OMSK AKTIF TIPE AMAN

75
Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Ikatan Dokter Indonesia, “Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya”. Dokter keluarga menerapkan cara pendekatan menyeluruh (holistic), paripurna (comprehensive), sinambung (continue), terpadu (integrated) dengan berbasis keluarga (family based) dan berorientasi komunitas (community oriented) serta menekankan pada upaya pencegahan (Azwar A, 1996) Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel- sel mastoid. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah (Djaafar, 2001). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2004, sekitar 65- 330 juta orang di dunia menderita OMSK disertai dengan otorrhea, 60% diantaranya (39-200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Menurut survei pada tahun 1996 ditemukan prevalensi OMSK sebesar 3% (6,6 juta) dari penduduk Indonesia (Utami dkk., Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Periode Desember 2015 Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 1

description

OMSK AKTIF TIPE AMANKEDOKTERAN KELUARGA

Transcript of OMSK AKTIF TIPE AMAN

Page 1: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Menurut Ikatan Dokter Indonesia, “Dokter keluarga adalah dokter yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada

keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian

dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi

penderita atau keluarganya”. Dokter keluarga menerapkan cara pendekatan menyeluruh

(holistic), paripurna (comprehensive), sinambung (continue), terpadu (integrated) dengan

berbasis keluarga (family based) dan berorientasi komunitas (community oriented) serta

menekankan pada upaya pencegahan (Azwar A, 1996)

Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba

eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Infeksi umumnya terjadi dua tahun pertama

kehidupan dan puncaknya pada tahun pertama masa sekolah (Djaafar, 2001). Menurut World

Health Organization (WHO) pada tahun 2004, sekitar 65-330 juta orang di dunia menderita

OMSK disertai dengan otorrhea, 60% diantaranya (39-200 juta) menderita kurang pendengaran

yang signifikan. Menurut survei pada tahun 1996 ditemukan prevalensi OMSK sebesar 3% (6,6

juta) dari penduduk Indonesia (Utami dkk., 2010). Di Indonesia, menurut Survei Kesehatan

Indera Penglihatan dan Pendengaran Depkes, tahun 1993-1996 prevalensi OMSK adalah 3,1%-

5,2% populasi. Usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7-18 tahun, dan

penyakit telinga tengah terbanyak adalah OMSK (Depkes, 2003). Berdasarkan data pasien yang

datang ke Puskesmas Cikupa tahun 2014, kasus OMSK tercatat sebanyak 16 kasus. Bila

dibandingkan dengan data Puskesmas Cikupa tahun 2013 kasus OMSK tercatat sebanyak 10

kasus, dimana telah tejadi peningkatan sebanyak 6 kasus. Mengingat dampak dan komplikasi

yang dapat ditimbulkan dari penyakit ini maka penulis merasa perlu untuk mengangkat kasus

OMSK sebagai topik kedokteran keluarga.

Alasan penulis memilih pasien An. RR untuk dilakukan kunjungan rumah adalah karena penyakit OMSK yang diderita oleh pasien sudah berlangsung 9 tahun dan tidak kunjung sembuh. Alasan lain karena pasien

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 1

Page 2: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

adalah seorang yatim dan berasal dari keluarga fakir miskin, pasien tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang sangat buruk. Selain itu, OMSK yang dialami pasien saat ini juga menyebabkan pasien mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari teman-teman di kelasnya, karena bau cairan yang keluar dari telinga pasien dianggap mengganggu. Pasien juga mengalami satu kali tidak naik kelas. Sehingga menurut penulis perlu dilakukan kunjungan rumah agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dan proses perkembangan fisik dan psikologis pasien dapat terpenuhi dengan baik.

I.2 Perumusah Masalah

I.2.1 Pernyataan masalah

Belum teratasinya penyakit OMSK pada An. RR yang dapat berpotensi menghambat perkembangan fisik dan psikologis pasien.

I.2.2 Pertanyaan masalah

1. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit OMSK pada An. RR?

2. Apa saja faktor-faktor internal yang dapat menjadi faktor risiko tidak tuntasnya pengobatan

OMSK pada An. RR?

3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang dapat menjadi faktor risiko tidak tuntasnya pengobatan

OMSK pada An. RR?

4. Apa alternatif jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh An. RR?

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 2

Page 3: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

I.3 Tujuan

I.3.1 Tujuan umum

Teratasinya penyakit OMSK pada An.RR sehingga dapat membantu proses

perkembangan fisik dan psikologis pasien.

I.3.2 Tujuan khusus

1.Diketahuinya penyebab timbulnya penyakit OMSK pada An. RR

2.Diketahuinya faktor-faktor internal yang dapat menjadi faktor risiko tidak tuntasnya

pengobatan OMSK pada An. RR

3.Diketahuinya faktor-faktor eksternal yang dapat menjadi faktor risiko tidak tuntasnya

pengobatan OMSK pada An. RR

4.Diketahuinya alternatif jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh An.RR

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 3

Page 4: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kedokteran keluarga

Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang

memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit, pada mana tanggung jawab

dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin

pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (Azwar A, 1996).

Pelaksana pelayanan dokter keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family

physician). Menurut Ikatan Dokter Indonesia, 1982, “Dokter keluarga adalah dokter yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada

keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian

dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tetapi bila perlu aktif mengunjungi

penderita atau keluarganya” (Azwar A, 1996).

Tujuan pelayanan dokter keluarga secara umum dapat dibedakan atas dua macam:

1. Tujuan umum

Tujuan umum pelayanan dokter keluarga adalah sama dengan tujuan pelayanan

kedokteran dan atau pelayanan kesehatan pada umumnya, yakni terwujudnya keadaan

sehat bagi setiap anggota keluarga.

2. Tujuan khusus

Sedangkan tujuan khusus pelayanan dokter keluarga dapat dibedakan atas dua

macam:

a. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efektif.

b. Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih efisien.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 4

Page 5: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Ilmu Kedokteran Keluarga adalah cabang Ilmu Kedokteran, yang dalam memberikan

layanan pengobatan kepada individu sakit, menerapkan cara pendekatan menyeluruh (holistic),

paripurna (comprehensive), sinambung (continue), terpadu (integrated) dengan berbasis keluarga

(family based) dan berorientasi komunitas (community oriented) serta menekankan pada upaya

pencegahan (Azwar A, 1996).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat 9 prinsip dasar pelayanan dokter keluarga, yaitu:

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif

2. Pelayanan yang kontinu

3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan

4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif

5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya

6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan tempat

tinggalnya

7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum

8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan

9. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu

Aspek holisticmengandung tiga unsur yang harus berada dalam keseimbangan yaitu Agent,

Host, dan Environment juga secara keseluruhan pribadi, fisik, psikologis. Aspek comprehensive,

continue, integrated menekankan pada pencegahan, memperhatikan proses penyakit, mulai dari

Health Promotion, Specific Protection, Early Diagnosis and Prompt Treatment, Disability

Limitation, Rehabilitation, Care of The Dying Patient, dan tahap pencegahannya, serta tingkat

layanan kesehatannya. Dengan demikian pelayanan dokter keluarga tidak terbatas pada si

penderita atau hanya pada sistem organ tertentu saja (Azwar A, 1996).

II. Otitis Media Supuratif Kronik

II.2.1. Definisi

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 5

Page 6: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan

sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer

atau kental, bening atau berupa nanah dan berlangsung lebih dari 2 bulan. (Djaafar ZA, 2010)

II.2.2. Epidemiologi

Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden OMSK

dipengaruhi oleh ras dan faktor sosio ekonomi. Misalnya, OMSK lebih sering dijumpai pada

orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di Afrika

Selatan.Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini dipikul oleh negara-

negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik.

Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang

jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara

yang sedang berkembang. Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi

dalam hal definisi penyakit, metode sampling serta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia

akibat OMSK melibatkan 65–330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39–200

juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara umum, prevalensi OMSK di

Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di

poliklinik THT rumah sakit di Indonesia. Usia terbanyak penderita infeksi telinga tengah adalah

usia 7-18 tahun, dan penyakit telinga tengah terbanyak adalah OMSK (Depkes, 2003).

Berdasarkan data pasien yang datang ke Puskesmas Cikupa tahun 2014, pasien OMSK yang

datang ke Puskesmas Cikupa tercatat sebanyak 16 kasus.

II.2.3. Klasifikasi

OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu:

1. OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna)

Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja dan biasanya tidak

mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya omsk tipe aman jarang

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 6

Page 7: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terdapat

kolesteatoma.

2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)

OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak

marginal atau atik. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK

tipe bahaya. (Djafaar ZA, 2010)

Berdasarkan aktivitas sekret OMSK dibagi menjadi:

1. OMSK aktif : OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif

2. OMSK tenang : kavum timpaninya terlihat basah atau kering. (Djaafar ZA, 2010)

II.2.4. Etiologi

Kejadian OMSK selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang

dimulai setelah dewasa. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi

yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh

pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk. (Djaafar ZA, 2010)

Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis),

mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius.

Faktor risiko OMSK antara lain:

Lingkungan

Alergi

Otitis media sebelumnya

Lingkungan

Infeksi saluran nafas atas

Autoimun

Genetik

Gangguan fungsi tuba eustachius.

Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani menetap

pada OMSK:

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 7

Page 8: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret

telinga purulen berlanjut.

Berlanjutnya obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada

perforasi.

Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi

epitel.

Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat

diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan

dari perforasi.

II.2.5. Gejala Klinis

1. Telinga berair (otorrhoe)

2. Gangguan pendengaran

3. Otalgia ( nyeri telinga)

4. Vertigo

II.2.6. Penatalaksanaan

Terapi OMSK memerlukan waktu yang lama dan harus berulang. Sekret yang keluar

tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. (Djaafar ZA, 2010)

Prinsip terapi OMSK tipe aman ialah konservatif atau dengan medikamentosa.Bila sekret

yang keluar terus-menerus, makan diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3%

selama 3-5 hari.Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes

telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid.Obat tetes telinga jangan diberikan

secara terus-menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada OMSK yang sudah tenang. Secara

oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin atau eritromisin, sebelum hasil resistensi

diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat

diberikan ampisilin asam klavulanat. (Djaafar ZA, 2010)

Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan,

maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk

menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi,

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 8

Page 9: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta

memperbaiki pendengaran. (Djaafar ZA, 2010)

Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila

terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi

dengan atau tanpa timpanoplasti.Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan

terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. (Djaafar ZA, 2010)

II.2.7. Komplikasi OMSK

Otitis media supuratif, dapat menjadi sebuah penyakit yang serius dan bisa menyebabkan

hingga terjadinya kematian. Hal tersebut tergantung dari komplikasi yang ditimbulkan dari

penyakit tersebut biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna: (Helmi,

2010)

Komplikasi Ekstrakranial

Abses Subperiosteal

Komplikasi Intratemporal

Fistula Labirin

Mastoiditis

Facial Paralysis

Komplikasi Intrakranial

Meningitis

Abses Otak

Trombosis Sinus Lateral

Abses Epidural

Otitic Hydrocephalus

(Helmi, 2010)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 9

Page 10: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

II.3. Faktor Risiko OMSK

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 10

Page 11: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

BAB III

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 11

Page 12: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

DATA KLINIS

III.1. Identitas Pasien

Nama : An.RR

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 10 tahun

Alamat : Kp. Palahlar RT/RW 004/001, Desa Budimulya

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Suku : Betawi

Kewarganegaraan : WNI

III.2. Anamnesa

Berdasarkan autoanamnesa terhadap An. RR & alloanamnesa dengan ibu pasien serta

guru kelas pasien pada tanggal 31 Oktober 2015 di SD Palahlar dan rumah pasien, 11 November

2015 di rumah pasien.

III.2.1.Keluhan utama dan tambahan

Keluhan utama : Keluar cairan pada telinga kanan

Keluhan tambahan : -

III.2.2.Riwayat perjalanan penyakit :

Awal mula penyakit pasien mengalami demam tinggi disertai pilek dan batuk saat berusia

9 bulan, pasien mengalami kejang dan setelah kejang keluar cairan keputihan dari telinga sebelah

kanan. Ibu pasien membawa pasien berobat ke puskesmas dan pasien diberikan obat, demam,

batuk, pilek membaik tetapi telinga pasien terus mengeluarkan cairan berwarna keputihan yang

semakin lama berubah menjadi kekuningan menimbulkan bau yang tidak sedap. Ibu pasien

mengatakan telah membawa pasien beberapa kali ke dokter untuk mengobati penyakit pasien

tetapi penyakit pasien tidak kunjung membaik. Telinga pasien pernah sekali berhenti

mengeluarkan cairan selama beberapa hari, namun cairan kembali. Cairan dari telinga semakin

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 12

Page 13: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

banyak keluar saat pasien pilek. Cairan yang keluar dari telinga pasien berwarna kekuningan dan

mengeluarkan bau tidak sedap. Hal tersebut membuat pasien dijauhi dan sering diejek teman-

temannya karena penyakitnya tersebut. Pasien tidak mempunyai teman di sekolah, cenderung

diam dan menyendiri. Pasien mengaku mengalami kesulitan belajar karena tidak ada yang

membantu pasien belajar dirumah. Pasien pernah 1 kali tinggal kelas saat di kelas 2. Saat ini

pasien masih membaca dengan mengeja kata perkata.

Pasien mengaku pendengaran telinga kiri lebih baik dibandingkan dengan telinga kanan.

Pasien terkadang merasa sakit pada telinga kanannya. Pasien mengaku telinganya sering

kemasukan air saat mandi. Ibu pasien biasanya mengorek telinga pasien 1-2 kali sehari dengan

cotton bud untuk membersihkan cairan yang keluar dari telinga pasien. Setiap hendak berangkat

sekolah, telinga pasien juga disumpal dengan kapas oleh ibu pasien sejak pasien kelas 2 SD agar

cairan tidak mengalir keluar. Saat ini telinga pasien masih mengeluarkan cairan berwarna

keputihan, sedikit kental dan berbau. Keluhan pusing, sempoyongan, cairan telinga bercampur

darah disangkal. Terakhir kali pasien berobat ke puskesmas bulan September tahun 2014 dan

diberikan amoxicillin, paracetamol dan obat tetes telinga chlorampenicol 3%, ibu pasien

mengatakan sampai saat ini obat tetes telinga masih ada dan hanya diteteskan bila pasien akan

berangkat sekolah.

Ibu pasien mengatakan tidak ada saudara pasien yang mengalami keluhan serupa.

