ANALISIS GRAVIMETRI

download ANALISIS GRAVIMETRI

If you can't read please download the document

Transcript of ANALISIS GRAVIMETRI

ANALISIS GRAVIMETRI Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radial ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. 1. Metode Pengendapan Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada metode pengendapan tersebut adalah endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi. Kedua, sifat fisik endapan sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan dari kelarutannya dengan filtrasi, dapat dicuci dengan menghilangkan pengotor, ukuran partikelnya cukup besar serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi kimia tertentu. Larutan lewat jenuh adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih besar dibandingkan dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tertentu. Kecepatan pengendapan (R) sebading dengan : R Dimana : A = konsentrasi total B = Kesetimbangan kelarutan Dan A-B = keadaan lewat jenuh pada saat pengendapan dimulaiSehingga tingkat pengendapan = K S = berat sampel (gram) W = berat residu P = persentase zat yang terbentukdan juga P =2. Kemurnian endapan : kopresipitasi Pemisahan endapan dari larutan tidak selalu menghasilkan zat murni.Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut disebut kopresipitasi. Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua fenomena yang berbeda. Pada postpresipitasi, semakin lama waktunya, maka kontaminasi semakin bertambah sedangkan pada kopresipitasi sebaliknya. 3. Keadaan Optimum untuk Pengendapan Pengendapan harus dilakukan pada larutan encer Pereaksi dicampur perlahan-lahan dan teratur dengan pengadukan yang tetap. Pengendapan dilakukan pada larutan panas bila endapan yang stabil pada temperatur tinggi. Endapan kristal biasanya dibentuk dalam waktu yang lama dengan menggunakan pemanas uap untuk menghindari adanya kopresipitasi. Endapan harus dicuci dengan larutan encer. Untuk menghindari postpresipitasi atau kopresipitasi sebaiknya dilakukan pengendapan ulang. 4. Pengendapan dari Larutan Homogen Pada metode ini reagen dihasilkan secara lambat oleh reaksi kimia homogen dalam larutan. Beberapa contoh pengendapan dari larutan homogen adalah : Sulfat : Dimetilsulfat menghasilkan radikal sulfat dengan reaksi : (CH3)2SO4 + 2H2O 2CH3OH + 2H+ + SO42-Hidroksida : pH dikendalikan secara perlahan-lahan. NH3 dihasilkan dari urea dengan reaksi berikut : CO(NH2)2 + H2O 2NH3 + CO2 pada suhu 90-100oC5. Mencuci Endapan Tujuan mencuci endapan adalah menghilangkan kontaminasi pada permukaan. Komposisi larutan pencuci tergantung pada kecenderunganterjadinya pepitasi. Larutan pencuci dibagi 3 kelompok : 1. Larutan yang mencegah terbentuknya koloid yang mengakibatkan dapat lewat kertas saring. 2. Larutan yang mengurangi kelarutan dari endapan 3. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis garam dari asam lemah atau basa lemah.xn = dimana xo = konsentrasi pengotor sebelum dicuci n = jumlah pencuci = konsentrasi pengotor sesudah pencucian v = volume larutan yang digunakan untuk mencuci6. Pembakaran endapan Endapan mungkin mengandung air akibat adsorbsi, oklusi, penyerapan dan hidrasi. Temperatur pembakaran ditentukan berdasarkan pada sifat kimia zat. Pemanasan harus diteruskan sampai beratnya tetap dan seragam. Berat dari abu kertas saring harus pula diperhitungkan. 7. Peranan pereaksi organik pada analisis Gravimetri Pereaksi organik yang digunakan pada analisis gravimetri dikenal sebagai endapan organik. Pemisahan satu atau lebih ion-ion anorganik dari campurannya dilakukan dengan menambahkan pereaksi organik. Endapan organik yang baik harus mempunyai sifat spesifik. Endapan yang terbentuk oleh pereaksi organik, dikeringkan atau dibakar dan ditimbang sebagai oksidanya. Endapan organik mempunyai tempat khusus dalam analisis anorganik sebab endapan yang terbentuk biasanya berbeda dari zat anorganik murni, seperti antara BaSO4 dan NI(DMG)2 dimana DMG adalah dimetil glioksin.8. Kriteria untuk pemilihan pereaksi Organik Berbagai hal harus diperhitungkan dalam memilih pereaksi organik untuk pembentukan khelat. Zat tersebut harus selektif. 9. Beberapa endapan organik yang penting Beberapa pereaksi organik yang sering digunakan pada analisis gravimetri adalah : 1. Dimetilglioksim untuk nikel. 2. Cupferron untuk Fe (III) dan Cu. 3. Pereaksi 8-hidroksikuinolin untuk Mg 4. Pereaksi salisildioksim untuk Cu 5. 1-nitroso-2-naftol untuk logam Co 6. Asam kuinaldat untuk Cu 7. Asam mandelat digunakan untuk Zr 8. Asam antranilat digunakan pada beberapa logam (untuk Cu)ANALISIS VOLUMETRI Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat dibandingkan denganmenimbang berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri. Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping. Selain itu juga reagen penitrasi yang diberikan berlebih, maka harus diketahui dengan suatu indikator. 1. Terminologi analisis volumetri Volume pada jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut sebagai titik ekivalen. Sedangkan volume dimana perubahan warna indikator nampak oleh pengamat merupakan titik akhir. Titik ekivalen dan titik akhir tidak sama. Perbedaan titik akhir dengan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titik akhir adalah kesalahan acak yang berbeda untuk setiap sistem. Semua metode titrimetri tergantung pada larutan standar yang mengandung sejumlah reagen persatuan volume larutan dengan ketepatan yang tinggi. Konsentrasi dinyatakan dalam normalitas (g.ek/l). dalam menggunakan standar primer larutan titrimetri yang sesuai adalah distandarisasi secara gravimetri. 2. Klasifikasi metode volumetri Metode volumetri secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam empat kategori sebagai : a. Titrasi asam basa yang meliputi reaksi asam dan basa baik kuat maupun lemah b. Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi semua reaksi oksidasi reduksi c. Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputi pembentukan endapan, seperti titrasi Ag atau Zn dengan K4Fe(CN)6 dengan indikator pengadsorpsi. d. Titrasi kompleksometri sebagian besar meliputi titrasi EDTA sepertititrasi spesifik dan juga digunakan untuk melihat perbedaan pH pada pengompleksan. 3. Titrasi asam basa Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik ekivalen antara 4-10. Demikian juga titik titrasi akan tajam pada titrasi asam atau basa lemah jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104.