ANALISIS EFEKTIVITAS PENGANGGARAN DAN...
-
Upload
truongphuc -
Category
Documents
-
view
246 -
download
0
Transcript of ANALISIS EFEKTIVITAS PENGANGGARAN DAN...
(SKPA) DI PROVINSI ACEH TAHUN 2011
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGANGGARAN DAN PENGGUNAAN ANGGARAN
SETIAP SATUAN KERJA PERANGKAT ACEH
Ringkasan Eksekutif
Keterkaitan antara dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan dokumen anggaran
merupakan bagian sangat penting dalam upaya pencapaian visi dan misi yang tercantum
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Untuk mencapai target-
target pembangunan selama lima tahun, pemerintah daerah menyusun dokumen tahunan
berupa Rencana Kerja Pemerintah daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD). Pada prinsipnya, terdapat sinkronisasi antara target kinerja selama lima
tahun dengan program/kegiatan dan alokasi anggaran tahunan. Kesesuaian antara target
capaian kinerja pembangunan yang direncanakan dengan anggaran dan dokumen pelaksanaan
merupakan ukuran kualitas perencanaan dan penganggaran di pemerintah daerah.
Sebagai daerah otonom dengan otonomi khusus, Provinsi Aceh memiliki kewenangan dalam
merencanakan pembangunan dan anggaran daerah. Penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berupa Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) dan Rencana Kerja Pemerintah Aceh
(RKPA) ternyata tidak selalu diikuti dalam penyusunan dokumen anggaran berupa Kebijakan
Umum APBA (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Aceh (PPAA). Penyimpangan dari
dokumen perencanaan semakin besar ketika Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA)
menyusun dokumen Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPA.
Kesimpulan studi ini adalah proses penyusunan anggaran pada semua SKPA Provinsi Aceh
belum berjalan efektif. Hal ini disebakan masih ditemukannya beberapa kelemahan, yaitu: (a)
Penentuan sasaran kegiatan sebagai penerima manfaat anggaran masih kurang tepat; (b)
Penentuan target kegiatan belum mengacu pada sasaran yang ingin dicapai; (c) Penentuan
keluaran (output) kegiatan tidak mengikuti target yang akan dicapai; (d) Penentuan hasil
(outcome) kegiatan belum menggambarkan kualitas keluarannya, sehingga keberhasilan
sebuah program belum dapat diukur; (e) Belum ada keseragaman indikator terhadap
program/kegiatan yang sama yang dilaksanakan beberapa SKPA; dan (f) Interval perbedaan
besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA masih jarak sehingga mencerminkan
penyusunan PPAS belum akurat dan tidak berpedoman kepada Analisis Standar Belanja
(ASB) dan Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda)
Aceh dan semua SKPA Provinsi Aceh, yakni: (a) Perlunya menyusun suatu buku pedoman
penyusunan anggaran yang di dalamnya memuat jenis indikator kinerja untuk masing-masing
program/kegiatan; (b) Penyusunan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Analisi Standar
Belanja (ASB) sebagai acuan dalam menyusun Plafon Anggaran Sementara (PAS) dan
penyusunan RKA-SKPA; (c) Meningkatkan koordinasi antara SKPA yang melaksanakan
program/kegiatan yang sama; dan (d) Meningkatkan pemahaman tentang anggaran berbasis
kinerja bagi personil yang terlibat dalam TAPA, karena kelemahan yang ditemukan banyak
dalam lingkup yang merupakan tanggung jawab tim tersebut.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan Nasional diarahkan untuk meningkatkan kesejahterakan
masyarakat. Kesejahteraan masyarakat tercermin dari kemampuan untuk memenuhi segala
kebutuhan hidupnya secara layak, yaitu perumahan, pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, rasa aman, dan mempunyai pendapatan, serta dihargai harkat dan martabatnya
selaku manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2001, melalui penerapan
Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No.25/1999 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Indonesia mulai menyelenggarakan otonomi daerah yang disertai dengan desentralisasi
fiskal. Meskipun sebelumnya telah ada konsep otonomi daerah, seperti diatur dalam UU
No.5/1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, penerapan otonomi daerah kali
ini dipandang paling komprehensif dan esensial.
Untuk menyempurnakan UU No.22/1999 dan UU No.25/2009, berdasarkan hasil
evaluasi pelaksanaannya selama tahun 2000-2003, Pemerintah kemudian mengganti kedua
UU tersebut dengan UU No.32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan UU No.33/2004
Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Pada
bagian menimbang UU No.32/2004 disebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan
suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, pemerintahan
daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.1
1 Pasal 1 huruf d UU No.22/1999 dan pasal 1 angka 2 UU No.32/2004.
BBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBB
IIIIIIIIIIII
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 2
Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan daerah otonom
adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.2
Dengan demikian, dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintah daerah membuat
peraturan daerah dan untuk melaksanakan Perda tersebut, kepala daerah menetapkan
peraturan kepala daerah.3
Dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang terdesentralisasi, Indonesia
memiliki hirarki peraturan perundang-undangan yang diatur secara eksplisit agar tidak
terjadi tumpang tindih pengaturan dan kewenangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan4 menyebutkan bahwa jenis dan hierarki
Peraturan Perundang-undangan terdiri atas (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; (b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; (c) Undang-
Undang/Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang; (d) Peraturan Pemerintah; (e)
Peraturan Presiden; (f) Peraturan Daerah Provinsi; dan (g) Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota.
Berdasarkan hirarki tersebut, yang juga menunjukkan secara berjenjang kekuatan
hukum produk hukum dimaksud, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyusun
produk hukum yang dibutuhkan sesuai dengan batas kewenangannya. Hal ini bermakna
bahwa, pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota menetapkan peraturan
daerah/qanun sebagai landasan penyelenggaraan kewenangannya. Pengaturan tentang
pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota. Dari aspek kelembagaan, untuk menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah tersebut, pemerintah juga menerbitkan PP No.41/2007 Tentang
2 Pasal 1 huruf d, h, dan i UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah. 3 Pasal 146 ayat 1 UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. 4 Undang-undang ini merupakan pengganti atas UU No.10/2004 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 3
Organisasi Perangkat daerah, sebagai pedoman pembentukan organisasi oleh pemerintah
daerah beserta fungsi-fungsinya dan PP No.58/2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, yang menjelaskan berbagai aspek pengelolaan keuangan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurusnya.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemerintah daerah, termasuk
Pemerintah Aceh, memiliki kewenangan untuk mengatur dan membuat kebijakan untuk
melaksanakan kewenangannya, yang pada prinsipnya bersumber dari kewajiban untuk
memberikan pelayanan kepada rakyatnya. Kewenangan untuk menyelenggarakan urusan-
urusan pemerintahan diatur sedemikian rupa agar proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pertanggungjawabannya memenuhi prinsip akuntabilitas, transparansi,
dan partisipatif.
Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut diimplementasikan dalam bentuk pengaturan
tentang apa yang akan dilaksanakan, siapa yang akan melaksanakan, siapa yang akan
menerima hasil dan manfaat, siapa yang mengawasi, dan bagaimana mekanisme
pertanggungjawaban atas pelaksanaan suatu tugas dan fungsi. Lingkup inilah yang menjadi
fokus penyelenggaran administrasi, penyusunan kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan
publik di pemerintahan daerah, termasuk Pemerintah Provinsi Aceh.5
Pengaturan tentang kewenangan dan kelembagaan Pemerintahan Aceh sendiri
telah ditetapkan dalam UU No.11/2006 tentang Pemerintahan Aceh. UU ini memberikan
beberapa keistimewaan kepada Pemerintah Aceh yang tidak dimiliki oleh daerah lain,
terutama dalam hal mendapat alokasi dana otonomi khusus dan tambahan bagi hasil
minyak bumi dan gas alam serta bentuk pemerintahan daerah. Untuk melaksanakan
keistimewaan ini, Pemerintah Aceh telah menerbitkan beberapa qanun, seperti Qanun
Aceh No.1/2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh, Qanun Aceh No.2/2008 Tentang
Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan
Penggunaan Dana Otonomi Khusus, dan Qanun Aceh No.8/2008 Tentang Pelayanan
Publik.
Pada praktiknya, penyelenggaraan fungsi pemerintahan di Aceh, terutama dalam
perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan, tetap mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, yakni PP No.58/2005, PP
5 Berdasarkan Peraturan Gubernur No.56/2009, sebutan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diganti dengan
Provinsi Aceh.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 4
No.38/3007, PP No.41/2007, dan PP No.8/2008.6 Semua PP ini menjadi konsideran dalam
penyusunan qanun, baik di pemerintah provinsi maupun kabupaten dan kota di Aceh.
Oleh karena penyelenggaraan pemerintahan daerah dibagi dalam periodisasi
kepemimpinan per lima tahun, maka perencanaan pembangunan disusun berdasarkan masa
jabatan kepala daerah. Dalam kerangka pencapaian visi daerah yang dituangkan dalam
dokumen perencanaan jangka panjang 20 (dua puluh tahun), yang disebut Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah atau RPJPD, setiap kepala daerah wajib menyusun
dokumen Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, sesuai dengan masa
jabatannya. RPJMD memuat target pencapaian pembangunan selama lima tahun yang
ditetapkan dalam bentuk peraturan daerah, setelah mendapat persetujuan dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku lembaga perwakilan di daerah.
Sesuai dengan kewenangannya, dalam melaksanakan pembangunan untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional, pemerintah daerah membentuk perangkat daerah
yang disebut satuan kerja perangkat daerah atau SKPD (di Aceh disebut satuan kerja
perangkat Aceh atau SKPA). Sesuai PP No.41/2007, yang menjadi pedoman dalam
penyusunan Perda tentang Organisasi Perangkat Daerah, pemerintah daerah membentuk
sekretariat daerah dan sekretariat DPRD, inspektorat daerah, satuan polisi pamong praja,
dan beberapa badan, dinas dan kantor. SKPD yang dibentuk melaksanakan satu atau
beberapa fungsi sesuai dengan kewenangan daerah, seperti diatur dalam PP No.38/2007,
yang menjadi pedoman dalam penyusunan Perda tentang urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah. Khusus untuk Pemerintah Aceh, UU No.11/2006 tentang
Pemerintahan Aceh menjadi pertimbangan filosofis dan strategis dalam penyusunan qanun
tentang organisasi perangkat Aceh dan tentang urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Aceh.
Berdasarkan kewenangan dan fungsi yang telah diatur dalam qanun, satuan kerja
menyusun rencana strategis (Renstra) yang sinkron dengan RPJMD dan rencana kerja
(Renja) tahunan sebagai penjabaran RKPD. Rencana kerja masing-masing SKPD terdiri
dari program dan kegiatan yang memiliki target kinerja yang hendak dicapai dan
kebutuhan sumber daya untuk mencapai target-target tersebut. Sumber daya yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut pada masing-masing SKPD haruslah
6 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 5
direncanakan seoptimal mungkin, yang tergambar dalam bentuk kebutuhan belanja yang
akan dikeluarkan.
Pemerintah Aceh merupakan salah satu bagian dari pemerintah provinsi yang
berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dalam hal penyelenggaraan
pembangunan dan pelayanan publik daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat
Aceh (SKPA). SKPA harus mampu menciptakan prorgam-program yang dapat
mesejahterakan rakyat aceh. Pada kenyataannya, program-program yang direncanakan
baik program jangka pendek, menengah dan panjang sering tidak sejalan satu sama lain.
Salah satu penyebab mengapa hal ini terjadi adalah ketidaklengkapan pedoman dalam
menetapkan sasaran, indikator dan target program/kegiatan, sehingga sulit bagi SKPD
untuk menyusun dokumen perencanaan dan anggaran dengan baik.
Dokumen yang menghubungkan perencanaan dan pelaksanaan oleh SKPD adalah
Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan
penganggaran berdasarkan prestasi kerja.7 Dalam prinsip anggaran berbasis kinerja,
penyusunan RKA-SKPD haruslah menerapkan prinsip-prinsip value for money, yang
meliputi economy, efficiency, dan effectiveness (3E). Pasal 39 ayat (1) PP No.58/2005
menyatakan bahwa penyusunan RKA-SKPD dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan
dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan dari kegiatan dan program, termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran dan
hasil tersebut.
Penetapan RKA berpedoman pada program-progman yang telah disusun untuk
masing-masing SKPD dan program dan kegiatan untuk masing-masing SKPD harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat tersebut, dapat diketahui dengan
menganalisis data potensi yang ada pada masyarakat tersebut. Untuk itu, diselenggarakan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang), yang merupakan wadah
untuk mengidentifikasi kebutuhan publik serta menyesuaikannya dengan kemampuan
keuangan daerah dan fungsi masing-masing SKPD. Jadi, anggaran yang disusun SKPD
tidak berdasarkan keinginan (wants) belaka, tetapi harus disusun berdasarkan kebutuhan
(needs). Sasaran pembangunan daerah akan tercapai secara efektif apabila anggaran yang
disusun didasarkan pada permasalahan dan kebutuhan yang ada di lapangan.
7 Pasal 36 ayat (2) PP No.58/2005.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 6
Penyusunan RKA-SKPD harus sesuai dengan prosedur dan jadwal yang telah
ditetapkan, sehingga tidak terlambat dalam pengesahan APBD dan keterlambatan
diterbitnya dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). Keterlambatan dalam penerbitan DPA
mengakibatkan keterlambatan dalam pelaksanaan anggaran, yaitu keterlambatan dalam
menentukan paket pekerjaan, tendering pengadaan barang dan jasa dan penatausahaan
keuangan. Konsekuensi keterlambatan anggaran adalah realisasi anggaran menjadi rendah,
sehingga menyisakan dana yang tidak habis terpakai pada akhir tahun. Selisih antara
alokasi dalam DPA dengan realisasi ini disebut SILPA (Selisih Lebih Pembiayaan
Anggaran). SILPA yang bersumber dari belanja terjadi karena realisasi belanja lebih
rendah dari pagu anggarannya, baik karena pelaksanaan kegiatan yang belum selesai
sampai akhir tahun ataupun pembatalan pelaksanaan kegiatan, serta terjadinya
“penghematan” anggaran (pekerjaan selesai atau output kegiatan telah tercapai, tetapi
anggaran tidak terpakai seluruhnya).
Pada prinsipnya, pelayanan publik akan terlaksana dengan baik apabila dalam
proses perencanaan dan penganggaran, target kinerja yang menjadi solusi (outcomes)
dalam pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan masyarakat terukur dan dapat
dicapai dengan baik. Proses perencanaan yang dikomandoi oleh Badan Perencanaan
Pembangunan (Bappeda), penyusunan dokumen-dokumen anggaran yang dilaksanakan
oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang di Aceh di sebut Tim Anggaran
Pemerintah Aceh (TAPA), dan penetapan anggaran daerah dalam bentuk peraturan daerah
(di Aceh disebut qanun) melibatkan DPRD (di Aceh disebut DPRA), haruslah berjalan
sinkron dan terkoordinir dengan baik. Setiap fihak yang terlibat semestinya melaksanakan
fungsinya secara bertanggungjawab, sehingga outcomes dari anggaran dapat dicapai.
Pada kenyataannya, tidak semua yang direncanakan dalam dokumen perencanaan
teralokasikan anggarannya dalam APBA. Begitu juga dengan program dan kegiatan yang
telah tercantum pendanaannya dalam APBD, tidak selalu terlaksana sebagian atau
seluruhnya. Target kinerja yang dicantumkan dalam RKPD dan RPJMD tidak selalu
menjadi pedoman dalam penyusunan target kinerja dalam RKA-SKPA. Akibatnya,
pelaksanaan program dan kegiatan pada setiap tahun anggaran sering tidak sejalan dengan
target yang direncanakan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
dokumen perencanaan, seperti RKPD dan RPJMD. Secara politis, dapat dimaknai bahwa
Gubernur tidak dapat memenuhi janji kampanye yang telah dituangkan dalam bentuk misi
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 7
dan target-target dalam RPJMD, sementara secara kebijakan, Gubernur gagal menjalankan
kebijakan yang dibuatnya sendiri. Bagi publik, Gubernur dapat dipandang tidak berhasil
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kapasitas pemerintah
daerah.
Dengan pandangan bahwa pelimpahan urusan yang menjadi kewenangan daerah
beserta pendanaannya sudah diatur dengan baik dalam peraturan perundang-undangan,
maka pengelolaan pelayanan publik seharusnya sudah berjalan dengan baik. Namun,
kenyataan lebih banyak berbicara lain. Pelayanan publik justru sering berjalan apa adanya
karena perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan tidak terintegrasi dengan baik.
Konsep unified budgeting belum dilaksanakan sepenuhnya, sehingga terjadi
ketidaksinkronan antara perencanaan, pengalokasian dalam anggaran, dan pelaksanaan di
lapangan. Ketidakkonsistenan ini berimplikasi pada rendahnya tingkat pencapaian target-
target pembangunan yang telah dinyatakan dalam RPJMD.
1.2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui efektivitas penyusunan anggaran pada SKPD di pemerintah
daerah Provinsi Aceh;
b. Untuk mengetahui efektivitas dalam pelaksanaan anggaran pada SKPD di
pemerintah daerah Provinsi Aceh.
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyusunan dan
pelaksanaan anggaran untuk tahun anggaran 2011 pada SKPA Provinsi Aceh.
1.4. Output Penelitian
Output penelitian ini adalah dokumen hasil penelitian yang berjudul “Efektifitas
Penganggaran dan Penggunaan Anggaran di Provinsi Aceh”.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB I - 8
1.5. Outcome Penelitian
Outcomes dalam penelitian ini adalah masukan bagi Pemerintah Aceh yang
bermanfaat untuk memperbaiki kualitas penganggaran dan pelaksanaan anggaran.
Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
merumuskan perencanaan dan pedoman yang komprehensif, efektif, efisien, dan
ekonomis, sehingga perencanaan pembangunan sejalan dengan penganggaran dan
pelaksanaan di lapangan oleh SKPA.
1.6. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SKPD yang ada di Pemerintah Provinsi Aceh dan
akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan November 2012.
1.7. Biaya Penelitian
Biaya Peneliti ini bersumber dari dana APBD Pemerintah Provinsi Aceh Tahun
2012, dengan DPA-SKPA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh
Nomor: 1.06.1.06.01.06.01.5.2.
1.8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penellitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan November 2012
dengan jadwal sebagai berikut:
- Penyusunan TOR: Maret.
- Pengumpulan data: Maret.
- Data entry: Maret – Mei.
- Pengolahan data: Mei – Juni.
- Analisis data: Juni.
- Penyusunan draft awal: Juli.
- Presentasi hasil penelitian: Agustus.
- Penyusunan laporan akhir (review): Agustus – September.
- Presentasi hasil akhir: Oktober.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 1
LANDASAN TEORITIS
EFEKTIVITAS PENGANGGARAN
2.1. Hubungan Pengelolaan Keuangan, Perencanaan Pembangunan, dan
Penganggaran Daerah
Implementansi otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah mengelola
keuangannya secara mandiri. UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah, UU No.33/2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dan UU
No.1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, yang kemudian dijabarkan dalam PP No.58/2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, memberi penjelasan dan panduan bagaimana
pemerintah daerah mengelola keuangannya secara terencana, partisipatif, terintegrasi,
transparan, dan akuntabel.
Khusus untuk pemerintahan Aceh, keberadaan UU No.11/2006 tentang
Pemerintahan Aceh, memberikan keleluasaan sekaligus beban yang cukup berat untuk
mengatur dan menyelenggarakan pengelolaan keuangan bukan hanya di tingkat provinsi,
tetapi juga di kabupaten dan kota se Aceh. Tambahan penerimaan Aceh dari dana otonomi
khusus dan tambahan bagi hasil minyak dan gas bumi memberi warna tersendiri mengingat
Pemerintah Aceh diberikan kewenangan untuk mengaturnya dalam qanun dan peraturan
gubernur. Di sisi lain, pelaksanaan otonomi khusus tidak berlaku tanpa batas waktu.
Pasal 2 PP No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyatakan bahwa
lingkup pengelolaan keuangan daerah meliputi:
a. hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan
pinjaman;
b. kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. penerimaan daerah;
d. pengeluaran daerah;
e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
BBBAAABBB
IIIIII
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 2
f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.
Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.1 Pengelolaan keuangan daerah
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam anggaran daerah
yang disebut APBD, yakni rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka
mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara. APBD
mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun
ditetapkan dengan peraturan daerah.2
APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah
dan pembiayaan daerah.3 Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah
dianggarkan secara bruto dalam APBD.4 Dari struktur APBD ini, akan diperoleh surplus atau
defisit, yakni selisih lebih atau kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Pada
akhir tahun biasanya terjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA), yakni selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.5
Dalam melaksanakan fungsi administrasi dan pelayanan publik dalam bentuk
program dan kegiatan, pemerintah daerah menggunakan sumberdaya yang dimilikinya, baik
sumberdaya fisik maupun keuangan. Pasal 17 ayat (1) PP No.58/2005 menyatakan bahwa
semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa
dianggarkan dalam APBD.
