ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR...
Transcript of ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR...
"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP DOLAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
TERHADAP NERACA BERJALAN INDONESIA"
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN
SyariefHidayatullah Jakarta seb::igai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH ./J;AKARTA .,.,.,,-~, ... ,
Oleh:
UMI ASMIY ATI
105081002498
Jurusan Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi d::in Ilnrn Sosial
UIN SyarifHidayatulloh
Jak::irta
2009
PEl~PIJSTAl<AAN UT \Vi/ .. UiN SY f\.H!D JA.!<AR. '
-··-------·· LEMBAR PENGESAHAN
"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILA! TUKAR RUPIAH TERHADAP
DOLAR DAN PRODllK DOMESTIK BRUTO (PDB) TEIUIADAP
NERACA BER.JALAN INDONESIA"
SKRJPSI
Diajukan kcpada Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial (FEIS) UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta sehagai Salah Satu Syarnt Untuk Mernih Gelar Srnjana
Ekonomi
Pembimbing I
~ 031106580 l
Oleh:
Uivll ASMIY A Tl
105081002498
Dibawab Birnbingan:
Pembimbing II
lodoy•~D 19741127 200112 1 002
J urusan Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UJN Syarif Hidayatullah
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKHIPSI
"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAH RUPIAH TERHADAP
DOLAR DAN PROD UK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP
NERACA BERJALAN INDONESIA"
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Smjana
Ekonomi
Penguji I
Dr. Pudj i Astuty 0311065801
Oleh:
UM! ASMIY AT! 105081002498
Tim Penguji Ujian Skripsi:
Penguji Ahli
--; -~-~ b,_:\
Prof. Dr. Ahmad RodoniiMM l 9690203 200112 1 003
Penguji II
-~ 1974l1272001121002
Jurusan Manajemcn Keuangau
Fakultas Ekonomi dan limn Sosial
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2009
DAFTAR RJW A YA T HlDUP
l. Nan1a : Umi Asmiyati
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Mei 1987
3. .lenis Kelamin : Perempuan
4. Anak ke : 6 (Enam)
5. .lumlah Sauclara Kanclung : 9 (Sembilan)
6. Status clalam Keluarga : Anak Kanclung
7. Alamat : Kp. Dukuh Rt 001/03 No. 15 Ke!. Suclimara
8. No. Telp.
9. Kewarganwegaraan
10. Agama
11. Nama Orang Tua
a. Ayah
b. !bu
12. Alamat Orang Tua
13. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah
b. !bu
Selatan Kee. Cileclug Kota Tangerang 15151
Banten
: 021 73448439
: Indonesia
: Islam
: Bakirun
: Amsilatun
: Kp. Dukuh Rt 001/03 No. 15 Ke!. Suclimara
Selatan Kee. Cileclug Kota Tangerang 15151
Banten
: Pensiunan PT. POS INDONESIA
: !bu Rumah Tangga
14. Pendiclikan
a. Lulusan SON KEBONSARI II Temanggung tahun 1999
b. Lulusan SMP YUPPENTEK 3 Tangerang talmn 2002
c. Lulusan SlvlA MUHAMMADIY AI-I I Tangerang talmn 2005
LEM BAR PENGUJIAN U.JIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis tanggal Ddapan bulrn1 Oktober tahun Dua Ribu Sembilan telah
di lakukan Ujian Skripsi at as nama Umi Asmiyati NllVl: 105081002498 clengan
judul " ANALISA PENGARUl-I !NFLASL NILA! TUKAR RUPIAH
TERJ-IADAP DOIAR DAN PRODUK DO:iv1ESTIK BRUTO (PDB)
TER!-IADAP NERACA BERJALAN INDONESIA". Memperhatikan mahasiswa
tcrscbut sclama ujian bcrlangsung, rnaka skripsi ini sudah clapat cliterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonorni clan Ilmu Sosial Universitas Syarief 1-Iic!ayatullah
Jakarta.
Peng1iji I
Tim Penguji Ujian Skripsi:
Prof. Dr. Ahmad Rodoni.4?rM 19690203 200112 1 002
Jakarta, 8 Oktober 2009
Penguji II
JJ.1cloyama. N. E,MAB 197577272001121002
LEMBAR PENGUJJAN KOMPREHENSJF
1-lari ini Selasa tanggal 14 bulan September tahun Dua Ribu Sembdan tclah clilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Umi Asmiyati NIM: 105081002498 clengan juclul
skripsi '·ANALISA PENGATUJ-1 INFLASI. NILA! TUKAR RUPIAH TERllADAP
DOLLAR DAN PRODUK DOMESTIK BRLITO (PDB) TERHADAP NERACA
BERJ ALAN INDONESIA'". Memperhatikan penampilan terse but selama uj ian
berlangsung, maka skripsi ini suclah dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi clan
llrnu Sosial llniversitas ]slam Negri Syarif Hidayatullah Jakmia.
Jakarta, 14 September 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
lnclovama Nasaruclin. SE. MAB Ketua
Prof. Dr. Ahmad Rodoni . MM Penguji Ahli
ABSTRAKSI
Faktor yang rnernpengaruhi neraca berjalan cliprecliksi antara bin aclalah inflasi, nilai lukar rupiah clan PDB
Penelitian ini be11ujuan untuk: ( 1) Menganalisa pcngaruh inflasi, nilai tukar rupiah lerhaclap clolar clan PDB terhaclap neraca be1jalan Indonesia. (2) Menganalisa rnanakah clinatara ketiga variable yaitu inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB yang palling clorninan berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia. Data yang cligunakan clalarn penelitian ini aclalah data sekuncler yang cliclapat clari Biro Pusat Statistik (BPS) clan Bank Indonesia (Bl). Teknik analisa yang cligunakan untuk menjawab perrnasalahan tersebut adalah regresi linear berganda.
Setelah clianalisa cliaclapat kesirnpulan sebagai berikut: ( 1) Inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia (2) Dianatara inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB yang paling berpengaruh lehaclap neraca berjalan aclalah PDB.
Kata Kunci: Neraca Be1jalan, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan PDB
Abstract
The fi1clors that are predicted influence !he up and down ol currenl accouni such us inflation, dollar ra/e and Gross Domestic Product (GDP).
This research aims to: (I) fo analyze influence ii/' inflation, dollar ra/e and Gross Domeslic Produc/ (GDB) lo Indonesian current accoun!. (2) To analyze the dominanl .fi1ctors; inflation, dollar ra/e and Gross Domestic Producl (GDP) lo Indonesian curren/ accouni. The daia used in this research were secondary data which were taken fi'om Biro Pusat Statistik (BPS) and Bank Indonesia (Bl). The technique of analyzing data used answer ihe main problems is multiple linear regressions.
rUier analyzing, it can be concluded Iha!: (I) Inflation, dollar rnte and Gross Domeslic Produc/ (GDP) influence Indonesian current accouni. (2) F'rom !he i11flarion, dollar rate and Gross Domeslic Proch1c1 (GDP) mos/ i11fluence thing to Indonesian current account is Gross Domestic Product (GDP).
Keywords: current acco11nl, GDB, Inflation and dollar rate.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirnt Allah SWT atas limpahan
rahmat clan hidayah-Nya, penulisan skripsi clengan juclul ''ANALISA
PENGARUH INFLASl, NILA] TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN
PDB TERl-lADAP NERACA BERJALAN JNDONESIA', clapat penulis
selesaikan.
Penulisan skripsi ini dirnaksudkan adalah untuk mernenuhi salah satu
syarat akademis dalam siclang kesmjanaan yang cliselenggarakan pacla Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial jurusan Manajemen Univeritas Islam Negri Syarief
Hidayatullah Jakarta.
Menyadari kelemahan clan kemampuan penulis yang sangat terbatas baik
clalam rnemperoleh bahan-bahan atau Jiterntur bagi penulis untuk pengkajian clan
penganalisaan permasalahan yang tertuang clalam skripsi in.i maupun penuangan
pemikiran-pemikiran penulis dalam bentuk konseptual, atas dasar itu penulis ticlak
menutup kemungkinan aclanya kritikan-kritikan clari berbagai pihak, namun
walaupun demikian penulis berharap kiranya kritikan itu tidak semata-mata
bersifat korektif (koreksi) melainkan bersifat konstruktif (membangun) terhadap
penyempurnaan skripsi ini. Scmoga skripsi ini clapat berguna bagi yang
membutuhkan.
Akhir kata dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih clan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini terutama
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamiel. MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi clan Ilmu
Sosial Universitas Negeri Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rocloni Puclek Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial
Universitas ]slam Negeri Jakarta.
3. Bapak Jncloyama, N, SE. MAB clan !bu Dr. Puclji Astuty selaku closen
pembimbing skripsi.
4. Keclua Orang Tua clan seluruh kakak clan aclik
5. Seluruh stafUIN Jakarta tcrutama stafFakultas Ekonorni clan Jlrnu Sosial.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi clan limn Sosila Universitas Islam Negreri
Jakarta.
7. Seluruh teman-teman.
8. Dan seluruh pihak yang telah membantu clan menclukung saya yang ticlak
clapat saya sebutkan satu persatu.
Tangernng, September 2009
Umi Asmiyati
JUDUL SKRIPSI
LEMEAR PENGESAHAN
DAFT AR ISi
LEMEAR PENGESAHAN U.JIAN SKRIPSI
DAFT AR RIW A YA T HID UP
LEMEAR PENGU.JIAN SKRIPSI
LEMEAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF
ABSTRAKSI
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
DAFT ART ABEL
DAFT AR GAMBAR
BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.
c.
D.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penclitian
BAB II LANDASAN TEORI
A. Neraca Pembayaran
B. Inllasi
C. Nilai Tukar
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
x
xiv
xv
xvi
1
6
6
7
8
8
11
17
E. Penclitian Sebclnmnya
F. Kcranglrn Bcrfikir
BAB JII METODOLOGJ PENELITIAN
A.
B.
c.
D.
E.
F.
Huang Linkup Pcnelitian
Mctode Pencntuan Sampel
Metode Pcngumpulan Data
Metode Analisis
Hipotesis
Oprasional Variabel
BAB IV PEMBAHASAN
A. Neraca Berjalan
B.
c.
Uji Stasioneritas
Uji Hegresi Dan Uji Asumsi Klasik
D. Pengaruh lntlasi, Nilai Tukar Hupiah clan PDB tcrhadap
Neraca Berjala Indonesia
E.
F.
G.
Uji Koefisien Hegresi
Uji Koefisien Detcrminasi (H2)
Interpretasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpnlan
B. Saran
DAFTAR PUST AKA
LAMP IRAN
23
26
30
30
30
30
31
36
37
39
39
40
45
53
56
57
58
60
60
61
xvii
xviii
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 3
TABEL 1.2 3
TABEL4.l 41
TABEL 4.2 41
TABEL 4.3 42
TABEL4.4 43
TABEL4.5 43
TABEL 4.6 44
TABEL 4.8 ·15
TABEL 4.9 46
TABEL4.10 48
TABEL 4.11 49
TABEL 4.12 50
TABEL 4.13 51
DAFT AR GAMBAH:
GAMBARJ 29
A. Latar Bclalrnng
BABI
PENDAHULUAN
Ekonomi internasional adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
rnempelajari dan menganalisa tentang transaksi clan permasalahan ekonomi
internasional yang meliputi perdagangan dan keuangan serta organisasi dan
kerjasarn ekonomi antar negara (Hady Hamdy, 2001: 16).
Era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, negara tidak bisa
lepas dari hubungan terhadap luar negen. Adan ya keterkaitan dan
ketergantungan serta persaingan yang ketat membuat keadaan perekonomian
suatu negara tidak bisa lepas dari pengaruh ekonomi internasional.
Keadaan perkonomian suatu negara dapat dilihal baik dari sisi internal
maupun dari sisi eksternal. Kondisi internal antara lain tercerrnin pacla
perkembangan sektor riil seperti produksi konsumsi clan investasi clan kondisi
moneter seperti inflasi clan jumlah uang beredar. Sementara itu kondisi
eksternal dapat dilihat pada perkembangan neraca pembayaran. Perkembangan
neraca pembayaran memiliki keterikatan yang erat terhaclap perkembangan
sektor riil dan moneter (Sugiyono. FX, 2002: 1 ).
Neraca pembayaran merupakan catatan yang sistematik tentang
transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain dalam jangka waktu tertenetu. Tujuan utama negara
melakukan pencatatan transaksi internasional kedalam neraca pembayaran
kcuangan dalam hubungan dengan negara lain scrta membantu pcrnerintah
dalam pengambilan kebijakan pemerintah seperti kebijakan moneter.
kebijakan fiskal dan perclagangan internasional. (Haryacli. 2004: 29-30).
Seperti yang dikemukakan Sugiyono FX bahwa perkembangan neraca
pembayaran rnemiliki keterkaitan erat dengan perkembangan sektor riil dan
moneter. Seperti yang te1jadi pada pekembangan neraca pernbayaran
Indonesia pada tahun 2004.
Neraca pernbayaran Indonesia pada tahun 2004 rneningkat yang
clipenagruhi oleh transaksi berjalan. Transaksi bezjalan pada tahun 2004
rnencatat surplus sebesar $2.9rniliar. Transaksi berjalan Indonesia rnengalami
surplus sebab pada tahun 2004 nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan.
namun peningkatan ekspor dibarengi dengan peningkatan impor jasa-jasa
sehingga transaksi be1jalan lebih kecil dari ekspor Indonesia pada tahun 2003.
Selain itu pada lalu lilntas modal (LLM) swasta pada tahun 2004
mengalami surplus yang cukup tinggi sehingga mengurangi defisist Lalu
Lintas Modal publik atas peningkatan pembayaran utang luar negeri
pemerintah. Secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada tahun
2004 mengalami surplus sehingga cadanagn devisa naik rnenjadi $ 36,3 miliar
atau setara dengan kebutuhan 5,6 bulan kebutuhan impor clan pembayaran
utang luar negeri.
Tabel 1.1 Ncraca Pcmhayaran Indonesia
r--------R_in_c_h_m ____ ···=-==J=-- 20_0_3 ___ +-__ 2_0_0_4_ I. Transaksi Bcrjala 8.106 2.878
Ncraca Barang 24.562 21.231 Ekspor 64.109 7L785 lmpor -39.546 -50.554
Jasa-jasa -16.456 -18.353 II. Transaksi Modal -949 2.236
Sektor Publik -833 -1.911 Sektor Swasta -116 4.148
III.Jumlah 7.157 5.114 IV. Selisih Pcrhitungan -3.502 -4.805 V. Pcmhiayaan -3.654 -309
Peruhahan Caclangan Devisa -4257 -24 !MF 603 -983
~--- -----------~---S 111 n be r: Laporan pcrekono1nian Indonesia tahun 2004. Bank Indonesia ,
Perbaikan kinc1:ja neraca pembayaran Indonesia pacla tahun 2004
tersebut sejalan dengan perbaikan inclikator makroekonomi Indonesia.
Kine1ja perekonomian Indonesia pada tahun 2004 rnengalami
perbaikan secara umum dibandingkan dengan tahun 2003. Pertumhuhan
ekonomi meningkat, inflasi terkendali pada sasaran yang ditetapkan awal
tahun yaitu pada kisaran sasaran 5,5%, nilai tukar rupiah stabil, clan suku
bunga masih dalam kecenderungan yang menurun.
Tabel 1.2 Beherapa Indikator Makrockonomi
(percscn)
-Rincian 2003
Pertumbuhan PDB 4,9 Inflasi 5,06 Nilai Tukar (Rp/$) rata -rata 8.572 Suku Bunga SBI (I bulan) 8,31 Transaksi be1:jalan/PDB 3,4
2004 5,1 6,4
8.940 7,43 1,1
Su1nbcr: Japoran perekonomian Indonesia tahun 2004. lJank Indonesia
Pada tahun 2004 perekonomian Indonesia mengalarni peningkatan
barang dan jasa pun mengalami peningkatan. Pertumbuhan perekonomim1
tersebut didukung chm clicnpai oleh terjaganya stabilitas rnakroekonomi
lnclonesia pacla tahun 2004 walaupun pada saat itu te1jadi kenaikan pacla harga
minyak clunia clan meningkatnya suku bunga diluar negeri.
Menurut Eclalmen clalam "Masalah Defisist Transaksi Berjalan clalarn
Neraca Pembayaran " menyatakan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan
ekspor migas clan nonmigas yang merupakan bagian dari neraca berjalan
cenderung bcrfluktuasi karcna gejolak harga minyak pada tahun 1991-1996
selain itu Eclalmen juga menyatakan bahwa kemampuan impor menurun
karena penurunan nilai 111nta uang.
Menurut Direktur Direktorat Perencanaan Strategis clan 1-lumas BI,
Dyah NK Makhijani clalam siaran persnya. Jumat (5/12/2008) untuk transaksi
be1jalan pacla triwulan IIl-2008 mencatat perbaikan clengan defisit yang
mcnciut menjacli hanya US$ 564 juta. Pacla triwulan 11-2008, transaksi
berjalan mencatat minus US$ 1,241 miliar, sementara pada triwulan III-2007
transaksi be1jalan mencatat surplus hingga US$ 2,127 miliar. Defisit neraca
perclagangan minyak mengecil karena, sesuai clengan status Indonesia sebagai
net oil i1nporter, clampak penurunan harga minyak terhaclap penurunan nilai
ekspor min yak lebih keci I claripada clampaknya terhadap penurunan nilai
impor minyak. Defisit neraca perclagangan minyak turun clari US$ 3,145
miliar menjadi US$ 2, 761. Penurunan harga minyak juga menjadi salah satu
faktor yang memperkecil clefisit neraca penclapatan melalui clampaknya
terhaclap penurunan keuntungan yang clibayarkan kepacla kontraktor migas
Menurut S. l larjacli pacla jurnalnya yang herjuclul " Neraca
Pcmbayaran lndonsia Scbelum clan Sesuclah Krisis Ekonomi'' mcnyatakan
bahwa ncraca pembayaran Indonesia mcngalami surplus sejak tahun 1998-
2002 yang bervariasi berkisar antarn UD$ 4.097 juta samapi US$ 7,991 juta.
Peningkatan neraca pembayaran Indonesia saal itu dipengaruhi oleh
peningkatan neraca bcijalan Indonesia. Peningkatan terhaclap transaksi
berjalan tersebut clipangaruhi nilai ekspor yang mengalami peningkatan clan
nilai impor mengalami pcnurunan yang cukup clrastis. Penurunan terhadap
nilai impor pada saat itu dipengaruhi oleh jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap
clolar Amerika. Pada talrnn 1997, krus tengah rupian terhadap dolar Amerika
clibawah Rp. 2.500 per dolar AS clan pada tahun 1998 setelah krisis moneter
nilai tukar rupiah mencapai Rp. 15.000 per clolar AS. Dimana jika nilai valuta
sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta negara lain maka salclo
neraca be1jalannya akan menurun, procluk-procluk yang cliekspor akan menjacli
rnahal sehingga akan mengurangi nilai ekspor clan meningkatkan nilai impor
sehingga berakibat mengurangi neraca berjalan.
Menurut Direktur Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Rasmo Samiun
menyatakan bahwa tekanan terhadap neraca pembayaran akan melemah
menjelang akhir tahun. Pelemahan nilai tukar saat ini, bermanfaat di satu sisi.
Sebab, pelemahan rupiah akan menyebabkan impor, terutama impor barang
konsumsi akan menurun. Sebaliknya, melemahnya nilai rupiah membuat
ekspor cliharapkan terus meningkat (www.kompas.com 7 September 2005).
Berclasarkan uarian clan kasus-kasus tersebut terbukti bahwa banyak
clapat clipastikan kebcnaranya. sebab pernyataan tersebut belum terbukti
secara en1piris. lJntuk n1enghilangkan keraguan atas kebcnaran kasus-kasus
tersebut rnaka penulis tertarik untuk rnenganlisa clan rneneliti kebcnaran
kebenaran tentang konclisi internal perekonornian yailu pacla sector riil clan
sektor moneter seperti produksi, konurnsi, investasi, jumlah uang bereclar clan
nilai tukar rupiah apakah benar clapat berpengaruh terhaclap neraca pembayarn
terutama neraca beijalannya secara empiris.
B. Pcrumusan Masalah
Perurnusan masalah yang acla pada latar bclakang tersebut aclalah:
I. Apakah terclapat pengaruh antara inflasi, nilai tukar rupiah terhadap clolar
clan Prociuk Dornestik Bruto (PDB) terhaclap neraca be1:jalan Indonesia?
2. Dari ketiga variabcl yaitu tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap dolar,
clan Prociuk Domestik Bruto (PDB) manakah variabel yang paling
dominan berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia?
C. Tujuan Penclitian
Aclapun tujuan clari penelitian ini aclalah:
1. Untuk menganalisa pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan
Prociuk Domestik Bruto (PDB) terhaclap neraca be1:jalan Indonesia
2. Untuk menganalisa manakah clari ketiga variabel yaitu, inflasi, nilai tukar
rupiah terhadap clolar clan PDB yang paling dominan berpengaruh
terhaclap neraca berjalan Indonesia.
D. Manfaat Pcnclitian
Aclapun manfaat peneliatian ini aclalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini membcrikan kesernpatan bagi cliri pribadi peneliti, sebab
clengan penelitian ini peneliti clapat membanclingkan ilmu yang telah
diclapat clengan keaclaan yang sebenarnya terjacli.
2. Hasil clari penelitian ini cliharapkan dapat membantu peneliti lain clengan
menjaclikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan clan tambahan
inforrnasi sehingga penelitian ini menjacli salah satu refrensi chm bahan
pembancling peneliti selanjutnya.
BABU
LANDASAN TEORI
A. Neraca Pembayaran
Menurut Balance of Payment Manual (BPM) yang diterbitkan oleh
IMF (1993) dalam Hamdy Hady (2007:33) definisi BOP adalah:
"A statement that systematically for specific time period, the
economic transactions, for an economic with the rest of the world.
Transactions, for most part between residents and nonresidents,
consist of those involving goods, service and income, those involving
financial claim on asset and liabilities to the rest of the world, and
those (such gift) classified as transfer, which involve offsetting entries
to balance in an accounting sense-one set transaction".
Secara umum definisi BOP tersebut diatas dapat diartikan
sebagai berikut:
Balance of Payment (BOP) atau Neraca Pembayaran Internasional
adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh
transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang I jasa, transfer
keuangan dan moneter antara pendudnk (resident) suatu negara
dengan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk periode waktu
tertentu biasanya satu tahun (Hamdy Hady, 2007:34).
BOP merupakan suatu catatan yang sistema:tis mengenai transaksi
ekonomi yang dilaknkan oleh pendudnk suatu negara dengan
Menumt Sadono Soekirno (2000:370) neraca pembayaran adalah
suatu neraca pembukuan yang menunjukan nilai berbagai jenis
transaksi (mutasi) keuangan yang dilakukan di antara suatu negara
dengan negara lain dalam satu tahun tertentu.
Tujuan utama neraca pembayaran adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan
negara lain serta membantu dalam pengambilan kebijaksanaan
moneter dan fiskal serta perdagangan dan pembayaran internasional
(S. Haryadi, 2004: 30)
Menumt Sadono Sukirno (2000) secara garis besar neraca
pembayaran terdiri dari dua kompnen utama, yaitu neraca berjalan dan
neraca modal.
Menurut Lipsey dkk (1997:190) Neraca berjalan (current account)
yaitu mencatat pembayaran yang timbul dari perdagangan barang dan
jasa dan dari pendapatan dalam bentuk bunga, laba, dan deviden yang
dihasilkan dari modal yang dimiliki di satu negara dan diinvestasikan
di negara lain.
Neraca berjalan atau transaksi berjalan mempakan bagian dari
neraca pembayaran yang mencatat transaksi ekspor dan impor barang
danjasa ( Sadono Sukirno, 2000: 370).
Jika nilai ekspor barang dan jasa lebih besar dari impor barang dan
jasa maka neraca berjalan akan surplus (Rudi Tjahyono, 2000: 103)
namun menurut Sugiono FX (2000: 18) surplus neraca berjalan tidak
surplus neraca berjalan terjadi apabila ekspor barang, jasa, penghasilan
dan transfer lebih besar dari impor barang, jasa, penghasilan dan
transfer.
Transaksi berjalan meliputi perdagangan barang dan jasa,
penghasilan (income) yang meliputi hasil penggunaan faktor produksi,
modal dan tenaga kerja, transfer meliputi tnmsaksi yang tidak
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran. Secara
keseluruhan transaksi be~jalan menggambarkan nilai bersih antara sisi
debet dan sisi kredit dari seluruh transaksi be1:jalan. ( Sugiyono FX,
2000: 18).
Dalam neraca berjalan terdapat dua neraca, yaitu neraca
perdagangan, yang merupakan hasil bersih pedagangan barang atau
ekspor dan impor barang dan neraca jasa yang mernpakan hasil bersih
antara ekspor dan impor jasa, untuk neraca perdagangan perhitu:ngan
baik ekspor maupun impor harus dalam nilai free on board (f.o.b)
bukan dalam nilai keseluruhan termasuk cost, insurance, dan .freight
( c.i.f), mengingat ongkos, asuransi dan jasa pengiriman masuk
kedalam kelompok transaksijasa (Sugiyono FX, 2000:18).
Menurut Esty Setyaningrum (1997:503) banyak faktor yang
mempengaruhi keseimbangan neraca berjalan suatu negara. Namun
faktor yang paling berpengarub terhadap neraca berjalan adalah
Pertama, Inflasi domestik. Jika tingkat inflasi dalam negri meningkat
dari tingkat inflasi partner dagangnya maka akan mengakibatkan
tingkat impor meningkat dan akibatnya adalah keseimbangan neraca
bei:jalan menurun.
Kedua, kurs valuta asing. Jika nilai kurs rupiah terhadap dolar
mengalami apresiasi maka neraca be1:jalan mengalami penurunan
sebab ekspor akan menjadi lebih mahal sebagai akibat dari
menguatnya mata uang domestik.
Ketiga, pendapatan domestik. Jika PDB suatu negara meningkat
maka keseimbangan neraca be~jalan umumnya mengalami penurunan,
itu terjadi karena konsumsi terhadap barang dan jasa meningkat dan
begitu pula dengan meningkatnya konsumsi barang dan jasa luar
negen.
Keempat, restriksi pemerintah. Pemerintah pusat dapat
mempengaruhi keseimbangan transaksi berjalan dengan mengenakan
kuota terhadap barang-barang luar nege1i. Selain itu pemerintah dapat
mengatur nilai mata uang domestik atau memberikan subsidi produksi
terhadap industri domestik.
B. Inflasi
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga
barang dan jasa secara umum dan terns menerus selama waktu
tertentu. Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi:
Menurut Nopirin (1987:25), inflasi adalah proses kenaikan harga
harga umum barang-barang secara terns menerus selama periode
tertentu.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:. 578-603), inflasi
dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi
adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
R .,. , ,
11 . . ) price level (year t)- price level (year t -1)
ate o1 inl'atwn (year t = ~---~---~~----C---price level (year I - I)
Sadono Soekirno (2000: 15) menyatakan bahwa tingkat inflasi
adalah persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun
tertentu. Tingkat inflasi berbeda dari satu periodc kc periode lainnya,
dan berbeda pula dari satu negara kc negara lain.
Menurut Prathama dan Mandala (2001 :203) ada tiga komponen
yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:
I . Kenaikan harga
Barga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi
darpada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan
memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan
inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.
Asfia Mumi (2006:203) juga menyatakan inflasi adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu). Menurutnya ada tiga kriteria yang perlu diamati untuk
melihat te~jadinya inflasi, yaitu: kenaikan harga, bersifat umum, dan
terjadi terns menerus dalam rentang waktu tertentu.
Kondisi intlasi menurut Samuelson (1998:581 ), berdasarkan
sifatnya intlasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu
I. Merayap (Creeping 111/lation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari I 0% pertahun), kenaikan
harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam
jangka waktu yang relatif lama.
2. Inflasi menengah (Galloping ll?flation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang
kadang berjalan dalan1 waktu yang relatif pendek serta mempunyai
sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih
tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3. Intlasi Tinggi (Hyper Jl?flation)
Inflasi yang paling paral1 dengan dtandai dengan kenaikan harga
sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam.
Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit
anggaran belanja.
Sedangkan menurut Sadono Sukirno (2000: 15) tingkat intlasi
I . Tingkat inflasi rendah yaitu mencapai di bawah 4-6 persen
2. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantar .5-10 persen
3. Tingkat inflasi yang serius dapat mencapai bebrapa ratus atau
beberapa ribu persen dalam setahun.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor
yang menyebabkan timbulnya inflasi:
I . Demand Pull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik
harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan
agregat.
2. Cost Push lriflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan surnber daya yang kurang
efektif.
Begitu juga dengan Sadono Sukimo (2000: 303) yang menyatakan
bahwa faktor-faktor yang menimbnlkannya inflasi adalah:
l. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi apabila
sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani pe:rmintaan
masyarakat yang berwujud dalan1 pasaran.
2. Inflasi desakan biaya (cost push if!flation) adalah rnasalah kenaikan
harga-harga dalarn perekonornian yang diakibatkan oleh kenaikan
biaya produksi.
Sedangkan rnenurut Asfia Murni (2006: 205) faktor-faktor inflasi
dibedakan rnenjadi:
I. Inflasi tarikan perrnintaan (demand pull i11flation), inflasi ini
biasanya terjadi pada rnasa perekonomian sedang berkernbang
pesat. Kesernpatan kerja yang tinggi rnenciptakan pendapatn yang
tinggi dan selai'\iutnya daya beli tinggi akan rnendorong permintaan
yang melebihi total produksi yang tersedia.
2. lnflasi desakan biaya (cost push iY!flation), inflasi ini te1jadi bila
biaya produksi mengalami kenaikai1 secara terus-menerus.
Kenaikan biaya produksi bisa berawal dari kenaikan hai-ga input
seperti kenaikan upah minirnun, kenaikan bahan baku, kenaikan
BBM dll.
3. Imported Injlatiaon, inflasi dapat juga bersumber dari harga barang
yang diimpor, terutarna barang yang diimpor tersebut mempunyai
perai1an penting dalam setiap kegiatan produksi.
Suatu kenaiikan harga dalam inflasi clapat diukur dengan
menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat
digunakan untuk mengukur laju inflasi (Nopirin, 1987:25) antara Iain:
I. Consumer Price Index (CPI) Indeks yang digunakan untuk
mengukur biaya atau pengeluaran rumab tangga dalam membeli
sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CP 1 = (Cost of market basket ingiven year x 100
%
Cost of marketbasket in base year
2. Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index
lndeks yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti
barga baban mentab (raw malerial), bahan baku atau barang
setengab jadi. Indeks PP! ini sejalan dengan indeks CPL
3. GNP Deflator, GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang
berbeda dengan indeks CPI dan PP!, dimana indeks ini
mencangkup jumlab barang dan jasa yang termasuk dalam
bitungan GNP, sehingga jumlalrnya lebih ban yak di banding dengan
kedua indeks diatas rwnus GNP deflator yaitu:
GNP D ,,, GNP nom nal IOO'" eJ'ator = x .10 GNP riil
lnflasi dapat berakibat buruk pada perekononomian dan berakibat
burnk kepada individu-individu dan perekonomian. Akibat burnk
inflasi pada perekonomian adalah inflasi clapat menggalakan
penanaman modal spekulatif daripada penanaman modal yang
produktif, tingkat bunga meningkat dan akan rnengurangi investasi,
ketidakpastian keadaan perekonomian dimasa depzm dan rnenimbulkan
distribusi pendapatan, pendapatan riil merosot dan nilai riil tabungan
merosot (Sadono Sukimo, 2000: 307-308).
C. Nilai Tukar
Menumt Asfia Murni (2006:244) nilai tukar atau kurs valuta asing
(exchange rate) adalah sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan
untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Sadono Sukirno (2000:359) nilai valuta asing adalah suatu nilai
yang menunjukan jumlah mata uang dalarn negeri yang diperlukan
untuk mendapat satu unit mata uang asing. Nilai berbagai mata uang
asing berbeda dalarn suatu waktu tertentu, dan suatu mata uang asing
nilainya akan mengalarni pembahan dari waktu ke waktu.
Salvatore (1997: 86) nilai tukar adalah harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap
nilai mata uang lainnya.
Paul R Krugman dan Maurice (1992 : 73) adalah harga sebuah
mata uang dari suatu negara yang diukur atau clinyatakan dalarn mata
uang lainnya.
Nopirin (1996: 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua mata uang
yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara
kedua mata uang tersebut.
Menurut Sadono Sukirno (2000), penentuan. nilai mata uang asing
dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
I. Pasar bebas, yaitu tergantung pada permintaan dan penawaran
2. Ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah dapat melakukan campur
tangan dalam menentukan kurs valuta asing.
Permintaan terhadap valuta asing timbul apabila penduduk suatu
negara membutuhkan barang-barang yang diproduksi negara lain,
artinya apabila terjadi peningkatan terhadap produk luar negeri maka,
permintaan terhadap valuta asing meningkat. Penawaran terhadap
valuta asing terjadi apabila negara lain mengimpor barang dan jasa
atau terjadi ekspor. Semakin besar ekspor suatu negara, maka
penawaran valuta asing akan meningkat (Asfia Mumi, 2006:244-245).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhl pergerakan nilai tukar,
yaitu (Madura, 2000: 100-103):
I. Perbedaan tingkat in:flasi antara kedua negara
2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara
Asfia Murni (2006, 246-247), dalam sistem moneter intemasional
terdapat tiga macam sistem dalam penetapan kurs valuta asing yaitu
sebagai berikut:
I. Fixed excangae rate system merupakan sistem kurs tetap atau
disebut juga dengan kurs berdasarkan Bretton Woods system yang
berlaku sejak tanggal 1 Maret 1971. Sistem kurs tetap, yaitu
menentukan kurs valuta asing dengan menggunakan harga emas
sebagai standar perhitimgannya.
2. Floating excange rate, merupakan sistem kurs mengambang yang
ditetapkan oleh mekanisme permintaan dan penawaran pada bursa
valuta asing.
3. Pegged excange rate, sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan
mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.
Sedangkan Menurut Kuncoro (200 I: 26-31 ), ada beberapa sistem
kurs mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:
I. Si stern kurs mengambang (floating exchange rate), sistem lo1rs ini
ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya
stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs
mengambang dikenal dua macam kurs mengarnbang, yaitu :
a. Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang ditentukan
sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan
pemerintah.
b. Mengambang terkendali (managed or dir~v floating exchange
rate) dimana otoritas moneter berperan aktif dalam
menstabilkan kurs pada tingkat tertentu.
2. Sistem kurs tertambat (peged exchange rate).. Dalam sistem ini,
suatu negara mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata
uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya
mernpakan mata uang negara partner dagang yang utama
tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami
fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain
mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
3. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs). Dalam sistem
ini, suatu negara melakukan sedikit pembahan dalam nilai mata
uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju
nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama
sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya
dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs tertambat.
Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutan-kejutan
terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba
tiba dan tajam.
4. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). Banyak
negara temtama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata
uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari
sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata. uang suatu negara
karena pergerakan mata uang disebar dalant sekerrutjang mata
uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam "keranjang"
umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai
perdagangan negru-a tertentu. Mata uang yang berlainan diberi
bobot yang berbeda tergantung peran relatifuya terhadap negara
tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi suatu negru·a dapat terdiri
5. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate). Dalam sistem ini, suatu
Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan
menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli
valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs
biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang
sangat sempit.
B. Produk Domestik Bruto (PDB)
Di dalam perkonomian baik pada negara berkembang atau pada
negara maju barang dan jasa diproduksi bukan s<ga oleh perusaliaan
oleh penduduk negara tersebut tetapi barang dan jasa juga diproduksi
oleh warga negara asing. Operasi yang dilakukan oleh warga negara
asing tersebut dapat menambah barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negeri, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan
seringkali membantu menambah ekspor. Nilai produksi dari WNA
yang disumbangkan tersebut perlu dihitung dalam pendapan nasional.
Oleh karena itu Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai semua
barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi di dalam negara
tersebut dalam satu tahun (Sadono Sukirno, 2000: 33)
Menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai
pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya
yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu 1ertentu,
biasanya satu tal1un.
Produk Dmestik Bruto adalah pendapatan nasional yang diukur
pada perekonomian, atau sama juga dengan nilai sebuah barang jadi
yang dihasilkan dalan1 perekonomian (Lipsey, 1995: 309).
PDB Nominal merupakan PDB atas dasar harga berlaku ketika
produk tersebut dihasilkan. Sedangkan PDB riil merupakan PDB yang
dihitung berdasarkan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar (Asfia
Mumi, 2006: 37).
Menurut Asifa Mumi (2006:38-40) PDB dapat dihitung dengan
memakai tiga metode, yaitu metode produksi, metode pendapatan dan
metode pengeluaran. Metode produksi adalah menjumlahkan nilai
produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi selama satu
periode tertentu, yang dijumlahkan adalah nilai tambah yang
diciptakan oleh sektor yang ada dalam perekonomian.
Metode pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan
keseluruhan balas jasa yang diperoleh pemilik faktor produksi yang
ikut dalam proses produksi.
Metode pengeluaran, yaitu menghitung PDB dengan
menjumlahkan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai
kelompok masyrakata RTK, RTN, RTP dan RTLN untuk mendaptakan
barang dan jasa produk nasional.
Sedangkan menurut Lipsey (1995:56-57) GDP hanya dapat
dilihat dari dua sisi yaitu, sisi pengeluaran dan sisi penerimaan~
Sadono Sokimo (2000: 38-40) komponen pengeluaran dalam
perekonomian adalah konsumsi (C) adalah pengeluaran yang
usaha, pengeluaran pemrintah (G) adalah pengeluaran yang dilakukan
oleh pemerintah, dan ekspor impor (X-M) yang mdibatkan sektor luar
negeri. Jadi menghitung PDB dari sisi pengeluaran adalah
menjumlahkan seluruh komonen-komponen pengeluaran tersebut atau:
PDB = C +I+ G + (X-lvf)
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan
yang diterima faktor produksi yaitu sebagai berikut:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap
sepe1ti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal,
dan laba untuk pengusaha.
C. Penelitian Sebelumnya
I. Edalmen (1998)
Beberapa peneliti terdahulu telah membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan neraca pembayaran tcrutama dengan neraca
berjalan yang merupakan komponen utama dalam neraca
pemabayaran. Menurut Edalmen dalam jurnah1ya yang berjudul
"Masalah Defisist Transaksi Berjalan dalam Neraca Pembayaran "
taliun 1998 menyatakan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan
ekspor migas dan nonmigas yang merupakan bagian dari neraca
berjalan cenderung berfluktuasi karena gejolak harga minyak pada
taliun 1991-1996 selain itu Edalmen juga menyatakan bahwa
kemampuan impor menurun karena penurunan nilai mata uang.
berjalan sebab pada neraca berjalan komponen utama neraca berjalan
adalal1 ekspor dan impor. Menurut Edalmen tersebut dapat
disimpulkan bahwa keadaan harga minyak yang berflukt1iasi berakibat
pula terhadap neraca berjalan selain itu menurutnya melemahnya nilai
tukar rupiah membuat nilai impor berkurang.
2. S. Harjadi (2004)
Kemudian menurut S. Hmjadi pada jurnalnya yang berjudul
"Neraca Pembayaran lndonsia Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi"
tahun 2004 menyatakan bahwa NPI mengalan1i surplus sejak tahun
1998-2002 yang bervariasi berkisar antara 4,097 juta dolar AS smnapi
7,991 juta dolar AS. Peningkatffi1 NPI pada saat itu disumbang oleh
neraca berjalan ym1g mengalmni surplus, sedangkan neraca modal
pada saaat itu mengalmni defisit. Peningkatan terhadap transaksi
berjalan tersebut dipangaruhi oleh nilai ekspor yang mengalmni
peningkatffi1 daJ1 nilai impor mengalmni penurunffi1 yffi1g cukup drastis.
PenurunaJ1 terhadap nilai impor pada saat itu dipengaruhi oleh
jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada tahun 1997
krus tengall rupim1 terhadap dolar Amerika dibawall Rp. 2.500 per
dolar AS dm1 pada tahun 1998 setelall krisis moneter nilai tukar rupiall
mencapai Rp. 15.000 per dolar AS. Dimffi1a jika nilai valuta sebual1
negara mulai naik relatifterhadap valuta-valuta negara lain maka saldo
neraca berjalannya akan menurun, produk-produk yffi1g diekspor akan
menjadi mallal sehingga akaJ1 mengurffi1gi ncilai ekspor daJ1
Sedangkan pada masa sebelum krisis transaksi berjalan mengalami
defisist yang dipengaruhi oleh defisitnya neraca jasa Indonesia
sedangkan untuk neraca modal Indonesia mengalami surplus karena
gerak pembangunan yang cukup tinggi.
3. Esty Styaningrum (1997)
Menurut Esti Styaningrum dalam Jurnalnya yang be1judul
"Defisit Neraca Transaksi Berjalan Indonesia se1ta Beberapa Alternatif
Penutupnya" menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
neraca berjalan antara lain adalah inflasi, kurs dollar, dan PDB.
Inflasi domestik. Jika tingkat inflasi dalam negeri meningkat
dari tingkat inflasi partner dagangnya maka akan mengakibatkan
tingkat impor meningkat dan akibatnya adalah keseimbangan neraca
berjalan menurun.
Kurs valuta asmg. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar
mengalami apresiasi maka neraca berjalan mengalami penurunan
sebab ekspor akan menjadi lebih mahal sebagai akibat dari
menguatnya mata uang domestik.
Pendapatan domestik. Jika PDB suatu negara meningkat maka
keseimbangan neraca berjalan umumnya mengalami penurunan, itu
terjadi karena konsumsi terhadap barang dan jasa meningkat dan
begitu pula dengan meningkatnya konsumsi barang dan jasa luar
neg en.
Restriksi pemerintah. Pemerintah pusat dapat mempengaruhi
barang-barang luar negeri. Selain itu pemerintah dapat mengatur nilai
mata uang domestik atau memberikan subsidi produksi terhadap
industri domestik.
4. Ronald Kaunang (2005)
Basil yang didapat dari perhitungan Ronald Kaunang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pergerakan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi secara simultan
terhadap neraca transaksi berjalan, dan secara keseluruhan pengaruh
pergerakan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi adalah hanya sebesar
24,8 % terhadap neraca transaksi berjalan. Secara parsial pengaruh
pergerakan nilai tukar rupiah terhadap neraca transaksi berjalan
menunjukkan hasil yang tidak terlalu baik dan hasilnya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan, pengaruh nilai tukar rnpiah adalah sebesar
0.038% terhadap neraca transaksi berjalan, sedangkan pengarnh
tingkat inflasi memberikan hasil yang lebih baik yaitu mernberikan
pengaruh sebesar 24.73% terhadap neraca transaksi berjalan.
D. Kerangka Berfikir
Secara teoritis neraca berjalan dipengaruh oleh PDB, inflasi, nilai
tukar rnpiah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 9
tahun untuk periode I Januari 2000 sampai dengan tahun 31 Desenber
2008 dengan data tiga bulanan jadi yang dijadikan sampel sebanyak 37
sampel. Data tersebut adalah data sekunder, yaitu da1a yang didapat atas
publikasi Bank Indonesia atau BI dan Biro Puast Statistik atau BPS.
Untuk mengetahui pengarnh inflas. nilai tukar rnpiah dan PDB
terhadap neraca be~jalan Indonesia maka penelitian ini menggunakan
model persamaan regresi linear berganda, dalam analisis regresi linear
berganda diawali dengan melakukan uji persyaratan analisis untuk
mengetahui apakah data normal, kemudian dilaknkan uji
multikololinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji normalitas
data adalah untuk mengetahui apakah data yang digunakan normal atau
tidak. Uji multikolinearitas adalah bertujuan untuk mengetahui pada model
regresi terdapat korelasi antar variabel bebas ataua variabel independen.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat
ketidaksamaan varian dari resedual satu pengamatan kepengamatan
lainnya. Uji autokorelasi adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(resedual) pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Setelah pengujian asumsi regresi, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian signifikan model. Pengujian model dapat diukur dari
nilai statistik-t. statistik-F (ANOVA), koefisien determinasi (R2). Uji
statistik-t sebenamya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerapkan variabel dependen. Uji
statistik-F untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara
sirnultan terhadap variabel dependen, biasanya digunakan angka adjusted
R2. A<fjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independennya dalam menjelaskan variabel dependennya sangat terbatas.
Setelah itu dilakukan perhitungan koefisien korelasi untuk melihat
hubungan baik variabel independen dengan variabel dependen, atau
sesarna variabel independen. Selanjunya adalah melakukan perhitungan
koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar vaiiabel dependen
dapat diterangkan oleh variabel independen.
Hasil analisis akan diketahui vaiiabel mana yang paling kuat
pengaiuhnya terhadap neraca Berjalan Indonesia. Dengan bantuan
program eviews akan diperoleh persarnaan regresi.
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh in11asi, nilai tukar
rupiah, dan PDB terhadap neraca berjalan tahnn 2000 :sarnpai dengan
tahun 2008. Secara skematik alur pikir maka alur pikir tersebut dapat
terlihat pad a gam bar 2.1 berikut ini.
~ PEF;USTAKAAN ~~;;;;-1 UIN SYAH!D JAKARTA 1
--- I
Tntlasi
Kurs rupiah
PDB µ Neraca Berjalan]
lndonesia
Regresi Linear B;;;ganda I
Uji Persyaratan Analisis j
Normalitas
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Multikolieneritas
ri:[eteroskeLdastisitas
Uji Signifikar:M"~
Interprestasi Data ----'
Autokorelasi
BAB III
l\IETODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penclitian
Ruang lingkup penditian ini adalah rnrngenai inflasi. nilai
tukar rupiah. PDB dan neraca berjalan . Dalam penelitian ini data yang
digunakan acblah inflasi. nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhaclap
clolar. Prociuk Dornestik 13ruto (PD Bl clan neraca berjalan yang diclapat
dari laporan statistik ekonorni dan keuangan yang diterbitkan oleh BI
dan BPS bcrup<l data series 3 bulanan sejak tahun 2000 sarnpai clcngan
tahun 2008.
B. Nletodc Pencntuan Sampcl
J)alan1 penelitian ini penentuan san1el dengan n1enggunakan
metode purposive sampling karena penulis mengambil sampcl dengan
melakukan perlimbangan-pertimbangan !ertentu. Data yang digunakan
yaitu data jumlah inflasi. kurs rupiah, PDB clan neraca be1jalan yang
berbentuk data series 3 bulanan untuk periocle 1 .Januari 2000 sarnpai
dengan 31 Desember 2008 atau sebanyak 37 sampel.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang cligunakan
untuk menclapatkan data yang cliperlukan clalam penelitian. Dalam
penelitian ini metocle pengurnpulan data berasal clari :
I. Penelitian kepustakaan (Library Research) penelitian ini dimaksud
berkaitan dengan nrnsalah yang akan dibalrns. Data tersebnt cliclapal
dari buku, jurnal ekonomi. dan mclaui situs internet.
2. Penelitian Japangan [Field Research) penelitian ini dilakukan
dengan earn pengambilan laporan talrnnan, statistik ekonomi clm1
kcuangan Bank Indonesia clan Biro Pusat Statistik periocle tahun
pengumpulan data series tiga bulanan sebma 9 tahun untuk
pcriocle I Jnnuari 2000 sampai clengan periode 31 Desember 2008
yaitu sebanyak 37 smnpcl.
D. Mctode Analisis
I. Uji Stasioneritas.
Dalam data runlut waktu (lime series). sebelum melakukan
analisia rnaka ha! yang perlama clilakukan aclalah mendeteksi
apakah data runtut waktu yang cligunakan suclah stasioner atau
belum.
Uji stasioneritas bertujuan untuk mengetalmi apakah data sudah
stasioner atau be I um, j ika suatu data belum stasioner rnaka bila
cliregresikan akan mudah rnenyebabkan regresi lancung, regresi
lancung aclalah regresi yang antara variabel depenclen dengan
variabel inclependen ticlak berkorelasi walaupun jika clianalisa
saling berkorelasi (Wing Wahyu Winarno, 2009: 10.4).
Menurut Wing Wahyu Winarno UJI satsioneritas clapat
dilakukan denga metocle grafik clan uji akar unit.
i\nalisis I~cgresi l_inear 13crgancla
I~cgresi Linear l3crganda adalah analisis yang digunakan untuk
mengetalrni pengaruh variabe\ inclipenc\en dalam penilitian ini
acla\ah inllasi. kurs rupiah terhaclap clolar clan PDB c\alarn negeri,
terhadap ,·ariabel dipenden yaitu neraca be1jalan dalam negeri.
Rcgresi linear berganda menurut Gujarati (1991 :91) regresi linear
rnemiliki persamaan sebagai berikut:
r " h 1 ).;: 1 1 b 2 x: + h3 x3 + m
Di man a:
Y = neraca berjalan Indonesia periode 2000-2008
X 1 = inllasi Indonesia periocle 2000-2008
X , = kurs rupiah terhadap dolar periocle 2000-2008
X 3 = PDB Indonesia periode 2000-2008
111 = l~1ktor penggangu
b = koefisien regresi dari variable independen
3. Pengujian Persyaratan Berganda
Menurut Gujarati (J 991) clalam penggunaan analisis regresi
agar menunjukan hubungan yang valid atau tidak bias maka perlu
pengujian asumsi kiasik pada model regresi yang digunakan.
Adapun asumsi clasar yang perlu clipenuhi antara lain:
a. Normalitas
Uji noralitas dimaksudkan untuk rnengetahui apakah
resedual yang diteiiti berdistribusi normal atau ticlak. Untuk
tidak dapal dickteksi dengan melihat penyebaran data (litik)
pada surnhu diagonal clari grafik (Singgih Santoso. :2000: 214).
Scdangkan rncnurut Wing Wahyu Winarno (2009)
pengujian norrnalitas dengan rnelihat histogram sering kali sulit
clisimpulkan karena polanya yang tidak rncngikuti bentuk
normal. maka untuk menrnclahkannya clapat cligunakan clengan
uji Jarque-Bcra yaitu clengan rnelihat koefisien Jarque-Bern dan
probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih besar clari 5%
rnaka data berdistribusi normal.
b. l'vlultikolinieritas
IVlultikolinearitas rnerupakan keaclaan clirnana satu atau
lebih variabel inclepenclen clinyatakan sebagai konclisi linear
clengan variabel lainnya (Wing Wahyu Winarno, 2009: 5.1).
Artinya bahwa jika di antara peubah-peubah bebas yang
digunakan sama sekali ticlak berkorelasi salu clengan yang lain
maka bisa clikatakan bahwa ticlak tei:jacli multikolinearitas.
Salah satu teknik mencleteksi nrn:3alah nrnltikolinearitas
aclalah dengan melihal korelasi antar variable inclependen, jika
korelasi antar variabel memiliki nilai korelsi sebesar 0,8 atau
lebih maka korelasi bersifat lrnat clan data menganclung
masalah multikolinearitas (Nachrowi D Nachrowi clkk, 2006:
246)
c. 1-lcteroskcclcistisiias
Uji hckroskcdastisistas bertujuan untuk mcnguji apakah
dalam scbuah 111ndd regrcsi terjadi keticlaksamaan varian clan
residual clnri satu pengan1atan kc pengan·iatan yang lain . .Tika
\'arian clari rescdual satu penga1natan kepengan1atan lain tetap
maka discbut homokcdastisitas clan jika varian bcrbeda maka
disebut clengan heteroskeclastisitas (Singgih Santoso. 2000:
2 I 0).
l\loclel regrcs1 yang baik acla!ah ticlak te1jadi
heteroskeclestisitns. Untuk mengetahui hetcroskcclastisitas
dalu111 t\·ie\VS 111enggunakan 1Phite heteroskcclastisit_y yaitu jika
nilai probabilitasnya lebih kecil clari 5% maka clapat clikatakan
bahwa data rncnganclung masalah heteroskedastisitas
(Nachrowi D Nachrowi dkk, 2005: 249).
cl. Autokorelasi
Autokorelasi aclalah hubungan antara resedual satu
observasi dengan reseclua] observasi lainnya. Dalam data runtut
waktu lebih besar kemungkinan terjadi autokorelasi positif
karena data sekarang dipengaruhi oleh data-data pada masa
masa sebelumnya (Wing Wahyu Winarno, 2009:5.26).
Pengujian autokorelasi clilakukan untuk mengetahui apakah
clalam moclel regresi ada korelasi antara sesama urutan
pengamatan ke pengamatan dari waktu ke waktu (Husain
l lniuk rnenclckksi autokorelasi menurut Wing Wahyu
Winarno (2009) c\apat clilakukan clengan clua earn. ynitu clengan
uji Durbin-Walson clan Uji Bcruseh-Godfrcy.
4. Uji Signilikansi Simultan
Untuk tujuan pengujian ini maka cligunakan F-slatistik. yaitu
sebgai berikut (.!. Suprapto. 2005:207):
.. R2 1(k-1) I· = ·········-.r·--·····
(1-11· 1!(11-k)
Dimana:
R = Koelisien Korelasi gancla
K •• Jumlah \Tiabcl inckpenclen
n = Jun1lah anggota san1pel
Jika Fi,,,nng lcbih besar dari F1n1>c1 atau tingkat signifikannya Jebih
kccil dari 5':10 (u.: 5'Y,, = IJ.05), Ho ditolak clan Ha diterima ha! ini
berarti bahwa variabel indepcnden mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabcl dipenden secara simultan.
5. Uji Signifilrnn Pm·sial
Menurut J. Suprapto (2005) uji t pada dasarnya digunakan
untuk mengetahui tingkat signifika koefisien regresi. Signifikan
rnenunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel inclepenclen
secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel dependen.
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan l1iitung
dengan ltahcl :
a. Jika l1111ung lebih bcsar dari lrnht:I (11ii1ung ::> tiah.:! atau -111i1ung <: -(twbcl
)) atau probabili1as t hi1ung ':: u (5%) maka Ho ditolak dan ]fa
di1crin1a.
b. Jika t11i1<mg lebih kecil clari 11ahcl (l1utung < t1a11d) nrnka Ho cli1erima
clan Ila ditolak atau nilai pribabilitas t hitung > u. (5%).
6. Uii Koeilsisen Determinasi (R2)
Uji koeilsien determinasi ditunjukan untuk rnelihat sebernpa
besar kenwrnpuan ,·ariabel inclcpcnclen menjelaskan variabel
clcpcndcn \ang dilihat melalui adjusted R square karena variabel
independennya lebih dari clua variabcl (.T. Supranto, 2005: 159).
E. l-1 ipotcsis
Ho: b1• b2, b3 ~ IJ : Ticlak terdapat pengaruh sccara bersama-sama
(simultan) antara inflasi, kurs, clan PDB terhaclap
ncraca berjalan.
Ha: b1, b2, bi l' 0: Terclapat pengaruh secara bersama-sama antara
inflasi, kurs, clan PDB terhaclap neraca be1:jalan.
Ho: b1 = 0
Ha: b1 f. 0
Ho: b2 = 0
Ha: b2 f. 0
: Ticlak terclapat pengaruh signifikan secara parsial
antara inflasi terhaclap neraca berjalan.
: Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
inflasi terhadap neraca berjalan.
: Ticlak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara kurs rupiah terhaclap neraca be1jalan.
Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antar
Ticlak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara PDB terhaclap ncraca berjalan.
crerdapal pengaruh signifikan sccara parsial antara
PDB terhaclap neraca berjalan.
,· F. 01frasional Vraiabel
Dalam pcnclitian ini terdapat clua variabel yaitu variabel
clependen clan rnriabel inclepcnclen. Variabel dependen adalah variabel
yang bcbas atau tidak terikat clalam pcnelitian ini vriabel clepenclennya
aclalah ncraca bcrjalan.
Variabel inclependen adalah variabel yang tidak bebas. Dalarn
penilitian ini \ariabel inclependennya adalah inl1asi, nilai tukar rupiah
chm PDB.
l. Neraca Berialan
Neraca berjalan adalah nilai clari lransaksi berjalan yang clicatatkan
selama satu periode berjalan. Nilai trnnsaksi ini cliclapatkan clari
selisih antara ekspor clan impor yang dilakukan baik barang jasa
maupun lalu lintas modal.
2. lnflasi
Inflasi aclalab kenaikan harga barang-barang secara keseluruhan
selama periode waktu tertentu. lnflasi merupakan perhitungan dari
!HK pada periocle t dikurnngi clengan lHK periode sebelum waktu t
clibagi dengan JHK sebelum waktu t clan clikali l 00.
3. Nilai tulrnr rupiah (Kurs Rupiah)
Nilai tukm rupiah aclalah posisi nilai tukar mata uang rupiah per 1
dolar i\S dicatatkan berclasarkan nilai pada akhir tahun yang
cliclapat clari basil rata-rata perkembangan nilai tukar pacla saat
penutupan transaksi setiap harinya selama pericle waklu tiga
bulanan.
4. Prociuk Dornestik Bruto (PDB)
PDB adalah nilai clari scmua transaksi yang diartikan sebagai nilai
dari keselurulrnn barnng clan jasa yang cliproduksi cliclalam negeri
dalan1 jangka \-Vaktu tertentu.
A. Ncraca Berjalan
BAB IV
PEMBAHASAN
Neraca pembayaran aclalah catatan sistematik yang mencatat
transaksi ekonomi antara penclucluk suatu negara clengan pencluduk
negara lain pacla periocle waktu tertentu, neraca pembayaran
merupakan gambaran clari konclisi perekonomian suatu negara clari sisi
ekseternal seclangkan kondisi perekonomian sualu negara clilihat clari
sisi internal melalui perekembangan sektor rill, moneter. Neraca
pembayaran memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan
ekonomi clari sisi internal baik sektor riil, fiskal mupun moneter.
Neraca berjalan aclalah bagian dari neraca pemhayaran yang
berisi arus pembayaran jangka pendek berupa kegiatan transaksi
ekspor rmpor barang clan jasa. Kegiatan ekspor clan impor barang
clicatat clalam neraca perdagangan clan untuk kegiatan ekspor clan
impor jasa clicatat clalam neraca jasa.
Selain kegiatan ekspor clan rmpor barnng clan jasa, neraca
berjalan juga mencatat penghasilan (income) yang berupa hasil
penggunaan faktor produksi, modal clan tenaga ke1ja misalnya adalah
cleviden clan bunga. Kemudian neraca berjalan juga mencatat kegiatan
transaksi yang ticlak menimbulkan kewajiban untuk membayar seperti
bi bah yang cliterima baik pemerintah maupun swasta.
Banyak faktor-faktor yang mempenagruhi neraca berjalan baik
clari clalam negeri maupun clari luar negeri. Faktor-faktor yang
mempengaruh ncraca be1jalan clari clalam ncgeri antara lain aclalah
tingkat inflasi di dalam negeri, nilai tukar domestik terhaclap dolar clan
nilai PDB suatu negara.
Untuk membuktikan apakah inllasi clorne».tik, nilai tukar rupiah
terhadap clolar clan PDB domestik dapat berpengaruh terhaclap neraca
be1jalan baik secara parsial maupun simultan, berikut ini akan
clianalisa kebenarannya sehingga kebenarannya clapat clibuktikan
secara en1piris.
B. Uji Stasioneritas
Sebelum dianalisa setiap variabel baik variabel clepenclen
maupun variabel inclepenclen tcrlebih dahulu di uji apakah data suclah
stasioner atau belum dengan tujuan agar ticlak te1jac!i regresi lancung.
Regresi lancung aclalah regresi yang ticlak berkorelasi meskipun telah
clianalisa dengan program komputer sehingga cliclapat hasil keluarnn
seperti lazimnya keluaran pacla variabel yang saling berkorelasi (Wing
W. Winarno, 2009:7.5).
Pengujian stasioneritas clapat JUga digunakan dengan
menggunakan UJI akar unit yang clikembangkan oleh Dicky-Fuller
yang telah terseclia pada program eviews. Wing Wahyu Winarno
(2009: 10.5) mengatakan bahwa data dapat dikatakan stasioner apabila
nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5%. Berikut ini adalah hasil dari
label 4.l llji Stasioneritas Ncrnca Berialan
Tingkat Level
Null Hypothesis NERACA BERJALAN has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-:3tatistic
Augmented Dickey-Fuller test statistic _____ 7.745744
Test critical values 1 % level -3 653730
5% level -2 95711 O 10% level -2 617434
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Prob.'
1.0000
Bcrdasmkan 011rp111 terscbut diatas terlihat bahwa nilai
probabilitasn,·a (prob*) scbcsar LOOOO, yang berarti bahwa pacla
tingkat levcL ncrnca Berialan bclum stasioner scbab nilai probabilitas
(prob*) ncraca bcrialan lebih bcsar clari 5% ((l,05). karena data tcrsebut
bclum satsioncr 111aka clilakukan uji stasioneritas abr unit clengm1
tingkat dif/(crence kcsatu, berikut ini aclalah output uji akar unit neraca
bcrjalan pacla difference kesatu:
Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Neraca Berjalan
Tingkat difjerence pertama
Null Hypothesis D(NERACA BERJALAN) has a unit rcot Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statistic
~A~u~gLm'-e~n~t"'e"-d-'D'-i~ck~e'-'y--F'-u~l'-le'-r-'te~s~t-'s'-ta~t'-is'-ti~c _____ -1 766684 Test critical values: 1% level
5% level
10% level
-3.661661
-2.960411 -2.619160
Prob.*
0.3893
Pada uji akar unit dcngan tingkat (l{/Crence pertan1a terilahat
bahwa nilai probabilitas !prob*) rnasih lebih besar dari 5% yaitu
sebesar 0.0979 ha! ini membuktikan bahwa pada uji akar unit dengan
tingkat (1{f!Crcnce perlan1a n1asih n1enunjukan bah\Ya neraca bc1~jalan
belum satsioner. Karena pacla tingkat difkrencc pertama belum
stasioner rnab dilakukan uji akar unit pacla tingkat diflcmce kedua.
Berikut ini acblah basil 0111p111 tingkat difference kcdua:
Table 4.3 Uji Stasioneritas Neraca Be1jalan
Tingkat Dif/Crence Keclua
Null Hypothesis D(NERACA BERJALAN,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
!-Statistic
Augmented Dickey-Fuller test statistic -26.32607 ~~~~~~~~~~~~~~~--~~~
Test critical values 1% level 5% level 10% level
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
-3.661661 -2.960411 -2.619160
Prob.'
0.0001
Setelah dilakukan uji akar unit dengan tingkat difference keclua,
nilai probabilitas (prob*) neraca berjalan menunjulrnn nilai clibawah
5% (0,05) yaitu 0,0001 clengan kata lain pacla tingkat difference keclua
inllasi suclah sationer.
Karena data neraca berjalan stasioner pacla tingkal difference
keclua maka untuk uji akar unit vnriabel yang lain cliuji dengan uji
stasioneritas tingkat difference keclua, walau pun pacla variabel yang
slasioneritas Inllasi. Kurs. dan PDB pacla up akar unit pada tingkat
diffcrnce keclua:
Tabcl 4.5
Uji Stasioneritas lnflasi Tingkat Difference Kedua
Null Hypothesis D(INFLASl,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
I-Statistic
_A~u~g-'m-'-e"-n"-t e=-d"--"D-'-i c°'k'"'e"-y-'--F-'u"-1 '-'I e.c.r "'te:..:s:..:t -"s-'-'ta:..:tco1 s-"t ic=----- -4 . 61 3 3 5 O Test critical values 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.
-3.646342 -2.954021 -2615817
Prob.'
0.0008
Uji stasioneritas inflasi pacla tingkal difference. Kcdua
rnemiliki nilai probabilitas (prob'') sebesar 0,0008 lebuh kecil clari 5%
(0.05) yang berarti balma pada tingknt di/1iTe11ce kedua inflasi sudah
stasioner.
Tabel 4.6 Uji Stasioneritas Kurs Rupiah
Tingkat Difference Keclua
Null Hypothesis D(KURS,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level 5% level
10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
I-Statistic
-6.901744
-3.653730 -2.957110 -2.617434
Prob.*
0.0000
rl'idnk bcrcbeda dcngan ncraca be1jalan clan inflasi, pada nilai
tukm rupi<1h tcrhadap clnlnr clalanyn distasionerkan pada tingkat
difkrence kedun dan lrnsilnya aclalah clatanya stasioncr dengan nilai
probabiltas (prob'') sebesar 0.0000 lebih kecil clari 5'X1 ((Ul5).
Tabel ct. 7 Uji Stasioneritas PDB
Tingkat Diff(crence Keclua
Null Hypothesis D(PDB,2) has a unit root Exogenous Constant Lag Lengt11: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values 1% level 5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
t-Statistic
-8 078744
-3661661 -2.960411 -2.619160
Prob.*
0 0000
Untuk uji stasioneritas PDB, juga tid<1k berbecla dengan
variabel-variabel lainnya vang distasioner pacla tingkat diff~rence
kedua, begitu pula dengan PDB yang clistasionerkan pacla lingkat
difference keclua dan hasilnya adalah data PDB stasioner clengan nilai
probabilitas (prob*) sebesar 0,0000 lebih kecil clari 5%.
Pacla lrnsil uji stasioneritas tersebut terlihat bahwa seluruh
variabel suc\ah stasioner, hal ini terbukti c\ari nilai probabilitas (prob*)
yang climiliki oleh setiap variabel yang suclah menunjukan nilai kurang
clari 5% (0,05). Karena pada uji aknr unit seluruh variabel suclah
stasioner maka berikutnya adalah menganalisa data,
I
C. llji Regrcsi Dan Uji Asumsi Klasik
Periode
2000.I
2000.2
2000.3
2000.4
200 l. l
200 l.2
200 l.3
200 l.4
2002.l
2002.2
2002.3
2002.4
2003. l
2003.2
2003.3
2003.4
2004.l
2004.2
Setelah melakukan uji stasioneritas langkah berikutnya adalah
rnenganalisis apakah terdapat pengaruh antara inflasi kurs rupiah clan
PDB terbadap neraca be1jalan. sehingga modelnya adalah sebagai
berikut:
Neraca berjalan = bo+ b1 h1flasi + b2kurs + b1PDB
Data yang digunakan adalah data pada tahun 2000 samapt
clengan 2008 selengkapnya dapat dilihat pada table berikut:
Innasi (%)
0,31
0,53
0,58
1,47
0.7
0,75
0.85
1,34
l,16
0,31
0,55
l,2
0,26
0,15
0,41
0,83
0,3
0,78
Tabel 4.8 lnflasi Kurs PDB clan Neraca Berjalan
(2000. ls/d 2008.4)
I I Kurs PDB cc Periodc
I nflasi (Rp) (Miliar Rp) (Juta $) (~10)
.
7506.667 342852.4 1898 2004.3 0.17
8433,333 340865,2 1354 2004.4 0.83
8691 355289.5 2243 2005.1 1,06
9506,667 350762,8 2497 2005.2 0.35
9895 356114,9 2060 2005.3 0.67
11391 360533 1339 2005.4 3.32
9355 367517.4 2361 2006.1 0,66 ~
l 0421,67 356240,4 1140 2006.2 0,29
I 0054,67 368650,4 1659 2006.3 0,.39
8943,667 375720,9 1908 2006.4 0.,8
8996,667 387919,6 2407 2007.1 0,63
9049,667 372925,5 1850 2007.2 0,06
8896,333 386747,9 1477 2007.3 0,76
8413 394620,5 2097 2007.4 0,69
8476,333 405607,6 2140 2008. l 0,51
8499 390199,3 2391 2008.2 1,48
8491,667 402597,3 1992 2008.3 0,95
9095,333 411935,5 973 2008.4 0.,2
J(urs PDB (Rp)
~· (Miliar Rp)
9222 423852,3
9132.667 418131,7
930 l.667 I 426612, I
9592,667 436121,3
10123 I 448597,7
9985 439484, I
9233,333 448501,l
9098,333 457776
9135 475049,3
9098.333 465966,5
9122.667 475824
8988,333 487102,9
9244,333 505957,6
9299.333 495089,8
9186,333 505242,6
9259 519359,3
9216,333 538566,8
I 1365,33 518935
Setelah data di analisis clengan Eviews, berikut ini adalah basil
output clari analisa data diatas:
·-·--cc
(Juta $)
2038
544
209
436
1165
797
2949
1959
3772
2155
2640
2271
2151
3430
2794
1022
843
223
Tabcl cl.') llasil Analisa Rcgrcsi
Sebelum Diuji Asumsi Klsaik
Dependent Variable CC Met11od: Least Squares Date: 08/23/09 Time 07 37
Sample: 200001 200804
Included observations 36
Variable Coefficient
c 263322.4 INFLASI 7.478208 KURS 761.2885 PDB -8816 355
R-squared 0.898081 Adjusted R-squared 0.888526 S.E. of regression 19302.26 Sum squared resid 1.19E+10 Log likelihood -404.2089 Durbin-Watson stat 0.466965
Std. Error t-Statistic
11270 09 23.36470 0.475158 15.73837 901.4058 0.844557 6425.695 -1.372047
Mean dependent var S D. dependent var Akaike info criterion
Scr1vvarz criterion F-statistic Prob( F-statistic)
Prob.
0.0000 0.0000 0.4046 0.1796
422590.8 57812.43 22.67827
22.85422 93.99149 0.000000
I'vlodcl regresi tcrsebul adalah lrnsil analisa pengaruh inDasi,
nilai tukar rupiah terhadap clolar clan PDB terhaclap neraca berjalan
Indonesia. Dari model tcrsebut cliclapal uji signifikan hahwa nilai
probabilita l stalistik untuk inflasi menunjukan I-Io:b 1 = 0 clitolak clan
Ha:b 1 cf. 0 cliterima atau clengan kata lain secara parsial inDasi
berpengaruh terhaclap neraca berjalan ha! ini clapal clibuktikan dengan
melihat nilai probabilitas t statistik lebih kecil clari 5% (0,05) yaitu
0.0000.
Pacla kurs terlihat bahwa nilai probabilitas t satatistik atau nilai
signifikan nilai tukar rupiah terhadap clolar menunjukan nilai diatas 5%
lla:b2;1'0 di10lak atau dcngan bta lain lrnrs ticlak bcrpcngarnh secara
parsial tcrhadap neraca bcrjalan.
PDl3 dalam model rcgrcsi tcrsebut diatas lcrlihat bahm1 PDB
ticlak jauh berbcda dcngan kurs. Pacla model rcgrcsi terscbnl tcrlihat
bahwa nilai probabilitas t statistik atau nilai signifikan PDB
menunjukan nilai cliatas 5% (0.05) yaitu sebesar 0.1796 yang berarti
bahwa Ho:b, = 0 diterima clan I la: he :i. 0 ditolak atau clcngan kata lain
PDB ticlak berpcngaruh secarn parsial terhaclap ncraca berjalan.
Untuk uji simultan. clapat clilihat clari nilai F statistik yang
menunjulrnn balrna nilai probabilitas F statistik lebih kecil dari 5%
(OJJ5) yaitu scbesar 0.0000 yang berarti balm•a I-lo: b 1, b2, b,= 0
clitolak clan f-la : bi. b> b3 ;!' 0 cliterima. dengan katn lain secara
sirnultan inllasi. kurs rupiah terhaclap dolar clan PDB berpengaruh
terhaclap neraca bcrjalan.
Walupun dalam model regresi tersebut dapat clisimpulkan,
tetapi basil analisa tersebut belum cliketahui apakah analisa rcgresi
tersebut suclah terbebas dari pelanggaran asurnsi klasik. Jika model
regresi melanggar asumsi klasik atau model regrcsi masih menganclung
masalah normalitas. multikolinearitas, heteroskeastisitas clan
autokorelasi maka model regresi tersebut clalam keaclaan bias clan
terlebihclahulu harus dihilangkan pelanggaran asurnsi klasik tersebut.
Oleh karena itu berikut ini akan clianalisa kembali model regresi pacla
tabel 4.9 tersebut.
I. llji Nornrnlitas
Wing Wahyu Winarno (2009:5.39) uji nornditas data
c\apat dilihat dcngan histogram tctapi sering kali polanya tidak
111t:ngiku1i bentuk kur\·a nor111aL schingga su!it untuk
c\isimpulkan. Untuk mernudahkannya dapat dilihat dengan
rnenggunakan uji Jarque-Bera. yaitu jika probabilitasnya lebih
besar clari 5% (0JJ5) maka data berc\istribusi normal. Berikut ini
adalah table uji norrnalitas dengan menggunaknn uji Jarque-
Berra:
-40000 -20000
Tabcl 4.10 Uji Jarque-Berra
0 20000
-1 "ies: Residuals 11ple 200001 200804 servat1ons 36
· Mean 4.43e-11 Median 1472.661 Maximum 28715.32 Minimum -41425.15 Std. Dev. 18456.49 Skewness -0.555920 Kurtosis 2.463598
Jarque-Bera 2.285870 Probability 0.318882
l:lcrdasarkan uji Jarque-Berra tersebut terlihat bahwa nilai
probabilitasnya lebih dari 5% yaitu sebesar 0,318882 yang
menanclakan bahwa data berdistribusi normal. Dalam model
regresi tersebut data suclah berdistribusi normal berarti model
Uji lvlultikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah up ym1g clilakukan untuk
n1endetcksi adanya konclisi hubungan linear antar variabel
i ndepenclen I Suliyanto. 2005 :63) untuk mengetalmi up
rnultikolincaritas clapat dengan rnelihat korelasi antar niriabel
inclepenclen. Jika nilai korelasi tmtar variabel sebesar 0.8 atau
lebih dapat clibtakan bahwa korelasi antar ·1ariabel independen
kuat atau 'miabel indepcnden terjacli multikolineritas (Nachrowi
D NaclmJ\\i, 2006: 24 7). Bcrikut ini adalah output korelasi antar
variabel indepenclen:
Ta be I 4. I I Matrik Korelnsi
···--------- ----i----------------1---------~----- _ : f'DB __ _l:S_l,l~~>_I
L:,~i:~, l _ ~-~~~~ -F : ::::= INFLA§I:::_]
0 0371 j 0.2827
1
Pada tabel cliatas ter!ihat bahwa korelasi antar variabel
indepenclcn tersebut ticlaklah kuat atau antnr variabel indepenclen
tersebut tidak te1jacli multikolinearitas. Hal ini clapat clibuktikan
dengan besarnya nilai korelasi antar variabel yang kurang clari
0.8.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji hetroskeclastisitas aclalah uji yang clilakukan untuk
mengetahui apakah reseclual antar pengamatan ke pengamatan
data n1e11ganch1ng pelanggaran asu111si klasik yaitu n1asalah
heleroskedastisiias. f\lodel rcgrcsi yang baik adalah model
regrcsi yang tcrbebas dari n1asalah heteroskedastisitas (Suliyanto.
2005 :64 ).
Dal am cYie\\ s uj i hctcroskcdastisitas dapat clilakkuan
dcngan uji IFhile fle1eroskedaslisiry yang Lelah tersedia. bcrikul
adalah lwsil analisis ll'11i1e heleroskedaslisil:
Tabel 4.12 l !ji White lleteroskedastisily
White Heteroskedasticity Test:
F-statistlc Obs'R-squared
1.331273 Probability 11.35640 Probability
0.269096 0.252068
P:1da u.11 "·hire heleroskedutisity, jika nilai probability
Obs'''Rsquarcd lebih kecil dari 5'% (0,05) maka model regres1
mengandung masalah heteroskedastisas. Pacla output white
hereroskedostisily tersebut terlihat bahwa nilai probabilitas
Obs*R-squarcd lersebut rnemiliki nilai diatas 5% (0,05) yaitu
sebesar 0.:252068 yang berarti bahwa model regresi tersebut ticlak
mcnganclung masalah heteroskeclastisitas.
4. Uji Autolorelasi
Aulokorelasi senng terjacli pacla data nmtut waktu hal
tersebut terjadi karena pada data runtut waktu, data saat ini akan
dipengaruhi oleh data pacla masa sebelumnya. Oleh karena itu
l'ntuk rnendeteksi rnasalah autokordasi dapat clilakukan
dengan mclihat nilai dari Duebin-Watson. Data terbebas clari
rnaslah autukorelasi jika nilai D\V terletak Jiantara nilai 4-clU
clan nilai 4-dl.. nilai clL clan Du di clapm clari label DW yang
terktak pada perpotongan antara jurnbh observasi (nl clan jumlah
variabel dikurnngi l (k-1) (Suliyanlo. 2005: 85).
Jika table D\i\l dengnn n"'~ 36 dan 1(= 3 n1aka akan
diperuleh nilai dL= 1.295 clan dU=l.654 maka nilai 4-clL sebcsar
-1-1.295 = 1. 705 clan 4-dU sebesar 4-1.654 ··0 2346
Jadi agar n1oc\el regresi dengan jun~dah n=36 dan k=4
terbehas dari rnasalah autokorclasi maka nial i DW-nya harus
berada diantara 2.346 clan 2.705.
Pada table 4.2 nilai D\V sebesar 0.466965 alau nilai DW
tersebul bernda diluar nilai penerirnaan DW yaitu 2.346 sampai
2,70. rnaka pacla table 4.2 data melanggar asumsi klasik yaitu
bahwa model regresi tersebut mengandung masa.
Setelah diketahuai dalam model regresi tersebut mdanggar
asurnsi klasik. yaitu mengandung rnasalah autokorelasi. Maka ha!
berikutnya aclalah mentransformasikan basil regresi label 4.2 hingga
rnenclapatkan uji regresi yang terbebas clari maslah autokorelasi.
Dalam eviews terseclia fosilitas untuk mentransformasikan model
regres1.
Dalalll lllentransforrnasikan Jllndcl regres1 pacla label 4.2
cliclapat basil lerhaik. Berikut ini <1dalah ha:iil tcrbaik setelah
n1elakukan transrurn1asi:
label "4. 13 Hasil Analisa Regresi
Sc'telah Diuji :\s11lllsi Klsaik
Dependent Variable D(CC) Metl1od Least Squares Date: 08/23/09 Time: 08 31
Sample (adjusted) 200002 200804 Included observations. 35 after adjustments Weighting series KURS White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable
c D(PDB)
D(KURS) D(INFLASI)
R-squared
Adjusted R-squared S.E. of regression
Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Durbin-Watson stat
Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
4012.855 1515.773 2.647398 0.0126 -2210 388 1072.128 -2 061683 0.0477 -1081.684 533.8601 -2 026157 0.0514 3 000450 0.541769 5.538242 0.0000
Weigl1ted Statistics
0 511540 Mean dependent var 4554.712 0.464270 S.D. dependent var 11710.28 8571.179 Akaike info criterion 21.05741
2.28E+09 Schwarz criterion 21.23516 -364.5047 F-statistic 11.37823 2.672310 Prob( F-statistic) 0.000034
Unweighted Statistics
0.434828 Mean dependent var 5030.931 0.380134 S.D.dependentvar 10681.41 8409.648 Sum squared resid 2.19E+09
2.822789
Tabd tersebut aclalah basil transforrnasi terbaik setelah
melakukan bcrbagai percobaan pada program eviews, clan masalah
Setelnh ditrnnsfor111asi terlihat balrna niali DW sebesar
2.672310 (deng1111 k=3. n= 35 (sudah di1ransfor111asi) 111aka cliperoleh
nilai dL= l.283 dan c\U=l.653 maka nilai 4-dL scbesar 4-1.283 =
2. 717 clan -!-ell i sebesar -l-1.653 = 2.34 7) bcrada di an tram 2.346 dm1
2. 705 nrnka pad a model regresi terse but set el ah ditransforrnasi
terbebas dari 111asalah autokorelasi.
D. Pcngaruh lnllasi, Nilai Tukar Rupiah tcrhadrnp Dolar chm PDB
tcrhadap Ncraca Bcrjalan Indonesia
rvtocl rcgrcsi yang baik adnlah n1odel regresi yang terbebas dari
rnasalall asu111si klnsik. jika suatu c\atn sudah terbehas clari 111asalah
asurnsi klasik bernrti data tersebl!t sudah tidak bias. Tabcl 4.13
tersebut adalah 111odel regresi yang sudah ditransformasikan sehingga
Sl!dah terbebas dari 111asalah asu111si klasik. Karena pada model regresi
pada label -!. I J tersdiul sudah terbcbas clari rnasalah asurnsi klasik
berikutnya aclalah mclakukan uji signifikan.
I. Uji Signifikm1 Parsial
Uji signifikan parsial adalah untuk menentukan apakah
variable indepenclen berpengaruh secara scncliri-sencliri terhaclap
variabel clependen yaitu neraca be1jalan. Jilrn nilai probabilitas t
hitung atau nilai signifikan S 5% (0,05) maka Ho = 0 ditolak clan
Ha 1' 0 cliterima atau variabel inclependen (inflasi, nilai tukar
rupiah terhaclap dolar clan PDB) berpengaruh secara parsial
terhadap variabel clepenclen (Neraca Berjalan). Pada hasil analisa
clolar Lian PDB tcrhadap ncraca hcrjalan Indonesia (4.13) yang
tclab ditrnnsl'onnasikan terschut rnaka up signifikan parsialnya
adalah sehagni bcrikut:
ii. Pcngaruh inllasi tcrhadap ncrnca berjnlan
Untuk rnelihat pengaruh inllasi terhaclap ncraca
berialan dapat dilakukan clengan uji sialistik yaitu dengan
rnelihat nilai probabilitas t hitung lnilai signifikan). Jika
prnbabilitas l hitung lebih kecil clari 5%1 (0.05) maka Ha:
b1;L 0 diterirna clan I-Jo: b 1 = 0 ditolak.
Pacla basil regresi (tabel 4.13) nilai probabilitas
statistik a tau nilai signi Ilk an inflasi sebesar 0,0000 yang
bcr,1rl I-Jo:b 1 = 0 ditolak clan l-In:b1 i- 0 clitcrirna artinya
inllasi berpengaruh lerhadap neraca berjalan Indonesia.
b. Pcngarub nilai tukar rupiah ierhaclap clolar
Untuk rnelihat pengaruh nilai tukar rupiah terhaclap
clolar terhadap neraca be1jalan clapat dilakukan dengan uji
statistik yaitu dengan melihat nilai probabilitas t hitung atau
(signifikan). Jika probabilitas t hilung lebih kecil dari 5%
(0.05) rnaka Ha: b1 i- 0 diterirna clan Ho b1 = 0 ditolak.
Pacla hasil regresi (tabel 4.13) nilai probabilitas
statistik atau nilai signifikan nilai tukar rupiah terhadap
clolar sebesar 0,0514 yang bernrti I-lo:b 1 = 0 diterima clan
I-Ia:b 1 i- 0 clitolak clengan tingkat kesalahan 5% artinya
dengan tingkat kesalahan 5~/\i nilai tukar rupiah terhaclap
dolar 1idak bcrpengaruh tcrhadap nernca berjalan lnc\onesia.
13erbcda jib kesalahan 10°/r,, pacla tingkat kesalahan
10°-n atau dengnn n1elih;Jt nilai probabilitasnya yang sebesar
0.0514 lebih kccil dari 10% (0,1) yang berarti c\engan
tingkat kcsalahn I 0% nilai tukar rupiah berpcngaruh
terhadap neraca berjalan indonesia.
J,1di untuk nilai tukar rupiah tcrlrnc\ap dolar
bcrpcngaruh tcrhadap ncraca berjalan jika tingkat
kes<.1!ahannya sebesar l 0~!/1.
c. Pengaruh PDB tcrhac\ap ncraca bcrjalan Indonesia
llntuk melihat pcngaruh PDB terhadap neraca
bcrjalcin dapal dilakukan dengan uji statistik yaitu clengan
meiihat nilai probabilitas t hit1mg (nilai signifikan). Jika
probahilitas l hitung lebih kecil dari 5% (0,(JS) maka Ha:
b1i 0 diterima clan Ho: b1 = 0 clitolak.
Pada basil regresi (label 4.13) nilai probabilitas
slatistik atau nilai signiflkan PDB scbesar (J,0477 yang
berart I-Io:b 1 = 0 clitolak clan I-!a:b 1 i 0 cliterima artinya PDB
bcrpengaruh terhadap neraca berjalan Indonesia.
2. Uji Signifiknn Sirnultan.
Uj i signifikan simultan aclalah U.Jl analisia untuk
mengetahui pengaruh varibel independen tei:hadap variabel
5% (u 5"(, = 0.05) maka Ha: b 1, b2• b3 fc 0 cliterima clan Ho:
b 1.bc.b; 0 ditolak ha! ini bcrnrti bahwa variabel independen
111ernpu111 a1 pcngmuh signifikan terhadap variabel dipenden
sccara si111ultan.
Ilcrdasrkan basil analisa model regresi pada Tabel 4.13
tersebut terlihat balrna nilai probabilitas sebcsar (J,000034:.::: alpa
(0,05) rnaka Ha: b1. b2. b3 t 0 cliterima dan Ho: b1. b2, b1 = 0
ditolak yang berarti bahwa secarn simultan inllasi. nilai tukar
rupiah tcrhadap dolar clan PDB berpengaruh secara signifikan
trerhndap neraca be1jalan Indonesia.
E. U ji Kocfrisicn Rcgrcsi
Berdasarkan pada tabcl 4.13 didapal persamaan scbagai
berikut:
Y = 4.012.855 + 3.000450X 1 - l.08l.684X2 -2.210,388X1
Din1ana:
Y = Nernca berjalan Indonesia periode 2000 sampai 2008
X 1 = Inllasi domestik periode 2000 sampai 2008
X2 = Nilai rukar rupiah terhadap dolar periode 2000 sampai 2008
X1 = PDB domcstik periode 2000 sampai 2008
Bcrclasarknn persamaan tersebut. rnaka clapat clijelaskan
sebagai bcrikut:
l. Persamaan terscbut memiliki nilai c scbesar 4012,855 yang berarti
bahwa jika inflasi clomestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar clan
nilcii l'DB hcrnilai I) atau tidak berubah. malrn nerncn bcrjalan
schesm 4012.855 juta USD dengan asumsi vari:1bel tetap.
2. .-\pahib inllasi clomestik rncning.bt scbcsar l % clalarn 3 bulan.
maka ncrnca bcrjalan mcning.bt sebesar 3,000450 juta USD atau
sebaliknya . .iika neraca berjalm1 mcningkat sebc'sar 3,000450 juta
USD dalam 3 bulan. rnaka inflasi dornestik akan rnening.kat scbesar
I% clcngan asurnsi variabel lain tctap.
3. A.pabila nilai lukar rupiah lcrhadap dolar naik sehcsar Rp. I clalam
3 bulan. maka ncraca bcrjalan turun sebcsar l 081,684 juta USD
a tau scbal i kn ya, .i ika neraca bcrjalan turun sebesar 108 L684 clalam
3 bulan. mab nilai tukar rupiah terhaclap clolar akan mcning.kat
scbcsar Rp. I dengan asumsi variabcl lain tctnp.
4. Apabila PDB clomestik naik sebesar Rp. l mi!.iar clalam 3 bulan,
rnaka neraca bcrjalan turun sebcsar 2210,388 juta USD atau
sebal iknya. j ika neraca be1jalan turun sebesar 2210,388 clalam 3
bulan, maka PDB domestik akan mcningkat sebesar Rp. l rniliar
clengan asumsi variabel lain tetap.
5. Variabel ,·ang paling clominan rnempengaruhi neraca berjalan
aclalah PDB.
F, Uji Koefisisen Detenninasi (R2)
Uji koellsien cleterminasi ditunjukan untuk melihat seberapa
besar kernampuan variabel independen menjelaskan variahel depenclcn
yang dilihat melalui adjusted R square karena variabel indepenclennya
Pacla tahcl 4.13 nilni R2 sebesar 0.511540 atau 5 J.15';.;, hal ini
menunjukan baln\a pcngaruh vmiabel-\ariabel independen (inflasi
clomestik. nilai tukar rupiah terhadap dolar clan PDB) terhaclap variabel
dcpenckn I nernca berj alan) aclalah sebesar 51. l 5% clan s1asnya
(48.85'i'<i) di pcngaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
G. lnterpretasi
1-lasil penelitian ini lernyata rnenclukungjurnal yang clitulis oleh
Edel men I 1998 ). S. Haryacli (2004) clan Esty Styaningrum yang
menyatakan bah11·a neraca berjalan dipengaruhi oleh inflasi, nilai tukar
rupiah lerhaclap dolar clan PDB terhaclap neraca be1jalan. Narnun
penelitian ini tidak menclukung penelitian yang clilakukan Ronald
1('1unang ( 200~) .Yang 111engatakan bah\va pergerakan nilai tukar clan
pergerakan tingkat inflasi ticlak berpengaruh signiiikan baik secara
parsial n1aupun scca1\1 sin1ultan.
Menurut Eclalman kernampuan impor yang merupakan bagian
clari neraca berjalan Indonesia pacla tahun 1990 mengalami penunman
selain karena gejolak harga minyak jug.a clipengaruhi oleh menurunnya
nilai rnata uang clalam negri terhaclap clolar.
S. Haryadi dalam jurnalnnya mengatakan bahwa pacla tahun
1997 nernca berjalan Indonesia rnengalami surplus keadaan tersebut
tejacli karena pada saat itu nilai tukar rupiah mengalami penurunan
yang sang.al drnstis clengan kata lain nilai tnkar rupiah clapat
mempengeruhi neraca be1jalan Indonesia sesuai clengan basil
penelitian ini yaitu, nilai tukar rupiah berpengaruh terhaclap
neraca be1jalan Indonesia.
Mcnurut Esty Styaningrum neraca be1:jalan dipengaruhi oleh 4
faktor, yaitu inllasi, nilai tukar rupiah, PDB clan Restriksi pernerintah.
Tidak berbecla dengan pernyataan Esty. S. clalam jurnalnya, penelitian
ini pun rnemberikan basil bahwa inllasi, nilai tukar rupiah terhaclap
clolar clan PDB berpengaru terhadap neraca be1jalan Indonesia.
Memang berbeda dengan penelitian yang clilakukan Ronald
Kaunang climana clalam penelitian Ronald Kaunang inflasi clan nilai
tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap neraca be1jalan
Indonesia tetapi dalam penelitiannya, nilai tukar rupiah Jebih dominan
berpengaruh terhadap neraca berjalan Indonesia clibanclingkan clengan
inflasi.
A. Kesimpulan
BABY
PENUTUP
Setaleh clilakukan penelitian clan pembahasan tentang pengaruh
inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar clan PDB terhadap neraca be1jalan,
maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Seluruh variabel inclepenclen yaitu inllasi, nilai tukar rupiah clan PDB
berpengaruh terhaclap neraca berjalan Indonesia.
a. Jika inflasi domestik meningkat sebesar 1 % persen dalam 3 bulan
maka neraca berjalan akan meningkat sebesar 3,000450 juta USD
clalam 3 bulan dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Jika nilai tukar rupiah terhadap clolar meningkat sebesm Rp. 1
clalam 3 bulan maka neraca be1jalan akan menurun sebesar
1.081,684 juta USD clalam 3 bulan clengan variabel lain tetap.
c. Jika PDB clomestik meningkat sebesar Rp. ] miliar clalam 3 bulan
maka neraca be1jalan Indonesia akan menurun sebesar 2.210,388
juta USD clalam 3 bulan clengan variabel lain tetap.
cl. Dan jika inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap dolar clan PDB selama
tiga bulan tidak berubah maka nilai neraca be1:jalan aclalah
4.012,855 juta USD clengan asumsi variabel lain tetap.
2. Diantara ketiga variabel indepenclen tersebut yaitu inflasi, nilai tukar
rupiah clan PDB yang paling berpengaruh terhadap neraca be1jalan
B. Saran
1. Dengan melihat perilaku data selama periode penelitian, analisa lebih
lanjut dapal dilakukan dcngan membagi penelitian menjadi dua bagian,
yaitu ketika neraca berjalan seclang defisit clan neraca bei:jalan sedang
surplus. Dengan mclakukan pemisahaan tersebut diharapkan basil
perhitungan yang diperoleh dapat lebih menggambarkan situasi yang
sebenarnya.
2. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah variable clan periocle
observasi ditambahkan sehinga penelitian berikutnya meberikan basil
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. "'Loporan Perekonomian Indonesia 200./'". Bank Indonesia. Jakarta. 2005
Edalmen. "Masalah Defisir Transaks Berja/an dalam Neraca Pembayaran Indonesia'·. Jurnal Ekonomi, FE UNTAR. 1998
Gujarati, Darnodar. "Ekonomelrika Dasar". Erlangga: Jakarta. l 991
I-lady, Hmady. "lvlanajemen Keuangan lnternasional" Penerbit: Yayasan Administrasi Indonesia. Jakarta. 2004
I-Iaryadi, S. "Neraca Pemboyaran lndomesia Sebelum dan Sesudah Krisis ekonomi" Jurnal Ekonomi. 2004
Umar. Husain." i'vlerode Riser Akunlansi". Ghalia Indonesia: Jakarta. 2002
Kaunang, Ronald." "Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar Rupiah dan Tingkar b7flasi Terhadap Neraca Transaksi Berjalan Sebagai Sa/ah Sa/11 Komponen Dari Neraca Pembayaran". Skripsi Fakultas Bisnis clan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. 2005
Krugman, Paul R clan Maurice 0. "Ekonomi !11/emasional: Teori dan Kehijakan" Rajawali Perss: Jakarta. l 992
Kuncoro, Mudrajad. ·?vferode Kua111iratif Teori dan Aplikasi unruk Bisnis dan Eko11omi". UMP AMP YKPN: Y ogyakarta. 200 l
Lipsey, Richard G Dkk. "Pengantar 1v!okroeonomi" Binapura Aksara: Jakarta. l 997
Madura, Jeff. '?vfanajemen Keua11gon ]11/ernosiono/". Erlangga: Jakarta. 2000
McEachern, Wiliam A. "Ekonomi Mala-o Pendekatan Kontemporer". Salemba 4: Jakarta. 2000
Murni, Asfia. "Ekonomika Makro". PT. Refika Aditama: Bandung. 2006
Faisal, Muhammad. Neraca Pembayaran Keterkaitan Ekonomi lnternasional" STEKPI, BAB 2, MK
Nachrowi, Nachrowi. D, dan Hardius Usman. "Pendekalan Populer don Praktis Eko110111etrika untuk A11alisis Ekonomi don Keuangan". LPFEUI: Jakarta. 2006
Nopirin. "Ekonomi Mone/er''. BPFE: Yogyakarta. 1987
___ . "Ekonomi 1Ho11eter ". BPFE : Yogyakarta. 1996
Salvatore. D. "Ekonomi lnternasional". Erlangga: Jakarta. 1997
Samuelson, Paul .A. clan Wiliam D. Nordhaus. "Makro Ekonomi". Erlangga: Jakarta. 1998
Santoso. Singgih. "Buku Latihan SPSS Statistik Parnmetrik". PT. Elexkomputindo: Jakarta. 2000
Setyaningrum, Esty. "Defisit Transaksi Be1jalan Indonesia serta Beberapa Alternatif'Penutupnya". Media Ekonomi, vol 4 No. 3. 1997
Sugiono F.X. "Neraca Pembayarnn: Konsep, lvfetodo/ogi dan Penerapan". PPSK Bl. 2002.
Sukirno, Sadono. " Pengantar lvfakroekonomi". Raja Grafindo Persada.: Jakarta. 2000
Supranto, J. "Ekonometri". Ghalia Indonesia.: Bogor. 2005
Sugiyono. "Aktodologi Penelitian Bisnis''. CV.Alfabeta: Bandung. 2004
Tjahyono, Rudi. " Neraca Pembayaran lntemasional Indonesia" .Tuma! Ekonorni STMIK Dian Nuswantoro.1999
Winarno, Wing Wahyu. "Analisis Ekonometrika dan Statislik dengan Eviews". UPP STIM YKPM: Y ogyakarta. 2009
Yuliarmi, Ni Nyoman. "Pengaruh Prociuk Domestik Bruto dan lnflasi Terhadap Nilai lmpor Migas Indonesia Periode 1993-2005". Jurnal Ekonomi clan Sosial. 2006
LAMPI RAN
TABELDATA
Periode lnflasi Kurs PDB cc
(%) (Ro) (Miliar Ro) (Juta $)
2000.I 0,31 7506,667 342852,4 1898
2000.2 0,53 8433,333 340865,2 1354
2000.3 0,58 8691 355289,5 2243
2000.4 1,47 9506,667 350762,8 2497
2001.l 0,7 9895 356114,9 2060
200 J.2 0,75 11391 360533 1339
2001.3 0,85 9355 367517,4 2361
2001.4 1,34 10421,67 356240,4 1140
2002.I 1,16 10054,67 368650,4 1659
2002.2 0,31 8943,667 375720,9 1908
2002.3 0,55 8996,667 387919,6 2407
2002.4 1,2 9049,667 372925,5 1850
2003.1 0,26 8896,333 386747,9 1477
2003.2 0,15 8413 394620,5 2097
2003.3 0,41 8476,333 405607,6 2140
2003.4 0,83 8499 390199,3 2391
2004.1 0,3 8491,667 402597,3 1992
2004.2 0,78 9095,333 411935,5 973
2004.3 0,17 9222 423852,3 2038
2004.4 0,83 9132,667 418131,7 544
2005.I 1,06 9301,667 426612,1 209
2005.2 0,35 9592,667 436121,3 436
2005.3 0,67 10123 448597,7 1165
2005.4 3,32 9985 .439484,1 797
2006.1 0,66 9233,333 448501,1 2949
2006.2 0,29 9098,333 457776 1959
2006.3 0,39 9135 475049,3 3772
2006.4 0,8 9098,333 465966,5 2155
2007.1 0,63 9122,667 475824 2640
2007.2 0,06 8988,333 487102,9 2271
2007.3 0,76 9244,333 505957,6 2151
2007.4 0,69 9299,333 495089,8 3430
2008.I 0,51 9186,333 505242,6 2794
2008.2 1,48 9259 519359,3 1022
2008.3 0,95 9216,333 538566,8 843
2008.4 0,2 11365,33 518935 223
UJI STASIONERITAS NERACA BERJALAN
Null Hypothesis: NERACA BERJALAN has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level 5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
!-Statistic
7.745744
-3.653730 -2.957110 -2.617434
Null Hypothesis: D(NERACA BERJALAN) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1 % level 5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
!-Statistic
-1.766684
-3.661661 -2.960411 -2.619160
Null Hypothesis: D(NERACA BERJALAN,2) has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1 % level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
I-Statistic
-26.32607
-3.661661 -2.960411 -2.619160
Prob.*
1.0000
Prob.*
0.3893
Prob.*
0.0001
UJI STASIONERITAS INFLASI
Null Hypothesis: INFLASI has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
!-Statistic Prob.*
~A~u~g~m~e~n~te~d~D~i~ck~e~y~-F~u~l~le~r~te~s~t~st=a~tis~t~ic'--~~~~--0~·~64~0~4~7~6'----'0=.8486 Test critical values: 1 % level -3.632900
5% level -2.948404 10% level -2.612874
*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(INFLASI) has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level 5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(INFLASl,2) has a unit root Exogenous: Constant
!-Statistic
-3.471322
-3.646342 -2.954021 -2.615817
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level 5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
!-Statistic
-4.613350
-3.646342 -2.954021 -2.615817
Prob.*
0.0153
Prob.*
0.0008
UJI STASIONERITAS KURS
Null Hypothesis: KURS has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statistic Prob.*
~A~u~gm~e~nt~e~d_D~i~ck_e~y_-F_u~ll~e_r ~te~s~t ~st~a~tis~t~ic ______ -3~·~57~8~9~7-"5-~0-'-'.o.114
Test critical values: 1% level 5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(KURS) has a unit root Exogenous: Constant
-3.632900 -2.948404 -2.612874
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statistic Prob.*
_A_u~g_m_e_nt~e_d_D_i_ck_e~y_-F_u~l~le_r~te~s~t~st~a~tis~t~ic ______ -7~.""28~1""'0"'9-"6-~0""".0·000 Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(KURS,2) has a unit root Exogenous: Constant
-3.639407 -2.951125 -2.614300
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statistic Prob.*
_A_u~g_m_e_n_te_d_D_i_ck_e~y_-F_u_l_le_r_te_s_t_sta_tis_t_ic ______ -6_._90_1_7_4_4 __ 0_.o.ooo Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
-3.653730 -2.957110 -2.617434
JJI STASIONERITAS PDB
Null Hypothesis: PDB has a unit root Exogenous: Constant Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic
Test critical values: 1% level 5% level
10% level
*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDB) has a unit root Exogenous: Constant
t-Statistic
-5.788633
-3.632900 -2.948404 -2.612874
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.
Null Hypothesis: D(PDB,2) has a unit root Exogenous: Constant
!-Statistic
-7.776041
-3.646342 -2.954021 -2.615817
Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statistic
Prob.*
0.0000
Prob."
0.0000
Prob.*
~A~u~g~m~e~n~te~d~D~i~c~ke~y~--Fu~l~le~r~te~s~t~s~ta~ti~&~ic'--~~~~--8~·~0~78~7~4~4'----'0=.0000 Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
-3.661661 -2.960411 -2.619160
UJI REGRESI SEBELUM DIANALISIS
Dependent Variable: CC Method: Least Squares Date: 09/02/09 Time: 08:33 Sample: 2000Q1 2008Q4 Included observations: 36
Variable Coefficient
c 263322.4 INFLASI 7.478208 KURS 761.2885 PDB -8816.355
R-squared 0.898081 Adjusted R-squared 0.888526 S.E. of regression 19302.26 Sum squared resid 1.19E+10 Log likelihood -404.2089 Durbin-Watson stat 0.466965
Std. Error !-Statistic Prob.
11270.09 23.36470 0.0000 0.475158 15.73837 0.0000 901.4058 0.844557 0.4046 6425.695 -1.372047 0.1796
Mean dependent var 422590.8 S.D. dependent var 57812.43 Akaike info criterion 22.67827 Schwarz criterion 22.85422 F-statistic 93.99149 Prob(F-statistic) 0.000000
UJI ASUMSI KLASIK
UJI NORMALIT AS
7
6
5
4
3
2
1
0 -40000 -20000 0 20000
UJI MUL TIKOLINEARIT AS
INFLASI KURS
INFLASI 1 0.2827
KURS 0.2827 1 PDB 0.0371 0.4649
UJI HETEROSKEDASTISITAS
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic Obs*R-squared
1.331273 Probability 11.35640 Probability
UJI AUTOKORELASI
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
PDB
0.0371
0.4649
1
Series: Hesiduals Sample 200001 200804 Observations 36
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
Jarque-Bera Probabiity
0.269096 0.252068
4.09e-11 1472.661 28715.32
-41425.15 18456.49 -0.555920 2.463598
2.285870 0.318882
UJI REGRESI SETELAH DIHILANGKAN AUTOKORELASI
Dependent Variable: D(CC) Method: Least Squares Date: 09/02/09 Time: 09:00 Sample (adjusted): 200002 200804 Included observations: 35 after adjustments
Weighting series: KURS
"·~-·- w=· l I PER PUST AK/l,AN UTA.Mi'.\ .Ii
!._ __ ~JIN SYAHID JAKA~_T.c~- J
White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable
c D(INFLASI) D(KURS) D(PDB)
R-squared
Adjusted R-squared S.E. of regression
Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
R-squared Adjusted R-squared S. E. of regression Durbin-Watson stat
Coefficient Std. Error !-Statistic
4012.855 1515.773 2.647398
3.000450 0.541769 5.538242 -1081.684 533.8601 -2.026157 -2210.388 1072.128 -2.061683
Weighted Statistics
0.511540 Mean dependent var
0.464270 S.D. dependent var
8571.179 Akaike info criterion
2.28E+09 Schwarz criterion
-364.5047 F-statistic
2.672310 Prob(F-statistic)
Unweighted Statistics
0.434828 Mean dependent var 0.380134 S.D.dependentvar
8409.648 Sum squared resid 2.822789
Prob.
0.0126 0.0000 0.0514 0.0477
4554.712 11710.28 21.05741
21.23516 11.37823 0.000034
5030.H31 10681.41
2.19E+09