ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

88
i ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (STUDI KASUS PADA USAHA KONVEKSI JAVALAVA AMBARAWA) Oleh: MARIA IMACULATA DIAN NATALIA PRIYONO NIM: 232011247 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Page 1: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

i

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT

PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

(STUDI KASUS PADA USAHA KONVEKSI JAVALAVA AMBARAWA)

Oleh:

MARIA IMACULATA DIAN NATALIA PRIYONO

NIM: 232011247

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …
Page 3: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …
Page 4: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

ii

Page 5: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

iii

Page 6: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

iv

ABSTRACT

Standard costsystem is beneficial to improve the cost production’s plan and

control, and also to facilitate the computation of cost of goods manufactured. By

comparing the actual cost with standard cost and dividing variance into the price

and quantity component, feedback is available for the managers. The purpose of

this research is to find out the standard cost determining in Javalava, analyzing

the variance between standard cost and actual cost and finding out the cause of

the variance which are occurring between standard cost and actual cost of T-shirt

production process in Javalava. By doing variance analysis, the difference

between standard cost and actual cost can be found out which determines the

further investigations about the cause of occurring variance and the corrective

action which can be done by Javalava. The result of this study shows that

Favorable (F) and Unfavorable (U) variations occur in raw materials, direct

labors, and factory overhead costs which are caused by the cost of raw materials,

raw materials’ quality, rework, direct labor rate and the increasing factory

overhead cost. The lack of supervision in production process causedunfavorable

variance between standard cost and actual cost.

Key Words : standard cost, production cost, variance analysis.

Page 7: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

v

SARIPATI

Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan

pengendalian biaya produksi, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok

produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi

variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para

manajer. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

penentuan biaya standar di Javalava, menganalisis variansi antara biaya standar

dan biaya aktual serta mengetahui penyebab dari variansi yang terjadi antara biaya

standar dan biaya aktual dalam proses produksi kaos di Javalava. Dengan

melakukan analisis variansi dapat diketahui selisih antara biaya standar dengan

biaya aktual untuk selanjutnya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

penyebab terjadinya variansi dan juga tindakan korektif yang dapat dilakukan oleh

pihak Javalava. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi variansi yang

Favorable (F) dan Unfavorable (U) pada bahan baku, tenaga kerja dan overhead

pabrik yang disebabkan oleh harga beli bahan baku, kualitas bahan baku,

pengerjaan ulang, tarif tenaga kerja dan kenaikan biaya overhead pabrik.

Kurangnya pengawasan dalam proses produksi menyebabkan variansi yang

kurang menguntungkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya.

Kata kunci : biaya standar, biaya produksi, analisis variansi.

Page 8: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

vi

KATA PENGANTAR

Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk

memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan

kelangsungan hidup dan kegiatan operasional perusahaan. Persaingan usaha yang

ketat mengharuskan setiap manajemen perusahaan memiliki perhitungan yang

tepat untuk setiap biaya produksi yang dikeluarkan agar tercapai tujuan utama

tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis dari biaya standar yang

telah ditetapkan oleh Javalava dan kemudian membandingkannya dengan biaya

aktual yang terjadi dalam memproduksi kaos di Javalava. Dengan melakukan

analisis variansi maka respon balik akan tersedia bagi manajer.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan kertas kerja ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan berupa

kritik maupun saran dari pembaca untuk menyempurnakan kertas kerja ini.

Penulis berharap dikemudian hari kertas kerja ini dapat memberi manfaat dan

pengetahuan baru bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salatiga, 27 Januari 2015

Penulis

Page 9: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur yang sebesar-besarnya dan rasa terimakasih penulis panjatkan

kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih-Nya penulis dapat

menyelesaikan kertas kerja ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.

Dalam menyelesaikan kertas kerja ini, penulis banyak mendapat bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, perkenankan penulis untuk

menghaturkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CMA selaku pembimbing.

Terimakasih karena telah menyediakan waktu, pikiran dan

memberikan motivasi dalam membimbing dan mengarahkan penulis

selama penyusunan kertas kerja ini.

2. Kedua orang tua dan kakak tercinta, yang tidak henti-hentinya

memberikan doa, semangat dan dukungan selama ini.

3. Bapak Marwata,S.E.,M.Si.,Ph.D selaku wali studi penulis selama

masa studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen

Satya Wacana.

4. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana yang sudah memberikan

pengajaran dan ilmu selama masa studi kepada penulis.

5. Seluruh staf tata usahaFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan pada penulis

selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

6. Bapak Yunus Adi Nugraha selaku pemilik Javalava dan seluruh

karyawan Javalava yang membantu dalam pengumpulan data dan

informasi tentang Javalava.

Page 10: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

viii

7. Zenzy Famous, Anytime, 99 Merch, dan Ribel yang turut membantu

penulis untuk memperoleh ijin penelitian di Javalava.

8. Andrias Dimas atasperhatian, nasihat dan semangat yang diberikan

kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku : Mas Agus, Mas Kris, Mas Bayu, Dea, Wiga,

Vina, Rini, Dina, Erva, Novi, Ratna, Nurul, Astin, Khambali,

keluarga besar Teater TiLaR UKSW, keluarga besar Teater Tawar

Ambarawa dan keluarga besar OMK Santo Yusuf Ambarawa.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih.

Penulis tidak dapat membalas setiap bantuan yang kalian berikan dengan

sesuatu yang berharga, tetapi hanya dengan doa dan ucapan terimakasih yang

sebesar-besarnya.

Salatiga, 27 januari 2015

Penulis

Page 11: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

ix

Daftar Isi

Halaman Depan ............................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ....................................................... ii

Halaman Pengesahan .................................................................................... iii

Abstract ......................................................................................................... iv

Saripati .......................................................................................................... v

Kata Pengantar .............................................................................................. vi

Ucapan Terima Kasih .................................................................................... vii

Daftar Isi ........................................................................................................ ix

Daftar Tabel .................................................................................................. xi

Daftar Grafik ................................................................................................. xii

Daftar Gambar ................................................................................................ xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv

Pendahuluan .................................................................................................. 1

Landasan Teoretis .......................................................................................... 4

Metode Penelitian........................................................................................... 14

Objek Penelitian ............................................................................................. 14

Jenis Data ............................................................................................. 14

Metode Pengumpulan Data ................................................................. 14

Teknik Analisis Data ............................................................................. 15

Langkah Analisis ................................................................................... 17

Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 18

Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 18

Page 12: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

x

Proses Produksi ..................................................................................... 19

Penentuan Biaya Standar .................................................................... 20

Analisis Variansi ................................................................................... 25

Kesimpulan ................................................................................................... 43

Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 45

Saran .............................................................................................................. 45

Daftar Pustaka ............................................................................................... 47

Lampiran ........................................................................................................ 49

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 70

Page 13: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

xi

Daftar Tabel

Tabel 1.Sebab-Sebab Terjadinya Variansi ..................................................... 10

Tabel 2.Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Terjadinya Variansi Berdasarkan

Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 12

Tabel 3. Standar Harga Bahan Baku Langsung ............................................. 21

Tabel 4. Kuantitas Standar Bahan Baku Langsung ........................................ 21

Tabel 5. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung ............. 25

Tabel 6.Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung.......... 28

Tabel 7. Analisis Total Variansi Rata-Rata Bahan Baku Langsung .............. 32

Tabel 8. Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung ............. 35

Tabel 9. Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif Tenaga Kerja Langsung 36

Tabel 10. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Pabrik .......................... 37

Tabel 11. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Pabrik ................................. 40

Tabel 12. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap............................. 41

Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi ...................................... 42

Page 14: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Grafik Penjualan Javalava Tahun 2013 ......................................... 3

Page 15: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

xiii

Daftar Gambar

Gambar 1. Proses Pemotongan Kain ............................................................. 49

Gambar 2. Proses Pembentukan Pola ............................................................ 49

Gambar 3. Proses Penyablonan ..................................................................... 49

Gambar 4. Proses Pengeringan ..................................................................... 49

Gambar 5. Proses Pembordiran ..................................................................... 50

Gambar 6. Proses Menjahit ........................................................................... 50

Gambar 7. Proses Finishing ........................................................................... 50

Gambar 8. Kaos Javalava .............................................................................. 50

Page 16: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. S ...... 51

Lampiran 2. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. M ..... 51

Lampiran 3. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. L ...... 52

Lampiran 4. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. XL ... 52

Lampiran 5. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. S ............ 53

Lampiran 6. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. M .......... 53

Lampiran 7. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. L ........... 54

Lampiran 8. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. XL ........ 54

Lampiran 9. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. S ..... 55

Lampiran 10. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. M .. 55

Lampiran 11. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. L ... 56

Lampiran 12. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. XL . 56

Lampiran 13. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. S ......... 57

Lampiran 14. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. M ....... 57

Lampiran 15. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. L ........ 58

Lampiran 16. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. XL ..... 58

Lampiran 17. Analisis VariansiRata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran S............................................................................. 59

Lampiran 18. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran M .......................................................................... 59

Lampiran 19. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran L ........................................................................... 59

Lampiran 20. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran XL ........................................................................ 60

Lampiran 21. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran S ................................................................................. 60

Lampiran 22. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran M ............................................................................... 60

Lampiran 23. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran L ................................................................................ 61

Page 17: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

xv

Lampiran 24. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran XL .............................................................................. 61

Lampiran 25. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran S ........................................................................... 61

Lampiran 26. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran M ......................................................................... 62

Lampiran 27.Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran L .......................................................................... 62

Lampiran 28.Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran XL ....................................................................... 62

Lampiran 29. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran S................................................................................. 63

Lampiran 30. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran M .............................................................................. 63

Lampiran 31. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran L ............................................................................... 63

Lampiran 32. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran XL ............................................................................ 64

Lampiran 33. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran S............................................................................ 64

Lampiran 34. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran M ......................................................................... 64

Lampiran 35. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran L .......................................................................... 65

Lampiran 36. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Wanita) Ukuran XL ....................................................................... 65

Lampiran 37. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran S ................................................................................. 65

Lampiran 38. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran M .............................................................................. 66

Page 18: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

xvi

Lampiran 39. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran L ............................................................................... 66

Lampiran 40. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Pendek (Pria) Ukuran XL ............................................................................. 66

Lampiran 41. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran S .......................................................................... 67

Lampiran 42. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran M ......................................................................... 67

Lampiran 43. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran L ........................................................................... 67

Lampiran 44. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Wanita) Ukuran XL ....................................................................... 68

Lampiran 45. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran S ................................................................................ 68

Lampiran 46. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran M .............................................................................. 68

Lampiran 47. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran L ............................................................................... 69

Lampiran 48. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan

Panjang (Pria) Ukuran XL ............................................................................ 69

Page 19: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

1

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia usaha khususnya dunia bisnis semakin berkembang

pesat begitu pula dengan perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dituntut untuk

menggunakan modal yang tidak besar dan terbatas secara efisien untuk

menghasilkan produk atau jasa dalam proses produksinya. Perusahaan harus

mempunyai perhitungan yang tepat untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung dan biaya overhead pabrik agar perusahaan tidak mengalami kerugian

dan dapat menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Untuk itu perencanaan dan

pengendalian biaya terutama biaya produksi sangatlah dibutuhkan, karena biaya

produksi merupakan faktor utama dalam pelaksanaan produksi perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan yang optimal. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi

sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang, terdiri

atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik

(Firdaus, 2009).

Pengendalian biaya memerlukan standar sebagai dasar yang dipakai

sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang dipakai sebagai tolok ukur

pengendalian ini disebut biaya standar(Mulyadi, 2010). Suatu sistem biaya standar

menganggarkan kuantitas dan biaya menggunakan dasar unit.Anggaran unit ini

adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead. Dengan demikian, biaya standar

adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk

atau jasa. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki

perencanaan dan pengendalian serta memfasilitasi perhitungan harga pokok

produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi

variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para

manajer (Hansen dan Mowen, 2011).

Penetapan biaya standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui

biaya yang seharusnya terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang

dilaksanakan menjadi faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya produksi

bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang berskala besar maupun perusahaan

Page 20: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

2

berskala kecil dan menengah. Pengalaman historis, studi teknis dan input dari

personil operasional adalah tiga sumber potensial untuk standar kuantitatif. Meski

pengalaman historis dapat memberikan petunjuk awal dalam menyiapkan standar,

hal ini seharusnya digunakan dengan hati-hati. Seringkali proses berjalan secara

tidak efisien, maka menggunakan hubungan input-output masa lalu akan

meneruskan ketidakefisienan ini (Hansen dan Mowen, 2011).

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Edison dan Untung S.

