Alat Dan Cara Kerja

6
ALAT DAN CARA KERJA A. Alat yang dipergunakan: 1. Spirometer: ada 2 jenis, yaitu spirometer terbuka dan spirometer tertutup. Yang digunakan dalam pratikum adalah spirometer tertutup. Ada 4 jenis spirometer tertutup yang dapat dipergunakan dalam pratikum di sini: a. Spirometer Collin b. Spirometer Chest c. Spirometer Harvard d. Spirometer Palmer 2. Timbangan dan Pengukur Tinggi Badan 3. Barometer air raksa 4. Penjepit Hidung dan mouth piece 5. Kertas spiogram Gambar 1 : Skema Spirometer B. Cara perhitungan I. Pengukuran Kapasitas Vital 1. Meletakkan sungkup spirometer pada posisi paling rendah. Menutup hubungan spirometer dengan udara luar dan mengisi spirometer dengan oksign murni. Berikutnya menghidupkan aliran listrik dan menjalankan drum pencatat dengan kecepatan yang paling rendah. 2. Memasang mouth piece pada pipa spirometer dan meletakkan karet mouth piece di antara gigi dan bibir, kemudian menjepit hidung dengan penjepit hidung sehingga orang coba bernapas melalui mulut. Selama percobaan orang coba harus dalam posisi berdiri.

Transcript of Alat Dan Cara Kerja

Page 1: Alat Dan Cara Kerja

ALAT DAN CARA KERJA

A. Alat yang dipergunakan:1. Spirometer: ada 2 jenis, yaitu spirometer terbuka dan spirometer tertutup. Yang digunakan

dalam pratikum adalah spirometer tertutup. Ada 4 jenis spirometer tertutup yang dapat dipergunakan dalam pratikum di sini:

a. Spirometer Collinb. Spirometer Chest

c. Spirometer Harvardd. Spirometer Palmer

2. Timbangan dan Pengukur Tinggi Badan3. Barometer air raksa4. Penjepit Hidung dan mouth piece5. Kertas spiogram

Gambar 1 : Skema Spirometer

B. Cara perhitunganI. Pengukuran Kapasitas Vital

1. Meletakkan sungkup spirometer pada posisi paling rendah. Menutup hubungan spirometer dengan udara luar dan mengisi spirometer dengan oksign murni. Berikutnya menghidupkan aliran listrik dan menjalankan drum pencatat dengan kecepatan yang paling rendah.

2. Memasang mouth piece pada pipa spirometer dan meletakkan karet mouth piece di antara gigi dan bibir, kemudian menjepit hidung dengan penjepit hidung sehingga orang coba bernapas melalui mulut. Selama percobaan orang coba harus dalam posisi berdiri.

3. Setelah orang coba terbiasanya bernapas melalui mouth piece, maka membuka hubungan antara mulut dengan spirometer.

4. Memerintahkan orang coba bernapas seperti biasa ke dalam spirometer sebanyak kurang lebih 5 kali (untuk menghitung TV), setelah itu orang coba melakukan perhitungan KV one stage dan two stage.

5. Mengubah hasil yang diperoleh dalam kondisi ATPS ke BTPS dengan rumus:

__________ = _______P1 x V1 P2 x V2

T1 T2

Page 2: Alat Dan Cara Kerja

Di mana:P1 = P Barometer ruangan – P uap air pada suhi ruanganV1 = Volume yang dicatat oleh spirometer (dalam ATPS)T1 = 273 + Temperatur ruangan dalam derajat CelciusP2 = P barometer ruangan – P uap air pada suhu tubuhV2 = Volume yang dicari (dalam BTPS)T2 = 273 + temperatur tubuh dalam derajat celcius (gambar 1)

DISKUSIHarga Standar Kapasitas Vital:

Pertanyaan:1. Berapa persenkah harga KV yang didapat (dalam BTPS) dibanding dengan harga

standar?Jawab:MC 1 (Putri)One Stage:V2 = 2532 mL% KV = ( 2532 / 3390 ) x 100% = 0,7469 x 100 = 74,69%Two Stage:V2 = 2147 mL% KV = ( 2147 / 3390) x 100% = 0,6333 x 100% = 63,33%MC2 (Candra)One Stage:V2 = 4139 mL% KV = ( 4139 / 4208 ) x 100% = 0,9836 x 100% = 98,36%Two Stage:V2 = 3020 mL%KV = ( 3020 / 4208 ) x 100% = 0,7177 x 100% = 71,77 %

2. Normalkah paru dari orang tersebut?Jawab:MC1 (Putri) Kurang dari NormalMC2 (Candra) Mendekati Normal

PENGUKURAN KAPASITAS VITAL PAKSAAN = FORCED VITAL CAPACITY (FVC) Cara Kerja:Memerintahkan orang coba untuk menghirup udara dari spirometer semaksimal mungkin, menahan sebentar kemudian menghembuskan udara pernapasan ke dalam spirometer dengan sekuat-kuatnya, sementara itu drum pencatat diputar dengan kcepatan paling tinggi (20 mm/detik). Di sini

Pria = { 27,63 – (0,112 X umur dalam tahun)} X tinggi badan dalam cm

Wanita = { 21,78 – (0,101 X umur dalam tahun)} X tinggi badan dalam cm

Page 3: Alat Dan Cara Kerja

dapat diukur jumlah udara yang dihembuskan secara maksimal pada detik pertama (FEV1), detik kedua (FEV2) dan detik ketiga (FEV3), yang dibandingkan dengan jumlah udara yang dikeluarkan pada Kapasitas Vital Paksaan.

Gambar 2. Grafik FVC dan FEV1

Pertanyaan:1. Udara dari bagian mana yang diekspresikan pada detik pertama, kedua dan ketiga?

Jawab:FEV1 = pernapasan atasFEV2 = pernapasan atas bawahFEV3 = pernapasan bawahForced garis lurus

2. Bagaimana kesan anda terhadap paru-paru orang coba?Jawab:Dilihat dari perhitungan:MC1 (Putri) normalMC2 (Candra) abnormal

3. Diantara FEV1, FEV2, dan FEV3, manakah yang paling cocok untuk mendeteksi kelainan paru secara epidemiologik dan manakah yang secara faali?Jawab:Untuk mendeteksi kelainan paru : FEV1

PENGUKURAN KAPASITAS PERNAPASAN MAKSIMAL (KPM) KPM adalah jumlah udara yang dapat dihisap atau dihembuskan secara maksimal selama satu menit.Cara Kerja: (Menggunakan spirometer Harvard)

1. Memerintahkan orang coba bernapas secepat-cepatnya dan semaksimal mungkin dari dan ke dalam spirometer, sementara itu drum pencatat diputar dengan kecepatan sedang (10 mm/detik) selama 12 detik.

2. Besarnya amplitudo pada setiap kali napas diukur, demikian pula banyaknya frekuensi napas yang terjadi selama 12 detik tersebut.

Page 4: Alat Dan Cara Kerja

FVCFEV 1 standar

3. Besarnya Kapasitas Pernapasan Maksimal = Volume Tidak maksimal tiap kali bernapas x frekuensi pernafasan selama 12 detik x 60/12 L/menit

Diskusi:Harga Standar KPM:

LPT = Luas Permukaan Tubuh

Pertanyaan:Hitunglah harga KPM standard dan bandingkan dengan hasil perhitungan dari percobaan anda, normalkah harga tersebut?Jawab:MC1 = (KPM / KPM Standar) x 100% = (5448,586 / 9281,806) x 100% = 0,5870 x 100% = 58,70%MC2 = (KPM / KPM Standar) x 100% = (14404,6 / 13325,268) x 100% = 1,081 x 100% = 108,1%

Cara Pemeriksaan FEV1

1. Dibandingkan dengan FVC

____________ disebut normal bila > 75%

2. Dibandingkan dengan FEV1 standar

_______________ disebut normal bila > 80%

3. ____________________ disebut normal bila > 80% ____________ FVC standar

Harga Standar FEV1:

Batasan:Normal : bila FEV1 hitung > 80% harga standarObstruksi ringan : bila FEV1 hitung < 80% dan > 60% harga standarObstruksi sedang : bila FEV1 hitung < 60% dan > 40% harga standarObstruksi berat : bila FEV1 hitung < 40%

Pria = { 86,5 – (0,522 X umur dalam tahun)} X LPT dalam m2

Wanita = { 71,3 – (0,474 X umur dalam tahun)} X LPT dalam m2

FEV 1

FVC

FEV1

FEV 1 standar

FEV 1

FEV1 Pria = -4,002 + (0,048 x umur) + (0,039 x TB) + {(1,49 x C) – (0,074 x C x umur)}

FEV2 Wanita = -2,39 + (0,017 x umur) + (0,029 x TB) + {(0,85 x C) – (0,039 x C x umur)}

Page 5: Alat Dan Cara Kerja

Untuk harg a relatif, perbandingan (rasio ) FEV 1 dan FVC dalam satuan persen hanya tergantung pada umur saja:

Batasan :Normal : Bila ratio hitung > 80% harga standarObstruksi ringan : Bila ratio hitung < 80% dan >60% harga standarObstruksi sedang : Bila ratio hitung < 60% dan >40% harga standarObstruksi berat : Bila ratio hitung < 40% harga standar

Harga normal FVC

Batasan :Normal : Bila FVC hitung >80% harga standarRestriksi ringan : Bila FVC hitung < 80% dan >60% harga standarRestriksi sedang : Bila FVC hitung < 60% dan >40% harga standarRestriksi berat : Bila FVC hitung < 40%

Keterangan :Umur : dalam tahun TB : tinggi badan dalam cmC : constanta, C=0, bila umur < 21 tahun dan C=1, bila umur >21 tahun

Ratio FEV1 / FVC pria = 96,63 – (0,365 x umur dalam tahun)

Ratio FEV1/FVC wanita = 97,89 – (0,318 x umur dalam tahun)

FVC pria = -5,44 + (0,061 x umur) + (0,048 x TB) + {(1,62x C) – (0,074 x C x umur)}

FVC wanita = -3,37 + (0,028 x umur) + (0,036 x TB) + {(1,00 x C) – (0,0458 x C x umur)}