Akuntansi Penghimpunan Dana BAB 6
description
Transcript of Akuntansi Penghimpunan Dana BAB 6
TUGAS
AKUNTANSI BANK SYARIAH
Disusun Oleh :
Yuli Fitriana (20130420068)
Dewi Suryawati (20130420069)
Arif Jiwandani (20130420428)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA
Ketentuan Syariah
Penghimpunan dana masyarakat diperbankan syariah menggunakan instrumen yang sama dengan penghimpunan dana pada bank konvensional. Perbedaan mendasar mekanisme kerja instrumen penghimpunan dana syariah terletak pada tidak adanya bunga yang lazim digunakan oleh bank konvensional. Ketentuan tentang larangan haramnya menggunakan mekanisme bunga bagi bank syariah difatwakan oleh DSN dalam fatwa DSN nomor 1 tentang giro, nomer 2 tentang tabungan dan nomor 3 tentang deposito.
Tabungan
Tabungan menurut UU nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan adalagh simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Dalam praktik perbankan syariah di Indonesia, sebagian besar bank syariah menggunakan skema tabungan mudharabah.
Akuntansi Tabungan Mudharabah
Akuntansi untuk tabungan ini dan penghimpunan dana bentuk lainnya yang menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah.
Transaksi Penambahan Tabungan Mudharabah
Beberapa transaksi terkait tabungan mudharabah dapat mengakibatkan bertambahnya saldo tabungan mudharabah. Transaksi tersebut antara lain adalah setoran tnai nasabah, transfer dari kantor cabang lain ke rekening nasabah, transfer dari bank lain ke rekening nasabah, dan penerimaan bagi hasil mudharabah ke rekening nasabah.
Contoh Transaksi Penambahan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah
02 Jun 20XA
Bank murni syariah (BMS) cabang Yogyakarta menerima setoran tunai pembukuan tabungan mudharabah atas nama Ursila sebesar Rp3500.000
08 Jun 20XA
Ursila menerima transfer dari nasabah BMS cabang solo sebesar Rp500.000
17 Jun 20XA
Ursila menerima kiriman dari nasabah Bank Peduli Syariah BPS sebesar Rp1500.000
31 Jun 20XA
Ursila menerima bagi hasil tabungan mudharabah dari BMS sebesar Rp20.000
\Jurnal untuk transaksi diatas
Tanggal
Rekening
Debit
Kredit
02/06/XA
Db Kas
3500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila
3500.000
08.06/XA
Db RAK cabang Solo*
500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila
500.000
17/06/XA
Db giro bank indonesia
1500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila
1500.000
31/06/XA
Db hak pihak ketiga atas bagi hasil
20.000
Kr Tab.mudharabah-ursila
20.000
Adapun untuk transaksi yang melibatkan transaksi antar bank yang berbeda biasanya di selesaikan dalam mekanisme yang di fasilitasi oleh Bank Indonesia atau pihak yang ditunjuk oleh BI.
Transaksi Pengurangan Tabungan Mudharabah
Beberapa transaksi yang dapat mengakibatkan berkurangnya saldo tabungan mudharabah adalah penarikan tunai oleh nasabah, transfer ke rekening lain pada bank yang sama, transfer kepada nasabah bank lain, serta penarikan biaya administrasi tabungan, pajak, dan lainnya oleh bank.
Ilustrasi transaksi yang mengakibatkan berkurangnya saldo rekening tabungan mudharabah nasabah.
