Aliran-aliran psikologi
-
Upload
dita-kurnia-sari -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Aliran-aliran psikologi
DHEA PUSPITA INDAH
OFFERING B
BEHAVIORISME atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Tokoh-tokoh terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
Vladimir Bekhterev
Ivan Pavlov
Alan E. Kazdin
Albert Bandura
Sidney W. Bijou
Edwin Ray Guthrie
Richard J. Herrnstein
Clark L. Hull
Fred S. Keller
Neal E. Miller
Marsha M. Linehan
O. Hobart Mowrer
Charles E. Osgood
Kenneth W. Spence
B.F. Skinner
Edward Lee Thorndike
Edward C. Tolman
Murray Sidman
John B. Watson
Ole Ivar Lovaas
Steven C. Hayes
Donald Baer
Dermot Barnes-Holmes
HUMANISTIK adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran Humanistik merupakan konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers. Walaupun psikolog humanistik dipengaruhi oleh psikoanalisis dan behaviorisme, namun aliran ini mempunyai ketidaksesuaian yang sangat berarti dengan psikoanalisis dan behaviorisme. Tekanan utama yang oleh behavioris dikenakan pada stimuli dan tingkah laku yang teramati, dipandang Psikologi Humanistik sebagai penyederhanaan yang keterlaluan yang melalaikan diri manusia sendiri dan pengalaman-pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks seperti cinta, nilai-nilai dan kepercayaan, begitu pula potensinya untuk mengarahkan diri dan mengaktualisasikan diri. Maka psikologi humanistik sangat mementingkan diri (self) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual, yang banyak menentukan tingkah lakunya yang dapat diamati.Psikolog-psikolog Humanistik pun tidak menyetujui pandangan pesismis terhadap hakekat manusia dan dicerminkan oleh psikoanalisis Freud maupun pandangan netral (tidak jahat dan tidak baik) kaum behavior.
PSIKOANALISIS merupakan salah satu aliran psikologi yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud sebagai tokoh utama yang mengembangkan teori ini. Psikoanalisis merupakan satu pandangan baru tentang manusia, dimana ketidaksadaran memainkan peran sentral. Psikoanalisis ditemukan dalam usaha untuk menyembuhkan pasien-pasien histeria. Kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan teoritis dari penemuannya di bidang praktis. Dari hasil penelitian yang dilakukannya kemudian lahir asumsi-asumsi tentang perilaku manusia.Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard,Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Teori Kepribadian
Freud mengembangkan sejumlah teori kepribadian yang teori-teori tersebut memiliki relvansi dengan proses konseling psikoanalisis, diantara teori-tersebut adalahTopografi Kepribadian. Teori ini menjelaskan tentang kepribadian manusia yang terdiri dari sub-subsistem, bagi pencetus teori ini (Freud) kepribadian itu berhubungan dengan alam kesadaran (awareness). Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
Alam Sadar (conscious/Cs) adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
Alam Prasadar (preconcious/Pcs) adalah bagian kesadaran yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi untuk mengantarakan ide, ingatan, perasaan tersebut kealam sadar jika kita berusaha mengingatkanya kembali. Alam prasadar bukan bagian dari alam sadar, melainkan bagian lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyadari sesuatu.
Alam Bawah Sadar (unconscious/Ucs) adalah bagian dari dunia keasadran yang terbesardan sebagai bagian terpenting dari strukutur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidup individu yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalamnya. Perilaku manusia sebagian besar didorang oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di dalam unconscious ini. Struktur Kepribadian menurut Freud bahwa kepribadian manusia tersusun secara stuktural. Freud berpendapat bahwa dalam dunia kesadaran (awareness)
individu terdapat subsistem struktur kepribadian yang berinteraksi secara dinamis, diantara subsistem tersebut adalah id: komponen biologis, ego: komponen psikologis dan superego komponen sosial
Hakekat ManusiaBerangkat dari teori yang dikembangkan Freud, prinsip-prinsip psikoanalisis tentang hakekat manusia didasarkan atas asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
b. Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari
c. Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya
d. Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan
e. Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis.
f. Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
g. Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
h. Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilakuPandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.