Analisis Governor
-
Upload
danu-riyan -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of Analisis Governor
-
8/6/2019 Analisis Governor
1/10
ANALISIS GOVERNOR PADA PENGATURAN FREKWENSI PLTGU DI PT
INDONESIA POWER UBP PRIOK
ACHMAD FAUZAN, 10402008
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok
16424 telp (021) 78881112, 7863788
Abstraksi : Sistem pembangkit tenaga listrik tenaga gas dan uap (PLTGU), merupakan sistem
pembangkitan yang menggabungkan pembangkit tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap (PLTU).
PLTG terdiri dari turbin gas yang dikopel dengan generator menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi. PLTU terdiri dari ketel uap,governor, turbin uap yang dikopel dengan generator,
mendapat sumber energi dari gas hasil pembakaran dari PLTG [4].
Unit governor sebagai pengaturan frekwensi dalam sistem, mengatur keluaran uap yang
bertekanan dari ketel uap untuk menggerakan turbin uap berada dalam putaran dengan frekwensi 50
Hertz (standar Indonesia) dan mengantifikasi terjadinya penyimpangan terhadap frekwensi dalam sistem
[1][2][3]. Penyimpangan frekwensi dari batas nilai nominal terjadi apabila kebutuhan yang digunakanoleh konsumen (beban) lebih besar dari daya aktif yang dibangkitkan dari pembangkit atau terjadinya
gangguan pada sistem sehingga frekwensi sistem turun. Sedangkan frekwensi sistem naik apabila ada
tambahan daya dari unit pembangkit. Maka untuk mempertahankan nilai frekwensi pembangkitan daya
aktif dalam sistem disesuaikan dengan konsumen (beban) [1][3].
Dilihat dari segi mekanis pada unit PLTU, pengaturan frekwensi adalah pengaturan daya aktif
yang dibangkitkan generator, dengan cara mengatur tambahan pemberian uap penggerak turbin uap yang
dikopel dengan generator. Pengaturan ini dilakukan oleh unit governor, yang bekerja dengan fungsinya
apabila terjadinya perubahan frekwensi dalam sistem [1][3].
Tanggal Pembuatan : 1 November 2009
1. PENDAHULUAN
Sistem pembangkitan tenaga listrik tenaga
gas dan uap (PLTGU) merupakan suatu sistem
pembangkitan yang terdiri dari pembangkit
tenaga gas (PLTG) dan pembangkit tenaga uap
(PLTU) yang saling dikombinasikan. PLTG
menggunakan bahan bakar gas dari pertamina
sebagai sumber energi untuk menggerakanturbin gas yang dikopel dengan generator. PLTU
mendapat sumber energi dari gas hasil
pembakaran pada turbin gas yang dimanfaatkan
untuk mengahasilkan uap yang bertekanan
dalam ketel uap yang dialirkan melaluigovernoruntuk menggerakan turbin uap yang dikopel
dengan generator.
Gambar 1 Sistem pembangkit tenaga gas dan
uap. Unit Governor terletak antara ketel uapdan turbin uap
-
8/6/2019 Analisis Governor
2/10
Pada unit pembangkit tenaga listrik terdapat
pengaturan frekwensi yang dilakukan oleh unit
governor, berfungsi agar keluaran uap yang bertekanan dari ketel uap untuk menggerakan
turbin uap berada dalam putaran dengan
frekwensi 50 Hertz (standar Indonesia) dan
mengantifikasi terjadinya penyimpanganterhadap frekwensi dalam sistem. Untuk
melakukan fungsinya, governor mengukurfrekwensi yang dihasilkan generator dengan cara
mengukur kecepatan putar poros generator,
karena frekwensi yang dihasilkan generator
sebanding dengan kecepatan putar poros
generator [1][2][3].
Penyimpangan frekwensi dalam sistem
terjadi apabila kebutuhan daya yang digunakan
oleh konsumen (beban) lebih besar dari daya
aktif yang dibangkitkan, atau terjadinyagangguan pada sistem, maka frekwensi sistem
turun. Sedangkan frekwensi dalam sistem naik
apabila ada tambahan daya dari unit pembangkit.
