Analisa Keuanagan 2

57
Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009 TUGAS AKHIR ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD OLEH: RIEZKA DHARMA 062102139 PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

description

keuangan

Transcript of Analisa Keuanagan 2

Page 1: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

TUGAS AKHIR

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD

OLEH:

RIEZKA DHARMA

062102139

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Page 2: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Page 3: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Page 4: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan

hidayahnya dan karunianya Tugas Akhir ini dapat selesai. Shalawat dan salam

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para

sahabatnya.

Oleh karena terbatasnya waktu, biaya dan kemampuan, maka penulis

menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam

menyusun Tugas Akhir ini, sehingga masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis

dengan tangan terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca demi kebaikan

dari Tugas Akhir ini sebagai suatu karya ilmiah.

Selama dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima

masukan dan dorongan baik moral maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan

ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan

Dosen Pembimbing pada saat penulisan tugas akhir ini.

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma

III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Page 5: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

4. Pimpinan dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-

NAD yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

5. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Darwis Anatami, SH,

MH dan Ibunda Ermawati yang telah memberikan doa dan dukungan baik

moril maupun materil dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dengan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan baik, Amin.

Medan, 04 Juni 2009

Penulis,

Riezka Dharma

Page 6: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL .................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................ 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 3

D. Sistematika Penelitian

1. Jadwal Penelitian ......................................................... 4

2. Laporan Penelitian ....................................................... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan ................................................ 6

B. Struktur Organisasi ............................................................. 9

C. Job Description/Uraian Tugas ............................................. 10

D. Jaringan Usaha/Kegiatan Perusahaan .................................. 16

E. Kinerja Usaha Terkini ......................................................... 16

F. Rencana Kegiatan Perusahaan ............................................. 18

BAB III TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ............................... 19

Page 7: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

B. Pengertian Rasio Keuangan ................................................ 20

C. Kegunaan Rasio Keuangan ................................................. 20

D. Jenis-jenis Rasio Keuangan ................................................. 21

1. Rasio Likuiditas ............................................................. 22

2. Rasio Solvabilitas.......................................................... 24

3. Rasio Aktivitas.............................................................. 25

4. Rasio Profitabilitas ........................................................ 27

E. Kelemahan Rasio Keuangan ............................................... 30

F. Analisis Rasio Likuiditas .................................................... 31

G. Analisis Rasio Solvabilitas .................................................. 33

H. Analisis Rasio Aktivitas ...................................................... 34

I. Analisis Rasio Profitabilitas ................................................ 36

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................... 39

B. Saran .................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

TABEL 1 Kinerja Perusahaan Terkini .......................................... 17 TABEL 2 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan .............................. 30

TABEL 3 Rasio Likuiditas ........................................................... 31

TABEL 4 Rasio Solvabilitas ........................................................ 33

TABEL 5 Rasio Aktivitas ............................................................ 34

TABEL 6 Rasio Profitabilitas ....................................................... 36

Page 9: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Struktur Organisasi Perusahaan 1

2 Neraca PTPN I (Persero) tahun 2006 – 2008 2

3 Laporan Laba Rugi tahun 2006 3

4 Laporan Laba Rugi tahun 2007 4

5 Laporan Laba Rugi tahun 2008 5

Page 10: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan Keuangan merupakan suatu alat atau media informasi yang

merangkum semua aktivitas perusahaan yaitu mulai dari proses pencatatan,

penggabungan, dan pengikhtisaran semua transaksi yang dilakukan oleh

perusahaan dengan seluruh pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya serta

peristiwa penting yang terjadi di dalam perusahaan. Pada umumnya, laporan

keuangan menyediakan informasi secara lebih terinci atas hasil interprestasi

mengenai prestasi yang dicapai perusahaan, posisi dan keadaan keuangan

perusahaan, proyeksi perusahaan, diagnosis serta akurasi dari laporan keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu. Sebagai sumber informasi, laporan

keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat

diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.

Dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholder) dapat mengambil keputusan yang nantinya akan diperlukan sebagai

pertimbangan terhadap kebijakan yang akan dijalankan pada periode mendatang.

Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan tersebut adalah para

pemilik perusahaan, pihak manajemen perusahaan investor, kreditor, pemerintah,

analisa pasar modal, peneliti, dan lain-lain.

Page 11: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang

dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan keuangan

adalah alat atau media informasi yang merangkum semua aktivitas suatu

perusahaan, maka analisa laporan keuangan diharapkan dapat membantu

menambah informasi sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan

tepat dan menguntungkan perusahaaan.

Analisis perbandingan dan Analisis rasio merupakan dua metode analisis

yang biasa dipergunakan dalam analisis laporan keuangan. Analisis perbandingan

bertujuan untuk dapat mengetahui persentase kenaikan/penurunan pada tiap pos

dalam neraca maupun laporan laba rugi. Sedangkan analisis rasio bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana likuiditas suatu perusahaan dalam menjalankan

aktivitasnya.

Melihat pentingnya analisis terhadap laporan keuangan bagi suatu

perusahaan maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) dan

untuk mengetahui sejauh mana kinerja perusahaan selama ini, maka penulis

bermaksud melakukan penelitian tentang ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah yang akan dibahas penulis

dalam penelitian ini adalah Bagaimana kondisi dan kinerja keuangan berdasarkan

analisis rasio keuangan pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

LANGSA-NAD selama tahun 2006 sampai dengan 2008.

Page 12: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah :

1. untuk mengetahui dan menganalisis kondisi dan kinerja keuangan pada

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD

selama tahun 2006 sampai dengan 2008,

2. untuk mengetahui kemampuan manajemen PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD dalam melakukan

pengelolaan dana secara efektif dan efisien,

3. untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan oleh manajemen PT.

PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-NAD dalam

meningkatkan perolehan keuntungan perusahaan.

Adapun Manfaat Penelitian yang diperoleh dalam penulisan ini adalah :

1. bagi peneliti

sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti diminta memberikan

penjelasan dan masukan mengenai analisis laporan keuangan PTPN I

(Persero) Langsa-NAD,

2. bagi perusahaan

sebagai bahan masukan untuk memperbaiki analisis laporan keuangan PT.

Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD,

3. bagi peneliti lain

sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian yang sejenis di masa

yang akan datang.

Page 13: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

D. Sistematika Penelitian

1. Jadwal Penelitian

Untuk menyelesaikan penelitian ini, maka peneliti memerlukan jadwal

penelitian sesuai dengan langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :

JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan April Mei

Minggu Minggu I II III IV I II III IV

A. Persiapan

1. Pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan topik tugas akhir

2. Bimbingan untuk pelaksanaan tugas akhir B. Pelaksanaan

3. Bimbingan untuk pengolahan data perusahaan

4. Pengolahan data perusahaan dalam penyusunan tugas akhir

C. Pelaporan

5. Bimbingan untuk penulisan BAB I tugas akhir

6. Bimbingan untuk penulisan BAB II tugas akhir

7. Bimbingan untuk penulisan BAB III tugas akhir

8. Bimbingan untuk penulisan BAB IV tugas akhir

9. Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan tugas akhir

10. Penyempurnaan tugas akhir

2. Laporan Penelitian

Dalam penulisan tugas akhir ini, peneliti membuat rencana isi secara

sistematis agar pembahasan lebih terarah. Adapun rencana isi tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

Page 14: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Bab I Pendahuluan

Pada Bab I dibahas mengenai apa yang menjadi latar belakang masalah

dalam pemilihan judul ini, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penelitian.

Bab II Profil Perusahaan

Pada Bab II diuraikan sejarah ringkas berdirinya PTPN I (Persero)

Langsa-NAD, struktur organisasi perusahaan, job description/uraian

tugas PTPN I (Persero) Langsa-NAD, jaringan usaha/kegiatan

perusahaan, kinerja usaha terkini perusahaan, dan rencana kegiatan

perusahaan.

Bab III Topik Penelitian

Pada Bab III dibahas pengertian analisa laporan keuangan, pengertian

rasio keuangan, kegunaan rasio keuangan, dijelaskan mengenai

pengertian rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas,

kelemahan rasio keuangan, analisis dan evaluasi rasio-rasio keuangan

yaitu, rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas perusahaan

berdasarkan laporan keuangan PTPN I (Persero) Langsa- NAD.

Bab IV Penutup

Pada bab ini peneliti akan memberikan beberapa kesimpulan dan saran

sehingga dapat berguna bagi perusahaan, peneliti sendiri, dan ilmu

pengetahuan.

Page 15: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD merupakan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menitikberatkan aktivitas

usahanya (corbusiness) di bidang perkebunan kelapa sawit dan karet. Dari

data dan fakta yang ada, kita dapat mengetahui bahwa PT. Perkebunan

Nusantara I (Persero) Langsa-NAD telah mengalami berbagai proses dan

perubahan, baik yang disebabkan oleh peralihan dan reorganisasi maupun

konsolidasi yang diikuti dengan restrukturisasi. Sejarah ringkas PT.

Perkebunan Nusantara I (Persero) dapat diketahui dari proses

perkembangannya, yaitu dari satu periode ke periode berikutnya.

1. Periode sebelum perang

Diawali dari periode sebelum perang, dimana pada tahap ini

pemerintah Belanda, swasta Belanda dan Jepang membangun dan

memiliki perkebunan di Aceh.

2. Periode revolusi physik (1945-1950)

Dilanjutkan pada periode revolusi physik dimana seluruh kebun milik

pemerintah Belanda dan Jepang diambil alih oleh negara dan diberi

nama Perkebunan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI), dan kebun

milik swasta Belanda yang dikuasai oleh Perusahaan Perkebunan

Negara Republik Indonesia (PPN-RI).

Page 16: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

3. Periode Pengembalian Perkebunan (1950-1953)

Berdasarkan perjanjian KMB, perkebunan yang dikuasai PPN-RI

dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Swasta Belanda.

4. Periode Peristiwa Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di

Aceh (1953-1957)

Terjadinya Peristiwa DI/TII di Aceh menyebabkan tidak kondusifnya

tingkat keamanan. Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi

perkembangan perkebunan di Aceh.

5. Periode Nasionalisasi (1957-1961)

Dalam periode ini Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih

seluruh perkebunan milik Swasta Belanda dan diberi nama PPN-Baru.

6. Periode PPN Kesatuan Aceh (1961-1963)

Dengan adanya Peraturan Pemerintah RI No.: 142/1961, Kebun-kebun

eks Pemerintah Belanda (PPN-RI) dan eks Swasta Belanda (PPN-

Baru) digabumg menjadi satu organisasi yang bernama PPN Kesatuan

Aceh.

7. Periode PPN Karet I dan PPN Aneka Tanaman (Antan) I (1963-1968)

Berdasarkan peraturan pemerintah RI. No.: 25/1963 PPN Kesatuan

Aceh dibagi menurut jenis tanamannya, sehingga terbentuk PPN Karet

I dengan tanaman karet dan PPN Antan I dengan tanaman Pinus dan

Kopi.

8. Periode Perusahaan Negara Perkebunan I (1968-1981)

Page 17: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No.:14/1968

dilakukan reorganisasi dengan menggabungkan PPN Karet I dengan

PPN Antan I menjadi PNP-I.

9. Periode PT. Perkebunan I (1981-1996)

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.:7/1981, maka bentuk

Perusahaan Negara Perkebunan I (PNP-I) diubah menjadi PT.

Perkebunan I (Persero). PT. Perkebunan I (Persero) didirikan

berdasarkan Akta Notaris No. 1 tanggal 2 Mei 1981, dan terakhir

dengan Akta Notaris No. 1 tahun 1991 yang dimuat dalam Tambahan

Berita Negara RI tanggal 12 Juni 1992 No. 47 diadakan perubahan

tentang struktur permodalan PT. Perkebunan I (Persero), serta didalam

pengelolaannya tetap mempedomani Undang-Undang RI Nomor 1

tahun 1995 tanggal 7 Maret 1995 tentang Perseroan Terbatas.

10. Periode PTP. Nusantara I (Persero) (1996- sekarang)

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1996 tanggal 14

Februari 1996 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara

Republik Indonesia kedalam modal saham Perusahaan Perseroan

(Persero) PT. Perkebunan I. Maka PTP. Nusantara I (Persero)

merupakan penggabungan dari :

o PT. Perkebunan I (Persero)

o PT. Perkebunan Cot Girek Baru

o PT. Perkebunan IX (PKS Cot Girek)

Page 18: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

o PT. Perkebunan V (Kebun Krueng Pase) dan Kebun Batee

Puteh.

Sebagai tindak lanjut dari PP Nomor : 6 tahun 1996 tersebut, baik

mengenai pengelolaan perseroan maupun terhadap pengalihan

kedudukan di lingkungan BUMN Sub Sektor Perkebunan, didasarkan

kepada :

Peraturan Pemerintah RI nomor 12 tahun 1998 tanggal 17

Januari 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),

Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 tahun 1998 tanggal 13

April 1998 tentang Pengalihan Kedudukan Tugas dan

Wewenang Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham atau

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Perusahaaan

Perseroan kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Penyusunan Struktur Organisasi PT. Perkebunan I (Persero) Langsa-NAD,

disesuaikan menurut kepentingan dan kebutuhan untuk mencapai sasaran yang

lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai sasaran tersebut setiap kegiatan yang

dilakukan didasarkan kepada struktur organisasi dan uraian tugas, penetapan

wewenang dan tanggung jawab serta penetapan personil. Didalam struktur

organisasi PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) terdapat tingkat kegiatan yang

berbeda-beda, untuk itu telah ditetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab

agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas dan pekerjaaan.

Page 19: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Berikut ini peneliti sajikan Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara I

(Persero) Langsa-NAD pada lampiran yang ditetapkan berdasarkan Surat

Keputusan Direksi Nomor : 01.6/SKEP/97/2007 Tanggal 28 Mei 2007.

C. Job Description/Uraian Tugas PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mempunyai tugas sebagai berikut :

• komisaris melakukan tugas dan kewenangan sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Nomor : 40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas,

• melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu

untuk jangka waktu tertentu, sesuai ketentuan dalam Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Persero,

• menyampaikan hasil penilaian serta pendapatnya dalam RUPS.

2. Direksi

Direksi mempunyai tugas sebagai berikut :

• memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan

perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan

efektifitas perusahaan,

• menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan secara

berdayaguna dan berhasil guna,

• mewakili perusahaan didalam dan diluar pengadilan.

Direksi terdiri dari :

Page 20: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

1. Direksi Utama mempunyai tugas :

• merencanakan dan mengkoordinasikan tugas para direktur

agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan secara

teratur, terarah, terkendali dan terpadu.

2. Direksi Produksi mempunyai tugas :

• mengkoordinasikan bidang tanaman, teknik dan pengolahan

serta mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit pelaksana

perusahaaan.

3. Direksi Pemasaran mempunyai tugas :

• mengkoordinir bidang pemasaran produksi dan pengadaan

barang/bahan.

4. Direksi Keuangan mempunyai tugas :

• merencanakan dan mengkoordinasikan bidang keuangan dan

perencanaan/pengawasan anggaran, rencana jangka panjang

dan electronic data processing.

5. Direksi Sumber Daya Manusia dan Umum mempunyai tugas :

• mengkoordinasikan bidang sekretariat, sumber daya manusia

dan umum.

3. Biro Direksi

Adapun yang menjadi tugas Biro Direksi adalah :

• melaksanakan kebijaksanaan direksi dibidang kesekretariatan yang

mencakup kegiatan sekretariat, rumah tangga, humas dan

protokoler serta pengelolaan Liasion Officer (L.O),

Page 21: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

• membantu direksi dalam mengamankan pelaksanaan Good

Corporate Governance yang berkaitan dengan bidang tugasnya.

4. Biro Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Adapun yang menjadi tugas Biro Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah :

• menyusun rencana dan srategi perusahaan dibidang Satuan

Pengawasan Intern untuk jangka waktu 5 (lima) tahun (RJP lima

tahun) serta menyusun lebih rinci kedalam Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk setiap tahunnya,

• menyusun prosedur kerja dan kebijakan di lingkungan Biro Satuan

Pengawasan Intern (SPI) serta sasaran audit program untuk audit

yang akan dilakukan.

