Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar...

14
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI JAWA BARAT Oleh : Lili Masli ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi, dan Ketimpangan Regional antar kabupaten/kota se-Propinsi Jawa Barat. Objek penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat dengan menggunakan data sekunder berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat tahun 1993-2006 serta menggunakan pendekatan deskriptif untuk: Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Tipologi Klassen, Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa: (1) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama periode penelitian antara periode tahun 1993-2006 serta menunjukan arah yang negatif dibandingkan dengan awal periode penelitian. (2) Pada umumnya kabupaten/kota di Jawa Barat pada periode penelitian antara tahun 1993-2006 menurut analisis Tipologi Klassen termasuk klasifikasi daerah relatif tertinggal sebesar 36,6 persen serta daerah berkembang cepat sebesar 32,6 persen, daerah maju dan tumbuh cepat sebesar 16,3 persen dan daerah maju tapi tertekan sebesar 14,5 persen. (3) Dari hasil perhitungan data PDRB tahun 1993-2006, dengan menggunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil cenderung meningkat. Kata Kunci: Produk Domestik Regional Bruto, Pertumbuhan ekonomi, Ketimpangan Regional Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi pendapatan yang lebih merata. Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tergantung kepada banyak faktor seperti salah satunya adalah kebijakan pemerintah itu sendiri, ini harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat supaya faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat PDRB dan laju pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berdampak terhadap ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Apalagi dengan diberlakukannya UU RI No 32 dan 33 tahun 2004, peranan pemerintah daerah sangat dominan dalam menentukan kebijakan didaerahnya sehingga memungkinkan terjadi ketimpangan regional terjadi. Laju pertumbuhan ekonomi antar kabupaten/kota di Jawa Barat menunjukan tingkat yang beragam dan akan berdampak kepada ketimpangan regional.

Transcript of Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar...

Page 1: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN REGIONAL ANTAR KABUPATEN/KOTA DI

PROPINSI JAWA BARAT

Oleh : Lili Masli

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi, dan Ketimpangan Regional antar kabupaten/kota se-Propinsi Jawa Barat. Objek penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota di Propinsi Jawa Barat dengan menggunakan data sekunder berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat tahun 1993-2006 serta menggunakan pendekatan deskriptif untuk: Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Tipologi Klassen, Indeks Williamson, Indeks Entropi Theil. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa: (1) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama periode penelitian antara periode tahun 1993-2006 serta menunjukan arah yang negatif dibandingkan dengan awal periode penelitian. (2) Pada umumnya kabupaten/kota di Jawa Barat pada periode penelitian antara tahun 1993-2006 menurut analisis Tipologi Klassen termasuk klasifikasi daerah relatif tertinggal sebesar 36,6 persen serta daerah berkembang cepat sebesar 32,6 persen, daerah maju dan tumbuh cepat sebesar 16,3 persen dan daerah maju tapi tertekan sebesar 14,5 persen. (3) Dari hasil perhitungan data PDRB tahun 1993-2006, dengan menggunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil cenderung meningkat. Kata Kunci: Produk Domestik Regional Bruto, Pertumbuhan ekonomi, Ketimpangan Regional Latar Belakang

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat maka diperlukan pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan distribusi

pendapatan yang lebih merata. Masalah pertumbuhan ekonomi di suatu daerah

tergantung kepada banyak faktor seperti salah satunya adalah kebijakan

pemerintah itu sendiri, ini harus dikenali dan diidentifikasi secara tepat supaya

faktor tersebut dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan melihat PDRB dan laju

pertumbuhannya atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi yang cepat

akan berdampak terhadap ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Apalagi

dengan diberlakukannya UU RI No 32 dan 33 tahun 2004, peranan pemerintah

daerah sangat dominan dalam menentukan kebijakan didaerahnya sehingga

memungkinkan terjadi ketimpangan regional terjadi. Laju pertumbuhan ekonomi

antar kabupaten/kota di Jawa Barat menunjukan tingkat yang beragam dan akan

berdampak kepada ketimpangan regional.

Page 2: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

2

Ketimpangan antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat bisa saja terjadi karena

perbedaan besar sumbangan sektor unggulan propinsi Jawa Barat. Penelitian ini

berusaha untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan regional

antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat selama kurun waktu 1993-2006.