Untuk mempertahankan nilai frekwensi dalam
sistem, pembangkit daya aktif disesuaikan
dengan konsumen (beban) [1][3]. Karena
pengaturan frekwensi dilakukan dengan
mengatur daya aktif yang dibangkitkan
generator, maka generator mengatur kopel
mekanis yang dihasilkan mesin penggerak
generator. Pengaturan kopel mekanis dilakukan
dengan cara mengatur tambahan pemberian uappenggerak turbin dalam pembangkit PLTU [1].
Tujuan dari penulisan ini adalah
mengetahui cara kerja governor sebagai pengaman untuk mengantifikasi terjadinya
penyimpangan frekwensi dari batas nilai
nominal dan menggembalikan nilai frekwensi ke
posisi semula yaitu 50 Hertz apabila terjadinya
penyimpangan frekwensi.
2. LANDASAN TEORI
Energi listrik yang dibangkitkan (dihasilkan)
tidak dapat disimpan melainkan langsung habis
digunakan oleh konsumen (beban). Oleh karena
itu, daya yang dibangkitkan selalu sama dengan
daya yang digunakan konsumen. Penyediaan
daya aktif (Watt) harus mampu menyediakan
tenaga listrik dengan nilai frekwensi yang
praktis dan konstan, karena penyimpangan
frekwensi dari batas nilai nominal selalu dalam
batas toleransi yang diperbolehkan, yaitu dengan
frekwensi 50 Hertz [1][2]. Apabila pembangkit
daya listrik tidak mencukupi kebutuhan
konsumen atau terjadinya gangguan dalam
sistem, maka hal ini di tandai oleh turunya
frekwensi dalam sistem dan sebaliknya apabila pembangkit daya listrik lebih besar dari pada
kebutuhan konsumen maka frekwensi sistemakan naik.
2.1Mutu Tenaga LIstrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga
listrik dalam kehidupan sehari-hari, dengan
menjaga kwalitas tenaga listrik yang
dibangkitkan, khususnya bagi keperluan
industri. Maka mutu tenaga listrik juga menjadi
tuntutan yang makin besar dari pihak pemakaitenaga listrik.
Mutu tenaga listrik ini meliputi :
1. Kontinuitas penyediaan : apakah tersedia 24
jam sepanjang tahun.
2. Nilai tegangan : apakah selalu ada dalam
batas-batas yang diizinkan.
3. Nilai frekwensi : apakah selalu ada dalam
batas-batas yang diizinkan.
4. Kedip tegangan :apakah besarnya dan
lamanya masih dapat diterima .
5.
Kandungan harmonisa : apakah jumlahnyamasih dalam batas-batas yang dapat diterima
oleh pemakai tenaga listrik.
Unsur-unsur 1 sampai dengan 5 tersebut
diatas dapat direkam sehingga masalah dapat
dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia
dan pemakai tenaga listrik.
Dalam hal ini pada butir 3 hanya akan
dibahas pengaturan nilai frekwensi dalam sistem
yang berkaitan dengan penyediaan daya aktifmengigat bahwa hal ini merupakan salah satu
hal yang dominal dari mutu tenaga listrik.
2.2Terjadinya Perubahan Frekwensi [1]
Daya yang dibangkitkan selalu sama dengan
daya yang digunakan oleh konsumen (beban).
-
8/6/2019 Analisis Governor
3/10
Apabila daya yang dibangkitkan tidak sesuai
dengan kebutuhan yang digunakan oleh
konsumenT < 0, maka frekwensi turun. Dansebaliknya apabila daya yang dibangkitkan
mendapat tambahan putaran generator T > 0,maka frekwensi naik.
Penurunan frekwensi ini disebabkan oleh 2 hal
yaitu :
1. Apabila daya yang digunakan oleh
konsumen telah melebihi demain yang
dibangkitkan dalam waktu tertentu.
2. Terjadinya gangguan atau pemadaman (trip)
pada salah satu unit pembangkit.
3. GOVERNOR PADA PENGATURAN
FREKWENSI
Pada unit PLTU pengaturan frekwensi
dilakukan oleh unit governor yang mengaturkeluaran uap bertekanan dari ketel uap untuk
menggerakan turbin uap berada dalam putaran
dengan frekwensi 50 Hertz, dan
menggantifikansi terjadinya penyimpangan
terhadap frekwensi dalam sistem.
