ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP...

122
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Putri Ariska Novitasari NIM : 112114055 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP...

Page 1: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL

TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Putri Ariska Novitasari

NIM : 112114055

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

i

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL

TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Putri Ariska Novitasari

NIM : 112114055

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

iii

29 April 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Yesterday = History

Tommorow = Mistery

Today = Gift

That’s why it is called present

(ANONIM)

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah, maka kamu akan mendapat;

Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima, dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu

dibukakan.

(Mat. 7: 7-8)

Tugas kita bukanlah untuk berhasil.

Tugas kita adalah untuk mencoba.

Karena didalam mencoba kita menemukan

dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

(MT)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Ayah Eko Setyo Wahyudi, SE.

IbuRosita Fitri Anggraini

Adik Yolanda Ayudya Wardani

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi

dengan judul:

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR

PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus BPR Madani Sejahtera Abadi)

adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam

skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain

yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk

rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau

pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah

sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari

tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun

tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan

sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa

saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang

lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah

yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 29 April 2016

Yang membuat pernyataan

(Putri Ariska Novitasari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas

Sanata Dharma:

Nama: Putri Ariska Novitasari

NIM: 112114055

Prodi: Akuntansi

Fakultas: Ekonomi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang

berjudul:

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR

PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus BPR Madani Sejahtera Abadi)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 April 2016

Yang membuat pernyataan

(Putri Ariska Novitasari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

vii

ABSTRAK

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL

TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

(Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi)

Putri Ariska Novitasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk (1) mengetahui apakah

pelaksanaan audit operasional terhadap prosedur pemberian kredit yang

dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi telah sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia No. 1/6/PBI/1999, dan untuk (2) mengetahui apakah pelaksanaan

pemberian kredit pada BPR Madani Sejahtera Abadi telah sesuai dengan

ketentuan pemberian kredit yang berlaku.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode

deksriptif yang memaparkan bagaimana pelaksanaan audit operasional pada BPR

Madani Sejahtera Abadi. Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil

wawancara dengan auditor internal bagian kredit dan bagian lain yang terkait.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas

kegiatan perkreditan pada BPR Madani Sejahtera Abadi sesuai dengan Peraturan

Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999. Adapun pelaksanaan pemberian kredit pada

BPR Madani Sejahtera Abadi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kata Kunci : audit operasional, prosedur pemberian kredit, audit internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

viii

ABSTRACT

OPERATIONAL AUDIT ANALYSIS

OF THE CREDIT APPROVAL PROCEDURE

A Case Study at BPR Madani Sejahtera Abadi

Putri Ariska Novitasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

The purpose of this research are (1) to determine whether operational audit

of credit approval procedure conducted by BPR Madani Sejahtera Abadi has been

in accordance with the regulation of Indonesia Central Bank No. 1/6/PBI/1999,

and (2) to examine whether the credit approval procedure at BPR Madani

Sejahtera Abadi in compliance with the guideline setting up by BPR Madani

Sejahtera Abadi is related with the credit approval procedure.

This research is a case study. Data was analyzed by descriptive analysis.

The data was primary data that was collected through interview with the internal

auditor of the credit division and related departments.

The results showed that the implementation of operational audit of credit

approval procedure at BPR Madani Sejahtera Abadi has been in accordance with

the regulation of Indonesia Central Bank No. 1/6/PBI/1999. Furthermore, it has

been proven that the credit approval procedure in BPR Madani Sejahtera Abadi

was in compliance with the guideline that have been set by BPR Madani Sejahtera

Abadi.

Keywords: operational audit, credit approval procedure, internal audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Audit Operasional Terhadap Prosedur

Pemberian Kredit” Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis tentunya mendapat bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian penulis.

2. Bapak Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA selaku

Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan sabar.

3. Bapak Lilik selaku pimpinan BPR Madani Sejahtera Abadi yang telah

berkenan membantu penulis dalam mencari data yang dibutuhkan selama

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

x

4. Orang tua penulis, Bapak Eko Setyo Wahyudi, SE., dan Ibu Rosita Fitri

Anggraini yang selalu berusaha memberikan semangat, doa, dan kasih sayang

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Adik tersayang Yolanda Ayudya Wardani yang selalu menemani, memberikan

semangat, dan meyakinkan bahwa tidak ada yang sulit selama kita mau

berusaha menyelesaikannya.

6. Nenek tersayang Christina Lasmi yang tidak pernah meninggalkanku dalam

setiap doa. Dan selalu mengajarkan cinta, kasih, semangat, dan memberikan

keyakinan bahwa saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman MPT yang selalu berusaha bersama dari awal dan saling

memberi support satu sama lain.

8. Teman-teman mahasiswa Akuntansi (terutama angkatan 2011 kelas B), terima

kasih atas kebahagiaan, tawa canda, kekompakan, dan kebersamaan yang telah

kita lalui bersama di kota Jogja ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangannya, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 April 2016

(Putri Ariska Novitasari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ........................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................................................. vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT ................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Auditing............................................................................................... 7

B. Audit Operasional ................................................................................ 9

1. Audit Operasional ........................................................................... 9

2. Kriteria dan Ruang Lingkup Audit Operasional ............................. 9

3. Tujuan dan Manfaat Audit Operasional .......................................... 11

4. Tipe Audit Operasional .................................................................... 13

5. Tahap-Tahap Audit Operasional ...................................................... 14

6. Pelaksana Audit Operasional ........................................................... 19

7. Perbedaan Audit Operasional dengan Audit keuangan ................... 20

C. Perkreditan ........................................................................................... 21

1. Pengertian Kredit ............................................................................. 21

2. Tujuan dan Fungsi Kredit ................................................................ 21

3. Jenis-Jenis Kredit ............................................................................. 22

4. Unsur-Unsur Kredit ......................................................................... 25

5. Prinsip Kredit ................................................................................... 26

6. Prosedur Pemberian Kredit Bank .................................................... 27

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................. 29

E. Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 ....................................... 32

F. Kerangka Pemikiran............................................................................. 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

xii

BAB III METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..................................................................................... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 37

C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 37

D. Jenis Data ............................................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 38

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah BPR Madani Sejahtera Abadi................................................ 47

B. Visi dan Misi BPR Madani Sejahtera Abadi ...................................... 48

C. Struktur Organisasi BPR Madani Sejahtera Abadi............................. 49

D. Struktur Organisasi Kredit .................................................................. 52 E. Pelaksana Audit Operasional BPR Madani Sejahtera Abadi .............. 61

BAB V ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Audit Operasional terhadap Prosedur Pemberian

Kredit yang Dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi ........... 64

B. Pelaksanaan Pemberian Kredit pada

BPR Madani Sejahtera Abadi .............................................................. 87

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 101

B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 101

C. Saran .................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103

LAMPIRAN……………............................................................................... 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 36

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPR Madani Sejahtera Abadi ............ 48

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kredit ................................................. 52

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi Pengawasan ............................. 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisis Pelaksanaan Audit Operasional terhadap

Prosedur Pemberian Kredit yang Dijalankan oleh

BPR Madani Sejahtera Abadi dengan Peraturan

Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 ........................................ 40

Tabel 3.2 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pemberian Kredit

di BPR Madani Sejahtera Abadi dengan Ketentuan ............. 42

Tabel 5.1 Hasil Analisis Pelaksanaan Audit Operasional

terhadap Prosedur Pemberian Kredit yang Dijalankan

oleh BPR Madani Sejahtera Abadi dengan Peraturan

Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 ......................................... 77

Tabel 5.2 Hasil Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pemberian

Kredit di BPR Madani Sejahtera Abadi dengan Ketentuan ... 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Daftar Pertanyaan Wawancara ............................................ 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada

perkembangan dari sektor perbankan. Krisis ekonomi dan moneter yang

sempat singgah di Indonesia memberikan gambaran nyata betapa

pentingnya peran sektor perbankan dalam suatu negara. Ketika sektor

perbankan dalam keadaan terpuruk, perekonomian nasional juga turut

merasakan keterpurukannya, demikian juga sebaliknya. Peran perbankan

dalam pembangunan ekonomi adalah sebagai sumber dana bagi kegiatan

ekonomi. Contoh yang sering kita temui adalah dalam bentuk perkreditan

bagi masyarakat perseorangan atau badan usaha.

Menurut UU RI nomor 10 tahun 1998, jenis perbankan terdiri dari dua

jenis bank yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Dalam hal

ini dibahas mengenai bank perkreditan rakyat adalah bank yang tidak

memberikan jasa lalu lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan

usahanya dapat secara konvensional atau prinsip syariah. Bank perkreditan

rakyat menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,

tabungan, dan dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Menurut Mulyono (2002: 12), kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

2

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil

keuntungan. Berdasarkan penjelasan diatas, pinjaman atau kredit dapat

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian

adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit

(debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah

dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-

masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama.

Kredit mempunyai suatu kedudukan yang strategis sebagai salah satu

sumber uang yang diperlukan dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat

dititik beratkan sebagai salah satu kunci kehidupan bagi setiap manusia.

Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank merupakan aset terbesar bagi bank.

Dalam hal kegiatan bank memberikan fasilitas kredit, resiko kerugian

sebagian besar bersumber pada kegiatan tersebut sehingga apabila tidak

dikelola dengan baik dan disertai pengawasan yang memadai, bisa

dikatakan mengancam kelangsungan hidup bank tersebut.

Untuk menekan resiko piutang macet atau bahkan piutang tak tertagih,

dan pembayaran yang diterima perusahaan dapat berjalan dengan lancar

serta orang yang bertindak sebagai pelaksana pemberian kredit dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,

diperlukan suatu pemeriksaan. Dalam kaitannya dengan pemeriksaan, perlu

terlebih dahulu memahami prosedur pemberian kredit serta prinsip-prinsip

kredit yang dimiliki oleh perusahaan. Pemeriksaan ini ditujukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

3

mengantisipasi setiap kecurangan, penyelewengan, dan penyimpangan yang

terjadi yang dapat merugikan perusahaan dan dapat berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan manajemen. Dalam melaksanakan pemberian kredit

terhadap calon konsumen, diperlukan pemeriksaan terhadap setiap prosedur

yang dilakukan oleh pelaksana agar sesuai dengan prosedur dan ketentuan

yang ditetapkan serta memenuhi prinsip-prinsip dalam pemberian kredit.

Adapun pemeriksaan yang terkait dengan prosedur pemberian kredit

ini adalah pemeriksaan operasional atau biasa kita kenal dengan istilah audit

operasional. Menurut Tunggal (2001), audit operasional yaitu proses yang

sistematis, menilai operasi organisasi, menilai efektifitas, efisiensi dan

ekonomi operasi, melaporkan kepada orang yang tepat, dan memberikan

rekomendasi atau perbaikan.

Audit operasional pada umumnya dipahami sebagai penyelesaian atas

masalah efisiensi dan efektifitas, karena pengujian terhadap efektifitas

pengendalian intern oleh auditor intern merupakan bagian dari audit

operasional jika tujuannya adalah membantu perusahaan menjalankan

kegiatan usahanya supaya lebih efektif dan efisien. Dengan demikian, bisa

dikatakan bahwa audit operasional merupakan alat bantu bagi manajemen

khususnya dalam fungsi pengendalian intern.

Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian hanya pada satu aktivitas

yaitu prosedur pemberian kredit. Prosedur pemberian kredit ini berperan

penting dalam penentuan jumlah nominal yang akan diberikan oleh bank

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

4

kepada nasabah, yang secara tidak langsung akan berpengaruh pula pada

tingkat efektivitas dan efisiensi bank tersebut. Berdasarkan uraian di atas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan audit

operasional terhadap prosedur pemberian kredit yang dijalankan oleh BPR

Madani Sejahtera Abadi telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.

1/6/PBI/1999 yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis

Audit Operasional Terhadap Prosedur Pemberian Kredit”.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah pelaksanaan audit operasional terhadap prosedur pemberian

kredit yang dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi telah sesuai

dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999?

2. Apakah pelaksanaan pemberian kredit pada BPR Madani Sejahtera

Abadi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan audit operasional terhadap prosedur pemberian

kredit yang dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi.

2. Mengetahui pelaksanaan pemberian kredit pada BPR Madani Sejahtera

Abadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

5

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Bank

Dapat membantu pihak Bank dalam mengetahui apakah prosedur

pemberian kredit yang telah digunakan selama ini efektif dan efisien, dan

untuk meminimalisir masalah terjadinya kredit macet.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat menambah referensi masalah tentang perbankan dan perkreditan,

khususnya untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam prosedur

pemberian kredit dengan melakukan audit operasional.

3. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan tentang perbankan dan perkreditan, serta

audit operasional dalam prosedur pemberian kredit dalam perbankan

dapat diterapkan dalam pekerjaan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan seluk beluk tentang dasar-dasar audit,

audit operasional, perkreditan, efektivitas perkreditan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

6

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang

digunakan, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan

sampel, dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah berdirinya Bank

Perkreditan Rakyat Madani Sejahtera Abadi, struktur organisasi

dan ruang lingkup Bank Perkreditan Rakyat Madani Sejahtera

Abadi.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai pelaksanaan audit

operasional terhadap prosedur pemberian kredit yang dijalankan

oleh Bank Perkreditan Rakyat, dan peranan audit operasional

dalam meningkatkan efektivitas kegiatan perkreditan pada Bank

Perkreditan Rakyat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan,

keterbatasan, dan saran-saran yang kiranya dapat membangun

penelitian ini menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Auditing

Banyak penjelasan mengenai apa itu auditing, untuk memahami lebih

jauh mengenai pengertian auditing. Sukrisno (2004) mengatakan bahwa

auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang

telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-

bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari pernyataan diatas, auditing merupakan proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai

pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi untuk menentukan

tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang

ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan.

Audit dibagi menjadi beberapa tipe, pembagian ini dimaksudkan

untuk memudahkan auditor dalam menentukan sasaran dan tujuan dari

kegiatan audit yang akan dilakukan. Menurut Mulyadi (2010), tipe audit

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu audit laporan keuangan, audit

kepatuhan, dan audit operasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

8

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor

independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya

untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

tersebut. Dalam laporan keuangan ini, auditor independen menilai

kewajaran laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip

akuntansi berterima umum.

2. Audit kepatuhan (compliance audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tugasnya untuk menentukan

apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Audit

kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.

3. Audit operasional (operational audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan

organisasi atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan

tertentu. Tujuan audit operasional adalah untuk:

a. Mengevaluasi kinerja

b. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan

c. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

9

B. Audit Operasional

1. Pengertian Audit Operasional

Untuk memahami lebih jauh mengenai pengertian audit

operasional, ada beberapa definisi yang diambil dari berbagai

sumber.Menurut Bhayangkara IBK (2011: 2), audit operasional adalah

pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.

Audit operasional lebih berorientasi kemasa depan, artinya hasil dari

penilaian berbagai kegiatan operasional tersebut diharapkan dapat

membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pencapaian

tujuan yang ditetapkan oleh badan usaha.

Dari definisi tersebut dapat kita lihat bahwa audit operasional

merupakan suatu tinjauan yang sistematis dari aktivitas organisasi, hal ini

dilakukan untuk mencapai tujuan.Tujuannya adalah untuk:

a. Menilai kinerja.

b. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan.

c. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau kegiatan lebih

lanjut.

