All About Asi

24
Menyusui: Kunci Mother-Infant Bonding Tidak perlu diragukan lagi, menyusui telah terbukti memberikan sejuta efek positif bagi si kecil. Menyusui sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, membentuk kekebalan tubuhya, meningkatkan kemampuan kognitif dan prestasi di sekolah. Namun, menyusui tidak semata-mata hanya memberikan ASI, tetapi juga membentuk suatu proses yang penting, yaitu mother-infant bonding. Bonding, Mengapa Penting? Mother-infant bonding (ikatan ibu-anak) merupakan pembentukan hubungan timbal balik secara emosional antara ibu dan si kecil. John Bowlby dengan teorinya yang terkenal mengenai attachment behavior (tingkah laku karena kedekatan) mengatakan bahwa perilaku yang menyebabkan seseorang dekat dengan individu tertentu secara mencolok ditemui pada periode awal kehidupan, terutama pada 9 bulan pertama hingga usia 3 tahun. Di sinilah pembentukan karakter seorang anak berawal. Apabila terjadi gangguan pada proses attachment pada waktu kritis ini, sangat mungkin pada saat dewasa timbul berbagai gangguan tingkah laku, seperti agresif, depresi dan gangguan emosi lainnya. Mother-infant bonding sebaiknya dilakukan sesegera dan semaksimal mungkin setelah bayi Anda lahir. Mengapa demikian? Terdapat suatu hipotesa yang menyatakan bahwa setelah melahirkan, kandungan hormon oksitosin (hormon penting dalam proses menyusui) pada ibu sangat tinggi dan memicu timbulnya perasaan dan perilaku sayang kepada bayinya. Klaus dan Kennell dalam penelitiannya membandingkan bonding antara ibu yang diberi waktu kontak minimal 16 jam

description

all about asi

Transcript of All About Asi

Page 1: All About Asi

Menyusui: Kunci Mother-Infant Bonding

Tidak perlu diragukan lagi, menyusui telah terbukti memberikan sejuta efek positif bagi si kecil. Menyusui sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil, membentuk kekebalan tubuhya, meningkatkan kemampuan kognitif dan prestasi di sekolah. Namun, menyusui tidak semata-mata hanya memberikan ASI, tetapi juga membentuk suatu proses yang penting, yaitu mother-infant bonding.Bonding, Mengapa Penting?Mother-infant bonding (ikatan ibu-anak) merupakan pembentukan hubungan timbal balik secara emosional antara ibu dan si kecil. John Bowlby dengan teorinya yang terkenal mengenai attachment behavior (tingkah laku karena kedekatan) mengatakan bahwa perilaku yang menyebabkan seseorang dekat dengan individu tertentu secara mencolok ditemui pada periode awal kehidupan, terutama pada 9 bulan pertama hingga usia 3 tahun. Di sinilah pembentukan karakter seorang anak berawal. Apabila terjadi gangguan pada proses attachment pada waktu kritis ini, sangat mungkin pada saat dewasa timbul berbagai gangguan tingkah laku, seperti agresif, depresi dan gangguan emosi lainnya.Mother-infant bonding sebaiknya dilakukan sesegera dan semaksimal mungkin setelah bayi Anda lahir. Mengapa demikian? Terdapat suatu hipotesa yang menyatakan bahwa setelah melahirkan, kandungan hormon oksitosin (hormon penting dalam proses menyusui) pada ibu sangat tinggi dan memicu timbulnya perasaan dan perilaku sayang kepada bayinya. Klaus dan Kennell dalam penelitiannya membandingkan bonding antara ibu yang diberi waktu kontak minimal 16 jam bersama bayinya setelah lahir dengan ibu yang hanya melihat bayinya sebentar setelah lahir, dan menyusui maksimal 3 jam per hari. Hasilnya adalah bonding yang terbentuk antara ibu dan bayi yang diberi waktu lebih untuk berinteraksi segera setelah lahir bersifat lebih kuat dan intens. Hal ini dikarenakan pada golongan ini, para ibu lebih merasa ‘memiliki’, sensitif dan responsif terhadap kebutuhan bayinya. Mereka lebih sigap saat bayinya menangis dan cenderung melakukan banyak kontak mata pada saat menyusui.Rahasia di Balik Menyusui  

