MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan...

8
MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERl KEUANGAN NOMOR 72/PMK .03/2010 TENiANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILA! DAN PAjAKPENjUALAN ATAS BARANG MEWAH DENGAN RA HMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEU ANGAN , Menimbang bahwa untuk melaksanakan ke tentuan Pasal 9 aya t (13) Undang-Undang Nomar 8 Tahun 1983 te ntang Pajak Per ta mbahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Pen jua lan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Unda ng-Undang Nomor 42 Tahun 2009, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Care Pengemba lian Kelebihan Pajak Pe rtambehan Ni lat atau Paja k Pertambahan Nilai dan Pajak Penjual an atas Bara ng Mewah: Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Nega ra Repu blik Indo nesia Tahun 1983 Nomor -l9, Tambahan Lemba ran Negara Republik In donesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali d iubah terakhi r dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Repu blik Indonesia Tahun 2009 Nomar 62, Tambahan Lemba ran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang No mor 8 Tahun 1983 ten tang Pajak Pertambehan Nilai Barang dan jasa dan Pajak Penjua lan etas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tah un 1983 Nomor 51, Tamba han Lembaran Negara Rep ublik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kalt diubah terakhir dengan Undang-Undang No mor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069); 3. Keputusan Prestden Nomor 84/P Tahun 2009; MEMUTUSKAN: Mene tapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBI HAN PAJAK PERTAMBAHAN NlLAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENjUALAN ATAS BARANG MEWAH, BAB I UMUM Pasa] 1 Da lam Peraturan Menteri Keuangan ini yang d imaks ud dengan: 1. Undang-Unda ng Keren tuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang selanjutnya disebut Undang-Undang KUP, a dalah Undang-Undang Nomor 6 Tah un 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir de ngan Un dang-Undang No mo r 16 Tahu n 2009.

Transcript of MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan...

Page 1: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

MEN1ERlKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SALINANPERATURAN MENTERl KEUANGANNOMOR 72/PMK .03/2010

TENiANG

TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAKPERTAMBAHAN NILA! DAN PAjAKPENjUALAN ATAS BARANG MEWAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEU ANGAN,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (13) Undang-UndangNomar 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa danPajak Penjua lan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, perlu menetapkanPeraturan Menteri Keuangan ten tang Tata Ca re Pengembalian Kelebihan PajakPertambehan Nilat atau Paja k Pertambahan Nilai da n Pajak Penjualan atasBarang Mewah:

Menginga t 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan TataCara Perpajakan (Lembaran Negara Repu blik Indonesia Tahun 1983 Nomor-l9, Tambahan Lemba ran Negara Republik Indonesia Nomor 3262)sebagaimana telah beberapa kali d iubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republi k Indonesia Tahun 2009Nomar 62, Tambahan Lemba ran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambehan NilaiBarang dan jasa dan Pajak Penjualan e tas Barang Mewah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kalt diubahterakh ir dengan Undang-Undang No mor 42 Tahun 2009 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150. Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5069);

3. Keputusan Prestden Nomor 84/P Tahun 2009;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA CARAPENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NlLAI ATAUPAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENjUALAN ATAS BARANGMEWAH,

BAB I

UMUM

Pasa] 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang d imaksud dengan:

1. Undang-Undang Keren tuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yangselanjutnya d isebu t Undang-Undang KUP, adalah Undang-Undang Nomor 6Tahun 1983 tentang Ketentua n Umum dan Tata Cara Perpajakansebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 16 Tahun 2009.

Page 2: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

MENrEAt KEUANGANAEPUBLIK INlJONESIA

-2-

2. UnJang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. yang selaniutnya drscbutL'ndang-Undang PP~. edeleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19H1lcntangPajak Pertambahan Nilai Barang dan [asa dan Pajak Penjualan <lias BerangMewah sebagaimana telah beberapa kali Jiubah terakhir dengan Undang­Undang Nomor 42 Tahun 2009.

3. Pajak Perrambahan Nilai etau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualanalas Barang Mewah yang selanjutnya dtsebut Pajak adalah PajakPertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pcnjualan atasBarang Mewah sebagalmana dimaksud dalam Undang-Undang PPN.

4. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang rnclakukan penyerahanBarang Kena Pajak dan/ataupenyerahan lase Kena Pajak yang dikenat pilla\..berdasarkan Undang-Undang PPN.

5. Sural ketetapan pajak adalah surat keterapen yang melipuh Surer KetcrapanPaJ<1k Kurang Bayer, Surat Kctetapan Pajak Kurang Bayer Tambahan. SuratKetetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketctapan Pajak Lebth Baver

6, Sural Ketetapan Pajak Leblh Beyer adaleh sural ketetapen pajak vanp,rncncntuken jumlah kelebthan Pajak karena jumlah kredit pajak iebih bexarderrpada pajak yang terutang atau sebarusnya tidak terutang.

7. Surat Keputusan Pengernbalian Pendahuluan Kelebihen Pajak adalah suratkcputusan yang rnenentukan [umlah pengembalian pendahuluan keh-bihanPajak untuk Wajib Pajak Tertenru.

8. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai rang seharusnya sudahdibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Bareng Kena Pajakdan/atau perolehan Iesa Kena Pajak den/ atau pernanfaatan Berang KcnaPajak Tidak Berwujud dari luar daerah pabean dan/ atau pemanfaatan [asaKena Pajak dan luar daerah pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.

9. Mesa Pajak adalah [angka waktu yang menjadi dasar bagl Wajib Pajak untukmenghitung. menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang clalam su.uujangka waktu tcrtentu sebagaimana ditentukan dalam Undeng-UndangKUP .

Pasal Z

(11 Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkanlebih besar daripada Pajak Keluaran. selisihnya rnerupakan keleblhan Pajakrang dikornpensasiken ke Mesa Pajak benkutnya.

(2) Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud peda ayat (1) adalah:

a. Kclebihan Pajak Masukan tcrhadap Pajak Kelueran delam suatu MasaPajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4al. ayat (4\1) dan ayat(4c) Undang-Undeng PPN; atau

b. Kelebihan Pajak Masukan dalam suaru Mesa Pajak tertentu ..ebagaimanadimaksud dalem huruf a dan Pajak Penjualan etas Barang Meweh y,lI1gtelah dibavar alas perolehen Barang Kena Pajak yang tergolong rnewehyang diekspor sebagaimana ulmaksud daJam Pasal to ayat (~)

Undang-Undang PPN. dalam hell ekspor Sarang Kena Pajak yanglergolong mewah.

(3) Pengusaha Kena Pajak darat mengajukan permohonan pengembalian atds\..elebihan Pajak sebagaimana dimaksud pada arat (2) paJa alJlir tahunbuku.

Page 3: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

MENTER' KEUANGANAEPUBLIK INDONESIA

-3-

(4) Dikecualikan dari ketentuan sebegalmana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(3), atas kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diajukanpennohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak oleh:

a. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena PajakBerwujud:

b. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajakdan/atau penyerahan [asa Kena Pajak kepada Pemungut PajakPertambahan Nilai;

c. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajakdanyatau penyerahan [asa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainyatidak dipungut;

d. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak TidakBerwujud;

e. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor jasa Kena Pajak;danfatau

f. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi sebagaimanadimaksud dalam Pasal9 ayat (2a) Undang-Undang PPN.

(5) Bagi Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajibanmenyelenggarakan pembukuan, pengertian tahun buku sebagaimanadimaksud pada ayat (3) adalah tahun kalender.

PasaJ 3

(1) Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan pengembaliankelebihen Pajak dengan menggunakan:

a. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yangrnencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan Pajakdengan cera mengisi kolom "Dikembalikan (restitusi)"; atau

b. Surat permohonan tersendin, apabila kolom "Dikernbalikan (restitusi)"dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai tidak diisiatau tidak mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihanPajak.

(2) Oalarn hal Pengusaha Kena Pajak yang mengajukan permohonanpengembalian kelebihan Pajak berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajakberisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c)Undang-Undang PPN juga berstatus sebagai Pengusaha Kena Pajak kriteriatertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasa117C Undang-Undang KUP atausebagai Pengusaha Kena Pajak yang mernenuhi persyaratan tertentusebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 Undang-Undang KUP, PengusahaKena Pajak tersebut diperlakukan sebagai Pengusaha Kena Pajak berisikorendah.

