Analisa Tegangan Geser

download Analisa Tegangan Geser

of 10

Transcript of Analisa Tegangan Geser

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    1/10

    ANALISA TEGANGAN GESER PADA STRUKTUR CINCIN KAPAL

    CHEMICAL TANKER 6200 DWT

    *Totok Yulianto ST, MT, **M. Yudi Oktovianto

    * Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

    **Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) SurabayaSukolilo-Surabaya 60111

    ABSTRAC

    Distribusi beban yang tidak merata dan gelombang air laut yang tidak beraturan pada kapal yang berlayar

    menyebabkan terjadinya tegangan dan regangan pada struktur kapal. Salah satu tegangan yang bekerja pada

    struktur cincin kapal tersebut adalah tegangan geser. Analisa tegangan geser merupakan suatu hal yang

    sangat penting dalam menentukan kuat tidaknya struktur konstruksi kapal. Analisa tegangan geser dilakukan

    dengan pemeriksaan pada konstrusi midship kapal. Jika konstruksi midship kapal telah memenuhi

    persyaratan tegangan geser dalam klasifikasi, maka bagian konstruksi yang lain dapat dianggap juga telah

    memenuhi persyaratan tersebut. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis tegangan geser pada Kapal Chemical

    Tanker 6200 DWT. Analisa tegangan geser dalam penelitian ini dilakukan dengan dua metode yang berbeda,

    yaitu metode perhitungan manual dan metode elemen hingga. Perhitungan manual dilakukan denganmenggunakan teori hull girder respon analysis, sedangkan metode elemen hingga dilakukan dengan

    pemodelan tiga ruang muat pada progam Nastran dengan input pembebanan berdasarkan regulasi Registro

    Italiano Navale (RINA) 2010. Hasil analisa tegangan geser dari kedua metode tersebut selanjutnya

    dibandingkan dengan batas ijin tegangan geser yang diberikan oleh regulasi RINA 2010. Dari hasil

    perhitungan manual, didapatkan tegangan geser maksimum pada sekat memanjang material outokumpu,

    yakni sebesar 24.094 N/mm2 akibat momen bending dan sebesar 18.06 N/mm2 akibat momen torsi.

    Sedangkan dari hasil running nastran (metode elemen hingga) didapatkan tegangan geser maksimum pada

    bagian pelat wrang material AH 36, yakni sebesar 126 N/mm2. Dari hasil analisa tersebut, maka dapat

    disimpulkan bahwa tegangan geser pada konstrusi kapal Chemical Tanker 6200 DWT masih memenuhi

    persyaratan klasifikasi RINA 2010.

    1. Pendahuluan

    Kapal Chemical Tanker merupakan kapal

    full displacement dengan muatan cair sehingga

    perlu adanya perhatian khusus dalam analisa

    tegangan geser. Setiap regulasi atau class memiliki

    standart tegangan ijin maksimum yang tidak boleh

    dilampaui, karaena kapal Chemical Tanker 6200

    DWT ini adalah kapal class RINA (Registro

    Italiano Navale) maka batasan ijin tegangan geser

    maksimum yang digunakan adalah batasan

    tegangan ijin maksimum berdasarka klasifikasi

    RINA.

    Didalam perhitngan tegangan geser ini akandilakukan perhitungan tegangan geser dengan

    metode perhitungan manual dan metode elemen

    hingga. Perhitungan secara analisa dilakukan

    dengan menggunakan girder respon analysisyang

    terdapat pada buku ship structural design.

    Perhitungan dengan metode elemenhingga

    dilakukan dengan menggunakan permodelan pada

    MSC Nastran 2010.

    Permodelan dilakukan berdasarkan regulasi

    RINA 2010, jika terdapat kekurangan petunjuk

    dalam melakukan pemodelan akan dilakukan

    pengadopsian dari rule lain seperti Common

    structural Rules CSR for Double Hull Oil Tanker.

    Setelah didapatkan hasil perhitungan

    tegangan geser maka akan dilakukan pengecekan

    kekuatan struktur dan bila terdapat kekuatan

    struktur yang tidak memenuhi persyaratan maka

    akan diberikan rekomendasi penguatan konstruksi.

