Aman

download Aman

of 19

description

dscdcad

Transcript of Aman

RABU, 16 MARET 2011

KATA PENGANTARPuji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Bahasa Indonesia . Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Mudah-mudahan dengan adanya karya tulis ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.Surabaya, 31 Desember 2012

Penulis Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR....1

DAFTAR ISI........2

BABI PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang....3

B. Rumusan Masalah... .........4

C. Tujuan Penulisan.......4

D. Manfaat Penulisan........4

BABII LANDASAN TEORI.....................5BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................7PENUTUP..........................................................................................................17DAFTAR PUSTAKA....18

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam beberapa jurnal di Amerika dan Inggris tersebut, diungkapkan bahaya telepon genggam memang terbukti berbahaya untuk otak, terutama anak-anak.

Sebanyak 13 negara telah mendapatkan laporan studi tersebut. Studi yang dipelopori dan didanai oleh Telecom itu sudah berjalan selama bertahun-tahun sejak dimulainya tahun 1999. Tujuannya adalah untuk membuktikan adakah pengaruhnya antara ponsel dan tumor otak.

Dalam laporanPowerwatch and the Radiation Research Trustdi Inggris danEMR Policy Institutedi Amerika itu, para peneliti mengatakan bahwa gelombang radiasi yang terpancar dari ponsel memang jadi faktor pemicu tumor otak, terutama anak-anak dan orang dewasa yang rentan terkena penyakit.

Penelitian tentang pengaruh radiasi ponsel terhadap kesehatan manusia adalah studi terlama dan terbesar yang pernah saya jalani yang melibatkan 4 miliar partisipan,ujar lylod morgan, pimpinan studi yang juga anggotaBioelectromagnetics Society, seperti dikutip dari Huffington Post, Rabu 02 September 2009.

Lamanya studi itu dikarenakan tumor tidak tumbuh dalam waktu singkat, butuh waktu bertahun-tahun hingga seseorang terbukti memiliki tumor.

Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa telepon genggam memang faktor penyebab tumor otak. Masyarakat dan publik harus tahu hal ini. Bahkan tidak hanya tumor otak, kanker mata, kelenjar ludah, kanker testis dan leukimia pun menjadi ancaman selanjutnya dari ponsel, ujar Morgan.

Parailmuwan dari berbagai universitas dan institusi kesehatan yang berkumpul dalam seminar Cellphones and Brain Tumors: 15 Reasons for Concern pun akhirnya setuju bahwa ponsel memang terbukti memicu tumor otak dan sebaiknya seseorang mengurangi intensitas yang berhubungan dengan ponsel, tidak berlama-lama menelepon dan menjauhkannya ketika sedang tidur.

Namun saat ini, di zaman serba teknologi dan cepat ini, ponsel sudah menjadi barang wajib yang harus dimiliki setiap orang, bahkan anak-anak sekalipun

1.2. RUMUSAN MASALAH1. Apa yang menyebabkan ponsel bisa memicu tumor otak?2. Bagaimana cara mengurangi tingkat radiasi dalam ponsel supaya tidak memicu tumor otak?1.3. TUJUAN PENULISAN1. Mendiskripsikan penyebab ponsel bisa memicu tumor otak.2. Mendiskripsikan cara mengurangi tingkat radiasi dalam ponsel supaya tidak memicu tumor otak.1.4. MANFAAT1. Bagi Penulis, penilitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan.2. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberi kesadaran akan bahayanya radiasi ponsel.3. Bagi Mahasiswa, penelitian ini dapat digunakan untuk memenuhi tugas dari dosen Bahasa Indonesia.BAB IILANDASAN TEORI Meski dilihat dari angka kejadiannya, jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut menjadi momok bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang ditimbulkan itu umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain.

Tumbuhnya sel-sel tubuh yang tidak normal ini memang menakutkan. Penyebab pasti dari kanker ini belum diketahui secara tepat, tapi berbagai faktor telah diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Faktor risiko pencetus tumor otak ini bisa karena riwayat keluarga, radiasi, zat kimia, pola makan, obat-obatan tertentu dan rokok.

Penyakit ini bisa muncul tanpa gejala yang bermakna, namun sering pula ditandai dengan gejala-gejala seperti pusing kepala, muntah, gangguan penglihatan, kesadaran, pendengaran, berjalan dan saraf. Sayangnya, sejauh ini belum ada pengobatan yang pasti, namun seiring dengan kemajuan teknologi kedokteran dan farmasi berbagai upaya dilakukan semaksimal mungkin untuk mengusir penyakit tersebut.