Jenis governor yang di gunakan adalah
jenis woodward, jenis ini terdiri dari Springloaded Accumulator(memberi tekanan minyak)
pada pengarah tekanan minyak, untukmenggerakanpower piston (katup utama) keatasatau kebawah tergantung pengarahan yang
dilakukan oleh Pilot Velve (penghubungperputaran poros generator) yang digerakan oleh
titik A Fly Weight(bola-bola pegas) yang berputar menghasilkan gaya sentralfugal
menyebabkan titik A naik atau turun.
3.1 Fungsi Governor [1][3]Oleh karenanya frekwensi yangdibangkitkan sama dengan yang digunakan oleh
konsumen, dan frekwensi akan berkurang
apabila kebutuhan daya yang digunakan oleh
konsumen lebih besar dari yang dibangkitkan.
Maka unit pembangkit (Governor) berfungsisebagai menjaga putaran pada generator agar
berada dalam frekwensi 50 Hertz, terhadap
adanya variasi beban atau gangguan pada sistem
dengan memberi tambahan uap bertekanan pada
turbin uap dengan cara terangkatnya katup
utama, di tandai dengan terjadinya frekwensi
turun.
3.2Prinsip kerja governor [1]Untuk melakukan fungsinya governor
mengukur frekwensi dengan cara mengukur
kecepatan putar poros generator karena
frekwensi yang dihasilkan generator sebanding
dengan kecepatan putar poros generator. Apabila
frekwensi turun ditandai dengan pengurangan
putaran kecepatan dari generator yang disensor
oleh pilot velve. Pada pilot velve memberi inputkepada bola-bola berputar karena kecepatan
putar dari generator berkurang putaranya maka
kecepatan putar pada bola-bola berputar juga berkurang kecepatan sudutnya, sehingga
menyebabkan pegas menguncup menimbulkan
gaya sentrifugal berkurang yang selanjutnya
akan menyebabkan turunya titik A dan titik B.
3.3Diagram blok cara kerja unit governor[6][7]
Untuk mempermudah penjelasan
tentang unit kerja dari governor diperlukandigram blok fungsi alih governor itu sendiri.
Gambar 2, keluaran C(s) diumpan-balikan ketitik penjumlahan untuk dibandingkan dengan
masukan acuan R(s). keluaran blok C(s)
diperoleh dengan mengalikan fungsi alih G(s)dengan masukan blokE(s).
C(s) = G(s) E(s)
Sedangkan jika keluaran diumpan-
balikan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan
dengan masukan, maka perlu mengubah bentuk
sinyal keluaran agar sama dengan bentuk sinyal
masukan. Pengubah ini dilakukan oleh elemenumpan balik yang mempunyai fungsi alih H(s).elemen umpan balik ini akan memodofikasi
keluaran sebelum dibandingkan dengan
masukan. Sinyal umpan balik yang diumpan-
balikan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan
dengan sinyal masukan.
-
8/6/2019 Analisis Governor
4/10
)()()(1
)()( sR
SHsG
sGsC
+=
Gambar 2.Fungsi Alih unit governor
Gambar 3. Diagram blok unitgovernor
3.4Tinjauan Matematis Respon Waktu DariGovernor Terhadap Frekwensi [1]Untuk mengadakan tinjauan matematis
terhadap respon waktu (time respon) dari
governorgambar (4) dengan menonjolkan arahgerak dari titik-titik engsel pada governor.Pengaturan primer yang dilakukan governor
dalam menanggapi perubahan-peribahan
memerlukan waktu. Bagaiman pengaruhgovernor dalam menanggapi perubahan bebanmemerlukan waktu. Bagaimana pengaruh
governor selama pengaturan primer tersebut
berlangsung ditunjukan sebagai karakteristik.
Frekwensi versus waktu, menggambarkan
respon waktu dari governor.
