ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM ...digilib.unila.ac.id/23551/12/SKRIPSI TANPA...

59
ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 2015 (Skripsi) Oleh Rara Puji Lestari FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2016

Transcript of ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM ...digilib.unila.ac.id/23551/12/SKRIPSI TANPA...

ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM

SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2012 – 2015

(Skripsi)

Oleh

Rara Puji Lestari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2016

ABSTRAK

Analisis Kebijakan Right Issue Terhadap Kinerja Saham Sektor PerbankanDi Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2015

Oleh

RARA PUJI LESTARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yangsignifikan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah perusahaan melakukankebijakan right issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun2012-2015. Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu adalahpengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namunterlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini (Darmadji dkk,2012).Untuk mengetahui hal tersebut akan dilakukan pengujian dengan menggunakanmetodologi studi peristiwa (event study), yaitu mengamati abnormal returnsaham 5 hari sebelum, 1 hari peristiwa, dan 5 hari setelah pengumuman rightissue tahun 2012 – 2015. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data perdagangan saham harian pada perusahaan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia sektor perbankan yang melakukan right issue selama tahun 2012-2015selama periode jendela. Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesisadalah uji beda dua rata-rata. Hasil pengujian data dengan menggunakan ujinormalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan tidak memiliki akarunit. Hasil uji beda rata- rata menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan abnormalreturn yang signifikan sebelum dan sesudah kebijakan right issue. Hasil inimenunjukan bahwa informasi mengenai right issue yang dilakukan olehperusahaan sudah diserap pasar sehingga investor sudah mengantisipasiterjadinya perubahan return, ditunjukkan oleh besarnya nilai rata-rata abnormalreturn pada periode sebelum dan sesudah kebijakan right issue tidak jauhberbeda.

Kata Kunci : studiperistiwa, right issue, abnormal return

ANALISIS KEBIJAKAN RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA SAHAM

SEKTOR PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2012 – 2015

Oleh

RARA PUJI LESTARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

TAHUN 2016

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Palembang pada tanggal 7 September 1991 sebagai

anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Muhammad Gustaf

Akib dan Ibu Hj. Koesnimarmi.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak

Indria, Bogor pada tahun 1997, Sekolah Dasar Patra Dharma Bunyu, Kalimantan

Timur pada tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama Negeri 23 BandarLampung

pada tahun 2006, Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Karang, BandarLampung

pada Tahun 2009, Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Lampung

pada tahun 2013.

Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Strata 1 di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Keuangan Universitas Lampung.

MOTTO

“Success needs a process”

(Unknown)

“Success is not a final, only an achievement”

(Unknown)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamiin

Teriiring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT yang mencintai dan

membimbingku dalam menjalani kehidupan ini.

Ku persembahkan Karya penuh perjuangan ini kepada :

Kedua orangtuaku dengan segala pengorbanan yang tak akan pernah terbayar.

Terimakasih banyak atas segenap cinta dan kasih sayang dan do’a yang

dipanjatkan, serta dukungan moril dan materil yang diberikan selama ini.

Kakak dan adik-adikku tersayang yang selalu memberi semangat dalam hidupku

untuk terus berjuang.

Donny Pratama yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian penelitian

ini.

Sahabat – sahabat terbaikku yang selalu ada.

Teman- teman konversi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Lampung.

Semua orang yang menyayangiku.

SANWACANA

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul : “Pengaruh Perombakan

(Reshuffle) Kabinet Kerja Terhadap Reaksi Pasar Modal Indonesia (Event Study

Pada Saham LQ45 Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia”.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada

jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Penulis telah mendapatkan bimbingan, bantuan, serta dorongan dari berbagai

pihak dalam penulisan skripsi ini, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Rr. Erlina, S.E.,M.M., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. IbuYuningsih, S.E.,M.M., selaku Pembimbing Akademik dan Sekretaris

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Hidayat Wiweko, S.E.,M.Si.,selaku Dosen Pembimbing Utama atas

kesediannya yang telah banyak memberikan waktu, pengetahuan,

bimbingan, serta saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E.,M.E., selaku Dosen Pembimbing

Pendamping atas kesediannya yang telah banyak memberikan waktu,

pengetahuan, bimbingan, serta saran dan kritik dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

6. Ibu Dr, Ernie Hendrawaty, S.E.,M.Si. selaku Dosen Penguji Utama atas

kesediannya yang telah banyak memberikan waktu, pengetahuan,

bimbingan, serta saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini..

7. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung. Terimakasih atas semua ilmu, pelajaran, waktu dan kesabaran

yang telah diberikan selama ini.

8. Papa, Mama, Kakak, dan Adik-adikku tercinta,serta keluarga yang selalu

menyayangiku, mendidikku sampai sejauh ini dan memberikan dukungan

terbesar untuk kesuksesanku. TerimaKasih yang sebesar-besarnya atas doa

dan semangat yang telah diberikan selama ini.

9. Donny Pratama yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, dan

dukungan yang luar biasa yang menjadi penyemangat selama ini,

terimakasih kuucapkan.

10. Sahabat-sahabat terbaikku Yusnia, Delly, Siti, Windy, Nugroho.

Terimakasih atas perhatian, kesetiaan, keikhlasan dalam setiap waktu

kebersamaan yang telah kita lewati.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan Dian Kartika, Rilly, Deni, Andhika, Fian,

Uti, Mpin, Putri, Merta, dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu.Terima kasih atas kebersamaan, canda tawa, tangis

dan dukungan yang luar biasa yang menjadi penyemangat selama ini.

12. Seluruh teman-teman konversi 2010 dan 2011, terimakasih atas

kebersamaan kalian, semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah

kaki kita.

13. Dan seluruh pihak yang secara langsung dan tidak langsung ikut

membantu dalam penyusunan laporan akhir ini.

14. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan, dukungan dan bantuan jauh lebih baik

dari yang telah penulis terima. Dengan bantuan dan dukungan tersebutlah penulis

mampu menyelesaikan peyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari adanya kekurangan maupun kesalahan dalam skripsi ini, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari

semua pihak. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca serta masyarakat pada umumnya. Amin.

