Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

13
AKUNTANSI PAJAK MATERI KULIAH AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PSAK 46 Penyusun Oleh: AFLY YESSIE, SE, Msi PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Transcript of Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

Page 1: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

AKUNTANSI PAJAK

MATERI KULIAH

AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN

PSAK 46

Penyusun Oleh:

AFLY YESSIE, SE, Msi

PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSIUNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTATa. 2008/2009

Page 2: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46)

Definisi

Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan

pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.

Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa

setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan

pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena

pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap

jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.

Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi

beban pajak.

Penghasilan kena paiak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss)

adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan

perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan.

Beban paiak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income) adalah jumlah agregat

pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam

penghitungan laba atau rugi pada satu periode.

Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas

penghasilan kena pajak pada satu periode

Kewajiban pajak tanguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan

terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan

temporer kena pajak

Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan

terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebaga; akibat adanya :

(a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

2

Page 3: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

(b) sisa kompensasi kerugian

Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat

aset atau kewajiban dengan DPP-nya Perbedaan temporer dapat berupa

(a) perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) adalah perbedaan

temporer yang meninibulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam

penghitungan laba fiscal periode mendatang pada saat nilai tercatat aset dipulihkan

(recovered) atau nilai tercatat kewajthan tersebut dilunasi (settled), atau

(b) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences)

adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh

dikurangkan (deductible amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode

mendatang pada saat nilai tercatat aset dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat

kewajiban tersebut dilunasi (settled)

Beda Waktu/Sementara

Beda waktu artinya secara keseluruhan beban atau pendapatan akuntansi maupun

perpajakan sebernya sama, tetapi berbeda alokasi setiap tahunnya. Beda waktu dapat

berasal dari perbedaan akrual dan realisasinya, penyusutan, amortisasi, dan

kompensasi kerugian fiscal antara akuntansi dan perpajakan. Beda waktu akan

menimbulkan asset/kewajiban pajak tangguhan, sementara beda tetap tidak.

Beban Pajak Tangguhan dan Pendapatan Pajak Tangguhan

Pajak Kini (current tax) adalah jumlah PPh terhutang atas Penghasilan Kena Pajak pada

satu periode.

Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan

Pendapatan pajak tangguhan menimbulkan asset pajak tangguhan.

Aset Pajak Tangguhan

Aset Pajak Tangguhan (deffered tax asset) timbul apabila beda waktu menyebabkan

terjadinya koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil dari pada

beban pajak menurut peraturan perpajakan.

Aset Pajak Tangguhan adalah jumlah PPh terpulihkan pada periode mendatang

sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa

kompensasi kerugian.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

3

Page 4: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

Kewajiban Pajak Tangguhan

Kewajiban Pajak tangguhan (deffferd tax liabilities) timbul apabila beda waktu

menyebabkan terjadinya koreksi negative sehingga beban pajak menurut akuntansi

lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan.

Kewajiban Pajak Tangguhan adalah jumlah PPh terhutang untuk periode mendatang

sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

Pencatatan dan Penyajiannya

Pengakuan asset dan kewajiban pajak tangguhan deilakukan terhadap rugi fiscal yang

masih dapat dikompensasikan dan beda waktu antara laporan keuangan komersial

dengan laporan keuangan fiscal yang dikenakan pajak, dikalikan dengan tariff pajak

yang berlaku, tariff maksimum PPh 30%.

Jurnal untuk mencatat timbulnya asset pajak tangguhan adalah

Keterangan Debit Kredit

Aset pajak tangguhan

Pendapatan pajak tangguhan

xxxx

Xxx

Jurnal untuk mencatat timbulnya kewajiban pajak tangguhan adalah

Keterangan Debit Kredit

Beban pajak tangguhan

Kewajiban pajak tangguhan

xxxx

Xxx

Penyajian pajak tangguhan:

1. Aset pajak dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari aset dan kewajiban

lainnya dalam neraca.

2. Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus dibedakan dari aset pajak kini (tax

receivable/prepaid tax) dan kewajiban pajak kini (tax payable).

3. Aset atau kewajiban pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai aset atau

kewajiban lancar.

4. Aset pajak kini harus dikompensasikan (offset) dengan kewajiban pajak kini dan

iumlah netonya disajikan dalam neraca.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

4

Page 5: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

5. Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari

aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba rugi.

6. Aset pajak tangguhan disajikan terpisah dengan akun tagihan restitusi PPh dan

kewajiban tangguhan juga disajikan terpisah dengan utang PPh 29.

7. PPh final:

a. Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan PPh final

berbeda dari Dasar Pengenaan Pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak boleh

diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.

b. Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui

proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada

periode berjalan.

c. Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan

sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar di

Muka dan Utang Pajak.

d. Akun PPh final dibayar di muka harus disajikan terpisah dari PPh final yang

masih harus dibayar.

8. Perlakuan akuntansi untuk hal khusus:

a. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dalam Surat

Ketetapan Pajak harus dibebankan sebagai pendapatan atau beban lain-lain

pada Laporan Laba Rugi periode berjalan.

b. Apabila diajukan keberatan dan atau banding, pembebanannya ditangguhkan.

c. Apabila terdapat kesalahan mendasar, perlakuan akuntansinya mengacu pada

PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk periode berjalan, kesalahan

mendasar, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Penyajian dalam laporan keuangan:

Laba sebelum PPh xxx

PPh:

• PajakKini xxx

• Pajak Tangguhan xxx

(xxx)

Laba Setelah PPh xxx

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

5

Page 6: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

Skema keterkaitan antara koreksi positif, koreksi negatif, perbedaan temporer,

DTA dan DTL

X Tax Rate X Tax Rate

X Tax Rate

VS

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

6

Tax Base(per SPT)