Page 2: All About Asi

“Breastfeeding isn’t just about milk, it is also about love.” Menyusui tidak hanya semata-mata memberikan ASI saja, tetapi juga membentuk ikatan sayang antara Anda dan si kecil. Suatu studi yang dipublikasikan di Pediatrics mengatakan bahwa ibu yang menyusui langsung lebih sensitif terhadap isyarat bayinya dibandingkan dengan ibu yang menggunakan botol. Ibu yang menyusui juga cenderung lebih sering menyentuh, membelai dan menatap bayinya lebih lama, sehingga secara signifikan mempengaruhi proses bonding. Proses menyusui juga menekan tingkat stres pada ibu. Ketika bayi mengulum puting ibu, otak merangsang pembentukan hormon oksitosin. Hormon ini meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis (suatu sistem saraf manusia) yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung, serta mengurangi efek cemas pada ibu.Proses bonding saat menyusui tidak terlepas juga dari proses skin-to-skin contact.International Childbirth Education Association (ICEA) mengemukakan bahwa kontak kulit ke kulit ini membantu agar bayi yang mendapat kontak kulit ke kulit juga lebih mudah ditenangkan bila menangis dan cenderung lebih nyenyak dan tenang pada saat tidur. Sang ibu tentunya memperoleh manfaat yang penting dari hal ini, yaitu mempunyai jadwal tidur yang lebih baik sesuai dengan jadwal tidur bayi dan menumbuhkan rasa cinta terhadap bayinya. Manfaat lain kontak kulit ke kulit adalah menjaga kestabilan suhu bayi dan mencegah hipotermi (penurunan suhu tubuh). Proses ini juga mengurangi angka kejadian apnea (henti napas) pada bayi, penurunan berat badan lahir yang tajam, dan mengurangi stres pada saat dilakukan tindakan medis yang menyakitkan.Semakin lama ibu menyusui, semakin sering juga kontak kulit ke kulit dilakukan. Hal ini menimbulkan efek positif pada masa perkembangan selanjutnya, yaitu mempercepat perkembangan lingual, sosial, motorik kasar dan halus pada usia 1 tahun. Anak juga lebih mudah untuk dilatih toilet training dan memiliki kontrol emosional dan kognitif yang lebih baik. Ibu juga menjadi lebih suportif terhadap bayinya.ASI memang merupakan nutrisi terbaik untuk bayi di awal kehidupan mereka. Proses menyusui atau skin-to-skin contact melengkapi kebaikan cairan hidup itu. Ibu bekerja sering kali gagal melakukan proses menyusui karena mereka sering hanya berfokus pada ASI saja, padahal proses menyusui tidak kalah pentingnya. Ingatlah selalu, proses menyusui memberikan tiga manfaat: memberinutrisi terbaik, kekebalan, dan attachment atau stimulasi pada bayi. Telah dipaparkan begitu banyak manfaat menyusui bagi Anda dan buah hati. Jadi.... masih ragukah Anda untuk menyusui? 

Referensi:

1. Britton JR, Britton JH, Gronwaldt V 2006. Breastfeeding, Sensitivity, and Attachment. Pediatrics, 118 No. 5: hal 1436 -43

2. Spinner MR 1978. Maternal-Infant Bonding. Can Fam Physician, 24: hal 1151-33. Else-Quest NM, Hyde JS & Clark R 2003. Merrill-Palmer Quarterly, 49 No. 4: hal 495-5174. International Childbirth Education Association (ICEA) 2006. Skin to Skin Contact. Dilihat pada 23

Juni 2014 dihttp://icea.org/sites/default/files/Skin%20to%20Skin%20Contact%20PP-FINAL.pdfPenulis: Jennie Dianita S.

Editor: I.G.A.N Partiwi (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Sukses Menyusui Saat Bekerja

Menyusui merupakan hak setiap ibu, termasuk ibu bekerja. Dalam Konvensi Organisasi Pekerja Internasional tercantum bahwa cuti melahirkan selama 14 minggu dan penyediaan sarana pendukung ibu menyusui di tempat kerja wajib diadakan. Undang-Undang Perburuhan di

Page 3: All About Asi

Indonesia No.1 tahun 1951 memberikan cuti melahirkan selama 12 minggu dan kesempatan menyusui 2 x 30 menit dalam jam kerja. Namun ibu bekerja masih dianggap sebagai salah satu faktor penyebab tingginya angka kegagalan menyusui, padahal di negara-negara industri 45-60% tenaga kerja merupakan wanita usia produktif.

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukkan bahwa 57% tenaga kerja di Indonesia adalah wanita. Faktor-faktor yang menghambat keberhasilan menyusui pada ibu bekerja adalah pendeknya waktu cuti kerja, kurangnya dukungan tempat kerja, pendeknya waktu istirahat saat bekerja (tidak cukup waktu untuk memerah ASI), tidak adanya ruangan untuk memerah ASI, pertentangan keinginan ibu antara mempertahankan prestasi kerja dan produksi ASI.

World Health Organization (WHO), American Academy of Pediatrics (AAP), American Academy of Family Physicians (AAFP) dan Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai 2 tahun. Telah dibuktikan bahwa ibu menyusui memberikan berbagai keuntungan bukan hanya bagi bayi dan ibu saja namun juga bagi tempat kerja sang ibu. Angka absensi ibu pada perusahaan lebih rendah karena anak lebih jarang sakit. Dengan memberikan ASI kedekatan ibu dengan bayi tetap dipertahankan, bahkan pada saat berjauhan, serta menghemat pendapatan ibu karena tidak perlu membeli susu formula.Data keberhasilan menyusui pada ibu bekerja di Indonesia belum ada, namun dari SDKI 2007 didapatkan data bahwa 95% balita di Indonesia pernah mendapatkan ASI, 44% bayi baru lahir mendapat ASI dalam 1 jam setelah lahir dan 62% bayi mendapat ASI pada hari pertama namun hanya 32% bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sampai 6 bulan. Data dari Ross Laboratories Mother Survey di Amerika Serikat pada tahun 2002

Page 4: All About Asi

menyebutkan bahwa 69% ibu bekerja penuh (full time), 72,9% ibu bekerja paruh waktu (part-time), dan 69% ibu tidak bekerja pernah melakukan inisiasi menyusui. Namun saat bayi usia 5-6 bulan, hanya 27,1% ibu bekerja penuh, 36,8% dari ibu bekerja paruh waktu, dan 35,2% ibu tidak bekerja yang masih menyusui anaknya. Tingginya tingkat pendidikan ibu, lama bekerja kurang dari 20 jam sehari, adanya dukungan keluarga, adanya dukungan perusahaan dalam hal penyediaan tempat penitipan anak di tempat kerja, ruangan khusus untuk memerah ASI, adanya waktu istirahat yang cukup untuk memerah ASI serta ibu lebih sering menyusui saat tidak bekerja merupakan faktor pendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Berikut akan dibahas bagaimana menyiapkan ibu yang akan bekerja agar tetap terus menyusui.

 

Selama kehamilanSelain pengetahuan mengenai menjaga kehamilan dan cara melahirkan, teknik menyusui dan manfaat ASI yang dapat didiskusikan dengan dokter kebidanan dan dokter anak, ada beberapa hal lain yang perlu didiskusikan di tempat kerja selama kehamilan:

1. Mendiskusikan dengan atasan atau rekan kerja mengenai keputusan ibu untuk terus menyusui dan bekerja.

2. Mendiskusikan manfaat bagi perusahaan bila pekerja perempuannya terus menyusui.

3. Mendiskusikan dengan atasan mengenai waktu cuti melahirkan dan menyusui.

4. Mendiskusikan dengan atasan kapan rencana kembali bekerja, apakah akan kerja penuh atau paruh waktu atau bahkan kerja di rumah bila fasilitas seperti internet ada.

Page 5: All About Asi

5. Mendiskusikan dengan atasan apakah diperbolehkan untuk pulang menyusui atau menyusui bayi di tempat kerja.

6. Menyusui langsung pada saat bekerja dapat memperpanjang masa menyusui.

7. Mendiskusikan dengan atasan mengenai waktu istirahat pada jam kerja untuk memerah ASI bila tidak memungkinkan untuk menyusui langsung.

8. Mencari tempat yang nyaman untuk memerah ASI. Sedapat mungkin tempat memerah ASI memang tersedia khusus untuk tujuan tersebut, dan tidak di toilet.

9. Mencari tahu apakah disediakan tempat memerah dan menyimpan ASI perah.

10. Mencari tahu apakah ada tempat penitipan anak di dalam lingkungan kerja atau di sekitar lingkungan kerja dan fasilitas apa yang disediakan oleh tempat penitipan anak tersebut.

11. Bertukar pengalaman dengan ibu-ibu bekerja lainnya.

12. Mendiskusikan dengan pasangan (suami) dan keluarga dekat mengenai waktu akan masuk bekerja kembali, yang mengasuh bayi saat bekerja, perlukah pasangan juga mengambil cuti, pembagian pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak-anak yang lain.

 

Menjelang Ibu BekerjaPada masa nifas sampai 2 minggu menjelang ibu bekerja, ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan, antara lain:

1. Menyusui bayi langsung dari payudara. Hindari -- empeng/dot, botol susu dan minuman lain selain ASI

2. Mengkonsumsi cairan cukup, makanan yang bergizi dan hindari stres agar produksi ASI tidak terganggu

Page 6: All About Asi

3. Relaksasi selama 20 menit setiap hari di luar waktu memerah ASI

4. Memakai pakaian yang memudahkan ibu untuk memerah ASI

5. Berlatih cara memerah ASI menggunakan tangan, pompa manual ataupun pompa elektrik kemudian perhatikan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan payudara.Biasanya diperlukan 15-20 menit untuk mengosongkan kedua payudara. Latihan memerah ASI ini dapat dimulai sejak saat ASI pertama keluar atau payudara mulai terasa penuh yang pada umumnya terjadi di minggu pertama setelah kelahiran

6. Menetapkan jadwal memerah ASI, biasanya setiap 3-4 jam

7. ASI yang diperah dapat dibekukan untuk persediaan atau tambahan saat ibu mulai bekerja

8. Berlatih memberikan ASI perah melalui cangkir, sendok, atau pipet pada jam kerja. ASI perah sebaiknya tidak diberikan dengan botol karena akan menganggu penyusuan langsung dari payudara.

9. Menghisap dari botol berbeda dengan menyusu langsung dari ibu

10. Mencari pengasuh (nenek, kakek, anggota keluarga lain, baby sitter, pembantu) yang dapat memberikan ASI dan menjaga bayi selama ibu bekerja. Satu sampai dua minggu menjelang ibu bekerja, biarkan pengasuh menghabiskan waktu lebih seringdengan bayi agar mereka dapat lebih mengenal satu dengan lainnya. Melatih pengasuh bayi agar trampil memberikan ASI perah dengan cangkir, sendok atau pipet

11. Bila tidak ada pengasuh, ibu sebaiknya mencari tempat penitipan anak.

 

Selama ibu bekerja

Page 7: All About Asi

Lakukan dengan rutin hal-hal yang dirasakan mendukung kegiatan menyusui seperti pada waktu menjelang bekerja ditambah dengan beberapa hal berikut:

1. Berusaha agar pertama kali kembali bekerja pada – akhir pekan sehingga hari kerja ibu pendek dan ibu dapat lebih menyesuaikan diri

2. Berusaha agar tidak menumpuk pekerjaan sehingga ibu tidakstres

3. Berusaha untuk istirahat cukup, minum cukup serta mengkonsumsi makanan bergizi

4. Menyusui bayi di pagi hari sebelum meninggalkan bayi ke tempat kerja dan pada saat pulang kerja

5. Menyusui bayi lebih sering di sore/malam hari dan pada hari libur agar produksi ASI lebih lancar serta hubungan ibu-bayi menjadi lebih dekat

6. Mempersiapkan persediaan ASI perah di lemari es selama ibu bekerja

7. Berusaha agar dapat memerah ASI setiap 3 jam selama ibu bekerja

8. Bila tidak ada pompa/pemerah ASI di tempat kerja, siapkan pompa/pemeras ASI, wadah penyimpan ASI dan pendinginnya sebelum pergi bekerja

9. Memerah ASI di ruangan yang nyaman sambil memandangfoto bayi atau mendengarkan rekaman tangis bayi

10. Mendiskusikan masalah yang dialami dengan ibu bekerja lainnya atau dengan atasan agar dapat mencari jalan keluar

 

Memerah, menyimpan dan memberikan ASIA. Petunjuk UmumSebelum memerah selalu jangan dilupakan untuk mencuci tangan dengan baik dan menyiapkan wadah untuk menampung ASI hasil perahan. Wadah tersebut

Page 8: All About Asi

sebelumnya sudah dicuci dengan air panas mengandung sabun dan telah dibilas.

ASI perah dibagi dan disimpan dalam jumlah yang lebih sedikit (60-120 mL) sehingga tidak perlu membuang ASI yang tidak dihabiskan. Jumlah ASI yang diberikan disesuaikan denganusia bayi, semakin besar usia bayi semakin besar jumlah yang diberikan setiap kali minum, tapi sebaiknya sediakan juga persediaan ASI ekstra.ASI perah yang dikeluarkan dalam hari yang sama dapat digabung menjadi satu. Caranya adalah dengan mendinginkan ASI yang baru diperah minimal 1 jam dalam lemari es/kulkaskemudian dapat ditambahkan ke dalam ASI sebelumnya yang sudah didinginkan dalam wadah. Jangan menambahkan ASI yang hangat ke dalam ASI yang sudah dibekukan.ASI yang diperah pada hari yang berbeda disimpan dalam wadah yang berbeda. Jangan mengisi penuh wadah dengan ASI karena saat ASI yang sudah beku dapat mengembang.Setelah itu beri label tahan air pada wadah ASI dengan menuliskan tanggal ASI diperah dan nama anak (bila akan dititipkan di tempat penitipan).Saat penyimpanan ASI akan terpisah kandungannya, karena tidak homogen. Lapisan atas yang mengandung krim akan lebih berwarna putih dan lebih kental Sebelum diberikanpada bayi, kocok dengan lembut wadah yang berisi ASI sampai tercampur rata. Jangan mengocok dengan kuat.Warna ASI bisa berbeda setiap harinya tergantung dari diet ibu. ASI dapat terlihat kebiruan, kekuningan atau kecoklatan. ASI yang dibekukan juga mempunyai bau yang berbeda dariASI segar. Tidak ada alasan membuang ASI selama bayi masih mau meminumnya. 

Page 9: All About Asi

B. Petunjuk Memerah ASIAda berbagai cara untuk memerah ASI. Sebaiknya semua metode didemonstrasikan kepada para ibu sehingga para ibu dapat mencoba dan memilih metode memerah ASI yang palingsesuai dengan dirinya. Cara yang bersih dan praktis adalah memerah dengan tangan.Cara memerah ASI dengan tangan adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan sebelum memerah ASI2. Sediakan mangkuk bersih bermulut lebar dan letakkan

mangkok di dekat payudara3. Letakkan ibu jari di atas areola sedangkan jari lain di

bawah areola4. Tekan ke arah dada5. Tekan dengan sedikit mengurut ke arah puting sampai

ASI memancar keluar dan tertampung dalam mangkuk6. Ubah posisi jari ke jam 3 dan jam 9, dan mulai lagi

memerah7. Jangan sampai terasa sakit8. Perah satu payudara selama 3-5 menit, kemudian

beralih ke payudara lainnya9. Demikian seterusnya bergantian sampai payudara

terasa kosong (20-30 menit)Selain itu ASI dapat diperah dengan pompa/pemeras manual atau elektrik. Pompa/pemeras elektrik harganya cukup mahal dan biasanya hanya tersedia di rumah sakit atau rumah bersalin. Pompa/pemeras manual biasanya lebih praktis dan lebih terjangkau. Perlu diingat bila dibandingkan dengan harga susu formula dan biaya pengobatan anak sakit, maka pompa/pemeras akan menjadi pilihan utama para ibu bekerja.

 

C. Wadah Penyimpanan ASI

Page 10: All About Asi

Wadah yang dianjurkan untuk menyimpan ASI adalah yang keras, terbuat dari kaca atau plastik keras sehingga dapat menyimpan ASI untuk jangka waktu yang lama. Kantung plastik khusus sebagai wadah penyimpanan ASI dapat dipergunakan untuk jangka pendek yaitu kurang dari 72 jam. Penggunaan kantung plastik untuk jangka waktu yang lama tidak dianjurkan karena plastik tersebut dapat tumpah, bocor, terkontaminasi dan beberapa komponen ASI dapat menempel pada kantung plastik tersebut sehingga nilai gizi ASI berkurang. Selain itu wadah penyimpanan ASI sebaiknya kedap udara.

 

D. Petunjuk Penyimpanan ASIASI banyak mengandung zat gizi, zat anti bakteri dan anti virus sehingga perlu diperhatikan cara penyimpanan ASI sebagai berikut:

ASI dapat disimpan pada suhu ruangan ≤ 25°-- C selama 6-8 jam. Kalau suhu ruangan >25°C tahan 2-4 jam. Wadah ASI harus ditutup dan dibiarkan dingin.

ASI dapat disimpan dalam insulated cooler bag dengan ice packs selama 24 jam.

ASI dapat disimpan dalam lemari es/kulkas (4°C) sampai5 hari.

ASI dapat disimpan dalam freezer dengan tipe :Bagian freezer terletak di dalam lemari es/kulkas (-15°C) selama 2 minggu, Freezer dan lemari es/kulkas mempunyai pintu yang berbeda (-18°C): selama 3-6 bulan, Deep freezer yang jarang dibuka dan temperaturnya tetap ideal (-20°C) selama 6-12 bulan, Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa lemak dalam ASI dapat mengalami degradasi sehingga kualitas ASI menurun.

Petunjuk penyimpanan ASI diatas adalah untuk bayi cukup bulan yang sehat, tidak untuk bayi yang dirawat di rumah sakit atau bayi prematur.

 

Page 11: All About Asi

E. Petunjuk menghangatkan ASIASI yang paling lama disimpan yang pertama diberikan (first in first out). Cara menghangatkan ASI beku adalah dengan menurunkan ke dalam lemari es/ kulkas (suhu 4°C) pada malam sebelum digunakan agar mencair kemudian sebelum digunakan hangatkan dengan menempatkan wadah penyimpanan ASI pada air hangat yang mengalir atau mangkuk yang berisi air hangat. Diusahakan jangan sampai air hangat pada mangkuk menyentuh bibir wadah penyimpanan ASI. Dalam menghangatkan ASI sebaiknya tidak menggunakan microwave oven atau kompor untuk memanaskan ASI karena tindakan tersebut dapat meninggalkan noda serta menghancurkan antibodi yang terkandung di dalam ASI.

Sebelum diberikan pada bayi wadah penyimpanan ASI dikocok/digoyang dengan lembut untuk mencampur krim kembali dan panas terdistribusi merata, dan jangan mengaduk ASI.

Sisa ASI pada wadah yang tidak dihabiskan saat menyusui tidak boleh dipergunakan ulang dan tidak diajurkan membekukan kembali ASI setelah dicairkan atau dihangatkan.

 

Dukungan keluarga dan lingkunganKeberhasilan dalam memberikan ASI eksklusif pada ibu bekerja sangat tergantung dari lingkungan terutama dukungan dari suami, anggota keluarga lain, rekan sekerja dan komunitas sehingga ibu dapat dengan nyaman memberikan ASI serta mengasuh anaknya sambil bekerja. Memberikan ASI bukanlah semata-mata masalah ibu seorang dirimelainkan juga masalah keluarga dan masyarakat. 

Kesimpulan

Page 12: All About Asi

Ibu bekerja bukanlah hambatan dalam memberikan ASI eksklusif. Menyusui juga membantu ibu dan bayi membentuk ikatan tali kasih yang kuat. Pengetahuan ibu yang baik mengenai ASI dan bekerja, persiapan ibu yang baik menjelang dan saat bekerja, pengetahuan mengenai memerah ASI, penyimpanan dan pemberiannya, dukungan keluarga serta dukungan tempat kerja memberikan dampak yang besar bagi keberhasilan ibu menyusui. Paramedis dan dokter anak pada khususnya wajib memberikan informasi yang benar mengenai ibu bekerja dan menyusui.

Pemberian Air Susu (ASI) pada Saat Ibu Bekerja

Cuti melahirkan di Indonesia saat ini hanya 2 bulan setelah melahirkan. Seringkali ibu karena khawatir bayinya tidak mau minum susu formula pada saat ibu mulai bekerja, telah mulai melatih bayinya minum susu formula pada waktu masih cuti. Hal ini menyebabkan ASI lebih cepat berkurang sehingga seringkali terjadi kegagalan menyusui.

Yang dianjurkan adalah:

Selama cuti dan pada hari libur hanya menyusui. Setelah mulai bekerja susuilah bayi sebelum berangkat. Keluarkan ASI pada malam hari bila bayi sudah tidur pada siang hari bila berada di kantor setiap 3-4

jam sekali. ASI disimpan di dalam lemari pendingin dan diberikan pada saat ibu tidak di rumah. Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang telah didinginkan, dihangatkan dengan merendamnya

dalam air hangat (ASI tidak boleh dimasak). ASI yang telah dihangatkan ini bila bersisa tidak boleh disimpan kembali ke dalam lemari pendingin, sehingga sebaiknya hanya menghangatkan yang dapat dihabiskan oleh bayi.

Pada saat di rumah ibu sesering mungkin menyusui bayinya ganti jadwal minumnya sehingga lebih sering menyusui pada malam hari.

Keterangan mengeluarkan ASI dan mengubah jadwal menyusui sebaiknya telah dimulai beberapa minggu sebelum mulai bekerja.

Berikan ASI dengan cangkir / sendok.

Penyimpanan ASI Perah

Page 13: All About Asi

Bagi sebagian besar ibu, cara paling mudah untuk memberikan ASI pada bayi adalah dengan menetekkan langsung pada payudara. Namun, pada beberapa keadaan tertentu, hal ini sulit dilakukan sehingga ASI akhirnya diberikan dalam bentuk perahan. Contohnya adalah ketika bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk menetek masih belum sempurna, atau bayi maupun ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu. Kondisi dimana ibu diharuskan untuk kembali bekerja, sekolah atau menjalankan kesibukan lainnya juga mempersulit pemberian ASI secara langsung. Banyak ibu juga seringkali merasa payudaranya “penuh” dan tidak nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.

 

Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu, yaitu:

1. Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun menyimpannya.

2. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu disposable karena wadah-wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi. Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai.

3. Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

4. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI diperah.

5. Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI yang lebih lama.

6. Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada wadah penyimpanan.

7. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.

8. Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting dalam susu

 

Page 14: All About Asi

Beberapa tips dalam membekukan ASI:1. Kencangkan tutup botol atau kontainer pada saat ASI telah membeku sepenuhnya

2. Sisakan ruang sekitar 2,5 cm dari tutup botol karena volume ASI akan meningkat pada saat beku

3. Jangan menyimpan ASI pada bagian pintu lemari es atau freezer. 

Panduan Menyimpan ASI Perah untuk Bayi Sehat yang Lahir Aterm

 Beberapa tips dalam menghangatkan ASI perah yang telah dibekukan:

1. Cek tanggal pada label wadah ASI. Gunakan ASI yang paling dulu disimpan

2. ASI tidak harus dihangatkan. Beberapa ibu memberikannya dalam keadaan dingin

3. Untuk ASI beku: pindahkan wadah ke lemari es selama 1 malam atau ke dalam bak berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga mencapai suhu pemberian ASI

4. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air hangat atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit. Jangan menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.

5. Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI dan membentuk bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama.

6. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu untuk mengecek apakah suhu sudah hangat.

7. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan ulang ASI yang sudah dihangatkan.

Perlu diketahui bahwa ASI yang telah dihangatkan kadang terasa seperti sabun karena hancurnya komponen lemak. ASI dalam kondisi ini masih aman untuk dikonsumsi. Apabila ASI berbau anyir karena kandungan lipase (enzim pemecah lemak) tinggi, setelah diperah, hangatkan ASI hingga muncul gelembung pada bagian tepi (jangan mendidih) lalu segera didinginkan dan dibekukan. Hal ini dapat menghentikan aktivitas lipase pada ASI. Dalam kondisi inipun kualitas ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.

 

Sumber:

1. Office on Women’s Health. 2010. Breastfeeding: Pumping and milk storage. Diunduh dari:http://www.womenshealth.gov/breastfeeding/pumping-and-milk-storage/pada tanggal 19 April 2014

2. Center of Disease Control and Prevention. 2010. Proper handling and storage of human milk. Diunduh dari:http://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htmpada tanggal 19 April 2014

Page 15: All About Asi

3. Australian Breastfeeding Association. 2013. Expressing and storing breastmilk. Diunduh dari: https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-and-work/expressing-and-storing-breastmilk pada tanggal 19 April 2014

4. La Leche League International. 2012.What are the LLLI guidelines for storing my pumped milk. Diunduh dari: https://www.llli.org/faq/milkstorage.html pada tanggal 19 April 2014

Program Pranatal untuk Keberhasilan Menyusui

Karena ketersediaannya sehari-hari, menyusui sering dianggap sebagai hal biasa. Padahal menyusui adalah suatu konsep besar bagian dari konsep penciptaan dan pemeliharaan alam semesta. Menyusui mempunyai peran fundamental pada peradaban dan kelanjutan sejahteranya alam semesta ini.

Manusia masuk dalam kelas mamalia dan ordo primata. Semua mamalia menyusui anaknya. Tidak ada satupun mamalia yang begitu lahir mampu makan minum di luar air susu ibu / spesiesnya. Namun hanya manusia yang tidak otomatis air susunya di produksi cukup dan siap diberikan kepada anaknya. Interaksi hormonal yang terjadi pada seseorang akan menentukan banyak tidaknya produksi air susu. Fakta ini menunjukan bahwa untuk suksesnya menyusui maka diperlukan persiapan.

Manusia adalah pemakan segala (omnivor), maka susunan alat cernanya berbeda dengan primata lainnya apalagi dengan mamalia lainnya. Air susu ibu juga bersifat spesies spesifik, artinya komposisi masing-masing air susu berbeda menurut spesiesnya.

Air susu ibu akan di produksi dengan adekuat apabila payudaranya sehat dan dipelihara. Selain fungsi untuk menyusui payudara juga mempunyai fungsi estetika, sehingga seorang ibu dituntut untuk dapat menyelaraskan kedua fungsi tersebut.

Memang ada beberapa kondisi yang menyebabkan manusia tidak mungkin menyusui, secara absolut, jika kelenjar susunya tidak tumbuh dan berkembang sehingga sama sekali tidak bisa memproduksi air susu atau pada keadaan sakit yang dapat membahayakan dirinya maupun bayinya.

Program persiapan ASI pranatalAnatomia. Kelenjar Air Susu.

Kelenjar air susu bertanggung jawab untuk tersedianya air susu yang adekuat. Jumlah dan berkembangnya kelenjar air susu ini sangat di pengaruhi oleh proses tumbuh kembang di masa intra uterin maupun ekstra uterin.

Pemberian estrogen dosis tinggi atau testoteron pada kehamilan akan menghambat pembentukan kelenjar air susu janin sedangkan pemberian growth hormone akan meningkatkan jumlah dan besarnya kelenjar air susu janin yang di kandungan. Bahkan kehamilan dengan diabetes memberi risiko untuk  terjadinya kanker payudara. Demikian pula janin perempuan yang dilahirkan dari ibu preeklampsia memberi risiko untuk terjadinya preeklampsia. Dengan  demikian agar kelenjar air susu dapat berkembang dan tumbuh adekuat segala komplikasi kehamilan sedapat mungkin dicegah, karena berpotensi untuk terjadinya tumbuh dan kembang kelenjar payudara mengalami kelainan.

b. Puting susu

Puting susu yang inverted atau tertarik ke dalam akan memberi kendala dalam keberhasilan menyusui. Saat konseling pernikahan, seyogyanya calon pengantin mendapat konseling tetang menyusui dan ASI eksklusif dengan segala  aspeknya, sehingga segera setelah menikah ada program untuk membuat puting susu menonjol.

c. Payudara

Selain berfungsi memproduksi ASI dan menjadi sarana pemberian ASI, payudara juga memiliki fungsi estetika, sehingga keindahannya harus dijaga. Wanita hamil seharusnya menjaga kebersihan, kelembutan dan kelembaban payudara dengan pelembab, minyak zaitun atau minyak kelapa dan sebagainya. Ibu-ibu hamil harus rutin melakukan senam payudara, menggunakan bra yang sesuai ukuran, menggunakannya dengan baik dan benar, sehingga betul-betul sebagai  penyangga payudara,

Page 16: All About Asi

bukan hanya sebagai penutup puting susu. Melakukan usapan halus secara rutin yang tujuannya untuk merangsang kelenjar susu aktif laktogenesisnya.

Pemahamam dan motivasiPemahaman dan motivasi adalah kunci utama keberhasilan menyusui. Memahami bahwa menyusui adalah fitrah, air susu ibu adalah spesies spesifik, air susu ibu adalah yang terbaik. Air susu ibu tidak hanya berisi nutrisi tetapi juga materi pengatur pematangan saluran cerna bayi, materi berisi kode strategi  menghadapi kehidupan dengan paparan terhadap zat kimia, mikroba dan racun yang ada pada makanan dan minuman.

Proses pembuatan dan pengeluaran air susu ibu di kendalikan oleh hormon maka pemahaman dan motivasi yang sangat tinggi bisa menjadi boomerang apabila tidak disertai strategi. Memberikan ASI Ekslusif membutuhkan stamina yang baik, oleh karenanya perlu dukungan keluarga dan lingkungan.

Pemahaman dan motivasi ini juga harus meliputi pengupayaan agar  kehamilannya berjalan normal. Pada kehamilan dengan komplikasi maka  pemberian ASI eksklusif menjadi relatif lebih sulit. Agar timbul pemahaman dan motivasi tinggi, sebaiknya pasangan atau lebih baik lagi jika keluarga  diikutsertakan saat ibu mengikuti bimbingan ASI pranatal sehingga peran dan dukungan dalam mewujudkan pemberian ASI eksklusif menjadi utuh. Pada kelas ASI eksklusif sebaiknya disuluhkan juga tentang IMD dan rawat gabung.

Tujuh Kontak untuk keberhasilan menyusuiKeberhasilan menyusui selama 6 bulan secara eksklusif memerlukan minimal 7 kontak dengan tenaga kesehatan atau konselor laktasi. Bimbingan pengetahuan mengenai ASI sebelum proses kelahiran sebaiknya dilakukan paling sedikit 2 kali. Kunjungan pertama membahas dan mediskusikan keuntungan dan manajemen menyusui, sedangkan kunjungan kedua membahas lebih rinci mengenai proses  menyusui dan apa yang dirasakan akan menjadi masalah nanti oleh ibu. Bekerja seringkali mencemaskan ibu tidak dapat memberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Bimbingan sebelum kelahiran diperlukan untuk menghilangkan kecemasan ibu dan memberi pengetahuan yang nantinya diperlukan bila ibu kembali bekerja.

Setelah proses kelahiran, masih diperlukan sekitar 5 kali kontak dengan tenaga kesehatan. Kontak pertama dilakukan saat kelahiran terjadi yaitu dengan melakukan kontak kulit dini antara ibu dan bayi. Kontak ke dua setelah kelahiran dilakukan dalam 24 jam berupa bimbingan posisi menyusui baik dalam keadaan tidur/duduk (disesuaikan dengan kondisi ibu) dan membantu ibu melekatan  mulut bayi pada payudara dengan baik . Kontak berikutnya dilakukan dalam 1 minggu kelahiran untuk menemukan berbagai kesulitan dan memberi dukungan pada ibu untuk tetap menyusui. Pertemuan ke 6 dan 7 biasanya dilakukan 1 dan 2 bulan setelah kelahiran.

NutrisiIbarat membangun rumah, maka nutrisi berperan seperti bahan bangunan yang dibutuhkan. Kehamilan juga ibarat membangun rumah. Rumah dapat sangat sederhana, rapuh dan kusam, dan dapat pula kokoh, megah dan indah. Cetak biru rumah tidak bisa di modifikasi, karena itu sudah ada, jikalau ingin memperbaiki cetak biru maka diperlukan sampai 7 sampai generasi. Rumah akan kokoh, megah dan indah jika bahan yang dipakai untuk membangunnya adalah kualitas yang terbaik. Dari paparan tersebut kehamilan dapat diibaratkan seperti membangun rumah, sedangkan menyusui adalah finishing (tahap penyelesaian), yang disertai dengan mengisi perabotan, membuat pagar dan landscapenya (lingkungan) sehingga rumah itu menjadi kokoh, megah, dan indah. Ibu sebaiknya menyadari bahwa seyogyanya kehamilan dan menyusui dipersiapkan sejak prakonsepsi.

