Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri ... · ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF...

159
ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE DAN ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF EQUITY CAPITAL (Studi Empiris Perusahaan yang mengumumkan right issue di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2006) Oleh: KUSRINI NIM:104081002541 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008M/1429H

Transcript of Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri ... · ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF...

ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE DAN

ASIMETRI INFORMASI TERHADAP COST OF EQUITY

CAPITAL (Studi Empiris Perusahaan yang mengumumkan right issue

di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2002-2006)

Oleh:

KUSRINI

NIM:104081002541

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008M/1429H

Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri

Informasi terhadap Cost of Equity Capital (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Kusrini NIM : 104081002541

Dibawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi Nip 150 317 955 Nip 150 368 746

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H /2008 M

Hari ini Senin, Tanggal 24 November Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Kusrini NIM 104081002541 dengan judul skripsi

“Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi terhadap

Cost of Equity Capital” (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2002-2006). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut

selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 24 November 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Indo Yama Nasarudin, SE, MAB

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji ahli

Analisis Dampak Pengumuman Right Issue dan Asimetri

Informasi terhadap Cost of Equity Capital (Studi Empiris Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Kusrini

NIM : 104081002541

Dibawah bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, MSi NIP. 150 317 955 NIP. 150 368 746

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP. 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H /2008 M

DAFTAR ISI

Abstract ……………………………………………………………………… i

Abstrak ………………………………………………………………………. ii

Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………………. iii

Kata Pengantar ……………………………………………………………… iv

Daftar Isi …………………………………………………………………….. vii

Daftar Tabel …………………………………………………………………. x

Daftar Gambar ………………………………………………………………. xi

Daftar Lampiran …………………………………………………………….. xii

Bab. I Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………… 1

1. Identifikasi Masalah ………………………………………... 9

2. Pembatasan Masalah ……………………………………….. 10

B. Perumusan Masalah ……………………………………………. 10

C. Tujuan dan Manfaat ……………………………………………. 11

Bab. II Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia …………………………… 13

B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study) ………………………. 13

C. Pengertian Right Issue ………………………………………….. 14

1. Dampak atas Right Issue ……………………………………. 17

2. Return Saham ……………………………………………….. 20

3. Abnormal Return …………………………………………. .. 21

D. Asimetri Informasi ……………………………………………... 23

E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi …. 25

F. Pengertian Cost of Equity Capital ……………………………… 27

G. Penelitian Terdahulu ……………………………………………. 30

H. Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 32

I. Hipotesis Penelitian …………………………………………….. 36

Bab. III Metodologi Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………… 37

B. Metode Penentuan Sampel ……………………………………. 37

C. Metode Pengumpulan Data …………………………………… 40

D. Metode Analisis Data …………………………………………. 41

1. Uji Normalitas ……………………………………………. 42

2. Uji Paired Sample T-Test ………………………………… 43

3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test …………………………….. 44

4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri

Informasi Terhadap cost of Equity Capital

a. Uji Normalitas ……………………………………….. 51

b. Uji Asumsi Autokorelasi …………………………….. 53

c. Uji Asumsi Multikolinieritas ………………………… 54

d. Uji Heteroskedastisitas ………………………………. 55

e. Uji Signifikansi ……………………………………… 55

1). Uji T ……………………………………………… 55

2). Uji Koefisien Determinasi (R2) ………………….. 56

3). Uji F ……………………………………………… 57

E. Operasional Variabel Penelitian ……………………………… 58

Bab. IV Hasil dan Pembahasan

A. Sejarah Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia …………………… 59

2. Stuktur Organisasi ……………………………………….. 62

B. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Data

a. Abnormal return ………………………………………. 62

b. Bid Ask Spread ………………………………………… 67

c. Cost of Equity Capital ………………………………… 71

2. Analisis Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue ……………………………….. 75

3. Analisis Perbedaan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue …………………………….….. 77

4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue …………………………….….. 79

5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri

Informasi Terhadap Cost of Equity Capital

a. Uji Normalitas Data ……………………………….…. 81

b. Uji Asumsi Klasik

1). Uji Multikolonieritas ……………………….…… 83

2). Uji Autokorelasi ……………………………….… 84

3). Uji Heteroskedastisitas ………………………..…. 85

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………….... 86

d. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) …………………. ….. 87

e. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) …………………..... 88

f. Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi …………. 89

Bab. V Kesimpulan dan Implikasi

A. Kesimpulan ………………………………………………..… 92

B. Implikasi …………………………………………………..… 94

Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 95

Lampiran

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

3.1 Sampel Perusahaan yang Melakukan Right Issue Tahun 2002-2006 39

4.1 Deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah right issue 63

4.2 Deskriptif bid ask spread sebelum dan sesudah right issue 67

4.3 Deskriptif cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue 72

4.4 Rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah right issue 76

4.5 Rata-rata spread sebelum dan sesudah right issue 78

4.6 Rata-rata cost of equity capital sebelum dan sesudah right issue 80

4.7 Hasil Uji Multikolonieritas 83

4.8 Coeficient Correlation (a) 84

4.9 Hasil Uji Autokorelasi 85

4.10 Coeficient (a) 87

4.11 Anova (b) 88

4.12 Coefisient (a) 89

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 1 34

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian 2 35

3.1 Kriteria Uji Autokorelasi 54

4.1 Stuktur Organisasi Bursa Efek Indonesia 62

4.2 Hasil Uji Autokorelasi 82

4.3 Scatterplot 86

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Perhitungan rata-rata abnormal return 98

2. Perhitungan rata-rata bid ask spread 100

3. Perhitungan rata-rata cost of equity capital 102

4. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2002 104

5. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2003 105

6. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2004 106

7. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2005 107

8. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon abnormal return tahun 2006 108

9. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2002 110

10. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2003 111

11. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2004 112

12. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2005 113

13. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon bid ask spread tahun 2006 114

14. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2002 116

15. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2003 117

16. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2004 118

17. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2005 119

18. Hasil Output SPSS cost of equity capital tahun 2006 120

19. Hasil Output SPSS Kolmogorov smirnov Z 122

20. Hasil Output SPSS regresi berganda 122

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu fungsi manajemen keuangan perusahaan selain menggunakan

dana (allocation of fund) adalah mencari pendanaan (raising of fund). Banyak

sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi.

Berdasarkan pecking order theory yang dikemukakan oleh Gordon Donaldson

pada tahun 1961 bahwa perusahaan mempunyai urutan dalam melakukan

pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihak

ketiga baik dengan loan atau menjual obligasi dan terakhir dengan

mengeluarkan saham baru (Manurung, 2004:23).

Pada umumnya perusahaan akan memanfaatkan dana yang dimiliki

terlebih dahulu yaitu berupa laba ditahan. Apabila sumber internal tidak bisa

memenuhi kebutuhan perusahaan terutama untuk membiayai proyek–proyek

yang memerlukan dana besar, maka perusahaan akan mencari atau

memanfaatkan sumber – sumber dana lain dari perusahaan.

Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana adalah

dengan menawarkan saham pada investor melalui pasar modal. Pasar modal

merupakan sarana penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana)

kepada perusahaan (pihak kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar

modal maka akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan

berkurang. Akibatnya, perusahaan akan menanggung biaya modal yang lebih

tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan

menyebabkan perekonomian nasional terganggu.

Kegiatan perusahaan menawarkan saham untuk pertama kali di pasar

modal dikenal dengan penawaran umum perdana (initial public offering).

Dengan penawaran perdana ini, perusahaan akan mendapatkan dana segar

untuk membiayai proyek.

Perusahaan yang telah menawarkan sahamnya kepada masyarakat (go

public) bisa memperoleh tambahan dana dengan berbagai cara. Apabila

sumber internal maupun pinjaman tidak lagi menguntungkan, perusahaan

dapat melakukan penawaran saham lagi kepada investor, baik penawaran

umum (right offerring), maupun penawaran terbatas (right issue). Pada

penawaran umum (right offerring), saham ditawarkan kepada para investor

secara keseluruhan. Sedangkan penawaran umum terbatas (right issue)

ditawarkan kepada pemegang saham lama. Penawaran umum terbatas (right

issue) ini merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk memperoleh dana.

Berkaitan dengan penerbitan saham baru tersebut, seorang pemegang

saham memiliki hak melekat untuk mempertahankan proporsi kepemilikannya

di perusahaan yang disebut hak preemptive (preemptive right). Artinya bahwa

sebuah perusahaan yang menerbitkan saham baru, maka saham tersebut harus

ditawarkan pertama–tama kepada pemegang saham yang ada. Apabila

pemegang saham lama tidak bermaksud menggunakan haknya (membeli

saham), maka bukti right dapat diperjualbelikan di bursa (Dermawan Sjahrial,

2006:22).

Terdapat dua alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue yaitu

pertama, dapat menghemat biaya emisi dan juga untuk menambah jumlah

lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya diharapkan penambahan

jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan frekuensi perdagangan

saham tersebut (istilahnya adalah meningkatkan likuiditas saham (Suad

Husnan, 2001:445).

Keputusan manajemen untuk melaksanakan right issue umumnya karena

dalam perkembangan perusahaan membutuhkan dana eksternal untuk

membiayai berbagai langkah strategis yang diperlukan guna menghadapi

kompetisi usaha yang semakin ketat. Dana terhimpun melalui pelaksanaan

right issue dapat pula digunakan oleh perusahaan untuk membiayai berbagai

investasi bila internal financing sudah tidak memadai sebagai sumber

pembiayaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan eksternal financing

sebagai sumber pembiayaan bagi investasi dimana salah satu alternatifnya

adalah right issue (Surjadi, 2006:4).

Pendanaan melalui right issue memberikan reaksi ganda bagi fluktuasi

harga saham. Pertama, harga saham juga akan berfluktuasi setelah diumumkan

right issue. Kedua, harga saham juga akan berfluktuasi setelah masa berlaku

penawaran (cum date) atau pada saat penawaran tidak berlaku lagi (exdate).

Ini terjadi karena ada dua tipe investor yaitu investor aktif dan investor pasif.

Pada saat pertama kalinya direlease informasi akan diadakan RULBPS dengan

agenda rencana right issue (hal ini berarti tanggal saat pertama

dipublikasikannya di media masa sebagai undangan bagi pemegang saham

untuk menghadiri RUBLPS). Maka inilah saat pertama kali investor yang aktif

mencari informasi (well informed) menangkap akan adanya right issue.

Sedang pada saat tanggal exright adalah saat pertama kali investor yang masih

menunggu informasi (unwell informed) menangkap informasi (Masruroh:2000

dalam Husnul Khotimah, 2006:2).

Pada dasarnya para investor mengandalkan diri pada informasi yang

disediakan oleh perusahaan–perusahan yang menerbitkan sekuritas (Suad

Husnan, 1994:4). Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari

informasi yang tersedia di publik atau diumumkan kepada publik, maupun

informasi yang didapat secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki

makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut

menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal, yang tercermin melalui

perubahan harga saham dan volume perdagangan saham (Alim, 2004:180).

Perkembangan harga saham di pasar modal merupakan suatu indikator

penting untuk mempelajari perilaku investor. Investor yang melakukan

transaksi di pasar modal akan mendasarkan keputusan pada berbagai informasi

yang dimilikinya. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai

harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang

tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. Secara formal

pasar modal yang efisien dapat didefinisikan sebagai pasar yang harga

sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Suad

Husnan, 2001:264).

Perilaku investor terkait dengan adanya asimetri informasi diantara

partisipan di pasar modal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih

mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan

datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Ketika

terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai

kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham

perusahaan. Sinyal tersebut dapat dilakukan melalui pengungkapan

(disclosure) informasi akuntansi (Alim, 2004:180).

Aktivitas yang dilakukan investor di pasar modal ditentukan oleh

informasi yang mereka peroleh baik secara langsung (laporan publik) maupun

tidak langsung (insider trading). Oleh karena pelaku pasar modal mempunyai

kemampuan yang terbatas terhadap persepsi masa yang akan datang, maka

timbul adanya asimetri informasi yang menimbulkan masalah adverse

selection yang mendorong investor untuk menutupi kerugian dari pedagang

terinformasi (informed trader) dengan meningkatkan spread-nya.

Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar akan menekan harga saham. Jika

jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan harga ini tidak akan

memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan terhadap tekanan harga

ini memberi implikasi bahwa saham baru akan menekan harga saham di

bawah nilai sebenarnya.

Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu

akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi

ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima

Yusi, 2002:73). Tingkat pengembalian hasil (return) yang dimaksud disini

adalah cost of equity capital.

Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak

aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka

dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini

akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya

meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul

Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam

(Nany, 2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham berpengaruh negatif

terhadap bid ask spread.

Return saham suatu perusahaan memiliki hubungan yang positif dengan

abnormal returnnya. Hal ini didasarkan pada salah satu rumus yang digunakan

menjelaskan mengenai abnormal return saham diperoleh dari selisih return

saham dengan expected return saham. Sehingga dapat ditarik kesimpulan

bahwa harga saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi

nilainya menjadi lebih rendah dari harga pasar dikarenakan meningkatnya

penawaran akan mengakibatkan meningkatnya bid ask spread perusahaan

walaupun tingkat pengembalian hasil (expected return) akan meningkat

sehingga investor akan tertarik untuk menginvestasikan modalnya karena

tawaran tingkat pengembalian hasil (expected return) yang tinggi.

Beberapa penelitian yang berkaitan diantaranya adalah pengaruh publikasi

right issue terhadap abnormal return saham di Bursa Efek Jakarta yang

dilakukan oleh Taufiq (2002) dengan menggunakan metode paired sample t-

test hasilnya menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai

perbedaan terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas

tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata

dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.

Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001)

menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of

capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka

pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang

besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu.

Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada

tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.

Pengungkapan pengumuman right issue yang dilakukan menyebabkan

jumlah informasi yang dinyatakan oleh suatu perdagangan besar akan

berkurang sehingga mengurangi dampak kerugian harga. Akibatnya, investor

berkeinginan untuk mengambil posisi yang lebih besar dalam saham

perusahaan tertentu dibandingkan saham lain. Hal ini akan meningkatkan

permintaan terhadap sekuritas perusahaan tersebut dan meningkatkan harga

saham perusahaan, sehingga cost of equity capital-nya akan menurun.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mohammad Nizarul Alim dan

Andrik C.K (2004) dengan menggunakan metode paired sample t-test yang

meneliti mengenai right issue dan asimetri informasi menunjukkan bahwa

informasi pengumuman right issue telah menyebabkan perubahan bid-ask

spread yang signifikan untuk perbedaan sebelum dan sesudah pengumuman

right issue. Sedangkan perubahan antara periode sebelum dan pada saat

pengumuman, serta periode pada saat dan sesudah pengumuman right issue,

menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan

(2001) mengenai pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread,

terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan

bahwa terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of

equity capital, yang berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi

diantara partisipan pasar modal, maka semakin besar ukuran perusahaan, maka

semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.

Penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) senada dengan

hasil dari penelitian oleh Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh

informasi asimetri dan disclosure terhadap cost of capital dengan

menggunakan 72 sampel perusahaan yang didasarkan dengan metode

stratified random sampling. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif antara informasi asimetri dengan cost of equity

capital, hal ini berarti semakin kecil informasi asimetri yang terjadi diantara

partisipan pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang

ditanggung oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara

size perusahaan dengan disclosure.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Alim Alim dan

Andrik C.K mengenai “Right Issue dan Informasi Asimetri” yang

mengkaitkan dengan penelitian Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan

(2001) disebutkan bahwa informasi asimetri dapat mempengaruhi cost of

equity capital. Sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk

menguji pengaruh informasi asimetri terhadap cost of equity capital dari

adanya pengumuman right issue.

Oleh karena itu, Penyusun meneliti mengenai “Pengaruh Pengumuman

Right issue dan Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital”.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

BEI yang mengumumkan right issue dalam periode waktu 2002-2006.

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

a. Harga saham akan berfluktuasi setelah diumumkan right issue.

b. Suatu perusahaan yang melakukan kegiatan corporate action seperti

right issue dan stockspilt didalam pasar modal membutuhkan informasi

yang merupakan salah satu komponen terpenting bagi para investor

untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.

c. Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga

saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham.

