Amich Alhumami, Ph.D. Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek ... Paparan Dit PTIK Bappenas... · 1...
-
Upload
truongthien -
Category
Documents
-
view
271 -
download
4
Transcript of Amich Alhumami, Ph.D. Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek ... Paparan Dit PTIK Bappenas... · 1...
1
Disampaikan dalam Rapat Kerja
“Sosialisasi Pendanaan PHLN & SBSN”
Batam, 16 Maret 2017
Amich Alhumami, Ph.D.
Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan
POTRET & CAPAIAN
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
TINGGI
REPUBLIK INDONESI
A
3
8,4%
25,8%
22,8%
42,9%
Lulus SD/Sederajat atau kurang
Lulus SMA/Sederajat
Lulus SMP/Sederajat
Lulus PT
Mayoritas (65,7%) berpendidikan ≤ SMP/sederajat Hanya 8,4% saja
yang berpendidikan tinggi
62,9
20,1 22,6 18,0
13,3
38,2
1,2
23,7
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
K1 (termiskin) K5 (terkaya)
≤ SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat PT
Penduduk 15 tahun keatas menurut Ijazah yang Dimiliki dan Status Ekonomi, 2015
Tingkat pendidikan masyarakat di K5 (terkaya) jauh lebih tinggi daripada
mereka yang berada di K1 (termiskin)
Sumber: Susenas BPS Maret 2015
Proporsi Penduduk Indonesia yang
Berpendidikan Tinggi Masih Sedikit (1)
REPUBLIK INDONESI
A
Sumber : Susenas, BPS Maret 2015
Tingkat partisipasi
masyarakat Kuintil 5 (49,7%) lebih tinggi dari
Kuintil 1 (11,9%) (2015)
4
Kesenjangan Partisipasi Pendidikan
Tinggi (2)
Terendah Tertinggi
Bangka Belitung Belitung Timur (7,7%)
& Pangkal Pinang (24,6%)
Maluku Maluku Barat Daya
(5,4%) & Ambon (71,6%)
Disparitas Angka Partisipasi Sekolah (APS) Penduduk Usia 19-23 tahun menurut status sosial ekonomi keluarga
3,7
3,6 5,5
12
,1
14
,1
11
,9
5,8 6,7 8,2 1
2,9 17
,4
14
,0
9,2 10
,0 13
,0 16
,6 20
,1
18
,7
15
,3
16
,9
19
,6
22
,2 27
,5
27
,334
,2
35
,7
36
,9 40
,4 45
,5 49
,7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kuintil 1 (termiskin) Kuintil 2 Kuintil 3 Kuintil 4 Kuintil 5 (terkaya)
APS penduduk usia 19-23 tahun antarprovinsi dan kab/kota, 2015
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
BA
BEL
SUM
SEL
KEP
.RIA
U
BA
NT
EN
KA
LTA
RA
JAB
AR
LAM
PU
NG
KA
LSEL
SULU
T
JATE
NG
SULB
AR
PA
PU
A
JAM
BI
KA
LTEN
G
JATI
M
DK
I
KA
LBA
R
SUM
UT
BA
LI
RIA
U
SULT
ENG
NTT
NTB
GO
RO
NTA
LO
BEN
GK
ULU
SULT
RA
KA
LTIM
SULS
EL
MA
LUK
U U
TAR
A
PA
PU
A B
AR
AT
AC
EH
SUM
BA
R
MA
LUK
U
Rata-rata tk Provinsi Angka Terendah tk Kab/Kota Angka Tertinggi tk Kab/Kota
DISPARITAS
REPUBLIK INDONESI
A
5
Partisipasi Pendidikan Tinggi di
Negara-negara ASEAN
Sumber: diolah dari data worldbank (http://data.worldbank.org/indicator/SE.TER.ENRR/countries) dan data Kemdikbud antar tahun Ket:Angka Partisipasi PT Malaysia tahun 2013 merupakan angka perkiraan
Angka partisipasi
pendidikan tinggi
paling baik di
negara ASEAN
adalah Thailand yaitu sebesar 47,7%
tahun 2008 dan 51,23%
tahun 2013.
Pada tahun 2013,
partisipasi pendidikan
tinggi Indonesia
masih di bawah
Malaysia dan
Filipina, masing-
masing sebesar
29,15%, 38,7%, dan
33,84%. Namun, lebih
baik dibanding dengan
Vietnam, Brunei, dan
Laos, masing-masing
sebesar 24,6%, 25,36%,
dan 17,7%.