III.2.3.Riwayat Penyakit Dahulu:

Penyakit jantung : disangkal

Penyakit Paru : disangkal

Penyakit Asma : disangkal

Alergi : disangkal

Penyakit kulit : disangkal

III.2.4.Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit jantung : disangkal

Asma : disangkal

Alergi : disangkal

III.2.5.Riwayat kebiasaan

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 13

Page 14: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Pasien memiliki kebiasaan langsung bermain di sekitar rumah setelah pulang

sekolah, jarang tidur siang. Pasien memiliki kebiasaan berolahraga satu kali seminggu di

sekolah saat pelajaran olahraga. Pasien mandi sehari 2 kali dengan menggunakan handuk

yang bergantian dengan anggota keluarga lain. Pasien tidur malam ± 9 jam. Pasien tidur

bersama ibu dan 3 anggota keluarga lainnya dalam satu kamar. Pasien sering berkumpul

dengan anggota keluarga lain yang serumah. Pasien juga memilki kebiasaan makan

makanan ringan yang dibeli di warung.

III.2.6.Riwayat makan

Pasien makan 3 kali sehari dengan 2 selingan yaitu selingan pagi dan selingan

malam. Menu sarapan pasien biasanya mie goreng atau telor ceplok. Makan siang dan

makan malam biasanya jenis yang sama seperti sayur bayam, ikan goreng, orek tempe,

sayur tahu yang dimasak oleh ibu An. RR. Selingan pagi atau malam biasa pasien makan

jajanan di sekolah dan rumah pasien, seperti biskuit dan wafer.

III.2.7.Riwayat imunisasi

Imunisasi pasien tidak lengkap, pasien tidak di imunisasi campak saat usia 9

bulan.

III.2.8.Riwayat pengobatan

An. RR berobat ke Puskesmas Kecamatan Cikupa yang berjarak ± 5.5 km dari

rumah An. RR atau biasa ditempuh dalam waktu 30 menit dengan mengendarai angkutan

umum. An. RR ± 5 kali berobat ke puskesmas saat balita untuk mengobati cairan yang

keluar dari telinga, namun tidak ada perbaikan. Setelah itu pasien hanya berobat 1 kali

yaitu pada tahun 2014. Ibu pasien mengaku tidak dapat mengantarkan anaknya berobat

karena harus mengurus adik pasien yang masih kecil. Obat yang di dapat pasien saat

terakhir berobat ke puskesmas adalah Amoxicillin, Paracetamol dan Chloramphenicol

3%. Ibu pasien mengatakan telah menggunakan obat sesuai petunjuk dan dihabiskan.

Namun, obat tetes telinga pasien hingga saat ini masih ada, dan hanya digunakan ketika

akan berangkat sekolah.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 14

Page 15: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

III.3. Pemeriksaan Fisik

Tanggal 31 Oktober 2015, Pukul : 13.00 WIB

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis, GCS (Glascow Coma Scale) 15

Status Gizi

Berat badan : 24 kg

Tinggi badan : 128 cm

IMT : BB / TB (m) 2 = 24 / ( 1.28m) 2 = 1,64 kg/m2.

Status Generalis

Tekanan darah : -

Nadi : 80x / menit, reguler, isi cukup, kuat

Respiratory Rate : 18x / menit, teratur, tipe abdominotorakal

Suhu : 36,4°C

Status Regional

Kepala

Bentuk kepala normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam pendek terdistribusi merata

dan tidak mudah dicabut. Kulit kepala tidak ada kelainan.

Mata

Exophthalmus : tidak ada Enopthalamus : tidak ada

Palpebra : oedema (-)/(-) Lensa : jernih

Konjungtiva : anemis (-)/(-) Persepsi warna : baik

Sklera : ikterik (-)/(-) Katarak : tidak ada

Lapang pandang : baik

Tampak lesi kemerahan pada palpebra superior sinistra

Telinga

Pemeriksaan Rutin Umum Telinga

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 15

Page 16: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Dextra Sinistra

Aurikula Bentuk normal

Nyeri Tarik (-)

Oedem (-)

Bentuk normal

Nyeri Tarik (-)

Oedem (-)

Preaurikula Nyeri tragus (-)

Fistel (-)

Abses (-)

Nyeri tragus (-)

Fistel (-)

Abses (-)

Retroaurikula Nyeri tekan (-)

Benjolan (-)

Hiperemis (-)

Nyeri tekan (-)

Benjolan (-)

Hiperemis (-)

Mastoid Nyeri tekan (-)

Benjolan (-)

Hiperemis (-)

Nyeri tekan (-)

Benjolan (-)

Hiperemis (-)

CAE Sekret (+ serous)

Berbau (+)

Serumen (-)

Hiperemis (-)

Oedem (-)

Corpus alienum (-)

Sekret (-)

Berbau (-)

Serumen (+)

Hiperemis (-)

Oedem (-)

Corpus alienum (-)

Membran Timpani

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 16

Page 17: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Dextra Sinistra

Perforasi Perforasi sentral (-)

Warna Hiperemis Putih keabu- abuan

Mengkilat seperti

mutiara

Cone of light - (+) arah jam 7

Pemeriksaan Rutin Khusus Telinga (dilakukan setelah infeksi sembuh)

a. Toyn Bee Test : AD (-), AS (+)

b. Valsava Test : AD (-), AS (+)

Kesan : Fungsi tuba eustachius terganggu

Tes garputala (dilakukan setelah infeksi sembuh)

Rinne test : AD (-), AS (+)

Weber test : lateralisasi ke kanan

Swabach test : AD (memanjang), AS (sama dengan pemeriksa)

Hidung

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 17

Page 18: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Pemeriksaan Rutin Umum Hidung

Dextra Sinistra

Hidung Bentuk (N), inflamasi (-), deformitas (-), massa (-)

Sekret

Mukosa

Mukoserous

Merah muda

Mukoserous

Merah muda

Konka

Media Merah muda

Pembesaran (-)

Merah muda

Pembesaran (-)

Inferior Merah muda

Pembesaran (-)

Merah muda

Pembesaran (-)

Meatus

Media Merah muda Merah muda

Inferior Merah muda Merah muda

Septum Deviasi (-)

Massa (-) (-)

Tenggorok

Pemeriksaan Rutin Umum Tenggorok

Tonsil

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 18

Mukosa buccal Merah muda

Ginggiva Merah muda

Gigi Geligi Lengkap, Gangren (-), Karies (+)

Palatum durum & molle Merah muda, gambaran palatum

bombans (-)

Lidah 2/3 anterior Merah muda

Page 19: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Orofaring

Leher

Trakhea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, KGB submandibula;

supraklavikular dan servikal tidak teraba membesar.

Thorax :

D inding dada dan paru

Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris dalam diam dan

dinamis

Palpasi : Tidak terdapat benjolan dan krepitasi, stem fremitus simetris bilateral

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)

Kesan : Dinding dada dan paru dalam batas normal

Jantung

Inspeksi : pulsasi ictus cordis tampak di ICS V MCL sinistra

Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra, diameter 1 jari, kuat

angkat, thrill (-)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 19

Dextra Sinistra

Ukuran T1 T1

Permukaan Tidak rata Tidak rata

Warna Merah muda Merah muda

Kripta Melebar (-) Melebar (-)

Detritus (-) (-)

Fiksatif (+) (+)

Peritonsil Abses (-) Abses (-)

Arkus faring Simetris, merah muda

Palatum durum & molle Merah muda

Dinding posterior orofaring Merah muda

Page 20: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Perkusi : terdengar redup pada

batas jantung kanan pada ICS V parasternal line dextra,

batas jantung kiri pada ICS V midclavicula line sinistra,

batas atas jantung di ICS II.

Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, regular, murmur (-), gallop (-)

Kesan : Jantung dalam batas normal

Abdomen

Inspeksi : tampak datar

Palpasi : supel, turgor kulit baik, hepar-lien tidak teraba membesar

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus ( + ), normal

Kesan : Abdomen dalam batas normal

Anus dan genitalia

Tidak dilakukan pemeriksaan.