    2. Tinjauan Pustaka

    2.1. Tegangan Geser Akibat Momen Bending

    PadaMulticell( Owen F. Huges, 1983 )Secara umum shear stress dapat

    didefinisikan dalam persamaan:

    dimana :

    Q = shear force

    2.1

    ( 2.2)

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    2/10

    I =

    t = t

    y = j

    s =

    penam

    satu uj

    cabang

    Mome

    persam

    cut sec

    Sehing

    disimb

    Dan lu

    untukdiseles

    Diman

    Sehing

    kompo

    integral

    Dan lu

    untuk

    dapat

    sebagai

    Sehing

    persam

    penam

    Kemud

    flow s

    koreksi

    Apabil

    berlaw

    tanda (

    2.2. Te

    tegang

    diseles

    oment inersia

    ebal pelat

    arak titik berat

    anjang pelat y

    etiap penamp

    ang terbuka

    ng dari pena

    shear flow

    t pertama

    aan 2 untuk

    ion diberikan

    a besarnya

    lkan sebagai

    asan shear fl

    atu komponeikan dengan c

    (q*/t) ds = (

    , P = q* x fak

    a koreksi

    en tertutup

    tertutup

    (1/t)ds

    asan shear fl

    eseluruhan k

    iselesaikan d

    berikut :

    (q*/t)ds

    a dari pers

    aan shear

    ang tertutup:

    (q1/t)ds + (q-(q*/t)ds

    ian dilakuka

    ebelum kore

    (pers.8), menj

    arah she

    nan dengan a

    ) menjadi (-).

    angan Geser

    ntuk mene

    n geser akib

    ikan dengan

    penampang

    luasan ke su

    ang ditinjau.

    ang tertutup

    engan memo

    pang tertutu

    0 pada uju

    dapat di

    embedakan

    imbol m*.

    nilai dari

    * menjadi :

    w untuk kor

    n penampangara simpson, s

    *.P).s / 3.t

    or simpson

    shear flo

    dapat disele

    w untuk kor

    mponen pena

    engan cara i

    amaan 6 d

    low koreksi

    2/t)ds + +

    penjumlaha

    si (pers.4) d

    adi :

    r flow se

    rah shear flo

    Akibat Mom

    ntukan hasi

    t momen to

    formula mu

    bu netral aksi

    irubah menja

    ong pada sal

    tersebut. Ti

    ng cabangny

    itung deng

    nilai m deng

    shear flo

    ksi shear flo

    tertutup dapebagai berikut

    keseluruh

    saikan deng

    ksi shear flo

    mpang tertut

    tegral tertutu

    n 7 menja

    untuk sua

    (qN/t)ds =

    antara she

    an shear flo

    elum korek

    koreksi, ma

    en Torsi

    l perhitung

    si maka dap

    ltipel cell fr

    ( 2.3

    ( 2.

    ( 2.5

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    i

    h

    p

    a.

    n

    n

    w

    w

    at:

    n

    n

    w

    p

    ,

    i

    u

    r

    w

    si

    a

    n

    at

    e

    warpi

    yang

    kondis

    free w

    sel ada

    Dan to

    Dikare

    rumus

    geome

    sectio

    mengg

    Rumu

    Untuk

    dilaku

    Sehin

    persa

    dilaku

    koofisi

    dan pe

    Persa

    persa

    Dan

    beriku

    Dan ol

    Dari p

    menja

    )

    )

    )

    )

    )

    )

    )

    g. Formula i

    saling berhu

    i tertutup (clo

    rping.

    Fornula untu

    lah sebagai be

    Mx= 2Aiqi

    tal dari sel da

    nakan tidak a

    tersebut maka

    tric compabili

    pada ge

    unakan formu

    diatas 2.12 d

    lebih menye

    an permisala

    ga persamaa

    aan berikut:

    Untuk integr

    an evaluasi

    en yang akan

    rsamaan akan

    Ciqi Ci-1qi-1

    aan ini untu

    aan sebagai b

    [C]{q} = 2 G

    kan didapat

    :

    Mx= 2{A}T{

    eh karena itu

    ersamaan tera

    i rigidly dari

    1/'(q/t)d

    qi/'ds/t

    +.(qn/')

    qi/'=qi'

    qi'ds/t (qi

    +.(qn')nd

    n

    i

    AiM ix1

    2`

    i digunakan

    bung dan s

    e section) da

    menentukan

    rikut:

    at ditulis seba

    an bisa menc

    dilakukan de

    ty. Untuk beb

    metric co

    la sebagai beri

    apat ditulis de

    erhanakan p

    sebagai beri

    2.13 dapa

    l dari persa

    ari geometri

    diperlihatkan

    menjadi

    Ci+1qi+1 =

    semua sel d

    rikut:

    {A}

    an nilai q

    q}=2{ A }T{

    hir kita lihat

    semua seksi

    s=2AG

    qi1/')i1ds/t

    nds/t=2AiG

    1')i1ds/t (qi+

    s/t=2AiG

    i

    untuk multi

    muanya dal

    benda diangg

    aliran di seti

    gai berikut:

    ri nilai q deng

    gan perhitung

    erapa cells cl

    pability da

    kut:

    ngan

    rhitungan ma

    ut:

    ditulis sepe

    aan 2.15 a

    ang terdiri d

    engan simbul

    AiG

    n menghasil

    dari persama

    q }

    bahwa penye

    . Dan untuk

    (qi+1/')i+1d

    1')i+1ds/t

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    ( 2.

    el

    m

    ap

    ap

    an

    an

    se

    at

    ka

    rti

    an

    ari

    C

    an

    an

    ut

    J

    /t

    0 )

    1 )

    2 )

    3 )

    .14 )

    5 )

    6 )

    7 )

    .18 )

    .19 )

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    3/10

    untuk satu bagian tertutup maka digunakan

    formula.

    GJ = 2 {A}T {q}

    Setelah mendapatkan nilai . Maka hasil q dapatdiperoleh dari hasil normalisasi dari persamaan

    2.14. dan nilai tegangan geser pun didapatkan dari

    persamaan

    = q / t

    2.3 Tegangan geser metode elemen hingga.

    A. Lingkup ruang dan model

    Regulasi RINA Chapter 7 Appendix 1

    memberikan informasi bahwa pemodelan kapal

    untuk L < 15 0m pada dasarnya cukup dilakukan

    pemodelan 1 ruang muat, tetapi jika dibutuhkan

    proses analisa lebih lanjut mengenai berbagai

    macam bentuk pressure akibat berbagai macam

    tipe muatan pada tanki sehingga dibutuhkan tanki

    lebih panjang untuk dilakukan analisa maka bisa

    menggunakan pemodelan tiga ruang muat.Pemodelan dilakukan pada tiga cargo

    hold, satu cargo hold berada di midship dan dua

    cargo hold berada dibelakang midship.

    Gambar 2.1 lingkup model untuk analisa [RINA, 2010]

    B. Elemen dan ukurannya

    Semua bagian dari struktur konstruksi kapalharus dimodelkan secara detail. Bagian konstruksi

    kapal yang berupa pelat akan dimodelkan dengan

    shell element yang memiliki harga ketebalan pelat

    dan arah orientasi pembebanan. Ukuran shell

    element sesuai dengan jarak pembujur.

    Bagian kapal yang berupa stiffner dan

    gading kecil dapat dimodelkan dengan beam atau

    bar element. Bagian Face girder, bila web girder

    terlalu besar maka dimodelkan dengan bar element

    fungsi root pada face.

    C. Propertis material

    Bagian kontruksi kapal yang berupa stiffner

    dapat dimodelkan dengan menggunakan bar

    element yang teridiri dari beam dan rod element.

    Beam element digunakan untuk memodelkan

    stiffner yang berfungsi sebagai penguat langsung

    pada struktur konstruksi seperti web frame dan

    longitudinal stiffner. Beam element memiliki nilai

    axial (A), moment inertia (I), torsional (J) dan arah

    orientasi dari pembebanan. Kemudian rod element

    digunakan untuk memodelkan web stiffner dan

    face plate pada penguat utama konstruksi yang

    hanya memiliki nilai axial (A) dan constant cross

    section area sepanjang stiffner. Sedangkan pelat

    dimodelkan dengan shell element.

    D. Kondisi batas

    kondisi batas diberikan pada bagian

    belakang model dan didefinisikan sebagai rigid

    link. Rigidlink diletakkan pada ujung belakang

    bagian konstruksi yang mendukung kekuatan

    memanjang kapal, baik berupa : longitudinal plate,

    girder, shell plate dan longitudinal balkhead. Untuk

    ketentuan arah node seperti terdapat pada tabel

    Berikut:

    Tabel 2. 1 Kondisi batas [ RINA 2010]

    E. Kondisi pembebanan.

    Kondisi pembebanan yang disarankan regulasi rina

    adalah:

    1. Kondisis pembebanan homogen

    2. Kondisis pembebanan heterogen

    3. Kondisi pembebanan pada sarat tertentu

    4. Kondisi pembebanan ballast

    F. Hullgirder Load

    Beban hullgirder load yang diinputkan

    dalam model adalah sebagai berikut:

    a.

    Still water bending moments at midship

    Kondisi hogging

    Kondisi sagging

    b.Vertical wave bending moments

    Kondisi hogging

    Kondisi sagging

    c.Horizontal wave bending moment

    ( 2.20 )

    ( 2.21 )

    ( 2.22 )

    ( 2.23 )

    ( 2.24 )

    ( 2.25 )

    ( 2.26 )

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    4/10

    d.Wave torque

    e.Vertical wave shear force

    Beban tersebut diinputkan dalam model denganmemberikan koreksi seuai tabel 2.5

    G. Local Load

    Beban lcal load terdiri dari beban-beban sebagai

    berikut:

    a.Beaban air laut

    Bentuk distribusi beban air laut dapat

    dimodelkan sebagai berikut:

    Gambar 2. 2 Beban air laut [RINA, 2010]

    Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.2 beban air laut [ RINA 2010]

    b.Beban gelombang

    Beban gelombang air laut dibedakan

    menjadi 2 Upright dan inclined. Kondisi upright

    dibagi menjadi tiga yaitu kondisi a crest, a trough

    dan b. Kondisi inclined dibagi menjadi dua yaitu

    kondisi c dan d.