(2010) mengenai pengaruh biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi

studi kasus pada PT. ITP Tbk, Kartikasari (2012) mengenai pengendalian biaya

produksi dengan menggunakan metode standar cost pada PT.Industri Kereta Api

Madiun, Ksheshariani (2012) mengenai analisis biaya standar sebagai alat

pengendalian biaya produksi studi kasus pada UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang Semarang, Martusa dan Lim (2012) mengenai penerapan biaya standar

terhadap pengendalian biaya produksi, dan Juvita (2013) mengenai pengendalian

biaya produksi pada PT. Pertani (PERSERO) cabang Sulawesi Utara (lihat tabel

2).

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan analisis biaya standar

sebagai alat pengendalian biaya produksi dengan studi kasus pada usaha konveksi

Javalava Ambarawa. Javalava adalah salah satu unit Usaha Menengah yang

bergerak di bidang konveksi yang berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 18

Ambarawa. Dalam satu bulan Javalava mampu memproduksi hingga ribuan kaos,

kemeja dan jaket. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan melakukan penelitian

pada satu produk saja yaitu kaos karena kaos adalah jenis pakaian yang paling

diminati oleh pelanggan dan menjadi unggulan dari Javalava karena penjualannya

paling tinggi dibandingkan produk yang lain. Berikut adalah grafik penjualan

Javalava tahun 2013.

Page 21: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

3

Grafik 1

Laporan Penjualan Javalava Tahun 2013

Biaya produksi kaos di Javalava terdiri dari biaya bahan baku langsung,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dalam proses

produksinya Javalava sudah menetapkan biaya standar untuk mengendalikan

biaya produksinya, namun Javalava belum melakukan analisis dari biaya standar

yang telah ditetapkan. Sehingga tidak ada analisis dari biaya standar yang telah

ditetapkan sebagai bahan evaluasi. Selama ini Javalava melihat efisiensi biaya

hanya dengan membaca laporan keuangan saja tanpa melakukan analisis biaya

standar untuk memproduksi kaos di Javalava. Dengan melakukan analisis biaya

standar maka perusahaan dapat mengetahui biaya manakah yang mengalami

pemborosan atau ketidak efisienan dalam proses produksi sehingga dapat

dilakukan pengendalian biaya produksi sehingga dapat mengoptimalkan

keuntungan perusahaan dan dapat digunakan untuk menentukan pengambilan

keputusan manajemen kedepannya.

Pengendalian biaya produksi sangatlah diperlukan untuk mengetahui

apakah proses produksi telah berjalan dengan efisien dengan memanfaat segala

sumber daya yang dimiliki dengan baik dan juga untukmencapai keuntungan yang

optimal serta dapat menjaga kelangsungan hidup usaha Javalava. Dengan

menetapkan biaya standar dan kemudian membandingkan dengan biaya aktual

yang terjadi maka Javalava dapat mengetahui berapakah selisih yang terjadi antara

0

5000

10000

15000

20000

LAPORAN PENJUALAN JAVALAVA TAHUN 2013

Kaos

Kemeja

Jaket

Page 22: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

4

biaya standar dengan biaya biaya aktual dan kemudian menganalisis selisih

tersebut untuk mengetahui kebijakan apa yang dapat dilakukan agar proses

produksi di Javalava dapat berjalan dengan efisien dan efektif.

Pentingnya analisis variansi antara biaya standar dengan biaya aktual

untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi mendorong penulis

untuk mengetahui penetapan biaya standar di Javalava dan kemudian melakukan

analisis biaya standar yang digunakan sebagai alat pengendalian biaya produksi

pada usaha konveksi Javalava Ambarawa serta mengkaji ulang faktor-faktor apa

saja yang mempengaruhi terjadinya selisih antara biaya standar dan biaya

produksi sesungguhnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan biaya

standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik di

Javalava, menganalisis variansi antara biaya standar dan biaya aktual pada proses

produksi kaos di Javalava dan apakah variansi tersebut masih dalam batas

pengendalian manajemen atau tidak serta mengetahui penyebab dari variansi yang

terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dalam proses produksi kaos di

Javalava.

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan alternatif untuk

penetapan strategi Javalava dalam penentuan biaya standar sehingga dapat

meningkatkan laba dan kinerja bagi Javalava. Sedangkan untuk pembaca, hasil

penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai analisis

biaya standar sebagi alat pengendalian biaya produksi yang dapat dipakai sebagai

referensi bagi penelitian selanjutnya.

LANDASAN TEORETIS

Biaya Produksi

Mulyadi (2010) mendefinisikan biaya produksi sebagai biaya yang terjadi

untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Sedangkan

Sugiri(2009) mendefinisikan biaya produksi sebagai biaya yang diperlukan untuk

memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi

Page 23: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

5

produk selesai yang siap dijual. Menurut Hansen dan Mowen (2011), biaya

produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan

jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis biaya

(Mulyadi, 2010), yaitu:

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung jika

bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara

jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud

produksi yang dihasilkan.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung jika

biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada

tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir.

Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang

dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi

akhir.

3. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku

langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik

karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir

maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar,

mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri

Biaya Standar

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan

jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk

atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi,

efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi, 2010). Sedangkan menurut

Hansen dan Mowen (2011), biaya standar adalah jumlah yang seharusnya

dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk atau jasa.

Page 24: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

6

Menurut Mulyadi (2010), sistem biaya standar sangat bermanfaat bagi

manajemen aktivitas perusahaan karena sistem standar biaya bermanfaat untuk

mengendalikan biaya,sistem biaya standar memberikan pedoman kepada

manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu

sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara

perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.

Sistem biaya standar juga menyajikan analisis penyimpangan biaya yang

sesungguhnya dari biaya standar. Menurut Daljono (2009) sistem biaya standar

dipakai karena memberikan keuntungan dalam dua hal yaitu sebagai berikut :

1. Untuk memperbaiki planning dan control

Dengan diterapkannya biaya standar per unit, maka perencanaan

(planning) dapat dilakukan dengan lebih baik yaitu dengan menyusun anggaran

fleksibel (flexible budget). Dengan diterapkan biaya standar, pengendalian

biaya juga lebih mudah dilakukan. Yaitu dengan pembandingan antara biaya

sesungguhnya yang terjadi dengan biaya menurut standar. Kemudian terhadap

selisih biaya yang besar ( diluar daerah yang bisa ditolerir) dilakukan

investigasi untuk perbaikan.

2. Untuk memudahkan penghitungan Harga Pokok Produk

Penentuan Harga Pokok Produk lebih mudah karena biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik semua dihitung berdasarkan

standar yang telah ditentukan. Dengan demikian penghitungan Harga Pokok

Produk per unit maupun keseluruhan, lebih mudah dilakukan pada sistem biaya

standar. Kemudahan penetuan Harga Pokok Produk per unit akan memudahkan

dalam penentuan harga jual produk.

Sedangkan menurut Mulyadi (2009) kelemahan dari biaya standar adalah

tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat.

Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenisstandar apa yang dibutuhkan oleh

perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam

perusahaan secara keseluruhan dengan ketaatan atau kelonggaran yang relatif

sama. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak flexible,

Page 25: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

7

meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami

perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang dilakukan.

Penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku

langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik

standar.

1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Terdiri dari masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah

keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar

dan harga per satuan masukan fisik tersebut atau harga standar.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja

langsung standar.

Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Dapat ditentukan atas dasar :

a. Perjanjian dengan organisasi karyawan.

b. Data upah masa lalu.

c. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.

d. Upah Minimum Regional (UMR).

Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

Dapat ditentukan dengan cara :

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu

pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.

b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang

diharapkan.

c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja

karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.

d. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada

pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.

Page 26: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

8

3. Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya overhead pabrik standar dapat dihitung dengan membagi jumlah

biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas

normal.

Jenis – Jenis Standar

Garrison, Norren, dan Brewer (2006) menyatakan bahwa standar dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu :

1. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai hanya dalam kondisi terbaik.

Standar ini tidak memperkenankan adanya kerusakan mesin atau gangguan

pekerjaan lainnya dan dibutuhkan dibutuhkan tingkat usaha tertentu yang

hanya dapat dicapai oleh pekerja yang terlatih dan efisien yang bekerja

dengan maksimal selama 100% waktunya.

2. Standar praktis yaitu standar yang ketat tetapi bisa dicapai. Standar ini

memperkenankan penghentian mesin secara normal dan periode istirahat

karyawan dan dapat dicapai melalui usaha yang wajar dan efisiensi yang

tinggi dari rata – rata karyawan.Variansi dari standar inimencerminkan

penyimpangan yang melenceng dari kondisi operasi normal dan pertanda

perlunya perhatian manajemen.

Dalam penelitian ini menggunakan standar praktis sebagai standar dalam

memproduksi kaos di Javalava karena standar praktis merupakan standar yang

ketat tetapi tetap bisa dicapai oleh perusahaan dan memperkenankan penghentian

mesin secara normal sesuai dengan keadaan yang terjadi dalam proses produksi di

Javalava. Variansi dari standar yang dihasilkan merupakan penyimpangan dari

biaya standar yang telah ditetapkan oleh Javalava dan memerlukan penelitian

lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya variansi serta tindakan korektif yang

harus diambil oleh manajemen Javalava.

Konsep Pengendalian

Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula.

Page 27: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

9

Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya

telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya

(Hansen dan Mowen, 2011). Menurut Rony (1990), pengendalian berkaitan

dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang

telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang

ditetapkan. Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi

pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan

biaya produksi agar berjalan secara efisien.

Analisis Variansi

Penggunaan sistem biaya standar, selain mencatat biaya menurut standar

juga mencatat biaya sesungguhnya yang terjadi. Kedua biaya tersebut

diperbandingkan dan akan diperoleh selisih biaya yang terjadi antara biaya yang

sesungguhnya yang terjadi dan biaya menurut standar (Daljono, 2009). Variansi

atau selisih menurut Horngren (2008) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan

hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang

diperkirakan berdasarkan anggaran. Variansi adalah perbedaan yang terjadi antara

biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau

sebaliknya.

Kuswadi (2005) mendefinisikan variansi adalah selisih antara biaya standar

dan biaya aktual. Variansi dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada

biaya standar dan sebaliknya. Jumlah variansi untuk suatu periode biasanya terdiri

atas variansi yang baik (favorable) dan variansi yang kurang baik(Unfavorable).

Variansi ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biayastandar dan biaya

aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan variansi-variansi yang terjadi

dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.

Horngren (2008) menyatakan bahwa manajer sering kali menggunakan

analisis variansi untuk mengevaluasi kinerja bawahannya. Ada dua hal yang

biasanya dievaluasi:

Page 28: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

10

a. Efektivitas:Tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Misalnya, penjualan, kepuasan pelanggan, dan kualitas telepon

seluler baru dari Motorola.

b. Efisiensi: Jumlah relatif input yang digunakan untuk mencapai tingkat output

tertentu semakin sedikit kuantitas input yang digunakan untuk membuat sejumlah

telepon seluler atau semakin banyak jumlah telepon seluler dibuat dengan

kuantitas input tertentu, semakin tinggi efisiensi.

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Variansi

Batty dalam Winata (1997) mengemukakan sebab-sebab terjadinya

variansi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Sebab-Sebab Terjadinya Variansi

Variansi Sebab Terjadinya

Harga Bahan

Baku

1. Perubahan Harga bahan baku

2. Tidak mengambil potongan tunai sebagaimana yang

diperhitungkan dalam penetapan standar.

3. Perubahan dalam ongkos-ongkos transport, pembelian,dan

penyimpanan.

4. Kegagalan membeli bahan baku yang memenuhi mutu standar

Pemakaian

Bahan Baku

1. Pemborosan karena metode produksi yang tidak efisien atau

pegawai yang kurang ahli.

2. Mutu bahan baku yang tidak sesuai spesifikasinya.

3. Kombinasi pemakaian bahan baku yang tidak memenuhi standar.

Upah Tenaga

Kerja

1. Perubahan tarif dasar upah buruh.

2. Penempatan tenaga kerja yang tidak tepat.

3. Upah lembur yang dibayarkan lebih besar daripada standar yang

ditetapkan.

Efisiensi Tenaga

Kerja

1. Pemakaian tenaga kerja yang kurang memenuhi standar.

2. Kegagalan mendapatkan hasil yang paling baik dari pekerja.

Budget

Overhead Pabrik

1. Perubahan harga.

2. Perubahan efisiensi pemakaian jasa.

3. Kurangnya pengendalian atas pengeluaran.

4. Kenaikan harga atas jasa dari luar perusahaan.

Volume Overhead Pabrik

1. Penghentian mesin. 2. Bahan baku yang rusak.

3. Perencanaan yang tidak efisien.

Page 29: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

11

Usaha Menengah

Usaha konveksi Javalava adalah salah satu unit usaha menengah yang

bergerak di bidang konveksi. Menurut Undang Undang No. 20 tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah (UMKM), Usaha Menengah adalah

usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha Besar dengan ketentuan

sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 ( dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000 (lima

puluh milyar rupiah).