5. Bagian Tanaman

Adapun yang menjadi tugas Bagian Tanaman adalah :

• menyelenggarakan dan menggerakkan seluruh kegiatan yang

menunjang terciptanya standarisasi luas areal, tegakkan tanaman,

produksi dan pemeliharaan tanaman secara serasi dan efisien yang

mengarahkan kepada pengembangan dan kelangsungan serta

eksistensi perusahaan.

6. Bagian Teknik & Pengolahan

Adapun yang menjadi tugas Bagian Teknik & Pengolahan adalah :

• membantu direksi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang

menunjang tercapainya Standarisasi Mesin & Instalasi, Traksi/Alat

Berat, Teknik Sipil, Pengolahan/Amdal, Mutu dan Pembelian TBS

Page 22: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

yang serasi dan efisien bagi perkembangan kontinuitas

perusahaaan..

7. Bagian Akuntansi

Adapun yang menjadi tugas Bagian Akuntansi adalah :

• melaksanakan kebijakan Direksi dalam pembinaan akuntansi

perusahaan, dan menyelenggarakan penyusunan informasi

keuangan perusahaan berupa laporan keuangan, laporan kinerja

perusahaan, lapouran kinerja kebun/unit kerja, laporan keuangan

yang akan diaudit, laporan Direksi untuk RUPS dan laporan

lainnya baik untuk keperluan intern maupun ekstern,

8. Bagian Pembiayaan

Bagian Pembiayaan mempunyai tugas sebagai berikut :

• melaksanakan kebijaksanaan direksi dalam bidang keuangan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pengawasan

terhadap operasional kas, pergudangan, asuransi, perpajakan dan

tata usaha keuangan serta mengkoordinasi dalam kompilasi dan

penyusunan Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP).

9. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki tugas sebagai berikut :

• mengkoordinir penyusunan pola jenjang jabatan, perencanaan

karier dan penilaian karyawan, pelaksanaan seleksi terhadap

karyawan/calon karyawan sesuai kebutuhan perusahaan dan

Page 23: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

penempatan karyawan sesuai formasi yang tersedia dengan

memperhatikan faktor biaya dan produktivitas karyawan

10. Bagian Umum

Adapun yang menjadi tugas Bagian Umum adalah :

• membantu Direksi dalam melaksanakan kebijaksanaan dibidang

umum yang mencakup kegiatan hukum dan agraria, hubungan

antar kerja/kesejahteraan/kesehatan, pembinaaan usaha kecil dan

koperasi, pengembangan pembinaan lingkungan serta bidang

keamanan,

• mengkoordinir penyiapan dan penyusunan data untuk pembahasan

Corporate Planning (CP), Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana

Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja

Operasional (RKO) terutama menyangkut Bagian Umum sejalan

dengan sasaran dan perkembangan perusahaan.

11. Bagian Pembelian

Adapun yang menjadi tugas Bagian Pembelian adalah :

• melaksanakan kebijakan Direksi di bidang pembelian yang

mencakup kegiatan pembelian/pengadaan barang/jasa baik lokal

maupun import,

• merumuskan dan menyusun sistem/prosedur pembelian/pengadaan

barang/jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan yang pengadaannya

melalui kantor direksi dan unit produksi disesuaikan dengan

ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

Page 24: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

12. Bagian Penjualan

Adapun yang menjadi tugas Bagian Penjualan adalah :

• melaksanakan kebijaksanaan Direksi dibidang Penjualan hasil

produksi baik lokal maupun ekspor,

• melaksanakan Pengawasan Mutu (Quality Control) terhadap

sample/contoh hasil produksi baik yang akan ditawarkan maupun

yang akan dikirimkan ke calon pembeli.

13. Bagian Perencanaan dan Pengembangan

Adapun yang menjadi tugas Bagian Perencanaan & Pengembangan adalah :

• merangkum dan menjabarkan kebijakan direksi di bidang

perencanaan dan pengembangan, yang mencakup kegiatan

Restrukturisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan serta kebijakan

tentang pengelolaan lingkungan (AMDAL) dan Bio Energi,

• mengelola Electronic Data Processing dan pemanfaatan hasil terapan

Teknologi Informasi (TI) untuk komunikasi perusahaan kepada

Stakeholder.

14. Manager Grup Usaha Pabrik Kelapa Sawit (GUP)

Adapun yang menjadi tugas Manager Grup Usaha Kelapa Sawit adalah :

• memimpin manager unit usaha dalam mencapai kesatuan tujuan dan

kinerja usaha secara efektif dan efisien,

• membangun kerjasama yang solid dan efektif bersama manager unit

usaha dan jajarannya dalam pengelolaan grup dan pencapaian

sasaran.

Page 25: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

15. Manager SBU Rumah Sakit Cut Meutia (RSCM)

Adapun yang menjadi tugas Manager SBU RSCM adalah :

• memimpin SBU RSCM termasuk poliklinik Pulau Tiga dan

poliklinik cot girek dalam mencapai kesatuan tujuan dan kinerja

usaha secara efektif dan efisien,

• melakukan penilaian kinerja terhadap personil jajaran dibawahnya

baik di RSCM maupun poliklinik pulau tiga dan cot girek.

16. Manager Kebun/Unit Kerja

Adapun yang menjadi tugas Manager Kebun/Unit adalah :

• memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di bidang

tanaman atau pabrik, teknik, administrasi dan keuangan serta bidang

umum di kebun/unit kerja, serta mengelola dan mengamankan asset

perusahaan secara efektif dan efisien.

D. Jaringan Usaha/Kegiatan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Adapun yang menjadi Jaringan Usaha/Kegiatan PT. Perkebunan

Nusantara I (Persero) adalah menghasilkan produksi dengan komoditi utama

berupa kelapa sawit dan karet.

E. Kinerja Usaha Terkini PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Penilaian Tingkat kesehatan PTPN I (Persero) pada tahun buku 2008

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

Nomor : KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002. Jika dibanding dengan

Page 26: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

RKAP 2008 dan realisasi tahun 2007, Kinerja Perusahaan tahun 2008 adalah

sebagai berikut :

Tabel 1

KINERJA PERUSAHAAN

URAIAN

Realisasi tahun 2007

Tahun 2008 Perbandingan (%)

RKAP Realisasi 1 2 3 3:1 3:2

I. Aspek Keuangan Imbalan kpd Pemgang saham (ROE) 7,00 14,00 20,00 - 142,86 Imbalan Investasi (ROI) 9,00 9,00 7,50 - 83,33 Rasio Kas / Cash Ratio 1,00 1,00 1,00 - 100,00 Rasio Lancar / Current Ratio 0,00 0,00 - - - Collection Periods (CP) 5,00 5,00 5,00 100,00 100,00 Perputaran Persediaan (PP) 5,00 5,00 5,00 100,00 100,00 Perputaran Total Assets (TATO) 5,00 4,00 114,29 80,00 Rasio modal sendiri terhadap Total Aktiva 3.50 4,00 4,00 40,00 100,00 Jumlah Bobot 40,50 43,00 46,50 114,81 108,14 II. Aspek Operasional Produktivitas Tanah/Ha. (Kg) 2,50 5,00 4,00 160,00 80,00 Rendemen/DRC (%) 1,60 2,00 1,60 100,00 80,00 Biaya Eksploitasi FOB/Ha 3,20 4,00 3.2 100,00 80,00 Biaya Investasi Tanaman rata-rata/Ha 4,00 4,00 3,20 80,00 80,00 Jumlah Bobot 11,30 15,00 12,00 106,19 80,00 III. Aspek Operasional Laporan Perhitungan Tahunan 3,00 3,00 3,00 100,00 100,00 Rancangan RKAP 3,00 3,00 3,00 100,00 100,00 Laporan Periodik 3,00 3,00 3,00 100,00 100,00 Kinerja PUKK 2,00 6,00 3,00 150,00 50,00 Jumlah Bobot 11,00 15,00 12,00 109,09 80,00 Jumlah Semua 62,80 73,00 70,50 112,26 96,58

TINGKAT KESEHATAN

BBB A A KURANG SEHAT SEHAT SEHAT

Kinerja Perusahaan pada realisasi Tahun 2008 berada pada bobot 70,50,

dengan kategori “A” dan Tingkat kesehatan “SEHAT”, dibanding dengan RKAP

2008 tercapai sebesar 96,58 %, dan dibanding dengan realisasi tahun lalu tercapai

112,26 %.

