ANALISA KESTABILAN TOWERSUTT PLN DAN … · • menggunakan metode irisan Bishop • Pada pemodelan...

26
ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLN DAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI SEKITAR TOWER (STUDI KASUS TOWER SUTT T.11 SEGOROMADU – LAMONGAN, GRESIK) Oleh: Sekar Ayu Kuncaravita 3112105031

Transcript of ANALISA KESTABILAN TOWERSUTT PLN DAN … · • menggunakan metode irisan Bishop • Pada pemodelan...

ANALISA KESTABILAN TOWER SUTT PLNDAN PERENCANAAN PERKUATAN TALUD DI

SEKITAR TOWER(STUDI KASUS TOWER SUTT T.11

SEGOROMADU – LAMONGAN, GRESIK)

Oleh:Sekar Ayu Kuncaravita

3112105031

Latar BelakangTerancamnya kestabilan lereng Tower T.11 Segoromadu -

Lamongan yang mengalami kemiringan ± 75º akibat dari galiantanah liar di sekitar Tower yang dilakukan oleh PT. Semen Gresik.

Kondisi Tower Sesudah ada penggalian di titik T.11Segoromadu – Lamongan, Gresik

Perumusan Masalah1. Bagaimana komposisi lapisan Tanah pada Tower T.11

Segoromadu-Lamongan ?2. Bagaimana analisa stabilitas gundukan tanah dan struktur tower

sekarang?3. Akibat adanya erosi dan kegiatan manusia yang terus menerus

terhadap permukaan tanah/gundukan di sekitar tower, ancamanapa yang mungkin terjadi di masa depan?

4. Bagaimana upaya untuk menyelamatkan bukit di sekitar towerterhadap kemungkinan ancaman saat sekarang dan dimasa datang ?

Tujuan Penelitian1. Mengetahui komposisi lapisan pada tower T 11 Segoromadu –Lamongan.

2. Mengetahui stabilitas tanah dan struktur tower sekarang3. Mengetahui ancaman yang terjadi akibat gundukan tanah ditower T.11 Segoromadu – Lamongan di masa depan

4. Mengetahui upaya penyelamatan towerapabila stabilitas tanahdan stabilitas tower tidak aman

Manfaat PenelitianUntuk menganalisis dan merencanakan kestabilan tower dan talud padatower T.11 Segoromadu – Lamongan

Lokasi PenelitianLokasi tanah pada objek penelitian ini berada diDesa Sekar Kurung, Kecamatan Kebonmas,Kabupaten Gresik, Jawa timur

Sumber: http://maps.google.com/

Tower T 11 (Segoromadu – Lamongan)

Metodologi Penelitian

Selesai

Kesimpulan danSaran

Alternatif PerkuatanTanah

Detail Alternatif PerkuatanTanah

Diasumsikan KondisiLereng Retak sebagian SF= 1 (Kondisi Masa Depan)

Analisis Perkuatan Tanah

DXstabl

Analisis StabilitasLereng Eksisting

DXstablGeoslopePlaxis

YaTidak

Faktor keamanan >1.25

A

Analisis Stabilitas Tower dan Gaya- gayayang Bekerja pada Pondasi

Data dan Analisa Parameter Tanah

Lokasi Titik Peninjauan Data Tanah

Potongan A – A tampak bahwakemiringan lereng di sisi kiri mempunyaikemiringan maksimum V : H = 1 : 1,06

sedang di sisi sebelah kanan towermempunyai kemiringan maksimum V : H =

1 : 2,3

Potongan B – B, tampak bahwakemiringan lereng di sisi kiri tower

mempunyai kemiringan maximum V: H = 1 : 2 sedang di sisi sebelah

kanan tower mempunyai kemiringanmaximum V : H = 1 : 1,1

Potongan C – C tampak bahwakemiringan lereng di sisi kiri towermempunyai kemiringan maksimum

V : H = 1 : 2,25 sedang di sisisebelah kanan tower mempunyaikemiringan maximum V : H = 1 : 1

Potongan D – D tampak bahwakemiringan lereng di sisi kiri tower

mempunyai kemiringan maximum V: H = 1 : 1.60 sedang di sisi sebelahkanan tower mempunyai kemiringan

maximum V : H = 1,1 : 1.

Maka potongan D – D adalah propileyang mempunyai kemiringan yangpaling ekstrem dibandingkan denganpropile pada potongan - potonganyang lain.

Analisa Data Tanah

ANALISA KESTABILAN TALUD

• Analisa kestabilan talud dilakukandengan menggunakan 3 program bantuyaitu dxstable, geoslope, dan plaxis

• data –data yang digunakan adalah datatanah, data pengukuran, dan reaksi padakolom tower

Analisa kestabilan dengan dxstable

• Pada Geometri pemodelan lereng tower setinggi 30meter

• menggunakan metode irisan Bishop• Pada pemodelan ini dilakukan analisa

muka air tanah dalam keadaan tinggi

Hasil Perbandingan Nilai Faktor KeamananKestabilan Lereng dengan Dxstable

PercobaanKIRI KANAN

Overall Internal Overall Internal

ke- Stability Stability Stability Stability

1 1,299 1,736 1,351 1,73

2 1,381 1,777 1,42 1,874

3 1,498 1,881 1,48 1,912

(Sumber: Hasil Analisa)

Dari Hasil analisa, nilai SF yang paling kecil adalah 1,299 yangterjadi pada bidang kelongsoran sisi kiri dengan kondisi overallstability.Maka dapat disimpulakan nilai Sf yang didapat > nilai Sf yangdirencanakan, maka kondisi talud tidak mengalami kelongsoran /aman

Analisa kestabilan dengan geoslope

• Sama dengan dxstable yang memakai ketinggiangeometri 30 meter dan asumsi muka air.