Gambar 4.Hubungan gerakan titik-titik engselpada governor
keterangan gambar 4 :
Masukan (input) ke governor diterima :
a. Melalui titik A yaitu apabila terjadi
perubahan frekwensi yang selanjutnya akan
diikuti dengan pengaturan primer dari
governor.
b. Melalui titik B2 yaitu apabila dilakukan
pengaturan sekunder baik secara manual
maupun melalui motor pengatur putaran
Apabila governor dalam keadaan steadysatate dan kemudian terjadi perubahan frekwensi
atau perubahan beban yang relatif kecil
disekitar titik steady state maka gerakan dariengsel-engsel governor adalah kecil sehingga
perubahan posisi engsel-engsel hubungannyasatu sama lain dapat dianggap linier. Apabila
arah gerakan yang positif adalah seperti
ditunjukan oleh arah panah dalam gambar (4)
maka frekwensi turun maka menyebabkan
perubahan daya, sehingga didapat :
xA = - K1p
Ada tanda negative karena titik A bergerak
kearah positif apabila frekwensi turun sebesar
f.
-
8/6/2019 Analisis Governor
5/10
Apabila unit pembangkit dari governor yang
dibahas paralel dengan sistem yang besar maka
XB2 akan menyebabkan perubahan daya P
dan praktis tidak menimbulkan perubahan
frekwensi, sehingga dapat ditulis :
xB2 = K2f
Gerakan titik engsel B1 dipengaruhi oleh gerak
titik engsel A dan titik engsel B2, maka :
xB1 = k3xA + k4xB2 + K5xD
= - k3 . k1p + k4 k2xB2f + K5xD
Konstanta k1, k2, k3, k4 dan k5 besarnya
tergantung kepada jarak antara titik-titik engsel
pada governor seperti terlihat pada gambar (4).
Gerakan titik B1 akan menggerakan titik Dmelalui sistem hidrolik. Dari gambar ini dapat
dilihat bahwa besarnya gerakan titik D
tergantung kepada :
1. Jauh dekatnya titik B1 bergerak untuk
membuka aliran minyak bertekanan kearah
panghisap yang mengangkat titik D
2. Lamanya titik B1 memberi kesempatantekanan minyak tersebut dalam butir (1)
mengangkat panghisap titik D.Kedua hal tersebut diatas dapat dinyatakan
sebagai berikut :
xD = k6(-XB1) dt
Dimana k6 adalah sebuah konstanta yang
tergantung kepada sistem hidrolik governor yang
menghubungkan gerakan titik B dengan titik D
dan adanya tanda negative disebabkan arah-arah
positif yang dipilih pada gambar (4). Untuk
memecahkan persamaan xB1 dan xD kitagunakan transformasikan Laplase ke bidang (s)
sehingga :
f menjadi F(s)
p menjadi P(s)
xB1 menjadi xB1(s)
Selanjutnya transformasi Laplace dari
persamaan xB1 dan xD berturut-turutmenghasilkan :
XB1(s) = - k3 . k1 P(s) + k4 k2 F(s)
+ k5xD
XD (s) =s
k6 . XB1 (s)
Dari persamaan XB1(s) dan XD(s ) yang sudah
ditransformasikan kedalam Laplace, akan
menyatakan xD(s) dalam P(s) dan F(s)
dengan mengelimirXB1(s).
Dan nilai ini dimasukan dalam persamaan
XB1(s) memberikan :
Dimana :
-6k
sXD (s) = -k3 . k1P(s) + k4 . k2F(s)
+ K5XD (s)
XD (s)
5
6
kk
s =-k3.k1P(s) + k4 . k2F(s)
XD (s) =
+
+
6
5
2413 )(.)(.
ksk
sFkksPkk
).(
)(..)(..
65
624613
skk
sFkkksPkkk
+
+=
+= )(
1.
.)(
).(
..
3
24
65
613 sFkk
kksP
skk
kkk
+
= )(1)(
.1
.
65
5
13
sFR
sP
kk
sk
kk
+= )(
1)(
1sF
RsP
sT
k
G
G
= )(
1)( sF
RsPG G
-
8/6/2019 Analisis Governor
6/10
3.5 Diagram Blok Sistem
Gambar 5 Block diagram system tanpa tie lines
Gambar diatas diagram blok hubungan antara
output dari unit governer dengan dalam sistemtenaga tistrik yang mempunyai karakteristik
beban tertentu dan terdiri dari sekelompok unit
pembangkit serta berhubungan dengan sistem
tenaga listrik lain melalui tie lines.