2. Kriteria dan Ruang Lingkup Audit Operasional

Menurut Arens et al (2008: 847), beberapa kriteria yang dapat

digunakan dalam audit operasional, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

10

a. Historical Performance (Kinerja Historis)

Historical performance atau yang biasa kita kenal sebagai

kinerja historis merupakan seperangkat kriteria sederhana yang dapat

didasarkan pada hasil audit periode sebelumnya. Gagasan di balik

penggunaan kriteria ini adalah membandingkan apakah yang telah

dilakukan menjadi “lebih baik” atau “lebih buruk”. Manfaat kriteria

ini adalah bahwa kriteria tersebut mudah dibuat, tetapi mungkin tidak

memberikan pandangan mendalam mengenai seberapa baik atau

buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.

b. Benchmarking (Kinerja yang dapat diperbandingkan)

Benchmarking merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan

hasil yang dicapai oleh organisasi lain yang sejenis. Walaupun

penilaian prestasi masa lalu, tetapi hasil penilaian menggunakan

kriteria ini pun belum tentu memberikan gambaran yang tepat

mengenai keadaan organisasi, karena perbedaan situasi dan kondisi

yang dihadapi oleh dua organisasi yang berbeda.

c. Enginereed Standards (Standar Rekayasa)

Enginereed Standards merupakan kriteria yang ditetapkan

berdasarkan standar rekayasa, seperti penggunaan time and motion

study untuk menentukan banyaknya output yang harus diproduksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

11

d. Discussion and Agreement (Diskusi dan Kesepakatan)

Discussion and Agreement merupakan kriteria yang ditetapkan

berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan bersama antara manajemen

dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam audit operasional.

Menurut Widjayanto (2001: 19), ruang lingkup dari audit operasional

adalah audit operasional mencakup tinjauan atas tujuan perusahaan,

lingkungan perusahaan, lingkungan perusahaan beroperasi, personalia

dan kadangkala mencakup fasilitas fisik.

3. Tujuan dan Manfaat Audit Operasional

Menurut Tunggal (2008), tujuan audit operasional yaitu:

a. Membantu manajemen mencapai administrasi operasi yang paling

efisien.

b. Mengusulkan kepada manajemen cara-cara dan alat-alat untuk

mencapai tujuan apabila manajemen organisasi sendiri kurang

pengetahuan tentang pengelolaan yang efisien.

c. Mencapai efisiensi dari pengelolaan.

d. Membantu manajemen, auditor operasional berhubungan dengan

setiap fase dari aktivitas usaha yang merupakan dasar pelayanan

kepada manajemen.

e. Membantu manajemen pada setiap tingkat dalam pelaksanaan yang

efektif dan efisien dari tujuan dan tanggung jawab mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

12

Dengan tercapainya tujuan tersebut, menurut Tunggal (2008), audit

operasional memberikan beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk

pengambilan keputusan.

b. Membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan dan laporan

dalam sistem pengendalian.

c. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang ditetapkan

rencana-rencana, prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.

d. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk

menentukan tindakan yang akan diambil.

e. Menilai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya

termasuk memperkecil pemborosan.

f. Menilai efektivitas dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan

yang telah ditetapkan.

g. Menyediakan tempat pelatihan untuk personil dalam seluruh tahap

operasi perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, manfaat audit operasional berorientasi

ke arah peningkatan prestasi manajemen diwaktu yang akan datang yang

bermanfaat bagi perusahaan tersebut. Hasil audit operasional diharapkan

akan menemukan titik permasalahan yang mendasar dalam pelaksanaan

kegiatan perusahaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

13

4. Tipe Audit Operasional

Menurut Arens et al (2008: 844-845), ada tiga tipe audit

operasional yaitu:

a. Audit Fungsional (Functional Audits)

Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebih

dalam suatu organisasi, misalnya fungsi pengeluaran kas, penerimaan

kas, pembayaran gaji. Audit fungsional memungkinkan adanya

spesialisasi oleh auditor. Auditor yang merupakan staf dari internal

audit dapat lebih efisien memakai seluruh waktu mereka untuk

memeriksa dalam bidang tersbut. Tapi disamping itu, audit fungsional

memiliki kekurangan yaitu tidak dievaluasinya fungsi yang saling

berkaitan.

b. Audit Organisasional (Organizational Audits)

Audit organisasional menyangkut keseluruhan unit organisasi,

seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan dalam

audit ini adalah seberapan efisien dan efektif fungsi-fungsi saling

berinteraksi. Rencana organisasi dan metode-metode untuk

mengkoordinasikan aktivitas yang ada, sangat penting untuk audit

jenis ini.

c. Penugasan Khusus (Special Assigments)

Penugasan khusus timbul atas permintaan manajemen, sehingga

dalam audit jenis ini terdapat banyak variasi. Misalnya adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

14

menentukan penyebab sistem EDP yang efektif, penyelidikan

kemungkinan fraud dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi

untuk mengurangi biaya pembuatan suatu barang.

5. Tahap-Tahap Audit Operasional

Menurut Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 Tgl. 20 Desember 1999

tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, pelaksanaan audit dapat

dibedakan dalam 5 (lima) tahap kegiatan yaitu tahap persiapan audit,

penyusunan program audit, pelaksanaan penugasan audit, pelaporan hasil

audit dan tindak lanjut hasil audit.

a. Persiapan Audit

Pelaksanaan audit harus dipersiapkan dengan baik agar tujuan

audit dapat dicapai dengan cara efisien. Langkah yang perlu

diperhatikan pada tahap persiapan audit meliputi penetapan

penugasan, pemberitahuan audit dan penelitian pendahuluan.

1) Penetapan penugasan audit dimaksudkan untuk pemberitahuan

kepada auditor sebagai dasar untuk melakukan audit sebagaimana

ditetapkan dalam rencana audit tahunan bank. Penetapan penugasan

disampaikan oleh kepala SKAI kepada ketua dan tim audit dalam

bentuk surat penugasan, yang antara lain menetapkan ketua dan

anggota tim audit, waktu yang diperlukan serta tujuan audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

15

2) Pelaksanaan Auditor Intern harus dilengkapi dengan surat

pemberitahuan audit dari SKAI, yang dapat disampaikan kepada

auditee sebelum atau pada saat audit dilaksanakan.

3) Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengenal dan

memahami setiap kegiatan atau fungsi Auditee secara umum

supaya audit dapat difokuskan pada hal-hal yang strategis. Dalam

tahap ini Auditor harus mengenal dengan baik aspek-aspek dari

Auditee antara lain fungsi, struktur organisasi, wewenang dan

tanggung jawab, kebijakan, sistem dan prosedur operasional, risiko

kegiatan dan pengendaliannya, indikator keberhasilan, aspek legal

dan ketentuan lainnya.

b. Penyusunan Program Audit

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, maka disusun

program audit. Program audit harus:

1) Merupakan dokumentasi prosedur bagi Auditor Intern dalam

mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan

mendokumentasikan informasi selama pelaksanaan audit, termasuk

catatan untuk pemeriksaan yang akan datang.

2) Menyatakan tujuan audit.

3) Menetapkan luas, tingkat dan metodologi pengujian yang

diperlukan guna mencapai tujuan audit untuk tiap tahapan audit.

4) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

16

5) Mengindentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses dan transaksi

yang harus diuji, termasuk pengolahan data elektronik.

Adanya program audit secara tertulis akan memudahkan

pengendalian audit selama tahap-tahap pelaksanaan. Program audit

tersebut dapat diubah sesuai dengan kebutuhan selama audit berlangsung.

c. Pelaksanaan Penugasan Audit

Tahap pelaksanaan audit meliputi kegiatan mengumpulkan,

menganalisis, menginterpretasikan dan mendokumentasikan bukti-

bukti audit serta informasi lain yang dibutuhkan, sesuai dengan

prosedur yang digariskan dalam program audit untuk mendukung hasil

audit. Proses audit meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) Mengumpulkan bukti dan informasi yang cukup, kompeten dan

relevan.

2) Memeriksa dan mengevaluasi semua bukti dan informasi untuk

mendapatkan temuan dan rekomendasi audit.

3) Menetapkan metode dan tehnik sampling yang dapat dipakai dan

dikembangkan sesuai dengan keadaan.

4) Supervisi atas proses pengumpulan bukti dan informasi serta

pengujian yang telah dilakukan.

5) Mendokumentasikan Kertas Kerja Audit.

6) Membahas hasil audit dengan Auditee.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

17

d. Pelaporan Hasil Audit

Setelah selesai melakukan kegiatan audit, Auditor Intern

berkewajiban untuk menuangkan hasil audit tersebut dalam bentuk

laporan tertulis. Laporan tersebut harus memenuhi standar pelaporan,

memuat kelengkapan materi dan melalui proses penyusunan yang

baik. Proses penyusunan laporan perlu dilakukan dengan cermat agar

dapat disajikan laporan yang akurat dan bermanfaat bagi Auditee.

Proses tersebut antara lain mencakup:

1) Kompilasi dan analisis temuan audit. Temuan audit yang akan

dituangkan dalam laporan harus dikompilasi dan dianalisis tingkat

signifikasinya.

2) Konfirmasi dengan Auditee. Temuan audit harus dikonfirmasikan

dengan Auditee untuk diketahui dan dipahami.

3) Diskusi dengan Kepala SKAI. Temuan audit yang sudah

dikompilasi dan dianalisis harus dilaporkan serta didiskusikan

dengan Kepala SKAI ataupejabat yang ditunjuk.

4) Diskusi dengan Auditee. Diskusi ini dimaksudkan agar Auditee

memberikan komitmen dan bersedia melakukan perbaikan dalam

batas waktu tertentu yang dijanjikan.

5) Review laporan. Konsep laporan yang disusun oleh tim audit

direview oleh Kepala SKAI atau pejabat yang ditunjuk agar

diperoleh keyakinan bahwa laporan tersebut telah lengkap dan

benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

18

e. Tindak lanjut Hasil Audit

SKAI harus memantau dan menganalisis serta melaporkan

perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah

dilakukan Auditee. Tindak lanjut tersebut meliputi pemantauan atas

pelaksanaan tindak lanjut, analisis kecukupan tindak lanjut dan

pelaporan tindak lanjut. SKAI harus memantau dan menganalisis serta

melaporkan perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang

telah dilakukan Auditee. Tindak lanjut tersebut meliputi:

1) Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut. Pemantauan atas

pelaksanaan tindak lanjut harus dilakukan, agar dapat diketahui

perkembangannya dan dapat diingatkan kepada Auditee apabila

Auditee belum dapat melaksanakan komitmen perbaikan menjelang

atau sampai batas waktu yang dijanjikan.

2) Analisis kecukupan tindak lanjut. Dari hasil pemantauan

pelaksanaan tindak lanjut, dilakukan analisis kecukupan atas

realisasi janji perbaikan yang telah dilaksanakan Auditee.

Selanjutnya pengecekan kembali tindak lanjut perlu dilakukan

apabila terdapat kesulitan atau hambatan yang menyebabkan tindak

lanjut tersebut tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya.

3) Pelaporan tindak lanjut. Dalam hal pelaksanaan tindak lanjut tidak

dilaksanakan oleh Auditee, maka SKAI memberikan laporan

tertulis kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris untuk

tindakan lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

19

6. Pelaksana Audit Operasional

Dalam bukunya Arens et al (2008: 845-846), mengemukakan

bahwa “Operational audit are usually performed by one of three group;

internal auditors, government auditor, CPA firms”.

Audit operasional dapat dilaksanakan oleh pihak sebagai berikut:

a. Auditor Internal

Auditor internal memiliki posisi yang unik untuk melaksanakan

audit operasional. Manfaat yang diperoleh jika auditor internal

melakukan audit operasional adalah bahwa mereka menggunakan

seluruh waktu kerja untuk perusahaan yang mereka audit. Untuk

memaksimumkan efektivitasnya, bagian audit internal harus melapor

kepada dewan direksi atau direktur utama. Auditor internal juga harus

mempunyai akses dan mengadakan komunikasi yang

berkesinambungan dengan komite auditor dewan direksi. Struktur

organisasi ini membantu auditor agar tetap independen.

b. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah melaksanakan audit operasional yang

seringkali merupakan bagian dari pelaksanaan audit keuangan.

Auditor pemerintahan terdiri dari para akuntan dari Badan Pemeriksa

Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dahulu Direktorat Jenderal

Pengawasan Keuangan Negara (Departemen Keuangan). Auditor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

20

pemerintah biasanya memberi perhatian pada kedua macam

pemeriksaan baik untuk keuangan maupun audit operasional.

c. Auditor Eksternal

Pada waktu akuntan publik melakukan audit atas laporan

keuangan historis, sebagian dari audit itu biasanya terdiri dari

pengidentifikasian masalah-masalah operasional dan membuat

rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi klien audit. Rekomendasi itu

dapat dikatakan secara lisan, tetapi biasanya menggunakan surat

manajemen. Pengetahuan dasar mengenai bisnis klien yang dimiliki

auditor eksternal dalam melaksanakan audit seringkali memberikan

informasi yang berguna dalam memberikan rekomendasi-rekomendasi

operasional. Auditor yang mempunyai latarbelakang bisnis dan

pengalaman yang luas dengan perusahaan-perusahaan serupa akan

cenderung lebih efektif dalam membantu klien dengan rekomendasi

operasional yang relevan dibandingkan dengan yang tidak mempunyai

kualitas seperti itu.

7. Perbedaan Audit Operasional dan Audit Keuangan

Menurut Arens et al (2008: 842), perbedaan audit operasional dan

audit keuangan adalah:

a. Audit keuangan berorientasi pada masa lalu dan lebih menekankan

pada apakah informasi historis dicatat dengan benar. Sedangkan audit

operasional berorientasi menekankan pada efisiensi dan efektivitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

21

b. Dalam hal distribusi laporan, audit keuangan ditujukan kepada banyak

pemakai laporan keuangan dan didistribusikan secara detil. Sedangkan

laporan audit operasional sangat berbeda dari satu audit ke audit

lainnya karena keterbatasan distribusi operasional dan beragamnya

sifat audit untuk efisiensi dan efektivitas.

c. Pada keterlibatan bidang bukan keuangan, audit operasional

mencakup banyak aspek efisiensi dan efektivitas dalam sebuah badan

usaha. Audit keuangan dibatasi hanya pada hal-hal yang langsung

mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.

C. Perkreditan

1. Pengertian Kredit

Dalam UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam-meminjam antara

bank dengan pijak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan

atau pembagian hasil keuntungan.

2. Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Kasmir (2010: 100), tujuan pemberian kredit adalah

mencari keuntungan, membantu usaha nasabah, dan membantu

pemerintah. Dengan demikian tujuan kredit yang diberikan oleh suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

22

bank yang akan mengemban tugas sebagai agent of development adalah

untuk:

a. Mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan.

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya

guna menjamin terpenuhinya kebutuhan organisasi.

c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan

dapat memperluas usahanya

Menurut Kasmir (2010: 101), fungsi dari kredit untuk:

a. Meningkatkan daya guna uang.

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

c. Meningkatkan daya guna uang.

d. Meningkatkan peredaran barang.

e. Sebagai alat stabilisasi ekonomi.

f. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

g. Meningkatkan semangat usaha.

h. Meningkatkan hubungan internasional

3. Jenis-Jenis Kredit

Menurut Kasmir (2010: 103-106), jenis-jenis kredit yang diberikan

oleh bank umum untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis kredit yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

23

a. Kredit dibedakan berdasarkan tujuannya

1) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.

2) Kredit Produktif

Kredit yang diberikan untuk meningkatkan usaha atau produksi

atau investasi.

3) Kredit Perdagangan

Kredit yang diberikan kepada pedagang dan digunakan untuk

membiayai aktivitas perdagangannya seperti untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagang tersebut.

b. Kredit dibedakan berdasarkan jangka waktunya

1) Kredit Jangka Pendek

Kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja.

2) Kredit Jangka Menengah

Kredit yang berjangka waktu satu sampai tiga tahun dan biasanya

digunakan untuk melakukan investasi.

3) Kredit Jangka Panjang

Kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

24

c. Kredit dibedakan berdasarkan segi jaminannya

1) Kredit Tanpa Jaminan

Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

2) Kredit Jaminan

Kredit yang diberikan dengan menggunakan suatu jaminan.

Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud atau tidak

berwujud atau jaminan orang.

d. Kredit dibedakan berdasarkan kegunaanya

1) Kredit Modal Kerja

Kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank

untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga

dapat meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

2) Kredit Investasi

Kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh

suatu bank untuk melakukan investasi atau penanaman modal, yang

ditujukan untuk memperluas usahanya atau membangun

proyek/pabrik baru untuk keperluan rahabilitasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

25

4. Unsur-unsur Kredit

Unsur-unsur kredit menurut Suyatno (2003) adalah:

a. Kepercayaan

Adanya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang

diberikan kepada nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai

dengan jangka waktu dijanjikan.

b. Jangka Waktu

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan

pelunasannya, dimana jangka waktu tersebut sebelumnya telah

ditentukan terlebih dahulu, berdasarkan kesepakatan bersama.

c. Prestasi

Adanya objek berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat

tercapainya kesepakatan dalam perjanjian pemberian kredit antara

bank dengan nasabah debitur, berupa bunga atau imbalan.

d. Risiko

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan

pelunasannya memungkinkan adanya resiko dalam perjanjian kredit

tersebut. Untuk mencegah resiko tersebut diadakan peningkatan

agunan/jaminan yang dibebankan kepada debitur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

26

5. Prinsip Kredit

Prinsip-prinsip pemberian kredit didasarkan pada Pasal 1 UU No.

10 Tahun 1998 tentang perbankan kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan oleh bank

memiliki resiko, sehingga dalam memberikan kredit perlu

memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat dengan memberikan

jaminan kepada debitur. Sebelum kredit diberikan, bank harus melakukan

penilaian terlebih dahulu terhadap watak, modal, jaminan, dan prospek

usaha dari debitur.

Menurut Peraturan BI (nomor 8/24/PBI/2006), secara umum bank

wajib memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit

“The 5C Analisys Of Credit” yaitu:

a. Character

Merupakan data tentang calon debitur. Character ini untuk

mengetahui apakah nantinya calon debitur jujur dan berusaha untuk

memenuhi kewajibannya.

b. Capacity

Merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola

usahanya yang dapat dilihat dari pendidikan, pengalaman mengelola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

27

usahanya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola. Capacity ini

merupakan ukuran dari kemampuan untuk membayar.

c. Capital

Kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang

dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan laba rugi, struktur

permodalan, dan ratio-ratio keuntungan. Dari data ini bisa dinilai

apakah calon debitur memang layak diberikan pinjaman atau tidak.

d. Collateral

Jaminan yang mungkin dapat disita apabila ternyata calon

debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini

diperhitungkan di akhir jika ada kesangsian dalam pertimbangan-

pertimbangan lain.

e. Condition

Merupakan kondisi ekonomi yang dimiliki oleh usaha calon

debitur. Karena suatu usaha sangat tergantung pada kondisi

perekonomian.

6. Prosedur Pemberian Kredit Bank

Menurut Firdaus, Ariyanti (2009: 91-133), tahapan pemberian

kredit yaitu:

a. Persiapan Kredit (credit preparation)

Kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling

mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

28

terutama calon debitur baru, biasanya dilakukan melalui wawancara

atau cara-cara lain.

b. Analisis atau Penilaian Kredit (credit analysis/credit appraisal)

Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang

keadaan usaha atau proyek pemohon kredit.

c. Keputusan Kredit (Credit Desicion)

Atas dasar laporan hasil analisi kredit, maka pihak bank melalui

pemutus kredit, dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak

untuk diberi kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka

permohonan tersebut harus ditolak melalui surat penolakan, bila

permohonan layak untuk diberikan, maka dituangkan dalam surat

keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu.

d. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit (realization and administration

credit)

Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur)

menandatangani perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.

e. Supervisi Kredit & Pembinaan Debitur (credit supervision & follow

up)

Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan

debitur pada dasarnya adalah upaya pengamanan kredit yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

29

diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau/memonitor dan

mengikuti jalannya perusahaan (secara langsung atau tidak langsung),

serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar

perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga

pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula.

D. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Review penelitian terdahulu sangat berguna bagi penulis untuk

menambah informasi mengenai masalah yang akan penulis teliti. Review

penelitian ini memberikan rujukan mengenai daftar bacaan, teori, serta

pandangan dalam memahami permasalahan yang dihadapi.

Penelitian Admawarti (2006) yang berjudul audit operasional

pengelolaan dana program kompensasi subsidi bahan bakar minyak bidang

kesehatan, mengatakan bahwa struktur PT Bahtera Adiguna Cabang Padang

sudah cukup baik dengan adanya pemisahan tugas dan wewenang dari

masing-masing bagian dan adanya pengendalian internal yang baik dalam

perusahaan yang bisa dilihat dalam pelaksanaan prosedur kegiatan

perusahaan yaitu prosedur penjualan jasa perusahaan dan prosedur

penerimaaan uang jasa tersebut. Audit operasional pada PT ini terdiri dari 5

tahap yaitu tahap persiapan, tahap pemeriksaan pendahuluan, tahap

pemeriksaan lanjutan, laporan hasil pemeriksaan operasional, tindak lanjut

hasil audit. Semua rekomendasi yang diberikan oleh auditor internal, juga

telah ditanggapi ditindak lanjuti oleh pihak manajemen perusahaan. Berarti

kegiatan audit operasional telah dapat membantu meningkatkan efisiensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

30

dan efektivitas perusahaan. Penelitian ini menyatakan bahwa audit

operasional bisa menilai ketepatan dan pencapaian yang telah dilakukan dari

suatu instansi, serta dapat menentukan kelemahan dan kelebihan dari

kegiatan yang dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Prameswari (2008) yang berjudul

Audit operasional atas prosedur pemberian kredit untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pada PT BNI (Persero) Tbk wilayah 02 Padang,

menyimpulkan bahwa struktur organisasi sudah cukup baik, hal ini karena

pemisihan tugas dan wewenang dari masing-masing unit. Dengan adanya

pemimpin wilayah yang didukung oleh pemimpin wilayah yang

bertanggung jawab secara langsung terhadap pimpinan wilayah, dan

dilaksanakannya audit operasional ternyata dapat dilihat bahwa pemberian

kredit sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Selain itu audit operasional

dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi melalui saran dan rekomendasi

yang diberikan oleh auditor dengan catatan manajemen harus melakukan

tindak lanjut. Peran auditor tidak berhenti sampai disini tetapi auditor harus

memonitor perkembangan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah

dilakukan. Ini membuktikan bahwa auditor tidak hanya sebatas menemukan

masalah serta memberikan saran dan rekomendasi tetapi juga menekankan

bagaimana pemberian kredit sesuai dengan prosedur yang ada sehingga

pelaksanaan audit operasional terbukti dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi atas prosedur pemberian kredit. Metode penelitian dilakukan

dengan survey melalui wawancara, studi lapangan melalui observasi, studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

31

kepustakaan melalui memperbandingkan teori yang telah diperoleh dengan

kenyataan kemudian dianalisa.

Penelitian Satria (2009) menguji peranan audit operasional pada

fungsi pemasaran perusahaan manufaktur dengan menggabungkan alat

analisis data yaitu, Content Analisis (peran), Analisis Varian (realisasi

dengan anggaran), Analisis SWOT, Analisis Rasio Keuangan (profitabilitas

dan rentabilitas). Dari hasil penelitiannya, dapat ditemukan bahwa program-

program, kebijakan dan prosedur pemasaran yang dijalankan telah banyak

yang tercapai dalam batas waktu yang ditargetkan, meskipun tanpa

memperdulikan biaya yang dikeluarkan. Ditinjau dari segi kuantitas

penjualan, perusahaan telah menunjukkan perkembangan sehingga

perusahaan dapat dikatakan efektif. Penerapan Oracle System pada jaringan

prosedur yang membentuk sistem pemasaran, pembagian tugas, akses

otorisasi dan tanggung jawab yang jelas telah meningkatkan efisiensi fungsi

pemasaran. Penelitian yang telah dijelaskan diatas dapat memberikan

gambaran bagi penulis mengenai bagaimana peranan dan fungsi audit

operasional bagi perusahaan. Selain itu juga memberikan pengetahuan lebih

bagi penulis mengenai metode dan analisis yang dilakukan.

Penulis menggunakan perbandingan penelitian terdahulu dimaksudkan

untuk dijadikan bahan perbandingan karena adanya beberapa persamaan di

dalam penelitian dan mempelajari metode yang digunakan serta

membandingkan hasil penelitian yang telah peneliti terdahulu lakukan.

Namun disini objek yang diteliti berbeda, dimana objek yang dijadikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

32

penelitian oleh penulis adalah audit operasional kegiatan perkreditan pada

Bank Perkreditan Rakyat Madani Sejahtera Abadi, sedangkan objek dari

penelitian terdahulu adalah audit operasional pada perusahaan dan bank

yang berbeda.

E. Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999

Dalam rangka restrukturisasi perbankan nasional, telah dilaksanakan

beberapa langkah perbaikan antara lain berupa program rekapitalisasi

perbankan, penilaian terhadap pemilik dan pengurus bank, dan penyesuaian

beberapa ketentuan perbankan yang berhubungan dengan pelaksanaan

prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank. Berbagai langkah yang telah

dilaksanakan tersebut perlu terus dipantau tindak lanjutnya agar tetap sesuai

dengan tujuan yang diharapkan yaitu terciptanya sistem perbankan yang

sehat.

Selain peningkatan fungsi pengawasan bank oleh Bank Indonesia, dari

sisi intern di setiap bank perlu dilakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan

langkah-langkah perbaikan yang telah direncanakan serta untuk selalu

memastikan ketaatan bank terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku dibidang perbankan. Adapun tahapan audit operasional menurut

Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 adalah:

a. Persiapan Audit

1) Pendekatan auditor intern

2) Penetapan penugasan

3) Pemberitahuan audit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

33

4) Penelitian pendahuluan

b. Penyusunan Program Audit

1) Menyatakan tujuan audit

2) Menetapkan pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan audit

3) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan

4) Mengidentifikasi aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang harus

diuji

c. Pelaksanaan Penugasan Audit

1) Proses audit

2) Pengumpulan bukti audit

3) Evaluasi hasil audit

d. Pelaporan Hasil Audit

1) Pembuatan laporan yang harus memenuhi standar pelaporan

2) Penyusunan materi laporan secara lengkap dan jelas

3) Proses penyampaian laporan

4) Penyampaian laporan

e. Tindak Lanjut Hasil Audit

1) Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut

2) Analisis kecukupan tindak lanjut

3) Pelaporan tindak lanjut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

34

F. Kerangka Pemikiran

Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran yang cukup

penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini bisa dilihat

melalui definisi perbankan sebagaimana tercantum dalam UU No. 10 tahun

1998 pasal 1 ayat 2 tentang perbankan, di mana fungsi bank dapat

dijabarkan dalam 3 hal, sebagai berikut.

1. Bank sebagai penghimpun dana, yaitu bank menyimpan dana dari

masyarakat dalam berbagai bentuk simpanan.

2. Bank sebagai penyalur dana, yaitu bank menyalurkan dana dalam bentuk

kredit atau pinjaman kepada masyarakat.

3. Bank melaksanakan berbagai jasa yang diperlukan masyarakat dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kredit merupakan asset bank yang memiliki risiko (risk asset) karena

asset tersebut dikuasai pihak luar yaitu pihak debitur dan dana yang

dipergunakan bank untuk dipinjamkan sebagian besar merupakan titipan

masyarakat yang berbentuk deposito, tabungan, dan giro. Oleh karena itu

Bank harus berusaha keras mengelola asset tersebut agar kualitas kredit

menjadi sehat dalam arti produktif sehingga bank dapat menjamin

keamanan dana masyarakat yang telah disimpan di bank dan juga dapat

memberikan kontribusi pendapatan yang besar bagi bank.

Dalam aktivitas perkreditan, pengambilan keputusan dalam

menentukan disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit adalah langkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

35

terakhir dari tahap penyeleksian dan merupakan awal dari pelaksanaan atau

realisasi kredit apabila permohonan kredit disetujui. Dalam hal ini

manajemen akan sangat berperan, karena pengambilan keputusan mengenai

pemberian kredit dilakukan oleh manajemen. Bank harus berusaha

meminimalisir risiko munculnya kredit bermasalah dengan jalan menjaga

mutu kredit yang disalurkan. Untuk memastikan bahwa kegiatan operasional

bank khususnya pemberian kredit telah berjalan dengan baik dan tepat

sasaran sekaligus memberikan perbaikan atas segala kekurangan, maka bank

perlu melakukan suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasional yang

dijalankan salah satunya melalui audit operasional.

Berdasarkan uraian diatas terbentuklah suatu kerangka pemikiran

yang nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan penelitian, dapat dilihat

pada gambar 2.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

36

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Analisis Audit Operasional

terhadap Prosedur Pemberian Kredit

BANK

Fungsi Bank:

1. Penghimpun dana

2. Penyalur dana

3. Melaksanakan berbagai jasa

lainnya yang diperlukan

masyarakat

Pemberian Kredit

Audit Operasional

Indikator:

1. Persiapan Audit

2. Penyusunan Program Audit

3. Pelaksanaan Penugasan Audit

4. Pelaporan Hasil Audit

5. Tindak Lanjut Hasil Audit

Pemberian Kredit

Indikator:

1. Prosedur pemberian kredit

2. Prinsip penilaian permohonan

kredit

Analisis Audit Operasional terhadap Prosedur Pemberian Kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

37

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Menurut Asep

(2009: 21), studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali

suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program,

event, proses, institusi, atau kelompok sosial), serta mengumpulkan

informasi yang rinci dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan

data selama suatu periode tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian:

Mei - Juli 2015

2. Tempat Penelitian:

BPR Madani Sejahtera Abadi

Jl. C. Simanjuntak 26, Terban, Yogyakarta 55223

C. Subjek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Penelitian:

Karyawan yang terkait proses pemberian kredit.

2. Obyek Penelitian :

a. Hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait.

b. Hasil checklist audit operasional pada karyawan bagian kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

38

D. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama atau

yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti. Sebagai contoh jawaban

dari pertanyaan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak yang

berwenang untuk memberikan data dan informasi dalam pengumpulan data

yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, data primer yang

dikumpulkan penulis adalah hasil wawancara dengan auditor internal kredit

dan karyawan bagian kredit.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh sehubungan dengan

perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti struktur organisasi

perusahaan, sejarah perusahaan, dan data kelengkapan lainnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan

langsung mengenai keadaan perusahaan dan prosedur pemberian kredit,

khususnya kepada pimpinan dan karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat

Madani Sejahtera Abadi yang dilakukan secara formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

39

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari dokumen, berkas, atau catatan yang berhubungan dengan

obyek penelitian seperti gambaran umum perusahaan, sejarah dan

perkembangan perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas, surat

permohonan kredit, analis kredit, surat keputusan kredit, bukti pencairan

kredit, dan bukti jaminan atas perjanjian kredit.

F. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama tentang apakah

pelaksanaan kegiatan audit operasional terhadap prosedur pemberian

kredit yang dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi telah sesuai

dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999, yaitu dilakukan

berdasarkan penjabaran pelaksanaan audit operasional pada BPR Madani

Sejahtera Abadi sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaannya kemudian

penulis menganalisis kesesuaian pelaksanaan auditdengan Peraturan

Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999. Berikut adalah format penilaian yang

akan digunakan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

40

Tabel 3.1 Analisis Pelaksanaan Audit Operasional terhadap Prosedur

Pemberian Kredit yang Dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera

Abadi dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999

NO Peraturan Bank Indonesia

No. 1/6/PBI/1999

Praktik yang Dilakukan BPR

Madani Sejahtera Abadi

Sesuai/Tidak Sesuai

Ket

1

Persiapan Audit a. Pendekatan Auditor Intern b. Penetapan Penugasan c. Pemberitahuan Audit d. Penelitian Pendahuluan

2

Penyusunan Program Audit a. Merupakan Dokumentasi

Prosedur bagi Auditor Intern dalam Mengumpulkan, Menganalisis, Menginterpretasikan, dan Mendokumentasikan Informasi Selama Pelaksanaan Audit

b. Menyatakan Tujuan Audit c. Menetapkan Pengujian

yang Diperlukan Guna Mencapai Tujuan Audit

d. Menetapkan Jangka Waktu Pemeriksaan

e. Mengidentifikasi aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang harus diuji

3

Pelaksanaan Penugasan Audit a. Proses Audit b. Pengumpulan Bukti Audit c. Evaluasi Hasil Audit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

41

4

Pelaporan Hasil Audit a. Pembuatan Laporan yang

harus Memenuhi Standar Pelaporan

b. Penyusunan Materi Laporan secara Lengkap dan Jelas

c. Proses Penyampaian Laporan

d. Penyampaian Laporan

5

Tindak Lanjut Hasil Audit a. Pemantauan atas

Pelaksanaan Tindak Lanjut b. Analisis Kecukupan Tindak

Lanjut c. Pelaporan Tindak Lanjut

2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua tentang apakah pelaksanaan

pemberian kredit pada BPR Madani Sejahtera Abadi telah sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, yaitu dengan mengamati praktik yang dilakukan

kemudian menganalisis kesesuaian pelaksanaan dengan standar yang

telah ditetapkan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi. Berikut adalah

format penilaian yang akan digunakan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

42

Tabel 3.2 Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pemberian Kredit

di BPR Madani Sejahtera Abadi dengan Prosedur/Ketentuan

No Ketentuan Ya Tidak Ket

A Tahap Permohonan

1

Surat pengajuan permohonan kredit

dilakukan langsung oleh calon nasabah,

tidak melalui pihak ketiga lainnya/broker.

2

Surat permohonan diajukan secara tertulis

oleh calon debitur diantaranya

mencantumkan secara jelas tujuan surat,

tanggal surat, data calon debitur, dan

maksud permohonan.

3

Surat permohonan kredit sebelum dianalisa

telah mendapatkan petunjuk/pengarahan

terlebih dahulu oleh pimpinan Divisi

Administrasi Kredit.

4

Setiap penerimaan permohonan dicatat

pada buku registrasi dan diberikan nomor

register, untuk tindak lanjut atas surat

permohonan tersebut.

5

Bank memeriksa legalitas permohonan

kredit.

- Sebagai subjek hukum

- Izin usahanya

- Tidak termasuk daftar hitam Bank

Indonesia Daftar Kredit Macet di

Indonesia.

6

Legalitas permohonan kredit telah benar.

- Pemohon diajukan dan mendapat izin

dari Analis Kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

43

No Ketentuan Ya Tidak Ket

B Tahap Analisis Kelayakan Kredit

1 Inspeksi dilaksanakan untuk pemohon

kredit yang bersangkutan.

2

Meneliti dan menilai tentang kebutuhan

modal, penyediaan dana sendiri oleh

debitur, rencana penarikan kredit, jadwal

angsuran, dan penghitungan kelayakan

usaha.

3

Analisis harus dilakukan secara sistematis,

dan diserahkan kepada Divisi Legalisasi

dan Realisasi.

4

Hasil analisis merupakan dasar pemutusan

pemberian kredit oleh Divisi Legalisasi

dan Realisasi.

C Tahap Pemeringkatan Kredit

1

Melakukan pemeringkatan kredit dengan

berpedoman pada Keputusan Direksi

tentang Pedoman Pelaksanaan Manajemen

Risiko Kredit.

2

Melaporkan secara tertulis apabila

ditemukan masalah yang nantinya akan

menimbulkan risiko kredit.

3

Hasil pemeringkatan kredit menjadi dasar

pertimbangan keputusan kredit oleh Divisi

Legalisasi dan Realisasi atas permohonan

kredit calon debitur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

44

No Ketentuan Ya Tidak Ket

D Tahap Keputusan Kredit

1

Pemutusan pemberian kredit dilakukan

atas dasar ketentuan kelayakan kredit yang

berlaku.

2

Pemutusan pemberian plafond per nasabah

sesuai dengan ketentuan kelayakan kredit

yang berlaku untuk tiap jenis kredit.

3 Keputusan kredit yang disetujui harus

disertai dengan syarat-syarat kredit.

4

Keputusan kredit yang ditolak disampaikan

kepada calon debitur secara tertulis dengan

memberikan alasan yang jelas dan

bijaksana.

E Tahap Perjanjian Kredit

1

Penandatanganan perjanjian kredit beserta

seluruh perjanjian tuntutannya,

dilaksanakan setelah debitur

menandatangani Surat Persetujuan

Pemberian Kredit (SPPK).

2

Surat Persetujuan Pemberian Kredit

(SPPK) dengan materai diserahkan

kembali ke pihak Bank.

3

Nominal kredit yang relatif besar atau

permasalahan hukum yang cukup

kompleks, maka perjanjian kredit

dilakukan secara Notarial Akta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

45

No Ketentuan Ya Tidak Ket

4

Dokumen perjanjian kredit dibuat minimal

rangkap dua, dengan penggunaan satu

rangkap untuk bank dan satu rangkap

untuk debitur.

F Tahap Realisasi Kredit

1

Penarikan kredit dapat dilaksanakan

setelah debitur menandatangani Surat

Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK)

diatas materai.

2

Debitur menandatangani perjanjian kredit

berikut tuntutannya dan melengkapi

dokumen yang dipersyaratkan oleh pihak

Bank.

3

Pembebanan biaya yang timbul atas

perjanjian kredit seperti biaya provisi,

biaya supervisi, premi asuransi, biaya

administrasi dan biaya lainnya

dilaksanakan pada saat realisasi kredit.

G Tahap Pembukuan

1

Pencatatan transaksi atas pelaksanaan

pemberian kredit dilaksanakan sesuai

Pedoman Sandi Pembukuan Intern Bank.

2

Segala transaksi harus dibukukan yaitu

transaksi realisasi kredit, penerimaan

provisi, biaya supervisi, penerimaan biaya

administrasi kredit, penerimaan bunga,

penerimaan denda, penerimaan angsuran

pokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

46

No Ketentuan Ya Tidak Ket

H Tahap Dokumentasi Kredit

1

Administrasi Kredit mendokumentasikan

perjanjian kredit, dokumen yang berkaitan

dengan realisasi kredit, dokumen yang

terkait dalam legalisasi dan realisasi kredit,

supervisi kredit dan pelaporan kredit.

2

Map-map kredit disimpan secara aman dan

sistematis sehingga mudah untuk diambil

dan dikembalikan.

3

Bila ada perubahan-perubahan data

nasabah, apakah sudah disampaikan

kepada Administrasi Kredit.

I Supervisi dan Pelaporan

1

Supervisi dilaksanakan langsung ke

lapangan atau ke tempat/lokasi objek

pembiayaan.

2

Minimal supervisi dilaksanakan pada awal

setelah kredit direalisir, pada setiap

terjadinya transaksi penggunaan dana

kredit selanjutnya, dan supervisi rutin

sesuai kebutuhan.

3 Melakukan evaluasi laporan rutin

perkembangan usaha yang dibuat debitur.

4

Membuat laporan kunjungan di awal usaha

atau awal realisasi kredit dan laporan

kunjungan rutin.

5 Laporan pengawasan di simpan dalam

arsip kredit debitur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah BPR Madani Sejahtera Abadi

PT BPR Madani Sejahtera Abadi berdiri diawali dengan

pengambilalihan KBPR Bank Pasar Gedongkiwo yang beralamat di

Condronegaran MJ I/953, kelurahan Gedongkiwo, Kecamatan Mantrijeron,

Kota Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 26 September 2005 sebagaimana

persetujuan Bank Indonesia melalui surat No. 7/572/DPBPR/IDBPR/Yk,

tanggal 31 Agustus 2005, dilakukan relokasi kantor yang baru yang

berlokasi di Jl. Prof. Ir. Herman Yohanes No. 1062, Kecamatan

Gondokusuman, Kodya Yogyakarta.

Selanjutnya, dalam rangka mengembangkan kegiatan operasional

yang semakin menjawab tuntutan profesionalitas kerja dan persaingan

industri bisnis perbankan, bentuk Badan Hukum Koperasi ini

diubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian No. 14,

tanggal 06 Mei 2006 dan bernama PT BPR Gedongkiwo sesuai keputusan

Depkumham No. c-24083 HT 01.01.TH 2006 tanggal 16 Agustus 2006.

Pada akhirnya pada tanggal 4 April 2007, nama PT BPR Gedongkiwo

diubah dengan nama baru PT BPR Madani Sejahtera Abadi, sesuai

keputusan Depkumham No. w22-0024.HT.01.04 TH 2007.

Sebagai wujud komitmen manajemen dalam mengembangkan

bisnis perbankan serta memberikan pelayanan yang semakin baik bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

48

masyarakat, para stakeholder secara luar biasa memutuskan untuk

melakukan investasi pembelian tanah dan membangun gedung kantor baru

yang berlokasi di Jl. C. Simanjuntak No. 26 Yogyakarta, dengan alasan

pemilihan tempat tersebut yang dinilai sangat strategis. Akhirnya pada

tanggal 16 Januari 2008, dengan persetujuan Bank Indonesia Yogya

berdirilah BPR Madani Sejahtera Abadi di Jl. C. Simanjuntak No. 26

Yogyakarta.

B. Visi dan Misi BPR Madani Sejahtera Abadi

1. Visi

Menjadi “Smart Banking” BPR terbaik di Yogyakarta.

2. Misi

a. Terciptanya Good Corporate Governance

b. Menjalankan bisnis perbankan secara prudent

c. Menjadi partner bisnis bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah,

untuk menunjang peningkatan ekonomi rakyat.

d. Memberikan pelayanan prima untuk memuaskan nasabah.

e. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-

pihak yang berkepentingan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

49

C. Struktur Organisasi BPR Madani Sejahtera Abadi

Dalam membentuk organisasi yang baik diperlukan perumusan

organisasi dan pembagian tugas serta wewenang yang dapat

dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan

hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada organisasi atau

perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan tanggungjawab

kerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi dan aktivitas

dibatasi. Dengan demikian kegiatan yang beraneka ragam dalam perusahaan

disusun secara teratur sehingga tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan

dapat dicapai dengan baik.

Bentuk struktur organisasi Bank Perkreditan Rakyat Madani Sejahtera

Abadi adalah line and staff organization. Struktur organisasi digambarkan

dalam bentuk bagan yang memperlihatkan hubungan-hubungan dan garis

wewenang yang ada sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

50

STRUKTUR ORGANISASI

BPR. MADANI SEJAHTERA MADANI

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPR Madani Sejahtera Abadi

KOMISARIS

DIREKSI

MANAJER

DIVISI DANA

DIVISI ADMINISTRASI

KREDIT

DIVISI MANAJEMEN RESIKO

Staff Divisi Dana Legalisasi &

Realisasi

Analis Kredit

Pelaporan

Remedial

CABANG GEDONG KUNING

Divisi Operasional

Divisi Pemasaran

CS, Teller, Adm

K. UMKM

KPG & K.

Pensiunan

Driver & OB

Penagihan & Supervisi Kredit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

51

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPR Madani Sejahtera Abadi

SAT. PENGAWAS INTERNAL

MANAJER OPERASIONAL

BAG. AKUNTANSI BAG. IT BAG. UMUM

Accounting Operator IT HRD & Personalia

Umum & RT

Sekretaris

Satpam, Driver, OB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

52

D. Struktur Organisasi Kredit

Pada BPR Madani Sejahtera Abadi, terdapat dua jenis kredit yaitu

kredit komersil dan kredit personal. Kredit personal merupakan jenis kredit

konsumsi yaitu jenis kredit yang bukan diperuntukkan untuk tujuan usaha

melainkan untuk tujuan konsumsi seperti Kredit Rumah Bersinar (KRB) dan

Kredit Umum (KU), sedangkan kredit komersil merupakan kredit yang

disalurkan untuk kegiatan usaha nasabah. Kredit komersil ini, kemudian

digolongkan lagi menjadi beberapa jenis kredit seperti Kredit Modal Kerja

(KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adapun

struktur organisasi kredit adalah:

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Kredit

PIMPINAN

DIVISI ADMINISTRASI KREDIT

DIVISI MANAJEMEN RESIKO

Legalisasi & Realisasi

Remedial

Analis Kredit Penagihan & Supervisi Kredit

Pelaporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

53

Di dalam kegiatan perkreditan, struktur yang terkait dalam kegiatan

perkreditan adalah:

1. Pimpinan Cabang

Pimpinan cabang adalah pejabat struktural yang ditetapkan Direksi

untuk memimpin kantor cabang dalam melaksanakan bisnis dan

operasional bank serta tugas-tugas lainnya yang bersifat mewakili

Direksi di wilayah kerja kantor cabang. Kegiatan bisnis kantor cabang

mencakup kegiatan penghimpunan dana, pemberian kredit dan pelayanan

jasa perbankan lainnya.

Di dalam bidang kegiatan perkreditan, pemimpin cabang berwenang:

a. Menyetujui pemberian kredit dan perpanjangan kredit.

b. Menyetujui penilaian dan penetapan nilai agunan kredit berdasarkan

usul pejabat penilai agunan.

c. Menyetujui pencairan kredit yang telah ditandatangani dengan

nasabah.

d. Menyetujui penggantian atau penarikan sebagian agunan kredit sesuai

batasan yang ditetapkan Direksi.

e. Meyetujui pemberian keringanan bunga dan atau denda tunggakan

sesuai batas kewenangan yang ditetapkan Direksi.

f. Memberikan teguran dan atau peringatan tertulis kepada nasabah

kredit yang lalai atau tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

54

g. Menandatangani surat perjanjian, surat pernyataan, laporan dan

dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan pemberian,

perpanjangan, pengawasan, dan penyelesaian kredit kantor cabang.

2. Pimpinan Divisi Administrasi kredit

a. Menandatangani surat-surat yang ditujukan kepada calon nasabah

sehubungan dengan kelengkapan dokumen, persyaratan-persyaratan

dan informasi-informasi lain dalam proses realisasi kredit calon

nasabah.

b. Menandatangani surat-surat yang ditujukan kepada nasabah

sehubungan dengan pemberitahuan kewajiban pokok dan bunga

pinjaman, jatuh tempo kredit atau angsuran pokok kredit, jatuh tempo

premi asuransi, jatuh tempo perizinan jatuh tempo kartu identitas diri

nasabah dan sejenisnya.

c. Menandatangani nota debet, nota kredit dan nota debit kredit yang

menjadi beban dan atau dibukukan ke dalam rekening nasabah kredit.

d. Menandatangani rincian laporan-laporan perkreditan yang

disampaikan kepada internal kantor cabang dan kantor pusat serta

pihak lain yang berkepentingan.

e. Menandatangani dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

rekomendasi kredit, dan taksasi agunan kredit.

3. Pimpinan Seksi Legalisasi dan Realisasi

Pimpinan Seksi Legalisasi dan Realisasi adalah pejabat struktural

yang ditetapkan Direksi bertanggung jawab kepada pimpinan cabang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

55

melalui wakil pimpinan cabang dalam bidang pelaksanaan operasional

Realisasi dan Legalisasi pada kantor cabang. Wewenang Pimpinan Seksi

Legalisasi dan Realisasi dalam bidang perkreditan adalah:

a. Menandatangani surat-surat yang ditujukan kepada calon debitur

sehubungan dengan kelengkapan dokumen, persyaratan-persyaratan

dan informasi-informasi lain dalam proses realisasi kredit calon

nasabah.

b. Menandatangani surat-surat yang ditujukan kepada nasabah

sehubungan dengan pemberitahuan kewajiban pokok dan bunga

pinjaman, jatuh tempo kredit atau angsuran pokok kredit, jatuh tempo

premi asuransi, jatuh tempo perizinan jatuh tempo kartu identitas diri

nasabah dan sejenisnya.

c. Menandatangani nota debet, nota kredit dan nota debit kredit yang

menjadi beban dan atau dibukukan ke dalam rekening nasabah kredit.

d. Menandatangani rincian laporan-laporan perkreditan yang

disampaikan kepada internal kantor cabang dan kantor pusat serta

pihak lain yang berkepentingan.

e. Menandatangani dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

rekomendasi kredit, dan taksasi agunan kredit.

