Analisa Praktek Berkebun Emas

16
Analisa Hukum Melakukan Praktek Berkebun Emas KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PRODI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM 1

description

Analisa praktek berkebun emas

Transcript of Analisa Praktek Berkebun Emas

Page 1: Analisa Praktek Berkebun Emas

Analisa Hukum Melakukan Praktek Berkebun Emas

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAHPRODI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013 M/1433 H

1

Page 2: Analisa Praktek Berkebun Emas

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya di masa depan membuat banyak orang ingin menginvestasikan uangnya. Uang yang diinvestasikan saat ini diharapkan dapat menjadi berlipat nilainya di masa yang akan datang.

Untuk menanggapi akan keinginan masyarakat yang banyak untuk berinvestasi, maka banyak lembaga keuangan, terutama bank mengeluarkan berbagai produk investasi, diantaranya berkebun emas dengan skema gadai. Sebelum tahun 2012, skema berkebun emas ini banyak yang menawarkan keuntungan yang banyak diamasa yang akan datang dengan investasi emas. Seiring dengan meningkatnya animo masyarakat untuk melipatgandakan hartanya, maka muncul juga berbagai kontroversi mengenai skema ini.

Oleh karena banyaknya berbagai komentar mengenai skema ini, penulis merasa tertarik dan layak untuk mengangtkat masalah ini kedalam ranah ilmiah. Penulis akan membahas berbagai alasan yang memperjelas hukum dan dampak yang akan diakibatkan dengan skema ini. Penulis juga berharap agar kemudian hari jika penulis maupun pembaca menemui masalah serupa, melalui makalah ini dapat menambah khazanah keilmuan untuk mengulasnya dan memberikan alasan yang jelas, objektif dan ilmiah untuk menegaskan hukum penggunaan skema tersebut.

Untuk memudahkan pembaca memahami permasalahan ini, penulis merumuskannya dalam beberapa pertanyaan pokok sebagai berikut:

1. Apa itu berkebun emas?2. Bagaimana proses melakukan praktek berkebun emas?3. Apa hukum melakukan praktek berkebun emas?

2

Page 3: Analisa Praktek Berkebun Emas

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Berkebun Emas

Model investasi di zaman yang serba canggih disertai kebutuhan manusia akan pemenuhan kebutuhannya membuat banyak jenis produk investasi yang muncul. Diantaranya model yang menjadi tren di pertengahan tahun 2011, yaitu berkebun emas.

Sebenarnya kalimat berkebun emas hanya kiasan, bukan berarti kita menanam bibit dalam tanah yang kemudian tumbuh menghasilkan emas dari pembibitan tadi1. Akan tetapi berkebun emas ini adalah upaya menginvestasikan emas di lembaga keuangan yang mengeluarkan produk gadai. Sehingga kita dapat melakukan pembelian emas secara berulang-ulang dengan dana tambahan yang kita miliki yang kemudian emas tersebut digadai secara berulang.

Dalam melakukan berkebun emas terdapat beberapa akad yang digunakan. Sesuai dengan ketentuan surat edaran BI mengenai berkebun emas. Sesungguhnya dalam melakukan berkebunemas terdapat beberapa akad, yaitu qardh, rahn dan ijarah. Berkebun emas dalam dunia perbankan lebih dikenal dengan qardh beragun emas.Qardh yang diberikan merupakan dana yang dipinjamkan bank kepada nasabah sebagai pengikat yang kemudian dikembalikan kepada pihak bank. Ijarah dilakukan atas jasa menjaga barang yang digadaikan hingga batas waktu tertentu.

B. Gadai (Rahn)

Rahn secara etimologi (bahasa) berarti tetap. Sedangkan menurut terminologi (istilah) rahn merupakan penahanan terhadap suatu barang yang menjadi jaminan untuk memberikan utang yang pembayarannya tertunda2.

