Penentuan Peramalan Nilai Tukar

26
PENENTUAN DAN PERAMALAN NILAI TUKAR MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Perkuliahan Pendidikan Profesi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama DISUSUN OLEH : YUDI KRISTIANTO 151502054 YUNI TRISNAENI S 151502058 WULAN PRYMARANTI 151502067

description

MKL

Transcript of Penentuan Peramalan Nilai Tukar

Page 1: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

PENENTUAN DAN PERAMALAN NILAI TUKARMANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Perkuliahan Pendidikan Profesi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Widyatama

DISUSUN OLEH :

YUDI KRISTIANTO 151502054YUNI TRISNAENI S 151502058WULAN PRYMARANTI 151502067

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMABANDUNG

2015

Page 2: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator terpenting dalam suatu perekonomian suatu negara

adalah nilai tukar mata uang. Nilai tukar memiliki implikasi yang luas, baik dalam

konteks ekonomi domestik maupun international, mengingat hampir semua

negara di dunia melakukan transaksi international. Valuta asing yang sering juga

disebut dengan Valas pada dasarnya adalah mata uang asing (Foreign currencies).

Persoalan yang sangat penting diperhatikan dalam masalah valuta asing adalah

Kurs (exchange rate). Semua negara tidak dapat mencukupi semua kebutuhan

konsumsinya dari hasil produksi sendiri, meskipun ada pula beberapa komoditi

yang hasilnya melebihi kebutuhan dalam negri sehingga dapat diexspor. Oleh

karena itu suatu bangsa pasti memerlukan mata uang asing dalam transaksi

internationalnya. Kebutuhan akan mata uang asing yang kemudian disebut valas

ini akan menimbulkan persoalan yang cukup pelik yaitu menentukan seberapa

besar nilai tukar dari mata uang satu negara terhadap mata uang negara lain.

Meramal valas (Kuncoro dan Inayah, 2003) merupakan strategi yang

sangat penting bagi suksesnya perusahaan multinasional. Karena hampir

sebahagian besar operasi sebuah perusahaan multinasional dipengaruhi oleh

perubahan-perubahan nilai tukar. Keputusan meng-hedge hutang-piutang valas

masa depan, keputusan pembiayaan jangka pendek, keputusan investasi jangka

pendek, keputusan penganggaran modal, keputusan pembiayaan jangka panjang

dan penilaian laba, adalah merupakan aktivitas operasional pada perusahaan

multinasional dimana semua keputusan tersebut dipengaruhi oleh perubahan nilai

tukar (Madura, 2004).

Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa

mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan

kualitatif yang dilakukan secara sistematis. Selama ini banyak peramalan

Page 3: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

dilakukan secara intuitif menggunakan metode-metode statistika seperti metode

smoothing, Box-Jenkins, ekonometri, regresi dan sebagainya. Pemilihan metode

tersebut tergantung pada berbagai aspek, yaitu aspek waktu, pola data, tipe model

sistem yang diamati, tingkat keakuratan ramalan yang diinginkan dan sebagainya.

Seiring perkembangan teknologi yang semakin maju, peramalan data time

series telah banyak dikembangkan pada bidang kecerdasan buatan seperti Jaringan

Syaraf Tiruan. Jaringan syaraf tiruan adalah suatu system pengolahan informasi

yang memiliki karakter dan konsep seperti jaringan syaraf biologi, yaitu jaringan

otak manusia yang dapat dilatih sehingga dapat mengambil keputusan sesuai

dengan yang dilakukan oleh otak manusia. Jaringan syaraf tiruan dapat

mengidentifikasi pola data dari sistem peramalan kurs rupiah terhadap dollar

Amerika Serikat dapat dilakukan dengan metode pendekatan pelatihan (training).

Berdasarkan kemampuan belajar (learning) yang dimilikinya, maka jaringan

syaraf tiruan dapat dilatih untuk mempelajari dan menganalisis pola data masa

lalu dan berusaha mencari suatu formula atau fungsi yang akan menghubungkan

pola data masa lalu dengan keluaran yang diinginkan. Fungsi jaringan tersebut

menggambarkan ketergantungan nilai data saat ini terhadap nilai data sebelumnya.

Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata

uang negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta antarnegara. Kurs juga

merupakan salah satu variabel ekonomi makro yang sangat penting, karena kurs

mata uang dapat menjaga stabilitas ekonomi di suatu kawasan atau negara.

Kegiatan tukar menukar valuta asing (foreign exchange) atau disingkat dengan

forex sering dilakukan oleh semua orang di dunia, seperti berpergian ke negara

lain, pelaku bisnis dan masyarakat umum yang memperjual belikan dollar untuk

memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Contoh lain akibat dari kegiatan

ekspor impor, kebutuhan pasar serta institusi bank, pasti melakukan kegiatan

tukar-menukar mata uang. Informasi seperti ini sangat membantu para pelaku

bisnis untuk mengambil keputusan dalam berivestasi dan memperjualbelikan

uangnya guna untuk memperoleh keuntungan yang besar. Kebutuhan informasi

seperti ini menjadikan peramalan (forecasting) sebagai salah satu cara yang bisa

Page 4: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

membantu para pelaku bisnis dalam mengambil keputusan yang lebih bijak untuk

memperjual belikan dollar mereka.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penentuan nilai tukar theoretical thread?

2. Bagaimana pendekatan asset pasar untuk peramalan nilai tukar?

3. Bagaimana ketidakseimbangan nilai tukar di Negara berkembang?

Page 5: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penentuan Nilai Tukar

Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar

(exchange rate) yaitu pendekatan moneter (monetary approach) dan pendekatan

pasar asset (asset market approach). Pada pendekatan moneter, nilai tukar

didefinisikan sebagai harga dimana mata uang asing (foreign currency/foreign

money) dijual belikan terhadap mata uang domestik (domestic currency/domestic

money) dan harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang.

Kontribusi perubahan nilai tukar terhadap keseimbangan penawaran dan

permintaan uang digunakan hubungan absolute purchasing power parity (PPP)

yang merupakan keseimbangan antara harga domestik P dan konversi kurs valuta

asing ke dalam mata 25 uang domestik eP* dengan rumus P = eP* atau e = P/P*.

Ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar,

yaitu (Madura, 1993):

1.      Faktor Fundamental

Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti inflasi,

suku bunga,perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi pasar dan

intervensi bank sentral.

2.      Faktor Teknis

Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran devisa

pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap,

maka harga valuta asing akan terapresiasi, sebaliknya apabila ada kekurangan

Page 6: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

permintaan, sementara penawaran tetap maka nilai tukar valuta asing akan

terdepresiasi.

3.      Sentimen Pasar

Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita politik

yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valuta asing naik atau atau

turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita sudah berlalu,

maka nilai tukar akan kembali normal.

Nilai tukar mata uang

Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :

Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal.

Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang

dinamakan kurs nominal.

Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari

barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat

memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari

suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena itu nilai tukar riil

juga disebut terms of trade.

Secara umum dapat dituliskan

= Nilai tukar nominal x     Harga barang domestic

Harga barang luar negeri

Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan

tingkat harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga

barang-barang luar negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic

relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-

barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga barang domestic relative murah

Page 7: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

2.2 Pendekatan Niai Pasar Untuk Peramalan Nilai Tukar

Proses membuat peramalan dari indicator pasar, yang dikenal dengan

peramalan berbasis pasar (market based forecasting), dikembangkan berdasarkan

(1) kurs spot dan (2) kurs forward.

Kegunaan Kurs Spot.

Kurs spot saat ini dapat digunakan sebagai taksiran atas kurs spot

di masa depan. Untuk melihat mengapa kurs spot dapat digunakan dalam

peramalan berbasis pasar, asumsikan bahwa poundsterling inggris

diperkirakan akan mengalami apresiasi terhadap dolar dalam jangka

wakyu dekat. Perkiraan ini akan mendorong spekulan untuk membeli

poundstreling dengan menggunakan dolar AS saat ini untuk

mengantisipasi apresiasi poundsterling dan pembelian ini dapat

mendorong naik nilai poundsterling. Sebaliknya jika poundsterling

diperkirakan akan mengalami depresiasi terhadap dolar, spekulan akan

menjual poundsterling sekarang, dengan harapan dapat membeli

poundsterling kembali dengan harga yang lebih murah setelah nilainya

turun.tindakan tersebut dapat membuat depresiasi poundsterling langsung

terjadi. Karenanya nilai poundsterling saat ini seharusnya mencerminkan

perkiraan nilai poudsterling dalam jangka waktu dekat. Perusahaan dapat

menggunakan kurs spot dalam peramalan, karena kurs ini mencerminkan

perkiraan pasar atas kurs spot dalam jangka waktu dekat.