    Distribusi beban didistribusikan seperti

    gambar berikut.

    Gambar 2.3 beban gelombang [ RINA, 2010]

    Formula yang digunakan dalam menghitung

    distribusi beban pada posisi upright terdapat pada

    tabel2.4 dan inclined pada tabel 2.3.

    Tabel 2.3 Beban gelombang pada posisi upright load a

    dan b [ RINA, 2010]

    Tabel 2.4 Beban gelombang pada posisi inclined load c

    dan d [ RINA, 2010]

    Tabel 2.5 Hull girder- Maksimal momen bending pada bagian tengah model [ RINA, 2010]

    ( 2.27 )

    ( 2.28 )

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    5/10

    c.Beban muatan

    Beban muatan menggunakan formulapartly

    filledtank karena muatan tanki tidak dimuati secara

    penuh dan dilakukan penambahan akibat sloshing.

    ps= L. g . (df + dTB- z )

    Untuk pembebanan saat tanki termuatisecara penuh (full volume)

    PS1 = L. g . ( zL- z )

    PS2= L. g . ( zTOP- z ) + 100pPV

    Persyaratan nilai Ps minimum adalah:

    PSmin= L. g .( 0.8 . L1/(420 - L1))

    Nilai Ps tersebut akan dicari nilai yang maksimal

    dan akan ditambah dengan nilai inertial pressure

    (pw) dan nilai pS+ pW0

    3. Metodologi Penelitihan

    Gambar 2.1 Diagram alir proses pengerjaan

    Perhitungan tegangan geser dengan

    perhitungan manual diperoleh dari gaya geser

    shear flow per tebal pelat. Input beban untuk

    tegangan geser akibat momen bending vertical

    adalah shear force disetiap kondisi pembabanan,

    dan input beban tegangan geser akibat momen

    torsiadalah momen torsi akibat gelombang air laut

    yang terdapat dalam regulasi RINA 2010Proses analisa dengan metode elemen

    hingga dilakukan dengan membuat pemodelan

    pada software Nastran 2010, Beban yang

    diberiakan pada model meliputi local load dan hull

    girder load. Beban lokal meliputi beban air laut,

    gelombang air laut dan beban muatan. Beban hull

    girder meliputi beban still water bending moments,

    still water shear force dan wave shear force. Selain

    itu juga dilakukan input properties material, kondisi

    batas dan kondisi pembebanan.

    Hasil perhitungan tegangan geser

    dariperhitungan manual atau running progam

    dilakukan perbandingan dengan persyaratan

    perijinan klasifikasi.

    4. Pemodelan dan Pembebanan4.1. Regulasi dan software perhitungan.

    Regulasi yang digunakan dalam tugas akhir

    ini adalah RINA 2010. Sehingga aturan yang

    berkaitan dengan semua perhitungan yangada pada

    penelitian ini mengacu pada regulasi tersebut,

    mulai dari pemodelan, properties material, kondisi

    pembebanan, kondisi batas dan perhitungan beban.

    Pemodelan dilakukan dengan menggunakan

    software MSC Patran 2010 untuk pre-processor

    sedangkan untuk Processor menggunakan software

    MSC Nastran 2010.

    4.2. Lingkup ruang dan model

    Kapal yang digunakan dalam penelitihan ini

    adalah kapal Chemical Tanker 6200 DWT, dengan

    ukuran utama Loa = 100 m, Lpp = 95 m, Lkonst=

    94.651m, B = 16.98 m, TSC= 6.8 m dan D = 8.6 m.

    Lingkup dan ruang model yang dilakukan

    pemodelan mulai dari frame no. 40 sampai pada

    frame no.91 atau dengan arti lain pemodelan

    dilakukan pada cargo hold no 3, 4 dan 5.

    Gambar 3.2 lingkup model ruang muat 3,4 dan 5

    (tanda merah)

    4.3. Elemen dan Ukurannya

    Dilakukan pemodelan tiga ruang muat

    dengan menggunakan elemen dan ukuran sesuai

    dengan regulasi RINA 2010 dan hasil meshingnyaadalah seperti gambar berikut:

    Gambar 3.3 meshing ruang muat 3,4 dan 5

    ( 2.29 )

    ( 2.30 )

    ( 2.31)

    ( 2.32 )

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    6/10

    4.4. Propertis material

    Diberikan input material properties sesuai

    dengan persyaratan regulasi RINA 2010 dan hasil

    inputnya seperti gambar berikut:

    Gambar 3. 4 Ketebalan pelat dalam model

    4.5. Kondisi batas

    kondisi batas diberikan pada bagian

    belakang model dan didefinisikan sebagai rigid

    link. Rigidlink diletakkan pada ujung belakang

    bagian konstruksi yang mendukung kekuatan

    memanjang kapal, baik berupa : longitudinal plate,

    girder, shell plate dan longitudinal balkhead. Untuk

    ketentuan arah node seperti terdapat pada tabel 2.1.