Deffered Tax

Expense (Incme)

Taxable Temporary Difference (berasal dari koreksi fiscal negative)

Future Liability (potensi penambahan PPh dimasa datang)

Deferred Tax Liability

Balance Sheet Income

StatementNet Deferred Tax (Beginning)

Deductible Temporary Differences (berasal ari koreksi fiskal positf)

Temporary Differences

Tax Loss Carry Forward

Future Tax Asset Refundable (Potensi penghematan PPh dimasa datang)

Net Deffered Tax (Ending)

Deffered Tax Asset

Accounting Base (per Book)

Page 7: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

Contoh:

1. Laba sebelum pajak tahun 2006 = Rp 900.000.000. Koreksi fiscal atas laba tersebut

adalah:

a. Pendapatan bunga deposito Rp 60.000.000.

b. Beban jamuan tanpa daftar nominatif Rp 40.000.00

c. Penyusutan fiskal lebih kecil Rp 15.000.000 daripada penyusutan komersial.

Angsuran PPh 25 Rp 20.000.000 per bulan.

Pertanyaan:

a. Tentukan Penghasilan Kena Pajak.

b. Tentukan PPh Kurang/Lebih Bayar.

c. Tentukan aset atau kewajiban pajak tangguhan.

d. Buatlah jurnal dan penyajiannya.

Jawab:

a. Laba sebelum pajak Rp 90.000.000

Koreksi beda tetap:

-/- Pendapatan bunga deposito (Rp 60.000.000)

+/+ Beban jamuan Rp 40.000.000

Total beda tetap (Rp 20.000.000)

Rp 880.000.000

Koreksi beda waktu :

+/+ Penyusutan Rp 15.000.000

Total beda waktu Rp 15.000.000

Penghasilan Kena Pajak Rp 895.000.000

b. Pajak terutang: 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000

15% x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000

30% x Rp 795.000.000 = Rp 238.500.000

Rp 251.000.000

Kredit PPh 25 (Rp 240.000.000)

PPh Kurang Bayar (PPh 29) Rp 11.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

7

Page 8: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

c. Aset Pajak Tangguhan 30% x Rp 15.000.000 = Rp 4.500.000

d. Jurnal:

Keterangan Debit Kredit

PPh Badan – Pajak Kini

Asset Pajak Tangguhan

Pendapatan Pajak Tangguhan

PPh 25 dibayar di muka

Hutang PPh 29

251.000.000

4.500.000

4.500.000

240.000.000

11.000.000

Penyajian :

Laba sebelum pajak Rp 90.000.000

Pajak Kini Rp 251.000.000

Pajak Tangguhan (Rp 4.500.000)

(Rp 246.500.000)

Laba Bersih Rp 653.500.000

2. Laba sebelum pajak tahun 2006 = Rp 700.000.000. Koreksi fiskal atas laba tersebut

adalah:

a. Pendapatan sewa bangunan Rp 50.000.000.

b. Beban bunga pajak Rp 10.000.000.

c. Beban pemberian sembako Rp 40.000.000.

d. Penyusutan komersial Rp 10.000.000 lebih tinggi dan penyusutan fiskal.

e. Pendapatan jasa giro Rp 20.000.000.

f. Beban PPh Rp 5.000.000.

g. Amortisasi fiskal Rp 15.000.000 lebih tinggi dan amortisasi komersial.

Kredit Pajak:

a. PPh 22: Rp 10.000.000

b. PPh 23: Rp 100.000.000

c. PPh 24: Rp 25.000.000

d. PPh 25: Rp 15.000.000

Pertanyaan:

a. Tentukan Penghasilan Kena Pajak.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

8

Page 9: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

b. Tentukan pajak Kurang/Lebih Bayar.

c. Tentukan aset atau kewajiban pajak tangguhan.

d. Buatlah jurnal dan penyajiannya.

Jawab:

a. Laba sebelum pajak Rp 700.000.000

Koreksi beda tetap:

-/- Pendapatan sewa bangunan (Rp 50.000.000)

-/- Pendapatan jasa giro (Rp 20.000.000)

+/+ Beban bunga pajak Rp 10.000.000

+/+ Beban pemberian sembako Rp 40.000.000

+/+ Beban PPh Rp 5.000.000

Total beda tetap (Rp 15.000.000)

Rp 685.000.000

Koreksi beda waktu:

-/- Amortisasi (Rp 15.000.000)

+/+ Penyusutan Rp 10.000.000

Total beda waktu (Rp 5.000.000)

Penghasilan Kena Pajak Rp 680.000.0000

b. Pajak terutang: 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000

15% x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000

30% x Rp 580.000.000 Rp 174.000.000

Rp 186.500.000

Kredit PPh 22, 23, 24, dan 25 (Rp 150.000.000)

PPh Kurang Bayar (PPh 29) Rp 36.500.000

c. Kewajiban Pajak Tangguhan = 30% x Rp 5.000.000 = Rp 1.500.000

d. Jurnal:

Keterangan Debit Kredit

PPh Badan – Pajak Kini

Beban Pajak Tangguhan

Kewajiban Pajak Tangguhan

PPh 22 dibayar dimuka

186.500.000

1.500.000

1.500.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

9

Page 10: Akuntansi Pajak Tangguhan (PSAK 46)

PPh 23 dibayar di muka

PPh 24 dibayar di muka

PPh 25 dibayar di muka

Hutang PPh 29

10.000.000

100.000.000

25.000.000

15.000.000

36.500.000

Penyajian :

Laba sebelum pajak Rp 700.000.000

Pajak Kini Rp 186.500.000

Pajak Tangguhan Rp 1.500.000

(Rp 188.000.000)

Laba Bersih Rp 512.000.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Afly Yessie, SE, Msi AKUNTANSI PAJAK

10