Kegunaan Kurs Forward

Kurs Forward untuk tanggal tertentu di masa depan biasanya

digunakan sebagai perkiraan kurs spot di masa depan. Atau kurs forward

berjangka 30 hari merupakan perkiraan kurs spot 30 hari mendatang, kurs

forward berjangka 90 hari merupakan perkiraan kurs spot 90 hari

mendatang, dan seterusnya. Kurs forward dihitung sebagai berikut :

F = S ( 1 + p )

Di mana p mencerminkan premi forward. Karena p mencerminkan selisih

kurs forward terhadap kurs spot, maka p dapat digunakan sebagai

perkiraan persentase perubahan kurs

Page 8: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

E ( e ) = P

= ( F/S ) – 1

Contoh

Jika kurs forward dolar Australia  berjangka satu tahun adalah $ 0,63, sementara

kurs spot adalah $ 0,60, maka perkiraan persentase perubahan dolar australia

adalah :

                                    E ( e ) = p

                                                = ( F/S ) – 1

                                                = ( 0,63 / 0,60 ) -1

                                                = 0,05 atau 5 %

2.3 Ketidakseimbangan Nilai Tukar Di Negara Berkembang

Ketidakseimbangan global terjadi karena di satu pihak ada negara-negara

(seperti Jerman dan China) yang mengalami surplus anggaran negara ataupun

neraca pembayaran luar negeri, di lain pihak ada negara-negara (seperti Amerika

Serikat dan Inggris) mengalami defisit pada keduanya. Dalam sistem keuangan

global yang berlaku dewasa ini, hanya negara-negara yang mengalami defisit yang

wajib melakukan penyesuaian untuk meniadakan kedua defisit tersebut. Negara-

negara yang mengalami surplus tak perlu berbuat apa-apa. Karena itu, China tidak

mau menguatkan nilai tukar mata uangnya (renmimbi) yang dianggap terlalu

rendah, sekitar 20-25 persen. Nilai uang yang terlalu rendah bagaikan

memberikan subsidi pada ekspor negara itu, sekaligus mengenakan tarif bea

masuk pada impornya. Di lain pihak, untuk mendorong pertumbuhan

ekonominya, AS menjalankan kebijakan moneter Quantitative Easing (QE)

dengan mencetak uang baru untuk membeli obligasi jangka panjang negaranya.

Ekspansi moneter seperti itu akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga yang

sudah mendekati nol dewasa ini. Pada gilirannya, tingkat suku bunga yang rendah

diharapkan mendorong peningkatan pengeluaran konsumsi dan investasi

masyarakat guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta menciptakan

Page 9: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

lapangan kerja. QE diintroduksi The Fed (Bank Sentral AS) karena lembaga

perwakilan rakyat di negara itu enggan melakukan ekspansi fiskal karena stok

utang negaranya sudah di atas nilai produk domestik bruto (PDB)-nya.

Indonesia dan negara ASEAN lain terkena dampak negatif mata uang

renmimbi yang terlalu rendah. Pada 2005, ASEAN dan China menandatangani

perjanjian perdagangan bebas (ACFTA). ACFTA kian menurunkan tarif bea

masuk dan meniadakan hambatan perdagangan nontarif (NTB). Dengan adanya

kebijakan yang melemahkan nilai tukar renmimbi, ternyata China telah

menggantikan penurunan tarif bea masuk dan NTB dengan kebijakan mata uang

yang terlalu rendah sebagai instrumen proteksi perdagangan. Karena kombinasi

antara penurunan tarif bea masuk serta NTB dan nilai tukar renmimbi yang terlalu

rendah itu, ASEAN tak mampu bersaing dengan produk pertanian serta industri

manufaktur China, baik di pasar dalam negeri masing-masing maupun di pasar

dunia, seperti di AS dan Uni Eropa, yang dewasa ini melemah karena resesi

ekonomi. Penurunan ekspor industri manufaktur karena kalah bersaing dari China

sedikit dikompensasi kenaikan ekspor bahan mentah, seperti energi (migas dan

batu bara), minyak kelapa sawit, serta hasil tambang dan hasil pertanian lain ke

China dan India. Korban kebijakan AS Indonesia sekaligus korban QE. Tingkat

suku bunga yang rendah di negara-negara maju meningkatkan disparitas suku

bunga di negara-negara berkembang dan di negara-negara maju. Dewasa ini, balas

jasa obligasi negara jangka panjang di AS di bawah 3 persen setahun, sedangkan

di Indonesia di atas 6,5 persen. Pada gilirannya, disparitas suku bunga yang tinggi

telah mendorong derasnya aliran modal swasta berjangka pendek dari negara-

negara maju ke negara-negara berkembang. Bursa saham dan obligasi kita yang

masih sempit dan dangkal jadi lebih bergairah, stabil, serta likuid. Di lain pihak,

gabungan antara peningkatan ekspor bahan mentah dan pemasukan modal jangka

pendek yang terlalu besar telah menyebabkan nilai tukar rupiah jadi menguat,

meningkatkan inflasi serta menurunkan tingkat suku bunga. Penguatan rupiah

mendatangkan berbagai penyakit (the Dutch disease) pada perekonomian

Indonesia. Pertama, kurs rupiah yang menguat itu bagaikan pajak bagi ekspor

sehingga jadi kian kurang mampu bersaing di pasar dunia dan subsidi bagi barang

Page 10: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

impor sehingga harganya semakin murah menyaingi produksi dalam negeri.

Karena terbatasnya tenaga kerja terampil dan yang memiliki pendidikan,

Indonesia tak mampu beralih pada industri manufaktur yang menghasilkan nilai

tambah lebih tinggi. Sebagian besar hasil bumi yang kita ekspor belum diolah.

Kurs rupiah yang menguat sekaligus menurunkan efisiensi perekonomian

nasional karena mendorong realokasi faktor produksi dari sektor traded yang lebih

produktif ke sektor non-traded yang kurang produktif. Sektor traded menghasilkan

barang dan jasa yang diekspor dan diimpor. Sektor non-traded menghasillkan

komoditas yang dikonsumsi di pasar lokal, seperti real estate termasuk

perumahan, mal, dan lapangan golf. The Dutch disease sekaligus menimbulkan

ketimpangan regional karena bahan mentah yang sedang naik daun (boom) itu

diproduksi di luar Jawa. Pertambangan perlu teknologi padat modal yang kurang

memerlukan tenaga kerja. Di lain pihak, hasil pertanian dan industri manufaktur

yang kalah bersaing dengan impor terutama diproduksi di Jawa yang sangat padat

penduduknya. Pemasukan modal asing jangka pendek juga dapat meningkatkan

inefisiensi industri perbankan Indonesia jika sumber dana mereka kian bergantung

pada pinjaman luar negeri.

Biaya moneter

Kemampuan BI sangat terbatas, baik untuk membatasi pemasukan modal

jangka pendek maupun menyerap pemasukan modal asing jangka pendek yang

besar tersebut guna memupuk cadangan luar negerinya. Sejak awal 1970-an,

Indonesia sudah menjalankan sistem devisa bebas dan meninggalkan kontrol

administratif lalu lintas devisa yang diintroduksi di era Orde Lama. Selain

menimbulkan distorsi, kontrol devisa ketat rawan korupsi. Dalam sistem devisa

bebas, kontrol devisa dilakukan secara tidak langsung melalui instrumen pasar.

Termasuk penggunaan aturan prudensial perbankan, seperti giro wajib minimum

(GWM), posisi devisa neto (PDN), rasio kredit terhadap simpanan (LDR) maupun

batas minimum pemberian kredit (BMPK) kepada pihak terkait. Dewasa ini, BI

mensyaratkan masa penahanan investasi portepel (holding period) di Indonesia,

minimum 1 bulan, tidak menerbitkan SBI berjangka 1 dan 3 bulan. Berbeda

dengan negara lain, pemerintah belum membatasi akses investor asing pada pasar

Page 11: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

sekuritas ataupun memajaki pendapatan investasinya. Sementara itu, biaya operasi

moneter untuk menyerap modal asing jangka pendek yang masuk sangat mahal,

baik bagi neraca BI maupun bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.

Biaya bagi perekonomian nasional diukur berdasarkan biaya oportunitas

pemupukan cadangan luar negeri dengan penggunaannya untuk proyek-proyek

pembangunan ataupun menambah infrastruktur yang merupakan faktor

penghambat kegiatan perekonomian kita dewasa ini. Untuk membeli mata uang

asing, BI membayarnya dengan mengkreditkan rekening bank komersial

penjualnya yang ada di BI ataupun dengan mencetak uang baru. Untuk mencegah

terjadinya pertambahan uang yang menyebabkan kenaikan tingkat inflasi, BI

menyerap kembali tambahan rekening bank komersial serta tambahan uang yang

diedarkannya itu. Di negara-negara lain, biaya operasi moneter ditanggung

pemerintah dan menggunakan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) atau T-bills

berjangka pendek sebagai instrumennya.

Di Indonesia, SPN mulai diterbitkan 2008, tetapi jumlahnya baru sedikit

dan belum cukup berarti untuk digunakan sebagai instrumen moneter. Hingga saat

ini instrumen operasi moneter BI baru terbatas pada surat utang yang

diterbitkannya sendiri, berupa SBI konvensional maupun SBI syariah, dengan

jangka waktu bervariasi antara 1 bulan hingga 1 tahun. Instrumen lain adalah

FASBI dan FTO (fine tuning operation). Seperti SBI, FASBI maupun dana milik

bank, pemerintah, dan dunia usaha yang disimpan di BI adalah kewajiban BI yang

diberikan balas jasa bunga, walaupun lebih rendah daripada bunga yang berlaku di

pasar. Ini berbeda dengan pengedaran uang yang merupakan kewajiban moneter

BI tanpa membayar bunga. Sebaliknya, BI mendapatkan keuntungan dari

pengedaran uang tersebut, berupa seigniorage, yakni perbedaan nilai nominal

uang dengan ongkos pencetakannya. Dengan demikian, beban bunga BI jadi

semakin besar dengan bertambahnya SBI yang diterbitkan dan dana perbankan

maupun dana pemerintah yang diserapnya. Sementara itu, BI juga merugi dari

transaksi valuta asing karena menjualnya pada tingkat kurs lebih rendah.

Penerimaan dari balas jasa penempatan cadangan di luar negeri (umumnya berupa

obligasi negara di AS, Eropa, dan Jepang) sangat rendah. Semua itu

Page 12: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

menunjukkan, dengan memupuk cadangan devisa, BI kian menambah aset yang

memberikan balas jasa rendah yang dibelinya dengan menerbitkan SBI dan

FASBI yang memberikan suku bunga jauh lebih tinggi. Apresiasi kurs sekaligus

menyebabkan kerugian kurs bagi BI. Kerugian ini mengganggu kesehatan neraca

atau keuangan BI dan menimbulkan erosi pada modal dasar BI sebesar Rp 2

triliun dewasa ini. Rekapitalisasi atau penambahan modal akan mengganggu

reputasi atau independensinya. Dalam 10 tahun terakhir, nilai nominal cadangan

luar negeri BI naik tiga kali lipat lebih, dari 29 miliar dollar AS (2000) menjadi di

atas 90 miliar dollar AS dewasa ini. Namun, sebagai persentase terhadap PDB

turun dari 24,9 persen jadi sekitar 12 persen. Seharusnya, sistem kurs

mengambang tak lagi perlu cadangan besar untuk memelihara stabilitas kurs

secara berlebihan. Keperluan memupuk sendiri cadangan devisa juga kian

berkurang dengan kian tersedianya kredit dari IMF, Chiang Mai Initiative di

lingkungan ASEAN+3, ataupun fasilitas imbal beli mata uang antarbank sentral.

2.4 Jenis-Jenis Exposure Valuta Asing

  Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas,

FOREIGN EXCHANGE, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan

sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain, pasar valuta asing sendiri

mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70’an. Valuta Asing yang

biasa disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex ( singkatan

dari Foreign Exchange ), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang

berbeda, pasar valuta asing ini menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam

pasar kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan

nilai tukar mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.

Page 13: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

2.5 Mengapa Dilakukan Nilai lindung

Pertama, dengan melakukan hedging maka ini merupakan salah satu bentuk

perencanaan arus kas, dimana risiko variasi arus kas jadi berkurang

Kedua, manajemen mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan dengan

investor individual mengenai risiko mata uang asing yang dihadapi oleh

perusahaan

Ketiga, pasar biasanya dalam kondisi disequillibrium disebabkan

ketidaksempurnaannya baik secara struktural maupun institusional. Sehingga,

pasar umumnya selalu bergerak, dan ini mengakibatkan ketidakpastian.

Exposure pertama yang dihadapi perusahaan adalah transaction exposure,

yakni risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika melakukan transaksi dengan

pihak lain dan terkait dengan valas. Sehingga, perusahaan yang terlibat transaksi

ini terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan.

Beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction exposure

diantaranya adalah:

1. Membeli/menjual dalam kredit dengan harga dalam valas

2. Meminjam/ memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan

valas

3. Masuk ke dalam kontrak forward valas

4. Memperoleh asset atau liabilities dalam valas

Seperti yang telah diungkapkan diatas, ketika perusahaan menghadapi

transaction exposure, ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak.

Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang

dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah:

1. Mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan

Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam

Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang

terekspos terhadap pergerakan mata uang Rupiah.

Page 14: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

2. Meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir

jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa

menggunakan nilai mata uang spot.

3. Melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan MNC yang

punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang

dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing

dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang

terjadi dengan pihak lain.

2.6 Praktik Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam

mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko

keuangan terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan

instrumen-instrumen keuangan. Tujuan utama manajemen risiko keuangan adalah

untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga

dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.

Para pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa

keuangan dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk

keuangan yang memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko

perubahan harga tak terduga kepada orang lain-pihak lawan.

Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing

Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta

asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa

keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku

bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan

sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan

pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait

Page 15: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang

pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran

dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan

ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian

yang terkait dengan masalah yang sangat penting

Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:

a. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang

lebih disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.

b. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing

yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri

suatu perusahaan.

c. Counterparty (pihak lawan) : Individu/lembaga yang terpengaruh dengan

suatu transaksi.

d. Credit risk (risiko kredit) : Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar

atas kewajibannya.

e. Derivatif : Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban

khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas keuangan

lainnya.

f. Economic exposure (eksposur ekonomi) : Pengaruh perubahan kurs valuta

asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.

g. Exposure management (manajemen eksposur) : Penyusunan strukturdalam

perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kursterhadap

laba.

h. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing) : Komitmen

penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.

i. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar

dua negara atau lebih.

j. Liquidity risk (risiko likuiditas) : Ketidakmampuan untuk melakukan

perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.

k. Market discontinuities (diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara

mendadak dan signifikan.

Page 16: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

l. Market risk (risiko pasar) : Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga

dalam harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.

m. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan

posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).

n. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih) :

Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi

negatif).

o. Net investment (investasi bersih) : Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih

yang terjadi pada suatu perusahaan.

p. National amount (jumlah nasional) : Jumlah pokok yang dinyatakan dalam

kontrak untuk menentukan penyelesaian.

q. Operational hedge (lindung nilai operasional) : Perlindungan risiko

valutaasing yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi

pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.

r. Option (opsi) : Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu

kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat

tanggal tertentu di masa datang.

s. Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public

akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.

t. Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai

risiko pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi

nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.

u. Structural hedges (lindung nilai struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi

untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.

v. Tax risk (risiko pajak) : Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang

diinginkan.

w. Translation exposure (eksposur translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata

uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva,

kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.

Page 17: Penentuan Peramalan Nilai Tukar

x. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi) : Keuntungan

ataukerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau

konversitransaksi dalam mata uang asing.

y. Value at risk (nilai atas risiko) : Risiko kerugian atas portofolio perdagangan

suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.

z. Value driver (pemicu nilai) : Akun-akun neraca dan laporan laba rugi

yangmempengaruhi nilai perusahaan.