    Independent point diletakkan pada bagian

    depan model setinggi titik netral axis dan

    independent point merupakn input letak moment

    dan shear forces

    4.6.Pembebanan

    Kondisi pembebanan yang diambil sebagai

    input model sesuai dengan regulasi RINA adalhsebagaiberikut:

    - Kondisi pembebabanan homogen, pembebanan

    dengan tanki diisi semua pada sarat scantling (

    Tsc) dengan muatan bermasa jenis sama

    - Kondisi pembebabanan heterogen, yaitu suatu

    pembebanan dengan tanki diisi semua pada sarat

    scantling ( Tsc ) dengan muatan bermasa jenis

    berbeda.

    - Kondisi pembebanan 1, pembebanan seperti

    gambar pada saat sarat 0.9 Tsc.

    - Kondisi pembebanan 2, pembebanan seperti

    gambar pada saat sarat 0.9 Tsc

    .

    - Kondisi pembebanan 3, pembebanan sesuai

    gambar pada saat sarat 0.9 Tsc.

    - Kondisi pembebanan Ballast, pembebanan

    seperti gambar pada saat sarat 0.9 Tsc. dengan

    muatan air laut.

    Gambar 3. 4 Ketebalan pelat dalam model

    4.6.1. Hullgirder load

    Hasil perhitungan beban hullgirder load

    yang diinputkan dalam model adalah sebagai

    berikut:

    Dilakukan perhitungan moment dan shear force

    dan didapatkan nilai sebagai berikutMSW = 132245.980 kN.m

    MWV,H = 167887.378 kN.m

    MWV,S = 188738.380 kN.m

    MWV = 188738.380 kN.m

    MWH = 117876.937 kN.m

    QwV = 543.289 kNm

    Dalm input hull girder pada setiap kondisi

    pembebanan nilainya sama yang berbeda adalah

    shear force pada setiap kondisi pembebanan.

    Qsw = 2327.878 kN (LC homogeny dan heterogen)

    = 3407.679 kN (LC 1 dan 2)

    = 5643.588 kN ( LC 3)

    = 3975.510 kN ( LC Ballast)

    Sebeleum diinputkan model dilakukan koreksi

    dengan tabel 2.5.

    4.6.2 Local Load

    Beban local load terdiri dari beban-beban

    sebagai berikut:

    a.Beaban air laut

    Beban air laut dilakukan perhitungan pada

    saat sarat Tsc dan 0.9 Tsc dengan menggunakan

    formula sesuai tabel 2.2.

    b.Beaban air laut

    Beban air laut dilakukan perhitungan padasaat sarat Tsc dan 0.9 Tsc dengan condisi upright

    pada tabel 2.3 dan kondisi inclined pada tebel 2.4.

    c.Beaban air laut

    Beban muatan dilakukan perhitungan

    dengan muatan sebagian atau tidak penuh pada LC

    homogeny, hiterogen, 1,2 dan 3. Beban muatan

    dilakukan formula muatan tanki penuh pada

    kondisi ballast.

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    7/10

    5. Shear flowpada struktur cincin kapal

    5.1. Shear flow akibat momen bending vertikal

    Pembebanan dilakukan dengan beban

    vertical shear force(Qv). Besar nilai vertikal shear

    force merupakan penjumlahan dari still water

    bending moment shear force (QSW) dan vertical

    wave shear force (QWV).Qv= Qsw+ Qwv

    dengan

    Qsw = 2327.878 kN (LC homogeny dan heterogen)

    = 3407.679 kN (LC 1 dan 2)

    = 5643.588 kN ( LC 3)

    = 3975.510 kN ( LC Ballast)

    Qwv = 543.2892 kN

    A. Shear flow pada penampang tertutup.

    Shear flow (q*) pada penampang tertutup

    dibuat menjadi seperti terdapat pada penampang

    terbuka dengan cara memotong satu bagian kecil di

    ujung penampang tertutup tersebut.Shear flow(q*)

    pada batang diantara 2 node dihitung dengan

    persamaan berikut:

    q* = (Qv / Iy) z dA m* = z dA

    Dengan

    Iy = 10.85011641 m4 (moment inersia sb. 'y)

    Zna= 3.488928474 m

    z adalah jarak vertikal titik berat luasan terhadap

    NA

    Qv dan Iy konstan sedangkan m* = z dAmempunyai harga yang berbeda sesuai dengan luas

    dan lokasi komponen konstruksi. Panjang batang di

    misalkan "s" di_integrasi sepanjang batang, sesuai

    arah anak panah. Arah loop harus searah, loop

    dibuat disetiap penampang tertutup.