Sehingga akan mempengaruhi besarnya cost of equity capital atau

tingkat ekspektasi saham yang dimiliki oleh investor.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Observasi dilakukan pada perusahaan go public yang melakukan

penerbitan right issue di Bursa Efek Indonesia pada kurun waktu 5

tahun.

b. Pengamatan harga saham dilakukan dari t = -5 sebelum pengumuman

yang dianggap sebagai keadaan normal. Kemudian pengamatan

dilanjutkan sampai t = +5 setelah pengumuman, dimana t = 0 merupakan

waktu ketika right issue diumumkan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka permasalahan

yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return

sebelum dan sesudah pengumuman right issue?

2. Apakah terdapat perbedaan bid ask spread yang signifikan sebelum dan

sesudah pengumuman right issue?

3. Apakah terdapat perbedaan cost of equity capital yang signifikan sebelum

dan sesudah pengumuman right issue?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask

spread terhadap cost of equity capital?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dimaksud adalah:

a. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

b. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan bid ask

spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

c. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara

cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

d. Terdapat pengaruh yang signifikan abnormal return dan bid ask

spread terhadap cost of equity capital.

3. Manfaat Penelitian

a. Bagi Penulis

Memperluas informasi serta wawasan mengenai pasar modal di

Indonesia terutama mengenai right issue.

a. Bagi Akademisi

Dapat menambah khasanah pustaka bagi ilmu pengetahuan

khususnya manajemen keuangan dan pasar modal.

b. Bagi Investor

Penelitian ini akan memberikan gambaran bagaimana kinerja

perusahaan yang melaksanakan right issue dengan memperhatikan

return yang terjadi di sekitar tanggal efektif. Sehingga investor

mampu berpikir rasional atas investasinya dalam saham emiten yang

melakukan right issue.

c. Bagi Emiten

Penelitian ini diharapkan mampu memberi semacam pedoman agar

emiten dapat lebih baik mempersiapkan kondisi perusahaan

khususnya yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pasar Modal di Indonesia

Pasar modal dalam pengertian sempit adalah suatu tempat dalam

pengertian fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan

yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem

terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan

baik langsung maupun tidak langsung. Efek adalah setiap surat berharga yang

diterbitkan perusahaan, misalnya surat pengakuan hutang, commercial paper,

saham, obligasi, tanda bukti hutang, right issue, dan warran (Rodoni,

2006:158).

Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang

diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

(Husnan, 2001:3).

B. Pengertian Studi Peristiwa (Event Study)

Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi

pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan

sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji

kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat

juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Pengujian

kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat

merupakan dua pengujian yang berbeda.

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari

suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information

content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman

tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya

perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur

dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan

menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat

dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi

akan memberikan abnormal return kepada pasar.

C. Pengertian Right Issue

Istilah right issue di Indonesia dikenal dengan hak memesan efek

terdahulu, right issue mengeluarkan pengeluaran saham baru dalam rangka

penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada

pemegang saham saat ini (existing shareholder).

Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan terlebih dahulu yang

diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang

dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut

antara lain digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat

struktur permodalan (Abdul halim, 2005:100). Karena bersifat hak dan bukan

kewajiban, maka pemegang saham yang tidak ingin melaksanakan haknya

pemegang saham dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah

perdagangan atas right.

Pada pengertian right issue, berikut akan diuraikan beberapa pendapat

mengenai right issue:

1. Menurut Dahlan Siamat, right adalah hak yang diberikan kepada

pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang

diterbitkan oleh suatu perusahaan.

2. Menurut Prof. Dr. Ahmad Rodoni, right issue merupakan hak bagi

pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena

merupakan hak, maka investor tidak terikat untuk membelinya.

3. Berdasarkan kamus lengkap bisnis, right issue (penerbitan saham

tambahan bagi pemegang saham lama), penjualan saham tambahan saham

(share) oleh perusahaan joint saham (joint stock company) pada pemegang

saham (shareholder) yang ada pada harga yang sedikit dibawah harga

pasar yang berlaku. Hak ini diberikan kepada pemegang saham yang ada

sesuai dengan proporsi kepemilikan saham mereka dan pemegang saham

dapat menjual haknya jika mereka tidak ingin mendapatkan saham

tambahan.

4. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowizs (2007) right issue

adalah penjualan sekuritas baru dimana pemegang saham lama diberikan

keutamaan dalam pembelian sekuritas ini hingga sejumlah saham biasa

yang yang memiliki dan disebut juga right offering.

Right issue adalah upaya yang dilakukan oleh emiten untuk menghemat

biaya emisi dan untuk menambah jumlah saham yang beredar. Umumnya

diharapkan penambahan saham yang beredar di pasar akan meningkatkan

frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain untuk

meningkatkan likuiditas saham. Tujuan perusahaan melakukan right issue

adalah untuk menambah modal perusahaan, perluasan investasi atau untuk

pembayaran utang. Right issue merupakan hak bagi pemegang saham lama

untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten, biasanya

ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Baridwan dan

Budiarto, 1999:92).

Harga saham perusahaan setelah emisi secara teoritis akan mengalami

penurunan. Hal tersebut wajar terjadi karena harga pelaksanaan lebih rendah

dari harga pasar. Apabila harga saham baru ditawarkan dengan harga yang

sama dengan harga saham lama, maka para pemodal mungkin akan berpikir

“untuk apa membeli saham baru di pasar perdana kalau dapat membeli saham

yang sama dengan harga yang sama pula di pasar sekunder?”. Karena itulah

harga saham baru akan lebih rendah dari harga saham lama (Suad Husnan,

2001:443).

Penerbitan sejumlah pasar baru ke pasar, secara temporer akan menekan

harga saham. Jika jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan

harga ini tidak akan memungkinkan investor mencetak uang. Kepercayaan

terhadap tekanan harga ini memberi implikasi bahwa saham baru akan

menekan harga saham secara temporer di bawah nilai sebenarnya.

Jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham itu

akan menawarkan tingkat pengembalian hasil (return) yang lebih tinggi

ketimbang saham lain, dan investor akan tertarik untuk melakukannya. (Prima

Yusi, 2002:73).

Diamond dan Verrechia (1991) dalam Komalasari dan Baridwan (2001)

menguraikan bahwa jika harga sekuritas pada tanggal t lebih tinggi (cost of

capital-nya lebih rendah) karena adanya pengungkapan informasi privat maka

pasar akan menjadi likuid pada tanggal t+1. Hal ini menyebabkan pedagang

besar mengambil posisi yang lebih besar pada tanggal t dengan harga tertentu.

Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga saham meningkat pada

tanggal t, sehingga cost of capital-nya menurun.

1. Dampak atas Right Issue

Dengan adanya right issue, maka jumlah saham yang beredar akan

bertambah. Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right

issue ini mempengaruhi kepemilikan pemegang saham lama apabila tidak

melakukan konversi right-nya. Pemegang saham lama ini akan mengalami apa

yang dikenal dengan istilah dilusi (dilution) yaitu penurunan persentase

kepemilikan saham. right issue tersebut. Harga saham perusahaan setelah

emisi right secara teoritis akan mengalami penurunan. Umumnya harga saham

akan terkoreksi dengan adanya right issue. Untuk mengukur berapa besar

koreksi yang timbul harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio

penerbitan pelaksanaan emisi right selalu lebih rendah daripada harga pasar.

Jadi, kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik dalam persentase yang lebih

kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.

a. Jumlah right yang diperlukan untuk membeli selembar saham

Misalnya PT. XYZ memiliki modal ditempatkan dan disetor penuh

(outstanding stock) 100juta lembar. Nilai nominal Rp. 1000,-/lembar, harga

saham dipasar Rp. 500,- dana masyarakat yang diinginkan melalui right issue

adalah 50M. Harga penawaran saham baru (subscription price) dalam right

issue Rp. 4000,-/lembar.

Jumlah saham baru = Jumlah dana = 50 M = 12,5 M

Harga penawaran 4000

Jumlah right = Jumlah saham lama = 100 M = 8

Jumlah saham baru 12,5 M

Jadi pemegang saham menyerahkan 8 right dan uang Rp.

4000/lembar. Dengan perbandingan saham lama : saham baru adalah 8 : 1.

b. Nilai Right

Harga penawaran yang ditetapkan dalam suatu right issue lebih rendah

dari harga saham saat ini. Karena saham tersebut diberikan dengan discount

kepada pemegang saham. Jika investor tidak menggunakan exercise rightnya

maka dapat menjualnya pada investor lain dengan nilai right tersebut. Tujuan

diberikan discount adalah memberikan perlindungan terhadap kemungkinan

jatuhnya harga saham.

Nilai pasar baru = Total nilai pasar lama + tambahan dana

Jumlah saham lama + jumlah saham baru

Nilai pasar baru merupakan harga teoritis setelah diperdagangkan tanpa

memperoleh right atau pada saat dan setelah saham memasuki tanggal ex-

right.

Harga teoritis = Px = )(

)()( 0

ba

bxPaxP s

+

+

Dimana :

P0 = harga pada saat right (cum right price)

Ps = harga penawaran saham baru (subscription price)

Px = harga teoritis saham (theoritical exright price)

a : b = rasio saham lama : saham baru

Misalnya PT. XYZ yang melakukan penawaran umum terbatas (right

issue) dengan perbandingan 8 : 1 dengan harga Rp. 4.000,-. Harga pasar pada

penutupan tanggal cum right adalah Rp. 4.400,- perlembar. Berapa harga

teoritis saham pada ex right?

Harga teoritis = Px = )(

)()( 0

ba

bxPaxP s

+

+

= (1 x 4000) + (8 x 4400)

( 1 + 8 )

= Rp. 4355,-

Jadi, harga teoritis saham pada pada ex-right adalah sebesar Rp. 4.355,-

perlembar saham.

Nilai right sebelum tanggal ex-right yaitu harga pada saat diperdagangkan

1

0

+

−=

n

PPVr s

Dimana:

Vr = nilai right

n = jumlah right

Nilai right saat dan setelah tanggal ex-right

n

PsPxVr

−=

Dimana :

Px = harga teoritis saham pada saat ex-right

2. Return saham

Return atau tingkat pengembalian adalah total keuntungan atau kerugian

yang diterima selama periode tertentu karena melakukan investasi. Rumus

perhitungan return adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan

nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.

Rumus tingkat pengembalian (actual return) yang digunakan:

1

1

−−=

it

itit

P

PPRit

Dimana:

Rit : Required return saham i pada periode t

Pt : Harga saham pada periode t

Pt-1 : Harga saham pada periode t-1

Return yang akan diperoleh para investor dari investasi saham di pasar

modal adalah sebagai berikut:

a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil beli saham berupa kelebihan

nilai jual dari nilai beli saham.

b. Dividen, yaitu laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang

saham, pembayaran dividen bisa dalam bentuk uang tunai, saham atau

barang, namun yang paling umum adalah pembagian dividen dalam

bentuk uang tunai.

3. Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya

terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi

(return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian, return tidak normal

(abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspektasi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal

return, yaitu (Jogiyanto, 2000 : 416 dalam Kurniawan, 2006:12) adalah :

a. Model Disesuaikan Rata-rata ( Mean Adjusted Model )

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang

sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode

estimasi. Menggunakan model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada

periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas

tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk

lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai biasanya berkisar

dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari

24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.

b. Model Pasar ( Market Model )

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua

tahapan, yaitu :

1). Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

selama periode estimasi return estimasi.

2). Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return

ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk

dengan teknik regresi OLS ( Ordinary Least Square ).

c. Model Disesuaikan Pasar ( Market-Adjusted Model )

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk

mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat

tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan

periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas

yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.

Market adjusted model dari Brown dan Warner (1985) dalam Husnul

Khatimah, 2006:14 menyatakan bahwa :

Mtitit RRAR −=

Dimana:

ARit : Abnormal Return

Rit : Return saham i pada periode t

Rmt : Return pasar pada periode t

Abnormal return akan memberikan dampak kepada cost of equity

capital investor. Apabila abnormal return yang diperoleh para investor

meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi

investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan

sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor

menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad news)

yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan cenderung

menurun. Hal ini dikarenakan investor dalam mengambil keputusan

investasi dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dari pasar sehingga

mempengaruhi cost of equity capital.

D. Asimetri Informasi

Leland dan Pyle (1977) dalam (Manurung, 2004:25) mengemukakan

bahwa adanya asimetri informasi antara pemegang saham perusahaan dan

dewan direksi (termasuk manager perusahaan) mengenai keadaan perusahaan

dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau

investor dan tindakkan tersebut merupakan signal kepada pihak lain.

Ketika terdapat asimetri informasi, semua investor akan berhadapan

dengan bid ask spread yang lebih besar dan kemungkinan berada pada sisi

yang salah dalam perdagangan. Akibatnya, mereka mengharapkan return yang

lebih tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh Chiang dan Venkantesh (1998)

dalam Tejowinoto (2004:86). Ketika timbul asimetri informasi, keputusan

ungkapan yang dibuat oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab

asimetri informasi antara investor yang lebih terinformasi dan investor kurang

informasi menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang

diharapkan dalam pasar untuk saham-saham perusahaan (Komalasari,

2002:65).

Pasar modal dikatakan efisien jika harga saham mencerminkan penuh

informasi yang tersedia (M. Taufik, 2002:54). Semakin cepat informasi baru

tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam

pasar efisien, investor akan sulit untuk mendapatkan asimetri informasi yang

digunakan untuk memperoleh keuntungan diatas keuntungan yang diharapkan

(abnormal return).

Salah satu masalah yang dihadapi ketika mengukur asimetri informasi

adalah bahwa tingkat asimetri informasi diantara partisipan pasar tidak dapat

diobservasi secara langsung. Pengukuran terhadap asimetri informasi sering

kali diproksi dengan bid-ask spread, antara lain Greenstein dan Sami (1994),

Krinski dan Lee (1996), dan Raman dan Tripathy (1993). Secara umum

penelitian-penelitian tersebut menemukan bahwa ketersediaan informasi

akuntansi dapat mengurangi bid-ask spread. Bid-ask spread merupakan selisih

harga beli (permintaan) tertinggi dengan harga jual (penawaran) terendah

saham trader.

Bid ask spread ditentukan oleh dealer. Bid ask spread yang terlalu tinggi

akan menguntungkan dealer, namun bid ask spread yang terlalu tinggi akan

mengakibatkan saham tersebut kurang aktif diperdagangkan. Bid ask spread

yang terlalu rendah akan merugikan dealer, namun bid ask spread yang terlalu

rendah akan mengakibatkan saham tersebut menjadi lebih aktif

diperdagangkan (Nany, 2004:23).

Adanya asimetri informasi akan menyebabkan para dealer berusaha lebih

untuk mendapatkan sinyal tertentu yang dapat dijadikan informasi dalam

rangka mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya, sehingga biaya

informasi yang dibutuhkan cenderung tinggi, akibatnya tingkat spread juga

cenderung tinggi.

Menurut Efficient Market Hypothesis (EMH), hanya sekuritas yang

diperdagangkan di pasar telah merefleksikan semua informasi publik yang

tersedia di pasar sekuritas sehingga seoarang investor dapat menjual atau

membeli suatu sekuritas dalam jumlah yang besar dengan harga mendekati

harga pasar selama tidak ada informasi privat yang diketahuinya

(Srirahmawati, 2001:15).

Harga saham yang menurun mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak

aktif diperdagangkan. Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka

dealer akan lama menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Hal ini

akan mengakibatkan meningkatnya biaya kepemilikan dan pada akhirnya

meningkatkan tingkat bid ask spread. Hal ini didukung oleh penelitian Abdul

Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) dan Mukhlis Arif Harahap (2002) dalam

Magdalena Nany (2004:24) yang menunjukkan bahwa return saham

berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.

Diamond dan Verrecchia (1991) dalam Tejowinoto (2004:86)

menunjukkan bahwa dengan mengungkapkan informasi privat maka tuntutan

investor terhadap kompensasi menurun karena kos transaksi turun sehingga

komponen adverse selection dari bid ask spread berkurang dan pada akhirnya

cost of equity capital (biaya modal) juga menurun.

E. Hubungan Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi

Pada dasarnya para investor akan mengandalkan diri pada informasi yang

disediakan oleh perusahaan-perusaaan yang menerbitkan sekuritas (Suad

Husnan, 1994:19 dalam Alim, 2004:108). Informasi yang baik harus

mencerminkan kebenaran, kecepatan, dan kelengkapan dari informasi

tersebut.