Ekstremitas

Pada ekstremitas superior baik lengan atas maupun lengan bawah tidak tampak

deformitas, edema (-)/ (-), teraba hangat, nyeri tekan (-), kontraktur (-), varises (-),

tremor (-).

Pada ekstremitas inferior tidak tampak deformitas, edema (+) pada tungkai bawah

kanan sedangkan pada tungkai kiri edema (-), teraba hangat, nyeri tekan (+) pada

tungkai bawah kanan, kontraktur (-), varises (-), tremor (-).

Status Neurologis

1. Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 ( E4,M6,V5)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 20

Page 21: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

2. Rangsang meningeal : (-)

3. 12 Nervus Kranialis : (-)

4. Refleks Fisiologis : (-)

5. Refleks Patologis : (-)

6. Pemeriksaan saraf tepi : Fungsi saraf fasialis baik.

III.4. Pemeriksaan Penunjang

Pasien belum pernah melakukan pemeriksaan untuk keluhan yang dialami (seperti

audiometri, penala dan kultur).

III.5. Diagnosa Kerja

AD Otitis Media Supuratif Kronik tanpa Komplikasi

III.6. Terapi yang telah diberikan di RSU Kota Tangerang pada tanggal 12 November

2015

III.6.1. Terapi Farmakologis

Ofloxacin ear drops 2x4 tetes

Amoxicillin & Asam klavulanat 3x1 sdt

Pseudoefedrine HCl, Triprolidine HCl 3x1 sdt

III.6.2 . Terapi Non Farmakologis

Tidak mengorek-ngorek telinga

Telinga tidak boleh kemasukan air

Tidak boleh berenang

BAB IV

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 21

Page 22: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

DATA KELUARGA & LINGKUNGAN

IV.1. Struktur keluarga

Pasien adalah seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, anak kedua dari empat bersaudara.

Ayah pasien sudah meninggal dunia. Saat ini pasien tinggal serumah bersama dengan Ibu dan

ketiga saudaranya.

Tabel 1. Daftar anggota keluarga An. RR menurut jenis kelamin, umur, pekerjaan pokok,

pendidikan terakhir dan hubungan keluarga

No. Nama L/P Umu

r

(thn)

Pekerjaan

pokok

Pendidikan

terakhir

Hub.

Dengan

pasien

Ket.

1. Tn. R (Alm) L - - - Ayah -

2. Ny. MS P 37 IRT - Ibu -

3. Nn. V P 13 - SD Kakak Belum menikah

4. An. RR P 10 - - Pasien Belum menikah

5. An. FF L 9 - - Adik Belum menikah

6. An.RG L 6 - - Adik Belum menikah

Sumber: Hasil Wawancara

IV.2. Genogram Keluarga An. RR

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 22

Page 23: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Keterangan :

IV.3. Riwayat Imunisasi Keluarga

Tabel 2 .Riwayat imunisasi keluarga

Daftar Keluarga

JK Umur (tahun)

VaksinasiBCG Polio HB DPT Campak

Tn. R L Tidak diketahuiNy. M P Tidak diketahuiAn. V P 13 thn + + + + +An. RR L 10 thn + + + + -An. F L 9 thn + + - - -An. RG L 5 thn + + + + +Sumber :Hasil wawancara

Keterangan:

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 23

Page 24: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

JK : Jenis kelamin HB : Hepatitis B

BCG : Bacille-Calmette Guerin L : Laki-laki

DPT : Dipteri Pertusis Tetanus P : Perempuan

IV.4. Status Pendidikan pasien dan keluarga

Tabel 3. Status pendidikan pasien dan keluarga

Anggota keluarga Pendidikan terakhirTn. R Lulus SMANy. M Lulus SMAAn. V SD Kelas 6An. RR TKAn. F TKAn. RG -Sumber :Hasil wawancara

IV.5 Kondisi Ekonomi

Penghasilan keluarga An. RR berasal dari sumbangan para donator yang secara rutin

memberikan santunan kepada keluarga An. RR. Ibu An. RR pernah bekerja sebagai pemulung

untuk menafkahi keluarga. Namun, setelah nenek pasien meninggal, ibu An. RR tidak lagi

bekerja karena tidak ada yang mengurus anak-anaknya. Santunan dari donator tidak menentu,

terkadang mendapat santunan yang jumlahnya besar saat hari raya. Jumlah santunan keluarga

pasien bulan Oktober Rp. 600.000.

Perincian pengeluaran rutin setiap bulan:

Makanan dan minuman : 600.000

Jajan anak sekolah : 360.000

Air galon : 50.000

Kebutuhan rumah tangga : 100.000

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 24

Page 25: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Jumlah : 1.110.000

Ibu pasien mengatakan jika kebutuhan perbulan tidak tercukupi, maka ia akan memakai

uang tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tabungan ini diperoleh saat hari raya

yang disimpan dengan baik oleh ibu pasien. Selain itu, pasien dan saudaranya sering mendapat

santunan untuk anak-anak yatim yang jumlahnya tidak menentu.

IV.6 Pola Berobat

Pasien pergi berobat ke Puskesmas Cikupa dengan biaya sendiri (Rp. 3.000,- /kali).

Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan atau BPJS.

IV.7. Pola makan sehari-hari

Menu makan pasien & keluarga

Makan pagi : 1 porsi nasi + telur ceplok

Makan siang : 1 porsi nasi + ikan lele + sayur bayam + tempe

goreng

Makan malam : 1 porsi nasi + mie rebus + tempe goreng

Variasi makan pagi, siang & malam: Mie instan, sayur kacang panjang, ayam goring atau

bakar,sayur labu, sayur toge, tahu goreng

Variasi selingan pagi & sore : biskuit

Pasien selalu memasak nasi dan lauk pauk sendiri, namun terkadang pasien

membeli lauk pauk di sekitar tempat tinggalnya.

Pola makan pasien & keluarga sehari-hari

Tabel 4. Menu makan pagi: Nasi + telur ceplok

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 25

Page 26: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Bahan Berat (g)

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Beras 50 174,5 3,4 0,35 39,45Telur 50 79 6,4 5,7 35Minyak 5 44,3 0,05 4,9 0Subtotal 297,8 9,85 10,95 74,45

Sumber: Hasil wawancara dan perhitungan penulis

Tabel 5 . Menu makan siang: Nasi + ikan lele goreng + tempe goreng

Bahan Berat (g)

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Beras 50 174,5 3,4 0,35 39,45Ikan 100 93 18,2 0,25 3,25Tempe 30 48 5,49 1,2 3,81Minyak 10 88,6 0,1 9,8 0Subtotal 404,1 27,19 11,6 46,51

Sumber: Hasil wawancara dan perhitungan penulis

Tabel 6. Menu makan malam: Nasi + mie rebus + tempe goreng

Berat Berat (g)

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Beras 50 174,5 3,4 0,35 39,45Mie rebus 68 300 7 10 44Tempe 30 48 5,49 1,2 3,81Minyak 5 44,3 0,05 4,9 0Subtotal 566,8 15,94 16,45 87,26

Sumber: Hasil wawancara dan perhitungan penulis

Tabel 7. Menu selingan pagi

Berat Berat (g)

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Biskuit 22 110 2 4 15Subtotal 110 2 4 15