    Gambar 5.1 plot aliran geser dan node.

    Tanda silang menunjukkan kalau bagian

    tertutup dibuat menjadi aliran terbuka yang dimulai

    dari bagian tersebut. Perhitungan shear flow

    dilakukan hanya pada setengah bagian model

    karena dianggap simetris.

    B.Shear flowtabulasi

    Dilakukan perhitungan shear flow disetiap

    penampang, shear flow ini merupakan acuan awal

    shear flow pada struktur cincin kapal sebelum

    dilakukan koreksi.

    C. Koreksi shear flow

    Untuk mendapatkan nilai shear flow

    sebenarnya maka harus dilakukan perhitungan

    koreksi shear flow terlebih dahulu, koreksi ini

    dilakukan untuk mngetahui nilai q0, q1,qn yang

    terdapat pada setiap loop, untuk menghitung

    koreksi shear flowdapat digunakan persamaan 2.8.

    Untuk mencari nilai q0 hingga q6 harus

    diselesaikan secara simultan, untuk mempermudah

    perhitungan dibuat sebuah matrikulasi

    D.

    Shear flow setelah dikoreksi

    Nilai shear flow atau aliran geser diperoleh

    dari nilai awal shear flow sebelum koreksi

    ditambah dengan koreksi aliran arah loop yang

    didapat dari perhitungan matrix diatas. Hasil nilai

    shear flow (-) menunjukkan arah shear flow

    berlawanan dengan asumsi awal.

    Tabel5.1. Cuplikan hasil perhitungan shear flow

    5.2. Shear flow akibat momen Torsi

    Perhitungan shear flow dilakukan pada

    setengah model (karena dianggap simetris). Shear

    flowpada penampang tertutup (close section) multi

    cell dihitung dengan menggunakan persamaan

    2.11. untuk nilai Mx didapat dari momen torsiakibat gelombang kapal yang terdapat pada

    regulasi RINA 2010.

    Dengan

    Mx = 20262449 [Nm]

    G = Modulus elastis geser

    = 79.2346154 [Gpa] 7.92E+10 [N/m2]

    )1(2

    EG

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    8/10

    Sebelem dilakukan koreksi diberikan arah

    acuan awal aliran geser dan node nya seperti

    gambar dibawah

    Gambar 5.2 arah acuan awal dan node

    Dari perhitungan didapatkan nilai:

    A0= 55.880 m2 A4= 3.652 m

    2

    A1= 4.444 m2 A5= 4.259 m

    2

    A2= 3.801 m2 A6= 0.431 m

    2

    A3= 1.849 m2

    Dan dilakukan perhitungan q dengan

    persamaan 2.15. Untuk mencari nilai q0hingga q6

    harus diselesaikan secara simultan, untuk

    mempermudah perhitungan dibuat sebuah

    matrikulasi

    Mencari nilai qi dapat dilakukan dengan mencari

    nilai ' terlebih dahulu. Formula yang digunakan

    adalah persamaan 2.19.Dari perhitungan didapatkan :

    4(A)T(q) = 8.2239 E +11

    Dan didapatkan nilai =2.4639 E -05

    Sehingga didapatkan nilai q sebagai berikut:

    qi= qi

    q0= 7.22 E+ 04 q4= 6.06 E+ 04

    q1= 5.01 E+ 04 q5= 6.20 E+ 04

    q2= 5.48 E+ 04 q6= 6.30 E+ 04

    q3= 7.22 E+ 04

    Perhitungan nilai shear flow atau aliran

    geser dapat diperoleh dari penambahan q yang

    mengaliri aliran pelat tersebut. Bila aliran tersebutberlawanan arah maka nilai dari aliran tersebut

    adalah negatif.

    Tabel5.2. Cuplikan hasil perhitungan shear flow

    6. Analisa dan Pembahasan

    6.1. Persyaratan penerimaan tegangan geser.

    Dari hasil perhitungan didapatkan nilai

    sebagai berikut:

    Material autokumpu.. = 153.178 N/mm2

    Material AH36.... = 152.778 N/mm2

    6.2. Cek penerimaan konstruksi metode elemen

    hingga

    Hasil rekap tegangan geser metode elemen

    hingga adalah sebagai berikut:

    Tabel 6.1 Rekap perhitungan shear stress.

    Dari hasil running progam yang direkap pada tabel

    disamping menyatakan tidak terdapat tegangan

    geser yang melebihi batas ijin. Tegangan geser

    maksimal terdapat pada LC ballast a trought

    sebesar 126 N/mm2

    E = 206.01 [Gpa]

    = 0.27-0.30

    LcHomogenacrest 33.6 Pelintangsisiatas(P)

    LcHomogenatrough 21.9 Wrangpelat(P)

    LcHomogenb 20.7 Pelatsisidalam(p)

    LcHomogenc 78.2 pelatgeladak(p)

    LcHomogend 33.9 pelatgeladak(s)

    LcHeterogenacrest 21.5 Pelatsisidalam(p)

    Lcheterogenatrough 24.3 Wrangpelat(P)

    LcHeterogenb 20.5 Pelatsisidalam(p)LcHeterogenc 78.3 pelatgeladak

    LcHeterogend 42.4 pelatgeladak

    Lc1acrest 48.5 W rangpelat(P)

    Lc1atrough 48.5 Wrangpelat(P)

    Lc1b 45.2 Wrangpelat(P)

    Lc1c 75 pelatgeladak

    Lc1d 49.4 Wrangpelat(P)

    Lc2acrest 49 Wrangpelat(s)

    Lc2atrough 32.1 Wrangpelat(s)

    Lc2b 43.6 Wrangpelat(s)

    Lc2c 76.1 Pelatgeladak

    Lc2d 42.3 Pelatgeladak

    Lc3acrest 45.9 Wrangpelat(p)

    Lc3atrough 30 Sekatmemanjang

    Lc3b 47.9 Wrangpelat(p)

    Lc3c 92.6 Pelatgeladak

    Lc3d 51.1 Wrangpelat(p)

    LcBallastacrest 91.2 Wrangpelat(p)

    LcBallastatrough 126 Wrangpelat(p)

    LcBallastb 122 Wrangpelat(p)

    LcBallastc 116 Pelatgeladak

    LcBallastd 82.6 Wrangpelat(p)

    KondisiPembebananTeganganGeser

    (N/mm2)

    Lokasi

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    9/10

    Gambar6.1. letak tegangan geser maksimum

    6.3. Cek penerimaan konstruksi metode elemen

    hingga

    A. Akibat momen bending vertikal

    Rekap tegangan geser maksimum :

    Tabel 6.2 Rekap tegangan geser maksimum

    Tegangan geser maksimum terbesar terdapat

    pada kondisi pembebanan 3. Hal itu dikarekanan

    kondisi pembebanan3 mempunyai nilai shear force

    paling tinggi, yaitu Qv = 6186.876 N

    Gambar 6.2. Plot tegangan geser akibat momen bending vertical

    Bentuk plot tegangan geser akibat momen

    bending vertical disetiap kondisi bentuknya sama

    seperti pada plot gambar disamping, yang

    membedakan adalah besarannya. Hal itu tergantung

    dari besar kecilnya nilai shear foce (Qv) di setiap

    kondisi.

    B. Akibat momen bending vertikal

    Nilai tegangan maksimal sebesar -18.059

    N/mm2 bada batang 1c - 1d, nilai min

    menunjjukkan kalau arah tegangan gesernya

    berlawanan dengan arah asumsi awal.

    Gambar 6.3. Plot tegangan geser akibat momen torsi

    7. Kesimpulan dan Saran

    Dalam tugas akhir ini telah dilakukan analisa

    tegangan geser dengan menggunakan metode

    perhitungan manual dan metode elemen hingga

    pada Kapal Chemical Tanker 6200 DWT, sehingga

    diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    7.1. Kesimpulan

    Kesimpulan yang diperoleh dari penelitihan

    ini adalah:1) Konstrusi kapal chemical tenker 6200 DWT

    memenuhi standar regulasi RINA 2010 dalam

    analisa perhitungan tegangan geser baik yang

    dilakukan dengan metode perhitungan manual

    ataupun juga dengan metode elemen hingga.

    2) Hasil perhitungan tegangan geser dengan

    metode perhitungan manual dan metode

    elemen hingga tidak sama. Metode

    perhitungan manual hanya memperhitungkan

    shear force gaya geser dan torsion moment

    momen torsi, sedangakan metode elemen

    hingga memperhitungkan berbagai macam halseperti hull girder load ( still water bending

    moment, wave bending moment, still water

    shear force dan wave shear force) dan local

    load ( sea pressure, wave sea pressure dan

    internal load), hal itu membuat nilai tegangan

    geser yang dianalisa dengan metode elemen

    hingga nilainya jauh lebih tinggi.