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
1 Pasal 4 PP No.58/2005. 2 Pasal 16 PP No.58/2005.
3 Pasal 20 ayat (1) PP No.58/2005.
4 Pasal 17 ayat (3) PP No.58/2005.
5 Pasal 1 anka 31 PP No.58/2005.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 3
pilihan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang
diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar
pelayanan minimal berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah.6
Dalam siklus pengelolaan keuangan daerah, proses penganggaran sangat penting karena
adanya peran DPRA dan masyarakat yang lebih besar. Kualitas hasil (outcome) sangat
tergantung dari bagusnya perencanaan dan penganggaran dalam memilih indikator input dan
outputnya sebagaimana diatur dan UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah dan diatur kembali dalam UU No.32/2004 tentang Pemerintah Daerah. Proses tersebut
dilakukan dengan mengikuti alur perencanaan dan penganggaran seperti dalam gambar
berikut:
Gambar 2.1.: Alur Perencanaan dan Penggangaran
Sumber: Indra Bastian (2006:5)
6 Pasal 26 PP No.58/2005.
Laporan
Secara lebih rinci proses perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah dan
kaitannya dengan anggaran pemerintah pusat dapat dijelaskan melalui
Gambar 2.2: Alur Perencanaan dan Pengangaran Daerah
Sumber: Pusdiklat BPK RI (2008
Penerapan konsep prestasi kerja
(kinerja) yang dimulai dari ukuran
Indikator tersebut dapat berupa sumber dana, sumber daya manusia, waktu, teknologi, hasil
fisik atau non fisik, dan nilai tambah setiap akhir pelaksanaan roda
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
untuk mampu menyusun anggaran yang akurat, efektif, efisien dan proporsional. Realisasi
anggaran diharapkan sesuai dalam alokasi dan jumlahnya sehingga kinerja pemerintah daerah
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
2.2. Anggaran Berbasis Kinerja
Tujuan dari anggaran berbasis kinerja (
meningkatkan kualitas pelayan publik melalui pengalokasian sumberdaya (
konsisten dengan tujuan-tujuan sosial dan politik, meningkatkan efisiensi, ekonomi,
efektifitas dalam penggunaannya, dan memeperbaiki akuntabilitas
dinyatakan bahwa ABK adalah meningkatkan fokus pada
1q1accomplishing with the resources provided
money is being spent ini any area
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Secara lebih rinci proses perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah dan
kaitannya dengan anggaran pemerintah pusat dapat dijelaskan melalui Gambar
ur Perencanaan dan Pengangaran Daerah
(2008)
Penerapan konsep prestasi kerja diukur dengan indikator-indikator ke
dimulai dari ukuran input, output, outcome, benefit, dan akhirnya
Indikator tersebut dapat berupa sumber dana, sumber daya manusia, waktu, teknologi, hasil
fisik atau non fisik, dan nilai tambah setiap akhir pelaksanaan roda pemerintahan baik jangka
gah, dan jangka panjang. Oleh karena itu, pemerintah
untuk mampu menyusun anggaran yang akurat, efektif, efisien dan proporsional. Realisasi
anggaran diharapkan sesuai dalam alokasi dan jumlahnya sehingga kinerja pemerintah daerah
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
is Kinerja
n dari anggaran berbasis kinerja (performance budgeting) adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayan publik melalui pengalokasian sumberdaya (resources
tujuan sosial dan politik, meningkatkan efisiensi, ekonomi,
efektifitas dalam penggunaannya, dan memeperbaiki akuntabilitas. Secara singkat dapat
dinyatakan bahwa ABK adalah meningkatkan fokus pada what the public
accomplishing with the resources provided, lebih luas dari sekedar fokus pada
money is being spent ini any area (Arizti, et al., 2010:15).
Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 4
Secara lebih rinci proses perencanaan dan penganggaran pemerintah daerah dan
ambar 2.2 berikut:
indikator keberhasilan
, dan akhirnya impact.
Indikator tersebut dapat berupa sumber dana, sumber daya manusia, waktu, teknologi, hasil
emerintahan baik jangka
ah daerah dituntut
untuk mampu menyusun anggaran yang akurat, efektif, efisien dan proporsional. Realisasi
anggaran diharapkan sesuai dalam alokasi dan jumlahnya sehingga kinerja pemerintah daerah
) adalah untuk
resources) yang
tujuan sosial dan politik, meningkatkan efisiensi, ekonomi, dan
Secara singkat dapat
what the public sector is
lebih luas dari sekedar fokus pada how much
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 5
Reformasi perencanaan dan penganggaran dimulai dengan lahirnya peraturan
perundang‐undangan seperti UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara dan UU No.25/2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. UU tersebut kemudian dilengkapi
dengan PP No.20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP), PP No.21/2004 tentang
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA‐K/L), PP No.39/2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, PP
No.40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, dan PP
No.58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan daerah yang menekankan pada perencanaan dan
penganggaran yang berbasis kinerja (performance based budgeting), berjangka menengah
(medium term expenditure framework/MTEF) dan sistem penganggaran terpadu (unified
budgeting).
Perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja merupakan suatu proses dalam
meningkatkan manfaat sumber daya input untuk pencapaian hasil (outcome) dan keluaran
(output) melalui key performance indicators (KPI) yang terkait dengan 3 (tiga) hal, yaitu
pengukuran kinerja, pengukuran biaya untuk menghasilkan penggunaan informasi kinerja
outcome dan output, serta penilaian keefektifan dan efisiensi belanja dengan berbagai alat
analisis.
Dalam konsep MTEF, jangka waktu penganggaran ditentukan lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju serta dilakukan secara terintegrasi
untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada
prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana.
2.3. Value for Money: Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas
Setelah menentukan indikator-indikator keberhasilan (kinerja) yang dimulai dari
ukuran input, output, outcome, benefit, dan akhirnya impact, maka langkah selanjutnya adalah
merumuskan pengukuran ekonomi, efisiensi, dan efektifitas. Ekonomi adalah perbanding
antara input sekunder (bahan baku, personil, dan infrastruktur) dengan input primer (jumlah
rupiah), maksudnya jika penggunaan sumber daya melebihi dari anggaran yang tersedia maka
terjadilah pemborosan.
Efisiensi adalah perbandingan antara output dengan input, maksudnya pemanfaatan
jumlah sumberdaya yang dimiliki untuk menghasilkan output tertentu yang diukur dalam
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 6
harga satuan output tersebut, misalnya berapakah biaya pembangunan jalan per kilometer
panjang.
Efektifitas merupakan perbandingan antara outcome dengan output, maksudnya
adalah mengukur tingkat hasil akhir (tujuan) yang dicapai suatu program dari sejumlah output
tertentu, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka
semakin efektif kinerja program atau kegiatan yang bersangkutan. Untuk mengukur
efektivitas dapat menggunakan rumus dari Mahmudi (2007:102) sebagai berikut:
output
outcomesEfektivita =
Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sesungguhnya dicapai. Rumusan dan pandangan tentang ”efektivitas” yang
dikemukakan di atas menunjukkan bahwa untuk mengetahui mengukur apakah efektif atau
tidak, harus dikaitkan antara rencana, kehendak, aturan, tujuan atau sasaran dari keluaran
yang telah dicapai suatu kegiatan. Dengan kata lain, suatu hasil dikatakan efektif jika hasil
tersebut benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, termasuk
ketentuan yang berlaku.
Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja, mengukur efektivitas bermakna
mengukur kesesuaian antara ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan kenyataan
pelaksanaannya. Atau dengan kata lain, efektif adalah kesamaan antara rencana dan hasil
yang dicapai. Oleh karena kesamaan atau kesesuaian dimaksud mencakup faktor waktu,
prosedur dan sebagainya, maka untuk mengetahui sesuatu kegiatan efektif atau tidak, dalam
proses perencanaanya perlu menetapkan secara jelas dan tegas tingkat keberhasilan yang
diharapkan (target atau standar), terutama dalam perumusan indikator ketika dimasukan
dalam dokumen anggaran.
Penggunaan sumberdaya dikatakan efektif dan ekonmis apabila:
• They are clearly justified and aligned to achieve the desired development outcomes
• They are sufficient in quantity and quality to provide for all the inputs/outputs
required for the desired outcomes
• They avoid waste, unnecessary inputs, or duplication both within the project and
relative to other work
• Rates or prices paid are market based or otherwise assessed to be fair and
reasonable. (IDG, 1999).
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 7
2.4. Proses Penyusunan APBD
Proses penyusunan anggaran daerah atau APBD merujuk kepada tiga dokumen
perencanaan, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD). Dokumen perencanaan di SKPD yang digunakan adalah Rencana Strategis (Renstra)
SKPD dan Rencana Kerja (Renja) SKPD. Dokumen yang dihasilkan dalam penganggaran
adalah:
• Kebijakan Umum APBD (KUA);
• Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
• Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD;
• Rancangan peraturan daerah tentang RAPBD dan rancangan peraturan kepala daerah
tentang penjabaran APBD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) dijabarkan setiap tahun sebagai
Rencana Tahunan Daerah yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota). Sesuai Pasal 82
ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum
tahun anggaran berkenaan.
RPJMD yang sudah ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, oleh setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra
SKPD). Renstra SKPD ini berisi rencana tugas masing-masing unit dalam SKPD, yang secara
keseluruhan digabung menjadi Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Renstra SKPD tersebut selanjutnya dirinci untuk tiap tahun sebagai Rencana
Tahunan yang dikenal dengan Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) dengan berpedoman pada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang sudah ditetapkan.
Dalam penyusunan APBD, dokumen-dokumen perencanaan berupa RPJPD, RPJMD
dan RKPD memiliki posisi penting. Target kinerja yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
program dan kegiatan yang pendanaannya dianggarkan dalam APBD tidak boleh
menyimpang dari target yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan RKPD. Hal ini ditegaskan
pada Pasal 25 ayat 2 UU No.25/2004 yang menyatakan bahwa RKPD mereupakan pedoman
penyusunan rancangan APBD.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 8
Dalam Pasal 34 ayat (1) PP No.58/2005 disebutkan bahwa berdasarkan RKPD,
Kepala Daerah menyusun Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA). Sedang dalam Pasal
34 ayat (2) disebutkan bahwa penyusunan Rancangan KUA berpedoman pada Pedoman
Penyusunan APBD yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Ketentuan ini
dipertegas lagi dalam Pasal 83 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59/2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, yang menyatakan bahwa Kepala Daerah menyusun Rancangan KUA dan
Rancangan Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan RKPD dan
Pedoman Penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
KUA dan PPAS kemudian dibahas dan disepakati bersama-sama oleh kepala daerah
dan DPRD dalam bentuk penandatanganan nota kesepakatan secara bersamaan. Penyusunan
Rancangan KUA dan Rancangan PPAS sendiri dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah.
Sesuai ketentuan dalam Pasal 87 ayat (1), kedua dokumen perencanaan tersebut,
yaitu Rancangan KUA dan Rancangan PPAS selanjutnya disampaikan oleh Kepala Daerah
kepada DPRD untuk dibahas dalam forum pembicaraan pendahuluan mengenai Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran berikutnya, paling
lambat Pertengahan Bulan Juni. Pembahasan dilakukan oleh TAPD bersama Panitia Anggaran
DPRD. Rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi KUA dan PPAS dan masing-masing dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang
ditandatangani bersama antara Kepala Daerah dengan pimpinan DPRD dalam waktu
bersamaan.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59/2007 (Pasal 87 ayat 3) dijelaskan
bahwa rancangan KUA dan rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati
menjadi KUA dan PPAS paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan. Atas dasar
Nota Kesepakatan yang telah ditandatangani bersama, TAPD kemudian menyiapkan
Rancangan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD sebagai
acuan atau pedoman bagi setiap Kepala SKPD dalam menyusun RKA-SKPD.
Berdasar Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD,
para Kepala SKPD beserta staf melakukan penyusunan RKA-SKPD sesuai bidang tugas dan
fungsinya serta menurut ketentuan lainnya yang berlaku. Pada PP Pasal 41 No.58/2005
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 9
dinyatakan bahwa RKA-SKPD yang telah disusun oleh Kepala SKPD disampaikan kepada
PPKD untuk selanjutnya dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).
Pembahasan RKA-SKPD dimaksudkan untuk menelaah kesesuaian RKA-SKPD
dengan KUA, PPAS, dan dokumen lainnya. SKPD yang RKA-SKPDnya dibahas hadir dalam
kegiatan ini. Apabila dalam pembahasan RKA-SKPD terdapat ketidaksesuaian, maka Kepala
SKPD melakukan penyempurnaan sesuai petunjuk yang diberikan.
Setelah disempurnakan oleh kepala SKPD, selanjutnya disampaikan kepada Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), yaitu Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD) sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD. Rancangan peraturan daerah
tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD disampaikan kepada Kepala Daerah. Dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13/2006, Pasal 103 ayat (1), (2), (3) dan (4) dinyatakan
bahwa:
• Rancangan peraturan daerah tentang APBD yang telah disusun oleh PPKD
disampaikan kepada kepala daerah.
• Rancangan peraturan daerah tentang APBD sebelum disampaikan kepada DPRD
disosialisasikan kepada masyarakat.
• Sosialisasi rancangan peraturan daerah tentang APBD bersifat memberikan informasi
mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan
APBD tahun anggaran
2.5. Para Fihak yang Terlibat dan Preferensinya dalam Perencanaan, Penganggaran,
dan Pelaksanaan Anggaran Daerah
Dalam proses penyusunan rencana dan anggaran, serta pelaksanaan anggaran daerah
setiap tahun ada beberapa pihak yang terlibat, yaitu pemerintah daerah (eksekutif), Dewan
Perwakilan Rakyat daerah (DPRD), inspektorat daerah, auditor eksternal, dan masyarakat.
Berikut penjelasan tentang posisi, fungsi, dan kecenderungan yang terjadi selama ini dari
aspek regulasi, konsep, dan praktik.
2.5.1. Pemerintah Daerah atau Eksekutif
Pemerintah daerah membentuk sebuah tim penyusun dokumen-dokumen anggaran
yang disebut Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh
Sekretaris Daerah (Sekda). Anggota TAPD mencakup SKPD perencanaan (Bappeda),
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 10
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah/SKPKD, dan unit kerja yang melaksanakan
fungsi pengendalian program/administrasi pemerintahan. TAPD menyusun KUA,
PPAS, dan rancangan peraturan daerah tentang APBD, dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran APBD. Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)
kemudian menyampaikan dokumen KUA, PPAS, dan rancangan peraturan daerah
tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas, disepakati dan ditetapkan menjadi
peraturan daerah tentang APBD. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
sebagai pengguna anggaran menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan di
SKPD yang dipimpinnya.
Preferensi TAPD dalam penyusunan anggaran adalah menyesuaikan alokasi belanja
(inputs) untuk melaksanakan program dan kegiatan yang menghasilkan outcomes
berupa pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan oleh kepala daerah
dalam dokumen RPJMD dan RKPD. Namun, sering terjadi perbedaan pendapat terkait
jumlah belanja secara keseluruhan di antara Bappeda selaku penyusun rencana kerja
(RKPD) dan SKPKD selalu “pencari dana”. Semakin besar jumlah belanja, maka
semakin banyak jumlah dana yang harus diperoleh oleh SKPKD melalui realisasi
pendapatan daerah dan atau penerimaan pembiayaan daerah.
SKPD sendiri sebagai pemberi usulan anggaran awal memiliki kecenderungan untuk
memaksimalkan anggarannya. Niskanen (dalam Blais dan Dion, 1990) menyebut
satuan kerja (agency) sebagai budget maximizer, yakni senantiasa berupaya
meningkatkan jumlah alokasi sumberdaya untuk memudahkan pelaksanaan fungsi-
fungsinya. Pada kenyataannya, penggelembungan anggaran sering dilakukan oleh
SKPD yang mengusulkan RKA-SKPD karena beberapa alasan, seperti kemungkinan
besar usulan kebutuhan anggaran yang diajukan akan “dipotong” oleh DPRD pada
saat pembahasan rancangan PPAS dan atau rancangan APBD sebelum penetapan
Perda tentang APBD, untuk mengantisipasi kenaikan harga, dan untuk pengeluaran-
pengeluaran di luar anggaran yang harus dilakukan (Abdullah, 2012).
2.5.2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Badan Anggaran (Banggar) dibentuk sebagai alat kelengkapan DPRD. Banggar DPRD
terdiri dari beberapa anggota DPRD lintas komisi dan fraksi di DPRD dan diketuai
secara ex-officio oleh Ketua DPRD. Dalam pembahasan dKUA, PPAS, dan rancangan
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 11
Perda tentang APBD, Banggar DPRD mempunyai tugas untuk berkonsultasi dengan
komisi-komisi, berdiskusi dengan TAPD, menyampaikan pokok-pokok pikiran DPRD
kepada kepala daerah, dan memberi masukan kepada Pimpinan DPRD terkait
kebutuhan belanja untuk DPRD yang akan dianggarkan dalam APBD.7 Selain
Banggar, di DPRD terdapat komisi sebagai alat kelengkapan DPRD yang memiliki
tugas membahas dokumen-dokumen anggaran dengan SKPD terkait. Berbeda dengan
Banggar, komisi terbagi ke dalam bidang-bidang yang akan bermitra dengan
pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan daerah, penganggaran, dan
pengawasan atas pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
pembangunan daerah. Komisi tidak berhubungan langsung dengan TAPD, tetapi
dengan mitra kerjanya di pemerintah daerah, yakni SKPD.
DPRD adalah lembaga perwakilan yang merepresentasi kepentingan konstituennya,
yakni pemilih (voters). Secara normatif, dalam melaksanakan fungsinya dalam
pembahasan rancangan anggaran daerah, anggota DPRD akan memprioritaskan
program dan kegiatan yang sejalan dengan kebutuhan dan pemecahan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat, terutama di daerah pemilihan tempat dia menjadi wakil
rakyat di parlemen. Untuk memberi kewenangan kepada DPRD dalam merevisi usulan
anggaran dari pemerintah daerah, di dalam UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara
dinyatakan bahwa DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah
penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.8
2.5.3. Anggota dan Kelompok Masyarakat
Anggota dan kelompok masyarakat memiliki peran penting dalam proses perencanaan
dan penganggaran, khususnya dalam penyampaian usulan program dan kegiatan yang
akan diakomodasi dalam dokumen perencanaan dan anggaran. Musrenbang untuk
penyusunan RKPD merupakan keterlibatan masyarakat secara partisipatif dalam
merencanakan apa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah pada tahun
anggaran berikutnya. Anggota DPRD seharusnya ikut terlibat dalam Musrenbang
sebagai wakil atau mewakili daerah pemilihannya. Warga masyarakat dapat dibagi
berdasarkan basis wilayah/geografi, sebagai delegasi berdasarkan kewilayahan dan
kelompok berkepentingan (interest groups), asosiasi profesi, sektor swasta, dunia
7 Pasal 55 PP No.16/2010 Tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD Tentang Tata Tertib DPRD.
8 Pasal 20 ayat (3) UU No.17/2003.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 12
usaha, kelompok peduli anggaran, dan kelompok masyarakat yang melakukan
pendidikan anggaran.
Anggota dan kelompok masyarakat memiliki preferensi anggaran berupa pencapaian
outcomes yang sejalan dengan kebutuhan dan pemecahan terhadap permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat. Umumnya masyarakat tidak faham atau tidak peduli dari
mana sumber pendanaan untuk pelaksanaan program/kegiatan yang hasil akhirnya
akan mereka terima, namun sering mengkritisi ketidaktransparan dan mencermasi
berbagai bentuk pennyimpangan atas penggunaan anggaran. Berbagai lembaga
organisasi kemasyarakatan dan LSM (nongovernment organizations/NGO) mencoba
menjadi penyambung lidah masyarakat ke pemerintah daerah, sekaligus sebagai
pemberi penjelasan terhadap berbagai kebijakan pemerintah daerah kepada
masyarakat.
2.5.4. Inspektorat Daerah
Inspektorat daerah merupakan SKPD yang melaksanakan fungsi pengawasan internal
di pemerintah daerah. Secara kelembagaan, inspektorat daerah bertanggungjawab
langsung ke kepala daerah dan melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
pelaksanaan APBD dan kebijakan pemerintah daerah lainnya yang diselenggarakan
oleh SKPD. Rincan tugas pokok dan fungsi inspektorat daerah datur dalam peraturan
kepala daerah.
