alzheimer

10
Alzheimer Kelompok 4 Anatomi dan Fisiologi Hewan Alzheimer (Khaidir Ibrahim 10611003), (Nurdianto Jiwanjono 10611002), (Luthfi Muawan 10611061), (Rafiati Kania 10611073), (Maryanna Istiqomah Pratiwi 10611014), (Anis Balqis 10611024), (Laurifa Kristalina 10611035) Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah intelegensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial. Dari aspek medis, demensia merupakan masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah yang terdapat pada penyakit kronis lainnya. Ilmu kedokteran dan kesehatan mengemban misi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia karena seseorang yang mengalami demensia pasti akan mengalami penurunan kualitas hidup. Keberadaannya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi sebuah beban dan tidak dapat hidup secara mandiri lagi. Tipe demensia yang sering ditemukan yaitu demensia Alzheimer dan seiring dengan berjalannya waktu keberadaan penyakit ini semakin bertambah di seluruh penjuru dunia termasuk negara kita Indonesia Apa itu Alzheimer? Alzheimer adalah jenis demensia yang menyebabkan masalah dengan memori, proses berpikir, dan perilaku. Gejala biasanya berkembang secara perlahan dan semakin memburuk dari waktu-kewaktu, menjadi cukup parah hingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia, istilah umum untuk kehilangan memori dan kemampuan intelektual lain yang cukup serius. Penyakit Alzheimer meliputi 50-80% kasus demensia (Alzheimer's Association, 2012). Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset. Penyakit alzheimer dapat timbul pada semua umur, 96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987) melaporkan insidensi berdasarkan umur: 4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun, 95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka

description

artikel

Transcript of alzheimer

Page 1: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

Alzheimer (Khaidir Ibrahim 10611003), (Nurdianto Jiwanjono 10611002), (Luthfi Muawan 10611061),

(Rafiati Kania 10611073), (Maryanna Istiqomah Pratiwi 10611014), (Anis Balqis 10611024),

(Laurifa Kristalina 10611035)

Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa

gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah

intelegensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, memecahkan masalah, orientasi, persepsi,

perhatian, konsentrasi, pertimbangan dan kemampuan sosial. Dari aspek medis, demensia

merupakan masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah yang terdapat pada penyakit

kronis lainnya. Ilmu kedokteran dan kesehatan mengemban misi untuk meningkatkan kualitas

hidup manusia karena seseorang yang mengalami demensia pasti akan mengalami penurunan

kualitas hidup. Keberadaannya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi sebuah

beban dan tidak dapat hidup secara mandiri lagi. Tipe demensia yang sering ditemukan yaitu

demensia Alzheimer dan seiring dengan berjalannya waktu keberadaan penyakit ini semakin

bertambah di seluruh penjuru dunia termasuk negara kita Indonesia

Apa itu Alzheimer?

Alzheimer adalah jenis demensia yang

menyebabkan masalah dengan memori,

proses berpikir, dan perilaku. Gejala

biasanya berkembang secara perlahan dan

semakin memburuk dari waktu-kewaktu,

menjadi cukup parah hingga mengganggu

kegiatan sehari-hari. Alzheimer adalah

bentuk paling umum dari demensia, istilah

umum untuk kehilangan memori dan

kemampuan intelektual lain yang cukup

serius. Penyakit Alzheimer meliputi 50-80%

kasus demensia (Alzheimer's Association,

2012).

Penyakit alzheimer merupakan penyakit

neurodegeneratif yang secara epidemiologi

terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang

menderita pada usia kurang 58 tahun disebut

sebagai early onset sedangkan kelompok

yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun

disebut sebagai late onset. Penyakit

alzheimer dapat timbul pada semua umur,

96% kasus dijumpai setelah berusia 40 tahun

keatas. Schoenburg dan Coleangus (1987)

melaporkan insidensi berdasarkan umur:

4,4/1000.000 pada usia 30-50 tahun,

95,8/100.000 pada usia > 80 tahun. Angka

Page 2: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

prevalensi penyakit ini per 100.000 populasi

sekitar 300 pada kelompok usia 60-69 tahun,

3200 pada kelompok usia 70-79 tahun, dan

10.800 pada usia 80 tahun. Diperkirakan

pada tahun 2000 terdapat 2 juta penduduk

penderita penyakit alzheimer. Sedangkan di

Indonesia diperkirakan jumlah usia lanjut

berkisar, 18,5 juta orang dengan angka

insidensi dan prevalensi penyakit alzheimer

belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan

jenis kelamin, prevalensi wanita lebih banyak

tiga kali dibandingkan laki-laki. Hal ini

mungkin refleksi dari usia harapan hidup

wanita lebih lama dibandingkan laki-laki. Dari

beberapa penelitian tidak ada perbedaan

terhadap jenis kelamin (Alzheimer's

Association, 2012).

Sejarah Alzheimer

Penyakit alzheimer ditemukan pertama kali

pada tahun 1907 oleh seorang ahli Psikiatri

dan neuropatologi yang bernama Alois

Alzheimer. Ia mengobservasi seorang wanita

berumur 51 tahun, yang mengalami

gangguan intelektual dan memori serta tidak

mengetahui kembali ke tempat tinggalnya,

sedangkan wanita itu tidak mengalami

gangguan anggota gerak, koordinasi dan

reflek. Pada autopsi tampak bagian otak

mengalami atropi yang difus dan simetri, dan

secara nikroskopik tampak bagian kortikal

otak mengalami neuritis plaque dan

degenerasi neurofibrillary.

Dalam presentasi aslinya, Alzheimer

membahas defisit kognitif dan non-kognitif

dari Auguste D, dan melaporkan bahwa pada

post mortem, ia menemukan plaques,

kekusutan dan perubahan arteriosclerotic

dalam otaknya. Semua gejala yang

dinyatakan Alzheimer sudah dikenal pada

waktu itu, dan jelas dari tulisan-tulisannya

bahwa ia tidak pernah bermaksud untuk

mengatakan bahwa mereka baru. Sebagai

contoh, pandangan umum sebelum 1906

bahwa demensia pikun adalah "kehancuran

neurofibrillae terlihat lebih luas dari pada

dalam otak subjek yang lumpuh".

Page 3: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

Sebuah interpretasi konservatif dari data

primer member kesan bahwa tujuan

Alzheimer hanyalah untuk menunjukkan

bahwa pikun bisa terjadi pada orang yang

lebih muda. Dalam hal ini, Perusini (seorang

pria yang bekerja dengan Alzheimer) menulis

bahwa, untuk Alzheimer "bentuk-bentuk

morbid tidak mewakili apapun kecuali bentuk

atipikal daridemensia pikun" (Berrios, 2004).

Pada tahun 1910, Kraepelin menciptakan

istilah 'penyakit Alzheimer' istilah yang masih

digunakan untuk merujuk pada penyebab

paling umum dari demensia (pikun). Selama

abad kedelapan belas, istilah 'demensia'

memiliki penggunaan klinis dan hukum,

mengacu pada keadaan ketidakmampuan

psikososial tanpa mempertimbangkan usia,

reversibilitas atau riwayat

patologis. Pandangan yang luas ini secara

bertahap dipersempit, memuncak pada akhir

abad kesembilan belas dengan apa yang

disebut 'paradigma kognitif' pandangan

bahwa demensia adalah gangguan

irreversibel (sebagian besar terjadi pada

orang tua) dari fungsi intelektual (terutama

memori). Paradigma ini masih ada hingga

hari ini, meskipun diubah sebagian selama

tahun 1980-an ketika diterima bahwa fitur

non-kognitif seperti halusinasi, delusi,dan

defisit perilaku adalah bagian dari penyakit

Alzheimer. Sebelum penerapan paradigma

kognitif, gejala tersebut benar-benar

merupakan bagian dari definisi pikun

(Berrios, 2004).

Hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit

Alzheimer

Penyakit alzheimer dapat ditimbulkan dari

faktor genetis maupun faktor aktivitas. Selain

itu, degenerasi mental serta kebiasaan

seseorang juga dapat menimbulkan gejala

penyakit ini. Seseorang dengan level stress

yang tinggi hingga mengakibatkan kondisi

burnout (stress,kebosanan, atau frustasi

Page 4: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

yang dapat menyebabkan anda merasa letih,

mudah tersinggung, sering sakit, dan merasa

tua) akan menimbulkan penyakit alzheimer

(Bell,2012). Menurut Halim dkk (2009)

kemunculan penyakit alzeimer pada

penderita sindrom down terbilang tinggi

terutama pada usia 32 tahun ke atas. Hal ini

terjadi akibat mutasi gen APP yang terletak

pada kromosom 21. Selain itu, penderita

sindrom down wanita memiliki resiko yang

lebih tinggi dibandingkan dengan penderita

pria. Selain faktor penyakit genetis, penyakit

degeneratif seperti penyakit diabetes dapat

memunculkan penyakit ini. Menurut Bell

(2012), seseorang dengan penyakit diabetes

tipe 2 beresiko menimbulkan penyakit

alzheimer. Kadar gula darah dan insulin yang

tidak bekerja secara tepat dapat

menyebabkan inflamasi yang akan berujung

pada atrofi otot otak. Selain itu, faktor

obesitas juga berpengaruh dalam

meningkatkan penyakit ini. Menurut Bell

(2012), obesitas meningkatkan resiko

Alzheimer 80 % karena sel-sel lemak dapat

memproduksi hormone leptin yang

mempengaruhi pembelajaran dan ingatan.

Penyakit yang menyerang fungsi otot seperti

parkinson juga dapat menimbulkan penyakit

alzheimer. Hal ini terjadi akibat kemiripan gen

penyebab parkinson dengan alzheimer yang

dihasilkan dari pemetaan gen pada human

genome project (Robert dkk, 2003). Selain

faktor penyakit, penyakit alzheimer juga

dapat diakibatkan dari konsumsi alkohol yang

berlebihan. Menurut Bell (2012), konsumsi

alkohol terlalu banyak dapat mempercepat

penyusustan (atrofi) otak yang akan memicu

kemunduran fungsi saraf dan fungsi kognitif.

Apa saja gejala-gejala penyakit alzheimer?

Pada umumnya penyakit ini muncul pada

usia 60 tahun. Menurut hopkins(2011),

gejala-gejala alzheimer dibagi ke dalam

empat tingkatan. Tingkatan awal terdiri dari

gejala-gejala klinis awal. Tingkatan

selanjutnya yang merupakan penyakit

alzheimer ringan berupa perusakan aspek

kognitif ringan. Penyakit alzheimer tingkat

menengah (moderate alzheimer) dan

penyakit alzheimer tingkat akhir (severe

alzheimer). Berikut ini adalah tingkatan gejala

penyakit alzheimer (hopkins,2011) :

Gejala awal

Masalah memori seperti kesulitan

menemukan kata-kata yang tepat dalam

menafsirkan sesuatu merupakan salah satu

gejala awal penyakit ini. Gejala awal

penderita alzheimer dapat dideteksi dengan

bantuan biomarker yang membantu

pengukuran kualitatif dan kualitatif pada

keadaan otak pasien. Biomarker tersebut

mengindikasikan perubahan level beta-

amiloid dan tau, keberadaan peradangan

pada bagian otak, dan perubahan pada

kemampuan kognitif. Alat yang dapat

membantu dokter dalam diagnosis awal

Page 5: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

penyakit ini yaitu MRI (magnetic resonance

imaging) dan scanning PET

Penyakit alzheimer ringan (mild alzheimer

disease)

Tanda-tanda gejala awal mulai berkembang

ditandai dengan adanya penurunan

kemampuan memori dan bukti perubahan

kemampuan aspek kognitif seperti mudah

tersesat ketika dalam perjalanan, kesulitan

membayar uang ataupun menyimpan uang,

sering mengulang pertanyaan, melakukan

perkerjaan sehari-hari dalam durasi waktu

yang cukup lama, dan disertai dengan

perubahan emosi dan kepribadian yang

dominan.

Penyakit alzheimer tingkat sedang

(moderate alzheimer disease)

Pada tingkatan ini, kerusakan otak terjadi

pada daerah yang mengatur bahasa,

penalaran, proses sensori, serta kesadaran.

Gejala - gejala penyakit ini yaitu tingkat

kecemasan yang tinggi, kesulitan otak dalam

mengolah memori, sulit mengenal anggota

keluarga dan teman, ketidakmampuan dalam

menyerap ilmu baru serta sering menglami

halusinasi hingga paranoid.

Penyakit alzheimer tingkat berat (severe

alzheimer disease)

Seseorang dengan penyakit ini tidak dapat

berkomunikasi dengan baik dan memiliki

tingkat ketergantungan dengan orang lain

yang tinggi. Pada akhirnya, keinginan

seseorang untuk melakukan aktivitas akan

semakin berkurang. Gejala-gejala penyakit ini

yaitu ketidakmampuan dalam berkomunikasi,

penurunan berat badan,kesulitan dalam

menelan makanan, penurunan pengaturan

tubuh terhadap eksresi urin dan feses hingga

penuruna resistensi tubuh terhadap rasa

sakit.

Kenapa penyakit ini berbahaya?

Penyakit alzheimer dapat mengakibatkan

kemunduran aspek kesadaran (kognitif)

sehingga penalaran dan penafsiran keadan

mengalami kemunduran. Selain itu, tingkat

depresi pasien alzheimer dapat berakibat

buruk terhadap kondisi fisik dan mental

seseorang. Menurut penelitian yang

dilakukan Starkstein dkk pada tahun 2007, 16

persen penderita alzheimer melakukan

tindakan bunuh diri selama evaluasi klinis

yang dilakukan selama sebulan. Hal ini

menunjukan bahwa kemunduran aspek

kognitif dapat berakibat buruk terhadap

kesadaran seseorang sehingga melakukan

Page 6: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

tindakan bunuh diri. Selain tindakan bunuh

diri, penderita alzheimer juga dapat

mengakibatkan imunitas tubuh menurun

drastis hingga tubuh tidak dapat mengatasi

penyakit yang menyerang tubuh pasien.

Menurut Migliorelli dkk (1995), pasien

alzheimer tingkat tinggi menunjukan durasi

penyakit yang lama secara signifikan sebagai

akibat dari kerusakan kognitif yang parah dan

penurunan aktivitas harian pasien.

Faktor Yang Dapat Mempengaruhi

Penyakit Alzheimer

Menurut National Institute of Health and

Clinical Excellence (NICE), US, penyakit

Alzheimer dapat disebabkan oleh beberapa

penyebab antara lain :

1. Usia

Usia yang semakin bertambah merupakan

salah satu faktor risiko utama munculnya

penyakit Alzheimer. Penuaan tidak selalu

diiringi penyakit Alzheimer, namun risiko

terkena penyakit ini akan semakin meningkat

seiring bertambahnya usia. Setelah

seseorang mencapai usia 65 tahun, maka

risiko terkena Alzheimer akan meningkat

menjadi dua kali lipat setiap lima tahun.

Sekitar setengah dari orang yang berusia 85

tahun menderita Alzheimer. Namun orang

yang mengalami perubahan genetik yang

langka sering mengembangkan penyakit

Alzheimer dan mulai menampakkan gejala

penyakit ini pada usia 40-an atau 50-an

tahun.

2. Riwayat Keluarga dan Genetika

Risiko Alzheimer akan meningkat jika ada

anggota keluarga dekat (orangtua, kakak,

adik, anak) menderita penyakit ini. Para

ilmuwan berhasil mengidentifikasi perubahan

atau mutasi pada tiga gen yang bertanggung

jawab terhadap munculnya penyakit

Alzheimer. Namun, mutasi gen ini hanya

berkontribusi kurang dari 5 persen dari

penyakit Alzheimer. Sebagian besar

mekanisme munculnya Alzheimer di antara

anggota keluarga tetap belum terjelaskan.

Peneliti menemukan bahwa gen yang

menjadi risiko terkuat dari Alzheimer adalah

apolipoprotein e4 (APOE-e4).

3. Gangguan Kognitif Ringan

Orang yang mengalami gangguan kognitif

ringan (Mild Cognitive Impairment) memiliki

masalah ingatan atau gejala lain dari

penurunan kognitif yang lebih buruk daripada

yang seharusnya terjadi di usia mereka,

namun belum cukup parah untuk didiagnosis

sebagai demensia. Meskipun masih belum

pasti, mereka yang mengalami gangguan

kognitif ringan memiliki risiko lebih besar

untuk mengalami demensia.

Pengobatan pada Penyakit Alzheimer

Hingga saat ini belum ditemukan adanya

obat untuk penyakit Alzheimer. Namun, saat

Page 7: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

ini telah tersedia obat yang dapat

meringankan beberapa gejala sementara,

atau memperlambat perkembangan

alzheimer pada beberapa orang. Orang

dengan penyakit Alzheimer telah terbukti

memiliki kekurangan asetilkolin kimia dalam

otak mereka. Obat Aricept, Exelon dan

Reminyl (nama dagang untuk hydrochloride

Donepezil, rivastigmine dan galantamine)

bekerja dengan mempertahankan pasokan

asetilkolin. Pada Maret 2011, obat ini

dianjurkan sebagai pilihan bagi orang-orang

pengidap Alzheimer baik yang ringan

maupun yang akut. Efek sampingnya

penggunaan obat-obat tersebut dapat berupa

diare, mual, insomnia, kelelahan dan

kehilangan nafsu makan (National Institute of

Health and Clinical Excellence, 2012).

Sebuah obat yang disebut Ebixa (nama

dagang untuk memantine) diluncurkan di

Inggris pada tahun 2002. Ebixa bekerja

dengan cara yang berbeda dari tiga obat

yang telah disebutkan sebelumnya, dan

merupakan satu-satunya obat yang

dianjurkan untuk penderita Alzheimer baik

yang sedang maupun yang akut. Efek

samping yang ditimbulkan pada penggunaan

obat ini antara lain pusing, sakit kepala dan

kelelahan. Obat ini tidak menyembuhkan,

tetapi dapat bekerja menstabilkan beberapa

gejala penyakit Alzheimer untuk jangka waktu

yang terbatas, biasanya 6-12 bulan atau

lebih.

Teknologi Pembantu Penderita Alzheimer

Dalam ilmu mengenai penyakit demensia,

termasuk Alzheimer, terdapat istilah yang

disebut Teknologi pembantu yang merujuk

pada suatu sistem atau alat yang dapat

membantu seseorang mengerjakan hal yang

sudah tidak bisa dilakukannya, atau untuk

memudahkan serta keamanan bagi

penggunanya. (Royal Commission on Long

Term Care, 1999).

Alat ini termasuk juga alat yang membantu

seseorang dengan masalah berbicara,

mendengar, pengelihatan, pergerakan,

keluardanmasuk, ingatan, kognisi, bersosial

serta aktivitas sedhari-hari

Teknologi pembantu dapat berupa alat

sederhana hingga alat-alat canggih. Berikut

beberapa teknologi pembantu:

1. Pesan pengingat : ketika seseorang

keluar rumah, ada alat pengingat

berupa suara (misalnya suara

anggota keluarga yang dikenal) untuk

mengingatkan mengunci pintu,

jamgan pulang malam, dan lain

sebagainya).

2. Jam pengingat : jam yang dapat

menunjukkan sore atau pagi untuk

orang yang sering disorientasi waktu.

3. Sepatu yang terintegrasi dengan

sistem GPS : Sepatu ini ditempelkan

perangkat GPS pada bagian sol,

kemudian para pengasuh dapatb

memonitor kemana pemakai pergi

dari jarak jauh dan akan ada

Page 8: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

peringatan apabila jarak tempuh

sudah di luar area aman (terlalu jauh).

Daftar Pustaka

National Institute of Health and Clinical Excellence (NICE). 2012. “Alzheimer’s Disease”.

http://www.nia.nih.gov/alzheimers/publication/alzheimers-disease-fact-sheet. Diakses

tanggal 17 Desember 2012 pukul 17.40 WIB.

Royal Commision Elderly. “Alzheimer”.www.royal-commission-elderly.gov.uk/ diakses pada

tanggal 19 Desember 2012 pukul 22.00

Alzheimer Organization. “What is Alzheimer”.

http://www.alz.org/alzheimers_disease_what_is_alzheimers.aspdiaksespadatanggal 19

Desemberpukul 00:36 AM

Berrios, German E. 2004.http://genome.wellcome.ac.uk/doc_WTD020951.html.

Diaksespadatanggal 18 Desember 2012 pukul 10:34 PM

Bell, Virgina. 2012. A Dignified Life: The Best Friend Approach of Alzheimer's cares. HCL

BOOKS:NewYork.

Halim, Herman dan Adhy Tjahyanto. 2009. “Demensia Alzheimer Pada Penderita Sindrom

Down”. Jurnal Kedokteran Damianus (8)2:89-92.

Robert, L. Nussbaum M.D dan Christopher E. Ph.D. 2003. “Alzheimer Disease and Parkinson

Disease”. The new england jorunal of medecine.

Page 9: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

Hopkins, Hellen. 2011. “The Symptoms of Alzheimer Disease”.

http://www.nia.nih.gov/alzheimers/publication/understanding-alzheimers-disease/what-

are-signs-alzheimers-disease.html diakses pada tanggal 19 desember 2012 pukul

00:44.

Starkstein SE, Jorge R, Mizrahi R, Adrian J, Robinson RG. 2007. ”Insight and Danger In

Alzheimer's Disease”. National Center of Biotechnological Information14(4):55-60.

Migliorelli R, Tesón A, Sabe L, Petracca G, Petracchi M, Leiguarda R, Starkstein SE.1995.

“Anosognosia in Alzheimer's Disease: A Study of Associated Factors”. National Center

of Biotechnological Information14(4):61-66.

Sesi Tanya Jawab

1. Pertanyaan : Tadi disebutkan bahwa radikal bebas dapat memicu terjadinya alzheimer.

Kenapa bisa begitu?

Jawab : Benar, radikal bebas memang dapat memicu terjadinya alzheimer, ini

disebabkan oleh sifat radikal bebas yang merusak. Radikal bebas merupakan senyawa

yang kekurangan elektron, untuk menutupi kekurangan elektronnya, mereka mengambil

elektron dari struktur apapun didekatnya. Akibatnya struktur tersebut menjadi berkurang

fungsinya atau bahkan menjadi rusak sama sekali. Pada kasus alzheimer, radikal bebas

mengambil elektron dari penyusun-penyusun neuron di otak sehingga neuron menjadi

rusak, dalam keadaan yang parah ini dapat menyebabkan alzheimer. Sebenarnya, radikal

bebas tidak secara spesifik dapat menyebabkan alzheimer, dengan mekanisme perusakan

seperti itu, radikal bebas juga menyebabkan penyakit-penyakit lain bergantung struktur

apa yang dirusaknya.

2. Pertanyaan : Tadi disebutkan bahwa wanita lebih banyak mengidap alzheimer.

Benarkah? Mengapa bisa begitu? Sebenarnya resiko tertinggi pada pria atau wanita?

Jawab : Benar. Wanita memang lebih banyak mengidap alzheimer. Ini

dikarenakan angka harapan hidup wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Pada umur

tertentu dimana seseorang banyak mengidap alzheimer lebih banyak dicapai oleh wanita

sementara pria banyak yang sudah meninggal. Itulah mengapa alzheimer lebih banyak

ditemukan pada wanita. Namun pada kenyataannya, pria lebih berisiko mengidap

Page 10: alzheimer

Alzheimer

Kelompok 4

Anatomi dan Fisiologi Hewan

alzheimer. Hal ini terjadi karena gen-gen yang bertanggung jawab menyebabkan

alzheimer berada di kromosom X dengan sifat resesif. Ketika pria memiliki gen dengan

sifat resesif pada kromosomnya, maka sifat itu tidak dapat ditutupi, sementara pada

wanita, ketika salah satu kromosomya mengandung gen resesif, ia masih memiliki satu

kromosom X lagi yang dapat menutupi sifat tersebut. Wanita akan terkena alzheimer

ketika kedua kromosomnya mengandung gen yang bersifat resesif. Itulah mengapa pria

lebih berisiko.