4. Pimpinan Divisi Penagihan dan Supervisi Kredit

Pimpinan divisi penagihan dan supervisi kredit adalah pejabat

struktural yang ditetapkan Direksi bertanggung jawab kepada pimpinan

cabang melalui wakil pimpinan cabang dalam bidang pelaksanaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

56

operasional penagihan dan supervisi kredit. Wewenang pimpinan divisi

penagihan dan supervisi kredit dalam bidang perkreditan adalah:

a. Menandatangani surat-surat yang ditujukan kepada calon debitur

sehubungan dengan kelengkapan dokumen, persyaratan-persyaratan

dan informasi-informasi lain dalam proses penagihan dan supervisi

kredit calon nasabah.

b. Menandatangani surat-surat yang ditujukan kepada nasabah

sehubungan dengan pemberitahuan kewajiban pokok dan bunga

pinjaman, jatuh tempo kredit atau angsuran pokok kredit, jatuh tempo

premi asuransi, jatuh tempo perizinan jatuh tempo kartu identitas diri

nasabah dan sejenisnya.

c. Menandatangani nota debet, nota kredit dan nota debit kredit yang

menjadi beban dan atau dibukukan ke dalam rekening nasabah kredit.

d. Menandatangani rincian laporan-laporan perkreditan yang

disampaikan kepada internal kantor cabang dan kantor pusat serta

pihak lain yang berkepentingan.

e. Menandatangani dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

rekomendasi kredit, dan agunan kredit.

5. Pimpinan Divisi Pelaporan

Pimpinan Seksi pelaporan adalah pejabat struktural yang ditetapkan

Direksi dan bertanggung jawab kepada pimpinan cabang melalui wakil

pimpinan cabang dalam bidang pelaksanaan operasional pelaporan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

57

kantor cabang. Wewenang pimpinan divisi pelaporan dalam bidang

perkreditan adalah:

a. Menandatangani rincian laporan-laporan perkreditan yang

disampaikan kepada internal kantor cabang dan kantor pusat serta

pihak lain yang berkepentingan.

b. Akses ke dalam program aplikasi OLIBS untuk melaksanakan fungsi-

fungsi core banking yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab pimpinan divisi pelaporan sesuai batasan yang

ditetapkan yang berwenang.

c. Akses ke tempat penyimpanan file nasabah dan dokumen-dokumen

penting yang berkaitan dengan pemberian kredit dalam rangka

pelaksanaan tugas pimpinan divisi pelaporan.

6. Analis Kredit

Analis Kredit adalah petugas pelaksana yang bertanggung jawab

kepada pimpinan cabang/wakil pimpinan cabang bidang kredit melalui

pimpinan divisi manajemen resiko dan dalam melaksanakan tugas-tugas

pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung

jawabnya di kantor cabang. Dalam kegiatan perkreditan analis kredit

memiliki tugas pokok yaitu:

a. Mempersiapkan rekomendasi atas permohonan kredit yang diajukan

kepada kantor cabang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

58

b. Mempersiapkan rekomendasi atas perpanjangan atau restrukturisasi

Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi yang diajukan nasabah kepada

kantor cabang.

c. Mempersiapkan rekomendasi yang berkaitan dengan

penarikan/penukaran sebagian agunan Kredit, pemberian keringanan

bunga, penghapusbukuan kredit macet, hapus tagih kredit dan lain

sejenisnya di kantor cabang.

d. Melakukan taksasi atas agunan kredit bersama-sama dengan petugas

atau pejabat yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

7. Loan Officer

Loan officer adalah petugas pelaksana yang bertanggung jawab

kepada pimpinan cabang/wakil pimpinan cabang bidang kredit melalui

pimpinan divisi manajemen resiko dalam melaksanakan tugas-tugas

pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung

jawabnya di bidang pemberian kredit. Tugas pokok loan officer dalam

pelaksanaan perkreditan adalah:

a. Memasarkan produk-produk kredit kepada masyarakat dalam wilayah

kerja kantor cabang.

b. Mempersiapkan rekomendasi atas permohonan kredit yang diajukan

nasabah kepada kantor cabang.

c. Mempersiapkan rekomendasi atas perpanjangan atau restrukturisasi

kredit modal kerja, kredit investasi yang diajukan nasabah kepada

kantor cabang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

59

d. Mempersiapkan rekomendasi yang berkaitan dengan

penarikan/penukaran sebagian agunan kredit, pemberian keringanan

bunga, penghapusbukuan kredit macet, hapus tagih kredit dan lain

sejenisnya di kantor cabang.

e. Melakukan taksasi agunan kredit bersama-sama dengan petugas atau

pejabat yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

f. Mensupervisi perkembangan usaha nasabah dan kelancaran

pemenuhan kewajiban nasabah kepada bank.

g. Melakukan kunjungan penagihan dan penyelesaian kredit kepada

nasabah yang tidak memenuhi kewajiban kreditnya kepada kantor

cabang.

8. Petugas Administrasi Kredit

a. Mempersiapkan surat-surat pemberitahuan keputusan kredit seperti surat

pemberitahuan persetujuan kredit atau surat penolakan kredit untuk

disampaikan kepada pemohon kredit.

b. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan realisasi

kredit mencakup perjanjian kredit berikut perjanjian turutannya serta

warkat-warkat realisasi kredit berupa kuitansi/nota-nota.

c. Melaksanakan proses realisasi kredit berupa penandatanganan perjanjian

kredit berikut perjanjian turutannya oleh nasabah dan pejabat berwenang,

penandatanganan kuitansi realisasi kredit oleh nasabah, penandatanganan

nota-nota pembebanan biaya sehubungan dengan realisasi kredit oleh

pejabat bank, serta pengikatan agunan kredit sesuai ketentuan yang

berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

60

d. Menyerahkan kepada nasabah dokumen-dokumen perjanjian kredit

berikut dokumen perikatan turutanya serta warkat-warkat yang berkaitan

dengan realisasi kredit.

e. Melakukan entry data dan transaksi ke dalam OLIBS sehubungan dengan

adanya realisasi atau perpanjangan kredit.

f. Melayani nasabah kredit yang memerlukan pinjaman dokumen

perikatan/agunan dan sejenisnya serta melayani pihak berkepentingan

seperti auditor/pemeriksa dan lainnya yang memerlukan peminjaman

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

pemberian kredit.

g. Memonitor jatuh tempo angsuran pokok kredit, jatuh tempo masa berlaku

kartu identitas nasabah, dokumen perizinan nasabah, asuransi barang

agunan dan sejenisnya serta mengkomunikasikannya kepada petugas dan

pejabat terkait untuk menindaklanjutinya.

h. Melakukan penggantian data nasabah dalam program aplikasi OLIBS

setiap terjadi perubahan data nasabah.

i. Mengadministrasikan, menyimpan dan mengamankan seluruh file

nasabah serta dokumen-dokumen, warkat-warkat dan laporan-laporan

yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pemberian kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

61

E. Pelaksana Audit Operasional pada BPR Madani Sejahtera Abadi.

Struktur Organisasi Divisi Pengawasan:

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Divisi Pengawasan

Audit operasional dilaksanakan sepenuhnya oleh Divisi Pengawasan

BPR Madani Sejahtera Abadi. Divisi Pengawasan secara berada di bawah

Direktur Utama, sehingga auditor internal mempunyai kedudukan khusus

dalam perusahaan, yaitu merupakan yang independen dan bertanggung

jawab langsung kepada Direktur Utama dan mempunyai hubungan

fungsional dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit di dalam

melaksanakan aktivitasnya. Auditor internal bersifat independen dalam

melaksanakan aktivitas audit, artinya tidak terlibat langsung dalam aktivitas

operasional perusahaan yang dapat menghambat independensinya. Adapun

yang menjadi tugas Divisi Pengawasan BPR Madani Sejahtera Abadi adalah

membantu Direktur Utama dalam melaksanakan tugas-tugas pengendalian

manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan, melalui:

DIREKTUR UTAMA

Perencanaan, Monitoring,

Evaluasi

Pengawasan Pemasaran

Pengawasan Operasi

Pengawasan Teknologi

DIVISI PENGAWASAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

62

1. Pengawasan terhadap kecukupan dan kehandalan penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern pada setiap lini organisasi dengan alasan:

a. Harta kekayaan bank meliputi asset, catatan dan dokumen terjaga

dengan aman.

b. Tersedianya laporan yang lebih akurat.

c. Terjadinya peningkatan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

d. Terjadinya pengurangan dampak keuangan/kerugian, penyimpangan

termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

e. Terdapat peningkatan efektivitas organisasi dan efisiensi biaya.

2. Pengawasan terhadap penyelenggaraan Sistem Pengendalian Manajemen

Risiko di setiap lini organisasi bank untuk:

a. Meningkatkan shareholder value.

b. Memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai

kemungkinan kerugian Bank di masa datang, meningkatkan metode

dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan

atas ketersediaan informasi.

c. Digunakan sebagai dasar pengukuran yang lebih akurat mengenai

kinerja bank.

d. Menilai risiko yang melekat pada instrument atau kegiatan usaha

Bank dan terciptanya infrastruktur manajemen risiko yang kokoh

dalam rangka meningkatkan daya saing bank.

3. Melakukan pemeriksaan berdasarkan norma-norma dan pedoman

pemeriksaan dengan memperhatikan profesionalisme, kedudukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

63

organisasi pemeriksaan, wewenang dan tanggung jawab sebagaimana

diatur dalam Kode Etik Auditor Intern dan Piagam Audit.

4. Memfasilitasi Auditor Eksternal yang melakukan pemeriksaan terhadap

aktivitas bank dan memastikan saran dan rekomendasi oleh auditor

ekstern tersebut ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.

Jadi Divisi Pengawasan bertugas dan bertanggung jawab untuk

membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan

pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan,

pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit serta menjamin adanya

pengelolaan yang sehat dan memadai pada semua tingkatan manajemen di

seluruh BPR Madani Sejahtera Abadi sehingga dalam menjalankan

tugasnya, Divisi Pengawasan berwenang mengakses semua fungsi catatan,

properti dan karyawan bank sesuai penugasan audit tanpa dibatasi oleh

pihak manapun. Hal ini juga mengakibatkan auditor internal dapat

memberikan pendapat dengan bebas tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak

manapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

64

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Pelaksanaan Audit Operasional terhadap Prosedur Pemberian

Kredit yang Dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi.

Auditor internal sebagai pelaksana audit operasional pada BPR

Madani Sejahtera Abadi membantu pihak manajemen dalam usaha

mencapai efektivitas kegiatan operasional, selain itu kegiatan ini

dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin berbagai kemungkinan

penyimpangan atau kelemahan yang mungkin ditemukan. Kegiatan yang

dilakukan auditor internal pada tahap persiapan audit adalah pendekatan

auditor intern, penetapan penugasan dengan dikeluarkannya surat

penugasan yang menetapkan ketua, anggota tim audit, waktu yang

diperlukan serta tujuan audit, kemudian dilakukan pemberitahuan audit

dan penelitian pendahuluan.

a. Persiapan Audit

1) Pendekatan Auditor Intern

Pada pelaksanaannya tahapan pendekatan auditor internal

sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999di

tahapan persiapan audit yaitu memperhatikan aspek-aspek teknis

seperti cara dan penetapan sampling, teknik pengujian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

65

dilakukan, minimal bukti audit yang diperlukan dan cara

mendapatkannya.

2) Penetapan Penugasan

Penetapan penugasan disampaikan oleh kepala Divisi

Pengawasan kepada ketua dan tim audit dalam bentuk surat

penugasan, yang antara lain menetapkan ketua dan anggota tim

audit, waktu yang diperlukan serta tujuan audit. Jumlah tim audit

yang ditugaskan dalam pemeriksaan kredit adalah tiga orang

auditor yang terdiri dari ketua tim, satu orang auditor untuk

pemeriksaan kredit komersil dan satu orang auditor untuk

pemeriksaan kredit personal. Waktu yang dibutuhkan dalam

melaksanakan audit adalah selama 4 hari, pelaksanaan pada tahap

ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.

1/6/PBI/1999 di tahapan persiapan audit.

3) Pemberitahuan Audit

Pelaksanaan pemeriksaan kredit dilengkapi dengan surat

pemberitahuan audit yang disampaikan kepada BPR Madani

Sejahtera Abadi sebelum audit dilaksanakan. Dalam surat

pemberitahuan tersebut antara lain mengemukakan:

a) Penegasan kembali wewenang auditor internal kredit untuk

melakukan audit kredit sebagaimana telah ditetapkan pada

Internal Audit Charter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

66

b) Rencana pertemuan awal dengan kepala satuan kerja Auditee,

yang dimaksudkan untuk menjelaskan tujuan audit serta

sekaligus mendapatkan penjelasan dari kepala satuan kerja

Auditee mengenai kegiatan dan fungsi dari satuan kerja Auditee.

c) Susunan ketua dan anggota tim.

d) Informasi yang diperlukan.

Selanjutnya kepala satuan kerja auditee dalam hal ini BPR

Madani Sejahtera Abadi meneruskan kepada pejabat bawahannya

sebagai pemberitahuan akan dilakukan audit oleh Auditor Internal

kredit dan instruksi untuk mempersiapkan data/informasi serta

dokumen yang diperlukan. Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah

sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada

tahap persiapan audit.

4) Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengenal dan

memahami setiap kegiatan atau fungsi auditee secara umum supaya

audit dapat difokuskan pada hal-hal yang strategis sehingga auditor

dapat merumuskan tujuan audit secara lebih jelas. Dalam tahap ini

auditor internal kredit melakukan pemahaman aspek-aspek dari

auditee antara lain fungsi, struktur organisasi kredit, wewenang dan

tanggung jawab pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan kredit,

kebijakan kredit, sistem dan prosedur operasional kredit, aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

67

legal dan ketentuan lainnya. Pada tahap ini, prosedur yang

dijalankan auditor internal kredit adalah:

a) Memahami struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi-fungsi

pada unit kerja kredit.

b) Memahami wewenang dan tanggung jawab dari pemimpin

cabang, pemimpin bagian administrasi kredit, pemimpin seksi

legalisasi dan realisasi, pemimpin seksi penagihan dan supervisi

kredit, pemimpin seksi pelaporan, loan officer, analis, dan

petugas administrasi kredit.

c) Memahami alur kerja satuan-satuan kerja yang terkait dengan

pengelolaan kredit.

d) Memahami kebijakan dan prosedur pengelolaan SDM kredit

yang mencakup: pertimbangan kompetensi pegawai

(pengetahuan dan keahlian), pengembangan, mutasi/rotasi dan

terminasi, standar penilaian karya.

e) Memahami kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang

terkait dengan pengelolaan kredit. Seperti tahap permohonan,

tahap analisis kelayakan kredit, tahap pemeringkatan kredit,

tahap keputusan kredit, tahap perjanjian kredit, tahap realisasi

kredit, tahap pembukuan, tahap dokumentasi kredit, serta tahap

supervisi dan pelaporan.

Tim audit memperoleh pemahaman mengenai organisasi,

manajemen SDM dan implementasi kredit dengan berpedoman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

68

pada Pedoman Pelaksanaan Kredit (PPK), Kebijakan Perkreditan

Bank (KPB), dan keputusan-keputusan direksi (SK Direksi) lainnya

yang berkaitan dengan hal tersebut seperti SK Direksi tentang

organisasi dan tata kerja kantor, SK Direksi mengenai organisasi

dan manajemen perkreditan, SK Direksi tentang wewenang

memutuskan kredit, keputusan-keputusan Direksi tentang peraturan

pelaksanaan kredit modal kerja, keputusan-keputusan Direksi

tentang provisi, commitment fee, supervisi fee dan biaya

administrasi kredit. Persiapan audit yang dijalankan Divisi

Pengawasan BPR Madani Sejahtera Abadi telah memadai dimana

sebelum melakukan pemeriksaan kredit, auditor internal kredit

BPR Madani Sejahtera Abadi terlebih dahulu menerima penugasan

dari Kepala Divisi Pengawasan dalam bentuk surat penugasan

untuk melakukan pemeriksaan kegiatan perkreditan pada BPR

Madani Sejahtera Abadi. Hal ini merupakan legalitas formal yang

dibutuhkan sebagai bentuk penugasan sekaligus kewenangan yang

diberikan kepada auditor internal kredit untuk melakukan

pemeriksaan. Setelah menerima penugasan, auditor internal

memberitahukan kepada BPR Madani Sejahtera Abadi dalam

bentuk surat pemberitahuan bahwa akan dilakukan pemeriksaan

pada Kantor Cabang. Hal ini dilakukan untuk memberikan

kesempatan BPR Madani Sejahtera Abadi untuk mempersiapkan

segala informasi atau data yang dibutuhkan oleh auditor internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

69

kredit dan juga sebagai legalitas formal yang menjelaskan

kewenangan auditor internal kredit untuk melakukan pemeriksaan

sehingga BPR Madani Sejahtera Abadi tidak boleh membatasi

pemeriksaan yang akan dilakukan auditor.

Auditor internal kredit juga telah melakukan penelitian

pendahuluan dimana auditor internal kredit mengenal dan

memahami peraturan, kebijakan dan pedoman perkreditan bank,

struktur organisasi kredit, wewenang dan tanggungjawab pihak-

pihak yang terkait dengan perkreditan, aspek legal dan ketentuan

lainnya. Dengan dilakukannya penelitian pendahuluan, auditor

internal kredit akan memiliki pemahaman mengenai unit kerja yang

akan diauditnya. Pada pelaksanaannya, tahapan ini sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap persiapan

audit.

b. Penyusunan Program Audit

Auditor internal kredit BPR Madani Sejahtera Abadi membuat

rencana kerja yang harus dilakukan selama pemeriksaan kredit yang

didasarkan atas tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, serta

informasi yang ada tentang kegiatan perkreditan yang diperiksa.

Adapun program audit kredit BPR Madani Sejahtera Abadi adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

70

1) Menyatakan tujuan audit

Auditor internal kredit BPR Madani Sejahtera Abadi melakukan

evaluasi desain dan implementasi organisasi dan kegiatan

perkreditan, untuk memastikan bahwa:

a) Struktur organisasi kredit telah menggambarkan secara spesifik

garis kewenangan dan tanggung jawab setiap fungsi di bidang

kredit serta telah menerapkan prinsip pemisahan tugas dan

tanggung jawab atas fungsi pemasaran dan analisis kredit dan

fungsi administrasi dan pelaporan.

b) Penempatan personil kredit telah dilakukan berdasarkan

pertimbangan kompetensi (pengetahuan dan keahlian) sesuai

dengan posisi jabatan dan tugas.

c) Pengelolaan kredit telah didukung dengan sistem pengendalian

yang cukup serta telah sesuai dengan kebijakan perkreditan bank

(KPB), pedoman pelaksanaan kredit (PPK), ketentuan-ketentuan

intern lainnya dan ketentuan-ketentuan ekstern yang terkait

dengan kredit.

2) Menetapkan pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan

audit

Ruang lingkup pemeriksaan kredit adalah:

a) Organisasi Kredit

Pemimpin Cabang, Pemimpin Bagian Administrasi Kredit,

Pemimpin Seksi Legalisasi dan Realisasi, Pemimpin Seksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

71

Penagihan dan Supervisi Kredit, Pemimpin Seksi Pelaporan,

Loan Officer, Analis, dan Petugas Administrasi Kredit.

b) Manajemen SDM Kredit

Penugasan, pendidikan dan pelatihan personil pengelola kredit.

c) Pengendalian kredit dan kepatuhan terhadap ketentuan, sistem

dan prosedur kredit dalam pelaksanaan kredit.

3) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 s.d 7 Mei 2015

4) Mengidentifikasi aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi

yang harus diuji

a) Menyesuaikan dengan dokumen audit operasional pada tahun

sebelumnya.

b) Apabila diperlukan akan dilakukan tambahan transaksi yang

akan diuji untuk melengkapi proses audit.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap penyusunan program audit.

c. Pelaksanaan Penugasan Audit

1) Proses Audit

a) Melakukan pemeriksaan pengendalian

Pada tahap ini pemeriksaan pengendalian pada BPR Madani

Sejahtera Abadi meliputi hal berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

72

i. Evaluasi Pengendalian

Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim SKAI atas

prosedur pelaksanaan kredit, menyatakan bahwa praktik yang

dilaksanakan telah sesuai dengan yang ditetapkan olehBPR

Madani Sejahtera Abadi.

ii. Uji Pengendalian

Tim SKAI BPR Madani Sejahtera Abadi melakukan

pengujian langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan

perkreditan untuk menilai apakah pihak-pihak yang terkait

dalam organisasi dan manajemen kredit apakah telah

melaksanakan kegiatannya sesuai dengan peran masing-

masing.

iii. Uji Terinci

Tim SKAI BPR Madani Sejahtera Abadi melakukan

pengujian terinci dengan menganalisis fungsi/peran setiap

bagian yang terkait dengan kegiatan perkreditan BPR Madani

Sejahtera Abadi. Seperti pimpinan, divisi administrasi kredit,

divisi legalisasi dan realisasi, divisi penagihan dan supervisi,

divisi pelaporan, divisi manajemen resiko dan divisi analis

kredit.

b) Pengumpulan Bukti Audit

Bukti audit akan disampaikan pada tahap pelaporan hasil audit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

73

c) Evaluasi Hasil Audit

Evaluasi hasil audit dilakukan setelah tahap pelaporan hasil

audit maksimal satu bulan setelah hasil audit dikeluarkan.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan

Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap pelaksanaan

penugasan audit.

d. Pelaporan Hasil Audit

1) Pembuatan laporan yang harus memenuhi standar pelaporan

Laporan hasil audit sudah disesuaikan dengan standar pelaporan,

diantaranya adalah:

a) Laporan bersifat tertulis.

b) Laporan diuraikan secara singkat dan mudah dipahami, hanya

dengan 5 halaman.

c) Laporan telah didukung dengan kertas kerja audit yang

memadai.

d) Laporan bersifat obyektif, karena berdasar pengamatan dan

penilaian auditor intern selama proses audit berlangsung.

e) Laporan telah ditandatangani oleh auditor intern dan kepala

SKAI.

f) Laporan dibuat dan disampaikan tepat waktu, yaitu setelah

dilakukannya pertemuan yang membahas semua temuan audit

oleh tim SKAI dan pimpinan BPR Madani Sejahtera Abadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

74

2) Penyusunan materi laporan secara lengkap dan jelas

Penyusunan materi laporan sudah di sesuaikan dengan kebutuhan,

yang berisikan:

a) Tujuan audit

b) Temuan audit

c) Kesimpulan Auditor Intern atas hasil audit

d) Pernyataan Auditor Intern bahwa audit telah dilakukan sesuai

dengan SPFAIB

e) Rekomendasi Auditor Intern

f) Tanggapan Auditte

g) Hasil pengecekan komitmen Auditte

Adapun daftar temuan pemeriksaan audit operasional pada

BPR Madani Sejahtera Abadi antara lain:

a) Kondisi/Temuan

i. Petugas credit control hanya ditangani oleh satu orang.

ii. Jumlah pemberian pinjaman tidak sesuai dengan beberapa

ketentuan yang sudah ditentukan.

b) Akibat

i. Tidak semua customers mendapatkan layanan pembaharuan

data.

ii. Menambah resiko kredit macet yang nantinya akan

merugikan BPR Madani Sejahtera Abadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

75

c) Rekomendasi

i. Perlu dipertimbangkan untuk menambah petugas credit

control.

ii. Pemberian pinjaman harus sesuai dengan prosedur dan plafon

kredit.

3) Proses penyampaian laporan

Proses penyampaian laporan sudah dilakukan secara sistematis,

sesuai dengan format penulisan Laporan Hasil Audit.

4) Penyampaian laporan

Laporan disampaikan dalam bentuk tertulis sesuai dengan standar

pelaporan dan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan. Akan

tetapi laporan tersebut bersifat rahasia dan hanya pihak manajemen

BPR Madani Sejahtera Abadi yang memiliki akses untuk

melihatnya.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap pelaporan hasil audit.

e. Tindak Lanjut Hasil Audit

1) Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut

Tim SKAI masih bertanggung jawab untuk melaksanakan

pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit. Apabila

tindak lanjut tidak dilaksanakan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi,

maka SKAI akan memberikan surat tertulis kepada Direktur BPR

Madani Sejahtera Abadi untuk segera ditindak lanjuti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

76

2) Analisis kecukupan tindak lanjut

Setelah dilakukannya pemantauan hasil tindak lanjut, kemudian

dilakukan analisis kecukupan atas realisasi janji perbaikan yang

telah dilaksanakan Auditte. Selanjutnya pengecekan kembali tindak

lanjut perlu dilakukan apabila terdapat kesulitan atau hambatan

yang menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak dapat dilakukan

sebagaimana mestinya.

3) Pelaporan tindak lanjut

Laporan tindak lanjut ini akan disampaikan langsung oleh Direktur

Utama kepada SKAI.Perbaikan atas LHA yang telah dilakukan

oleh BPR Madani Sejahtera Abadi selanjutnya dilaporkan dalam

bentuk Laporan Hasil Audit (LHA) kepada ketua SKAI guna

dianalisis kecukupan perbaikan yang telah dilakukan. Bila tindak

lanjut tidak dilaksanakan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi maka

SKAI dapat memberikan laporan tertulis kepada direktur utama

BPR Madani Sejahtera Abadi untuk ditindaklanjuti.

Pada pelaksanaannya, tahapan ini sudah sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia No. 1/6/PBI/1999 pada tahap tindak lanjut hasil audit.

Hasil analisis pelaksanaan audit operasional terhadap prosedur

pemberian kredit yang dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi

dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 dapat dilihat pada

tabel 5.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

77

Tabel 5.1 Hasil Analisis Pelaksanaan Audit Operasional terhadap Prosedur Pemberian Kredit yang Dijalankan oleh

BPR Madani Sejahtera Abadi dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999

NO Peraturan Bank Indonesia

No. 1/6/PBI/1999

Praktik yang Dilakukan BPR Madani

Sejahtera Abadi

Sesuai/Tidak

Sesuai Ket

1

Persiapan Audit Persiapan Audit

a. Pendekatan Auditor Intern

Auditor intern harus mampu

menggunakan metode-metode

pendekatan yang diperlukan untuk

pelaksanaan audit intern, agar auditnya

berjalan secara efektif dan efisien.

a. Pendekatan Auditor Intern

Audit intern memperhatikan aspek-aspek

teknis seperti cara dan penetapan

sampling, teknik pengujian yang dilakukan,

minimal bukti audit yang diperlukan dan

cara mendapatkannya.

Sesuai

b. Penetapan Penugasan

Dikeluarkannya surat penugasan.

b. Penetapan penugasan

Dikeluarkannya surat penugasan yang

menetapkan ketua, anggota tim audit,

waktu yang diperlukan, serta tujuan audit

oleh Kepala Divisi Pengawasan.

Sesuai

c. Pemberitahuan Audit

Dikeluarkannya surat pemberitahuan

audit.

.

c. Pemberitahuan audit

Dikeluarkannya surat pemberitahuan audit

oleh BPR Madani Sejahtera Abadi yang

mengemukakan tentang:

1) Penegasan kembali wewenang auditor

internal kredit untuk melakukan audit

kredit.

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

78

2) Rencana pertemuan awal dengan

kepala satuan kerja Auditee.

3) Susunan ketua dan anggota tim.

4) Informasi lain yang diperlukan.

5) Penelitian Pendahuluan

Auditor internal melakukan pemahaman

terhadap aspek-aspek dari auditee.

d. Penelitian pendahuluan

Pada tahap ini auditor internal kredit

melakukan pemahaman terhadap auditee,

antara lain:

1) Memahami fungsi dan struktur

organisasi kredit.

2) Memahami setiap wewenang dan

tanggungjawabpihak-pihak yang terkait

dengan kegiatan kredit. Seperti yang

sudah tersusun pada struktur

organisasi kredit diantaranya adalah

pimpinan, divisi administrasi kredit,

legalisasi dan realisasi, penagihan dan

supervisi, pelaporan, divisi manajemen

resiko, dan analis kredit.

3) Memahami kebijakan, sistem dan

prosedur kredit.

Sesuai

2

Penyusunan Program Audit Penyusunan Program Audit

a. Menyatakan Tujuan Audit

1) Memeriksa struktur organisasi kredit.

a. Menyatakan Tujuan Audit

1) Memeriksa struktur organisasi kredit

yang dimaksudkan untuk memastikan

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

79

2) Memeriksa penempatan personil

kredit.

3) Memeriksa pengelolaan kredit.

apakah telah menggambarkan secara

spesifik garis kewenangan dan

tanggung jawab setiap fungsi dibidang

kredit, serta telah menerapkan prinsip

pemisahan tugas dan tanggung jawab

atas Divisi Administrasi Kredit dan Divisi

Manajemen Resiko.

2) Memeriksa penempatan personil kredit

apakah sudah sesuai berdasarkan

pertimbangan kompetensi

(pengetahuan dan keahlian) sesuai

dengan posisi jabatan dan tugas yang

sudah disebutkan pada struktur

organisasi. Penempatan personil

didasarkan pada kebutuhan SDM

disetiap divisi dan latar belakang

pendidikan SDM. Misalnya Divisi

Administrasi harus diisi dengan

karyawan minimal S1 Akuntansi.

3) Memeriksa apakah pengelolaan kredit

telah didukung dengan sistem

pengendalian yang cukup serta telah

sesuai dengan kebijakan perkreditan

bank (KPB), pedoman pelaksanaan

kredit (PPK), ketentuan-ketentuan

Sesuai

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

80

intern lainnya dan ketentuan-

ketentuan ekstern yang terkait dengan

kredit.

b. Menetapkan Pengujian yang Diperlukan

Guna Mencapai Tujuan Audit

Adapun yang menjadi ruang lingkup

pemeriksaan kredit adalah:

1) Organisasi kredit

2) Manajemen SDM kredit

3) Pengendalian kredit

b. Menetapkan Pengujian yang Diperlukan

Guna Mencapai Tujuan Audit

Ruang lingkup pemeriksaan kredit adalah:

1) Organisasi kredit

Pemimpin cabang, pemimpin bagian

administrasi kredit, pemimpin seksi

legalisasi dan realisasi, pemimpin seksi

penagihan dan supervisi kredit,

pemimpin seksi pelaporan, analis, dan

petugas administrasi kredit.

2) Manajemen SDM kredit

Terkait dengan penugasan, pendidikan

dan pelatihan personil pengelola

kredit.

3) Pengendalian kredit

Terkait dengan kepatuhan terhadap

ketentuan, sistem, dan prosedur kredit

dalam pelaksanaan kredit.

Sesuai

Sesuai

Sesuai

c. Menetapkan Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan minimal satu kali

dalam setahun.

c. Menetapkan Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 4 s.d

7 Mei 2015

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

81

d. Mengidentifikasi aspek teknis, risiko,

proses, dan transaksi yang harus diuji

Menyesuaikan dengan dokumen tahun

sebelumnya.

d. Mengidentifikasi aspek teknis, risiko,

proses, dan transaksi yang harus diuji

Menyesuaikan dengan dokumen audit

operasional pada tahun sebelumnya.

