Akuntansi Keuangan Daerah

9
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah- pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda. SISTEM PENCATATAN Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu: Single Entry Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi pengeluaran. Kelebihan sistem pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah dipahami, Kelemahannya, yaitu kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusunan laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit dikontrol. Double Entry Sistem pencatatan double entry sering disebut dengan sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini, pencatatan terhadap suatu transaksi dilakukan dua kali. Pencatatan dengan sistem

description

Akuntansi Keuangan Daerah - Akuntansi Sektor Publik

Transcript of Akuntansi Keuangan Daerah

Page 1: Akuntansi Keuangan Daerah

AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

PENGERTIAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah-

pemda (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka

pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.

SISTEM PENCATATAN

Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, yaitu:

Single Entry

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal

atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan

mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi

penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan dicatat pada sisi

pengeluaran. Kelebihan sistem pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah

dipahami, Kelemahannya, yaitu kurang bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan

penyusunan laporan), sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit

dikontrol.

Double Entry

Sistem pencatatan double entry sering disebut dengan sistem tata buku berpasangan.

Menurut sistem ini, pencatatan terhadap suatu transaksi dilakukan dua kali. Pencatatan

dengan sistem ini disebut dengan istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi debit

berada disebelah kiri, sedangkan sisi kredit berada disebelah kanan. Setiap pencatatan harus

menjaga persamaan dasar akuntansi yang merupakan alat bantu untuk memahami sistem

pencatatan ini. Persamaan dasar akuntansi adaah sebagai berikut:

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan

sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi,

sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD maupun bagian keuangan

atau SKPKD juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan

tersebut akan berefek pada sisa anggaran.

Page 2: Akuntansi Keuangan Daerah

DASAR AKUNTANSI

Definisi pengakuan dalam akuntansi menurut SAP adalah “proses penetapan

terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi

sehingga akan menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas dana,

pendapatan, belanja, dan pembiayaan, sebagaimana termuat dalam laporan keuangan entitas

pelaporan yang bersangkutan”.

Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk

diakui, yaitu:

1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau

peristiwa tersebut akan mengalir keluar atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang

bersangkutan.

2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau

diestimasi dengan andal.

Berbagai basis/dasar akuntansi atau sistem pencatatan antara lain:

Basis Kas

Seperti telah diuraikan sebelumnya, menetapkan bahwa pengakuan/pencatatan

transaksi ekonomi hanya akan dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan

pada kas. Apabila suatu transaksi belum menimbulkan perubahan pada kas, maka transaksi

tersebut tidak dicatat.

Basis Akrual

Basis akrual (accrual basis) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi (dan bukan hanya pada

saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan

peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada

periode terjadinya.

Basis Kas Modifikasian

Menurut butir (12) dan (13) Lampiran XXIX (tentang Kebijakan Akuntansi)

Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa:

(12) Basis/dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual.

(13) Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada

saat uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan penyesuaian

untuk mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun penerimaan

atau pengeluaran kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisasi. Jadi,

penerapan basis akuntansi ini menurut bendahara pengeluaran mencatat transaksi

Page 3: Akuntansi Keuangan Daerah

dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan penyesuaian pada akhir tahun

anggaran berdasarkan basis akrual.

Basis Kas Modifikasian

Basis akrual modifikasian (modified accrual basis) mencatat transaksi dengan

menggunakan basis kas untuk transaksi-transaksi tertentu dan menggunkan basis akrual untuk

sebagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan dasar akrual dilandasi oleh pertimbangan

kepraktisan.

SIKLUS AKUNTANSI

Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-

subsistem atau kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu.

Suatu sistem mengolah input (masukan) berupa bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen

atau formulir menjadi output (keluaran) dalam bentuk laporan keuangan.

