PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i...

125
i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DAN BADAN WAKAF INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh : RISCHA ASTUTY HANDAYANI NIM. 1070 4630 2306 KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i...

Page 1: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

i

PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA

(FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET

DHUAFA REPUBLIKA DAN BADAN WAKAF

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

RISCHA ASTUTY HANDAYANI

NIM. 1070 4630 2306

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H/2011 M

Page 2: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

ii

Page 3: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

iii

Page 4: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Mei 2011 M

Jumadil1432 H

Penulis

Page 5: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

v

MOTTO

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halamannya tinggalkan

negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan

pengganti dari kerabat dan kawan, berlelah lelahlah manisnya hidup terasa setelah

lelah berjuang.

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan, jika mengalir jernih, jika tidak

akan keruh menggenang,

Singa jika tak tinggalkan sarangnya maka ia tak akan mendapatkan mangsanya,

Anak panah jika tak tinggalkan busurnya maka tak akan kena sasaran,

Jika matahari diorbitnya tidak bergerak dan terus diam tentu manusia bosan padanya

dan enggan memandang,

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang,

Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.

(Imam Syafi‟i)

PERSEMBAHAN

1) Kedua orangtuaku, yang telah membesarkan dan mendidik dengan cinta,

kesabaran dan pengorbanannya.

2) Adikk-adikku tercinta, Rifa Nuraini H, Rafif dan Ramlan yang selalu

memberikan semangat dan dukungan pada setiap langkahku.

3) Kekasihku Azis Ariyanto, yang dengan kesabaran memberikan semangat dan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

vi

ABSTRACT

Waqf is an Islamic economic instruments that have not been empowered

optimally in Indonesia. Whereas in some other countries, like Egypt and Bangladesh,

endowments have been developed in such a way that a funding source inexhaustible

for the economic development race. In conditions such as the middle of the economic

slump experienced by Indonesia at this time, it would be nice if we consider the

development of this waqf instrument.

The core teachings contained in the deeds themselves waqf waqf property

requires that it should not be simply buried with no results that will be enjoyed by

people in need. More and more the result of waqf property that can be enjoyed by

people, the greater the rewards that will flow to the wakif. Funds can be raised

through Cash Waqf Certificate this will be managed by an investment management.

Investment management in this case acts as Nadzhir (waqf fund manager) who will

be responsible for managing waqf property. The issue is now how to model and

mechanism for implementation of Cash Waqf Certificate can be applied in Indonesia,

involving pre-existing infrastructure and adapt them to the structure of Indonesian

society and culture itself. With the weigh and accommodate the group objected to the

legal status of cash waqf as the Shafi'i madhhab that alarming ending principal

endowments, it is very urgent to be formulated and formulated a model and a kind of

early warning mechanisms to control and avoid the risk reduction of capital

endowments in the context of risk management, although funds played in the real

sector investment, as well as alternative uses conventional methods and underwriting

of Islamic insurance. Tergalinya tremendous potential of waqf funds is expected

through Cash Waqf Certificate impelemntasi the welfare of society as a

terkoordinatif, synergetic, systematically and professionally. In addition to

professionalism, integrity challenge trust and confidence (trust) for the management

of social funds (volunteer).

This research approach using Empirical Legal namely a method or procedures

used to solve the problem by first examining the existing secondary data and then

proceed with a study of the primary data in the field. The data used are primary data

that is data obtained directly from the field by using questionnaires or interviews, as

well as secondary data obtained by literature study method. Analysis of the data used

is a qualitative analysis drawing conclusions deductively. Based on the research, can

know how the system Endowment Money-raising conducted by the state

Endowments Institute (BWI) and Private Endowments Institute (Wallet Dhuafa

Republika), comparing the advantages and disadvantages of the system of raising

money waqf endowments in both institutions, as well as to identify the opportunity

and challenges faced in conducting fund raising and development of waqf waqf

money on Wallets Dhuafa Indonesia Republika and the National Endowments

Keywords: Fund Raising Waqf, Endowments Money, Nazhir.

Page 7: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

vii

ييب الل ب ينب وم ب الل س ينب اللي ب س

KATA PENGANTAR

Dengan Rahmat Allah SWT, dan didorong oleh keinginan yang luhur,

Alhamdulillah penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsiyang berjudul

“PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA

(FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

DAN BADAN WAKAF INDONESIA”. Sebagai suatu syarat untuk mendapatkan

derajat sarjana S1 pada Program Studi Muamalat Jurusan Perbankan Syariah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penulisan skripsi ini sejak penyusunan rancangan penelitian, studi

kepustakaan, pengumpulan data di lapangan serta pengolahan hasil penelitian sampai

terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan

baik sumbangan pemikiran maupun tenaga yang tak ternilai harganya dari berbagai

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenakanlah penulis dengan segala

kerendahan hati dan penuh keikhlasan untuk menyampaikan rasa terima kasih yang

tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., sebagai Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang selalu memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa di Fakultas

Page 8: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

viii

Syariah dan Hukum, baik semasa perkuliahan berlangsung, ataupun pada saat

penyelesaian tugas akhir.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.A., sebagai Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta,yang selalu memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk selalu giat

dalam mengikuti perkuliahan.

3. Bapak Dr. Alimin Mesra, M.Ag., sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah

sangat banyak meluangkan waktu dan pikirannya, dan perhatian membantu

penulis dalam memberikan pengarahan dan petunjuk tata cara penulisan skripsi.

4. Bapak Afwan Faizin, sebagai Pembimbing Akademik yang juga senantiasa

mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti perkuliahan hingga

akhirnya menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Segenap pihak Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf Indonesia yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian dan wawancara serta banyak

membantu dalam pembuatan skripsi ini khusunya kepadaBapak Hendra Djatnika

dan Bapak Sigit Indra Priantoyang telah banyak membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian di Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf

Indonesia.

6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai,

hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

ix

7. Orang Tua ku Tercinta Bapak Lugimin Hadi Sugianto dan Ibu Iis Handayani,

AdikuTersayang Rifa Nur‟aini Hadi, Rafif Izhar Hadi dan Ramlan Haidar

Hadidan seluruh keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang serta doa

restunya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kekasihku Azis Ariyanto, yang dengan kesabaran memberikan semangat dan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk teman-temanku di Jurusan Ziswaf‟07 (Nova, Marni, Faiz, Afifah, Putri,

Sifa, Ratih, Ela, Diah, Winda, Sela, Rikat, Riyan Sanjaya dan teman- teman

seperjuangan dari awal hingga akhir dalam perkuliahan dan penulisan skripsi

terima kasih atas dukungannya kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk semua teman-teman tercinta di Fakultas Syariah dan Hukum khususnya

Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf angkatan 2007.

Penulis hanya mampu berharap semoga bantuan yang telah diberikan dalam

bentuk apapun dapat menjadi amal baik yang diterima disisi Allah SWT. Semoga

skripsi yang sederhana dan masih jauh dari sempurna ini bermanfaat bagi penulis dan

semua pihak. Penulis sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari

pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini di masa mendatang.

Jakarta, 26 Mei 2011 M

Jumadil 1432 H

Penulis

Page 10: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH iii

LEMBAR PERNYATAAN iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 7

D. Review Studi Terdahulu 7

E. Kerangka Teori 9

F. Metode Penelitian 12

G. Sistematika Penulisan 16

BAB II : LANDASAAN TEORI TENTANG WAKAF UANG 18

A. Tinjauan Wakaf Secara Umum 18

B. Wakaf Uang 22

C. Nazhir 39

D. Sertifikat Wakaf Tunai 40

E. Pengertian Sistem 41

F. Penghimpunan Dana (Fundraising) 43

Page 11: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

xi

BAB III : PROFIL DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DAN BADAN WAKAF

INDONESIA 51

A. Dompet Dhuafa Republika 51

1. Sejarah Pendirian 50

2. Struktur Organisasi 55

3. Visi, Misi dan Strategi 56

B. Badan Wakaf Indonesia 64

1. Sejarah Pendirian 57

2. Struktur Organisasi 62

3. Visi, Misi dan Strategi 66

BAB IV : ANALISIS PERBANDINGAN PENGHIMPUNAN DANA WAKAF

UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DAN BADAN

WAKAF INDONESIA 69

A. Mekanisme fundraising wakaf uang 69

1. Dompet Dhuafa Republika 69

2. Badan Wakaf Indonesia 79

B. Peluang dan Tantangan Fundraising Wakaf uang 89

1. Dompet Dhuafa Republika 89

2. BadanWakaf Indonesia 91

BAB V : PENUTUP 94

A. Kesimpulan 94

B. Saran 95

DAFTAR PUSTAKA 97

LAMPIRAN

Page 12: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wakaf telah dikenal dan dilaksanakan umat Islam sejak lama. Tetapi selama

ini kebanyakan umat Islam, khususnya di Indonesia, memahami wakaf hanya sebatas

pemberian berbentuk barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan. Karena itu,

wakaf di Indonesia pada umumnya digunakan untuk membangun masjid, musholla,

kuburan, pondok pesantren, rumah yatim piatu, dan madrasah. Pemanfaatan benda

wakaf masih berkisar pada hal-hal bersifat fisik, sehingga tidak memberikan dampak

ekonomi secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Wakaf belum banyak dieksplorasi semaksimal mungkin, padahal wakaf sangat

potensial sebagai salah satu instrumen untuk pemberdayaan ekonomi umat Islam.

Karena itu, institusi wakaf menjadi sangat penting untuk dikembangkan. Apalagi

wakaf dapat dikategorikan sebagai amal jariyah yang pahalanya tidak pernah putus,

walau yang memberi wakaf telah meninggal dunia.1 Wakaf merupakan salah satu

instrumen ekonomi yang sangat potensial untuk menopang kesejahteraan masyarakat

banyak. Namun, sampai saat ini, peran wakaf belum dirasakan manfaatnya oleh

kepentingan umum.

1 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai (Jakarta:

Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 39.

Page 13: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

2

Jika melihat data Kementrian Agama RI, sebenarnya kesadaran umat Islam di

Indonesia untuk memberikan tanah wakaf cukup tinggi, berdasarkan data

Kementerian Agama RI tahun 2010, jumlah tanah wakaf di Indonesia sebanyak

3.312.883.317,83 meter persegi (3,3 miliar m²) dan tersebar di 454,635 lokasi di

perkotaan dan perdesaan.2 Namun karena wakaf masih berorientasi pembangunan

fisik yang tidak produktif, maka tanah seluas itu tidak memberikan perubahan

ekonomi yang lebih baik kepada masyarakat. Padahal, jika tanah seluas itu dikelola

secara produktif, maka berpotensi menjadi instrumen yang positif bagi upaya

peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ternyata, sebagian besar aset wakaf tidak

produktif, karena belum dimanfaatkan secara optimal.

Untuk itu, perlu adanya paradigma baru dan terobosan untuk mengembangkan

perwakafan di Indonesia. Salah satunya adalah melalui wakaf uang. Ide untuk

mengimplementasikan wakaf uang baru muncul kembali pada abad 15 Hijriyah. Hal

itu ditandai dengan munculnya tindakan operasional wakaf uang yang

diimplementasikan oleh Social Investment Bank Limited (SIBL) di Bangladesh yang

dipelopori oleh M.A.Mannan.

Di Indonesia, gagasan untuk mengimplementasikan wakaf uang , mulai populer

setelah sejumlah ekonomi syariah Indonesia mempelajari SIBL tersebut. Pada tahun

2002, Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa dibolehkannya wakaf uang

pada tanggal 11 Mei 2002, sehingga masyarakat lebih tertarik dengan adanya wakaf

2 Rahmat Hidayat, Alumni PhD Ekonomi Islam Universitas Kebangsaan Malaysia dan

bekerja di Kementerian Perumahan Rakyat RI, “ Tanah Wakaf Untuk Rakyat”, artikel diakses pada

tanggal 27 Februari 2011 http://ekonomiislami.wordpress.com/2011/02/27/tanah-wakaf-untuk-rakyat.

Page 14: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

3

uang karena besaran nominal untuk berwakaf dapat menyesuaikan kemampuan waqif.

Dalam kondisi keterpurukan ekonomi seperti yang tengah dialami Indonesia saat ini,

alangkah baiknya bila kita mempertimbangkan pengembangan instrumen wakaf ini.

Pengelolaan dan pengembangan harta wakaf yang ada di Indonesia memerlukan

komitmen bersama antara pemerintah, ulama, dan masyarakat.

Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan Fatwa Tentang Wakaf Uang

sebagai berikut :3

1. Wakaf Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan

seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang

tunai.

2. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.

3. Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)

4. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang

dibolehkan secara syar' i

5. Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual,

dihibahkan, dan atau diwariskan.

Namun karena implementasi wakaf uang tersebut memerlukan regulasi, maka

muncullah keinginan untuk membuat regulasi yang berupa peraturan perundang-

undangan. Sehingga, pada tahun 2004 lahirlah Undang-Undang Nomor 41 Tahun

3 Keputusan Fatwa, Komisi Fatwa MUI tentang wakaf uang.

Page 15: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

4

2004 Tentang Wakaf dan kemudian pada tahun 2006 menyusul disahkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaannya.

Wakaf uang merupakan salah satu usaha yang tengah dikembangkan dalam

rangka meningkatkan peran wakaf dalam bidang ekonomi, karena wakaf uang

memiliki kekuatan yang bersifat umum dimana setiap orang dapat menyumbangkan

harta tanpa batas-batas tertentu. Model wakaf uang sangat tepat memberikan jawaban

yang menjanjikan dalam mewujudkan kesejahteraan sosial dan membantu mengatasi

krisis ekonomi Indonesia kontemporer. Wakaf uang harus mendapat perhatian lebih

untuk membiayai berbagai proyek sosial malalui pemberdayaan sebagai salah satu

upaya agar penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan produktif.4

Sejak disahkannya Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, maka

dasar hukum wakaf uang bertambah semakin kuat. Dalam Undang-Undang tersebut

juga mengamanatkan bahwa untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pengembangan

wakaf pemerintah akan membentuk lembaga independen yang disebut Badan Wakaf

Indonesia.5 Untuk itu upaya-upaya pengembangan wakaf terus dilakukan oleh

berbagai pihak mulai dari Pemerintah (dalam hal ini Departemen Agama), LSM

maupun lembaga-lembaga kenazhiran seperti Dompet Dhuafa Republika dengan

menerbitkan Sertifikat Wakaf Tunai (SWT) dan Sertifikat Wakaf Investasi (SWI),

4 Achmad Junaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif (Jakarta: Mitra

Abadi Press), h. 78-79. 5 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan

Wakaf (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 48.

Page 16: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

5

dan lain-lain.6 Lembaga nirlaba berbeda dari lembaga lainnya terutama karena

tujuannya bukan untuk mencari keuntungan pribadi namun lebih pada upaya memberi

manfaat bagi orang lain. Umumnya lembaga akan mencantumkan misi organisasi

yang menjelaskan secara spesifik kontribusi apa yang akan diberikan, apakah

mendukung peningkatan pendidikan, kesehatan, lingkungan, lapangan kerja,

kesadaran hukum, hak asasi manusia dan sebagainya. Program yang akan dijalankan

memerlukan dana.

Kegiatan menghimpun dana dan sumber lainnya dari masyarakat (baik individu,

kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk

membiayai program dan kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah

untuk mencapai misi dan tujuan dari lembaga tersebut.7 Penghimpunan dana

(fundraising) merupakan kegiatan yang sangat penting bagi lembaga atau organisasi

sosial dalam upaya mendukung jalannya program dan menjalankan roda operasional

lembaga atau organisasi sosial tersebut dapat mencapai maksud dan tujuan yang telah

digariskan.

Kegiatan penghimpunan dana (fundraising) di awali dari sumber dana yang

jelas yang mempunyai target sumber dana yang potensial dan terjadwalkan dalam

proses pencapaiannya. Lembaga nirlaba baik yang dikelola oleh pemerintah maupun

swasta memiliki sistem penghimpunan yang berbeda-beda, karena suatu lembaga

mempunyai perbedaan misi.

6 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di

Indonesia (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 6-7. 7 Hendra Sutisna, Fundraising Database (Jakarta: Piramedia, 2006), h. 1.

Page 17: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

6

Dengan melihat dasar itulah, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian, memberikan gambaran apa dan bagaimana Praktek Penghimpunan Dana

(Fundraising)Wakaf Uang, sehingga penulis tertarik mengambil judul :

” PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)

WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DAN BADAN

WAKAF INDONESIA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian skripsi ini tidak meluas serta menjaga

kemungkinan penyimpangan dalam penelitian skripsi ini, maka dalam penulisan

ini, penulis memfokuskan dan membatasi pembahasan hanya dalam ruang lingkup

sistem penghimpunan dana (fundraising) wakaf uang Pada Dompet Dhuafa

Republika dan Badan Wakaf Indonesia.

2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanisme penghimpunan dana (fundraising) wakaf uang pada

Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf Indonesia?

b. Apa peluang dan tantangan fundraising wakaf uang pada Dompet Dhuafa

Republika dan Badan Wakaf Indonesia?

Page 18: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan mekanisme fundraising wakaf uang pada Dompet

Dhuafa Republika dan Badan Wakaf Indonesia.

b. Untuk menjelaskan peluang dan tantangan fundraising wakaf uang pada

Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa ditimbulkan dari penelitian ini, penulis ingin

agar penelitian ini bisa memberikan manfaat:

a. Secara Akademis, dapat dijadikan pedoman atau referensi untuk bahan

perkuliahan

b. Secara Praktis, merupakan saran, informasi dan referensi kepada

pemegang kebijakan untuk memperbaiki dan mendorong sistem

penghimpunan dana (fundraising) wakaf uang.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa peneliti

sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi masalah pokok

penelitian ini tampaknya terkait subyek peneliti di antaranya sebagai penelitian

terdahulu yang ditulis oleh, di antaranya:

Page 19: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

8

Ikhsanuddin Fadhilah,8 dengan judul skripsi “Strategi Penghimpunan,

Pengelolaan dan Pengembangan Harta Wakaf di Majelis Wakaf dan ZIS Pimpinan

Cabang Muhammmadiyah Jakarta” pada tahun 2007. Hasil penelitiannya adalah

bahwa dalam penghimpunan wakaf, selain menunggu masyarakat mewakafkan,

Nazhir wakaf melakukan langkah-langkah sosialisasi dalam menghimpun wakaf,

kemudian dalam pengelolaan dapat dibagi menjadi pengelolaan wakaf secara

tradisional dan secara profesional. Majelis Wakaf dan ZIS Pimpinan Cabang

Muhammadiyah Jakarta menghimpun dana wakaf secara kolektif dari masyarakat.

Anita Chairani,9 dengan judul skripsi “Peluang dan Tantangan Pengelolaan

Wakaf Uang pada Perbankan Syariah Pasca UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf”

pada tahun 2008. Hasil penelitiannya adalah bahwa nazhir boleh menginvestasikan

dana wakaf dalam bentuk mudharabah, musyarakah, ijarah dan murabahah. Selain itu

dana wakaf uang juga dapat ditempatkan pada reksadana syariah, obligasi syariah dan

deposito syariah.

Melky Wahyudi,10

dengan judul skripsi “Efektifitas Pelaksanaan Undang-

Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Tunai pada Lembaga Tabung Wakaf

Indonesia” pada tahun 2010. Hasil penelitiannya adalah Pelaksanaan Undang-

Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Tunai wakaf oleh TWI telah dilakukan

8 Skripsi ini ditulis oleh Ikhsanuddin Fadhilah, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. 9 Skripsi ini ditulis oleh Anita Chairani, Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008. 10

Skripsi ini ditulis oleh Melky Wahyudi, Jurusan Peradilan Agama Program Studi Akhwal

Syakhsiyyah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Page 20: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

9

secara efektif. Pengelolaan wakaf yang dijalankan oleh Tabung Wakaf Indonesia

memberikan kepercayaan baik kepada masyarakat.

Sedangkan dalam penelitian skripsi ini membahas tentang ” Perbandingan

Sistem Penghimpunan Dana (Fundraising) Wakaf Uang Pada Dompet Dhuafa

Republika dan Badan Wakaf Indonesia. Yang mana dalam hal ini membahas

mengenai bagaimana mekanisme penghimpunan dana (fundraising) wakaf uang serta

melakukan studi perbandingan yaitu pada Dompet Dhuafa Republika yaitu lembaga

kenazhiran dan Badan Wakaf Indonesia yaitu lembaga independen yang dibentuk

pemerintah.

E. Kerangka Teori

Kata ”wakaf” atau ”waqf” berasal dari bahasa Arab ”Waqafa”. Asal kata

”Waqafa” berarti ”menahan” atau ”berhenti” atau ”diam di tempat” atau ”tetap

berdiri”. 11

Wakaf adalah institusi sosial Islami yang tidak memiliki rujukan yang

eksplisit dalam Al-Qur‟an dan sunnah.

Ulama berpendapat bahwa perintah wakaf merupakan bagian dari perintah

untuk melakukan al-khayr (secara harfiah berarti kebaikan).12

Dasarnya adalah

firman Allah, sebagai berikut:

11 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Fiqh Wakaf (Jakarta: Direktorat Jenderal

Bima Islam Departemen Agama RI, 2003), h. 1-2. 12 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 7.

Page 21: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

10

“ Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah

Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”(QS.Al-

Hajj [22] : 77).

Dalam hadis dikatakan bahwa wakaf disebut sedekah jariyah. Dalam perspektif

ini, wakaf dijadikan sebagai bagian dari sedekah. Imam Muslim meriwayatkan dari

Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda:

ن ا ا ن ن ن قطع م الن م ن ثالث، صد ة ذ : ن ن ن د إنن م ت ن

ل ن تفع ن لد ص لح دن ن نن ( ه م )ج ة، ن

”Apabila anak adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya, keculai

tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang

mendoakan orangtuanya”. (HR.Muslim).

Wakaf sebagai suatu lembaga mempunyai unsur-unsur pembentuknya. Tanpa

unsur itu, wakaf tidak dapat berdiri. Unsur-unsur pembentuk yang merupakan rukun

wakaf itu adalah (1) orang yang berwakaf (yang mewakafkan hartanya) atau waqif,

(2) harta yang diwakafkan atau mauquf, (3) tujuan wakaf atau yang berhak menerima

hasil wakaf, disebut mauquf ‟alaih, dan (4) pernyataan wakaf dari waqif, yang disebut

sighat atau ikrar wakaf.

Pengembangan wakaf selalu dikembangkan diantaranya tentang wakaf uang,

sudah dipertegas dengan lahirnya fatwa MUI tentang wakaf uang selanjutnya dalam

peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf terdapat klausul

mengenai obyek wakaf berupa uang dan surat berharga.13

13 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 121.

Page 22: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

11

Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, dan

lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.14

Metode penghimpunan dana

(fundrising) yaitu bagaimana wakaf uang itu dimobilisasikan. Dalam hal ini,

sertifikasi merupakan salah satu cara paling mudah, yaitu bagaimana dengan

menerbitkan sertifikat dengan nilai nominal yang berbeda-beda untuk kelompok

sasaran yang berbeda. Aspek inilah yang merupakan keunggulan wakaf uang

dibandingkan wakaf harta lainnya, karena besarannya dapat menyesuaikan

kemampuan calon waqif.

Lembaga perlu membangun etika fundrising dengan mengacu pada misi

lembaga, secara mudah etika fundrising ini merupakan ketentuan tentang sumber

dana mana yang dapat diterima karena sejalan dengan misi lembaga dan sumber daya

mana yang tidak dapat diterima karena bertentangan dengan misi lembaga. Etika ini

mencegah lembaga terjebak dalam benturan kepentingan (conflict of interests). Etika

fundrising juga mengarah pada terbentuknya dukungan konstituen yang memiliki

misi yang sama. 15

Definisi sistem adalah sebuah cara, proses atau prosedur yang teratur. Definisi

sistem lebih menekankan pada prosedur adalah suatu jaringan kerja dan prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

14 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai (Jakarta:

Direktorat Jenderal Bimas Islam, Departemen Agama RI, 2005), h. 1. 15

Darwina Widjajanti, Rencana Strategis Fundrising (Jakarta: PIRAMEDIA, 2006), Cet 1,

h.4

Page 23: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

12

kegiatan atau menyelesaikan sasaran tertentu.16

Jadi yang dimaksud sistem adalah

sebuah kesatuan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan dalam prosedur

kerja tertentu untuk mencapai tujuan dalam mengolah masukan untuk menghasilkan

keluaran.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah perpaduan dari penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan, karena diawali dengan telaah bahan pustaka dan literatur. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam bentuk desain deskriptif dan

metode pegumpulan data dengan cara observasi. Deskriptif menurut

pengertiannya adalah:17

Penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (penulisan :

gambaran) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam pengertian ini

penelitian deskriptif menggunakan data dasar deskriptif semata, tidak perlu

mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat

ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi. Pendapat lainnya mengatakan

bahwa ”metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang

16

Syopiansyah jaya Putra dan A‟ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 24 17 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 2002), h.18-19.

Page 24: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

13

tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari

gejala tertentu”18

.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun tipe atau pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

berupa penelitian langsung pada Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf

Indonesia dalam rangka Mengetahui Perbandingan sistem penghimpunan dana

wakaf uang yang dilaksanakan. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan

dokumen (content analisys) yaitu melakukan pengumpulan data dan informasi

melalui arsip dan dokumen.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan jenis data yaitu data

kualitatif berupa kata-kata atau gambar bukan angka-angka, kalaupun ada angka-

angka sifatnya hanya sebagai penunjang19

. Serta menggunakan dua sumber data

yaitu:

a. Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan pihak Dompet

Dhuafa Republika dan Badan Wakaf Indonesia yang kompeten dan ahli

mengenai sistem penghimpunan dana (Fundraising) wakaf uang.

b. Sumber Data Sekunder

18 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: Rajawali Press,

2004), h. 22. 19 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002), h. 51.

Page 25: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

14

Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti

buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi

ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan ini, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah:

a) Arsip Dokumen

Arsip dokumen yaitu bahan tertulis yang sudah lama digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber

data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalakan atau

bisa juga disebut penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan

mempelajari data-data atau bahan-bahan dari berbagai daftar kesusastraan yang

ada. Dengan cara membaca, mempelajari, mencatat, dan merangkum teori-teori

yang ada kaitannya dengan masalah pokok pembahasan melalui buku-buku,

skripsi terdahulu, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur, internet dan media

lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.

b) Wawancara

Penulis menggunakan teknik wawancara atau interview ini dengan

narasumber yang cakap dan berkompeten pada bidangnya untuk memberikan

keterangan dari masalah yang sedang dibahas.

Page 26: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

15

c) Observasi (penelitian lapangan)

Secara mudah observasi sering disebut juga sebagai metode pengamatan.

Ringkasnya metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan secara cermat dan sistematik. Dalam hal ini penulis

mengamati secara lansung analisis perbandingan sistem penghimpunan dana

(fundraising) wakaf uang pada Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf

Indonesia.20

5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif-analitis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan

informasi yang berlandaskan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan mengenai

sistem penghimpunan dana wakaf uang pada Dompet Dhuafa Republika dan

Badan Wakaf Indonesia.

6. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan

“Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2007”.

20 Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2007), hal. 130.

Page 27: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

16

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, penulis mengurai beberapa hal yang berkaitan dengan

penelitian, bagian awal diuraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori,

metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan teori, yang dikemukakan tentang pengertian sistem fundraising

wakaf uang. Penulis juga menguraikan mengenai pengertian wakaf secara umum,

tentang wakaf uang, nazhir atau pengelola wakaf, dan pengertian sistem serta

penghimpunan dana (fundraising).

BAB III Profil Dompet Dhuafa dan Badan Wakaf Indonesia, dalam bab ini penulis

memaparkan gambaran secara umum mengenai Dompet Dhuafa Republika dan

Badan Wakaf Indonesia dari sejarah berdirinya, visi, misi dan strategi, serta struktur

organisasi.

BAB IV Analisis perbandingan Fundraising wakaf uang pada Dompet Dhuafa

Republika dan Badan Wakaf Indonesia, penulis akan membandingkan sistem

penghimpunan dana (fundraising) wakaf uang pada Dompet Dhuafa Republika dan

Badan Wakaf Indonesia, dan peluang serta tantangan fundraising wakaf uang pada

Dompet Dhuafa Republika dan Badan Wakaf Indonesia.

Page 28: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

17

BAB V Penutup, merupakan bagian terakhir penulisan yang akan

menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian ini

menunjukkan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian

permasalahan di atas yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 29: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Wakaf Secara Umum

Kata “Wakaf” atau “Waqf” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal kata

“Waqafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam di tempat” atau tetap

berdiri”. Kata “Waqafa-Yaqifu-Waqfan” artinya dengan “Habasa-Yahbisu-Tahbisan.”

21 Kata al-Waqf dalam bahasa Arab mengandung beberapa pengertian Artinya:

والتسبيل التحبيس بمعنى الوقف

Menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak dipindahmilikkan

Definisi wakaf yang dibuat oleh para ahli fiqih pada umumnya memasukan

syarat-syarat wakaf sesuai dengan madzhab yang dianutnya. Al-Manawi misalnya

mendefinisikan wakaf sebagaimana berikut: “menahan harta benda yang dimiliki dan

menyalurkan manfaatnya dengan tetap menjaga pokok barang dan keabadiaannya

yang berasal dari para dermawan atau pihak umum selain dari harta maksiat

semata-mata karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT”.22

21 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta: Direktorat Jenderal

Bimas Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 1. 22

Munzir Qahaf, Manajemen wakaf produktif (Jakarta: Khalifa, 2007), h. 340.

Page 30: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

19

Sedangkan Al-Kabisi dalam kitab Anis Al‟Fuqaha mendefinisikan wakaf

sebagaimana berikut: “menyedahkan manfaatnya kepada orang-orang miskin dengan

tetap menjaga keutuhan bendanya”.23

Berdasarkan definisi tersebut ditemukan bahwa Al-Munawi yang bermazhab

Syafi‟i dalam definisinya mempertegas makna keabadian sebagaimana mazhab

Hanafi yang mempertegas makna “masih berlanjut kepemilikan waqif”. Namun Al-

Kabasi mengemukakan definisi alternatif dan mengatakan bahwa wakaf yaitu

menahan harta yang secara hukum menjadi milik Allah SWT.

Sementara menurut pendapat Mazhab Maliki, sebagaimana disampaikan oleh

Al-Kattab dalam kitabnya Al-jalil menyebutkan definisi Ibnu Arafah dan mengatakan

bahwa wakaf adalah: “memberikan manfaat sesuatu ketika sesuatu itu ada dan

bersifat lazim dalam kepemilikan pemberinya sekalipun harta bersifat simbolis.24

Jika kita perhatikan definisi di atas, maka akan tampak bahwa setiap definisi

itu mencantumkan syarat yang ditetapkan oleh madzhabnya masing-masing. Pengikut

madzhab Maliki misalnya menyebutkan bahwa wakaf itu tetap menjadi milik waqif

dan adanya syarat tertentu ketika benda itu ada untuk memperjelas arti penahanan

manfaat wakaf dan diperbolehkannya batasan waktu wakaf. Sedangkan pengikut

madzhab Syafi‟i menekankan pada kalimat “ terlepas dari campur tangan wakif dan

tetap menjaga keutuhan wakaf untuk menjelaskan bahwa yang boleh diwakafkan

23 Munzir Qahaf, Manajemen wakaf produktif (Jakarta: Khalifa, 2007), h. 47. 24 Munzir Qahaf, Manajemen wakaf produktif (Jakarta: Khalifa, 2007), h. 48.

Page 31: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

20

adalah harta benda dan tidak termasuk manfaat barang serta bergantinya

kepemilikan wakaf yang secara hokum menjadi milik Allah SWT.25

Adapun pengikut madzhab Hanafi mengatakan bahwa wakaf tetap menjadi

milik waqif untuk menjelaskan bahwa wakaf tidak bersifat harus dan

diperbolehkannya waqif untuk mencabut wakaf kembali. Disini Abdul Hadi tidak

mengomentari definisi Al-Muqanna karena tidak menyebutkan syarat-syarat yang ada

pada madzhab Hambali.26

Sebagai satu istilah dalam syariah Islam, wakaf diartikan sebagai penahanan

hak milik atas materi benda (al-„ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat atau

faedahnya. Sedangkan dalam buku-buku fiqh, para ulama berbeda pendapat dalam

memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada

hukum yang ditimbulkan. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut:

Menurut Hanafiyah, mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-

„ain) milik waqif dan menyedekahkan atau mewakafkan manfaatnya kepada siapapun

yang diinginkan untuk tujuan kebajikan. Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahawa

kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau terhenti di tangan waqif itu sendiri.

Dengan pengertian, waqif masih menjadi pemilik harta yang diwakafkannya,

manakala perwakafan hanya terjadi ke atas manfaat harta tersebut, bukan termasuk

aset hartanya.

25 Munzir Qahaf, Manajemen wakaf produktif, (Jakarta: Khalifa, 2007), h. 48.

Page 32: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

21

Menurut Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu

harta yang dimiliki (walaupun pemilikannya dengan cara sewa) untuk diberikan

kepada orang yang berhak dengan satu akad (shighat) dalam jangka waktu tertentu

sesuai dengan keinginan waqif. Definisi wakaf tersebut hanya menentukan pemberian

wakaf kepada orang atau tempat yang berhak saja.

Menurut Syafi„iyah mengartikan wakaf dengan menahan harta yang bisa

memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-„ain) dengan cara memutuskan hak

pengelolaan yang dimiliki oleh Wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang

dibolehkan oleh syariah. Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus

harta yang kekal materi bendanya (al-„ain) dengan pengertian bahwa harta yang tidak

mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara terus menerus.

Menurut Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana,

yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan. Itu

menurut para ulama ahli fiqih. Dalam Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004, wakaf

diartikan dengan perbuatan hukum waqif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka

waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan

kesejahteraan umum menurut syariah.27

27 Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf (Jakarta: Iman, 2009), h. 8.

Page 33: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

22

Dengan demikian yang dimaksud wakaf adalah suatu hal kebajikan (sosial)

berupa sedekah jariyah yang kepemilikannya tetap, yang dirasakan manfaat dari

pemanfaatan benda tersebut atau kepemilikan tersebut yang diberikan kepada mauquf

„alaih. Wakaf bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang

diwakafkan kepada orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran

syariah Islam. Hal ini sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU no. 41

tahun 2004 yang menyatakan wakaf berfungsi untuk mewujudkan potensi dan

manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk

memajukan kesejahteraan umum.

B. Wakaf Uang

Munculnya pemikiran wakaf uang yang dipelopori oleh M.A. Mannan, seorang

ekonom yang berasal dari Bangladesh pada dekade ini merupakan momen yang

sangat tepat untuk mengembangkan instrumen wakaf untuk membangun

kesejahteraan umat.

Sebelum Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf ada, pada

tanggal 11 Mei 2002 Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa yang

membolehkan wakaf uang (cash wakaf/waqf al nuqud) dengan syarat nilai pokok

wakaf harus dijamin kelestariannya.

Beberapa pendapat ulama yang menjadi rujukan komisi fatwa MUI dalam

wakaf uang yaitu:

Page 34: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

23

1. Pendapat ulama Imam Zuhri bahwa mewakafkan dinar hukumnya boleh, dengan

cara menjadikan dinar tersebut sebagai modal usaha kemudian keuntungannya

disalurkan kepada mauquf alaih.

2. Muttaqaddimin dari ulama madzhab Hanafi membolehkan wakaf uang dinar dan

dirham sebagai pengecualian atas dasar istihsan bi Al-Urfi, bahwa yang

dipandang baik oleh kaum muslimin, maka dipandang baik juga dalam

pandangan Allah SWT dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin maka

dalam pandangan Allahpun buruk.

3. Pendapat sebagian ulama madzhab Syafi‟i meriwayatkan bahwasannya Imam

Syafi‟i memperbolehkan wakaf dinar dan dirham (uang).28

Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia dikemukakan yang dimaksud dengan

wakaf uang (cash wakaf/waqf al_Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan seseorang,

kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.29

Termasuk ke

dalam pengertian uang tersebut adalah surat-surat berharga. Selain itu, dalam Fatwa

Majelis Ulama Indonesia tersebut dikemukakan rumusan definisi wakaf sebagaimana

pendapat rapat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 11 Mei 2002.

Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa tentang wakaf uang sebagai

berikut :30

28

Rahmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),h.109. 29

Rahmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2009),h.106. 30 Keputusan Fatwa, Komisi Fatwa MUI tentang Wakaf Uang.

Page 35: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

24

6. Wakaf Uang (Cash Wakaf/Waqf al-Nuqud) adalah wakaf yang dilakukan

seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang

tunai.

7. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga.

8. Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh).

9. Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan

secara syar' i.

10. Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual,

dihibahkan, dan atau diwariskan.

Pengertian wakaf sebagaimana dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 41

Tahun 2004 tentang Wakaf, diperluas lagi berkaitan dengan harta benda wakaf

(obyek wakaf) yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) yang menyatakan harta benda

wakaf meliputi:

a. Harta benda wakaf terdiri atas benda tidak bergerak dan benda bergerak;

b. Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a adalah

1) Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

2) Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana

dimaksud pada huruf a;

3) Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

4) Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku;

Page 36: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

25

5) Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

perundangan yang berlaku;

c. Benda bergerak sebagaimana yang dimaksud pada Ayat 1 huruf b adalah harta

benda yang tidak habis karena dikonsumsi, meliputi uang, logam mulia, surat

berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa, serta benda

bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundangan yang

berlaku.

Pengertian wakaf sebagaimana tersebut dalam Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, berkaitan dengan harta benda wakaf (obyek

wakaf) yang diatur dalam Pasal 16 ayat (1) yang menyatakan harta benda wakaf

adalah:

Kemudian wakaf benda bergerak berupa uang dalam Undang-Undang No. 41

Tahun 2004 ayat 16 tersebut dijelaskan lebih lanjut dalam Bagian Kesepuluh Pasal

28,29,30 dan 31.31

Pasal 28

Waqif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui Lembaga

Keuangan Syariah yang ditunjuk oleh Menteri.

Pasal 29

31 Direktorat Pengembangan Zakat dan wakaf , Peraturan Perundangan Perwakafan

(Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 14-15.

Page 37: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

26

(1) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28

dilaksanakan oleh waqif dengan pernyataan kehendak waqif yang dilakukan

secara tertulis.

(2) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf uang.

(3) Sertifikat wakaf uang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan dan

disampaikan oleh lembaga keuangan syariah kepada Waqif dan Nazhir sebagai

bukti penyerahan harta benda wakaf.

Dengan adanya Undang-Undang ini maka semakin jelaslah bahwa perwakafan

di indonesia tidak sahnya berupa benda tidak bergerak saja, tetapi dapat juga berupa

benda bergerak yang boleh diwakafkan termasuk uang tunai.

Dengan demikian yang dimaksud wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan

seseorang, kelompok orang dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.

Juga termasuk kedalam pengertian uang adalah surat-surat berharga, seperti saham,

cek, dan lainnya.

Selintas wakaf uang ini memang tampak seperti instrumen keuangan Islam

lainnya seperti zakat, infaq, sedekah (ZIS). Padahal ada perbedaan antara instrumen-

instrumen keuangan tersebut. Berbeda dengan wakaf tunai, ZIS bisa saja dibagi-

bagikan langsung dana pokoknya kepada pihak yang berhak. Sementara pada wakaf

uang, uang pokoknya akan diinvestasikan terus menerus, sehingga umat memiliki

dana yang selalu ada dan Insya Allah bertambah terus seiring dengan bertambahnya

jumlah waqif yang beramal, baru kemudian keuntungan investasi dari pokok itulah

Page 38: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

27

yang akan mendanai kebutuhan rakyat miskin. Oleh karena itu, instrumen wakaf tunai

dapat melengkapi ZIS sebagai instrumen penggalangan dana masyarakat.

Dasar Hukum Wakaf Uang

Wakaf adalah institusi sosial Islami yang tidak memiliki rujukan yang eksplisit

dalam Al-Qur‟an dan sunnah. Ulama berpendapat bahwa perintah wakaf merupakan

bagian dari perintah untuk melakukan al-khayr (secara harfiah berarti kebaikan).32

Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari ayat Al-

Qur‟an dan sunnah Rasulullah SAW.

a). Ayat Al-Qur‟an

Dasarnya adalah firman Allah, sebagai berikut:

( ٧٧: لحج )

“ Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah

Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS. Al-

Hajj [22] : 77)

Dalam Surat Al-Hajj ayat 77, menjelaskan bahwa yang menguraikan

mengenai wakaf terletak pada kata “kebajikan”. Ayat ini memerintahkan agar semua

umat Islam berbuat kebaikan, sebab amalan-amalan wakaf pun termasuk salah satu

macam perbuatan yang baik dan terpuji. Selanjutnya dalam surat Ali-Imran ayat 92,

32 Jaih Mubarok, Wakaf Produktif (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 7.

Page 39: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

28

menguraikan mengenai perintah untuk berbuat kebajikan dengan menafkahkan

sebagian harta, sebab obyek wakaf adalah harta.

Dasarnya adalah firman Allah, sebagai berikut:

( ا م :

٩٢)

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu

menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan

Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali-Imran [3] : 92)

Menurut keumuman dua ayat ini menunjukkan di antara cara mendapatkan

kebaikan itu adalah dengan menginfaqkan sebagian harta yang dimiliki seseorang

diantaranya melalui sarana wakaf.

b). Sunnah Rasulullah saw.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah yang menyatakan bahwa

Nabi Muhammad saw. Bersabda:

سه يس م ب س هلم سلم م م ب م ه م م ام م للنم م ام , م م م م ب لم س لل ه م ام ب م س لمه : مىل م ه وم سه م سقمطمعم م مم ب بذم هم تم سيه مدم

يس م م ث م م م ث هب ب , م ب م ث , ب ال س م معه ب لسنث م س ب امه . م س ام ث م ابحث م س ه م س لبنس ) م م ه هه س .( م

Dari Abu Hurairah ra. Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Apabila ada

orang yang meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu

sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya. (HR.

Muslim).33

Dalam hadis ini dikatakan sebagai wakaf disebut dengan sedekah jariyah.

Pahala yang diperoleh manusia setelah meninggal dunia ada sedekah yang pahalanya

senantiasa mengalir selamanya yaitu sedekah jariyah.

33Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Terjemah Bulughul Maram (Surabaya: Mutiara Ilmu,

1995), h.393.

Page 40: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

29

Adapun hadis Nabi yang lebih tegas mengambarkan dianjurkannya ibadah

wakaf, yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya yang ada di

Khaibar:

لم م ام وم يب سيب ه سه م س ض ب م س ملم : م م لم م ب م ه م وم ه فب سم م م ام ه له للنم م س مأسهب م م ب لم س لل ه م : فمقم ام , فمأم م ال ب م

سه س ب هب س م ه ب م م ن م م س ه م س ض ب م سلض امنس ه ب س هم ض م ط ه ام ه ب س م مصم لقم : م م ه لمم ئس م م م س م م س م ام بىس شب

لم : بم وم م , مام فم مصم لقم بم ه له ه م ه م عه م س ل س م ه , م م ه , م م ه س م , م م ه ب اسقهلس ف م ب , فم مصم لقم بم ف ب اس هقملم اب ف م

ب م ب س ب ب , الن م اب ف س ب , م سيب ا ل ب س ب , م له س م ب اسوم س ه م هباب م م مىس مأس م يس م هم ل م م م نم م ب مقض , م الل س ب م ه م هطس ب

اث هم ض ن ب ). م سلم هه موم لم س لبنث ,هه م م ق م م الل س ه ابوه س )

Dari Ibnu Umar dia berkata: Umar penah mendapatkan sebidang tanah di

khaibar, lalu datang kepada nabi mohon perintah beliau tentang pengelolaannya

serta berkata: wahai rasulullah, saya mendapatkan tanah yang lebih baik daripada

tanah tersebut. Beliau bersabda: kalau engkau mau mewakafkan pohonnya dan

buahnya kau sedekahkan. Perawi hadist berkata: lalu Umar mewakafkannya dengan

syarat pohonnya tidak boleh dijual, tidak boleh diwaris, dan tidak boleh diberikan.

Hasilnya dia sedekahkan kepada kaum fakir, kerabat-kerabat, para budak, orang

orang yang membela agama Allah, musyafir yang kehabisan bekal, tamu, bagi

pengurusnya boleh makan hasilnya dengan baik, dan memberi makan teman-

temannya yang tidak mempunyai uang. (Muttafaq Alaih. Lafadh hadist riwayat

Muslim).34

Dalam hadis ini dikatakan sebagai menjelaskan bahwa Umar Ibn al-Khatab

datang kepada Nabi saw, meminta petunjuk pemanfaatan tanah miliknya di Khaibar.

Wakaf yang berarti menyedekahkan dari harta yang kita miliki. Obyek wakaf tersebut

adalah tanah.

Pada Keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang wakaf uang

menyebutkan beberapa pendapat, diantaranya:35

34

Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Terjemah Bulughul Maram (Surabaya: Mutiara Ilmu,

1995), h.394. 35 Keputusan Fatwa, Komisi Fatwa MUI tentang Wakaf Uang.

Page 41: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

30

1. Pendapat Imam Al-Zuhri bahwa mewakafkan dinar hukumnya boleh, dengan

cara menjadikan dinar tersebut sebagai modal usaha, kemudian

keuntungannya disalurkan kepada mauquf „alaih;

2. Mutaqiddimin dari ulama mazhab Hanafi membolehkan wakaf uang dinar dan

dirham sebagai pengecualian, atas dasar istihsan bi al-„urfi, berdasarkan atas

Abdullah bin Mas‟ud ra., bahwa “apa yang dipandang baik oleh kaum

muslimin, maka dalam pandangan Allah adalah baik, dan apa yang dipandang

buruk oleh kaum muslimin, maka dalam pandangan Allah pun buruk;

3. Pendapat sebagian ulama mazhab Asy-Syafi‟i, di mana “Abu Tsyar

meriwayatkan dari Imam Asy-Syafi‟i tentang kebolehan wakaf dinar dan

dirham (uang)”.

4. Pendangan dan pendapat rapat Komisi Fatwa MUI pada hari Sabtu, tanggal 23

Maret 2002, antara lain tentang perlunya dilakukan peninjuaan dan

penyempurnaan (pengembangan) definisi wakaf yang telah umum diketahui,

dengan memperhatikan hadis, antara lain, riwayat Ibnu Umar.

5. Pandangan rapat Komis Fatwa MUI pada hari Sabtu, tanggal 11 Mei 2002

tentang rumusan definisi wakaf sebagai berikut:

Yakni “ menahan harta yang dapat dimanfaatkan tanpa lenyap bendanya

atau pokoknya, dengan cara tidak melakukan tindakan hukum terhadap benda

tersebut (menjual, memeberikan, atau mewariskannya), untuk disalurkan

(hasilnya) pada sesuatu yang mubah (tidak haram) yang ada”

Page 42: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

31

6. Surat Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf Depag, (terakhir) nomor Dt,

1.III/5/BA.03.2/2772/2002, tanggal 26 April 2002.

Sejarah Wakaf Uang

Sebenarnya praktik wakaf produktif sudah dimulai sejak zaman sahabat nabi

Muhammad SAW. Sahabat mewakafkan tanah pertanian untuk dikelola dan diambil

hasilnya, guna dimanfaatkan bagi kemaslahatan umat. Nabi Muhammad SAW pada

tahun ketiga Hijriah juga mewakafkan tujuh kebun kurma di Madinah.36

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa ada tiga perbuatan yang tak

putus pahalanya kendati orang itu sudah meninggal dunia yakni anak sholeh, ilmu

yang bermanfaat, dan sedekah jariyah. Wakaf adalah sedekah jariyah yang dimaksud.

Pada masa dinasti Ayyubiah di Mesir perkembangan wakaf sangat

menggembirakan. Pada masa ini, wakaf tidak hanya sebatas pada benda tidak

bergerak, tapi juga benda bergerak semisal wakaf tunai. Selain memanfaatkan wakaf

untuk kesejahteraan masyarakat seperti para ulama, dinasti Ayyubiah juga

memanffatkan wakaf untuk kepentingan politiknya dan misi alirannya.

Sejarah mencatat wakaf uang (cash wakaf) telah dijalankan sejak awal awal

abad kedua Hijriah. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Imam Az-Zuhri (124 H)

salah seorang ulama terkemuka dan peletak dasar tadwin al hadits telah menetapkan

fatwa. Masyarakat Muslim dianjurkan menunaikan wakaf menggunakan dinar dan

36 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai

(Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 6-7.

Page 43: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

32

dirham untuk pembangunan sarana dakwah, sosial, serta pendidikan umat Islam.

Caranya menjadikan uang itu sebagai usaha produktif kemudian hasil keuntungannya

untuk wakaf.

Wakaf uang (cash wakaf/waqf al-Nuqud) telah lama dipraktikkan di berbagai

negara seperti Malaysia, Bangladesh, Mesir, Kuwait, dan negara-negara Islam di

Timur Tengah lainnya. Di luar negeri, sebenarnya wakaf uang sudah lama

dipraktikkan. Misalnya di Mesir, Universitas Al-Azhar menjalankan aktivitasnya

dengan menggunakan wakaf. Di Kuwait, dana wakaf uang sudah berbentuk bangunan

perkantoran. Areal tersebut disewakan dan hasilnya digunakan untuk kegiatan umat

Islam.

Dalam konteks Indonesia, wakaf uang digagas oleh Mannan direspon secara

positif oleh beberapa lembaga sosial keagamaan seperti Dompet Dhuafa Republika

(DDR), Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), UII Yogyakarta dan beberapa lembaga

lainnya.

Di Indonesia praktik wakaf uang baru mendapat dukungan Majelis Ulama

Indonesia pada tahun 2002 seiring dengan di keluarkan Keputusan Fatwa Komisi

fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Wakaf Uang tanggal 28 Shafar 1423

Hijriah/11 Mei 2002 guna menjawab Surat Direktur Pengembangan Zakat dan Wakaf

Departemen Agama Nomor Dt.1.III/5/BA.03.2/2772/2002 tanggal 26 April 2002

yang berisi tentang permohonan fatwa tentang wakaf uang.

Wakaf tunai bagi umat islam di Indonesia memang masih relatif baru. Hal ini

bisa dilihat dari peraturan yang melandasinya MUI baru memberikan fatwanya pada

Page 44: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

33

pertengahan Mei 2002, sedangkan Undang-Undang Tentang Wakaf No. 41 Tahun

2004 disahkan Pada Tanggal 27 Oktober 2004 oleh Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono, yang selanjutnya disusul oleh kelahiran Peraturan Pemerintah No. 42

tahun 2006. Dengan demikian, wakaf uang telah diakui dalam hukum positif di

Indonesia. Lahirnya Undang-Undang RI No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

diarahkan untuk memberdayakan wakaf yang merupakan salah satu instrumen dalam

membangun kehidupan sosial ekonomi umat Islam. Kehadiran Undang-Undang

wakaf ini menjadi momentum pemberdayaan wakaf secara produktif, sebab di

dalamnya terkandung pemahaman yang komprehensif dan pola manajemen

pemberdayaan potensi wakaf secara modern.

Rukun dan Syarat Wakaf Uang

Pada dasarnya rukun dan syarat wakaf uang adalah sama dengan rukun dan

syarat wakaf tanah. Adapun rukun wakaf uang, yaitu:37

1. Al-Wakif atau orang yang melakukan perbuatan wakaf, hendaklah dalam keadaan

sehat rohaninya dan tidak dalam keadaan terpaksa atau dalam keadaan dimana

jiwanya tertekan;

2. Al-Mauquf atau harta benda yang akan diwakafkan harus jelas wujudnya atau

zatnya dan bersifat abadi. Artinya, bahwa harta itu tidak habis sekali pakai dan

dapat diambil manfaatnya untuk jangka waktu yang lama;

37

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Press, 1998),

h. 84.

Page 45: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

34

3. Al-Mauquf alaih atau sasaran yang berhak menerima hasil atau manfaat wakaf,

dapat dibagi menjadi dua macam: wakaf khairy dan wakaf dzurry;

4. Sighat atau pernyataan pemberian wakaf, baik dengan lafadz, tulisan maupun

isyarat.

Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 terdapat tambahan rukun

wakaf, yaitu:

1. Ada orang yang menerima harta yang diwakafkan dari waqif sebagai pengelola

wakaf;

2. Ada jangka waktu wakaf (wakaf tertentu).

Rukun wakaf tersebut harus memenuhi syaratnya masing-masing sebagaimana

pada wakaf tanah. Adapun yang menjadi syarat umum sahnya wakaf uang adalah:

1. Wakaf harus kekal (abadi) dan terus menerus;

2. Wakaf harus dilakukan secara tunai, tanpa digantungkan kepada akan terjadinya

sesuatu peristiwa di masa akan datang, sebab pernyataan wakaf berakibat

lepasnya hak milik seketika setelah waqif menyatakan berwakaf;

3. Tujuan wakaf harus jelas, maksudnya hendaklah wakaf itu disebutkan dengan

terang kepada siapa diwakafkan;

4. Wakaf merupakan hal yang harus dilaksanakan tanpa syarat boleh khiyar, artinya

tidak boleh membatalkan atau melangsungkan wakaf yang telah dinyatakan

sebab pernyataan wakaf berlaku tunai dan untuk selamanya.

Page 46: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

35

Sebagai upaya yang konkrit agar wakaf tunai dapat diserap dan dipraktekkan di

tengah-tengah masyarakat yang perlu diperhatikan adalah:38

1. Metode penghimpunan dana (fundrising), yaitu bagaimana wakaf tunai itu

dimobilisasikan. Dalam hal ini, sertifikat merupakan salah satu cara yang paling

mudah, yaitu dengan menerbitkan sertifikat dengan nilai yang berbeda-beda

untuk kelompok sasaran yang berbeda. Aspek inilah yang merupakan

keunggulan wakaf uang dibandingkan wakaf harta tetap lainnya, karena

besarannya dapat menyesuaikan kemampuan calon waqif.

2. Pengelolaan dana yang berhasil dihimpun. Orientasi dalam mengelola dana

tersebut adalah bagaimana pengelolaan tersebut mampu memberikan hasil yang

semaksimal mungkin (income generating orientation). Implikasinya adalah

bahwa dana-dana tersebut mesti diinvestasikan pada usaha-usaha produktif.

3. Distribusi hasil yang dapat diciptakan kepada para penerima manfaat

(beneficiaries). Dalam mendistribusikan hasil ini yang perlu diperhatikan adalah

tujuan atau orientasi dari distribusi tersebut, yang dapa berupa penyantunan

(charity), pemberdayaan (empowerment), investasi sumber daya insani (human

investment), maupun investasi infrastruktur (infrastructure investment).

38 Direktorat Pengembangan Zakat dan wakaf, Proses Lahirnya Undang-Undang No.41

Tahun 2004 Tentang Wakaf (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2006),

h. 7.

Page 47: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

36

Macam-Macam Wakaf

Adapun macam-macam wakaf yang dijelaskan di bawah ini adalah wakaf segi

peruntukan ditujukan kepada siapa wakaf itu, maka wakaf dapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu:

1. Wakaf Ahli

Wakaf ahli adalah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu, seorang

atau lebih, keluarga si waqif atau bukan. Wakaf seperti ini juga disebut wakaf Dzurri.

Wakaf ahli juga disebut wakaf khusus, maksudnya adalah wakaf yang khusus

diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, seseorang atau lebih baik ia keluarga waqif

maupun orang lain. Wakaf ahli atau dzurri jenis ini kadang-kadang juga disebut

wakaf „alal aulad, yaitu wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan dan jaminan

sosial dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerabat sendiri.39

Apabila ada seseorang mewakafkan sebidang tanah kepada anaknya, lalu

kepada cucunya, wakafnya sah dan yang berhak mengabil manfaatnya adalah mereka

yang ditunjuk dalam pernyataan wakaf.

2. Wakaf Khairi

Wakaf khairi adalah wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama

(keagamaan) maupun dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan seperti

untuk kemaslahatan (kebajikan umum).40

Seperti wakaf yang diserahkan untuk

39 Sayyid Sabiq, Fiqih as-Sunnah (Lebanon: Dar al-„Arabi, 1971), h. 378. 40 Sayyid Sabiq, Fiqih as-Sunnah (Lebanon: Dar al-„Arabi, 1971), h. 378.

Page 48: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

37

keperluan pembangunan masjid, sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan anak

yatim dan lain sebagainya.

Secara substansinya, wakaf inilah yang merupakan salah satu segi dari

membelanjakan harta (memanfaatkan) harta di jalan Allah SWT. dan bila dilihat dari

manfaat kegunaannya merupakan salah satu sarana pembangunan, baik di bidang

keagamaan, khususnya peribadatan, perekonomian, kebudayaan, kesehatan,

keamanan, dan lain sebagainya. Dengan demikian, benda wakaf tersebut benar-benar

terasa manfaatnya untuk kepentingan kemanusiaan (umum), tidak hanya untuk

kepentingan keluarga atau kerabat terbatas.

Manfaat dan Tujuan Wakaf Uang

Dibandingkan dengan wakaf tanah dan benda lainnya, peruntukkan wakaf uang

jauh lebih fleksibilitas (keluwesan) dan memiliki kemaslahatan lebih besar yang tidak

dimiliki oleh benda lainnya.

Selain itu ada 4 (empat) manfaat sekaligus keunggulan wakaf uang

dibandingkan dengan wakaf benda tetap yang lain, yaitu:41

1. Wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi, seseorang yang memiliki dana terbatas

sudah bisa mulai memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi

tuan tanah terlebih dahulu.

41

Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 114.

Page 49: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

38

2. Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa

mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah lahan pertanian.

3. Dana wakaf uang juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan

Islam yang cash flow-nya terkadang kembang-kempis dan menggaji civitas

akademik ala kadarnya.

4. Pada gilirannya, umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia

pendidikan tanpa harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan Negara

yang semakin lama terbatas.

Adapun tujuan wakaf uang adalah:

1. Melengkapi perbankan Islam dengan produk wakaf uang yang berupa sertifkat

berdominasi yang diberikan kepada para waqif sebagai bukti keikutsertaan;

2. Membantu penggalangan tabungan sosial melalui Sertifikat Wakaf Tunai yang

dapat diatasnamakan orang-orang tercinta baik yang masih hidup maupun yang

telah meninggal, sehingga dapat memperkuat integrasi kekeluargaan di antara

umat,

3. Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan sosial

menjadi modal sosial dan membantu pengembangan pasar modal sosial;

4. Menciptakan kesadaran orang kaya terhadap tanggung jawab sosial mereka

terhadap masyarakat sekitarnya, sehingga keamanan dan keadilan sosial dapat

tercapai.

Page 50: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

39

C. Nazhir (Pengelola Wakaf)

Nazhir adalah salah satu unsur penting dalam perwakafan, berfungsi atau

tidaknya wakaf sangat tergantung pada kemampuan nazhir. Nazhir adalah orang

yang paling bertanggung jawab terhadap harta wakaf yang dipegangnya, baik

terhadap harta wakaf itu sendiri maupun terhadap hasil upaya-upaya

pengembangannya. Setiap kegiatan Nazhir terhadap harta wakaf harus dalam

pertimbangan kesinambungan harta wakaf untuk mengalirkan manfaatnya untuk

kepentingan al-mawquf „alaih.42

Dalam pengelolaan harta wakaf produktif, pihak yang paling berperan

berhasil tidaknya dalam pemanfaatan harta wakaf adalah nazhir wakaf. untuk itulah

profesionalisme nazhir menjadi ukuran penting dalam pengelolaan jenis wakaf

apapun.43

Di berbagai Negara yang wakafnya dapat berkembang dan berfungsi untuk

memberdayakan umat, wakaf dikelola oleh nazhir yang profesional. Wakaf uang

memberikan manfaat yang riil terhadap masyarakat luas, seyogyanyalah lembaga

pengelola wakaf uang menngunakan manajemen yang professional. Manajemen

wakaf uang melibatkan tiga pihak, yaitu (1) pemberi wakaf (waqif), (2) pengelola

wakaf (nazhir). Nazhir ini, nantinya juga bertindak sebagai manajer investasi, dan (3)

Beneficiary (mauquf „alaih/masyarakat yang diberi wakaf). Dan Waqif akan

42 Mustafa Edwin Nasution dan Dr. Uswatun Hasanah, Wakaf Tunai Inovasi Finansial Islam

(Jakarta: PSTTI-UI, 2006), h. 95. 43

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan

dan Wakaf (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 93.

Page 51: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

40

memberikan uangnya sebagai wakaf kepada lembaga pengelola wakaf dan

keuntungannya didistribusikan kepada masyarakat luas yang membutuhkan. Karena

itu, lembaga pengelola wakaf uang harus memenuhi kriteria adalah memiliki akses

yang baik kepada calon waqif, memiliki kemampuan untuk menginvestasikan dana

wakaf, mampu mendistribusikan hasil atau keuntungan dari investasi dana wakaf,

memiliki kemampuan untuk mencatat atau membukukan segala hal yang berkaitan

dengan beneficiary, misalkan rekening dan peruntukannya, lembaga pengelola wakaf

uang hendaknya di percaya oleh masyarakat dan kinerjanya di kontrol sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap lembaga pengelola dana

publik.

Berdasarkan ketentuan dalam pasal 9 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004

tentang wakaf, nazhir wakaf yang selama ini tradisional terdapat perbedaan mengarah

pada nazhir professional yang terdiri dari perorangan, organisasi, atau badan hukum.

Adapun tugas-tugas nazhir adalah:

a. Melakukan pengadministrasian;

b. Mengelola dan mengembangkan sesuai dengan tujuan, fungsi dan

peruntukannya;

c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;

d. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Page 52: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

41

D. Sertifikat Wakaf Tunai

Peluncuran sertifikat wakaf tunai yang dipelopori M. A. Mannan dengan

Social Investment Bank Limited (SIBL). SIBL merupakan sebuah model perbankan

tiga sektor di luar perbankan konvensional dan beroperasi secara bersama-sama

dengan tujuan menghapuskan kemiskinan dan memberdayakan keluarga melalui

investasi sosial berlandaskan sistem ekonomi partisipatif.44

Berbagai macam kegiatan

bank dilakukan melalui sektor formal, non formal dan voluntary. Dalam proses

pengorganisasian operasi pasar modal sosial pada sektor voluntary, pengenalan

Sertifikat Wakaf Tunai merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah perbankan.

Sertifikat Wakaf Tunai ini dimaksudkan sebagai intrumen pemberdayaan keluarga

kaya dalam memupuk investasi sosial sekaligus mewujudkan kesejahteraan sosial.

Wakaf tunai membuka peluang yang unik bagi penciptaan investasi dbidang

keagamaan, pendidikan, dan pelayanan sosial. Tujuan dari produk Sertifikat Wakaf

Tunai (SWT) adalah:45

1. Penggalangan tabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial

menjadi modal sosial serta membantu mengembangkan pasar modal sosial;

2. Meningkatkan investasi sosial;

44 M.A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai (Jakarta : CIBER PKTTI – UI, 2001), h.136. 45 Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di

Indonesia (Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI, 2005), h. 13.

Page 53: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

42

3. Menyisihkan sebagian keuntungan dari sumber daya orang kaya

(berkecukupan) mengenai tanggung jawab sosial mereka terhadap masyarakat

sekitarnya;

4. Menciptakan integrasi antara keagamaan sosial dan kedamaian sosial serta

meningkatkan kesejahteraan umat.

E. Pengertian Sistem

Sistem dapat diartikan sebagai sebuah cara, proses, atau prosedur yang teratur.

kita dapat mendefinisikan sistem dengan dua pendekatan yaitu penekanan pada

prosedur dan penekanan pada komponen.46

Prosedur adalah urut-urutan yang tepat

dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang dikerjakan, siapa yang

mengerjakannya, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Jadi, definisi

sistem yang lebih menekankan pada prosedur adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.47

Dari penjelasan di atas tentang sistem dan dua pendekatan dengan penekanan

pada prosedur dan komponennya, kita dapat mendefinisikan sistem adalah sebuah

kesatuan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan dalam prosedur kerja

46 Syopiansyah Jaya Putra dan A‟ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h 24. 47 Syopiansyah Jaya Putra dan A‟ang Subiyakto, Pengantar Sistem Informasi (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h. 25.

Page 54: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

43

tertentu untuk mencapai tujuan dalam mengolah masukan untuk menghasilkan

keluaran.

Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian saling berkaitan yang beroperasi

bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Berarti sebuah sistem

bukanlah seperangkat unsur yang tersusun tak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang di

kenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan, atau sasaran.48

F. Penghimpunan Dana (Fundraising)

Salah satu hal penting dalam sebuah organisasi nirlaba adalah sistem

fundraising yang merupakan tulang punggung sebuah organisasi. Untuk mendapatkan

hasil yang maksimal fundraising membutuhkan strategi dan pendekatan yang tepat

yaitu strategi menggalang dana. Strategi penggalangan dana adalah tulang punggung

kegiatan menggalang dana.49

Oleh karena itu langkah awal organisasi saat melakukan

penggalangan dana harus menentukan arahan yang benar demi keberlanjutan langkah

berikutnya.50

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun dana dan

sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi,

perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan

48

Gordon B. Davis, Manajemen Sistem Informasi. Penerjemah Andreas S. Adiwardana

(Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 2002), h. 67. 49 Norton Michael, Menggalang Dana: Penuntun bagi Lembaga Swadaya masyarakat dan

Organisasi Sukarela di Negara-negara Selatan. Penerjemah Masri Maris (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia atas bantuan, 2002), h. 51. 50

Mustaine, “Fundraising yang Efektif”, artikel diakses pada tanggal 25 April 2011 dari

http://www.dompetdhuafa.org/?p=5945.

Page 55: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

44

kegiatan operasional lembaga yang pada akhirnya adalah untuk mencapai misi dan

tujuan dari lembaga tersebut.51

Komponen lembaga atau organisasi memiliki komitmen untuk

mengimplementasikan program yang telah dirancang sebelumnya oleh lembaga

maupun organisasi.52

Fundraising adalah suatu kegiatan penggalangan dana dari

individu, organisasi, maupun badan hukum. Begitu penting peran fundraising itu

sendiri dapat dikatakan sebagai faktor pendukung lembaga dalam membiayai

program dan membiayai kegiatan operasional lembaga adalah ketersediaan dana yang

cukup. Fundraising juga merupakan proses mempengaruhi masyarakat.53

Aktivitas menggalang dana (fundraising) adalah aktivitas proaktif dan

meyakinkan, imajinasi dan kreativitas, juga pertemanan dan kepercayaan.54

Dalam

hal ini, lembaga perlu membangun etika fundraising dengan mengacu pada misi

lembaga.55

Dalam fundraising, selalu ada proses mempengaruhi. Proses ini meliputi

kegiatan memberitahukan, mengingatkan, mendorong, membujuk, merayu termasuk

juga melakukan penguatan stressing, jika hal tersebut memungkinkan atau

diperbolehkan. Fundraising sangat berhubungan dengan kemampuan perseorangan,

51 Hendra Sutisna, Fundraising Database (Jakarta: Piramedia, 2006), h. 1. 52

Setiyo Iswoyo dan Hamid Abidin, In Kind Fundraising,Cet I, (Depok: PIRAMEDIA,

2006), h. 23. 53

Hendrakholid.net dan Redaksi, “ Fundraising VS Marketing”, artikel diakses Pada

Tanggal 25 Februari 2011 dari http://hendrakholid.net/blog. 54 Herri Setaiawan, Membership Fundraising,Cet I, (Jakarta: Piramedia, 2006), h. 1. 55 Darwina Widjajanti, Rencana Strategis Fundraising, Cet I, (Jakarta: PIRAMEDIA, 2006),

h. 4.

Page 56: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

45

organisasi, badan hukum untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga

nenimbulkan kesadaran dan kepedulian.

Fundraising tidak identik hanya dengan uang semata. Ruang lingkupnya

begitu luas dan mendalam, pengaruhnya sangat berarti bagi eksistensi dan

pertumbuhan lembaga. Oleh karenanya, tidak begitu mudah untuk memahami ruang

lingkup fundraising. Dengan usaha-usaha inilah kita dapat memenuhi biaya

operasional lembaga dan program-program sosial yang kita tangani. 56

Untuk

memahaminya terlebih dahulu dibutuhkan pemahaman tentang substansi dari pada

fundraising tersebut. Adapun subtansi dasar dari pada fundraising dapat diringkas

kepada tiga hal, yaitu motivasi, program, dan metode.

Motivasi adalah serangkaian pengetahuan, nilai-nilai, keyakinan dan alasan-

alasan yang mendorong donator untuk mengeluarkan sebagian hartanya. Dalam

kerangka fundraising, Nazhir harus terus melakukan edukasi, sosialisasi, promosi dan

transfer informasi sehingga menciptakan kesadaran dan kebutuhan pada calon waqif.

Program adalaah kegiatan pemberdayaan implementasi visi dan misi lembaga

perwakafan (nazhir) yang jelas sehingga masyarakat yang mampu tergerak untuk

melakukan perbuatan wakaf.

56

Zaim Saidi, dkk, Strategi dan Pola Penggalangan Dana Sosial di Indonesia, Cet I,

(Jakarta: Piramedia dengan dukungan Ford Foundation, 2003), h. 48.

Page 57: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

46

Metode Fundraising adalah pola bentuk atau cara-cara yang dilakukan oleh

sebuah lembaga dalam rangka menggalang dana dari dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan distribusi barang dan

jasa yang dapat memuaskan keinginan pasar sasaran untuk mencapai tujuan

perusahaan.57

Dari definisi diatas, maka terlihat bahwa pemasaran merupakan suatu

sarana perencanaan, penciptaan, serta pengembangan suatu produk dalam hal ini

produk wakaf guna masyarakat. Metode fundraising harus mampu memberikan

kepercayaan, kemudahan, kebanggaan dan manfaat lebih bagi masyarakat donatur.

Metode ini pada dasarnya dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu metode langsung

(direct fundraising) dan metode tidak langsung (indirect fundraising).

a. Metode Fundraising Langsung (Direct Fundraising)

Metode fundraising adalah metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-

cara yang melibatkan partisipasi waqif secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk

fundraising di mana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap respon waqif bisa

seketika (langsung) dilakukan. Dengan metode ini apabila dalam diri waqif muncul

keinginan untuk melakukan donasi setelah mendapatkan promosi dari fundraiser

lembaga, maka segera dapat melakukan dengan mudah dan semua kelengkapan

informasi yang diperlukan untuk melakukan donasi sudah tersedia. Sebagai contoh

57

Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, Cet I, (Jakarta: Piramedia, 2005),

h. 8-9.

Page 58: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

47

dari metode ini yaitu, direct mail, direct advertising, Telefundraising dan presentasi

langsung.

b. Metode Fundraising Tidak langsung (Indirect Fundraising).

Metode ini adalah suatu metode yang menggunakan teknik-teknik atau cara-

cara yang tidak melibatkan partisipasi waqif secara langsung. Yaitu bentuk-bentuk

fundraising di mana tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung

terhadap respon waqif seketika. Metode ini misalnya dilakukan dengan metode

promosi yang mengarah kepada pembentukan citra lembaga yang kuat, tanpa

diarahkan untuk transaksi donasi pada saat itu. Sebagai contoh dari metode ini adalah:

advertorial, image compaign dan penyelenggaraan event, melalui perantara, menjalin

relasi, melalui referensi, dan mediasi para tokoh, dll.

Pada umumnya sebuah lembaga melakukan kedua metode fundraising ini baik

langsung maupun tidak langsung). Karena keduanya memiliki kelebihan dan

tujuannya sendiri-sendiri. Metode fundraising langsung diperlukan karena tanpa

metode langsung, waqif akan kesulitan untuk mendonasikan dananya. Sedangkan jika

semua bentuk fundraising dilakukan secara langsung, maka tampak akan menjadi

kaku, terbatas daya tembus lingkungan calon waqif dan berpotensi menciptakan

kejenuhan. Kedua metode tersebut dapat digunakan secara fleksibel dan semua

Page 59: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

48

lembaga harus pandai mengkombinasikan kedua metode tersebut. Aktivitas

fundraising memiliki tujuan, adapun tujuan pokok fundraising yaitu:58

1. Menghimpun dana adalah merupakan tujuan fundraising yang paling

mendasar. Dana dimaksudkan adalah dana wakaf maupun dana operasi

pengelolaan wakaf. Termasuk dalam pengertian dana adalah barang atau jasa

yang memiliki nilai material. Tujuan inilah yang paling pertama dan utama

dalam pengelolaan wakaf dan ini pula yang menyebabkan mengapa dalam

pengelolaan wakaf fundraising harus dilakukan. Tanpa aktifitas fundraising

kegiatan lembaga pengelola wakaf akan kurang efektif. Bahkan lebih jauh

dapat dikatakan bahwa aktifitas fundraising yang tidak menghasilkan dana

sama sekali adalah fundraising yang gagal meskipun memiliki bentuk

keberhasilan lainnya. Karena pada akhirnya apabila fundraising tidak

menghasilkan dana maka tidak ada sumber daya, maka lembaga akan

menghilangkan kemampuan untuk terus menjaga kelangsungan programnya,

sehingga pada akhirnya lembaga akan melemah.

2. Tujuan kedua dari fundraising adalah menambah calon waqif, menambah

populasi waqif. Nazhir yang melakukan fundraising harus terus menambah

jumlah donator atau waqif-nya. Untuk dapat menambah jumlah donasi, maka

ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu menambah donasi dari setiap waqif

atau menambah jumlah waqif baru. Di antara kedua pilihan tersebut, maka

58

I Ahmad Juwaini, Panduan Direct Mail untuk Fundraising, Cet I, (Jakarta: Piramedia,

2005), h. 5-7.

Page 60: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

49

menambah waqif adalah cara yang relatif lebih mudah dari pada menaikan

jumlah donasi dari setiap waqif. Dengan alasan ini maka, mau tidak mau

fundraising dari waktu ke waktu juga harus berorientasi dan berkonsentrasi

penuh untuk terus manambah jumlah wakif memperbanyak donator atau

waqif.

3. Meningkatkan atau membangun citra lembaga, bahwa aktifitas fundraising

yang dilakukan oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), baik

secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap citra

lembaga. Fundraising adalah garda terdepan yang menyampaikan informasi

dan berinteraksi dengan masyarakat. Hasil informasi dan interaksi ini akan

membentuk citra lembaga dalam benak khalayak. Citra ini dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat memberikan dampak positif. Dengan citra ini

setiap orang akan menilai lembaga dan pada akhirnya menunjukan sikap atau

perilaku terhadap lembaga. Jika yang ditunjukan adalah citra yang positif,

maka dukungan dan simpati akan mengalir dengan sendirinya terhadap

lembaga. Dengan demikian demikian tidak ada lagi kesulitan dalam mencari

waqif, karena dengan sendirinya donasi akan memberikan kepada lembaga,

dengan citra yang baik akan sangat mudah sekali mempengaruhi masyarakat

untuk memberikan donasi kepada lembaga.

4. Menghimpun relasi dan pendukung, kadang kala ada seseorang atau

sekelompok orang yang telah berinteraksi dengan aktifitas fundraising yang

dilakukan oleh sebuah Organisasi Pengelola Wakaf atau Lembaga Swadaya

Page 61: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

50

Masyarakat. Mereka punya kesan positif dan bersimpati terhadap lembaga

tersebut. Akan tetapi pada saat itu mereka tidak mempunyai kemampuan

untuk memberikan dana kepada lembaga tersebut sebagai donasi karena

ketidakmampuan mereka. Kelompok seperti ini kemudian menjadi relasi dan

pendukung lembaga meskipun tidak menjadi waqif. Kelompok seperti ini

harus diperhitungkan dalam aktifitas fundraising, meskipun mereka tidak

mempunyai donasi, mereka akan berusaha melakukan dan berbuat apa saja

untuk mendukung lembaga dan akan fanatik terhadap lembaga. Kelompok

seperti ini pada umumnya secara natural bersedia menjadi promotor atau

informasi positif tentang lembaga kepada orang lain. Kelompok seperti ini

sangat diperlukan oleh lembaga sebagai pemberi kabar informasi kepada

orang yang memerlukan. Dengan adanya kelompok ini, maka kita telah

memiliki jaringan informal yang sangat menguntungkan dalam aktifitas

fundraising.

5. Meningkatkan kepuasan donatur, tujuan kelima dari fundraising adalah

memuaskan wakif. Tujuan ini adalah tujuan yang tertinggi dan bernilai untuk

jangka panjang, meskipun dalam pelaksanaannya kegiatannya secara teknis

dilakukan sehari-hari. Kemudian, mereka akan mendonasikan dananya kepada

lembaga secara berulang-ulang, bahkan menginformasikan kepuasannya

terhadap lembaga secara positif kepada orang lain. Disamping itu, waqif yang

puas akan menjadi tenaga fundraiser alami (tanpa diminta, tanpa dilantik dan

tanpa dibayar). Dengan cara ini secara bersamaan lembaga mendapat dua

Page 62: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

51

keuntungan. Oleh karenanya dalam hal ini benar-benar diperhatikan, karena

fungsi pekerjaan fundraising lebih banyak berinteraksi dengan waqif, maka

secara otomatis kegiatan fundraising juga harus bertujuan untuk memuaskan

waqif.

Page 63: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

52

BAB III

PROFIL LEMBAGA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DAN

BADAN WAKAF INDONESIA

A. DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

1. Sejarah Pendirian

Dompet Dhuafa Republika (DDR) adalah lembaga nirlaba milik masyarakat

Indonesia yang bertujuan untuk mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum

dhuafa dengan dana ZISWAF (zakat, infaq, shadaqah, wakaf), serta dana lainya

yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok,perusahaan/lembaga.

Berdirinya Dompet Dhuafa berawal dari empati kolektif komunitas jurnalis

yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin yang sekaligus sering

berinteraksi dengan kaum kaya. Dalam sebuah kegiatan di Gunung Kidul, sebuah

terpencil di Yogyakarta, pada saat musibah kelaparan menimpa daerah tersebut,

telah menarik perhatian beberapa pejabat senior berhasil Republika pada saat itu.

Para wartawan menyaksikan aktivitas pemberdayaan kaum miskin yang didanai

mahasiswa. Dengan menyisihkan uang saku, mahasiswa membantu masyarakat

miskin.

Aktivitas sosial yang telah dilakukan sambilan di lingkungan republika pun

terdorong untuk dikembangkan. Kemudian digagaslah manajemen galang

kebersamaan dengan siapapun yang peduli kepada nasib dhuafa. Maka dimulailah

Page 64: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

53

upaya penggalangan dana bagi masyarakat Gunung Kidul itu dengan

mengumpulkan sumbangan dari karyawan Republika. Masing-masing karyawan

di himbau untuk menyerahkan 2,5 persen dari penghasilan bulanan. Dana tersebut

disalurkan langsung kepada dhuafa yang kerap dijumpai saat mereka bertugas.

Dengan manajemen dana yang dilakukan pada waktu itu sia-sia, tentu saja

penghimpinaan maupun pendayagunaan dana tidak dapat maksimal dan dana

yang terkumpul tidak mencukupi untuk membantu korban bencana.

Akhirnya pada 2 juli 1993 manajemen Republika memutuskan untuk

memberi ruang menggalang dana dari pembaca.59

Kolom penggalangan dananya

dinamakan Dompet Dhuafa, yang berarti sumbangan buat kaum lemah. Inisiatif

ini terbukti efektif karena tiap hari kolom dipenuhi sumbamngan dari

pembencana.

Dompet Dhuafa, sejak berdiri 1993 dan kemudian dikukuhkan sebagai

lembaga sosial terbuka berbentuk yayasan di tahun 1994 telah menorehkan jejak

tebal dalam dunia layanan sosial, khususnya pada lingkup dunia perzakatan

nasional. Bergerak dari sebuah kesadaran akan aktivitas peduli yang diinisiasi

oleh segenap awak Harian Umum Republika pimpinan Parni Hadi, pada tahun-

tahun awal DD mampu menunjukkan inovasi dan mencatat berbagai pencapaian

penting dalam aktivitas sosial kemasyarakatan berbasis pengumpulan dana

ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf, dan Donasi). Dan semenjak dikukuhkan

59 Annual Report Dompet Dhuafa Tahun 2009, h. 24.

Page 65: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

54

sebagai lembaga Amil Zakat nasional Pertama, 2001, Kiprah Dompet Dhuafa di

dunia lembaga makin kuat.60

Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, Dompet Dhuafa tercatat di

Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk yayasan, yang dilakukan

di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, S.H. tanggal 14 September 1994 dan terdaftar

dengan dengan SP No. 300/DD/Sk-Bp/v1/2000 (H. Abu Yusuf SH/ YN 41,

No.163/A) Yay /HKM/ 1996 PN jaksel. Berdasarkan Undang-undang RI Nomor

38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat, DD meripikan institusi pengolaan

zakat yang dibentuk oleh masyarakat. Tanggal 8 oktober 2001, Mentri Agama

Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 439 Tahun 2001

tentang PENGUKUHAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA sebagai Lembaga

Amil Zakat (LAZ) tingkat nasional. Seawal pendirnya DD, maka digaraplah visi

dan misi lembaga sebagai garis besar tujuan DD, sebagai sebuah LAZ yang

diakui.

Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, Dompet Dhuafa tercatat di

Departemen Sosial RI sebagai organisasi yang berbentuk Yayasan. Pembentukan

yayasan dilakukan di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, SH tanggal 14 September

1994, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 163/A. YAY. HKM/1996/

PNJAKSEL.

60 Annual Report Dompet Dhuafa Tahun 2008.

Page 66: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

55

Dompet Dhuafa Republika (DD) beralamat di Jl. Ir. H. Juanda No. 50

Ciputat Indah Permai C 28-29 Ciputat Jakarta 15419. Email: dompetdhuafa.org

Telp: (021) 7416050 Fax: (021) 7426070.

Dompet Dhuafa mulai mengumpulkan wakaf uang sejak 9 tahun lalu sejak

disahkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Wakaf Uang. Menurut

Hendra Djatnika wakaf uang ini digunakan sebagai alternatif untuk

mensejahterakan umat.61

Sebagian besar masyarakat menilai wakaf yang selama

ini dikenal adalah wakaf tanah. Pada saat ini, wakaf uang menjadi alternatif

dalam berwakaf. Dengan mengusung program “Wakaf Terbaik” yaitu berupa

wakaf produktif yang akan menjadi sumber-sumber keuangan bagi umat di

bidang pendidikan, kesehatan dan sosial ekonomi.

Potensi wakaf uang ini sangat besar karena wakaf uang ini digunakan untuk

wakaf dalam kegiatan produktif. Wakaf uang ini digunakan untuk membiayai

aset-aset wakaf yang digunakan untuk program-program wakaf yang produktif

seperti halnya Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, dan lain-lain.

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) adalah obyek wakaf uang yang

efektif, memberi cerah harapan semangat hidup sehat kaum dhuafa. Dengan

adanya lembaga layanan kesehatan ini, golongan masyarakat dhuafa bisa

memperoleh haknya tanpa perlu dibebankan biaya-biaya seperti halnya rumah

sakit.

61

Wawancara Pribadi dengan Hendra Djatnika (Head of Productive Waqfraising). Jakarta, 4

April 2011.

Page 67: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

56

Dengan dikeluarkannya Fatwa MUI Tentang Wakaf Uang, terlihat jelas

bahwa wakaf uang ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan wakaf tanah.

Keberadaan wakaf uang, wakaf uang dapat menyesuaikan kemampuan calon si

waqif untuk berwakaf dan mendapatkan Sertifikat Wakaf Uang yang diterbitkan

oleh Dompet Dhuafa. Berdasarkan pengertian wakaf itu sendiri haruslah kekal

oleh karena itu kepemilikannya tidak boleh habis, hanya boleh dimanfaatkan atau

dikelola, setelah dikelola dan memperoleh hasil atas pemnafaatannya itu

kemudian disalurkan kepada sasaran wakaf (mauquf „alaih).

Setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf, Dompet Dhuafa mengoptimalkan peran Lembaga Keuangan Syariah.

Lembaga ini telah bekerja sama dengan beberapa bank syariah sebagai Lembaga

Keuangan Syariah Penerima Wakaf uang (LKS-PWU) di antaranya yaitu BCA,

bank Muamalat, bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, BII Syariah dan bank

Danamon Syariah. Dalam hali ini, LKS-PWU hanya bertindak sebagai kasir

dalam melakukan fundraising wakaf uang.

2. Struktur Organisasi Dompet Dhuafa Republika

Dewan Wali Amanah

Ketua Dewan Wali Amanah : Chairman

Anggota Dewan Wali Amanah

1. Houtman Z.Arifin

2. Eri Sudewo

Page 68: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

57

3. Rahmat Riyadi

4. S. Sinansari Ecip

5. Haidar Bagir

Dewan Direksi

Presiden Direktur Dompet Dhuafa : Ismail A. Said

Direktur Eksekutif : Ahmad Juwaini

Direktur Komunikasi : M.Arifin Purwakadanta

Direktur Program : Yuli Pujihardi

Direktur Keuangan : Rini Suprihartini

Direktur Pengembangan Bisnis : Kusnandar

Dewan Syariah

Ketua Dewan Syariah : Prof. KH. Muhammad Amin

Suma

Anggota Dewan Syariah :

1. Izzudin Abdul Manaf, Lc.

2. Bobby Herwibowo

3. Visi, Misi dan Strategi Dompet Dhuafa Republika

Visi

”Terwujudnya masyarakat berdaya yang bertumpu pada sumber daya lokal

melalui sistem yang berkeadilan”.

Page 69: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

58

Misi

1. Membangun nilai kemanusiaan dan kemandirian

2. Melakukan optimalisasi penggalangan sumber daya masyarakat

3. Mendorong sinergi program dan jaringan organisasi pemberdayaan

masyarakat global

4. Mengembangkan zakat sebagai pilihan alternatif dalam pengentasan

kemiskinan

5. Menumbuhkembangkan dan mendayagunakan asset masyarakat melalui

ekonomi berkeadilan

Strategi Utama

1. Penguatan Kelembagaan

2. Inovasi

3. kemitraan

4. Aliansi

5. Transformasi Nilai

Page 70: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

59

B. BADAN WAKAF INDONESIA

1. Sejarah Pendirian Badan Wakaf Indonesia

Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan

amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang

wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk

memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk pertama kali,

Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan

Keputusan Presiden (Kepres) No. 75/M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta,

13 Juli 2007.62

Jadi, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan

perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari

pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat.

Badan Wakaf Indonesia (BWI) beralamat di Gedung laboratorium Halal,

Jl. Pondok Gede, Pinang Ranti, Jakarta Timur 13560. Email: bwi.or.id Telp:

(021)-80884988, (021) 80877955 Fax: (021) 80877955. BWI berkedudukan di

ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan

di Provinsi dan Kabupaten atau Kota sesuai dengan kebutuhan.

Dalam kepengurusan, Badan Wakaf Indonesia terdiri atas Badan Pelaksana

dan Dewan Pertimbangan, masing-masing dipimpin oleh oleh satu orang Ketua

62 Web Master, “Profil Badan Wakaf Indonesia”, Sabtu 12 Juni 2004, artikel diakses pada

tanggal 21 Juli 2010 dari http://www.bwi.or.id.

Page 71: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

60

dan dua orang Wakil Ketua yang dipilih dari dan oleh para anggota. Badan

pelaksana merupakan unsur pelaksana tugas, sedangkan Dewan Pertimbangan

adalah unsure pengawas pelaksanaan tugas BWI. Jumlah anggota Badan Wakaf

Indonesia terdiri dari paling sedikit 20 (dua puluh) orang dan paling banyak 30

(tiga puluh) orang yang berasal dari unsur masyarakat. (Pasal 51-53, UU

No.41/2004).

Keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden. Keanggotaan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia di daerah diangkat

dan diberhentikan oleh Badan Wakaf Indonesia. Keanggotaan Badan Wakaf

Indonesia diangkat untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat

kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Untuk pertama kali, pengangkatan

keanggotaan Badan Wakaf Indonesia diusulkan kepada Presiden oleh Menteri.

Pengusulan pengangkatan keanggotaan Badan Wakaf Indonesia kepada Presiden

untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia. (Pasal 55, 56, 57,

UU No.41/2004).

Untuk berjalannya tugas Badan Wakaf Indonesia, pemerintah wajib

membantu opearsional. Adapun Badan Wakaf Indonesia memiliki tugas dan

wewenang sesuai dengan UU No. 41/2004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan:

Page 72: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

61

a) Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan

harta benda wakaf.

b) Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional

dan internasional.

c) Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta

benda wakaf.

d) Memberhentikan dan mengganti nazhir.

e) Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.

f) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan

kebijakan di bidang perwakafan.

Pada ayat 2 dalam pasal yang sama dijelaskan bahwa dalam melaksanakan

tugasnya Badan Wakaf Indonesia dapat bekerjasama dengan instansi Pemerintah baik

Pusat maupun Daerah, organisasi masyarakat, para ahli, badan internasional, dan

pihak lain yang dianggap perlu. Dalam melaksanakan tugas-tugas itu BWI

memperhatikan saran dan pertimbangan Menteri dan Majelis Ulama Indonesia,

seperti tercermin dalam pasal 50. Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI

melakukan beberapa langkah strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP No.4/2006

pasal 53, meliputi:

1) Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional nazhir wakaf baik

perseorangan, organisasi dan badan hukum.

Page 73: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

62

2) Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian,

pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf.

3) Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf.

4) Penyiapan dan pengadaanmisalnya blanko-blanko Akta Ikrar Wakif (AIW), baik

wakaf benda tidak bergerak dan benda bergerak.

5) Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan

pengembangan wakaf kepada nazhir sesuai dengan lingkupnya.

6) Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam

pengembangan dan pemberdayaan wakaf.

Untuk merealisasikan visi, misi dan strategi tersebut, Badan Wakaf Indonesia

mempunyai 5 divisi, yakni divisi pembinaan nazhir, divisi pengelolaan dan

pemberdayaan wakaf, divisi kelembagaan, divisi hubungan masyarakat, dan divisi

peneltian dan pengembangan wakaf.

Pembentukan Badan wakaf Indonesia (BWI) merupakan campur tangan

pemerintah dalam melakukan pengaturan dan pengawasan pelaksanaan wakaf di

Indonesia. Hal ini di karenakan, semua nazhir yang ada di daerah harus melaporkan

segala hal yang berkaitan dengan wakaf yang dikelolanya kepada Badan Wakaf

Indonesia (BWI). Keberadaan Badan Wakaf Indonesia (BWI), yang dibentuk

berdasarkan amanat UU No. 41 tahun 2004 untuk mengembangkan perwakafan, baik

skala nasional maupun internasional, belum banyak diketahui khalayak. Saat ini,

Page 74: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

63

berwakaf bagi sebagian besar orang dipahami hanya bisa dilakukan dengan

memberikan “benda mati” seperti tanah atau bangunan. Padahal, wakaf juga bisa

berupa benda bergerak, seperti uang.63

Wakaf uang, pada kenyataannya, kurang

dikenal oleh masyarakat. Masyarakat lebih kenal dengan zakat, infak, dan shadaqah.

Sosialisasi ini tak sekedar pengenalan, tapi juga berorientasi pada penghimpunan

wakaf uang. Mensosialisasikan BWI dan program wakaf produktif, khususnya wakaf

uang, kepada masyarakat.adapun tujuan wakaf uang antara lain: memberikan

informasi kepada masyarakat tentang tatacara berwakaf uang, bersama-sama

Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) menghimpun

“wakaf uang” untuk kesejahteraan, menanam “brand image” BWI yang kuat di

masyarakat, sebagai bagian dari lembaga filantropi yang punya kekuatan besar untuk

membangun perekonomian masyarakat.

63 Wawancara pribadi dengan Sigit Indra Prianto. Tanggal 8 Mei 2011

Page 75: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

64

2. Struktur Organisasi Badan Wakaf Indonesia

Dewan Pertimbangan

Ketua : Dr. H.M. Anwar Ibrahim

Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA

: Drs. H. Ahmad Djunaidi

Anggota : Dr. Mulya E. Siregar

: H. Muhammad Abbas Aula, Lc. MHI

Badan Pelaksana

Ketua : Prof. Dr. KH. Muhammad Tholhah Hasan

Wakil Ketua I : H. Mustafa Edwin Nasution, Ph.D

Wakil Ketua II : Drs. KH. A. Hafizh Utsman

Sekretaris : Dr.Sumuran Harahap, M.Ag.MM.MH

Wakil Sekretaris : H.M. Cholil Nafis, Lc., Ph.D

Bendahara : Drs. H. Siradjul Munir (alm.)

Wakil Bendahara : Prof. Dr. Suparman, MSc

Page 76: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

65

Divisi-divisi

1. Pembinaan Nazhir:

Dr. KH. Maghfur Usman

Dr. H. Jafril Khalil, MCL. Drs. FIIS

2. Pengelolaan Wakaf:

Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA

Ir. Suhaji Lestiadi

3. Hubungan Masyarakat:

Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS

4. Kelembagaan:

Dr. Wahiduddin Adams, SH. MA

5. Penelitian dan Pengembangan:

Prof. Dr. Uswatun Hasanah, MA

Dian Masyita, SE. MT

Untuk merealisasikan visi, misi dan strategi, Badan Wakaf Indonesia

mempunyai lima Divisi yaitu Divisi Pembinaan Nazhir (Nazhir Training Division),

Divisi Pengelolaan Wakaf (Waqf Management and Empowerment Division), Divisi

Page 77: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

66

Hubungan Masyarakat (Public Relation Division), Divisi Kelembagaan (Institutional

Division) dan Divisi Penelitian dan Pengembangan (Waqf Research and Development

Division).

1. Pembinaan Nazhir

Hal-hal yang terkait dengan tugas Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai

pembina nazhir, akan diimplementasikan melalui divisi pembinaan nazhir.

Pembinaan ini diarahkan untuk membentuk nazhir professional, baik perseorangan,

organisasi, atau badan hukum. Adapun program dari divisi ini adalah sebagai berikut:

1. Menyusun kurikulum dan modul untuk pelatihan nazhir.

2. Menyelenggarakan pelatihan atau workshop untuk nazhir.

3. Menyusun standar etika dan profesionalitas nazhir.

4. Mendata dan memetakan nazhir

2. Divisi Pengelolaan Wakaf

Sesuai dengan namanya, divisi ini berperan untuk mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf ke arah produktif. Program-programnya adalah

sebagian berikut:

1. Memetakan tanah wakaf untuk tujuan produktif

2. Mengatur dan mengembangkan wakaf uang

Page 78: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

67

3. Membangun Gedung Wakaf Centre

4. Mengembangkan program investasi harta benda wakaf

3. Divisi Hubungan Masyarakat

Divisi Humas berperan sebagai pusat informasi Badan Wakaf Indonesia, baik

dari dalam ke luar atau sebaliknya. Kebijakan-kebijakan serta program-program BWI

harus dapat tersosialisasikan dengan baik melalui divisi ini. Program-programnya

meliputi:

1. Sosialisasi Badan Wakaf Indonesia

2. Sosialisasi Wakaf Uang

3. Publikasi dan Edukasi Publik tentang perwakafan, khususnya BWI, melalui

berbagai media, antara lain: konferensi pers, seminar, talkshow, penerbitan, dan

website.

4. Divisi Penelitian dan Pengembangan

Divisi-divisi ini berperan penting sebagai sentral riset Badan Wakaf Indonesia

yang diharapkan dapat meningkatkan keupayaan divisi-divisi lain. Riset ini juga

dilakukan dengan bersinergi dan berkoordinasi dengan divisi-divisi yang berkaitan

dengan bidang yang diteliti, dan program-program yang dikembangkan. Adapun

program kerja Divisi Penelitian dan Pengembangan adalah sebagai berikut:

Page 79: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

68

1. Inventarisasi dan pemetaan aset-aset wakaf di seluruh Indonesia

2. Pemetaan dan analisis potensi ekonomi aset-aset wakaf

3. Publikasi ilmiah dan populer terkait dengan perwakafan

4. Studi banding

3. Visi, Misi dan Strategi Badan Wakaf Indonesia

VISI

“Terwujudnya lembaga Independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai

kemampuan dan integritas untuk mengembangkan perwakafan nasional dan

internasional”.

MISI

“Menjadikan Badan Wakaf Indonesia sebagai lembaga profesional yang mampu

mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda untuk kepentingan ibadah dan

pemberdayaan masyarakat”.

STRATEGI

Adapun strategi untuk merealisasikan Visi dan Misi Badan wakaf Indonesia adalah

sebagai berikut:64

64 Badan Wakaf Indonesia, Pencanangan gerakan nasional wakaf uang oleh presiden RI di

Istana Negara, Jumat 8 Januari 2010 (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2010), hal. 45-46.

Page 80: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

69

1. Meningkatkan kompetensi dan jaringan Badan wakaf Indonesia, baik nasional

maupun internasional.

2. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan.

3. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf.

4. Meningkatkan profesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan dan

pengembangan harta wakaf.

5. Mengkoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf.

6. Menertibkan pengadministrasian harta benda wakaf.

7. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.

8. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang berskala

nasional dan internasional.

Page 81: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

70

BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN PELAKSANAAN FUNDRAISING WAKAF

UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DAN BADAN WAKAF

INDONESIA

A. Mekanisme Fundraising Wakaf Uang

1. Dompet Dhuafa Republika

Bagi Dompet Dhuafa Republika dalam melakukan aktivitas fundraising

wakaf uang harus mempunyai perencanaan fundraising untuk menjalankan misi

Dompet Dhuafa Republika. Dalam tahap perencanaan ini, DD menentukan

program wakaf produktif yang akan dilaksanakan, karena bagi DD wakaf uang

untuk membiayai kegiatan produktif.

Program wakaf produktif DD yang akan dibiayai dari surplus wakaf,

diantaranya bidang pendidikan yaitu Sekolah Menengah Unggulan Bebas Biaya

(SMART Ekselensia) Indonesia, beasiswa mahasiswa, serta program

peningkatan kualitas guru, bidang kesehatan yaitu Layanan Kesehatan Cuma-

Cuma (LKC) dan Rumah Sehat Terpadu (RST) adalah sebuah rumah sakit gratis

untuk masyarakat kurang mampu yang memadukan sistem pengobatan medis

barat dan timur dan bidang sosial ekonomi yaitu ekonomi mikro, kecil dan

menengah pasa sektor riil dan bantuan sosial yaitu kebutuhan infrastruktur jalan,

jembatan, taman, kota, lahan terbuka hijau, penyediaan air bersih, jalan desa,

drainase, rumah susun, dapur umum, ataupun dana penanggulangan bencana.

Page 82: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

71

Dalam menghimpun dan menginvestasikan wakaf uang, Dompet Dhuafa

Republika membuat program investasi wakaf uang yang digunakan untuk

membiayai wakaf produktif antara lain:

1. Depok Waqf Junction (DWJ)

Depok Waqf Junction (DWJ) terletak di Jl. Keadilan No. 13 Bakti Jaya

Sukmajaya Depok. Bangunan seluas 378 m/2 ini, 2 lantai. Lantai 1 terdiri dari 3

toko, satu menghadap Jl. Keadilan Raya dan 2 menghadap jalan Musi Raya.

Keriga took disewakan per tahun sementara lantai 2 digunakan untuk Rumah

Baca.

2. Ciputat Waqf Junction (CWJ)

Ciputat Waqf Junction adalah program investasiwakaf berbentuk 4 lokal toko,

2 kafe, 1 kantin dan lapangan futsal. CWJ berlokasi di Jl. Menjangan raya

Pondok Ranji Ciputat. Saat ini CWJ sedang dalam tahap pembangunan dan

direncanakan akan rampung pada Juli 2011.

3. Wakala Al wakif

Wakala Al Wakif adalah outlet pembelian dinar emas dan dirham perak.

Masyarakat bisa membeli dinar dan dirham melalui Wakala Al Wakif untuk

kpeerluan transaksi dan investasi.

Page 83: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

72

4. Saham

Dompet Dhuafa menerima dan mengelola wakaf Saham dari donatur, saat ini,

jumlah saham yang dikelola telah mencapai nilai lebih dari 500 juta rupiah.

Deviden saham-saham tersebut lansgung diterima oleh Dompet Dhuafa dan

disalurkan sesuai amanah donatur.

5. Gedung Institut Kemandirian (Wardah)

Dompet Dhuafa memiliki amanah asset wakaf berupa Gedung Wardah di

Islamic di Islamic Village Karawaci banten. Gedung ini disewakan untuk

berbagai acara pelatihan dan seminar. Fasilitas Gedung yang bisa disewa terdiri

atas 4 ruangan. Satu ruangan di lantai satu berkapasitas 50 orang dan 3 ruangan di

lantai 2 yang maisng-masing berkapasitas 20 orang. Selain disewakan, gedung ini

juga digunakan untuk kegiatan kursus-kursus gratis yang digawangi Institut

Kemandirian Dompet Dhuafa.

6. Zamrud Waqf Junction (Zawaf)

Zawaf adalah aset wakaf berupa food court yang terdiri dari 6 kios untuk

disewakan kepada para pedagang. Selain bisa menyewa tempat untuk berusaha,

para pedagang merasa senang karena uang sewa yang mereka bayarkan

digunakan untuk membantu sesama yang kurang mampu.

Page 84: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

73

7. Ruko

Ruko Mekarsari dan Graha Harapan adalah 2 ruko yang dikelola oleh Dompet

Dhuafa dengan skema sewa (ijarah). Ruko-ruko ini berlokasi di samping RS

Mekarsari Kodya Bekasi dan Komplek Garaha Harapan Bekasi Timur.

8. Kebun Karet

Dompet Dhuafa bekerjasama dengan masyarakat Lubuk Tuba Lahat Sumatera

Selatan menanam karet seluas 20 hektar sejak tahun 2007. Tujuan dari program

ini adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat serta berperan dalam

upaya reboisasi dan rehabilitasi hutan di kawasan Lahat yang sudah mulai gundul.

9. Baitul Mal Watamwil (BMT)

Dompet Dhuafa bekerjasma dengan BMT Kopontren Ibnu Syakur (Nusya)

Tuban Jawa Timur menghimpun dan menginvestasikan Wakaf Uang untuk

permodalan di sektor mikro (micro finance).

Untuk merealisasikan program wakaf produktif, Dompet Dhuafa mempunyai

tim kerja fundraising wakaf uang agar pengumpulan dana menjadi lebih efektif

Page 85: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

74

dan efisien.65

Adapun struktur organisai fundraising wakaf uang Dompet Dhuafa

meliputi:

Gambar 1.1

Struktur organisasi fundraising wakaf uang

Sumber : Dompet Dhuafa Republika

Dari bagan di atas menjelaskan bahwa Dompet Dhuafa Republika

mempunyai organisasi tersendiri untuk melaksanakan job-job fundraising.

Pertama, wakaf departement manager bertanggungjawab atas penentuan strategi

fundraising yang akan dilaksanakan kemudian head of productive wakaf raising

bertanggungjawab atas pelaksanaan strategi dan mengkomunikasikan kepada

wakaf raising officer untuk melaksanakan fundraising.

65

Wawancara Pribadi dengan Hendra Djatnika (Head of Productive Waqfraising). Jakarta, 4

April 2011

Wakaf Departement

Manager

Head of Productive

Wakaf Raising Head of

Wakaf RST

Wakaf Raising

Officer

Wakaf raising

Officer

Page 86: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

75

Strategi fundraising yang dilaksanakan oleh fundraiser Dompet Dhuafa

meliputi, direct mail yaitu strategi penghimpunan dan dengan mengirimkan surat

kepada calon donatur yang potensial; media campaign yaitu suatu strategi untuk

menggalang dana dengan mengkampanyekan suatu program di media massa;

membership yaitu suatu strategi penggalangan dana dengan merekrut dan

membuat kenggotaan donatur; special event yaitu salah satu strategi

penggalangan dana dengan membuat event-event atau memanfaatkan event-event

tertentu; dan corporate fund yaitu Dompet Dhuafa melakukan kerja sama dengan

perusahaan lain.

Untuk melaksanakan strategi fundraising tersebut digunakan metode

fundraising antara lain, pertama metode fundraising above the line misalnya

televisi, radio, media cetak (koran, majalah, tabloid, buletin) dan media online.

Kedua, metode fundraising below the line (BTL) misalnya billboard, spanduk,

umbul-umbul, poster, flyer, brosur dan sticker.

Mekanisme pembayaran wakaf uang pada yang dilakukan oleh Dompet

Dhuafa dapat melalui cash berupa waqif dapat membayar wakaf di kantor dan

gerai penerimaan wakaf Dompet Dhuafa serta penjemputan wakaf untuk nominal

1 juta Rupiah ke rumah waqif Dompet Dhuafa. Selain itu, Dompet Dhuafa

melakukan kerjasama dengan pihak bank yang bertugas sebagaik kasir, yang

ditunjuk oleh DD dalam menghimpun wakaf uang antara lain, bank Muamalat,

Page 87: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

76

BCA, bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, BII Syariah dan bank Danamon

Syariah. Adapun yang skema penghimpunan wakaf uang pada Dompet Dhuafa

sebagai berikut:

Gambar 1.2

Skema Penghimpunan Wakaf Uang Dompet Dhuafa Republika

Sumber : Dompet Dhuafa Republika

Dalam skema di atas dapat digambarkan bahwa, waqif dapat mewakafkan

dananya dengan memilih melalui perantara Bank yang ditunjuk oleh Dompet

Dhuafa dalam menghimpun dana wakaf dan dapat melalui wakaf officer Dompet

Dhuafa. Waqif mengisi formulir keikutsertaan wakaf. Selanjutnya waqif

menentukan kemana arah program wakaf produktif yang diminati, misalnya

bidang pendidikan, kesehatan dan bantuan sosial. Dan kemudian waqif akan

mendapatkan Sertifikat Wakaf Uang apabila jumlah dana yang diwakafkan

mencapai Rp. 1.000.000,00-.

Wakif Bank

Wakaf Officer

Dompet Dhuafa

Investasi Mauquf

„alaih

Page 88: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

77

Prosedur yang dilaksanakan Dompet Dhuafa Republika dalam fundraising

wakaf uang, antara lain, bukti pembayaran wakaf; kwitansi pembayaran

diberikan kepada waqif untuk pembayaran wakaf secara tunai sesuai mauquf

„alaih yang diinginkan oleh waqif; kemudian bukti transfer sebagai bukti

pembayaran via bank misalnya waqif dapat mentransfer wakaf uangnya melalui

rekening wakaf Dompet Dhuafa dan waqif dapat menggunakan standing

instruction untuk wakaf rutin bulanan. Kemudian, waqif melakukan konfirmasi

dengan mengirimkan bukti transfer berikut formulir wakaf dan Dompet Dhuafa

akan mengirimkan laporan konsolidasi sebagai konfirmasi penerimaan wakaf

dari setiap waqif, laporan ini dikirimkan setiap bulan.

Untuk pendistribusian dana wakaf dilaksanakan melalui program

pemberdayaan wakaf yaitu Tabung Wakaf Indonesia yang didirikan oleh Dompet

Dhuafa pada tanggal 14 Juli 2005. Tabung Wakaf Indonesia membantu

pelaksanaan program wakaf produktif berdasarkan hasil dana wakaf uang yang

dihimpun oleh tim fundraising Dompet Dhuafa. Selain bentuk wakaf bergerak

seperti uang, wakif dapat juga berwakaf dengan aset natura (tanah, bangunan, dan

lain-lain).66

Berdasarkan penerimaan wakaf uang pada tahun 2010 Dompet Dhuafa

Republika menerima penerimaan wakaf uang sebesar Rp. 10. 531.797.254.

66

Berita TWI Properti, diakses pada tanggal 12 April 2011,

(http://www.tabungwakaf.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:katalog-alih-

wakaf-rumah-dan-tanah&catid=4:news&Itemid=2)

Page 89: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

78

bentuk program wakaf produktif, berdasarkan data KPAI 2009 menyebutkan

jumlah anak putus sekolah di 33 Provinsi di Indonesia berjumlah 11,7 juta anak

pada tahun 2009. Lebih dari 155 ribu siswa diantaranya berkeliaran di jalan dan

sekitar 2,1 juta menjadi pekerja di bawah umur. Dompet Dhuafa berusaha

menjawab permasalahan ini dengan menggulirkan program wakaf produktif

untuk pendidikan, dengan beberapa program pendidikan Dompet Dhuafa yang

akan dibiayai dari surplus wakaf produktif diantaranya adalah Sekolah

Menengah Unggulan Bebas Biaya (SMART) Ekselensia Indonesia, beasiswa

mahasiswa, serta program peningkatan kualitas guru, yang telah memberikan

manfaat langsung kepada 11.792 orang guru dan siswa. Dompet Dhuafa

menggulirkan pula program wakaf produktif untuk Kesehatan guna

mengoptimalkan fungsi wakaf dalam membantu peningkatan kualitas kesehatan

masyarakat kurang mampu. Program Dompet Dhuafa yang akan dibiayai dari

surplus wakaf produktif yaitu Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) yaitu

klinik untuk masyarakat kurang mampu, yang telah melayani 544.538 pasien.

Perlu adanya pengembangan dan peningkatan pada akses layanan kesehatan bagi

masyrakat miskin, DD mendirikan Rumah Sehat Terpadu (RST) yang

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan cuma-cuma berbentuk rumah sakit.

Kebutuhan infrastruktur jalan, jembatan, taman, kota, lahan terbuka hijau,

penyediaan air bersih, jalan desa, drainase, rumah susun, dapur umum, ataupun

dana penanggulangan bencana yang menjadi prioritas dan mengoptimalkan

pendayagunaan dana wakaf produktif untuk bantuan sosial.

Page 90: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

79

2. Badan Wakaf Indonesia

Dalam mekanisme penghimpunan wakaf uang Badan Wakaf Indonesia

membangun rencana strategi penggalangan dana untuk mendukung terlaksananya

program. Awal perencanaan yang dilakukan Badan Wakaf Indonesia adalah

menginvestasikan dana wakaf untuk proyek pembangunan Rumah Sakit Ibu dan

Anak (RSIA) Komersial di Serang Banten, di bidang pendidikan, BWI akan

menginvestasikan proyek mengembangkan Universitas UNINDRA, di bidang

perekonomian rakyat BWI akan menginvestasikan dana wakaf dalam usaha kecil

menengah dengan mendirikan sharia micro bank, di bidang peternakan, BWI

akan menginvestasikan agribisnis kambing dengan melibatkan petani, dan di

bidang pertambangan BWI melakukan kerjasama dengan PT. Gamai Mineral

Persada (GMP) yang bermaksud untuk menawarkan investor nasional maupun

internasional berpartisipasi pada penambangan emas di nabire, Irian Barat.

Untuk menjalankan program yang dilaksanakan, Badan Wakaf Indonesia

mempunyai tim kerja fundraising wakaf. Tahap berikutnya Tim fundraising

wakaf pada BWI bergerak untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan

kepada masyarakat banyak. Adapun tim fundraising wakaf pada Badan Wakaf

Indonesia sebagai berikut :

Page 91: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

80

Gambar 1.3

Struktur Organisasi Fundraising Badan Wakaf Indonesia

Sumber : Badan Wakaf Indonesia

Dari bagan di atas menjelaskan bahwa Badan Wakaf Indonesia memiliki tim

fundraising yang bertugas mengkomunikasikan atau mencari donatur agar

berwakaf uang. BWI merekrut relawan dari kalangan mahasiswa untuk

mensosialisasikan wakaf uang. Tim fundraising ini dikelola di bawah

penanganan Divisi Pengelolaan dan Pengembangan Badan Wakaf Indonesia.

Tahap selanjutnya BWI memiliki pola penghimpunan dana wakaf uang antara

lain penghimpunan pola umum dan penghimpunan pola khusus.

1. Penghimpunan pola umum ( general cash waqaf )

Penghimpunan pola umum adalah suatu program penghimpunan dana

wakaf yang di lakukan BWI secara umum tanpa dikaitkan atas suatu projek

investasi tertentu. Dalam melakukan penghimpunan dana wakaf uang ini,

maka BWI bekerja sama dengan Bank Syariah , dimana BWI akan

membuka rekening di Bank Syariah tersebut, dan para waqif (yang

Manager Marketing

Marketing

Communication

Customer Relationship

Management

Page 92: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

81

memenuhi syarat untuk menyerahkan wakaf kepada BWI) dapat

menyerahkan ke BWI melalui kantor-kantor layanan Bank Syariah di

maksud. Dana wakaf yang diperoleh dari program ini akan di kumpulkan

dalam suatu rekening penempungan investasi sebagai bentuk pool of found,

untuk selanjutnya akan diinvestasikan dalam projek investasi harta wakaf

yang sesuai dengan kriteria investasi.

2. Penghimpunan pola khusus ( special / restricted cash waqf )

Penghimpunan pola khusus yakni terkait pada project investasi harta

wakaf yang akan dilaksanakan BWI dan atau terkait pada aspek peruntukan

harta wakaf, misalnya project pemberdayaan ekonomi masyarakat dan atau

masalah sosial di satu tempat. Melalui pola ini waqif dapat menetapkan

jenis investasi wakaf atau bahkan ikut serta mengelola investasi tersebut

dan atau terlibat pada penyaluran peruntukan harta wakaf. Strategi

fundraising yang dilakukan oleh BWI meliputi, melalui media cetak dan

online misalnya kerjasama rubrik, iklan sosial via media dan

penghimpunan dan peliputan kegiatan, melalui via televisi dan radio

misalnya talkshow wakaf uang dan melalui roadshow wakaf uang misalnya

seminar dan talkshow serta pelatihan nazhir. Adapun metode fundraising

yang direncanakan meliputi metode fundraising langsung dan metode

Page 93: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

82

fundraising tidak langsung. Metode fundraising langsung meliputi, antara

lain:

Program kampanye, yang dilakukan dengan berbagai kegiatan

yang fungsinya memberi informasi langsung dan mengajak sasaran untuk

berdonasi. Kampanye dilakukan dengan komunikasi promosi dengan media

out door, demo, sampling, pameran, kunjungan, kuis, hadiah, penjualan

produk fundrasing, lelang fundraising, kupon, malam amal, dan lain-lain.

Iklan respon yaitu pesan dengan bermacam media dapat dibuat agar

mampu memudahkan pembacanya dengan untuk memberi tanggapan

langsung. Pesan ini dapat berbentuk iklan koran, iklan sms, poster, kartu

balasan dan lain-lain.

Direct mail dengan mengirimkan surat secara langsung dengan

menyertakan brosur, profil, prospek, investasi, formulir donasi, dan

sebagainya.

Telemarketing adalah salah satu bentuk direct marketing yang

efektif terutama untuk donasi berulang. Telemarketing mampu memberikan

kesan dekat dan interaktif. Cara ini mahal dibanding media cetak.

Pengembangan telemarketing adalah contact center. Penggunaan mesin

bicara dapat meringankan biaya namun menurunkan efek interaktif dan

kedekatan manusia. Dapat melalui media elektronik, antara lain, faxmail,

email, voicemail dan mobile mail seperti SMS, MMS.

Page 94: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

83

Konter adalah alat fundrasing langsung yang cukup baik. Konter

akan memberikan interaktifitas yang terbaik kepada donatur. Konter harus

mudah dikenali dan layanan yang diberikan memiliki standar. Konter

bergerak dapat dilakukan untuk menjangkau wilayah tertentu. Konter dapat

bekerjasama dengan outlet produk lainnya melalui kerjasama. Pengurus

Masjid Pondok Indah sudah siap dijadikan konter wakaf uang BWI,

pembukaan konter atau gerai yang menyatu dengan LKS PWU.

Metode fundraising tidak langsung, menggunakan pula metode

fundraising tidak langsung diantaranya: pemotongan penjualan, kegiatan ini

terlaksana dengan kerjasama lembaga dengan produsen penjual produk

tertentu untuk waktu tertentu; pengumpulan donasi dilakukan dengan

kompensasi donasi tertentu untuk setiap pembelian produk; produk

campuran, mix product untuk fundrasing dilakukan dengan kerjasama

dengan produk pembayaran tertentu. Contohnya adalah mix produk investasi

dengan produk wakaf dan setiap dana yang disetor adalah 90% investasi dan

10% wakaf uang. Mix Product ini dapat dikembangkan ke berbagai produk

pembayaran lainnya seperti asuransi, iuran, pembayaran sekolah dan lain-

lain. Ada pula dengan kerjasama promo charity, kegiatan ini berupa

kerjasama kampanye charity dengan lembaga atau perusahaan lain.

Kegiatan ini berupa aktifitas komunikasi promo bersama suatu program

untuk menghasilkan respon donasi bagi sebuah kegiatan charity tertentu,

Page 95: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

84

atau dengan kesepakatan dana yang terkumpul dibagi menjadi dua bagian.

Selanjutnya, event fundraising adalah event biasa yang diselenggarakan

dengan maksud sosial. Kegiatan ini dapat bersifat masal dengan pendaftaran

dengan biaya yang terjangkau. Biaya penyelenggaraan harus dapat ditutup

oleh pendapatan sponsor.

Setelah penentuan strategi dilakukan untuk menghimpun dana dari

para donatur, adapun mekanisme pembayaran wakaf uang pada yang

dilakukan oleh Badan Wakaf Indonesia dapat melalui gerai penerimaan

wakaf seperti konter yang menyatu dengan LKS PWU dan melalui bank-

bank syariah. Adapun praktik wakaf uang yang benar itu dilakukan melalui

Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS PWU). UU No

41/2004 tentang Wakaf Pasal 28 menyebutkan bahwa waqif dapat

mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan

syariah yang ditunjuk oleh menteri (agama). Setelah menyerahkan wakaf

uangnya kemudian LKS akan menerbitkan dan menyampaikan sertifikat

wakaf uang kepada waqif dan nazhir sebagai bukti penyerahan harta benda

wakaf (Pasal 29 ayat 3).

Dalam pergerakan wakaf uang, BWI telah bekerjasama dengan lima

Lembaga Keuangan Syariah penerima wakaf uang (LKS-PWU) antara lain:

Page 96: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

85

bank Muamalat, bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, bank Mega Syariah,

bank DKI Syariah yang ruang lingkup perjanjiannya berupa kerjasama:

a) Penerima setoran wakaf uang kepada pihak pertama.

b) Pencairan dana wakaf uang kepada pihak pertama.

c) Pelaporan wakaf uang kepada pihak kedua.

Adapun tujuan dilakukannya perjanjian ini adalah untuk mendorong

pengembangan implementasi Wakaf Uang di Indonesia dengan cara

memberikan kemudahan bagi waqif untuk menyalurkan dana wakafnya,

memberi kemudahan bagi waqif untuk menarik dana wakafnya dalam hal

wakaf uang dengan jangka waktu tertentu, memberikan kemudahan bagi

para pihak dalam hal melakukan pelaporan kepada pihak terkait sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Adapun gambar dalam

penghimpunan wakaf uang sebagai berikut :

Gambar 1.4

Skema Penghimpunan Wakaf Uang Badan Wakaf Indonesia

Wakif LKS PWU

Wadiah

Deposito/Tabungan

Mudharabah

Muqayyadah

Program

Umum

Tanah Wakaf

Page 97: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

86

Sumber : Badan Wakaf Indonesia

Dalam skema diatas, waqif mewakafkan dananya dengan

menempatkan dana pada account Nazhir (BWI) yang ada di LKS PWU,

yang pada awalnya berbetuk deposito/tabungan.67

Waqif akan mendapatkan

Sertifikat Wakaf Uang apabila jumlah dana yang diwakafkan mencapai Rp.

1.000.000,-. Sertifikat Wakaf Tunai tersebut diterbitkan oleh BWI dan

dititipkan di bank Syariah. Sertifikat Wakaf Tunai tersebut akan

diadministrasikan secara terpisah dari kekayaan bank. Karena bank Syariah

hanya berfungsi sebagai kustodi maka tanggung jawab terhadap waqif

terletak pada BWI. Dana wakaf yang ada di rekening BWI kemudian akan

dikelola oleh Badan Wakaf Indonesia dan hasil pengelolaan dana untuk al-

mauquf „alaih (sasaran) juga akan disalurkan oleh BWI. 68

Selanjutnya, waqif akan dapat menempatkan program yang telah

dirancang oleh BWI. Kemudian nazhir meminta LKS PWU untuk

mencarikan pihak ketiga atau investor bermudharabah muqayyadah dengan

nazhir dalam rangka membangung ruko di atas tanah wakaf. Adapaun cara

wakaf uang melalui Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf uang

(LKS_PWU) adalah sebagai berikut :

67 Badan Wakaf Indonesia, Pencanangan gerakan nasional wakaf uang oleh presiden RI di

Istana Negara, Jumat 8 Januari 2010 (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2010), h. 35. 68

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf , Strategi Pengembangan Wakaf Tunai

(Jakarta: Direktorat Jenderal Bimas Islam Departemen Agama RI,2005), h. 43.

Page 98: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

87

1. Waqif datang ke Lembaga keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang

(LKS-PWU).

2. Mengisi akta ikrar wakaf ( AIW ) dan melampirkan foto kopi kartu

identitas yang berlaku.

3. Waqif menyetor nominal wakaf dan secara otomatis dana akan masuk

ke rekening BWI.

4. Waqif mengucapkan shighat wakaf dan menandatangani Akta Ikrar

Wakaf (AIW) bersama dengan 2 orang saksi dan 1 pejabat bank

sebagai pejabat pembuat AIW.

5. Lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang mencetak sertifikat

wakaf uang dan menyerahkan kepada waqif.

Pada rekapitulasi penerimaan wakaf uang BWI pada tahun 2010 mencapai

Rp. 2.177.621.238. Pada bulan Juni tahun 2010 rekapitulasi pengelolaan dan

pengembangan wakaf meliputi dari giro 5 LKS PWU untuk investasi sebesar

Rp. 426.505.238 dengan hasil investasi sebesar Rp. 2.169.490, dari deposito

bank syariah mandiri untuk investasi sebesar Rp. 500.000 dengan hasil

investasi sebesar Rp. 6.543.812 dan pembiayaan Rumah Sakit Ibu dan Anak

(RSIA) sebesar Rp. 500.000. dan untuk rekapitulasi Pemanfaatan hasil

investasi wakaf diperuntukkan dalam bidang pendidikan berupa bantuan

sarana pendidikan santri pesantren Nurul Huda di Bekasi, Jawa Barat sebesar

Rp. 5.000.000 untuk mauquf‟alaih.

Page 99: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

88

Dari uraian di atas dapat dilihat, persamaan mekanisme fundraising

wakaf uang pada Dompet Dhuafa dan Badan Wakaf Indonesia adalah

bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

serta memberikan pelayanan yang berkualitas dalam rangka penggalangan

dana (fundraising) dengan memanfaatkan kemudahan teknologi yang ada dan

dapat menjangkau oleh masyarakat untuk berwakaf. Meskipun demikian,

tetap saja antara DD dan BWI terdapat perbedaan dalam hal fundraising,

diantaranya, dari pelaksanaan Dompet Dhuafa hanya dapat melakukan

kerjasama dengan pihak bank untuk menghimpun dana wakaf uang, bank

hanya sebagai kasir dan dalam hal pengelolaan wakaf uang DD lebih

menekankan pada promosi fundraising melalui pengemasan program wakaf

produktif dengan berbagai bentuk pengelolaan produktif yang hasil dari

pemanfaatan tersebut diberikan untuk membiayai program produktif DD.

Maka BWI dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf mengandalkan

pihak bank.

B. Peluang dan Tantangan Fundraising Wakaf Uang

1. Dompet Dhuafa Republika

Berdasarkan analisis swot, dapat dilihat kelebihan maupun kekurangan

kedua lembaga. Hasil analisis swot tersebut adalah sebagai berikut:

Page 100: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

89

a. Kekuatan (strength)

Dompet Dhuafa Republika sebagai institusi yang cukup berpengalaman

dalam pengelolaan filantropi Islam sering disebut sebagai pionir dalam

penggalangan dan pemberdayaan dana umat, khususnya wakaf uang. Dompet

Dhuafa memiliki citra yang positif dalam membangun trust karena didukung

dengan beberapa program wakaf produktif, diantaranya bidang pendidikan,

kesehatan dan sosial. Dalam mengembangkan strategi fundraising wakaf uang,

Dompet Dhuafa memiliki kekuatan terbesar yaitu “penjemputan wakaf”.

b. Kelemahan (weaknes)

Sesuai dengan jaringan Dompet Dhuafa merupakan LAZ tingkat nasional.

Untuk memaksimalkan pelaksanaan fundraising DD belum mempunyai media

massa dengan tujuan untuk lebih meningkatkan sosialisasi penghimpunan wakaf

uang.

c. Peluang (opportunity)

Melihat potensinya, wakaf memiliki peluang yang besar, karena sebagian

besar masyarakat Indonesia bergama Islam dan banyak orang kaya. Hingga saat

ini belum begitu banyak lembaga-lembaga independen yang khusus menangani

wakaf, apalagi wakaf tunai uang. Sementara ini fenomena yang berkembang

adalah dibukanya unit-unit usaha yang menerima wakaf tunai tetapi belum

Page 101: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

90

berdiri sendiri. Wakaf Tunai Muamalat, misalnya, merupakan salah satu produk

dari bank Muamalat, bukan lembaga khusus yang menangani permasalahan

wakaf. Begitu pula unit wakaf di Baitul Mal Hidayatullah, sub kerja ini adalah

salah satu bagian kecil dari kerja baitul mal untuk mengumpulkan dana umat.

Dengan demikian, berpeluang menjadi pioneer lembaga pengelola wakaf,

khususnya wakaf tunai.

d. Tantangan (Threath)

Tantangan yang saat ini sedang menghadang Dompet Dhuafa adalah adanya

hukum positif mengurangi peran nazhir dalam mengimpun wakaf uang yang

tertulis pada Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 28,

Undang-Undang ini menyebutkan bahwa wakif mewakafkan benda bergerak

berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh menteri.

Munculnya kebijakan bahwa penyerahan dana wakaf uang melalui LKS-PWU

merupakan bagian dari skenario pemusatan uang ke Bank.

2. Badan Wakaf Indonesia

a. Kekuatan (Strength)

Kekuatan terbesar yang dimiliki adalah Badan Wakaf Indonesia melakukan

kerjasama dengan LKS PWU dalam investasi wakaf uang. Pihak LKS PWU akan

melakukan kerjasama dalam rangka pembinaan terhadap kegiatan perwakafan di

Page 102: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

91

Indonesia yang terdapat dalam Undang-Undang No.41 Tahun 2004 Tentang

Wakaf Bab VII Pasal 55. BWI adalah lembaga independen yang dibentuk oleh

pemerintah.

b. Kelemahan ( Weakness)

Badan Wakaf Indonesia dalam mengembangkan pengelolaan wakaf secara

produktif masih dalam masa pertumbuhan. Padahal, seharusnya BWI memberikan

percontohan pengembangan wakaf secara baik.

c. Peluang (Oppurtinity)

Badan Wakaf Indonesia dalam menginvestasikan wakaf uang sebagimana

pada Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 01 Tahun 2009 Tentang Pedoman

Pengeloaan dan Pengembangan Wakaf uang Pasal 10 bahwa investasi wakaf uang

dapat dilakukan melalui deposito di bank syariah dan ekspetasi bagi hasil yang

menguntungkan dan investasi wakaf uang secara langsung sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui produk dengan akad mudharabah

muqayyadah di LKS.

d. Tantangan (Threat)

Telah banyak lembaga Nazhir wakaf yang lebih maju dalam hal kesiapan

mengembangkan wakaf uang, dan peran sdm yang lebih mengandalkan pada

Page 103: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

92

relawan yaitu dari kalangan mahasiswa untuk melaksanakan fundraising wakaf

uang.

Dari uraian di atas, Dompet Dhuafa memiliki keunggulan, yang disebabkan

oleh beberapa hal, diantaranya DD lebih menekankan citra postif sehingga

adanya kepercayaan (trust), sistem fundarising yang baik terletak pada

“penjemputan wakaf” sehingga memudahkan wakif. Dan didukung dengan

program investasi wakaf yang banyak, dan berpeluang menjadi pioneer lembaga

pengelola wakaf, khususnya wakaf tunai. Bagi Badan Wakaf Indonesia adalah

lembaga independen yang dibentuk pemerintah yang memiliki kerjasama yang

kuat, hal ini disebabkan beberapa hal yaitu pihak bank dalam mengelola

pengembangan wakaf uang itu sendiri. Namun, program pengembangan wakaf

tersebut masih dalam tahap proses.

Page 104: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penulis pada bab sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Dalam aktivitas fundraising wakaf uang pada Dompet Dhuafa digunakan

untuk membiayai kegiatan produktif seperti bidang pendidikan, kesehatan dan

sosial ekonomi yang diperoleh dari surplus wakaf. Dompet Dhuafa memiliki

khusus tim kerja fundraising wakaf uang dengan menggunakan strategi

fundraising diantaranya, direct mail, media campaign, membership, special

event dan corporate fund dengan metode-metode fundraising yaitu above the

line dan below the line. Mekanisme pembayaran wakaf dapat dilakukan

melalui bank yang ditunjuk oleh Dompet Dhuafa dan penjemputan wakaf.

sedangkan, Badan Wakaf Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Keuangan

Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) untuk menghimpun “wakaf

uang” untuk kesejahteraan dan menanam “brand image” BWI yang kuat di

masyarakat. Untuk pengelolaan dan pengembangan wakaf BWI melakukan

kerjasama dengan pihak bank untuk mencarikan investor.

2. Dari analisis swot dapat disimpulkan bahwa Dompet Dhuafa memiliki

keunggulan bahwa Dompet Dhuafa memiliki citra yang positif sehingga trust

pun tercipta, keunggulan pada sistem fundraising terletak pada sistem

Page 105: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

94

organisasi yang cukup profesional terlihat pada jumlah penerimaan wakaf

uang pada tahun 2010, namun disamping itu, DD memiliki kelemahan yaitu

DD tidak melaksanakan aturan perundang-undangan yang berlaku sebagimana

dalam penetapan bank sebagai penerima wakaf uang harus berdasarkan

keputusan menteri. Badan Wakaf Indonsia memiliki keunggulan, hal ini

disebabkan oleh kerjasama yang kuat dengan pihak bank syariah, selain

menghimpun dana wakaf uang, bank menjalin kerjasama pengelolaan dan

pengembangan wakaf uang seperti deposito dan mudharabah muqayyadah.

Namun, pengembangan wakaf uang yang dilakukan BWI masih tahap proses

pembangunan, contohnya RSIA di Serang, Banten.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari kajian dan pembahasan ini maka, ada beberapa

yang perlu penulis sarankan yaitu sebagai berikut:

1. Memperhatikan betapa berperannya wakaf tunai bagi perkembangan

perekonomian umat dan kemajuan duani Islam itu sendiri, maka

direkomendasikan, agar wakaf tunai disosialisasikan, supaya masyarakat Islam

memahami akan arti pentingnya wakaf tunai dan selanjutnya

mengimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Bila perlu disinergikan

dengan perda yang ada di setiap daerah agar peran wakaf itu bisa berfungsi

dengan baik dan benar sesuai dengan syariat agama.

Page 106: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

95

2. Perlu adanya usaha memberikan penerangan kepada masyarakat tentang wakaf

uang, yang saat ini masih terbatas pada cara-cara yang lazim saja.

3. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan lagi masalah perwakafan di

Indonesia. Khususnya yang berkaitan dengan wakaf uang. Karena wakaf ini

masih tergolong baru. Salah satu caranya adalah dengan memperhatikan lembaga-

lembaga yang ditunjuk untuk mengelola dan mengembangkan perwakafan

tersebut. Karena sampai saat ini lembaga-lembaga yang telah mendapat

rekomendasi untuk mengelola dan mengembangkan wakaf tunai masih ada yang

awam dengan wacana tersebut.

Page 107: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

96

DAFTAR PUSTAKA

Abid, Muhammad. Hukum Wakaf. Jakarta: Iman, 2009.

Al-Bukhari, Shahih Bukhari. Jilid III Beirut: Dar Al-Fikr, 1992.

Ali, Daud Muhammad. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI Press,

1998.

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Pengelolaan wakaf Secara Produktif, dalam Achmad

Junaidi, Menuju Era Wakaf Produktif, Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006

Badan Wakaf Indonesia. Pencanangan gerakan nasional wakaf uang oleh presiden

RI di Istana Negara. Jumat 8 Januari 2010 Jakarta: Badan Wakaf

Indonesia, 2010.

Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002.

Davis, Gordon. Manajemen Sistem Informasi. Penerjemah Andreas S.Adiwaedana.

Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 2002.

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Fiqih Wakaf. Jakarta: Dirjen Bimas

Islam, 2003.

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Pedoman pengelolaan wakaf tunai

Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2005.

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Pedoman Pengelolaan dan

Pengembangan Wakaf. Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2005.

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Peraturan Perundangan Perwakafan.

Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2005.

Page 108: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

97

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Proses lahirnya Undang-Undang No.41

Tahun 2004 Tentang Wakaf. Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2006.

Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf. Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di

Indonesia. Jakarta: Dirjen Bimas Islam, 2005.

Ibnu, Al-Hafidh. Terjemah Bulughul Maram. Jakarta: Mutiara Ilmi, 1995.

Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al Bari Bi Syarthi Shahihi al Bukhari. Jilid V Beirut

Daar al-Fikr, 1996.

Iswoyo, Setiyo dan Hamid Abidin. In Kind Fundraising,cet I. Depok: PIRAMEDIA,

2006.

Junaidi, Achmad dan Thobieb Al-Asyhar. Menuju Era Wakaf Produktif. Jakarta:

Mitra Abadi Press, 2007.

Juwaini, Ahmad. Panduan Direct Mail untuk Fundraising, cet.I. Jakarta: Piramedia,

2005

Keputusan Fatwa, Komisi Fatwa MUI Tentang wakaf Uang

Mannan, M.A. Sertifikat Wakaf Tunai. Jakarta : CIBER PKTTI – UI, 2001.

Michael, Norton. Menggalang Dana: Penuntun bagi Lembaga Swadaya Masyarakat

dan Organisasi Sukarela di Negara-negara Selatan. Penerjemah: Masri

Maris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia atas bantuan, 2002.

Mubarok, Jaih. Wakaf Produktif. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2008.

Nasution, Mustafa Edwin dan Uswatun Hasanah. Wakaf Tunai Inovasi Finansial

Islam. Jakarta: PSTTI-UI, 2006.

Page 109: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

98

Putra, Syopiansyah dan Subiyakto, A‟ang. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006.

Qahaf, Munzir. Manajemen Wakaf Produktif. Jakarta: Khalifa, 2007.

Sabiq, Sayyid. Fiqh as-Sunnah. Lebanon: dar al-„Arabi, 1971

Saidi, Zaim dkk. Strategi dan Pola Penggalangan Dana Sosial di Indonesi,cet I.

Jakarta: Piramedia dengan dukungan Ford Foundation, 2003.

Setiawan, Herri. Membership Fundraising, cet.I. Jakarta: Piramedia, 2006.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia, 2008.

Sugiono. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, CV, 2007.

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press, 2002.

Sutisna, Hendra. Fundraising Database. Jakarta: Piramedia, 2006.

Umar, Husein. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali

Press, 2004.

Usman, Rachmadi. Hukum Perwakafan Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Widjajanti, Darwina. Rencana Strategis Fundrising, cet.I. Jakarta: Piramedia, 2006.

Annual Report Dompet Dhuafa Tahun 2008

Annual Report Dompet Dhuafa Tahun 2009

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Hendra Djatnika (Head of Productive Waqfraising).

Jakarta. 4 April 2011.

Page 110: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

99

Wawancara pribadi dengan Sigit Indra Prianto (Staf Divisi Pengelolaan dan

Pengembangan Wakaf). Jakarta. 8 Mei 2011.

Dokumen Dari Media Internet

Berita TWI Properti, diakses pada tanggal 12 April 2011 dari

http://www.tabungwakaf.com/index.php?option_content&view=article&id=5

3:katalog-wakaf-rumah-dan –tanah&catid=4:news&Itemed=2.

Hendrakholid.net dan redaksi. Fundraising VS Marketing, artikel diakses pada

tanggal 25 Februari 2011 dari http://hendrakholid.net/blog.

Hidayat, Rahmat. Alumni PhD Ekonomi Islam Universitas Kebangsaan Malaysia

dan bekerja di Kementrian Perumahan Rakyat RI, “Tanah Wakaf Untuk

Rakyat”, artikel diakses pada tanggal 27 Februari 2011 dari

http://ekonomiislami.wordpress.com/2011/02/27/tanah-wakaf-untuk-rakyat.

Mustaine. Fundraising yang Efektif, artikel diakses pada tanggal 25 April 2011 dari

http://www.dompetdhuafa.org/?p=5945

Web Master. Profil Badan Wakaf Indonesia, artikel diakses pada tanggal 21 Juli 2010

dari http://www.bwi.or.id.

Page 111: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

100

Page 112: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

101

Badan Wakaf Indonesia

Sumber : Sigit Indra Prianto (Staf Divisi Pengelolaan dan Pengembangan)

Tanggal : 08 Mei 2011

Hasil Wawancara

1. Apa latar belakang serta tujuan Badan Wakaf Indonesia menghimpun

dana wakaf uang?

Jawab : Keberadaan Badan Wakaf Indonesia (BWI), yang dibentuk

berdasarkan amanat UU No. 41 tahun 2004 untuk mengembangkan

perwakafan, baik skala nasional maupun international, belum banyak

diketahui khalayak. Saat ini, berwakaf bagi sebagian besar orang dipahami

hanya bisa dilakukan dengan memberikan “benda mati” seperti tanah atau

bangunan. Padahal, wakaf juga bisa berupa benda bergerak, seperti uang.

Wakaf uang, pada kenyataannya, kurang dikenal oleh masyarakat. Masyarakat

lebih kenal dengan zakat, infak, dan shadaqah. Sosialisasi ini tak sekedar

pengenalan, tapi juga berorientasi pada penghimpunan wakaf uang.

Tujuan antara lain:

a. Mensosialisasikan BWI dan program wakaf produktif, khususnya wakaf uang,

kepada masyarakat.

Page 113: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

102

b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang tatacara berwakaf uang.

c. Bersama-sama Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-

PWU) menghimpun “wakaf uang” untuk kesejahteraan.

d. Menanam “brand image” BWI yang kuat di masyarakat, sebagai bagian dari

lembaga filantropi yang punya kekuatan besar untuk membangun

perekonomian masyarakat.

2. Bagaimana sistem peghimpunan dana (Fundraising) wakaf uang yang

dilaksanakan Badan Wakaf Indonesia?

Jawab : Salah satu kegiatan BWI selain mengelola dana wakaf, juga

melakukan penghimpunan dana wakaf. Pada awal bulan Januari 2011 BWI

mencanangkan gerakan wakaf uangyang dilakukan oleh Presiden RI yaitu

Presiden Bambang Susilo Yudhoyono, artinya titik point pertama kali

fundraising secara massif. Fundraising saat ini dibawahi Divisi Pengelolaan

dan Pengembangan Investasi Wakaf. Fundraising BWI belum memiliki pola

fundraising . oleh karena itu BWI merekrut dari mahasiswa untuk menjadi

relawan fundraising, itu diambil dari 7 sampai 10 mahasiswa. Pola kerja sama

yang dilakukan oleh BWI dengan mahasiwa itu adalah part time, artinya

pendapatan relawan berdasarkan target yang dicapai. Mengenai bentuk-bentuk

fundraising wakaf uang ini pada tahun 2010 dilihat dari sisi teori dan pasar

cukup baik. Bisa dengan telemarketing, media massa, direct/langsung,

Page 114: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

103

membuka konter-konter tempat publik yang diharapkan akan berjalan massif

dari segi pendapatannya. Bisa juga melalui direct mail (surat), BWI

mengirimkan surat kepada yang bersifat corporate atau kelembagaan, setelah

itu BWI mengadakan audience (pertemuan). BWI juga bekerja sama dengan

Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) yang telah

ditunjuk yaitu Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, Bank Muamalat, Bank

DKI Syariah dan bank Mega Syariah. Kelima bank syariah ini dapat

menghimpun dana wakaf uang atas nazhir Badan Wakaf Indonesia. LKS

PWU sebagai kasir, BWI yang pertama kali mebuka rekening Deposito untuk

hal sosialisasinya seperti banner, leaflet itu pihak LKS PWU yang mengcreate

itu semua. BWI melaksanakan project yang berskala nasional. LKS PWU

lebih berkompeten, lebih maksimal dalam melakukan instrument

pengelolaanya yaitu “mudharabah muqayyadah”. Wakif akan mendapatkan

Sertifikat Wakaf uang setelah berwakaf minimal sebesar Rp. 1.000.00,-,

setelah itu wakif akan medapatkan Sertifikat Wakaf Uang yang akan

dikeluarkan oleh pihak LKS PWU dan yang diberi gambaran format oleh

BWI. Tetapi sejauh ini yang saya ketahui bahwa meskipun LKS PWU ada

sistem pengelolaan “mudharabah muqayyadah” namun realitanya belu

dipakai. Yang ada BWI mencari investor sendiri tanpa adanya perantara LKS

PWU. Idealnya sebenarnya instrument dari LKS PWU itu sendiri lebih baik.

Karena selain mencari dana wakaf, BWI juga mencari investor untuk dapat

mengelola tanah wakaf. Untuk saat ini, BWI membuat rencana dengan

Page 115: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

104

membuat “wakaf sms” yang akan bekerja sama dengan pihak bakrie Telkom

dan Telkomsel namun masih negosiasi. Artinya, kalau kita ingin berwakaf,

kita bisa dengan cara pemotongan pulsa untuk berwakaf uang dengan nominal

berapa saja. BWI memiliki proram fundraising, dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Direct fundraising

a. Kampanye

b. Iklan respon

c. Direct mail (Biasa dan Elektronik)

d. Telemarketing

e. Direct dialogue

f. Konter

2. Indirect Fundraising

a. Pemotongan penjualan

b. Produk Campuran

c. Kerjasama Promo Charity

d. Event Fundraising

3. Tahap-tahap apa saja yang dilakukan oleh Badan Wakaf Indonesia

dalam melaksanakan fundraising wakaf uang?

Jawab : Awalnya adalah membuat perencanaan program terlebih dahulu

kemudian membuat anggaran serta jangka waktu, jika melalui pihak LKS-

PWU, Bank Syariah akan mencreate atau membuat inovasi-inovasi agar wakif

Page 116: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

105

lebih tertarik untuk dapat membantu berjalannya program tersebut. Dari

program ini akan lebih memudahkan wakif atau masyarakat. BWI

melaksanakan project yang berskala nasional, sebenarnya peran LKS PWU

lebih banyak dalam menghimpun dana wakaf uang ini karena BWI lebih

banyak untuk membina. Karena BWI yang memayungi semua Nazhir tetapi

akuntabilitasnya masih belum maksimal. BWI mempunyai program

Sosialisasi Penghimpunan Wakaf Uang diantaranya Kerjasama Rubrik, Iklan

Sosialisasi Via Media dan Penghimpunan Peliputan Kegiatan, Seminar dan

talkshow, Pelatihan Nazhir Penganugrahan “BWI Award” untuk “Nazhir

Profesional.

4. Bagaimana potensi dan peluang wakaf uang itu sendiri dalam

memberdayakan kesejahteraan masyarakat?

Jawab : Wakaf uang sangat berpotensi baik untuk investasi dan hasil dari

pemanfaatannya akan diberikan kepada sasaran yang tepat. Dan dilihat pada

saat ini, wakaf masih berorientasi pembangunan fisik yang tidak produktif,

maka tanah seluas itu tidak memberikan perubahan ekonomi yang lebih baik

kepada masyarakat. Padahal, jika tanah seluas itu dikelola secara produktif,

maka berpotensi menjadi instrumen yang positif bagi upaya peningkatan

kualitas hidup masyarakat. Ternyata, mayoritas asset wakaf tidak produktif,

karena belum dimanfaatkan secara optimal. Misalnya, 20 juta penduduk

Indonesia mau mewakafkan hartanya masing-masing sebesar Rp. 1.000.000,-

Page 117: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

106

per tahun, maka akan terkumpul dana sebesar Rp. 20 triliun. Dan jika 50 juta

orang yang berwakaf, akan terkumpul uang sebesar Rp. 60 triliun. Jumlah

yang luar biasa ini akan sangat bermanfaat jika dikelola secara produktif dan

hasilnya dapatdimanfaatkan untuk pembangunan sarana ibadah, dakwah dan

social, pendidikan, perekonomian, kesehatan, pemberantasan kemiskina , dan

lain-lain. Akumulasi capital dari pembangunan wakaf tidak bergerak (tanah)

dan wakaf bergerak (uang) yang sukses itu, pasti akan memberikan kontribusi

besar dalam memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat.

5. Apa yang menjadi hambatan/ tantangan dalam proses penghimpunan

dana wakaf uang yang dilaksanakan oleh Badan wakaf Indonesia?

Jawab : BWI masih membangun dan membenahi sistem yang ada, minimnya

Sumber Daya Manusia (SDM), sistem fundraisingnya masih tergolong

sederhana. Fundraising yang dilaksanakan BWI masih professional atau

individu, BWI mendapat kesulitan terkait dengan paradigma masyarakat akan

kurangnya pemahaman tentang konsep wakaf itu sendiri. Karena wakaf ini

tidak boleh dipaksakan. Seharusnya adanya dukungan PEMDA ikut

membantu dalam melakukan penghimpunan wakaf uang ini, karena bisa

membantu masyarakat. Untuk melakukan pengelolaan wakaf itu sendiri, BWI

mencari investor artinya bagaimana cara membuat tanah itu dikelola secara

produktif yang pastinya akan berpotensi baik. Karena keterbatasan dana

Page 118: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

107

wakaf itu sehingga menjadi hambatan dalam BWI melakukan pengelolaan

tanah wakaf agar dikelola secara produktif.

Jakarta, 08 Mei 2011

Hormat saya,

(Sigit Indra Prianto)

Page 119: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

108

Dompet Dhuafa Republika

Narasumber : Hendra Djatnika (Head of Productive Waqfraising)

Tanggal : 04 April 2011

Hasil Wawancara

1. Apa latar belakang serta tujuan dikeluarkannya wakaf uang?

Jawab: Wakaf uang untuk mencari alternatif mensejahterakan umat yang

selama ini wakaf yang hanya dikenal yaitu wakaf tanah. Alternatifnya yaitu

sekarang wakaf uang, yang dimana potensinya sangat besar karena wakaf

uang ini digunakan untuk wakaf produktif. Wakaf uang ini digunakan untuk

membiayai asset-aset wakaf yang digunakan untuk program-program wkaf

yang produktif. Apalagi sudah didukung dengan adanya Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI) tentang wakaf uang. Terlihat jelas bahwa wakaf uang ini

memiliki kelebihan dibandingkan dengan wakaf tanah. Dengan adanya wakaf

uang, orang yang mampu untuk berwakaf, tidak harus menunggu menjadi

tuan tanah dulu untuk berwakaf. Sekarang dengan uang pun dapat berwakaf

dan dapat menyesuaikan kemampuan si waqif-nya dan juga waqif akan

mendapat Sertifikat Wakaf Tunai yang diberikan langsung dari Dompet

Dhuafa, tapi hanya untuk waqif yang berwakaf sebesar Rp. 1.000.000,- baru

mendapat Sertifikat Wakaf Tunai. Kalau di wakaf uang ini si waqif bisa

memilih uangnya diwakafkan itu untuk program apa saja, disini ada program

Page 120: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

109

untuk pendidikan “Smart Ekselensia”, kesehatan ada “LKC (Layanan

Kesehatan Cuma-Cuma), sekarang juga lagi dibangun Rumah Sehat Terpadu

(RST) yang ada di wilayah Parung-Bogor, jadi orang-orang yang sakit

membutuhkan biaya bisa datang ke sana, ada juga investasi, dan lain-lain.

Karena arti wakaf itu sendiri haruslah kekal oleh karena itu kepemilikannya

tidak boleh habis, hanya boleh dimanfaatkan atau dikelola, nah apabila sudah

ada hasilnya dari pemanfaatan wakaf tersebut itu diberikan kepada mauquf

„alaih. Dana wakaf uang ini tidak hanya dana dari waqif yang diberikan

langsung ke Dompet Dhuafa yang melalui bank maupun penjemputan wakaf,

namun diperoleh melalui investasi wakaf uang di antaranya, Depok Waqf

Junction (DWJ), Ciputat Waqf Junction (CWJ), Wakala al Waqif, saham,

Gedung Institut Kemandirian (Wardah), Zamrud Waqf Junction (Zawaf),

ruko, kebun karet dan BMT.

2. Bagaimana sistem penghimpunan wakaf uang yang dilaksanakan oleh

Dompet Dhuafa?

Jawab : Hal pertama yang dilakukan adalah alurnya buat program

pemberayaan wakaf, kemudian tugas “Fundraising” untuk

mengkomunikasikan dan mensosialisasikannya kepada masyarakat banyak.

Sistemnya untuk berwakaf uang minimal Rp. 1.000.000,- baru mendapat

Sertifikat Wakaf Tunai. Sistemnya Tabung Wakaf Indonesia itu sendiri yang

Page 121: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

110

menerbitkan Sertifikat Wakaf Tunai. Bentuk cara untuk menghimpun dana

wakaf uang ini bisa melalui bank, layanan jemput, dan lain-lain.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Sosialisasi

Upaya memasyarakatkan pentingnya wakaf uang yang dikelola secara

professional, dengan berbagai media, Dompet Dhuafa berusaha menjembatani

kesenjangan informasi wakaf uang. Stasiun-stasiun televisi, radio, harian

umum nasional, mingguan berita, majalah profesi, berpadu bersama DD.

2. Kerjasama Lembaga

Dompet Dhuafa melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan

yang mengaktualisasikan kepeduliannya.

3. Event

Setiap event yang diselenggarakan Dompet Dhuafa bermuara untuk

penguatan program bagi keberdayaan dhuafa.

Payment Channel meliputi : yang berhubungan dengan Bank, DD melakukan

kerja sama dengan pihak bank dalam menghimpun dana wakaf uang.

Pola dan Strategi Penghimpunan Dana a. Direct mail

Direct mail adalah strategi penghimpunan dan dengan mengirimkan

surat (direct mail) kepada calon donatur yang potensial.

b. Media campaign

Page 122: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

111

Media campaign adalah suatu strategi untuk menggalang dana dengan

mengkampanyekan suatu program di media massa.

c. Membership

Membership adalah suatu strategi penggalangan dana dengan merekrut,

membuat kenggotaan donatur.

d. Special event

Special event adalah salah satu strategi penggalangan dana dengan

membuat event-event atau memanfaatkan event-event tertentu.

e. Corporate Fund

Dompet Dhuafa melakukan kerja sama dengan perusahaan lain.

Di Dompet Dhuafa ada 3 divisi yaitu:

a. Divisi Fundraising (menghimpun dana)

b. Divisi Asset Management (pengelolaan)

c. Divisi Grand Management (penyaluran)

Di bagian fundraising wakaf uang ada tim fundraising-nya antara lain:

Wakaf Departement Manger ini tugasnya buat menentukan strategi

fundraising apa yang akan dilakukan, lalu Head of Productive Waqfraising

yang bertugas bertanggung jawab atas pelaksanaan strategi fundraising yang

dilaksanakan oleh lembaga dan bergabung dengan Head of Rumah Sehat

Terpadu yang sama tanggung jawabnya, RST ini sedang dalam tahap

pembangunan yang digunakan untuk membantu para kaum dhuafa, kemudian

Wakaf Raising Officer yang bertanggung untuk menjalankan

mensosialisasikan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat. Wakaf uang

Page 123: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

112

tidak hanya uang saja, bisa emas, perak, dinar dirham, surat berharga, saham,

kekayaan inteketual, dan sebagainya.

4. Bagaimana potensi dan peluang wakaf uang itu sendiri dalam

memberdayakan kesejahteraan masyarakat?

Jawab : a. potensinya sangat besar untuk masyarakat penduduk islam

b. memudahkan masyarakat membayar wakaf uang tanpa terlebih

dahulu menjadi tuan tanah

c. hasil dari pemanfaatan wakaf uang itu dapat digunakan untuk

kepentingan umum seperti pendidikan, kesehatan, investasi, dan

lain-lain.

Strategi pengembangan:

a. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat

b. Meningkatkan pelayanan kepada layanan berwakaf

c. Terfokus pada segmentasi orang-orang kaya

d. Menyusun segmentasi yang kuat untuk berwakaf

5. Apa yang menjadi hambatan/ tantangan dalam proses penhimpunan

dana wakaf uang dari aspek teknis dan aspek SDM?

Jawab :

Aspek Teknis :

a. Lembaga belum mempunyai media massa

Page 124: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

113

b. Dana sosialisasi terbatas

Aspek SDM

a. Perlu adanya peningkatan dan profesionalisme divisi Fundraising

b. Ada pelatihan yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas Nazhir

Jakarta, 04 April 2011

Hormat Saya,

(Hendra Djatnika)

Page 125: PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3620/1...i PERBANDINGAN SISTEM PENGHIMPUNAN DANA (FUNDRAISING)WAKAF UANG PADA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA

114