Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
Transcript of Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 1/13
Akuntansi Sektor Publik Bagaimana
Nasibmu Kini
Posted on June 22, 2013 by hafidtamimi • Posted in Uncategorized • Leave a comment
Government 100, Society 0 be Equal to Nothing: Ketidakjelasan Fungsi Akuntansi Sektor
Publik dalam Transparansi Keuangan Daerah
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah. Dengan potensi
sumber daya yang dimiliki, Indonesia pada saat ini berada pada masa transisi menuju negara
maju. Negara ini pun mulai menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dibanding banyak negara berkembang lainnya. Kemajuan ini salah satunya dilatarbelakangi
oleh perkembangan lembaga sektor publik yang semakin kuat dan mapan. Hal inilah yangkemudian menjadi faktor pendorong tumbuhnya perekonomian yang sehat menuju Indonesiayang sejahtera.
Pengertian sektor publik bervariasi dan cukup luas. Lane (1993) memberikan pengertiansektor publik dan sektor privat terkait dengan kepentingan (interest) yang timbul. Sektor publik
terkait dengan kepentingan publik atau masyarakat (publik interest), sedangkan sektor privat
terkait dengan kepentingan individu atau kelompok individu sendiri (self interest). Kepentingan publik tersebut terkait dengan politik dan pemerintahan. Hal inilah yang membawa pengertian
sektor publik lebih banyak difokuskan pada pemerintah (Jones and Pendlebury, 2000), meskipun
lingkup sektor publik termasuk organisasi non pemerintah yang tidak mencari keuntungan
(Freeman and Shoulders, 2000).
Pada hakikatnya sektor publik ditujukan untuk kepentingan rakyat. Tujuan sektor publikdan pemerintah berbeda dengan tujuan entitas bisnis. Entitas bisnis didirikan dengan tujuan
meningkatkan nilai perusahaan secara maksimal (value maximization) dengan meningkatkan
laba operasi secara berkelanjutan (sustainable operating incomes). Sementara, sektor publik atau
pemerintah dibentuk dengan tujuan umum memberikan pelayanan publik atau menyejahterakanrakyat.[1] Maka hal inilah yang kemudian diabaikan, sektor publik berjalan terpisah dengan
tujuan awalnya. Mereka seolah memisahkan dirinya dari kepentingan masyarakat bahkan
cenderung menutupi segala kinerjanya dari masyarakat yang notabene sebagai orientasi mengapa
mereka ada.
Akuntansi Sektor Publik
Menurut pendapat Mardiasmo (2002:141) bahwa akuntansi sektor publik sangat erat
kaitannya dengan fungsi akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan untuk pihak eksternalorganisasi. Sedangkan akuntansi sektor publik menurut Bastian (2004:15) yaitu mekanisme
teknik dan analisis akuntansi yang ditetapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-
lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemda, BUMN, BUMD, LSM,
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 2/13
dadan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik swasta. Sedangkan
Tulis (2007:4) mendefinisikan akuntansi sektor publik secara khusus, yaitu bahwa akuntansi
sektor publik adalah proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian, penganalisisan serta pelaporan transaksi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk
mengambil keputusan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi sektor publik
merupakan rangkaian proses yang hampir sama dengan akuntansi pada umumnya, hanya saja
tuntutan akuntabilitas dan transparasi kepada publik sangat ditekankan pada pelaporannya.[2] Selain ditujukan kepada manajemen dalam kaitannya untuk mengambil keputusan, akuntansi
sektor publik sangat ditekankan kepada tujuan pelaporannya. Sektor publik bekerja bersama
dengan rakyat, mereka menggunakan uang rakyat dalam menjalankan aktivitasnya. Maka sudah
sewajarnya jika masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui kinerjanya. Laporan keuanganharus disediakan dan mudah diakses oleh masyarakat, agar masyarakat sebagai pemilik dana
tahu aliran dana yang digunakan.
Hal ini kemudian memunculkan beberapa masalah. Dengan adanya perkembanganzaman, maka akuntansi pun berubah menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Akuntansi
sektor publik tidak kalah sigap, mereka semakin meningkatkan kualitas pelaporan dankualitasnya. Tetapi hal ini tidak diimbangi dengan kondisi pengetahuan masyarakat terkait
akuntansi sektor publik. Komunikasi terjadi satu arah sehingga masyarakat tidak bisa menyikapi
hal apapun tentang sektor publik tersebut. Maka sebagai pemilik dana, mereka ditipu dengan
sistem yang berlaku.
Akuntansi Sektor Publik dan Otonomi Daerah
Era reformasi yang terjadi di Indonesia saat ini memberikan dampak besar terhadap
independensi masing-masing daerah untuk menjalankan proses pemerintahannya. Kata “otonomidaerah” kemudian muncul untuk memenuhi tuntutan sistem yang berlaku saat ini. DalamUndang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 5, pengertian otonomi daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Sedangkan menurut Suparmoko (2002:61) mengartikan otonomi daerah adalah kewenangan
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, bahwa pemberian
kewenangan otonomi yang luas, nyata, dan bertanggungjawab.
1.
Kewenangan otonomi yang Luas
Dimaksud dengan kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan
fiskal, agama, serta kewenangan dibidang lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 3/13
1. Otonomi nyata
Otonomi nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintah di
bidang tertentu secara nyata ada dan diperlukan serta tumbuh hidup dan berkembang di daerah.
1. Otonomi yang Bertanggungjawab
Otonomi yang bertanggungjawab adalah berupa perwujudan pertanggungjawaban sebagai
konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam menacapai tujuan pemberianotonomi berupa peningkatan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan
kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang sehat antara
pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pelaksanaan otonomi daerah sebagai amanat UUD 1945 secara konstitusional maupun legaldiarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.[3] Sesuai dengan yang tertulis pada
Undang-Undang, maka daerah otonom diberikan keleluasaan untuk mengelola sendiri
pemerintahannya demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Berkaitan dengan hal ini, akuntansi sektor publik sangat erat kaitannya dengan otonomi daerah.Keleluasaan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah berdampak
pada pengelolaan sektor publik yang dikelola dan dipertanggungjawabkan secara langsung oleh
daerah otonom. Undang-undang (UU) No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU
No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah merupakan payung hukum
Pemerintah daerah yang antara lain adalah mengenai pola-pola aplikasi pertanggung jawabankeuangan daerah, dan tentunya sangat terkait dengan reformasi regulasi keuangan negara, yang
terdiri dari UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara, dan UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Keuangan Negara.
Reformasi regulasi keuangan negara menjelaskan bahwa keuangan daerah termasuk keuangan
negara, yaitu : ”Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut” yang antara lain, hak daerah memungut
pajak dan restribusi, mengelola penerimaan dan mengeluarkan belanja daerah.[4]
Pemerintah pusat wajib mengetahui semua penerimaan dan pengeluaran keuangan daerah (sektor
publik) dan juga sebagai pertanggungjawaban yang utama adalah kepada masyarakat sebagai
pemilik dana, maka sektor publik dituntut dengan akuntabilitas laporan keuangannya kepada
pihak terkait untuk melaporkan laporan keuangannya kepada masyarakat secara jelas dan mudah.Secara singkat antara otonomi daerah dan akuntansi sektor publik memiliki kesamaan yaitu
sama-sama bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Akuntabilitas Sektor Publik
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 4/13
Akuntabilitas publik mengandung makna bahwa hasil dari suatu entitas kedalam bentuk
fungsinya, program dan kegiatan, maupun kebijakan suatu lembaga publik harus dapat dijelaskan
dan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat (public disclosure), dan masyarakat dapatdengan mudah mengakses informasi dimaksud tanpa hambatan.[5]
Merujuk kepada PP No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai substansiusaha-usaha untuk meningkatkan akuntabilitas daerah dan transparansi melalui pembangunan
sistem akuntansi keuangan daerah. Selain itu, PP tersebut juga merupakan peraturan pelaksana
dari undang-undang yang komprehensif dan terpadu (omnibus regulation) dari paket reformasiregulasi keuangan negara khusunya mengenai penerapannya di pemerintahan daerah yang
mencakup tentang perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan keuangan
daerah, dan pertanggung jawaban keuangan daerah. Oleh karena itu khusus mengenai akuntansi
di pemerintahan daerah merupakan bagian dari pengertian akuntansi pemerintahan, yaitu: subcabang ilmu pengetahuan akuntansi.
Berdasarkan dengan peraturan yang ada maka sektor publik termasuk daerah wajib memberikan
informasi terkait keuangan daerah kepada masyarakat seluas-luasnya. Bahkan masyarakatdiberikan hak untuk ikut campur dalam pelaksanaan keuangan publik dan daerah dan diberikan
hak untuk mengeluarkan pendapat terkait dengan pelaksanaan keuangan sektor publik. Dapatdikatakan bahwa sektor publik belum akuntabel jika masyarakat sulit untuk mengakses laporan
keuangan sektor publik atau masyarakat sulit untuk memverifikasi laporan keuangan yang telah
diterbitkan.
Peran DPR/D Berkaitan dengan Akuntansi Sektor Publik
Negara Indonesia menganut sistem demokrasi, dimana wakil rakyat dipilih secara
langsung oleh rakyat. Para wakil rakyat mewakilii daerah masing-masing dan mewakili
kepentingan rakyat dalam pengambilan keputusan di pemerintahan. Berkaitan dengan sektor publik, karena dana yang digunakan adalah milik rakyat, maka sektor publik harus memberikan pertanggungjawabannya kepada rakyat. Maka dengan adanya sistem demokrasi, fungsi rakyat
akan diwakili oleh para wakilnya di pemerintahan.
Idealnya, para wakil rakyat harus mengomunikasikannya kepada rakyat secara langsung.
Meskipun laporan keuangan sektor publik sudah ditampilkan di media massa, tetapi tidak sertamerta tugas wakil rakyat hilang begitu saja, karena wakil rakyat harus memahamkan kepada
masyarakat secara mudah dan gampang ditengah masyarakat yang mayoritas memiliki
pengetahuan tentang akuntansi yang rendah. Hal ini memang sebuah keharusan, karena mereka
adalah wakil rakyat. Segala laporan dan keputusan harus disampaikan kepada rakyat.
Dengan adanya otonomi daerah sebenarnya ruang lingkup sektor publik menjadi lebih
sempit. Wewenang pengelolaan keuangan negara diberikan sepenuhnya kepada daerah otonom.Maka pertanggungjawaban keuangan daerah hanya diberikan kepada masing-masing daerah
otonom. Dengan adanya hal ini pemerintah daerah akan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban keuangan daerahnya kepada DPRD tingkat II dan akan diputuskankebijakan terkait dengan laporan yang telah disajikan.
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 5/13
Bias Fungsi
Meskipun otonomi daerah telah memberikan kemudahan bagi sektor publik untukmengelola keuangannya, tetapi kemudahan yang diberikan tidak ada artinya ketika dalam
pelaksanaannya tidak sesuai dengan tujuan. Alih-alih masyarakat dapat ikut campur dalam
membuat keputusan mengenai akuntansi sektor publik, hanya sekedar mencari informasi laporankeuangannya saja sulit. Jika ditelusuri lebih lanjut sebenarnya organisasi sektor publik
berkewajiban untuk melakukan transparasi informasi keuangan. Salah satu alat untuk
memfasilitasi terciptanya transparansi dan akuntabilitas publik adalah melalui penyajian laporankeuangan pemerintahan daerah adalah melalui penyajian laporan keuangan pererintahan daerah
yang komprehensif. Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi, pemerintah daerah diharapkan
dapat menyajikan laporan keuangan yang terdiri atas laporan surplus/defisit.[6]
Secara garis besar, tujuan umum penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah
adalah:
1.
Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan ekonomi,sosial, dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban (accountability) dan
pengelolaan (stewardship). 2. Untuk memberikan informasi yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial
dan organisasional.
Secara khusus, tujuan penyajian laporan keuangan oleh pemerintah daerah adalah:
1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo
neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi
suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.3.
Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan
peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang
disyaratkan.4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi
pengaruh pemilikan dan pembelanjaan sumber daya ekonomi terhadap pencapaian tujuan
operasional.5.
Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional :
1. untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan
analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan,
membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya, dan dengan kinerjaunit pemerintah lain.
2.
untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan
fungsi tertentu di unit pemerintah.
3. untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitasterhadap pencapaian tujuan dan target.
4. untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equity).
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 6/13
Jika melihat fungsi yang ada menunjukkan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi tujuan dalam
penyusunan akuntansi keuangan publik/daerah. Pertama adalah masyarakat, yaitu menyajikan
laporan keuangan kepada masyarakat sebagai pertanggungjawaban daerah terhadap danamasyarakat yang digunakan. Kedua adalah manajemen sektor publik, yaitu sebagai alat untuk
proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Tetapi melihat kenyataan yang ada fungsi
akuntansi sektor publik yang patut disoroti adalah fungsinya kepada masyarakat.
Menjadi sebuah berita lama bahwa organisasi sektor publik rentan dengan penyimpangan
(fraud). Sindonews.com (4/10/2012) Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat kerugiannegara akibat kasus korupsi pada semester pertama tahun 2012 mencapai Rp. 1,22 triliun dari
285 kasus dengan total pelaku 597 orang. Hal ini menandakan bahwa fungsi akuntansi sektor
publik tidak berjalan dengan semestinya. Bisa jadi akuntansi sektor publik justru digunakan
sebagai alat untuk memperkaya pihak tertentu. Hal ini bukan mustahil, karena sektor publikdipenuhi dengan muatan politik yang sangat kuat.
Pihak yang “dibodohi” dalam hal ini adalah masyarakat. Mereka diwajibkan membayar pajak
atau retribusi lain yang dijanjikan pemerintah akan diganti dengan pelayanan justru menjadi danatabu tanpa adanya realisasi yang jelas. Kemalangan ini ditambah dengan kondisi masyarakat
yang seakan diam melihat kondisi ini. Entah disengaja atau tidak, tetapi yang pasti masyarakatkesulitan untuk ikut campur dalam mengubah kondisi yang ada.
Inilah bias fungsi yang terjadi dimana masyarakat sebagai pemilik dana tidak diberikan informasiyang jelas tentang laporan pertanggungjawaban keuangan sektor publik/daerah. Masyarakat yang
seharusnya menjadi pengawas, beralihfungsi menjadi pihak yang hanya menyetorkan dana. Dana
masyarakat yang seharusnya dikembalikan kepada masyarakat melalui pelayanan berubah
menjadi pemberitaan kehilangan yang gencar diberitakan. Tidak akan ada fungsinya ketika pemerintah selalu up to date mengenai perkembangan akuntansi sektor publik, sebaliknya
masyarakat tidak tahu apa-apa, maka hasilnya adalah “omong kosong”.
Otonomi Daerah sebagai Solusi?
Tolak ukur bias fungsi akuntansi sektor publik adalah akuntabilitas dan tingkat
penyelewangan sektor publik. Masyarakat sebagai pihak utama mempunyai hak untuk melihat
dan menilai dan menjadi pihak yang berwenang untuk menjadi pengendali tingkah laku para pejabat sektor publik. Maka dalam mencari solusi permasalahan yang ada adalah dengan menilai
tolak ukur yang ada.
Berkaitan dengan otonomi daerah, letak fungsinya adalah sebagai penjembatan antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengelola pemerintahannya. Dengan adanya pelimpahan
kekuasaan ini pemerintah daerah hanya berfokus pada daerahnya dan lingkup tata kelolanya
semakin sempit. Maka secara logis dapat dikatakan bahwa pemerintah akan semakin mudahdalam mempertanggungjawabkan laporan keuangannya dan masyarakat pun akan semakin
mudah dalam menilai kinerja sektor publik.
Indopos (20/07/2012) Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia
(APKASI) Isran Noor mengatakan tujuan otonomi daerah itu adalah menciptakan pemerintahan
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 7/13
daerah yang baik, transparan, dan bertanggungjawab. Isran mengatakan otonomi daerah
merupakan komitmen reformasi untuk menjawab kelemahan sistem pemerintahan yang
sebelumnya sangat sentralistik .[7] Maka dari pernyataan di atas merupakan sebuah statement bahwa otonomi daerah diadakan sebagai solusi dalam mensejahterakan masyarakat.
Ketika dikaitkan antara akuntansi sektor publik dan otonomi daerah maka otonomidaerah memecah akuntansi sektor publik menjadi pelaporan keuangan di daerah-daerah otonom.
Sehingga sebenarnya tingkat akuntabilitas sektor publik dapat lebih ditingkatkan karena memang
jangkauan pertanggungjawabannya lebih sempit. Singkatnya otonomi daerah lebih memberikankemudahan kepada aparat sektor publik dalam menyampaikan laporan keuangannya kepada
masyarakat.
Tetapi tidak kemudian adanya otonomi daerah menjadi satu-satunya solusi dalam
transparansi laporan keuangan publik. Banyak hal yang terkait dengan otonomi daerah yang
masih harus diperkuat. Misalnya, pelaksanaan otonomi daerah yang dilandasi perubahan
paradigma sentralisasi ke paradigma desentralisasi tidak hanya memperkuat otoritas pe merintah
daerah serta menghasilkan kemajuan demokrasi di tingkat lokal, akan tetapi juga pemberdayaan berkelanjutan baik pemerintah daerah provinsi, maupun pemerintah daerah kabupaten/kota.[8]
Maka komponen yang harus diperkuat dalam hal ini adalah sistem demokrasi yang ada diIndonesia saat ini. Otonomi daerah tidak akan mampu berbuat, tanpa diikuti oleh demokrasi yang
kuat. Pemerintahan yang semula oleh, dari, dan untuk rakyat, berubah menjadi oleh, dari, dan
untuk penguasa. Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi seolah terbelenggu dalam sistem
yang berlaku. Maka keterbukaan sektor publik kepada masyarakat harus didukung denganseperangkat sistem yang kuat.
Termasuk juga penguatan pemahaman aparat publik dan masyarakat terkait akuntansisangat ditekankan. Pemerintah daerah perlu meningkatkan pendidikan akuntansi bagi para
aparatnya, dalam rangka peningkatan proses akuntabilitas publik yang merupakan suatukeharusan dan diharapkan membawa dampak terhadap transparansi publik, sehingga pengelolaantata pemerintahan yang baik dapat dicapai.[9] Begitupun dengan masyarakat umum, pemerintah
juga harus memberikan pendidikan akuntansi pemerintahan kepada masyarakat, agar proses
komunikasi yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat terkait laporan keuangan yang telahdisajikan terjadi komunikasi dua arah, dimana masyarakat juga bisa memberikan tanggapan atau
saran atas laporan tersebut.
[1] http://0wi3.wordpress.com/2012/05/20/akuntansi-sektor-publik-dan-akuntansi-pemerintahan
[2] Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia
[3] Isran Noor. Politik Otonomi Daerah untuk Penguatan NKRI
[4] http://accountability.humanitarianforumindonesia.org (diakses tanggal 5 April 2013)
[5] http://accountability.humanitarianforumindonesia.org (diakses tanggal 5 April 2013)
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 8/13
[6] http://abhebayani.blogspot.com (diakses tanggal 5 April 2013)
[7] Isran Noor. Perspektif-Media
[8] Isran Noor. Politik Otonomi Daerah untuk Penguatan NKRI
[9] http://accountability.humanitarianforumindonesia.org (diakses tanggal 5 April 2013)
http://hafidtamimi.wordpress.com/2013/06/22/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu-kini/
Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah
(Reformasi Manajemen Keuangan Daerah)
Dengan bergulirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan,Daerah dan UU Nomor
25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan aturan pelaksanaannya khususnya PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah maka terhitung tahun anggaran 2001, telah terjadi
pembaharuan di dalam manajemen keuangan daerah. Dengan adanya otonomi ini, daerah
diberikan kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sesedikitmungkin campur tangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan
yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya sesuai dengankebutuhan dan aspirasi masyarakat yang berkembang di daerah.
Namun demikian, dengan kewenangan yang luas tersebut, tidaklah berarti bahwa pemerintahdaerah dapat menggunakan sumber-sumber keuangan yang dimilikinya sekehendaknya, tanpaarah dan tujuan yang jelas. Hak dan kewenangan yang luas yang diberikan kepada daerah, pada
hakikatnya merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara akuntabel dan
transparan, baik kepada masyarakat di daerah maupun kepada Pemerintah pusat yang telah
membagikan dana perimbangan kepada seluruh daerah di Indonesia,
Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini, ditandai dengan pcrubahanyang sangat mendasar, mulai dari sistem penganggarannya, perbendaharaan sampai kepada
pertanggungjawaban laporan keuangannya. Sehelum bergulirnya otonomi daerah,
pertanggungjawaban laporan keuangan daerah yang harus disiapkan oleh Pemerintah Daerah
hanya herupa Laporan Perhitungan Anggaran dan Nota Perhitungan dan sistem yang digunakanuntukmenghasilkan laporan tersebut adalah MAKUDA (Manual Administrasi Keuangan Daerah)
yang diberlakukan sejak tahun 1981.
Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001, pernerintah daerah memilikikewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 9/13
Peraturan Daerah. Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajiban pemerintah
daerah dalarn membuat laporan pertanggungjawaban kuangan daerah yang bersangkutan.
Dengan bergulirnya otonomi daerah, laporan pertanggungjawaban keuangan yang harus dibuat
oleh Kepala Daerah adalah berupa Laporan Perhitungan Anggaran, Nota Perhitungan, Laporan
Arus Kas dan Neraca Daerah. Kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan daerah inidiberlakukan sejak 1 Januari 2001, sampai pada akhirnya saat ini pemerintah sudah mempunyai
standar akuntansi pemerintahan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pernerintah daerah di
dalam membangun sistem akuntansi keuangan daerahnya, yang tertuang dalam PeraturanPemerintahan Nomor 24 Tahun 2005.
PEMBAHARUAN DALAM SISTEM AKUNTANSI KEUAN DAERAH
Neraca dan laporan arus kas merupakan bentuk laporan yang baru pemerintah daerah dan untuk
dapat menyusunnya diperlukan adanya standar akuntansi. Sistem akuntansi keuangan pemerintahan yang diterapkan sejak bangsa ini merdeka 59 tahun yang lalu didasarkan Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (ICW) Staatblads 1928, yang memang tidak diarahkan atau
ditujukan untuk menghasilkan laporan neraca dan laporan arus kas.
Dengan adanya reformasi atau pembaharuan di dalam sistem pertangungjawaban keuangan
daerah, sistem lama yang digunakan oleh Pemda baik pernerintah provinsi maupun pemerintah
kabupaten/kota yaitu Manual Administrasi Keuangan Daerah (MAKUDA) yang diterapkan sejak1981 tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda untuk menghasilkan laporan keuangan
dalam bentuk neraca dan laporan arus kas. Untuk dapat menghasilkan laporan keuangan tersebut
diperlukan suatu sistem akuntansi keuangan daerah yang didasarkan atas standar akuntansi
pemerintahan.
Sistem yang lama (MAKUDA) dertgan ciri-ciri antara lain Single Entry(pembukuantunggal),Incremental Budgeting(penganggaran secara tradisional) yang:
a. Tidak mampu memherikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah. ataudengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.
b. Tidak mampu memberikan informasi mengenai laporan aliran kas sehingga manajemen atau publik tidak dapat mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan adanya kenaikan atau
penurunan kas daerah.
c. Sistem yang lama (MAKUDA) ini juga tidak dapat membantu daerah untuk menyusun
laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berbasis kiner „ ja sesuai tuntutan masyarakat
d. Tidak mampu memherikan informasi mengenai kekayaan yang dimiliki oleh daerah, atau
dengan kata lain tidak dapat memberikan laporan neraca.
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 10/13
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 11/13
3. Penyederhanaan prosedur, baik dalam penyusunan anggaran, pelaksanaan, maupun dalam
perhitungannya.
Kata kunci dari seluruh pembaharuan di atas adalah Kinerja. Dan ini memang secara khusus
ditegaskan dalam pasal Peraturan Pemerintah yang mengatur bahwa APBD disusun berdasarkan
kinerja yang tolok ukurnya perlu dikembangkan sehingga dapat dievaluasi atau diukur.
Perangkat perundang-undangan otonomi daerah sesungguhnya sudah pula melengkapi
manajemen pemerintahan daerah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentangTata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah. Peraturan Pemerintah ini menyebutkan bahwa
Pertanggungjawaban Kepala Daerah dinilai berdasarkan tolok ukur Rencana Strategis. Setiap
daerah wajib menetapkan Rencana Strategis dalam jangka 1 (satu) bulan setelah Kepala Daerahdilantik. Rencana strategis ini beserta dokumen perencanaan daerah lainnya memerlukan
pengesahan oleh DPRD.
E. KEBIJAKAN UMUM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH
Terdapat tiga tujuan dari pelaporan keuangan pemerintah yaitu akuntabilitas, manajerial, clan
transparansi. Akuntabilitas diartikan sebagai upaya untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi pemerintah dalam rangka pencapaian
tu_juan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara periodik. Manajerial
berarti menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan
keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, utang, dan
ekuitas dana. Sedangkan transparansi dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakaninformasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.
Laporan keuangan pemerintah yang selanjutnya disebut sebagai laporan pertanggungjawaban
merupakan hasil proses akuntansi atas transaksi-transaksi keuangan pemerintah. Laporan pertanggungjawaban untuk tujuan umum, terdiri dari laporan perhitungan anggaran, neraca,
laporan arus kas dan nota perhitungan anggaran. Tidak tertutup kemungkinan laporan keuangan
dapat dikembangkan untuk tujuan khusus.
ASAS AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH
1.Dasar Kas
Pendapatan diakui pada saat dibukukan pada Kas Umum Negara/Daerah dan belanja diakui padasaat dikeluarkan dari Kas Umurn Negara/Daerah.
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 12/13
2.Asas Universalitas
Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti bahwa anggaran belanjamerupakan batas komitmen tertinggi yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah untuk dapat
membebani APBD.
3. Asas Bruto
Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya Pendapatan Daerah
memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya diperlukan belanja, maka pelaporannya
harus gross income artinya pendapatan dilaporkan sebesar nilai pendapatan yang diperoleh, dan belanja dibukukan pada pos belanja yang bersangkutan sebesar belanja yang dikeluarkan.
4. Dana Umum
Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang mempertanggungjawabkan
keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara termasuk aset, utang, dan ekuitas dana. DanaUmum yang dimaksud adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah. Dana yangdigunakan untuk membiayai kegiatan tertentu dipertanggungjawabkan secara khusus yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana Umum.
ENTITAS
Untuk memastikan prosedur penuntasan akuntabilitas (accountability discharge), perluditetapkan entitas untuk menunjukkan entitas akuntansi yang menjadi pusat-pusat
pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Entitas pelaporan keuangan mengacu pada konsep bahwa setiap pusat pertanggungjawaban harus bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnyasesuai dengan peraturan.
Penetapan Dinas sebagai entitas akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada pengertian bahwa pengukuran kinerja akan lebih tepat jika dilakukan atas suatu fungsi. Dalam struktur pemerintah
daerah, dinas merupakan suatu unit kerja yang paling mcndekati gambaran suatu fungsi
pemerintah daerah.
KODE REKENING
Akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang meliputi pengumpulan data,
pengklasifikasian, pembukuan dan pelaporan keuangan pemcrintah. Kode perkiraan seragam dan
konsisten mutlak diperlukan sehingga mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasi di tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Mengingat bahwa Indonesia merupakannegara kesatuan berarti bahwa daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari negara
kesatuan Republik Indonesia, maka dalam era otononipun tetap diperlukan informasi keuangan
7/21/2019 Akuntansi Sektor Publik Bagaimana Nasibmu
http://slidepdf.com/reader/full/akuntansi-sektor-publik-bagaimana-nasibmu 13/13
per wilayah ataupun secara nasional untuk analisis fiskal maupun ekonomi makro. Konsekuensi
dari tuntutan kebutuhan tersebut adalah diperlukannya harmonisasi praktek akuntansi antara
pemerintah pusat dan daerah. Hal ini diatur melalui bagan perkiraan standar yang menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam mengembangkan sistem akuniansinya.
Di samping untuk memfasilitasi pengkonsolidasian kinerja keuangan pemerintah daerah atau pemerintah pusat, klasifikasi perkiraan dan pengkodeannya juga diperlukan untuk menyelaraskan
akuntansi keuangan pemerintah dengan sistem statistik keuangan Internasional, sebagaimana
diusulkan oleh International Monetary Fund dalam konsep Government Finance Statistk (GFS).Satu hal yang mendasar dari klasifikasi menurut GFS adalah bahwa klasifikasi tersebut harus
dapat mengakomodasi pengukuran kinerja pemerintah.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka klasifikasi perkiraan selan berdasarkan sistem
anggaran lama, yaitu per mata anggaran penerimaar (MAP), mata anggaran pengeluaran (MAK),
maka seluruh aktivitas keuangan pemerintah daerah harus dapat dirinci berdasarkan organisasi,
fungsi dan klasifikasi ekonomi.
Sumber:mitoyono.blogspot.com