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Edison dan Untung S. (2010)

mengenai pengaruh biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi studi

kasus pada PT. ITP Tbk, Kartikasari (2012) mengenai pengendalian biaya

produksi dengan menggunakan metode standar cost pada PT.Industri Kereta Api

Madiun, Ksheshariani (2012) mengenai analisis biaya standar sebagai alat

pengendalian biaya produksi studi kasus pada UKM Wingko Babat Cap Kapal

Terbang Semarang, Martusa dan Lim (2012) mengenai penerapan biaya standar

terhadap pengendalian biaya produksi, dan penelitian Juvita (2013) mengenai

pengendalian biaya produksi pada PT. Pertani (PERSERO) cabang Sulawesi

Utara didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi yang

disajikan dalam tabel berikut ini.

Page 30: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

12

Tabel 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Variansi

Berdasarkan Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Hasil Penelitian

Edison dan

Untung S.

(2010)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah

sebagai berikut:

1. Perubahan volume produksi.

2. Perubahan harga bahan baku.

3. Jumlahjam tenaga kerja langsung aktual yang melebihi

jumlah jam tenaga kerja langsung standar.

Kartikasari

(2012)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah

sebagai berikut:

1. Tarif Anggaran yang terlalu kecil sehingga penggunaan

unit bahan baku melebihi standar.

2. Terjadi perubahan harga bahan baku.

3. Perusahaan kurang efisien dalam menetapkan standar

biaya tenaga kerja langsung.

Ksheshariani

(2012)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah

sebagai berikut:

1. Adanya potongan pembelian bahan baku langsung.

2. Kelangkaan bahan baku langsung karena faktor musiman.

3. Tarif upah aktual kurang dari standar karena penambahan

upah pada hari Sabtu.

4. Penambahan jam tenaga kerja langsung karena adanya

gangguan teknis seperti penundaan kerja yang tidak dapat

dihindari.

Martusa dan

Lim (2012)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah

sebagai berikut:

1. Kuailitas bahan baku yang rendah.

2. Penurunan volume produksi.

3. Jumlah produksi yang dibawah standar mengakibatkan

meningkatnya tarif overhead variabel terhadap produk per

unitnya.

Juvita (2013) Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah

sebagai berikut:

1. Rendahnya biaya standar karena penawaran oleh

perusahaan penangkaran-penangkaran benih padi

Page 31: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

13

Kerangka Pemikiran

Penjelasan kerangka pemikiran dalam bentuk skema tersebut adalah sebagai

berikut. Biaya produksi merupakan biaya utama dalam perusahaan manufaktur

yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik. Biaya produksi merupakan faktor utama yang ingin

ditekan oleh pihak manajemen agar laba perusahaan dapat meningkat. Ada

beberapa cara untuk menekan biaya diantaranya adalah dengan menggunakan

metode biaya standar, dimana biaya standar ini merupakan biaya yang ditentukan

diawal dan akan dibandingkan dengan biaya aktual atau biaya yang sebenarnya

terjadi dalam proses produksi perusahaan.

Biaya

Produksi

Biaya Standar Biaya Aktual

BBB

L

BTKL BOP BBBL BTKL BOP

Biaya Produksi Standar Biaya Produksi Aktual

Varians

i

Analisis

Variansi

Efisiensi

Laba dan Kinerja

Perusahaan

Efektifitas

Page 32: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

14

Pembandingan biaya standar dengan biaya aktual akan menghasilkan

variansi biaya yang merupakan selisih antara biaya standar dengan biaya aktual

kemudian variansi tersebut dapat dianalisis oleh pihak manajemen melalui analisis

efektivitas maupun efisiensi dengan hasil analisisnya adalah apakah variansi

tersebut Favorable(F)atau Unfavorable(U). Dengan metode biaya standar

diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya terutama dalam biaya produksi.

Ketika biaya dapat ditekan semaksimal mungkin maka akan meningkatkan laba

dan kinerja perusahaan.

METODE PENELITIAN

Objek dan Waktu Penelitian

Objek Penelitian ini adalah usaha konveksi Javalava yang berlokasi di

Jalan Jenderal Sudirman No. 18 Ambarawa. Waktu penelitian dilakukan pada

bulan September 2014.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data internal. Berupa data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti

langsung dari perusahaan kemudian diolah sendiri oleh peneliti, berupa informasi

mengenai aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan dan gambaran

umum perusahaan sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam

bentuk jadi yang berupa data historis Javalava seperti laporan keuangan, data

produksi, data pembelian, data penjualan, dan data tentang perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan studi lapangan. Studi lapangan

dilakukan dengan menggunakan observasi untuk memberikan gambaran tentang

proses produksi dan implikasi biaya terhadap variansi yang terjadi di dalam

perusahaan, wawancara langsung dengan pihak manajemen, dan dokumentasi.

Page 33: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

15

Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu peneliti mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan

dengan penelitian dan menyederhanakannya untuk mengetahui adanya

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual.

Adapun metode yang digunakan adalah metode analisa variansi yaitu metode

untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam kaitannya dengan

pengendalian biaya produksi. Analisis variansi digunakan untuk mengukur

variansi yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan

biayayang sebenarnya terjadi atau realisasi. Berikut adalah cara penghitungan

analisis variansi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead

pabrik (Hansen dan Mowen,2011) :

1. Penghitungan Variansi Bahan Baku Langsung

a. Penghitungan Variansi Harga Bahan Baku Langsung

Variansi harga bahan baku langsung (material price variance-MPV) dihitung

menggunakan rumus:

MPV = (AP – SP) AQ .................................. (1)

Keterangan:

AP = Harga aktual per unit

SP = Harga standar per unit

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

b. Penghitungan Variansi Efisiensi Bahan Baku Langsung

Variansi efisiensi bahan baku langsung (material usagevariance-MUV) dihitung

menggunakan rumus:

MUV = (AQ – SQ) SP ................................... (2)

Keterangan:

AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan

SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkanuntuk output aktual

SP = Harga standar per unit

2. Penghitungan Variansi Tenaga Kerja Langsung

a. Penghitungan Variansi Tarif Tenaga Kerja Langsung

Page 34: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

16

Variansi tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance-LRV) dihitung

menggunakan rumus:

LRV = (AR – SR) AH ................................... (3)

Keterangan:

AR = Tarif upah aktual per jam

SR = Tarif upah standar per jam

AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan

b. Penghitungan Variansi Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Variansi efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiencyvariance-LEV) dihitung

menggunakan rumus:

LEV = (AH – SH) SR ................................... (4)

Keterangan:

AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan

SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnyadigunakan

SR = Tarif upah standar per jam

3. Penghitungan Variansi Overhead

a. Penghitungan Variansi Overhead Variabel

i. Penghitungan Variansi Pengeluaran OverheadVariabel

Variansi pengeluaran overhead variabel dihitungmenggunakan rumus:

VPOV = (AVOR – SVOR) AH ........... (5)

Keterangan:

VPOV = Variansi pengeluaran overhead variabel

AVOR = Tarif aktual overhead variabel(actual variable overhead rate)

SVOR = Tarif standar overhead variabel(standard variable overhead rate)

AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yangdigunakan

ii.Penghitungan Variansi Efisiensi Overhead Variabel

Variansi efisiensi overhead variabel dihitungmenggunakan rumus:

VEOV = (AH – SH) SVOR ....................... (6)

Keterangan:

VEOV= Variansi efisiensi overhead variabel

AH= Jam aktual tenaga kerja langsung yangdigunakan

Page 35: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

17

SH= Jam standar tenaga kerja langsung yangseharusnya digunakan

SVOR = Tarif standar overhead variabel(standard variable overhead rate)

b. Penghitungan Variansi Overhead Tetap

Overhead tetap yang dibebankan dihitung menggunakanrumus:

OTYB = Tarif standar overhead tetap x Jam standar

Keterangan:

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antaraoverhead tetap aktual dan

overhead tetap yang dibebankan.Variansi total overhead tetap dihitung

menggunakan rumus:

VTOT = Biaya aktual overhead tetap – OTYB ...... (7)

Keterangan:

VTOT = Variansi total overhead tetap

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan

i. Penghitungan Variansi Pengeluaran Overhead Tetap

Variansi pengeluaran overhead tetap pada intinyarelatif kecil dan dapat ditoleransi

karena lebih sedikitoverhead tetap dikeluarkan daripada yangdianggarkan.

ii.Penghitungan Variansi Volume Overhead Tetap

Variansi volume overhead tetap dihitungmenggunakan rumus:

Variansi volume = OTYA – OTYB ........... (8)

Keterangan:

OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan

OTYB = Overhead tetap yang dibebankan.

Langkah Analisis :

Untuk menjawab persoalan penelitian pada bagian sebelumnya dapat

terjawab, diperlukan langah–langkah analisis sebagai berikut :

1. Menganalisis perhitungan biaya standar dalam memproduksi kaos di Javalava.

2. Melakukan perbandingan antara biaya standar dan biaya aktual yang terjadi

dalam proses produksi kaos di Javalava.

Page 36: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

18

3. Melakukan perhitungan variansi yang terjadi antara biaya standar dengan biaya

aktual.

4. Mendeskripsikan penyebab dari variansi yang terjadi antara biaya standar

dengan biaya aktual.

5. Membuat kesimpulan dari hasil analisis yang ada.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Usaha konveksi Javalava adalah salah satu unit Usaha Menengah yang

berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 18 Ambarawa. Nama Javalava diambil dari

nama merk dagang kaosyang diproduksi oleh CV.Yuanugraha Production.

Javalava merupakan sebuah perusahaan konveksi & sablon yang telah berdiri dari

tahun 2008 dengan visi memenuhi kebutuhan konsumen dalam kaitannya dengan

pakaian maupun seragam. Nama CV. Yuanugraha sendiri diambil dari nama

pemilik yaitu Bapak Yunus Adi Nugraha. Pada awalnya usaha ini hanya

berbentuk usaha konveksi kecil-kecilan namun seiring berjalannya waktu usaha

ini mulai berkembang dan dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat

Ambarawa. Awal mulanya perusahaan ini bernama Yuanugraha Production,

namun setelah tahun 2010 berganti nama menjadi Javalava.

Javalava memiliki misi menambah citra Anda ataupun perusahaan Anda

semakin baik danberkembang dengan menggunakan produk kami. Javalava juga

memiliki motto Performance and Quality, dimana perusahaan inilebih

mengunggulkan kualitas dan penampilan produk untuk kepuasan pelanggan. Pada

awalnya Javalava hanya menerima pesanan saja,seiring berkembangnya usaha ini

Javalava mulai memasuki wilayah pasar dengan mendistribusikan produknya di

Matahari Department Store dan beberapa distro di wilayah Ambarawa, Semarang

dan beberapa kota–kota besar. Selain itu Javalava juga mengeksport ke beberapa

negara seperti Singapore, Malaysia dan Thailand. Javalava juga mendirikan toko

untuk menjual produknya seperti kaos, kemeja, dan jaket.

Javalava memiliki jumlah karyawan sebanyak tiga puluh orang.

Departemen produksidi Javalava terdiri dari tiga bagian yaitu office dan

Page 37: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

19

production. Untuk office sendiri terdiri dari customer service, design, accounting

dan purchase order. Untuk bagian production terdiri dari cutting, embroidery,

screen printing, sewing, quality control, finishing, dan packing.

Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah

kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Tahapan dari proses produksi di Javalava adalah sebagai berikut :

1. Tahap pemilihan bahan

Tahap pertama dalam proses produksi pembuatan pakaian adalah

pemilihan bahan. Dalam pemilihan bahan, Javalava sangat memperhatikan

kualitas dari bahan baku. Pemilihan bahan juga bisa disesuaikan dengan

kebutuhan atau berdasarkan pesanan.

2. Pemeriksaan bahan baku

Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan bahan baku. Bahan yang sudah

dipersiapkan sebelumnya diperiksa lebih lanjut apakah ada bahan yang cacat

atau tidak untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan nantinya.

3. Mempersiapkan pola

Setelah bahan siap untuk diproses, tahap selanjutnya adalah

mempersiapkan pola atau desain pakaian termaasuk pemilihan ukuran.

Dalam memproduksi Javalava mengikuti perkembangan desain pakaian di

pasaran agar produk dari Javalava dapat diterima dan disukai oleh

masyarakat. Untuk pesanan, desain bisa mengikuti sesuai keinginan

pelanggan.

4. Tahap pemotongan

Proses pemotongan kain atau cutting dilakukan setelah pola atau desain

sudah selesai dan siap untuk diproses lebih lanjut. Pemotongan kain

dilakukan dengan mesin cutting atau mesin pemotong.