    - Tegangan geser maksimum yang dianalisa

    dengan metode elemen hingga terdapat pada

    `

    1c-1d

    Sekat Memanjang

    1c-1d

    Sekat Memanjang

    1c-1d

    Sekat Memanjang

    1c-1d

    Sekat Memanjang

    1c-1d

    Sekat Memanjang

    1c-1d

    Sekat Memanjang

    Kondisi Pembebanan 2

    Kondisi Pembebanan 3

    Kondisi Pembebanan Ballast

    11.181

    11.181

    14.569

    14.569

    24.094

    17.598

    Kondisi PembebananNilai Tegangan geser

    Maksimum ( N/mm2)

    Lokasi tegangan Geser

    Kondisi Pembebanan Homogen

    Kondisi Pembebanan Heterogen

    Kondisi Pembebanan 1

  • 5/21/2018 Analisa Tegangan Geser

    10/10

    kondisi pembebanan ballast a trough yang

    terdapat pada wrang pelat portside dengan

    nilai sebesar 126 N/mm2.

    - Tegangan geser geser maksimum yang

    dianalisa dengan metode analisa manual

    akibat momen bending vertical terdapat pada

    kondisi pembebanan 3 karenan kondisi

    pembebanan ini yang memiliki shear force

    maksimum yaitu 6186,876, dan bagian yang

    mengalami tegangan geser maksimum itu

    adalah sekat memanjang pada node 1d yang

    terdapat pada batang 1c-1d sebesar 24.094

    N/mm2.

    3) Tegangan geser maksimum yang dianalisa

    dengan metode perhitungan manual akibat

    momen torsi ataupun momen bending terdapat

    pada lokasi yang sama yaitu sekat memanjang

    dengan elemen antara node 1c-1d. Tegangan

    geser maksimum akibat momen torsi bernilai

    sebesar 18.059 N/mm2.

    4) Super posisi beban akibat muatan dan air laut

    yang berselisih besar akan berakibat tegangan

    geser yang cukup besar.

    a) Super posisi akibat beban air laut yang lebih

    besar, hal tersebut terdapat pada kondisi

    pembebanan 1, 2 dan 3. Sesuai rekap tegangan

    geser maksimum yang terdapat pada tabel 6.1,

    tegangan geser maksimum pada setiap kondisi

    pembebanan adalah sebagai berikut:

    - Pada LC1, hampir semua terdapat pada

    konstruksi pendukung kekuatan tanki nomer 4

    yang tidak bermuatan yaitu bagian pelat wrangportside.

    - Pada LC2, hampir semua terdapat pada

    konstruksi pendukung kekuatan tanki nomer 4

    yang tidak bermuatan yaitu bagian pelat wrang

    starboard.

    - Pada LC3, pada tanki 4 tidak terdapat muatan

    sehingga tegangan geser yang cukup tinggi

    terjadi dibagian konstruksi pendukung

    kekuatan tanki nomer 4 khususnya pada bagian

    pelat wrang.

    b) Super posisi akibat beban muatan yang lebih

    besar, hal tersebut terdapat pada kondisimuatan ballast. Kondisi muatan ballast tanki

    muatan nomer 4 diisi penuh dengan muatan air

    laut membuat selisih yang cukup tinggi antar

    tekanan tersebut sehingga mengakibatkan

    tegangan geser yang cukup tinggi pada

    konstruksi pendukung khususnya pada bagian

    pelat wrang.

    7.2. Saran

    1. Untuk pengembangan analisa dengan

    menggunakan elemen hingga pada aplikasi

    perkapalan perlu dilakukan permodelan

    dengan sepanjang kapal, dengan hal itu maka

    akan didapatkan hasil pendekatan analisa

    sesuai dengan kondisi kapal sebenarnya.

    2. Dalam penelitihan ini, perhitungan beban

    momen torsi menggunakan rumus pendekatan

    oleh regulasi klasifikasi. Sehingga, untuk

    penelitian selanjutnya dapat dilakukan

    perhitungan momen torsi di sepanjang kapal.

    3.

    Sebaiknya dilakukan penghindaran terhadap

    kondisi pembebanan yang mengakibatkan

    super posisi yang cukup tinggi antara tekanan

    muatan dan air laut, karena hal tersebut akan

    berakibat tegangan geser yang cukup tinggi

    pada bagian konstruksi tersebut.

    Daftar Pustaka

    Hughes, F, O, Ship Structural Design, John Wiley

    & Son, New York ,1983

    IACS, Common Structural Rules for Double Hull

    Oil Tanker, IACS, UK, 2006

    RINA, Rules for the Classification of Ship, RINA,

    Italy, 2010

    Riyadi, S , Analisa Hull Girder pada Kapal Box

    Shape Bulk Carrier (BSBC) 50.000 DWT

    Menggunakan Metode Elemen Hingga,

    ITS, Surabaya, 2006Zakky, Ahmad, Perkiraan Umur Konstruksi Kapal

    dengan Analisa Fatigue: Study Kasus

    pada Kapal Bulk Carrier 50.000 DWT,

    ITS, Surabaya, 2008

    www. mastil. co. uk

    www.matweb.com

    www. Wikipedia.com