Al Hidayah 329

2
JANGAN DIBACA SAAT KHOTIB BERKHOTBAH 329 th. VIII Okt ‘08 Aku simpan cintaku sehingga engkau menderita karena sikapku Mereka mencelamu dan celaan mereka adalah aniaya Musuh-musuhmu menghasut Engkau mencintai dan telah menjadi bahan gunjingan Tak ada manfaatnya menyimpan cinta Engkau bagai harimau betina yang mati kepayahan Pada bekas tapak Hindun atau bagaikan bibir yang sakit Aku menjauhi kekasih karena takut dosa Padahal menjauhi kekasih adalah dosa Rasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangka Bahwa itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong (Sebuah syair dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud, salah satu dari tujuh orang ulama ahli fiqh dari kalangan tabi'in (fuqaha assab'ah), salah seorang guru utama Khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang ulama yang produktif menulis syair, yang pernah jatuh cinta) “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu ; wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang." (QS. Ali Imran : 14) Dari Anas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, Dijadikan aku menyenangi dari dunia kalian ; wanita dan wewangian. Dan dijadikan penyejuk mataku pada shalat." (HR. Ahmad dan An Nasa'i, dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui oleh Adz Dzahabi) Terkait dengan kecenderungan atau naluri semacam ini, Ibnu Qayyim mengatakan, "Kita dibolehkan melakukannya, yaitu kecenderungan seseorang kepada apa yang ia senangi dan yang sesuai dengan wataknya dan nalurinya. Seperti orang haus mencintai air, lapar mencintai makanan, senang tidur, Semua dalil, kondisi, dan realitas di atas menunjukkan suatu kehidupan Islam yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang memisahkan antara kaum pria dan kaum wanita. Keterpisahan itu berlaku secara keseluruhan, tidak dibedakan apakah hal itu menyangkut kehidupan khusus atau kehidupan secara umum. Dalil di atas juga memperlihatkan adanya larangan bagi laki-laki untuk melihat wanita atau sebaliknya. Namun, apakah kesemuanya ini menunjukkan larangan adanya interaksi antara pria dan wanita secara mutlak ? Apakah keduanya memang harus selalu berada pada dua kutub yang berjauhan ? Apakah ini mengindikasikan wanita harus tinggal di rumah saja ? Kemudian, bagaimana menempatkan perintah Allah swt untuk menunaikan ibadah haji yang mengharuskan adanya campur baur diantara pria dan wanita ? Kita juga mengetahui para shahabiyah dulunya pada membantu mengobati tentara yang terluka saat jihad. Para shahabiyah juga ada yang membantu suaminya bekerja, sebagaimana yang dilakukan oleh Asma' binti Abu Bakar ra, beliau menjunjung buah kurma di atas kepalanya dan membawanya dari kebun ke rumahnya. Atau kebiasaan shahabat bertanya kepada para istri Nabi saw tentang suatu urusan ? Atau kebiasaan para khalifah untuk mengunjungi rakyatnya yang membutuhkan uluran tangannya, baik ia laki-laki atau perempuan ? Sebagaimana yang dilakukan Umar ra terhadap seorang janda dengan beberapa putranya yang masih kecil. Sedangkan keimanan dan ketakwaan mereka tiada yang meragukan. Kita juga mengetahui, bahwasannya Rasulullah saw pernah memberi kesempatan kepada Aisyah menonton orang- orang Habasyah (semua laki-laki) yang bermain di masjid. Bagaimana kita mendudukkan perintah Al- lah swt, petunjuk Nabi saw dan berbagai atsar shahabat di atas ? Dimana kesemuanya justru menunjukkan kebolehan adanya interaksi antara laki-laki dan wanita, juga menunjukkan kebolehan laki-laki melihat wanita atau sebaliknya. Dalam hal ini Syaikh Taqiyuddin An Nabhani berkata, "Allah swt telah memberikan ketetapan yang membolehkan adanya interaksi diantara keduanya, baik dalam kehidupan khusus maupun dalam kehidupan umum. Dalam konteks ini, Allah swt telah membolehkan mereka untuk melakukan jual-beli serta mengambil dan menerima barang, mewajibkan mereka untuk menunaikan ibadah haji, membolehkan untuk hadir dalam shalat berjamaah, memiliki harta dan mengembangkannya, dan sejumlah aktivitas lain yang dibolehkan atas mereka. Beliau juga menyampaikan, "Meskipun demikian, Islam sangat berhati-hati menjaga masalah ini. Oleh karena itu, Islam melarang segala sesuatu yang dapat mendorong terjadinya hubungan yang bersifat seksual yang tidak disyariatkan. Atas dasar itu, Islam menetapkan sifat 'iffah (menjaga kehormatan) sebagai suatu kewajiban. Islam pun menetapkan setiap metode, cara, maupun sarana yang dapat menjaga kemuliaan dan akhlak terpuji sebagai sesuatu yang wajib dilaksanakan. Lebih daripada itu, Islam telah menetapkan hukum-hukum tertentu yang berkenaan dengan hal ini. Hukum-hukum tersebut banyak sekali jumlahnya, diantaranya adalah : Pertama, Islam telah memerintahkan kepada manusia, baik pria maupun wanita untuk menundukkan (menjaga) pandangan. Kedua, Islam memerintahkan kepada kaum wanita untuk mengenakan pakaian secara sempurna, yakni pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Ketiga, Islam melarang seorang wanita melakukan safar (perjalanan) dari satu tempat ke tempat lainnya selama sehari semalam, kecuali jika disertai oleh mahramnya. Bersambung Jatuh Cinta Bagian Pertama E ntah sudah berapa banyak kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh pejabat kita, baik di pusat maupun di daerah. Berapa banyak juga video mesum yang diperankan oleh para pelajar / mahasiswa telah beredar di pasaran. Kesemuanya ini terjadi karena kebudayaan Barat dengan paham liberalismenya telah meracuni pemikiran kaum muslimin di negeri ini. Akibatnya, sebagaian besar kaum muslimin tidak mengerti lagi bagaimana hubungan yang seharusnya dilakukan antar lawan jenis. Dalam dua tulisan berikut akan kami ketengahkan konsep Islam dalam menjaga interaksi tersebut, kami buka dengan sebuah syair dari seorang ulama.

description

buletin al hidayah edisi 329

Transcript of Al Hidayah 329

Page 1: Al Hidayah 329

JANGAN DIBACA SAAT KHOTIB BERKHOTBAH

329 th. VIIIOkt ‘08

Aku simpan cintaku sehingga engkau menderita karena sikapkuMereka mencelamu dan celaan mereka adalah aniayaMusuh-musuhmu menghasutEngkau mencintai dan telah menjadi bahan gunjinganTak ada manfaatnya menyimpan cintaEngkau bagai harimau betina yang mati kepayahanPada bekas tapak Hindun atau bagaikan bibir yang sakitAku menjauhi kekasih karena takut dosaPadahal menjauhi kekasih adalah dosaRasakanlah bagaimana (rasanya) menjauhi kekasih yang kau sangkaBahwa itu tindakan bijaksana padahal mungkin itu bohong(Sebuah syair dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud, salah satudari tujuh orang ulama ahli fiqh dari kalangan tabi'in (fuqaha assab'ah),salah seorang guru utama Khalifah Umar bin Abdul Aziz, seorang ulamayang produktif menulis syair, yang pernah jatuh cinta)

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusiakecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu ;wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak darijenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatangternak dan sawah ladang." (QS. Ali Imran : 14)

Dari Anas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda,Dijadikan aku menyenangi dari dunia kalian ;wanita dan wewangian. Dan dijadikan penyejukmataku pada shalat." (HR. Ahmad dan An Nasa'i,

dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui olehAdz Dzahabi)

Terkait dengan kecenderungan atau nalurisemacam ini, Ibnu Qayyim mengatakan, "Kitadibolehkan melakukannya, yaitukecenderungan seseorang kepada apa yang iasenangi dan yang sesuai dengan wataknya dannalurinya. Seperti orang haus mencintai air,lapar mencintai makanan, senang tidur,

Semua dalil, kondisi, dan realitas di atasmenunjukkan suatu kehidupan Islam yangsesungguhnya, yaitu kehidupan yangmemisahkan antara kaum pria dan kaumwanita. Keterpisahan itu berlaku secarakeseluruhan, tidak dibedakan apakah hal itumenyangkut kehidupan khusus ataukehidupan secara umum. Dalil di atas jugamemperlihatkan adanya larangan bagi laki-lakiuntuk melihat wanita atau sebaliknya.

Namun, apakah kesemuanya inimenunjukkan larangan adanya interaksiantara pria dan wanita secara mutlak ? Apakahkeduanya memang harus selalu berada padadua kutub yang berjauhan ? Apakah inimengindikasikan wanita harus tinggal di rumahsaja ?

Kemudian, bagaimana menempatkanperintah Allah swt untuk menunaikan ibadahhaji yang mengharuskan adanya campur baurdiantara pria dan wanita ? Kita juga mengetahuipara shahabiyah dulunya pada membantumengobati tentara yang terluka saat jihad.Para shahabiyah juga ada yang membantusuaminya bekerja, sebagaimana yangdilakukan oleh Asma' binti Abu Bakar ra, beliaumenjunjung buah kurma di atas kepalanya danmembawanya dari kebun ke rumahnya. Ataukebiasaan shahabat bertanya kepada para istriNabi saw tentang suatu urusan ?

Atau kebiasaan para khalifah untukmengunjungi rakyatnya yang membutuhkanuluran tangannya, baik ia laki-laki atauperempuan ? Sebagaimana yang dilakukanUmar ra terhadap seorang janda denganbeberapa putranya yang masih kecil.Sedangkan keimanan dan ketakwaan merekatiada yang meragukan. Kita juga mengetahui,bahwasannya Rasulullah saw pernah memberikesempatan kepada Aisyah menonton orang-orang Habasyah (semua laki-laki) yangbermain di masjid.

Bagaimana kita mendudukkan perintah Al-lah swt, petunjuk Nabi saw dan berbagai atsarshahabat di atas ? Dimana kesemuanya justru

menunjukkan kebolehan adanya interaksiantara laki-laki dan wanita, juga menunjukkankebolehan laki-laki melihat wanita atausebaliknya.

Dalam hal ini Syaikh Taqiyuddin An Nabhaniberkata, "Allah swt telah memberikan ketetapanyang membolehkan adanya interaksi diantarakeduanya, baik dalam kehidupan khususmaupun dalam kehidupan umum. Dalamkonteks ini, Allah swt telah membolehkanmereka untuk melakukan jual-beli sertamengambil dan menerima barang, mewajibkanmereka untuk menunaikan ibadah haji,membolehkan untuk hadir dalam shalatberjamaah, memiliki harta danmengembangkannya, dan sejumlah aktivitaslain yang dibolehkan atas mereka.

Beliau juga menyampaikan, "Meskipundemikian, Islam sangat berhati-hati menjagamasalah ini. Oleh karena itu, Islam melarangsegala sesuatu yang dapat mendorongterjadinya hubungan yang bersifat seksual yangtidak disyariatkan. Atas dasar itu, Islammenetapkan sifat 'iffah (menjaga kehormatan)sebagai suatu kewajiban. Islam punmenetapkan setiap metode, cara, maupunsarana yang dapat menjaga kemuliaan danakhlak terpuji sebagai sesuatu yang wajibdilaksanakan. Lebih daripada itu, Islam telahmenetapkan hukum-hukum tertentu yangberkenaan dengan hal ini. Hukum-hukumtersebut banyak sekali jumlahnya, diantaranyaadalah :

Pertama, Islam telah memerintahkankepada manusia, baik pria maupun wanitauntuk menundukkan (menjaga) pandangan.Kedua, Islam memerintahkan kepada kaumwanita untuk mengenakan pakaian secarasempurna, yakni pakaian yang menutupiseluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapaktangan. Ketiga, Islam melarang seorang wanitamelakukan safar (perjalanan) dari satu tempatke tempat lainnya selama sehari semalam,kecuali jika disertai oleh mahramnya.

Bersambung

Jatuh CintaBagian Pertama

Entah sudah berapa banyak kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh pejabat kita, baikdi pusat maupun di daerah. Berapa banyak juga video mesum yang diperankan oleh para

pelajar / mahasiswa telah beredar di pasaran. Kesemuanya ini terjadi karena kebudayaan Baratdengan paham liberalismenya telah meracuni pemikiran kaum muslimin di negeri ini. Akibatnya,sebagaian besar kaum muslimin tidak mengerti lagi bagaimana hubungan yang seharusnyadilakukan antar lawan jenis. Dalam dua tulisan berikut akan kami ketengahkan konsep Islamdalam menjaga interaksi tersebut, kami buka dengan sebuah syair dari seorang ulama.

Page 2: Al Hidayah 329

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agam

a) Allah, m

engerjakanam

al sholeh dan berkata, “sesungguhnya aku termasuk golongan orang-orang M

uslimin.” (Q

S Fushshilat:33)

Ka

mu

ad

ala

h u

mm

at y

an

g te

rba

ik y

an

g d

ilah

irka

n m

an

usia

, me

nyu

ruh

ke

pa

da

ya

ng

ma

’ruf d

an

me

nce

ga

h d

ari ya

ng

mu

nk

ar, d

an

be

rima

n k

ep

ad

a A

lloh

. (TQ

S A

l Imro

n: 1

10

)

M

AJEL

IS D

I S

KUSI I SL AM AL

HID

AYAH

Penerbit

Minimal 25 ex. akandiantarkan ke tempat.infaq Rp 200,-/lembar

Penasehat

Pimred

Redaksi

Produksi

Sirkulasi

Donasi

Alamat Redaksi

Berlangganan

Ust. Fitroni Hariadi, SE

Adi Nurcahyo, S.Sos

Gilig Pradhana, SSAbu Al Gifar, S.Kep

Yusuf, SEBambang P, SS

Khoirul M

RezaHajar

BNI Cab. JemberNo Rek : 0035333961

a.n. Saifudin Zuhri

Perum KebonsariIndah Blok O No. 23

Jember 68126telp.3618407/

085236395395

Majelis Diskusi IslamAl Hidayah (MeDIA)

Yayasan Peduli Ummat(PIMT)

AL HIDAYAH / Dzulqa’dah 1429 H - Oktober 2008 M AL HIDAYAH / Dzaulqa’dah 1429 H - Oktober 2008 M

mencintai istri, anak. Ini bukan cinta yangdicela, melainkan jika telah melalaikan daridzikir kepada Allah." (Al Jawabul Kafi LimanSa'ala 'Anid Dawa'isy Syafi)

Namun, berbeda dengan kebutuhanseseorang terhadapmakanan atau minuman,kecenderungan seseorangkepada lawan jenisnyabaru muncul apabilamereka saling melihatsatu sama lain atau telahmemiliki gambarantentang kondisi masing-masing, bukan munculdari dalam diri merekasendiri.

Kita akan menyukaimakanan saat perutsudah begitu kosong, meskipun kita tidakmelihat makanan itu di hadapan kita. Tanpadijelaskan atau diberi gambaran bagaimanalezat dan gurihnya ikan bakar dengansambal yang disiram minyak panas, jikaperut sudah begitu keroncongan, kita akanmelahapnya dengan begitu antusias.

Sedangkan ketertarikan atautumbuhnya kecenderungan seseorangterhadap lawan jenisnya, dipengaruhi olehgambaran yang telah ia lihat atau dengar.Tanpa memperoleh suatu gambaransebelumnya, mustahil seseorangcenderung kepada lawan jenisnya.Sehingga, walaupun Fulan tinggalbersebelahan dengan Fulani, jika masing-masing tidak pernah bertemu, dan masing-masing tidak pernah mendengar kisahmereka dari orang lain. Maka, mustahil tiba-tiba Fulan suka atau tertarik kepada Fulani,begitu sebaliknya.

Demikian juga, meskipun dipisahkanoleh tempat yang jauh, jika Fulan dan Fulani

telah mengenal satu sama lain, baik karenapernah melihat secara langsung, atau ceritadari orang lain, maka kecenderungan merekasatu sama lain dapat tumbuh karenanya.

Keberadaanya mungkin rahasia bagipandanganku

Namun garis wajahnyabukan menjadi rahasiabagi hatiku

Karena engkau ditempat rahasia dalamjiwaku

Dan tembok-tembokselalu mengisahkan dirimu

Sehingga engkaulaksana mutiara di atasbatu

Bukan kaca dalam airyang membeku

"Maka tatkala wanita itu (Zulaikha)mendengar cercaan mereka, diundanglahwanita-wanita itu dan disediakannya bagimereka tempat duduk, dan diberikannyakepada masing-masing mereka sebuah pisau(untuk memotong jamuan), kemudian diaberkata (kepada Yusuf), "Keluarlah(nampakkanlah dirimu ) kepada mereka."Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya,mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya,dan mereka melukai (jari) tangannya danberkata, "Maha Sempurna Allah, ini bukanlahmanusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyamalaikat yang mulia." (QS. Yusuf : 31)

Tanpa melihat sosok Yusuf ataumengetahui gambaran Yusuf, mustahilwanita-wanita itu memiliki ketertarikankepada Yusuf. Mereka baru kagum danterpesona kepada Yusuf, setelah melihatketampanannya yang begitu elok. Padahalmereka sebelumnya mencela Zulaikha,kenapa sampai mencintai Yusuf, yang hanyasebagai "anak pungutnya".

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa keberadaan setiappria atau wanita dapat membangkitkan naluri tersebut kepada lawanjenisnya. Kemudian, jika hubungan itu dilanjutkan lebih intensif dapatmendorong dan mengarahkan masing-masing pihak untuk melakukanhubungan yang bersifat seksual.

Di sisi yang lain, melepaskan kendali naluri ini secara bebasmerupakan tindakan yang sangat membahayakan bagi diri manusiadan kehidupan masyarakat. Sebab, tujuan dijadikannya naluri tersebutadalah untuk melahirkan anak dan melestarikan keturunan, bukansekedar untuk melepaskan nafsu seksual semata.

Maka, tindakan menjauhkan gambaran-gambaran dan pikiran-pikiran yang dapat mengundang munculnya kecenderungan tersebutdari sisi pria maupun wanita merupakan upaya yang harus dilakukandalam kehidupan khusus maupun umum. Dengan demikian,diharapkan naluri tersebut tidak bergejolak pada saat yang kurangtepat, yang dapat menimbulkan kegelisahan pada diri pelakunya.

Demikianlah petunjuk Rasulullah saw dalam menjagakeharmonisan hubungan antara laki-laki dan wanita. Beliau sawmisalnya, memerintahkan kaum laki-laki (para shahabat) untuk tidakbersegera bangkit dari tempatnya shalat sampai para wanita berlaludan keluar dari masjid. Hal ini dilakukan agar laki-laki tidak bercampurdengan para wanita di pintu-pintu masjid. Dengan begitu keterpisahanantara kaum wanita dan kaum pria senantiasa terjaga.

Dalam sebuah hadits yang cukup panjang, diriwayatkan olehImam Muslim dari Jabir ra, di dalamnya disebutkan, "Beliau berangkatsebelum matahari terbit sambil membonceng Al Fadhl bin Abbas.Adapun Al Fadhl adalah seorang laki-laki yang bagus rambutnya,putih dan tampan. Ketika Rasulullah saw bergerak tiba-tiba lewatgadis-gadis belia sambil berjalan. Maka Al Fadhl melihat kepadamereka. Rasulullah saw meletakkan tangannya di wajah Al Fadhl,namun Al Fadhl memalingkan wajahnya ke sisi lain dan kembalimelihat kepada mereka. Hingga beliau datang ke lembah Muhassir."

Pada kejadian yang lain, dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata, "AlFadhl bin Abbas dibonceng Rasulullah saw. Lalu datang seorangwanita Khats'am minta fatwa. Al Fadhl melihat kepada wanita itudan wanita tersebut melihat kepada Al Fadhl. Maka Rasulullah sawmemalingkan wajah Al Fadhl ke sisi yang lain." (HR. Malik, Bukhari,Muslim, Abu Dawud, An Nasa'i dan Ibnu Majah)

Dari Jabir bin Abdullah ra, dia berkata, "Aku pernah bertanyakepada Rasulullah saw tentang melihat tanpa sengaja, maka beliaumemerintahkan agar aku memalingkan penglihatanku." (HR. Mus-lim)

Maka, tindakan menjauhkangambaran-gambaran danpikiran-pikiran yang dapatmengundang munculnyakecenderungan tersebut darisisi pria maupun wanitamerupakan upaya yang harusdilakukan dalam kehidupankhusus maupun umum