Informasi yang dimiliki investor dapat diperoleh dari informasi yang

disediakan di publik atau diumumkan kepada publik, maupun informasi yang

diperoleh secara pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai

bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan melakukan

transaksi di pasar modal, yang tercermin pada perubahan harga saham dan

volume perdagangan saham (Alim, 2004:108).

Jika harga saham jatuh, maka investor akan memilih untuk membeli saham

dengan menggunakan harga saham yang lebih murah dibandingkan harga

saham yang ditawarkan. (Safitriningrum, 2004:25).

Penelitian terhadap penerbitan saham baru umumnya menemukan bahwa

pengumuman penerbitan itu mengakibatkan penurunan harga saham

(Emery,1997 dalam Safitriningrum, 2004:25). Hal ini berkaitan dengan

signaling theory, karena asimetri informasi, hal ini biasanya dilakukan oleh

para manajer finance dimana mereka lebih mengetahui keadaan perusahaan

mereka apakah itu undervalued maupun overvalued, sehingga mereka dapat

menentukan apakah saham baru mereka akan diterbitkan dengan harga yang

lebih murah atau lebih mahal dari saham yang telah beredar.

Right issue sebagai salah satu bentuk pengungkapan informasi akuntansi

yang mempengaruhi keberadaan asimetri informasi yang ditandai oleh

perubahan bid-ask spread (Alim, 2004:181). Pendapat kothare (1993) dalam

Prima Yusi, 2002:74) yaitu rentang antara harga beli jual akan meningkat

setelah pengumuman right issue. Perubahan ini dihubungkan dengan

perubahan dalam struktur kepemilikan perusahaan yang right. Penawaran

umum menyebabkan penyebaran yang besar dalam kepemilikan saham yang

mendorong untuk untuk mengkonsentrasikan kepemilikan. Semakin besar

selisihnya, berarti semakin tinggi volatilitas saham tersebut, sehingga return

yang diperoleh juga semakin membesar.

F. Pengertian Cost of Equity Capital

Cost of equity capital adalah besarnya rate yang digunakan oleh investor

untuk mendiskontokan deviden yang diharapkan diterima di masa yang akan

datang. (Yusbardini,1998:47). Cost of equity capital (biaya modal ekuitas)

adalah suatu rate tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi

imbalan yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana

yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan resiko yang akan

diterima (Tejowinoto, 2004:85).

Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang diminta atas investasi oleh para

pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowizs, 2007:122). Biaya

modal ekuitas dapat ditingkatkan baik secara internal melalui laba ditahan

maupun secara eksternal melalui penjualan saham biasa. Secara teoritis, biaya

kedua-duanya bisa dianggap sebagai tingkat pengembalian minimum yang

harus dihasilkan perusahaan atas bagian yang dibiayai ekuitas dalam proyek

investasi, agar dapat membuat harga pasar saham biasa perusahaan tidak

berubah. Jika perusahaan berinvestasi pada berbagai proyek yang memiliki

pengembalian yang diharapkan lebih kecil daripada pengembalian yang

diminta, harga pasar saham tersebut akan turun dalam jangka panjang (Van

Horne dan Wachowizs, 2007:126).

Pada saat perusahaan berkembang maka pemilik perusahaan memerlukan

dana tambahan. Apabila dana tambahan diperoleh dengan pinjaman bank

maka pemilik harus menghitung return yang diharapkan agar ia tetap

memperoleh keuntungan setelah membayar bunga pinjaman. Return yang

diharapkan tersebut harus dapat lebih besar daripada rata-rata tertimbang cost

of equity dan cost of debt agar para pemilik dana yaitu pemegang saham dan

pemberi pinjaman dapat menerima kembali dananya sesuai dengan tingkat

resiko yang diterima.

Namun, jika perusahaan tersebut telah menjadi pemilik publik maka

penentuan cost of equity akan amat sulit karena masing-masing pemegang

saham/investor mempunyai expected return sesuai dengan risiko yang

diterimanya dengan menjadi pemegang saham pada perusahaan tersebut. Pada

kondisi ini maka perhitungan cost of equity yang dapat mencerminkan

expected return tersebut agar tidak menimbulkan kesalahan dalam keputusan

investasi.

Menurut Ross et al. dalam menentukan cost of equity capital, terdapat dua

pendekatan, yaitu The Dividend Growth Model Approach dan The SML

(Security Market Line) Approach atau CAPM (Capital Asset Pricing Models)

(Juniarti, 2003:154). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kedua

yaitu The SML (Security Market Line) Approach, yang lebih dikenal dengan

istilah CAPM (Capital Asset Pricing Models). Alasannya adalah pembahasan

mengenai pengaruh pengumuman right issue terhadap biaya ekuitas juga tidak

terlepas dari faktor risiko didalamnya dan penggunaan pendekatan ini tidak

dibatasi oleh pertumbuhan dividen yang konstan, sehingga dapat diterapkan

pada lingkungan yang lebih luas.

Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) yang meneliti tentang

pengaruh informasi asimetri yang diukur dengan spread terhadap cost of

equity capital dan menggunakan pengumuman laba sebagai proksi dari

asimetri informasi. Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital

yang berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi maka akan semakin

kecil cost of equity capital yang ditanggung perusahaan.

Harga saham perusahaan yang lebih tinggi berarti cost of equity capital

yang lebih rendah dampak akhirnya adalah penurunan cost of capital

perusahaan. (Suad Husnan, 2001:236).

Apabila harga saham perusahaan yang melakukan right issue menurun

dengan adanya peningkatan asimetri informasi artinya cost of equity capital

juga akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga saham turun dan

adanya peningkatan asimetri informasi sehingga menyebabkan cost of equity

capital-nya juga akan naik yang berarti tingkat expected return pemegang

saham meningkat atau sebaliknya.

G. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan diantaranya adalah:

1. Pengaruh publikasi right issue terhadap abnormal return saham di Bursa

Efek Jakarta tahun 1999-2001 dengan jumlah sampel 29 perusahaan yang

dilakukan oleh Taufiq (2002) menggunakan metode paired sample t-test

menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat

keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda secara nyata

dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.

2. Mohammad Alim Alim dan Andrik C.K (2004) yang meneliti mengenai

right issue dan asimetri informasi di Bursa Efek Jakarta dalam kurun

waktu Januari 1999 sampai dengan Juni 2002 dengan jumlah sampel

sebanyak 34 perusahaan menggunakan metode paired sample t-test

menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah

menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan

sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Sedangkan perubahan

antara periode sebelum dan pada saat pengumuman, serta periode pada

saat dan sesudah pengumuman right issue, menunjukkan hasil yang tidak

signifikan.

3. Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001) mengenai pengaruh

asimetri informasi yang diukur dengan spread, terhadap cost of equity

capital dengan jumlah sampel sebanyak 213 perusahaan. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda Hasil dari

pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

asimetri informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin

kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka

semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin kecil cost of equity

capital yang ditanggung oleh perusahaan.

4. Aida Ainul Mardiyah (2001) mengenai pengaruh asimetri informasi dan

disclosure terhadap cost of capital dengan menggunakan 72 sampel

perusahaan yang didasarkan dengan metode stratified random sampling.

Hasil dari pengujian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan

positif antara asimetri informasi dengan cost of equity capital, hal ini

berarti semakin kecil asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan

pasar modal, maka semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung

oleh perusahaan serta mempunyai hubungan yang positif antara size

perusahaan dengan disclosure.

5. Prima Yusi Sari (2002) meneliti mengenai right issue dan tingkat

keuntungan saham setelah cum date menyatakan bahwa pada t = 0, yaitu

pada saat ex date (sehari setelah cum date, dimana right tidak berlaku lagi)

maka terjadi average abnormal return (AAR) yang negatif dan signifikan

sebesar 0.0765058. Artinya terdapat respon pasar yang negatif sebesar

7.65% pada saat right tidak berlaku lagi (ex date). Secara statistik

nonparametrik memperlihatkan jumlah abnormal return yang negatif

sebanyak 54 peristiwa, artinya bahwa terjadi 54 peristiwa right issue yang

direspon negatif oleh pasar pada saat ex date. Secara kumulatif, baik pada

saat di sekitar ex date (short event window) maupun pada periode yang

lebih panjang (long event window), terdapat cumulative average abnormal

return yang negatif.

H. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian dimana sampel

perusahaan terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2002-2006

yang melakukan right issue. Dimana right issue merupakan salah satu

alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana yaitu dengan menawarkan

kembali saham pada investor melalui pasar modal.

Pengumuman right issue tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap tingkat keuntungan saham yang ditandai dengan tidak adanya

perbedaan rata-rata return dan abnormal return diseputar tanggal

pengumuman yang berarti bahwa pengumuman right issue tidak terlalu

berpengaruh terhadap tingkat keuntungan perusahaan walaupun terdapat

perbedaan namun secara statistik tidak signifikan. Dengan kata lain dapat

dinyatakan bahwa pengumuman right issue tidak mempunyai kandungan

informasi yang cukup yang menyebabkan perbedaan preferensi investor untuk

menetapkan harga saham dalam proses jual beli saham.

Menurut Kothare (1993) dalam Prima Yusi (2002:74) rentang harga beli

dan harga jual akan meningkat setelah pengumuman right issue. Perubahan ini

dihubungkan dengan perubahan struktur kepemilikan saham perusahaan yang

menerbitkan right. Semakin besar selisih nya semakin tinggi volatilitas saham

tersebut sehingga return yang akan diperoleh juga semakin besar.

Dengan perusahaan melakukan right issue akan menyebabkan harga

saham terkoreksi atau mengalami penurunan atau kenaikan harga saham.

Sehingga akan mempengaruhi cost of equity capital yaitu suatu rate tertentu

yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan

(expected return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada

perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.

Penelitian pertama menguji apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah

pengumuman right issue dengan menggunakan uji beda sedangkan alat

analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Sedangkan untuk penelitian

kedua menguji apakah terdapat pengaruh antara cumulatif abnormal return

dan bid ask spread terhadap cost of equity capital menggunakan analisis

regresi berganda.

Hal ini digambarkan dalam gambar berikut:

Model Penelitian 1

Gambar 2.1. Kerangka pemikiran penelitian 1

Perusahaan yang melakukan right issue

periode 2002-2006

Abnormal Return Bid ask Spread Cost of Equity Capital

Variabel independen Variabel dependen

Uji Normalitas

Uji Wilcoxon

Interpretasi

Kesimpulan

Model Penelitian 2

Gambar 2.2. Kerangka pemikiran penelitian 2

Abnormal Return Bid ask Spread Cost of Equity Capital

Variabel independen Variabel dependen

Metode Regresi

Uji Asumsi Klasik:

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolonieritas

3. Uji Autokorelasi

4. Uji Heteroskedastisitas

Analisis Regresi Berganda

Uji F

Perusahaan yang melakukan right issue

periode 2002-2006

Uji T Uji R2

Interpretasi

Kesimpulan

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian maka hipotesis

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

right issue.

2. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bid ask

spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

3. H0 : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan cost of equity

capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

4. H0 : β1 = β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan abnormal

return dan bid ask spread terhadap cost of equity

capital.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan

Asimetri Informasi terhadap Cost of Equity Capital” ini dilakukan di Bursa

Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan data sekunder yang meliputi harga

saham harian dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, informasi

tanggal pengumuman saham-saham perusahaan yang melakukan right issue

pada tahun 2002-2006.

Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa right issue,

selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum pengumuman right issue, satu hari pada

saat right issue, serta 5 hari setelah pengumuman right issue. Alasan

menggunakan waktu peristiwa (event period) adalah untuk melihat perubahan

yang terjadi. Dipilih 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right

issue dengan alasan waktu yang tepat untuk melakukan penelitian.

B. Metode Penentuan Sample

Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia. Dalam penelitian ini penentuan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan

tertentu dimana penentuan sample tergantung dari tujuan atau kepentingan

peneliti. Kriteria yang dipakai sebagai sampel penelitian 1 adalah :

1. Perusahaan yang diteliti terdaftar di BEI yang mengumumkan right

issue pada tahun 2002-2006.

2. Perusahaan yang aktif selama periode pengamatan.

3. Pada saat periode pengamatan perusahaan yang melakukan corporate

action lain diluar right issue seperti stock split, saham bonus, dividen

saham dan seterusnya akan dikeluarkan dari sampel.

4. Perusahaan yang datanya tersedia lengkap untuk dianalisis.

Kriteria sampel penelitian untuk penelitian 2 adalah:

1. Kriteria sampel penelitian pertama

2. Harga saham perusahaan yang aktif selama periode pengamatan

Berdasarkan kriteria tersebut, sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebanyak 50 perusahaan yang melakukan right issue selama periode

2002-2006. Berikut yang menjadi sampel penelitian :

Perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006 50

Data tidak lengkap (7)

Jumlah sampel penelitian 1 43

Harga saham tidak aktif (14)

Outlier (4)

Jumlah sampel penelitian 2 25

Tabel 3.1

Sampel perusahaan yang melakukan right issue tahun 2002-2006

No. Emiten Nama Perusahaan Announcement

Date

1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 6-Feb-02

2 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk. 18-Feb-02

3 NISP Bank NISP Tbk. 22-Jul-02

4 MEGA Bank MEGA Tbk. 23-Jul-02

5 SDPC Millenium Pharmacon Tbk. 6-Aug-02

6 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk. 12-Sep-02

7 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 17-Dec-02

8 BHIT Bhakti Investama Tbk. 14-Oct-02

9 TIRT Tirta Mahakam Polywod Tbk. 28-Mar-03

10 BVIC Bank Victoria Tbk. 15-Apr-03

11 INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk. 9-May-03

12 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk. 11-Jun-03

13 SMMA Sinar Mas Multi Arta Tbk. 1-Aug-03

14 BCIC Bank CIC 16-Sep-03

15 AISA Asia Inti Selera Tbk. 19-Nov-03

16 CNKO Central Korporindo Internasional Tbk. 16-Jan-04

17 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk. 28-Apr-04

18 ADES Ades Alfindo Putra Setia Tbk. 10-Jun-04

19 BNBR Bakrie & Brothers Tbk. 15-Jun-04

20 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk. 28-Jul-04

21 AKRA AKR Corporation Tbk. 17-Dec-04

22 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 20-Dec-04

23 KREN Kresna Graha Securindo Tbk. 5-Feb-05

24 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 25-Apr-05

25 PLAS Palm Asia Arowara Tbk. 25-Apr-05

26 MREI Maskapai Reasuransi Tbk. 29-Apr-05

27 ARTA Artavest Tbk. 27-Jul-05

28 MLPL Multipolar Tbk. 27-Jul-05

29 PBRX Pan Brother Tex Tbk. 16-Aug-05

30 ELTY Bakrieland Development Tbk. 4-Jan-06

31 BABP Bank Bumi Putra Indonesia Tbk. 23-Jan-06

32 BBIA Bank Buana Indonesia Tbk. 30-Jan-06

33 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 2-Feb-06

34 TCID Mandom Indonesia Tbk. 2-Feb-06

35 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 7-Feb-06

36 PNIN Panin Insurance Tbk. 7-Feb-06

37 PNLF Panin Life Tbk. 7-Feb-06

38 IIKP Intikapuas Arowana Tbk 1-Mar-06

39 MEGA Bank MEGA Tbk. 4-May-06

40 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 26-Jul-06

41 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 27-Jul-06

42 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk. 28-Sep-06

43 BKSL Sentul City Tbk. 10-Oct-06

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang

bersifat harian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan data sekunder atau studi kepustakaan dengan

cara:

1. Field Research

Untuk memperoleh data penulis mengadakan penelitian langsung ke Bursa

Efek Indonesia (BEI) untuk memperoleh data-data yang diperlukan

melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.

2. Library Research

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan literatur teori-teori yang

berkaitan dengan pasar modal, right issue, dan sumber informasi yang lain.

Sumber-sumber ini digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk

menganalisis dan membahas permasalahan penelitian ini.

3. Internet Research

Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data dengan mengakses

melalui website diantaranya adalah seperti www.google.com,

www.idx.co.id, www.bi.go.id, www.lib.ui.ac.id, dan lainnya.

Berikut ini adalah data yang digunakan antara lain:

1. Nama perusahaan yang melakukan right issue antara tahun 2002 sampai

tahun 2006 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

2. Tanggal pengumuman right issue masing-masing perusahaan yang

diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

3. Data harga saham (closing price) masing-masing perusahaan pada 5 hari

sebelum pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right

issue, dan 5 hari setelah pengumuman right issue.