Secara fungsi, inspektorat daerah tidak memiliki preferensi apa-apa terhadap
penganggaran, namun memiliki kepentingan terkait pelaksanaan tugas dan fungsinya
dalam hal pengawasan dan pemeriksaan. Hubungan vertikal kepala SKPD inspektorat
daerah, disebut inspektur, dengan kepala daerah dan hubungan horizontal dengan
SKPD yang lain, sebagai objek pengawasan dan pemeriksaannya, haruslah didasarkan
pada aturan main yang ditetapkan oleh daerah, yakni dalam peraturan daerah tentang
organisasi perangkat daerah dan peraturan kepala daerah tentang rincian tugas dan
fungsi SKPD inspektorat daerah. Hubungan kepala SKPD inspektorat daerah atau
inspektur dengan kepala daerah merupakan bentuk hubungan keagenan (agency
relationship) (Abdullah, 2012b). Masalah keagenan akan muncul ketika inspektorat
melaksanakan fungsinya, khususnya dalam hal mengawasi pelaksanaan anggaran
daerah.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 13
2.5.5. Auditor Eksternal
UU No.15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan
Negara menyatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)
merupakan pemeriksa eksternal (external auditor) yang bersifat independen atau tidak
memihak bagi pemerintah daerah. Laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBD berupa laporan keuangan terlebih dahulu harus diaudit oleh BPK RI sebelum
disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD dan ditetapkan sebagai peraturan
daerah tentang laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD. Dengan
demikian, temuan-temuan yang dilaporkan dalam laporan hasil pemeriksaan (LHP)
oleh BPK RI menjadi indikator untuk menilai sejauh mana pengelolaan keuangan
daerah telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang ada dan bagaimana kewajaran (tingkat kesesuaian
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan) penyajian laporan keuangan pemerintah
daerah.
2.6. Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Implementasi kebijakan desentralisasi fiskal yang mengharuskan pemerintah daerah
mengurus sendiri keuangannya berdampak pada penentuan secara mandiri target-target yang
ingin dicapai dari setiap perencanaan dan penganggaran oleh setiap SKPD (agency). Proses
perencanaan dan penganggaran tersebut melibatkan banyak fihak, yakni pemerintah daerah
(di dalamnya ada banyak SKPD), masyarakat, lembaga perwakilan (DPRD), dan stakeholder
lainnya. Namun, proses sampai pada penentuan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh SKPD beserta rincian alokasi sumberdaya yang akan digunakan tidak selalu sejalan
dengan rencana kerja yang telah ditentukan sejak awal.
Pada prinsipnya, anggaran yang baik adalah anggaran yang mengakomodir upaya
untuk pemenuhan kebutuhan dan atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Pada kenyataannya, preferensi dan intervensi dari budget actors selama proses
penyusunan anggaran berjalan bisa memberi perbedaan mendasar antara apa yang
direncanakan dengan apa yang akan dilaksanakan (alokasi kebutuhan dananya tercantum
dalam anggaran).
Terkait dengan kewenangan DPRD, Pasal 20 ayat (3) UU No.17/2003 menyatakan
bahwa DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan
pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD. Kemudian, pasal 55 PP
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 14
No.16/2010 menyatakan bahwa salah satu tugas Badan Anggaran DPRD adalah memberikan
saran dan pendapat berupa pokok-pokok pikiran DPRD kepada kepala daerah dalam
mempersiapkan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah paling lambat 5 (lima)
bulan sebelum ditetapkannya APBD.
Dengan demikian, pada fase pembahasan rancangan KUA dan PPAS, yakni lima
bulan sebelum ditetapkannya APBD, dan fase pembahasan rancangan peraturan daerah
tentang APBD, DPRD memiliki ruang dan kewenangan untuk mengubah usulan anggaran
yang diajukan oleh pemerintah daerah melalui TAPD. Proses yang merupakan ranah politik
anggaran ini sangat berpengaruh terhadap keputusan akhir tentang pengalokasian sumberdaya
(Abdullah, 2012). Rencana kerja yang memuat program dan kegiatan yang telah ditetapkan
sebelumnya, baik dalam RKPD maupun Renja SKPD, bisa saja tidak muncul dalam PPAS
dan atau dalam Perda tentang APBD. Penyimpangan nama program, kegiatan, dan anggaran
dari rencana kerja merupakan bentuk dari ketidakkonsistenan dan ketidakefektifan proses
penyusunan anggaran yang utuh (unified budgeting).
Pada praktiknya, Pemerintah telah menerbitkan aturan main tentang mekanisme,
kabijakan, dan operasional penyusunan APBD dalam bentuk Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri), termasuk pedoman penyusunan APBD yang dikeluarkan setiap tahun. Bagi
pemerintah daerah sendiri, Permendagri tersebut menjadi acuan atau contoh dalam menyusun
petunjuk teknis yang akan menjadi pegangan bagi seluruh SKPD dalam menyusun dokumen-
dokumen anggaran di SKPD.
Efektivitas penganggaran menunjukkan bagaimana proses penyusunan anggaran
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diatur dalam pedoman penyusunan anggaran.
Di pemerintah daerah, pedoman dimaksud dikeluarkan oleh kepala daerah sebagai petunjuk
teknis untuk tujuan:
a. Menyeragamkan format formulir-formulir yang digunakan.
b. Menyamakan pernyataan indikator kinerja dan cara pengukurannya dengan
pedoman yang sudah ada.
c. Menyesuaikan dengan target kinerja dan pagu anggaran yang sudah ditetapkan
sebelumnya untuk setiap satuan kerja (agency).
d. Menguraikan rincian belanja (input) berdasarkan analisis standar belanja (ASB)
dan satuan harga barang dan jasa yang telah ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 15
e. Menghindari terjadinya duplikasi nama program dan kegiatan dalam satu SKPD
dan antar-SKPD.
f. Memudahkan penilaian kelayakan usulan atau RKA-SKPD oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD.
Jika efektivitas penganggaran dan penggunaan anggaran diukur perbandingan mulai
dari penentuan/rencana sasaran per urusan, target, indikator keluaran dan hasil serta
pencapaiannya pada dokumen PPAS, RKA-SKPD, DPA-SKPD, dan hasil pelaksanaannya
dalam laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD, maka sinkronisasi dan
konsistensi merupakan patokan atau tolok ukur penilaian. Dalam hal keterkaitan antara apa
yang direncanakan (dalam RPJMD dan RKPD) dengan apa yang dianggarkan (dalam KUA,
PPAS, dan APBD) dan yang dilaksanakan (dalam laporan pertanggungjawaban APBD), maka
dilakukan analisis isi (content analysis), sehingga dapat dijelaskan bentuk-bentuk
ketidakefektikan dan ketidakkonsistenan yang terjadi antara nama program/kegiatan, indikator
kinerja, dan jumlah alokasi (pagu) anggaran pada dokumen-dokumen tersebut.
Untuk mengukur efektivitas penyusunan anggaran dapat dilihat dari penentuan
capaian indikator program (hasil beberapa kegiatan), yang merupakan ukuran kualitas dari
beberapa keluaran/output. Berdasarkan Permendagri No.54/2010, indikator kinerja program
dan kegiatan sudah ditentukan sejak penyusunan dokumen RPJMD dan Rentra SKPD. Untuk
indikator kegiatan seperti keluaran (output) dan hasil (outcome) yang lebih rinci masing-
masing kegiatan kemudian ditentukan dalam Renja SKPD dan PPAS.
Suatu program terdiri dari beberapa kegiatan. Sebuah program yang sifatnya lintas
sektor dapat dilaksanakan oleh beberapa SKPD, namun memiliki indikator dan target kinerja
yang terukur. Ketepatan dan kesesuaian penetapan indikator tersebut merupakan jawaban
untuk mengukur efektivitas penyusunan anggaran, sedangkan untuk mengukur efektivitas
penggunaan anggaran dilihat dari relaisasi capaian target, keluaran, dan hasil. Penggunaan
anggaran dapat diukur jika tingkat capaian hasil terukur, sehingga anggaran tersebut dapat
dikatakan bermanfaat untuk masyarakat atau pengguna sebagai kelompok sasaran jika target
yang ditetapkan dalam RKPD, KUA, dan PPAS terealisasi pada akhirnya.
Sebagai ilustrasi, Yunita Anggarini (2010) menggambarkan hubungan tolok ukur
Program dan Kegiatan sebagai berikut:
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Bab II - 16
PROGRAM/
KEGIATAN
INDIKATOR PROGRAM INDIKATOR KEGIATAN
Hasil Keluaran Hasil
Program PAUD Rasio Anak Usia Dini bersekolah dg jml Anak Usia Dini sebesar 1:3
Pembangunan sarana dan prasaran gedung sekolah (TK)
5 unit gedung sekolah baru (TK) dg standar 3 kelas untuk setiap sekolah
1) Rasio jml kelas dibanding anak didik sebesar 1:50
2) Jumlah anak yang terlayani menjadi 400 orang
Pengadaan meubelair sekolah
Meubelair pendidikan untuk unit gedung sekola baru (TK) dg standar 3 kelas setiap sekolah
1) Rasio jml kelas dibanding anak didik sebesar 1:50
2) Jumlah anak yang terlayani menjadi 400 orang
Pengembangan kurikulum bahan ajar & model pembelajaran PAUD dg muatan lokal
Tersusunnya kurikulum mata pelajaran pokok berbasis minat dan bakat muatan lokal
Terpenuhinya kurikulum untuk pelayanan PAUD sebanyak 400 orang
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB III - 1
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
3.1. Pendekatan Telaah Dokumen (Desk Review Approach)
Pendekatan ini meliputi evaluasi secara bertahap terhadap dokumen-dokumen
perencanaan dan penganggaran, yaitu RPJMD, RKPD, Renstra SKPA, Renja SKPA, KUA,
PPAS, RKA-SKPA, dan DPA-SKPA serta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD berupa laporan keuangan Pemerintah Aceh yang telah diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Substansi masing-masing dokumen
ditelaah untuk melihat sinkronisasi dan konsistensi dalam penentuan indikator kinerja,
pagu anggaran, dan capaian realisasiannya. Gambar 3.1. menjelaskan proses ini.
Gambar 3.1. Proses Analisis Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBB
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Pengumpulan Data
Meminta dokumen perencanaan dan penganggaran dan melaukan telaah terhadap RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, Renja, dan RKA-SKPD.
Dokumen Perencanaan
Pengolahan Data
• Tabulasi data
• menggabungkan data dari PPAS, RKA, dan Realisasi Anggaran
• Melakukan Perbandingan antara ketiga sumber data
• Rekap kegiatan yang sama diantara SKPD untuk membandingkan Sasaran, Target, Output, dan Outcome.dalam PPAS dan RKA/DPA
PPAS, RKA, & RLA
Penyusunan Laporan
• Melakukan analisis konsistensi sasaran dan target kegiatan
• Melakukan analisis keseuaian penetentuan indikator kinerja
• Melakukan analisis perbedaan besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA
• Melakukan analisis keseragaman penetuan indikator terhadap kegiatan yang sama yang kerjakan beberapa SKPD.
• Analisis capaian target, kinerja, dan anggaran.
• Pengambilan kesimpulan
PPAS, RKA, & RLA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB III - 2
Kegiatan ini diawali dengan menelusuri setiap program/kegiatan dari DPA-SKPA
dan RKA-SKPA hingga RPJMD. Masing-masing kegiatan dalam program dicari kejelasan
indikator kinerja, target, output dan outcome dari setiap kegiatan tersebut. Untuk
memperoleh informasi tentang proses pengangaran pada semua SKPA Provinsi Aceh,
maka dilakukan penelaahn dan evaluasi secara menyeluruh terhadap komponen-
komponen/unsur-unsur yang RKA setiap SKPA dibandingkan PPAS. Dengan pendekatan
ini sasaran evaluasi adalah tiga komponen utama yaitu: sasaran, target, indikator output,
dan indikator outcome serta capaiannya dalam realisasi.
3.1.1. Mobilisasi Tim Konsultan dan Suvei Pendahuluan
Untuk pelaksanaan kegiatan survei dibutuhkan sejumlah perangkat kerja seperti
hardware, software, brainware (tim peneliti), prosedur, database, dan jaringan
komunikasi. Dengan demikian, sebagai langkah awal memulai kegiatan ini perlu
dipersiapkan perangkat kerja tersebut yang sesuai dengan kebutuhan dan luasnya lingkup
pekerjaan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a. Menciptakan hubungan kerjasama dengan mitra kerja;
b. Melakukan koordinasi dengan mitra dan pemberi kerja serta dengan instansi
terkait; dan
c. Menguji valitidas RKA yang disusun SKPD.
Indikator masukan (input) dalam kegiatan ini mencakup:
a. RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, dan Renja SKPD;
b. Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
beserta Perubahannya; dan
c. Peraturan dan Perundang-undangan lainnya.
Indikator keluaran (output) dalam kegiatan ini meliputi:
a. Tim Peneliti Efektivitas dan Penggunaan Anggaran terbentuk;
b. Formulir isian data; dan
c. Rencana kerja dan jadwal kegiatan
Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan tiga sub kegiatan berikut
yaitu:
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB III - 3
a) Kunjungan lapangan untuk memperoleh gambaran permasalahan dan lokasi;
b) Menguji RKA-SKPD secara menyeluruh dan detail; dan
c) Menyiapkan formulir tabulasi data.
3.1.2. Pelaksanaan Penelitian
Untuk meyakinkan manfaat dari anggaran yang digunakan SKPD dalam rangkan
melakukan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang dimulai dari
perencanaan hingga menjadi suatu anggaran. Tujuan dari kegiatan ini adalah:
a) Mengukur efektivitas penyusunan anggaran dan penggunaannya
b) Memberikan rekomendasi perbaikan.
Indikator Masukan (input) kegiatan ini adalah:
a) PPAS, RKA, dan LRA
b) Permendagri No.13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
beserta Perubahannya.
c) Peraturan dan Perundang-undangan lainnya.
Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan tiga sub kegiatan berikut
yaitu:
a) Menggabungkan data dalam PPAS, RKA dan Realisasi Anggaran;
b) Mengelompokkan kegiatan yang sama yang dilaksanakan pada SKPD
berbeda; dan
c) Mengukur efektivitas penganggaran dan penggunaan anggaran.
3.2. Langkah-langkah Penelitian
Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian adalah:
1. Mengumpulkan data sekunder berupa kegiatan eksisting Pemerintah Aceh pada
tahun 2011 (dapat berupa PPAS, RKA-SKPA atau DPA-SKPA, dan LRA).
2. Melakukan tabulasi data yang bersumber dari PPAS, RKA-SKPA atau DPA-
SKPA, dan qanun tentang laporan pertanggungjawaban APBA.
3. Menggabungkan data ke dalam satu file untuk memudahkan anilisis.
4. Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang kesesuai sasaran, target, output, dan
outcome.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB III - 4
5. Mengidentifikasi setiap jenis kegiatan tentang keseragaman penetuan sasaran,
target, output, dan outcome.
6. Menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang dijadikan sampel analisis.
7. Membuat model penujian dengan uji-t (t-test) dua sampel independen
8. Menyusun laporan akhir.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 1
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Efektifitas Penganggaran Daerah
Pendekatan penganggaran berbasis kinerja yang digunakan sebagai bagian dari
agenda reformasi pengelolaan keuangan negara dan daerah sejak tahun 2001 telah
mengalami perkembangan cukup pesat dalam satu dekade berjalan. Berbagai regulasi
dan kebijakan telah dikeluarkan oleh Pemerintah sebagai bagian dari guidance dan road
map untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yakni pengelolaan keuangan daerah
yang mandiri, transparan dan akuntabel. Daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat (pasal 1 UU No.32/2004).
Namun demikian, fenomena yang muncul dalam penyusunan anggaran di
pemerintah daerah masih dipengaruhi oleh sistem penganggaran tradisional yang
bersifat line-item dan incremental. Dalam pendekatan “berimbang dan dinamis” ini,
proses penyusunan anggaran daerah semata-mata didasarkan pada ketersediaan dana
untuk paket-paket yang telah ditentukan dan memakai rujukan pada besarnya realisasi
anggaran tahun-tahun sebelumnya, sehingga kurang responsif terhadap kebutuhan riil
masyarakat. Selain itu, kemauan politik masih rendah untuk meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas anggaran, yang tercermin dari ketidaklengkapan peraturan perundang-
undangan di daerah yang menjadi landasan sekaligus pedoman dalam penyusunan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pengawasan anggaran daerah, serta sulitnya
masyarakat informasi keuangan yang sesungguhnya sudah menjadi public goods karena
telah ditetapkan sebagai Perda (anggaran, laporan keuangan, dan pengelolaan aset
daerah).
Dalam pelaksanaannya, pengalokasian sumberdaya dalam anggaran tidak
selalu relevan dengan kebutuhan masyarakat. Komposisi alokasi anggaran yang
outcomes-nya dinikmati oleh publik dan birokrasi tidak tergambar dengan jelas di
dalam APBD. Partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan berupa Musrenbang
tidak selalu menjadi acuan dalam penentuan program dan kegiatan yang akan
BBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBB
IIIIIIIIIIIIVVVVVVVVVVVV
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 2
diakomodasi dalam APBD dan dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya. Adanya
“intervensi” dari SKPD, TAPD, dan DPRD dalam proses penyusunan, pembasahan, dan
penetapan APBD menyebabkan pelaskanaan konsep unified budgeting tidak efektif.
Pada saat penyusunan anggaran berbagai pertanyaan sering muncul, terutama
berkaitan dengan bagaimana membawa kepentingan masyarakat ke dalam perspektif
anggaran yang mempunyai outcomes akhir berupa pencapaian tingkat kesejahteraan
masyarakat secara umum. Untuk itu, bagaimana alokasi yang ideal antara belanja
aparatur dan belanja publik, membutuhkan kajian yang lebih rinci dan lebih mendalam.
Dengan melihat berbagai permasalahan yang muncul selama ini, masih
memungkinkan terjadinya inefisiensi dan inefektifitas penganggaran, maka disinilah
kiranya esensi masyarakat sebagai fungsi control menunjukkan urgensinya demi
terwujudnya transparansi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan adanya transparansi
dalam penganggaran, kebocoran maupun penyimpangan implementasi kebijakan dapat
ditekan, yang dampaknya akan dirasakan berua efisiensi dan efektifitas atas
pelaksanaan kebijakan itu sendiri. Efektiviitas kebijakan tercermin dalam efektifitas
keuangan yang dituangkan dalam anggaran, yang menunjukkan angka-angka yang
wajar dan penentuan sasaran yang tepat, sehingga nilai kegunaan/manfaat sudah
tergambar dan terukur dengan jelas sejak awal.
Implementasi kebijakan adalah wujud dari mekanisme penganggaran itu
sendiri sebagai terjemahan dari kebijakan yang tercantum dalam dokumen-dokumen
perencanaan daerah. Dengan demikian kita dapat ikut memastikan dana yang
dianggarkan APBD adalah diperuntukan kepada sasaran yang tepat, efektif, efisien, dan
terhindar dari manipulasi terencana (intended misallocation).
Berdasarkan konsep, efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan
pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektifitas merupakan hubungan
antara keluaran dengan tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional
dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan
(spending wisely). Disamping itu, indikator atau ukuran efektifitas adalah kesesuaian
antara rencana dengan hasil yang dicapai, atau kesesuaian antara ketentuan perundang-
undangan yang berlaku dengan kenyataan pelaksanaannya, atau dengan kata lain
bahwa efektif adalah padanan kata kesamaan atau konsistensi antara
rencana/kebiajakan/aturan dengan hasil yang diinginkan dan/atau dicapai. Kesamaan
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 3
atau kesesuaian atau konsistensi dimaksud mencakup faktor waktu, prosedur, metode,
dan sebagainya, maka untuk mengetahui sesuatu kegiatan mencapai efektifitas, dalam
proses perencanaanya perlu menetapkan secara jelas dan tegas tingkat keberhasilan
yang diharapkan dalam suatu kegiatan.
Untuk menjawab persoalan efektifitas penganggaran pada SKPD Provinsi
Aceh dapat dibuktikan melalui uji konsistensi prosedur dan tahap-tahap penyusunan
anggaran yang dilaksanakan oleh seluruh jajaran perangkat kerja daerah. Proses
penyusunan anggaran dapat dikatakan efektif jika hasil dari proses tersebut (RKA-
SKPD) telah sesuai dengan kebijakan atau peraturan yang berlaku, salah satunya
berdasarkan pasal 100 Permendagri No.13/2006, yang mengisyaratkan perlunya
telaahan tingkat kesesuaian antara RKA-SKPD dengan KUA dan PPAS, serta adanya
sinkronisasi program dan kegiatan antar-SKPD. Untuk pengujian ini dilakukan
beberapa langkah berikut:
4.2. 1. Konsistensi Penentuan Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-
SKPD
Sasaran kegiatan merupakan wujud dari capaian tujuan kegiatan itu sendiri.