18,32 19,1917,60 19,72
24,34
25,36
21,34 22,00
26,34 27,10 28,57 29,15
13,09
15,99 16,09 17,09 16,7317,70
33,7135,72
37,1335,97
37,2038,70
28,84 28,2029,45
30,95 31,48 33,84
47,73 48,6550,03
52,5851,40
51,23
18,719,9 22,4
24,424,6
24,6
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Angka Partisipasi Pendidikan Tinggi 2008-2013
Brunei Darussalam Indonesia Lao PDR Malaysia Philippines Thailand Vietnam
Kualitas Pendidikan Tinggi
3.201 PT Belum Terakreditasi
1.120 dari
4.321 PT terakreditasi
A 4% 49 PT
B 30% 338 PT
C 65% 733 PT
Sumber : Berdasarkan data BAN-PT, 11 Januari 2017
PT Indonesia yang masuk dalam ranking Internasional
Sumber: QS (2012), QS (2015)
Hanya 3 PT Indonesia yang
masuk dalam ranking 500 dunia dan ranking Asia
Status Akreditasi Institusi PT
74,1 %
25,9 %
1.120 PT Terakreditasi
Institusi QS 2012 QS 2015 QS 2016
Dunia Asia Dunia Asia Dunia Asia
UI 273 59 310 71 325 67
UGM 438 118 551 145 501 105
ITB 555 113 461 125 401 86
UNAIR - - - 127 - 190
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Pendidikan Tinggi di dalam RPJMN 2015-2019
7
Peningkatan Pemerataan Akses
Peningkatan Kualitas
Pendidikan Tinggi
Peningkatan Relevansi Pendidikan
Tinggi
Peningkatan Daya
Saing
Pendidikan Tinggi
Peningkatan daya tampung, efektivitas affirmative
policy, penyediaan biaya operasional untuk
meningkatkan efektivitas penyelenggaraan PT.
Peningkatan kualitas dosen & peneliti, penyediaan anggaran
penelitian, peningkatan efektivitas proses akreditasi institusi
dan prodi, percepatan akreditasi prodi PT di luar Jawa, dan
reformasi LPTK.
Pengembangan jurusan-jurusan inovatif sesuai kebutuhan
pembangunan & industri, peningkatan keahlian dan
keterampilan lulusan perguruan tinggi yang bersertifikat,
penguatan kerjasama PT dan industri, perlindungan prodi
langka peminat. Perkuatan kelembagaan via otonomi PT (PTN-BH),
pengembangan pusat keunggulan sebagai perwujudan
differentiated mission, peninjauan ulang pendekatan
penganggaran (itemized budget), pengembangan kemitraan tiga
pihak, terutama untuk menggali sumber pembiayaan alternatif
untuk riset-riset inovatif, peningkatan publikasi internasional
dan sitasi.
PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI:
PHLN DALAM BLUE BOOK
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah No. 10/2011 Tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan
Hibah.
Peraturan Menteri PPN No. 4/2011 Tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian,
Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari
Pinjaman Luar Negeri dan Hibah.
Peraturan Presiden RI No. 2/2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-
2019.
9
16/03/2017
Penyusunan Blue Book
Blue Book adalah dokumen perencanaan pembiayaan untuk
semua sektor pembangunan sebagai rujukan untuk
mendapatkan sumber pendanaan melalui mitra
pembangunan dalam bentuk pijaman dan hibah luar negeri.
Mitra pembangunan adalah lembaga-lembaga keuangan
internasional (e.g. World Bank, IDB, ADB) dan negara-
negara sahabat (e.g. Jerman-KfW, Jepang-JICA), yang
menawarkan pendanaan pembangunan di Indonesia.
Melengkapi dokumen RPJMN 2015-2019, pada tahun 2015
telah disusun pula Daftar Rencana Kegiatan Pinjaman Luar
Negeri-Jangka Menengah (DRPLN-JM/Blue-Book) 2015-
2019.
10
16/03/2017
KEBIJAKAN UMUM
DRPLN-JM/BLUE-BOOK 2015-2019
Kebijakan Umum:
1. Pinjaman LN diarahkan untuk mencapai prioritas RPJMN 2015-2019:
Mendukung pencapaian prioritas nasional dalam pembangunan sektor
unggulan (kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan,
kemaritiman, serta pariwisata dan industri) dan dimensi pembangunan
manusia (pendidikan, kesehatan, dan perumahan).