4. Data transaksi harian berupa bid price, offer price pada 5 hari sebelum

pengumuman right issue, 1 hari pada saat pengumuman right issue, dan

5 hari setelah pengumuman right issue.

5. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian untuk masing-

masing perusahaan serta tingkat suku bunga SBI.

D. Metode Analisis Data

Penelitian pertama menggunakan teknik analisis data yaitu dengan

menggunakan analisis compare means, wilcoxon sign test. Model analisis ini

dipilih karena penelitian dirancang untuk meneliti apakah terdapat perbedaan

sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Penelitian kedua menggunakan cara analisis regresi berganda (multiple

regression analysis) dimana CEC (Cost of Equity Capital) sebagai variabel

terikat sedangkan spread dan CAR (Cumulative Abnormal Return) sebagai

variabel bebasnya. Model penelitian sebagai berikut:

CECi = a+β1CAR+β2Spread+εi

Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data

normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati. Uji normalitas ini digunakan normal (Santoso, 2002:212 dalam

Lianawati, 2005:21). Untuk mengetahui apakah model itu mengalami

masalah normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

data pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas

adalah:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis

diagonal, maka model diasumsikan normal.

b. Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.

Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan

pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan (goodness of

fit) suatu distribusi frekuensi teoritis (frekuensi harapan). Nilai

kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol Dn

yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:

( )oe FFMaxDn −=

Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan

(fe) dan frekuensi observasi (fo).

Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan,

yaitu: (Wijaya, 2003:13 dalam Fithrory, 2005: 32 dalam Muharani,

2008:47)

a. H0 : Data terdistribusi dengan normal

H1 : Data terdistribusi dengan tidak normal

b. Taraf nyata adalah 0,05

c. Wilayah kritis adalah Dn>0,05

Kriteria pengujian:

H0 diterima jika P-value > significant α 0,05 yang berarti data terdistribusi

normal.

2. Uji Paired Sample T-test

Uji paired sample t-test digunakan untuk menentukan ada tidaknya

perbedaan rata-rata dua sampel bebas (Nugroho, 2005:29). Paired sample

T-test yaitu untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel

yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal

dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama (Syahri, 2002:117).

Adapun rumus t untuk Paired sample T-test:

nSd

dthitung =

dXXd −= 1

d =∑n

d

1

)( 2

2

=∑

n

n

dd

Sd

Dimana Sb = standard error dua rata-rata yang berhubungan

bb S

AB

S

Bt =

−=

)0(

Dimana;

B : beda antara pengamatan tiap pasang

AB : rata-rata dari beda pengamatan

Sb : standard error dua rata-rata yang berhubungan

Hipotesis:

H0: µ1 = µ2 ; Tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Ha : µ1 ≠µ2 ; Terdapat perbedaan yang signifikan

Kriteria pengujian:

H0 ditolak jika thitung > ttabel dengan df= n-1 atau P-Value < 0,05

H0 diterima jika thitung <ttabel dengan df = n-1 P-Value > 0,05

3. Uji Wilcoxon Sign Rank Test

Uji nonparametrik digunakan karena data hanya sedikit dan dianggap tidak

diketahui distribusi datanya (berdistribusi bebas). Wilcoxon sign rank test

merupakan uji nonparametrik yang digunakan, karena penelitian dilakukan

terhadap dua sampel yang berhubungan satu sama lain (dependen), karena

subjek mendapat pengukuran–pengukuran yang sama, yaitu diukur

“sebelum” dan “sesudah”. (Alhusin, 2003:278 dalam Nasrudin, 2006:)

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian wilcoxon sign rank

test dengan membandingkan angka Z hitung dengan Z tabel.

Dengan kriteria pengujian:

H0 diterima jika Zhtiung < Ztabel

H0 ditolak jika Zhitung > Ztabel

Bentuk pengambilan keputusan dengan alpha 0,05 dan 0,10 untuk

tingkat kepercayaan 90% dari pengujian dua sisi. Adapun kriteria

pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika P-Value > 0,05 atau 0,10 artinya tidak terdapat perbedaan

yang signifikan.

H0 ditolak jika P-Value < 0,05 atau 0,10 artinya terdapat perbedaan yang

signifikan.

Rumus untuk menghitung:

T

TETZ

σ

)(−=

( )4

1)(

nnTE

+=

24

)12)(1( ++=

nnnTσ

Dimana,

T = Jumlah urutan tanda (+) atau (-) terkecil

N = Jumlah sampel dalam kelompok (Cornelius, 2004:149 dalam

Nasrudin, 2006:)

Adapun langkah-langkah metode analisis data yang akan digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Analisis perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

Untuk menguji hipotesis satu yaitu ada tidaknya perbedaan antara

abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue

digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mendapatkan tanggal pengumuman right issue untuk masing-masing

sampel dan menetapkan sebagai hari ke-0.

b. Mendapatkan harga saham dan IHSG lima hari sebelum dan sesudah

pengumuman right issue sesuai dengan event windownya.

c. Menghitung return saham harian masing-masing perusahaan selama

periode peristiwa.

Rumus:

1

1

−−=

it

itit

P

PPRit

Keterangan:

Rit : Required return saham i pada periode t

Pt : Harga saham pada periode t

Pt-1 : Harga saham pada periode t-1

d. Menghitung return pasar dengan menggunakan IHSG masing-masing

saham untuk periode peristiwa.

Rumus :

1

1

−−=

t

tt

MtIHSG

IHSGIHSGR

Keterangan:

RMt : Return market pada hari t

IHSGt : IHSG pada hari t

IHSGt-1 : IHSG pada hari t-1

e. Menghitung abnormal return harian masing-masing saham untuk

periode dengan menggunakan market adjusted model.

mtitt RRAR −=

Dimana;

ARit : Abnormal return perusahaan i pada hari t

Rit : Return perusahaan i pada hari t

Rmt : Return market pada hari t

f. Menghitung rata-rata abnormal return harian untuk periode event

windownya.

ARt =n

ARit∑

Dimana;

tAR : Rata-rata abnormal return pada periode t

N : Jumlah perusahaan

g. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang

tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik

parametrik atau data tidak terdistribusi normal maka akan

menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data

dilakukan dengan alat uji kolmogorov smirnov test.

h. Menguji signifikansi rata-rata abnormal return pada periode

pengamatan.

1). Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka

menggunakan paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah

terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau

sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi

yang memiliki rata-rata (mean) sama (Alhusin, syahri, 2002:117).

2). Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka

menggunaka uji wilcoxon.

2. Analisis perbedaan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman

right issue.

Untuk menguji hipotesis dua yaitu ada tidaknya perbedaan antara bid ask

spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue digunakan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Menghitung prosentase relative bid ask spread dengan rumus (Prima

Yusi, 2002:76)

( ) }{ 2/

)(

itit

itit

itbidoffer

bidofferSpread

+

−=

Dimana :

offer i,t : Harga saham perusahaan i yang ditawarkan pada waktu t.

Bid i,t : Harga saham perusahaan i yang diminta pada waktu t.

b. Menghitung rata-rata prosentase spread selama periode pengamatan

(Prima Yusi, 2002:76):

spread =n

spread∑

Dimana:

Spread : Rata-rata prosentase spread

N : Jumlah hari pengamatan

c. Uji normalitas data yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang

tepat apakah data terdistribusi normal maka menggunakan statistik

parametrik atau data tidak terdistribusi normal maka akan

menggunakan satatistik non parametrik. Pengujian normalitas data

dilakukan dengan alat uji Kolmogorov Smirnov test.

d. Menguji signifikansi rata-rata bid ask spread selama periode

pengamatan.

1). Apabila data yang digunakan merupakan data normal maka

menggunakan Paired sample T-test yaitu untuk menguji apakah

terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau

sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang

memiliki rata-rata (mean) sama (Alhusin, syahri, 2002:117).

2). Apabila data yang digunakan merupakan data tidak normal maka

menggunakan uji wilcoxon.

3. Analisis perbedaan cost of equity capital sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis

ketiga adalah sebagai berikut:

a. Menghitung besarnya cost of equity capital dengan menggunakan

pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM).

( )ftMtft RRRCEC −+= β

Dimana:

CEC : Cost of Equity Capital

Rft : Risk Free

βi : Beta saham i

Rmt : Risk market (resiko pasar)

b. Menghitung Rf harian. Oleh karena analisis dalam penelitian ini adalah

analisis harian, maka tingkat suku bunga deposito bulanan per tahun

disesuaikan menjadi tingkat suku bunga per hari yaitu dengan membagi

suku bunga dengan 360 (asumsi 1 tahun 360 hari) (Sularso,2003:10).

12

SBIRf =

Dimana:

Rf : Risk free

SBI : Suku Bunga Indonesia

c. Mengestimasi besarnya βi atau kepekaan pasar dari suatu saham pada

masing-masing sampel. Diperoleh dari Ri = α + βRM + εi. Berdasarkan β

dapat dilihat faktor resiko perubahan yang menjadi parameter. Dimana

pengukur perubahan yang diharapkan pada return suatu saham jika terjadi

perubahan pada return pasar. Semakin besar betanya semakin besar pula

tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut (Husnan,

2001:169). Pengukuran β ini dapat dilakukan dengan menggunakan

pendektan regresi dengan rumus: (Husnan, 2001:115)

βi = ∑ ∑

∑ ∑ ∑−

−22 )()(

)()(

XXnx

YXXYnx

Dimana:

n : Banyaknya periode pengamatan

X : Tingkat keuntungan pasar (RM)

Y : Tingkat keuntungan saham (Ri)

d. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian

normalitas data, yang bertujuan untuk menentukan alat uji yang tepat

apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Pengujian

normalitas data dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov..

e. Apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan semua data

terdistribusi normal maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat

analisis statistik parametrik yaitu uji paired sample T-test. Sebaliknya

apabila hasil pengujian normalitas data menunjukkan tidak terdistribusi

normal, maka pengujian hipotesis akan menggunakan alat analisis non

parametrik, yaitu uji wilcoxon.

4. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri informasi

Terhadap Cost of Equity Capital.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Pendekatan Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk melaksanakan

regresi agar regresi tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan atau

meramal nilai variabel terikat Y. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji asumsi-

asumsi klasik yang diperlukan untuk OLS sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam sebuah model mempunyai distribusi data

normal atau tidak. Model yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati. Untuk mengetahui apakah model itu mengalami masalah

normalitas atau tidak, dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan uji normalitas

adalah:

1). Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan meliputi arah garis

diagonal, maka model diasumsikan normal.

2). Jika data menyebar jauh dari garis normal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model diasumsikan tidak normal.

Uji kolmogorov-Smirnov adalah uji normalitas data sebelum pelaksanaan

pengujian hipotesis yang juga merupakan ukuran ketepatan (goodness of

fit) suatu distribusi frekuensi teoritis (frekuensi harapan). Nilai

kolmogorov-smirnov dihitung dalam pengujian statistik diberi simbol Dn

yang dapat diperoleh dengan menggunakan formula sebagai berikut:

( )oe FFMaxDn −=

Dn adalah deviasi absolut tertinggi berupa selisih antara frekuensi harapan

(fe) dan frekuensi observasi (fo).

Untuk menguji normalitas data, ada ketentuan yang perlu diperhatikan,

yaitu: (wijaya 2003:13 dalam Fithrory 2005: 32 dalam Muharani 2008:47)

1). H0 : Data terdistribusi dengan normal

H1 : Data terdistribusi dengan tidak normal

2). Taraf nyata adalah 0,05

3). Wilayah kritis adalah Dn>0,05

Kriteria pengujian:

H0 diterima jika P-value > significant α 0,05 yang berarti data terdistribusi

normal.

b. Uji Asumsi Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (εt) pada periode tertentu

dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (εt-1) (Bhuono, 2005:59).

Model regresi berganda terbebas dari autokorelasi. Pada umumnya

autokorelasi banyak terjadi pada data time series.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan melalui uji

Durbin-Watson. Aturan main untuk menggunakan uji Durbin-Watson

adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dengan tabel Durbin-

Watson.

Dalam tabel Durbin-Watson terdapat nilai batas atas (upper bound atau

du) dan nilai batas atas (lower bound atau dl). Adapun kriteria yang

diberlakukan untuk menjadi patokan adalah sebagai berikut (Ghozali,

2005:96):

1). Apabila 0 < d < dl, maka terdapat autokorelasi positif

2). Apabila dl < d <du, maka tidak ada keputusan mengenai keberadaan

autokorelasi.

3). Apabila du < d < 4 –du, maka tidak ada autokorelasi.

4). Apabila 4-du < d < 4-dl, maka tidak ada keputusan mengenai

keberadaaan autokorelasi.

5). Apabila 4-dl < d < 4, berarti terdapat autokorelasi negatif.

sumber: Bhuono, 2005:60

Gambar 2. Kriteria uji autokorelasi

c. Uji Asumsi Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain

dalam satu model (Bhuono, 2005:58). Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Pedoman suatu moedel regresi bebas dari masalah multikolinieritas adalah

sebagai berikut (Singgih, 2007):

1). Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) disekitar angka 1.

2). Nilai Tolerance mendekati angka 1.

3). Koefisien korelasi antar variabel bebas harus lemah, yaitu harus

dibawah angka 0,5.

( )21

1

RVIF

−= dimana R

2 adalah koefisien determinan dari regresi

antar variabel bebas.

d. Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu

periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran

hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual

nilai tersebut (Bhuono, 2005:62).

Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot yang menyatakan metode regresi

linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika (Bhuono, 2005:62):

1). Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah sekitar angka 0.

2). Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja.

3). Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kembali.

4). Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

e. Uji Signifikansi

1). Uji Koefisien regresi

Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan

atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat maka nilai t hitung

dibandingkan dengan t-tabel atau nilai p-value dibandingkan dengan

derajat kepercayaannya. Kriteria menolak atau menerima hipotesis:

a). Apabila thitung ≥ ttabel atau p-value > 0,05 maka H0 diterima

b). Apabila t-hitung < t-tabel atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak

bi

i

hitungS

bUjiT =

Keterangan:

bi : Koefisien variabel ke i

Sbi : Standar deviasi

Selanjutnya berdasarkan tingkat signifikansi 5% atau 0,05 maka

pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi adalah jika

probabilitas > 0,05 maka H0 diterima berarti bahwa suatu variabel

independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Jika probabilitas signifikan < 0,05 maka H0 ditolak,

berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

2). Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinansi (R2) adalah koefisien korelasi antara variabel

terikat dengan semua variabel bebasnya. Nilai R-Square digunakan

sebagai koefisien determinansi yang menunjukkan seberapa besar

variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi seluruh

variabel bebasnya dalam kaitannya dengan suatu model regresi.

Nilai R-Square dikatakan baik jika diatas 0,5 karena nilai R-Square

berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret

waktu (time series) memiliki R-Square maupun Adjusted R Square

cukup tinggi (diatas 0,5), sedangkan sampel dengan data item

tertentu yang disebut data silang (crosssection) pada umumnya

memiliki R-Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi

(dibawah 0,5) (Bhuono, 2005:51).

3). Uji F

Uji F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan

dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada derajat

kepercayaan yang ditetapkan atau membandingkan nilai p-value

dengan tingkat kepercayaan yang ditetapkan. Hipotesis yang

digunakan untuk pengujian tersebut adalah: secara bersama-sama

terdapat pengaruh yang signifikan antara CAR dan Spread terhadap

CEC.

Hipotesis yang digunakan :

H0 : β1=β2= 0 (arti semua βi secara signifikan sama dengan 0)

H0 : β1=β2 ≠ 0 (arti semua variabel βi secara signifikan tidak sama

dengan 0)

Dasar pengambilan keputusan:

i. Apabila F hitung ≤ Ftabel atau p-value > 0,05 maka H0 diterima

ii. Apabila Fhitung > Ftabel atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak

Untuk menghitung uji F digunakan rumus:

( )

( )11 2

2

−−−

=

knR

kR

UjiFhitung

Selanjutnya berdasarkan tingkat signifikansi 5% atau 0,05 maka

pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi adalah jika

probabilitas > 0,05 maka H0 diterima berarti bahwa suatu variabel

independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Jika probabilitas signifikan < 0,05 maka H0 ditolak,

berarti bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel dependen.