Apabila digambarkan siklus akuntansi akan tampak seperti berikut ini:

Siklus Akuntansi

1. Analisis Transaksi Keuangan

8. Jurnal Penutup

4. Neraca Saldo7. Laporan Keuangan:

a. Laporan Perhitungan APBD

b. Laporan Perubahan Ekuitas Dana atau R/K Pemda

c. Neracad. Laporan Aliran Kas

9. Neraca Saldo Setelah Tutup Buku

5. Jurnal Penyesuaian

3. Posting ke Buku Besar

2. Jurnal Transaksi

6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Page 4: Akuntansi Keuangan Daerah

Analisis Transaksi

Sumber diperolehnya aktiva dicatat pada sisi yang berseberangan dengan sisi

pencatatan aktiva pemda, sehingga perlu terpelihara keseimbangan antara aktiva dan

sumbernya. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

AKTIVA = PASIVA

Agar dapat dibedakan dengan jelas antara hak pemilik dan hak kreditur, maka hak

para kreditur disebut utang atau kewajiban sedangkan hak para pemilik (rakyat) disebut

ekuitas dana. Persamaan akuntansinya:

AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA

Baik pendapatan maupun biaya atau belanja akan menyebabkan perubahan pada

ekuitas dana. Pendapatan akan menaikkan ekuitas dana, sedangkan biaya atau belanja akan

menurunkan ekuitas dana. Persamaan akuntansinya:

AKTIVA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN – BELANJA

atau

AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

Jurnal Transaksi

Jurnal sering disebut sebagai the books of original entry (catatan akuntansi permanen

yang pertama). Adanya jurnal mempermudah pencatatan ke rekening, sebab jurnal sudah

memilah-milah transaksi dengan pendebitan dan pengkreditan yang sesuai dengan rekening

yang bersangkutan.

Jurnal dibedakan menjadi:

Jurnal umum; yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi.

Jurnal khusus; yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis

transaksi.

Bagian-bagian dari suatu buku jurrnal:

1. Halaman Jurnal

2. Tanggal

3. Kode Rekening

4. Uraian

5. Referensi (Ref.)

6. Debit dan Kredit

Posting ke Buku Besar

Page 5: Akuntansi Keuangan Daerah

Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening/perkiraan/akun.

Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja,

pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Dengan demikian, rekening merupakan

kumpulan informasi dalam suatu sistem akuntansi. Proses memasukkan rekening-rekening

dari jurnal ke dalam buku besar disebut posting.

Neraca Saldo

Neraca saldo adalah daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya. Saldo

rekening diambil angkanya dari saldo terakhir yang ada di setiap rekening.

Jurnal Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian perlu dibuat karena dalam akuntansi dikenal prosedur

penyesuaian. Prosedur penyesuaian perlu dilakukan karena akuntansi didasari asumsi dasar

bahwa suatu umur entitas ekonomi dapat dipenggal-penggal menjadi periode-periode yang

sifatnya buatan. Asumsi ini disebut Asumsi periodesasi yang mengharuskan kita untuk

membuat jurnal penyesuaian.

Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian:

1. Melaporkan semua pendapatan (revenues) yang diperoleh (earned) selama periode

akuntansi.

2. Melaporkan semua belanja (expense) yang terjadi selama periode akuntansi.

3. Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian nilai aktiva

pada awal periode telah terpakai selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.

4. Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini

pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar.

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah

membuat jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat

dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah disesuaiakan.

Laporan Keuangan

1. Laporan realisasi anggaran

2. Neraca

3. Laporan arus kas

4. Catatan atas laporan keuangan

Jurnal Penutup

Page 6: Akuntansi Keuangan Daerah

Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup

rekening Pendapatan ke rekening Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit, tahap

kedua menutup rekening Belanja ke rekening Ikhtisar Surplus Defisit atau Surplus/Defisit,

dan tahap ketiga menutup rekening Ikhtisar Surplus Defisit ke rekening Ekuitas Dana atau

R/K Pemda.

Neraca Saldo Setelah Tutup Buku

Seperti halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah tutup buku juga berisi

ringkasan saldo rekening-rekening, hanya saja saldo tersebut adalah setelah pembuatan jurnal

penutup.

SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang

telah dijelaskan sebelumnya. Perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan

keuangan pemda. Setelah menyusun neraca saldo setelah penyesuaian, dapat disusun laporan

Perhitungan APBD.

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN

PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

Sistem akuntansi pemerintah daerah menurut permendagri Nomor 13 Tahun 2006

Pasal 232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data,

pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta

pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat

dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Sistem akuntansi pemerintah

daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi, yaitu: prosedur akuntansi

penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan aset.