Apabila diperlukan akan dilakukan

tambahan transaksi yang akan diuji untuk

melengkapi proses audit.

Sesuai

3

Pelaksanaan Penugasan Audit Pelaksanaan Penugasan Audit

a. Proses Audit

1) Melakukan pemeriksaan pengendalian.

a. Proses Audit

1) Melakukan pemeriksaan pengendalian

yang meliputi:

a) Evaluasi pengendalian

Dari hasil evaluasi yang dilakukan

oleh tim SKAI atas prosedur

pelaksaan kredit, nantinya akan

menyatakan bahwa praktik yang

dilakukan sudah sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan pada

BPR Madani Sejahtera Abadi.

b) Uji pengendalian

Adapun yang nantinya akan diuji

adalah organisasi dan manajemen

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

82

2) Melakukan pemeriksaan pengelolaan

kredit.

SDM kredit dan implementasi

kredit.

c) Uji terinci

Melakukan pengujian terinci dengan

menganalisis fungsi/peran setiap

bagian yang terkait dengan kegiatan

perkreditan BPR Madani Sejahtera

Abadi. Seperti pimpinan, divisi

administrasi kredit, divisi legalitas

dan realisasi, divisi penagihan dan

supervisi, divisi pelaporan, divisi

manajemen resiko dan divisi analisis

kredit.

2) Melakukan pemeriksaan pengelolaan

kredit yang meliputi:

a) Penilaian kecermatan informasi

kredit yang berkaitan dengan

perhitungan bunga.

b) Pemeriksaan kelengkapan transaksi

melalui rekonsiliasi yang

menyeluruh antara pinjaman yang

diberikan untuk setiap jenis dengan

pendapatan bunga.

c) Pengecekan keberadaan dan

keabsahan pinjaman.

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

83

d) Pemeriksaan agunan yang telah

diberikan memang benar-benar

milik nasabah yang bersangkutan

dan telah dilengkapi dengan surat

kuasa dan juga pemeriksaan

dilakukan terhadap dokumen-

dokumen asli dari pemilik agunan.

e) Pengawasan kredit.

f) Pemeriksaan terhadap nilai

pinjaman

b. Pengumpulan Bukti Audit

Disampaikan pada tahap pelaporan hasil

audit.

b. Pengumpulan Bukti Audit

Bukti audit akan disampaikan pada tahap

pelaporan hasil audit.

Sesuai

c. Evaluasi Hasil Audit

Dilakukan setelah tahap pelaporan hasil

audit.

c. Evaluasi Hasil Audit

Evaluasi hasil audit dilakukan setelah

tahap pelaporan hasil audit maksimal satu

bulan setelah hasil audit dikeluarkan.

Sesuai

4

Pelaporan Hasil Audit Pelaporan Hasil Audit

a. Pembuatan Laporan yang harus

Memenuhi Standar Pelaporan

Laporan hasil audit disesuaikan dengan

standar pelaporan

a. Pembuatan Laporan yang harus

Memenuhi Standar Pelaporan

Laporan hasil audit sudah disesuaikan

dengan standar pelaporan, diantaranya

adalah:

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

84

g) Laporan bersifat tertulis.

h) Laporan diuraikan secara singkat dan

mudah dipahami, hanya dengan 5

halaman.

i) Laporan telah didukung dengan kertas

kerja audit yang memadai.

j) Laporan bersifat obyektif, karena

berdasar pengamatan dan penilaian

auditor intern selama proses audit

berlangsung.

k) Laporan telah ditandatangani oleh

auditor intern dan kepala SKAI.

l) Laporan dibuat dan disampaikan tepat

waktu, yaitu setelah dilakukannya

pertemuan yang membahas semua

temuan audit oleh tim SKAI dan

pimpinan BPR Madani Sejahtera Abadi.

b. Penyusunan Materi Laporan secara

Lengkap dan Jelas

Penyusunan materi laporan disesuaikan

dengan kebutuhan.

b. Penyusunan Materi Laporan secara

Lengkap dan Jelas

Penyusunan materi laporan sudah di

sesuaikan dengan kebutuhan, yang

berisikan:

h) Tujuan audit

i) Temuan audit

j) Kesimpulan Auditor Intern atas hasil

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

85

audit

k) Pernyataan Auditor Intern bahwa audit

telah dilakukan sesuai dengan SPFAIB

l) Rekomendasi Auditor Intern

m) Tanggapan Auditte

n) Hasil pengecekan komitmen Auditte

c. Proses Penyampaian Laporan

Proses penyampaian laporan dilakukan

secara sistematis.

c. Proses Penyampaian Laporan

Proses penyampaian laporan sudah

dilakukan secara sistematis, sesuai dengan

format penulisan Laporan Hasil Audit.

Sesuai

d. Penyampaian Laporan

Laporan disampaikan dalam bentuk

tertulis sesuai dengan standar pelaporan

d. Penyampaian Laporan

Laporan disampaikan dalam bentuk

tertulis sesuai dengan standar pelaporan

dan sesuai dengan jangka waktu yang

ditetapkan. Akan tetapi laporan tersebut

bersifat rahasia dan hanya pihak

manajemen BPR Madani Sejahtera Abadi

yang memiliki akses untuk melihatnya.

Sesuai

5

Tindak Lanjut Hasil Audit Tindak Lanjut Hasil Audit

a. Pemantauan atas Pelaksanaan Tindak

Lanjut

Tim SKAI bertanggung jawab untuk

melaksanakan pemantauan atas

pelaksanaan tindak lanjut hasil audit.

a. Pemantauan atas Pelaksanaan Tindak

Lanjut

Tim SKAI masih bertanggung jawab untuk

melaksanakan pemantauan atas

pelaksanaan tindak lanjut hasil audit.

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

86

Apabila tindak lanjut tidak dilaksanakan

oleh BPR Madani Sejahtera Abadi, maka

SKAI akan memberikan surat tertulis

kepada Direktur BPR Madani Sejahtera

Abadi untuk segera ditindak lanjuti.

b. Analisis Kecukupan Tindak Lanjut

Analisis kecukupan tindak lanjut perlu

dilakukan atas realisasi janji perbaikan

yang telah dilaksanakan Auditte.

b. Analisis Kecukupan Tindak Lanjut

Setelah dilakukannya pemantauan hasil

tindak lanjut, kemudian dilakukan analisis

kecukupan atas realisasi janji perbaikan

yang telah dilaksanakan Auditte.

Selanjutnya pengecekan kembali tindak

lanjut perlu dilakukan apabila terdapat

kesulitan atau hambatan yang

menyebabkan tindak lanjut tersebut tidak

dapat dilakukan sebagaimana mestinya.

Sesuai

c. Pelaporan Tindak Lanjut

Pelaporan tindak lanjut disampaikan oleh

Direktur Utama.

c. Pelaporan Tindak Lanjut

Laporan tindak lanjut ini akan disampaikan

langsung oleh Direktur Utama kepada

SKAI.

Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

87

2. Pelaksanaan Pemberian Kredit Pada BPR Madani Sejahtera Abadi.

a. Tahap Permohonan

Pada tahap ini, hal-hal yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan oleh setiap pejabat kredit dalam hal menerima suatu

permohonan kredit adalah:

1) Surat pengajuan permohonan kredit dilakukan langsung oleh calon

nasabah, tidak melalui pihak ketiga lainnya/broker.

2) Surat permohonan diajukan secara tertulis oleh calon debitur

diantaranya mencantumkan secara jelas tujuan surat, tanggal surat,

data calon debitur, dan maksud permohonan.

3) Surat permohonan kredit sebelum dianalisa telah mendapatkan

petunjuk/pengarahan terlebih dahulu oleh pimpinan Divisi

Administrasi Kredit.

4) Setiap penerimaan permohonan dicatat pada buku registrasi dan

diberikan nomor register, untuk tindak lanjut atas surat

permohonan tersebut.

5) Bank memeriksa legalitas permohonan kredit, baik dari subjek

hukum, izin usahanya, dan status apakah termasuk daftar hitam

Bank Indonesia Daftar Kredit Macet di Indonesia.

b. Tahap Analisis Kelayakan Kredit

Pada tahap ini, hal-hal yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan dalam analisis kelayakan kredit adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

88

1) Inspeksi on the spot dilaksanakan untuk pemohon kredit yang

bersangkutan.

2) Meneliti dan menilai tentang kebutuhan modal, penyediaan dana

sendiri oleh debitur, rencana penarikan kredit, jadwal angsuran, dan

penghitungan kelayakan usaha.

3) Analisis harus dilakukan secara sistematis, dan diserahkan kepada

Divisi Legalisasi dan Realisasi.

4) Hasil analisis merupakan dasar pemutusan pemberian kredit oleh

Divisi Legalisasi dan Realisasi.

c. Tahap Pemeringkatan Kredit

Berdasarkan analisis kredit yang telah dilakukan maka

dilakukan pemeringkatan kredit, pada tahap ini hal-hal yang harus

diperhatikan dan dilaksanakan dalam pemeringkatan kredit adalah:

1) Melakukan pemeringkatan kredit dengan berpedoman pada

Keputusan Direksi tentang Pedoman Pelaksanaan Manajemen

Risiko Kredit.

2) Melaporkan secara tertulis apabila ditemukan masalah yang

nantinya akan menimbulkan risiko kredit.

d. Tahap Keputusan Kredit

Berdasarkan hasil pada tahap sebelumnya, hal-hal yang

dilaksanakan dalam tahap keputusan kredit adalah:

1) Pemutusan pemberian kredit dilakukan atas dasar ketentuan

kelayakan kredit yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

89

2) Pemutusan pemberian plafond per nasabah sesuai dengan ketentuan

kelayakan kredit yang berlaku untuk tiap jenis kredit.

3) Keputusan kredit yang disetujui harus disertai dengan syarat-syarat

kredit.

4) Keputusan kredit yang ditolak disampaikan kepada calon debitur

secara tertulis dengan memberikan alasan yang jelas dan bijaksana.

e. Tahap Perjanjian Kredit

Pada tahap ini, hal-hal yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan dalam tahap perjanjian kredit adalah:

1) Penandatanganan perjanjian kredit beserta seluruh perjanjian

tuntutannya, dilaksanakan setelah debitur menandatangani Surat

Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK).

2) Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) dengan materai

diserahkan kembali ke pihak Bank.

3) Nominal kredit yang relatif besar atau permasalahan hukum yang

cukup kompleks, maka perjanjian kredit dilakukan secara Notarial

Akta.

4) Dokumen perjanjian kredit dibuat minimal rangkap dua, dengan

penggunaan satu rangkap untuk bank dan satu rangkap untuk

debitur.

f. Tahap Realisasi Kredit

Pada tahap ini, hal-hal yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan dalam tahap realisasi kredit adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

90

1) Penarikan kredit dapat dilaksanakan setelah debitur

menandatangani Surat Pemberitahuan Persetujuan Kredit (SPPK)

diatas materai.

2) Debitur menandatangani perjanjian kredit berikut tuntutannya dan

melengkapi dokumen yang dipersyaratkan oleh pihak Bank.

3) Pembebanan biaya yang timbul atas perjanjian kredit seperti biaya

provisi, biaya supervisi, premi asuransi, biaya administrasi dan

biaya lainnya dilaksanakan pada saat realisasi kredit.

g. Tahap Pembukuan

Pada tahap ini, hal-hal yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan dalam tahap pembukuan adalah:

1) Pencatatan transaksi atas pelaksanaan pemberian kredit

dilaksanakan sesuai Pedoman Sandi Pembukuan Intern Bank.

2) Segala transaksi harus dibukukan yaitu transaksi realisasi kredit,

penerimaan provisi, biaya supervisi, penerimaan biaya administrasi

kredit, penerimaan bunga, penerimaan denda, penerimaan angsuran

pokok.

h. Dokumentasi kredit

Pada tahap ini, hal-hal yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan dalam tahap realisasi kredit adalah:

1) Administrasi Kredit mendokumentasikan perjanjian kredit,

dokumen yang berkaitan dengan realisasi kredit, dokumen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

91

terkait dalam legalisasi dan realisasi kredit, supervisi kredit dan

pelaporan kredit.

2) Map-map kredit disimpan secara aman dan sistematis sehingga

mudah untuk diambil dan dikembalikan.

3) Bila ada perubahan-perubahan data nasabah, apakah sudah

disampaikan kepada Administrasi Kredit.

i. Supervisi dan Pelaporan

1) Supervisi

a) Supervisi aktif

Supervisi dilaksanakan langsung ke lapangan atau

ketempat/lokasi objek pembiayaan. Minimal supervisi aktif

dilaksanakan pada awal setelah kredit direalisir, pada setiap

terjadinya transaksi penggunaan dana kredit selanjutnya dan

supervisi rutin sesuai kebutuhan.

b) Supervisi pasif

Pengawasan pasif dilaksanakan melalui evaluasi laporan

rutin perkembangan usaha yang dibuat debitur.

2) Pelaporan

Untuk kepentingan pengawasan kredit, kantor cabang

membuat laporan antara lain laporan kunjungan di awal usaha atau

awal realisasi kredit dan laporan kunjungan rutin. Laporan

pengawasan di file dalam arsip kredit debitur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

92

Dalam pengujian ini, peneliti mengamati praktik yang dilakukan

kemudian menganalisis kesesuaian pelaksanaan dengan standar yang

telah ditetapkan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi.Hasil analisis

kesesuaian pelaksanaan pemberian kredit di BPR Madani Sejahtera

Abadi dengan prosedur/ketentuan dapat dilihat pada Tabel 5.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

93

Tabel 5.2 Hasil Analisis Kesesuaian Pelaksanaan Pemberian Kredit di BPR Madani Sejahtera Abadi

dengan Prosedur/Ketentuan

No Ketentuan Ya Tidak Ket

A Tahap Permohonan

1

Surat pengajuan permohonan kredit dilakukan

langsung oleh calon nasabah, tidak melalui pihak

ketiga lainnya/broker.

√ Menemui bagian customer service untuk mendapatkan

formulir pengajuan kredit.

2

Surat permohonan diajukan secara tertulis oleh calon

debitur diantaranya mencantumkan secara jelas

tujuan surat, tanggal surat, data calon debitur, dan

maksud permohonan.

√ Mengisi Formulir Pengajuan Kredit BPR Madani

Sejahtera Abadi

4 Setiap penerimaan permohonan dicatat pada buku

registrasi dan diberikan nomor register, untuk tindak

lanjut atas surat permohonan tersebut.

√ Buku Register BPR Madani Sejahtera Abadi

5

Bank memeriksa legalitas permohonan kredit.

- Sebagai subjek hukum

- Izin usahanya

- Tidak termasuk daftar hitam Bank Indonesia

pada Daftar Kredit Macet.

√ Memeriksa riwayat transaksi nasabah di daftar Bank

Indonesia secara online.

B Tahap Analisis Kelayakan Kredit

1 Inspeksi on the spot dilaksanakan untuk pemohon

kredit yang bersangkutan. √

Melakukan survei tempat usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

94

2 Menilai tentang penyediaan dana sendiri oleh

debitur, rencana penarikan kredit, dan penghitungan

kelayakan usaha.

1. Memperhitungkan besar/kecilnya usaha

2. Melihat slip gaji calon debitur pada bulan terakhir.

(Bagi pegawai/PNS)

3. Melihat pembukuan usaha dari calon debitur. (Bagi

wiraswasta)

4. Memperhitungkan nilai jaminan yang akan diserahkan

oleh debitur kepada BPR Madani Sejahtera Abadi.

3 Analisis harus dilakukan secara sistematis, dan

nantinya diserahkan kepada Divisi Legalisasi dan

Realisasi.

√ Analisis dilakukan setelah dilakukannya survei usaha dan

penilaian terhadap hasil survei.

4 Hasil analisis merupakan dasar pemutusan

pemberian kredit oleh Divisi Legalisasi dan

Realisasi.