3.5Pengaturan Sekunder Pada Governor [1]
Gambar (6) Pengaturan sekunder untuk
menaikan frekwensi sistem
Gambar (6) setelah tercapai
keseimbangan dititik 3 dengan frekwensi F1.Pengaruh sekunder ini berati penggeseran garis
atatisme sistem sejajar keatas). Frekwensi
cenderung menuju titik 4A tetapi karena beban
naik dengan naiknya frekwensi menurut garis
beban maka keseimbangan baru tercapai dititik 4
dengan frekwensi F0 dan beban sebesar P4 pada
gambar (6).
Proses ini menggambarkan bagaiman
proses pengaturan frekwensi melalui pengaturan
sekunder berlangsung dalam sistem sebagai
akibat penambahan beban. Dengan uraian yang
serupa dapat dianalisa bagaimana proses
pengaturan frekwensi apabila terjadi penurunan
beban dalam sistem. Pengturan sekunder, dapatdilakukan secra manual ataupun oleh komputer.
Jika dilakukan secara manual dalam sistem yangterdiri dari banyak unit pembangkit dan juga
banyak pusat listrik yang tersebar,
pelaksanaannya perlu dikoordinir. koordinasi
pengaturan sekunder ini, berati pula koordinasi
pembagian dalam sistem, oleh karena-nyadilakukan oleh pusat pengatur beban sistemtenaga listrik. Jika pengaturan ini dilakukandengan menggunakan komputer maka software
dari komputer harus diidi datanya oleh pusat
pengatur beban agar sesuai dengan kondisisistem.
Gambar (7) Pengaturan sekunder yang diikutidengan perubahan beban sistem
Keterangan gambar 7 :
Sesungguhnya berlangsung setapak demi
setapak seperti digambarkan oleh gambar (7)
yang sesungguhnya merupakan proses
pengaturan sekunder yang digambarkan oleh
gambar (7). Frekwensi dinaikan dari titik-1 ke
titik-2, ini menyebabkan kenaikan beban sistemmengikuti kenaikan frekwensi. Kemudian beban
ini menyebabkan penurunan frekwensi sepanjag
garis statisme sistem menuju titik-3. Kemudian
frekwensi naik ke titik-4 dan seterusnya sampai
ke titik-7. Dalam proses ini dinggap bahwa
selama angka kenaikan frekwensi dari titik-1 ke
titik-2, dari titik-3 ke titik-4, dari titik-5 ke titik-
6, tidak terjadi kenaikan beban karena langkah-
-
8/6/2019 Analisis Governor
7/10
langkah kenaikan frekwensi ini cukup kecil dan
berlangsung cukup sehingga beban belum naik.
Dengan naiknya frekwensi dati titik-1 ke titik-7,
beban juga naik sebesarB.
4. CARA KERJA GOVERNORGovernor memiliki setting pointyaitu
putaran governor ditentukan berdasarkan
kebutuhan daya listrik sistem pada saat itu.
Governorakan menyesuaikan nilai output dayamekanik turbin supaya sesuai dengan daya
listrik dan frekwensi yang dibutuhkan oleh
sistem pada saat terjadinya penambahan beban
atau gangguan pada sistem. Governor akanmenentukan setting pointyang baru sesuaidengan actual beban sehingga dengan
pengaturan putaran ini diharapkan frekwensilistrik generator tetap berada didalam acceptablerange dan generator tidak mengalami out of
synchronization. Bola-bola berputar pada pegasakan menguncup (gaya sentralfugal berkurang)
apabila terjadinya penurunan frekwensi yang
menyebabkan titik A dan titik B turun. Turunnya
titik B menyebabkan torak pengarah tekanan
minyak memberikan tekanan menggerakan
katup utama terangkat keatas untuk memberi
tambahan uap bertekanan ke turbin.
Gambar 8 Prinsip kerja governor
1. Pengisapan pengarah tekanan minyak
2. pengisapan pengatur volume uap/air
Gambar 9A Respons governor terhadapperubahan frekwensi
Gambar 9B Respons kopel pengerak padagovernor
Bola-bola berputar pada pegas akan
menguncup (gaya sentralfugal berkurang)
apabila terjadinya penurunan frekwensi yang
menyebabkan titik A dan titik B turun. Turunnya
titik B menyebabkan torak pengarah tekanan
minyak memberikan tekanan menggerakan
katup utama terangkat keatas untuk memberi
tambahan uap bertekanan ke turbin.
Keterangan Gambar (8) , gambar (9A) dan
gambar (9B) : Apabila pada saat t = t0 gambar(9A) ada penambahan beban maka frekwensi
akan turun dari nilai F0 menjadi F. Penurunan
frekwensi ini disebabkan karena nilai TB
menjadi lebih besar sebagai akibat penambahan
beban sehingga TG TB = T < 0 dan
selanjutnyadt
djuga menjadi < 0.
dt
dadalah
-
8/6/2019 Analisis Governor
8/10
percepatan sudut, apabila nialainya < 0 maka
berati terjadi pengurangan kecepatan sudut
dan karena frekwensi F =
2maka hal ini
juga berati pengurangan frekwensi. Dengan
keterangan diatas maka Penuruanan frekwensidari nilai F0 menjadi F dirasakan oleh governor
dan governor akan beraksi untuk
mengembalikan nilai frekwensi ke F0. Reaksi iniberlangsung sebagai berikut :
a. Karena kecepatan sudut dari mesin
penggerak generator turun maka bola-bola
berputar pada gambar (8) juga akan turun
kecepatan sudutnya karena poros yang
memutarnya dihubungkan langsung melalui
sistem roda gigi dengan mesin penggerak
generator. Hal ini akan menyebabkan titik A
menurun yang selanjutnya juga akanmenurunkan titik B. dengan turunnya titik B
maka torak pengarah tekanan minyak akan
mengalirkan minyak bertekanan ke torak
penggerak katup utama sehingga katup
utama terangkat keatas untuk menambah
uap ke turbin uap dalam hal mesin
penggerak adalah turbin uap.
b. Dalam gambar (9A) peristiwa penambahan
beban terjadi pada saat t = t1 dan hal ini
menyebabkan frekwensi turun. Pada saat t =
t2 kerja governor telah mulai terasa dan
kecuraman (slope) penurunan frekwensimulai berkurang sampai pada saat t = t3
kecuraman penurunan frekwensi telah hilang
atau secara matematis dikatakandt
dF= 0.
c. Pada saat t = t3 nilai frekwensi F = Fdimana
F F0. Hal ini menyebabkan bahwa
generator akan terus menambah uap dengan
jalan mengangkat katup utama dari turbin.
Keterangan adalah sama seperti uraian pada
butir a. Hal ini berarti bahwa kopel yang
dihasilkan mesin penggerak generator terusdiperbesar sehingga T = TG - TB menjadi
0 dan mengakibatkandt
dF> 0, yang berati
bahwa frekwensi naik.
d. Pada saat t = t4 nilai frekwensi F = F0sehingga sebetulnya tidak diperlukan lagi
langkah untuk memperbaiki frekwensi.
Tetapi pada saat t = t4 nilai T > 0 sebagai
akibat penembahan uap yang berlangsung
sejak saat t = t4 seperti tersebut dalam butir c
nilai T > 0 ini menyebabkan frekwensi
terus naik. Beberapa saat setelah t = t4
nilai frekwensi F > F0 sehingga governor
mulai bereaksi untuk menurunkan frekwensi
dengan jalan mengurangi uap ke turbinsehingga nilai T diperkecil dan hal ini juga
memperkecil nilaidt
dF
e. Pada saat t = t5 di mana F > F0 sehingga
governor akan terus beraksi untuk
menurunkan frekwensi. Pada saat t = t5 nilai
nilai T = TG TB sehingga dari segikeseimbangan kopel generator dengan kopel
beban sebetulnya tidak diperlukan lagi
pengurangan nilai kopel generator TG yang
dilakukan oleh governor dengan jalan
mengurangi uap. Seperti diuraikan dalam
butir d. tetapi pada saat t = t5 nilai nilai
frekwensi F > F0 maka governor akan terus
bereaksi untuk mengurangi uap ke turbin.
f. Pada saat t = t6 keadaan adalah serupa
dengan pada saat t = t4 yaitu bahwa nilai
frekwensi f = f0 tetapi bedanya dengan pada
saat t = t3 adalah bahwa pada saat t = t6T