H. Operasional Variabel Penelitian

Dengan demikian, variabel-variabel yang akan menjadi pengamatan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Return saham adalah perubahan nilai asset atau sekuritas dibagi dengan

nilai awal atau harga pembelian asset atau sekuritas.

2. Return market adalah perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

dibagi dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari sebelumnya.

3. Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi

dengan return pasar.

4. Bid ask spread adalah selisih antara selisih harga beli (permintaan)

tertinggi dengan harga jual (penawaran) terendah saham trader.

5. Cost of equity capital merupakan suatu rate tertentu yang harus dicapai

perusahaan agar dapat memenuhi imbalan yang diharapkan (expected

return) oleh pemegang saham atas dana yang ditanamkan pada

perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang akan diterima.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah mulai sejak

Pemerintah Hindia Belanda. pada tanggal 14 Desember 1912, dengan

bantuan Pemerintah Kolonial Belanda, bursa efek pertama Indonesia

didirikan di Batavia, pusat Pemerintah Kolonial Belanda dan dikenal

sebagai Jakarta saat ini. Pendirian bursa efek (stock exchange) di Batavia

adalah dalam rangka memupuk sumber pembiayaan bagi perkebunan milik

Batavia yang tumbuh secara besar-besaran di Indonesia.

Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama

dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah

kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya pada tanggal 11

Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun

kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara

Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia

memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi dengan

memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-

perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham

kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program

nasionalisasi pada tahun 1956.

Sejak tahun 1956 pemerintah telah mencoba untuk mengaktifkan

kembali pasar modal sebagai sarana pembiayaan kegiatan ekonomi pada

awalnya pemerintah mendorong pertumbuhan pasar modal melalui

pemberian fasilitas perpajakan, baik kepada perusahaan-perusahaan yang

go public maupun para investor serta lembaga-lembaga penunjang yng

terkait termasuk broker dan dealer. Fasilitas perpajakan kemudian

dihapuskan setelah diberlakukan peraturan perpajakan yang baru pada

tahun 1983, sedangkan pajak penghasilan atas bunga deposito dan

tabungan berjangka lainnya ditunda pemungutannya. Keadaan ini sudah

tentu mengakibatkan iklim investasi di pasar modal kurang menarik. Oleh

karena itu, kemudian pemerintah berusaha mendorong kembali

pertumbuhan pasar modal dengan mengeluarkan paket-paket deregulasi,

seperti paket Desember 1987, paket Oktober 1988, dan paket Desember

1988. Salah satu isi paket tersebut yang terpenting adalah dinaikkannya

pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan berjangka lainnya

sebesar 15% final. Kebijaksanaan pengenaan pajak final atas tabungan,

ternyata berdampak sangat positif terhadap pasar modal, karena

pendapatan masyarakat pemodal menjadi berkurang, sehingga mereka

cenderung mencari alternatif lain dalam menginvestasikan uangnya.

Tidak sampai tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan

ditandatangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi

baru dibawah Departemen Keuangan, kegiatan perdagangan dan

kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat dan mencapai puncaknya

pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar financial dan sektor

swasta.

Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham diswastanisasi menjadi PT.

Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi bursa saham menjadi PT. BEJ ini

mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM).

Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading

System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomatis yang menggantikan

sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi

perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin

kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan

manual.

Tahun 2002, BEJ juga menerapkan perdagangan jarak jauh (remote

trading), sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar,

kecepatan, dan frekuensi perdagangan.

Pada tahun 2007 dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ)

dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang kemudian berubah nama menjadi

Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia Sumber: Bursa Efek Indonesia

B. Hasil dan Pembahasan

Pengujian pada penelitian pertama dilakukan dengan menggunakan

metode uji beda dua rata-rata dari dua kelompok observasi berpasangan (T-

test, Wilcoxon) sedangkan untuk penelitian kedua menggunakan metode

regresi berganda.

1. Analisis Deskriptif Data

a. Analisis Deskriptif Variabel Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal

merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor).

Dengan demikian, return tidak normal (abnormal return) adalah

selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return

ekspektasi.

Tabel. 4.1

Deskriptif abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

right issue. Sebelum Setelah Wilcoxon

No Emiten Rata-rata Std.Dev Rata-rata Std.Dev Z

Asymp Sig

1 ABDA -0.20868 0.45165 0.00297 0.01552 -0.674 0.5

2 RMBA 0.00572 0.03334 0.02795 0.03332 -.674(a) 0.5

3 NISP -0.20463 0.45501 -0.18913 0.47031 -.674(a) 0.5

4 MEGA 0.01766 0.03849 0.01061 0.03563 -.135(a) 0.893

5 SDPC -0.38674 0.91593 -0.03620 0.04641 -.135(a) 0.893

6 BNII -0.03333 0.09435 -0.02569 0.05651 -.405(a) 0.686

7 ARNA 0.00120 0.00947 0.00006 0.05308 -.135(a) 0.893

8 BHIT -0.19190 0.45363 -0.00196 0.03390 -.135(a) 0.893

9 TIRT -0.00339 0.00691 -0.03183 0.07012 -.135(a) 0.893

10 BVIC -0.17624 0.47383 -0.20455 0.45101 -.674(a) 0.5

11 INTP 0.00181 0.01974 0.00165 0.01114 -.135(a) 0.893

12 BBIA 0.01266 0.05087 -0.19483 0.44644 -.674(a) 0.5

13 SMMA 0.16074 0.15355 -0.24438 0.86982 -.944(a) 0.345

14 BCIC -0.40390 0.53569 -0.00798 0.02692 -1.753(a) 0.08**

15 AISA -0.19612 0.44757 -0.18706 0.46472 -.405(a) 0.686

16 ABDA -0.20599 0.45484 -0.21016 0.44778 -.405(a) 0.686

17 CNKO -0.09553 0.04828 0.02773 0.11169 -1.753(a) 0.08**

18 ULTJ 0.00546 0.04484 0.00684 0.01065 -.674(a) 0.5

19 ADES 0.01710 0.02366 -0.39814 0.54808 -1.214(a) 0.225

20 BNBR 0.00125 0.00773 0.03798 0.07176 -1.214(a) 0.225

21 RICY -0.19530 0.44672 -0.19142 0.45812 -.405(a) 0.686

22 AKRA 0.00124 0.01863 -0.00018 0.02895 -.405(a) 0.686

23 KREN -0.00004 0.02904 -0.00575 0.03086 -.405(a) 0.686

24 PLAS -0.01166 0.01549 0.00567 0.01307 -1.483(a) 0.138

25 MREI 0.00193 0.03510 -0.01927 0.03908 -.674(a) 0.5

26 ARTA -0.01591 0.03058 -0.00871 0.01378 -.674(a) 0.5

27 MLPL -0.16456 0.33673 -0.34131 0.78466 -.405(a) 0.686

28 PBRX -0.00228 0.13019 0.01748 0.03161 -.405(a) 0.686

29 IIKP -0.00501 0.07157 -0.00080 0.04183 -.405(a) 0.686

30 MEGA -0.00636 0.01904 -0.01530 0.01706 -.944(a) 0.345

31 BBIA -0.00119 0.01368 -0.00436 0.00445 -.674(a) 0.5

32 TCID -0.00329 0.00425 -0.00168 0.01099 -.135(a) 0.893

33 TBLA 0.02503 0.03020 -0.25649 1.06918 -.674(a) 0.5

34 PNBN -0.00107 0.01455 0.00445 0.01457 -.944(a) 0.345

No Emiten Rata-rata Std.Dev Rata-rata Std.Dev Z

Asymp Sig

35 BKSL -0.00190 0.00409 -0.00108 0.03512 -.135(a) 0.893

36 IIKP 0.00954 0.02395 0.01880 0.07214 -.674(a) 0.5

37 ELTY 0.00173 0.01561 -0.01334 0.01009 -2.023(a) 0.043*

38 BABP -0.17566 0.39437 0.01437 0.04681 -.405(a) 0.686

39 ENRG 0.00978 0.02795 0.01006 0.05586 -.135(a) 0.893

40 PNIN 0.00119 0.01358 -0.00600 0.01293 -.405(a) 0.686

41 PNLF -0.00238 0.02226 0.00459 0.01184 -.674(a) 0.5

42 BBNP -0.00507 0.01347 -0.00144 0.01251 -.405(a) 0.686

43 IIKP 0.02354 0.02564 0.02126 0.03690 -.405(a) 0.686 Sumber: data diolah

Ket: * signifikan pada tingkat α 5%

** signifikan pada tingkat α 10%

Pada Tabel. 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata abnormal return

saham pada 5 hari sebelum pengumuman right issue didapatkan

abnormal return positif pada 17 perusahaan, abnormal return tertinggi

terdapat pada PT. Sinar Mas Multi Arta Tbk sebesar 0,16074

sedangkan rata-rata abnormal return negatif didapatkan pada 26

perusahaan, abnormal return terendah terdapat pada PT. Bank CIC

Tbk sebesar -0,40390. Ini berarti keputusan investasi untuk

mendapatkan abnormal return terbaik ada pada saham PT. Sinar Mas

Multi Arta Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Bank CIC Tbk yang

menghasilkan abnormal return terendah.

Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari sebelum

pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Millenium

Pharmacon International Tbk sebesar 0,91593 dan terendah terdapat

pada saham PT. Sentul City Tbk sebesar 0,00409. Ini berarti bahwa

standar deviasi sebelum right issue PT. Millenium Pharmacon

International Tbk paling tidak stabil dibandingkan dengan PT. Sentul

City Tbk yang paling stabil sahamnya.

Rata-rata abnormal return 5 hari setelah pengumuman right issue

didapatkan return positif pada 16 perusahaan, abnormal return

tertinggi terdapat pada PT. Bakrie & Brothers Tbk sebesar 0,03798

sedangkan rata-rata abnormal return negatif didapatkan pada 27

perusahaan, abnormal return terendah terdapat pada PT. Ades Alfindo

Putra Setia Tbk sebesar -0,39814. Ini berarti keputusan investasi untuk

mendapatkan abnormal return terbaik ada pada saham PT. Bakrie &

Brothers Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Ades Alfindo Putra

Setia Tbk yang menghasilkan abnormal return terendah.

Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari setelah

pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Tunas Baru

Lampung Tbk sebesar 1,06918 dan terendah terdapat pada saham PT.

Bank Buana Indonesia Tbk sebesar 0,00445. Ini berarti bahwa standar

deviasi setelah right issue PT. Tunas Baru Lampung Tbk paling tidak

stabil dibandingkan dengan PT. Bank Buana Indonesia Tbk yang lebih

stabil sahamnya.

Pada analisis wilcoxon sign rank test, terlihat ada saham yang

mempunyai perbedaan abnormal return yang signifikan antara 5 hari

sebelum pengumuman right issue dengan 5 hari sesudah pengumuman

right issue pada level signifikan 5% PT. Bakrieland Development Tbk

dimana tingkat probabilitasnya < 5% atau pada level signifikan 10%

seperti PT. Bank CIC Tbk, PT. Central Korporindo Internasional Tbk

dimana tingkat probabilitasnya < 10%. Dengan demikian H0 ditolak Ha

diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal

ini disebabkan oleh pengumuman right issue diterima di pasar sebagai

good news berkaitan dengan kesempatan investasi perusahaan di masa

yang akan datang dimana investor percaya bahwa perusahaan

mengeluarkan saham baru untuk membiayai proyek yang memiliki

NPV positif sehingga harga saham bereaksi secara positif terhadap

pengumuman right issue.

Sedangkan untuk emiten saham lain pada analisis wilcoxon sign

rank test terlihat bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang

signifikan antara 5 hari sebelum pengumuman right issue dan lima hari

setelah pengumuman right issue pada level signifikansi 5%, dimana

tingkat probabilitas seluruh saham > 5% artinya H0 diterima dan Ha

ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal

return sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hal ini

disebabkan oleh pengumuman penambahan saham baru yang

mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan (bad

news) tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Jika dana dari

right issue akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang

memiliki nilai NPV nol atau negatif sehingga pasar akan bereaksi

negatif.

Hasil analisis ini mendukung penelitian Taufik (2002)

menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak mempunyai pengaruh

terhadap variabilitas tingkat keuntungan. Rendahnya variabilitas

tingkat keuntungan menyebabkan abnormal return tidak berbeda

secara nyata dengan abnormal return sebelum dan sesudah publikasi.

b. Analisis Deskriptif Variabel Bid Ask Spread

Menurut Kothare (1993) dalam Sari (2002:74) menyebutkan bahwa

rentang antara harga beli-jual akan meningkat setelah pengumuman

right issue. Perubahan ini dihubungkan dengan struktur kepemilikan

perusahaan yang menerbitkan right. Penawaran umum menyebabkan

penyebaran yang besar dalam kepemilikan saham yang mendorong

untuk lebih mengkontrasikan kepemilikan. Semakin besar selisihnya,

semakin besar volatisitas saham tersebut, sehingga return yang akan

diperoleh juga akan semakin besar.

Tabel 4.2

Deskriptif bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Sebelum Setelah Wilcoxon

No Emiten Rata-rata Std.Dev

Rata-rata Std.Dev Z

Asymp Sig

1 ABDA 0.22983 0.10346 -0.63903 1.24964 -1.095(a) 0.273

2 RMBA 0.03218 0.00091 0.02572 0.00075 -2.023(a) 0.043*

3 NISP 0.35374 0.72161 0.09407 0.08424 -.135(a) 0.893

4 MEGA 0.05434 0.02140 0.05384 0.01131 -.535(a) 0.593

5 SDPC 0.04628 0.00190 0.09493 0.05241 -1.753(a) 0.08**

6 BNII 0.07783 0.00571 0.10959 0.04115 -2.060(a) 0.039*

7 ARNA 0.11111 0.00000 0.07632 0.03178 -1.633(a) 0.102

8 BHIT -0.30686 0.74173 0.01754 0.00740 -.135(a) 0.893

9 INTP 0.02448 0.00093 0.02458 0.00051 -.137(a) 0.891

10 AISA -0.05321 1.09092 -0.57841 1.29777 -.944(a) 0.345

No Emiten Rata-rata Std.Dev

Rata-rata Std.Dev Z

Asymp Sig

11 TIRT 0.17032 0.04316 0.25393 0.10124 -1.461(a) 0.144

12 BBIA 0.04334 0.00163 0.04444 0.00000 -1.342(a) 0.18

13 SMMA -0.77866 1.11498 0.03161 0.03096 -1.214(a) 0.225

14 BVIC 0.18763 0.11941 0.13019 0.00701 -1.069(a) 0.285

15 BCIC 0.05001 0.01864 0.04220 0.00077 -.447(a) 0.655

16 ABDA 0.09376 0.01000 0.09330 0.04503 -.674(a) 0.5

17 CNKO 0.07233 0.01082 0.05922 0.00190 -1.761(a) 0.078**

18 ULTJ 0.01106 0.00033 0.02316 0.01205 -1.753(a) 0.08**

19 ADES 0.03289 0.01268 0.02725 0.00033 -.816(a) 0.414

20 BNBR 0.15385 0.00000 0.15385 0.00000 .000(a) 1.00

21 RICY 0.06381 0.02925 0.04576 0.03940 -.674(a) 0.5

22 AKRA 0.02299 0.00000 0.03710 0.01288 -1.732(a) 0.083**

23 KREN 0.05001 0.01864 0.04802 0.01790 -1.732(a) 0.083**

24 PLAS 0.01271 0.00013 0.01242 0.00011 -1.826(a) 0.068**

25 MREI 0.06102 0.02932 0.05181 0.02598 -.135(a) 0.893

26 ARTA 0.01491 0.00961 0.01300 0.00489 -.674(a) 0.5

27 MLPL 0.02494 0.00035 0.02520 0.00053 -1.134(a) 0.257

28 PBRX 0.03062 0.00634 0.02845 0.01754 -.135(a) 0.892

29 IIKP 0.04878 0.00000 0.04928 0.00112 -1.000(a) 0.317

30 MEGA 0.12343 0.07697 0.04316 0.04022 -2.032(a) 0.042*

31 BBIA 0.04037 0.03177 0.04495 0.03260 -.137(a) 0.891

32 TCID 0.04015 0.05062 0.10407 0.09911 -1.214(a) 0.225

33 TBLA -0.29674 0.74205 0.03309 0.00181 -.677(a) 0.498

34 PNBN 0.01084 0.00010 0.01074 0.00013 -1.236(a) 0.216

35 BKSL 0.05902 0.02291 0.04928 0.00112 -.447(a) 0.655

36 IIKP 0.04255 0.00000 0.08861 0.04034 -1.841(a) 0.066**

37 ELTY 0.03059 0.00041 0.03097 0.00044 -1.000(a) 0.317

38 BABP 0.10063 0.02174 0.08783 0.04085 -.406(a) 0.684

39 ENRG 0.01237 0.00041 0.00913 0.00513 -2.023(a) 0.043*

40 PNIN 0.02910 0.01026 0.01822 0.00030 -1.461(a) 0.144

41 PNLF 0.03175 0.00000 0.03175 0.00000 .000(a) 1

42 BBNP -0.80000 1.09545 -1.59437 0.90703 -.378(a) 0.705

43 IIKP 0.04303 0.00245 0.03988 0.00138 -2.023(a) 0.043*

Sumber: data diolah

Ket: * signifikan pada tingkat α 5%

** signifikan pada tingkat α 10%

Pada Tabel. 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata bid ask spread saham

pada 5 hari sebelum pengumuman right issue didapatkan bid ask

spread positif pada 38 perusahaan, bid ask spread tertinggi terdapat

pada PT. Bank NISP Tbk sebesar 0,35374 sedangkan rata-rata bid ask

spread negatif didapatkan pada 5 perusahaan, bid ask spread terendah

terdapat pada PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk sebesar -0,8. Ini

berarti keputusan investasi untuk mendapatkan bid ask spread terbaik

ada pada saham PT. Bank NISP Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT.

Bank Nusantara Parahyangan Tbk yang menghasilkan bid ask spread

terendah.

Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari sebelum

pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Millenium

Pharmacon International Tbk sebesar 0.91593 dan terendah terdapat

pada saham PT. Sentul City Tbk sebesar 0.00409. Ini berarti bahwa

standar deviasi sebelum right issue PT. Millenium Pharmacon

International Tbk paling tidak stabil dibandingkan dengan PT. Sentul

City Tbk yang paling stabil sahamnya.

Rata-rata bid ask spread 5 hari setelah pengumuman right issue

didapatkan bid ask spread positif pada 40 perusahaan, bid ask spread

tertinggi terdapat pada PT. Tirta Mahakam Polywod Tbk sebesar

0,25393 sedangkan rata-rata bid ask spread negatif didapatkan pada 3

perusahaan, bid ask spread terendah terdapat pada PT. Bank Nusantara

Parahyangan Tbk sebesar -1,59437. Ini berarti keputusan investasi

untuk mendapatkan bid ask spread terbaik ada pada saham PT. Tirta

Mahakam Polywod Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Bank

Nusantara Parahyangan Tbk yang menghasilkan bid ask spread

terendah.

Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari setelah

pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Asia Inti Selera Tbk

sebesar 1,29777 dan terendah terdapat pada saham PT. Bank Buana

Indonesia Tbk, PT. Bakrie & Brother Tbk, dan PT. Panin Life Tbk

sebesar 0,00000. Ini berarti bahwa standar deviasi setelah

pengumuman right issue PT. Asia Inti Selera Tbk paling tidak stabil

dibandingkan dengan PT. Bank Buana Indonesia Tbk, PT. Bakrie &

Brother Tbk, dan PT. Panin Life Tbk yang lebih stabil sahamnya.

Pada analisis wilcoxon sign rank test, terlihat ada saham yang

mempunyai perbedaan bid ask spread yang signifikan antara 5 hari

sebelum pengumuman right issue dengan 5 hari sesudah pengumuman

right issue pada level signifikan 5% seperti PT. Bentoel Internasional

Investama Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank MEGA Tbk,

PT. Energi Mega Persada Tbk, serta Intikapuas Arowana Tbk dimana

tingkat probabilitasnya < 5% dan signifikan 10% seperti PT.

Millenium Pharmacon Tbk, PT. Central Korporindo Internasional Tbk,

PT. Ultra Jaya Milk Tbk, PT. AKR Corporation Tbk, PT. Kresna

Graha Securindo Tbk, PT. Palm Asia Arowara Tbk, serta PT.

Intikapuas Arowana Tbk dengan tingkat probabilitas < 10%. Dengan

demikian H0 ditolak Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan bid ask spread sebelum dan sesudah pengumuman

right issue. Hal ini berkaitan dengan signaling theory, karena terdapat

asimetri informasi, hal ini biasa dilakukan oleh para manajer finance

dimana mereka lebih mengetahui keadaan perusahaan mereka apakah

undervalued maupun overvalued, sehingga mereka dapat menentukan

apakah harga saham baru mereka akan diterbitkan dengan harga yang

lebih murah atau lebih mahal dari saham yang beredar. Tetapi biasanya

mereka akan melakukan right issue lebih banyak perusahaan yang

mengalami undervalued sehingga mereka menerbitkan saham harga

baru mereka dengan harga yang lebih murah.

Jika harga saham jatuh, maka investor akan memilih untuk

membeli saham dengan menggunakan harga saham yang lebih murah

dibandingkan harga saham yang ditawarkan. (Safitriningrum,2004:25).

Sedangkan untuk emiten saham lain pada analisis wilcoxon sign

rank test terlihat bahwa tidak ada perbedaan bid ask spread yang

signifikan antara 5 hari sebelum pengumuman right issue dan lima hari

setelah pengumuman right issue pada level signifikansi 5%, dimana

tingkat probabilitas seluruh saham > 5% artinya H0 diterima dan Ha

ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan bid ask

spread sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

c. Analisis Deskriptif Variabel Cost of Equity Capital

Cost of equity capital (biaya modal ekuitas) adalah suatu rate

tertentu yang harus dicapai perusahaan agar dapat memenuhi imbalan

yang diharapkan (expected return) oleh pemegang saham atas dana

yang ditanamkan pada perusahaan tersebut sesuai dengan risiko yang

akan diterima. Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang diminta atas

investasi oleh para pemegang saham perusahaan (Van Horne dan

Wachowizs, 2007:122).

Tabel. 4.3

Deskriptif cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman

right issue Sebelum Setelah Wilcoxon

No Emiten Rata-rata Std.Dev

Rata-rata Std.Dev Z

Asymp Sig

1 ABDA 0.09154 0.01194 0.09736 0.01948 -.405(a) 0.686

2 RMBA 0.05453 0.00379 0.05962 0.00355 -1.753(a) 0.08**

3 NISP 0.16418 0.03114 0.19723 0.08075 -.944(a) 0.345

4 MEGA 0.03858 0.00094 0.03835 0.00188 -.674(a) 0.5

5 SDPC 0.06643 0.06183 0.03904 0.00048 -.135(a) 0.893

6 BNII 0.05336 0.00222 0.05777 0.00535 -1.483(a) 0.138

7 ARNA -0.07965 0.02688 -0.04494 0.04008 -.944(a) 0.345

8 BHIT 0.08328 0.00718 0.06132 0.01388 -2.023(a) 0.043*

9 TIRT 0.02188 0.00164 0.02336 0.00531 -.135(a) 0.893

10 BVIC -0.13283 0.09548 -0.13466 0.06828 -.135(a) 0.893

11 INTP 0.02789 0.00018 0.02801 0.00017 -1.219(a) 0.223

12 BBIA 0.02288 0.00180 0.02025 0.00381 -1.214(a) 0.225

13 SMMA 0.00133 0.00645 0.23039 0.92553 -.405(a) 0.686

14 BCIC -0.07033 0.05070 -0.03202 0.03916 -1.214(a) 0.225

15 AISA -0.15757 0.02711 -0.05504 0.04071 -2.023(a) 0.043*

16 ABDA -0.08052 0.11626 -0.06965 0.02686 -.405(a) 0.686

17 CNKO 0.01594 0.00696 0.01410 0.00268 -.674(a) 0.5

18 ULTJ 0.02209 0.00079 0.02364 0.00067 -2.023(a) 0.043*

19 ADES 0.14273 0.07575 0.12440 0.05124 -.405(a) 0.686

20 BNBR 0.02017 0.00016 0.02010 0.00013 -.944(a) 0.345

21 RICY -0.00329 0.00661 -0.00471 0.00925 -.405(a) 0.686

22 AKRA 0.02160 0.00083 0.02132 0.00033 -.944(a) 0.345

23 KREN 0.02601 0.00007 0.02589 0.00015 -1.214(a) 0.225

24 PLAS 0.02575 0.00022 0.02590 0.00019 -1.214(a) 0.225

25 MREI 0.02393 0.00085 0.02471 0.00041 -2.023(a) 0.043*

26 ARTA 0.01729 0.00308 0.01465 0.00281 -1.214(a) 0.225

27 MLPL 0.08575 0.02899 -0.93412 2.33811 -.674(a) 0.5

28 PBRX 0.02589 0.00191 0.02609 0.00012 -.135(a) 0.893

29 IIKP 0.03818 0.00583 0.03388 0.00270 -1.483(a) 0.138

30 MEGA 0.02787 0.00155 0.02898 0.00125 -1.214(a) 0.225

31 BBIA 0.03289 0.00001 0.03289 0.00001 -.535(a) 0.593

32 TCID 0.03229 0.00017 0.03219 0.00022 -.730(a) 0.465

33 TBLA 0.13622 0.03578 -0.68181 2.96211 -.674(a) 0.5

34 PNBN 0.03539 0.00073 0.03590 0.00095 -.405(a) 0.686

35 BKSL 0.03331 0.00006 0.03331 0.00012 -.135(a) 0.893

36 IIKP 0.03240 0.00013 0.03239 0.00014 -.405(a) 0.686

37 ELTY 0.03315 0.00005 0.03313 0.00010 -.674(a) 0.5

38 BABP -0.31708 0.03259 -0.26158 0.04296 -2.023(a) 0.043*

No Emiten Rata-rata Std.Dev

Rata-rata Std.Dev Z

Asymp Sig

39 ENRG 0.04602 0.00397 0.04840 0.00511 -.405(a) 0.686

40 PNIN 0.03239 0.00004 0.03228 0.00018 -1.105(a) 0.269

41 PNLF 0.03286 0.00000 0.03286 0.00000 .000(a) 1.00

42 BBNP 0.03635 0.00169 0.03607 0.00137 -.135(a) 0.893

43 IIKP 0.03356 0.00006 0.03372 0.00027 -1.095(a) 0.273 Sumber: data diolah

Ket: * signifikan pada tingkat α 5%

** signifikan pada tingkat α 10%

Pada Tabel. 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata cost of equity capital

saham pada 5 hari sebelum pengumuman right issue didapatkan cost of

equity capital positif pada 36 perusahaan, cost of equity capital

tertinggi terdapat pada PT. Bank NISP Tbk sebesar 0,16418 atau

16,416% sedangkan rata-rata cost of equity capital negatif didapatkan

pada 7 perusahaan, cost of equity capital terendah terdapat pada PT.

Bank Bumi Putra Indonesia Tbk sebesar -0,31708 atau -31,1708%. Ini

berarti keputusan investasi untuk mendapatkan cost of equity capital

terbaik ada pada saham PT. Bank NISP Tbk. Dan tidak berinvestasi

pada PT. Bank Bumi Putra Indonesia Tbk yang menghasilkan cost of

equity capital terendah.

Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari sebelum

pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Asuransi Bina Dana

Arta Tbk sebesar 0,116260 dan terendah terdapat pada saham PT.

Panin Life Tbk sebesar 0,00000. Ini berarti bahwa standar deviasi

sebelum pengumuman right issue PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk

paling tidak stabil dibandingkan dengan PT. Panin Life Tbk yang

paling stabil sahamnya.

Rata-rata cost of equity capital saham pada 5 hari setelah

pengumuman right issue didapatkan cost of equity capital positif pada

34 perusahaan, cost of equity capital tertinggi terdapat pada PT. Sinar

Mas Multi Arta Tbk sebesar 0,23039 atau 23,039% sedangkan rata-rata

cost of equity capital negatif didapatkan pada 9 perusahaan, cost of

equity capital terendah terdapat pada PT. Multipolar Tbk sebesar -

0,93412 atau -93,412%. Ini berarti keputusan investasi untuk

mendapatkan cost of equity capital terbaik ada pada saham PT. Sinar

Mas Multi Arta Tbk. Dan tidak berinvestasi pada PT. Multipolar Tbk

yang menghasilkan cost of equity capital terendah.

Sedangkan standar deviasi tertinggi pada 5 hari setelah

pengumuman right issue terdapat pada saham PT. Tunas Baru

Lampung Tbk sebesar -2,96211 dan terendah terdapat pada saham PT.

Panin Life Tbk sebesar 0,00000. Ini berarti bahwa standar deviasi

setelah pengumuman right issue PT. Tunas Baru Lampung Tbk paling

tidak stabil dibandingkan dengan PT. Panin Life Tbk yang paling stabil

sahamnya.

Pada analisis wilcoxon sign rank test, terlihat ada saham yang

mempunyai perbedaan cost of equity capital yang signifikan antara 5

hari sebelum pengumuman right issue dengan 5 hari sesudah

pengumuman right issue pada level signifikan 5% seperti PT. Bhakti

Investam Tbk, PT. Asia Intiselera Tbk, PT. Maskapai Reasuransi Tbk,

PT. Ultra Jaya Milk Tbk, serta Bank Bumi Putra Indonesia Tbk dimana

tingkat probabilitasnya < 5% dan signifikan 10% seperti PT. Bentoel

Internasional Investama Tbk dengan probabilitas < 10%. Hal ini

disebabkan oleh adanya pengumuman right issue oleh emiten yang

ditangkap oleh investor sebagai good news dimana harga saham akan

terkoreksi yang menjadi lebih murah akan dimanfaatkan untuk

menambah proporsi kepemilikan saham perusahaan dengan tingkat

ekspektasi saham lebih tinggi karena harapan investor harga saham

akan berubah naik sehingga investor akan mendapatkan capital gain

yang lebih besar.

Sedangkan untuk emiten saham lain pada analisis wilcoxon sign

rank test terlihat bahwa tidak ada perbedaan cost of equity capital

yang signifikan antara 5 hari sebelum pengumuman right issue dan

lima hari setelah pengumuman right issue pada level signifikansi 5%,

dimana tingkat probabilitas seluruh saham > 5% artinya H0 diterima

dan Ha ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan

cost of equity capital sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

2. Analisis Perbedaan Abnormal Return Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue.

Pengujian hipotesis perbedaan abnormal return dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara abnormal

return sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan abnormal

return setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).

Tabel 4.4 Rata-rata Abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman

right issue

Periode AAR

-5 -0.0412

-4 -0.0330

-3 -0.0035

-2 -0.1338

-1 -0.0718

Sebelum -0.05667

1 -0.0181

2 0.0019

3 -0.0045

4 -0.1981

5 -0.0888

sesudah -0.06150 Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat rata-rata abnormal return

sebelum tanggal pengumuman right issue dan sesudah pengumuman right

issue tidak berfluktuasi selama periode pengamatan.

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return

sebelum dan sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon

sign test dengan tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang

digunakan adalah:

H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

H1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

Test Statistics(b)

AARSetelah – AARSebelum

Z -.676(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .499

Sumber : data output SPSS

Rata-rata abnormal return diatas memiliki nilai perhitungan P-value

(Sig) diperoleh nilai sebesar 0,499 atau 49,9% untuk uji dua sisi. Dengan

membandingkan nilai p-value (0,499) dengan nilai signifikansi pada α

(5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih besar

daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah H0

diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata abnormal return sebelum

dan sesudah pengumuman right issue.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Taufiq (2002)

menggunakan metode paired sample t-test menunjukkan bahwa publikasi

right issue tidak mempunyai perbedaan terhadap variabilitas tingkat

keuntungan. Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan

abnormal return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return

sebelum dan sesudah publikasi. Hal ini dikarenakan periode waktu

penelitian yang cukup singkat sehingga tidak dapat terlihat perbedaan

abnormal return selama periode penelitian.

3. Analisis Perbedaan Bid Ask Spread Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue.

Pengujian hipotesis perbedaan bid ask spread dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara bid ask spread

sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan bid ask spread

setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).

Tabel 4.5 Spread Sebelum dan sesudah pengumuman right issue

Periode SPREAD

-5 0.00820

-4 0.10919

-3 -0.00882

-2 0.02281

-1 -0.08451

Sebelum 0.009374

1 0.01312

2 -0.03838

3 -0.09398

4 0.07997

5 -0.02507

sesudah -0.01287 Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat rata-rata spread pada saat

sebelum pengumuman right issue dan sesudah pengumuman tidak

berfluktuasi selama periode penelitian.