Bandar Lampung, 11 Agustus 2016

Penulis

Rara Puji Lestari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. I

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. II

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………III

I. PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………. 1

1.2. Permasalahan dan Batasan Masalah…………………………… 8

1.2.1. Permasalahan …………………………………………….. 8

1.2.2. Batasan Masalah………………………………………….. 9

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………… 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ………………………………………… 9

1.3.2. Manfaat Penelitian ………………………………………... 9

1.4. Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 10

1.5.Hipotesis ………………………………………………………. 12

II. LANDASAN TEORI ……………………………………………… 13

2.1.Teori Efisiensi Pasar …………………………………………… 13

2.2.Penelitian Terdahulu …………………………………………… 22

III. METODELOGI PENELITIAN …………………………………. 25

3.1.Event Study (Studi Peristiwa) …………………………………… 25

3.2.Metodelogi Penelitian………………………………………….. 27

3.3.Jenis Data………………………………………………………. 27

3.4.Metode Pengumpulan Data……………………………………. 28

3.5.Populasi Dan Sampel………………………………………….. 28

3.6. Variabel Penelitian …………………………………………… 30

3.6.1. Identifikasi Variabel……………………………………. 30

3.6.2. Definisi Operasional Variabel…………………………….30

3.7.Alat Analisis ……………………………………………………. 34

3.7.1. Uji Normalitas (Augmented Dickey Fuller)………………. 34

3.7.2. Uji Beda Dua Rata-Rata………………………………… 34

3.7.3. Pengujian Hipotesis……………………………………….. 35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… 37

4.1. Analisis data ……………………………………………………. 37

4.2.Statistik Deskriptif………………………………………………. 38

4.3.Hasil Uji Normalitas Terhadap Abnormal Return……………… 39

4.3.1. Hasil Perhitungan Abnormal Return dan Cummulative Abnormal

Return…………………………………………………… 40

4.3.2. Hasil Uji Beda ………………………………………….. 42

4.4. Pembahasan……………………………………………………. 43

V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 45

5.1. Kesimpulan………………………………………………………45

5.2. Saran …………………………………………………………….46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

HalamanGambar 1.1. Grafik Rata-Rata Harga Saham Emiten………………………5

Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran…………………………………………..11

Gambar 2.1. Tingkatan Kumulatif Dari Tiga Bentuk Pasar Efisien……… 16

Gambar 3.1. Periode Jendela Penelitian…………………………………. 30

Gambar 4.1. Pergerakan abnormal return saham sektor perbankan di BEI tahun

2012-2015………………………………………………… 41

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Harga Saham Emiten…………………………………………… 5

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu…………………………………………... 22

Tabel 3.1. Daftar Sampel Emiten Right Issue………………………………29

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Data…………………………………. 38

Tabel 4.2. Uji Normalitas Terhadap Abnormal Return…………………... 39

Tabel 4.3. Hasil perhitungan Abnormal Return saham sektor perbankan yang

terdaftar di BEI Periode 2012-2015…………………………… 40

Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Cumulative Abnormal Return Saham Sektor

Perbankan Yang Terdaftar di BEI……………………………… 42

Tabel 4.5. Hasil uji beda dua rata-rata abnormal return sebelum dan abnormal

return sesudah kebijakan right issue.............................................43

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Saham Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Yang

Melakukan Kebijakan Right Issue Periode 2012-2015

Lampiran 2 : Daftar Harga Saham Emiten Selama Periode Jendela

Lampiran 3 : Daftar Indeks Harga Saham Gabungan Selama Periode Jendela

Lampiran 4 : Hasil Statistik Deskriptif Data

Lampiran 5 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 6 : Hasil Perhitungan Abnormal Return

Lampiran 7 : Hasil Perhitungan Cumulative Abnormal Return

Lampiran 8 : Hasil Uji Beda

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin pesatnya pertumbuhan perekonomian, maka peran pasar modal menjadi

sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

masyarakat. Di era perekonomian modern, pasar modal seringkali dijadikan tolok

ukur kemajuan perekonomian disuatu negara. Pasar modal juga memiliki peranan

dalam perekonomian karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi

karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua

kepentingan yaitu pihak yang kelebihan dana (lender) dan pihak yang membutuhkan

dana (borrower).

Menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan

memperoleh imbalan dari penyerahan dan tersebut, sedangkan dari sisi borrower

tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa

harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Pasar modal

dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan

dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana sesuai karakteristik

2

yang dipilih. Pada dasarnya, pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya

berbagai instrumen keuangan jangka panjang, seperti utang, ekuitas (saham),

instrumen derivatif, dan instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan

bagi perusahaan maupun instansi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi

kegiatan jual beli dan kegiatan berinvestasi. Ini berarti pasar modal memfasilitasi

berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan jual beli dan kegiatan

terkait lainnya.

Perusahaan yang ingin mendapatkan dana dari masyarakat harus menerbitkan

sahamnya dan menjual kepada masyarakat melalui pasar modal, untuk itu perusahaan

tersebut melakukan Initial Public Offering (IPO) atau lebih dikenal dengan sebutan

go public. Perusahaan yang telah go public dalam perkembangannya masih

membutuhkan sumber dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Apabila perusahaan

ingin mendapatkan tambahan dana, perusahaan dapat melakukan penawaran saham

kembali kepada investor, baik melalui penawaran umum maupun penawaran terbatas.

Penawaran umum, saham ditawarkan kepada investor secara keseluruhan, sedangkan

penawaran terbatas saham ditawarkan kepada para pemegang saham lama dengan

harga yang umumnya lebih murah dari harga pasar sehingga investor tertarik untuk

membelinya. Penawaran terbatas ini sering disebut dengan right issue.

Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu adalah pengeluaran saham baru

dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan

kepada pemegang saham saat ini (Darmadji dkk, 2012). Kebijakan right issue atau

saham penawaran terbatas merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya emisi

3

serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Penambahan jumlah saham baru

dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama dengan

jangka waktu tertentu, sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap terpenuhi

dengan menambah modal sendiri, tetapi tidak menimbulkan dilusi kepemilikan bagi

pemegang saham lama. Pemegang saham lama juga dapat mempertahankan

pengendalian, disamping itu dengan melakukan right issue kebutuhan akan tambahan

modal dapat terpenuhi dan pemegang saham lama dapat membeli saham yang

ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar.

Right issue dilakukan dengan menawarkan terlebih dahulu sekuritas baru kepada

pemegang saham lama untuk membeli saham baru tersebut, pada harga tertentu dan

pada jangka waktu tertentu pula. Perusahaan akan menawarkan saham baru itu

dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar agar pemegang saham lama

berminat untuk membelinya. Investor lama memiliki preemptive right atau hak untuk

lebih dahulu membeli tambahan saham yang diterbitkan agar dapat mempertahankan

proporsi kepemilikan mereka sehingga para pemegang saham bisa mempertahankan

kekuasaan pengendalian mereka atas perusahaan. Right issue merupakan hak, maka

investor tidak terikat untuk harus membeli saham baru yang dikeluarkan oleh

perusahaan. Apabila investor tidak mau menggunakan haknya, maka dia dapat

menjual right yang dimilikinya (Ghozali dkk, 2003). Ghozali dkk (2003)

menyatakan terdapat beberapa alasan bagi perusahaan untuk melakukan right issue,

yaitu:

4

1. Right issue dapat mengurangi biaya, karena right issue biasanya tidak

menggunakan jasa penjamin (underwriter).

2. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah

dan dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko.

3. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan

pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dana right issue

masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali,

sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus

menanggung beban bunga.

4. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk

memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang

pesat.

5. Right issue menyebabkan jumlah saham perusahaan yang ada akan bertambah

sehingga diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan atau yang

berarti meningkatkan likuiditas saham.

Sebelumnya penulis telah melakukan pengamatan terhadap harga saham harian 11

emiten yang melakukan kebijakan right issue selama periode pengamatan yaitu 5 hari

sebelum, 1 hari pelaksanaan, dan 5 hari sesudah pengumuman right issue, diperoleh

data sebagai berikut :

5

Tabel 1.1. Harga Saham Emiten

No EmitenTanggal

Pengumuman

SEBELUM SESUDAH

H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3 H+4 H+5

1 SRAJ 18/12/2012 420 420 420 370 370 339 335 335 323 327 323

2 MYOH 17/12/2012 840 840 850 870 890 883 903 893 874 912 932

3 INPC 14/12/2012 110 112 111 111 111 112 112 111 113 113 113

4 CNKO 13/12/2012 440 440 435 445 430 425 450 455 425 440 455

5 AUTO 15/05/2013 3450 3325 3400 3425 3450 3500 3500 3500 3500 3500 3500

6 TPIA 29/11/2013 2925 2900 2975 2975 2975 3000 2975 3000 3225 3200 3250

7 PALM 27/12/2013 390 390 390 390 360 370 370 370 365 380 380

8 BBKP 16/01/2014 620 620 630 620 620 620 625 625 610 615 625

9 BNLI 24/01/2014 1260 1260 1265 1275 1280 1285 1290 1310 1290 1275 1270

10 PBRX 27/01/2014 381 385 388 391 392 389 402 405 390 390 376

RATA-RATA HARGASAHAM 1082.84 1109.086

Sumber : yahoofinance.com

Tabel pergerakan rata – rata harga saham emiten tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk grafik sebagai berikut :

Gambar 1.1. Grafik Rata-Rata Harga Saham Emiten

05001000150020002500300035004000

H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3 H+4 H+5

SRAJ

MYOH

INPC

CNKO

AUTO

TPIA

PALM

6

Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa harga saham perusahaan pada saat sebelum dan

sesudah melakukan kebijakan right issue tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini

mengindikasikan bahwa informasi right issue tidak mempengaruhi harga saham.

Penelitian tentang reaksi pasar terhadap right issue yang dilakukan perusahaan

menunjukkan adanya hasil yang beragam, ada yang berpengaruh positif, ada yang

negatif, bahkan ada yang tidak berpengaruh (tidak signifikan). Penelitian yang

dilakukan Yusi (2001) menemukan pengaruh negatif terhadap harga saham. Peneliti

lain seperti Widjaja (2000) menemukan pengaruh positif terhadap reaksi harga saham

dan Gozhali, dkk (2003) tidak menemukan pengaruh apapun dengan adanya right

issue (Setyawan, 2008).

Penelitian Heri Siswanto dan Muqodim dalam Kurniawan (2006), pengumuman right

issue tidak berpengaruh terhadap harga saham dan tingkat keuntungan saham, akan

tetapi berpengaruh negatif terhadap likuiditas saham yang menyebabkan likuiditasnya

menurun. Pada penelitian tersebut pengumuman right issue tidak mempengaruhi

pengambilan keputusan investor, bahkan investor lebih cenderung mengabaikan

adanya pengumuman right issue tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiarto dan Baridwan pada tahun 1998 mengenai

pengaruh right issue terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham di Bursa Efek

Jakarta periode 1994-1996 menyimpulkan, tidak terdapat perubahan atau perbedaan

abnormal return dan aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan sesudah

pengumuman right issue yang cukup berarti (Rivai, 2007)

7

Perkembangan harga saham merupakan indikator penting untuk mempelajari tingkah

laku pasar, yaitu investor. Untuk menentukan apakah investor akan melakukan

transaksi di pasar modal, biasanya ia akan mendasarkan keputusannya pada berbagai

informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi

pribadi. Informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor. Berbagai

aksi yang dilakukan perusahaan akan memunculkan beragam reaksi dari para

pemegang saham, tergantung dari informasi yang diterima oleh pemegang saham.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan

terhadap abnormal return pada saat sebelum dan sesudah kebijakan right issue.

Untuk mengetahui hal tersebut akan dilakukan pengujian dengan menggunakan

metodologi studi peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan studi yang

mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk

menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan

dapat juga digunakan untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengah kuat (Hartono,

2008).

Return saham dan abnormal return dapat menunjukkan kinerja saham perusahaan.

Kinerja saham merupakan pengukuran prestasi yang dapat dicapai oleh adanya

pengelolaan saham perusahaan dan mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan

(Sudarsini, 2005). Kinerja saham yang positif dapat menarik minat investor dalam

menanamkan modalnya ke perusahaan. Para pemegang saham dapat mengetahui

keunggulan atau kelemahan dari investasi yang dilakukan dengan mengevaluasi

8

kinerja saham. Penilaian kinerja saham sangat penting untuk mengetahui sejauh mana

saham yang dimiliki mampu memberikan kinerja yang dapat memuaskan investor.

Kinerja saham perusahaan dapat dilihat dari return yang dihasilkan oleh saham.

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga

merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang

dilakukannya. Kinerja saham akan mengindikasikan kinerja pasar perusahaan yang

dapat diukur dengan menggunakan nilai pasar saham perusahaan yang beredar di

pasar modal. Melalui harga saham dan indeks pasar maka dapat dihitung abnormal

return sebelum dan sesudah right issue. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis

tertarik untuk memilih judul : “Analisis Kebijakan Right Issue Terhadap Kinerja

Saham Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2015”.

1.2 Permasalahan dan Batasan Masalah

1.2.1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, maka

permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah : apakah ada

perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah

perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham sektor perbankan

yang terdaftar di BEI.

9

1.2.2. Batasan Masalah

Batasan masalah dimaksudkan untuk memfokuskan peneliti agar masalah

yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti

memberikan batasan masalah sebagai berikut :

1. Faktor – faktor kinerja saham yang diteliti yaitu abnormal return.

2. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek

Indonesia. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah

perusahaan sektor perbankan yang melakukan penerbitan saham right

issue dari tahun 2012 – 2015.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan

abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah right

issue.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan

dalam hal menetapkan kebijakan keuangan di masa yang akan datang.