Page 27: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

F. Rencana Kegiatan Perusahaan

Setiap perusahaan baik itu yang bergerak di bidang perkebunan,

perbankan, dan lain sebagainya, wajib mempunyai dan menyusun rencana

kegiatan perusahaan ke depannya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk

memajukan perusahaan tersebut. Demikian pula halnya PTPN I (Persero)

Langsa-NAD mempunyai rencana kegiatan perusahaan yang diantaranya

adalah menyehatkan kinerja perusahaan dan menjalin kerjasama dengan PTPN

lain yang ada di medan dan sekitarnya.

Page 28: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Martono (2001 : 51) “Analisis Laporan Keuangan merupakan

Analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang terdapat dalam neraca

dan laba rugi. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan

(harta), kewajiban (hutang) dan modal di satu perusahaan pada saat tertentu.

Sedangkan Laporan Laba Rugi merupakan laporan yang menggambarkan jumlah

penghasilan/pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu.”

Sedangkan Menurut Brigham (2001 : 106) “Analisis Laporan Keuangan

umumnya dimulai dengan perhitungan sekumpulan rasio keuangan yang

dirancang untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu

perusahaan lain dalam industri yang sama dan untuk menunjukkan apakah posisi

keuangan membaik atau memburuk selama suatu waktu.”

Menurut Harahap (2004 : 189) “Analisis Laporan Keuangan terdiri dari

dua kata yaitu Analisa dan Laporan Keuangan. Kata Analisa adalah memecahkan

atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil, sedangkan Laporan

Keuangan adalah neraca, laporan laba rugi dan arus kas (dana).” Maka Analisa

Laporan Keuangan berarti Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan dan

mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan

Page 29: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang

tepat”.

B. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Harahap (2004 : 297) “Rasio Keuangan adalah Angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos

lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.

Sedangkan menurut Hanafi (2004 :36) “Rasio Keuangan adalah Dengan

menghitung rasio-rasio keuangan dengan menggabungkan angka-angka di neraca

dengan/atau angka-angka pada laporan laba rugi.” Rasio keuangan ini sangat

penting dalam melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan.

Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang

menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengaan pos lainnya. Dengan

penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan

dapat membandingkannya dengan rasio lain, sehingga kita dapat memperoleh

informasi dan memberikan penilaian.

C. Kegunaan rasio Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak

seperti investor, kreditor, analisis, konsultan keuangan, pemerintah dan pihak

manajemen sendiri. Laporan Keuangan dari suatu perusahaan, bila disusun secara

baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil

atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu

Page 30: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

tertentu. Laporan Keuangan yang baik dan akurat menurut Martono (2001 : 52)

dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam :

1. pengambilan keputusan investasi,

2. keputusan pemberian kredit,

3. penilaian aliran kas,

4. penilaian sumber-sumber ekonomi,

5. melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana,

6. menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber

dana,

7. menganalisis penggunaan dana.

D. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Secara Garis Besar ada 4 Jenis Rasio Keuangan menurut Martono

(2001:53) yang peneliti gunakan untuk menilai kinerja keuangan PT. Perkebunan

Nusantara I (Persero), yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas

dan Rasio Profitabilitas (Rentabilitas).

1. rasio likuiditas (liquidity ratios) yaitu rasio yang menunjukkan hubungan

antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar,

2. rasio aktivitas (activity ratios) yaitu rasio yang mengukur efisiensi dalam

menggunakan asset-assetnya,

3. rasio solvabilitas (solvability ratios) yaitu rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya

atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilkuidasi,

Page 31: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

4. rasio keuntungan (profitabilitas ratios) yaitu rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan

modalnya.

1. Rasio Likuiditas

a. Current Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi

kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva

lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan

perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio

dikatakan aman jika berada diatas 1 atau 100 %, artinya aktiva lancar

harus jauh diatas jumlah hutang lancar. Menurut Munawir (2002 : 72)

Current ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100 % Kewajiban Lancar Tahun 2006 = 47.630.334 x 100 % = 27,26 % atau Rp.0,27 174.749.89 Tahun 2007 = 39.556.996 x 100 % = 22,17 % atau Rp.0,22 178.390.491 Tahun 2008 = 67.702.682 x 100 % = 31,13 % atau Rp.0,31 217.455.677 b. Cash Ratio

Cash Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

utang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dan efek

Page 32: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

yang harus segera diuangkan. Semakin tinggi cash ratio berarti jumlah

uang yang tersedia semakin besar sehingga pelunasan utang pada saat

jatuh tempo tidak mengalami kesulitan. Akan tetapi Cash Ratio yang

terlalu tinggi pun tidak baik akibatnya terhadap potensi untuk

mempertinggi rate of return. Menurut Munawir (2002 : 104) Cash

Ratio dapat ditentukan dengan rumus :

Cash Ratio = Kas/Bank + Surat Berharga x 100 % Kewajiban Lancar Tahun 2006 = 8.341.375 x 100 % = 4,77 % atau Rp.0,047 174.749.891

Tahun 2007 = 9.968.635 x 100 % = 5,59 % atau Rp 0,059 178.390.491 . Tahun 2008 = 20.939.483 x 100 % = 9,63 % atau Rp. 0,096 217.455.677

c. Quick Ratio (Acid test ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan,

karena persediaan dianggap membutuhkan waktu yang relatif lama

untuk mencairkannya dalam bentuk uang tunai. Rasio ini semakin

besar maka semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1:1.

Menurut Harahap (2004 : 342) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Quick Ratio = Kas + Surat Berharga + Piutang Usaha x 100 % Kewajiban Lancar

Page 33: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 2006 = 8.341.375 + 2.203.410 x 100 % = 6,00% atau Rp.0,06 174.749.891

Tahun 2007 = 9.968.635 + 1.241.640 x 100% = 6,2% atau Rp. 0,062 178.390.491

Tahun 2008 = 20.939.483 + 3.221.495 x 100 % = 11,1% atau Rp.0,11

217.455.677

2. Rasio Solvabilitas

a. Total Debt to Equity Ratio

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik cepat

menutupi kewajiban-kewajiban kepada pihak luar. Semakin kecil rasio

ini semakin baik. Menurut Syahyunan (2004 : 89) rasio ini dapat

ditentukan dengan rumus :

Total debt to Equity Ratio = Total Kewajiban x 100 % Modal sendiri Tahun 2006 = 479.589.367 x 100% = 819,8 % atau Rp. 8,19 58.496.364 Tahun 2007 = 451.698.559 x 100% = 269,2 % atau Rp. 2,69 167.752.083 Tahun 2008 = 478.910.398 x 100% = 4722,4% atau Rp. 47,22 10.141.087

b. Total Debt to Total Capital Assets Ratio

Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana total aktiva dapat

menutupi kewajiban-kewajiban kepada pihak luar. Menurut Harahap

(2004 : 304) rasio ini dihitung dengan rumus :

Page 34: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Total Debt to Total Capital Assets Ratio = Total Kewajiban x 100 % Total Aktiva Tahun 2006 = 479.589.367 x 100 % = 99,2 % atau Rp.0,99 483.294.567

Tahun 2007 = 451.698.559 x100 % = 97,5 % atau Rp.0,97 463.218.854

Tahun 2008 = 478.910.398 x 100 % = 95,8 % atau Rp.0,95 499.617.353

3. Rasio Aktivitas

a. Total Assets Turn Over

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada

seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Menurut Syahyunan

(2004 : 85) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Total Assests Turn Over = Total Pendapatan x 1 kali Capital Employed

Tahun 2006 = 283.867.083 x 1 kali = 0,59 kali 477.760.285

Tahun 2007 = 354.319.758 x 1 kali = 0,76 kali 460.258.046 . Tahun 2008 = 467.732.382 x 1 kali = 0,94 kali 498.238.145

b. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang. Semakin

besar rasio ini semakin baik kinerja penagihan piutang yang dilakukan

Page 35: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

perusahaan. Menurut Perusahaan rasio ini dapat dihitung dengan

rumus :

Receivable Turn Over Ratio = Total Pendapatan Usaha x 1 kali Total Piutang Usaha

Tahun 2006 = 275.420.333 x 1 kali = 125 kali 2.203.410 Tahun 2007 = 324.036.074 x 1 kali = 285 kali 1.133.623 Tahun 2008 = 448.779.796 x 1 kali = 140 kali 3.221.495

c. Collection Period

Rasio ini menunjukkan periode yang diperlukan untuk mengumpulkan

piutang. Menurut Bragg (2000 : 328) rasio ini dapat dihitung dengan

rumus :

Collection Period = Total Piutang Usaha x 365 hari Total Pendapatan Usaha

Tahun 2006 = 2.203.410 x 365 hari = 2,92 hari 275.420.333 Tahun 2007 = 1.133.623 x 365 hari = 1,28 hari 324.036.074 Tahun 2008 = 3.221.495 x 365 hari = 2,62 hari 448.779.796 d. Net Worrking Capital Turn Over

Rasio ini menunjukkan berapa penjualan bersih terhadap modal kerja

rata-rata. Menurut Munawir (2002 : 80) rasio ini dapat dihitung dengan

rumus :

Page 36: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Net Working Capital Turn Over = Penjualan Bersih x 1 kali Modal Kerja Rata-rata

Tahun 2006 = 275.420.333 x 1 kali = 4,7 kali 58.496.364 Tahun 2007 = 324.036.074 x 1 kali = 1,9 kali 167.752.083 Tahun 2008 = 448.779.796 x 1 kali = 44,2 kali 10.141.087 4. Rasio Profitabilitas

a. Net Profit Margin

Rasio ini mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan

volume penjualan. Menurut Brigham (2001 : 89) rasio ini dapat

dihitung dengan rumus :

Net Profit Margin Ratio = Laba Bersih x 100 % Penjualan Tahun 2006 = (60.325.446) x 100 % = (21,9) % atau Rp.(0,21) 275.420.333 Tahun 2007 = 7.815.095 x 100 % = 2,41 % atau Rp.0,024 324.036.074 Tahun 2008 = 9.186.660 x 100 % = 2,04 % atau 0,020 448.779.796 b. Gross Profit Margin

Rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya

produksi), mengidikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi

secara efisien. Menurut Munawir (2002 : 105) rasio ini dapat

ditentukan dengan rumus :

Page 37: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Gross Profit Margin Ratio = Laba Kotor x 100 % Penjualan Netto Tahun 2006 = 21.017.788 x 100 % = 7,63 % atau Rp.0,07 275.420.333 Tahun 2007 = 77.964.717 x 100 % = 24,1 % atau Rp. 0,24 324.036.074 Tahun 2008 = 112.756.383 x 100 % = 25,2 % atau Rp. 0,25 448.779.796

c. Rate of Return on Total Assets

Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume

penjualan. Dimana semakin besar rasio ini semakin baik. Berarti

perusahaan dapat meraih laba dengan lebih cepat. Menurut Harahap

(2004 : 305) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Rate of Return on Total Assets = EBIT x 100 % Total Aktiva Tahun 2006 = (50.882.448) x 100 % = (10,5)% atau Rp. 0,1 483.294.567 Tahun 2007 = 12.898.939 x 100 % = 2,78 % atau Rp.0,027 463.218.854 Tahun 2008 = 10.996.390 x 100 % = 2,2 % atau Rp. 0,022 499.617.353 d. Rate of Retuurn on Investment (ROI)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari aktiva yang dipergunakan. Menurut Syahyunan rasio ini

dapat diukur dengan rumus :

Rate of ROI = EAT x 100 % Total Aktiva

Page 38: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Tahun 2006 = (14.322.564) x 100 % =(3,00)% atau Rp.(0,03) 477.760.285 Tahun 2007 = 50.928.167 x 100 % =11,07 % atau Rp. 0,11 460.258.046 Tahun 2008 = 50.005.946 x 100 % =10,04 % atau Rp. 0,10 498.238.145 e. Rate of Return on Equity (ROE)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri untuk

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Munawir

(2002 : 109) rasio ini dapat dihitung dengan rumus :

Rate of Return on Equity = EAT x 100 % Modal Sendiri Tahun 2006 = (60.325.446) x 100 % = (103,13) % atau Rp.(103,13) 58.496.364 Tahun 2007 = 7.815.095 x 100 % = 4,66 % atau Rp.0,046 167.752.083 Tahun 2008 = 9.186.660 x 100 % = 90,59 % atau Rp.0,90 10.141.087

Page 39: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Tabel 2

Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Tahun 2006-2008

Rasio Tahun 2006 2007 2008

I. Likuiditas Current Ratio 27,26% 22,17% 31,13% Cash Ratio 4,77% 5,59% 9,63% Quick Ratio 6,00% 6,20% 11,10% II. Solvabilitas Total Debt to Equity Ratio 819,80% 269,20% 4722,40% Total Debt to Capital Assets Ratio 99,20% 97,50% 95,80% III. Aktivitas Total Assets Turn Over 0,59 x 0,76 x 0,94 x Receivable Turn Over 125 x 285 x 140 x Collection Periods 2,92 hari 1,28 hari 2,62 hari Net Working Capital Turn Over 4,7 x 1,9 x 44,2 x IV. Profitabilitas Net Profit Margin -21,90% 2,41% 2,04% Gross Profit Margin 7,63% 24,10% 25,20% Rate of Return on Total Assets -10,50% 2,78% 2,20% Rate of Return on Invesment (ROI) -3,00% 11,07% 10,04% Rate of Return on Equity (ROE) -103,13% 4,66% 90,59%

E. Kelemahan Rasio Keuangan

Keterbatasan/kelemahan rasio keuangan menurut Syahyunan (2004 : 82)

yaitu :

1. kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dan perusahaan

yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibidang usaha,

Page 40: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

2. rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut

dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa

merupakan hasil manipulasi,

3. perbedaaan metode akuntansi yang digunakan perusahaan akan

menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode

penyusutan atau metode penilaian persediaan,

4. informasi rata-rata industri atau perusahaan adalah data umum dan

hanya merupakan perkiraan.

F. Analisis Rasio Likuiditas

Tabel 3 Rasio Likuiditas

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Rasio Tahun 2006 2007 2008 Current Ratio 27,26 % 22,17 % 31,13 % Cash Ratio 4,77 % 5,59 % 9,63 % Quick Ratio 6,00 % 6,2 % 11,1 %

Hasil Penelitian 2009 (data diolah)

Dari 3 komponen Rasio Likuiditas tersebut, maka secara umum dapat

dikatakan bahwa kondisi likuiditas PTP N I (Persero) dalam keadaan tidak likuid,

artinya perusahaan belum mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan tepat

waktu.

a. Current Ratio

Current Ratio PTPN I (Persero) pada tahun 2006 sebesar 27,26 %, tahun

2007 sebesar 22,17 % dan tahun 2008 sebesar 31,13 %. Dari hasil analisis ini

Page 41: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

secara garis besar dapat diketahui bahwa current ratio perusahaan dalam keadaan

tidak likuid. Hal ini terjadi dikarenakan sedikitnya aktiva lancar yang tersedia

untuk memenuhi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan yang diikuti dengan

penurunan aktiva lancar pada tahun 2007 serta peningkatan kewajiban lancar dari

tahun ke tahun selama 3 periode berturut-turut. Suatu perusahaan dikatakan baik

jika current rationya mencapai 200 % atau 2:1, jadi dapat dilihat dari current ratio

ini bahwa perusahaan belum dapat melunasi kewajiban lancarnya pada saat jatuh

tempo dengan aktiva lancarnya. Keadaan ini sudah tentu dapat menghambat

operasional perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kinerja

perusahaan.

b. Cash Ratio

Cash Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kewajiban jangka pendeknya yang harus dilunasi dengan kas yang tersedia

dimana kas tersebut dapat diuangkan segera. Cash Ratio PTPN I(Persero) tahun

2006 sebesar 4,77 %, tahun 2007 sebesar 5,59 % dan tahun 2008 sebesar 9,63 %.

Dilihat dari besar angka perbandingannya, cash ratio perusahaan menunjukkan

penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya kenaikan aktiva lancar disertai

kenaikan kewajiban lancar selama 3 periode berturut-turut.. Keadaan ini masih

menggambarkan bahwa perusahaan belum mampu untuk membayar kewajibannya

dengan kas yang ada. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa kredibilitas PTPN I

dimata kreditur semakin menurun.