(3) Permohonan pengembalian kelebihan Pajak diajukan kepada Kepala KantorPelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.

(4) Permohonan pengembalian kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditentukan 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) Masa Pajak.

Page 4: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

MENTER! KEUANGANAEPUBUK INDONESIA

·4·Pasal4

(1) Permohonan pengembalian kelebihan Pajak dapat diproses meIaluipenelitian atau pemeriksaan.

(2) Penelltian dilakukan terhadap permohonan pengembalian kelebihan Pajakyang diajukan oleh:

a. Pengusaha Kena Pajak kriteria tertentu sebagaimana dimaksud daIamPasal17C Undang-Undang KUP;

b. Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi persyaratan tertentusebagaimana dirnaksud daJam PasaI 170 l1ndang-Undang KUP; atau

c. Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (4c) Undang-Undang PPN.

(3) Pemeriksaan dilakukan terhadap permohonan pengembalian kelebihanPajak yang diajukan oIeh Pengusaha Kena Pajak selain Pengusaha KenaPajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAS II

PENELITJAN

Pasal5

Direktur [enderal Pajak setelah melakukan penelitian atas permohonanpengembalian keIebihan Pajak yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), hams menerbitkan SuratKeputusan Pengembalian PendahuIuan KeIebihan Pajak.

Pasal6

Penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan sesuai ketentuansebagai berfkut:

a. Dalam hal permohonan pengembalian kelebthan Pajak disampaikan olehPengusaha Kena Pajak kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (2) huruf a, penelitian dilakukan berdasarkan ketentuan sebagaimanadiatur dalam Pasal17C Undang-Undang KUP;

b. Dalam hal perrnohonan pengembalian kelebihan Pajak disampaikan olehPengusaha Kena Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimanadirnaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b, penelittan dilakukan berdasarkanketentuan sebageimana diatur dalam Pasa117D Undang-Undang KUP;

c. Dalam hal permohonan pengembalian keIebihan Pajak disampaikan olehPengusaha Kena Pajak berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalarn PasaI 4ayat (2) huruf c. penelitian dilakukan terhadap:

1. kebenaran pemenuhan kctentuan Pasal 9 ayat (4b) huruf a, huruf b,huruf c, huruf d, dan huruf e Undang-Undang PPN;

2. kelengkapan Surat Pemberitahuan dan Iampiran-lampirarmya:

3. kebenaran penulisan dan penghitungan pajak; dan4. kebenaran pembayaran pajak yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak.

Page 5: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

tvlENTEAI KEUANGANAEPUBLlK INDONESIA

-5-

Pasal7

(I) Direktur Jenderal Pajak hams menerbirkan Sural Kepurusan PengembalianPendahuluan Kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 palinglama I (satu) bulan seiak saat diterimanya permohonan pengembahankelebihan Pajak.

(2) Apebila [angka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat danDtrektur jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Kepurusan PengembalianPendahuluan Kelebihan Pajak. permohonan pengembalian kelebihan Pajakyang diajukan dianggap dikabulkan dan Surat Keputusan PengembalianPendahuluan Kelebihan Pajak harus dlterbitkan paling lama 7 (tujuh) hansetelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir

(3) Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebthan Pajak sebagaimanadimaksud pada arat (1) alas permohonan pengembalian kelebihan Pajakdisampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah sebagaimanadimaksud dalam Pasal6 huruf c, tidak diterbitkan apabila:

a. hasil penelitian menyatakan Pengusaha Kena Pajak tidak memenuhiketentuan Pasal 9 ayat (4b) hUTU! a, huruf b. huruf c. huruf d , dan hUTUf eUndang-Undang PPN;

b. hastl penelitian menyatakan tidak lebih bayar;c. lampiran Sural Pernberitahuan tidak lengkap: dan/a taud . pembayaran Pajak tidak benar.

(4) Dalam hal Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak tidakditerbitkan, kepada Pengusaha Kcna Pajak berisiko rendah sebagaimanadimaksud pada ayat (3) harus diberikan pemberitahuan secara tertulls denganmcnggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran PeraturanMenteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan datiPeraturan Mentert Keuangan ini.

(5) Dalam hal Swat Keputusan PengembaIian Pendahuluan Kelebihan Pajak tidakditerbitkan sebagalmana dimaksud pada ayat (4), permohonan pengembaliankelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal c diproses berdasarkankctentuan Pasal17B Undang-Undang KUP.

BAB III

PEMERIKSAAN

PasalS

(1) Direktur jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan etas pennohonanpengembalian kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3)haTUS menerbitkan sural kctetapan pajak paling lama 12 (dua belas) bulanseiak permohonan pengembalian kelebihan Pajak diterima.

(2) Jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tidakberlaku dalam hal terhadap Pengusaha Kena Pajak sedang dilakukanpemertksaan bukti permulaan nndak pidana di bidang perpajakan.

Page 6: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-6-

Pasal9

(1) Direktur [enderal Pajak setelah melakukan pengemballan pendahuluankelebihan Pajak dapat melakukan pemeriksaan kepada Pengusaha Kena Pajakberisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c)Undang-Undang PPN, Pengusaha Kena Pajak kriteria tertentu sebagaimanadimaksud dalam Pasal 17C Undang-Undang KUP, atau Pengusaha Kena Pajakyang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal17DUndang-Undang KUP.

(2) Dalam hal berdasarkan hast! pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Pengusaha Kena Pajakkriteria tertentu atau Pengusaha Kens Pajak yang memenuhi persyaratantertentu wajib membayar jumlah kekurangan Pajak ditambah dengan sanksiadministrasi berupa kenaikan sebesar 100% (serarus persen) dari jumlahkekurangan pembayaran Pajak sehagaimana dimaksud dalam Pasal 17C ayat(5) atau Pasal17D ayat (5) Undang-Undang KUP.

(3) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayer, Pengusaha Kena Pajakberisiko rcndah wejib membayar jumlah kekurangan Pajak ditambah dengansanksi administrasl berupa bunga sebesar 2% (dud persen) per bulan, palinglama 24 (due puluh empat) bulan, dati jumlah kekurangan pembayaran Pajaksebagaimana dimaksud dalam Pasal13 ayat (2) Undang-Undang KUP.

PasallO

Dalam hal permohonan pengernbalian kelebihan Pajak yang disampaikan oleh:

a. Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (4<") Undeng-Undang PPN;

b. Pengusaha Kena Pajak kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17CUndang-Undang KUP; atau

c. Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimanadimaksud dalam Pasal17D Undang-Undang KUP,

meliputi kelebihan pembayaran akibat kompensasi Masa Pajak sebelumPengusaha Kena Pajak menjadi Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksudpada huruf a, hurui b. dan huruf c, Direktur [enderal Pajak wajib rnelakukanpemeriksaan Pajak atas Surat Pemberitehuan Masa Pajak Pertambahan Nilai yangmenyatakan kelebihan pembayaran yang dikornpensasikan tersebut.

rasa! 11

Pcmeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10dilakukan sesuai dengan reramran perundang-undangan.

BABV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal12

Peraturan Mentert Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Apri12010.

Page 7: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

MENTEA1KEUANGANAEPUBLIK INDONESIA

-7-

Agar setiap orang mengetahulnya, memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Bertta Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakarta", pada tanggal 3 1 Maret 2 0 10

MENTER! KEUANGAN

ltd.

SRI MULYANIINORAIVATI

Diundangkan d i Jakartapada tanggal 31 Maret 2010

MENTER! H UKUM DAN HAK ASAS I MANUSIA,

ltd

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 155

Salinan sesuai denganaslinya,Ke alaBiroUmum ~--J'-,-~-,- ..

u.b :tb.'\~%~.a rianT.U . emen \~ ,IL""''V~ ,§~U,,',uhl .. ':

'S1Q/'~~r ~

Page 8: MEN1ERlKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Perpustakaan …perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/96344-[_Konten_... · PaJ

K

morif t

HI to nn K k-bih n

(tall al bulan, tahun)

PaJ kI ro

Demi tan un

rkan r oil"r rm hon n

.nm

, hUIUf d an huruf

r

) vret yo" tula prrlu••) P,l,h yll1l ~1/l11

alinan 'C .uaid 'n an lin.K 'I ' ln Biro Umum

liba iian I.t

M

'IP

tL

lid

' RI 1l I \ 'DR. \\ fI