2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi yang

tepat sehingga dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan

risiko atas investasi dananya.

10

3. Bagi akademisi

Menambah kepustakaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sebagai

bahan masukan untuk penelitian selanjutnya.

4. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di bidang investasi di

pasar modal.

1.4. Kerangka Pemikiran

Right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu adalah pengeluaran saham baru

dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan

kepada pemegang saham saat ini (exsisting shareholder), (Darmadji dkk, 2012).

Kebijakan right issue atau saham penawaran terbatas merupakan upaya emiten untuk

menghemat biaya emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar.

Penambahan jumlah saham baru dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan

kepada pemegang saham lama dengan jangka waktu tertentu, sehingga kebutuhan

akan tambahan dana tetap terpenuhi dengan menambah modal sendiri, tetapi tidak

menimbulkan dilusi kepemilikan bagi pemegang saham lama.

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return

realisasi yang sudah terjadi atau return ekspekstasi yang belum terjadi tetapi yang

diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Hartono, 2008). Return saham

diasumsikan mengalami perubah ketika ada informasi baru dan diserap oleh pasar.

Informasi yang diserap oleh pasar salah satunya adalah pengumuman right issue pada

11

perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 yang berimbas pada return saham

yang terdaftar .

Pengujian pengumuman right issue dilakukan dengan menggunakan studi peristiwa

(event study) yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa.

Perolehan return tergantung pada pintarnya investor dalam menganalisis informasi

yang terdapat di pasar. Investor dapat memperoleh abnormal return dalam

berinvestasi saham. Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Hartono, 2008). Kerangka pemikiran

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.2. Kerangka Pemikiran

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Kebijakan right issue tahun

2012 - 2015

Kinerja saham

Abnormal return

Sebelum

Expected Return

Uji Beda

Actual Return

Sesudah

12

1.5. Hipotesis

Penelitian ini mencoba melihat pengaruh right issue terhadap kinerja saham secara

keseluruhan. Pengumuman right issue berdampak negatif bagi perusahaan dinilai

dari sisi kinerja saham karena dengan adanya right issue harga saham akan jatuh

secara permanen untuk jangka waktu tertentu setelah pengumuman right issue dan

harga saham cenderung naik ke posisi semula. Hal itu di sebabkan oleh pengumuman

right issue yang diasumsikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk.

Pengumuman right issue yang memiliki kandungan informasi akan menimbulkan

perbedaan abnormal return saham pada saat sebelum dan sesudah kebijakan right

issue. Abnormal return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi

terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang

diharapkan oleh investor). Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada

waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya,

sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi (Hartono,

2008).

H1: Diduga terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum

dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham sektor

perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.

13

II. LANDASAN TEORI

2.1. Teori Efisiensi Pasar

Pasar modal yang baik ialah pasar modal yang efisien. Secara umum, efisiensi pasar

didefinisikan sebagai hubungan antara harga-harga sekuritas dan informasi (Beaver

dalam Hartono, 2008). Fama (1970) menyebutkan bahwa suatu pasar dikatakan

efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi,

akan mampu memperoleh return tidak normal, setelah disesuaikan dengan risiko, dan

dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Suatu pasar yang efisien adalah

pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang tersedia

dan dimiliki secara cepat dan akurat (Jones dalam Hartono, 2008).

Hartono (2008) juga mendefinisikan bahwa suatu pasar yang efisien jika kondisi

pasar bereaksi dengan cepat dan akurat, untuk mencapai harga keseimbangan baru

yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia. Semakin cepat informasi

baru tercermin pada harga sekuritas semakin efisien pasar modal tersebut sehingga

sulit dan bahkan tidak mungkin bagi investor untuk memperoleh tingkat pendapatan

diatas normal yang konstan yaitu tingkat pendapatan yang direalisasikan lebih tinggi

14

dari tingkat pendapatan yang diharapkan dengan melakukan transaksi perdagangan di

pasar modal. Fama (1970) menyatakan bahwa bentuk efisiensi pasar dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis pasar efisien

(efficient market hypothesis), yaitu:

1. Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Weak Form)

Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti pasar yang harga-harga dari

sekuritasnya secara penuh mencerminkan informasi masa lalu. Oleh karena

itu, informasi historis tersebut (seperti harga dan volume perdagangan, serta

peristiwa dimasa lain) tidak bisa lagi digunakan untuk memprediksi

perubahan harga dimasa yang akan datang, karena sudah tercermin pada

harga saat ini. Ini berarti bahwa untuk pasar yang efisiensi bentuk lemah,

investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan

keuntungan yang tidak normal.

2. Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (Semi Strong)

Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti pasar yang harga-harga dari

sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan (seperti earning, deviden, pengumuman stocksplit, penerbitan

saham baru, kesulitan keuangan yang dialami perusahaan, dan peristiwa-

peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak pada aliran kas perusahaan

dimasa datang). Pada pasar efisien bentuk setengah kuat, abnormal return

hanya terjadi diseputar pengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai

representasi dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. Suatu pasar

15

dinyatakan efisien dalam bentuk setengah kuat bila informasi terserap atau

direspon dengan cepat oleh pasar (dalam waktu satu hingga dua spot waktu

atau hari di seputar pengumuman). Abnormal return yang terjadi

berkepanjang lebih dari tiga spot waktu) mencerminkan sebagian respon

pasar terlambat dalam menyerap atau menginterpretasi informasi, dan dengan

demikian dianggap pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.

3. Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form)

Pasar efisien dalam bentuk kuat berarti pasar yang harga-harga dari

sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi termasuk

informasi privat (informasi yang tidak dipublikasikan). Pada pasar efisien

kuat tidak akan ada seorang investorpun yang dapat memperoleh abnormal

return karena mempunyai informasi privat.

Tujuan membedakan kedalam tiga macam bentuk pasar efisien ini adalah untuk

mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar (Fama, 1970). Ketiga

bentuk pasar efisien ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga

bentuk pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu bentuk lemah

merupakan bagian dari bentuk setengah kuat dan bentuk setengah kuat merupakan

bagian dari bentuk kuat.

16

Gambar 2.1. Tingkatan kumulatif dari tiga bentuk pasar efisien (Hartono, 2008)

Hartono (2008) menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan

pasar menjadi efisien dan tidak efisien. Agar pasar efisien ada dalam kehidupan

nyata, terdapat beberapa kondisi yang idealnya harus terpenuhi atau didekati oleh

kenyataan yang ada di pasar, yaitu :

1. Investor adalah penerima harga, yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar,

investor seorang diri tidak mempengaruhi harga dari sekuritas. Hal seperti ini

dapat terjadi jika pelaku-pelaku pasar terdiri dari sejumlah besar institusi-

institusi dan individual-individual rasional yang mampu mengartikan dan

menginterprestasikan informasi dengan baik untuk menganalisis, menilai, dan

melakukan transaksi penjualan atau pembelian sekuritas bersangkutan.

2. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat

bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah. Umumnya

pelaku pasar dapat memperoleh informasi tersebut melalui surat kabar atau

majalah bisnis, bahkan informasi tersebut dapat diperoleh secara cuma-cuma

Pasar efisien bentuk kuat

Pasar efisien bentuk setengah kuat

Pasar efisien bentuk lemah

17

dengan hanya mendengarkan lewat radio atau televisi.

3. Informasi dihasilkan secara acak dan tiap-tiap pengumuman informasi

sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi dihasilkan secara

random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan

emiten akan mengumumkan informasi yang baru.

4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,

sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan

informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.

Sebaliknya jika kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi, kemungkinan pasar tidak

efisien dapat terjadi. Pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi seperti

berikut :

1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari

sekuritas.

2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam

antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi

yang sama.

3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian

pelaku-pelaku pasar.

4. Untuk pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap

informasi secara lugas dan tidak canggih, karena mereka mempunyai

kemampuan yang terbatas di dalam mengartikan dan menginterprestasikan

informasi yang diterima.

18

Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang

dikeluarkan oleh emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus

membelinya. Right issue diterjemahkan sebagai bukti right, alat investasi ini

merupakan produk turunan dari saham. Kebijakan right issue merupakan upaya

emiten untuk menambah saham yang beredar guna menambah modal perusahaan. Di

Indonesia right issue lebih dikenal sebagai hmetd atau hak memesan efek terlebih

dahulu. Beberapa tujuan perusahaan mengeluarkan right issue yaitu untuk menambah

modal dari perusahaan, perluasan investasi atau untuk pembayaran utang. Saham baru

yang diterbitkan, terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham sekarang

(existing shareholder) dengan harga yang biasanya lebih rendah dari harga yang

ditawarkan dipasar dikarenakan para pemegang saham memiliki preemptive right

atau hak memesan efek terlebih dahulu atas saham-saham baru tersebut.

Alasan yang biasanya emisi right digunakan adalah agar setiap pemegang saham

memiliki hak untuk mempertahankan presentase haknya atas laba dan hak suara

dalam perusahaan. Jika sejumlah saham baru langsung dijual kepada para pemegang

saham baru makin banyak hak suara dan laba dalam perusahaan akan beralih kepada

mereka, dikatakan juga bahwa setiap pemegang saham yang ada mempunyai hak

untuk mempertahankan presentase kepemilikan kekayaan bersih perusahaan. Sifat

right issue adalah sebagai hak dan bukan kewajiban maka jika pemegang saham tidak

ingin melaksanakan haknya ia dapat menjual hak tersebut, dengan demikian terjadilah

perdagangan atas right. Right issue diperdagangkan seperti halnya saham namun

19

perdagangan right issue mempunyai masa berlaku tertentu. Alasan memilih right

issue dibandingkan dengan penawaran biasa (Rejeki, 2006):

1. Biaya yang dikeluarkan lebih murah daripada penawaran umum karena tidak

harus menggunakan penjamin (underwriter) yang akan menjamin bahwa

saham yang ditawarkan akan laku semua.

2. Pemegang saham lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan

sahamnya dengan cara menggunakan haknya untuk membeli right tersebut.

3. Saham bisa menjadi lebih likuid karena jumlahnya menjadi jauh lebih besar

dan bisa meningkatkan frekuensi perdagangan. Setiap pemegang saham right

issue yang memiliki hak preemptive dapat membeli atau melepaskan saham

yang dimilikinya setiap saat dan dengan harga tertentu tanpa harus meminta

izin kepada perusahaan/pemegang saham lainnya.

Kinerja saham merupakan pengukuran prestasi yang dapat dicapai oleh adanya

pengelolaan saham perusahaan dan mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan.

Kinerja saham dapat ditunjukkan dengan return saham (Sudarsini, 2005). Sari (2003)

menyatakan bahwa kinerja saham perusahaan diproksi dengan abnormal return

harian saham di sekitar hari pengumuman.

Miller & Rock (1985) berpendapat bahwa right issue akan memberikan sinyal

badnews tentang perusahaan dan pasar akan merespon negatif informasi tersebut.

Pengumuman right issue akan dianggap sebagai badnews oleh pasar apabila investor

mengira dana yang diperoleh dari kegiatan right issue digunakan untuk membayar

20

hutang yang telah jatuh tempo atau untuk mendanai proyek yang mempunyai NPV

nol atau bahkan negatif. Kebijakan right issue berdampak negatif bagi perusahaan

dinilai dari sisi kinerja saham, karena dengan adanya right issue harga saham akan

jatuh secara permanen untuk jangka waktu tertentu setelah pengumuman right issue

dan harga saham cenderung naik ke posisi semula. Hal itu disebabkan oleh

pengumuman right issue yang diasumsikan oleh investor sebagai sinyal buruk.

Pengukuran kinerja saham jangka pendek dalam penelitian ini dilihat dari:

a. Return saham

Return merupakan keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasi.

Return dapat berupa return realisasi ataupun return ekspektasi. Return

realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung

berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai

salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan

return ekspektasi (expected return) untuk mengukur risiko di masa yang akan

datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan

diperoleh oleh investor di masa yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi.

Penelitian ini menggunakan market adjusted model, maka tidak perlu

menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena

return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar

(Hartono, 2008).

b. Abnormal Return (Return Tidak Normal)

Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang

21

Sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan

return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Return

sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya,

sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi

(Hartono, 2008).

Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengukur abnormal return,

yaitu:

1. Model Disesuaikan Rata-Rata (Mean Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang

sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode

estimasi. Dengan menggunakan model ini, return ekspektasi suatu

sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return

realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada

patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai

biasanya berkisar dari 100 sampai dengan 250 hari untuk mendapatkan

data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.

2. Model Pasar (Market Model)

Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua

tahapan, yaitu:

a) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

selama periode estimasi.

22

b) Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return

ekspektasi diperiode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan

teknik regresi OLS (Ordinary Least Square).

3. Model Disesuaikan Pasar (Market-Adjusted Model)

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi

return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut, maka

tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model

estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan

return indeks pasar (Hartono, 2008).