Terapi obat-obatan telah digunakan dalam pengobatan beberapa jenis kanker. Selain itu, kasus-kasus lain mungkin ditangani dengan operasi, radioterapi, maupun kemoterapi. Tindakan operasi termasuk yang sering dilakukan, khususnya pada penderita tumor otak.

Riset terhadap pengobatan kanker pun terus berlangsung. Ikan hiu yang diketahui telah menjelajah lautan sekitar 400 juta tahun lalu diketahui morfologinya tidak pernah berubah. Konon, di tubuh ikan ini, sel kanker tidak bisa tumbuh, karena seluruh tulangnya adalah tulang rawan. Benarkah demikian?

Dalam catatan buku tradisional Cina mengenai khasiat makanan pengobatan, makan sirip ikan hiu dipercaya dapat mencegah penuaan kulit dan gelatin yang terkandung di dalam sirip ikan hiu dipercaya pula dapat meningkatkan vitalitas. Yang pasti, katanya sirip ikan hiu ini memang lezat.

Peneliti dariIndonesiayang juga Kepala Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor, Drh Dondin Sajuthi Ph D mengakui esktrak tulang rawan ikan hiu dapat menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru.

Selain ikan hiu, tulang rawan sapi juga disebut-sebut mampu menghambat pertumbuhan pembuluh darah baru. Tentang hasilnya, Dr Greg Harper dari Council for Scientific and Indutrial Research Organization telah membuktikannya.

Pengobatan ala barat pun semakin mendapatkan titik cerah dengan mulai ditemukannya obat-obatan yang diduga dapat membawa manfaat dalam pengobatan kanker otak. Berbagai penelitian memang masih harus dilakukan untuk menemukan obat yang mempunyai efektivitas tinggi. Tapi kita boleh berharap bahwa harapan akan semakin terbuka bagi pengobatan kanker otak.BAB IIIPEMBAHASAN

A. DefinisiTumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam otak.Yang terdiri atas Tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas, sedangkan tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.B.EpidemiologiDimana tumor otak primer tersebut kira-kira 41% adalah glioma, 17% meningioma, 13% adenoma hipofisis dan 12% neurilemoma. Pada orang dewasa 60% terletak supratentorial sedang pada anak 70% terletak infratentorial.Pada anak yang paling sering ditemukan adalah tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma, sedangkan pada dewasa adalah glioblastoma multiforme.

C.KlasifikasiKlasifikasi Samuels (1986) berdasarkan atas lokasi tumor, yaitu :1.Tumor supratentorial a)Hemisfer otak : Glioma : glioblastoma multiforme,astrositoma,oligodendroglioma,

meningioma, tumor metastasis b)Tumor struktur median :adenoma hipofisis, tumor glandula pinealis, kraniofaringioma2.Tumor infratentorial Dewasa :a)Schwannoma akustikus (neurilemmoma, neurinoma akustik)b)Tumor metastasisc)Meningiomad)Hemangioblastoma (Von Hippel Lindau) Anak-anak : a)Astrositoma serebelaris b)Medulloblastoma c)Ependimoma d)Glioma batang otak.3

D.EtiologiPenyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupuntelah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:

1. Herediter

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakitSturge-Weberyang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.

3. Radiasi

Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.

4. Virus

Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

E.PatofisiologiGangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor: gangguan fokal akibat tumor dan kenaikan tekanan intrakranial.Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Perubahan suplai darah akibat tekanan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai hilangnya fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Peningkatan ICP disebabkan oleh : bertambahnyamassadalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahah sirkulasi cairan serebrospinal.Pertumbuhan tumor akan menyebabkan bertambahnyamassakarena tumor akan mendesak ruang yang relatif tetap pada ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema dalam jaringan otak sekitarnya. Mekanisme belum begitu dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema akibat kerusakan sawar darah otak, semua menimbulkan peningkatan volume intrakranial dan ICP. Obstruksi sirkulasi CSF dari ventrikel lateralis ke ruang subarachnoid menimbulkan hidrosefalus.

Peningkatan ICP akan membahayakan jiwa bila terjadi cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif sehingga tidak berguna bila tekanan intracranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini bekerja menurunkan volume darah intracranial, volume CSF, kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim. Peningkatan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan terjadinya herniasi unkus atau serebelum. Herniasi unkus timbul bila girus medialis lobus temporalis tergeres ke inferior melalui incisura tentorial olehmassadalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesencephalon menyebakan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medulla oblongata dan henti napas terjadi dengan cepat. Perubahan fisiologi lain yang terjadi akibat peningkatan ICP yang cepat adalah bradikardi progesif, hipertensi sistemik, dan gagal napas.5

F.Gambaran klinikGejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori, yaitu :

1.Gejala Klinik UmumGejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat infiltrasi difus dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala, perubahan status mental, kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang lebih progresif daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa menyebabkan defisit neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-gejala yang umum. Tumor pada fossa posterior atau pada lobus parietal dan oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru kemudian memberikan gejala umum.