Sumber: Hasil wawancara dan perhitungan penulis

Tabel 8. Menu selingan sore

Berat Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 26

Page 27: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

(g) (kkal) (g) (g) (g)Biskuit 18 90 2 3 13Subtotal 90 2 3 13

Sumber: Hasil wawancara dan perhitungan penulis

Berat Badan : 24 kg

Tinggi Badan : 128 cm

Usia : 10 tahun 6 bulan

Kurva WHO :

BB/U : < -1 (Normal)

TB/U : tepat di -2 (Normal)

BMI/U: < -1 (Normal)

Kesimpulan : Gizi baik

Kebutuhan nutrien:

An. RR, umur 10 tahun 6 bulan, berat badan 24 kg

Kebutuhan energi : 70 x 24 = 1.680 kkal/hari

Protein: 1,2 x 24 = 28,8 g/hari

P/E Ratio: (28,8 x 4)/1.680 x 100 = 6,86%

Lemak: Kebutuhan lemak diperkirakan 30%, 30/100 x 1.680 = 504/9 = 56 g/hari

Karbohidrat: (1680-(28,4x4)-(56x9))/4 = 265,2 g/hari

Tabel 8. Perhitungan selisih asupan dan kebutuhan

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

Asupan 1.469 56,98 46 236,2

Kebutuhan 1.680 28,8 56 265,2

Selisih -211 +28,18 -10 - 29

Sumber: Hasil perhitungan penulis

Kebiasaan minum pasien

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 27

Page 28: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Keperluan air sehari – hari untuk minum didapat dari air minum isi ulang, biasanya

dalam sehari pasien minum +1 – 1,2 L / hari

IV.8. Kondisi rumah

Perumahan

a. Status rumah : Milik sendiri

b. Lokasi rumah : Tempat tinggal pasien terletak sekitar +5 km dari

Puskesmas Cikupa dan +1km dari Jalan Raya Serang. Jalan menuju tempat tinggal

pasien hanya dapat ditempuh sebagian oleh mobil kemudian harus berjalan kaki atau

menggunakan kendaraan roda dua.

c. Kondisi bangunan

Rumah yang dihuni oleh pasien bersebelahan dengan rumah bibi pasien.

o Luas bangunan : 10 m x 3 m

o Luas tanah : 10 m x 3,5 m

o Rumah terdiri dari : 1 lantai

o Jumlah ruangan : 3 ruangan ( 1 ruang tidur, 1 ruang tengah, 1 kamar mandi

dan dapur)

o Kebersihan rumah : Kebersihan rumah tidak terjaga dengan baik

o Dinding rumah : Terbuat dari batu bata yang dilapisi semen, belum di cat

o Atap rumah : Terbuat dari seng dan genteng

o Langit-langit : -

o Lantai rumah : Tanah

Alat kesejahteraan pasien

Keluarga pasien memiliki 1 buah tempat tidur dari rotan, 1 buah rak baju ukuran

60 cm x 40 x 40 cm, 3 buah lemari plastik, 1 buah tempat tidur dari rotan, 1 buah sepeda,

1 buah kompor gas, 1 buah rak piring.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 28

Page 29: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Ventilasi

Dua buah pintu (depan dan samping), 1 buah jendela (non-fungsional), dan 4 buah lubang

angin

Insidentil:

Pintu depan dan belakang : 2 x (1,7x0,5) = 1,7 m2

Permanen:

Jendela persegi panjang non fungsional : 1 x (0,5x0,5) = 0,25 m2

Satu buah lubang angin fungsional : 1 x (0,5x0,2) = 0,1 m2

Empat buah lubang angin fungsional : 4 x (½ x 0,25x0,25) = 0,125 m2

Total = 2,17 m2

Persentase ventilasi total : 2,17/ 30 x 100% = 7,23 %

Persentase ventilase insidentil : 1,7 / 30 x 100% = 5,6 %

Persentase ventilasi permanen : 0,475 / 30 x 100% = 1,58 %

Rumah yang ideal memiliki ventilasi ideal 15% dari luas lantai, yaitu minimal

ventilasi permanen 5% dari luas lantai dan ventilasi insidentil 10 % dari luas lantai.

Rumah pasien tidak memenuhi kriteria ventilasi total rumah ideal yaitu 15%. Ventilasi

insidentil & permanen juga tidak memenuhi kriteria rumah ideal.

Pencahayaan

Pencahayan rumah kontrakan pasien kurang baik, karena jendela ditutup dengan

triplek, 2 buah pintu depan yang sesekali di buka, dan genteng yang dibuka di bagian

belakang rumah, sehingga cahaya matahari kurang masuk ke dalam rumah pasien.

Sedangkan pencahayaan buatannya masing – masing menggunakan bohlam warna

kuning15 watt pada ruang tengah dan hanya dinyalakan bila menjelang malam hari.

Air bersih

Keperluan air untuk kebutuhan sehari – hari kecuali minum didapat dari MCK

yang terdapat di desa tetangga. Sebagian air yang untuk mandi pagi didapat pasien dari

tetangga.

Kamar mandi

Kamar mandi berada di dalam rumah, berjumlah 1 buah.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 29

Page 30: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Jamban

Jamban terletak di dalam rumah, berjumlah 1 buah, berjenis leher angsa dan septic

tank terdapat di belakang kamar mandi, yaitu + 2 meter di belakang kamar mandi

Pembuangan sampah

Di depan kontrakan pasien +8 meter. Kemudian sampah di bakar.

Pembuangan limbah

Air limbah yang berasal dari kamar mandi dan dapur langsung dialirkan ke tanah

yang mengarah ke belakang kamar mandi.

IV. 9 Denah Lokasi

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 30

Page 31: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

IV. 10 Denah Rumah

IV. 11 Mandala of health

Body

An. RR adalah anak laki – laki berusia 10 tahun menderita otitis media supuratif

kronik tanpa komplikasi.

Mind

o An. RR menganggap penyakitnya dapat sembuh, jika diberi obat dengan teratur.

o An. RR merasa malu karena sering diejek oleh teman-temannya.

Spirit

o An. RR menginginkan untuk sembuh sehingga tidak ada cairan yang keluar dari

telinganya.

o Sholat An. RR masih belum 5 waktu.

Level pertama

Human biology

o Tidak terdapat faktor genetik pada penyakit An. RR.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 31

Page 32: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Family

o An. RR tinggal bersama ibu dan ketiga saudaranya di rumah milik sendiri.

o Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita An. RR.

o Kurangnya kesadaran keluarga pasien akan kebersihan.

o Ibu pasien sering mengorek-ngorek telinga pasien dengan cotton bud.

o Ibu pasien menyumbat telinga pasien dengan kapas setiap berangkat sekolah.

Personal behavior

o An. RR selalu bermain dengan saudara-saudaranya setelah pulang sekolah.

Psycho-socio-economic environment

o An. RR belum sepenuhnya mengerti tentang penyakit yang ia derita.

o An. RR merasa malu dan takut dikucilkan oleh teman dan tetangganya karena

penyakit yang ia derita.

o An. RR pernah tinggal kelas 1x saat kelas 2 SD.

o An. RR berasal dari keluarga dengan sosio ekonomi rendah

Physical environment

o Rumah An. RR memiliki pencahayaan yang kurang, tidak tertata rapi, higiene

dan ventilasi yang buruk.

Level kedua

Sick care system

o Kurangnya edukasi tentang penyakit OMSK, terutama tentang penyebab, faktor

risiko, komplikasi, pencegahan dan cara pakai obat.

o Lokasi puskesmas cukup jauh dari tempat tinggal pasien.