PPAS dan RKA merupakan dokumen yang menghubungkan antara perencanaan dengan
penganggaran di pemerintahan daerah. Kedua dokumen tersebut akan digunakan untuk
mengukur efisiensi, efektifitas, ekonomisnya suatu program dan kegiatan yang
direncanakan akan dilaskanakan pada tahun anggaran berikutnya.
Efektifitas penyusunan anggaran dapat dijelaskan dalam dokumen ini,
terutama dalam hal kesesuaian antara sasaran kegiatan yang akan dicapai dengan inputs
yang dibutuhkan. Sasaran adalah calon penerima manfaat dari anggaran. Jika sasaran
tidak dinyatakan dengan tepat dalam PPAS dan RKA-SKPD, maka penggunaan
anggaran dan pelaksanaan anggaran kemungkinan tidak tepat sasaran dan manfaat
anggaran tidak tercapai, sehingga dengan sendirinya efektifitas anggaran tidak tercapai
dan terukur dengan baik. Oleh karena itu, jika anggaran yang disusun dengan
peruntukan yang tidak tepat sasaran, maka penyusunan anggaran tersebut dapat
dikatakan tidak efektif.
Kondisi tidak efektifnya proses penyusunan anggaran selama ini berdasarkan
jenis kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.1. sampai Tabel 4.4., yang memuat informasi
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 4
tentang konsistensi sasaran kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD beberapa SKPD
berikut ini.
Tabel 4.1.
Konsistensi Sasaran Kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD
Badan Investasi Dan Promosi
Nama Kegiatan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Sasaran
Plafon Anggaran Sementara
(Rp)
Sasaran Alokasi
Anggaran (Rp)
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor
75.000.000 Tidak Ada Data 59.417.295
Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik
Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor
273.780.000 Tidak Ada Data 330.780.000
Penydiaan jasa kebersihan kantor
Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor
97.369.200 Tidak Ada Data 94.969.200
Penyediaan Alat Tulis Kantor Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Kantor
73.000.000 Tidak Ada Data 77.350.010
Penyediaanbarang cetakan dan penggandaan
Kualitas Pelayanan Adm Kantor
176.250.000 Tidak Ada Data 105.000.000
Penyediaan komponen instansi listrik/penerangan bangunan kantor
Kualitas pelayanan penerangan kantor
10.000.000 Tidak Ada Data 10.000.000
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Kelancaran aktifitas kantor 95.000.000 Tidak Ada Data 228.670.000
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Terpenuhinya informasi yang akurat
10.000.000 Tidak Ada Data 18.880.000
Penyediaan makanan & minuman
Kualitas Pelayanan Adm Kantor
63.000.000 Tidak Ada Data 41.632.000
Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Kualitas Pelayanan Adm Kantor
279.500.000 Tidak Ada Data 265.720.000
Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan dinas/operasional
Kelancaran Operasional Kantor
72.750.000 Tidak Ada Data 72.750.000
Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor
Tidak ada data 0 Tidak Ada Data 38.872.960
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 5
Berdasarkan Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa ada beberapa kegiatan dalam
PPAS pada Badan Investasi dan Promosi yang memiliki pernyataan sasaran yang tidak
tepat, yaitu kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat, Peyediaan Jasa Komunikasi,
Sumber Daya Air dan Listrik, Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, Penyediaan Alat
Tulis Kantor, Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan, dan Penyediaan
Komponen Instansi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor. Sasaran yang ditetapkan
adalah peningkatan kualitas pelayanan administrasi kantor. Pernyataan sasaran seperti
ini tidak tepat karena yang seharusnya dicantumkan sebagai sasaran adalah para pihak
yang akan menerima hasil (outcomes) atau manfaat (benefits) dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
Selain itu, pernyataan sasaran dalam RKA-SKPD tidak diisi. Hal ini
menyebabkan anggaran untuk masing-masing kegiatan tidak memiliki target kinerja
dan penerima hasil dan manfaat yang jelas.
Pada Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa sasaran dalam RKA-SKPD Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan sudah dinyatakan dengan jelas, namun tidak
tepat. Hal ini disebabkan pada pernyataan sasaran tidak disebutkannya siapa saja yang
akan menerima manfaat dari kegiatan-kegiatan tersebut. Pernyataan sasaran dalam
PPAS tidak konsisten atau berbeda dengan yang dinyatakan dalam RKA-SKPD.
Sebagai contoh adalah kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional. Pernyataan sasaran untuk kegiatan ini di dalam PPAS adalah
terpeliharanya kendaraan dinas kantor dan dalam RKA-SKPD adalah pelayanan
sarana dan prasarana kantor. Contoh lain adalah kegiatan Fasilitas Penyesuaian
Perselisihan Partai Politik. Pernyataan sasaran dalam PPAS adalah terciptanya
hubungan yang harmonis dan pernyataan sasaran dalam RKA-SKPD adalah pimpinan
parpol/parlok.
Pada kegiatan pertama, pernyataan sasaran antara PPAS dan RKA-SKPD tidak
mencerminkan siapa yang akan menikmati outcomes atau benefits dari pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tersebut. Sedangkan pada kegiatan kedua, pernyataan sasaran antara
PPAS dan RKA-SKPD tidak konsisten, meskipun pada sasaran di RKA-SKPD sudah
dinyatakan siapa yang akan menerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan tersebut
nantinya.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 6
Tabel 4.2.
Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Nama Kegiatan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Sasaran
Plafon Anggaran Sementara
(Rp)
Sasaran Alokasi
Anggaran (Rp)
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Tercapainya persentase rata-rata surat yang gagal tersampaikan
8.655.000 Pelayanan Adm surat menyurat
23.655.000
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Terlayani kebutuhan administrasi kantor
175.830.792 Pelayanan Administrasi Perkantoran
165.000.000
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
Terlayani kebutuhan logistik kantor
2.300.000 Pelayanan Adm Perkantoran
1.200.000
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Meningkatnya pelayanan Adm Keuangan
628.240.000 Pelayanan Administrasi Keuangan
551.960.000
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Terlayani kebersihan kantor 66.926.200 Pelayanan kebersihan Perkantoran
97.779.600
Penyediaan Alat Tulis Kantor Terlayani kebutuhan administrasi kantor
23.228.864 Pelayanan Administrasi Perkantoran
25.924.274
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Terlayani kebutuhan informasi dan peraturan-peraturan
9.036.000 Koran, Majalah dan Undang-undang
9.036.000
Penyediaan makanan dan minuman
Terlayani kebutuhan Administrasi kantor
104.200.000 Pelayanan Administrasi Perkantoran
41.350.000
Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Terlayani kebutuhan administasi kantor
400.000.000 Aparatur Pemerintah
569.400.000
Pembangunan gedung kantor Terciptanya kenyamanan kantor
100.000.000 - 553.856.000
Pengadaan peralatan gedung kantor
Terlayani kebutuhan administrasi kantor
25.000.000 Pelayanan perkantoran
380.658.000
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
Terpeliharanya kendaraan dinas kantor
65.000.000 Pelayanan Sarana dan Prasarana Kantor
42.250.000
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Terpeliharanya peralatan gedung kantor
32.425.000 Aparatur Pemerintah
60.944.000
Pendidikan dan pelatihan normal
Meningkatnya profesionalisme dan sumber daya aparatur
15.000.000 Aparatur 10.700.000
Fasilitas penyesuaian perselisihan partai politik
Terciptanya hubungan yang harmonis
100.000.000 Pimpinan Parpol/parlok
107.400.000
Sosialisasi kebijakan politik pemerintah aceh
Terpantaunya infra struktur politik daerah
100.000.000 Komponen Aparatur 92.680.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 7
Nyaris sama dengan substansi Tabel 4.2., Tabel 4.3. menyajikan informasi
tentang sasaran kegiatan pada Dinas Kesehatan Provinsi Aceh yang menunjukkan
ketidakkonsistenan antara dokumen PPAS dengan RKA-SKPD. Pernyataan sasaran
dalam PPAS sama sekali tidak menunjukkan siapa yang akan menikmati outcomes dari
pelaksanaan kegiatan, sedangkan dalam pernyataan sasaran pada RKA-SKPD sebagai
menyebutkan fihak penerima manfaat.
Misalnya untuk kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan. Sasaran
dalam PPAS adalah kelancaran pekerjaan dinas kantor dan sasaran dalam RKA-SKPD
adalah aparatur dan masyarakat. Pernyataan sasaran untuk sasaran di RKA-SKPD
sudah tepat, meskipun kurang rinci atau tidak fokus. Namun, pernyataan sasaran pada
PPAS sama sekali tidak menggambarkan siapa yang akan menerima manfaat dari
pelaskanaan kegiatan ini.
Contoh lain adalah kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan,
yang menyebutkan sasaran dalam PPAS berupa kelancaran pekerjaan dinas kantor dan
pernyataan sasaran untuk RKA-SKPD berupa ketersediaan kebutuhan kantor. Kedua
penyataan sasaran ini tidak tepat karena sama sekali tidak menggambarkan siapa yang
akan menerima manfaat dari pelaskanaan kegiatan ini, kecuali hanya menyebutkan
bentuk outcome dari pelaksanaan kegiatan.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 8
Tabel 4.3.
Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
Dinas Kesehatan
Nama Kegiatan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Sasaran
Plafon Anggaran Sementara
(Rp)
Sasaran Alokasi Anggaran
(Rp)
Penyediaan jasa surat menyurat Kelancaran Pekerjaan Dinas/Kantor
28.980.000 Dinkes Aceh dan UPTD 28.980.000
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Kelancaran pekerjaan Dinas perkantoran
1.062.680.000 Operasional Dinkes dan UPTD nya
1.097.000.000
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
2.589.700.000 Aparatur dan masyarakat
2.140.320.000
Peyediaan jasa kebersihan kantor
Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
1.800.000.000 Kenyamanan kerja bagi semua pegawai Dinkes dan UPTD
1.348.860.600
Penyediaan alat tulis kantor Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
177.068.000 Pelaksana administrasi Dinkes dan UPTD
177.068.000
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
100.000.000 Ketersediaan kebutuhan kantor
100.000.000
Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor
Terpeliharanya sarana dan prasaran
42.000.000 Kelancaran pelaksanaan tugas petugas
42.000.000
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Kelancaran pekerjaan dinas dan kantor
50.000.000 Peningkatan kinerja pegawai Dinkes dan UPTD nya
224.144.700
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Peningkatan Pengetahuan dan Informasi
21.000.000 Semua pegawai Dinkes dan UPTD
21.000.000
Penyediaan bahan logistik kantor Kelancaran Pekerjaan Dinas dan Kantor
2.000.826.597 Masyarakat 2.159.836.297
Penyediaan makanan dan minuman
Kelancaran Pekerjaan Dinas dan Kantor
36.000.000 Petugas jaga malam dinas kesehatan dan UPTD
77.760.000
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Tersedianya sarana gedung kantor yg memadai
50.000.000 Aparatur dan masyarakat
117.000.000
Pendidikan dan pelatihan formal Meningkatnya sumber daya manusia
1.386.908.000 Peningkatan SDM kesehatan
1.386.908.000
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Tersedianya peraturan perundang-undangan yang berlaku
50.000.000 Pegawai Negeri Sipil 46.820.000
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Tersedianya obat di 23 kab/kota
500.000.000 Masyarakat 492.575.000
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Sarana farmasi yang memenuhi syarat
65.000.000 Sarana Kesehatan 58.800.000
Revitalisasi sistem kesehatan Terlaksananya sistem pelayanan di RS & Pusk
300.000.000 Petugas Puskesmas 269.215.000
Peningkatan kesehatan masyarakat
Terlaksananya peningk. kapasitas tenaga kes.
400.000.000 Masyarakat 360.254.000
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
Pertemuan jejaring masalah kes. dimasyarakat
300.000.000 Petugas dan kesehatan jiwa masyarakat
271.152.500
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Bayi, Balita, Bumil KEK serta Tenaga Gizi Kab/Kota dan Puskesmas
730.000.000 Masyarakat 150.000.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 9
Tabel 4.4.
Konsistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
RSU Zainal Abidin
Nama Kegiatan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA
Sasaran
Plafon Anggaran Sementara
(Rp)
Sasaran Alokasi
Anggaran (Rp)
Penyediaan jasa administrasi keuangan Karyawan 9.089.975.577 Karyawan 4.423.000.000
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Karyawan 349.700.000 Karyawan 297.100.000
Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran
Karyawan & Masyarakat 4.827.059.520 Karyawan dan Masyarakat
5.194.558.382
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Pasien, masyaakat & karyawan
110.500.000 Masyarakat Rumah Sakit
130.500.000
Pemeliharaaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Pasien, masyarakat & karyawan
657.500.000 Karyawan, Pasien dan Masyarakat
293.100.000
Rapat Koordinasi teknis (Rakornis) Karyawan & Pasien 65.629.600 Karyawan dan Pasien 62.229.600
Tabel 4.4. yang menyajikan informasi tentang pernyataan sasaran kegiatan
antara PPAS dengan RKA-SKPD pada RSU Zainal Abidin menunjukkan adanya
konsistensi antara penyataan sasaran dalam dokumen PPAS dan RKA-SKPD. Sasaran
atau fihak yang akan menerima manfaat dari outcomes kegiatan sudah disebutkan,
yakni karyawan dan/atau pasien. Hal ini akan memudahkan dalam hal pengevaluasian
pelaksanaan kegiatan dan penilaian capaian kinerja nantinya, serta penyusunan RKA-
SKPD selanjutnya.
Tabel 4.5. menyajikan informasi tentang sasaran kegiatan dalam PPAS dan
RKA-SKPD pada Dinas Pendidikan Provinsi Aceh. Pernyataan sasaran dalam PPAS
sama sekali tidak tepat, sementara dalam RKA-SKPD sudah tepat. Dengan demikian,
belum ada konsistensi dalam penentuan sasaran kegiatan.
Tabel 4.5.
Kosistensi Sasaran Kegiatan Antara PPAS dengan RKA-SKPD
Dinas Pendidikan
Nama Kegiatan
Berdasarkan PPAS Berdasarkan RKA-SKPD
Sasaran
Plafon Anggaran Sementara
(Rp)
Sasaran Alokasi
Anggaran (Rp)
Penyediaan Jasa Surat Menyurat Kelancaran Pekerjaan Dinas/Kantor
65.000.000 Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD
25.000.000
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Kelancaran pekerjaan Dinas Kantor
465.000.000 Sekretariat dan Bidang-bidang
395.014.000
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
Tersedianya Penerangan Listrik
215.000.000 Sekretarian dan Bidang-bidang
26.052.200
Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Tersedianya Perlengkapan kantor
840.000.000 Dinas dan UPTD Tekkomdik
1.620.562.000
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 10
Pendidikan dan pelatihan formal Terlaksananya Jenjang pendidikan
452.700.000 Aparatur 454.320.000
Pembinaan mental dan fisik aparatur terlatihnya aparatur 681.700.000 Aparatur 38.400.000
Peningkatan kualitas pelayanan publik Tersedianya kualitas pelayanan publik
516.200.000 Aparatur 1.888.640.000
Pembangunan gedung sekolah Tersedianya Gedung Tempat Proses Belajar Mengajar Anak Usia Dini
2.000.000.000 TK dan PAUD 19.153.796.000
Pembangunan gedung sekolah Tersedianya Gedung Tempat Proses Belajar Mengajar SD/SMP
2.500.000.000 Kab/Kota 17.106.434.000
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah, guru, penjaga sekolah
Tersedianya Rumah dinas Guru SD/SMP
200.000.000 Guru dan Pengawas Asrama
10.989.783.284
4.2. 2. Tingkat Kesesuaian Penentuan Indikator Kinerja Kegiatan
Indikator kegiatan merupakan ukuran kinerja yang akan dievaluasi ketika
selesainya suatu kegiatan.Untuk dapat dilakukan evaluasi maka indikator harus terukur
dan sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil telaah
terhadap dokumen PPAS, RKA-SKPD, dan Laporan Realisasi Anggaran ditemukan
banyak ketidaksesuaian dalam hal penentuan indikator kinerja kegiatan oleh SKPD. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Indikator kegiatan seharusnya mampu menjelaskan keberhasilan sebuah
program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu
contoh adalah pelaksanaan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
yang ada pada RKA-SKPD Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan:
Kegiatan Sasaran Target Indikator Output Indikator Outcome
Bimbingan teknis
implementasi
peraturan perundang-
undangan (nomor 2
dalam tabel)
PNS 1 tahun Ketersediaan
tenaga penyidik
dan akuntabilitas 3
orang
Meningkatnya
kedisiplinan dan
akuntabilitas 3 orang
Pendidikan dan
pelatihan formal (nomor 91 dalam
tabel)
Aparatur 1 paket Tersedianya
bimtek aparatur dan honorarium
tim peningkatan
mutu pendidikan Aceh 31 orang
Meningkatnya
kualitas aparatur dan mutu pendidikan
Aceh 20 orang
Sasaran kegiatan sudah tepat, namun targetnya seharusnya langsung disebutkan
jumlah yang akan dibimbing atau dilatih. Untuk indikator output seharusnya
disesuaikan dengan target misalnya: 31 orang peserta dengan nilai postest rata-rata 60,
sedangkan outcome merupakan kualitas dari keluaran yaitu persetase atau perbandingan
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 11
antara jumlah yang dilatih dengan PNS/aparatur yang mampu mengimplementasikan
peraturan dari total aparatur dalam kantor tersebut. Indikator outcome (hasil) adalah
jawaban dari program yang berkaitan langsung dengan RKPD dan akhir dihubungkan
dengan RPJMD, sehingga dapat ditarik suatu benang merah mulai dari RPJMD, RKPD,
Renja, KUA/PPA, dan RKA.
Pada prinsipnya setiap kegiatan itu berkesinambungan, jika tahun ini dilatih
PNS 31 orang, berarti masih ada sisa untuk tahun depan hingga 5 tahun, sehingga
semua PNS telah dilatih dalam jangka waktu sebagaimana dituangkan dalam RPJMD,
demikian juga dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai sebuah
program dalam setiap tahunnya dilakukan penyesuai-penyesuain dari sisi harga dan
kuantitas yang mempengaruhi kegiatan tahunan dalam rangka pencapaian tujuan
program.