• Metode yang digunakan slope/w

Nilai Faktor Keamaanan Hasil AnalisaKestabilan Lereng dengan Geoslope

PercobaanKIRI KANAN

ke-

1 1,380 1,798

2 1,530 1,809

3 1,611 1,867

(Sumber: Hasil Analisa)

Dari Hasil analisa, nilai SF yang paling kecil adalah 1380 yang terjadipada bidang kelongsoran sisi kiri. Maka dapat disimpulakan nilai Sfyang didapat (1,380) > nilai Sf yang direncanakan (1,25), makakondisi talud tidak mengalami kelongsoran / aman

Analisa kestabilan dengan plaxis

• Untuk beban yang digunakan pada program bantu plaxisadalah dengan asumsi beban merata.

• Parameter tanah yang digunakan adalah γunsat, γsat, Eref,v, Cu, dan sudut geser

• Pemodelan dibagi menjadi 2 fase yaitu fase pada kondisitanah plastis dan Fase kedua adalah fase phi/c reduction

Hasil dari analisa kelongsoran talud disekitartower untuk kedua fase dapat dilihat padagambar, yang menunjukkan pola bidang

kelongsoran lereng yang paling kritis denganfaktor keamanan 1,320.

Hasil perbandingan nilai faktor keamanandengan ketiga program bantu (dxstable,geoslope, plaxis)

PROGRAM SFBANTU KIRI KANAN

DXSTABLE

Overall Internal Overall Internal

Stability Stability Stability Stability

1,299 1,736 1,351 1,730

GEOSLOPE 1,380 1,798PLAXIS 1,320

Dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan paling terkecilditunjukkan dengan menggunakan program bantu dxstable dengannilai SF 1,299 yang artinya stabilitas talud di sekitar tower T. 11Segoromadu – Lamongan, Gresik tidak terjadi ketidakstabilankelongsoran atau dengan kata lain aman.

Rencana Perkuatan Talud

• Pada kondisi eksisting yang ada keadaan tower tidakmengalami kelongsoran (SF > 1,25) namun dikhawatirkankondisi tersebut tidak akan bertahan lama, karenabeberapa faktor.

• Kondisi tersebut tidak dapat diketahui manusia secarapasti oleh karena itu lapisan tanah itu lapisan tanahdiasumsikan terjadi sebagian atau berubah menjadi pasir(behaving like sand) sehingga parameter tanah berubah

Diagram kelongsoran setelah tanah mengalamipelapukan

Untuk menanggulangi kelongsoran lereng akibat pelapukan yang terjadiakibat perubahan parameter tersebut, alternatif perkuatan tanah yangdipilih adalah ground anchor jenis tie back dengan grouting denganpenahan berupa beton dan head anchorr berupa balok penahan beton.

Rencana Pemasangan ground anchor

Perbandingan analisa harga per jarak pemasangananchorr

• Rencana Pemasangan anchor diasumsikandengan jarak per 2 m , 8 m, dan 15 m

Jarak Per Anchor Dimensi Grouting Jumlah Anchor Harga per anchor Harga anchor per sisi

(m) D (m) L (m) per sisi

2 0,2 2,5 52 Rp21.203.394 Rp1.102.576.499

8 0,2 5 12 Rp84.577.957 Rp1.014.935.489

15 0,2 15,5 7 Rp150.672.354 Rp1.054.706.481

• Maka dengan adanya perbandingan harga dari setiap asumsijarak pemasangan anchor maka dapat disimpulkanpemasangan anchor yang lebih ekonomis adalah pemasangananchor per 8 meter dengan 12 buah anchor per sisi denganpanjang anchor 19 meter dengan dimensi grouting diameter0,20 meter dengan panjang grouting 5 meter

Perencanaan Pemasangan ground anchor

A-A

B-B

C-C

Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengukuran dan penyelidikan tanah lapisan tanahdibagi menjadi 5 lapisan

2. Berdasarkan hasil Uji ketiga program bantu didapat nilai SF paling kecil1,299 > 1,25 (SF rencana) , Stabilitas talud di sekitar tower aman.

3. Pada masa yang akan datang diasumsikan mengalami pelapukan, untukmenanggulangi kelongsoran akibat pelapukan maka dipake alternatifperkuatan dengan ground anchor

4. Anchor tipe tie back grouting dengan dimensi D = 20 cm dan L = 5 mdengan panjang 19 m.

SEKIAN DANTERIMA KASIH