayur dan buah

sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang

kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar

gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan ur

menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh. Dasar

kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan bahan pangan yang

paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pegatur,

sedangkan bagian atas menggambarkan sumber zat pembangun yang secara relatif

paling sedikit dimakan tiap harinya.

Tumpeng Pedoman Gizi Seimbang (Depkes 2005

PUGS memuat 13 pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat

sebagai pedoman untuk mengatur makanan sehari -hari yang seimbang dan aman

6

merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat -zat

gizi. Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap

zat gizi yang dikandungnya.

akan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi

tenaga; (2) sumber zat

Sumber energi diperlukan tubuh dalam

jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun d an zat pengatur,

sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada

Sumber energi diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu, kentang

ur diperoleh dari sayur dan buah-buahan,

sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu, kacang -

kacangan dan sebagainya. Ketiga golongan bahan makanan dalam konsep dasar

gizi seimbang tersebut digambarkan dalam bentuk kerucut dengan ur utan-urutan

menurut banyaknya bahan makanan tersebut yang dibutuhkan oleh tubuh. Dasar

kerucut menggambarkan sumber energi/tenaga, yaitu golongan bahan pangan yang

paling banyak dimakan, bagian tengah menggambarkan sumber zat pegatur,

menggambarkan sumber zat pembangun yang secara relatif

2005)

pesan dasar yang diharapkan dapat digunakan masyarakat

hari yang seimbang dan aman

Page 3: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

7

guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.

Pesan dasar tersebut adalah : (Depkes 2005)

1 Makanlah aneka ragam makanan

Pemenuhan gizi yang lengkap dan seimbang diperlukan makanan yang

aneka ragam. Mengkonsumsi makanan hanya satu jenis makanan dalam

jangka waktu relatif lama dapat mengakibatkan berbagai penyakit

kekurangan gizi atau gangguan kesehatan.

Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi,

minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis

makanan sumber zat pembangun dan satu jenis makanan sumber zat

pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal.

Idealnya adalah jika setiap makan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok

makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah).

Makanan sumber zat tenaga antara lain beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi

jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak dan santan yang mengandung

lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat pembangun

yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe,

tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging,

susu serta hasil olahan seperti keju. Zat pembangun berperan peting untuk

pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang. Makanan sumber

zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini

mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk

melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.

2 Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup mengandung energi,

agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja,

belajar, berolah raga, berekreasi, kegiatan sosial, dan kegiatan yang lain.

Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan sumber

karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan masukan energi bagi seseorang

ditandai oleh berat badan yang normal.

Page 4: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

8

Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan

berat badan. Energi yang berlebih disimpan sebagai cadangan di dalam

tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain.

Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan, yang biasanya

disertai berbagai gangguan kesehatan. Antara lain tekanan darah tinggi,

penyakit jantung, penyakit kencing manis dan lain-lain, tetapi apabila

konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yang berada

dalam jaringan otot/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan

tersebut. Apabila hal ini berlanjut, maka dapat menurunkan daya kerja ,

prestasi belajar dan kreativitas. Kemudian diikuti oleh menurunnya

produktivitas kerja, merosotnya prestasi belajar dan prestasi olah raga.

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi

atau sekitar 3 - 4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan

akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam

jaringan tubuh/lemak. Apabila hal ini berlangsung lama dapat

mengakibatkan kegemukan.

Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan

mengakibatkan penurunan berat badan dan kekurangan zat gizi lain.

Penurunan berat badan yang berlanjut akan menyebabkan keadaan gizi

kurang. Keadaan gizi kurang akan membawa akibat terhambatnya proses

tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia mencapai usia

dewasa, tinggi badannya tidak mencapai ukuran normal dan kurang tangguh.

Selain itu, ia mudah terkena penyakit infeksi.

Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks

melebihi 60%, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

3 Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

Karbohidrat terdiri dari dua kelompok, yaitu karbohidrat kompleks dan

karbohidrat sederhana. Makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-

padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang),

dan makan lainnya seperti tepung, sagu dan pisang. Sedangkan gula

sebagai karbohidrat sederhana, tidak mengandung zat gizi lain. Konsumsi

gula yang berlebihan dapat mengurangi peluang terpenuhinya zat gizi lain.

Page 5: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

9

Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks di dalam tubuh

berlangsung lebih lama dari pada karbohidrat sederhana. Sehingga dengan

kenkonsumsi kabohidrat kompleks orang tidak segera merasa lapar.

Sedangkan gula atau karbohidrat sederhana langsung dapat diserap dan

dipergunakan tubuh sebagai energi, sehingga cepat menimbulkan rasa lapar.

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi

atau sekitar 3 – 4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan

akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam

jaringan tubuh/lemak. Apabila berlangsunh lama dapat mengakibatkan

kegemukan.

Makanan sumber karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama

dalam hidangan Indonesia, tetapi sumber karbohidrat kompleks ini kurang

memberikan zat gizi lain yang diperlukan oleh tubuh, sehingga makanan

sumber karbohidrat ini harus dibatasi konsumsinya sekitar 50 – 60% dari

kebutuhan energi. Dengan demikian kekurangan zat gizi yang lain dapat

dipenuhi dari sumber zat pembangun dan pengatur. Apabila energi yang

diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks melebihi 60%, maka

kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.

4 Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan

energi

Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk

meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E,

dan K, serta menambah lezatnya hidangan.

Ditinjau dari kemudahan proses pencernaan, lemak terbagi 3 golongan. Yaitu

lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang paling mudah

dicerna, lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal yang

mudah dicerna, dan lemak yang mengandung asam lemak jenuh yang sulit

dicerna. Makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda dan tak

jenuh tunggal umumnya berasal dari makanan nabati, kecuali minyak kelapa.

Makanan sumber asam lemak jenuh umumnya berasal dari hewani.

Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 10 – 20

% dari kebutuhan energi (Hardinsyah & Tambunan 2004).

Page 6: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

10

Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi

daripada karbohidrat dan protein. Tiap gram lemak menghasilkan 9 kilokalori,

sedangkan karbohidrat dan protein hanya 4 kilokalori. Selain berpotensi

tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistim pencernaan

dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan

rasa kenyang yang lebih lama. Jika seseorang mengkonsumsi lemak dan

minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.

Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi.

Bagi kebanyakan penduduk Indonesia, khususnya yang tinggal di perdesaan,

konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga masih perlu

ditingkatkan. Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah

harus diwaspadai, karena cenderung berlebihan. Mereka yang sudah

berlebihan mengonsumsi lemak harus segera menurunkan secara bertahap,

dengan cara mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, termasuk

mengurangi konsumsi makanan bersantan dan yang digoreng.

Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat

menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung

koroner. Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko

menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam

lemak omega 3 yang berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak

pada dinding pembuluh darah.

Komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 2 bagian makanan yang

mengandung sumber lemak nabati, dan 1 bagian dikonsumsi mengandung

sumber lemak hewani.

5 Gunakan garam beriodium

Garam beriodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (kalium

iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua

garam yang beredar di Indonesia harus mengandung iodium. Kebijaksanaan

ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan

akibat kekurangan iodium (GAKI) di Indonesia.

GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) merupakan masalah

gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin.

Page 7: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

11

Kekurangan unsur iodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula

menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.

Seperti halnya anemia gizi besi, anak sekolah yang menderita GAKI

biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan

tingkat pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang menderita GAKI

tingkat berat (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan

dasar.

Dengan mengkonsumsi garam beriodium 6 gram sehari, kebutuhan iodium

dapat terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui.

Dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan, dianjurkan

mengonsumsi garam sampai 10 gram atau dua sendok teh per orang per

hari. Bagi seseorang yang harus mengurangi konsumsi garam, dianjurkan

untuk mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya iodium.

Demikian penting manfaat garam beriodium untuk mencegah dan

menanggulangi GAKI, maka mutu garam beriodium yang beredar di pasar

perlu dipantau.

Cara untuk menilai mutu garam beriodium tidak sulit, yaitu dengan Test Kit

Iodina yang tersedia di puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi

dengan cairan iodina. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk

warna yang ada pada Kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan

warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.

Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan singkong parut.

Caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan

diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok perasan singkong parut ke dalam

gelas bersih. Tambahkan 4 - 6 sendok teh munjung garam yang akan

diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25 %. Aduk

sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru

keunguan, berarti garam tersebut mengandung iodium. Semakin berwarna

pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang tak beriodium tidak

akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan iodina

maupun cairan singkong parut.

Garam beriodium sebaiknya disimpan dalam wadah terbuat dari beling

(kaca) dan bertutup, seperti stoples atau botol selai.

Page 8: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

12

6 Makanlah makanan sumber zat besi

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel

darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Kekurangan

zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat

menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat sebagai

penyakit kurang darah. Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita

oleh wanita hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya,

karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan

dan menyusui. Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif

lebih tinggi dibandingkan kelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB

adalah anak balita, anak usia sekolah dan buruh serta tenaga kerja

berpenghasilan rendah.

Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta

sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe

adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber

Fe nabati yang hanya diserap 1 - 2%. Sedangkan tingkat penyerapan Fe

makanan asal hewani dapat mencapai 10 - 20%. Ini berarti bahwa Fe

pangan asal hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal

nabati (non heme).

Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu

meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani,

vitamin C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat

meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari

mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan

vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga merupakan

sumber vitamin A.

Tanda-tanda anemia gizi besi (AGB) antara lain pucat, lemah, lesu, pusing

dan penglihatan sering berkunang-kunang. AGB dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil

akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko

perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat

menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita

anemia berat. Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu,

Page 9: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

13

lelah, pusing, pucat dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi

pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar.

Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas kerja.

Disamping itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi. Hal ini

tentunya sangat menghambat upaya pengembangan kualitas sumber daya

manusia.

Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan AGB

dengan membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu

hamil sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama

masa kehamilan. TTD tersebut mengandung 200 mg ferrosulfat, setara

dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Sedangkan

untuk penanggulangan anemia pada balita diberikan preparat besi dalam

bentuk sirup.

Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini dapat menimbulkan

gejala-gejala seperti mual, nyeri di daerah lambung, muntah, dan kadang-

kadang terjadi diare atau sulit buang air besar. Untuk mencegah timbulnya

gejala di atas, dianjurkan minum tablet/sirup besi setelah makan pada malam

hari. Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet/sirup

zat besi dengan air minum yang sudah dimasak.

Dengan minum tablet Fe, maka tanda-tanda kurang darah akan menghilang.

Bila tidak menghilang, berarti yg bersangkutan bukan menderita AGB, tetapi

menderita anemia jenis lain.

7 Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI

sesudahnya

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada satu pun

makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai

kelebihan yang meliputi 3 aspek, yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan

aspek kejiwaan, berupa jalinan kasih sayang yang penting untuk

perkembangan mental dan kecerdasan anak.

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus

diberikan kepada bayi segera setelah dilahirkan (dalam waktu 30 menit

setelah lahir), karena daya isap bayi pada saat itu paling kuat untuk

Page 10: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

14

merangsang produksi ASI selanjutnya. ASI yang keluar beberapa hari setelah

persalinan disebut kolostrum. Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin

A yang tinggi, lebih kental dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu,

kolostrum harus diberikan kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-

hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air

gula, air tajin, dan makanan pralaktal (sebelum ASI lancar diproduksi) lain

harus dihindari.

Pada usia 0 - 6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja (pemberian ASI Eksklusif),

karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi

untuk tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI pada

umur 0 - 6 bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum mampu

memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada

periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul

gangguan kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya lain yang

fatal. Tanda bahwa ASI eksklusif memenuhi kebutuhan bayi antara lain bayi

tidak rewel, dan tumbuh sesuai dengan grafik pada Kartu Menuju Sehat

(KMS).

ASI Eksklusif yaitu kondisi bayi hanya diberi air susu ibu saja tanpa

tambahan cairan lain atau makanan lain. Agar pemberian ASI eksklusif dapat

berhasil, selain tidak memberikan makanan lain, perlu pula diperhatikan cara

menyusui yang baik dan benar, yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering

mungkin, termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara

kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Di samping itu posisi ibu

bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk

dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu ibu harus

baik, yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke

mulut bayi. Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara

efektif, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih.

Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui, serta persiapan

psikologis selama kehamilan, akan menunjang keberhasilan menyusui.

Seorang ibu yang menyusui harus menjaga ketenangan pikiran, menghindari

kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan, dan percaya diri

bahwa ASI mencukupi untuk kebutuhan bayi. Kegagalan pemberian ASI

Page 11: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

15

eksklusif akan menyebabkan berkurangnya jumlah sel-sel otak bayi

sebanyak 15 - 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi

pada tahap selanjutnya.

MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang

diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya setelah umur

6 bulan. Pada umur 6 bulan (masa transisi), bayi terus minum ASI dan mulai

diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI

berbentuk lunak atau setengah cair. Ingat, pemberian ASI harus didahulukan

sebelum MP-ASI.

Pada umur 6 - 12 bulan, kuantitas dan kualitas MP-ASI perlu diperhatikan.

MP-ASI diberikan sesuai umur bayi, minimal diberikan 3 x sehari. Porsi MP-

ASI setiap kali makan sebagai berikut :

• Pada umur 6 bulan, berikan minimal 6 sendok makan;

• Pada umur 7 bulan, berikan minimal 7 sendok makan;

• Pada umur 8 dan 9 bulan, berturut-turut berikan 8 dan 9 sendok

makan, pertambahan sendok sesuai dengan pertambahan usia.

Sejak umur 10 bulan, makanan keluarga perlu diperkenalkan kepada bayi,

agar pada saat berumur 12 bulan, bayi sudah dapat makan bersama

keluarga. Porsi makanan anak 12 bulan kira-kira separuh dari porsi orang

dewasa. Pemberian ASI tetap diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun.

Makanan selingan yang bergizi (bubur kacang hijau, biskuit, pepaya/jeruk)

perlu diberikan. Pada umur 23 bulan, secara bertahap anak perlu disapih.

Antara lain dengan menjarangkan waktu menyusui. Apabila ibu menghadapi

masalah seperti grafik pertumbuhan berat badan bayi tidak sesuai KMS,

puting lecet, payudara bengkak, puting terbenam dan lain-lain, dianjurkan

menghubungi petugas kesehatan, bidan, klinik laktasi di Rumah Sakit

Sayang Bayi (RSSB) atau Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI).

Bagi ibu pekerja dianjurkan untuk tetap menyusui sebelum dan sesudah

bekerja. Di tempat kerja, ibu dapat mengeluarkan ASI-nya dengan tangan,

dan disimpan dalam wadah bersih, bertutup, dan selanjutnya diberikan

kepada bayinya saat ibu pulang ke rumah. ASI yang dikeluarkan tadi dapat

disimpan dan tidak rusak selama 6 jam pada suhu kamar, atau selama 24

Page 12: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

16

jam dalam lemari es. Apabila bayi/anak sakit, tetap teruskan menyusui dan

berikan MP-ASI lebih cair/lunak.

8 Biasakan makan pagi

Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi orang

dewasa, makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan

daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak

sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan

memudahkan menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih

baik. Membiasakan makan pagi pada anak memang terasa sulit. Adanya

citra makan pagi sebagai suatu kegiatan yang dirasakan menjengkelkan

perlu diubah menjadi salah satu kebiasaan yang disukainya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengubah citra tersebut adalah

sebagai berikut :

Anak-anak perlu dibiasakan bangun lebih pagi, agar tersedia waktu

yang cukup untuk makan pagi.

Para orang tua hendaknya memberi contoh yang baik, yaitu

membiasakan makan pagi.

Pada saat makan pagi, sebaiknya anak ditemani oleh salah seorang

anggota keluarga.

Orang tua dan guru hendaknya tidak bosan mengingatkan anak untuk

selalu makan pagi, dan memberi penjelasan mengenai manfaat

makan pagi.

Bagi anak yang tidak sempat makan pagi, sebaiknya makanan

dibawa ke sekolah.

Untuk membiasakan anak-anak yg belum biasa makan pagi, perlu

memakai cara bertahap. Mula-mula diberikan makan pagi dengan

takaran (porsi) sedikit. Kemudian, secara bertahap, porsi makanan

ditambah sesuai dengan anjuran.

Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi

kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih

dan disusun sesuai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila terdiri dari

makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat

Page 13: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

17

pengatur. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita

gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah dengan tanda-

tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan

pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan merosotnya

konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi

pekerja akan menurunkan produktivitas kerja.

Kebiasaan seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan untuk

menurunkan berat badan, jelas merupakan kekeliruan yang dapat

mengganggu kondisi kesehatan. Antara lain berupa gangguan pada saluran

pencernaan. Bagi seseorang yang tidak sempat makan pagi di rumah, agar

tetap mengupayakan makan pagi di tempat lain yang memungkinkan.

9 Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan bebas kuman.

Untuk mendapat-kannya, air minum harus dididihkan terlebih dahulu.

Fungsi air dalam tubuh adalah :

melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh

mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh

mengatur suhu tubuh

melancarkan dalam proses buang air besar dan kecil

Untuk memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi seseorang,

terutama air minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan

delapan gelas setiap hari. Selain itu, mengkonsumsi cukup cairan dapat

mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, dan dapat menurunkan

risiko penyakit batu ginjal. Mengkonsumsi cairan yang tidak terjamin

keamanannya dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan

keracunan berbagai senyawa kimia yang terdapat pada air. Menentukan

kebutuhan air minum dengan mengandalkan rasa haus tidak sepenuhnya

benar. Contoh, seseorang yang bekerja di ruang AC tidak merasa haus,

padahal yang bersangkutan seharusnya memerlukan cairan lebih banyak

dibanding ketika ia bekerja di ruang tanpa AC.

Pada kondisi tertentu seperti, suhu udara tinggi dan kelembaban udara

rendah, terjadi banyak penguapan cairan tubuh seseorang. Tetapi biasanya

Page 14: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

18

yang bersangkutan tidak merasa haus. Oleh karena itu, jika tidak

mengkonsumsi banyak cairan, maka yang bersangkutan akan menderita

dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Keadaan demikian dapat berakibat

yang bersangkutan menderita heat stroke, pingsan atau tewas akibat

sengatan udara panas.

10 Lakukan aktivitas fisik secara teratur

Aktifitas fisik bermanfaat bagi setiap orang. Karena dapat meningkatkan

kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung,

paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.

Seseorang yang sehat dapat melakukan aktivitas fisik setiap hari tanpa

kelelahan yang berarti. Olah raga harus dilakukan secara teratur. Macam dan

takaran olah raga berbeda menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan

kondisi kesehatan. Ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi

dan aktivitas fisik, banyak dijumpai di kalangan tertentu. Misalnya di kalangan

para eksekutif. Kesibukan kerja, cenderung memaksa para eksekutif tidak

melakukan aktivitas fisik secara teratur dan mengkonsumsi makanan tidak

sesuai dengan kebutuhannya.

Kegiatan rutin pergi ketempat kerja dapat dijadikan sebagai suatu aktivitas

yang sangat membantu untuk mencapai berat badan yang normal. Biasakan

jalan kaki untuk jarak tempuh + 50 – 100 m misalnya mencapai lokasi

kendaraan jemputan. Apabila jarak tempat tinggal dengan tempat bekerja

sekitar 200 – 300 m usahakan jalan kaki.

11 Hindari minum minuman beralkohol

Seseorang yang minum minuman beralkohol akan sering buang air kecil

sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan mengatasi rasa hausnya

dengan minum minuman beralkohol lagi. Alkohol hanya mengandung energi,

tetapi tidak mengandung zat gizi lain.

Kebiasaan minum minuman beralkohol dapat mengakibatkan terhambatnya

proses penyerapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, meskipun

orang tersebut mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup,

kurang gizi, penyakit gangguan hati, kerusakan saraf otak dan jaringan.

Page 15: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

19

Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan

dan kehilangan kendali diri. Hal ini dapat menjadi faktor pencetus ke arah

tindak kriminal.

12 Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus juga layak

konsumsi, sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah

makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak

bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Makanan yang tidak

bertentangan dengan keyakinan atau norma agama dikenal dengan istilah

“halal”.

Selama ini, konsep “halal” yang lazim dipergunakan dalam kaidah agama

islam, sering diartikan secara sempit. Anggapan bahwa semua makanan dan

minuman yang tidak mengandung unsur alkohol dan daging babi dianggap

halal. Padahal konsep makanan halal dalam arti luas, selain tidak beralkohol

dan bukan daging babi, adalah makanan yang harus diolah atau

dipersiapkan secara hygienis, sehingga tidak mengandung cemaran yang

dapat membahayakan kesehatan manusia.

Agar makanan atau masakan dapat memenuhi syarat-syarat halal dan aman

untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam/diternakan

sampai siap disantap, maka makanan harus diperlakukan secara baik dan

benar. Perlakuan ini pada tahap budidaya disebut cara budidaya yang baik.

Pada tahap pengolahan di pabrik disebut cara produksi yang baik, dan pada

tahap pengolahan di rumah tangga disebut cara penanganan yang baik.

Sejak pengolahan dan pengemasan di pabrik sampai makanan diangkut dan

dipasarkan ke tingkat pengecer/pedagang atau langsung ke konsumen,

harus dilakukan dengan cara baik dan benar. Sedangkan cara penanganan

makanan yang baik di rumah tangga meliputi cara-cara: mempersiapkan,

menyimpan, mencuci, mengolah/memasak, menyimpan makanan matang,

yang baik dan benar. Penyelenggaraan seperti ini akan terhindar dari

kemungkinan tercemar kuman-kuman dan bahan kimia yang membahayakan

kesehatan manusia.

Page 16: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

20

Menurut ilmu gizi, makanan yang aman harus pula memenuhi syarat

“wholesome”. Artinya, zat-zat gizi tidak banyak yang hilang, dan bentuk

fisiknya masih utuh. Kecuali apabila makanan yang akan diolah sengaja

diubah bentuk fisiknya (misalnya ikan dijadikan tepung, dll.).

Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara

lain: berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna makanan berubah.

Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal daluwarsa, atau

terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut harus

segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan tanda-tanda tersebut

tidak dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah. Tanda

lain dari makanan yang tidak memenuhi syarat aman, adalah bila dalam

pengolahannya ditambahkan bahan tambahan berbahaya, seperti asam

borax/bleng, formalin, zat pewarna rhodamin B dan methanil yellow, seperti

banyak dijumpai pada makanan jajanan pasar. Oleh karena itu, produsen

jajanan pasar perlu diberi penyuluhan.

Penggunaan borax, bleng dan formalin menyebabkan makanan tahan lebih

lama dan lebih elastis/kenyal. Misalnya, tahu tahan lebih dari dua hari bila

dibiarkan pada suhu ruangan. Makanan jajanan pasar yang bewarna cerah

menunjukan tanda adanya penggunaan zat pewarna berbahaya.

Bahan makanan yang diberi warna kuning, bila ditetesi air kapur sirih tidak

berubah warnanya menjadi ungu, pertanda makanan tersebut menggunakan

zat pewarna berbahaya, yaitu methanil yelow.

Cara mengolah atau meracik makanan yang tidak benar juga dapat

mengancam kesehatan dan keselamatan konsumen. Misalnya merebus air

minum dan susu segar, yang tidak dipanaskan sampai mendidih akan sangat

berbahaya bila diminum, karena kuman-kuman berbahaya masih dapat

hidup. Kuman akan mati bila dipanaskan sampai mendidih.

13 Bacalah label makanan yang dikemas

Label pada makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan

ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kedaluwarsa

dan keterangan penting lain. Air minum dalam kemasan, yang banyak

Page 17: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

21

beredar di pasaran, telah diproses sesuai dengan ketentuan pemerintah dan

memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Peraturan perundang-undangan menetapkan, bahwa setiap produk makanan

yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada label.

Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat

membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakan makanan

tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen.

Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain:

MD = makanan yang dibuat di dalam negeri

ML = makanan luar negeri (import)

Exp = tanggal kedaluwarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih

layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak

dikonsumsi.

SNI = Standar Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu makanan

telah sesuai dengan persyaratan.

SP = Sertifikat Penyuluhan.

PUGS dengan 13 pesan dasar merupakan acuan atau pedoman setiap

individu dan rumah tangga untuk berprilaku gizi yang baik dan benar (Ray et al

1997), meskipun masih perlu penjabaran yang lebih operasional dan mudah

dimengerti tentang pesan-pesan PUGS terutama bagi masyarakat secara umum dan

perlu upaya pengembangan cara penilaian penerapan pesan-pesan tersebut

(Hardinsyah 1997).

Dalam The Dietary Guidelines for Americans (Dietary Guidelines) (2005), di

Indonesia dikenal dengan PUGS, disebutkan bahwa penyusunan pedoman gizi

seimbang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan risiko penyakit

mayor melalui diet dan aktifitas fisik. Ada 9 bagian yang menjadi pesan utama dalam

Dietary Guidelines tersebut, yaitu berhubungan dengan 1) adequate nutrients within

calorie needs; 2) Weight management; 3) Physical activity; 4) Food groups to

encourage; 5) Fats; 6) Carbohydrates; 7) Sodium and potasium; 8. Alcoholic

beverages; 9) Food safety.

Page 18: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

22

Penelitian yang dilakukan Xiang Gao et al. (2006) menyebutkan bahwa Dietary

Guidelines 2005 mungkin berhubungan dengan energi yang lebih rendah dan intik

gizi yang optimal dari pada Dietary Guidelines 1992.

Di Indonesia evaluasi terhadap PUGS telah dilakukan di setiap pertemuan-

pertemuan ilmiah seperti Widyakarya Pangan dan Gizi (WNPG) yang diadakan

setiap 4 tahun sekali. Dalam pertemuan WNPG VIII pada tanggal 17 – 19 Mei 2004

dalam sebuah artikelnya Hardinsyah & Tambunan mengemukakan bahwa masih

relevannya 13 pesan gizi yang terdapat dalam PUGS. Secara umum pola pangan

yang baik adalah perbandingan komposisi energi dari karbohidrat, protein dan lemak

adalah 50 – 65%, 10 – 20% dan 20 – 30%. Komposisi ini tentunya dapat bervariasi

tergantung pada umur, ukuran tubuh, keadaan fisiologis dan mutu protein makanan

yang dikonsumsi. Pesan PUGS “makanlah setengah kebutuhan energi dari

karbohidrat” masih relevan, tetapi perlu dipermudah cara sosialisasinya. Demikian

juga pada pesan “batasi konsumsi lemak seperempat dari kebutuhan energi”.

Proporsi energi dari pangan serealia dan umbi-umbian dalam Pola Pangan Harapan

(PPH) pada tahun 2020 yaitu 55% masih relevan untuk dijadikan target.

Keluarga Sadar Gizi

Depkes (2007) memberikan pengertian Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah

gizi setiap anggotanya. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku

gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan :

1 Menimbang berat badan secara teratur.

2 Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan

(ASI eksklusif).

3 Makan beraneka ragam.

4 Menggunakan garam beriodium.

5 Minum suplemen gizi Tablet Tambah Darah (TTD), kapsul vitamin A dosis tinggi

sesuai anjuran.

Pada tingkat individu, keadaan gizi dipengaruhi oleh asupan gizi dan penyakit

infeksi yang saling terkait. Apabila seseorang tidak mendapat asupan gizi yang

cukup akan mengalami kekurangan gizi dan mudah sakit. Demikian juga bila

Page 19: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

23

seseorang sering sakit akan menyebabkan gangguan nafsu makan dan selanjutnya

akan mengakibatkan gizi kurang.

Di tingkat keluarga dan masyarakat, masalah gizi dipengaruhi oleh :

a. Kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan bagi anggotanya baik jumlah

maupun jenis sesuai kebutuhan gizinya.

b. Pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam hal :

1) Memilih, mengolah dan membagi makanan antar anggota keluarga sesuai

dengan kebutuhan gizinya.

2) Memberikan perhatian dan kasih sayang dalam mengasuh anak.

3) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dan gizi yang tersedia,

terjangkau dan memadai (Posyandu, Pos Kesehatan Desa, Puskesmas, dll).

c. Tersedianya pelayanan kesehatan dan gizi yang terjangkau dan berkualitas.

d. Kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam hal kebersihan pribadi dan

lingkungan.

Selama ini telah dilakukan upaya perbaikan gizi mencakup promosi gizi

seimbang termasuk penyuluhan gizi di Posyandu, fortifikasi pangan, pemberian

makanan tambahan termasuk MP-ASI, pemberian suplemen gizi (kapsul Vitamin A

dan Tablet Tambah Darah/TTD), pemantauan dan penanggulangan gizi buruk.

Kenyataannya masih banyak keluarga yang belum berperilaku gizi yang baik

sehingga penurunan masalah gizi berjalan lamban.

Masih banyaknya kasus gizi kurang menunjukkan bahwa asuhan gizi di tingkat

keluarga belum memadai. Oleh sebab itu diperlukan upaya pemberdayaan melalui

pendampingan. Pendampingan keluarga KADARZI adalah proses mendorong,

menyemangati, membimbing dan memberikan kemudahan oleh kader pendamping

kepada keluarga guna mengatasi masalah gizi yang dialami.

Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi.

Namun demikian, sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak

memperbaiki gizi keluarga masih rendah. Sebagian keluarga menganggap asupan

makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang

mereka rasakan. Sebagian keluarga juga mengetahui bahwa ada jenis makanan

yang lebih berkualitas, namun mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai

keterampilan untuk penyiapannya.

Page 20: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

24

Gambaran perilaku gizi yang belum baik juga ditunjukkan dengan masih

rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh masyarakat. Saat ini baru sekitar

50 % anak balita yang dibawa ke Posyandu untuk ditimbang sebagai upaya deteksi

dini gangguan pertumbuhan. Bayi dan balita yang telah mendapat Kapsul Vitamin A

baru mencapai 74% dan ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)

baru mencapai 60%. Sementara itu perilaku gizi lain yang belum baik adalah masih

rendahnya ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif yang baru mencapai

39%, sekitar28 % rumah tangga belum menggunakan garam beryodium yang

memenuhi syarat dan pola makan yang belum beraneka ragam.

Masalah lain yang menghambat penerapan perilaku KADARZI adalah adanya

kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif pada keluarga. Sebagai contoh

masih banyak keluarga yang mempunyai anggapan negatif dan pantangan terhadap

beberapa jenis makanan yang justru sangat bermanfaat bagi asupan gizi (Depkes

2007b).

Status Gizi

Status berarti tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh suatu

keadaan. Sedangkan gizi adalah hasil proses organisme dalam menggunakan

bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi,

penyimpanan, metabolisme dan pembuangan untuk pemeliharaan hidup,

pertumbuhan dan fungsi organ tubuh, serta produksi energi, sehingga status gizi

dapat diartikan tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh keseimbangan

antara pemasukan gizi di satu pihak dan pengeluaran oleh organisme di pihak lain

(Gibson 1990).

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat gizi. Status gizi merupakan bagian penting dari kesehatan

seseorang, karena status gizi menunjukkan suatu keadaan diri yang mana

diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi dari makanan

dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu juga status gizi seseorang pada dasarnya merupakan hasil dari

proses pencernaan dan penyimpanan zat-zat gizi dalam tubuh untuk digunakan di

kemudian hari, memelihara struktur dan susunan jaringan tubuh serta fungsi yang

normal. Keadaan tersebut berhubungan dengan keadaan kesehatan tubuh, jika

Page 21: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

25

persediaan zat gizi tidak cukup di dalam tubuh, maka akan terjadi kurang gizi, oleh

karena keadaan tersebut diperlukan suatu penilaian sebagai dasar penentuan

tingkat gizi seseorang (Almatsier 2001).

Status gizi erat kaitannya dengan malnutrisi yaitu suatu keadaan patologis

akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat

gizi. Ada empat bentuk malnutrisi (Supariasa et al 2002) :

1 Under Nutrition : kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut

untuk periode tertentu.

2 Specific deficiency : Kekurangan zat gizi tertentu misalnya kekurangan

vitamin A, iodium dan sebagainya.

3 Over nutrition : kelebihan konsumsi untuk periode tertentu.

4 Imbalance : karena disproporsi zat gizi, misalnya : penimbunan kolesterol

terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High

Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein).

Soekirman (2000) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi itu

dalam 2 kategori besar, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang

dimaksud adalah faktor dalam tubuh manusia sendiri, seperti kemampuan tubuh

untuk menyerap bahan makanan yang masuk, faktor keturunan atau kelainan-

kelainan tubuh. Faktor eksternal meliputi : tingkat pendidikan dan pengetahuan

orang tua, latar belakang sosial budaya, daya beli keluarga dan jumlah anggota

keluarga. Hadi (2002) juga mencatat, bahwa faktor pendidikan ibu berhubungan

dengan baik tidaknya pertumbuhan anak. Latham (1990) menemukan bahwa faktor

distribusi makanan dalam keluarga sebagai salah satu penyebab kurang energi

protein, selain kemiskinan dan penyapihan yang tidak tepat.

Pengukuran Status Gizi

Penentuan status gizi dapat dilakukan berbagai cara antara lain secara

biokimia, dietetika, klinik dan antropometri. Salah satu cara termudah untuk menilai

status gizi di lapangan adalah dengan cara antropometri, karena praktis dan teliti.

Antropometri adalah ukuran dari bermacam-macam dimensi tubuh manusia yang

ukurannya relatif berbeda-beda menurut jenis kelamin, umur, dan keadaan gizi

(Jelliffe 1996).

Page 22: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

26

Ada 3 cara pengukuran yang dianggap tepat untuk Indonesia dan diakui

internasional, yaitu berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkar lengan atas

(LILA). Berat badan merupakan pilihan utama, karena merupakan ukuran yang

peka, yaitu sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi. Dengan demikian BB turun

dengan menurunnya keadaan gizi (Roedjito 1989).

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya

tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian

ini bersifat sangat umum sekali. Jellife (1996) mengungkapkan bahwa : “Nutritional

anthropometry is measurement of the variations of the physical dimensions and the

gross composition of the human body at different age levels and degree of nutriton”.

Dari definisi tersebut di atas dapat ditarik pengertian bahwa antropometri gizi adalah

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara

lain : berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas, dan tebal lemak di bawah

kulit.

Metode penilaian status gizi dapat dikelompokkan atas metode langsung dan

metode tidak langsung. Berikut ini disajikan secara ringkas kedua kelompok metode

penilaian status gizi tersebut (Supariasa 2002):

a. Penilaian secara langsung

1 Metode Biokimia

Penilaian status gizi secara biokimia disebut juga dengan metode pemeriksaan

laboratorium, adalah mengukur kadar zat gizi di dalam tubuh dan atau ekskresi

tubuh kemudian dibandingkan dengan suatu nilai normatif yang sudah

ditetapkan. Misalnya menilai status zat besi (Fe) dengan mengukur kadar

hemoglobin. Bila kadar hemoglobin < 11 mg% maka disebut anemia (Depkes

2002). Untuk penilaian biokimia disebut juga pemeriksaan laboratorium,

spesimen yang biasa digunakan adalah darah, faces, kelenjar tubuh, urin dan

biopsi jaringan tubuh.

2 Penilaian Klinis

Penilaian status gizi secara klinis adalah mempelajari gejala yang muncul dari

tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah satu zat gizi

tertentu. Setiap zat gizi memberikan tampilan klinis yang berbeda, sehingga

cara ini dianggap spesifik namun sangat subjektif. Contoh penilaian status gizi

Page 23: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

27

secara klinis adalah kekurangan vitamin A menyebabkan buta senja

(xerophtalmia)

3 Penilaian Biofisik

Penilaian secara biofisik adalah dengan mengukur elastisitas dan fungsi

jaringan tubuh. Cara ini jarang digunakan karena membutuhkan peralatan

yang canggih, mahal dan tenaga terampil. Salah satu cara penilaian status gizi

secara biofisik adah untuk mengukur komposisi tubuh dengan metode

bioelectrical impedance.

4 Penilaian Antropometri

Cara yang paling mudah, tidak membutuhkan peralatan yang mahal adalah

pengukuran antropometri. Dengan demikian antropometri dapat diterapkan

secara luas di lapangan. Sebagai contoh tiap bulan dilaksanakannya

penimbangan balita di posyandu. Pengukuran antropometri mengandung 2

maksud; pertama untuk mendeskripsikan status gizi (penilaian dilakukan pada

satu titik waktu) dan kedua pemantauan status gizi yaitu untuk melihat trend/

perubahan ukuran tubuh dari waktu ke waktu. Penimbangan balita di

posyandu yang diplot hasilnya ke dalam KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah

salah satu contoh pemantauan status gizi (nutritional monitoring).

Semua bagian tubuh (keseluruhan atau secara parsial) dapat digunakan untuk

menilai status gizi, namun menurut WHO (2000) hanya 3 ukuran (parameter) saja

yang diangap valid, yaitu : berat badan, tinggi badan dan lingkaran lengan atas. Satu

ukuran tubuh sebagai dasar menentukan status gizi disebut parameter. Gabungan

dari 2 parameter disebut dengan indeks. Sehingga dari parameter yang valid tesebut

dapat dinilai 4 indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan

menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Lingkaran

Lengan Atas menurut Umur (LILA/U). Antropometri sangat umum digunakan untuk

mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan

energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi

jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Pengukuran status gizi secara antropometri adalah pengukuran keadaan

sebagai hasil penggunaan bahan makanan di dalam tubuh. Penentuan ambang

batas memerlukan kesepakatan ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan ke dalam

Page 24: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

28

tiga cara yaitu persen terhadap median, persentil dan standar deviasi (Supariasa et

al 2002).

Berdasarkan pada standar baku WHO (2006) pengukuran status gizi

menggunakan indeks BB/U, TB/U dan BB./TB. Indeks BB/U dan BB/TB digunakan

untuk mengetahui status gizi masa sekarang, sedangkan indeks TB/U digunakan

untuk menggambarkan status gizi masa lalu. Batas ambang atau cut of point status

gizi yaitu:

Tabel 1 Standar Antropometri WHO 2006

Indeks Range Z-score Status Gizi

BB/U

z-score > +2 SDz-score -2 SD s.d ≤+2 SDz-score < -2 SD s.d -3 SDz-score < -3 SD

Gizi lebihGizi baikGizi kurangGizi buruk

TB/Uz-score > -2.0 SDz-score < -2.0 SD s.d -3 SDz-score < -3.0 SD

NormalPendekSangat pendek

BB/TBz-score > 2.0 SDz-score -2 SD s.d ≤+2 SDz-score < -2 SD s.d -3 SDz-score < -3.0 SD

GemukNormalKurusSangat Kurus

b. Penilaian secara tidak langsung

1 Penilaian konsumsi pangan : Mengukur pangan yang dikonsumsi kemudian

dianalisis kandungan gizinya. Jumlah zat gizi yang dikonsumsi dibandingkan

dengan kebutuhan (anjuran) makan sehari sesuai umur, jenis kelamin dan

aktivitas (WNPG 2004).

2 Analisis ekologi dan statistik vital : Mempelajari kondisi lingkungan berupa

produksi pangan, pola makan, sosial budaya, ekonomi dan variabel lain yang

secara teoritis mempengaruhi status gizi. Data ini dianalisis menggunakan

statstik tertentu sehingga dapat diprediksi status gizi.

3 Indeks Prognostik Rumah Sakit (IPRS) dan Indeks Diagnostik Rumah Sakit

(IDRS) : Suatu metode analisis kebiasaan sehari-hari yang berkaitan dengan

konsumsi gzi dan variabel determinannya yang digunakan untuk menetapkan

Page 25: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

29

status gizi. Cara ini dilakukan di rumah sakit untuk menegakkan diagnosa dan

menentukan tindakan gizi yang harus diberikan kepada pasien.

Untuk mengetahui hasil pengukuran antropometri diperlukan suatu rujukan.

Pengukuran Konsumsi Gizi

Berbeda dengan pengukuran antropometri, pengukuran konsumsi makanan

dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, diantaranya adalah 1) metode

penghitungan makanan (food account) terdiri dari pencatatan harian oleh rumah

tangga tentang semua makanan yang masuk ke rumah tangga, baik yang dibeli,

hadiah/bingkisan, atau diproduksi oleh rumah tangga selama periode waktu tertentu,

yang biasanya 7 hari. Jumlah tiap makanan dicatat dalam ukuran eceran (jika

tersedia) dan ukuran rumah tangga (URT) metode food recall 24 jam; 2) Metode

pencatatan keluarga (household food record method), dimana pencatatan makanan

biasanya legkap untuk sekurangnya periode 1 minggu oleh penanggungjawab di

rumah tangga atau petugas lapangan. Pencatatan makanan yang sesungguhnya

dimakan oleh rumah tangga secara rinci, sebaliknya pada metode food account

makanan yang dibeli atau diperoleh dicatat. Dalam waktu 1 minggu periode survei,

berat atau volume setiap makanan yang dikonsumsi dicatat terpisah sebelum dipilah

untuk perorangan; 3) Metode recall 24 jam yang lebih mudah dilakukan. Pedoman

teknis menilai konsumsi makanan menggunakan 24 jam yang lampau

dikembangkan oleh Food and Nutrition Technical Assistance Project. Pada metode

ini, anggota rumah tangga yang bertanggungjawab pada persiapan makanan

diinterview untuk memperoleh informasi tentang komposisi rumah tangga dan

konsumsi rumah tangga selama 24 jam yang lampau Metode ini cocok digunakan

untuk mengetahui asupan zat gizi rata-rata dalam kelompok atau populasi (Gibson

1990).

Metode food recall 24 jam dilakukan oleh seorang ahli gizi yang sudah

terlatih teknik untuk bertanya dan wawancara dalam melakukan recall asupan

makanan pada 24 jam hari sebelumnya. Pertanyaan bias langsung kepada subjek

atau pada orang tuanya. Pertanyaan secara terperinci mengenai cara memasak dan

nama menu masakan. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah adanya

suplementasi vitamin dan mineral juga dicatat dalam daftar pertanyaan. Bahan

Page 26: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

30

makanan yang dilaporkan diestimasi kedalam ukuran rumah tangga, kemudian

dikonversikan kedalam berat dengan menggunakan satuan gram (Gibson 1990).

Recall hanya yang dilakukan satu hari hasilnya tidak dapat menggambarkan

asupan makan sehari-hari karena variasi dari makanan pada hari lainnya belum

terwakili. Ketepatan dalam mengukur sangat tergantung dari daya ingat subjek yang

ditanya sehingga metode ini tidak cocok digunakan untuk mengukur asupan

makanan pada anak-anak, orang tua dan orang yang pelupa. Metode ini

memerlukan pengumpul data yang terampil dalam menggunakan alat bantu seperti

ukuran rumah tangga, mengenal cara pengolahan makanan, dan mengetahui pola

pangan daerah. Metode ini tidak cocok digunakan jika pengukuran dilakukan pada

saat panen, hari pasar, hari libur, acara keagamaan, acara perkawinan dan

beberapa acara lain yang bersifat sesaat (Gibson 1990).

Hubungan Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan dengan

Status Gizi

Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang

optimal. Apabila kondisi lingkungan kurang mendukung atau jelek, maka potensi

genetik yang optimal tidak akan tercapai. Lingkungan ini meliputi bio-fisiko-

psikososial yang akan mempengaruhi setiap individu mulai dari masa konsepsi

sampai akhir hayatnya.

Secara garis besar, faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu faktor pranatal

dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan pranatal adalah faktor lingkungan

yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan

pascanatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anak setelah

lahir.

Faktor lingkungan pascanatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak

yaitu lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor psikososial dan faktor keluarga dan

adat istiadat. Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah

ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,

penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.

Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca,

keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Keadaan

Page 27: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

31

sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis

penyakit antara lain diare, cacingan dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak

mengalami infeksi saluran pencernaan penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang

menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan

mudah terserang penyakit dan pertumbuhan akan terganggu (Supariasa 2002)

UNICEF (1998) membuat model interelasi tumbuh kembang anak dengan

melihat penyebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab

langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak

langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan bagi ibu dan anak dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan.

Berdasarkan model penyebab kurang gizi yang dikembangkan UNICEF

(1998), gizi salah (malnutrition) disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait

baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh

penyakit infeksi dan tidak cukupnya asupan gizi secara kuantitas maupun kualitas;

sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas

pelayanan kesehatan, pola asuh anak yang kurang memadai, kurang baiknya

kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah

tangga (Azwar 2004).

Paradigma baru dalam penanggulangan masalah gizi sebagaimana

disampaikan Soekirman (2001) menekankan pentingnya outcome daripada input.

Persediaan pangan yang cukup (input) di masyarakat tidak menjamin setiap rumah

tangga dan anggota memperoleh makanan yang cukup dan status gizinya baik.

Banyak faktor lain yang dapat mengganggu proses terwujudnya outcome sesuai

dengan yang diharapkan. Paradigma input sering melupakan faktor lain tersebut,

diantaranya air bersih, kebersihan lingkungan dan pelayanan kesehatan dasar.

Kebijakan program gizi yang masih mengedepankan pangan, makanan dan

konsumsi sebagai penyebab utama masalah gizi cenderung mengabaikan peran

faktor lain sebagai penyebab timbulnya masalah gizi seperti air bersih, kebersihan

lingkungan dan pelayanan kesehatan dasar. Akibatnya program gizi lebih sering

menjadi program sektoral yang masing-masing berdiri sendiri dengan persepsi

berbeda mengenai masalah gizi dan indikatornya.

Page 28: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

32

Landasan Teori

Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan

dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi

seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan

serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier 2001). Acuan bagi setiap individu

untuk berprilaku gizi yang baik dan benar adalah dengan penerapan PUGS yang

terdiri dari 13 pesan dasar (Ray 1997).

Keluarga Sadar Gizi merupakan keluarga yang mampu mengenal, mencegah

dan mengatasi masalah gizi di tingkat keluarga/rumah tangga melalui perilaku

menimbang berat badan secara teratur, memberikan hanya ASI saja kepada bayi 0-

6 bulan, makan beraneka ragam, memasak menggunakan garam beriodium, dan

mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro sesuai anjuran (Depkes 2007). Keluarga

Sadar Gizi (KADARZI) merupakan penyederhaan dari PUGS (Minarto 2009).

Status gizi balita sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial terdekat. Di

samping itu peran keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian anak. Pola

pendidikan yang tepat yang diterapkan oleh orang tua akan sangat membantu anak

dalam menghadapi kondisi lingkungan pada masa yang akan datang. Orang tua

merupakan tempat bergantung anak-anaknya dan harus memberikan kasih sayang

dan perhatian sepenuhnya pada anak hingga remaja (Supariasa et al 2002).

Dalam penelitian Xiang Gao et al (2006) diketahui bahwa FGP 2005

berhubungan dengan rendahnya energi dan intik gizi yang optimal, sedangkan FGP

1992 diduga berhubungan dengan kejadian epidemi obesitas (Weinberg 2004;

Gifford 2002; Contaldo & Pasanisi 2005)

Penyebab langsung status gizi yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang

mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang

kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi

sering menderita penyakit infeksi dapat menderita kurang gizi. Demikian pula pada

anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan

mudah terserang penyakit. Sehingga makanan dan penyakit merupakan penyebab

kurang gizi (Supariasa et al 2002).

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan

anak, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan

Page 29: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

33

adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah

kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan

terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental

dan social. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air

bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh

keluarga (Soetjiningsih 1998).

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan

dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan

keluarga terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga,

makin baik pola pengasuhan anak dan keluarga, makin banyak memanfaatkan

pelayanan yang ada.

Page 30: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

34

Kerangka Konsep

Status GiziBalita

Status Infeksi

Gambar 2 Kerangka Konsep Analisis Penerapan Pesan Gizi Seimbang Keluarga dan PerilakuKeluarga Sadar Gizi Hubungannya dengan Status Gizi Balita di ProvinsiKalimantan Barat

Orang Tua :PendidikanPendapatan

= Yang diteliti

= Yang tidak diteliti

KADARZI

Menimbang Berat Badan SecaraTeratur

ASI Eksklusif

Makan Beraneka Ragam

Menggunakan Garam Beriodium

Memberikan Suplemen GiziSesuai Anjuran

PUGS

3. Makanlah makanan sumberkarbohidrat, setengah darikebutuhan energi

2. Makanlah makanan untukmemenuhi kecukupan energi

1. Makanlah aneka ragammakanan

4. Batasi konsumsi lemak danminyak sampai ¼ darikecukupan energi

5. Gunakan garam beriodium

6. Makanlah makanan sumber zatbesi

7. Berikan ASI saja pada bayiumur 6 bulan dan tambahkanMP-ASI sesudahnya

8. Biasakan makan pagi

9. Minumlah air bersih yang amandan cukup jumlahnya

10. Lakukan aktivitas fisik secarateratur

11. Hindari minum minumanberalkohol

12. Makanlah makanan yang amanbagi kesehatan

13. Bacalah label pada makananyang dikemas

Konsumsi Gizi

PelayananKesehatan

KesehatanLingkungan

Page 31: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

35

Hipotesis Penelitian

1 Ada hubungan antara penerapan pesan gizi seimbang dengan status gizi balita

di Provinsi Kalimantan Barat.

2 Ada hubungan perilaku KADARZI dengan status gizi balita di Provinsi

Kalimantan Barat.

Definisi Operasional

1 Penerapan pesan gizi seimbang keluarga adalah penilaian pererapan 13

pesan gizi seimbang keluarga berdasarkan pesan pada PUGS yang diukur

dengan proximate hasil pengkuran konsumsi menggunakan metode recall 1 x

24 jam dan kuesioner sebagaimana metode yang digunakan dalam Riskesdas

2007, sehingga data yang dapat diukur sebanyak 8 pesan dari 13 pesan yang

ada. Lima pesan, masing-masing makan aneka ragam makanan, makan cukup

energi, makan sumber karbohidrat setengah dari kecukupan energi, konsumsi

lemak sampai ¼ dari kecukupan energi dan makan sumber zat besi

menggunakan proximate recall 1 x 24 jam dan 3 pesan (menggunakan garam

beriodium, melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur dan

menghindari minum minuman beralkohol) menggunakan kuesioner. Masing-

masing item pesan diberi skor 0 jika tidak melaksanakan pesan gizi seimbang;

skor 1 jika melakukan praktek pesan gizi seimbang. Selanjutnya dikategorikan

menjadi baik jika total skor 4 – 8; dan kurang baik jika total skor < 4 (Modifikasi

dari Hardinsyah 1998), beberapa pesan tersebut adalah:

a) Makan aneka ragam makanan adalah jenis makanan yang dikonsumsi terdiri

dari sumber karbohidrat, sumber lemak, sumber protein, dan sumber mineral

yang dilihat dengan pendekatan ada tidaknya lauk hewani dan sayur dalam

menu makanan. Beragam jika makan lauk hewani dan sayur; kurang

beragam jika tidak makan lauk hewani dan sayur. Pengukuran ini

berdasarkan indikator yang dipakai pada indikator KADARZI dengan

modifikasi pada jenis makanan sayur dan buah (Depkes 2007a)

b) Makan cukup energi adalah jumlah energi makanan yang dikonsumsi sesuai

dengan kebutuhan yang dibandingkan dengan rata-rata kecukupan energi

Page 32: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

36

untuk penduduk Indonesia sebesar 2000 kalori (WNPG 2004). Selanjutnya

diukur jumlah energi yang dikonsumsi dalam ukuran kalori.

c) Makan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi adalah jumlah

gram karbohidrat yang dikonversi dari jumlah total energi antara 50% sampai

65% dari kebutuhan energi. Diukur dengan ukuran gram karbohidrat.

Memenuhi jika konsumsi karbohidrat antara 50% - 65% dari kebutuhan

energi; tidak memenuhi jika kurang dari 50% atau lebih dari 65% dari total

kalori. (WNPG 2004)

d) Konsumsi lemak sampai ¼ dari kecukupan energi adalah jumlah gram lemak

yang dikonversi dari jumlah total energi 20% sampai 30% dari kebutuhan

energi. Diukur dengan ukuran gram lemak. Memenuhi jika konsumsi lemak

antara 20% - 30% dari kebutuhan energi; tidak memenuhi jika kurang dari

20% atau lebih dari 30% dari total kalori.

e) Menggunakan garam beriodium adalah ketersediaan garam beriodium di

rumah tangga. Kadar iodium di test menggunakan iodina test. Memenuhi jika

berwarna ungu; tidak memenuhi jika tidak berubah warna/muda.

f) Makan sumber zat besi adalah menkonsumsi sumber zat besi berupa hewani

dan atau kacang-kacangan dan atau sayuran berwarna hijau tua. Penilaian

dengan pendekatan jenis makanan sumber zat besi (Fe) yang dikonsumsi.

Memenuhi jika dalam menu makanan terdapat sumber Fe; tidak memenuhi

jika dalam menu makanan tidak terdapat sumber Fe.

g) Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur adalah aktifitas fisik

yang dilakukan anggota rumah tangga yang berumur di atas 10 tahun secara

rutin selama 10 menit setiap kali melakukan yang diperoleh dari wawancara.

Selanjutnya dikategorikan cukup apabila kegiatan dilakukan terus-menerus

sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif

150 menit selama lima hari dalam satu minggu. Kurang apabila kegiatan

dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu kegiatan tanpa

henti dan secara kumulatif kurang dari 150 menit selama lima hari dalam

satu minggu.

h) Menghindari minum minuman beralkohol adalah ibu balita minum minuman

beralkohol dari berbagai jenis dan merk yang ada dalam 12 bulan terakhir.

Page 33: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

37

Selanjutnya dikategorikan ya, jika 12 bulan terakhir pernah minum minuman

beralkohol; dan tidak pernah, jika 12 bulan terakhir tidak pernah minum

minuman beralkohol.

2 Perilaku KADARZI adalah keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan

mengatasi masalah gizi di tingkat keluarga/rumah tangga melalui 4 indikator,

yaitu menimbang berat badan secara teratur, makan beraneka ragam,

menggunakan garam beriodium dan mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro

sesuai anjuran. Selanjutnya pengukuran dilakukan sesuai dengan pedoman

KADARZI Depkes RI pada KEPMENKES RI No. 747/Menkes/SK/VI/2007

dengan modifikasi yang dikategorikan baik jika memenuhi 4 kriteria dan kurang

baik jika tidak memenuhi 4 kriteria KADARZI.

a) Menimbang berat badan balita adalah frekuensi menimbang berat badan

balita secara rutin. Baik jika ditimbang 4 kali atau lebih dalam 6 bulan

terakhir; kurang baik jika ditimbang kurang dari 4 kali dalam 6 bulan

terakhir.

b) Makan aneka ragam makanan adalah jenis makanan yang dikonsumsi

terdiri dari sumber karbohidrat, sumber lemak, sumber protein, dan sumber

mineral yang dilihat dengan pendekatan lauk hewani dan sayur. Beragam

jika makan lauk hewani dan sayur; kurang beragam jika tidak makan lauk

hewani dan sayur.

c) Menggunakan garam beriodium adalah kandungan iodium dalam garam

yang digunakan rumah tangga balita. Kadar iodium di test menggunakan

iodina test. Baik jika berwarna ungu; kurang baik jika tidak berubah

warna/muda.

d) Minum suplemen gizi sesuai anjuran adalah suplement vitamin A yang

diberikan oleh program kesehatan pada balita. Baik jika mendapat kapsul

vitamin A; kurang baik jika tidak mendapat kapsul vitamin A.

3 Pendidikan orang tua dan pengeluaran rumah tangga

a) Pendidikan ayah adalah tingkat pendidikan formal/terakhir yang pernah

dilalui ayah.

Klasifikasi :

a. ≤SD

Page 34: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

38

b. SMP

c. ≥SMA

Skala : Ordinal.

b) Pendidikan ibu adalah tingkat pendidikan formal/terakhir yang pernah dilalui

ibu.

Klasifikasi :

a. ≤SD

b. SMP

c. ≥SMA

Skala : Ordinal.

c) Pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata pengeluaran rumah tangga yang

digunakan untuk makanan setiap bulan.

Klasifikasi :

1. ≥Rata-rata

2. < Rata-rata

Skala : Ordinal.

4 Status gizi Balita adalah status gizi balita yang diukur berdasarkan berat badan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB) selanjutnya dibuat kategori menggunakan

standar WHO 2006 sebagai berikut :

a. Indeks BB/U

a) Gizi lebih bila Z-score > +2SD

b) Gizi baik bila Z-score -2 SD sampai +2 SD

c) Gizi kurang bila Z-score < -2 SD sampai -3 SD

d) Gizi buruk bila Z-score < -3 SD

b. Indeks TB/U

a) Normal bila Z-score -2 SD

b) Pendek bila Z-score -3 SD sampai < - 2SD

c) Sangat pendek bila Z-score < -3 SD

c. Indeks BB/TB

a) Gemuk bila Z-score > +2 SD

Page 35: Analisis Hubungan Penerapan Gizi Seimbang Keluarga dan ... · tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes 2005). Depkes (2005) melalui Direktorat Bina

39

b) Normal bila Z-score -2 SD sampai +2 SD

c) Kurus bila Z-score < -2 SD sampai -3 SD

d) Sangat kurus bila Z-score < -3 SD

5 Infeksi adalah penyakit infeksi yang pernah diderita oleh anak sebulan terakhir

berupa penyakit ISPA, Diare, Demam thypoid, Malaria, Campak atau Demam

Berdarah. Selanjutnya dikategorikan pernah dan tidak pernah.

6 Konsumsi gizi balita adalah jumah zat gizi yang dikonsumsi dalam sehari,

meliputi energi, protein dan vitamin A sesuai ketersediaan data Riskesdas

2007.

7 Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah akses dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan yang diukur dengan tingkat kemudahan dalam mengakses dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan berdasarkan jarak dan waktu yang

diperlukan agar mendapatkan pelayanan kesehatan serta pemanfaatan

terhadap pelayanan yang telah tersedia maupun Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM). Pengukuran dilakukan dengan memberikan skor pada

jawaban pertanyaan tentang pelayanan kesehatan.

8 Kesehatan lingkungan adalah higiene dan sanitasi lingkungan yang diukur

dengan melihat kondisi kesehatan lingkungan keluarga dan higiene ibu balita.

Pengukuran dengan memberikan skor pada jawaban pertanyaan tentang

kesehatan lingkungan.