Nyeri KepalaMerupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.

Perubahan Status MentalGangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.

SeizureAdalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.

Edema PapilGejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.

MuntahMuntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek darimassatumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanyamassaintrakranial.

2.Gejala Klinik LokalManifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim, infark atau edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor (contohnya : peroksidase, ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan disfungsi fokal yang reversibel.

Tumor KortikalTumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis pos-iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan dengan kejang. Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral, dan afasia jika hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan adanya tumor bulbus olfaktorius.

Tumor Lobus TemporalisGejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan kepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial kompleks. Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia, gangguan sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor lobus parietal. Adapun gejala yang lain diantaranya disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple motor atau kejang sensoris.

Tumor Lobus OksipitalTumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang kongruen. Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai dengan persepsi kontralateral episodic terhadap cahaya senter, warna atau pada bentuk geometri.

Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio PinealTumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat ventrikel atau aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahan posisi dapat meningkatkan tekanan ventrikel sehingga terjadi sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks, muntah dan kadang-kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan, diabetes insipidus, amenorea, galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.

Tumor Batang OtakTerutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan pandang, nistagmus, ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi pada ventrikel empat menyebabkan hidrosepalus obstruktif dan menimbulkan gejala-gejala umum.

Tumor SerebellarMuntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakan gejala yang sering ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dan nistagmus mungkin menonjol.

3.Gejala Lokal yang Menyesatkan(False Localizing Features)Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Kelumpuhan nervus VI berkembang ketika terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan kompresi saraf. Tumor lobus frontal yang difus atau tumor pada korpus kallosum menyebabkan ataksia (frontal ataksia).2

G.DiagnosisUntuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.

Pemeriksaan PenunjangCT scan dan MRI memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.

Foto polos dada dan pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

Pemeriksaan cairan serebrospinal juga dapat dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien denganmassadi otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).2

Biopsidilakukan untuk menentukan jenis tumor dan sifatnya (ganas atau jinak).Kadang pemeriksaan mikroskopik dari cairan serebrospinal yang diperoleh melalui pungsi lumbal, bisa menunjukkan adanya sel-sel kanker.Jika terdapat peningkatan tekanan di dalam tengkorak, maka tidak dapat dilakukan pungsi lumbal karena perubahan tekanan yang tiba-tiba bisa menyebabkan herniasi.Pada herniasi, tekanan yang meningkat di dalam tengkorak mendorong jaringan otak ke bawah melalui lubang sempit di dasar tengkorak, sehingga menekan otak bagian bawah (batang otak). Sebagai akibatnya, fungsi yang dikendalikan oleh batang otak (pernafasan, denyut jantung dan tekanan darah) akan mengalami gangguan. Jika tidak segera diatasi, herniasi bisa menyebabkan koma dan kematian.4

H.Terapi

Jika memungkinkan, maka tumor diangkat melalui pembedahan. Pembedahan kadang menyebabkan kerusakan otak yang bisa menimbulkan kelumpuhan parsial, perubahan rasa, kelemahan dan gangguan intelektual. Tetapi pembedahan harus dilakukan jika pertumbuhannya mengancam struktur otak yang penting. Meskipun pengangkatan tumor tidak dapat menyembuhkan kanker, tetapi bisa mengurangi ukuran tumor, meringankan gejala dan membantu menentukan jenis tumor serta pengobatan lainnya.Beberapa tumor jinak harus diangkat melalui pembedahan karena mereka terus tumbuh di dalam rongga sempit dan bisa menyebabkan kerusakan yang lebih parah.Meningioma, schwannoma dan ependimoma biasanya diangkat melalui pembedahan. Setelah pembedahan kadang dilakukan terapi penyinaran untuk menghancurkan sel-sel tumor yangt ersisa. Tumor ganas diobati dengan pembedahan, terapi penyinaran dan kemoterapi. Terapi penyinaran dimulai setelah sebanyak mungkin bagian tumor diangkat melalui pembedahan. Terapi penyinaran tidak dapat menyembuhkan tumor, tetapi membantu memperkecil ukuran tumor sehingga tumor dapat dikendalikan.Kemoterapi digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker otak.Kanker otak primer maupun kanker otak metastatik memberikan respon yang baik. Jika terjadi peningkatan tekanan di dalam otak, diberikan suntikan mannitol dan kortikosteroid untuk mengurangi tekanan dan mencegah herniasi.Pengobatan kanker metastatik tergantung kepada sumber kankernya.Sering dilakukan terapi penyinaran. Jika penyebarannya hanya satu area, maka bisa dilakukanpembedahan.Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita dan keluarganya, luasnya metastasis. adapun terapi yang dilakukan, meliputi terapi steroid, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

Terapi SteroidSteroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial, namun tidak berefek langsung terhadap tumor.

PembedahanPembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk tumor otak. Tujuannya adalah untuk mengangkat sebanyak tumornya dan meminimalisir sebisamungkin.Operasi untuk membuka tulang tengkorak disebut kraniotomi. Hal ini dilakukan dengan anestesi umum. Sebelum operasi dimulai, rambut kepala dicukur. Ahli bedah kemudian membuat sayatan di kulit kepala menggunakan sejenis gergaji khusus untuk mengangkat sepotong tulang dari tengkorak. Setelah menghapus sebagian atau seluruh tumor, ahli bedah menutup kembali bukaan tersebut dengan potongan tulang tadi, sepotong metal atau bahan. Ahli bedah kemudian menutup sayatan di kulit kepala. Beberapa ahli bedah dapat menggunakan saluran yang ditempatkan di bawahEfek samping yang mungkin timbul pasca operasi pembedahan tumor otak adalah sakit kepala atau rasa tidak nyaman selama beberapaharipertamasetelahoperasi. Masalah lain yang kurang umum yang dapat terjadi adalah menumpuknya cairan cerebrospinal di otak yang mengakibatkan pembengkakan otak (edema). Biasanya pasien diberikan steroid untuk meringankan pembengkakan. Infeksi adalah masalah lain yang dapat berkembang setelah operasi (diobati denganantibiotic). Operasi otak dapat merusak jaringan normal. kerusakan otak bisa menjadi masalah serius. Pasien mungkin memiliki masalah berpikir, melihat, atau berbicara. Pasien juga mungkin mengalami perubahan kepribadian atau kejang. Sebagian besar masalah ini berkurang dengan berlalunya waktu. Radiosurgery stereotactic adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton, \Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.

Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya.Tumor diterapi melalui radioterapi konvensional dengan radiasi total sebesar 5000-6000 cGy tiap fraksi dalam beberapa arah. Kegunaan dari radioterapi hiperfraksi ini didasarkan pada alasan bahwa sel-sel normal lebih mampu memperbaiki kerusakan subletal dibandingkan sel-sel tumor dengan dosis tersebut. Radioterapi akan lebih efisien jika dikombinasikan dengan kemoterapi intensif.

KemoterapiJika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan, kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.

I.PrognosisMeskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelahpengobatan.Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan pada: - penderita yang berusia dibawah 45 tahun - penderita astrositoma anaplastik - penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui pembedahan.Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahaun (10 years survival) berkisar 30-40%. Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.2

Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan pada:penderita yang berusia dibawah 45 tahun- penderita astrositoma anaplastik - penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui pembedahan.BAB IVPENUTUP4.1. KESIMPULANTumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam otak.Yang terdiri atas Tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas, sedangkan tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya.Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain kondisi umum penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita dan keluarganya, luasnya metastasis. adapun terapi yang dilakukan, meliputi terapi steroid, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.DAFTAR PUSTAKA1. Informasi tentang Tumor Otak dalamhttp://www.medicastore.com2. Syaiful Saanin, dr, Tumor Intrakranial dalamhttp://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Pendahuluan.html 3. Facts About Brain Tumors athttp://www.braintumor.org

4.Pinzon, Rizaldi dkk. 2003.Karakteristik Klinis dan Radiologis Tumor Otak.5.Ashadi. 2009.Gejala, Diagnosis dan Terapi Tumor Otak. Sindereng. (Sindereng.Blogspot.com)6.______. 2009.Tumor Otak. Referat. (referat.blogspot.com, 30 September 2009)7.______. 2009.Tumor Otak.Medicastore. (www.medicastore.com, 30 September 2009)8.Price, Sylvia Anderson. 2006.Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC,Jakarta.MAKALAH BAHASA INDONESIA

RADIASI PONSEL MEMICU TUMOR OTAK

Disusun oleh:Nama :

AMAN ABDURROHIM

Kelas :

TP 1 B

NRP :

6812040038POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA13