Aliran Turbulen Dan Pemodelannya
Transcript of Aliran Turbulen Dan Pemodelannya
ALIRAN TURBULEN DAN PEMODELANNYA
Aliran turbulen merupakan salah satu fenomena aliran fluida yang banyak
ditemukan dalam aplikasi praktek dunia keteknikan. Misalnya pada analisa aliran jet dua
dimensi, aliran dalam pipa, aliran pada plat sejajar, dan banyak analisa aliran lain yang
lebih kompleks.
Turbulensi didefinisikan sebagai pola aliran acak dan kacau, dimana nilai
parameter kecepatan dan tekanan fluida selalu berubah-ubah menurut fungsi waktu dan
jarak pada aliran. Pemodelan CFD untuk aliran turbulen dilakukan dengan menggunakan
persamaan Navier-stokes yang memperhitumgkan fluktuasi yang terjadi, dimana efek
fluktuasi kecepatan menimbulkan penambahan tegangan pada fluida kerja.
Pengertian Turbulen
Bilangan reynold adalah salah satu parameter yang banyak digunakan untuk
mengidentifikasi aliran turbulen adalah. Nilai bilangan reynold menunjukkan seberapa
besar perbandingan antara gaya inersia dan gaya viscos pada satu aliran fluida :
Dimana :
u = kecepatan aliran
L = jarak
V = viscositas kinematik
Berdasarkan persamaan tersebut, aliran turbulen memiliki karakteristik aliran
yang tidak stabil pada bilangan reynold yang tinggi (gaya inersia (uL)lebih dominan dari
gaya viscous (v)). Pada bilangan reynold dikenal nilai Rcrit yang menunjukkan daerah
transisi aliran laminar dan turbulen, dimana aliran bersifat laminar pada bilangan
reynold < Rcrit, dan sebaliknya bersifat turbulen bilangan reynold melebihi Rcrit. Pada
kondisi turbulen, aliran fluida memiliki pola aliran acak dengan nilai parameter kecepatan
dan tekanan yang berfluktuasi, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Pola aliran unsteady diatas dapat diubah dalam bentuk persamaan steady
kecepatan domain aliran (U) dengan komponen fluktuasi u’ didefinisikan sebagai berikut :
Pada prakteknya, fluktuasi komponen–komponen aliran fluida diatas didefinisikan
dengan (U,V,W) aupun (u’, v’, w’) dan lain-lain.
Transisi Aliran Laminar ke Turbulen
Proses transisi aliran dari laminar menuju turbulen merupakan satu fenomena
yang terkait langsung dengan stabilitas aliran fluida tersebut. Stabilitas fluida merupakan
satu parameter terukur yang dapat dijelaskan dengan menggunakan metode
hydrodynamic instability. Metode ini merupakan metode yang mengidentifikasi batas
kondisi transisi aliran bila diberikan peningkatan gangguan pada aliran, yaitu dengan
memprediksikan nilai bilangan reynold Rexcrit mulai mengalami gangguan dan pada Rex,tr
dimana transisi laminar ke turbulen terjadi.
Invicid instability
viscous instability
Hydrodynamic instability dibedakan atas 2 jenis berdasarkan bentuk profil dua
dimensi kecepatan aliran, yaitu invicid instability dan viscous instability. Pada Invicid
instability, terdapat point of inflection yang tidak stabil pada nilai bilangan reynold yang
tinggi, pada kasus ini asumsi yang digunakan adalah efek perbahan viscositas sangat kecil,
sehingga tidak terlalu berpengaruh. Bila dilihat pada aliran jet, mixing layer dan wakes
maka aliran sangat dipengaruhi perubahan tekanan yang terjadi( )
Pada viscous instability, efek viscositas berperan untuk peredam fluktuasi yang terjadi
pada saat aliran turbulen terjadi. Pada profil viscos instability tidak terdapat point of
inflection, sehingga profil kecepata tidak dipengaruhi gradien tekanannya ( )
Untuk mendeskribsikan bagaimana aliran turbulen teradi prosse eksperimen
dilakuakan untuk mengetahui karakteristik aliran sederhana pada jet, kondisi batas pada
aliran plat dan pada aliran pipa. Gambar dibawah ini menunjukkan transisi yang terjadi
pada aliran jet, dimana dapat dilihat bahwa pada saat gangguan atau gaya luar diperbesar
hingga dominan terhadap gaya viskos yang dimiliki fluida maka aliran akan tergantung
pada gaya luar tersebut sehingga akan menghasilkan aliran yang turbulen sempurna.
Transisi
Aliran Laminar ke Turbulen
Proses yang terjadi dalam aliran jet tersebut adalah pertama pada aliran utam yang
bersifat laminar mendapat perubahan karena adanya gangguan atau gaya dari luar;
perkembangan area dengan konsentreasi pada struktur yang berputar; formasi dari aliran
yang kecil dan terus berubah sampai akhir; dan pertumbuhan dan gabungan dari aliran
yang kecil tersebut sampai pada aliran turbulen sempurna.
Efek Turbulensi pada Persamaan Time-Averaged? Navier-Stokes?
Faktor yang membedakan antara pemodelan aliran laminar dan turbulen adalah pada munculnya efek eddy motion pda aliran turbulen. Untuk itu simulasi CFD terhadap aliran turbulen dilakukan dengan mempertimbangan efek eddy motion di setiap aliran. Untuk itu analisa dilakukan dengan pendekatan persamaan navier-stokes yang berkorelasi dengan rata-rata parameter menurut fungsi waktunya sehingga dapat dilihat pengaruh fluktuasi parameter aliran fluida (velocity, pressure dan stress) terhadap aliran utamanya.
Langkah pertama adalah mendefinisikan persamaan aliran fluks dari persamaan Reynolds
:
Maka beberapa persamaan aliran dapat diturunkan menjadi hukum kontinuitas :
Persamaan Reynold :
Scalar Transport Equations
Karakteristik Aliran Fluida
Pada teori pemodelan aliran turbulen keanyakan dilihat dari pengamatan terhadap
struktur batas aliran tyrbulen tersebut. Dari persamaan diatas maka untuk mendapatkan
pemodelan yang mendekati aliran fluida sesungguhnya, maka pendekatan yang dilakukan
adalah dengan mengekspresikan bahwa perubahan nilai variable Sb-y adalah lebih
dominant dibandingkan variable di Sb-x . Berikut merupakan beberapa
contoh karakteristik keseluruhan aliran turbulen dua dimensi incompressible
Free turbulen Flow
Mixing Layer
Jet
Wake
Boundary layers near solid walls
Flat plat boundary layer
Pipe flow
Dari analisa beberapa jenis aliran turbulen diatas, maka didapat bahwa nilai variable
aliran pada arah sb-y adalah sebagai berikut Ë
Pemodelan Aliran Turbulen
Pemodelan aliran turbulen merupaka satu metode komputasi yang dilakukan untuk melakukan pendekatan terhadap visualisasi aliran sebenarnya pada fluida. Dalam melakukan pemodelan aliran turbulen tidak penting untuk melakukan pengamatan secara mendetail terhadap fluktuasinya, namun yang paling penting adalah hanya efek turbulen yang memperngaruhi aliran utama pada fluidanya saja. Pemodelan dilakuakan dengan menggunakan persamaan Reynold stesses dan turbulen scalar transport. Beberpapa pemodelan aliran turbulen yang sering digunakan antara lain adalah sebagai berikut
1. Classsical Model
Berdasarkan Time Averaged Navier-Stokes
Yero Equation Model – Mixing Length Model
Two-Equation? – k model
Reynold Stress Equation Model
Algebric Stress Model
2. Large Eddy Simulation
Berdasarkan Space-filtered Equations
Pada pemodelan klasik, ,aka digunakan persamaan reynold sebagai basis untuk
melakukan perhitungan terhadap pemodelan turbulensi software CFD. Large Eddy
simulation merupakan pemodelan aliran turbulen berbasis waktu untuk mendapatkan
aliran dan nilai eddy terbesar dan terkecilnya.
Mixing Length Model
Untuk melakukan pemodelan dengan metide Mixing Length maka diasumsikan bahwa
kinematic turbulent viscosity adalah vt (m2/s), turbulent velocity scale (m/s) dan length
scale l (m).
maka persamaan-persamaan yang digunakan dalam metode ini adalah :
Dari table diatas dapat dilihat bahwa y merupakan jarak dari dinding dan k adalah konstanta Karman. Hasil ini sangat mewakili jika dibandingkan dengan hasil eksperimen untuk setiap distribusi kecepatan, koefisien friksi dari dinding, perpindahan panas dalam aliran, dan lain-lain. Dibawah ini adalah grafik mixing length model untuk jet dan baling-baling (Schlichting/1979).
Hasil perhitunagan dengan menggunakan mixing length model
(a) planar jet (b) baling-baling pada silinder yang berputar
Keuntungan :
1. Implementasinya mudah dan murah untuk proses komputasi dari sumber yang
dimiliki.
2. Memberikan prediksi yang baik untuk thin shear layer, jet, mixing layer, baling-
baling, dan lapisan batas.
3. Memiliki nilai validasi yang baik
Kekurangan :
1. Tidak bisa digunakan untuk aliran yang menggunakan pembatas dan yang
berputar
2. Hanya menghitung properti rata-rata dari aliran dan tegangan geser aliran
turbulen.
k-ε MODEL
Pemodelan k-ε MODEL pada dasarnya menitikberatkan pada mekanisme yang terjadi
pada aliran turbulen dengan pendekatan energi kinetik. Persamaan-persamaan yang
digunakan adalah :
Persamaan energi aliran kinetik rata-rata K:
Dari persamaan didefinisikan bahwa untuk setiap energi kinetik rata-rata K, mempunyai
nilai : laju perubahan K+Transport K dari konveksi= Transport K oleh tekanan+
Transport K oleh tegangan viskos+ Transport K oleh tegangan Reynolds+Harga disipasi
K+hasil turbulensi.
Persamaan energi kinetik turbulen k:
Penjabaran terhadap persamaan diatas adalah bahwa untuk setiap energi kinetik turbulen
k, mempunyai nilai : laju perubahan k+Transport k dari konveksi= Transport k oleh
tekanan+ Transport k oleh tegangan viskos+ Transport k oleh tegangan Reynolds+Harga
disipasi k+hasil turbulensi.
Persamaan k-ε Model:
Penjabaran terhadap persamaan diatas adalah bahwa mempunyai nilai : laju perubahan k
atau ε +Transport k atau ε dari konveksi= Transport k atau ε oleh difusi +Nilai produksi
dari k atau ε- Nilai dari destruksi k atau ε.
Kondisi Batas :
Keuntungan :
1. Model aliran turbulensi yang paling simpel
2. Performansi yang sempurna hampir pada setiap aplikasi aliran pada industri
3. Validasi yang sangat baik untuk aliran turbulen
Kekurangan :
1. Lebih mahal jika dibandingkan dengan mixing length model
2. Tidak baik digunakan untuk beberapa tipe aliran seperti aliran yang berputar, dan
lain-lain.
Reynolds stress equation model
Persamaan-persamaan yang digunakan adalah :
Keuntungan :
1. Sangat berguna untuk pemodelan aliran klasik turbulensi umum
2. Hanya menginisialisasi lapisan batas
3. Memiliki tingkat akurasi yang sangat baik untuk rata-rata properti aliran dalam
aliran yang simpel sampai yang kompleks seperti jets wall serta aliran yang
berbentuk kurva.
Kekurangan :
1. Sangat mahal untuk biaya komputasi
2. Memiliki validasi yang buruk dibandingkan dengan kedua model sebelumnya
3. Tidak lebih baik dengan model kedua dalam beberapa tipe aliran
Algebraic stress model
Persamaan yang digunakan :
Keuntungan :
1. Metode yang murah untuk analisis Reynolds Stress
2. Dapat dikombinasi dengan model lain
3. Dapat digunakan dengan baik dalam isotemal dan bouyant thin shear stress
Kekurangan :
1. Lebih mahal dari model yang kedua
2. Memiliki validasi yang kurang dibandingk dengan model kedua sebelumnya
3. Aliran yang terjadi terbatas pada batasan tertentu.
Referensi :
Versteeg, HK, W Malalasekera, “An Introduction to Computational Fluid Dynamics”, 1995.
John willey and Sons Inc.
Permalink By donni_85 on Sat 29 of Dec., 2007 01:50 WIT
Turbulen dan Pemodelannya
Nama : Donni Redford
NPM : 0403020246
Tugas CFD
Turbulen dan Pemodelannya
Semua jenis aliran fluida menjadi tidak stabil pada bilangan Reynolds yang tinggi, dan sebaliknya bersifat laminar pada bilanan Reynolds yang rendah.
Turbulen adalah suatu keadaan dimana aliran fluida dengan bilangan Reynolds diatas Recrit dengan sifat aliran yang acak dan kacau, pergerakan fluida yang tidak tetap meskipun kondisi batas yang ditentukan konstan.
Bilangan Reynolds ditentukam melalui rumus :
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=7079' border='0' alt='image' />
Transisi dari aliran laminar ke turbulen
Transisi ke turbulen dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan kestabilan aliran laminar terhadap gangguan-gangguan kecil. Teori kestabilan hidrodinamik mengidentifikasi kondisi yang member penjelasan tambahan pada gangguan tersebut. Ketidakstabilan pertama kali diidentifikasi dengan membuat asumsi aliran inviscid dalam persamaan yang menjelaskan perubahan gangguan. Titik dimana ketidakstabilan pertama kali muncul menjadi titik dimana transisi ke aliran turbulen dimulai.
Selama ini dilakukan eksperimen dan penelitian tentang formula khusus untuk beberapa karakteristik tentang subkritikal transisi ke turbulen.
1. Subcritical : Dimana profil kecepatan laminar stabil hingga mengalami
gangguan yang sangat kecil pada semua bilangan Reynolds. Amplitudo dari
gangguan yang tak terbatas tersebut dapat memicu transisi mendadak
sehingga R > Rg, memudahkan observasi dari ketidakaturan aliran yang
terus-menerus.
2. Spatio-temporal intermittency : Aliran tidak teratur ini berada pada
daerah turbulen, yang bergerak, bertambah, berkurang, berpisah dan
menyatu
yang mengarah ke spatio-temporal intermittency, yang mana daerah
aktif/turbulen
mungkin menginvasi daerah laminar dimana turbulen tidak dapat muncul
dengan sendirinya.
3. Meta-stability
: Terdapat aliran pada range bilangan Reynolds Ru < R < Rg pada
daerah dimana terdapat spatio-temporal intermittent bertahan dalam waktu
lama, tapi keduanya tidak berdekatan apapun gangguan yang menimbulkannya.
4. Transients : Ketika gangguan tidak menimbulkan daerah spatio-temporally
intermittent ada
terus-menerus, hal itu mungkin mengurangi dengan cepat atau justru
menimbulkan daerah transisi. Daerah tersebut muncul selama Ru < R <
Rg, tapi juga pada R >, ketika gangguan tidak cukup kuat.
5. Strong dependence on the perturbation : Sistem merespon ke amplitudo
aliran
yang tidak terbatas dan dapat dihilangkan. Untuk bilangan Reynolds yang
sama dan gangguan yang hampir sama, aliran mungkin menjadi laminar
dengan
cepat atau menjadi aliran transisi, atau bahkan menjadi aliran acak.
6. Unstable
states : Bermacam larutan dari amplitudo aliran yang tidak stabil
menciptakan aliran pusaran (vortices) dan lapisan yang saling
berdampingan
pada aliran dengan bilangan Reynolds transisi. Pada keadaan ini, aliran
sudah bersifat turbulen.
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=7080' border='0' alt='image' />
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=7081' border='0' alt='image' />
Efek turbulensi pada persamaan Navier-Stokes
Persamaan aliran turbulen pada aliran compressible
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=7082' border='0' alt='image' />
Karakteristik aliran turbulen sederhana
Aliran turbulen sederhana antara lain :
Aliran turbulen bebas : mixing layer, jet, wake
Lapisan batas didekat dinding solid : lapisan batas plat tipis, aliran pipa
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=7083' border='0' alt='image' />
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=7084' border='0' alt='image' />
Permalink By Septi Riansyah on Wed 26 of Dec., 2007 17:10 WIT
Aliran Turbulent dan Pemodelannya, By Septi Riansyah 0404020649
<img src='tiki-view_blog_post_image.php?imgId=5457' border='0' alt='image' />
Read more (12 pages)
Permalink By Rhandyka Jili Prasanto on Wed 26 of Dec., 2007 15:40 WIT
Aliran Turbulen dan Permodelannya
Read more (11 pages)
Permalink By ardian roekettino on Wed 26 of Dec., 2007 08:22 WIT
Tugas CFD : Aliran Turbulen dan pemodelannya oleh: Ardian R (0404020088)
Permalink By pendryalexandra on Sat 08 of Dec., 2007 15:56 WIT
Tugas rangkuman bab 3 - Aliran turbulen dan pemodelannya
Read more (3 pages)
Permalink By Doddy Rezki Pratama on Thu 06 of Dec., 2007 23:19 WIT
Turbulen & Pemodelannya
Read more (15 pages)
Permalink By panji_khairumizan on Wed 05 of Dec., 2007 15:59 WIT
RESUME ALIRAN TURBULEN DAN PEMODELANNYA
Panji Khairumizan
040402704X
ALIRAN TURBULEN DAN PEMODELANNYA
Aliran turbulen merupakan salah satu fenomena aliran fluida yang banyak
ditemukan dalam aplikasi praktek dunia keteknikan. Misalnya pada analisa aliran jet dua
dimensi, aliran dalam pipa, aliran pada plat sejajar, dan banyak analisa aliran lain yang
lebih kompleks.
Turbulensi didefinisikan sebagai pola aliran acak dan kacau, dimana nilai
parameter kecepatan dan tekanan fluida selalu berubah-ubah menurut fungsi waktu dan
jarak pada aliran. Pemodelan CFD untuk aliran turbulen dilakukan dengan menggunakan
persamaan Navier-stokes yang memperhitumgkan fluktuasi yang terjadi, dimana efek
fluktuasi kecepatan menimbulkan penambahan tegangan pada fluida kerja.
Pengertian Turbulen
Bilangan reynold adalah salah satu parameter yang banyak digunakan untuk
mengidentifikasi aliran turbulen adalah. Nilai bilangan reynold menunjukkan seberapa
besar perbandingan antara gaya inersia dan gaya viscos pada satu aliran fluida :
Dimana :
u = kecepatan aliran
L = jarak
V = viscositas kinematik
Berdasarkan persamaan tersebut, aliran turbulen memiliki karakteristik aliran
yang tidak stabil pada bilangan reynold yang tinggi (gaya inersia (uL)lebih dominan dari
gaya viscous (v)). Pada bilangan reynold dikenal nilai Rcrit yang menunjukkan daerah
transisi aliran laminar dan turbulen, dimana aliran bersifat laminar pada bilangan
reynold < Rcrit, dan sebaliknya bersifat turbulen bilangan reynold melebihi Rcrit. Pada
kondisi turbulen, aliran fluida memiliki pola aliran acak dengan nilai parameter kecepatan
dan tekanan yang berfluktuasi, seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Pola aliran unsteady diatas dapat diubah dalam bentuk persamaan steady
kecepatan domain aliran (U) dengan komponen fluktuasi u’ didefinisikan sebagai berikut :
Pada prakteknya, fluktuasi komponen–komponen aliran fluida diatas didefinisikan
dengan (U,V,W) aupun (u’, v’, w’) dan lain-lain.
Transisi Aliran Laminar ke Turbulen
Proses transisi aliran dari laminar menuju turbulen merupakan satu fenomena
yang terkait langsung dengan stabilitas aliran fluida tersebut. Stabilitas fluida merupakan
satu parameter terukur yang dapat dijelaskan dengan menggunakan metode
hydrodynamic instability. Metode ini merupakan metode yang mengidentifikasi batas
kondisi transisi aliran bila diberikan peningkatan gangguan pada aliran, yaitu dengan
memprediksikan nilai bilangan reynold Rexcrit mulai mengalami gangguan dan pada Rex,tr
dimana transisi laminar ke turbulen terjadi.
Proses yang terjadi dalam aliran jet tersebut adalah pertama pada aliran utam yang
bersifat laminar mendapat perubahan karena adanya gangguan atau gaya dari luar;
perkembangan area dengan konsentreasi pada struktur yang berputar; formasi dari aliran
yang kecil dan terus berubah sampai akhir; dan pertumbuhan dan gabungan dari aliran
yang kecil tersebut sampai pada aliran turbulen sempurna.
Efek Turbulensi pada persamaan Navier-stokes
Sampai saat ini belum ada persamaan yang mampu dengan tepat menggambarkan atau
merepresentasikan aliran turbulen secara sempurna, hal ini dikarenakan aliran turbulen
yang sangat kompleks.
REYNOLDS STRESS EQUATION MODEL
Persamaan-persamaan yang digunakan adalah :
Keuntungan :
1. Sangat berguna untuk pemodelan aliran klasik
turbulensi umum
2. Hanya menginisialisasi lapisan batas
3. Memiliki tingkat akurasi yang sangat baik untuk
rata-rata properti aliran dalam aliran yang simpel sampai yang kompleks
seperti jets wall serta aliran yang berbentuk kurva.
Kekurangan :
1. Sangat mahal untuk biaya komputasi
2. Memiliki validasi yang buruk dibandingkan dengan
kedua model sebelumnya
3. Tidak lebih baik dengan model kedua dalam beberapa
tipe aliran
ALGEBRAIC STRESS MODEL
Persamaan yang digunakan :
Keuntungan :
1. Metode yang murah untuk analisis Reynolds Stress
2. Dapat dikombinasi dengan model lain
3. Dapat digunakan dengan baik dalam isotemal dan
bouyant thin shear stress
Kekurangan :
1. Lebih mahal dari model yang kedua
2. Memiliki validasi yang kurang dibandingk dengan
model kedua sebelumnya
3. Aliran yang terjadi terbatas pada batasan tertentu.
Referensi :
Versteeg, HK, W Malalasekera, “An Introduction to Computational Fluid Dynamics”, 1995.
John willey and Sons Inc.