√ Penetapan keputusan berapa besarnya pinjaman yang

diberikan bersifat internal.

C Tahap Pemeringkatan Kredit

1 Melakukan pemeringkatan kredit dengan

berpedoman pada Keputusan Direksi tentang

Pedoman Pelaksanaan Manajemen Risiko Kredit.

√ Pemeringkatan kredit berdasarkan jumlah kemungkinan

resiko kredit yang ditemukan pada saat survei.

2 Melaporkan secara tertulis apabila ditemukan

masalah yang nantinya akan menimbulkan risiko

kredit.

√ Melaporkan secara tertulis misal calon debitur sedang

melakukan kredit lain. Seperti kredit kendaraan bermotor

atau rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

95

D Tahap Keputusan Kredit

1 Pemutusan pemberian kredit dilakukan atas dasar

ketentuan kelayakan kredit yang berlaku. √

Berdasarkan dari hasil analisis kelayakan kredit, dengan

ketentuan:

1. Memperhitungkan besar/kecilnya usaha

2. Melihat slip gaji calon debitur pada bulan terakhir.

(Bagi pegawai/PNS)

3. Melihat pembukuan usaha dari calon debitur. (Bagi

wiraswasta)

4. Memperhitungkan nilai jaminan yang akan

diserahkan oleh debitur kepada BPR Madani

Sejahtera Abadi.

2 Pemutusan pemberian plafond per nasabah sesuai

dengan ketentuan kelayakan kredit yang berlaku

untuk tiap jenis kredit.

Batas maksimum plafond yang diberikan nasabah

berbeda untuk tiap jenis kredit yang diajukan. Misal

untuk kredit renovasi rumah dengan program Rumah

Bersinar maksimal jangka waktu kredit hingga 7 tahun.

3 Keputusan kredit yang disetujui harus disertai

dengan syarat-syarat kredit. √

Kelengkapan persyaratan kredit dilampirkan bersama

surat keputusan pengajuan kredit. Adapun persyaratannya

adalah:

1. Mengisi formulir permohonan kredit

2. Fotocopy Kartu Keluarga dan KTP

3. Fotocopy Izin Usaha/Keterangan Usaha

4. Rekening Listrik, Telpon dan PDAM bulan terakhir.

5. Fotocopy jaminan/agunan

6. Bersedia di survey tempat tinggal, usaha, dan letak

agunan

4 Keputusan kredit yang ditolak disampaikan kepada

calon debitur secara tertulis dengan memberikan

alasan yang jelas dan bijaksana.

√ Kredit yang ditolah akan disampaikan melalui surat

pemberitahuan keputusan pengajuan kredit. Alasan suatu

kredit ditolak diantaranya adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

96

1. Kegagalan verifikasi

2. Penipuan atau pemalsuan informasi

3. Dokumen tidak terbaca

4. Jumlah kredit terlalu besar

E Tahap Perjanjian Kredit

1

Penandatanganan perjanjian kredit beserta seluruh

perjanjian tuntutannya, dilaksanakan setelah nasabah

menandatangani Surat Persetujuan Pemberian Kredit

(SPPK).

√ Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) diberikan

langsung oleh Administrasi Kredit.

2 Surat Persetujuan Pemberian Kredit (SPPK) dengan

materai diserahkan kembali ke pihak Bank. √ Apabila sudah dilengkapi dengan materai dan tanda

tangan nasabah.

3 Nominal kredit yang relatif besar atau permasalahan

hukum yang cukup kompleks, maka perjanjian kredit

dilakukan secara Notarial Akta.

√ Diatur dan disiapkan oleh pihak Notaris.

4 Dokumen perjanjian kredit dibuat minimal rangkap

dua, dengan penggunaan satu rangkap untuk bank

dan satu rangkap untuk nasabah.

√ Digunakan sebagai arsip Bank, dan tanda terima untuk pihak

nasabah.

F Tahap Realisasi Kredit

1 Penarikan kredit dapat dilaksanakan setelah nasabah

menandatangani Surat Pemberitahuan Persetujuan

Kredit (SPPK) diatas materai.

√ Tanda tangan langsung dilakukan oleh pihak nasabah yang

bersangkutan.

2 Nasabah menandatangani perjanjian kredit berikut

tuntutannya dan melengkapi dokumen yang

dipersyaratkan oleh pihak Bank.

√ Tanda tangan dilakukan setelah pengecekan persyaratan

dinyatakan lengkap dan selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

97

3

Pembebanan biaya yang timbul atas perjanjian kredit

seperti biaya provisi, biaya supervisi, premi asuransi,

biaya administrasi dan biaya lainnya dilaksanakan

pada saat realisasi kredit.

√ Pembebanan biaya akan langsung dikurangkan dari jumlah

kredit yang diterima.

G Tahap Pembukuan

1

Pencatatan transaksi atas pelaksanaan pemberian

kredit dilaksanakan sesuai Pedoman Sandi

Pembukuan Intern Bank. √ Merupakan milik pribadi Bank dan bersifat rahasia.

2

Segala transaksi harus dibukukan yaitu:

1. transaksi realisasi kredit

2. penerimaan provisi

3. biaya supervisi

4. penerimaan biaya administrasi kredit

5. penerimaan bunga

6. penerimaan denda

7. penerimaan angsuran pokok.

√ Pencatatan dilakukan dengan dilampiri bukti transaksi

nasabah.

H Tahap Dokumentasi Kredit

1

Administrasi Kredit mendokumentasikan perjanjian

kredit, dokumen yang berkaitan dengan realisasi

kredit, dokumen yang terkait dalam legalisasi dan

realisasi kredit, supervisi kredit dan pelaporan kredit.

√ Dilampiri bukti transaksi dan disatukan kedalam satu map

untuk satu nama nasabah.

2

Map-map kredit disimpan secara aman dan

sistematis sehingga mudah untuk diambil dan

dikembalikan.

√ Dokumentasi kredit akan diletakkan pada rak arsip kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

98

3 Bila ada perubahan-perubahan data nasabah, harus

disampaikan kepada Administrasi Kredit. √ Pemberitahuan dimaksudkan untuk validasi data nasabah.

I Supervisi dan Pelaporan

1 Supervisi dilaksanakan langsung ke lapangan atau ke

tempat/lokasi. √ Supervisi yang dilakukan kepada pihak nasabah dimaksudkan

untuk laporan rutin kepada pihak Bank.

2

Minimal supervisi dilaksanakan pada awal setelah

kredit direalisir, pada setiap terjadinya transaksi

penggunaan dana kredit selanjutnya, dan supervisi

rutin sesuai kebutuhan.

√ Dimaksudkan untuk menjalin hubungan baik dengan nasabah, dan membantu apabila nasabah mengalami masalah.

3 Melakukan evaluasi laporan rutin perkembangan

usaha yang dibuat nasabah. √ Divisi pelaporan akan melakukan evaluasi untuk laporan rutin

kepada pihak Bank.

4 Membuat laporan kunjungan di awal usaha atau awal

realisasi kredit dan laporan kunjungan rutin. √ Hasil laporan kunjungan akan dijadikan sebagai laporan rutin

kepada pihak Bank.

5 Laporan di simpan dalam arsip kredit nasabah. √ Berkas laporan akan diletakkan pada rak arsip kredit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

99

Dari analisis diatas diperoleh hasil bahwa pelaksanaan pemberian

kredit pada BPR Madani Sejahtera Abadi sudah sesuai dengan ketentuan

yang telah disepakati dan dibuat oleh pimpinan BPR Madani Sejahtera

Abadi.

B. Pembahasan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audit operasional yang dijalankan

oleh BPR Madani Sejahtera Abadi sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia No. 1/6/PBI/1999. Dapat dilihat pada hasil analisis diatas,

bahwa BPR Madani Sejahtera Abadi sudah menjalankan setiap tahapan

audit operasional menurut Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999.

Adapun tahapannya adalah:

a. Persiapan Audit

1) Pendekatan auditor intern

2) Penetapan penugasan

3) Pemberitahuan audit

4) Penelitian pendahuluan

b. Penyusunan Program Audit

1) Menyatakan tujuan audit

2) Menetapkan pengujian yang diperlukan guna mencapai tujuan

audit

3) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan

4) Mengidentifikasi aspek teknis, risiko, proses, dan transaksi yang

harus diuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

100

c. Pelaksanaan Penugasan Audit

1) Proses audit

2) Pengumpulan bukti audit

3) Evaluasi hasil audit

d. Pelaporan Hasil Audit

1) Pembuatan laporan yang harus memenuhi standar pelaporan

2) Penyusunan materi laporan secara lengkap dan jelas

3) Proses penyampaian laporan

4) Penyampaian laporan

e. Tindak Lanjut Hasil Audit

1) Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut

2) Analisis kecukupan tindak lanjut

3) Pelaporan tindak lanjut

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pemberian kredit sudah

sesuai dengan ketentuan awal yang telah dibuat oleh BPR Madani

Sejahtera Abadi. Dapat dilihat pada hasil analisis diatas, bahwa BPR

Madani Sejahtera Abadi sudah menjalankan setiap tahapan pemberian

kredit secara sistematis sesuai dengan ketentuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

101

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Audit operasional atas kegiatan perkreditan pada BPR Madani Sejahtera

Abadi sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999

dimana audit operasional telah dilakukan dengan proses yang sistematis

yang mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank

(SPFAIB).

2. Kegiatan perkreditan BPR Madani Sejahtera Abadi sudah baik, karena

pelaksanaannya tetap terjaga sesuai dengan ketentuan pemberian kredit

yang telah dibuatnya.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Berdasarkan kesimpulan penelitian tentang analisis audit operasional

terhadap prosedur pemberian kredit, terdapat keterbatasan penelitian yaitu:

1. Audit operasionalyang dilakukan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi ini

menggunakan kredit secara umum, tidak spesifik pada satu jenis kredit

misal kredit modal kerja atau kredit rumah saja.

2. Keterbatasan penelitian ini tidak menggunakan dokumen sebagai atribut

karena keterbatasan Bank dalam memberikan contoh dokumen. Pihak

Bank tidak mengijinkan semua dokumen yang digunakan pada proses

pemberian kredit yang diberikan kepada peneliti, mengingat adanya

prinsip kerahasiaan umum pada dunia perbankan. Sehingga data dan

informasi sebagian besar diperoleh dari wawancara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

102

C. SARAN

1. Audit operasional yang dilakukan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi ini

sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999.

Namun peneliti mempunyai saran akan lebih baik kalau audit dilakukan

lebih spesifik pada satu jenis kredit misal kredit modal kerja atau kredit

rumah saja, tidak secara langsung membahas kredit secara umum agar

nantinya lebih mudah dalam melakukan evaluasi kerja.

2. Sistem pemberian kredit yang dilakukan oleh BPR Madani Sejahtera

Abadi sudah cukup baik, dan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada.

Akan tetapi lebih baik apabila adanya pemisahan tugas antara pelaksana

kredit dan pembahas kredit, pemisahan tugas antara pelaksana kredit dan

analis kredit, dan pemantauan dalam proses pemberian kredit harus

dilakukan secara rutin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

103

DAFTAR PUSTAKA

Arens, et al. 2008. “Auditing and Assurance Service an Integrated

Approach”.12th Edition, Upper Sadel River, Pearson Education

International. NewJersey.

Bayangkara, IBK. 2011. “Audit Manajemen (Prosedur Dan Implementasi)”.

Salemba Empat. Jakarta.

Firdaus, H. Rachmat dan Maya Ariyanti. 2009. “Manajemen Perkreditan Bank

Umum”.Alfabeta. Bandung.

Ismail. 2010. “Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi”. Prenada

Media Group. Jakarta

Kasmir. 2003. “Manajemen Perbankan”. Edisi Ke-4, Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Kasmir. 2010. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Muljono Teguh Pudjo. 2002. “Aplikasi Management Audit Dalam Industri

Perbankan”. Edisi ke-1, BPFE. Yogyakarta.

Mulyadi. 2010. “Auditing”. Jilid I, Cetakan ke Tujuh, Salemba Empat. Jakarta.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur

Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern

Bank.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/24/PBI/2006 tentang Penilaian Kualitas

Aktiva Bagi Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah.

Sondang P. Siagian. 2001. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Bumi

Aksara. Jakarta.

Sukrisno. 2004. “Pemeriksaan Akuntan Oleh AKP”. Buku 1, Jilid 1, Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Suyatno. 2003. “Dasar-Dasar Perkreditan”. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Tunggal. 2001. “Audit Operasional (Suatu Pengantar)”. Harvindo. Jakarta.

Undang-Undang No 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Undang-Undang No

7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Widjayanto. 2001. “Pemeriksaan Operasional Perusahaan”. Lembaga

Penerbitan Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

104

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

105

Lampiran 1

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana Struktur Organisasi Divisi Pengawasan di dalam perusahaan?

2. Apa yang menjadi tugas Divisi Pengawasan?

3. Fungsi/pihak mana yang terkait dengan pelaksanaan audit operasional atas

kegiatan perkreditan?

4. Bagaimana pelaksanaan audit operasional terhadap proses pemberian kredit

yang dijalankan oleh BPR Madani Sejahtera Abadi?

5. Bagaimana penjelasan dari masing-masing tahapan audit operasional

terhadap proses pemberian kredit yang dijalankan oleh BPR Madani

Sejahtera Abadi?

6. Bagaimana pengelolaan kredit di BPR Madani Sejahtera Abadi?

7. Apakah dalam melakukan audit, Auditor Internal Kredit telah dilengkapi

dengan surat penugasan?

8. Apakah Auditor Internal Kredit sebelum melakukan pemeriksaan, telah

melakukan penelitian pendahuluan untuk memperoleh pemahaman mengenai

hal-hal yang terkait dengan kegiatan perkreditan BPR Madani Sejahtera

Abadi?

9. Bagaimana cara/ prosedur yang dijalankan Auditor Internal Kredit untuk

memperoleh pemahaman mengenai objek yang diteliti?

10. Apakah auditor internal kredit selalu membuat program audit sebelum

melakukan audit?

11. Apa saja hal-hal yang dijelaskan dalam program audit tersebut?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: ANALISIS AUDIT OPERASIONAL TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT … ·  · 2016-03-31TERHADAP PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada BPR Madani Sejahtera Abadi Yogyakarta SKRIPSI

106

12. Apakah auditor internal kredit telah melakukan review pengendalian kredit

sebelum melakukan pemeriksaan kegiatan perkreditan?

13. Apa saja yang menjadi lingkup pemeriksaan pengendalian tersebut?

14. Bagaimana prosedur pemeriksaan pengendalian yang dilakukan?

15. Apakah temuan-temuan yang diperoleh didokumentasikan dalam Kertas

Kerja Audit?

16. Apakah auditor internal kredit selalu mengkonfirmasi temuan yang diperoleh

dan meminta komitmen dan waktu yang dibutuhkan BPR Madani Sejahtera

Abadi dalam meperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam pemeriksaan

kredit?

17. Bagaimana proses tersebut dilakukan?

18. Apakah Auditor Internal membuat LHA untuk dikirimkan ke BPR Madani

Sejahtera Abadi?

19. Bagaimana proses pelaporan hasil audit tersebut dilakukan?

20. Apa saja hal-hal yang diuraikan dalam Laporan Hasil Audit tersebut?

21. Apakah auditor internal selalu melakukan pengawasan tindak lanjut hasil

audit?

22. Bagaimana proses pengawasan tindak lanjut hasil audit tersebut dilakukan?

23. Bagaimana Struktur Organisasi Kredit BPR Madani Sejahtera Abadi?

24. Pihak-pihak mana yang terkait dengan kegiatan perkreditan pada BPR

Madani Sejahtera Abadi?

25. Apa saja wewenang dan tugas dari pihak-pihak tersebut?

26. Bagaimana pelaksanaan perkreditan yang dijalankan BPR Madani

Sejahtera Abadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI