ALYA MIDWIFE.doc
-
Upload
suciikamilowati -
Category
Documents
-
view
52 -
download
0
Transcript of ALYA MIDWIFE.doc
ALYA MIDWIFE
To accomplish great things we not only act but also dream not ony plan but also believe.
Senin, 09 Februari 2015
MAKALAH HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas maternal
dan janin atau neonatus. Penyakit hipertensi dalam kehamilanmerupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kahamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Penyakit ini
sering dijumpai dan masih merupakan salah satu kematian ibu. Di U.S.A misalnya 1/3 dari
kematian ibu disebabkan penyakit ini. Laporan tiga tahunan mengenai kematian ibu di Inggris
pada tahun 1997-1999 ( Lewis & Drife 2001 ) mengidentifikasi bahwa gangguan hipertensi pada
kehamilan merupakan penyebab tersering kedua kematian maternal dengan 5,2 kematian per satu
juta ibu yang menderita pre-eklamsi dan 2,4 per satu juta ibu yang menderita eklamsi. Hipertensi
merupakan penyakit medis yang paling sering terjadi pada kehamilan, terjadi pada kira-kira 10%
dari seluruh kehamilan. Observasi yang cermat terhadap kondisi ini mengidentifikasi bahwa
insiden penyakit hipertensi bervariasi sesuai dengan lokasi geografis dan ras.
B. Rumusan masalah
a. Apa definisi hipertensi dalam kehamilan?
b. Bagaimana etiologi hipertensi dalam kehamilan?
c. Bagaimana manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan?
d. Bagaimana klisikasi penyakit hipertensi?
e. Bagaimana pencegahan penyakit hipertensi dalam kehamilan?
f. Bagaimana penatalaksanaan dan pendidikan pasien ?
g. Bagaimana peran bidan terhadap hipertensi dalam kehamilan?
C. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang definisi Hipertensi dalam kehamilan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang etiologi hipertensi dalam kehamilan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis hipertensi dalam kehamilan.
d. Mahasiswa dapat mengetahui klasifiksi penyakit hipertensi.
e.Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan penyakit hipertensi dalam kehamilan.
f. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dan pendidikan pasien dengan
hipertensi.
g. Mahasiswa dapat mengetahui peran bidan terhadap hipertensi dalam kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan
serius pada kehamilan. (Sumber: SANFORD,MD tahun 2006).
Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan keseatan
secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah
menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian. Seseorang dikatakan mendetita
tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan
diastolik >90 mmHg. (sumber : FK UI 2006)
Hipertensi karena kehamilan yaitu : hipertensi yang terjadi karena atau pada saat
kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri biasanya terjadi pada usia kehamilan
memasuki 20 minggu (sumber: kebidanan). (Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi.
Hal: 167-168)
Hipertensi yaitu peningkatan tekanan sistolik sekurang- kurangnya 30 mmHg atau
peningkatan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg, atau adanya tekanan sistolik
sekurang-kurangnya 140 mmHg dan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg.
Hipertensi juga dapat ditentukan dengan tekanan arteri rata-rata 105 mm Hg atau lebihatau
dengan kenaikan 20 mmHg atau lebih nilai-nilai yang disebutkan diatas harus bermanifesti
sekurang-kurangnya dua kesempatan dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih dan harus
didasarkan pada nilai tekanan darah sebelumnya yang diketahui.
Hipertensi kehamilan berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau 24 jam pertama
postpartum pada seseorang yang sebelumnya normotensi. Tak ada petunjuk-petunjuk lain dari
pre-eklamsia atau penyakit vaskuler hipertensi. Teknan darah kembali dalam batas normal dalm
sepuluh hari setelah persalinan. Beberapa pasien dengan hipertensi kehamilan sebenarnya
mungkin mengidap preeklamsia atau penyakit vaskuler hipertensi, tetapi mereka tidak
mempunyai criteria untuk diagnosis ini.
Proteinuria yaitu adanya protein dalam urine dalam jumlah lebih besar dari 0,3 g per liter
urine 24 jam atau dalam konsentrasi lebih besar dari 1 gram per liter (1+ sampai 2+ dengan
metode turbidimetrik standard) pada kumpulan urine sacara acak pada dua atau lebih kesempatan
sekurang-kurangnya dengan beda waktu 6 jam. Contoh urin harus bersih—sebaiknya urine
midstream atau yang diambil melalui kateter.
Edema yaitu akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan
umumnya ditampakan dengan adanya pembengkakan ekstremitas dan bawah.
Pre-eklamsia yaitu berkembangnya hipertensi dengan pre-eklamsia atau edema atau
keduanya yang disebabkan oleh kehamilan atau dipengaruhi oleh kehamilan yang sekarang.
Biasanya keadaan ini timbul setelah usia kehamilan 20 minggu tetapi dapat pula berkembang
sebelum saat tersebut pada penyakkit trofoblastik. Pre-eklamsia merupakan gangguan yang
terutama terjadi pada primigravida.
Eklamsia yaitu terjadinya satu atau beberapa kejang yang bukan diakibatkan oleh
keadaan serebral lain seperti epilepsi, atau perdarahan otak pada pasien dengan pre-eklamsia.
Pre-eklamsia atau eklamsia penyerta: berkembangnya pre-eklamsia atau eklamsia pada
pasien dengan penyakit vascular hipertensi kronik atau penyakit ginjal. Bila hipertensi
mendahului kehamilan , seperti yang diperlibatkan oleh catatan tekanan darah sebelumnya,
suatu peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg atau peningkatan tekanan diastolic 15 mmHg dan
berkembangnya proteinuria, edema atau keduanya harus terjadi selama kehamilan untuk
menetapkan diagnostik. (Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 236)
B. Etiologi
Keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosioal, wanita yang
mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta,
gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar parathyroid. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan
Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168)
C. Manifestasi klinis
Gejala yang biasanya timbul pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan harus
diwaspadai jika ibu megeluh : nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual, muntah
akibat peningkatan tekanan intrakranium, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap,
nokturia, oadema dependem dan pembengkakan.
D. Klasifikasi Hipertensi
Kelainan yang menyebabkan hipertensi yang timbul sebagian akibat kehamilan dan akan
menghilang pada masa nifas seperti: hipertensi tanpa protein urin atau oadema, preeklamsia
ringan atau berat, eklamsia, hipertensi kronis, kehamilan yang memperburuk hipertensi,
hipertensi sementara (transient hypertension). ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Hal : 168).
E. Pencegahan Penyakit Hipertensi
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum agar menghindari tekanan darah tinggi
adalah dengan mengubah kearah hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola
makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah
dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing
dan juga jus apel dan seledri setiap pagi. Bagi yang mempunyai keluarga riwayat penyumbatan
arteri dapat meminum jus yang dicampur dengan susu nonfat yang mengandung omega3 tinggi.
( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 168)
Jika seseorang dicurigai hipertensi, maka dilakukan beberapa pemeriksaan yaitu
anamnesa adakah dalam keluarga yang menderita hipertensi. Dilakukan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, pegobatan nonfarmakologik, mengurangi berat badan bila terdapat
kelebihan (IMT: >27), membatasi alkohol dan menghentikan rokok serta mengurangi makanan
berkolesterol/lemak jenuh. Menghentikan konsumsi kopi yang berlebih, berolahraga ringan,
mengurangi asupan natrium (400 mmd Na/64 NaCL/hari) mempertahankan asupan kalsium dan
magnesium adekuat, perbanyak unsure kalium (buah-buahan), tidak banyak pikiran, istirahat
yang cukup. ( Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4 Patologi. Hal : 169)
PREEKLAMSIA
Data Subjektif :
Kenaikan berat badan yang timbul secara cepat dalam waktu yang singkat menunjukan
adanya retensi cairan dan dapat merupakan gejala paling dini dari preeklamsia. Pasien sadar
akan edema yang menyeluruh , terutama pembengkakan pada muka dan tangan. Keluhan yang
umum adalah sesaknya cin-cin pada jari-jarinya. Sebagai usaha untuk membedakan edema
kehamilan, proses yang jinak, dari preeklamsia, tekanan darah pasien harus diketahui.
Sakit kepala : meskipun sakit kepala merupakan gejala yang relative biasa selam
kehamilan, sakit kepala dapat juga menjadi gejala awal dari edema otak, sebagai
konsekuensinya, tekanan darah pasien harus ditentukan.
Gangguan penglihatan mungkin gejala dari preeklamsia berat dan dapat menunjukan
spasme arteriolar retina, iskema, edema, atau pada kasus-kasus yang jarang, pelepasan retina
Nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas menunjukan pembengkakan hepar yang
berhubungan dengan preeklamsia berat atau menandakan rupture hematoma subkuler hepar.
Data Objektif :
Pemeriksaan umum : tekanan darah meningkat.
Edema menunjukan retensi cairan.edema yang dependen merupakan kejadian yang
normal selama kehamilan lanjut. Edema pada muka dan tangan tampaknya lebih menunjukan
retensi cairan yang patologik.
Kenaikan berat badan : kenaikan berat badan yang cepat merupakan suatu petunjuk dari
retensi cairan ekstravaskuler.
Pemeriksaan retina : spasme arteriolar dan kilauan retina dapat terlihat.
Pemeriksaan toraks: karena edema paru merupakan suatu komplikasi dari preeklamsia berat ,
paru-paru harus diperiksa secara teliti.
Reflek tendon profunda (lutut dan kaki): hiperefleksia dan klonus merupakan penunjuk dari
peningkatan irtabilitas susunan syaraf pusat dan mungkin meramalkan suatu kejang eklamsia
Pemeriksaan abdomen : rasa sakit daerah hepar merupakan suatu pertanda potensial yang
tidak menyenangkan dari preeklamsia berat dan dapat meramalkan rupture dari hepar
Pemeriksaan uterus penting untuk menilai usia kehamilan, adanya kontraksi uterus dan
presentasi janin.
Pemeriksaan pelvis : keadaan pelviks dan stasi dari bagian terbawah merupakan
pertimbangan yang penting dalam merencanakan kelahiran pervaginam atau per abdominan.
(Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 237)
Tes Laboratorium :
Pemeriksaan Darah Lengkap dengan Apusan Darah : peningkatan hematokrit
dibandingkan nilai yang diketahui sebelumnya memberi kesan hemokonsentrasi, atau
menurunnya volume plasma. Jika hematokrit lebih rendah dari yang diperkirakan, kemungkinan
hemolisis intravaskuler akibat proses hemolisis mikroangiopatik perlu dipertimbangkan.
Analisa apusan darah tepi dapat mengungkapkan sel-sel darah merah yang mengalami distorsi
dan skitosit.
Urinalisis : proteinuria merupakan kelainan yang khas pada pasien dengan preeklamsia.
Jika contoh urin yang diambil secara acak mengandung protein 3+ atau 4+ atau urin 24 jam
mengandung 5 g protein atau lebih , preeklamsia dikatakan ‘berat’. (Kapita Selekta,
Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 238)
Keparahan Proses Penyakit :
Preeklamsia diklasifikasikan sebagai berat jika pasien mempunyai satu dari tanda-tanda /
gejala-gejala sebagai berikut :
1) Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih, atau diastolic 110 mmHg atau lebih, pada
sekurang-kurangnya dua pemeriksaan dengan interval 6 jam, dan pasien dalam keadaan tirah
baring.
2) Proteinuria 5 gram atau lebih dalam urin 24 jam (3+ atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif
3) Oliguria (500 ml atau kurang dari 24 jam).
4) Gangguan otak atau visual.
5) Nyeri epigastrum atau kuadran kanan atas.
6) Edema paru atau sianosis
7) Hemolisis
(Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 238)
F. Penatakaksanaan dan Pendidikan Pasien
Prinsip umum : preeklamsia menetap hingga kehamilan berakhir. Sebagai
konsekuensinya , kelahiran janin dan plasenta merupakan pengobatan satu-satunya . tujuan
penatalaksanaan adallah :
a. Mencegah kejang dan komplikasi lainnya.
b. Melahirkan bayi hidup.
c. Melahirkan dengan trauma minimal terhadap ibu dan bayi.
d. Mencegah keadaan patologik yang tersisa.
Pasien-pasien dengan tekanan darah yang meningkat diatas 140/90 mm Hg harus dirawat
inapkan untuk evaluasi. Perencanaan kelahiran tergantung pada :
a) Umur kehamilan.
b) Beratnya proses penyakit.
c) Keadaan serviks.
Preeklamsia Ringan : bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah komplikasi ibu
dan janin. Sebelum aterm, tirah baring dirumah sakit biasanya dianjurkan sebagai usaha untuk
mempertahankan pasien dalam pengawasan yang cermat. Tekanan darah diperiksa 4x/ hari.
berat badan, protein urin dan keluaran urin diperiksa setiap hari. sebagai tambahan, jumlah
trombosit, pengeluaran estriol, nonstress test dan sonografi membantu evaluasi kesehatan ibu dan
janin.
Preeklamsia berat : pasien dirawat inapkan dengan posisi tidur miring (rateral combent
position) untuk meningkatkan filtrasi glomerulus. Ttekanan darah, berat badan, protein urin,
masukan dan keluaran dipantau dengan ketat. Tes-tes diagnostik dasar mengevaluasi beratnya
proses penyakit dan keadaan janin.
Terapi anti kejang : biasanya magnesium sulfat dinjurkan untuk mencegah kejang
terutama selama persalinan. Dosis awal 4 grm dilarutkan dalam 100 ml dekstrosa 5% dan
diberikan intravena dalam waktu 10 sampai 30 menit. Kemudian diikuti dengan 1 sampai 2 g
perjam dalam infuse intravena yang diencerkan. Efek terapi magnesium sulfat dapat diperiksa
secara klinis dengan aktifitas reflex patella. Reflex dan klonus kaki yang hiperaktif memberi
kesan kebutuhan pengobatan yang meningkat . tidak adanya reflex menunjukan bahwa
kecepatan infuse harus dilambatkan atau dihentikan, karena hilangnya reflek patella merupakan
tanda pertama dari keracunan magnesium. Aliran urin dan pernafasan harus dipantau secara
ketat. (Kapita Selekta, Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Hal : 239-240)
Komplikasi-komplikasi maternal meliputi eklamsia, solution plasenta, gagal ginjal,
nekrosis hepar, rupture hepar, DIK, anemia hemolitik mikroanglopatik, perdarahan otak, edema
paru dan pelepasan retina.
Komplikasi-komplikasi janin meliputi prematuritas, insufiensi utero-plasental, retardasi
pertumbuhan intrauterine dan kematian janin intrauterine.
A. Peran Bidan Terhadap Hipertensi dalam Kehamilan
Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu:
a. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar.
b. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
c. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan tensimeter di tempat yang datar setinggi
jantung ibu hamil dan gunakan ukuran manset yang sesuai)
d. Catat tekanan darah
e. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg atau lebih
(sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.Bila tetap maka berarti ada
kenaikan tekanan darah.Periksa adanya edema terutama pada wajah atau pada tungkai baeah
/tulang kering atau daerah sacral.
f. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin pada
setiap kali kunjungan.
g. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat tinggi, kenaikan tekanan
darah naik secara tiba- tiba,berkurangnya air seni( sedikit dan berwarna gelap),edema berat yang
timbul mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
h. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak mudah dicapai maka
pantaulah tekanan darah, periksa protein urin terhadap protinuria dan denyut jantung janin
dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
i. Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun tidak edema atau
proteinuria.
j. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:
a) Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-tanda
eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati dan
pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
b) Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
k. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
l. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA.
G. Peran Bidan Terhadap Hipertensi dalam Kehamilan
Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan yaitu:
a. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar.
b. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
c. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan tensimeter di tempat yang datar setinggi
jantung ibu hamil dan gunakan ukuran manset yang sesuai)
d. Catat tekanan darah
e. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg atau lebih
(sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.Bila tetap maka berarti ada
kenaikan tekanan darah.Periksa adanya edema terutama pada wajah atau pada tungkai baeah
/tulang kering atau daerah sacral.
f. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin pada
setiap kali kunjungan.
g. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat tinggi, kenaikan tekanan
darah naik secara tiba- tiba,berkurangnya air seni( sedikit dan berwarna gelap),edema berat yang
timbul mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
h. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak mudah dicapai maka
pantaulah tekanan darah, periksa protein urin terhadap protinuria dan denyut jantung janin
dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
i. Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun tidak edema atau
proteinuria.
j. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:
a) Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-tanda
eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati dan
pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
b) Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
k. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
l. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi karena kehamilan yaitu : tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg
yang disebabkan karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan
serius pada kehamilan. (Sumber: SANFORD,MD tahun 2006).
Nilai normal tekanan darah seseorang yang disesuaikan tingkat aktifitas dan keseatan
secara umum adalah 120/80mmHg. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah
menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga
B. Saran
a. Saran Untuk Tenaga Kesehatan :
Penyusun berharap hendaknya kita sebagai tenaga kesehatan lebih memahami tentang
macam-macam penyakit yang terjadi pada ibu hamil terutama Hipertensi pada kehamilan. Serta
bagaiman tindakan kita untuk mengatasinya.
b. Saran Untuk Institusi :
Penyusun berharap agar makalah tentang Hipertensi pada Kehamilan ini dapat dijadikan
referensi buku di perpustakaan Institusi STIKes Indramayu.
c. Saran Untuk Mahasiswa :
Penyusun berharap agar mahasiswa prodi DIII Kebidanan lebih mengetahui tentang penyakit
yang terjadi pada ibu hamil. Serta dapat menerapkan saat praktek di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh Rukiyah.2010. Asuhan kebidanan 4 Patologi. Jakarta: Tim
Kapita Selekta. Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
http://chiiviolet.blogspot.com/2013/12/makalah-kehamilan-dengan-hipertensi.html
http://chenalya2.blogspot.co.id/2015/02/makalah-hipertensi-dalam-kehamilan.html
Ilmu Kebidanan
KONSEP KEBIDANAN WIJI MURNI
Minggu, 06 Juli 2014
MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI)
TENTANG KEHAMILAN DENGAN HIPERTENSI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
1. Monalysa
2. Murni
3. Novelita
4. Nova harneva
5. Yanti Tressia
AKADEMI KEBIDANAN IMELDAMEDAN JALUR UMUM
PROGRAM REGULER ANGKATAN X
TA . 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya penyusun
diberi kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan
hipertensi” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ASUHAN
KEBIDANAN PATOLOGI, dimana sumber materi disadur dari buku-buku yang relevan serta
pustaka internet guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan di sampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepaada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Definisi hipertensi..............................................................................................3
2.2 Etiologi (penyebab hipertensi dalam kehamilan)...............................................3
2.3 Tanda dan Gejala.............................................................................................. 5
2.4.Klasifikasi Hipertensi dalam kehamilan............................................................5
2.5 Patofisiologi ......................................................................................................6
2.6 Komplikasi.........................................................................................................6
2.7 Prognosis............................................................................................................6
2.8. Peran bidan dalam kehamilan...........................................................................6
2.9 penatalaksanaan..................................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang
dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada
pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah
diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan
berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor
keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai
dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama
kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan
perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki
kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil
yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki
kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita
hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita
preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik baik ibu
maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke,
dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20,
sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin,
juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan
berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari Hipertensi dalam kehamilan ?
2. Apa sajakah jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan ?
3. Bagaimana gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan ?
4. Bagaimana penanganan hipertensi dalam kehamilan ?
5. Apa saja dampak yang terjadi dalam kehamilan dengan hipertensi pada ibu dan janin?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipertensi dalam kehamilan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hipertensi dalam kehamilan
3. Untuk mengetahui gejala timbulnya pada hipertensi dalam kehamilan
4. Untuk mengetahui penanganan hipetensi dalamkehamilan
5. Untuk mengetahui dampak yang terjadi dalam kehamilan dengan hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi hipertensi
Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension.hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi.hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam waktu yang
lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian seseorang dikatakan menderita
tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan diastoliknya lebih besar dari 120 mmHg.(Ai Yeye Rukiyah.2010)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga
kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap
diagnosa hipertensi harus bersifat spiesifik usia. Pada umumnya, tekanan yang dianggap optimal
adalah < 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik, sementara
tekanan yang dianggap hipertensif adalah > 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg untuk
diastolik.
2.2 Etiologi (penyebab hipertensi dalam kehamilan)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya
(terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit
lain. Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada
jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan
darah. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Penyebab Hipertensi Karena Kehamilan
6. Sering pada primigravida, patologi telah terjadi akibat implantasi sehingga timbul iksemia
plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
7. Resiko meningkat pada :
Masa placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
Diabetes militus
Faktor herediter
Masalah vaskuler
8. Hipertensi karena kehamilan
Hipertensi protein atau edema
Preeklamsia ringan
Preeklamsia berat
Eklamsia
9. Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali
meningkatnya tekanan darah
10. Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut :
Tekanan diastolik > 110 mmHg
Protein urin ³ 2 +
Oligo uria < 400 ml per 24 jam
Edema paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi
Gangguan pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut
Nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa
11. Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala preeklamsia berat dan kejang
Kejang terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
Kome terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)
2.3 Tanda dan Gejala
Untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
1. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
2 Nyeri kepala, gelisah, mudah lelah
3. Gangguan penglihatan
4. Nyeri abdomen atas, mual dan muntah
5. Oliguria
6. Kejang
7. Pertumbuhan janin terhambat
8. Perdarahan dari hidung
9. Wajah kemerahan
10. Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal
2.4. Klasifikasi Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan sebagai komplikasi kehamilan
a. Preklamsia.
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria preklamsia juga terbagi yakni preklamsia ringan dan preklamsia berat.
b. Eklamsia
Eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, yang juga
dapat disertai koma.
Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
Hipertensi dalam kehamilan sebagai akibat dari hipertensi menahun atau superimposed
preklamsia dan eklamsia.
Gestasional hipertension
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kehamilan dengan
tanda-tanda preeklampsia tetapi tanpa proteinuria.
2.5 Patofisiologi
a.Peninggian tekanan darah merupakan satu – satunya gejala
b. Gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada ginjal , otak dan jantung
c. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala , marah, rasa berat ditengkuk, sukar
tidur, mata berkunang – kunang dan pusing
2.6 Komplikasi
1. Perdarahan otak
2. Solusio plasenta
3. Prematur
4. Mati dalam kandungan
2.7 Prognosis (Dampak yang terjadi)
1. Prognosis untuk ibu kurang baik.
Kematian pada ibu biasanya disebabkan oleh perdarahan otak (25 % ), payah jantung –
paru ( 50 % ) kegagalan ginjal ( 10 % ), infeksi ( 5 % ), kegagalan hepar ( 5 % ), dan lain-lain (5
%)
2. Prognosis bagi janin juga kurang baik,
karena adanya insufisiensi plasenta, solusio plasenta, janin tumbuh kurang sempurna,
prematuritas dan dismaturitas.
2.8 Peran bidan dalam kehamilan
Hal – hal yang harus bidan lakukan dalam pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan :
1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan teknik yang benar.
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau berbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran ( Letakkan tensimeter di tempat yang datar setinggi
jantung ibu hamil dan gunakan ukuran manset yang sesuai)
4. Catat tekanan darah
5. Jika tekanan darah diatas 140/90 mmhg atau peningkatan diastole 15 mmhg atau lebih
(sebelum 20 minggu),ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam.Bila tetap maka
berarti ada kenaikan tekanan darah.Periksa adanya edema terutama pada wajah atau pada
tungkai baeah /tulang kering atau daerah sacral.
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : Tekanan darah sangat tinggi, kenaikan
tekanan darah naik secara tiba- tiba,berkurangnya air seni( sedikit dan berwarna
gelap),edema berat yang timbul mendadak,khususnya pada wajah/daerah sacral
8. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema sedangkan doker tidak mudah dicapai
maka pantaulah tekanan darah, periksa protein urin terhadap protinuria dan denyut
jantung janin dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
9. Jika tekanan darah tetep naik ,rujuk untuk pemeriksaan lanjutan walaupun tidak edema
atau proteinuria.
10. Jika tekanan darah kembali normal atau kenaikannya kurang dari 15 mmhg:
Beri informasi atau penjelasan pada ibu hamil ,suami atau keluarga tentang tanda-tanda
eklamsia yang mengancam ,khususnya sakit kepala ,pandangan kabur, nyeri ulu hati dan
pembengkakan pada kaki/punggung/wajah.
Jika tanda-tanda diatas ditemukan segera rujuk ke rumah sakit
11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami/keluarga.
12. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil / buku KIA.
2.9 Penatalaksanaan
penatalaksanaan yang dilakukan
Dianjurkan untuk mentaati peraturan pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu
dikonsultasikan kepada dokter ahli.
Perawatan antenatal ditujukan untuk pengendalian tekanan darah dan deteksi dini tanda – tanda
perawatan pre eklampsi.
Ibu hamil harus diperiksa sedikitnya 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 28 minggu dan
kemudian seminggu sekali sampai melahirkan a. Dianjurkan untuk cukup istirahat, tidak emosi
dan menghindari aktivitas yang terlalu berat
b. Mencegah penambahan berat bdan yang agresif
Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
Jika kejang, baringkan pada satu sisi tempat tidur, arah kepala ditinggikan sedikit untuk
mengurangi kemungkinan aspirasi sekret, muntahan atau darah. Bebaskan jalan nafas. Pasang
spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Hipertensi merupakan tekanan darah yang dipompa jantung, mengalir cepat sehingga menekan
dinding arteri dalam pembuluh darah. Umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan: tekanan
darah diatas yang biasa ditulis 140/90 mmHg.
2. Komplikasi yang dapat terjadi
Perdarahan otak
Solusio plasenta
Prematur
Mati dalam kandungan
3. Tanda dan gejala Untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
Nyeri kepala, gelisah, mudah lelah
Nyeri abdomen atas, mual dan muntah
Oliguria
Wajah kemerahan
Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal
4. penatalaksanaan yang dilakukan
Dianjurkan untuk mentaati peraturan pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu
dikonsultasikan kepada dokter ahli.
Perawatan antenatal ditujukan untuk pengendalian tekanan darah dan deteksi dini tanda – tanda
perawatan pre eklampsi.
Ibu hamil harus diperiksa sedikitnya 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 28 minggu dan
kemudian seminggu sekali sampai melahirkan
Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
DAFTAR PUSTAKA
Prawiharjo, Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiharjo . Jakarta. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawiharjo
Rukiyah, ali yeyeh dan Lia yulianti. 2010. Asuhan kebidanan IV (patologi kebidanan), Jakarta
timur : CV. TRANS Info media
http://abidinblog.blogspot.com/2009/06/hipertensi-tekanan-darah-tinggi-pada.html
http://www.kafebalita.com/content/articles/read/2009/05/bahaya-hipertensi-pada-kehamilan/
1168
http://www.permatacibubur.com/en/see.php?id=Mar3-2&lang=id
http://abidinblog.blogspot.com/2009/06/hipertensi-tekanan-darah-tinggi-pada.html
http://lusicaem.blogspot.com/2009/06/waspadai-kemunculan-hipertensi-pada.html
http://khanzima.wordpress.com/2012/05/07/hipertensi-dalam-kehamilan-makalah/
http://ilmukebidanan92.blogspot.co.id/2014/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Ilmu Kebidanan & Kesehatan
Donderdag, 23 Mei 2013
Makalah hipertensi kronik dalam kehamilan
HIPERTENSI KRONIS DALAM KEHAMILAN
I. Pengertian Hipertensi Kronis Dalam Kehamilan
Hipertensi kronik sendiri didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih atau sama
dengan 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmhg yang
telah ada sebelum kehamilan, yang bertahan sampai lebih dari 20 minggu pasca partus 1 atau
setelah 12 minggu menurut kepustakaan yang lain. (Saifuddin, 2010 : 531).
Hipertensi kronik atau biasa disebut dengan hipertensi esensial adalah penyakit
hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktor emosi dan lingkungan. Wanita hamil
dengan hipertensi esensial memiliki tekanan darah sekitar 140/90 mmHg sampai 160/100
mmHg. Gejala-gejala lain seperti kelainan jantung, arteriosklerosis, perdarahan otak, dan
penyakit ginjal akan timbul setelah dalam waktu yang lama dan penyakit terus berlanjut.
Hipertensi esensial dalam kehamilan akan berlangsung normal sampai usia kehamilan aterm.
Sekitar 20% dari wanita hamil akan menunjukkan kenaikan tekanan darah.
Hipertensi kronis pada masa kehamilan didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah
sekurang-kurangnya sistolik 140 mm Hg dan dengan tekanan darah diastolik sekurang-
kurangnya 90 mm Hg pada masa sebelum kehamilan. Untuk wanita yang baru pertama kali
hamil hipertensi tersebut dimulai sekurang-kurangnya 20 minggu sebelum kehamilan.
Prevalensi hipertensi kronis di Amerika Serikat diperkirakan sekitar 3% dan terus meningkat dari
waktu ke waktu. Peningkatan prevalensi ini terutama disebabkan oleh peningkatan prevalensi
obesitas, yang merupakan faktor resiko utama hipertensi. Penundaan masa kehamilan sering
terjadi pada perempuan yang mengalami hipertensi kronis tersebut. Sehingga peningkatan
jumlah wanita hamil yang disertai dengan hipertensi memerlukan pemantauan khusus
kemungkinan terjadinya hipertensi kronis dan perlunya penyesuaian terapi antihipertensi
sebelum dan selama masa kehamilan
Umumnya wanita hamil yang disertai dengan hipertensi kronis akan memiliki kondisi
kehamilan yang baik, tetapi mengalami resiko peningkatan komplikasi kehamilan dibandingkan
dengan wanita hamil yang tanpa hipertensi. Resiko perburukan kehamilan meningkat seiring
peningkatan keparahan hipertensi. Selain itu beberapa agen antihipertensi beresiko pada
kehamilan dan harus dihentikan penggunaannya sebelum pembuahan (konsepsi). Mengingat
sebagian besar kehamilan adalah kehamilan yang tidak direncanakan, maka pada wanita usia
produktif yang mengalami hipertensi harus mendapatkan nasehat khusus sehubungan dengan
kehamilan dan upaya perawatan rutin.
Wanita hamil dengan hipertensi kronis memiliki resiko peningkatan preeklamsia sebesar
17-25% dibandingkan populasi umum yang hanya sebesar 3-5%, abrupsi plasenta, pembatasan
pertumbuhan janin, kelahiran prematur, dan operasi caesar. Resiko preeklamsia semakin
meningkat seiring lamanya masa hipertensi. Preeklamsia merupakan penyebab utama kelahiran
prematur dan persalinan dengan operasi caesar pada kelompok ini.
II. Etiologi
Etiologi hipertensi kronik dapat dibagi menjadi :
1. Primer (idiopatik) : 90 %
2. Sekunder : 10%, yang berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin (diabetes
melitus), penyakit hipertensi dan vascular
III. Diagnosis
Diagnosis pada hipertensi kronik bila ditemukan pada pengukuran tekanan darah ibu ≥
140/90 mmhg sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan mencapai 20 minggu serta
didasarkan atas faktor risiko yang dimiliki ibu, yaitu : pernah eklampsia, umur ibu > 40 tahun,
hipertensi > 4 tahun, adanya kelainan ginjal, adanya diabetes mellitus, kardiomiopati, riwayat
pemakaian obat anti hipertensi. Diperlukan juga adanya pemeriksaan tambahan berupa
pemeriksaan laboratorium ( darah lengkap, ureum, kreatinin, asam urat, SGOT, SGPT ), EKG,
Opthalmology, USG).
Dahulu direkomendasikan bahwa yang digunakan sebagai kriteria diagnosis adalah
peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30 mmhg atau diastolik 15 mmhg, bahkan apabila
angka absolut dibawah 140/90 mmhg. Kriteria ini tidak lagi dianjurkan. Namun, wanita yang
mengalami peningkatan tekanan darah sistolik 30 mmhg atau diastolik 15 mmhg perlu diawasi
dengan ketat.
IV. Komplikasi pada ibu dan janin
Pada wanita hamil yang mengalami hipertensi kronik terjadi peningkatan angka kejadian
stroke. Selain itu komplikasi lain yang sangat mengkhwatirkan yaitu terjadinya superimposed
preeclampsia dimana hal ini dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi hepar, gagal ginjal, serta
tendensi timbulnya perdarahan yang meningkat dan perburukan kearah eclampsia.
Pada janin sendiri dapat terjadi bermacam – macam gangguan sampai kematian janin
dimana efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil akan merusak sistem
vaskularisasi darah, sehingga mengganggu pertukaran oksigen dan nutrisi melalui plasenta dari
ibu ke janin. Hal ini bisa menyebabkan prematuritas plasental dengan akibat pertumbuhan
janin yang lambat dalam rahim, bahkan kematian janin.
V. Penanganan Umum
a Istirahat cukup
b Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
c. Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk
segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi
VI. Penatalaksanaan
a. Risiko rendah hipertensi
- Ibu sehat dengan desakan diastolik menetap ³100 mmHg
- Dengan disfungsi organ dan desakan diastolik ³ 90 mmHg
b. Obat antihipertensi
Alasan utama untuk mengobati hipertensi pada kehamilan adalah untuk mengurangi
morbiditas ibu terkait hipertensi. Sebuah metaanalisis termasuk 28 uji acak membandingkan
pengobatan dengan antihipertensi baik dengan plasebo maupun tanpa pengobatan
menunjukan bahwa pengobatan dengan antihipertensi secara signifikan mengurangi hipertensi
berat. Namun pengobatan tidak mengurangi resiko preeklamsia berlapis, abrupsi plasenta atau
pembatasan pertumbuhan janin, juga tidak memberikan manfaat pada neonatus.
Obat-obat antihipertensi kronis yang dapat digunakan pada masa kehamilan yaitu:
1. Metildopa, sebuah agonis reseptor alfa yang bekerja sentral, dosis sebesar 250-1500 mg
dua kali perhari peroral. Metildopa sering digunakan sebagai terapi lini pertama, data
jangka panjang menunjukan keamananya pada keturunan.
2. Labetalol, yang merupakan kombinasi alfa dan beta bloker. Dosis 2x100-1200 mg
peroral. Sering menjadi terapi lini pertama. Obat ini dapat memperburuk asma.
Formulasi intravena tersedia untuk pengobatan darurat hipertensi.
3. Metoprolol, sebuah beta bloker dengan dosis 2x25-200 mg peroral. Obat ini dapat
memperburuk asma dan kemungkinan berhubungan dengan penghentian pertumbuhan
janin. Beta bloker lainnya misal: pindolol dan propranolol dapat dipakai secara aman.
Beberapa ahli merekomendasikan untuk menghindari penggunaan atenolol.
4. Nifedipin (kerja panjang), sebuah pemblok kanal kalsium. Dosis 30-120 mg perhari.
Nifedipin kerja cepat tidak direkomendasikan untuk terapi ini, mengingat kemungkinan
resiko hipotensi. Pemblok kanal kalsium lainnya dapat digunakan secara aman.
5. Hidralazin, merupakan sebuah vasodilator perifer. Dosis 50-300 mg perhari dalam dosis
terbagi 2 atau 4. Sediaan hidralazin intravena tersedia untuk terapi darurat hipertensi.
6. Hidroklorotiazid, sebuah diuretik dengan dosis 12,5-50 mg sekali perhari. Ada
kekhawatiran sehubungan penggunaan obat ini, namun tidak ada data studi yang
mendukung.
7. Metildopa, sebuah agonis reseptor alfa yang bekerja sentral, dosis sebesar 250-1500 mg
dua kali perhari peroral. Metildopa sering digunakan sebagai terapi lini pertama, data
jangka panjang menunjukan keamananya pada keturunan.
8. Labetalol, yang merupakan kombinasi alfa dan beta bloker. Dosis 2x100-1200 mg
peroral. Sering menjadi terapi lini pertama. Obat ini dapat memperburuk asma.
Formulasi intravena tersedia untuk pengobatan darurat hipertensi.
9. Metoprolol, sebuah beta bloker dengan dosis 2x25-200 mg peroral. Obat ini dapat
memperburuk asma dan kemungkinan berhubungan dengan penghentian pertumbuhan
janin. Beta bloker lainnya misal: pindolol dan propranolol dapat dipakai secara aman.
Beberapa ahli merekomendasikan untuk menghindari penggunaan atenolol.
10. Nifedipin (kerja panjang), sebuah pemblok kanal kalsium. Dosis 30-120 mg perhari.
Nifedipin kerja cepat tidak direkomendasikan untuk terapi ini, mengingat kemungkinan
resiko hipotensi. Pemblok kanal kalsium lainnya dapat digunakan secara aman.
11. Hidralazin, merupakan sebuah vasodilator perifer. Dosis 50-300 mg perhari dalam dosis
terbagi 2 atau 4. Sediaan hidralazin intravena tersedia untuk terapi darurat hipertensi.
12. Hidroklorotiazid, sebuah diuretik dengan dosis 12,5-50 mg sekali perhari. Ada
kekhawatiran sehubungan penggunaan obat ini, namun tidak ada data studi yang
mendukung.
Metildopa merupakan agen antihipertensi yang paling banyak didukung dengan data
penelitian tentang khasiat dan keamanan penggunaannya pada wanita hamil. Obat ini telah
digunakan sejak tahun 1960-an. Dalam sebuah studi, metildopa tidal menimbulkan efek yang
merugikan pada anak-anak yang dilahirkan. Karenanya metildopa sering dijadikan sebagai
terapi lini pertama hipertensi pada wanita hamil. Namun, metildopa sering menyebabkan
kantuk yang membatasi tolerabilitasnya.
KASUS
Seorang ibu umur 25 tahun G1 Po Ao AHo umur kehamilan 28minggu datang ke BPM.
ERLI, Maguwoharjo pada tanggal 11 Maret 2013 pukul 08.10 WIB dengan keluhan pusing. Ibu
mengatakan sebelum hamil sudah memiliki riwayat hipertensi hasil pemeriksaan
TD=150/100mmhg, tidak ada odema, protein urin negative.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN HIPERTENSI KRONIK
Ny “A” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 UK 28 MINGGU
DI BPM. ERLI, MAGUWOHARJO
No Register : 052765
Masuk Rs Tanggal/Jam : 11-03-2013/ Jam 08.10 WIB
Di Riwat di Ruang : Pemeriksaan
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IBU SUAMI
Nama : “A” “ L”
Umur : 25 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA STM
Pekerjaan : IRT Pegawai swasta
Alamat : Maguwoharjo Magowoharjo
No Telpon : 085312046565 021888
B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
2. Keluhan utama
- Ibu mengatakan sering merasakan pusing
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahu Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari Teratur : Teratur
Sifat darah : cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : syah Menikah ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 24 tahun
5. Riwayat obstetrik : G1 P0 A0 AH0
no
Hamil
ke
Persalinan Anak Nifas
Tahun TempatUmur
kehamilanJenis penolong JK BB B Keadaan
1 Hamil
ini
6. Riwayat kontrasepsi yang digunaka
no
Jenis
kontrasepsi
Pasang Lepas
Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
7. Riwayat Kehamilan sekarang
a. HPM : 27-08-2012
HPL : 4-05-2013
b. ANC pertama kali umur kehamilan : 4+2 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 3 x, Tempat : BPS Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah, pusing
Terapi : Asam folat , kalsium methyldopa
Trimester II
Frekuensi : 2 x, Tempat : BPS Oleh : Bidan
Keluhan : pusing
Terapi : Fe , kalsium , vit C, methyldopa
d. Imunisasi TT
TT1 : Juni 2012
TT2 : Pada umur kehamilan 4+4 Minggu
TT3: Pada umur kehamilan 8+4 Minggu
TT4:Belum dilakukan
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin > 3X selam 2 jam setiap harinya
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun)
Ibu mengatakan saat ini sedang menderita penyakit hipertensi
Ibu mengatakan tidak sedang / pernah menderita penyakit menular ( PMS, HIV/ AIDS, HEP B)
penyakit menahun( ASMA, Jantung. Ginjal)
b. Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga (menahun, menurun, menahun)
Ibu mengatakan ibu kandungnya menderita penyakit hipertensi
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang menderita
penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit menurun ( DM, ASMA, ),
penyakit menahun seperti (Jantung , Ginjal, ASMA).
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak mempunyai riwayat
keturunan kembar.
d. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
9. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari 4- 5 x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-7 x/hari 7- 10 x/hari
Jenis : air putih,teh air putih,susu
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari 1 x/hari
Warna : kuning kecoklatan kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 5 x/hari 6 x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama : 2 jam 2 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam 8 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal Higiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari
Keramas : 3 x/minggu 3 x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada
f. Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti:
mencuci, menyapu dan memasak.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti
( merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
11. Psikososiospiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga, perencanaan persalinan,
pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan persiapan keuangan ibu
dan keluarga)
- Ibu mengatakan ibu,suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
- Ibu mengatakan sudah mempersiapkan persalinan seperti : pendamping ibu pada saat
persalinan, Donor darah, kendaraan, tempat persalinan, penolong persalinan.
- Ibu mengatakan ingin memberikan ASI secara Esklusif pada bayinya.
- Ibu mengatakan ingin merawat bayinya sendiri.
- Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
- Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan social dikampungnya.
- Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.
12.Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
- Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
- Ibu mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
- Ibu mengatakan sudah mengetahui menganai laktasi.
- Ibu mengatakan sudah mengetahui cara perawatan bayi.
13.Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah pabrik dan jauh
dari kandang hewan)
- Ibu menagatakan tidak mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing, anjing, ayam, dan
burung.
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah : 150/100mMhg Nadi : 84x/menit
Pernafasan : 21x/menit Suhu :36,3oC
Berat badan : 54 kg Tinggi badan : 156 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
Rambut : panjang, lurus, hitam , tidak ada massa
Muka : oval, ada strei gravidarum, tidak ada bekas luka,
tidak oedem
Mata : simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjung tiva merah
muda(tidak anemis), sclera tidak ikterik dan penglihatan
baik.
Telinga : simetris, bersih, trdapat lubang dan gendang telinga
pendengaran baik
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak ada
polip, tidak secret
Mulut : simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,
lidah bersih.
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan
tidak ada pembesaran kelenjar vena jugu laris.
Dada : tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding
dada.
Payudara : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada
areola mamae, dan Colostrums belum keluar.
Abdomen : TFU: 28 cm, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linia
alba dan straigravidarium
Palpasi Loepold
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, (bokong)
Leopold II : bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, seperti papan
terdapattahanan ( punggung) dan bagian kiri ibu teraba bagian
kecil- kecil mudah digerakan( ekxtermitas)
Leopold III :bagian terendah janin teraba bulat, keras, tidakmelenting(kepala) Leopold
IV : kedua tangan pemeriksa masih bertemu(konvergen) bagian
terendah janin belum masuk panggul
Palpasi supra pubic : tidak dilakukan
Osborn test : tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal : tidak dilakukan, TBJ : (28-12)x155= 1800 gram
Auskultasi Djj : 145x / Menit
Estremitas Atas : Tidak ada oedem, jari kuku tidak pucat
Ekstermitas Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki
kanan dan kiri positif
Genetalia : Tidak ada pembesaran kelenjar batolini, tidak ada varises.
Anus : Tidak ada hemoroid, dan tidak ada tanda-tanda infeksi
3. Pemeriksaan penunjang Tanggal,11-03-2013,jam 08.10 WIB
Protein urine(-)
4. Data Penunjang
Hb : 12gr/dl
II. INTERPRETASI DATA
A. Diangnosa kebidanan
Seorang ibu Ny ”A” umur 25 tahun G1 P 0 A 0 UK 28 minggu janin tunggal, hidup intra uterin,
PUKA, preskep dengan Hipertensi kronis.
Data dasar
Data subyektif :
- Ibu mengatakan umur 25 tahun
- Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama
- Ibu mengatakan belum pernah keguguran
- Ibu mengatakan sebelum hamil mempunyai riwayat darah tinggi.
Data Obyektif :
Kesadaran : Composmetis
TTV : TD: 150/100mMhg R : 23/menit
N :84/menit S : 36,3oC
Djj : 145/menit
Palpasi Leopold I : Bokong
Palpasi Leopold II : Puka
Palpasi Leopold III :Perskep
Palpasi Leopold IV :Konvergen
B. Masalah
- ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data dasar
Data subyektif
- Ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
Data obyektif
- Ibu tampak khawatir dan gelisah
C. KEBUTUHAN KUSUS
- Beri diet protein dan banyak istirahat
- Beri konseling tentang hipertensi kronis dan pengaruh terhadap kehamilan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
- Dari hipertensi menjadi preeklamsia ringan
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN Tanggal 11-03-2013, jam 08.20 WIB
o beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
o beritahu ibu tentang keluhan yang dialami ibu
o anjurkan ibu untuk tidur miring kiri
o anjurkan ibu untuk istirahat
o anjurkan ibu diet
o beri KIE tanda bahaya yang mungkin timbul
o berikan ibu tablet fe dan asam folat
o anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
VI. PELAKSANAAN Tanggal 11-03-2013jam 08.30 WIB
o Memberitahu kepada ibu tentang keadaan ibu yaitu:
TD: 150/100mmhg R : 23x/menit
N : 84x/menit S : 36,3oC
o Menjelaskan bahwa ibu mengalami Hipertensi Kronis dimana adanya penyakit hipertensi
yang telah terjadi sebelum hamil ataupun ditemukan pada usia kehamilan 20minggu atau
hipertensi yang menetap 6minggu pasca-persalinan, kondisi tekanan darah sekurang-kurangnya
sistolik 140 mm Hg dan dengan tekanan darah diastolik sekurang-kurangnya 90 mm Hg pada
masa sebelum kehamilan.
o Menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri dan satu kakinya agak ekstensi sedikit lalu
mengganjalnya dengan bantal
o Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang minimal 2 jam, tidak boleb tidur
terlarut malam dan melakukan aktifitas yang melelahkan
o Menganjurkan ibu untuk melakukan diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang
mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.
o Memberitahu tentang tanda bahaya yang timbul yaitu perdarahan
pervaginam yang banyak, pandangan kabur, sakit kepala sampai ibu jatuh
pinsan, Tidak ada gerakan janin Odem pada wajah dan tangan jika
mengalaminya maka ibu harus segera datang ketenaga
kesehatan
o Memberikan ibu tablet fe 1x1/hari dan asam folat 1x1/hari methyldopa
1x1/hari
o Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3minggu lagi atau jika ada keluhan
VII. EVALUASI Tanggal,11- 03-2013,jam 08.40WIB
o Ibu sudah mengetahui keadaannya dan ibu merasa senang mengetahui ibu dan janinya
dalam keadaan baik
o Ibu sudah paham dengan keluhan yang dialaminya ditandai ibu sudah tidah merasa cemas
o Ibu bersedia untuk tidur miring saat beristirahat
o Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
o Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang sehat bagi ibu dan janinnya
o Ibu sudah diberi terapi obat dan bersedia untuk mengkonsumsinya secara teratur
o Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 3 minggu yang akan datang atau jika ada
keluhan
http://ayufatmawatianterior.blogspot.co.id/2013/05/makalh-hipertensi-kronik-dalam-
kehamilan.html