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan bid ask spread sebelum dan

sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon sign test dengan

tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang digunakan adalah:

H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

H1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

Test Statistics(b)

SpreadSetelah – SpreadSebelum

Z -.998(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .318

Sumber: data output SPSS

Rata-rata bid ask spread diatas memiliki nilai perhitungan P-value

(Sig) diperoleh nilai sebesar 0,318 atau 31,8% untuk uji dua sisi. Dengan

membandingkan nilai p-value (0,318) dengan nilai signifikansi pada α

(5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih besar

daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah H0

diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata bid ask spread sebelum dan

sesudah pengumuman right issue.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Mohammad Nizarul Alim dan Andrik C.K (2004)

menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah

menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan

sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Hal ini disebabkan harga saham perusahaan apabila melakukan right

issue akan terkoreksi menjadi lebih murah. Harga saham yang menurun

mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan.

Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka dealer akan lama

menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Sehingga tidak

terjadi transaksi yang mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang

signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

4. Analisis Perbedaan Cost of Equity Capital Sebelum dan Setelah

Pengumuman Right Issue.

Pengujian hipotesis perbedaan cost of equity capital dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara cost of equity

capital sebelum pengumuman (hari -5 sampai hari -1) dengan cost of

equity capital setelah adanya pengumuman (hari +1 sampai +5).

Tabel 4.6 Cost of Equity capital sebelum dan sesudah pengumuman

right issue

Periode CEC

-5 0.01603

-4 0.01798

-3 0.01695

-2 0.02198

-1 0.01946

Sebelum 0.01848

1 0.02392

2 0.02692

3 0.02193

4 -0.07371

5 -0.06872

sesudah -0.01393 Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat rata-rata cost of equity

capital pada saat sebelum pengumuman right issue dan sesudah

pengumuman right issue tidak berfluktuasi selama periode penelitian.

Untuk menguji apakah terdapat perbedaan cost of equity capital

sebelum dan sesudah pengumuman right issue menggunakan wilcoxon

sign test dengan tingkat α yang digunakan sebesar 5%. Hipotesis yang

digunakan adalah:

H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

H1 : µ1 ≠ µ2 Terdapat perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah

pengumuman right issue.

Berikut ini adalah hasil pengujian statistik cost of equity capital saham

sebelum dan sesudah pengumuman:

Test Statistics(b)

CECSetelah – CECSebelum

Z -.692(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .489

Sumber:data output SPSS

Rata-rata cost of equity capital diatas memiliki nilai perhitungan P-

value (Sig) diperoleh nilai sebesar 0,489 atau 48,9% untuk uji dua sisi.

Dengan membandingkan nilai p-value (0,489) dengan nilai signifikansi

pada α (5%). Dapat dilihat bahwa untuk uji dua sisi nilai p-value lebih

besar daripada nilai signifikasi, sehingga keputusan yang diambil adalah

H0 diterima artinya tidak ada perbedaan rata-rata cost of equity capital

sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

Dalam jangka waktu yang pendek para investor tidak dengan cepat

mengambil keputusan dalam melakukan investasinya. Sehingga dalam

waktu penelitian yang dilakukan tidak dapat dilihat perbedaan cost of

equity capital dari investor.

5. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue dan Asimetri Informasi

Terhadap Cost of Equity Capital.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji T dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka

uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2005:110).

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: CEC

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Grafik normal P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal, serta penyebarannya agak jauh dari garis diagonal, maka

model diasumsikan normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 25

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .15158604

Most Extreme Differences

Absolute .213

Positive .175

Negative -.213

Kolmogorov-Smirnov Z 1.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .208

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,064 dan signifikan

0,208 hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi

normal.

b. Uji Asumsi Klasik

Suatu model persamaan regresi dikatakan baik dan sesuai apabila

telah memenuhi uji asumsi klasik yaitu untuk membuktikan bahwa

persamaan tersebut tidak terjadi multikolonieritas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas serta adanya distribusi data yang normal.

1). Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen) (Ghozali, 2005:91). Suatu model persamaan

dinyatakan bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai Variance

Inflation Factor (VIF) berada disekitar satu dan mempunyai nilai

tolerance mendekati satu. Selain itu, besaran korelasi antar variabel

bebas dari model persamaan regresi harus memiliki koefisien

korelasi dibawah 0,5.

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel TOL VIF Kesimpulan

CAR 0.995 1.005 Tidak ada Multikolinieritas

Spread 0.995 1.005 Tidak ada Multikolinieritas

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel 4.7 diatas

terlihat bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai VIF di

sekitar 1 dan nilai tolerance yang mendekati 1. Tabel 4.8 terlihat

bahwa tidak terdapat nilai korelasi antar variabel bebas yang

melebihi 0,5. Nilai korelasi tertinggi sebesar 0,65 atau sekitar 65%

yaitu antara variabel CAR dengan variabel Spread. Oleh karena

korelasi ini masih dibawah 95%, maka dapat dikatakan tidak

terjadi multikolonieritas yang serius.

Tabel 4.8 Coefficient Correlations(a)

Model Spread CAR

1 Correlations Spread 1.000 .065

CAR .065 1.000

Covariances Spread .000 .000

CAR .000 .000

a Dependent Variable: CEC

2). Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya) (Ghozali, 2005:65). Uji autokorelasi dapat dilakukan

dengan menggunakan Durbin-Watson (DW).

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .747(a) .558 .518 .15832646 2.441

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan α = 5% dan

banyaknya variabel penjelas x dalam model regresi adalah 2 serta

jumlah sampel 25, didapat nilai batas bawah (dI) sebesar 1,206 dan

batas atas (du) sebesar 1,550. Dari hasil pengolahan data dengan

SPSS didapat nilai DW sebesar 2,441. Tabel 4.9 merupakan

rangkuman hasil pengolahan data tersebut.

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi

dI Du 4-du 4-dI DW Kesimpulan

1,206 1,550 2,450 2,794 2,441 Tidak ada Autokorelasi

Sumber: data diolah

Gambar 4.2 Hasil Uji Autokorelasi

1,206 1,550 2,441 2,450 2,794

Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai DW terletak diantara du

dan 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah

autokorelasi dalam model persamaan tersebut.

3). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian

heteroskedastisitas dilakukan berdasarkan scatterplots dari hasil

pengolahan data dengan SPSS 12.

-1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value

-4

-2

0

2

4

Reg

ress

ion

Stu

den

tize

d R

esid

ual

Dependent Variable: CEC

Scatterplot

Grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada

sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

c. Uji Koefisien Determinansi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari

model regresi. Besarnya nilai R Square sebesar 0,558 yang berarti

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas

variabel independen sebesar 55,8%. Sedangkan sisanya 44,2%

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model

regresi.

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square

1 .747(a) .558 .518

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

d. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil uji dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0.08372 .035 2.365 .027

CAR 0.07588 .014 .749 5.270 .000

Spread 0.00045 .001 .056 .396 .696

a Dependent Variable: CEC

1). Variabel CAR (Cumulative Abnormal Return)

Uji T yang telah dilakukan pada variabel CAR terhadap

CEC, diketahui bahwa nilai p-value > α (0,000 < 0,05) yang berarti

signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel

CAR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC dalam

menjelaskan hubungan antara CAR dengan CEC atau H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini berarti CAR mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap CEC.

2). Variabel Spread

Uji T yang telah dilakukan pada variabel Spread terhadap

CEC, diketahui bahwa nilai p-value > α (0,696 > 0,05) yang berarti

tidak signifikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

variabel spread tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap CEC dalam menjelaskan hubungan antara spread dengan

CEC atau H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti spread tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CEC.

e. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang

digunakan dalam model regresi yaitu CAR dan Spread mampu

menjelaskan variabel tidak bebasnya, yaitu CEC.

Hasil F test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA.

Hasil F test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom

signifikan) lebih kecil dari level of significant yang ditentukan yaitu

sebesar 0,05.

Berdasarkan pengolahan data dengan program SPSS, hasil

pengujian untuk uji F tertera dalam Tabel 4.11.

Tabel 4.11 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .696 2 .348 13.888 .000(a)

Residual .551 22 .025

Total 1.248 24

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

Tabel 4.11 ANOVA mengenai hasil uji secara simultan atau uji F

terlihat bahwa p-value < α (0,000<0,05) artinya signifikan yang berarti

Ha diterima dan H0 ditolak atau terdapat pengaruh secara bersama-

sama atau simultan yang signifikan antara variabel independen CAR

dan spread terhadap variabel dependen, yaitu CEC.

f. Analisis Regresi Berganda dan Interpretasi

Tabel 4.12 Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 0.08372 .035

CAR 0.07588 .014 .749

Spread 0.00045 .001 .056

a Dependent Variable: CEC

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi

sebagai berikut:

Y=0,08372+0,07588CAR+0,00045Spread+εi

Hasil diatas diinterpretasikan jika nilai dari variabel CAR dan

spread sebesar nol satuan, maka CEC pada perusahaan sebesar

0,08372 yaitu sebesar bilangan konstanta.

Dua variabel yang diteliti secara parsial signifikan dan berpengaruh

terhadap CEC yaitu CAR dengan nilai signifikansi 0,000< α 5%. Maka

H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel CEC dengan

koefisien regresi sebesar 0,07588 yang artinya jika nilai variabel CAR

terjadi peningkatan sebesar satu satuan dan variabel lainnya tetap maka

CEC akan bertambah sebesar 0,07588 atau sebesar koefisien

regresinya. Ini menunjukkan bahwa variabel CAR mempunyai

hubungan positif dan signifikan terhadap variabel CEC.

Hal ini sesuai dengan teori dimana besarnya tingkat abnormal

return yang dimiliki perusahaan akan memberikan dampak kepada

cost of equity capital yang dimiliki oleh investor. Apabila terdapat

informasi adanya abnormal return yang diperoleh para investor

meningkat hal ini akan menjadi informasi yang baik (good news) bagi

investor sehingga cost of equity capitalnya juga akan meningkat. Dan

sebaliknya apabila abnormal return yang didapatkan oleh investor

menurun akan menjadi informasi yang tidak menguntungkan (bad

news) yang akan menyebabkan cost of equity capital perusahaan akan

cenderung menurun. Hal mendasar dalam dalam proses keputusan

investasi yang dilakukan oleh para investor dipengaruhi oleh expected

return dan resiko suatu investasi. Semakin besar resiko yang harus

ditanggung maka semakin besar pula tingkat expected return.

Variabel lain dalam penelitian ini adalah variabel bid ask spread

yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap cost of equity

capital. Dalam teori seharusnya apabila harga saham perusahaan yang

melakukan right issue menurun dengan adanya peningkatan asimetri

informasi artinya cost of equity capital juga akan meningkat.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Puput Tri Komalasari dan Zaki Baridwan (2001)

mengenai pengaruh asimetri informasi yang diukur dengan spread,

terhadap cost of equity capital. Hasil dari pengujian tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara asimetri

informasi dengan cost of equity capital, yang berarti semakin kecil

asimetri informasi yang terjadi diantara partisipan pasar modal, maka

semakin kecil cost of equity capital yang ditanggung oleh perusahaan.

Hal ini disebabkan karena sampel penelitian yang digunakan

peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan

seluruh perusahaan go public bukan perusahaan yang melakukan

corporate action seperti right issue. Sehingga sampel yang digunakan

lebih banyak dari peneliti. Serta waktu penelitian yang relatif lebih

singkat dikarenakan menggunakan metode event study yakni meneliti

direntang waktu yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti yaitu 5

hari sebelum dan 5 hari sesudah pengumuman right issue.

Dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan yang melakukan right

issue ditangkap sebagai informasi yang tidak mempengaruhi keputusan

investor terhadap tingkat ekspektasi investor. Harga saham perusahaan

yang melakukan right issue akan terkoreksi lebih rendah sehingga

menyebabkan investor menahan sahamnya yang akan menyebabkan

meningkatnya bid ask spread saham tersebut sehingga cost of equity

capital investor tidak akan berpengaruh karena informasi right issue

ditangkap sebagai informasi yang tidak menguntungkan.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya mengenai pengaruh

pengumuman right issue dan asimetri informasi terhadap cost of equity

capital. Maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah

pengumuman right issue. Hasil penelitian ini mendukung penelitian

Taufiq (2002) yang menunjukkan bahwa publikasi right issue tidak

mempunyai perbedaan terhadap variabilitas tingkat keuntungan.

Rendahnya variabilitas tingkat keuntungan menyebabkan abnormal

return tidak berbeda secara nyata dengan abnormal return sebelum dan

sesudah publikasi.

2. Tidak terdapat perbedaan rata-rata bid ask spread sebelum dan sesudah

pengumuman right issue. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian

sebelumnya oleh Mohammad Nizarul Alim dan Andrik C.K (2004)

menunjukkan bahwa informasi pengumuman right issue telah

menyebabkan perubahan bid ask spread yang signifikan untuk perbedaan

sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Perbedaan hasil penelitian

ini disebabkan oleh harga saham perusahaan apabila melakukan right

issue akan terkoreksi menjadi lebih murah. Harga saham yang menurun

mengindikasikan bahwa saham tersebut tidak aktif diperdagangkan.

Apabila suatu saham tidak aktif diperdagangkan, maka dealer akan lama

menyimpan saham tersebut sebelum diperdagangkan. Sehingga tidak

terjadi transaksi yang mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang

signifikan sebelum dan sesudah pengumuman right issue.

3. Tidak terdapat perbedaan rata-rata cost of equity capital sebelum dan

sesudah pengumuman right issue. Hal ini disebabkan dalam rentang

waktu penelitian terlalu pendek yakni 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah

pengumuman right issue serta informasi yang dimiliki oleh investor

mengenai perusahaan yang melakukan right issue belum dapat

menghasilkan keputusan investasi yang akan diambil. Oleh karena itu,

dalam waktu yang singkat tersebut belum dapat diteliti mengenai cost of

equity capital yang diharapkan oleh investor juga tidak terdapat

perbedaan.

4. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh

signifikan terhadap cost of equity capital. Hal ini disebabkan oleh harga

saham perusahaan yang melakukan right issue akan terkoreksi menurun

karena meningkatnya penawaran akan saham tersebut kepada para

investor dengan menawarkan tingkat pengembalian hasil yang lebih

tinggi ketimbang saham lain yang akan membuat investor tertarik untuk

melakukannya.

5. Berdasarkan koefisien determinasi terlihat bahwa besarnya 0,558. Hal ini

berarti 55,8% variabel cost of equity capital dapat dijelaskan oleh

variabel CAR dan spread, sedangkan sisanya yaitu 44,2% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diteliti.

B. Implikasi

1. Bagi Investor

Keputusan investasi yang diambil oleh para investor adalah dengan

memperhatikan bagaimana kinerja suatu perusahaan yang tercermin pada

harga saham perusahaan tersebut. Melalui kinerja perusahaan yang

melaksanakan right issue dapat diperhatikan return yang terjadi di sekitar

tanggal efektif. Sehingga investor mampu berpikir rasional atas

investasinya dalam saham emiten yang melakukan right issue. Karena

apabila perusahaan melakukan right issue informasi mengenai right issue

akan ditangkap sebagai informasi yang menguntungkan (good news) atau

sebagai informasi yang tidak menguntungkan (bad news).

2. Bagi Emiten

Right issue merupakan salah satu cara yang diambil oleh emiten untuk

memperoleh modal. Oleh karena emiten memerlukan modal emiten harus

mampu mempersiapkan kondisi perusahaan yang lebih baik khususnya

yang berkaitan dengan kinerja perusahaan. Dengan perusahaan yang

memiliki kinerja perusahaan maka investor akan melihatnya sebagai

informasi yang menguntungkan (good news) sehingga investor akan

menanamkan modalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alhusin, Syahri. Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for

windows. J and J Learning. Yogyakarta. 2002.

Alim, Moh. Nizarul.“Right issue dan Informasi Asimetri”. Balance.Volume 1/No.2/April-September 2004.

Baridwan,Zaki & Budiarto, Arif. Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap

Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta

Periode 1994-1996. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 2, No. 1,

Januari 1996.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Dipenogoro. Semarang. 2005.