Contoh lain adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang menurut
RKA Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Kehutanan dan
Perkebunan sebagai berikut:
Kegiatan Sasaran Target Indikator Output Indikator Outcome
Penyediaan jasa
kebersihan kantor
(nomor 188 dalam tabel 4.6)
Sekretariat dan
Bidang-bidang
1 tahun Tersedianya jasa
kebersihan kantor
12 bulan
Terciptanya
kebersihan,
keindahan dan kenyamanan kantor
12 bulan
Penyediaan jasa surat menyurat (nomor
202 dalam tabel 4.6)
Pegawai Disbudpar
+UPTD
1 tahun Tersedianya jasa surat menyurat 1
tahun
Kelancaran tugas administrasi
perkantoran 100%
Pelayanan Surat
Menyurat (nomor
203 dalam tabel 4.6)
Pelayanan
Surat
Menyurat
12
bulan
Jumlah Surat
Selama 1 Tahun
50.000 lembar
Kelancaran
Administrasi Kantor
Meningkat 100%
Target kegiatan untuk kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor seharusnya
disebutkan jumlah karyawan penerima manfaat, keluarannya adalah luas (m2) yg
dibersihkan dan jumlah pelanggan (karyawan/tamu/masy) yg dilayani. Outcome adalah
kualitas dari kebersihan (% karyawan yang menilai: bersih atau kurang bersih). Untuk
Penyediaan jasa surat menyurat harus jelas keluarannya (Output) adalah jumlah surat
yang terkirim. Untuk Indikator Outcome harus mampu diprediksi berapa persen (%)
rata-rata yang terkirim dan berapa persen yang gagal dari rata-rata seharusnya terkirim.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 12
Tabel 4.6
Tingkat Kesesuaian Penetuan Indikator Kinerja Kegiatan
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
1Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya Audisi paduan suara Gita Bahana Nusantara
Generasi muda/pelajar dan seniman se-
Aceh
Kualitas paduan suara teruji/pemahaman notasi not
angka/balok/lagu-lagu perjuangan 100%
Generasi muda/pelajar Aceh tampil di istana
negara 100% 136.700.000
2 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya Aparatur
Bimbingan teknis implementasi peraturan
perundang-undanganPegawai Negeri Sipil 1 TH
Ketersediaan tenaga penyidik dan akuntabilitas 3
orang
Meningkatnya kedisiplinan dan akuntabilitas 3
orang 46.820.000
3 Dinas KesehatanProgram Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan
kesehatan
Semua Rumah Sakit Milik
pemerintah/Swasta terutama RS Umum
dan RS Bersalin
23
Kab/kota
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat 8
RSU
Terpilihnya pelaksana rumah sakit sayang ibu
dan bayi 100% 180.455.000
4Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan kemitraan
Fasilitas pembentukan forum komunikasi antar
pelaku industri pariwisata dan budaya
Kelompok sadar wisata dan masyarakat
sekitar objek wisata
Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat
tentang manfaat dan arti pariwisata 100%
Terciptanya masyarakat yang sadar wisata
100% 181.594.000
5
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pendidikan Politik Masyarakat Fasilitas penyesuaian perselisihan partai politik Pimpinan Parpol/parlok60%
Kemandirian partai 80% Menurunnya konflik internal Parpol 60% 107.400.000
6Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya Festival seni dan pagelaran budaya Seniman dan masyarakat Festival seni dan pagelaran budaya 100%
Peningkatan mutu kesenian di masyarakat
100% 98.920.000
7Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Perencanaan dan
Pengembangan Hutan
Identifikasi perambahan kawasan hutan dan
potensi pengembangan hutan
Kawasan hutan produksi, lindung dan
budidaya2 Kab
Terwujudnya kepastian letak batas kawasan hutan di
lapangan
Teridentifikasinya lokasi perambahan kawasan
hutan. 20 lokasi, 10 Kab/kota
Terpasangnya titik kontrol batas kawasan 5
kab/kota
1.850.000.000
8BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasi
Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian
pelaksanaan investasi PMDN/PMA1
Rapat kerjasama PM,Cetak buku perkembangan PM,
Evaluasi & updating data ke kab/kota dan koordinasi &
konsultasi ke luar daerah, 1kt; 100 bh; 15 ot dan 12 ot
Singkronisasi kegiatan dengan PDKPM , data
PMA/PMDN yang uptodate 100% 189.003.200
9 Dinas Pendidikan Pendidikan menengahLomba kompetensi siswa (LKS) dan OSN siswa
SMA Provinsi NADSiswa
1 Paket
Siswa berprestasi dalam kegiatan LKS dan OSN 28
Kegiatan
Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di
kalangan siswa jenjang pendidikan menengah
90%
5.367.249.500
10
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pendidikan Politik Masyarakat Monitoring, evaluasi dan pelaporan Partai Politik dan Instansi PemerintahanTerevaluasi dan terdokumentasi pelaksanaan tahapan
pemilu 23 Kab/Kota
Berjalan tahapan Pemilu 2009 secara Luber
dan Jurdil 23 Kab/Kota119.600.000
11Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Ketahanan
Pangan (Pertanian/Perkebunan)Monitoring, evaluasi dan pelaporan -
23
Kab/KotaLaporan LAKIP, LPPD, dan LKPJ dan
Terselenggaranya rapat evaluasi 3 pkt, 1 pkt
Tersusunnya laporan LAKIP, LPPD, dan LKPJ
1pkt750.000.000
12 Dinas KesehatanProgram Obat dan Perbekalan
KesehatanMonitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Kesehatan
23
Kab/kotaTersedianya data dan informasi kesehatan di 23
Kab/Kota 100%
Meningkatnya kwalitas data dan informasi
kesehatan 100% 58.800.000
13 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Sarana Kesehatan Dasar23
Kab/kotaTerlaksananya program-program prioritas di sarana
kesehatan 100%
Terlaksananya monev dan penyusunan
pelaporan yang tepat awaktu 90% 135.720.000
14 Dinas KesehatanProgram Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan MasyarakatMonitoring, evaluasi dan pelaporan
Sekolah dan rumah tangga yang
melakukan PHBSPeningkatan masyarakat hidup bersih dan sehat 100%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
100% 135.730.000
15 Dinas KesehatanProgram Standarisasi Pelayanan
KesehatanMonitoring, evaluasi dan pelaporan
Semua Puskesmas/Pustu tenaga
teladan terpilih
23
Kab/kotaPeningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
50%
Terpilihnya tenaga kesehatan teladan
Puskesmas 50% 181.005.000
16Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya
Pagelaran budaya daerah pada event dalam dan
luar negeriMasyarakat dan tokoh perempuan
Terlaksananya kegiatan pagelaran adat dan budaya 1
Keg
Peningkatan pagelaran adat dan budaya
dalam dan luar negeri 1005 746.240.000
17Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan nilai budaya
Pagelaran dan pameran seni temu taman budaya
se-IndonesiaSeniman dan masyarakat
Terlaksananya pagelaran, dan pameran seni temu
taman budaya se Indonesia 100%Peningkatan mutu kesenian 100% 82.700.000
18Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan nilai budaya Pagelaran, pameran seni se-Sumatera (PPSI) Para seniman dan masyarakat
Terlaksananya pagelaran, pameran seni se-Sumatera
(PPSS) 100%Peningkatan mutu kesenian 100% 91.700.000
19Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya
Partisipasi museum Aceh di luar dan dalam
daerahMasyarakat dalam dan luar daerah
Terlaksananya kegiatan pameran museum di luar dan
dalam daerah 5 Keg
Peningkatan kunjungan masyarakat dari luar
dan dalam daerah ke museum 100% 185.660.000
20Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan kemitraan
Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan
pariwisataPelaku usaha wisata
Terlaksananya koordinasi antara pelaku usaha wisata
100%
Meningkatnya kinerja pelaku usaha wisata
100% 91.457.000
21Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan destinasi pariwisata
Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek
pariwisata dengan lembaga/dunia usahaLembaga/dunia usaha pariwisata
Terlaksananya koordinasi lembaga/dunia usaha
pariwisata 100%
Meningkatnya kinerja lembaga/dunia usaha
pariwisata 100% 186.660.000
24 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pelatihan guru bahasa Inggris bagi calon guru
SD/MI se-Provinsi Guru 1 Paket
Terlatihnya guru SD/MI dalam pengajaran bahasa
inggris 90 orang
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
100% 234.420.000
25 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPelatihan kompetensi tenaga pendidik Kepala Sekolah dan Guru SMP 1 Paket Kepala sekolah dan guru yang terlatih 1720 orang
Meningkatnya kemampuan kepala sekolah dan
guru dalam bidang TIK 1720 Guru 1.212.305.120
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 13
Tabel 4.6. Lanjutan
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
26 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Guru 1 Paket Guru-guru yang terlatih ITC 1819 orang Penguasaan ICT bagi guru 1819 orang 1.945.890.378
27Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan pemasaran pariwisata Pelatihan pemandu wisata terpadu Pemandu wisata di Aceh
Meningkatnya manajemen pelayanan pemandu wisata
1 keg
Tersedia pemandu wisata yang kompeten dan
profesional 33 orang 96.850.000
28 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Pelatihan penyusunan kurikulum Kepala sekolah dan guru 1 PaketPenguasaan KTSP bagi guru SMA/MA/SMK 100
orangKemampuan guru memahami KTSP 100 orang 1.327.425.000
29Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan nilai budaya Pelatihan upacara adat Masyarakat 1 Paket Terlaksananya kegiatan pelatihan upacara adat 1 keg Adanya adat istiadat Aceh 100% 364.066.000
30 Dinas KesehatanProgram Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menularPenanggulangan Penyakit Menular
23
Kab/kotaTercegah dan terkendalinya penyakit menular 100%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
100% 182.750.000
31Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan kekayaan budaya
Pelestarian fisik dan kandungan bahan pustaka
termasuk naskah kunoNaskah kuno koleksi museum
Peningkatan kualitas fisik dan isi naskah kuno koleksi
museum 500 naskah
Meningkatnya umur naskah kuno koleksi
museum 100% 75.000.000
32Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Perencanaan dan
Pengembangan HutanPemantapan dan pengendalian kawasan hutan Batas Kawasan Hutan
Pemasangan PAL Batas Kawasan Hutan 122.742,99
HaTerpasangnya PAL Batas Kawasan Hutan 15% 1.800.000.000
33
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Kemitraan Pengembangan
Wawasan KebangsaanPemantapan ideologi dan bela negara Aparatur, komponen masyarakat
60%
Terlaksananya pemantapan idiologi dan bela negara
bagi generasi muda 48 orang
Terciptanya rasa nasionalisme kehidupan
kebangsaan dan bernegara 60%91.220.000
34
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPembangunan gedung kantor -
60%
Bangunan tempat parkir, Pos Jaga Satpam, Paving
Blok dan Gudang Penyimpanan Kantor 100%Tersedianya sarana dan prasarana kantor 70% 553.856.000
35Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPembangunan gedung kantor Pembangunan gedung kantor 4 Unit Tersedianya gedung kantor 1 unit Lancarnya kegiatan kantor 100% 1.397.100.000
36 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pembangunan gedung sekolah TK dan PAUD 1 unitTersedianya gedung sekolah bagi siswa TK 65
Sekolah
Meningkatnya daya tampung anak usia dini
pada lembaga TK 90% 19.153.796.000
37 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPembangunan gedung sekolah Kab/Kota 1 Paket Tersedianya unit sekolah baru 41 Sekolah
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
90% 17.106.434.000
38 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Pembangunan gedung sekolah Sekolah dan PPMG 1 PaketTersedianya unit sekolah baru dan PPMG 8 sekolah
dan 1 PPMG
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
90% 12.481.474.000
39Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/PerkebunanPembangunan Kebun Kakao Rakyat
Kebun Rakyat Miskin yang memiliki
potensi untuk pengembangan tanaman
kakao
Terbangunnya Kebun Kakao Rakyat dan Jalan Usaha
Tani1.383 Ha; 15,7 Km
Berkembangnya Areal Perkebunan Kakao dan
jalan Usaha Tani Rakyat 1.383 Ha; 15,7 Km23.256.671.945
40Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/PerkebunanPembangunan Kebun Karet Rakyat Masyarakat Berkembangnya Karet Rakyat 100% Meningkatnya Pendapatan Petani 100% 22.702.555.000
41Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/PerkebunanPembangunan kebun kelapa sawit Masyarakat Miskin
8.950 HaKebun Kelapa Sawit 14 Kab/Kota
Tersedianya Kebun Kelapa Sawit Masyarakat
Miskin dan Tersedianya Lapangan Kerja
11.560 Ha
51.089.759.808
42 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum
sekolahSiswa 1 Paket Tersedianya laboratorium 32 unit
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
90% 7.633.390.200
43 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPembangunan pagar sekolah Sekolah 1 Paket Tersedianya pagar sekolah 233 Sekolah
Terciptanya keamanan dan kenyamanan
sekolah 100% 39.207.929.305
44 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia diniPembangunan rumah dinas kepala sekolah,
guru, penjaga sekolah
Guru, penjaga sekolah dan pengawas
asrama
Tersedianya rumah Dinas/Mess guru sekolah 1
Rumah/Mess DinasMeningkatnya mutu belajar siswa 90% 206.208.000
45 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah,
guru, penjaga sekolahGuru dan Pengawas Asrama 1 Paket
Tersedianya rumah dinas guru/pengawas asrama 47
UnitMeningkatnya mutu belajar siswa 90% 10.989.783.284
46 Dinas Pendidikan Pendidikan menengahPembangunan rumah dinas kepala sekolah,
guru, penjaga sekolahGuru dan penjaga Asrama
Tersedianya rumah dinas guru/pengawas asrama 24
UnitMeningkatnya mutu belajar siswa 90% 14.336.836.000
47
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pemberdayaan Masyarakat
Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan
Pembentukan satuan keamanan lingkungan di
masyarakat-
60%
Adanya Satlinmas untuk menjaga Ketertiban
dilingkungan Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pemilukada 120 orang
Meningkatnya ketentraman dan Ketertiban
dilingkungan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemilukada 65%
115.295.000
48 Dinas Kesehatan Program Perbaikan Gizi MasyarakatPemberdayaan masyarakat untuk pencapaian
keluarga sadar gizi
Bayi, Balita dan Bumil KEK serta
Tenaga Gizi Kab dan Puskesmas
Tersedianya data PWS Gizi dan PSG Kadarzi dan Gizi
Balita 100%
Peningkatan status gizi masyarakat dan
peningkatan gizi di Puskesmas 100% 681.229.025
49 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
Pembibitan dan pembinaan olahragawan
berbakat- 1 pkt
Terlaksananya pembinaan/pelatihan atlet balap
sepeda 1 keg
Terlaksananya pembinaan atlet berprestasi
85% 305.600.000
50Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya
Pembinaan dan evaluasi sanggar-sanggar
kesenian, pagelaran dan festival tingkat nasional
Seniman dan kelompok seni/sanggar
Kab/Kota
Meningkatkan kreatifitas dan kualitas pagelaran
kesenian yang lebih baik dan bermutu 100%
Meningkatnya kualitas materi
pagelaran/pertunjukan sanggar seni dan
seniman 100%
134.200.000
51Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber
Daya Hutan
Pembinaan dan pengendalian industri dan
peredaran hasil hutanIndustri Hasil Hutan
Monitoring dan pembinaan tatausaha peredaran hasil
hutan 100%
Terkendalinya perederan hasil hutan dan
dapat meminimalisir illegal Trade di tujuh
kab/kota 7 Kab/kota
137.845.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 14
Tabel 4.6. Lanjutan
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
52 Dinas Pendidikan Pendidikan menengahPembinaan dan peningkatan kapasitas siswa
SMA/MA berwawasan keunggulan Terlaksananya Kelas Akselerasi 1 Paket
Terselenggaranya PBM yang bermutu tinggi bagi anak
cerdas 10 kelas
Meningkatnya mutu layanan pendidikan
menengah 100% 750.000.000
53 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah
Pembinaan kelembagaan sekolah dan
manajemen sekolah dengan penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS)
Siswa1 Paket
Terpilihnya siswa/sekolah terbaik dalam berbagai
cabang olahraga, seni dan mata pelajaran se Aceh 1
Kegiatan
Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di
kalangan siswa jenjang pendidikan menengah
90%
27.000.000
54 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pembinaan kelembagaan sekolah dan
manajemen sekolah dengan penerapan
manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan
pendidikan dasar
Kepala Sekolah dan Guru bidang studi
1 Paket
Kepala SD/SMP/SMA dan guru yang menguasai MBS
dan manajemen gugus 126 orang
Meningkatnya mutu manajemen sekolah dan
MGMP bidang studi 90% 1.070.400.000
55 Dinas PendidikanPeningkatan kapasitas sumber daya
aparaturPembinaan mental dan fisik aparatur Aparatur 1 kegiatan
Tersedianya honor instruktur senam dan pemdina
satpam 12 bulan
Meningkatnya kebugaran/kesehatan aparatur
dan kualitas satpam 38.400.000
56 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa Siswa
1 Paket
Terpilihnya siswa/sekolah terbaik dalam berbagai
cabang olahraga, seni dan mata pelajaran se Aceh 17
Paket
Meningkatnya motivasi untuk berprestasi di
kalangan siswa jenjang pendidikan dasar 90% 5.891.274.000
57Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Hutan
Pembinaan PAMHUT Kontrak dan pengamanan
hutan/operasi illegal logging-
Terlaksananya operasi pengamanan hutan dan illegal
loggingpengamanan hutan 100%, 2 unit
Tertangani kasus-kasus gangguan terhadap
hutan23 Kab/kota40.888.171.000
58Dinas Kehutanan dan
PerkebunanProgram Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan
gerakan rehabilitasi hutan dan lahan-
Terbangunnya tanaman hutan pada DAS prioritas dan
tersedianya bibit tanaman kehutanan 7 Kab, 100%
Terlindungnya lahan kritis pada DAS prioritas
dan terciptanya lingkungan yang hijau 7 Kab,
100%
3.796.949.560
59Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan destinasi pariwisata
Pembuatan master plan pengembangan
kawasan wisataStakehollder kebudayaan dan pariwisata
Terlaksananya perencanaan, pengembangan
kebudayaan dan pariwisata Aceh 4 Keg
Tersedianya Ripda Aceh, DED,
penyempurnaan situs dan monumen
tsunami100%
1.878.016.853
60 RSU-ZAProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaaan rutin/berkala peralatan gedung
kantorKaryawan, Pasien dan Masyarakat 0,75
Tersedianya biaya untuk pemeliharaan sarana dan
prasarana RS 100%
Sarana dan prasarana RS terpelihara dengan
baik 100% 293.100.000
61Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan kekayaan budaya
Pemeliharaan dan rahabilitasi sarana/prasarana
taman ratu safiatuddin
Terpelihara dan terawatnya taman ratu safiatuddin
75%
Terlaksananya pemelihara dan perawatan
taman ratu safiatuddin 100% 22.800.000
62 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPemeliharaan rutin/berkala alat rumah tangga
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 Tahun Terpelihara peralatan kantor 1 setTerlayani kebutuhan administrasi perkantoran
131 karyawan 5.000.000
63Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Aparatur 1 Tahun Bahan Pemeliharaan Gedung Kantor 1 paket
Terpeliharanya Bangunan Gedung Kantor
100%565.540.000
64 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Petugas dan masyarakat 1 TH
Tersedianya kebutuhan ruang kerja yang memadai
100%Peningkatan kualitas kerja 90% 500.000.000
65 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPemeliharaan rutin/berkala gedung kantor - 1 Tahun Pemeliharaan gedung kantor 1 paket
Terpeliharanya bangunan gedung kantor
tempat kerja 1 paket 60.000.000
66 Dinas PendidikanPeningkatan sarana dan prasarana
aparaturPemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Sarana dan prasarana 1 tahun
Terpeliharanya sarana dan prasarana kantor 249 Unit
dan 2 PaketTerlaksananya kelancaran kerja 12 bulan 179.000.000
67 RSU-ZAProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Masyarakat Rumah Sakit 77% Terpenuhinya kebutuhan operasional Mesjid 100%
Peningkatan kualitas prasarana dan aktivitas
peribadatan masyarakat 90% 130.500.000
68
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
Pelayanan Sarana dan Prasarana
Kantor 60%Kelancaran Pelayanan Kantor 1 tahun Lancarnya Kegiatan Kantor 90% 42.250.000
69Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasionalPegawai Disbudpar 1 Paket Kelancaran bekerja tercapai 100% Kendaraan dinas terpelihara 1 Keg 60.000.000
70Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional- 35 Unit Bahan Pemeliharaan Kendaraan Dinas 1 paket Kendaraan dinas yang layak pakai 100% 252.000.000
71 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
Kelancaran operasional Dinkes dan
UPTD nya 1 TH Tersedianya kendaraan operasional kantor 100%Peningkatan dan kelancaran pelaksanaan
kerja 100% 285.045.000
72 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 Tahun Terpelihara kendaraan dinas 1 set Terciptanya kelancaran dalam bekerja 6 unit 114.500.000
73 Dinas PendidikanPeningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasionalTransportasi Operasional 1 tahun Terawatnya sarana transportasi dinas 18 Unit Tersedianya transportasi dinas 18 unit 126.600.000
74BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Saran dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala kenderaan
dinas/operasional
71
KaryawanKenderaan Dinas/Operasional dalam kondisi baik
100%Kelancaran Operasional Kantor 100% 72.750.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 15
Tabel 4.6. Lanjutan
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
75
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
kantorAparatur Pemerintah
60%Terpeliharanya peralatan gedung kantor 85% Tertatanya inventaris kantor 85% 60.944.000
76Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
kantorGedung Kantor
12 BlnBahan Pemeliharaan Peralatan Gedung Kantor 1 pkt
Perlengkapan Kantor yang Layak Pakai dan
Terpeliharanya Peralatan Gedung Kantor
100%
556.650.000
77 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan peralatan
gedung kantorPeralatan kantor Dinskes dan UPTD nya 1 TH Tersedianya peralatan kantor yang memadai 100% Terpeliharanya peralatan kantor 100% 93.950.000
78BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Saran dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung
kantor
71
KaryawanTerawat dan terpeliharanya perlengkapan gedung
kantor 100%Kelancaran tugas-tugas dinas/kantor 100% 64.275.000
79Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung
kantorPegawai Disbudpar 1 Paket Kelancaran bekerja tercapai 2 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 53.750.000
80Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPemeliharaan rutin/berkala rumah jabatan - 1 Tahun Terpeliharanya Rumah Jabatan 1 paket
Meningkatnya Daya Tahan Rumah Jabatan
100%53.600.000
81BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Saran dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan Rutin/BerkalaTaman:
TempatParkir dan halamanKantor 100% Terpeliharanya Taman Perkantoran 100% Keindahan Kantor 100% 10.000.000
82Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Kesejahteraan
PetaniPemeliharaan tanaman perkebunan rakyat Kelapa Sawit Rakyat Terpeliharanya Kebun Kelapo Sawit Rakyat 1.500 Ha
Meningkatnya Produksi Kelapa Sawit Rakyat
1.500 Ha10.485.145.332
83Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan kekayaan budaya
Pemugaran benda-benda arkeologi, benda cagar
budaya peninggalan sejarahBenda cagar budaya
Terlaksananya pemeliharaan dan pelestarian situs
BCB peninggalan sejarah arkeologi 35 Keg
Terpugar dan terpelihara situs BCB
peninggalan sejarah- 4.839.774.953
84 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPenambahan ruang guru sekolah Guru Tersedianya ruang guru/kantor guru sekolah 34 unit