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dirangkum dalam

bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No Nama Variabel metode sampel Hasil

Peneliti dependen independen

1

Ghozali &Solichin(2003)

ReturnSaham

AbnormalReturn

JumlahLembarSaham

pengumumanright issue

marketadjustedmodel

perusahaan

Pada saat pengumumanmaupun pada sekitarpengumuman right issueternyata tidak ditemukanabnormal return yangnegatif dan signifikan

2.2. Penelitian Terdahulu

23

2

Suryaningrum &

Prasetyo(2005)

AbnormalReturn

JumlahLembarSaham

pengumumanright issue

marketmodel

perusahaan

Tidak ada perbedaanyang signifikan antararata – rata abnormalreturn pada tanggalpengumuman denganhari – hari diluar rightissue serta 5 harisebelum dan 5 harisesudah issue.

3

Hartono(2008)

ReturnSaham

AbnormalReturn

VolumeSaham

pengumumanright issue

marketadjustedmodel

perusahaan

Signifikan terhadapreturn saham, abnormalreturn, volumeperdagangan

4

ListianaSri

Mulatsih(2009)

Return Abnormal

Return, Security

ReturnVariabiliy

TradingVolumeActivity pengumuman

right issue

marketadjustedmodel

24perusahaan

Hasil penelitian untukreturn sahammenunjukkan perbedaanyang signifikan hanyauntuk sebelum dengansaat. Abnormal Returndan Security ReturnVariability tidakmenunjukkan perbedaanyang signifikan.Sedangkan TradingVolume Activitymenunjukkan perbedaanyang signifikan untukperiode pengamatansebelum dengan saat dansesudah dengan sebelumpengumuman

24

5

RicaSyafitriSirait,Wiwik

Tiswiyanti, FitriniMansur(2010)

AbnormalReturn

PergantianMenteri

Keuangan Ri

meanadjustedmodel

20perusahaan

terdapat perbedaanAverage AbnormalReturn (AAR) yangsignifikan sebelum dansaat perisitiwa pergantianMenteri Keuangan,terdapat perbedaanAverage AbnormalReturn (AAR) yangsignifikan saat peristiwadan setelah perisitiwapergantian MenteriKeuangan tahun 2010,terdapat perbedaanAverage AbnormalReturn (AAR) yangsignifikan sebelum dansetelah perisitiwapergantian MenteriKeuangan tahun 2010

6 ChanHengkyChandra,NjoAnastasia,GestiMemarista(2014)

AverageAbnormalReturn

AverageTradingVolumeActivity

pemilihanpresiden

marketmodel

45perusahaan

tidak terdapat perbedaanaverage abnormal returnsecara signifikan padakelompok LQ-45 saatsebelum dan sesudahperistiwa pemilihanpresiden tahun 2004 dan2009. Tidak terdapatperbedaan averagetrading volume activitysecara signifikan padakelompok LQ-45 saatsebelum dan sesudahperistiwa pemilihanpresiden tahun 2004 dan2009.

25

III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Event Study (Studi Peristiwa)

Studi peristiwa (event study) disebut juga dengan nama analisis residual (residual

analysis) atau pengujian kinerja tak normal (abnormal performance index test) atau

pengujian reaksi pasar (market reaction test). Studi peristiwa adalah studi yang

mempelajari reaksi pasar terhadap suatu perisiwa yang informasinya dipublikasikan

sebagai suatu pengumuman (Hartono, 2010).

Penelitian-penelitian studi peristiwa dapat digolongkan ke dalam empat kategori,

yaitu sebagai berikut ini:

1. Kandungan informasi (Information content).

2. Efisiensi pasar (Market efficiency).

3. Evaluasi model (Model evaluation).

4. Penjelasan metrik (Metric explanation).

Studi peristiwa kategori pertama digunakan untuk menguji kandungan informasi

(Information content) dari suatu peristiwa. Kategori kedua digunakan untuk menguji

pasar efisien. Pengujian pasar efisien adalah lanjutan dari pengujian kandungan

informasi. Pengujian terhadap kandungan informasi hanyan menguji return

26

taknormal sebagai reaksi dari pasar, sedangkan pengujian pasar efisien meneruskan

dengan menguji kecepatan reaksi pasar tersebut. Kategori ketiga adalah penelitian

yang mengevaluasi model-model yang digunakan di studi peristiwa untuk

menentukan model mana yang paling sesuai untuk kondisi tertentu. Kategori

keempat dari penelitian adalah mencoba untuk menjelaskan penyebab reaksi pasar

lebih lanjut.

Sesusai dengan penjelasan sebelumnya pada latar belakang, rumusan masalah,

rumusan masalah. Penelitian ini termasuk pada event study kategori kedua. Penelitian

ini melihat reaksi pasar yang menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa,

kandungan infromasi ini diuji melalui return tidak normal (abnormal return)

Dilihat dari tipenya, suatu peristiwa (event) dapat dikelompokan menjadi peristiwa

pengumuman atau peristiwa kejadian. Berikut adalah contoh peristiwa pengumuman-

pengumuman:

1. Pengumuman yang berhubungan dengan laba (earnings- related

announcements), seperti pengumuman laporan tahunan.

2. Pengumuman-pengumuman peramalan oleh pejabat perusahaan (forecast

announcements by company officials), seperti pengumuman peramalan

penjualan.

3. Pengumuman-pengumuman dividen (dividen announcements), seperti

pengumuman dividen saham.

4. Pengumuman-pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman pembelian kembali saham.

27

5. Pengumuman-pengumuman investasi (investment announcements), seperti

pengumuman usaha baru.

6. Pengumuman-pengumuman ketenaga kerjaan (labor announcement), seperti

pengumuman negosiasi.

7. Pengumuman-pengumuman industri sekuritas (securities industry

announcements), seperti pengumuman perubahan-perubahan kepemilikan saham.

3.2. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data valid

dengan tujuan dapat dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu

sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang administrasi dan manajemen (Sugiono, 2009)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi peristiwa ( even

study), yaitu untuk mengamati abnormal return saham 5 hari sebelum, 1 hari

peristiwa, dan 5 hari setelah pengumuman right issue tahun 2012 – 2015. Studi

peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu

peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.

3.3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data perdagangan saham harian

28

pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan right issue

selama tahun 2012-2015, dapat diketahui secara jelas tanggal pengumuman yang

dikeluarkan oleh Bapepam dan BEI, dan memiliki kelengkapan data yang

dibutuhkan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan penelitian dokumentasi yang dilakukan dengan

mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dan literatur, jurnal-jurnal Ekonomi dan

Bisnis, dan bacaan-bacaan laindi internet serta mempelajari teori-teori yang

berhubungan dengan teori efisiensi pasar.

3.5. Populasi Dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian penelitian.

Populasi akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan sektor

perbankan yang melakukan right issue pada tahun 2012 – 2015 dan terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselediki dan

dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Pemilihan sampel dilakukan dengan

metode purposive sampling yang bertujuan untuk mendapatkan sampel yang

representative sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Sekaran, 2006), kriteria

perusahaan yang menjadi sampel antara lain:

29

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan right

issue pada tahun 2012-2015.

2. Perusahaan yang diteliti adalah yang melakukan right issue dan tidak

melakukan corporate action yang lain seperti stock split, saham bonus,

dividen saham, warrant atau pengumuman lainnya selama periode penelitian.

3. Perusahaan yang diteliti tidak melakukan right issue yang berulang selama

periode penelitian

4. Dapat diketahui secara jelas tanggal pengumuman yang dikeluarkan oleh

Bapepam dan BEI.

5. Perusahaan yang diteliti termasuk kedalam sub sektor perbankan.

6. Memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan.

Berdasarkan kriteria diatas maka dari 61 populasi emiten yang melakukan right issue

terpilih sampel sebanyak 8 sampel. Berikut keseluruhan sampel dalam bentuk tabel :

Tabel 3.1. Daftar Sampel Emiten Right Issue

Tahun Emiten Emiten Code

2012

Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN

Bank Pundi Indonesia Tbk BEKS

Bank Windu Kentjana International Tbk MCOR

2013

Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk AGRO

PT Bank Maybank Indonesia Tbk BNII

2014 Bank Bukopin Tbk BBKP

2015 Bank of India Indonesia Tbk BSWDSumber : data diolah ( www.idx.co.id )

Jangka waktu penelitian ini adalah 11 hari bursa dengan periode jendela, yaitu 5 hari

30

sebelum peristiwa,1 hari saat peristiwa,dan 5 hari setelah peristiwa pengumuman

kebijakan right issue.

Periode jendela dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1. Periode Jendela Penelitian

3.6. Variabel Penelitian

3.6.1. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah variabel terikat (dependen) dan variabel bebas

(independen). Variabel terikat (Y) adalah kinerja saham yang diproksi dengan

abnormal return sedangkan variabel bebasnya (X) adalah kebijakan right Issue.

3.6.2. Definisi Operasional Variabel

Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi

terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang

diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih

Periode Jendela

( )

31

antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto,

2008). Langkah-langkah dalam mencari abnormal return saham, sebagai

berikut:

1. Menghitung return saham sesungguhnya

Return sesungguhnya adalah selisih antara harga penutupan hari ini dengan

harga penutupan hari sebelumnya, dibagi dengan harga penutupan hari

sebelumnya. Return saham dapat berupa return total, relatif return, logaritma

return dan return disesuaikan, baik disesuaikan dengan inflasi ataupun

disesuaikan dengan nilai tukar mata uang asing (Hartono, 2008).

= , − ,,Keterangan :

Ri,t = return saham sesungguhnya perusahaan i pada hari ke t

Pi,t = harga saham perusahaan i pada hari ke t

Pi,t-1= harga saham perusahaan i pada hari ke t -1

2. Menghitung return pasar

Return indeks pasar adalah selisih antara indeks pasar penutupan hari ini

dengan hari sebelumnya dibagi dengan indeks pasar penutupan hari

sebelumnya (Hartono, 2008).

32

Keterangan:

Rm,t = Return indeks pasar (market return)

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada t

IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada t-1

3. Menghitung expected return

Menghitung expected return harian saham, menggunakan market adjusted

model dimana model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk

mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat

tersebut (Hartono, 2008), yaitu :

( ) =Keterangan :

E( ) = return ekspektasi sekuritas ke- i pada periode ke-t

, = return pasar periode peristiwa ke-t yang dapat dihitung

dengan rumus , = ( − )/dengan adalah indeks harga saham

gabungan periode ke-t.

4. Menghitung abnormal return

33

Penelitian ini menggunakan Market- Adjusted Model, dengan menggunakan

model ini, maka tidak perlu menggunakan estimasi untuk membentuk model

estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return

indeks pasar (Hartono, 2008).

ARit = Rit - E(Rm,t)

Keterangan :

ARit = Abnormal Return saham i pada hari t

Rit = Actual Return saham i pada hari t

E(Rm,t) = Expected Return saham i pada hari t

5. Menghitung cummulative abnormal return

Cummulative Abnormal Return merupakan penjumlahan abnormal return

hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas

(Hartono,2008). Cummulative Abnormal Return tiap-tiap saham selama

periode pengamatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= t

at3

tiRTN

Keterangan

= akumulasi abnormal return harian tiap-tiap saham

= return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i

pada hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela)

sampai hari ke-t.

34

3.7. Alat Analisis

3.7.1. Uji Normalitas (Augmented Dickey Fuller)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan

independen dalam model tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Uji

normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Augmented Dickey-Fuller

(ADF) Test. Hipotesis untuk pengujian ini adalah :

Ho : data tidak terdistribusi normal

H1 : data terdistribusi normal

Dengan tingkat keyakinan 95%, maka apabila

Probabilitas < 0,05 : Ho ditolak

Probabilitas > 0,05 : Ho diterima

3.7.2. Uji Beda Dua Rata-Rata

Uji beda dua rata-rata digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata dari hasil

abnormal return sebelum dan sesudah kebijakan right issue terhadap kinerja

saham sektor perbankan yank terdaftar di BEI. Paired sample t-test atau uji-t

sampel berpasangan merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji

apakah ada perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2006).

Teknik pengujian dilakukan dengan menggunakan paired sample t-test karena

adanya data kemungkinan terdistribusi normal. Rumus (Supranto, 2009)

35

= ̅ − ̅( − 1) + ( − 1) n n ( + n − 2)+ nPengujian paired sample t-test, variabel dibandingkan antara abnormal return

sebelum dan sesudah pengumuman right issue dengan menggunakan tingkat

kepercayaan 95% atau α = 5%.

Jika probabilitas ˃ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika probabilitas ˂ 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima.

3.7.3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis harus dinyatakan secara kuantitatif untuk dapat diuji. Pengujian

hipotesis adalah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu

keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang

dipersoalkan / diuji (Supranto, 2009). Sebelum melakukan uji hipotesis data

sudah terdistribusi normal.

Hipotesis :

Ho : Diduga tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan

pada saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right

issue pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-

2015.

Ha : Diduga terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada

saat sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue

36

pada saham sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi dengan ketentuan sebagai

berikut :

Jika probabilitas ˃ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Jika probabilitas ˂ 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima.