Jakarta Stock Exchange. JSX Statistic 2002. Jakarta: JSX Research and

Development Division. 2002.

-------------. JSX Statistic 2003. Jakarta: JSX Research and Development Division. 2003.

-------------. JSX Statistic 2004. Jakarta: JSX Research and Development Division.

2004.

-------------. JSX Statistic 2005. Jakarta: JSX Research and Development Division. 2005.

-------------. JSX Statistic 2006. Jakarta: JSX Research and Development Division.

2006.

James C. Van Horne & M. Wachowizs. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.

PT. Salemba empat. Jakarta. 2007.

Juniarti dan Yunita, Frency. “Pengaruh Tingkat Disclosure Terhadap Biaya

Equitas”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan”, Vol. 5 No.2 Nopember

2003.

Halim, Abdul. Analisis Investasi. Salemba Empat. Jakarta. 2005

Herdjoeno, Jones Donny. Tesis “Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja Harga

Saham serta Kaitannya dengan Efisiensi Pasar Modal: Suatu Even

Study pada Bursa Efek Jakarta.”. Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. 1994.

Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. AMP YKPN.

Yogyakarta. 2001.

Khotimah, Khusnul. Skripsi “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue

terhadap Kinerja Perusahaan”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

UIN Jakarta.2006.

Komalasari, Puput Tri., dan Baridwan, Zaki. “Asimetri Informasi dan Cost of

Equity Capital. JRAI, vol.4, No.1, Januari 2001.

Manurung, Alder Haymans. Teori Stuktur Modal: Sebuah Survei. Usahawan No.

94 TH XXXIII April 2004.

Mardiyah, Aida ainul. “Pengaruh Informasi Asimetri dan Disclosure terhadap

Cost of Capital”. JRAI, vol. 5, No. 2, Mei 2002.

Muharani, Lila. Skripsi “Analisis Kinerja Keuangan terhadap Return Saham”.

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. UIN Jakarta. 2008.

Nasrudin. “Analisis Pengaruh Stocksplit Terhadap Return Saham Dan Likuiditas

Perdagangan Saham”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. UIN

Jakarta.2006.

Nany, Magdalena. “Analisis Pengaruh Harga Saham, Return Saham, Varian

Return Saham, Earning dan Volume Perdagangan terhadap Bid Ask

Spread Sbelum dan Sesudah Pengumuman Laporan Keuangan” (Studi

Empiris pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta). Perspektif, Volume

9 Nomor 1 Juni 2004.

Nugroho, Bhuono. Strategi Jitu memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta. 2005.

Putra, I Nyoman Wijana Asmara. “Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja

Perusahaan di Bursa Efek Jakarta tahun 1996-1999”. Buletin Studi

Ekonomi. Volume 11 No. 1 Tahun 2006.

Rodoni, Ahmad. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. CSEC Press. Jakarta.

2006.

Safitriningrum, Istiqomah. Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap

Reaksi Harga Pasar Suatu Even Study di Beursa Efek Jakarta pada

Periode Pasca Krisis Ekonomi. Pacasarjana Fakultas Ekonomi.

Universitas Indonesia. 2004

Sari, Prima Yusi. Right Issue dan Tingkat Keuntungan Setelah Cum Date. Jurnal

Manajemen Indonesia. Vol 1 No1 2002: 72-81.

Sjahrial, Dermawan. Bank dan Lembaga Keuangan. BPFE. 2006.

Siamat, Dahlan. Manajemen Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta. 2004.

Subhanallah. Skripsi “ Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap

Rasio Keuangan”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta.2005.

Sularso, Andi. “Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga

Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex-Divien Date di Bursa Efek

Jakarta”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 5 No.1 Mei 2003.

Surjadi, Merna. Faktor-faktor Penentu Reaksi Harga Saham Sebagai Dampak

Pengumuman Right Issue. Pascasarjana Fakultas Ekonomi. Universitas

Indonesia. 2006.

Taufiq, M. “Pengaruh Publikasi Right Issue Terhadap Abnormal Return Saham

di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2001”. Jurnal Penelitian Ilmu

Ekonomi, vol. 2 No.4 Sptember 2002 : 53-57. 2002.

Tejowinoto, Joko. “Hubungan antara Pengungkapan, Asimetri Informasi, dan

Biaya Modal”. Jurnal Akuntansi/Th.VIII/01/Mei/2004:81-97.2004

Yusbardini. “Cost of Equity Sebagai Landasan Pengambilan Keputusan”. Jurnal Akuntansi/Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara/Th.II/02/1998

:47-51.1998.

Lampiran 4. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2002

NPar Tests AAR ABDA Test Statistics(b)

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR RMBA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR NISP Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR MEGA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR SDPC Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BNII Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR ARNA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks.

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BHIT Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 5. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2003

NPar Tests AAR INTP Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR AISA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR TIRT Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BBIA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR SMMA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BVIC Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BCIC Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 6. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2004

NPar Tests AAR ABDA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR CNKO Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR ULTJ Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR ADES Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BNBR Test Statistics(b)

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR RICY Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR AKRA Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 7. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2005

NPar Tests Abnormal Return PLAS Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.483(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return KREN Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return MREI Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return ARTA

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return MLPL Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests ABnormal Return PBRX Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests ABnormal Return IIKP Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 8. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2006

NPar Tests Abnormal Return MEGA Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BBIA Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return TCID Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return TBLA Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return PNBN Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BKSL Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return IIKP Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return ELTY Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BABP Test Statistics(b) ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return PNLF Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return PNIN Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return ENRG Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BBNP Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return IIKP Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 9. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2002

NPar Tests Spread ABDA

Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.095(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .273

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread RMBA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread NISP Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread MEGA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.535(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .593

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread SDPC Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BNII Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -2.060(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .039

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ARNA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.633(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .102

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BHIT Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 10. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2003

NPar Tests Spread INTP Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.137(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .891

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread AISA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread TIRT Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.461(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .144

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BBIA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.342(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .180

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread SMMA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BVIC Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.069(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .285

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BCIC Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 11. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2004

NPar Tests SPread ABDA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread CNKO Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.761(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .078

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ULTJ Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ADES Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.816(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .414

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BNBR Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.447(a) Asymp. Sig. (2-tailed) .655

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z .000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread RICY Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread AKRA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.732(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .083

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 12. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2005

NPar Tests Spread PLAS Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread KREN Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.732(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .083

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread MREI Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ARTA

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.826(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .068

Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread MLPL Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.134(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .257

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread PBRX Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .892

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread IIKP Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .317

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 13. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2006

NPar Tests Bid ask Spread MEGA Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -2.032(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .042

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BBIA Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.137(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .891

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread TCID Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread TBLA Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.677(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .498

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread PNBN Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.236(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .216

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BKSL Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.447(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .655

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread IIKP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.841(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .066

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread ELTY Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .317

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BABP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.406(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .684

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread PNLF Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z .000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread PNIN Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.461(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .144

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread ENRG Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BBNP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.378(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .705

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread IIKP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 14. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2002

NPar Tests CEC ABDA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC RMBA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC NISP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC MEGA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC SDPC Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BNII Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.483(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ARNA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BHIT Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 15. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2003

NPar Tests CEC INTP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.219(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .223

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC AISA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC TIRT Test Statistics(b)

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBIA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC SMMA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BVIC Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BCIC Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 16. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2004

NPar Tests CEC ABDA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC CNKO Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ULTJ Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ADES Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BNBR Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC RICY

Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC AKRA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 17. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2005

NPar Tests CEC PLAS Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar TestsCEC KREN Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC MREI Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ARTA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

NPar Tests CEC MLPL Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PBRX Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 18. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2006

NPar Tests CEC MEGA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBIA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.535(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .593

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC TCID Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.730(a)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.483(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

Asymp. Sig. (2-tailed) .465

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC TBLA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PNBN Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BKSL Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ELTY Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BABP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PNLF Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z .000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PNIN Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.105(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .269

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ENRG Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBNP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.095(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .273

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Unstandardized Residual 25 .0000000 .15158604 -.39202 .38281

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 25

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .15158604

Most Extreme Differences

Absolute .213

Positive .175

Negative -.213

Kolmogorov-Smirnov Z 1.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .208

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Regression Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Spread, CAR(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: CEC Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .747(a) .558 .518 .15832646 2.441

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .696 2 .348 13.888 .000(a)

Residual .551 22 .025

Total 1.248 24

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .084 .035 2.365 .027

CAR .076 .014 .749 5.270 .000 .995 1.005

Spread .000 .001 .056 .396 .696 .995 1.005

a Dependent Variable: CEC Coefficient Correlations(a)

Model Spread CAR

1 Correlations Spread 1.000 .068

CAR .068 1.000

Covariances Spread .000 .000

CAR .000 .000

a Dependent Variable: CEC Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Eigenvalue Condition

Index Variance Proportions

(Constant) CAR Spread

1 1 1.464 1.000 .27 .22 .09

2 .977 1.224 .00 .21 .74

3 .559 1.618 .73 .58 .18

a Dependent Variable: CEC Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value .0837537 .7815894 .1582336 .17032881 25

Std. Predicted Value -.437 3.660 .000 1.000 25

Standard Error of Predicted Value .032 .158 .046 .031 25

Adjusted Predicted Value .0763855 17.4482269 .8346229 3.46403905 25

Residual -.39201918 .38281056 .00000000 .15158604 25

Std. Residual -2.476 2.418 .000 .957 25

Stud. Residual -3.029 3.816 -.083 1.338 25

Deleted Residual -17.31327820 .95346874 -.67638928 3.47501072 25

Stud. Deleted Residual -3.876 6.411 -.054 1.848 25

Mahal. Distance .023 23.022 1.920 5.226 25

Cook's Distance .000 3982.877 159.662 796.504 25

Centered Leverage Value .001 .959 .080 .218 25

a Dependent Variable: CEC

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

0

2

4

6

8

10

12

Fre

qu

en

cy

Mean = -1.94E-16Std. Dev. = 0.957N = 25

Dependent Variable: CEC

Histogram

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0E

xp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: CEC

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value

-4

-2

0

2

4

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

Re

sid

ual

Dependent Variable: CEC

Scatterplot

Lampiran 4. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2002

NPar Tests AAR ABDA Test Statistics(b)

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR RMBA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR NISP Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR MEGA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR SDPC Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BNII Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR ARNA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BHIT Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 5. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2003

NPar Tests AAR INTP Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR AISA

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR TIRT Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BBIA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR SMMA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BVIC Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BCIC Test Statistics(b)

AARSetelah - AARSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 6. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2004

NPar Tests AAR ABDA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR CNKO Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR ULTJ Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR ADES Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR BNBR Test Statistics(b)

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR RICY Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests AAR AKRA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 7. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2005

NPar Tests Abnormal Return PLAS Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -1.483(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return KREN Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return MREI Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return ARTA Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return MLPL Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests ABnormal Return PBRX Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests ABnormal Return IIKP Test Statistics(b)

AARSetelah - AARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 8. Hasil Output SPSS Uji Wilcoxon Abnormal Return tahun 2006

NPar Tests Abnormal Return MEGA Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BBIA Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return TCID Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return TBLA Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return PNBN Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BKSL Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return IIKP Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return ELTY Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BABP Test Statistics(b) ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return PNLF Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return PNIN Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return ENRG Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return BBNP Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Abnormal Return IIKP Test Statistics(b)

ARsesudah - ARsebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 9. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2002

NPar Tests Spread ABDA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.095(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .273

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread RMBA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread NISP Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread MEGA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.535(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .593

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread SDPC Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BNII Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -2.060(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .039

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ARNA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.633(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .102

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BHIT Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 10. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2003

NPar Tests Spread INTP Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.137(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .891

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread AISA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread TIRT Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.461(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .144

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BBIA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.342(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .180

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread SMMA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BVIC Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.069(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .285

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BCIC Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 11. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2004

NPar Tests SPread ABDA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.447(a) Asymp. Sig. (2-tailed) .655

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread CNKO Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.761(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .078

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ULTJ Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ADES Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.816(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .414

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread BNBR Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z .000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread RICY Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread AKRA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.732(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .083

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 12. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2005

NPar Tests Spread PLAS Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread KREN Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.732(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .083

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread MREI Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread ARTA Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread MLPL Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.134(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .257

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread PBRX Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .892

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.826(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .068

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Spread IIKP Test Statistics(b)

SpreadSetelah - SpreadSebelum

Z -1.000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .317

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 13. Hasil Output SPSS Bid Ask Spread Tahun 2006

NPar Tests Bid ask Spread MEGA Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -2.032(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .042

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BBIA Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.137(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .891

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread TCID Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread TBLA Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.677(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .498

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread PNBN Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.236(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .216

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BKSL Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.447(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .655

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread IIKP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.841(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .066

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread ELTY Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .317

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BABP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.406(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .684

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread PNLF Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z .000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread PNIN Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -1.461(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .144

a Based on positive ranks.

b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread ENRG Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread BBNP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -.378(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .705

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Bid Ask Spread IIKP Test Statistics(b)

Spreadsetelah - Spreadsebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 14. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2002

NPar Tests CEC ABDA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC RMBA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.753(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .080

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC NISP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC MEGA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC SDPC Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BNII Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.483(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ARNA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BHIT Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 15. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2003

NPar Tests CEC INTP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.219(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .223

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC AISA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC TIRT Test Statistics(b)

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBIA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC SMMA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BVIC Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BCIC Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 16. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2004

NPar Tests CEC ABDA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

NPar Tests CEC CNKO Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ULTJ Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ADES Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BNBR Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC RICY Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC AKRA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.944(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .345

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 17. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2005

NPar Tests CEC PLAS Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar TestsCEC KREN Test Statistics(b)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC MREI Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ARTA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC MLPL Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PBRX Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.483(a)

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 18. Hasil Output SPSS Uji wilcoxon CEC Tahun 2006

NPar Tests CEC MEGA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.214(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .225

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBIA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.535(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .593

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC TCID Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.730(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .465

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC TBLA Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PNBN Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BKSL

Asymp. Sig. (2-tailed) .138

Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ELTY Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.674(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .500

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BABP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -2.023(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PNLF Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z .000(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC PNIN Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.105(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .269

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC ENRG Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.405(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .686

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC BBNP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -.135(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .893

a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests CEC IIKP Test Statistics(b)

CECSetelah - CECSebelum

Z -1.095(a)

Asymp. Sig. (2-tailed) .273

a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test

NPar Tests Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Unstandardized Residual 25 .0000000 .15158604 -.39202 .38281

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 25

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .15158604

Most Extreme Differences

Absolute .213

Positive .175

Negative -.213

Kolmogorov-Smirnov Z 1.064

Asymp. Sig. (2-tailed) .208

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Regression Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 Spread, CAR(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: CEC Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .747(a) .558 .518 .15832646 2.441

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .696 2 .348 13.888 .000(a)

Residual .551 22 .025

Total 1.248 24

a Predictors: (Constant), Spread, CAR b Dependent Variable: CEC

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .084 .035 2.365 .027

CAR .076 .014 .749 5.270 .000 .995 1.005

Spread .000 .001 .056 .396 .696 .995 1.005

a Dependent Variable: CEC Coefficient Correlations(a)

Model Spread CAR

1 Correlations Spread 1.000 .068

CAR .068 1.000

Covariances Spread .000 .000

CAR .000 .000

a Dependent Variable: CEC Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension Eigenvalue Condition

Index Variance Proportions

(Constant) CAR Spread

1 1 1.464 1.000 .27 .22 .09

2 .977 1.224 .00 .21 .74

3 .559 1.618 .73 .58 .18

a Dependent Variable: CEC Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value .0837537 .7815894 .1582336 .17032881 25

Std. Predicted Value -.437 3.660 .000 1.000 25

Standard Error of Predicted Value .032 .158 .046 .031 25

Adjusted Predicted Value .0763855 17.4482269 .8346229 3.46403905 25

Residual -.39201918 .38281056 .00000000 .15158604 25

Std. Residual -2.476 2.418 .000 .957 25

Stud. Residual -3.029 3.816 -.083 1.338 25

Deleted Residual -17.31327820 .95346874 -.67638928 3.47501072 25

Stud. Deleted Residual -3.876 6.411 -.054 1.848 25

Mahal. Distance .023 23.022 1.920 5.226 25

Cook's Distance .000 3982.877 159.662 796.504 25

Centered Leverage Value .001 .959 .080 .218 25

a Dependent Variable: CEC

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

0

2

4

6

8

10

12

Fre

qu

en

cy

Mean = -1.94E-16Std. Dev. = 0.957N = 25

Dependent Variable: CEC

Histogram

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0E

xp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: CEC

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-1 0 1 2 3 4

Regression Standardized Predicted Value

-4

-2

0

2

4

Re

gre

ss

ion

Stu

de

nti

zed

Re

sid

ual

Dependent Variable: CEC

Scatterplot