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
90% 7.045.462.000
85 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Penambahan ruang kelas sekolah TK dan PAUD 2 unit Tersedianya ruang belajar bagi siswa TK 44 SekolahMeningkatnya daya tampung anak usia dini
pada lembaga TK 90% 9.717.694.000
86 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPenambahan ruang kelas sekolah Siswa 1 Paket Tersedianya ruang kelas baru 167 Sekolah
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar
90% 66.943.129.315
87 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Penambahan ruang kelas sekolah Siswa 1 Paket Tersedianya ruang kelas baru 66 SekolahMeningkatnya mutu proses belajar mengajar
90% 36.901.587.516
88Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Peningkatan kapasitas sumber daya
aparaturPendidikan dan pelatihan formal 1 Paket Peningkatan SDM karyawan tercapai 1 Keg Peningkatan kinerja karyawan 100% 50.000.000
89Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya AparaturPendidikan dan pelatihan formal Pegawai 1 Tahun Menigkatnya Potensi Pegawai 1 paket
Bertambahnya kapasitas pengetahuan
pegawai 100%237.912.000
90 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya AparaturPendidikan dan pelatihan formal Peningkatan SDM kesehatan 1 TH
Tersedianya tenaga kesehatan yang memadai 567
Mhs
Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
60% 1.386.908.000
91 Dinas PendidikanPeningkatan kapasitas sumber daya
aparaturPendidikan dan pelatihan formal Aparatur 1 paket
Tersedianya bimtek aparatur dan honorarium tim
peningkatan mutu pendidikan Aceh 31 orang
Meningkatnya kualitas aparatur dan mutu
pendidikan Aceh 20 orang 454.320.000
92
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya AparaturPendidikan dan pelatihan normal Aparatur Profesionalisme Aparatur 1 tahun
Meningkatnya Profesionalisme sumber daya
Aparatur 90%10.700.000
94 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan alat praktik dan peraga siswa TK dan PAUD 1 paketTersedianya alat permainan edukasi TK/PAUD 53
Sekolah
Meningkatnya mutu hasil belajar TK/PAUD
90% 3.482.676.000
95 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPengadaan alat praktik dan peraga siswa Siswa/Guru 1 Paket
Tersedianya alat-alat peraga dan praktik siswa 404
Set/Unit/Paket
Meningkatnya mutu proses belajar mengajar di
sekolah 90% 11.030.360.000
96Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Pengadaan barang cetakan dan penggandaan Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun
Tersedianya pengadaan barang cetakan dan
penggandaan 3 Keg
Ketersediaan administrasi perkantoran
meningkat 100% 63.357.000
97Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPengadaan mebeleur Pengadaan Meublieur 100 % Tersedianya prasarana kantor 616 unit Lancarnya kegiatan kantor 100% 265.587.000
98
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparaturpengadaan mebeluer Aparatur Pemerintah
60% Mobileur kantor 100% Tersedianya Sarana Mobileur Kantor 100% 24.472.000
99 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan mebeluer sekolah TK dan PAUD 1 paketTersedianya mobiler ruang TK, PAUD dan RA 1579
Set/Paket
Terlaksananya proses belajar mengajar TK
dan PAUD yang efektif dan efisien 90% 1.953.015.000
100 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPengadaan mebeluer sekolah Siswa/Guru 1 Paket Tersedianya mobiler sekolah 261 Sekolah
Tersedianya tempat duduk yang memenuhi
syarat bagi siswa SD/SMP 100% 19.922.410.000
101 Dinas KesehatanProgram Obat dan Perbekalan
KesehatanPengadaan obat dan perbekalan kesehatan Masyarakat 23
Kab/kota
Tersedianya kebutuhan obat di 23
Kab/Kota/Puskesmas dalam Provinsi Aceh 100%
Meningkatnya kesediaan obat pada
puskesmas sesuai dengan pola pengobatan di
Puskesmas 95%
492.575.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 16
Tabel 4.6. Lanjutan
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
102BADAN INVESTASI DAN
PROMOSIProgram Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya 1 Tersedianya pakaian dinas bagin pegawai 100% Tertib dan disiplin pakaian aparatur 100% 86.400.000
103
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Disiplin AparaturPengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya- Pakaian Dinas 100% Peningkatan Disiplin Aparatur 90% 96.300.000
104Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPeningkatan disiplin aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannyaPegawai Disbudpar +UPTD 1 Paket Tersedianya pakaian dinas harian 2 Keg
Kelengkapan seragam karyawan tercapai
100% 240.000.000
105Dinas Kehutanan dan
PerkebunanProgram Peningkatan Disiplin Aparatur
Pengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya
Seluruh Pegawai Dinas Kehutanan dan
Perkebunan AcehPakaian Dinas 470 stel
Kedisiplinan pegawai dalam berseragam
meningkat 100%397.250.000
106 Dinas Pendidikan Peningkatan disiplin aparaturPengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannyaAparatur Tersedianya pakaian dinas aparatur 73.516 Stel
Meningkatnya disiplin kerja aparatur 73.516
Aparatur 14.181.420.000
107
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPengadaan peralatan gedung kantor Pelayanan perkantoran
60%Peralatan Gedung Kantor 100% Tersediannya Peralatan kantor 85% 380.658.000
108Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata
Peningkatan sarana dan prasarana
aparaturPengadaan perlengkapan gedung kantor Pegawai Disbudpar Kelancaran bekerja tercapai 2 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 44.600.000
109 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPengadaan perlengkapan gedung kantor Aparatur dan masyarakat 1 TH Tersedianya perlengkapan kantor 100% Meningkatkan dan percepatan kerja 100% 117.000.000
110BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasi
Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur
Badan Penanaman Modal Daerah 1
Penguatan kelembagaan kab/kota , mendampingi
tamu , cetak Lakip, LPJ,LPPD dan Lap. Keuangan 21
kt; 8 ot; 75 buah
Data untuk kebijakan Peningkatan Kinerja
Aparatur Penanaman Modal 100% 82.395.000
111Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan kekayaan budaya
Pengelolaan dan pengembangan pelestarian
peninggalan sejarah purbakala, museum dan
peninggalan bawah air
MasyarakatTerlaksananya kegiatan penyuluhan UU cagar budaya
1 Keg
Peningkatan pemahaman masyarakat
terhadap nilai sejarah dan pelestarian BCB
100%
294.300.000
112Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan kemitraan
Pengembangan dan penguatan informasi dan
database
Masyarakat, pelaku kebudayaan dan
pariwisata 1 PaketTersedianya informasi data kebudayaan dan
pariwisata serta profil pariwisata 2 Keg
Akuratnya data base kebudayaan dan
pariwisata serta profil pariwisata 100% 190.813.369
113Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber
Daya HutanPengembangan hasil hutan non-kayu Petani Kehutanan
1 Paket/10
Ha
Pengembangan dan pemanfaatan HHBK secara
lestari dan komersil tanaman jemang dan budidaya
lebah madu serta tersedianya bibit tanaman
kehutanan provinsi dan 1 kab
Berkembangannya budidaya jemang dan lebah
madu oleh masyarakat, berkembangnya
tanaman MPTS serta tersedianya bibit
tanaman kehutanan provinsi dan 1 kab
559.850.000
114Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pemanfaatan Potensi Sumber
Daya HutanPengembangan hutan tanaman Kawasan Hutan dan Hutan Rakyat
Terbangunnya Hutan Tanaman dan Terserapnya
Tenaga Kerja 100%
Bekembangnya Hutan Tanaman dan Hutan
Rakyat, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
sekitar hutan provinsi dan 7 Kab
6.736.537.650
115Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan pemasaran pariwisata
Pengembangan jaringan kerjasama promosi
pariwisata
Masyarakat, wisatawan mancanegara
dan wisatawan nusantara
Terlaksananya event atraksi di dalam dan luar negeri
100%
Peningkatan arus kunjungan wisman dan
wisnus 100% 91.750.000
116Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan destinasi pariwisata Pengembangan jenis dan paket wisata unggulan Masyarakat, wisman dan wisnus
Tercapainya tingkat daya tarik wisata melalui event
atraksi wisata di Aceh 100%
Peningkatan arus kunjungan wisman dan
wisnus ke Aceh 100% 2.585.519.000
117 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pengembangan kurikulum dan pembinaan
kesiswaan SD/MIGuru dan Siswa 1 Paket
Guru yang memahami kurikulum dan siswa yang
terbina 7 Kegiatan
Meningkatnya mutu guru dan belajar siswa
90% 1.792.976.040
118 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pengembangan materi belajar mengajar dan
metode pembelajaran dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi
Siswa Tersedianya materi belajar menggunakan TIK 3 Paket Meningkatnya mutu hasil belajar siswa 100% 634.340.000
119 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah
Pengembangan materi belajar mengajar dengan
menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
Guru1 Paket
Terciptanya metode pembelajaran multimedia 7
kegiatanMeningkatnya mutu hasil belajar siswa 90% 4.063.824.788
120 Dinas KesehatanProgram Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan media promosi dan informasi
sadar hidup sehatMasyarakat
23
Kab/kotaTersebarnya informasi kesehatan secara merara 90%
Meningkatnya pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan 80% 150.000.000
121Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan destinasi pariwisata Pengembangan objek pariwisata unggulan Wartawan media cetak dan elektronik 1 Paket
Tersebarnya informasi dan pengenalan wilayah objek
wisata 3 Kab/kotaPeningkatan kunjungan wisatawan 100% 99.500.000
122BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasiPengembangan potensi unggulan daerah
1
Cetak buku potensi daerah baliho/bilboard potensi
daerah : koordinasi ke kab/kota dan
koordinasi/konsultasi ke BKPM Pembuatan &
Penggandaan CD Potensi Investasi, 400 bh; 2 unit; 3
ot dan 1 paket
Tersedia dan lancarnya pengonformasian
potensi investest asi di Aceh 100% 232.924.510
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 17
Tabel 4.6. Lanjutan
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
123Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Hutan
Pengembangan taman hutan raya Pocut Meurah
IntanPelestarian Plasma Nutfah
1 Paket
Penunjang pembanguna arboretum dan
pengembangan sarana dan prasarana 65 Ha, 1 pkt
Pelestarian Plasma Nutfah dan terbangunnya
sarana prasaran Tahura 100%1.177.290.000
124Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
Pengembangan usaha perbenihan, penyediaan
bibit dan pengawasan peredaran benih
perkebunan
Penangkar Benih1 Paket
Petani mudah memperoleh bibit bermutu dan
terbinanya penangkar benih 102.400 batang, 3 lokasi
Petani mudah memperoleh bibit bermutu dan
terbinanya penangkar benih 102.400 batang, 3
lokasi
5.127.236.262
125Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan destinasi pariwisata
Pengembangan, sosialisasi dan penerapan serta
pengawasan standardisasi
Pengelola hotel, rumah makan dan
restoran
Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme
pengelola hotel, rumah makan dan restoran 100%
Meningkatnya SDM pengelola hotel, rumah
makan dan restoran, memenuhi standar dan
hygienis 100%
213.074.400
126Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian/Perkebunan
Pengendalian dan pemantapan alih teknologi
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Masyarakat Kabupaten Aceh Tamiang,
Aceh Selatan, Nagan Raya, Bireuen,
Bener Meriah, Pidie, dan Aceh Timur 100%
Terlaksananya Pengendalian Gulma pada Karet, Pala,
Kakao, Kelapa Sawit, Kopi ( Kakao, karet, Kelapa
Sawit, Pala dan Kopi)
Mengatasi kehilangan produksi tanaman Karet,
Kelapa Sawit, Kakao, Pala dan Kopi ( Kakao,
karet, Kelapa Sawit, Pala dan Kopi)
2.014.956.000
127Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan
Pengolahan dan pemutakhiran data statistik serta
penyusunan profil perkebunanRapat Koordinasi dan Konsultasi 1 Paket Perjalanan ke Luar Derah 100%
Sebagai Acuan Kebijakan Pembangunan
Kehutanan dan Perkebunan 100%288.100.000
128Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan nilai budaya Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum
Masyarakat pemilik benda-benda
budaya
Terlaksananya kegiatan pengumpulan benda-benda
budaya 2 kegPeningkatan jumlah koleksi museum 100% 800.000.000
129 Dinas KesehatanProgram Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit MenularPeningkatan Imunisasi Imunisasi
23
Kab/kotaTerlaksananya imunisasi bagi anak bayi dan balita
100%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
90% 92.955.000
130
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pemeliharaan Kantrantibnas
dan Pencegahan Tindak Kriminal
Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka
pelaksanaan siskamswakarsa di daerahKomponen masyarakat
60%Tercegahnya gangguan keamanan 75% Meningkatnya siskamwakarsa 60% 206.066.000
131BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasi
Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan
dan pengawasan pelaksanaan penanaman
modal
Buku penunjuk LKPM, Data Realisasi PMA & PMDN;
rapat koordinasi perkembangan realisasi investasi
dengan investasi terkait dan dunia u8saha;
sosialisasi/koordinasi/konsultasi dan konsulidasi, 50
bh; 40 ok; 15 oot;9 ot
Tersedianya informasi/data perkembangan
pelaksanaan Penanaman Modal dan
Penyelesaian penyelesian masalah
PMA/PMDN 100%
107.950.000
132
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pemeliharaan Kantrantibnas
dan Pencegahan Tindak Kriminal
Peningkatan kerjasama dengan aparat
keamanan dalam teknik pencegahan keamananKomponen masyarakat
60%Tercitanya ketertiban dan keamanan 80% Menurunnya tingkat kejahatan 60% 430.500.000
133 Dinas Pendidikan Pendidikan menengahPeningkatan kerjasama dengan dunia usaha dan
dunia industriSiswa 1 Paket Siswa yang terampil 185 orang Keterampilan hidup peserta didik 185 siswa 2.368.500.000
134
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Peningkatan kesadaran masyarakat akan nilai-
nilai luhur budaya bangsa
Aparatur, siswa-siswi SLTA dan
komponen masyarakat 60%
Terlaksananya pemantapan wawasan kebangsaan
bagi siswa SLTA 75%
Meningkatnya wawasan kebangsaan bagi siwa
SLTA 50 orang97.300.000
135 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Peningkatan kesehatan masyarakat Masyarakat Meningkatnya kompetensi tenaga kesehatan 80 orangMeningkatanya derajat kesehatan masyarakat
80 orang 360.254.000
136 Dinas KesehatanProgram Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(kie) pencegahan dan pemberantasan penyakit
Peningkatan KIE pencegahan dan
penanggulangan penyakit23
Kab/kota
Meningkatnya pemahaman tentang penanggulangan
penyakit dan menurunnya angka penyakit menular 20
Kab/Kota
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
90% 327.730.000
137BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasi
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang
penanaman modal dengan instansi pemerintah
dan duniadan dunia usaha 100%
Seminar peningkatan peluang investasi dan Kawasan
IMT-GT, 1 kt; 2 orang; 4 ot; 4 ot; 3 klPeningkatan Investasi dan Perdagangan 100% 1.661.928.377
138BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasi
Peningkatan kualitas DSM guna peningkatan
pelayanan investasi 100%Bimbingan penyusunan potensi dan dan Peluang
Investasi; 35 ok; 2 ot; 3 ot
Terciptanya apratur penyusunan peluang
investasi 100% 71.150.000
139 Dinas PendidikanPeningkatan kapasitas sumber daya
aparaturPeningkatan kualitas pelayanan publik Aparatur 1 kegiatan
Tersedianya informasi pendidikan dan biaya
penunjang kegiatan aparatur 1 Tahun
Meningkatnya informasi pendidikan pada
masyarakat 1 Tahun 1.888.640.000
140 RSU-ZAProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPeningkatan pelayanan administrasi perkantoran Karyawan dan Masyarakat 0,82
Terpenuhinya kebutuhan dan rutinitas perkantoran
100%
Peningkatan kualitas pelayanan aaadministratif
perkantoran 80% 5.194.558.382
141 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan MasyarakatPeningkatan pelayanan dan penanggulangan
masalah kesehatanPetugas dan kesehatan jiwa masyarakat 23
Kab/kotaPelayanan kesehatan jiwa di masyarakat 80%
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
pada pasien gangguan jiwa di masyarakat 80% 271.152.500
142 Dinas Kesehatan Program Upaya Kesehatan MasyarakatPeningkatan pelayanan kesehatan bagi
pengungisi korban bencanaMasyarakat di Daerah Potensi Bencana 23
Kab/kota
Tertanggulangi masalah kesehatan saat
penanggulangan bencana 85%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Pra, Saat dan Pasca bencana 85% 278.722.500
143Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan pemasaran pariwisata
Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi
dalam pemasaran pariwisata
Masyarakat, wisatawan mancanegara
dan wisatawan nusantaraTersebarluasnya informasi pariwisata Aceh 1 keg
Tersedianya teknologi informasi kebudayaan
dan pariwisata 100% 115.000.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 18
Tabel 4.6. Lanjutan....
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
144Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan destinasi pariwisata
Peningkatan pembangunan sarana dan
prasarana pariwisata
Fasilitas sarana dan prasarana
pariwisata
Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata 11
kb/Kota
Tersedianya fasilitas pariwisata yang
dibutuhkan 11 Kab/kota 10.704.294.409
145Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan
Teknologi Pertanian/Perkebunan
Peningkatan sumberdaya teknologi pengolahan
hasil perkebunan
Petugas Teknis Pengolahan Hasil dan
Petani Perkebunan Kelapa Sawit dan
Kopi
Meningkatnya Mutu Hasil dan Keragaman Produk
Perkebunan, Terbinanya Kebun Klas IV dan V 100%
Meningkatnya SDM Petani/Petugas tentang
Pengolahan Hasil dan Tersedianya Unit
Pengolahan Hasil Perkebunan, 60 orang
1.738.080.000
146 Dinas KesehatanProgram Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular
Peningkatan Surveilance Epidemologi dan
Penanggulangan Wabah
Surveilans Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah
23
Kab/kota Teridentifikasi kesehatan masyarakat 23 Kab/KotaMeningkatkan derajat kesehatan masyarakat
23 Kab/Kota 136.780.000
147
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pengembangan Wawasan
Kebangsaan
Peningkatan toleransi dan kerukunan dalam
kehidupan beragamaAparatur dan komponen masyarakat
60%
Terlaksananya Sosialisasi kerukunan antarumat
beragama 100 orang
Peningkatan pemahaman kerukunan
antarumat beragama 60%90.200.000
148
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparaturpenunjang dan pembinaan kelembagaan Aparatur
60%
Meningkatnya mekanisme kerja yang efektif dan
efesien dalam melaksanakan tugas 80%
Menyatukan persepsi dalam pelaksanaan
Tupoksi 85%73.602.600
149BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa kebersihan kantor
71
KaryawanKebersihan Kantor Lt =1.135 m2, Lt = 1.135m2,
halmn kantor 385 m2
Peningkatan kebersihan lingkungan Kantor
dan Kenyamanan Kerja 100% 94.969.200
150BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Iklim Investasi
dan Realisasi Investasi
Penyederhanaan Prosedur Perijinan dan
peningkatan pelayanan penanaman modal100%
Sosialisasi regulasi PM ,semiloka & sosialisasi
pelaksanaan perizinan; mengikuti mukor, rakornis,
konsolidasi dan konsultasi, 40 orang; 5 dan 3 ot
Tersedianya booklet/leaflet Perizinan PM,
Regulasi PM,erciptanya Pelayanan Perizinan
PM bagi dunia usaha dan investasi terkait
100%
161.700.000
151BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Alat Tulis Kantor
71
Karyawan Penyediaan ATK 100%Terlayaninya Kebutuhan Administrasi kantor
100% 77.350.010
152
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Alat Tulis Kantor Pelayanan Administrasi Perkantoran
60%Alat-alat Tulis Kantor 1 tahun Terlayani kebutuhan administrasi kantor 100% 25.924.274
153Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan alat tulis kantor Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun
Tersedianya pengadaan barang cetakan dan
penggandaan 1 Keg
Ketersediaan administrasi perkantoran
meningkat 100% 95.146.000
154Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Alat Tulis Kantor Kantor Dinas dan Kantor Meningkat 12 Bln Alat Tulis Kantor 1 paket
Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat
100%358.200.000
155 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan alat tulis kantor
Pelaksana administrasi Dinkes dan
UPTD 1 THTersedianya bahan dan ATK kebutuhan administrasi
kantor 100%
Meningkatnya sistem pelayanan administrasi
kantor 90% 177.068.000
156 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan alat tulis kantor
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahragaTersedianya alat tulis 1 set
Terlayani kebutuhan administrasi perkantoran
131 karyawan 42.612.000
157 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan alat tulis kantor Dinas Pendidikan dan UPTD 1 tahun Tersedianya alat tulis kantor 12 bulan Kelancaran pekerjaan Dinas/Kantor 12 bulan 344.097.000
158Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan alat tulis kantor 1 Tahun Tersedianya kelengkapan administrasi kantor 100% Terciptanya pelayanan yang prima 85% 31.681.100
159BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan 1Terpenuhinya Pengadaan Surat Kabar & majalah
100%
Bertambahnya pengetahuan , datya &
Informasi 80% 18.880.000
160
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undanganKoran, Majalah dan Undang-undang
60%Koran, Majalah dan Undang-undang 1 Tahun
Terlayani Kebutuhan Informasi dan Peraturan-
peraturan 90%9.036.000
161Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undanganKantor Dinas dan UPTD 100 % Bahan bacaan 254 ekspl Kinerja Pegawai Meningkat 100% 50.880.000
162 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undanganSemua pegawai Dinkes dan UPTD 1 TH Tersedianya media bacaan dan informasi 80% Meningkatnya pengetahuan dan informasi 70% 21.000.000
163 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 Tahun Tersedianya bahan bacaan 1 setTerlayani kebutuhan administrasi perkantoran
131 karyawan 58.676.000
164Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan kekayaan budaya Penyediaan bahan bacaan tentang sejarah Buku-buku sejarah Terlaksananya cetak buku saku sejarah 100% Tersedianya buku saku sejarah 50.000.000
165 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan bahan logistik kantor Masyarakat 1 TH Tersedianya bahan pemeriksaan kesehatan 100%
Terlayaninya pelayanan kesehatan masyarakat
90% 2.159.836.297
166 Dinas Pendidikan Pendidikan menengahPenyediaan bantuan operasional manajemen
mutu (BOMM)Sekolah dan siswa
Terselenggaranya proses belajar mengajar yang
bermutu 3 SMA 2 Kab/KotaLulusan sekolah yang bermutu 95% 6.549.100.000
167
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan barang cetakan dan penggandaan Pelayanan Administrasi Perkantoran
60%Barang-barang cetakan 1 tahun Terlayani kebutuhan administrasi kantor 100% 3.760.000
168Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan barang cetakan dan penggandaan Kantor Dinas dan Kantor UPTD 12 Bln Barang cetak dan penggandaan 200.000 lembar Kelancaran Administrasi Meningkat 100% 195.000.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 19
Tabel 4.6. Lanjutan.....