Page 42: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

c. Quick Ratio

Pada tahun 2006 Quick Ratio PTPN I (Persero) menunjukkan angka

sebesar 6,00 %, tahu 2007 sebesar 6,2 % dan tahun 2008 sebesar 11,1 %.

Penurunan ini terjadi karena penambahan aktiva lancar yang tidak sebanding

dengan penambahan kewajiban lancar perusahaan. Dengan melihat rasio ini dapat

diketahui bahwa jumlah kas dan piutang yang dimiliki perusahaan belum mampu

untuk membayar kewajiban lancar perusahaan.

G. Analisis Rasio Solvabilitas

Tabel 4 Rasio Solvabilitas

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

RASIO TAHUN 2006 2007 2008 Total Debt to Equity 819,8 % 269,2 % 4722,4 % Total Debt to Capital Asset 99,2 % 97,5 % 95,8 %

Hasil penelitian 2009 (data diolah)

Dihat dari persentase rasio menunjukkan angka yang semakin meningkat.

Hal ini menggambarkan bahwa komposisi hutang/kewajiban jauh lebih besar

dibandingkan dengan total aktiva maupun modal, sehingga perusahaan berada

dalam keadaan relatif kurang aman untuk membiayai kewajiban-kewajibannya.

a. Total debt to Equity Ratio

Total Debt to Equity ratio PTPN I (Persero) pada tahun 2006 sebesar 819,8

%, tahun 2007 sebesar 269,2 % dan tahun 2008 4722,4 %. Dari hasil analisis ini

dapat dilihat terjadinya peningkatan total kewajiban yang sangat besar

Page 43: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

dibandingkan dengan penurunan jumlah modal. Total Debt to Equity Ratio

dikatakan baik jika perbandingannya 1:1 atau 100 %.

b. Total Debt to Capital Asset Ratio

Total Debt to Capital Asset Ratio PTPN I (Persero) pada tahun 2006

sebesar 99,2 %, tahun 2007 sebesar 97,5 % dan tahun 2008 sebesar 95,8 %.Dari

hasil analisis ini dapat dilihat terjadinya penurunan utang diikuti dengan kenaikan

total aktiva. Akan tetapi keadaan ini masih menunjukkan komposisi perusahaan

yang belum bisa menjamin sepenuhnya total kewajiban yang harus dipenuhi

dengan total aktiva yang dimilikinya, dikarenakan penurunan kewajiban yang

relatif kecil dibandingkan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

H. Analisis Rasio Aktivitas

Tabel 5 Rasio Aktivitas

PT.Perkebunan Nusantara I (Persero)

Rasio Tahun 2006 2007 2008 Total Asset Turn Over 0,59 x 0,76 x 0,94 x Receivable Turn Over 125 x 285 x 140 x Collection Period 2,92 hari 1,28 hari 2,62 hari Net Working Capital Turn Over 4,7 x 1,9 x 44,2 x Hasil penelitian 2009 (data diolah) Dilhat dari persentase rasio diatas, PTPN I (Persero) memiliki rasio aktivitas

yang bagus. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya Receivable Turn Over

perusahaan, walaupun Total Asset Turn Overnya mengalami penurunan, akan

tetapi perusahaan masih dapat menggunakan dan memanfaatkan sumber daya

perusahaan dengan baik.

Page 44: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

a. Total Asset Turn Over

Rasio ini menggambarkan sejauh mana dana yang ditanamkan dalam aktiva

berputar dalam satu tahun dan seberapa besar penjualan dari aktiva tersebut. Dari

hasil analisis dapat diketahui bahwa efisiensi penggunaan dana PTPN I (Persero)

semakin buruk. Hal ini dapat dilihat dari penurunan Total asset Turn Over Ratio

perusahaaan.

b. Receivable Turn Over

Rasio ini menunjukkan seberapa cepat penagihan piutang perusahaan.

Semakin besar rasio ini, maka semakin baik, dikarenakan penagihan piutang

dilakukan dengan cepat. Dalam segi perputaran PTPN I (Persero) mengalami

kenaikan pada tahun 2007 dan kembali menurun pada tahun 2008.

c. Collectionn Periods

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengukur berapa

hari rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang perusahaan. Pada

tahun 2006 collection periods menunjukkan 2,92 hari, tahun 2007 1,28 hari dan

tahun 2008 adalah 2,62 hari, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin

cepat dalam mengumpulkan piutang. Karena semakin kecil jumlah hari yang

diperlukan untuk mengumpulkan piutang maka semakin baik dan semakin cepat

piutang perusahaan terkumpul.

d. Net working Capital Asset Turn Over Ratio

Net working Capital Asset Turn Over Ratio PTPN I (Persero) mengalami

kenaikan, dapat dilihat dari hasil analisis pada tahun 2006 4,7 kali, tahun

berikutnya 1,9 kali dan tahun 2008 adalah 44,2 kali. Artinya perputaran modal

Page 45: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

kerja yang dihasilkan perusahaan semakin baik dalam menghasilkan penjualan

bersih, walaupun sempat mengalami penurunan pada tahun 2007.

I. Analisis Rasio Profitabilitas

Tabel 6 Analisis Profitabilitas

PT. Perkebunan Nusantara I (Persero)

Rasio Tahun 2006 2007 2008 Net Profit Margin (21,9) % 2,41 % 2,04 % Gross Profit Margin 7,63 % 24,1 % 25,2 % Rate of Return on Total Asset (10,5) % 2,78 % 2.2 % Rate of Return on Invesment (3,00) % 11,07 % 10,04 % Rate of return on Equity (103,13) % 4,66 % 90,59 % Hasil Penelitian 2009 (data diolah)

Dilihat dari persentase diatas, Rasio Profitabilitas PTPN I (Persero)

mengalami kenaikan yang cukup signifikan walaupun kenaikan yang ditunjukkan

belum stabil. Akan tetapi PTPN I (Persero) sudah mampu melakukan efisiensi

terhadap biaya-biaya yang ada, sehingga rasio ini membaik. Dari 5 rasio

profitabilitas ini dapat disimpulkan bahwa PTPN I (Persero) sudah mampu

menghasilkan laba dengan baik, hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan laba

walaupun relatif kecil.

a. Net Profit Margin

Net Profit Margiin PTPN I (Persero) pada tahun 2006 sebesar (21,9) %,

tahun 2007 sebesar 2,41 % dan tahun 2008 sebesar 2,04 %. Peningkatan ini

disebabkaan oleh meningkatnya penjualan yang sejalan dengan meningkatnya

pendapatan bersih perusahaan. Kondisi ini sangat baik karena semakin besar rasio

ini, maka semakin besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan.

Page 46: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

b. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin PTPN I (Persero) semakin meningkat. Semakin besar

rasio ini maka semakin baik kinerja perusahaan, karena dianggap perusahaan

mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi.

c. Rate of Return on Total Asset

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva yang digunakan untuk

memperoleh laba. Pada tahun 2006 rasio ini menunjukkan nilai (10,5)%, tahun

2007 sebesar 2,78% dan tahun 2008 sebesar 2,2%. Rasio ini semakin membaik,

walaupun pada tahun 2007 mengalami penurunan yang relatif kecil. Peningkatan

ini terjadi karena adanya peningkatan laba sebelum pajak dari total aktiva. Hal ini

berarti aktiva yang ditanamkan dalam modal sudah dapat digunakan seefisien

mungkin.

d. Rate of Return on Invesment (ROI)

Rate of ROI PTPN I (Persero) pada tahun 2006 adalah sebesar (3,00) %,

tahun 2007 sebesar 11,07% dan tahun 2008 sebesar 10,04%. Rasio ini

menunjukkan peningkatan, meskipun terjadi penurunan sedikit pada tahun 2008.

Peningkatan ini disebabkan oleh penggunaan aktiva lancar atau pun aktiva tetap

pada perusahan relatif rendah sehingga menunjukkan peningkatan yang cukup

besar.

e. Rate of Return on Equity (ROE)

Rasio ini menggambarkan kemampuan PTPN I (Persero) dalam mengukur

tingkat penghasilan bersih yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang

telah diinvestasikan. Rasio ini menunjukkan peningkatan, yakni tahun 2006

Page 47: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

sebesar (103,13)%, tahun 2007 adalah 4,66% dan tahun 2008 sebesar 90,59%.