Apakah bahasan tersebut saling berkaitan dan seperti apa kaitannya satu dengan

yang lainnya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan pokok yang akan dilihat dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi di kabupaten/kota di provinsi Jawa

Barat ?

2. Bagaimana pola pertumbuhan ekonomi serta klasifikasi di kabupaten/kota

di provinsi Jawa Barat menurut Tipologi Klassen ?

3. Berapa besar tingkat ketimpangan regional antar kabupaten dan antar

wilayah di kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat berdasarkan Indeks

Williamson dan Indeks Ketimpangan Entropi Theil ?

4. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan

ketimpangan regional antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat.

LANDASAN TEORI

Pada umumnya para ekonom memberikan pengertian yang sama mengenai

pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai kenaikkan GDP/GNP saja tanpa memandang

apakah kenaikkan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad,

1999).

Terjadinya pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari peranan sektor-sektor yang

ada dalam suatu perekonomian. Untuk melihat sektor-sektor yang memberikan

peran utama bagi perkembangan perekonomian daerah, Menurut Richardson

(2001) dan Glasson (1997), salah satu cara atau pendekatan model ekonomi

regional adalah analisis basis ekonomi (economic base), model ini dapat

menjelaskan struktur ekonomi daerah atas dua sektor, yaitu sektor basis dan non

basis. Model economic base menekankan pada ekspansi ekspor sebagai sumber

utama pertumbuhan ekonomi daerah.

Simon Kuznets dalam Sukirno, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai

peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang

ekonomi bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini disebabkan oleh

Page 3: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

3

kemajuan teknologi, kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan

(Sukirno, 1995).

Peroux dalam Arsyad, mengemukakan sebuah teori Pusat Pertumbuhan (Pole

Growth) merupakan teori yang menjadi dasar dari strategi kebijakan pembangunan

industri daerah yang banyak terpakai di berbagai negara dewasa ini. Pertumbuhan

tidak muncul di berbagai daerah ada waktu yang bersamaan, pertumbuhan hanya

terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas

yang berbeda. Inti dari teori ini adalah adanya industri unggulan yang merupakan

penggerak dalam pembangunan ekonomi daerah. Selanjutnya timbul daerah yang

relatif maju akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif (Arsyad, 1999).

Menurut Fisher dan Kindleberger dalam Djojohadikumo, bahwa pertumbuhan

ekonomi biasanya disertai dengan pergeseran permintaan dari sektor primer ke

sektor sekunder . Pendapat Fisher ini kemudian didukung oleh Clark dengan

menggunakan data Cross Sectional dari beberapa negara. Clark menyusun

struktur kesempatan kerja menurut sektor produksi dan tingkat pendapatan

nasional per kapita. Hasilnya adalah semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita

nasional suatu negara, makin kecil peranan sektor primer dalam menyediakan

kesempatan kerja (Djojohadikusumo, 1994). Perubahan struktur ekonomi yang

terjadi pada suatu daerah memiliki keterkaitan dengan terjadinya perkembangan

sektor-sektor ekonomi yang ada pada daerah tersebut. Dari perubahan struktur

ekonomi yang terjadi, berdasarkan hasil studi empiris dari para ahli yang telah

dikemukakan pada umumnya suatu negara atau daerah akan mengalami

transformasi ekonomi menuju industrialisasi, yang ditandai dengan semakin

meningkatnya peranan sektor non primer khususnya sektor industri terhadap

Gross National Product (GNP) dan menurunnya peranan sektor primer, seiring

dengan pertumbuhan ekonominya.

Salah satu Teori Perubahan Struktur Perekonomian dikembangkan oleh Chenery

dan Taylor (1975) dalam Sukirno, memperlihatkan corak perubahan struktur

ekonomi menggunakan data di berbagai negara dalam kurun waktu tertentu.

Dalam analisisnya yang terpenting adalah bahwa dalam proses perubahan struktur

perekonomian ada hubungan antara besarnya pendapatan per kapita dengan

persentase sumbangan berbagai sektor ekonomi pada produksi nasional. Dengan

demikian, analisis tersebut dapat digunakan untuk membuat ramalan mengenai

peranan berbagai sektor pada berbagai tingkat pembangunan ekonomi, dan

selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan sumber-

sumber daya ke berbagai sektor ekonomi (Sukirno, 1995).

