Aliran Jabariah Dan Qodariah

30
BAB I Aliran Jabariah dan Qodariah A. Pendahuluan Dalam pandangan para mutakallimin, seringkali perbincangan tentang manusia hampir selalu berujung pada tema-tema relasi teologis, seperti hubungan antara makhluk dengan Kholik. Tema- tema seperti itu, meskipun berat untuk dipikirkan, selalu menarik untuk di bicarakan paling tidak karena dua alasan. Pertama, karena manusia pada dasarnya merupakan makhluk religius, makhluk yang memiliki kesadaran keberagamaan yang pada tingkat tertentu dapat menjadi spirit yang sangat dominan. Seluruh kehendaknya digerakkan oleh kekuatan raksasa yang sering kali sulit dikendalikan. Bahkan kekuatan rasio sekalipun tidak lagi mampu memberikan pertimbangan-pertimbangan penyeimbang sehingga akhirnya ia pasrah atas kehendak itu. Munculnya kekuatan religi ini pada manusia sekaligus mencerminkan adanya batas-batas kehendak manusia, yang karena ketidak berdayaannya ia menjadi makhluk yang sangat fatalistic, dan hanya bergerak pada ketergantungan spiritual yang hampir tidak mengenal batas. Dalam sejarah peradaban umat manusia, watak teologis seperti ini pernah dituduh sebagai sumber utama ketertinggalan dan keterbelakangan. Sehingga muncul suatu asumsi bahwa ikhtiar membangkitkan karsa manusia hanya dapat dilakukan dengan mengembalikan citra teologis itu pada pandangan yang lebih 1

Transcript of Aliran Jabariah Dan Qodariah

Page 1: Aliran Jabariah Dan Qodariah

BAB I

Aliran Jabariah dan Qodariah

A. Pendahuluan

Dalam pandangan para mutakallimin, seringkali perbincangan tentang manusia hampir

selalu berujung pada tema-tema relasi teologis, seperti hubungan antara makhluk dengan Kholik.

Tema-tema seperti itu, meskipun berat untuk dipikirkan, selalu menarik untuk di bicarakan

paling tidak karena dua alasan. Pertama, karena manusia pada dasarnya merupakan makhluk

religius, makhluk yang memiliki kesadaran keberagamaan yang pada tingkat tertentu dapat

menjadi spirit yang sangat dominan. Seluruh kehendaknya digerakkan oleh kekuatan raksasa

yang sering kali sulit dikendalikan. Bahkan kekuatan rasio sekalipun tidak lagi mampu

memberikan pertimbangan-pertimbangan penyeimbang sehingga akhirnya ia pasrah atas

kehendak itu.

Munculnya kekuatan religi ini pada manusia sekaligus mencerminkan adanya batas-batas

kehendak manusia, yang karena ketidak berdayaannya ia menjadi makhluk yang sangat fatalistic,

dan hanya bergerak pada ketergantungan spiritual yang hampir tidak mengenal batas. Dalam

sejarah peradaban umat manusia, watak teologis seperti ini pernah dituduh sebagai sumber utama

ketertinggalan dan keterbelakangan. Sehingga muncul suatu asumsi bahwa ikhtiar

membangkitkan karsa manusia hanya dapat dilakukan dengan mengembalikan citra teologis itu

pada pandangan yang lebih rasional.Kedua, karena manusia juga pada saat yang sama

merupakan makhluk rasional, makhluk yang berdasarkan fitrah penciptaannya dipandang

memiliki kelebihan eksklusif. Fasilitas akal yang sengaja dianugerahkan Tuhan kepada manusia

telah membentuk dirinya sebagai makhluk yang bebas dan merdeka. Kebebasan dan

kemerdekaan berfikir inilah yang pada gilirannya telah memberikan warna pluralisik, baik pada

tatanan sosial maupun spiritual.

Pola-pola berpikir teologis di atas, tanpa disadari kini telah melengkapi khazanah

pemikiran Islam yang sangat progresif. Bahkan lebih dari itu, kehadiran produk berpikir tersebut,

telah pula membentuk “semacam” mazhab teologi yang secara dikotomik terbelah pada kekuatan

Qodariah dan Jabariah.

1

Page 2: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Seperti apa yang telah diterangkan pada posisi atau kondisi kejadian Qodariah, kehendak

Tuhan terlaksana melewati kehendak manusia. Pada posisi atau kondisi kejadian Jabariah,

kehendak Tuhan terlaksana melewati kehendak kompleks yaitu kehendak alam lingkungan yang

unsurnya komplek, dimana manusia juga menjadi salah satu unsurnya.

Berdasarkan argumen diatas, maka makalah ini mencoba mengulas tentang kedua paham

tersebut, bagaimana asal-usulnya, siapa tokoh-tokohnya, bentuk ajaran-ajarannya, dan aspek-

aspek lain dalam kaitannya dengan Sejarah Pemikiran Islam. Paling tidak, kajian ini mampu

memberi pendalam pemahaman kita terhadap faham Jabariah dan Qodariah.

2

Page 3: Aliran Jabariah Dan Qodariah

BAB II

B. Pembahasan Aliran Jabariah

1. Latar Belakang Munculnya Aliran Jabariah

Kata Jabariah berasal dari kata Jabara yang berarti Memaksa.Didalam Al-Munjid ,

dijelaskan bahwa nama Jabariah berasal dari kata Jabara yang mengandung arti memaksa dan

mengharuskannya melakukan sesuatu.1kalau dikatakan ,Allah mempunyai sifat Al-jabbar (dalam

bentuk Mubalaghah),itu artinya Allah Maha Memaksa. ungkap Al-Insan majbur (bentuk isim

maf’ul) mempunyai arti bahwa manusia dipaksa atau terpaksa .selanjutnya,Kata Jabara (bentuk

pertama),setelah ditarik menjadi jabariah (dengan menambah nisbah),memiliki arti suatu

kelompok atau aliran (isme).lebih lanjut Asy-Syahratsani menegas bahwa paham Al-Jabr berarti

menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan menyandarkan nya kepada

Allah .2

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai asal –usul kemunculan dan perkembangan

Jabariah ,perlu dijelaskan mengenai orang yang melahirkan dan menyebarluaskan faham Al-

jabar dan dalam situasi apa saja faham ini muncul. Faham Al-Jabar pertama sekali

diperkenalkan oleh Ja’d bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari

kurasan.dalam sejarah Teologi Islam ,jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan Aliran

Jahmiyah dalam kalangan Murji’ah .Ia adalah sekretaris Suraih bin Al-haris dan selalu

menemani nya dalam gerakan melawan kekuasaan Bani Umayah.3namun,dalam

perkembangannya ,faham al-jabar juga dikembangkan oleh tokoh lainnya diantaranya Al-Husain

bin Muhammad An-Najjar dan Ja’d Dirrar.

Mengenai kemunculan faham al-jabar ini ,para ahli sejarah pemikiran mengkajinya

melalui pendekatan geokultural bangsa Arab.diantara para ahli yang dimaksud adalah Ahmad

Amin .ia menggambarkan bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir

1 Luwis Ma’luf, “Al-Munjid fi al-lughah wa Al-Alam”, Beirut ,Dar Al-Masyriq.1998,hal.782 Asy-syahratnasy , “Al-Mihal Wa An –Nihal” ,Darul Fikr,Beirut hal.853 Ibid

3

Page 4: Aliran Jabariah Dan Qodariah

sahara memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka .4ketergantungan mereka kepada

alam sahara yang ganas telah memunculkan sikap penyerahan diri terhadap alam.

Lebih lanjut ,Harun Nasution menjelaskan bahwa dalam situasi demikian ,masyarakat

Arab tidak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginan

sendiri .mereka merasa lemah dalam menghadapi kesukaran-kesukaran hidup.Akhirnya ,mereka

banyak bergantung pada kehendak alam.hal ini membawa mereka kepada Sikap Fatalism.5

Sebenarnya benih-benih faham Al-jabar sudah muncul jauh sebelum kedua tokoh

diatas .Benih-benih itu terlihat dalam peristiwa sejarah berikut ini:

a. Suatu ketika Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah

takdir Tuhan .Nabi melarang mereka untuk memperdebatkan persoalan tersebut , agar

terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir.6

b. Khalifah Umar Bin khatab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuri .

Ketika diinterogasi,pencuri itu berkata “Tuhan telah menentukan aku mencuri”.

Mendengar ucapan itu ,Umar marah sekali dan menganggap orang itu telah berdusta

kepada Tuhan .oleh karena itu ,Umar memberi dua jenis hukuman kepada pencuri

itu.pertama ,hukuman potong tangan karena mencuri .kedua hukuman dera karena

menggunakan dalil takdir Tuhan.7

c. Khalifah Ali Bin Abi Thalib seusai perang Shiffin ditanya oleh seorang tua tentang

qadar (ketentuan)Tuhan dalam kaitannya dengan pahala dan siksa.Orang tua itu

bertanya , “Bila perjalanan (menuju perang Shiffin) itu terjadi dengan qadha dan

Qadar Tuhan ,tak ada pahala sebagai balasan nya.” Ali menjelaskan bahwa qadha

dan Qadar itu merupakan paksaan ,batallah pahala dan siksa ,gugur pulalah makna

janji dan ancaman Tuhan ,serta tidak ada celaan Allah atas pelaku dosa dan pujian

Nya bagi orang-orang baik.8

4 Ahmad Amin, “Fajr Islam”Maktab An-nahdhah Al-Misriyah li Ashhabiha Hasan Muhammad Wa Auladihi ,Cairo 1924 hal.45 Nasutian ,Loc.cit6 Aziz Dahlan, “Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam”,Beuneubi Cipta ,Jakarta ,1987 hlm 27-297 Ali Mustafa Al-Ghurabi, “Tariq Al-Firaq Al-Islamiyah”, kairo .1958 hlm 158 Ibid ,hlm 28

4

Page 5: Aliran Jabariah Dan Qodariah

d. Pada pemerintahan Daulah Bani Umayah ,pandangan tentang al-jabar semakin cuat

kepermukaan .Abdullah Bin Abbas ,melalui suratnya ,memberikan reaksi keras

kepada penduduk Syiria yang diduga berfaham Al-Jabariah .9

Paparan menjelaskan bahwa bibit faham Al-jabariah telah muncul sejak awal periode

Islam .namun Al-jabar sebagai suatu pola piker atau aliran yangb dianut ,dipelajari dan

dikembangkan, baru terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayah ,yakni oleh kedua

tokoh yang telah disebut diatas .10

Berkaitan dengan kemunculan aliran Jabariah ,ada yang mengatakan bahwa

kemunculannya diakibatkan oleh pengaruh pemikiran asing,yaitu pengaruh agama Yahudi

bermazhab Qurra dan agama Kristen bermazhab Yacobit.11 Namun ,tanpa pengaruh asing

itu,faham Al-Jabariah akan muncul juga dikalangan umat islam .di dalam Al-Qur’an sendiri

terdapat ayat-ayat yang dapat menimbulkan faham ini,misalnya:

Firman Allah SWT Surah Al-An’am (6) ayat 111 yang berbunyi;

Artinya: 111. Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui

(Q.S.Ash-Shaffat{37}:96)

Artinya: 096. Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".

9 Ahmad Abdul Rozak, “ilmu kalam”, pustaka setia hlm 6510 Harun Nasution , “islam ditinjau dari berbagai aspek” ,UI press cet VI ,Jakarta ,1986 hlm 3711 Sahiludin A,Nasir, ‘Pengantar Ilmu Kalam” , Rajawali ,1991,Jakarta hlm 133

5

Page 6: Aliran Jabariah Dan Qodariah

(Q.S.Al-Anfal{8]:17)

Artinya: 017. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mu'min, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Q.S.Al-Insan {76}:30)

Artinya: 030. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Hadist Rasullullah SAW

: قال ل قا عنهما الله رضي ص العا وبن عمر بن الله عبد محمد بى ا ع�ن : تبعا هواه يكون حتى كم حد ا يؤمن ال وسلم عليه الله صلي الله رسول

به جئت ()لما دصحيح بإسنا الحجة كتاب في روينا صحيح حديثArtinya:Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash ra.berkata:Rasullullah Saw

bersabda , “Tidak beriman seseorang diantara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti ajaran-

ajaran yang aku bawa. “(Hadist Shahih,kami riwayatkan dalam kitab Al-Hajjah dengan sanad

yang shahih)”.

Ayat –ayat tersebut terkesan membawa seseorang pada alam pikiran Jabariah .mungkin inilah

yang menyebabkan pola pikir Jabariah masih tetap ada dikalangan umat Islam hingga kini

walaupun anjurannya telah tiada.

6

Page 7: Aliran Jabariah Dan Qodariah

2. Tokoh-Tokoh Tunci Dan Ajaran-Ajaran Dasar

Menurut Asy-syahratsani , Jabariah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian ,ekstrim

dan moderat.12 Diantara doktrin Jabariah ekstrim adalah pendapatnya bahwa segala perbuatan

manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri,tetapi perbuatan yang

dipaksakan atas dirinya .misalnya,kalau seseorang mencuri ,perbuatan mencuri itu bukanlah

terjadi atas kehendak sendiri,tetapi timbul karena Qadha dan Qadar Tuhan yang menghendaki

demikian .13Diantara pemuka Jabariah ekstrim adalah berikut:

a) Jahm bin Shofwan (Al-jahmiyyah)

Nama lengkap adalah Abu Mahrus jaham bin Shafwan .ia berasal dari Khurasan ,

bertempat tinggal di Khufah ;ia seorang da’I yang fasih dan lincah (orator);Ia menjabat

sebagai sekretaris Harist bin Surais ,seorang mawali yang menentang pemerintah Bani

Umayah di Khurasan,Ia ditawan kemudian dibunuh secara politis tanpa ada kaitannya

dengan agama.

Sebagai seorang penganut dan penyebar faham jabariah ,banyak usaha yang

dilakukan Jahm yang tersebar ke berbagai tempat,seperti ke Tirmidzi dan Balk.

Pendapat Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah sebagai berikut:

1. Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa.Ia tidak mempunyai daya ,tidak

mempunyai kehendak sendiri,dan tidak mempunyai pilihan.pendapat Jahm

tentang keterpaksaan ini lebih terkenal dibandingkan dengan pendapatnya

tentang surga dan Neraka ,konsep iman,kalam Tuhan,meniadakan sifat

Tuhan(Nahyu As-sifat),dan melihat Tuhan di Akhirat.

2. Surga dan Neraka tidak kekal.Tidak ada yang kekal selain Tuhan.

3. Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati.Dalam hal

ini,pendapatnya sama dengan konsep iman yang dimajukan kaum Murjiah.

4. Kalam Tuhan adalah mahluk .Allah Maha suci dari sifat dan keserupaan

dengan manusia seperti berbicara,mendengar dan melihat.Begitu pula Tuhan

tidak dapat dilihat dengan indera mata di akhirat kelak.

12 Asy-Syahrastani, “Al-MIhal Wa Al-Nihal” , Aliran-Aliran Teologi dalam Sejarah Umat Islam,PT.Bina Ilmu 2003 hlm.7113 Nasution ,op.cit.hlm 34

7

Page 8: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Dengan demikian ,dalam beberapa hal,pendapat Jahm hampir sama dengan

Murji’ah, Muktazilah ,dan Asy’ariyah.itulah sebabnya para pengkritik dan

sejarawan menyebutnya dengan Al-Mu’tazili,Al-Murji’I,dan Al-Asy’ari.

b. Ja’d bin Dirham

Al-Ja’d adalah seorang Maulana Bani Hakim,tinggal di Damaskus .Ia

dibesarkan didalam lingkungan orang Kristen yang sedang membicarakan

Teologi.Semula ia percaya untuk mengajar di lingkungan pemerintah Bani Umayah

,tetapi setelah tampak pikiran –pikirannya yang kontroversial ,Bani Umayah

menolak nya .Kemudian Al-Ja’d lari ke Kufah dan disana ia bertemu dengan

Jahm,serta mentransfer pikirannya kepada Jahm untuk dikembangkan dan disebar

luaskan.

Doktrin pokok Ja,d secara umum sama dengan pikiran Jahm,Al-Ghuraby

menjelaskannya sebagai berikut .14

1. Al-quran itu adalah Makhluk .oleh karena itu ,dia baru.sesuatu yang baru itu

tidak dapat disifatkan kapada Allah SWT.

2. Allah tidak mempunyai sifat yang serupa dengan Makhluk ,seperti

berbicara,melihat,dan mendengar.

3. Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala-galanya.

Berbeda dengan Jabariah Ekstrim,Jabariah Moderat mengatakan bahwa Tuhan memang

menciptakan perbuatan manusia ,baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik,tetapi manusia

mempunyai bagian didalamnya.Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek

untuk mewujudkan perbuatannya .inilah yang dimaksud dengan kasab(acquistin).15 Menurut

Faham Kasab,manusia tidaklah majbur(dipaksa oleh Tuhan),tidak seperti Wayang yang

dikendalikan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan ,tetapi manusia memperoleh

perbuatan yang diciptakan Tuhan.

14 Al-Ghuraby,op.cit;hlm28-2915 Nasution.op.cit;hlm 35

8

Page 9: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Yang termasuk tokoh Jabariah moderat adalah berikut ini:

a) An-Najjar (An-Najjariyah)

Nama lengkapnya adalah Husein bin Muhammad An-Najjar (Wafat 230 H).Para pengikut

nya disebut An-Najjariyah atau Al-Husainiyah .Diantara pendapat-pendapat nya adalah :

1. Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia,tetapi manusia mengambil bagian atau

peran dalam mewujudkan perbuatan –perbuatan itu.itulah yang disebut dengan Kasab

dalam teori Al-Asy’ary.16Dengan demikian ,manusia dalam pandangan An-najjar tidak lagi

seperti wayang yang digerakkan bergantung pada dalang ,sebab tenaga yang diciptakan

Tuhan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

2. Tuhan tidak dapat dilihat di Akhirat.Akan tetapi ,An-Najjar menyatakan bahwa Tuhan

dapat saja memindahkan potensi hati (ma’rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat

Tuhan .17

b) Adh-dhirar

Nama lengkapnya adalah Dhirar bin Amr.Pendapatnya tentang perbuatan manusia sama

dengan Husein An-Najjar ,yakni bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang

digerakkan dalang . Manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan nya dan tidak

semata-mata dipaksa dalam melakukan perbuatannya.18secara tegas .Dhirar mengatakan bahwa

satu perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan ,artinya perbuatan manusia

tidak hanya

ditimbulkan oleh Tuhan ,tetapi juga oleh manusia itu sendiri.Manusia turut berperan dalam

mewujudkan perbuatan-perbuatannya.19

Mengenai ru’yat Tuhan di Akhirat ,Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di

Akhirat melalui indra keenam .Ia juga berpendapat bahwa hujjah yang dapat diterima setelah

nabi adalah Ijtihad.hadist ahad tidak dapat dijadikan sumber dalam menetapkan hukum. 20

C. Pembahasan Aliran Qodariah

16

Asy-Syahratsani,Op.cit,hlm 8917 Ibid18 Nasution ,Teologi hlm,3519 Asy-Syahratsani ,Loc.cit20 ibid

9

Page 10: Aliran Jabariah Dan Qodariah

1. Latar Belakang Munculnya Aliran Qodariah

Qadariah berasal dari bahasa Arab,yaitu dari kata qadara yang artinya kemampuan dan

kekuatan.21 Adapun menurut pengertian terminology,Qadariah adalah suatu aliran yang percaya

bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.Aliran ini berpendapat bahwa tiap-

tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatan;Ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya

atas kehendaknya sendiri.berdasarkan pengertian tersebut ,dapat difahami bahwa qadariah

dipakai untuk nama suatu aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia

dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.dalam hal ini ,Harun Nasution menegaskan bahwa

kaum Qodariah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai Qudrah atau kekuatan untuk

melaksanakan kehendaknya,dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk

pada Qadar Tuhan.22

Seharusnya ,sebutan Qadariah diberikan kepada Aliran yang berpendapat bahwa Qadar

menentukan segala tingkah laku manusia ,baik yang bagus maupun yang jahat.Namun ,sebutan

tersebut telah melekat kaum Sunni,yang percaya bahwa manusia mempunyai kebebasan

berkehendak.

Menurut Ahmad Amin,sebutan ini diberikan kepada para pengikut faham Qadar oleh

lawan mereka dengan merujuk Hadist yang menimbulkan kesan negatif bagi nama Qadariah 23

Hadist itu berbunyi:

Artinya: “Kaum Qadariah adalah Majusinya umat Ini”. 24

Kapan Qadariah muncul dan siapa tokoh-tokohnya?Merupakan dua tema yang masih

diperdebatkan .Menurut Ahmad Amin ,ada ahli teologi yang mengatakan bahwa Qadariah

pertama sekali dimunculkan oleh Ma’bad Al-Jauhadi dan Ghailan Ad-Dimasyqy.25Ma’bad

adalah seorang taba’I yang dapat dipercaya dan pernah berguru pada hasan Al-basri.Adapun

21 Luwis Ma’luf Al-Yusu’I, “Al-Munjid”, Al-khatahulikiyah ,Beirut ,1945 , hlm 43622 Nasution , “Teologi Islam”,….hlm 3123 Ahmad Amin , “fajr Al-Islam “, maktabah An-nahdhah Al-Misriyah LI ashhabiha Hasan Muhammad wa Auladihi,kairo,1924.hlm 28424 Hadist ini terdapat di dalam Sunan Abu Daud, “Kitab As-Sunnah”, bab 16 ,fi Al-Qadr.25 Ahmad Amin,op.cit,hlm 284

10

Page 11: Aliran Jabariah Dan Qodariah

ghailan adalah seorang orator berasal dari Damaskus .dan ayahnya menjadi Maula Usman bin

Affan.26

Ibnu Natabah dalam kitabnya Syarh Al-Uyun,seperti dikutip Ahmad Amin,member

informasi lain bahwa yang pertama sekali memunculkan faham Qadariah adalah orang Irak yang

semula beragama Kristen kemudian masuk islam dan balik lagi ke agama Kristen.Dari orang

inilah,Ma’bad dan Ghailan mengambil faham ini.orang Irak yang dimaksud ,sebagaimana

dikatakan Muhammad Ibnu Syu’ib yang memperoleh Informasi dari Al-Auza’I,adalah Susan.27

Sementara itu,W.Montgomery Watt menemukan dokumen lain melalui tulisan Hellmet

Ritter dalam bahasa Jerman yang dipublikasikan melalui majalah Der Islam pada tahun1933.

Artikel ini menjelaskan bahwa faham Qadariah terdapat dalam kitab Risalah dan ditulis untuk

Khalifah Abdul Malik oleh Hasan Al-Basri sekitar 700 M.Hasan Al-Basri (642-728) adalah anak

seorang tahanan di Irak.Ia lahir di Madinah,tetapi pada tahun 657,pergi ke Basrah dan tinggal

disana sampai akhir hayatnya.Apakah Hasan Al-Basri termasuk orang qodariah atau bukan,hal

ini memang menjadi perdebatan .Namun yang jelas ,berdasarkan catatannya yang terdapat dalam

kitab Risalah ini ia percaya bahwa manusia dapat memilih secara bebas antara baik dan

buruk.Hasan Yakin bahwa manusia bebas memilih antara berbuat baik atau berbuat buruk.

Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan ad-Dimasyqy,menurut Watt,adalah penganut Qadariah

yang hidup setelah Hasan Al-Basri.28 dihubungkan dengan keterangan Adz-Dzahabi dalam

Mizan Al-I’tidal,seperti dikutip Ahmad Amin yang menyatakan bahwa Ma’bad Al-Jauhani

pernah belajar pada Hasan Al-Bashri,maka sangat mungkin faham Qadariah ini mula-mula

dikembangkan Hasan Al-Bashri.dengan demikian ,keterangan yang ditulis oleh Ibn Natabah

dalam Syahrul Al-Uyum bahwa faham Qadariah berasal dari orang Irak Kristen yang masuk

Islam dan kemudian kembali kepada Kristen ,adalah hasil rekayasa orang yang tidak sependapat

dengan faham ini agar orang-orang tidak tertarik dengan pikiran Qadariah .lagi pula menurut

Kremer ,seperti dikutip Iqnaz Goldziher,dikalangan Gereja Timur ketika itu terjadi perdebatan

tentang butir doktrin Qodariah yang mencekan pikiran para teolognya.29

26 ibid27 Al-bagdadi, “Al-Farq bain Al-Firaq”, Maktabah Muhammad Ali Subeih,Kairo ,hlm.1828 Ibid hlm 2829 Abdul Rozak dan Rosihan Anwar, “ilmu Kalam” , Pustaka Setia hlm 72

11

Page 12: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Berkaitan dengan persoalan pertama kalinya Qadariah muncul,ada baiknya bila meninjau

kembali pendapat Ahmad Amin yang menyatakan kesulitan untuk menentukannya.para peneliti

sebelumnya pun belum sepakat mengenai hal ini karena penganut Qadariah ketika itu banyak

sekali.sebagian terdapat di Irak dengan bukti bahwa gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan Al-

Basri.pendapat ini dikuatkan oleh Ibn Natabah bahwa yang mencetuskan pendapat pertama

tentang masalah ini adalah seorang Kristen dari Irak yang telah masuk Islam pendapatnya itu

diambil oleh Ma’bad dan Ghailan.sebagian lain berpendapat bahwa faham ini muncul di

Damaskus .Diduga disebabkan oleh pengaruh orang-orang Kristen yang banyak di pekerjakan di

Istana-istana Khalifah.

Faham Qadariah mendapat tantangan keras dari umat islam ketika itu.Ada beberapa hal

yang mengakibatkan terjadi reaksi keras ini,pertama , seperti pendapat Harun Nasution ,karena

masyarakat Arab sebelum Islam kelihatannya di pengaruhi oleh Faham Fatalis.kehidupan

Bangsa Arab saat itu sangat sederhana dan jauh dari pengetahuan.Mereka selalu terpaksa

mengalah kepada keganasan alam,panas yang menyengat ,serta tanag dan gunungnya yang

gundul.mereka merasa dirinya lemah dan tak mampu menghadapi kesukaran hidup yang

ditimbulkan oleh alam sekelilingnya .faham ini terus di anut kendatipun mereka sudah beragama

Islam.Karena itu,ketika faham Qodariah dikembangkan, meraka tidak apat menerimanya .faham

Qodariah itu dianggap bertentangan dengan doktrin Islam.

Kedua, tantangan dari pemerintah ketika itu.Tantangan ini sangat mungkin terjadi karena

para pejabat pemerintah menganut faham Jabariah .ada kemungkinan juga penjabat pemerintah

menganggap gerakan faham Qodariah sebagai suatu usaha menyebarkan faham dinamis dan

daya kritis rakyat ,yang pada gilirannya mampu mengkritik kebijakan-kebijakan mereka yang

dianggap tidak sesuai , dan bahkan dapat menggulingkan mereka dari tahta kerajaan.

2. Tokoh-tokoh kunci dan ajaran-ajaran dasar

Dalam kitab Al-Milal wa An-Nihal,pembahasan masalah Qadariah disatukan dengan

pembahasan tentang doktrin-doktrin Mu’tazilah,sehingga perbedaan antara kedua aliran ini

kurang begitu jelas.30 Ahmad Amin juga menjelaskan bahwa doktrin Qadar lebih luas dikupas

oleh kalangan Mu’tazilah sebab faham ini juga menjadikan salah satu doktrin

30 Asy-Syahratsani,op.cit,hlm 85

12

Page 13: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Mu’tazilah.akibatnya,seringkali orang menamakan Qadariah dengan Mu’tazilah karena kedua

aliran ini sama-sama percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan

tindakan tanpa campur tangan Tuhan.

Harun Nasution menjelaskan pendapat Ghalian tentang doktrin Qadariah bahwa manusia

berkuasa atas perbuatan-perbuatannya.Manusia sendirilah yang melakukan baik atas kehendak

dan kekuasaan sendiri dan manusia sendiri pula yang melakukan atau menjauhi perbuatan-

perbuatan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri.31Salah seorang pemuka Qadariah yang

lain,An-Nazzam ,mengemukakan bahwa manusia hidup mempunyai daya.Selagi hidup manusia

mempunyai daya,ia berkuasa atas segala perbuatannya.

Dari beberapa penjelasan diatas ,dapat difahami bahwa doktrin Qadariah pada dasarnya

menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri,baik berbuat

baik dan berbuat jahat .Oleh karena itu,ia berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan yang

diperbuatnya.Dalam kaitan ini,bila seseorang diberi ganjaran baik dengan balasan surga kelak di

akhirat dan di beri ganjaran siksa dengan balasan neraka kelak di akhirat.itu berdasarkan pilihan

pribadinya sendiri,bukan oleh takdir Tuhan.Sungguh tidak pantas ,manusia menerima siksaan

atau tindakan salah yang dilakukan bukan atas keinginan dab kemampuannya sendiri.

Faham takdir dalam pandangan Qadariah bukanlah dalam pengertian takdir yang umum

dipakai oleh bangsa Arab ketika itu,yaitu faham yang mengatakan bahwa nasib manusia telah

ditentukan terlebih dahulu .Dalam perbuatan –perbuatannya ,manusia hanya bertindak menurut

nasib yang telah ditentukan sejak azali terhadap dirinya.Dalam faham Qadariah ,takdir itu

adalah ketentuan Allah yang diciptakan-Nya bagi alam semesta beserta seluruh isinya,sejak azali

,yaitu hokum yang dalam istilah Al-quran adalah sunnatullah .

Secara alamiah,sesungguhnya manusia telah memiliki takdir yang tidak dapat

diubah.Manusia dalam dimensi Fisiknya tidak dapat berbuat lain,kecuali mengikuti hukum

alam .misalnya ,manusia ditakdirkan oleh Tuhan tidak mempunyai sirip seperti ikan yang

mampu berenang di lautan lepas.Demikian juga ,manusia tidak mempunyai kekuatan seperti

gajah yang mampu membawa barang beratus kilogram, dan lain-lain.akan tetapi, manusia

ditakdirkan mempunyai daya fikir yang kreatif.Demikian juga anggota tubuh lainnya dapat

31 Harun Nasution ,Teologi Islam hlm.31

13

Page 14: Aliran Jabariah Dan Qodariah

berlatih sehingga dapat tampil membuat sesuatu.dengan daya fikir yang kreatif dan anggota

tubuh yang dapat dilatih terampil ,manusia dapat meniru apa yang dimiliki oleh ikan sehingga

dia dapat berenang dilautan lepas .Demikian juga,manusia dapat membuat benda lain yang dapat

membantunya membawa barang seberat yang dibawa gajah,bahkan lebih dari itu.Disinilah

terlihat semakin besar wilayah kebebasan yang dimiliki oleh manusia .Suatu hal yang benar-

benar tidak sanggup diketahui adalah sejauh mana kebebasan yang dimiliki manusia?Siapa dapat

membatasi daya imajinasi manusia ?Atau dengan pertanyaan lain ,dimana batas akhir kreativitas

manusia?.

Dengan pemahaman seperti ini ,kaum Qadariah berpendapat bahwa tidak ada alasan

yang tepat untuk menyadarkan segala perbuatan manusia kepada perbuatan Tuhan.Doktrin-

doktrin ini mempunyai tempat pijakan dalam doktrin Islam sendiri.Banyak ayat Al-quran yang

dapat mendukung pendapat ini,misalnya surat Al-Kahfi (18)

Artinya: 029. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa

yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia

kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya

mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum

dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling

buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Dalam surah Ali Imran {3}:165 disebutkan :

14

Page 15: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Artinya: 165. Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri". Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dalam surat Ar-Ra’d {13}:11 disebutkan:

Artinya: Artinya: 011. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Dalam surat An-Nisa {4}:111 disebutkan :

Artinya: 111. Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Hadist Rasullullah SAW:

قا وسلم عليه الله صلى الله رسول ان عنهما الله رضي عباس ابن عنعليه : : هوا استكر وما ن والنسيا الخطأ امتي عن لي وز تجا الله ان ل

Artinya:Dari Ibnu Abbas ra.Bahwa Rasullullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mengampuni umat atas kesalahan ,kelupaan,dan atas sesuatu yang dipaksakan kepadanya.” (Hadist Hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah ,Baihaqi ,dan lain-lain)

15

Page 16: Aliran Jabariah Dan Qodariah

D. Implikasinya pada masyarakat Islam

Masalah teologi dalam Islam telah melewati sekian banyak tahapan sejarah ummat

manusia. Dari abad klasik hingga abad posmodernisme sekarang wacana teologi Islam

nyatanya tidak terlalu beranjak jauh dari bentuk lahirnya, baik tema maupun bentuk

metodologinya. Perdebatan transendental spekulatif mengenai sifat Tuhan, kebebasan manusia,

apakah Alquran mahluk atau bukan tetap saja menjadi tema pokok dalam wacana teologi

Islam. Hal ini bisa dipahami karena tema-tema pokok teologi berdasar pada masalah tersebut.

Tetapi masalahnya adalah mengapa wacana teologi dalam Islam tidak beranjak dari tema-tema

tersebut menuju pada tema yang lebih historis social, yang lebih dekat pada sisi praktis

kehidupan manusia sekarang, misalnya tentang HAM, kemiskinan, demokrasi, kapitalisme,

globalisasi ekonomi, pemanasan global, masalah perempuan dan lain sebagainya.

Idealnya, seharusnya pengetahuan teologi dapat berdaya guna bagi kehidupan manusia

sebab fungsi utama dari keilmuaan teologi adalah mengarahkan manusia pada kehidupan yang

baik dan benar. Dalam merespon tujuan tersebut wacana teologi wajib mengikuti dinamika

zaman, sebab jika tidak demikian, maka teologi dikatakan tidak fungsional terhadap daya

hidup ummat. Dengan demikian wacana teologi harus berbanding lurus dengan sisi sejarah dan

realitas ummat.

Pengembangan wacana teologi dari wacana dasarnya telah dilakukan oleh beberapa

kalangan terbatas, semisal apa yang dilakukan oleh Hasan Hanafi dengan transfomasi teologi

dari wacana transenden menuju wacana revolusi praktis untuk menggerakkan masyarakat

Islam untuk mendapatkan kembali kejayaan sosialnya seperti yang pernah tecapai pada masa

kejayaan Islam sebelumnya. Demikian juga apa yang serukan oleh Fazlurrahman, seorang

pemikir Islam yang terusir dari Pakistan, kampung halamannya sendiri, menyatakan perlunya

rekonstuksi sistematis pada bangunan keilmuan teologi Islam yang ada sekarang. Upaya-upaya

perubahan, baik metode maupun tema teologi Islam telah diusahakan oleh pemikir-pemikir

Islam neo modernism, sekalipun hanya dalam kalangan terbatas.

Di antara usaha-usaha demikianlah, tema teologi Islam seharusnya menemukan

kembali relevansinya. Jika dinamika tersebut diamati dimanakah posisi paham-paham teologi

Islam di masa kini? Dan bagaimana seharusnya paham-paham tersebut berlaku? Dan di mana

relevansi paham-paham tersebut dalam era masa kini?

16

Page 17: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya dimulia dari tinjauan epistemologi

paham atau aliran dari teologi yang dimaksud. Dalam hal ini penulis telah menguraikan dengan

singkat masalah epistemologi dari paham jabariah maupun qadariah (yang menjadi tema dalam

makalah ini). Dari pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa baik jabariah maupun

qadariyah mempunyai peristiwa epistemologi yang berbeda. Epistemologi yang berbeda akan

melahirkan cara pandang dan aksi yang berbeda pula. Salah satu contoh yang dapat

dikemukakan dalam pembahasan ini adalah pendekatan kronologis di masa pemerintahan

khalifah Alma’mun, di mana pada masa tersebut aliran teologi muktazilah diadopsi sebagai

paham resmi negara dan dapat dilihat beberapa kemajuan yang terkait dengan dimensi

pemahaman teologi liberal tersebut. Pada masa itu perkembangan ilmu pengetahuan

mengalami ekspansi hingga melewati batas-batas normative tradisi Islam sebelumnya.

Meskipun secara politis ada beberapa masalah. Tetapi pengaruh aliran teologi muktazilah yang

berpaham qadariah jelas memiliki implikasi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa

tersebut.

Terlepas dari perbedaan antara paham jabariah dan paham qadariah dalam memahami

kewenangan Tuhan, di mana tema semacam ini dianggap sebagai tema pokok teologi Islam

klasik, tetapi implikasi kedua paham ini akan ditinjau pada sisi realitas empiric ummat Islam.

Tentu saja pendekatan ini telah dianggap cukup transformatif meskipun tetap saja masi

diaggap kurang maksimal, karena realitas maju mundurnya ummat Islam pada masa kini belum

tentu digerakkan oleh pemahaman apakah mereka berpaham jabariah ataukah berpaham

qadariyah. Artinya korelasi paham teologi dengan gerak sejarah ummat Islam abad post

modern sekarang sangat komplek untuk ditentukan. Hal itu terjadi karena abad ini adalah abad

social-ekonomi dan politik yang penuh dengan siliweran isme-isme.

Ada beberapa contoh yang dapat dilihat mengenai hal tersebut: di kampung saya

hampir dapat dipastikan masyarakatnya menganut paham jabariah ekstrim, tetapi mereka

mempunyai etos kerja yang sangat tinggi. Waktu (jam) kerja masyarakat tersebut dimulai dari

jam 05:30, setelah shalat subuh. Yang petani berangkat ke sawah dan ladangnya yang

pedagang berangkat ke pasar dan mereka masing-masing pulang ke rumahnya setelah hampir

magrib. Jam istirahat hanya di waktu makan dan shalat saja. Penghasilan mereka rata-rata

dibawah standar kehidupan ekonomi modern. Artinya keterkaitan antara paham jabariah yang

dianut masyarakat di kampung saya memang kelihatan berbanding lurus dengan kondisi

17

Page 18: Aliran Jabariah Dan Qodariah

keuangan mereka, karena mereka dianggap fatalism. Tetapi variable ini tidak berlaku mutlak

jika diadakan survey lebih lanjut. Hasilnya adalah, kehidupan ekonomi mereka dapat saja lebih

baik jika harga dari hasil tani mereka dinilai lebih layak oleh pasar. Faktanya tidak demikian,

karena harga terkait dengan banyak variable lain, misalnya regulasi dan kebijakan pemerintah,

mazhab ekonomi, kemampuan kompetisi dan lain-lain.

Realitas ini membuktikan bahwa daya fungsi teologi Islam di masa sekarang, baik

jabariah maupun qadariya dan paham lainnya, tidak maksimal khususnya dikalangan massa

Islam. Hal ini dikarenakan perkembangan wacana teologi Islam mengalami stagnasi

pemikiran. Amin Abdulah melihat masalah tersebut diakibatkan oleh beberapa factor. Yang

petama, adalah hilangnnya daya kritis ummat terhadap masalah-masalah keagamaan termasuk

soal teologi. Kedua, akibat trauma perseteruan pemikiran al-Gazali dan Ibnu Zina. Ketiga

akibat dominasi pemikiran syariah formalistic. Dan tidak berkembangnya pemikiran filosofis

dikalangan ummat Islam yang menghilangkan daya nalar ummat dalam melahirkan ide-ide

segar. Keadaan ini menjadikan pemikiran teologi ummat Islam stagnan ditempat dan

kehilangan tema di masa kini.

Dalam posisi demikianlah persoalan paham teologi dipandang dan dicermati.

Demikianpun tentang teologi jabariah maupun qadariah, tidak dapat dilepaskan dari persoalan

tersebut. Peranan kedua model teologi ini akan dirasakan jika tema-tema yang diangkat

bersentuhan langsung dengan problem massa Islam modern. Berbagai masalah social

kemanusian yang mengemuka harus ditransformasikan lewat issu-issu teologi masyarakat.

Sebab bagaimanapun potensi menggerakkan massa Islam harus lahir dari inti kepercayaan

agamanya. Dan sebaliknya pula roh ajaran agama ini harus dapat mengubah dan mengantar

ummatnya ke arah yang lebih baik.

18

Page 19: Aliran Jabariah Dan Qodariah

BAB III

Kesimpulan

Kesimpulan makalah ini adalah :

1. Konsepsi paham jabariah menempatkan manusia pada posisi menerima segala kehendaknya

sebagai kehendak kemutlakan Tuhan. Hal ini dapat dipahami berdasarkan cara paham teologi

ini memproduksi klaim teologinya.

2. Konsepsi paham qadariyah menempatkan manusia sebagai mahluk bebas dalam

berkehendak. Paham ini menggunakan akal (di luar teks sebagai cara memperoleh pengetahuan

tentang kebebasan itu).

3. Peran dua teologi ini dalam dunia Islam masa kini tidak maksimal dikarenakan pada

umumnya wacana teologi Islam tidak bersentuhan langsung dengan konteks massa muslim

dewasa ini.

Adapun kelebihan dan kekurangan Aliran Jabariyah antara lain sebagai berikut.

Kelebihannya yaitu:

1. Kita menjadikan diri kita selalu menyandarkan segala tingkah laku dan perbuatan kepada

Allah SWT

2. Menjadikan kita selalu rendah kepada Makhluk (Sifat Wara”) Apa lagi kepada Allah

SWT.

3. Menjadikan kita sadar akan kehebatan dan kebesaran Allah SWT.

Kekurangannya yaitu:

1. Menjadi Fatalisme (rendah) kepada Manusia

2. Menjadi kita malas dalam menjalankan hidup dan kehidupan ini

3. Tidak mau berusaha mengubah takdir yang dijanjikan Allah SWT.

Adapun kelebihan dan kekurangan Aliran Qodariah antara lain sebagai berikut:

Kelebihannya yaitu:

1. Menjadikan kita orang yang selalu berusaha dalam menjalankan hidup

2. Memiliki pemikiran yang tajam dalam memahami sesuatu

3. Dapat menciptakan ide-ide baru yang mendukung perubahan kehidupan Manusia.

19

Page 20: Aliran Jabariah Dan Qodariah

Kekurangan yaitu:

1. Terlalu melebihkan Akal ketimbang Wahyu (Al-quran)

2. Merasa mampu menjalankan kehidupan tanpa bantuan orang lain

3. Merasa bangga terhadap yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Amin,Falsafah Kalam,Pustaka pelajar,Yogyakarta,1995

Amin Ahmad,Fajr Al-Islam.Kairo;Maktabah An-Nasdhah Al-Misriyah Li Ashhabiha Hasan Muhammad wa Auladihi,1924

Ali ,Mukti ,Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan ,Mizan ,Bandung.

Amal,Taufiq Adnan,dan Syamsu Rizal Panggabean,Tafsir dan Konstektual Ayat, MIzan,Bandung

Bagdadi,Abd Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad ,Al-Faraq Baim Al-Firaq,Maktabah Muhammad Ali Subeih wa Auladuhu ,Kairo ,tt

Ghurabi ,Al-Tarikh Al-Farq Al-Islamiyah wa Nasatu Ilmu Kalam Inda Al-Muslimin ,Maktabah Muhammad Ali Shabih Wa Auladuh ,Mesir .tt

Ma’luf ,Luwis ,Al-Munjid ,Al-Khathulikiyah,Beirut,1945

Nasution,Harun,Teologi Islam;Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan,UI Press,Jakarta,1986

Nasution,Harun,Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,UI Press,Jakarta,1986

Rozak ,DR.Abdul, ,M.Ag.DR.Rosihan Anwar,MAg, “ilmu Kalam” , Pustaka Setia hlm 72

Syahrastani,Al-Milal wa An- Nihal,Al-Dar Al-Fikr;Beirut tt

Syekh.M.Nafis bin Idris Al-Banjarie, Ad-durrunnafis,Nur Ilmu Surabaya.1990

20