Peningkatan ini disebabkan oleh kemampuan PTPN I (Persero) untuk

menggunakan modal sendiri dengan baik sehingga mengalami peningkatan laba

yang dihasilkan perusahaan.

Page 48: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mempelajari dan menganalisis data dan laporan keuangan PT.

Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, selama tiga periode dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. rasio likuiditas PTP Nusantara I (Persero) mengalami penurunan.

Penurunan ini sudah tentu menghambat operasional perusahaan,

sehingga berpengaruh terhadap tingkat kinerja PTPN I (Persero),

2. rasio solvabilitas PTP Nusantara I (Persero) mengalami penurunan.

Penurunan ini ditunjukkan oleh komposisi kewajiban yang jauh lebih

besar dibandingkan total aktiva atau modal, sehingga perusahaan relatif

dalam keadaan yang kurang aman (insovable) dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya,

3. rasio aktivitas PTP Nusantara I (Persero) dalam keadaaan baik. Hal ini

berarti perusahaan sudah dapat menggunakan sumber daya perusahaan

dan memanfaatkan dana perusahaan secara efektif dan efisien,

4. rasio profitabilitas PTP Nusantara I (Persero) belum cukup stabil,

Dikarenakan laba yang dihasilkan perusahaan masih jauh dari yang

diharapkan dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa PTPN I

(Persero) belum mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya yang

ada, sehingga laba yang dihasilkan menurun.

Page 49: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

B. Saran

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan dalam kesimpulan, maka untuk

perbaikan perusahaan ke depan, peneliti menyarankan agar :

1. PTP Nusantara I (Persero) harus berupaya secara maksimal untuk

meningkatkan aktiva lancar, salah satunya dengan cara penjualan saham

atau penjualan obligasi serta mampu mengurangi kewajiban-kewajiban

lancarnya secara bertahap,

2. PTP Nusantara I (Persero) memiliki rasio solvabilitas yang kurang baik

(insovable). Oleh karena itu perusahaan harus berupaya secara maksimal

meningkatkan kinerjanya terutama dalam hal memperkuat aktiva lancar,

sehingga kewajiban-kewajiban jangka panjang perusahaan dapat

dipenuhi dengan segera,

3. rasio aktivitas PTP Nusantara I (Persero) sudah menunujukkan keadaan

yang cukup baik, walaupun demikian perusahaan juga harus berupaya

dalam meningkatkan pendapatan dan menekan biaya-biaya yang tidak

terkait dengan produksi,

4. PTP Nusantara I (Persero) memiliki rasio profitabilitas belum cukup

stabil, walaupun di tahun 2007 perusahaan sudah mampu menghasilkan

laba, akan tetapi laba kembali menurun pada tahun berikutnya, artinya

PTPN I (Persero) harus berupaya dengan maksimal meningkatkan

pendapatan bersih dan prestasi kerjanya dalam memperoleh laba bersih

yang jauh lebih baik dan signifikan di periode-periode selanjutnya.

Page 50: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F Eugene, Joel F, Houston, 2001, Manajemen Keuangan, alih bahasa Dodo Suharto, Herman Wibowo, Buku 1, Edisi Delapan, Erlangga, Jakarta.

Hanafi, Mamduh M, 2004, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan

Pertama, Badan Penelitian Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2004, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi

Pertama, Cetakan Ketujuh, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Martono, 2005 Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan kelima, Ekonisia,

Yogyakarta. Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kedua,

Liberty, Yogyakarta. Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Edisi Pertama, Cetakan Pertama,

USU Press, Medan. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Edisi Pertama, Cetakan Delapan,

Alfabeta, Bandung. Wild, J John, K.R, Subramanyam, Robert F, Halsey, 2005, Analisis Laporan

Keuangan, alih bahasa: Yanivi S. Bachtiar, S. Nurwahyu Harahap, Buku 1, Edisi Delapan, Salemba Empat, Jakarta.

Page 51: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Page 52: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2006 DAN TAHUN 2005

URAIAN Realisasi Tahun

2005 Tahun 2006

RKAP Realisasi

1 2 3

PENDAPATAN Penjualan Ekspor 3.297.518.054 34.256.772.000 6.537.192.143 Dikurangi Pajak Ekspor 45.566.400 432.719.000 97.335.780 Penjualan Ekspor bersih 3.251.951.654 33.824.053.000 6.439.856.363 Penjualan Lokal 281.225.335.002 311.776.756.000 254.912.058.933

JUMLAH PENJUALAN 284.477.286.656 345.600.809.000 261.351.915.296

Fee Jasa Olah - 33.072.671.000 14.068.417.515

JUMLAH PENDAPATAN 284.477.286.656 378.673.480.000 275.420.332.811

HARGA POKOK PENJUALAN 213.538.752.968 290.164.226.000 254.402.544.750

LABA KOTOR 70.938.533.688 88.509.254.000 21.017.788.061

BIAYA USAHA Biaya Administrasi dan Umum 38.466.226.097 54.725.685.000 53.686.175.958 Biaya Penjualan 8.184.084.296 11.767.063.000 9.056.116.643 Biaya Bunga 5.204.630.891 4.885.913.000 9.442.998.061

JUMLAH BIAYA USAHA 51.854.941.284 71.378.661.000 72.185.290.662

LABA USAHA 19.083.592.404 17.310.593.000 -51.167.502.601

BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN Biaya Lain-lain 43.617.906.916 12.520.366.000 19.849.374.138 Pendapatan Lain-lain 25.973.418.879 1.647.290.000 8.446.752.023

JUMLAH BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN 17.644.488.037 10.873.076.000 11.402.622.115

LABA (RUGI) BERSIH DARI AKTIVITAS NORMAL 1.439.104.367 6.257.517.000 -62.570.124.716

POS LUAR BIASA Biaya Keamanan Eksternal 5.570.219.141 - -

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK -4.131.114.774 6.257.517.000 -62.570.124.716

PAJAK TANGGUHAN Pendapatan Pajak Tangguhan 1.340.519.878 - 2.244.678.570 PAJAK PENGHASILAN KINI Pajak Penghasilan Badan - 1.859.755.000 -

LABA (RUGI) BERSIH -2.790.594.896 4.397.762.000 -60.325.446.146

Page 53: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2007 DAN TAHUN 2006

URAIAN Realisasi Tahun

2006 Tahun 2007

RKAP Realisasi 1 2 3

PENDAPATAN Penjualan Ekspor 6.537.192.143 44.784.150.000 4.886.312.738 Dikurangi Pajak Ekspor 97.335.780 429.929.000 67.206.930 Penjualan Ekspor bersih 6.439.856.363 44.354.221.000 4.819.105.808 Penjualan Lokal 254.912.058.933 282.246.491.000 304.091.522.692 JUMLAH PENJUALAN 261.351.915.296 326.600.712.000 308.910.628.500 Fee Jasa Olah 14.068.417.515 21.493.985.000 15.125.445.630 JUMLAH PENDAPATAN 275.420.332.811 348.094.697.000 324.036.074.130 HARGA POKOK PENJUALAN 254.402.544.750 278.804.221.000 246.071.356.956 LABA KOTOR 21.017.788.061 69.290.476.000 77.964.717.175 BIAYA USAHA Biaya Administrasi dan Umum 53.686.175.958 41.129.180.000 40.215.374.632 Biaya Penjualan 9.056.116.643 11.401.387.000 7.280.377.117 Biaya Bunga 9.442.998.061 4.973.857.000 5.803.844.384 JUMLAH BIAYA USAHA 72.185.290.662 57.504.424.000 52.579.596.133 LABA USAHA -51.167.502.601 11.786.052.000 25.385.121.041 BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN Biaya Lain-lain 19.849.374.138 27.822.041.000 49.900.899.110 Pendapatan Lain-lain 8.446.752.023 19.976.109.000 30.283.683.953 JUMLAH BIAYA DAN PENDAPATAN LAIN-LAIN 11.402.622.115 7.845.932.000 19.617.215.157 LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK -62.570.124.716 3.940.120.000 5.767.905.884 PAJAK TANGGUHAN Pendapatan Pajak Tangguhan 2.244.678.570 2.226.886.000 2.047.188.799 PAJAK PENGHASILAN KINI Pajak Penghasilan Badan - - - LABA (RUGI) BERSIH -60.325.446.146 6.167.006.000 7.815.094.683