45

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal

return yang signifikan pada saat sebelum dan sesudah right issue pada saham sektor

perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta hasil analisis statistik yang telah

dijelaskan pada bab empat maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji beda rata- rata menunjukkan hasil t tes yang tidak signifikan,

dengan probalilitas 0.7329 lebih besar dari taraf signifikan 5% (0.7329 >

0,05), yang berarti bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang

signifikan sebelum dan sesudah kebijakan right issue. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa hipotesis awal (H1) tidak terdukung, yaitu diduga

terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat sebelum dan

sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham – saham

yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.

2. Tidak terdapatnya perbedaan abnormal return yang signifikan pada saat

sebelum dan sesudah perusahaan melakukan kebijakan right issue pada saham

46

sektor perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015 menandakan bahwa

pasar tidak bereaksi, karena investor telah dapat mengantisipasi informasi

pengumuman kebijakan right issue.

5.2. Saran

Penulis sadar bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan dan masih banyak

kekurangan, oleh karna itu penulis mengajukan beberapa saran untuk investor, calon

investor, maupun untuk penelitian selanjutnya. Adapun saran-saran yang akan

diajukan sebagai berikut :

1. Bagi investor dan calon investor yang akan berinvestasi, hendaknya dalam

mengambil keputusan tidak hanya melihat peristiwa kebijaka right issue saja,

namun juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi harga

saham, seperti Earning per share, tingkat bunga, dan lain sebagainya.

Sehingga informasi yang sudah diperoleh dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan diwaktu yang akan datang.

2. Penelitian ini menggunakan market adjusted model dalam mengestimasi

tingkat pengembalian yang diharapkan, oleh sebab itu bagi penelitian

selanjutnya disarankan untuk mencoba menggunakan mean adjusted model

dan market model atau menggunakan ketiga model, kemudian hasil

perhitungan ketiga model tersebut dapat dibandingkan untuk mengetahui

dampaknya terhadap hasil penelitian.

Daftar Pustaka

Beaver, William H. 1968. The Information Content Of Annual EarningAnnouncements. Journal Of Accounting Research. Vol. 6. No. 2. 67-1000

Budi, Ichsan Setiyo. 2003. Pengaruh Right Issue Terhadap Kinerja KeuanganPerusahaan yang Go public di BEJ. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.September. Vol. IX, No.2, pp: 225-238.

Budiarto, A & Baridwan, Z. 1998. Pengaruh Right Issue Terhadap TingkatKeuntungan dan Likuiditas Saham di BEJ periode 1994-1996. Jurnal Risetdan Akuntansi Indonesia. pp: 96.

Chandra, Chan Hengky. Njo Anastasi dan Gesti Memarista. 2014. PerbedaanAverage Abnormal Return, Average Trading Volume Activity SebelumDan Sesudah Pemilu Di Indonesia. FINESTA Vol. 2, No. 1, 14-11

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di IndonesiaPendekatan dan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta.

Fama, E. F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of Theory and EmpiricalWork”. Journal of Finance. Vol. 25, No. 2: 383-417.

Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan ProgramSPSS”.Semarang : Badan Penerbit Undip

Ghozali, Imam dan Agus Solichin.2003. Analisis Dampak Pengumuman RightIssue Terhadap Reaksi Pasar Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal EkonomiPerusahaan, Vol.X, No.1.

Hartono.2008. Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Kinerja Saham diBursa Efek Indonesia, Jurnal Penelitian Dosen Fakultas EkonomiUniversitas Sebelas Maret Surakarta.

Husnan, Suad. 2003. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hartono, Jogiyanto. 2008.“Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”.BPFE ,Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa : Menguji Reaksi Pasar Modal akibatSuatu Peristiwa. Edisi pertama, Cetakan Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Kurniawan,Taufan Adi. 2006. “Analisis Dampak Pengumuman Right IssueTerhadap Return Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta”.Skripsi. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Miller.M.H and K.Rock. (1985). Dividend policy under asymmetric information.Journal of Finance. 40: 1031-1051.

Mulatsih, Listiana Sari. 2009. Analisis Reaksi Pasar Modal TerhdapPengumuman Right Issue Di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (PengamatanTerhadap Return, Abnormal Return, Security Return Variability DanTrading Volume Activity. Vol. 12 No. 4

Nachrowi.D Mphil, Hardius Usman.( 2006). Pendekatan Populer dan PraktisEkonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta.FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

Rejeki, Indah Sri. 2006. Kinerja Saham Setelah Seasoned Equity Offerings:Benarkah Underperformance?. Skripsi. FE UNS.

Rivai, Saiful. 2007. Analisis Pengaruh Right Issue Terhadap Dividend danCapital Gain pada Perusahaan yang Go Public di BEJ 1995-2005.Yogyakarta.Skripsi. Universitas Islam Indonesia.

Sari, Fitria Eka. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Saham padaPerusahaan yang Melakukan Right Issue Sebelum dan Setelah PeriodeKrisis. Tesis. FE UNS.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Edisi Empat. Jakarta: PT.Salemba Empat.

Setyawan, Ignatius Roni. 2008. Reaksi Pasar (Investor) Sebelum dan SesudahPengumuman Right Issue Untuk Saham-Saham LQ45 & Non LQ45.Usahawan. No.04 TH XXXVII. p 32 -37.

Siswanto, Heri dan Muqodim. 1999. Study Empiris Tentang PengaruhPengumuman Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan Dan LikuiditasSaham Di Bursa Efek Jakarta Periode 1997-1999. Jurnal Ekonomi.

Sirait, Rica Syafitri. Wiwik Tiswiyanti dan Fitrini Mansur. 2012. DampakPergantian Mentri Keuangan RI Tahun 2010 Terhadap Abnormal ReturnPerusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Binar AkuntansiVol.1 No.1

Sudarsini. 2005. Analisis Kinerja Jangka Pendek dan Jangka PanjangPerusahaan yang Melakukan Merger dan Akuisisi. Skripsi. FE UNS.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Supranto,J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2. Jakarta,Penerbit Erlangga.

Suryaningrum, Sri dan Nanang Prasetyo. 2005. Analisis Dampak PengumumanRight Issue Terhadap Rekasi Pasar Pada Perusahaan Manufaktur diBursa Efek Jakarta Tahun 1996-2003, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol .2,No.1 Juli 2005, Hal, 48-61

Widjaja, Indra. 2000.Pengaruh Penawaran Umum(Right issue)Terhadap ImbalanSaham, Disertasi pada Bidang Ilmu Ekonomi Program Studi IlmuManajemen FE UI, Jakarta

Yusi Sari, Prima. 2001. Analisis Pengaruh Right Issue terhadap Return SahamSetelah Cumdate. Simposium Nasional Akuntansi IV.

www.yahoofinance.co.id

www.idx.com