Page 38: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

20

5. Tahap penyablonan

Setelah kain dipotong dan menjadi pola tahap selanjutnya adalah

penyablonan. Dalam proses sablon tentu telah dilakukan artwork, afdruk, dan

menyablon sesuai dengan jumlah warna dan jenis sablonnya.

6. Jahit

Proses selanjutnya adalah menjahit bahan sesuai dengan ukuran dan jenis

yang diinginkan.

7. Pencucian

Setelah pakaian jadi, tahap berikutnya adalah pencucian.Pakaian yang

sudah jadi dimasukan ke dalam mesin pencuci agar pakaian bersih.

8. Pengecekan kualitas

Setelah tahap pencucian selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah

pengecekan kualitas atau sering disebut dengan quality control. Pada tahap

ini dilakukan pengecekan hasil produksi jahitan seperti membersihkan kaos,

memotong dan merapikan benang sehingga produk yang dihasilkan benar –

benar sesuai dengan kualitas yang diinginkan.

9. Finishing

Setelah semua proses dilakukan, tahap selanjutnya adalah finishing.

Pakaian yang sudah di cek kemudian disetrika dan dikemas ke dalam plastik.

Setelah melewati tahap finishing, produk pun siap dipasarkan.

Penentuan Biaya Standar

Penentuan biaya standar pada Javalava dibagi dalam tiga bagian, yaitu

biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan

biaya overhead pabrik standar yang ditentukan berdasarkan pengalaman historis

Javalava.

1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung

standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.

Page 39: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

21

a. Harga Bahan Baku Langsung Standar

Harga bahan baku langsung standar ditetapkan berdasarkan tingkat

harga rata-rata dari daftar harga toko grosir yang ditentukan oleh pemilik

Javalava.Berikut adalah penentuan harga bahan baku langsung standar

untuk memproduksi kaos di Javalava.

Tabel 3

Standar Harga Bahan Baku Langsung

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Nama Bahan Harga

Kain Cotton combed (bahan baku untuk kaos) Rp. 86.000,00/kilogram

Benang Obras Rp. 35.000,00/kilogram

Benang Jahit Rp. 40.000,00/kilogram

Sablon Rp. 45.000/kaleng

Kantong Plastik Rp. 114,00/pcs

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar

Kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik

dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi.

Berikut adalah penentuan kuantitas bahan baku langsung standar selama

bulan September 2014.

Tabel 4

Kuantitas Standar Bahan Baku Langsung

Usaha Konveksi JavalavaBulan September 2014

Jumlah

Produksi

Kain Cotton

Combed

(kg)

Benang

Jahit

(cones)

Benang

Obras

(cones)

Sablon

(kg)

Kantong

Plastik

(pcs)

19.000 kaos 6.870 767 2.277,5 190 19.000 Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

Page 40: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

22

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas jam tenaga kerja langsung

standar dan tarif upah tenaga kerja langsung standar.

a. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

Standar jam tenaga kerja langsung di Javalava dibuat berdasarkan

Rencana Kerja Anggaran Perusahaan. Perhitungan jam tenaga kerja

langsung standar untuk proses produksi kaos adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas normal perusahaan dalam 1 bulan adalah 19.000 buah.

2. Jumlah hari yang diperkirakan dalam 1 bulan adalah 26 hari kerja.

3. Efektifitas standar jam kerja per hari untuk memproduksi kaos

adalah 4 jam.

4. Jumlah pekerja dalam 1 hari adalah 30 orang.

5. Banyaknya jam kerja efektif dalam 1 bulan adalah :

30 orang x 4 jam/hari x 26 hari = 3.120 jam

b. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Tarif upah tenaga kerja langsung standar ditetapkan berdasarkan

tarif upah yang distandarkan oleh pemilik Javalava yaitu sesuai dengan

Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Semarang sebesar Rp.

1.200.000,00 per bulan. Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah

sebagai berikut :

1. Standar biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh

perusahaan adalah:

30 orang x Rp. 1.200.000,00/bulan = Rp. 36.000.000,00

2. Standar tarif upah untuk memproduksi 19.000 pcs kaos adalah :

Tarif : Jumlah biaya standar tenaga kerja langsung

Banyaknya jam kerja langsung (jam tersedia)

: Rp. 36.000.000,00

3.120

: Rp. 11.538,00/ jam

Page 41: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

23

3. Standar biaya tenaga kerja langsung per satu pcs kaos adalah:

Dalam satu jam rata– rata setiap orang menghasilkan 6 pcs

kaos.

Setiap satu pcs kaos membutuhkan waktu pengerjaan:

60 menit / 6 pcs = 10menit

10 menit /60 jam = 0,166666667 jam

Standar biaya tenaga kerja langsung per satu pcs kaos

adalah :

0,166666667 jam x Rp. 11.538,00 =Rp 1.923 /buah

3. Biaya Overhead Pabrik Standar

Dalam menentukan biaya overhead pabrik, perusahaan menentukan

kapasitas yang dianggarkan terlebih dahulu yaitu kapasitas normal berdasarkan

rata–rata produksi aktual untuk satu bulan dengan perhitungan dasar pembebanan

jumlah jam tenaga kerja langsung. Penetapan standar biaya overhead pabrik ini

didasarkan atas anggaran flexibel yang ditetapkan oleh perusahaan atau dengan

kata lain membagi anggaran flexibel yang dialokasikan untuk proses produksi

kaos dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang tersedia dalam proses

pembuatan kaos di Javalava untuk penghitungan variansi biaya overhead pabrik

variabel serta melakukan pembandingkan besarnya biaya yang dianggarkan

dengan biaya overhead tetap yang sesungguhnya terjadi untuk menganalisis

variansi overhead tetap dalam memproduksi kaos di Javalava. Biaya overhead

pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead

pabrik tetap.

a. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar

Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas:

- Biaya tenaga kerja tidak langsung.

- Biaya listrik.

- Biaya telepon.

- Biaya internet.

- Biaya bahan penolong.

Page 42: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

24

- Biaya tidak langsung lainnya.

b. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar

Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas:

- Biaya penyusutan gedung.

- Biaya penyusutan mesin.

- Biaya penyusutan peralatan.

Biaya Produksi

Data mengenai biaya produksi di Javalava meliputi biaya bahan baku

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

1. Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi kaos adalah

kain cotton combed, benang jahit, benang obras, sablon dan kantong plastik.

Dalam satu bulan Javalava dapat memproduksi sebanyak 19.000 kaos yang

akan dipasarkan ke beberapa kota besar dan akan di export ke beberapa

negara.

2. Tenaga Kerja Langsung

Javalava memiliki tenaga kerja langsung sebanyak tiga puluh orang.

Dalam satu kali produksi membutuhkan waktu 4 jam setiap harinya.Upah

pegawai dibayarkan secara bulanan yaitu sebesar Rp1.200.000,00.

3. Overhead Pabrik

a. Biaya Standar Overhead Pabrik Variabel

Biaya standar overhead pabrik variabel meliputi biaya tenaga kerja tidak

langsung,biaya listrik, biaya telepon, biaya internet, biaya bahan penolong

dan biaya tidak langsung lainnya.

b. Biaya Overhead Pabrik Tetap

Biaya overhead tetap meliputi penyusutan gedung, mesin dan peralatan

yang akan dihitung dalam bulanan untuk mengetahui besarnya penyusutan

gedung, mesin dan peralatan pada bulan September.

Page 43: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

25

Analisis Variansi

Variansi atau selisih menurut Horngren (2008) adalah perbedaan antara

jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah

aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Variansi antara

standar yang telah ditetapkan dengan keadaan aktual yang sebenarnya terjadi

dapat diukur dengan menggunakan analisis variansi. Perhitungan analisi variansi

dikenakan pada harga dan efisiensi penggunaan dalam memproduksi pakaian.

Berikut adalah hasil analisis variansi untuk masing–masing bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.

1. Analisis Variansi Bahan Baku Langsung

Analisis variansi bahan baku langsung terdiri dari variansi harga dan

variansiefisiensi penggunaan.

a. Analisis Variansi Harga Baku Langsung

Analisis variansi rata-rata harga bahan baku langsung disajikan dalam Tabel

5 sebagai berikut.

Tabel 5

Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga (AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan Analisis Variansi

(MPV) U/F Variansi

Kain

Cotton Combed

Rp. 86.000 Kilogram Rp. 83.000 Kilogram 6913,25 Kilogram (Rp. 20.739.750) F 3,5%

Benang

Jahit Rp. 35.000 Cones Rp. 33.000 Cones 771,83 Cones (Rp. 1.543.660) F 5,7%

Benang Obras

Rp. 40.000 Cones Rp. 37.500 Cones 2291,4 Cones (Rp. 5.728.500) F 6,3%

Sablon Rp. 45.000 Kilogram Rp. 42.500 Kilogram 191,1 Kilogram (Rp. 477.750) F 5,6%

Kantong

Plastik Rp. 114 Pcs Rp. 100 Pcs 19000 Pcs (Rp. 266.000) F 12,3%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

Page 44: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

26

1. Kain Cotton Combed

Rata–rata harga standar bahan baku langsung kain cotton combed

pada bulan September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 86.000,00 per

kilogramnya dengan rataan realisasi Rp. 83.000,00 per kilogram.

Berdasarkan hasil analisis variansi, variansi yang terjadi sebesar Rp.

20.739.750,00 dengan rataan presentase sebesar 3,5% yang dapat

dikategorikan Favorable (F)

Variansi ini terjadi karena adanya potongan harga dari supplier

sebesar Rp. 3000/ kilogram karena melakukan pembelian dalam porsi yang

besar dan sudah menjadi langganan Javalava dari tahun ke tahun. Sehingga

untuk memproduksi 19.000 pcs kaos atau 6.913,25 kilogram cotton

combed, Javalava memperoleh keuntungan sebesar Rp. 20.739.750,00.

Variansi ini sangatlah menguntungkan bagi pihak Javalava, karena dapat

menghemat pengeluaran untuk proses produksi. Bahan baku langsung

cotton combed diperoleh dari supplier yang biasa memasok bahan baku

untuk pabrik dan konveksi-konveksi sehingga harga realisasinya lebih

rendah dari harga standar di pasaran.

Variansi ini dipengaruhi oleh faktor siapa yang melakukan

pembelian bahan baku kaincotton combed, diskon yang diberikan oleh

supplier, dan kualitas dari bahan baku tersebut.

2. Benang Jahit

Rata–rata harga standar bahan baku langsung benang jahit pada

bulan September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 35.000,00 per cones

dengan rataan realisasi Rp. 33.000,00 per cones. Berdasarkan hasil analisis

variansi yang telah dilakukan, terdapat selisih sebesarRp. 1.543.660,00

atau sebesar 5,7% yang dikategorikanFavorable (F).

Variansi ini disebabkan karena potongan harga yang diberikan

tokolangganan kepada Javalava sebesar Rp. 2.000 per cones nya. Karena

Javalava membeli dalam jumlah yang banyak dan juga sudah menjadi

Page 45: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

27

pelanggan tetap maka Javalava selalu memperoleh diskon. Dengan begitu

Javalava dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian bahan baku

langsung benang jahit sebesar Rp.1.543.660,00 untuk bulan September

2014.

3. Benang Obras

Rata–rata harga standar bahan baku langsung benang obras pada

bulan September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 40.000,00 per cones

dan rataan realisasi sebesar Rp. 37.500,00 per cones. Setelah dilakukan

analisis variansi, terdapat selisih sebesar Rp. 5.728.500,00 atau sebesar

6,3% yang dikategorikan Favorable (F).

Variansi ini terjadi karena harga aktual bahan baku langsung

benang obras lebih rendah dari harga standar bahan baku benang obras di

pasaran. Hal ini terjadi karena adanya potongan harga yang diberikan

kepada pihak Javalava. Javalava membeli bahan baku langsung benang

obras dan benang jahit pada toko yang sama, sehingga bisa memperoleh

potongan harga yang cukup besar. Dengan potongan harga Rp. 2.500,00

untuk per conesnya, maka Javalava dapat menghemat pengeluaran untuk

pembelian bahan baku langsung sebesar Rp. 5.728.500,00 sehingga

variansi ini sangat menguntungkan bagi pihak Javalava.

4. Sablon

Rata – rata harga standar bahan baku langsung sablon pada bulan

September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 45.000,00 dengan rataan

realisasi sebesar Rp.42.500,00. Berdasarkan hasil analisis variansi yang

sudah dilakukan, terdapat variansi sebesar Rp. 477.750,00 atau sebesar

5,6% yang dikategorikan Favorable (F).

Variansi ini terjadi karena ada adanya potongan harga yang

diberikan kepada Javalava sebesar Rp. 2.500,00 per kilogramnya karena

Javalava membeli dalam kuantitas yang besar sehingga selisih tersebut

menguntungkan bagi pihak Javalava.

5. Kantong Plastik

Page 46: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

28

Rata–rata harga standar bahan baku langsung kantong plastik pada

bulan September 2014 adalah sebesar Rp 114,00 per pcs dengan rataan

realisasi Rp. 100,00. Setelah dilakukan analisis variansi terlihat bahwa

terdapatvariansi sebesar Rp.266.000,00 atau sebesar 12,3% yang

dikategorikan Favorable (F).

Variansi ini terjadi karena adanya potongan harga yang diberikan

kepada Javalava karena sudah menjadi pelanggan dari toko tersebut.

Realisasi harga yang lebih rendah dari harga standar di pasaran

memberikan keuntungan bagi pihak Javalava.

b. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung

Analisis variansi rata-rata efisiensi bahan baku langsung disajikan

dalam Tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 6

Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Varians

i

Kain Cotton

Combed 6870 Kilogram 6913,25 Kilogram Rp. 86.000 Kilogram Rp. 3.719.500 U -0,63%

Benang Jahit 767 Cones 771,83 Cones Rp. 35.000 Cones Rp. 169.050 U -0,63%

Benang

Obras 2277,5 Cones 2291,4 Cones Rp. 40.000 Cones Rp. 556.000 U -0,61%

Sablon 190 Kilogram 191,1 Kilogram Rp. 45.000 Kilogram Rp. 49.500 U -0,58%

Kantong

Plastik 19000 Pcs 19028 Pcs Rp. 114 Pcs Rp. 3.192 U -0,15%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

Page 47: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

29

1. Kain Cotton Combed

Standar efisiensi bahan baku langsung kain cotton combed pada

bulan September 2014 untuk memproduksi 19.000 pcs kaos memiliki

rataan sebesar 6.870 kilogram dengan rataan realisasi kuantitas sebesar

6.913,25 kilogram. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan,

variansi yang terjadi sebesar Rp. 3.719.500,00 atau sebesar 0,6% yang

dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai tidak signifikan

atau masih berada dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah

standar).

Variansi ini disebabkan oleh realisasi penggunaan bahan baku

langsung yang melebihi standar dikarenakan ada 110 pcs kaos yang reject

atau tidak memenuhi standar kualitas dan juga kualitas dari beberapa

kilogram kain yang tidak terlalu bagus sehingga menyebabkan ketidak

efisienan. Adanya kesalahan pada saat penyablonan menyebabkan

pembuatan ulang kaos yang reject agar memenuhi standar kualitas dan siap

untuk dipasarkan.

Minimnya tenaga kerja pada divisi penyablonan yang hanya

berjumlah dua orang saja berbanding terbalik dengan banyaknya jumlah

yang harus diproduksi membuat rentan sekali terjadi kesalahan. Rasa lelah

dan kantuk sering menjadi penyebab kesalahan pada saat

penyablonan.Selain itu kualitas kain yang tidak terlalu bagus atau adanya

beberapa noda pada kain menjadikan ada beberapa bagian kain yang harus

dibuang agar layak untuk diproses lebih lanjut sehingga hal ini

menyebabkan pemborosan dalam pemakaian bahan baku. Karena

pembelian bahan baku dilakukan dalam porsi besar sehingga sulit bagi

pihak Javalava untuk mengecek satu per satu kualitas dari kain yang

dibelinya.

2. Benang Jahit

Standar efisiensi bahan baku langsung benang jahit pada bulan

September 2014 memiliki rataan sebesar 767 cones dengan realisasi

kuantitas sebesar 771,83 cones. Berdasarkan analisis variansi yang telah

Page 48: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

30

dilakukan, terdapat variansi sebesar Rp.169.050,00 atau sebesar 0,63%

yang dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai tidak

signifikan atau masih berada dalam batas pengendalian manajemen (10%

dari jumlah standar).

Variansi ini terjadi karena ketidak efisienan penggunaan bahan

baku yang disebabkan oleh kesalahan pada saat penyablonan sehingga

harus membuat ulang kaos yang reject. Membuat ulang kaos yang reject

sama dengan artinya menambah kuantitas penggunaan bahan baku

langsung. Penggunaan yang melebihi kuantitas standar akan menyebabkan

variansi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.

3. Benang Obras

Standar efisiensi bahan baku langsung benang obras pada bulan

September 2014 memiliki rataan sebesar 2.277,5 cones dengan rataan

realisasi sebesar 2.291,4 cones. Berdasarkan analisisi variansi yang telah

dilakukan, terjadi variansi sebesar Rp. 556.000,00 atau sebesar 0,61%

yang dikategorikan Unfavorable(U) atau kurang menguntungkan bagi

pihak Javalava. Selisih tersebut dinilai tidak signifikan atau masih berada

dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah standar).

Variansi ini terjadi karena pembuatan ulang kaos yang reject,

sehingga kuantitas semua bahan baku yang diperlukan akan bertambah.

Bertambahnya kuantitas bahan baku tersebut menjadikan perusahaan

mengalami kerugian.

4. Sablon

Standar efisiensi bahan baku langsung sablon pada bulan

September 2014 memiliki rataan sebesar 190 killogram dengan rataan

realisasi sebesar 191,1 killogram. Setelah dilakukan analisis, terjadi

variansi sebesar Rp. 49.500,00 atau sebesar 0,58% yang dikategorikan

Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai tidak signifikan atau masih

berada dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah standar).

Variansi ini disebabkan karena pembuatan ulang kaos yang reject

karena kesalahan pada saat penyablonan. Menjaga konsentrasi agar tetap

Page 49: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

31

fokus tidaklah mudah terlebih lagi menyablon dalam jumlah yang banyak.

Terkadang terjadi kesalahan seperti warna yang tidak sesuai atau ada tinta

yang tercoret pada saat proses pengeringan sablon berlangsung. Sehingga

hal ini berdampak pada variansi yang timbul antara kuantitas standar

dengan realisasi kuantitas dalam menggunakan bahan baku untuk proses

produksi.

5. Kantong Plastik

Standar efisiensi bahan baku langsung pada bulan September 2014

memiliki rataan sebesar 19.000 pcs dengan realisasi sebesar 19.028 pcs

kantong plastik. Setelah dilakukan analisis variansi, terdapat selisih

sebesar Rp. 3.192,00 atau sebesar 0,15% yang

dikategorikanUnfavorable(U). Selisih tersebut dinilai tidak signifikan atau

masih berada dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah

standar).

Variansi ini terjadi karena ketidak efisienan dalam menggunakan

bahan baku langsung kantong plastik. Kualitas dari kantong plastik juga

sangat berpengaruh dalam keefisienan penggunaan kantong plastik.

Ketidak hati–hatian ketika memasukan kaos ke dalam kantong plastik

menyebabkan plastik robek sehingga tidak dapat digunakan kembali untuk

mengemas kaos.

c. Analisis Variansi Total Bahan Baku

Analisis variansi total bahan baku langsung menggabungkan antara

variansi harga dan efisiensi dari bahan baku. Analisis variansi total bahan

baku dalam produksi kaos selama bulan September 2014 disajikan dalam

tabel 7 sebagai berikut.

Page 50: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

32

Tabel 7

Analisis Variansi Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Total Rata - Rata Bahan Baku Langsung

Biaya Standar Biaya Aktual Analisis Varian U/F Variansi

Kain Cotton

Combed Rp. 590.820.000 Rp. 573.799.750 Rp. 17.020.250 F 3%

Benang Jahit Rp. 26.845.000 Rp. 25.470.390 Rp. 1.374.610 F 5%

Benang Obras Rp. 91.100.000 Rp. 85.927.500 Rp. 5.172.500 F 6%

Sablon Rp. 8.550.000 Rp. 8.121.750 Rp. 428.250 F 5%

Kantong Plastik Rp. 2.166.000 Rp. 1.902.800 Rp. 263.200 F 12%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

1. Kain Cotton Combed

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kain cotton combed

selama bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 590.820.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp. 573.799.750,00. Berdasarkan hasil analisis

variansiyang relah dilakukan dengan menggabungkan antara variansi

harga dan variansi efisiensi bahan baku langsung kain cotton combed

terjadi variansi sebesar Rp. 17.020.250,00 atau sebesar 3% yang

dikategorikan Favorable (F). Variansi ini disebabkan karena harga beli

kain cotton combed yang lebih rendah dari harga standar karena Javalava

membeli dari pemasok langganannya yang biasa memasok untuk pabrik

dan konveksi-konveksi lain. Adanya potongan harga yang diberikan oleh

pemasok kepada Javalava sehingga variansi tersebut menguntungkan

Javalava.

2. Benang Jahit

Biaya standar rata – rata bahan baku langsung benang jahit selama

bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 26.845.000,00 dengan realisasi

sebesar Rp. 25. 470.390,00.Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah

dilakukan dengan menggabungkan antara variansi harga dan variansi

Page 51: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

33

efisiensi bahan baku langsung benang jahit terjadi variansi sebesar Rp.

1.374.610,00 atau sebesar 5% yang dikategorikan Favorable (F).

Meskipun secara efisiensi memiliki variansi yang dikategorikan

Unfavorable (U) sebesar 0,63% namun karena harga beli yang berada di

bawah harga standar menyebabklan variansi tersebut dikategorikan

Favorable (F).

3. Benang Obras

Biaya standar rata–rata bahan baku langsung benang obras selama

bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 91.100.000,00 dengan realisasi

Rp. 85.927.500,00. Berdasarkan analisis variansi yang relah dilakukan

dengan menggabungkan antara variansi harga dan variansi efisiensi bahan

baku langsung benang obras terjadi variansi sebesar Rp 5.172.500,00 atau

sebesar 6%. yang dikategorikan Favorable (F). Variansi ini disebabkan

oleh adanya potongan harga yang diperoleh Javalava meskipun secara

efisiensi terjadi pemborosan karena pengerjaan kembali kaos-kaos yang

tidak memenuhi standar kualitas, Javalava tetap mendapatkan keuntungan

dari selisih yang ada.

4. Sablon

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung sablon selama bulan

September 2014 adalah sebesar Rp. 8.550.000,00 dengan realisasi sebesar

Rp 8.121.750. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan dengan

menggabungkan antara variansi harga dan variansi efisiensi bahan baku

langsung benang obras terjadi variansi sebesar Rp. 428.250,00 atau

sebesar 5% yang bersifat Favorable (F). Variansi tersebut disebabkan

karena potongan harga pada saat pembelian bahan baku langsung sablon.

Secara efisiensi selama bulan September kuantitas aktual yang terjadi

berada diatas standar namun karena mendapatkan potongan harga yang

cukup banyak secara total variansi rata-rata untuk bahan baku langsung

sablon dikategorikan Favorable (F).

Page 52: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

34

5. Kantong Plastik

Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kantong plastik

selama bulan September 2014 adalah sebesar Rp 2.166.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp 1.902.800,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah

dilakukan dengan menggabungkan antara variansi harga dan variansi

efisiensi bahan baku langsung kantong plastik terjadi variansi sebesar Rp.

263.200,00 atau sebesar 12 % yang bersifat Favorable (F). Adanya

potongan harga seperti bahan baku langsung lainnya memberikan

keuntungan bagi Javalava meskipun secara efisiensi variansi yang terjadi

bersifat Unfavorable (U) karena beberapa kantong plastik yang memiliki

kualitas kurang baik sehingga mudah robek.

2. Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung

Selisih biaya tenaga kerja langsung adalah perbedaan antara biaya tenaga

kerja langsungsebenarnya dengan biaya tenaga kerjastandar. Selisih biaya

tenaga kerja langsung terdiri dari dua macam selisih, yaitu selisih tarif upah

tenaga kerja langsung dan selisih efisiensi atau selisih jam tenaga kerja

langsung.

a. Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung

Analisis variansi rata-rata tarif tenaga kerja langsung disajikan dalam

Tabel 8 sebagai berikut.

Page 53: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

35

Tabel 8

Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Jenis

Varians

i

Analisis Variansi Rata-Rata Tarif TKL

Tarif Upah

Standar per

Jam (SR)

Tarif Upah

Aktual per

Jam (AR)

Jam TKL

Aktual (AH)

Analisis

Variansi

(LRV)

U/F Variansi

TKL Rp. 11.538 Rp. 11.000 3.510 (Rp. 1.888.380) F 4,7%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

Tarif upah standar tenaga kerja langsung di Javalava adalah Rp.

11.538,00 per jam dengan rataan realisasi sebesar RP. 11.000,00 per jam.

Proses produksi pada bulan September memeiliki standar waktu selama jam

dengan realisasi sebesar 3.510 jam. Berdasarkan analisis variansi yang telah

dilakukan, variansi yang terjadi sebesar Rp. 1.888.380,00 atau sebesar 4,7%

yang dikategorikan menguntungkan atau Favorable (F).

Variansi ini terjadi karena realisasi tarif upah per jam yang lebih

rendah dari tarif upah standar per jam. Hal ini terjadi karena perbedaan

tarif upah standar dengan tarif upah yang ditetapkan perusahaan

berdasarkan wawancara. Dari variansi tersebut maka perusahaan dapat

diuntungkan sebesar Rp. 1.888.380,00.

b. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Tarif TKL

Analisis variansi rata-rata efisiensi tarif tenaga kerja langsung

disajikan dalam Tabel 9 sebagai berikut.

Page 54: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

36

Tabel 9

Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif Tenaga Kerja

LangsungUsaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Jenis

Varians

i

Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif TKL

Jam TKL

Standar

(SH)

Jam TKL

Aktual

(AH)

Tarif Upah

Standar per

Jam (SR)

Analisis Variansi

(LEV) U/F

Varians

i

TKL 3.120 3.510 Rp. 11.538 Rp. 4.499.820 U -12,5%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

Pada bulan September 2014 tenaga kerja langsung memiliki jam

kerja standar selama 3.120 jam dengan realisasi selama 3.510 jam.

Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan, terdapat variansi

sebesar Rp. 4.499.820,00 atau sebesar 12,5% yang dikategorikan

Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau diluar batas

pengendalian manajemen (10% dari jumlah standar).

Hal ini terjadi karena realisasi jam tenaga kerja langsung pada

bulan September 2014 lebih tinggi dari standar jam tenag akerja langsung.

Kualitas bahan baku, ketrampilan tenaga kerja, waktu tunggu yang tidak

efisien dan kesalahan teknis menyebabkan bertambahnya jam tenaga kerja

langsung sehingga hal tersebut tidak menguntungkan bagi pihak Javalava

atauUnfavorable (U).

3. Analisis Variansi Overhead Pabrik

Analisis variansi overhead pabrik pada bulan September 2014

terbagi menjadi dua bagian yaitu variansi overhead variabel dan variansi

overhead tetap. Kesulitan dalam menelusur secara langsung biaya

overhead pabrik yang dibebankan pada produk akan menjadikan

pembebanan biaya yang tidak tepat. Hal ini menyebabkan harga yang

dibebankan ke produk bukanlah harga murni mengingat sulitnya untuk

Page 55: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

37

menelusur secara langsung berapakah biaya overhead pabrik yang akan

dibebankan langsung pada produk yang dihasilkan. Berikut adalah hasil

analisis variansi overhead pabrik variabel dan variansi overhead pabrik

tetap yang telah dihitung.

a. Variansi Overhead Variabel

Dalam proses produksinya, overhead variabel yang digunakan pada

bulan September 2014 terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya

listrik,biaya telepon, biaya internet, biaya bahan penolong, dan biaya tidak

langsung lainnya. Analisis variansi overhead variabel terdiri dari variansi

pengeluaran overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel.

Variansi Pengeluaran Overhead Variabel

Analisis variansi pengeluaran overhead variabel selama bulan

September 2014 disajikan dalam tabel 10 sebagai berikut.

Tabel 10

Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Jenis

Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel

Tarif

Standar

Overhead

Variabel

(SVOR)

Tarif Aktual

Overhead

Variabel

(AVOR)

Jam TKL

Aktual

(AH)

Analisis

Variansi

(VPOV)

U/F Variansi

Biaya tenaga kerja tidak langsung

Rp. 997 Rp. 855 3510 (Rp. 500.000) F 14%

Biaya listrik Rp. 103 Rp. 114 3510 Rp. 40.000 U -11%

Biaya Telepon Rp. 34 Rp. 33 3510 (Rp. 5.000) F 4%

Biaya Internet Rp. 23 Rp. 23 3510 Rp. - - 0%

Biaya bahan

penolong Rp. 20 Rp. 23 3510 Rp. 10.000 U -14%

Biaya tidak

langsung lainnya Rp. 40 Rp. 27 3510 (Rp. 45.000) F 32%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.

1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Tarif standar biaya tenaga kerja tidak langsung per jam tenaga

kerja langsung pada bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 997

Page 56: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

38

dengan realisasi sebesar Rp. 855,00. Berdasarkan analisis yang telah

dilakukan terlihat bahwa terdapat variansi pada biaya tenaga kerja

tidak langsung sebesar Rp. 500.000,00 atau sebesar 14% yang

dikategorikan Favorable (F). Hal ini terjadi karena tarif aktual biaya

tenaga kerja tidak langsung jumlahnya di bawah tarif standar biaya

tenaga kerja tidak langsung sehingga hal ini akan menguntungkan

bagi Javalava.

2. Biaya Listrik

Tarif standar biaya listrik per jam tenaga kerja langsung pada

bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 103 dengan realisasi sebesar

Rp. 114,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan terlihat

bahwa terdapat variansi sebesar Rp. 40.000,00 atau 11% yang

dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau

diluar batas pengendalian manajemen (10 % dari jumlah standar).

Hal ini terjadi karena penggunaan listrik yang melebihi standar

karena adanya pengerjaan ulang kaos–kaos yang tidak memenuhi

standar sehingga hal tersebut dapat merugikan perusahaan.

3. Biaya Telepon

Tarif standar biaya telepon per jam tenaga kerja langsung pada

bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 34,00 dengan realisasi sebesar

Rp. 33,00. Setelah dilakukan analisis variansi terlihat bahwa terdapat

variansi sebesar Rp. 5.000,00 atau sebesar 4% yang dikategorikan

Favorable (F).

Hal ini terjadi karena penghematan yang dilakukan perusahaan

dengan menggunakan telepon seperlunya saja sehingga variansi ini

dapat menguntungkan bagi perusahaan.

4. Biaya Internet

Tarif standar biaya internet per jam tenaga kerja langsung pada

bulan September 2014 sebesar Rp. 23,00 dengan realisasi sebesar Rp.

23,00. Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan tidak

terdapat variansi.

Page 57: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

39

Hal ini terjadi karena tarif aktual sama dengan tarif yang telah

distandarkan karena tarif internet cenderung tetap setiap bulannya

sehingga variansi tersebut tidak menguntungkan ataupun tidak

merugikan bagi perusahaan.

5. Biaya Bahan Penolong

Tarif standar biaya bahan penolong per jam tenaga kerja langsung

pada bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 20,00 dengan realisasi

sebesar Rp. 23,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan

terdapat variansi sebesar Rp. 10.000,00 atau sebesar 14% yang

dikategorikan Unfavorable(U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau

diluar batas pengendalian manajemen (10 % dari jumlah standar).

Hal ini terjadi karena penambahan biaya yang dikeluarkan untuk

bahan penolong sehingga biaya yang dikeluarkan melebihi biaya yang

telah distandarkan sehingga variansi tersebut dapat merugikan

perusahaan.

6. Biaya Tidak Langsung Lainnya

Tarif standar biaya tidak langsung lainnya per jam tenaga kerja

langsung pada bulan September 2014 sebesar Rp. 40,00 dengan

realisasi sebesar Rp. 27,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah

dilakukan terdapat variansi sebesar Rp. 45.000,00 atau sebesar 32%

yang dikategorikan Favorable (F).

Hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya tidak

langsung lain - lain lebih kecil dari biaya yang telah distandarkan atau

dengan kata lain tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk biaya

tidak langsung lain-lain pada bulan September sehingga variansi ini

akan menguntungkan perusahaan.

Variansi Efisiensi Overhead Variabel

Analisis variansi efisiensi overhead variabel selama bulan

September 2014 disajikan dalam tabel 11 sebagai berikut.

Page 58: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

40

Tabel 11

Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Jenis

Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel

Jam TKL

Standar

(SH)

Jam

TKL

Aktual

(AH)

Tarif Standar

Overhead

Variabel

(SVOR)

Analisis

Variansi

(VEOV)

U/F Variansi

Biaya tenaga kerja

tidak langsung 3120 3510 Rp. 997 Rp. 388.889 U -13%

Biaya listrik 3120 3510 Rp. 103 Rp. 40.000 U -13%

Biaya Telepon 3120 3510 Rp. 34 Rp. 13.333 U -13%

Biaya Internet 3120 3510 Rp. 23 Rp. 8.889 U -13%

Biaya bahan

penolong 3120 3510 Rp. 20 Rp. 7.778 U -13%

Biaya tidak

langsung lainnya 3120 3510 Rp. 40 Rp. 15.556 U -13%

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah

Setelah dilakukan perhitungan analisis variansi efisiensi overhead

variabel selama bulan September 2014 terlihat bahwa terdapat variansi

sebesar 13% yang dapat dikategorikan Unfavorable(U). Variansi ini

dapat terjadi karena dipengaruhi oleh penggunaan jam tenaga kerja

langsung yang tidak efisien sehingga melebihi penggunaan jam tenaga

kerja langsung yang telah distandarkan. Hal ini terjadi karena adanya

kesalahan teknis dalam pembuatan kaos sehingga ada beberapa kaos

yang tidak memenuhi standar kualitas dan harus dibuat ulang demi

menjaga kualitas dari kaos yang dihasilkan oleh Javalava selain itu

kesalahan teknis lain dan juga waktu tunggu yang tidak efisien juga

mengakibatkan bertambahnya penggunaan jam tenaga kerja langsung.

b. Analisis Variansi Overhead Tetap

Analisis variansi pengeluaran overhead tetap selama bulan

September 2014 disajikan dalam tabel 12 sebagai berikut.

Page 59: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

41

Tabel 12

Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Overhead Tetap Biaya Aktual Biaya yang

Dianggarkan

Analisis

Variansi

Biaya penyusutan gedung Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. -

Biaya penyusutan mesin Rp. 412.500 Rp. 412.500 Rp. -

Biaya penyusutan peralatan Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. -

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah

Overhead tetap yang digunakan yaitu berupa biaya penyusutan

gedung, biaya penyusutan mesin dan biaya penyusutan peralatan. Dari

hasil perhitungan analisis variansi yang telah dilakukan tidak terdapat

variansi untuk overhead tetap karena besarnya biaya penyusutan pada

bulan September sama dengan biaya penyusutan overhead tetap yang

telah diangggarkan sehingga variansi ini tidak merugikan atau

menguntungkan bagi perusahaan.

Page 60: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

42

Tabel 13

Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi

Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014

Keterangan Biaya Produksi Analisis Selisih

Biaya Standar Biaya Aktual (Rp) F/U

BBBL

Kain Cotton Combed Rp 590.820.000 Rp 573.799.750 Rp 17.020.250 F

Benang Jahit Rp 26.845.000 Rp 25.470.390 Rp 1.374.610 F

Benang Obras Rp 91.100.000 Rp 85.927.500 Rp 5.172.500 F

Sablon Rp 8.550.000 Rp 8.121.750 Rp 428.250 F

Kantong Plastik Rp 2.166.000 Rp 1.902.800 Rp 263.200 F

Total Biaya Bahan Baku

Langsung Rp 719.481.000 Rp 695.222.190 Rp 24.258.810 F

BTKL Rp 35.998.560 Rp 38.610.000 Rp (2.611.440) U

BOP

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya tenaga kerja tidak

langsung Rp 3.111.111 Rp 3.000.000 Rp 111.111 F

Biaya listrik Rp 320.000 Rp 400.000 Rp (80.000) U

Biaya Telepon Rp 106.667 Rp 115.000 Rp (8.333) U

Biaya Internet Rp 71.111 Rp 80.000 Rp (8.889) U

Biaya bahan penolong Rp 62.222 Rp 80.000 Rp (17.778) U

Biaya lain – lain Rp 124.444 Rp 95.000 Rp 29.444 F

Biaya Overhead Pabrik

Tetap

Biaya penyusutan gedung Rp 800.000 Rp 800.000 Rp - -

Biaya penyusutan mesin Rp 412.500 Rp 412.500 Rp - -

Biaya penyusutan peralatan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp - -

Total Biaya Overhead

Pabrik Rp 5.308.055 Rp 5.282.500 Rp 25.555 F

TOTAL Rp 21.672.925 F

Sumber : Data Internal Javalava yang diolah

Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan pada biaya bahan

baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat

dilihat bahwa secara keseluruhan variansi antara biaya standar dengan biaya

aktual untuk memproduksi 19.000 kaos di Javalava memiliki variansi sebesar Rp.

Page 61: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

43

21.672.925,00 yang dikategorikan Favorable (F). Total biaya standar bahan baku

langsung pada bulan September adalah sebesar Rp. 719.481.000,00 dengan

realisasi sebesar Rp. 695.222.190,00 sehingga menimbulkan variansi sebesar Rp.

24.258.810,00 yang dikategorikan Favorable (F) .

Variansi tersebut disebakan karena potongan harga yang diberikan kepada

Javalava untuk setiap bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi kaos

karena Javalava sudah menjadi pelanggan tetap dan membeli dengan jumlah yang

besar. Hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi Javalava meskipun secara

efisiensi memiliki selisih yang Unfavorable karena adanya biaya tambahan yang

dibutuhkan untuk pengerjaan ulang kaos–kaos yang tidak memenuhi standar

kualitas dan juga kualitas dari bahan baku yang diperoleh Javalava.