Work

o -

Lifestyle

o -

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 32

Page 33: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Level ketiga

Community

o An. RR lebih banyak bermain dengan saudara dibandingkan dengan teman-teman

di sekolah atau di rumah, karena pasien selalu di ejek akibat penyakitnya.

o Teman-teman pasien tidak mau mendekati dan main bersama pasien karena

telinga pasien mengeluarkan bau yang tidak sedap.

o Masyarakat sosial ekonomi menengah kebawah.

Human made environment

o Lingkungan di sekitar rumah pasien cukup bersih, di sebelah kiri rumah pasien

terdapat kebun singkong yang cukup teratur.

o Lingkungan sekolah pasien cukup baik, ruangan cukup bersih dan rapi.

Culture

o Masyarakat menggangap penyakit OMSK merupakan penyakit yang menjijikkan.

Biosphere

o Global warming

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 33

Page 34: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Mandala of Health

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 34

Culture Masyarakat memandang OMSK merupakan penyakit yang menjijikkan

Community An. RR lebih sering bermain dengan saudara-

saudaranya karena merasa malu dan sering diejek teman

Masyarakat sekitar berasal dari ekonomi

menengah ke bawah

Work-

Personal Behaviouro An. RR selalu bermain dengan

saudara-saudaranya setelah pulang sekolah

Psycho-socio-economic environmento An. RR belum mengerti tentang

penyakit yang ia deritao An. RR merasa malu dan takut

dikucilkan oleh teman dan tetangganya

o Sosio ekonomi rendah

Physical Environmento Pencahayaan (-)o Hiegene (-)o Kerapihan (-)o Ventilasi (-)o Lingkungan di sekitar pasien cukup

bersih

Human BiologyAdanya faktor imunitas yang mempengaruhi penyakit pasien

BodyAn. RR 10 tahun, TB 128 cm, BB 24

kg dengan Otitis Media Supuratif Kronik

Sick Care System Jarak rumah ke PKM

Cikupa ± 5,5 KM ditempuh dengan angkot selama 30 menit

Kurang edukasi dari tentang penyebab, faktor risiko, komplikasi, cara pakai obat dan pencegahan tentang OMSK.

Lifestyle-

Mind An. RR menganggap

penyakitnya dapat sembuh An. RR malu karena

penyakit tersebut.

Spirit An. RR memiliki keinginan

untuk sembuh An. RR belum sholat 5

waktu

BiosphereGlobal warming

Familyo Tinggal dengan ibu, kakak perempuan, adik laki-

laki.o Kurangnya kesadaran keluarga tentang

kebersihan.o Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang

diderita pasien.o Ibu pasien sering mengorek-ngorek dan

menyumbat telinga pasien dengan kapas

Human Made EnvironmentDi lingkungan sekitar tampak bersih, pembuangan sampah terlihat teratur, dikumpulkan jadi satu lalu dibuang dan dibakar.

Page 35: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Gambar 1. Mandala of health An. RR

BAB V

DIAGNOSIS HOLISTIK DAN DIAGNOSIS KELUARGA

V.1 Ringkasan (Resume)

Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan keluhan telinga

kanan mengeluarkan cairan keputihan yang menimbulkan bau yang tidak sedap sejak ± 9

tahun yang lalu. Keluhan disertai dengan penurunan pendengaran. Keluhan yang dialami

pasien makin memberat jika pasien mengalami flu dan demam. Keluhan tidak disertai

nyeri telinga atau pusing. Keluhan tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari pasien dan

lingkungan sekitar karena menimbulkan bau yang tidak sedap, sehingga pasien dijauhi

oleh tetangga dan teman-teman sekolahnya.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda-tanda vital : Dalam batas normal

Status gizi : baik

Status regional

Telinga

Pemeriksaan Rutin Umum Telinga

CAE Sekret (+ serous)

Berbau (+)

Serumen (-)

Hiperemis (-)

Oedem (-)

Corpus alienum (-)

Sekret (-)

Berbau (-)

Serumen (+)

Hiperemis (-)

Oedem (-)

Corpus alienum (-)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 35

Page 36: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Membran Timpani

Dextra Sinistra

Perforasi Perforasi sentral (-)

Warna Hiperemis Putih keabu- abuan

Mengkilat seperti mutiara

Cone of light - (+) arah jam 7

Pemeriksaan Rutin Khusus Telinga

a. Toyn Bee Test : AD (-), AS (+)

b. Valsava Test : AD (-), AS (+)

Kesan : Fungsi tuba eustachius terganggu

Terapi yang telah diberikan oleh Sp. THT (tanggal 12 November 2015) :

Farmakologis : Ofloxacin ear drops 2x4 tetes

Amoxicillin & Asam klavulanat 3x1 sdt

Pseudoefedrine HCl, Triprolidine HCl 3x1 sdt

Non- Farmakologis : Tidak mengorek-ngorek telinga

Telinga tidak boleh kemasukan air

Tidak boleh berenang

Diagnosis Utama :

AD Otitis Media Supuratif Kronik tanpa Komplikasi

Diagnosis Tambahan :

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 36

Page 37: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

-

V.2 Diagnosis Holistik

Axis I (aspek personal)

o Keluar cairan dari telinga sebelah kanan dan mengeluarkan bau yang

tidak sedap

Axis II (aspek klinis)

o Diagnosa utama : AD Otitis Media Supuratif Kronik tanpa

Komplikasi

o Diagnosa Tambahan : -

o Diagnosa Banding : -

Axis III ( aspek internal)

o Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialami

o An. RR merasa malu karena penyakitnya tersebut

Axis IV (aspek eksternal)

o Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien (penyebab,

faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan prognosis)

o Ibu pasien tidak memberikan obat secara teratur

o Tempat tinggal pasien tidak tertata rapi dan kurang bersih akibat

banyaknya barang hasil memulung ibu pasien, jendela rumah pasien

ditutup dengan triplek sehingga kurang mendapat cahaya matahari

serta ventilasi udara yang kurang baik.

o Masyarakat yang merasa jijik dengan penyakit yang diderita pasien,

sehingga pasien dijauhi dan dikucilkan.

o Teman-teman pasien mengucilkan dan mem-bully pasien.

Axis V (aspek fungsional)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 37

Page 38: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Status fungsional (5) : mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa

hambatan

V.3 Diagnosis Keluarga

V.3.1 Bentuk Keluarga

a. Keturunan : Partilinier

b. Perkawinan : Monogami

c. Pemukiman : Patrilokal

d. Jenis keluarga : Inti family

e. Kekuasaan : Matriakal

V.3.2 Fungsi keluarga

o Holistik

1. Biologis : Keadaan biologis keluarga An. RR tidak terganggu.

2. Psikologis : Keadaan psikologis keluarga terganggu.

3. Sosio ekonomi: terganggu.

o Fisiologis (APGAR)

- Adaptation :

Pasien dapat berhubungan baik dengan kakak dan adik dirumah, pasien

dapat menerima dan mematuhi nasihat yang diberikan ibunya. (2)

- Parternship :

Pasien dengan ibu serta kakak dan adik berkomunikasi dengan baik,

pasien menceritakan kepada ibu tentang hal yang terjadi pada pasien di

sekolah. (2)

- Growth :

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 38

Page 39: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Dukungan keluarga terhadap masalah kesehatan pasien masih kurang

dikarenakan ketidaktahuan anggota keluarga mengenai omsk dan dampak

yang dapat terjadi pada penyakit omsk. (1)

- Affection :

Hubungan kasih saying dan interaksi antara anggota keluarga berlangsung

baik. (2)

- Resolve :

Pasien beserta ibu dan kaka adik merasa senang karena dapat selalu

bersama walaupun tidak ada ayah di dalam keluarga. (2)

Total skor : 9 (Fungsi fisiologis keluarga baik)

o Patologis (SCREEM)

- Social : interaksi pasien dengan tetangga pasien kurang baik.