Page 54: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO)

LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2008 DAN TAHUN 2007

URAIAN Realisasi Tahun

2007 Tahun 2008

RKAP Realisasi 1 2 3

PENDAPATAN Penjualan Ekspor 4.886.312.738 54.654.600.000 18.920.115.000 Dikurangi Pajak Ekspor 67.206.930 573.871.000 1.947.356.710 Penjualan Ekspor bersih 4.819.105.808 54.080.729.000 16.972.758.290 Penjualan Lokal 304.091.522.692 354.491.400.000 417.513.394.738

JUMLAH PENJUALAN 308.910.628.500 408.572.129.000 434.486.153.028 Fee Jasa Olah 15.125.445.630 25.077.645.000 14.293.643.250 JUMLAH PENDAPATAN 324.036.074.130 433.649.774.000 448.779.796.278 BEBAN POKOK PENJUALAN 246.071.356.956 337.949.999.000 336.023.413.317 LABA (RUGI) BRUTO 77.964.717.175 95.699.775.000 112.756.382.961 BEBAN USAHA Biaya Administrasi dan Umum 40.215.374.632 54.976.584.000 59.606.065.984 Biaya Penjualan 7.280.377.117 10.826.749.000 11.007.467.274 Biaya Bunga 5.803.844.384 4.971.153.000 1.809.729.328 JUMLAH BEBAN USAHA 52.579.596.133 70.774.486.000 72.423.262.586 LABA (RUGI) USAHA 25.385.121.042 24.925.289.000 40.333.120.375 PENDAPATAN (BEBAN) DI LUAR USAHA Beban Di luar Usaha 49.900.899.110 35.436.042.000 52.493.767.535 Pendapatan Di luar Usaha 30.283.683.953 17.080.375.000 18.952.586.044 JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) DI LUAR USAHA 19.617.215.157 18.355.667.000 33.541.181.490 LABA (RUGI) SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN 5.767.905.885 6.569.622.000 6.791.938.884 TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN Penghasilan (Beban) Pajak Tahun Berjalan - - - Penghasilan (Beban) Pajak Tangguhan 2.047.188.799 - 2.394.721.295 JUMLAH TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN 2.047.188.799 - 2.394.721.295 LABA (RUGI) BERSIH 7.815.094.684 6.569.622.000 9.186.660.179

Page 55: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) NERACA

PER 31 DESEMBER 2006, 2007 DAN 2008

AKTIVA PASSIVA URAIAN Per 31 Per 31 Per 31 URAIAN Per 31 Desember Per 31 Per 31

Page 56: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

Desember 2006 Desember 2007 Desember 2008 2006 Desember 2007 Desember 2008

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR

Kas dan Bank 8.341.375.133 9.968.634.854 20.939.483.152 Hutang Kontraktor dan Leveransir 74.106.911.549 78.099.979.197 132.258.814.143

Piutang Usaha 2.203.409.600 1.133.622.502 2.997.770.056 Hutang Lain-lain 6.440.914.699 4.746.180.976 3.910.035.237

Piutang Lain-lain 2.390.993.294 4.788.517.055 8.526.069.327 Biaya masih harus dibayar 28.428.589.275 20.163.273.298 27.552.387.774

Piutang Sangsi 1.218.222.140 1.858.254.265 650.346.666 Hutang Pajak 9.403.007.854 11.662.028.870 4.505.850.075 -/- Cadangan Piutang Sangsi 1.062.211.681 1.130.419.570 - Uang Muka Penjualan 25.475.804.842 1.369.471.225 9.210.659.297 Uang Muka Kontraktor dan Leveransir 656.221.319 1.085.714.107 50.557.100

Hutang antar Badan Hukum 13.703.998.811 13.908.765.798 9.161.925.795

Pinjaman Pegawai 1.798.795.730 1.689.088.669 2.449.596.860 Hutang Bank Jatuh Tempo 4.459.873.244 19.652.962.117 18.369.245.367

Piutang Antar Badan Hukum 38.389.850 - - Hutang Dapenbun 10.617.985.004 23.718.806.745 12.516.759.284 Persediaan Hutang Bunga Bank 2.112.805.349 5.069.023.214 - - Bahan Baku dan Pelengkap 21.081.316.425 9.906.724.538 16.272.626.883 - Hasil Jadi 10.759.694.986 9.537.697.150 11.322.246.149 Pajak dibayar dimuka - - 3.893.236.047 Biaya-biaya dibayar dimuka 267.126.704 719.163.018 600.750.047 Jumlah Aktiva Lancar 47.630.333.500 39.556.995.988 67.702.682.287

Jumlah Kewajiban Lancar 174.749.890.627 178.390.491.440 217.455.676.973

INVESTASI JANGKA PANJANG

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Penyertaan Saham 203.489.320 203.489.320 173.272.000 Hutang Kepada Bank 208.939.401.097 146.254.911.421 154.417.380.713

AKTIVA TETAP Dana Pensiun Perkebunan 23.164.515.943 17.982.221.551 14.382.221.551

Nilai Perolehan Hutang Kepada Kopkar Monmadu 18.000.000.000 18.000.000.000 -

- Aktiva PTPN I Kelola Sendiri 449.090.527.205 400.768.770.193

Hutang Jangka Panjang Aktuaria 54.735.550.219 48.713.135.452 50.297.319.346

- Aktiva KSO Karet - 97.440.826.236 1.379.208.164

Hutang Kepada Pemerintah - 42.357.799.514 42.357.799.514

- Aktiva KSO K. Sawit - 179.181.283.954 Jumlah Nilai Perolehan 697.934.103.209 725.712.637.395 Akumulasi penyusutan 292.620.946.751 324.349.641.458

Jumlah Aktiva Tetap Bersih 405.313.156.458 401.362.995.937 402.147.978.357

Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 304.839.476.259 273.308.067.938 261.454.721.124

AKTIVA PAJAK TANGGUHAN 6.730.121.286 8.777.310.085 11.172.031.380 MODAL AKTIVA TIDAK BERWUJUD

Modal ditempatkan dan disetor penuh

Hak Guna Usaha 5.062.760.854 5.062.760.854 - Saham prioritas100.000 saham 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000

-/- Amortisasi 1.859.594.439 2.084.684.031 - - saham biasa 20.000 saham 20.000.000.000 20.000.000.000 20.000.000.000

Jumlah Aktiva Tidak Berwujud 32.031.666.415 2.978.076.823 2.614.443.896

Jumlah Modal saham disetor 120.000.000.000 120.000.000.000 120.000.000.000

AKTIVA LAIN-LAIN Laba ditahan Pembibitan 1.941.521.402 1.303.734.016 3.654.713.598 - Cadangan Umum 47.752.082.654 47.752.082.654 47.752.082.654 Biaya HGU dalam penyelesaian 2.960.808.078 2.960.808.078 2.960.808.078

- Akumulasi Kerugian 103.721.436.322 164.046.882.468

-156.231.787.785

Kerugian Asset akibat konflik 30.377.220.007 30.377.220.007 -

- Laba Rugi Tahun Berjalan -60.325.446.146 7.815.094.683 9.186.660.179

Page 57: Analisa Keuanagan 2

Riezka Dharma : Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara I (Persero) Langsa-NAD, 2009. USU Repository © 2009

-/- Amortisasi 18.226.331.988 24.301.776.007 - Barang Incourant 5.587.608.790 - - Lapangan dalam penyelesaian 2.573.473.804 - - Donner Bank - - 291.593.545 Aset Tetap Tanaman tidak produktif - - 8.887.212.864 Aset Tetap Non Tanaman tidak Produktif - - 12.617.140 Jumlah Aktiva Lain-lain 20.214.300.093 10.339.986.094 15.806.945.225 Jumlah Modal 3.705.200.186 11.520.294.869 20.706.955.047

JUMLAH AKTIVA 483.294.567.072 463.218.854.247 499.617.353.144 JUMLAH PASSIVA 483.294.567.072 463.218.854.247 499.617.353.144