Sedangkan biaya standar tenaga kerja langsung untuk memproduksi

19.000 kaos pada bulan September adalah sebesar Rp. 35.998.560 dengan

realisasi sebesar Rp. 38.610.000 sehingga terdapat variansi sebesar Rp. 2.611.440

yang dikategorikan Unfavorable(U). Variansi tersebut disebabkan karena

bertambahnya jam aktual tenaga kerja langsung pada bulan September meskipun

secara tarif tenaga kerja langsung menghasilkan variansi yang Favorable (F).

Biaya standar overhead pabrik pada bulan September adalah sebesar Rp.

5.308.055 dengan realisasi sebesar Rp. 5.282.500 sehingga menimbulkan variansi

sebesar Rp 25.555 yang dikategorikan Favorable (F) yang disebabkan biaya

aktual yang lebih rendah dari biaya standarnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang biaya produksi yang telah dilakukan

di usaha konveksi Javalava terhadap biaya standar yang seharusnya terjadi dengan

realisasi yang sebenarnya terjadi pada bulan September 2014, maka kesimpulan

yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan penentuan biaya standar dalam memproduksi kaos selama bulan

September 2014 di Javalava adalah sebagai berikut :

Page 62: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

44

a. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung

standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. Harga bahan baku

standar ditetapkan berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga

toko grosir yang ditentukan oleh pemilik Javalava. Sedangkan untuk

kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik

dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas jam tenaga kerja langsung

standar dan tarif upah tenaga kerja langsung standar. Jam tenaga kerja

langsung standar selama periode bulan September 2014 adalah 3.120 jam

sedangkan tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah sebesar Rp.

11.538,00 per jam tenaga kerja langsung.

c. Biaya Overhead Pabrik Standar

Penetapan biaya overhead pabrik standar didasarkan atas anggaran flexibel

yang ditetapkan oleh perusahaan.Biaya overhead pabrik standar terdiri atas

biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

2. Pada bulan September 2014 terjadi variansi yang bersifat Favorable (F) dan

Unfavorable(U) pada biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan

overhead pabrik. Untuk biaya bahan baku langsung menghasilkan

variansiFavorable (F) masing-masing sebesar Rp. 17.020.250,00 untuk

bahan baku kain cotton combed, Rp 1.374. 610,00 untuk benang jahit, Rp.

5.172.500,00 untuk benang obras, Rp. 428.250,00 untuk sablon dan Rp.

263.200,00 untuk kantong plastik.Untuk biaya tenaga kerja langsung

menghasilkan variansiUnfavorable (U) sebesar Rp. 2.611.440,00 dan untuk

biaya overhead pabrik menghasilkan variansiFavorable (F) sebesar Rp.

25.555,00.

3. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya produksi di

Javalava pada bulan September 2014 adalah sebagai berikut :

a. Adanya potongan harga pada saat pembelian bahan baku.

Page 63: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

45

b. Pengerjaan ulang, kualitas bahan baku dan kesalahan teknis pada saat

proses produksi yang tidak dapat dihindari.

c. Ketrampilan tenaga kerja, waktu tunggu yang tidak efisien dan kesalahan

teknis diluar pengendalian manajemen.

d. Perbedaan tarif standar dan tarif aktual karena kesepakatan besar upah

yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.

e. Kenaikan biaya overhead pabrik yang disebabkan oleh meningkatnya

produksi serta kurangnya pengawasan dalam proses produksi

menimbulkan terjadinya pemborosan.

KETERBATASAN PENELITIAN

Penulis menyadari keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian ini hanya terbatas menganalisisis biaya standar sebagai alat

pengendalian biaya produksi pada proses produksi kaos saja, sedangkan

analisis biaya standar untuk kemeja dan kaos tidak dilakukan.

2. Kurangnya informasi mengenai overhead tetap sehingga penulis tidak

dapat melakukan analisis variansi volume untuk overhead tetap.

SARAN

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Melakukan analisis variansi terhadap bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung dan overhead pabrik karena selama ini belum dilakukan evaluasi

atas standar yang telah ditetapkan. Analisis variansi ini akan membantu

manajemen untuk mengetahui mana saja variansi yang berada diluar batas

pengendalian sehingga dapat dilakukan tindakan korektif agar proses

produksi di Javalava dapat menjadi lebih baik lagi dan biaya produksi

dapat dikendalikan dengan baik.

2. Membuat kontrak dengan supplier atau toko yang sudah menjadi

langganan Javalava untuk menjamin ketersediaan bahan baku langsung

yang dibutuhkan.

Page 64: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

46

3. Kesalahan teknis yang terjadi pada saat penyablonan yang disebabkan

karena minimnya jumlah pegawai bagian penyablonan menyebabkan kaos

yang dihasilkan tidak memenuhi standar kualitas. Kendala kantuk dan

lelah akan mengganggu konsentrasi karyawan sehingga kesalahan teknis

tidak dapat dihindarkan. Hal tersebut dapat dikurangi dengan mengatur

waktu pengerjaan yang tepat misalnya proses penyablonan dilakukan pada

pagi hari saat kondisi tubuh masih segar sehingga hal tersebut dapat

mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan atau dengan secara

bergantian dapat bertukar pekerjaan dengan bagian finishing.Sehingga

apabila produk cacat atau produk yang tidak memenuhi standar kualitas

dapat diminimalkan hal tersebut bisa mengurangi pengeluaran biaya untuk

bahan baku dan overhead dan juga penambahan jam tenaga kerja

langsung.

4. Memperhatikan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta

meningkatkan pengawasan dari proses awal hingga akhir agar tidak terjadi

pemborosan.

5. Melakukan evaluasi kembali dari biaya standar yang telah ditetapkan

dalam jangka waktu tertentu karena harga bahan baku dan biaya overhead

pabrik dapat berubah-ubah sertatarif tenaga kerja yang harus disesuaikan

kembali dengan UMR yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan

keakuratan dari biaya standar yang telah ditetapkan.

Page 65: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

47

DAFTAR PUSTAKA

Batty, J. 1997.Advanced Cost Accounting. Mac Donald & Evans Ltd.

Daljono. 2009. Akuntansi Biaya (3 ed.). Semarang: BP UNDIP.

Edison dan Untung S. 2010. Pengaruh Biaya Standar terhadap Pengendalian

Biaya Produksi Studi Kasus pada PT. ITP, Tbk. Jurnal Ilmiah

Ranggagading Vol.10 No. 2 , 121-130.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial Edisi

Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.

Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya:

Penekanan Manajerial Edisi Sebelas. Jakarta: Indeks.

Kartikasari,D. A. 2012. Pengendalian Biaya Produksi dengan Menggunakan

Metode Standar Cost pada PT. Industri KeretaApi Madiun.Skripsi

Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang .

Ksheshariani,W. A. 2011. Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian

Biaya Produksi Studi Kasus pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang

Semarang. Skripsi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor .

Kuswadi. 2005. MeningkatkanLaba melalui PendekatanAkuntansi Keuangan dan

Akuntansi Biaya. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Martusa, R. dan Lim A. Nasa. 2012. Penerapan Biaya Standar terhadap

Pengendalian Biaya Produksi.Akurat JurnalIlmiah Akuntansi No.01

Tahun ke 3 .

Mulyadi. 2010. Akuntansi BiayaEdisi 5.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN.

Page 66: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

48

Pratiwi, J.2013. Penerapan Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya Produksi

pada PT. Pertani (PERSERO) cabang Sulawesi Utara. Jurnal EMBA Vol.

1 No. 4 , 1617-1626.

Rony, H. 1990. Akuntansi Biaya :Pengantar untuk Perencanaan dan

Pengendalian Biaya. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sugiri, S. 2009. Akuntansi Management : Sebuah Pengantar. Yogyakarta:

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Page 67: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

LAMPIRAN GAMBAR

GAMBAR 1. GAMBAR 2.

PROSES PEMOTONGAN KAIN PROSES PEMBENTUKAN POLA

GAMBAR 3. GAMBAR 4.

PROSES PENYABLONAN PROSES PENGERINGAN

Page 68: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

GAMBAR 5. GAMBAR 6.

PROSES PEMBORDIRAN PROSES MENJAHIT

GAMBAR 7. GAMBAR 8.

PROSES FINISHING KAOS JAVALAVA

Page 69: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 1. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,25 Rp 21.500

Benang Jahit Rp 35.000 0,02 Rp 700

Benang Obras Rp 40.000 0,06 Rp 2.400

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 25.164

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 27.375

Lampiran 2. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,28 Rp 24.080

Benang Jahit Rp 35.000 0,027 Rp 945

Benang Obras Rp 40.000 0,081 Rp 3.240

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 28.829

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 31.040

Page 70: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 3. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan Standar Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380

Benang Jahit Rp 35.000 0,043 Rp 1.505

Benang Obras Rp 40.000 0,129 Rp 5.160

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 35.609

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 37.820

Lampiran 4. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400

Benang Jahit Rp 35.000 0,05 Rp 1.750

Benang Obras Rp 40.000 0,15 Rp 6.000

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 42.714

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 44.925

Page 71: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 5. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,28 Rp 24.080

Benang Jahit Rp 35.000 0,025 Rp 875

Benang Obras Rp 40.000 0,075 Rp 3.000

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 28.519

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 30.730

Lampiran 6. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380

Benang Jahit Rp 35.000 0,032 Rp 1.120

Benang Obras Rp 40.000 0,096 Rp 3.840

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 33.904

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 36.115

Page 72: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 7. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400

Benang Jahit Rp 35.000 0,045 Rp 1.575

Benang Obras Rp 40.000 0,135 Rp 5.400

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 41.939

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 44.150

Lampiran 8. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran XL

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran XL

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,5 Rp 43.000

Benang Jahit Rp 35.000 0,054 Rp 1.890

Benang Obras Rp 40.000 0,162 Rp 6.480

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 51.934

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 54.145

Page 73: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 9. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,28 Rp 24.080

Benang Jahit Rp 35.000 0,035 Rp 1.225

Benang Obras Rp 40.000 0,08 Rp 3.200

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 29.069

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 31.280

Lampiran 10. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380

Benang Jahit Rp 35.000 0,04 Rp 1.400

Benang Obras Rp 40.000 0,13 Rp 5.200

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 35.544

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 37.755

Page 74: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 11. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400

Benang Jahit Rp 35.000 0,05 Rp 1.750

Benang Obras Rp 40.000 0,15 Rp 6.000

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 42.714

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 44.925

Lampiran 12. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,5 Rp 43.000

Benang Jahit Rp 35.000 0,063 Rp 2.205

Benang Obras Rp 40.000 0,17 Rp 6.800

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 52.569

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 54.780

Page 75: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 13. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380

Benang Jahit Rp 35.000 0,036 Rp 1.260

Benang Obras Rp 40.000 0,11 Rp 4.400

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 34.604

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 36.815

Lampiran 14. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400

Benang Jahit Rp 35.000 0,045 Rp 1.575

Benang Obras Rp 40.000 0,135 Rp 5.400

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 41.939

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 44.150

Page 76: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran15. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,5 Rp 43.000

Benang Jahit Rp 35.000 0,055 Rp 1.925

Benang Obras Rp 40.000 0,165 Rp 6.600

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 52.089

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 54.300

Lampiran 16. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran XL

Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran XL

Nama Bahan

Baku Standar Harga

Standar

Penggunaan

Standar

Biaya Sub Total

Direct materials

Kain Cotton

Combed Rp 86.000 0,67 Rp 57.620

Benang Jahit Rp 35.000 0,07 Rp 2.450

Benang Obras Rp 40.000 0,19 Rp 7.600

Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450

Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114

Total direct materials Rp 68.234

Direct labor Rp 11.538 0,17

Rp 1.923

Overhead

Variable

overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207

Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81

Total Overhead Rp 288

Total standar unit cost Rp 70.445

Page 77: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 17. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran

S

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 376,95 Kilogram -1130850 F 3,5%

Benang

Jahit 35000 Cones 33000 Cones 30,14 Cones -60280 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 90,42 Cones -226050 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,07 Kilogram -37675 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%

Lampiran 18. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran

M

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 561,58 Kilogram -1684740 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 54,14 Cones -108280 F 5,7%

Benang Obras

40000 Cones 37500 Cones 162,41 Cones -406025 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 20,05 Kilogram -50125 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 2000 Pcs -28000 F 12,3%

Lampiran 19. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran

L

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 578,95 Kilogram -1736850 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 75,42 Cones -150840 F 5,7%

Benang Obras

40000 Cones 37500 Cones 226,27 Cones -565675 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 17,54 Kilogram -43850 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1750 Pcs -24500 F 12,3%

Page 78: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 20. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran

XL

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 300,97 Kilogram -902910 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 37,6 Cones -75200 F 5,7%

Benang Obras

40000 Cones 37500 Cones 112,8 Cones -282000 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 75,2 Kilogram -188000 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 750 Pcs -10500 F 12,3%

Lampiran 21. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton Combed

86000 Kilogram 83000 Kilogram 281,4 Kilogram -844200 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 25,2 Cones -50400 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 75,38 Cones -188450 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,05 Kilogram -25125 F 5,6%

Kantong Plastik

114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%

Lampiran 22. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 497 Kilogram

-

1491000 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 48,2 Cones -96400 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 144,58 Cones -361450 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,06 Kilogram -37650 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%

Page 79: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 23. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 603,85 Kilogram

-

1811550 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 67,91 Cones -135820 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 203,72 Cones -509300 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,09 Kilogram -37725 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%

Lampiran 24. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria)

UkuranXL

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran XL (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Varians

i

Kain Cotton Combed

86000 Kilogram 83000 Kilogram 503,7 Kilogram -1511100 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 54,38 Cones -108760 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 163,14 Cones -407850 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,07 Kilogram -25175 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%

Lampiran 25. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang

(Wanita)Ukuran S

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 282,8 Kilogram -848400 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 35,35 Cones -70700 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 80,8 Cones -202000 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,1 Kilogram -25250 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%

Page 80: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 26. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran M

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 499,95 Kilogram -1499850 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 60,6 Cones -121200 F 5,7%

Benang Obras

40000 Cones 37500 Cones 196,95 Cones -492375 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,15 Kilogram -37875 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%

Lampiran 27. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran L

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 802,8 Kilogram

-

2408400 F 3,5%

Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 100,35 Cones -200700 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 301,05 Cones -752625 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 20,07 Kilogram -50175 F 5,6%

Kantong Plastik

114 Pcs 100 Pcs 2000 Pcs -28000 F 12,3%

Lampiran 28. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran XL

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 254 Kilogram -762000 F 3,5%

Benang

Jahit 35000 Kilogram 33000 Cones 32 Cones -64000 F 5,7%

Benang

Obras 40000 Cones 37500 Cones 86,36 Cones -215900 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 5,08 Kilogram -12700 F 5,6%

Kantong Plastik

114 Pcs 100 Pcs 500 Pcs -7000 F 12,3%

Page 81: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 29. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 166,65 Kilogram -499950 F 3,5%

Benang

Obras 35000 Cones 33000 Cones 18,18 Cones -36360 F 5,7%

Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 55,55 Cones -138875 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 5,05 Kilogram -12625 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 500 Pcs -7000 F 12,3%

Lampiran 30. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran

M

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 402,8 Kilogram

-

1208400 F 3,5%

Benang

Obras 35000 Cones 33000 Cones 45,32 Cones -90640 F 5,7%

Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 135,95 Cones -339875 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,07 Kilogram -25175 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%

Lampiran 31. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 629 Kilogram

-

1887000 F 3,5%

Benang

Obras 35000 Cones 33000 Cones 69,19 Cones -138380 F 5,7%

Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 207,57 Cones -518925 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 12,58 Kilogram -31450 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1250 Pcs -17500 F 12,3%

Page 82: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 32. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran

XL

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran XL (Rp)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Realisasi

Harga

(AP)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

Analisis

Variansi

(MPV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 170,85 Kilogram -512550 F 3,5%

Benang

Obras 35000 Cones 33000 Cones 17,85 Cones -35700 F 5,7%

Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 48,45 Cones -121125 F 6,3%

Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 2,55 Kilogram -6375 F 5,6%

Kantong

Plastik 114 Pcs 100 Pcs 250 Pcs -3500 F 12,3%

Lampiran 33. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)

Ukuran S

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 375 Kilogram 376,95 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 167.700 U -0,52%

Benang Jahit 30 Cones 30,14 Cones Rp 35.000 Cones 4.900 U -0,47%

Benang

Obras 90 Cones 90,42 Cones Rp 40.000 Cones 16.800 U -0,47%

Sablon 15 Kilogram 15,07 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.150 U -0,47%

Kantong Plastik

1500 Pcs 1505 Pcs Rp 114 Pcs 570 U -0,33%

Lampiran 34. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)

Ukuran M

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 560 Kilogram 561,58 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 135.880 U -0,28%

Benang

Jahit 54 Cones 54,14 Cones Rp 35.000 Cones 4.900 U -0,26%

Benang

Obras 162 Cones 162,41 Cones Rp 40.000 Cones 16.400 U -0,25%

Sablon 20 Kilogram 20,05 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 2.250 U -0,25%

Kantong Plastik

2000 Pcs 2004 Pcs Rp 114 Pcs 456 U -0,20%

Page 83: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 35. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)

Ukuran L

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Varians

i

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 577,5

Kilogra

m 578,95 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 124.700 U -0,25%

Benang

Jahit 75,25 Cones 75,42 Cones Rp 35.000 Cones 5.950 U -0,23%

Benang

Obras 225,75 Cones 226,27 Cones Rp 40.000 Cones 20.800 U -0,23%

Sablon 17,5 Kilogra

m 17,54 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 1.800 U -0,23%

Kantong

Plastik 1750 Pcs 1752 Pcs Rp 114 Pcs 228 U -0,11%

Lampiran 36. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)

Ukuran XL

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 300 Kilogram 300,97 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 83.420 U -0,32%

Benang Jahit

37,5 Cones 37,6 Cones Rp 35.000 Cones 3.500 U -0,27%

Benang Obras

112,5 Cones 112,8 Cones Rp 40.000 Cones 12.000 U -0,27%

Sablon 7,5 Kilogram 7,52 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 900 U -0,27%

Kantong

Plastik 750 Pcs 750 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Lampiran 37. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran

S

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Varians

i

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 280

Kilogra

m 281,4 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 120.400 U -0,50%

Benang

Jahit 25 Cones 25,2 Cones Rp 35.000 Cones 7.000 U -0,80%

Benang

Obras 75 Cones 75,38 Cones Rp 40.000 Cones 15.200 U -0,51%

Sablon 10 Kilogra

m 10,05 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 2.250 U -0,50%

Kantong

Plastik 1000 Pcs 1000 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Page 84: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 38. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran

M

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 495 Kilogram 497 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 172.000 U -0,40%

Benang Jahit

48 Cones 48,2 Cones Rp 35.000 Cones 7.000 U -0,42%

Benang Obras

144 Cones 144,58 Cones Rp 40.000 Cones 23.200 U -0,40%

Sablon 15 Kilogram 15,06 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 2.700 U -0,40%

Kantong

Plastik 1500 Pcs 1506 Pcs Rp 114 Pcs 684 U -0,40%

Lampiran 39. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran

L

Nama

Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 600 Kilogram 603,85 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 331.100 U -0,64%

Benang

Jahit 67,5 Cones 67,91 Cones Rp 35.000 Cones 14.350 U -0,61%

Benang

Obras 202,5 Cones 203,72 Cones Rp 40.000 Cones 48.800 U -0,60%

Sablon 15 Kilogram 15,09 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 4.050 U -0,60%

Kantong

Plastik 1500 Pcs 1500 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Lampiran 40. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran

XL

Nama

Bahan Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos lengan Pendek (Pria) Ukuran XL (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga

(SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 500 Kilogram 503,7 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 318.200 U -0,74%

Benang Jahit 54 Cones 54,38 Cones Rp 35.000 Cones 13.300 U -0,70%

Benang

Obras 162 Cones 163,14 Cones Rp 40.000 Cones 45.600 U -0,70%

Sablon 10 Kilogram 10,07 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.150 U -0,70%

Kantong

Plastik 1000 Pcs 1003 Pcs Rp 114 Pcs 342 U -0,30%

Page 85: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 41. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran S

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Varians

i

(MUV)

U/F Varians

i

Kain Cotton Combed

280 Kilogram 282,8 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 240.800 U -1,00%

Benang Jahit 35 Cones 35,35 Cones Rp 35.000 Cones 12.250 U -1,00%

Benang Obras 80 Cones 80,8 Cones Rp 40.000 Cones 32.000 U -1,00%

Sablon 10 Kilogram 10,1 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 4.500 U -1,00%

Kantong

Plastik 1000 Pcs 1000 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Lampiran 42. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran M

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton Combed

495 Kilogram 499,95 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 425.700 U -1,00%

Benang Jahit 60 Cones 60,6 Cones Rp 35.000 Cones 21.000 U -1,00%

Benang Obras 195 Cones 196,95 Cones Rp 40.000 Cones 78.000 U -1,00%

Sablon 15 Kilogram 15,15 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 6.750 U -1,00%

Kantong

Plastik 1500 Pcs 1504 Pcs Rp 114 Pcs 456 U -0,27%

Lampiran 43. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran L

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton Combed

800 Kilogram 802,8 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 240.800 U -0,35%

Benang Jahit 100 Cones 100,35 Cones Rp 35.000 Cones 12.250 U -0,35%

Benang Obras 300 Cones 301,05 Cones Rp 40.000 Cones 42.000 U -0,35%

Sablon 20 Kilogram 20,07 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.150 U -0,35%

Kantong

Plastik 2000 Pcs 2004 Pcs Rp 114 Pcs 456 U -0,20%

Page 86: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 44. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)

Ukuran XL

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 250 Kilogram 254 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 344.000 U -1,60%

Benang Jahit 31,5 Cones 32 Cones Rp 35.000 Cones 17.500 U -1,59%

Benang Obras 85 Cones 86,36 Cones Rp 40.000 Cones 54.400 U -1,60%

Sablon 5 Kilogram 5,08 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.600 U -1,60%

Kantong Plastik

500 Pcs 500 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Lampiran 45. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)

Ukuran S

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 165 Kilogram 166,65 Kilogram Rp86.000 Kilogram 141.900 U -1,00%

Benang Jahit 18 Cones 18,18 Cones Rp35.000 Cones 6.300 U -1,00%

Benang Obras 55 Cones 55,55 Cones Rp40.000 Cones 22.000 U -1,00%

Sablon 5 Kilogram 5,05 Kilogram Rp45.000 Kilogram 2.250 U -1,00%

Kantong

Plastik 500 Pcs 500 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Lampiran 46. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)

Ukuran M

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton Combed

400 Kilogram 402,8 Kilogram Rp86.000 Kilogram 240.800 U -0,70%

Benang Jahit 45 Cones 45,32 Cones Rp35.000 Cones 11.200 U -0,71%

Benang Obras 135 Cones 135,95 Cones Rp40.000 Cones 38.000 U -0,70%

Sablon 10 Kilogram 10,07 Kilogram Rp45.000 Kilogram 3.150 U -0,70%

Kantong

Plastik 1000 Pcs 1000 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Page 87: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

Lampiran 47. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)

Ukuran L

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos lengan Panjang (Pria) Ukuran L (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Variansi

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 625 Kilogram 629 Kilogram Rp86.000 Kilogram 344.000 U -0,64%

Benang Jahit 68,75 Cones 69,19 Cones Rp35.000 Cones 15.400 U -0,64%

Benang Obras 206,25 Cones 207,57 Cones Rp40.000 Cones 52.800 U -0,64%

Sablon 12,5 Kilogram 12,58 Kilogram Rp45.000 Kilogram 3.600 U -0,64%

Kantong

Plastik 1250 Pcs 1250 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Lampiran 48. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)

Ukuran XL

Nama Bahan

Baku

Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos lengan Panjang (Pria) Ukuran XL (Rp)

Standar

Kuantitas

(SQ)

Satuan

(per)

Realisasi

Kuantitas

(AQ)

Satuan

(per)

Standar

Harga (SP)

Satuan

(per)

Analisis

Varians

i

(MUV)

U/F Variansi

Kain Cotton

Combed 167,5 Kilogram 170,85 Kilogram Rp86.000 Kilogram 288.100 U -2,00%

Benang Jahit 17,5 Cones 17,85 Cones Rp35.000 Cones 12.250 U -2,00%

Benang Obras 47,5 Cones 48,45 Cones Rp40.000 Cones 38.000 U -2,00%

Sablon 2,5 Kilogram 2,55 Kilogram Rp45.000 Kilogram 2.250 U -2,00%

Kantong

Plastik 250 Pcs 250 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%

Page 88: ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Curiculum Vitae

Nama Lengkap : Maria Imaculata Dian Natalia Priyono

Alamat : Kalipawon No. 21 RT 01 RW 05 Ambarawa

No.Telp / HP : 085640573329

Email : [email protected]

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 08 Desember 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Tinggi/Berat Badan : 159/53

Riwayat Pendidikan

1999 – 2005 : SD Pangudi Luhur Ambarawa

2005 – 2008 : SMP Pangudi Luhur Ambarawa

2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Ungaran

2011 – 2015 : Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Ekonomika dan

Bisnis, Program Studi Akuntansi