- Culture : Keluarga pasien menghormati dan menghargai budaya,

tatakrama, sopan-santun masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien.

- Religious : Pasien belum dapat melaksanakan sholat karena belum

dibiasakan oleh ibu pasien. Ibu pasien mengaku menjalankan sholat 5

waktu setiap hari, sedangkan anak-anaknya belum dapat memenuhi aturan

tersebut.

- Economic : Status ekonomi keluarga kekurangan, namun ibu pasien dapat

membagi dengan baik pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari.

Kekurangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari didapatkan dari

tabungan yang disimpan ibu pasien.

- Education : Tingkat pendidikan terakhir pasien TK, kakak pasien SD, adik

pasien TK, ibu pasien SMA sedangkan almarhum ayah pasien SMK.

- Medical : Pelayanan kesehatan keluarga dibiayai secara mandiri oleh

keluarga pasien.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 39

Page 40: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

V.3.3 Siklus Keluarga (Duvall)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 40

1. Tahap awal perkawinan2. Tahap keluarga dengan bayi3. Tahap keluarga dengan anak

pra sekolah4. Tahap keluarga dengan anak

usia sekolah5. Tahap keluarga dengan anak

usia remaja6. Tahap keluarga dengan anak

anak meninggalkan orang tua7. Tahap orang tua usia

menengah8. Tahap keluarga jompo

12

2

67

8

5

4

3

Page 41: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

BAB VI

RENCANA PENATALAKSAAN HOLISTIK

DAN KOMPREHENSIF

VI.1. Axis I (aspek personal)

Setelah mendapatkan axis I pada An. RR, maka disusun rencana penatalaksanaan sebagai

berikut:

Gejala:

Keluar cairan putih berbau dari telinga sebelah kanan

Rencana penatalaksanaan :

1. Menjelaskan tentang penyebab, faktor risiko, komplikasi penyakit tersebut.

2. Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa telinga pasien tidak boleh dikorek.

3. Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa telinga pasien tidak boleh disumbat kapas.

4. Menjelaskan kepada pasien bahwa telinga pasien tidak boleh kemasukan air.

5. Menjaga kebersihan dengan mengusap cairan yang keluar dari telinga.

VI.2. Axis II (aspek klinis)

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 41

Page 42: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Setelah mendapatkan axis II pada An. RR, maka disusun rencana penatalaksanaan

sebagai berikut:

Diagnosa:

Diagnosa utama : AD Otitis Media Supuratif Kronik tanpa Komplikasi

Diagnosa tambahan : -

Diagnosa banding : -

Rencana penatalaksanaan:

o Farmakologis :

Ofloxacin ear drops 2x4 tetes

Amoxicillin & Asam klavulanat 3x1 sdt

Pseudoefedrine HCl, Triprolidine HCl 3x1 sdt

o Non farmakologis:

Menjelaskan kepada pasien & ibu bahwa obat harus diminum dengan teratur

dan dihabiskan.

Memberi kalender minum obat agar pasien termotivasi untuk minum obat

secara teratur.

VI.3. Axis III (aspek internal)

Setelah mendapatkan axis III pada An. RR, maka disusun rencana penatalaksanaan

sebagai berikut:

Aspek:

o Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialami

Rencana penatalaksanaan :

Memberikan informasi tentang penyakit omsk yang dialami pasien terutama

mengenai penyebab, faktor risiko, pengobatan, komplikasi penyakit.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 42

Page 43: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

o An. RR merasa malu karena penyakit yang ia derita.

Rencana penatalaksanaan :

Memotivasi pasien sehingga muncul rasa percaya diri pada pasien dan memotivasi

pasien bahwa penyakit yang diderita dapat disembuhkan jika ia teratur minum obat.

VI.4. Axis IV (aspek eksternal)

Setelah mendapatkan axis IV pada An. RR, maka disusun rencana penatalaksanaan

sebagai berikut:

Aspek:

o Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien (penyebab, faktor risiko,

pengobatan, komplikasi dan prognosis)

Rencana penatalaksanaan :

Memberikan informasi tentang penyakit omsk yang dialami pasien terutama

mengenai penyebab, faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan prognosis penyakit.

o Ibu pasien tidak memberikan obat secara teratur

Memotivasi ibu pasien agar memberikan obat secara teratur dan memberi tahu

dampak yang akan terjadi apabila tidak minum obat secara teratur

Memberi ibu pasien kalender yang berisi jadwal pasien untuk minum obat yang harus

di tulis setiap hari.

Memberitahu keluarga agar ikut mengingatkan dan memotivasi ibu pasien untuk

memberikan obat secara teratur.

o Tempat tinggal pasien tidak tertata rapi dan kurang bersih akibat banyaknya barang hasil

memulung ibu pasien, jendela rumah pasien ditutup dengan triplek sehingga kurang

mendapat cahaya matahari serta kurang ventilasi.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 43

Page 44: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Menyarankan keluarga pasien untuk menyimpan barang-barang yang tidak terpakai

sehingga rumah lebih bersih dan rapi

Menyarankan keluarga pasien untuk mengganti triplek dengan kaca agar cahaya

matahari dapat masuk, serta menambah ventilasi di rumah.

o Masyarakat yang merasa jijik dengan penyakit yang diderita pasien, sehingga pasien

dijauhi dan dikucilkan.

Memberikan informasi kepada masyarakat di sekitar lingkungan pasien bahwa omsk

merupakan penyakit yang dapat sembuh.

o Teman-teman mengucilkan dan mem-bully pasien.

Memberikan penyuluhan kepada teman-teman pasien tentang bahaya dari mem-bully.

VI.5. Axis V (aspek fungsional)

Setelah mendapatkan axis V pada An. RR, maka disusun rencana penatalaksanaan

sebagai berikut:

Status fungsional: 5 (Mampu melakukan tugas sehari-hari tanpa hambatan)

Rencana penatalaksanaan: Tidak dilakukan

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 44

Page 45: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

BAB VII

INTERVENSI, HASIL INTERVENSI DAN PROGNOSIS

VII.1 Intervensi dan Hasil Intervensi

Kegiatan kunjungan pertama dilakukan tanggal 31 Oktober 2015 di sekolah dan

di rumah pasien, kunjungan kedua 11 November 2015 di rumah pasien. Pasien dibawa

berobat ke RSU Kota Tangerang tanggal 12 November 2015. Kunjungan ketiga

dilakukan pada tanggal 20 November 2015 di sekolah dengan memberikan penyuluhan

kepada teman-teman pasien, dilanjutkan dengan berkunjung ke rumah pasien.

VII.2 Axis I (Personal)

Intervensi : keluar cairan berbau dari telinga sebelah kanan

Menjelaskan tentang penyakit yang dialami, pengobatan, komplikasi dan

prognosis

Menjelaskan kepada ibu pasien bahwa telinga pasien tidak boleh dikorek.

Menjelaskan kepada pasien bahwa telinga pasien tidak boleh kemasukan

air

Menjelaskan kepada ibu dan pasien bahwa telinga pasien tidak boleh

disumbat kapas.

