ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf ·...

5

Click here to load reader

Transcript of ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf ·...

Page 1: ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf · Produksi minuman rumput laut sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1090

ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT LAUT DENGAN

MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL PADA

PT. JASUDA DI KABUPATEN TAKALAR

A.Haslindah Dosen Prodi Teknik Industri, Fak. Teknik Universitas Islam Makassar

email: [email protected]

ABSTRAK

Statistical Quality Control (pengendalian kualitas statistik) adalah teknik yang digunakan untuk mengendalikan dan

mengelolah proses baik manufaktur maupun jasa melalui penggunaan statistik. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada minuman rumput laut serta untuk mengetahui solusi kerusakan

minuman rumput laut tersebut. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana pengendalian kualitas

menggunakan alat bantu statistik yang bermanfaat untuk mengendalikan tingkat kecacatan produk (misdruk) yang

terjadi pada PT. Jasuda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab terjadinya produk minuman rumput laut

yang memiliki endapan dan bergelembung yaitu disebabkan oleh manusia/tenaga kerja, metode kerja dan mesin/alat

yang digunakan masih sederhana. Namun disini yang paling dominan penyebab kecacatan yaitu operator /manusia yang

kurang teliti dan peralatan yang kurang dirawat ataupun dibersihkan. Adapun solusi yaitu mangadakan program

pelatihan bagi pekerja baik yang lama maupun yang baru secara berkala, dan Memberikan pengarahan dan peringatan

kepada pekerja apabila melakukan kesalahan. Dan untuk peralatan perlunya perawatan dan pemebersihan baik sebelum

mau telah digunakan.

Kata kunci : Statistical Quality Control,misdruk, kualitas.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat

semakin ketat meskipun berada dalam kondisi

perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal

tersebut memberikan dampak terhadap persaingan

bisnis yang semakin tinggi dan tajam, baik di pasar

domestik maupun di pasar internasional. Setiap usaha

dalam persaingan tinggi dituntut untuk selalu

berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri

yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan

kompetisi atau paling tidak dapat bertahan di dalam

kompetisi tersebut adalah dengan memberikan

perhatian penuh terhadap kualitas produk yang

dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli

produk yang dihasilkan oleh pesaing.

PT. Jasuda merupakan perusahaan yang mengolah

rumput laut menjadi berbagai produk rumput laut salah

satunya minuman rumput laut. Minuman rumput ini

memiliki kandungan iodium dan seratnnya cukup

tinggi. Produksi minuman rumput laut sebagai bahan

makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam

lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua

berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta

kemurnian produk.

Minuman rumput laut ini berbentuk gelas atau cup

sehingga dalam hal ini kualitas produk akan nampak

jelas setelah produk tersebut telah dikemas, hal ini

dapat diketahui dengan melakukan perbandingan

antara produk yang sudah jadi dengan standar produk.

Setiap kali produksi, menggunakan rumput laut

sebanyak 100 Kg, yang dapat menghasilkan 160.000

Gelas dimana isi produk Minuman rumput laut adalah

200 ml/gelas. Adapun standar normal kerusakan

minuman rumput laut pada PT. Jasuda yaitu :

bergelembung dan berubah warna. Rata-rata minuman

rumput laut yang bergelembung sekitar 200 gelas dan

minuman rumput laut yang memiliki endapan adalah

sekitar kurang lebih 300 gelas.

Berdasarkan data-data tersebut, maka perlu

dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas rumput laut dan cara

penanggulangannya agar mutu rumput laut yang

dihasilkan dapat memenuhi standar yang ditetapkan.

Mengacu pada uraian tersebut di atas maka dapat

diketahui bahwa masalah pengendalian mutu terhadap

kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah

perusahaan merupakan suatu hal yang penting dan

membutuhkan kajian yang lebih mendalam, oleh

karena itu peneliti menganggap penelitian dibidang

pengendalian mutu ini sangat penting dalam

mendukung perusahaan untuk memiliki daya saing

dengan produk perusahaan yang lain. Dalam hal ini

Page 2: ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf · Produksi minuman rumput laut sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1091

penelitian tentang penerapan Statistical Quality

Control (SQC).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui penyebab kerusakan pada

minuman rumput laut

2. Bagaimana mengetahui solusi kerusakan pada

minuman rumput laut

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penyebab kerusakan pada

minuman rumput laut.

2. Untuk megetahui solusi kerusakan pada minuman

rumput laut.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana

pengendalian kualitas menggunakan alat bantu

statistik dapat bermanfaat untuk mengendalikan

tingkat kecacatan produk (misdruk) yang terjadi

pada PT. Jasuda.

2. Memberikan manfaat bagi pihak manajemen PT.

Jasuda sebagai bahan masukan yang berguna

terutama dalam menentukan strategi pengendalian

kualitas yang dilakukan oleh perusahaan di masa

yang akan datang sebagai upaya peningkatan

kualitas produksi.

3. Memberikan arahan dan tambahan referensi bagi

kalangan akademisi untuk keperluan studi dan

penelitian selanjutnya mengenai topik

permasalahan yang sama.

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan dengan

lokasi penelitian di PT. Jasuda Kabupaten Takalar.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan

dengan cara :

1. Wawancara

Dalam hal ini peneliti mencari data atau informasi

dengan cara mewawancarai pimpinan PT. Jasuda

dan beberapa karyawan.

2. Studi Pustaka

Yaitu informasi dicari melalui beberapa buku

referensi maupun melalui internet.

3. Pengamatan Langsung

Yaitu dilakukan dengan melakukan pengamatan

langsung pada saat proses produksi dan mencatat

data-data yang di dapatkan.

2.3. Metode Penelitian

Pengolahan data yang dilakukan adalah dengan

menggunakan metode pengendalian kualitas statistic.

Data yang digunakan adalah data atribut data variabel

yaitu data berdasarkan karakteristik yang diukur secara

sebenarnya. Data yang diambil adalah minuman yang

bergelembung dan memilliki endapan didalam

Minuman Rumput Laut. Data variable yang diperoleh

dari perusahaan diolah sebagai berikut :

1) Diagram Pareto

Diagram Pareto digunakan untuk mencari sumber

kesalahan, masalah – masalah atau kerusakan

produk dan untuk membantu memfokuskan diri

pada usaha pemecahannya. Berdasarkan data yang

diteliti tentang jenis produk rusak dapat ditentukan

ranking kategori, kemudian dihitung kumulatif

persentase dan digambarkan dalam diagram

Pareto.

2) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Chart)

Diagram Ishikawa bertujuan untuk membantu

mengidentifikasi lokasi yang mungkin dari

terjadinya masalah – masalah mutu dan lokasi

pemeriksaan. Diagram ini mempresentasikan

hubungan antara sebab dan akibat yang terdiri dari

garis – garis dan simbol. Akibat (karateristik

kualitas) diletakkan di kanan, sedangkan sebab

diletakkan di sebelah kiri.

3) Membuat peta kontrol p.

Setelah ditentukan jumlah produk rusak maka

langkah selanjutnya adalah memplotkan data

atribut kedalam peta kontrol p.

4) Aplikasi peta control p

Batas pengendali pada peta control diaplikasikan

pada proses selanjutnya.

2.4. Flow Chart

Page 3: ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf · Produksi minuman rumput laut sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1092

ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa Penelitian

Analisa dan pembahasan merupakan media

komunikasi dalam menjembatani penarikan

kesimpulan, agar kesimpulan yang diperoleh nantinya

mudah dimengerti dan dapat menghilangkan terjadinya

salah penafsiran dari penyajian penelitian yang

dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang

ada. Dalam penelitian ini analisa dan pembahasan hasil

pengolahan merupakan suatu dasar dalam melakukan

dugaan – dugaan terhadap suatu kejadian penyebab

ketidaknormalan pada proses produksi dan tindakan

yang sebaiknya dilakukan guna melakukan perbaikan

dalam proses produksi Analisa dilakukan dengan

menganalisa hasil Statistical Quality Control yaitu

hasil perhitungan peta pengendalian kualitas dan

menganalisa factor yang mempengaruhi kualitas

dengan menggunakan pengendalian kualitas diagram

sebab akibat (fish Bone).

3.1.1 Analisa Diagram Pareto

Berdasarkan pengamatan pada diagram pareto,

maka total cacat untuk endapan = 643 gelas dan

bergelembung = 358 gelas. Dengan melihat kondisi

berdasarkan jenis cacat maka presentase yang tertinggi

untuk jenis cacat :

- Jenis cacat endapan = 39,73%

- Jenis cacat bergelembun = 60,27%

Berdasarkan hasil data tersebut diatas, persentase

cacat tertinggi terjadi pada jenis cacat endapan.

3.1.2 Analisa Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat merupakan diagram yang

terdiri dari garis – garis dan simbol – simbol yang

mempresentasikan hubungan antara sebab akibat yang

digunakan untuk menentukan apakah terdapat akibat

yang jelek dan mengambil tindakan untuk

memperbaiki penyebabnya dan juga untuk

mengidentifikasi dan menganalisis suatu proses atau

situasi dan menemukan kemungkinan penyebab suatu

masalah yang terjadi.

Berdasarkan analisa diagram Pareto maka evaluasi

yang dapat diberikan untuk mengetahui penyebab

terjadinya kerusakan proses produksi dikarenakan

adanya item – item berikut:

a. Diagram Sebab Akibat Cacat Timbul Gelembung

Berdasarkan terjadinya cacat timbul gelembung

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1) Faktor Operator

Ketelitian dan kehati – hatian agar memperoleh

hasil yang maksimal tergantung pada faktor

manusia sebagai operator. Ketidak telitian

operator pada saat melakukan pengukuran

panas pada alat pemanas dan blower angin,

selain itu kelelahan dan kejenuhan akibat

proses yang berlangsung terus menerus akan

mengurangi kinerja dari operator.

2) Faktor Peralatan

Adanya pemanasan air rumput laut dalam

tabung yang kurang merata yang disebabkan

kompor pemanas kotor atau mati pada saat

membutuhkan pemanasan air rumput laut,disini

operator harus mengamati suhu yang

diperlukan, apabila kurang panas kompor

pemanas dibesarkan, dan apabila membutuhkan

pendinginan maka blower angin yang

dinyaakan. Kegiatan ini dilakukan di saat air

rumput laut mulai dialirkan ke tabung

penampungan melalui pipa kapiler.

3) Faktor Proses

Ukuran pemanasan air rumput laut harus tetap

stabil, pemanasan yang tidak merata akan

mengakibatkan warna air rumput laut akan ikut

berubah menjadi agak gelap dan apabila

dilakukan pengepresan atau pengisian pada

gelas kemasan dan pengepresan label gelas

maka akan timbul gelembung – gelembung

udara kecil berwarna putih pada tepi atau

pinggir gelas bagian dalam.

4) Faktor Material

Pada waktu pemanasan air rumput laut terlalu

panas atau kurang panas sehingga

menimbulkan gelembung – gelembung putih

atau pengembunan pada gelas kemasan

b. Diagram Sebab Akibat Cacat memiliki Endapan

Berdasarkan terjadinya memiliki endapan

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1) Faktor Operator

Ketelitian dan kehati – hatian agar

memperoleh hasil yang maksimal tergantung

pada faktor manusia sebagai operator. Kurang

terampil dan ketidak telitian operator dalam

proses pengepresan dan pengontrolan panas

dari air rumput laut yang kurang merata

menyebabkan terjadinya memiliki endapan

dari air rumput laut tersebut. Selain itu

kelelahan akibat kondisi suhu panas dan suara

mesin produksi dapat menyebabakan

konsentrasi operator turun.

2) Faktor Material

Proses pengepresan pada label minuman

rumput laut pada PT Jasuda dilakukan secara

semi otomatis, adanya warna pada air rumput

laut yan sudah jadi dan siap untuk proses

pengisian dan dilanjutkan pada pengepresan

label minuman rumput laut disebabkan oleh

dua hal yang biasanya sering terjadi dan

kurang mendapat perhatian serius dari

operator, dua hal tersebut adalah kurang teliti

atau kontrol pada kompor pemanasan dan

blower pendingin pada tabung penampungan

air rumput laut yang sudah jadi dan siap pada

proses pengisian pada gelas kemasan , kedua

terkontaminasinya air rumput laut dengan

kotoran dari dalam pipa kapiler dan tabung

penampungan akhir dari air rumput laut

tersebut.

3) Faktor Peralatan

Adanya keterlambatan pengisian bahan bakar

pada kompor pemansan oleh operator akibat

Page 4: ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf · Produksi minuman rumput laut sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1093

kurang konsentrasinya operator dan kompor

pemanasan dan blower yang kotor, dan

pembersihan pipa kapiler dan tabung

penampungan akhir rumput laut secara

berkala.

4) Faktor Lingkungan

Faktor ini disebabkan karena udara panas

disekitar lingkungan kerja sehingga

mengakibatkan kesalahan operator dan

menyebabkan konsentrasi operator menurun.

Selain itu kondisi bising dari mesin – mesin

yang bekerja dan faktor mengobrol

menyebabkan ketelitian operator menurun.

Udara panas, pengap dan kondisi bising yang

dirasakan operator dapat menyebabkan

operator merasa cepat lelah dan kurang

nyaman.

3.1.3 Analisa Dengan Control Chart (P)

Dari hasil pengamatan, untuk jumlah cacat dan

persentase cacat dalam satu bulan dari keseluruhan

data yang digunakan (N = 1249 bungkus) yang terdiri

dari 180.000 bungkus, diperoleh jumlah rata-rata

persentase kecacatannya 0,69% dari jumlah yang

diamati. Dari hasil pengamatan juga diperoleh rata-rata

proporsi kecacatan P = 0,0069 dengan UCL P =

0,00747 dan LCL P = 0,0063. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam peta control P pada grafik produk

minuman rumput laut berada dilur batas control, hal ini

menunjukkan produksi berlangsung tidak menurut

spesifikasi yang telah ditentukan. Bila hal ini berjalan

normal maka pengendalian secara statistical dapat

digunakan karena dapat menekan penyimpangan

sebesar 0,69%.

Jika batas control dapat dipertahankan dan

begitupun batas control yang telah direfisi, maka

produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan

dapat digunakan atau memantau proses produksi

berikutnya. Untuk mengatasi ini maka faktor-faktor

yang harus diperhatikan adalah ketelitian para pekerja

harus tetap diperhatikan serta dianjurkan untuk

menggunakan alat yang lebih modern.

Sedangkan dari hasil perhitungan kapabilitas

proses dari produksi diperoleh :

Minuman rumput laut yang cacat ( ) = 0, 69%

Minuman rumput laut yang baik = 1 – P (cacat)

= 100% - 0, 69%

= 99,31%

3.2 Pembahasan

3.2.1 Diagram Pareto

Pada analisis Diagram Pareto dapat dilihat bahwa

memiliki endapan dan bergelembung memiliki data

tertinggi dan data terendah dalam diagram ini dapat

terlihat bahwa endapan dan Bergelembung merupakan

data tertinggi yang berada diluar batas normal.

3.2.2 Peta Kendali P

a. Pembahasan Peta Kendali P Memiliki endapan

Pada peta control X dan R terdapat data out of

control sehingga perlu dilakukan revisi. Setelah

revisi seluruh data memiliki endapan sudah berada

didalam batas control sehingga tidak perlu

dilakukan revisi lagi. Hal ini dipengaruhi karena

data yang digunakan selalu berubah-ubah dan

tidak tersebar normal sehingga tidak dapat

dikendalikan dan menyebabkan data banyak yang

melewati batas kontrolnnya.

b. Pembahasan Peta Kendali P Bergelembung

Pada peta control R tidak terdapat data yang out of

control, sedangkan pada diagram X terdapat 2

sampel sehingga dilakukan revisi sebanyak 1 kali.

Setelah revisi seluruh data bergelembung sudah

berada didalam batas control sehingga tidak perlu

dilakukan revisi lagi. Hal ini dipengaruhi karena

data yang digunakan selalu berubah-ubah dan

tidak tersebar normal sehingga tidak dapat

dikendalikan dan menyebabkan data banyak yang

melewati batas Controlnnya.

4.5.3 Pembahasan Kemampuan Proses

a. Memiliki endapan

untuk Memiliki endapan kemampuan kinerja

proses sangat rendah. Hal ini mengakibatkan

banyak data yang berada diluar batas normal yang

ditetakan oleh perusahaan. Untuk menanggulangi

hal ini perusahaan harus meningkatkan

pengendalian dan control terhadap proses yang

berlangsung mulai dari pasca panen sampai

dengan proses produksi.

b. Bergelembung

untuk Bergelembungkemampuan kinerja proses

sangat rendah. Hal ini mengakibatkan banyak data

yang berada diluar batas normal yang ditetakan

oleh perusahaan. Untuk menanggulangi hal ini

perusahaan harus meningkatkan pengendalian dan

control terhadap proses dan pekerja untuk lebih

memenuhi standar operasi yang telah ditetapkan.

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, diperoleh data jenis cacat

pada produk minuman rumput laut yaitu minuman

rumput laut memiliki endapan dan bergelembung.

Setelah dilakukan pengamatan maka di dapatkan data

yaitu setiap kali melakukan proses produksi, PT Jasuda

memproduksi 6000 gelas dimana sebanyak 209 gelas

bergelembung dan 384 memiliki endapan. Dari hasil

pengamatan, untuk jumlah cacat dan persentase cacat

dalam satu bulan dari keseluruhan data yang digunakan

(N = 1249 bungkus) yang terdiri dari 180.000 bungkus,

diperoleh jumlah rata-rata persentase kecacatannya

0,69% dari jumlah yang diamati. Dari hasil

pengamatan juga diperoleh rata-rata proporsi kecacatan

P = 0,0069 dengan UCL P = 0,00747 dan LCL P =

0,0063. Hal ini menunjukkan bahwa dalam peta

control P pada grafik produk minuman rumput laut

berada dilur batas control, hal ini menunjukkan

produksi berlangsung tidak menurut spesifikasi yang

telah ditentukan. Bila hal ini berjalan normal maka

pengendalian secara statistical dapat digunakan karena

dapat menekan penyimpangan sebesar 0,69%.

Page 5: ANALISA PENGENDALIAN MUTU MINUMAN RUMPUT …iltekuim.org/jurnal/jurnal/9. A. Haslindah.pdf · Produksi minuman rumput laut sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013

1094

Jika batas control dapat dipertahankan dan

begitupun batas control yang telah direfisi, maka

produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan

dapat digunakan atau memantau proses produksi

berikutnya. Untuk mengatasi ini maka faktor-faktor

yang harus diperhatikan adalah ketelitian para pekerja

harus tetap diperhatikan serta dianjurkan untuk

menggunakan alat yang lebih modern.

4.2 Saran

Untuk memperbaiki kualitas produk, diberikan

saran sebagai berikut :

1. Perbaikan yang dilakukan perusahaan sebaiknya

terfokus pada faktor penyebab utama terjadinya

penyimpangan mutu yaitu factor bahan baku,

metode kerja dan mesin.

2. Pihak perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan

pemilihan bahan baku yang masuk ,

mengelompokkan bahan baku yang sejenis dan

segera mengolahnya.

3. Membuat urutan prioritas dalam melaksanakan

pengendalian kualitas yang terencana dengan

memperhatikan faktor-faktor penyebab kesalaan

dalam produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri Sofjan. 1999. Manajemen Produksi dan

Operasi Edisi Resivi. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia: Jakarta

Asyari Agus. 1983. Pengendalian Produksi.

Universitas Gajah Mada: Yogyakarta

Dinas perikanan dan Kelautan Kab.

Takalar.2010.”Produksi Rumput laut”.

Douglas C. Mont Gomery, 1990, pengantar

pengendalian Kualitas Statistik, Penerbit Gadjah

Mada University Press, yogyakarta.

Febrianto, Nanang. 2006. Analisa Perancangan

Pengendalian Kualitas Statistik Pada Kelompok

Tani Wanita “Brosem” Batu malang. Universitas

Muhammadiyah Malang: Malang

Ilham, Rezkiwati D. 2005. Usulan Perbaikan Kualitas

Produk Kain Strech Dengan Menggunakan

Metode Statistical Quality Control (SQC) Pada

PT. Himalaya Tunas Texindo Bandung.

Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistika Untuk

Teknik dan sains.Erlangga.Jakarta

Husaini Usman, R Purnomo. 2006. Pengantar Statistik

edisi kedua. Penerbit Bumi Aksara.Jakarta

Ishikawa Kaon. 1988. Teknik Penuntun Pengendalian

Mutu. Mediyatama Perkasa: Jakarta

Kume Hitosi. 1989. Metode Statistik Peningkatan

Mutu. Mediayatama Sarana Perkasa: Jakarta

Rismayanti. 2011. Penerapan Metode Statistical

Quality Control Dalam Menghasilkan Produk

Minyak Kelapa Sawit Sesuai Dengan Standar Di

Pt.Varita Majutama Kabupaten Teluk Bintuni.

Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Sucahyo Febrianto. 2004. Tugas Akhir Identifikasi

Kualitas Keramik Di Sentra Industri Kecil Dinoyo

Dan Betek Dengan Metode Pengendalian

Kualitas, Universitas Muhammadiyah Malang:

Malang

Vincent Gaspers. 1998. Statistical Process Control

Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta

Waiulung Natsir M. 2009. Analisis Pengendalian

Kualitas Untuk Meningkatkan Mutu Produk

Plywood Pada PT. Wainibe Wood Industri (WWI)

Di Kota Namlea. Universitas Muslim Indonesia:

Makassar