Mendukung capaian tujuan pembangunan nasional dalam rangka: (1)
mendorong pertumbuhan perekonomian, (2) meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan pada masyarakat, serta (3) mengurangi kesenjangan antarwilayah.
Memperhatikan prioritas pembangunan yang tercantum dalam Buku III
RPJMN 2015-2019 (kewilayahan).
2. Pinjaman LN dipilih berdasarkan kapasitas pelaksana dan kesiapan pelaksanaan:
Diutamakan pada instansi yang sudah pernah melaksanakan pinjaman
Kegiatan yang sudah memiliki indikasi pendanaan
Kegiatan yang dapat segera dilaksanakan dalam periode 2015-2019
16/03/2017 11
Kebijakan Pemanfaatan PLN untuk Bidang Pendidikan
Mendukung Arah Kebijakan RPJMN 2015-2019:
1) Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun;
2) Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan
keterampilan;
3) Memperkuat jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan;
4) Memperkuat kurikulum dan pelaksanaannya;
5) Memperkuat sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel;
6) Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru;
7) Meningkatkan pemerataan akses pendidikan tinggi;
8) Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi;
9) Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi;
10) Meningkatkan tata kelola kelembagaan perguruan tinggi;
11) Meningkatkan iklim yang kondusif bagi inovasi.
16/03/2017 12
KEBIJAKAN DRPLN-JM/BLUE-BOOK 2015-2019
BIDANG PENDIDIKAN
PERSYARATAN USULAN KEGIATAN
PINJAMAN LUAR NEGERI
A. Surat Usulan
Surat usulan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas yang ditandatangani
oleh Menteri atau Sekjen atas nama Menteri.
B. Kelengkapan Persyaratan Usulan
B.1. Daftar Isian Pengusulan Kegiatan (DIPK) Pinjaman
Dokumen yang berisi ringkasan informasi untuk pengusulan kegiatan yang
dibiayai dari pinjaman luar negeri.
B.2. Dokumen Usulan Kegiatan (DUK) Pinjaman
Dokumen yang memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup, sumber daya
yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, termasuk rencana pelaksanaan.
DUK harus ditandatangani oleh Pejabat penanggung jawab usulan
(setingkat Eselon 1).
16/03/2017 13
SURAT
USULAN:
16/03/2017 14
Kegiatan diusulkan terpisah,
dirinci kebutuhan
pendanaannya dalam tabel
DAFTAR ISIAN PENGUSULAN KEGIATAN
(DIPK)
PINJAMAN LUAR NEGERI Informasi yang harus tercantum di dalam DIPK:
1. Judul Kegiatan
2. Durasi Pelaksanaan
3. Lokasi Pelaksanaan
4. Instansi Pengusul (nama K/L)
5. Instansi Pelaksana
6. Latar Belakang
7. Ruang lingkup kegiatan (dijabarkan dalam pointers)
8. Keluaran/Output (selaras dengan lingkup kegiatan)
9. Hasil/Outcome (selaras dengan output kegiatan dan dikaitkan dengan
indikator outcome pembangunan pendidikan, misal APK untuk akses)
10.Sasaran Pokok Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019
Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat
11.Indikasi Nilai Pembiayaan
16/03/2017 15
BAHASA INDONESIA &
BAHASA INGGRIS
DOKUMEN USULAN KEGIATAN (DUK)
PINJAMAN LUAR NEGERI 1. Judul Kegiatan
2. Judul Program (nama program terkait di K/L )
3. Instansi Pengusul (nama K/L)
4. Instansi Pelaksana (implementing agency)
5. Latar Belakang
6. Tujuan Kegiatan
7. Ruang lingkup kegiatan
8. Lokasi (nama institusi/lembaga, provinsi, kab/kota)
9. Hasil yang diharapkan (output, outcome, dan keterkaitannya dengan Sasaran
Bidang dan Agenda Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019)
10.Rencana Pelaksanaan (durasi, perkiraan tahun pertama pelaksanaan, jadwal
rinci per komponen, alokasi sumber dana, manajemen dan organisasi
pelaksanaan kegiatan)
11.Pengalaman Instansi Pelaksana
12.Keterkaitan dengan Kegiatan yang Lain
13.Pembelajaran yang Diharapkan
14.Rencana Keberlangsungan Kegiatan
16/03/2017 16
BAHASA
INDONESIA
KRITERIA PENILAIAN
1. Ada surat usulan formal dari Menteri/Sekjen a.n. Menteri
2. DIPK ada, diisi sesuai format secara benar dan tepat
3. DUK ada, diisi sesuai format secara benar dan tepat
16/03/2017 17
Penilaian Administrasi
16/03/2017 18
Alur Dokumen Perencanaan Pinjaman Luar Negeri
(PP 10/2011 dan Permen PPN 4/2011)
STRATEGI PENGUSULAN
16/03/2017 20
Direktorat Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas menelaah
usulan PLN yang masuk berdasarkan kriteria, yang mencakup:
Usulan disampaikan oleh Menteri atau Sekjen a.n. Menteri
Ketersediaan dan kelayakan persyaratan administratif (DIPK dan DUK)
Proposal/Feasibility Study (justifikasi urgensi kegiatan yang diusulkan,
dikaitkan dengan substansi pembangunan pendidikan tinggi, kesesuaian
outcome-output dengan RPJMN 2015-2019, lingkup kegiatan, kewajaran
rencana pendanaan, rencana pelaksanaan, dll.)