Page 4: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

4

Keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah sangat berkaitan

dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki daerah. Oleh karena itu prioritas

pembangunan daerah harus sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sehingga

akan terlihat peranan dari sektor-sektor potensial terhadap pertumbuhan

perekonomian daerah, sebagaimana yang diperlihatkan pada perkembangan

PDRB dan sektor-sektornya.

Pola pertumbuhan ekonomi dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah

berdasarkan Tipologi Klassen (Widodo, 2006) dapat diklasifikasikan menjadi: (a)

Daerah yang Maju dan Tumbuh Cepat (Rapid Growth Region) ; (b) Daerah Maju

tetapi Tertekan (Retarted Region); (c) Daerah Berkembang Cepat (Growth

Region); (d) Daerah Relatif Tertinggal (Relatively Backward Region).

Dengan adanya pertumbuhan ekonomi baik secara langsung maupun tidak

langsung akan berpengaruh terhadap masalah ketimpangan regional.

Ketimpangan dalam pembagian pendapatan adalah ketimpangan dalam

perkembangan ekonomi antara berbagai daerah pada suatu wilayah yang akan

menyebabkan pula ketimpangan tingkat pendapatan perkapita antara daerah.

Untuk menghitung ketimpangan regional digunakan Indeks Ketimpangan

Williamson dan Indeks Ketimpangan Entropi Theil (Kuncoro , 2004).

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu kebijakan ekonomi daerah

provinsi Jawa Barat di masa yang akan datang. Kebijakan yang harus dilakukan

yaitu kebijakan yang memihak ke sektor Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM),

peningkatan, perluasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi dengan

mempertimbangkan keserasian pertumbuhan antar daerah, mendukung

pembangunan sektor swasta di daerah-daerah relatif tertinggal. Dengan adanya

kebijakan tersebut diharapkan pembangunan ekonomi daerah bermanfaat bagi

masyarakat provinsi Jawa Barat.

METODE PENELITIAN DAN ANALISIS

Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dan analisis data sekunder.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di daerah Provinsi Jawa Barat, yang terdiri atas 16

kabupaten yaitu: Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya,

Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang,

Purwakarta, Karawang, Bekasi dan 9 kota yaitu: Bogor, Sukabumi, Bandung,

Cirebon, Bekasi dan Depok, Cimahi, Tasikmalaya dan Banjar.

Page 5: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

5

3. Jenis dan Sumber Data

Untuk memahami permasalahan penelitian, dalam pembahasannya akan

dicoba untuk melihat hubungan variabel-variabel penelitian dengan

pendekatan kuantitatif. Data yang dipergunakan sebagai bahan analisis

berupa data sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi seperti: Badan

Pusat Statistik, Bapeda Provinsi Jawa Barat dan Instansi lainnya yang terkait.

Selain itu data sekunder diperoleh juga dari beberapa hasil penelitian

terdahulu yang mempunyai relevansi dengan kajian yang dilakukan.

4. Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel yang dioperasionalisasikan dalam penelitian ini adalah

semua variabel yang terkait dalam rumusan hipotesis. Untuk menghindari

salah persepsi dan pemahaman terhadap variabel-variabel yang akan

dianalisis, maka akan diberikan batasan terhadap variabel-variabel berikut ini:

1) Pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan per kapita

atau PDRB suatu masyarakat yang berlangsung secara terus

menerus dalam jangka panjang.

2) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sejumlah produksi

yang dihasilkan oleh setiap daerah dalam jangka waktu tertentu yang

dinyatakan dalam rupiah. Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan

menjadi 9 sektor lapangan usaha. Data PDRB yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah data PDRB tahun 1993-2006.

3) Struktur perekonomian dalam penelitian ini merupakan

komposisi/kontribusi dari kegiatan produksi secara sektoral menurut

lapangan usaha yang mengacu pada klasifikasi yang telah dibuat oleh

Biro Pusat Statistik .

4) Laju pertumbuhan ekonomi daerah berarti besar kecilnya persentase

peningkatan produksi barang dan jasa masyarakat menurut sektor

produksi suatu daerah.

5) Ketimpangan regional yaitu ketimpangan yang didasarkan kepada

perhitungan Indeks Ketimpangan Williamson dan Indeks

Ketimpangan Entropi Theil.

6) Pengertian Daerah dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

kebijaksanaan, yaitu pendekatan yang lebih mendasar pada

administrasi pemerintahan, sehingga suatu daerah merupakan suatu

kesatuan administrasi atau politik pemerintahan.

