Alat Dan Material Pembuatan Working Model V

10
Alat dan Material Pembuatan Working Model 1. Material A. Bahan Cetak 1) Polyvinyl Siloxane Merupakan material cetak dengan jenis silikon adisi. Berbeda dengan silikon kondensasi, rantai kimia dari silikon adisi diakhiri dengan grup vinyl dan bersilangan dengan gugus hidrida dan diaktifkan oleh katalis garam platinum. Tidak ada produk sampingan yang dihasilkan dari reaksi adisi selama proporsi silikon vinyl dan silikon hidrida sesuai dan tidak ada partikel yang mengganggu jalannya reaksi. Namun reaksi sekunder dari uap dan residual hidrida dari base polymer dapat menyebabkan timbulnya gas hidrogen. Produk sampingan berupa gas hidrogen tersebut dapat muncul saat cetakan dikeluarkan dari dalam mulut dan bersinggungan dengan material gipsum yang dituangkan ke dalam cetakan. Produsen biasanya menambahkan noble metal seperti platinum atau palladium yang bertindak sebagai penyerap gas hidrogen yang dirilis. Cara lain yang harus dilakukan untuk menghindari produk sampingan gas hidrogen adalah dengan mendiamkan material cetak yang telah setting satu jam atau lebih sebelum menuangkan material gipsum ke dalam cetakan. Penundaan penuangan material gipsum tidak akan menimbulkan perubahan dimensional yang besar.

description

-

Transcript of Alat Dan Material Pembuatan Working Model V

Alat dan Material Pembuatan Working Model

1. MaterialA. Bahan Cetak1) Polyvinyl SiloxaneMerupakan material cetak dengan jenis silikon adisi. Berbeda dengan silikon kondensasi, rantai kimia dari silikon adisi diakhiri dengan grup vinyl dan bersilangan dengan gugus hidrida dan diaktifkan oleh katalis garam platinum.Tidak ada produk sampingan yang dihasilkan dari reaksi adisi selama proporsi silikon vinyl dan silikon hidrida sesuai dan tidak ada partikel yang mengganggu jalannya reaksi. Namun reaksi sekunder dari uap dan residual hidrida dari base polymer dapat menyebabkan timbulnya gas hidrogen. Produk sampingan berupa gas hidrogen tersebut dapat muncul saat cetakan dikeluarkan dari dalam mulut dan bersinggungan dengan material gipsum yang dituangkan ke dalam cetakan. Produsen biasanya menambahkan noble metal seperti platinum atau palladium yang bertindak sebagai penyerap gas hidrogen yang dirilis. Cara lain yang harus dilakukan untuk menghindari produk sampingan gas hidrogen adalah dengan mendiamkan material cetak yang telah setting satu jam atau lebih sebelum menuangkan material gipsum ke dalam cetakan. Penundaan penuangan material gipsum tidak akan menimbulkan perubahan dimensional yang besar. Base paste nya terdiri dari polyrnethyl hydrogen siloxane seperti syloxane prepolymers yang lain. Catalyst paste nya terdiri dari divinyl polydimetil siloxane dan silicon prepolymer lain. Jika catalyst paste nya mengandung aktivator platinum salt, maka base paste nya harus mengandung hybrid silicone. Retarder biasanya juga ditambahkan pada pasta yang mengandung katalis platinum. Kedua pasta mengandung filler. Salah satu kekurangan dari material cetak silikon adisi adalah sifat hidrofobiknya. Adanya distorsi atau kehilangan detail pada daerah margin cetakan disebabkan oleh kelembaban tidak terdeteksi yang muncul pada area tersebut. Surfaktan nonionik ditambahkan ke dalam pasta untuk mengubah sifat hidrofilik dari permukaan cetakan. Surfaktan bermigrasi mendekat ke permukaan cetakan dan menempatkan segmen hidrofiliknya. Fenomena ini memungkinkan material cetak membasahi jaringan lunak dan meningkatkan kemampuan dari material gipsum untuk menghasilkan detail yang maksimum saat dituangkan ke dalam cetakan. Material cetak ini membutuhkan permukaan yang kering untuk menghasilkan cetakan permukaan jaringan lunak yang lebih akurat. Material gipsum yang berbentuk bubur lebih mudah, sebab dental stone yang basah memiliki afinitas yang lebih besar untuk permukaan hidrofilik cetakan.Kontaminasi sulfur dari latex gloves atau vinyl gloves menghambat setting dari material cetak silikon adisi. Kontaminasi terjadi saat operator menyentuh permukaan gigi yang akan dicetak menggunakan material silikon adisi, hal ini dapat menghambat setting material di dekat permukaan gigi yang terkontaminasi sehingga menghasilkan detail yang kurang baik. Hambatan polimerisasi ini dapat menyebabkan distorsi mayor pada cetakan.2) Zinc Oxide Eugenol Paste Zinc oxide eugenol paste telah digunakan secara luas dalam dunia kedokteran gigi khususnya untuk material cetak pada rahang tidak bergigi, surgical dressing, bite registration paste, tumpatan sementara, material pengisi saluran akar, medium sementasi, dan material relining sementara pada gigi tiruan. Zinc oxide eugenol paste dikemas dalam sistem dua pasta. Tube pertama berisi zinc oxide (87%) dengan vegetable/mineral oil (13%). Vegetable/mineral oil bertindak sebagai plasticizer dan mengurangi pengaruh eugenol yang bersifat iritan.Tube kedua berisi minyak cengkeh (12%), polymerized resin (50%), silica filler (20%), lanolin (3%), resinous balsam (10%), Kalsum Klorida (Akselerator) dan zat warna (5%). Minyak cengkeh yang mengandung 70-85% eugenol dipilih karena menghasilkan burning sensation yang lebih kecil pada pasien ketika berkontak dengan jaringan lunak. Penambahan resin pada tube kedua memfasilitasi kecepatan reaksi, kehalusan dan homogenitas material cetak. Canada balsam dan peru balsam digunakan untuk meningkatkan daya alir . jika campuran terlalu encer sebelum material cetak setting, filler seperti wax atau bubuk inert seperti kaolin, talc, diatomaceous earth dapat ditambahkan pada satu atau kedua pasta.Pencampuran kedua pasta dilakukan pada oil-impervious paper atau mixing slab. Proporsi yang sesuai untuk kedua pasta yaitu dengan satu strip pasta dari tube pertama dan satu strip pasta dari tube kedua dengan panjang yang sama. Spatula stainless steel biasanya digunakan untuk mencampur kedua pasta. Kedua pasta dicampurkan dengan menggunakan spatula dan diratakan campurannya sampai kurang lebih 1 menit sampai kedua pasta tercampur homogen. Material ini diklasifikasikan kedalam dua tipe yaitu hard paste (Type I) dan soft paste (Type II). Pada hard paste (Type I) final setting dicapai dalam waktu kurang lebih 10 menit dan 15 menit untuk soft paste (Type II). Ketika final setting telah tercapai, cetakan baru boleh dilepaskan dan dikeluarkan dari rongga mulut. Setting material cetak akan lebih cepat ketika terjadi di dalam mulut karena kelembaban dan temperatur dapat meningkatkan setting reaction. Waktu setting dapat diperpendek dengan menambahkan sedikit akselerator, setetes air, atau memperpanjang waktu pengadukan. Untuk memperpanjang setting time dapat dilakukan dengan menggunakan mixing slab yang dingin atau dengan menambahkan plasticizer seperti minyak inert dan wax.Pasta dengan konsistensi yang tebal atau viskositas tinggi dapat menekan jaringan, dimana pasta yang konsistensi tipis dapat menciptakan cetakan pada jaringan mulut dengan kondisi rileks dengan tidak ada atau sedikit tekanan. Perlu diperhatikan bahwa komposisi material cetak harus bersifat homogen sebelum diaplikasikan. Cairan desinfektan yang direkomendasikan untuk material cetak zinc oxide eugenol paste adalah larutan alkaline glutaraldehyde. B. Bahan Pengisi1) Dental StoneUntuk material pengisi pada pembuatan working model digunakan dental stone (Type III) yang memiliki kekuatan lebih besar daripada dental plaster. Gypsum tipe III memiliki kandungan utama kalsium sulfat hemihidrat dan merupakan hasil pengapuran gypsum. Gypsum tipe III memiliki kekuatan kompresi minimal 1 jam 20,7 Mpa (3000 psi), tetapi tidak melebihi 34,5 Mpa (5000psi). Dental stone memiliki w/p ratio 0,28-0,30. Bentuk partikel dari detal stone kuboid dan hanya membutuhkan sedikit air dibandingkan dengan dental plaster. Setting time dental stone bervariasi antara 30-60 menit tergantung setting rate dari dental stone dan tipe material cetak yang digunakan. Dental stone digunakan untuk pembuatan:a) Model gigi tiruan penuh atau gigi tiruan sebagianb) Model orthodontic) Membuat pola malam 2. AlatA. TrayPemilihan material cetak mempengaruhi pemilihan jenis tray yang digunakan. Reversibel hidrokoloid membutuhkan special water-cooled trays, sedangkan irreversible hidrocoloid dan elastomeric impression untuk kasus restorasi cekat dibuat dengan prefabricated impression trays. Untuk mengurangi kemungkinan distorsi dengan penggunaan tray tersebut, tray harus memiliki rigiditas yang adekuat, dan desain yang dapat mengontrol ketebalan material cetak. Retensi didapatkan dengan adanya perforasi, rim locks, dan adhesive. a. Custom TrayCustom tray dibuat untuk setiap pasien secara individual dengan menggunakan model studi dan menawarkan beberapa kelebihan daripada prefabricated stock trays. Adhesive perlu digunakan pada lapisan material cetak yang tipis. Spray-on adhesives digunakan untuk menambah retensi dari material cetak polyvinyl siloxane.Custom tray meningkatkan akurasi pada material cetak elastomer dengan membatasi volume material cetak, hal ini mengurangi kemungkinan eror saat pelepasan cetakan dan kontraksi termal. Custom tray juga meningkatkan akurasi pada material cetak elastomer. Custom tray dibuat dari autopolymerizing acrylic resin, thermoplastic resin, atau photopolymerized resin. Thermoplastic materials dapat dihaluskan di water bath dan diadaptasikan secara manual atau dengan vacuum former dengan komponen pemanas. Akurasi cetakan yang dibuat dengan menggunakan thermoplastic tray material atau light-polymerized materials sebanding dengan cetakan yang dibuat dengan autopolymerized resin. Rigiditas tray merupakan hal yang penting diperhatikan karena hanya dengan sedikit pembengkokan tray dapat menyebabkan cetakan yang distorsi. Ketebalan resin yang ideal adalah sekitar 2-3 mm untuk menciptakan rigiditas yang adekuat. Jarak antara gigi dan tray yang ideal juga sekitar 2-3 mm, namun jarak yang lebih besar diperlukan untuk material polyether yang bersifat rigid.Bahan-bahan yang dibutuhkan : Base plate wax 0,025 mm tinfoil Scalpel Gunting Waxing instrumentPembuatan custom tray dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :1) Autopolymerizing Resina) Dengan menggunakan pensil tandai garis luar tray pada model studi kira-kira 5mm kearah apikal dari free gingiva (lebih pendek untuk material cetak yang lebih rigid). Tray maksila tidak selalu melingkupi seluruh palatum, namun hal ini dipertimbangkan saat akan dilakukan pembuatan gigi tiruan lepas setelah dilakukan restorasi cekat.b) Adaptasikan wax pada model studi. Dua lapis base plate wax dapat memperoleh ketebalan sekitar 2,5 mm.c) Lunakkan wax dengan memanaskannya diatas bunsen atau di air yang panas. Pemanasan yang berlebih dapat menimbulkan wax meleleh dan menghasilkan beberapa spot yang lebih tipis. d) Setelah wax kedua selesai diaplikasikan, trim bagian bawah sampai garis yang kita buat terlihat. Buat 3 stop pada tray untuk menjaga space dari material cetak di dalam mulut. Jika semua gigi masih terlibat, buat stop yang lebih besar padarest of alveolar ridge atau ditengah palatum durum. Stop dibuat dengan menghilangkan wax dalam sudut 45 derajat dari permukaan oklusal pada 3 gigi yang memiliki tripodal arrangement pada lengkung rahang. Hal ini menawarkan stabilitas pada tray dan slope 45 derajat membantu memposisikan tray saat insersi.e) Aplikasikan selapisi tin voil diatas wax untuk mencegah kontaminasi di dalam tray.f) Buat autopolymerized acrylic resin, gunakan vinyl gloves untuk mencegah munculnya sensitivitas monomer.g) Setelah resin tercampur, tunggu sampai mencapai fase dough. Perlu diperhatikan aga tidak meregangkan material ketika memanipulasinya, karena bagian tipis dari resin dapat menyebabkan tray fleksibel dan menghasilkan distorsi.h) Dengan hati-hati adaptasikan resin ke cast. Baut dan tempelkan handle dari sisa resin yang ada. Jika working time tidak diketahui, handle juga dapat ditempelkan kemudian dengan akrilik resin yang dibuat lagi. Buccal ridges membantu pelepasan cetakan dapat juga ditambahkan.i) Setelah material terpolimerisasi, angkat dari cast dan trim dengan menggunakan acrylic trimmer. Sisi yang tajam harus dibulatkan untuk mencegah trauma pada jaringan lunak.2) Photopolymerized Resina) Step 1-5 sama seperti langkah di autopolymerized resinb) Kemudian lepaskan photopolymerized material sheets dari light-proof packaging dan adaptasikan ke cast. Adaptasikan pada area yang terdapat stop terlebih dahulu untuk memastikan daerah tersebut terisi dengan baik. Dua lapisan yang dibutuhkan untuk membuat tray harus dipotong dulu. Dengan hati-hati adaptasikan material ke cast, perhatikan batas yang telah dibuat. Gunakan scalpel untuk membuang bagian yang berlebihan dari cast. Adaptasikan material dengan menggunakan jari (gloves) sampai bagian-bagiannya menyatu dan tidak ada undercut terlihat. Jangan menekan dengan keras karena dapat menyebabkan material menjadi tipis yang dapat melemahkan struktur tray.c) Bentuk dan tempelkan handle dengan membentuk material yang tersisa. Rekatkan pada tray dengan bantuan paperclip untuk mensuport handle.d) Letakkan cast pada curing unit kira-kira 2 menit kemudian keluarkan dari curing unnit. Lepaskan tray dari cast dan bersihkan wax dan barrier alumunium kemudian oleskan air-barrier coating.e) Kembalikan cast ke curing unit dan lakukan curing sesuai dengan petunjuk pabrik. Lepaskan tray dan bersihkan di bawah air mengalir.f) Bersihkan tray dan trim seperti pada autopolymer resin tray. Tambahkan resin tambahan jika diperlukan.

ReferensiRosentiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 4th ed. Louis : Mosby Inc 2006Phoenix RD, Cagna DR. Stewarts Clinical Removable Partial Prosthodontics. 3rd ed. Chicago : Quintessence 2003Anusavice KJ. Phillips Science of Dental Materials. 11th ed. Louis : Elsevier 2003