Contoh Transaksi Penambahan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah
02 Jun 20XA
Bank murni syariah (BMS) cabang Yogyakarta menerima setoran tunai pembukuan tabungan mudharabah atas nama Ursila sebesar Rp3500.000
08 Jun 20XA
Ursila menerima transfer dari nasabah BMS cabang solo sebesar Rp500.000
17 Jun 20XA
Ursila menerima kiriman dari nasabah Bank Peduli Syariah BPS sebesar Rp1500.000
31 Jun 20XA
Ursila menerima bagi hasil tabungan mudharabah dari BMS sebesar Rp20.000
\Jurnal untuk transaksi diatas
Tanggal
Rekening
Debit
Kredit
02/06/XA
Db Kas
3500.000
Kr Kas
3500.000
08.06/XA
Db RAK cabang Solo*
500.000
Kr RAK cabang Solo
500.000
17/06/XA
Db giro bank indonesia
1500.000
Kr Tab.mudharabah-ursila
1500.000
31/06/XA
Db hak pihak ketiga atas bagi hasil
20.000
Pendapatan administrasi tab. mudharabah
20.000
Db Tab. Mudharabah-ursila
4.000
Titipan kas negara-pajak tabungan
4.000
Akuntansi Tabungan Wadiah
Pada prinsipnya sdama dengan akuntansi tabungan mudharabah. Berdasarkan PAPSI 2013, tabungan wadiah diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh pemilik rekening. Insentif yang diberikan kepada nasabah tabungan mudharabah disebut dengan hak pihak ketiga atas bagi hasil yang dihitung dalam presentase tertentu yang harus dibayar oleh bank secara periodik sesuai dengan tingkat keuntungan bank syariah. Akan tetapi dalam praktik bank cenderung menunjukan jumlah total bonus yang diberikan dalam buku tabungan.
Misalnya pada tanggal 5 maret 20XA haniya nasabah tabungan wadiah Bank Peduli Syariah BPS menerima bonus wadiah sebesar Rp.20.000 dan dipotong pajak Rp 4.000 maka jurnalnya adalah
Tanggal
Rekening
Debit
Kredit
05/03/XA
Db beban bonus tabungan wadiah
20.000
Kr tabungan wadiah-Haniya
20.000
Db Tabungan wadiah
4.000
Kr titipan kas negara-pajak tabungan
4.000
Giro
Adalah simpanan yang penarikannya dapart dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah bukuan.
Giro Wadiah
Adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah adalah akad penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan dana yang dititipkan dan bank wajib menegmbalikan sewaktu-waktu penitip mengambil dana tersebut.
Transaksi Penambahan Rekening Giro Wadiah
Dapat bertambah melalui penyetoran tunai, transfer dari tabungan maupun giro cabang lain dari bank yang sama, penerimaan cek dari nasabah bank lain yang di uangkan oleh nasabah suatu bank, dan penerimaan bonus giro wadiah dari bank syariah.
Untuk transaksi yang bersift transfer antar kantor, dalam prakti perbankan biasa digunakan rekening sementara dengan nama RAK, seperti dapat dilihat pada jurnal transaksi tanggal 5 Maret.
Transaksi Pengurangan Giro Wadiah
Beberapa transaksi yang berakibat terjadinya berkurangnya saldo giro wadiah antara lain adalah penarikan cek oleh nasabah giro wadih untuk ditukar secara tunai, penarikan bilyet giro untuk ditransfer ke cabang lain bank yang sama atau ke nasabah bank lain serta potongan administrasi dan pajak tabungan.
Giro Mudharabah
Merupakan instrumen penghimpunan dana melalui produk giro yang menggunakan akad mudharabah. Giro mudharabah harus mengikuti fatwa DSN tentang mudharabah. Akad Mudharabah adalah akad yang digunakan dalam perjanjian antara pihak penanam dana dan puhak pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu. Akuntansi giro mudharabah pada prinsipnya sama dengan akuntansi giro wadiah. Pembedanya adalah dalam hal insentif yang diterima oleh nasabah.
Deposito Mudharabah
Menurut UU No 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah deposito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah dan atau UUS.
Contoh transaksi terkait deposito mudharabah
01 Sept 20XA
BMS menerima setoran atas nama Bunda Dolly Rp5.000.000 sebagai investasi deposito mudharabah untuk jangka waktu satu bulan dengan nisbah 60% untuk nasabah sisanya untuk BMS
30 Sept 20XA
Berdasar perhitungan distribusi pendapatan bagi hasil yang akan dibayar untuk kelompok deposito mudharabah adalah Rp15.000.000
04 Okt 20XA
Dibayarkan bagi hasil deosito mudharabah kepada Bunda Dolly sebesar Rp40.000 dan dipotong pajak 20%. Pembayaran bagi hasil dilakukan ke rekening tabungan mudharabah atas nama pemilik yang sama.
05 Okt 20XA
Bunda Dolly mencairkan deposito mudharabah secara tunai
Jurnalnya adalah sebagai berikut
Tanggal
Rekening
Debit
Kredit
01/09/XA
Db.Kas
5.000.000
Kr.Deposito mudharabah-bunda Dolly
5.000.000
30/09/XA
Db.Hak pihak ketiga atas bagi hasil-deposito mudharabah*
15.000.000
Kr.Bagi hasil belum dibagikan-deposito
04/09/XA
Db. Bagi hasil belum dibagikan-deposito
40.000
Kr. Tabungan mudharabah-bunda dolly**
32.000
Kr. Titipan kas negara-pajak deposito
8.000
05/09/XA
Db. Deposito mudharabah-bunda dolly
5.000.000
Kr. kas
5.000.000
*Hak pihak ketiga atas bagi hasil dicadangkan sebagai beban yang masih harus dibayar setiap bulan. Besar pencadangan ini mempunyai dua alternatif. Pertama,dicadangkan sebesar total bagi hasil yang akan dibayarkan selama 1 bulan penuh pada bulan jatuh tempo. Kedua, dicadangkan sebesar porsi bagi hasil yang hanya menjadi beban pada akhir bulan pencatatan. Kemudian saat pembayaran bagi hasil pada saat jatuh tempo,mengakui adanya tambahan hak pihak ketiga (biaya bagi hasil)
*Terdapat sedikit perbedaan dalam mekanisme penyaluran bagi hasil tabungan dengan bagi hasil deposito. Pada tabungan, bank memasukkan semua bagi hasil untuk tabungan terlebih dahulu sebelum memotong pajak PPh pasal 4 (2) agar nasabah bisa melihat besar masing-masing bagi hasil dan pajak. Adapun bagi hasil deposito yang disalurkan kepada nasabah bersifat neto karena sudah dipotong langsung.
Penyajian Transaksi Penghimpunan Dana
Terdapat beberapa aakun yang berkaitan dengan penghimpunan dana dengan akad mudharabah sebagai berikut :
1. Dana mudharabah disajikan sebagai dana syirkah temporer dengan memisahkan antara dana mudharabah yang berasal dari bank dan bukan bank.
2. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahklan kepada nasabah disajikan dalam pos kewajiban segera.
3. Bagi hasil dana mudharabah yang sudah diperhitungkan pada akhir periode tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.
Pengungkapan Transaksi Penghimpunan Dana
Berdasarkan PAPSI 2013, untuk dana yang dihimpun dengan skema mudharabah harus mengungkap antara lain :
1. Isi kesepakatan utama akad mudharabah berupa porsi dana dan pembagian hasil usaha.
2. Rincian dana mudharabah yang diiterima berdasarkan:
a. Jenis mudharabah
b. Pemilik dana mudarabah
c. Jenis mata uang dana mudharabah
3. Rincian dana mudharabah yang disalurkan berdasarkan :
a. Sumber dana mudharabah
b. Penerima dana mudharabah
c. Jenis mata uang yang digunakan
4. Pihak pihak yang berelasi, baik nasabah atau nasabah penerima penyaluran dana mudharabah.
5. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu sebagai jaminan pembiayaan atau transaski perbankan syariah.
PERTANYAAN:
YULI FITRIANA (20130420068)
1. Bagaimanakah cara bank syariah menghimpun dana untuk modal pokoknya?
2. Apakah perbedaan dan persamaan antara jasa layanan giro wadiah dengan penghimpunan dana wadiah? Lalu apakah penting bagi nasabah untuk masing-masing produk tersebut?
3. Sejauh mana deposito mudharabah dan pembiayaan mudharabah sebagai produk perbankan syariah telah memenuhi kaidah-kaidah syariah?
DEWI SURYAWATI (20130420069)
1. Bagaimana sistem dan prosedur pemberian pembiayaan mudharabah pada bank syariah?
2. Bagaimana hak ahli waris pemegang deposito jika bukti fisik deposito nya hilang karena bencana? Dan bagaimana pengaturan tentang hal tersebut.
ARIF JIWANDANI (20130420068)