Pada kehamilan akan terjadi proses inflamasi, radikal bebas, resistensi insulin dan obesitas fisiologis selain proses tumbuh dan kembang serta maturasi janin. Proses maturasi ini akan berlanjut terus pada masa anak, remaja dan dewasa dimana nutrisi selalu ikut berperan.

Prinsip utama dalam menyiapkan kehamilan dan menyusui di bidang nutrisi adalah mengkonsumsi makanan dan minuman dengan variasi/jenis bahannya sebanyak mungkin dalam jumlah cukup. Misalnya karbohidrat jangan terfokus pada nasi, tapi juga gandum, kentang, buah-buahan, sereal dan kacang-kacangan. Demikian pula protein, selalu berganti daging, ikan, telur, ayam, tahu tempe dll. Demikian pula lemak, berganti antara lemak nabati dan hewani. Dalam bahasa gizi agar diupayakan kecukupan campuran karbohidrat, asam amino esensial, lemak esensial, mineral dan vitamin serta air.

Page 17: All About Asi

Setiap manusia memiliki kandungan (bioavailabilitas) nutrisi yang berbeda-beda. Oleh karenanya idealnya kandungan nutriendiperiksa agar bisa dilakukan koreksi. Tabel 1 menunjukkan kadar beberapa nutrien dan penanda ideal. Sedangkan Tabel 2 menunjukkan suplementasi yang perlu diberikan selama hamil dan menyusui sesuai rekomendasi Institute of Medicine.

KesimpulanPersiapan menyusui sebaiknya dilakukan sejak bayi belum dilahirkan. Persiapan anatomi, pemahaman dan motivasi ibu dan keluarga, serta nutrisi yang baik diperlukan untuk keberhasilan menyusui. Selain itu, idealnya tenaga kesehatan mempunyai tujuh kali kontak dengan ibu dan keluarganya untuk mendukung keberhasilan menyusui. Dua kontak pertama dilakukan antenatal berupa konseling menyusui, kontak ketiga segera setelah bayi dilahirkan, kontak keempat dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir, kontak kelima saat bayi berusia 1 minggu, sedangkan dua kontak terakhir dilakukan saat bayi berusia sekitar 1 dan 2 bulan.

Sumber : Buku Indonesia MenyusuiPenulis : Noroyono Wibowo

Bingung Puting

Air susu ibu adalah sumber nutrisi terbaik dan terlengkap yang dibutuhkan oleh setiap bayi. Idealnya ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan dilanjutkan bersama makanan pendamping sampai usia 2 tahun atau lebih. Beberapa keadaan misalnya ibu bekerja, bayi sakit atau ibu sakit mengakibatkan ibu tidak dapat menyusui bayinya secara langsung. Ibu masih dapat memberikan ASI dengan cara memerah atau memompa ASI dan diberikan kepada bayinya. Pertanyaannya adalah bagaimana cara terbaik memberikan ASI kepada bayi?

Dalam Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui yang dicanangkan WHO dan UNICEF disebutkan “Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi" sebagai langkah ke 9. Langkah ini dimaksudkan agar semua bayi yang menyusu akan selalu mendapatkan ASI dan tidak akan terganggu proses menyusunya dengan penggunaan dot atau kempeng. Seorang bayi yang diberikan ASI dengan dot atau diberikan kempeng, akan mengalami kebingungan. Benarkah?

 

Mekanisme Menyusui

Page 18: All About Asi

Ketika payudara ditempelkan ke bibir bawah bayi, bayi akan membuka mulutnya dengan lebar dan menjulurkan lidah sampai puting masuk jauh kedalam mulut. Dengan gerakan yang ritmik, lidah bergerak keatas ke arah langit-langit keras, mengakibatkan puting dan areola membentuk dot yang panjang. Pipi mengisi mulut dengan adanya hisapan bayi dan menghasilkan tekanan negatif. Lidah bergerak undulasi (bergelombang) sepanjang “dot” sambil menekan duktus (saluran) di areola dan memerah ASI menuju puting. ASI mengalir keluar dari puting dan ditelan bayi.

Bayi yang diberikan ASI dengan dot untuk menyusu dapat menjadi bingung karena proses memerahnya berbeda. Bayi tidak perlu membuka mulutnya dengan lebar, dan tidak perlu memasukkan puting dot jauh kedalam mulut. Puting karet yang relatif kurang lentur dapat mengakibatkan lidah tidak bergerak dengan ritmik. Ditambah, aliran dari botol yang sangat deras karena gravitasi bahkan tanpa hisapan, mengakibatkan bayi berusaha meletakkan lidah pada lubang dot untuk memperlambat aliran ASI/susu. Hal ini dilakukan juga saat bayi menyusu pada payudara ibu, kadang bayi mendorong payudara (puting) keluar dari mulut.

 

Mencegah Bingung PutingBayi yang sedang menyusu sebaiknya tidak diberikan dot atau kempeng selama 3 sampai 4 minggu pertama saat mereka sedang belajar dan memantapkan kemampuan menyusunya. Jika diperlukan pemberian ASI perah atau susu formula, dapat dengan cara dengan cangkir atau dengan sendok.