Ketersediaan lahan, didukung dengan sertifikat
Berdasarkan hasil telaahan, telah dilakukan penyesuaian ruang lingkup
kegiatan dan alokasi pendanaannya. Usulan PLN diarahkan untuk:
(1) memperluas akses pendidikan tinggi melalui peningkatan daya tampung,
(2) meningkatkan kualitas layanan pendidikan tinggi melalui pengadaan peralatan dan
peningkatan kualitas sdm perguruan tinggi,
(3) meningkatkan kuantitas dan kualitas riset-inovasi dan publikasi ilmiah, dan
(4) meningkatkan efektivitas dan efisiensi tata kelola perguruan tinggi.
Review Usulan PLN untuk DRPLN-JM 2015-2019 (1)
16/03/2017 21
Direktorat Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas akan
memperdalam usulan PLN yang telah tercantum ke dalam DRPLN-JM
(Blue-Book) 2015-2019 untuk dinilai kesiapannya dan diusulkan ke
dalam DRPPLN 2016. Untuk kegiatan yang belum siap, akan
diusulkan untuk DRPPLN selanjutnya.
Permen PPN 4/2011:
Instansi Pengusul Pinjaman melakukan peningkatan kesiapan kegiatan
untuk rencana kegiatan yang telah tercantum dalam DRPLN-JM.
Peningkatan tersebut berupa dokumen kriteria kesiapan (Readiness
Criteria) kegiatan yang meliputi:
o Rencana pelaksanaan kegiatan
o Indikator kinerja pemantauan dan evaluasi
o Organisasi dan manajemen pelaksanaan kegiatan
o Rencana pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali, dalam
hal kegiatan memerlukan lahan
Penyusunan DRPPLN (Green-Book) 2016 (1)
RENCANA TINDAK LANJUT
MENYUSUN READINESS CRITERIA
23
Menyusun Kriteria Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria) ke dalam DRPPLN/Green-Book 2017 (1)
Checklist Readiness Criteria
NO KRITERIA KESIAPAN DRPPLN
(Green Book) DAFTAR
KEGIATAN
1 Rencana Kegiatan Rinci: a. Latar belakang, maksud, dan tujuan kegiatan b. Lokasi kegiatan; c. Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan kegiatan; d. Lingkup pekerjaan dan komponen kegiatan; e. Sasaran keluaran, hasil, dan dampak kegiatan; f. Penerima manfaat kegiatan; g. Pihak-pihak yang akan melaksanakan dan/atau terlibat dalam kegiatan h. Rencana operasi dan pemeliharaan kegiatan, apabila diperlukan; dan i. Analisis mengenai dampak lingkungan dalam hal kegaitan memerlukan
analisis mengenai dampak lingkungan.
√ √ √ √ √ √ √
√ √
2 Rencana Pendanaan Rinci: a. Kebutuhan pinjaman, dana pendamping, dan/atau dana pendukung; b. Rincian pendanaan untuk tiap-tiap lingkup pekerjaan dan/atau
komponen kegiatan; c. Alokasi pendanaan untuk tiap-tiap instansi pelaksana dalam hal kegiatan
dilaksanakan lebih dari satu instansi pelaksanan d. Penarikan pinjaman per tahun. e. penyediaan dana pendamping dan/atau dana pendukung
√ √ √ √
√
24
Menyusun Kriteria Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria) ke dalam DRPPLN/Green-Book 2017 (2)
Checklist Readiness Criteria
NO KRITERIA KESIAPAN DRPPLN
(Green Book) DAFTAR
KEGIATAN
3 Indikator kinerja pemantauan dan evaluasi: a. Indikator masukan; dan b. Indikator keluaran untuk tiap-tiap lingkup pekerjaan dan/atau
komponen kegiatan
√ √
4 Organisasi dan manajemen pelaksanaan kegiatan: a. Struktur organisasi; b. Pembagian kerja dan tanggung jawab pelaksana kegiatan; dan c. Mekanisme kerjanya
√ √
√
5 Rencana pengadaaan tanah dan/atau pemukiman kembali: a. Luas dan lokasi tanah yang diperlukan; b. Perkiraan jumlah penduduk yang akan dimukimkan kembali. c. Tata cara pengadaaan tanah dan/atau pemukiman kembali; d. Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan pengadaan tanah dan/atau
pemukiman kembali; e. Pihak-pihak yang bertanggung jawab dan terlibat dalam proses
pengadaaan tanah dan/atau pemukiman kembali serta pembagian kewenangan antar para pihak; dan
f. Alokasi pembiayaan pengadaan tanah dan/atau pemukiman kembali
√ √
√ √ √ √ √
16/03/2017 25
Penyusunan DRPPLN (Green-Book) 2016 (3)
Direktorat Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Bappenas akan
memperdalam usulan PLN yang telah tercantum ke dalam DRPLN-JM (Blue-
Book) 2015-2019 untuk dinilai kesiapannya dan diusulkan ke dalam DRPPLN
2016. Beberapa substansi pendidikan yang perlu dicantumkan dalam proposal
meliputi:
No Konten Masukan terhadap Penyempurnaan Proposal
1. Latar Belakang - Kondisi eksisting terkait kualifikasi pendidikan dosen/tenaga pengajar yang dirinci per Fakultas
- Kondisi eksisting terkait akreditasi prodi dan institusi
- Kondisi eksisting daya tampung pada setiap Prodi dan entrance rate (rasio jumlah pendaftar dengan daya tampung Prodi)
2. Tujuan Kegiatan - Rencana pengembangan Fakultas/Prodi baru setelah terlaksananya proyek PLN yang diusulkan
- Target peningkatan mutu PT setelah proyek PLN dilaksanakan dengan adanya peningkatan akreditasi prodi dan institusi ke depan
- Target peningkatan daya tampung di setiap Prodi
3. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
- Jadwal pelaksanaan kegiatan (project timeline) agar memperhitungkan jeda waktu secara rinci untuk masing-masing aktivitas seperti tahap persiapan/proses administrasi, lelang/pengadaan konsultan dan peralatan, hingga implementasi proyek/pekerjaan konstruksi dan tahap pemeliharaan gedung, serta turut memasukkan komponen Pengembangan Tenaga Akademik, SDM, dan Kurikulum.
16/03/2017 26
No Konten Masukan terhadap Penyempurnaan Proposal
4. Lingkup Pekerjaan dan Komponen Kegiatan
- Rincian pembangunan konstruksi: Gedung, Fakultas, Prodi dan sarpras apa saja yang akan dibangun menggunakan PLN
- Pembangunan sarpras baru di lokasi baru perlu disesuaikan dengan pemanfaatan sarpras yang telah tersedia agar lebih efisien
- Terdapat beberapa proyek yang baru memasukkan komponen fisik dalam lingkup pekerjaan. Pengembangan sarpras harus disertai dengan soft komponen, yang meliputi pelatihan tenaga akademik dan staf dengan training degree maupun non-degree seperti pengembangan tenaga akademik melalui pendidikan pasca-sarjana (Program Magister dan Doktor), Pengembangan Kurikulum, serta Peningkatan Kapasitas SDM.
5. Outcome - Peningkatan akses Pendidikan Tinggi melalui peningkatan daya tampung mahasiswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan APK PT sesuai dengan RPJMN 2015-2019 Bidang Pendidikan
- Peningkatan kualitas dan relevansi melalui peningkatan sarpras, dukungan peningkatan SDM, dan penelitian
- Outcome agar diarahkan sesuai dengan kombinasi yang mengacu pada arah kebijakan dan strategi RPJMN 2015-2019 dan Renstra institusi pengusul
Penyusunan DRPPLN (Green-Book) 2016 (4)
16/03/2017 27
Apabila Dokumen Readiness Criteria telah siap, Menteri/Sekjen
a.n. Menteri menyampaikan usulan kegiatan untuk dimasukkan
ke dalam DRPPLN 2016 dengan Dokumen Readiness Criteria
sebagai pendukung.
Perundingan dengan calon Pemberi Pinjaman Luar Negeri
dilakukan setelah kegiatan tercantum di dalam DRPPLN.
Lembaga donor yang potensial memberi pinjaman untuk
pendidikan tinggi masih terbuka – tidak terbatas atau
dikhususkan bagi donor tertentu. Pilihan lembaga donor bisa
bilateral (e.g. KfW, JICA) atau multilateral (e.g. WB, IDB).
Kementerian PPN/Bappenas yang akan melakukan pendekatan
kepada lembaga-lembaga donor potensial, untuk semua proposal
yang masuk dan telah disetujui sebagaimana tercantum di dalam
Blue Book & Green Book.
Penyusunan DRPPLN (Green-Book) 2016 (5)
SURAT BERHARGA SUKUK NEGARA
(SBSN): PAINJAMAN DOMESTIK
Landasan Hukum SBSN
29
1. Undang-Undang Nomor 19/2008
tentang Surat Berharga Syariah Negara Pasal 4: “SBSN diterbitkan dengan tujuan untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk pembiayaan pembangunan proyek.”
2. Peraturan Pemerintah Nomor 56/2011
tentang Pembiayaan Proyek melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara Pasal 5 (1): Proyek yang dapat dibiayai melalui penerbitan SBSN meliputi:
a. Proyek yang sebagian atau seluruh pembiayaannya diusulkan untuk dibiayai melalui penerbitan SBSN, baik Proyek yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan (Financing Project); dan
b. Proyek yang telah mendapatkan alokasi dalam APBN yang sumber pembiayaannya berasal dari rupiah murni, baik Proyek yang akan dilaksanakan maupun yang sedang dilaksanakan. (Underlying/Refinancing Project).
Pemrakrasa Proyek Menteri Perencanaan Menteri Keuangan
Dewan Syariah Nasional (MUI)
Alur Perencanaan Proyek SBSN
30
Batas Maksimum Penerbitan BMP-
SBSN
Kriteria Kesesuaian Prinsip Syariah
Kesesuaian RPJMN
Daftar Prioritas Proyek
Mempertimbangkan: 1. RPJMN 2. BMP SBSN 3. Prinsip Syariah
Daftar Prioritas Proyek
Daftar Prioritas Proyek
Pengalokasian dalam APBN/P
Diusulkan oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga dng dilampiri: 1. Kerangka Acuan Kerja 2. Dokumen Studi Kelayakan
Dalam rangka: 1. Pembiayaan infrastruktur; 2. Penyediaan layanan umum; 3. Pemberdayaan industri Dalam Negeri;
dan/atau 4. Pembiayaan lain sesuai kebiajakan
pemerintah
Usulan Proyek Penilaian Kelayakan
Proyek
Peran Kementerian PPN/Bappenas
31
1. Kementerian PPN/Bappenas bertanggung jawab untuk melakukan penilaian atas kelayakan usulan proyek-proyek SBSN, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut [amanat PP No. 56/2011 Pasal 12 ayat (2)] :
a) Kesiapan, kelayakan, serta kesesuaian Proyek dengan program RPJMN (TOR, RAB, FS, bukti aset tanah Sertipikat Hak Milik Kemenag).
b) Batas maksimum penerbitan SBSN.
c) Kesesuaian Proyek dengan prinsip syariah.
2. Kementerian PPN/Bappenas juga berperan dalam melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan mengenai kinerja pelaksanaan proyek SBSN [amanat PP No. 56/2011 Pasal 21 ayat (2)].
Pendanaan Melalui SBSN
Dasar hukum: PP No. 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek
melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara
SBSN surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN,
baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Pemerintah dapat menerbitkan SBSN untuk membiayai proyek
(kegiatan yang merupakan bagian dari program yang dilaksanakan
oleh K/L).
Pasal 6:
1) Dalam rangka pembiayaan Proyek melalui penerbitan SBSN,
Menteri berkoordinasi dengan Menteri Perencanaan.
2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penentuan jenis, nilai dan waktu pelaksanaan Proyek.
32
Pendanaan Melalui SBSN PP No. 56 Tahun 211
33
Cakupan Proyek
(Pasal 9)
a) pembangunan infrastruktur;
b) penyediaan pelayanan umum;
c) pemberdayaan industri dalam negeri; dan/atau
d) pembangunan lain sesuai dengan kebijakan strategis
pemerintah.
Syarat
(Pasal 10)
Harus sesuai dengan prinsip syariah (ditetapkan oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia)
Ruang Lingkup
Proyek
(Pasal 11)
Penyelenggaraan Proyek, paling sedikit meliputi:
a) perencanaan dan pengusulan Proyek;
b) pelaksanaan Proyek;
c) pengawasan dan pemantauan atas pelaksanaan
Proyek; dan
d) pengelolaan obyek pembiayaan.
Pendanaan Melalui SBSN
Prosedur Pengusulan dan Penilaian Kelayakan
– Pasal 12
1) Usulan Proyek yang akan dibiayai melalui penerbitan SBSN disampaikan oleh
Pemrakarsa Proyek kepada Menteri Perencanaan dengan dilampiri persyaratan
paling sedikit: (a) kerangka acuan kerja; dan (b) dokumen studi kelayakan
Proyek.
2) Menteri Perencanaan melakukan penilaian kelayakan Proyek dengan
mempertimbangkan:
a) kesiapan, kelayakan, serta kesesuaian Proyek dengan program Rencana
Pembangunan Jangka Menengah;
b) batas maksimum penerbitan SBSN dalam rangka pembiayaan Proyek yang
ditentukan oleh Menteri; dan
c) kesesuaian Proyek dengan prinsip syariah.
– Pasal 13
1) Hasil penilaian terhadap Proyek yang layak dibiayai melalui penerbitan SBSN
dituangkan dalam daftar prioritas Proyek yang ditetapkan oleh Menteri
Perencanaan.
2) Daftar prioritas Proyek disampaikan oleh Menteri Perencanaan kepada Menteri
Keuangan) dan Pemrakarsa Proyek. 34
Pendanaan Melalui SBSN
Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi
– Pasal 20
1) Pemrakarsa Proyek menyampaikan laporan mengenai perkembangan
pelaksanaan Proyek kepada Menteri dan Menteri Perencanaan yang
mencakup paling sedikit: (a) perkembangan pencapaian pelaksanaan fisik
Proyek; dan (b) perkembangan realisasi penyerapan anggaran.
2) Laporan disampaikan pada setiap akhir triwulan, sampai dengan saat
berakhirnya pelaksanaan Proyek.
– Pasal 21
1) Menteri melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan mengenai realisasi
penyerapan serta aspek keuangan lainnya.
2) Menteri Perencanaan melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
mengenai kinerja pelaksanaan Proyek.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan realisasi penyerapan, serta aspek keuangan lainnya diatur dengan
Peraturan Menteri.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan kinerja pelaksanaan Proyek diatur dengan Peraturan Menteri
Perencanaan. 35
Penilaian Kelayakan & Kesiapan
Ruang Lingkup proyek
Kesesuaian RAB dengan output kriteria utama
Sasaran dari Proyek yang diusulkan
Indikator output, outcome dan impact yang diusulkan
Kesesuaian usulan Proyek dengan sasaran program dalam rencana tindak RPJMN
Kesesuaian usulan Proyek dengan prinsip Syariah
Keterkaitan Proyek dengan Proyek/Kegiatan lainnya
Kinerja pemrakarsa proyek berdasarkan pengelolaan proyek yang berjalan (apabila pernah mengelola proyek dari sumber pinjaman luar/dalam negeri/SBSN)
Kesiapan lahan kriteria utama
Kesiapan infrastruktur
Kesiapan SDM pelaksana
Masterplan/Rencana Induk Pengembangan
36
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Untuk mendapat dana SBSN setiap PTN harus melengkapi:
Rencana induk pengembangan perguruan tinggi, yang dilengkapi dengan data-data pokok (keadaan sarpras, jumlah mahasiswa, dosen, dan program akademik).
Rencana induk pengembangan ini juga perlu disertai: Proyeksi perkembangan mahasiswa pada tahun-tahun mendatang, dengan melihat tren
pendaftar per tahun di masing-masing PTN.
Pengembangan program akademik: pembukaan program studi baru, pendirian pusat-pusat kajian yang relevan dengan PTN bersangkutan.
Perlu telaah lebih lanjut terkait nilai proyek agar tidak over-valued dan proyeksi peningkatan biaya operasional dan pemeliharaan sebagai dampak dari proyek SBSN;
Dalam tahapan persiapan kegiatan, perlu diberikan bimbingan teknis (start-up workshop) kepada unit pelaksana teknis di Kemenristekdikti dan PTN, untuk memastikan usulan kegiatan yang dibiayai SBSN dapat dilaksanakan dengan baik.