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
169 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan barang cetakan dan penggandaan Ketersediaan kebutuhan kantor 1 TH Tersedianya media informasi 100% Tercapainya informasi dan data 100% 100.000.000
170 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan barang cetakan dan penggandaan
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 Tahun Tersedianya pengadaan barang cetak 1 setTerlayani kebutuhan administrasi perkantoran
131 karyawan 36.661.000
171 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Sekretariat dan Bidang-bidang 1 tahunTersedianya barang cetakan dan penggandaan 12
bulanKelancaran pekerjaan Dinas/Kantor 12 bulan 395.014.000
172Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 1 Tahun Tersedianya barang yang di cetak 12 bln
Terlaksananya kelancaran administrasi kantor
85% 20.540.000
173 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPenyediaan beasiswa transisi Anak yatim se Aceh
70000
Tersalurnya dana beasiswa bagi anak yatim dalam
lingkup pendidikan dasar dan menengah serta ayah
yang setingkat 115.510 orang
Menurunnya angka putus sekolah 23 Kab/Kota 208.350.000.000
174
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa administrasi keuangan Pelayanan Administrasi Keuangan
60%Terselenggaranya pelayanan Adm.Keuangan 12 bulan 551.960.000
175Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa administrasi keuangan Jasa Kantor Jumlah Orang 44 orang
Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat
100%446.940.000
176 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa administrasi keuangan Aparatur dan masyarakat 1 TH
Terselenggaranya pelaksanaan administrasi keuangan
100%
Meningkatnya kinerja pelaksana teknis
keuangan 100% 2.140.320.000
177 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa administrasi keuangan
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 TahunTersedianya jasa administrasi keuangan perkantoran
1 set
Terciptanya kesejahteraan karyawan 131
karyawan 13.500.000
178 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan jasa administrasi keuangan Tenaga Keuangan Tersedianya honor tenaga keuangan 12 bulanMeningkatnya kesejahteraan tenaga keuangan
100% 331.440.000
179 RSU-ZAProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa administrasi keuangan Karyawan 0,75
Terpenuhinya honorarium dan Lembur PNS dan Non
PNS 100%
Kinerja dan tanggung jawab PNS dan Non
PNS ditingkatkan 85% 4.423.000.000
180Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa administrasi keuangan 1 Tahun Kualitas pelayanan administrasi kantor 95% Pelayanan kantor semakin meningkat 28 orang 32.160.000
181 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa dokumentasi kantor Data dan dokumentasi 1 TH Tersedianya dokumentasi kantor 100% Tersedianya data dan dokumentasi kantor 80% 173.600.000
182Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa hari-hari besar Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun
Tersedianya pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan
nasional yang Islami 5 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 17.200.000
183BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa keamanan kantor 1
Terjaganya stabilitas keamanan dan kenyamanan
kantor 100%
Kelancaran operasional serta keamanan
kantor 100% 79.200.000
184Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa keamanan kantor Kantor Dinas dan UPTD 12 Bulan Jasa pengamanan kantor 10 orang Kondisi kantor yang aman dan kondusif 100% 697.200.000
185
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa kebersihan kantor Pelayanan kebersihan Perkantoran
60%Terpeliharanya kebersihan kantor 1 tahun Terlayani kebersihan kantor 100% 97.779.600
186Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa kebersihan kantor Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun Pemeliharaan gedung kantor 3 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 33.404.250
187 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa kebersihan kantor - Terjaganya kebutuhan kebersihan kantor 85%
Terjaganya suasana lingkungan kantor yang
bersih 85% 363.600.000
188 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan jasa kebersihan kantor Sekretariat dan Bidang-bidang 1 tahun Tersedianya jasa kebersihan kantor 12 bulanTerciptanya kebersihan, keindahan dan
kenyamanan kantor 12 bulan 801.000.000
189Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa kebersihan kantor 1 Tahun Tersedianya kebersihan kantor 12 bulan Bersih dan indahnya tempat kerja 85% 43.491.500
190
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrikPelayanan Administrasi Perkantoran
60%Tersedianya jaringan telepon, listrik dan air 100%
Terlayaninya kebutuhan administrasi kantor
100%165.000.000
191Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrikPegawai Disbudpar 1 Tahun
Kelancaran komunikasi, listrik dan sumber daya air 6
Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 300.000.000
192Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrikJasa Kantor 12 Bln Jasa Telepon, Air Bersih dan Listrik 1 tahun Kelancaran Aktifitas Kantor 1 tahun 720.200.000
193 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrikOperasional Dinkes dan UPTD nya 1 TH Tersedianya kebutuhan operasional kantor 100% Peningkatan kinerja operasional kantor 100% 1.097.000.000
194 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi PerkantoranPenyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrikSekretarian dan Bidang-bidang/UPTD
1 tahun
Tersedianya daya listrik, arus telepon dan air 12 bulan
5 paket
Terwujudnya daya dan penerangan kantor,
serta komunikasi dan sanitary yang efektif 12
bulan
1.632.000.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 20
Tabel 4.6. Lanjutan.....
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
195Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air
dan listrik 1 Tahun Tersedia penerangan listrik, telepon dan air 100% Kenyamanan dalam operasional kantor 85% 35.555.626
196BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa pegawai Non - PNS 1 Tersedianya tenaga administrasi perkantoran 100%
Kelancaran operasional kantor Bainprom Aceh
100% 118.800.000
197Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa pegawai non-PNS Pegawai Disbudpar Penyelesaian tugas tepat waktu 100% Tercapainya tujuan perkantoran 100% 1.504.200.000
198 RSU-ZAProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa pegawai Non-PNS
199
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan
kantorPelayanan Adm Perkantoran
60%Tabung racun api 2 tabung Terlayani kebutuhan logistik kantor 100% 1.200.000
200BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat 1 Benda Pos Lainnya 100% Terlayaninya 100% 59.417.295
201
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat Pelayanan Adm surat menyurat
70%Terkirimnya surat-surat 100%
Tercapainya prosentase rata-rata surat yang
gagal tersampaikan 100%23.655.000
202Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun Tersedianya jasa surat menyurat 1 tahun
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 50.000.000
203Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat Pelayanan Surat Menyurat 12 Bln Jumlah Surat Selama 1 Tahun 50.000 lembar
Kelancaran Administrasi Kantor Meningkat
100%50.000.000
204 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan jasa surat menyurat Dinkes Aceh dan UPTD 1 TH
Percepatan tersedianya kebutuhan bahan pengiriman
surat 100%Tercapainya percepatan sistem informasi 90% 28.980.000
205 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 Tahun Tersedianya jasa surat menyurat 1 setTerlayaninya kebutuhan administrasi
perkantoran 131 karyawan 12.600.000
206 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Surat Menyurat Sekretarian dan Bidang-bidang/UPTD 1 tahun Terlaksananya distribusi surat menyurat 4 unit kerjaTerciptanya tertib administrasi perkantoran
100% 25.000.000
207Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan jasa surat menyurat 1 Tahun Terlaksananya kegiatan administrasi 12 bulan Kelancaran pekerjaan dinas kantor 85% 6.500.000
208 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan komponen instalasi listrik/
penerangan bangunan kantorKelancaran pelaksanaan tugas petugas 1 TH Tersedianya komponen dan instalasi listrik 100%
Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas
100% 42.000.000
209
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantorPelayanan Administrasi Perkantoran
60%Alat-alat Listrik dan Elektronik 1 tahun Terlayaninya kebutuhan Logistik Kantor 100% 16.328.200
210Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantorPegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun
Tersedianya penerangan listrik kantor yang memadai
1 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 79.205.600
211Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantorKantor Dinas dan UPTD 100 % Alat Listrik dan Elektronik 1 paket Kantor yang terang 100% 160.000.000
212 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi PerkantoranPenyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantorSekretarian dan Bidang-bidang 1 tahun Tersedianya alat listrik kantor 598 buah dan 200 meter Keindahan kantor 26.052.200
213Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor 1 TahunTersedianya penerangan listrik kantor yang memadai
80%Kenyamanan dalam operasional kantor 90% 4.767.000
214BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan komponen instansi
listrik/penerangan bangunan kantor 1Tersedianya barang kebutuhan penerangan kantor
100%Kelancaran Penerangan kantor 100% 10.000.000
215BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan makanan & minuman
71
KaryawanTerlayaninya kebutuhan makanan dan minuman
Rapat Koordinasi dan Tamu 2.164 orang
Peningkatan koordinasi dan Kinerja aparatur
100% 41.632.000
216
Badan Kesatuan Bangsa,
Politik dan Perlindungan
Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan makanan dan minuman Pelayanan Administrasi Perkantoran
60%Makanan dan Minuman 11 bulan Terlayani kebutuhan administrasi kantor 90% 41.350.000
217Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan makanan dan minuman Pegawai Disbudpar +UPTD 1 Tahun Tersedianya makanan dan minuman 1 tahun Kesejahteraan meningkat 100% 31.500.000
218Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan makanan dan minuman Pegawai kantor 100 % Makanan dan minuman 1 tahun Kinerja Pegawai Meningkat 100% 108.500.000
219 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan makanan dan minuman
Petugas jaga malam dinas kesehatan
dan UPTD 1 THTersedianya makanan dan minuman petugas jaga
malam 100%Peningkatan kapasitas dan kualitas kerja 100% 77.760.000
220 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan makanan dan minuman
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 Tahun Tersedianya bahan makanan dan minuman 1 setTerciptanya kesejahteraan karyawan 131
karyawan 9.400.000
221BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 1 Tersedianya dekorasi & Publikasi 100% Tersedianyadekorasi dan Publikasi 100% 228.670.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 21
Tabel 4.6. Lanjutan.....
Sasaran Target Indikator Output (keluaran) Indikator Outcome (Hasil)Alokasi Anggaran
(Rp)
222Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Pengadaan peralatan dan perlengkapan
kantor 100 % Peralatan dan perlengkapan kantor 100% Lancarnya kegiatan kantor 100% 511.904.158
223 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
Peningkatan kinerja pegawai Dinkes dan
UPTD nya 1 THTersedianya peralatan dan perlengkapan kantor yang
memadai 90%
Peningkatan percepatan pelayanan
administrasi kantor 90% 224.144.700
224 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan peralatan dan perlengkapan kantor - 1 Tahun
Terlaksananya penyediaan kebutuhan peralatan
kantor 85%
Terlayani kebutuhan perlengkapan
perkantoran 1 paket 16.710.000
225 Dinas Pendidikan Pelayanan Adminstrasi Perkantoran Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Dinas dan UPTD Tekkomdik 1 tahunTersedianya peralatan dan perlengkapan kantor 376
Unit/Paket/Set dan 117 meterKelancaran pekerjaan kantor 100% 1.620.562.000
226Sekretariat Majelis Pendidikan
DaerahPelayanan administrasi perkantoran Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 1 Tahun Tersedianya peralatan/ perlengkapan kantor 95%
Kualitas pelayanan administrasi perkantoran
MPD 90% 32.043.600
227BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaanbarang cetakan dan penggandaan 1 Barang cetakan & penggandaan 100% Terlayaninya kebutuhan adm. Kantor 100% 105.000.000
228 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPenyelenggaraan akreditasi sekolah dasar
Prasekolah, SD/MI dan SMP/MTs se
Aceh 1 PaketTerakreditasinya lembaga pendidikan dasar dan
prasekolah 23 Kab/Kota
Meningkatnya mutu layanan pendidikan dan
sekolah 90% 1.000.000.000
229 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah Sekolah menengeh 1 PaketTerakreditasinya lembaga pendidikan menengah 23
Kab/Kota
Meningkatnya mutu layanan pendidikan
menengah 90% 216.000.000
230Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya Penyelenggaraan dialog kebudayaan Budayawan, tokoh adat dan masyarakat 1 Paket
Terlaksananya kegiatan dialog budaya dan pameran
budaya 1 keg
Adanya masukan rekomendasi budaya ke
Pemerintahan daerah 100% 105.164.000
231 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPenyelenggaraan paket B setara SMP Masyarakat 1 Paket
Terselenggaranya paket B dan UNPK setara SMP
sesuai jadwal 23 Kab/Kota
Meningkatnya mutu PBM dan angka kelulusan
23 Kab/Kota 60.000.000
232 Dinas Pendidikan Pendidikan menengah Penyelenggaraan paket C setara SMU Masyarakat 1 PaketTerselenggaranya paket C dan UNPK setara SMA
sesuai jadwal 1 Kab/Kota
Meningkatnya mutu PBM dan angka kelulusan
1 Kab/Kota 93.624.000
233BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasiPenyelenggaraan Pameran Investasi
100%
PRJ, Peneng Fair, Batam Expo, AcehFair,Leaflet, Misi
Investasi ke Eropa,USA, America Lati & australia,Asia,
Pmeran Jakvest, 1 kt;1 kl; 1 kl; 1 kl; 3000 lbr; 7 ot; 1
1kali
Sebaran Informasi Potensi Investasi Daerah
untuk meningkatkan minat investor berivestasi
di Aceh 100%
1.861.472.873
234 Dinas KesehatanProgram Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit MenularPenyemprotan/fogging sarang nyamuk
Perumahan penderita penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk
23
Kab/kotaMenurunnya populasi dan tempat perindukan nyamuk
100%
Berkurangnya penderita penyakit yang
ditularkan oleh nyamuk 100% 1.379.900.000
235 Dinas KesehatanProgram Peningkatan Kesehatan Ibu
Melahirkan dan Anak
Penyuluhan ksehatan bagi hamil dan keluarga
kurang mampu-
Peningkatan cakupan dan kualitas kesehatan Ibu dan
Anak 100%
Peningkatan jangkauan dan mutu pelayanan
KIA 90% 181.100.000
236 Dinas KesehatanProgram Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan MasyarakatPenyuluhan masyarakat pola hidup sehat Masyarakat
23
Kab/kotaPeningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan 100%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
90% 138.509.500
237 Dinas KesehatanProgram Pengembangan Lingkungan
SehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehat Masyarakat Daerah Tertinggal
Meningkatnya sanitasi dasar yang memenuhi syarat
kesehatan di Kab. Tertinggal 100%
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal 90% 363.260.000
238 Dinas KesehatanProgram Standarisasi Pelayanan
Kesehatan
Penyusunan naskah akademis standar
pelayanan kesehatanLaboratorium kesehatan
23
Kab/kotaUPTD LABKES NAD Terakreditasi 100%
Peningkatan mutu laboratorium kesehatan
90% 77.885.000
239Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan kekayaan budaya Penyusunan, pengendalian dan evaluasi program Program/kegiatan
Terlaksananya rencana kerja, pengendalian,
monitoring dan evaluasi program 23 Kab/kota
Ketersediaan acuan kerja dan pelaksanaan
monitoring 100% 446.009.740
240Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengembangan nilai budaya
Peringatan hari kesenian daerah dan anugerah
seniMasyarakat seni dan seniman Aceh 1 Paket
Menumbuhkembangkan karya-karya yang berkualitas
100%
Kesenian terlestarikan dan meningkat harkat
dan martabat seniman 100% 162.331.500
241 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPeyediaan jasa kebersihan kantor
Kenyamanan kerja bagi semua pegawai
Dinkes dan UPTD 1 TH Peningkatan kebersihan kantor dan lingkungan 100%Terlaksananya pola hidup bersih dan sehat
90% 1.348.860.600
242BADAN INVESTASI DAN
PROMOSI
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan
listrik 1 Penyediaan Jasa-jasa Utility Kantor 100% Kegiatan kantor belanja lancar 100% 330.780.000
243Dinas Kehutanan dan
Perkebunan
Program Peningkatan Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/Perkebunan
Promosi atas hasil produksi
pertanian/perkebunan unggulan daerahProduksi Kehutanan dan Perkebunan
100 %Bangunan Pameran 1 stand
Pameran Informasi Pembangunan Kehutanan
dan Perkebunan 1 paket
244Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPengelolaan keragaman budaya Rapat koordinasi kebudayaan Aparatur Provinsi dan Kab/Kota
1 Paket
Terlaksananya koordinasi tingkat kabupaten/kota
dengan Pemerintah Aceh 3 Keg
Terkoordinasinya program kerja
kabupaten/kota dengan Pemerintah Aceh
100%
271.948.875
245 RSU-ZAProgram Peningkatan Kapasitas
Sumber Daya AparaturRapat Koordinasi teknis (Rakornis) Karyawan dan Pasien 75%
Terlaksananya rakernis penyelesaian kasus-kasus
medis 75%
Tersedianya rekomendasi penyelesaian kasus
medis 75% 62.229.600
246Dinas Kebudayaan dan
PariwisataPelayanan administrasi perkantoran
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerahPegawai Disbudpar 1 Tahun Terselenggaranya rapat-rapat koordinasi 2 Keg
Kelancaran tugas administrasi perkantoran
100% 308.690.000
247 Dinas KesehatanProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerahPegawai Dinkes dan UPTD nya 1 TH
Adanya koordinasi dan petunjuk teknis dalam
pelaksanaan kegiatan 100%
Peningkatan dan percepatan pelaksanaan
kerja 100% 803.745.000
248 Dinas Pemuda dan OlahragaProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
daerah
Dilingkungan kantor dinas pemuda dan
olahraga 1 TahunTerbentuknya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke
luar daerah 1 set
Kelancaran administrasi perkantoran 131
karyawan 107.300.000
No SKPD Program Kegiatan
Target Kinerja dalam RKA
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 22
4.2. 3. Perbedaan Besaran Anggaran Kegiatan dalam PPAS dan RKA-SKPD
PPAS menyajikan pagu atau batas maksimal kebutuhan belanja yang
ditetapkan oleh kepala daerah untuk dijadikan pedoman oleh setiap SKPD dalam
menyusun RKA-SKPD. Dalam merinci kebutuhan belanja untuk masing-masing
kegiatan, total belanja tidak boleh melampaui jumlah pagu yang sudah ditetapkan
kepala daerah dalam PPAS. Begitu juga dengan target kinerja yang akan dicantumkan
dalam dokumen RKA-SKPD, secara normatif tidak boleh berbeda dengan atau lebih
besar dari pagu atau plafon yang sudah ditetapkan dalam PPAS.