Menjaga kebersihan dengan mengusap cairan yang keluar dari telinga.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 45

Page 46: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Hasil intervensi :

1. Ibu mengerti penyebab dan bahaya jika telinga pasien tidak diobati.

2. Ibu tidak mengorek telinga pasien.

3. Ibu tidak menyumbat telinga pasien.

4. Pasien menutup telinga ketika mandi.

5. Pasien membawa tissue untuk mengusap cairan yang keluar dari telinga.

VII.3 Axis II (Klinis)

Intervensi : AD Otitis Media Supuratif Kronik tanpa Komplikasi

Farmakologis : Ofloxacin ear drops 2x4 tetes

Amoxicillin & Asam klavulanat 3x1 sdt

Pseudoefedrine HCl, Triprolidine HCl 3x1 sdt

Non farmakologis :

Menjelaskan kepada pasien & ibu bahwa obat harus diminum dengan teratur dan

dihabiskan.

Memberi kalender minum obat agar pasien termotivasi untuk minum obat secara

teratur.

Hasil Intervensi :

1. Cairan dari telinga sebelah kanan tidak keluar lagi.

2. Ibu memberikan obat secara teratur dan dihabiskan.

VII.4 Axis III (Internal)

Intervensi :

1. Memberikan informasi tentang penyakit omsk yang dialami pasien terutama

mengenai penyebab, faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan prognosis penyakit.

2. Memotivasi pasien sehingga muncul rasa percaya diri pada pasien dan memotivasi

pasien bahwa penyakit yang diderita dapat disembuhkan jika ia teratur minum obat.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 46

Page 47: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Hasil Intervensi :

1. Pasien memahami tentang penyebab penyakit dan bahaya yang timbul jika tidak

diobati.

2. Pasien mengingatkan ibu untuk memberikan obat secara teratur.

VII. 5 Axis IV (Eksternal)

Intervensi :

1. Memberikan informasi tentang penyakit omsk yang dialami pasien terutama mengenai

penyebab, faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan prognosis penyakit.

2. Memotivasi ibu pasien agar memberikan obat secara teratur dan memberi tahu dampak

yang akan terjadi apabila tidak minum obat secara teratur

3. Memberi ibu pasien kalender yang berisi jadwal pasien untuk minum obat yang harus di

tulis setiap hari.

4. Memberitahu keluarga agar ikut mengingatkan dan memotivasi ibu pasien untuk

memberikan obat secara teratur.

5. Menyarankan keluarga pasien untuk menyimpan barang-barang yang tidak terpakai

sehingga rumah lebih bersih dan rapi.

6. Menyarankan keluarga pasien untuk mengganti triplek dengan kaca agar cahaya matahari

dapat masuk, serta menambah ventilasi di rumah.

7. Memberikan informasi kepada masyarakat di sekitar lingkungan pasien bahwa omsk

merupakan penyakit yang dapat sembuh.

8. Memberikan penyuluhan kepada teman-teman pasien tentang bahaya dari mem-bully.

Hasil Intervensi :

1. Keluarga memahami tentang penyebab dan bahaya dari penyakit pasien.

2. Ibu pasien memberikan obat secara teratur dan dihabiskan.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 47

Page 48: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

3. Keluarga menolak untuk merapihkan rumah.

4. Jendela pasien belum dapat diperbaiki karena kondisi tidak memungkinkan.

5. Teman-teman pasien sudah mengetahui akibat dari mem-bully

6. Tetangga pasien sudah mengetahui penyebab penyakit dan sekarang pasien sudah

sembuh.

VII.6 Axis V (Status Fungsional)

Intervensi :

Tidak dilakukan intervensi

VII.7 Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam

Ad sanationam: Dubia ad bonam

Ad fungtionam: Dubia ad malam

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 48

Page 49: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

BAB VIII

KESIMPULAN & SARAN

VIII.1 Kesimpulan

1. Apakah penyebab timbulnya OMSK pada An. RR?

Penyebab timbulnya OMSK adalah ISPA pada waktu An. RR berusia 9 bulan.

2. Apakah faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi faktor risiko tidak

tuntasnya pengobatan OMSK pada An. RR?

Faktor internal

o Kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialami

o An. RR merasa malu karena penyakitnya tersebut

Faktor eksternal

o Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit pasien (penyebab,

faktor risiko, pengobatan, komplikasi dan prognosis)

o Ibu pasien tidak memberikan obat secara teratur

o Tempat tinggal pasien tidak tertata rapi dan kurang bersih akibat

banyaknya barang hasil memulung ibu pasien, jendela rumah pasien

ditutup dengan triplek sehingga kurang mendapat cahaya matahari

serta ventilasi udara yang kurang baik.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 49

Page 50: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

o Masyarakat yang merasa jijik dengan penyakit yang diderita pasien,

sehingga pasien dijauhi dan dikucilkan.

o Teman-teman pasien mengucilkan dan mem-bully pasien.

VIII.2 Saran

1. Saran bagi pasien : menjaga agar telinga tidak masuk air dan berobat jika terkena flu.

2. Saran bagi keluarga pasien :

- Memotivasi keluarga agar ikut mengingatkan pasien untuk menjaga

kesehatan.

- Membawa pasien ke puskesmas jika sakit atau flu agar segera diobati dan

cairan dari telinga tidak keluar lagi.

- Menyarankan ibu untuk member obat dengan teratur jika anak sakit.

3. Saran bagi kelompok kunjungan keluarga pasien selanjutnya

- Memastikan penyakit An. RR tidak kambuh lagi

- Memastikan telinga pasien tidak dikorek atau disumbat kapas.

- Memastikan pasien masih menjaga telinganya agar tidak kemasukan air

ketika mandi.

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 50

Page 51: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

DAFTAR PUSTAKA

Adams FL, Boies LR, Higler PA. (1997) Buku Ajar Penyakit THT, Edisi : keenam, Balai

Penerbit FKUI, Jakarta: hal 3,8; 201-218

Azwar, A. (1996) Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, Edisi: pertama, Yayasan

Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta: hal. 2; 10; 47-53

Departemen Kesehatan RI. (2003) Pedoman Upaya Kesehatan Telinga dan Pencegahan

Gangguan Pendengaran untuk Puskesmas. Jakarta : Depkes RI.

Djaafar ZA. (2010) Kelainan telinga tengah. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed. Buku

Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi keenam,

Balai Penerbit FKUI, Jakarta: hal. 64-72

Helmi. (2010) Komplikasi Otitis Media Supuratif. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Ed.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher, Edisi

keenam., Balai Penerbit FKUI, Jakarta: hal. 78-86

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 51

Page 52: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tampak depan rumah An. RR Lampiran 2. Tampak samping rumah An. RR

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 52

Page 53: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Lampiran 3. Tampak belakang rumah An. RR Lampiran 4. Kamar tidur keluarga An. RR

Lampiran 5. Ruang tengah rumah An. RR Lampiran 6. Kamar mandi rumah An. RR

Lampiran 7. Foto bersama An. RR Lampiran 8. Penyuluhan di sekolah An. RR

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 53

Page 54: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Lampiran 9. Telinga An. RR sebelum sembuh Lampiran 10. Telinga An. RR setelah sembuh

Lampiran 11. Pemeriksaan dengan Otoskop Lampiran 12. Pemeriksaan dengan penala

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 54

Page 55: OMSK AKTIF TIPE AMAN

Laporan Kunjungan Kasus Otitis Media Supuratif Kronis Aktif Tipe Aman pada An. RR dengan pendekatan Kedokteran Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Cikupa, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten Periode 31 Oktober – 25 November 2015

Lampiran 13 Pemeriksaan tes berbisik Lampiran 13. Kunjungan ke sp. THT di RSUDKota Tanggerang

Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPeriode Desember 2015Periode : 19 Oktober – 12 Desember 2015 55