Sedangkan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 11503, “ Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seseorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya; dengan kecualian biaya untuk melelang setelah barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.” Inti dari pengertian ini adalah gadai dilakukan ketika seseorang memberikan barangnya untuk jaminan berhutang, yang kemudian barang itu dapat dilelang jika pihak penggadai tidak dapat melunasi utang-utangnya.

1 Rully Kusnandar, Cara Cerdas Berkebun Emas (Jakarta: Transmedia, 2011), h.632 Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), h.1593 Prof.R.Subekti, S.H. dan R.Tjitrosudibio (Jakarta: PT.Pradnya Paramita,2009), h.297

3

Page 4: Analisa Praktek Berkebun Emas

Dari dua pengertian diatas dapat disilmpulkan bahwa gadai adalah pemberian barang dari pihak penggadai kepada pihak yang menerima gadai sebagai jaminan peminjaman utang yang pembayarannya tertunda.

C. Landasan Hukum Gadai

Al-Qur’an

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)

Al-Hadits

�م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ي� �ب الن �ن� أ ه�ا ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� ة� �ش� ع�ائ ع�ن. ع�ه� د�ر �ه� ه�ن و�ر� ج�ل

� أ �ى �ل إ ط�ع�ام$ا �ه�ود�ي) ي م�ن ى �ر� ت اش

“Dari 'Aisyah radliallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan pembayaran tunda sampai waktu yang ditentukan, dan Beliau menggadaikan (menjaminkan) baju besi Beliau.” (HR. Bukhari)

      �ي0 عب الش� ع�ن �اء� �ر�ي ك ز� �ا ن �ر� ب خ� أ �ه� الل د� ع�ب �ا ن �ر� ب خ

� أ �ل م�ق�ات ن� ب م�ح�م�د� �ا �ن ح�د�ثه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل ول� س� ر� ق�ال� ق�ال� ه� ع�ن �ه� الل ض�ي� ر� ة� ر� ي ه�ر� �ي ب

� أ ع�ن�ه� �ف�ق�ت �ن ب ب� ر� �ش ي الد�ر0 �ن� �ب و�ل $ا ه�ون م�ر �ان� ك �ذ�ا إ �ه� �ف�ق�ت �ن ب �ب� ك �ر ي هن� الر� �م� ل و�س��ف�ق�ة� الن ب� ر� �ش و�ي �ب� ك �ر ي �ذ�ي ال و�ع�ل�ى $ا ه�ون م�ر �ان� ك �ذ�ا إ

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Zakariya' dari Asy-Sya'biy dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: (Hewan) boleh dikendarai jika digadaikan dengan pembayaran tertentu, susu hewan juga boleh diminum bila digadaikan dengan pembayaran tertentu, dan terhadap orangyang mengendarai dan meminum susunya wajib membayar.”(HR. Bukhari)

Ijtima’ Ulama

Fatwa DSN Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang rahn (gadai)

4

Page 5: Analisa Praktek Berkebun Emas

Fatwa DSN Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002, tentang gadai emas

D. Rukun dan syarat gadai4

Dalam melakukan penggadaian ada rukun dan syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut.

Rukun Gadai

1. Adanya rahin, yaitu orang yang menggadaikan barangnya.2. Adanya murtahin, yaitu orang yang menerima barang yang digadaikan, yang

kemudian memberikan utang kepada rahin.3. Adanya marhun, yaitu objek barang yang akan digadai.4. Adanya marhun bih, yaitu utang yang diberikan kepada rahin.5. Adanya shigat, yaitu akad serah terima barang gadai dari si pemberi gadai (rahin)

kepada si penerima gadai (murtahin.

Syarat Gadai

1. Rahin dan murtahin Mereka adalah pihak yang melakukan serah terima barang gadai. mereka haruslah orang

yang berakal, sehingga dapat melakukan gadai secara sadar dan mengetahui ketentuan melakukan pegadaian.

2. Marhun bih (utang) Merupakan utang yang diberikan atas dasar penerimaan barang gadai. Utang yang

diberikan selayaknya sesuai dengan harga barang yang digadaikan.3. Marhun (objek gadai) Objek gadai merupakan barang bergerak yang memiliki nilai jual beli. dalam hal ini uang

tidak termasuk dalam barang bergerak. Hal ini dikarenakan uang bukanlah komoditas yang dapat diperjualbelikan.

Secara umum objek gadai harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut, antara lain: ( Heri Sudarsono, Bank dan Lemabga Keuangan Syariah:2007)a. Barang harus memiliki nilai yang dapat diperjualbelikan.b. Merupakan harta yang bernilai.c. Barang gadai dapat dimanfaatkan.d. Harus diketahui keadaan fisik barang gadai, oleh karena itu harus diserahkan secara

langsung.e. Barang gadai harus milik rahin secara penuh dan bukan merupakan hak milik orang lain.

E. Ketentuan Pegadaian

4 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Pemerbit Ekonosia Kampus FE UII, 2007)

5

Page 6: Analisa Praktek Berkebun Emas

Dalam melakukan praktek pergadaian tentu ada beberapa ketentuan yang perlu diketahui agar tidak terjadi kekeliruan pada prosesnya. Menurut Sayyid Sabiq5 dalam Fiqh Sunnahnya ada beberapa ketentuan dalam melakukan praktek pegadaian, yaitu sebagai berikut:

1. Dalam melakukan pegadaian, pihak penerima gadai (murtahin) boleh menggunakan atau memanfaatkan barang gadai dengan menanggung biaya pemanfaatannya. Sesuai dengan hadits diatas yang diriwayatkan oleh Asy-Syaibani, dari Abi Hurairah, Dari Rasulullah saw, Beliau bersabda, “(Hewan) boleh dikendarai jika digadaikan dengan pembayaran tertentu, susu hewan juga boleh diminum bila digadaikan dengan pembayaran tertentu, dan terhadap orangyang mengendarai dan meminum susunya wajib membayar.”(HR. Bukhari)

2. Barang jaminan (barang yang digadai) tetap dalam kuasa murtahin hingga rahin melunasi utang-utangnya.

3. Jika rahin tidak bisa melunasi utang-utangnya hingga batas waktu jatuh tempo, murtahin berhak menjual barang gadaian utnuk melunasi utang-utang rahin. Adapun jika terdapat nilai lebih dari hasil penjualan, maka itu menjadi milik rahin.

4. Jika jatuhnya khiyar, atau perundingan kembali kepada rahin dengan murtahin, maka akad gadai menjadibatal.

Adapun dalam berkebun emas, atau yang dikenal dalam dunia perbankan sebagai qardh beragun emas, atau yang dapat disebut dengan rahn emas sudah diatur dalam Fatwa DSN no. 25/DSN-MUI/III/2002. Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ongkos penyimpanan dan pemeliharaan barang gada/emas ditanggung oleh rahin.2. Besarnya ongkos untuk penyimpaan dan pemeliharaan emas didasarkan pada biaya

yang benar-benar dibutuhkan.3. Ongkos yang dipungut untuk biaya penyimpanan baranggadai dilakukan dengan akad

ijarah.

Beberapa keuntungan yang diperoleh nasabah/ rahin/ pihak yang melakukan gadai emas adalah sebagai berikut6 :

Emas yang dimiliki rahin tidak perlu dijual jika ingin memiliki tambahan modal. Emas yang digadai terjamin aman. Dana yang didapat dari hasil gadai dapat digunakan untuk memulai usaha yang

produktif. Dalam melakukan praktek gadai emas tidak dikenakan bunga atas dana yang

dipinjamkan, karena menggunakan akad qardh. Kontrak gada dapat diperpanjang. Dengan menggadai emas akan ada kemungkinan memiliki nilai jual lebih tinggi

dibanding dengan harga emas saat pertama kali digadai. Hal inilah yang mendasari praktek berkebun emas.

F. Praktek Berkebun emas7

5 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Bandung: Al-Ma’arif,1987), h. 153-1576 Taufik Hidayat, Buku Puntar Investasi Syariah (Jakarta: Mediakita, 2011), h.1497 Rully Kusnandar, Cara Cerdas Berkebun Emas (Jakarta: Transmedia, 2011), h.65

6

Page 7: Analisa Praktek Berkebun Emas

Dalam melakukan simulasi praktek berkebun emas, penulis akan mengacu pada Bank BRI Syariah, yang walaupun saat ini tidak mengeluarkan produk berkebun emas, tetapi BRI Syariah masih mengeluarkan produk gadai emas. Produk ini hanya ditujukan untuk keperluan mendesak bagi yang membutuhkan modal kerja dan bukan untuk tujuan investasi.

Asumsi peertama: harga emas antam Rp443.5008 dibulatkan menjadi Rp450.000 per gram

Asumsi kedua: nasabah membeli emas antam seberat 10 gram Asumsi ketiga: uang yang dimiliki nasabah sebesar Rp5.000.000 Asumsi keempat: Biaya administrasi gadai emas kurang dari 50 gram sebesar Rp20.000

dan biaya pemeliharaan emas Rp14.760 per gram per 4 bulan (masa pemeliharaan gadai emas) dan dapat diperpanjang sebanyak 2 kali (sesuai dengan surat edaran Bank Indonesia).

Maka dengan uang yang ada nasabah memiliki emas seberat 10 gram dengan sisa uang Rp500.000.

G. Proses Penghitungan Pembiayaan yang diberikan Bank atas Gadai Emas

Besarnya nilai pinjaman yang dapat diberikan bank 90%9 dengan mengikuti harga emas dunia per 30 hari terakhir. Dalam memberikan pinjaman pihak bank akan menaksir harga emas yang akan digadai dengan nilai yang berbeda-beda di setiap bank. Akan tetapi acuannya tetaplah harga yang sesuai dengan harga pasar. Pihak bank menaksir dengan Nilai taksir Emas (NTE) atau Standar Taksir Logam Emas (STLE).

STLE di BRI Syariah untuk emas antam adalah sebesar Rp349.270 per 22 Juli 2013. Sedangkan harga emas pasaran seharga Rp443.500. Jadi setiap bank memiliki Nilai Maksimum Gadai (NMG) yang dihitung berdasar persentase nilai gadai emas. Perhitungannya adalah sebagai berikut.

NMG = NTE x Persentase pinjaman x berat emas

NMG = Rp349.000 x 90% x 10 gram

NMG = Rp3.141.000

Maka dana yang bisa dikeluarkan BRI Syariah dari emas 10 gram yang digadaikan adalah sebesar Rp3.141.000

Biaya-biaya lain yang harus ditanggung nasabah dalam menggadaikan emasnya selama setahun adalah biaya administrasi (Rp20.000) ditambah biaya pemeliharaan emas selama 12 bulan (Rp14.760 x 3 = Rp44280).

Jadi total biaya penitipan dan pemeliharaan emas selama 12 bulan adalah Rp20.000 + Rp44.280 = Rp 64.280

8 Berdasar pada harga emas antam tanggal 2 Agustus 2013, https://www.antamgold.com9Berdasar data pada website BRI Syariah tahun 2013, http://www.brisyariah.co.id

7

Page 8: Analisa Praktek Berkebun Emas

H. Simulasi Gadai Emas

Dana awal yang dimiliki adalah Rp5.000.000 untuk membeli emas

1. Emas 10 gram Rp3.141.000(dana dari bank) + Rp1.423.280(dana tambahan beli emas) = Rp4.564.280(untuk beli emas yang akan digadai) , lalu dikurangi biaya penitipan Rp64.280

2. Emas 10 gram Rp3.141.000(dana dari bank) + Rp1.423.280(dana tambahan beli emas) = Rp4.564.280(untuk beli emas yang akan digadai) , lalu dikurangi biaya penitipan Rp64.280

3. Emas 10 gram Rp3.141.000(dana dari bank) + Rp1.423.280(dana tambahan beli emas) = Rp4.564.280(untuk beli emas yang akan digadai) , lalu dikurangi biaya penitipan Rp64.280

4. Setelah gadai emas, lalu uang hasil gadai disimpan untuk membeli emas hingga harga emas naik.

Maka dana yang dibutuhkan nasabah untuk dapat berkebun emas adalah sebagai berikut:

a. Dana untuk membeli emas sebesar Rp4.500.000b. Dana tambahan yang dibutuhkan untuk menbeli emas sebanyak 3 kali adalah

Rp1.423.280 x 3 = Rp4.269.840 c. Dana untuk administrasi gadai 3 emas seberat 10 gram adalah Rp64.280 x 3 =

Rp192.840

Total dana yang dibutuhkan untuk berkebun emas adalah Rp4.500.000 + Rp4.269.840 + Rp192.840 = Rp8.962.680

I. Cara memanen kebun emas

8

Kesimpulan rumusan yang dgunakan dalam praktek berkebun emas

Menggunakan uang yang dimiliki untuk membeli emas 10 gram.Rp4.564.280 – Rp3.141.000 = Rp1.423.280

Nasabah menggadaikan emas dengan nilai taksir 90%.Rp349.000 x 90% x 10 gram = Rp3.141.000

Biaya penitipan dan pemeliharaan emas sebesar Rp64.280 per tahun.Rp1.423.280 – Rp64.280 = Rp1.359.000

Nasabah menggabungkan sisa uang beli emas dengan uang pinjaman gadai emas.Rp1.359.000 + Rp3.141.000 = Rp4.500.000

Uang tersebut digunakan hingga dapat membeli emas keempat.

Page 9: Analisa Praktek Berkebun Emas

Ketika kenaikan harga emas sudah sesuai dengan keinginan, nasabah dapat menggadaikan emasnya. Misal kenaikan emas yang diinginkan adalah sebesar 20% yang dimana harga emas saat ini seharga Rp5.400.000. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan:

1. Nasabah menjual emas keempat seberat 10 gram dengan harga Rp5.400.000

2. Nasabah menggunakan uang hasil jual emas untuk menebus emas ketiga yang ada di bank.

Rp5.400.000 – Rp3.141.000 = Rp2.259.000Jadi saat ini di tangan nasabah ada emas seberat 10 gram dengan sisa uang Rp2.259.000

3. Nasabah menjual emas ketiga yang sudah ditenus tadi dan nasabah sekarang memiliki uang sebesar :

Rp5.400.000 + Rp2.259.000 = Rp7.659.000.Dana tersebut dapat digunakan untuk menebus emas kedua dan pertama.

4. Dengan uang sebesar Rp7.659.000 nasabah akan menebus 2 emas yang masih tersimpan di bank.

Rp7.659.000 – (Rp3.141.000 x 2)= Rp7.659.000 – Rp6.282.000 = Rp 1.377.000

5. Maka sekarang nasabah memiliki 3 batang emas seberat 30 gram dengan uang Rp1.377.000 dengan nominal jumlah uang jika menjual emas tersebut:

Rp5.400.000 x 3 + Rp1.377.000 = Rp16.200.000 + Rp1.377.000= Rp17.577.000

Dari hasil memanen kebun emas ini nasabah memiliki keuntungan bersih dari hasil gadai emas selama setahun sebesar Rp17.577.000 – Rp8.962.280 = Rp8.614.720

J. Pandangan mengenai gadai emas

Pada hakikatnya menggadai emas dan menjualnya kembali ketika harga emas naik diperbolehkan10. Akan tetapi gadai emas menjadi terlarang ketika tujuannya berubah dari kepentingan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek menjadi keingninan untuk melipatgandakan nilai emas dengan cara berinvestasi untuk jangka panjang, dengan tetap menggunakan skema gadai.

Sesuai dengan tujuan gadai adalah untuk membiayai kebutuhan jangka pendek, dengan masa gadai 4 bulan dan dapat diperpanjang sebanyak maksimal 2 kali (Surat edaran BI no.14). hal ini perlu diregulasi mengingat fluktuasi harga emas yang tidak menentu, jika berkebun emas dibiarkan kedepannya akan menimbulkan unsur ketidakpastian (gharar) yang dapat merugikan si penggadai/ yang melakukan praktek kebun emas ketika harga emas menurun secara drastis.

10 Syekh Abdurrahman As-Sa’di, Fiqh Jual-Beli Panduan Praktis Bisnis Syariah (Jakarta:Senayan Publisging, 2008), h.420

9

Page 10: Analisa Praktek Berkebun Emas

Dalam Al-qur’an dijelaskan secara langsung, bahwa jika kita ingin memiliki modal maka alangkah baiknya jika melakukan perniagaan. Seperti yang difirmankan-Ny pada Surat An-Nisa ayat 29, yang artinya:

”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu.” (Q.S. An-Nisa : 29)

Dalam hadits juga dijelaskan mengenai larangan gharar.

ع� �ي ب ع�ن �م� ل و�س� ه� �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه� الل ول� س� ر� �ه�ى ن ق�ال� ة� ر� ي ه�ر� �ي ب� أ ع�ن

ر� غ�ر� ال ع� �ي ب و�ع�ن ح�ص�اة� ال

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Rasulullah telah mencegah (kita) dari (melakukan) jual beli (dengan cara lemparan batu kecil) dan jual beli barang secara gharar." 

10

Page 11: Analisa Praktek Berkebun Emas

BAB IIIPENUTUP

Demikianlah pembahasan mengenai praktek berkebun emas. Memang dari hasil yang terlihat sukup membuat masyarakat tertarik untuk melakukan praktek berkebun emas dengan skema gadai emas. Akan tetapi hal ini menimbulkan kontroversi ketika pihak penggadai mengeluarkan produk tersebut dengan iming-iming kenaikan emas di waktu tertentu. Padahal harga emas tidak dapat diperkirakan dengan pasti. Sedangkan janji merupakan kepastian yang harus dipenuhi.

Dengan adanya surat edaran BI no.14/7/DPbS yang meregulasi tentang larangan berkebun emas, yang kemudian dikenal dengan qardh beragun emas membuat suatu perlindungan bagi nasabah dalam menjaga asetnya dan memberi rasa aman dari jatuhnya nilai emas ketika emas itu akan dijual. Hal ini dikarenakan skema gadai bukanlah digunakan untuk tujuan investasi, tetapi lebih kepada kebutuhan memiliki modal dalam jangka pendek. Kitapun sebagai nasabah sudah selayaknya menjadi lebih bijak dalam mengambil produk investasi, sehingga tidak mudah tergiur dengan berbagi macam tawaran untuk melakukan investasi. Wallahu a’lam.

11

Page 12: Analisa Praktek Berkebun Emas

DAFTAR PUSTAKA

As-Sa’di, Abdurrahman Syeikh, dkk, Fiqh Jual Beli, Panduan Praktis Bisnis Syariah, Jakarta: Senayan Publishing, 2008.

Hidayat, Taufik, S.E.,M.Si., Buku Pintar Investasi Syariah, Jakarta: Mediakita, 2011

Karim, Adiwarman A., Ir.S.E.,M.B.A.,M.A.E.P., Bank Islam Dalam Analisis Fiqh, Jakarta: Rajawali Pres, 2004.

Kusnandar, Rully, Cara Cerdas Berkebun Emas, Jakarta: Transmedia, 2011.

Subekti, Prof.R.S.H. dan Tjitrosudibio, R., Kitab Undan-Undang Hukum Perdata, Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2009.

Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2007.

Syafei, Rachmat, Prof.Dr.H.MA., Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Sumber internet

https://www.antamgold.com

http://www.brisyariah.co.id

12