Tabel 4.7.
Perbedaan Besaran Anggaran Kegiatan antara PPAS dan RKA-SKPD
1 BADAN INVESTASI DAN PROMOSIProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Peyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan
listrik273.780.000 330.780.000 -20,82%
2 BADAN INVESTASI DAN PROMOSIProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 95.000.000 228.670.000 -140,71%
3 BADAN INVESTASI DAN PROMOSIProgram Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan10.000.000 18.880.000 -88,80%
4 BADAN INVESTASI DAN PROMOSIProgram Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan makanan & minuman 63.000.000 41.632.000 33,92%
5 BADAN INVESTASI DAN PROMOSIProgram Peningkatan Promosi dan
kerjasama investasi
Peningkatan koordinasi dan kerjasama di
bidang penanaman modal dengan instansi
pemerintah dan duniadan dunia usaha
250.250.000 1.661.928.377 -564,11%
7Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Program Pelayanan Administrasi
PerkantoranPenyediaan Jasa Surat Menyurat 8.655.000 23.655.000 -173,31%
8Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPembangunan gedung kantor 100.000.000 553.856.000 -453,86%
9Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana AparaturPengadaan peralatan gedung kantor 25.000.000 380.658.000 -1422,63%
10Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparaturpengadaan mebeluer 10.000.000 24.472.000 -144,72%
11Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung
kantor32.425.000 60.944.000 -87,95%
14 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Peningkatan disiplin aparaturPengadaan pakaian dinas beserta
perlengkapannya52.916.800 240.000.000 -353,54%
15 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan nilai budaya Pelatihan upacara adat 75.000.000 364.066.000 -385,42%
16 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan nilai budaya Pengumpulan dan ganti rugi koleksi museum 200.000.000 800.000.000 -300,00%
17 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengelolaan kekayaan budayaPemugaran benda-benda arkeologi, benda
cagar budaya peninggalan sejarah750.000.000 4.839.774.953 -545,30%
18 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengelolaan keragaman budayaPagelaran budaya daerah pada event dalam
dan luar negeri200.000.000 746.240.000 -273,12%
19 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan destinasi pariwisataPembuatan master plan pengembangan
kawasan wisata600.000.000 1.878.016.853 -213,00%
20 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kemitraanPengembangan dan penguatan informasi dan
database300.000.000 190.813.369 36,40%
21 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kemitraanFasilitas pembentukan forum komunikasi antar
pelaku industri pariwisata dan budaya75.000.000 181.594.000 -142,13%
22 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kemitraanPelaksanaan koordinasi pembangunan
kemitraan pariwisata100.000.000 91.457.000 8,54%
26 Dinas Kehutanan dan PerkebunanProgram Pemanfaatan Potensi Sumber
Daya HutanPengembangan hutan tanaman 49.412.000 6.736.537.650 -13533,40%
27 Dinas Kehutanan dan PerkebunanProgram Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Hutan
Pembinaan PAMHUT Kontrak dan pengamanan
hutan/operasi illegal logging247.060.000 40.888.171.000 -16449,90%
28 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pembangunan gedung sekolah 2.000.000.000 19.153.796.000 -857,69%
30 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Penambahan ruang kelas sekolah 500.000.000 9.717.694.000 -1843,54%
31 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan alat praktik dan peraga siswa 2.070.000.000 3.482.676.000 -68,25%
32 Dinas Pendidikan Pendidikan anak usia dini Pengadaan mebeluer sekolah 828.000.000 1.953.015.000 -135,87%
33 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPembangunan gedung sekolah 2.500.000.000 17.106.434.000 -584,26%
34 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun
Pembangunan rumah dinas kepala sekolah,
guru, penjaga sekolah200.000.000 10.989.783.284 -5394,89%
35 Dinas PendidikanWajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahunPenambahan ruang kelas sekolah 1.500.000.000 66.943.129.315 -4362,88%
Beda PPA dan
RKANo SKPD Program Kegiatan
Plafon Anggaran
Sementara (Rp)
Alokasi Anggaran
RKA (Rp)
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 23
Pada kenyataannya, sering terjadi perbedaan antara PPAS dan RKA-SKPD,
khususnya dalam penentuan jumlah anggaran. Idealnya, RKA-SKPD merujuk kepada
PPAS dan tidak lebih besar, dan jika ada perbedaan, maka perbedaan tersebut tidak
terlalu jauh. Tabel 4.7. menyajikan perbandingan antara pagu anggaran kegiatan dan
program beberapa SKPD, yang menunjukkan adanya perbedaan antara pagu sementara
dalam PPAS dan yang kemudian dicantumkan dalam RKA-SKPD.
Secara statistik, perbedaan tersebut dibuktikan melalui uji beda (t-test) dengan
menggunakan SPSS yang hasilnya seperti ditunjukkan dalam Tabel 4.8. berikut ini:
Tabel 4.8.
Hasil Uji Beda Besaran Anggaran PPAS dan RKA-SKPD
Kel
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
PPAS 2,241 255 0,026 1.135.746.821 137.493.908 2.133.999.735
RKA 3,395 262 0,001 3.073.041.525 1.290.649.393 4.855.433.657
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan besaran anggaran yang ditetapkan dalam PPAS dan RKA-SKPD. Perbedaan
tersebut signifikan pada level signifikansi 5%, yakni ketika nilai t-value lebih besar dari
2 (yakni 2,241 dan 3,395) dan sig. value lebih kecil dari 0,05 (yakni 0,026 dan 0,001).
Hal ini menggambarkan kebijakan yang telah disusun tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, dan/atau PPAS yang disusun tidak akurat, bukan berdasarkan
data historis dan survey lapangan, dan/atau belum menggunan Analisis Standar Belanja
(ASB) sebagaimana yang diamahkan oleh undang-undang dan peraturan keuangan
negara.
4.2. 4. Tingkat Keseragaman Indikator Kinerja Kegiatan Setiap SKPD
Meurujuk pada Tabel 4.6 mulai namor urut 174 sampai dengan nomor urut 226
terhadap program-program yang sama pada beberapa SKPD, tetapi menggunakan
indikator output/outcome berbeda-beda. Hal ini menujukkan bahwa dalam penyusnan
anggaran berbasis kinerja belum ada pemahaman yang seragam terhadap suatu
kebijakan. Dengan tidak seragamnya indikator kinerja, berarti tujuan dan sasaran
program program yang dituangkan dalam RPJMD dan RKPD tidak akan tercapai. Jika
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 24
tujuan tidak dapat dicapai berarti penyusunan anggaran juga tidak efektif. Kondisi
demikian akan menyebabkan pelaksanaan anggaran juga belum efektif.
4.2. Efektifitas Pelaksanaan Anggaran Daerah
Pelaksanaan anggaran dilakukan berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) SKPD. DPA-SKPD ini bersumber dari RKA-SKPD yang telah disetujui oleh
DPRD untuk dilaksanakan dalam tahun anggaran dimaksud. Data dan informasi dalam
RKA tetap dimunculkan dalam DPA terutama sasaran, target dan indikator kinerja.
4.2. 1. Pedoman Pelaksanaan Anggaran Daerah
Menurut peraturan Pedoman Pelaksanaan Anggaran Daerah dilalui beberapa
tahap yaitu:
1. Tahap Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD
Rancangan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD harus diberitahukan kepada
semua Kepala SKPD oleh pejabat pengelola keuangan daerah (PPKD) paling lama
3 (tiga) hari kerja setelah Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan. Rancangan
dokumen pelaksanaan anggaran SKPD tersebut harus memuat rincian tentang
sasaran yang hendak dicapai, program dan kegiatan yang direncanakan, anggaran
yang tersedia untuk mencapai sasaran tersebut dan rencana penarikan dana dari
setiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan.
Setelah selesai, kepala SKPD harus menyerahkan DPA-SKPD tersebut kepada
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah pemberitahuan penyusunan RKA-SKPD tersebut diterima oleh setiap
SKPD. Selanjutnya bersama-sama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD), pejabat pengelola keuangan daerah melakukan verifikasi terhadap
rancangan DPA-SKPD tersebut paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak
ditetapkannya peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Dan berdasarkan
hasil verifikasi ini Pejabat Pengelola Keuangan Daerah mengesahkan DPA-SKPD
dengan persetujuan Sekretaris Daerah. DPA-SKPD yang telah disahkan tersebut
selanjutnya digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh para kepala SKPD
selaku pengguna anggaran/pengguna barang.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 25
2. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Daerah
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan anggaran
pendapatan daerah adalah bahwa:
a. Semua pengelolaan terhadap pendapatan daerah harus dilaksanakan melalui
rekening kas umum daerah;
b. Setiap pendapatan daerah harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;
c. Setiap satuan kerja yang memungut pendapatan daerah harus mengintensifkan
pemungutan pendapatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya;
d. Setiap satuan kerja (SKPD) tidak boleh melakukan pungutan selain dari yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
e. Pendapatan daerah juga mencakup komisi, rabat, potongan, atau pendapatan
lain dengan menggunakan nama dan dalam bentuk apapun yang dapat dinilai
dengan uang, baik yang secara langsung merupakan akibat dari penjualan,
tukar-menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaan barang dan jasa termasuk
pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain yang timbul sebagai akibat
penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari hasil
pemanfaatan barang daerah atas kegiatan lainnya;
f. Semua pendapatan dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah
dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah dan dicatat sebagai
pendapatan daerah.
3. Pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah
Setiap pengeluaran untuk belanja daerah atas beban APBD harus didukung
dengan bukti yang lengkap dan sah. Bukti-bukti tersebut harus mendapat pengesahan
dari pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang
timbul dari penggunaan bukti tersebut. Selanjutnya dalam melaksanakan anggaran
belanja daerah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pengeluaran kas yang menjadi beban APBD tidak boleh dilakukan sebelum
rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan dicantumkan dalam
lembaran daerah. Pengeluaran kas tersebut tidak termasuk pengeluaran untuk
belanja yang bersifat mengikat dan belanja daerah yang bersifat wajib yang
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah;
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 26
b. Dasar pengeluaran belanja untuk keperluan tak terduga yang dianggarkan
dalam APBD (misalnya untuk mendanai tanggap darurat, bencana alam atau
bencana sosial, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah
tahun sebelumnya) harus ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan
diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 (satu) bulan sejak keputusan
tersebut ditetapkan;
c. Pimpinan instansi/lembaga penerima dan tanggap darurat harus bertanggung
jawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan laporan
realisasi penggunaan dana kepada atasan langsung dan kepala daerah sesuai
dengan tata cara pemberian dan pertanggungjawaban dana darurat yang
ditetapkan dalam peraturan kepala daerah.
d. Bendahara pengeluaran sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan
pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak
yang dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan sebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran/ kuasa
pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola oleh
bendahara pengeluaran.
4. Pelaksanaan Anggaran Pembiayaan Daerah
Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 137 sampai dengan
Pasal 153, anggaran yang diperlukan untuk pembiayaan daerah bersumber dari: (a) sisa
lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya, (b) dana cadangan, (c) investasi, (d)
pinjaman/obligasi daerah, dan (e) piutang daerah.
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih
lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode tahun
anggaran. SiLPA tahun sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang
dapat digunakan untuk:
• Menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada
realisasi belanja daerah;
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 27
• Mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung; dan
• Mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran
belum terselesaikan.
b. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah dana yang disisihkan guna mendanai kegiatan yang
memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran. Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai dana cadangan adalah bahwa:
• Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atas nama dan cadangan
pemerintah daerah yang dikelola oleh bendahara umum daerah;
• Dana cadangan tidak boleh digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan lain di luar yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang
pembentukan dana cadangan;
• Program dan kegiatan sebagaimana disebutkan pada butir (2) baru boleh
dilaksanakan apabila dana cadangan telah mencukupi untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan tersebut;
• Untuk membiayai program dan kegiatan tersebut dana cadangan harus
dipindahbukukan dahulu ke rekening kas umum daerah yang harus dilengkapi
dengan surat perintah pemindahbukuan oleh kuasa bendahara umum daerah
dengan persetujuan PPKD;
• Penatausahaan pelaksanaan program dan kegiatan yang dibiayai dari dana
cadangan diperlakukan sama dengan penatausahaan pelaksanaan program dan
kegiatan lainnya.
c. Investasi
Menurut ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang dimaksud
dengan investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat eknomis
seperti; bunga, dividen, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.
Ketentuan mengenai dana investasi adalah bahwa investasi awal dan penambahan
investasi dicatat dalam rekening penyertaan modal (investasi) daerah. Pengurangan,
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 28
penjualan dan/atau pengalihan investasi dicatat dalam rekening penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan (divestasi modal).
d. Pinjaman Daerah dan Obligasi
Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima
sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga
daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Beberapa
hal yang harus dicermati mengenai pinjaman daerah dan obligasi adalah:
• Penerimaan pinjaman dan obligasi daerah harus dilakukan melalui rekening
kas umum daerah;
• Pendapatan daerah dan/atau aset daerah (barang milik daerah) tidak boleh
dijadikan jaminan pinjaman daerah;
• Kegiatan yang dibiayai dari obligasi daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan obligasi
daerah;
• Penatusahaan atas pinjaman daerah dan obligasi daerah dilaksanakan oleh
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (kepala SKPKD).
e. Piutang Daerah
Piutang daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kembali kepada pemerintah
daerah dan/atau hak pemerintah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan atau
akibat lainnya yang sah. Hal-hal yang harus diperhatikan berkenaan dengan piutang
daerah adalah bahwa:
• Setiap piutang daerah harus diselesaikan seluruhnya dengan tepat waktu;
• Pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD) melakukan
penatausahaan atas penerimaan piutang atau tagihan daerah yang menjadi
tanggung jawab SKPD;
• Piutang daerah dan/atau tagihan daerah yang tidak dapat diselesaikan
seluruhnya pada saat jatuh tempo, diselesaikan sesuai dengan peraturan
pertundang-undangan;
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB IV - 29
• Piutang daerah jenis tertentu seperti piutang pajak daerah dan piutang
retribusi daerah merupakan prioritas untuk didahulukan penyelesaiannya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
• Piutang daerah yang terjadi sebagai akibat hubungan keperdataan dapat
diselesaikan dengan cara damai, kecuali piutang daerah yang cara
penyelesaiannya diatur tersendiri dalam peraturan perundang-undangan;
• Piutang daerah dapat dihapuskan dari pembukuan dengan penyelesaian secara
mutlak atau bersyarat, kecuali cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam
peraturan perundang-undangan;
• Penghapusan piutang daerah dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Untuk piutang berjumlah sampai dengan Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), penghapusan ditetapkan oleh kepala daerah; dan
- Untuk piutang yang jumlahnya lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), penghapusannya ditetapkan oleh kepala daerah dengan
persetujuan DPRD;
• Penagihan dan penatausahaan piutang daerah dilaksanakan oleh Kepala
SKPKD yang realisasi setiap bulannya harus dilaporkan kepada kepala
daerah.
4.2. 2. Analisis atas Pencapaian Target Kinerja dan Anggaran
Pencapaian target kinerja untuk 971 kegiatan yang disampling dalam pejabaran
laporan realisasi anggaran persis sama dengan dokumen pelaksanaan anggaran
sebagaimana terlihat pada Lampiran 1. Dengan demikian, capaian target kinerja tidak
dapat diukur, sedangkan pencapaian anggaran rata-rata mencapai sebesar 90,39%.
Apakah capaian tersebut sudah dapat dikatakan efektif ataupun belum. Untuk mengukur
efektifitas pelaksanaan anggaran harus dilihat dari kualitas keluaran atau capaian hasil
dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran. Sejauh mana anggaran tersebut
bermanfaat untuk masyarakat sebagai sasaran program tidak jelas ukurannya.
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB V - 1
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1. Kesimpulan
Dari hasil analisis terhadap data dan informasi, serta dikonfirmasi dengan regulasi
dan konsep penganggaran berbasis kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa proses
penyusunan anggaran pada semua SKPA Provinsi Aceh belum berjalan efektif. Hal ini
disebakan masih ditemukannya beberapa kelemahan, yaitu:
a. Penentuan sasaran kegiatan sebagai penerima manfaat anggaran masih kurang
tepat;
b. Penentuan target kegiatan belum mengacu pada sasaran yang ingin dicapai;
c. Penentuan keluaran (output) kegiatan tidak mengikuti target yang akan
dicapai;
d. Penentuan hasil (outcome) kegiatan belum menggambarkan kualitas
keluarannya, sehingga keberhasilan sebuah program belum dapat diukur;
e. Belum ada keseragaman indikator terhadap program/kegiatan yang sama
yang dilaksanakan beberapa SKPA; dan
f. Interval perbedaan besaran anggaran dalam PPAS dengan RKA masih jarak
sehingga mencerminkan penyusunan PPAS belum akurat dan tidak
berpedoman kepada Analisis Standar Belanja (ASB) dan Standar Pelayanan
Minimum (SPM).
5. 2. Saran
Berdasarkan bebapa kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini, maka
diperlukan beberapa perbaikan yang harus dilakukan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan (Bappeda) Aceh dan semua SKPA Provinsi Ace, yakni:
a. Pemerintah Aceh perlu menyusun suatu buku pedoman penyusunan anggaran
yang di dalamnya memuat jenis indikator kinerja untuk masing-masing
program/kegiatan;
BBBBBBBBBBBBAAAAAAAAAAAABBBBBBBBBBBB
vvvvvvvvvvvv
Laporan Akhir Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
BAB V - 2
b. Pemerintah Aceh perlu menyusun Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan
Analisi Standar Belanja (ASB) sebagai acuan dalam menyusun Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) dan penyusunan RKA-SKPA;
c. Meningkatkan koordinasi antara SKPA yang melaksankan program/kegiatan
sama; dan
d. Meningkatkan pemahaman anggaran berbasis kinerja bagi personil yang terlibat
dalam TAPA, karena kelemahan yang ditemukan banyak tanggung jawab tim
tersebut.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy. 2012a. Perilaku oportunistik legislatif dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya: Bukti empiris dari penganggaran pemerintah daerah di
Indonesia. Disertasi. Universitas Gadjah Mada. Tidak diterbitkan.
Abdullah, Syukriy. 2012b. Hubungan Keagenan antara Kepala Daerah dan Kepala
SKPD. Link web: http://syukriy.wordpress.com/2012/11/26/hubungan-
keagenan-antara-kepala-daerah-dan-kepala-skpd/
Arizti, Pedro, Jim Brumby, Nick Manning, Roby Senderowitsch, and Theo Thomas.
2010. Results, Performance Budgeting and Trust in Government. Washington,
D.C.: World Bank.
Bastian, Indra. 2006. Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah Daerah di
Indonesia. Edisi pertama. Jakarta: Salem Empat.
Blais, André and Stéphane Dion. 1990. Are bureaucrats budget maximizers? The
Niskanen model & its critics. Polity 22(4): 655-674.
Ebdon, Carol. 2002. Beyond the public hearing: Citizen participation in the local
government budget process. Journal of Public Budgeting, Accounting &
Financial Management 14 (2): 273-294.
IDG. 1999. Value for Money Guideline.
Kelly, Janet M. and William C. Rivenbark. 2003. Performance Budgeting for State and
Local Government. London: M.E. Sharpe.
Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Miller, Gerald J. and Lyn Evers,. 2002. Budgeting structures and citizen participation.
Journal of Public Budgeting, Accounting & Financial Management 14(2): 233-
272.
O'Toole, Daniel E. and Brian Stipak. 1988. Budgeting and Productivity Revisited: The
Local Government Picture. Public Productivity Review 12(1): 1-12.
Pedoman Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja, Deputy IV BPKP, 2005.
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 46 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Sebutan Nama
Aceh Dan Gelar Pejabat Pemerintahan Dalam Tata Naskah Dinas Di
Lingkungan Pemerintah Aceh
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang tatacara Pertanggungjawaban Kepala
Daerah.
Laporan Analisis Efektivitas Penganggaran dan Penggunaan Anggaran
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Ritonga, Irwan taufik. 2010. Analisis Standar Belanja: Konsep, Metode Pengembangan,
dan Implementasi di Pemerintah Daerah. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
UGM.
Rivenbark, William C. and Janet M. Kelly. 2006. Performance Budgeting in Municipal
Government. Public Performance & Management Review 30(1): 35-46.
Robinson, Marc and Duncan Last. 2009. A Basic Model of Performance-Based
Budgeting. Technical Notes and Manuals. International Monetary Fund.
Website:
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.