Page 6: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

6

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di provinsi

Jawa Barat (BPS, 2007) tahun 1993-2006, digunakan rumus :

PDRBt – PDRB(t-1)

Pertumbuhan Ekonomi = x 100 %

PDRB(t-1)

Keterangan:

PDRBt = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t

PDRB(t-1) = Produk Domestik Regional Bruto pada tahun t-1

2) Analisis Pertumbuhan Ekonomi Tipologi Klassen

Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola

pertumbuhan ekonomi daerah (Widodo, 2006). Dan diklasifikasikan

sebagai berikut: (1) Wilayah yang Maju dan Tumbuh Cepat (Rapid Growth

Region); (2) Wilayah Maju dan Tertekan (Retarted Region); (3) Wilayah

yang Sedang Tumbuh (Growth Region) dan (4) Wilayah yang Relatif

Tertinggal (Relatively Backward Region).

Daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita

rendah dibandingkan rata-rata daerah di wilayah referensi. Tabel 1.

dibawah ini menunjukkan klasifikasi wilayah menurut Tipologi Klassen:

Tabel 1. Klasifikasi Wilayah Menurut Tipologi Klassen

yi > y yi < y

ri > r Wilayah Maju dan

Tumbuh Cepat

Wilayah yang Sedang

Tumbuh

ri < r Wilayah Maju tetapi

Tertekan

Wilayah Relatif Tertinggal

Keterangan :

y

r

Page 7: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

7

ri = Laju pertumbuhan ekonomi PDRB wilayah i

yi = PDRB perkapita wilayah i

r = Laju pertumbuhan PDRB wilayah referensi

y = PDRB perkapita wilayah referensi

2) Analisis Ketimpangan Regional

Untuk melihat ketimpangan regional digunakan rumus dari :

a. Indeks dari Jeffery G. Williamson (Upall dan Sri Handoko, 1986):

( Yi – Yr ) 2 . Pj/P

VW =

Yr

Keterangan :

VW = Indeks KetimpanganWilliamson

Yj = PDRB per kapita kabupaten/kota j

Yr = PDRB per kapita provinsi Jawa barat

Pj = Jumlah penduduk kabupaten/kota j di

provinsi Jawa Barat.

P = Jumlah penduduk di provinsi Jawa Barat

Indeks Ketimpangan Williamson (VW) yang diperoleh terletak

antara 0 (nol) sampai 1 (satu). Jika VW mendekati 0 maka

ketimpangan distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di provinsi

Jawa Barat adalah rendah atau pertumbuhan ekonomi antara

daerah merata. Jika VW mendekati 1 maka ketimpangan distribusi

pendapatan antar kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat adalah

tinggi atau pertumbuhan ekonomi antar derah tidak merata.

b. Indeks Ketimpangan Entropi Theil (Kuncoro, 2004):

I ( y ) = ∑ ( yj/Y . log [ ( yj/Y) / ( xj/X) ]

Page 8: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

8

Keterangan :

I (y) = Indeks Ketimpangan Entropi Theil

yj = PDRB per kapita Kabupaten/Kota j

Y = Rata-rata PDRB perkapita Jawa Barat

xj = Jumlah penduduk Kabupaten/Kota j

X = Jumlah penduduk provinsi Jawa Barat

Bila nilai indeks Entropi Theil = 0 maka kemerataan sempurna dan

bila nilai indeks semakin menjauh dari nol maka terjadi

ketimpangan yang semakin besar.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data yang diperoleh bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat

dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2 : Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Periode Tahun 1993-2006 Provinsi Jawa Barat

Sumber : BPS Jawa Barat

Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi

1993 0

1994 7,7815

1995 7,478

1996 9,468

1997 3,664762

1998 -14,1268

1999 1,954091

2000 4,358571

2001 4,755909

2002 1,895909

2003 4,658182

2004 5,064167

2005 4,9604

2006 4,9216

Total 46,83427

Rata-rata 3,345305

Page 9: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

9

Dari Tabel 2 diatas dapat diketahui perbedaan laju pertumbuhan

ekonomi di Jawa Barat dari tahun ke tahun dengan angka rata-rata laju

pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 3,34 persen.

Untuk melihat klasifikasi dan pola pertumbuhan berdasarkan analisis Tipologi

Klassen dapat dilihat dari Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3: Klasifikasi dan Pola Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Analisis Tipologi Klassen

Periode Daerah

maju tapi

tertekan

Daerah maju

dan tumbuh

cepat

Daerah

berkembang

cepat

Daerah

relatif

tertinggal

1993-1994 13,5 % 13,5 % 38 % 36 %

2000-2006 15 % 21 % 30 % 34 %

1993-2006 14,5 % 16,3 % 32,6 % 36,6 %

Sumber : Data diolah dari penelitian

Dari Tabel 3 diatas terlihat bahwa Provinsi Jawa Barat masuk dalam

klasifikasi daerah relatif tertinggal. Untuk mengetahui ketimpangan regional

digunakan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil, serta hasilnya tertera

dalam Tabel 4 berikut ini :

Tabel 4: Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil untuk Tahun 1993-2006 di Provinsi Jawa Barat

Page 10: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

10

Sumber : data diolah dari perhitungan

Dari Tabel 4 diatas menunjukan perbedaan angka ketimpangan dengan

menggunakan data yang berbeda. Dari data tersebut diperoleh hasil yang sama

yaitu antar kabupaten/kota di Jawa Barat terjadi ketimpangan regional

berdasarkan Indeks Williamson dan Indeks Entropi Theil. Data tersebut

menunjukan untuk Indeks ketimpangan Williamson berfluktuasi tetapi secara

umum mengalami peningkatan. Untuk Indeks Ketimpangan dari Entropi Theil

juga berfluktuasi tetapi secara umum mengalami kenaikan.

5. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

TAHUN I W I E T

1993 0,953139745 1,220095384

1994 0,660697771 0,848660042

1995 0 1,2700878

1996 0,949981177 1,159234721

1997 0,957627401 1,306580732

1998 0,954513199 1,226521295

1999 0,955884039 1,242484083

2000 0,95822545 1,390682326

2001 0,957114762 1,372173383

2002 0,345890364 1,381231934

2003 0,962167477 1,564148224

2004 0,962050558 1,628494881

2005 0,313989782 1,711294483

2006 0,962411001 1,634620126

Jumlah 10,89369273 18,95630941

Rata-rata 0,778120909 1,354022101

Page 11: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

11

1. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat selama periode penelitian antara

periode tahun 1993-2006 mengalami fluktuasi dan menunjukan arah

yang negatif apabila dibandingkan pada awal penelitian. Faktor–faktor

yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat adalah :

teknologi, peningkatan sumber daya manusia, penemuan material baru,

peningkatan pendapatan dan perubahan selera konsumen.

2. Pada umumnya kabupaten/kota di Jawa Barat pada periode penelitian

antara tahun 1993-2006 menurut analisis Tipologi Klassen termasuk

klasifikasi daerah relatif tertinggal. Penyebabnya adalah terjadinya aliran

investasi dari daerah relatif miskin ke daerah relatif kaya. Gejala ini

disebabkan oleh mekanisme pasar, dimana terjadi kombinasi dua faktor

yaitu: (1) Tabungan yang ada di daerah miskin walaupun jumlah

jumlahnya kecil, tidak dapat digunakan secara efektif karena kurangnya

permintaan investasi daerah tersebut; (2) Tabungan akan diinvestasikan

ke daerah yang relatif kaya, karena akan lebih terjamin dan memberikan

keuntungan yang lebih besar. Sehingga dalam proses pembangunan,

daerah miskin akan semakin sulit untuk berkembang menjadi daerah

kaya atau semakin timpang. Untuk hal ini, harus dilakukan percepatan

dalam mengejar ketertinggalan dengan dipenuhinya infrastruktur dasar

masyarakat, pemberian bantuan modal serta melakukan penguatan

kelembagaan masyarakat di pedesaan.

3. Dengan menggunakan PDRB, tingkat ketimpangan antar kabupaten/kota

di Jawa Barat pada periode penelitian antara tahun 1993-2006

cenderung meningkat berdasarkan Indeks Ketimpangan Williamson dan

Indeks Ketimpangan Entropi Theil. Penyebabnya adalah adanya

perubahan laju pertumbuhan ekonomi yang negatif, baik secara

langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap masalah

ketimpangan regional.

Page 12: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

12

Implikasi

Implikasi ini diharapkan dapat membantu kebijakan ekonomi daerah

Provinsi Jawa Barat di masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik diperlukan

kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan pengembangan

teknologi, peningkatan sumber daya manusia, penemuan material baru,

dan peningkatan pendapatan.

2. Untuk daerah relatif tertinggal berdasarkan analisis Tipologi Klassen,

diperlukan kebijakan atau campur tangan pemerintah antara lain dengan

mengadakan peningkatan, perluasan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana ekonomi dengan mempertimbangkan dan memperhatikan

daerah-daerah yang relatif tertinggal dengan sasaran menyerasikan

pertumbuhan antar daerah.

3. Diperlukan adanya program yang memadai dalam menjalankan kebijakan

seperti prioritas pembangunan daerah terutama dalam sarana dan

prasarana ekonomi untuk kabupaten/kota yang tertinggal agar dapat

mengurangi tingkat ketimpangan karena baik Indeks Ketimpangan

Williamson dan Indeks Ketimpangan Entropi Theil telah menunjukan

kecenderung arah peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

---------. 2005. Pendapatan Regional Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha 1995 –2004. BPS Provinsi Jawa Barat.

---------. 2004. PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Barat. BPS Provinsi Jawa Barat kerjasama dengan Bapeda Provinsi Jawa Barat.

---------. 2007. PDRB Kabupaten/Kota di Jawa Barat. BPS Provinsi Jawa Barat kerjasama dengan Bapeda Provinsi Jawa Barat.

Anwar, Moh. Arsyad. 1987. Teori Ekonomi dan Kebijaksanaan Pembangunan, dalam Hendra Asmara, Jakarta: PT. Gramedia.

Arsyad, Lincolyn.1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE.

---------. 2004. Ekonomi Pembangunan. Edisi 4. Yogjakarta: Penerbit STIE YKPN.

Page 13: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

13

Cahyono, Bambang Tri. (1983). Ekonomi Indonesia: Beberapa Masalah Pokok. Yogyakarta: Ananda.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Friedman, J., and Alonso. 1964. Regional Economics Development and Planning. London: MT Press.

Glasson, J. 1977. An Introduction to Regional Planning. Terjemahan Paul Sitohang, 1990. Pengantar Perencanaan Regional. Jakarta: LPFE-UI.

Hirschman, Albert O. 1973. The strategy of Economic Development. Sixteenth Printing, Yale University Press.

Kuncoro, Mudrajad. 2002. Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

--------- a. 2004. Ekonomi Pembangunan : Teori , Masalah dan Kebijakan. Yogjakarta: UPP AMP YKPN

---------b. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Muta’ali, Luthti. 1997. Masalah dan Prospek Perekonomian Indonesia Menuju Persaingan Bebas. Paper seminar Nasional HIMASEPA UPN “Veteran” Yogjakarta, 11 September.

Nafsiger E, Wayne. 1977. The economics of Developing Countries. Third Edition. Kansas: Prentice Hall International Inc.

Prasasti, Diah. 2006. Perkembangan Produk Domestik Regional Per-kapita 30 Propinsi di Indonesia Periode 1993-2003: Pendekatan Disparitas Regional dan Konvergensi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 21, 4 : 344-360.

Richardson, Harry W. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional : Terjemahan oleh Paul Sitohang. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.

Susanti , Hera. 1995. Indikator-indikator Makroekonomi, Jakarta: LPFE UI.

Suhargo. 2004. Pertumbuhan dan Kesenjangan Ekonomi Antar Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, Tesis Pascasarjana Unsoed tidak dipublikasikan. Purwokerto.

Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijaksanaan, Jakarta: LPFE UI .

Thee Kian Wie. 1981. Pembangunan Ekonomi dan Pemerataan : Beberapa Pendekatan Alternatif. Jakarta: LP3ES.

---------.1981. Pemerataan Kemiskinan Ketimpangan, Beberapa Pemikiran tentang Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.

Undang–Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 14: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Regional Antar Kabupaten-kota Di Propinsi Jawa Barat

14

Undang–Undang Republik Indonesia No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Dan Daerah

Uppal, J.S. dan Sri Handoko, Budiono. (1986). Regional Income Disparities in Indonesia. Jurnal E K I, Vol XXXIV No 3.

Wibisono, Yusuf. 2001. Konvergensi di Indonesia: Beberapa Temuan Awal dan Implikasinya, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan vol 51 Januari : 53 – 82.

---------. 2003. Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional: Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan 52- 83.

---------. 2005. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Regional: Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia 1984-2000, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, KANOPI.

Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan, Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah. Yogjakarta: UPP STIM YKPN.