37
TERIMA KASIH
Kemenristekdikti No. Universitas Mitra Periode
1. The Development of Medical Research Center (UI) and Two University Hospital (UNS dan UNAND)
IDB, SFD 2011-2017
2. The Quality Improvement of Padjadjaran University (UNPAD) Bandung Project IDB 2011-2017
3. Development and Quality Improvement of the Semarang State University IDB 2011-2016
4. Development and Upgrading of the State University of Padang (UNP) IDB 2011-2017
5. The Development and Upgrading of Seven Universities in Improving the Quality and Relevance of Education in Indonesia (Unesa, UNY, UNG, Unsrat, Untan, Unlam, dan Unsyiah)
IDB, SFD 2014-2018
6. The Development of World Class University of UI JICA 2008-2018
7. Development of Bandung Institute of Technology (III) JICA 2009-2018
8. Hassanudin University Development Project JICA 2007-2019
9. Polytechnics Education Development Project ADB 2013-2017
No. Universitas Mitra Periode
1. The Development and Quality Improvement of IAIN Sunan Ampel Surabaya IDB 2011-2016
2. The Support to Quality Improvement of The Islamic Higher Education Project (4in1) (IAIN
Walisongo Semarang, IAIN Mataram, IAIN Raden Fatah Palembang, dan IAIN Sumatera Utara) IDB 2013-2017
Kemenag
Kemenristekdikti Proses No. Universitas Mitra Periode
On-going
1. The Development of Medical Research Center and Two University Hospital IDB, SFD 2011-2017
2. The Quality Improvement of Padjadjaran University (UNPAD) Bandung Project IDB 2011-2017
3. Development and Quality Improvement of the Semarang State University IDB 2011-2016
4. Development and Upgrading of the State University of Padang (UNP) IDB 2011-2017
5. The Development and Upgrading of Seven Universities in Improving the Quality and Relevance of Education in Indonesia (Unesa, UNY, UNG, Unsrat, Untan, Unlam, dan Unsyiah)
IDB, SFD 2014-2018
6. The Development of World Class University of UI JICA 2008-2018
7. Development of Bandung Institute of Technology (III) JICA 2009-2018
8. Hassanudin University Development Project JICA 2007-2019
9. Polytechnics Education Development Project ADB 2013-2017
Blue Book 2015-2019
1. Development of Sultan Ageng Tirtayasa University IDB 2016-2019
2. Development of State University of Malang as The Learning University IDB 2017-2019
3. Development and Upgrading Mulawarman University IDB 2016-2018
4. Improvement of The Capacity and Contribution of The University of Jember on Standardized and Excellent Tridharma Implementation in South East Asia Region
IDB 2017-2020
5. Hasanuddin University Hospital Development KfW 2017-2020
6. Establishment of University of Bengkulu’s Hospital JICA 2017-2020
7. University of Gadjah Mada Achieving World Class University with Socio-Entrepreneurial Spirit JICA 2016-2020
Blue Book 2015-2019
Revisi
1. The University of Malikussaleh Infrastructure Improvement Project to become Center of Excellence for Innovation and Technology in Agriculture
2018-2021
2. Development and Upgrading of University of Jambi 2017-2021
3. Development and Upgrading of the State University of Jakarta (Phase 2)
4. Higher Education Quality Improvement of The University of Riau 2017-2020
5. Integrated Multi Campus-University for Tomorrow’s Education in UPI 2017-2020
Kementerian Agama Proses No. Universitas Mitra Periode
On-going
1. The Development and Quality Improvement of IAIN Sunan Ampel Surabaya IDB 2011-2016
2.
The Support to Quality Improvement of The Islamic Higher Education Project (4in1) (IAIN
Walisongo Semarang, IAIN Mataram, IAIN Raden Fatah Palembang, dan IAIN Sumatera
Utara)
IDB 2013-2017
Blue Book 2015-2019
1. Improvement and Optimalization of Sunan Ampel Surabaya State Islamic University IDB 2017-2020
2. Improvement of Access and Quality of State Islamic Institute Sultan Maulana Hasanuddin
Banten IDB 2017-2020
3. Development and Quality Improvement of Antasari State Islamic Institute, Banjarmasin IDB 2017-2020
4. Transformation of State Islamic Institute of Sultan Thaha Saifuddin Jambi to State Islamic
University IDB 2017-2020
5. Development and Institutional Transformation of State Islamic Institute Raden Intan Lampung IDB 2017-2020
6. Development of Imam Bonjol Padang State Islamic Institute Project IDB 2017-2020
Blue Book 2015-2019 Revisi
1. The Development of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Phase II, East Java Project