Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
-
Upload
ririany-ririany -
Category
Economy & Finance
-
view
305 -
download
19
Transcript of Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
DEPARTEMENTALISASI BIAYA
OVERHEAD PABRIK
Oleh :
Putu Dian Rusmadewi
Mariyasih
Iriani
Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya
Overhead Pabrik
• Contoh 3
• Pt. Eliona Sari mengelola produknya melalui 2 departemenproduksi. Departemen A dan Departemen B dan tigadepartemen pembantu, yaitu Departemen X, Departemen Y, dan Departemen Z. Dalam penentuan tariff biaya overhead pabrik untuk tahun anggaran 19X1, telah disusun anggaranbiaya overhead per departemen seperti tampak dalamGambar 8.12, serta dasar distribusi dan alokasi biayaoverhead seperti tampak dalam Gambar 8.13
• Alokasi biaya overhead departemen pembantu dilakukan denganmetode urutan alokasi yang diatur sebagai berikut : Biaya overheaddepartemen Z dialokasikan atas dasar pemakaian kwh, sedangkanbiaya overhead departemen Y dialokasikan atas dasar perbandinganjumlah karyawan. Untuk departemen X biayanya dialokasikandalam urutan paling akhir atas dasar jam kerja pemeliharaan.
• Dalam membebankan biaya overhead kepada produk, digunakandasar pembebanan jam tenaga kerja langsung untuk departemen Adan jam mesin untuk departemen B. Untuk tahun 19X1,Departemen A akan dioperasikan pada kapasitas normal 50.000jam tenaga kerja langsung dan departemen B pada kapasitas normal25.000 jam mesin.
• Penjelasan Gambar 8.15• Dalam perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik tiap
departemen produksi, setelah anggaran biaya overhead pabrikdisusun, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan biayaoverhead departemen pembantu ke departemen pembantu lain dandepartemen produksi.
• Agar alokasi tersebut adil, maka harus dicari dasar alokasi yangcocok dgn satuan jasa yang dihasilkan oleh masing-masingdepartemen pembantu. Dalam beberapa departemen pembantu,penentuan satuan jasa yang dihasilkanya seringkali mudahdilakukan. Misal, dalam departemen pembantu Pembangkit TenagaListrik, satuan jasa yang dihasilkan oleh departemen tersebutdiukur dgn kilowatthours (kwh).
• Dalam gambar 8.16 akan disajikan contoh beberapa departemenpembantu, dgn dasar alokasi yg umum digunakan.
• Dalam gambar 8.16 biaya overhead Departemen Z dialokasikan atasdasar taksiran jumlah pemakaian kilowatthours departemen-departemen lain. Menurut taksiran yg dibuat pada awal tahunanggaran, penggunaan kwh tiap-tiap departemen tercantum dalamgambar 8.13 Oleh karena itu, tarif alokasi biaya Departemen Zadalah sebesar Rp 10 per kwh (Rp 430.000 : 43.000 kwh) ataumenurut persentase yg terdapat dalam kolom (4) dalam Gambar8.13. Biaya overhead Departemen Z sebesar Rp 430.000dialokasikan pertama kali dgn perhitungan seperti disajikan dalamGambar 8.17
• Dalam Gambar 8.14, biaya overhead departemen Y dialokasikanatas dasar taksiran jumlah karyawan di departemen pembantu Xdan departemen-departemen produksi. Jumlah biaya overhead daridepartemen Y setelah ditambah alokasi biaya overhead daridepartemen Z adalah sebesar Rp 1.548.000 (Rp 1.505.000 + Rp43.000). Jumlah biaya overhead ini di alokasikan ke departemenlain dengan tariff alokasi per orang karyawan sebesar Rp 6.192 (Rp1.548.000 : 250) atau dasar persentase alokasi dalam Gambar 8.13kolom (6). Biaya overhead Departemen Y sebesar Rp 1.548.000dialokasikan yang kedua dengan perhitungan seperti disajikandalam Gambar 8.18.
• Biaya overhead Departemen X dialokasikan kedepartemen produksi atas dasar pemakaian jasapemeliharaan. Jumlah biaya overhead departemen Xsetelah ditambah alokasi biaya overhead daridepartemen-departemen Y dan Z adalah sebesar Rp940.800 (Rp 700.000 + Rp 86.000 + Rp 154.800).Jumlah biaya ini dialokasikan ke departemen produksidgn tariff alokasi per jam pemeliharaan sebesar Rp94,08 ( Rp 940.800 : 10.000) atau atas dasar persentasealokasi dalam Gambar 8.13 kolom (8). Biaya overheadDepartemen X sebesar Rp 940.800 dialokasikan yangterakhir dengan perhitungan seperti yang disajikandalam Gambar 8.19
• Jika tarif pembebanan biaya overhead tersebut dipisahkan ke dalamtarif biaya overhead pabrik tetap dan tarif biaya overhead pabrikvariabel, maka perlu dilakukan perhitungan tambahan sepertidalam Gambar 8.20
ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD
PABRIK PER DEPARTEMEN
Jika tarif biaya overhead telah ditentukan pada awal tahun, maka selama tahun anggaran pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi , dibebani dengan biaya overhead atas dasar tarif tersebut .
Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun anggaran tersebut , agar pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya.
Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan atas dasar tarif dengan overhead yang sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut:1. Mengumpulkan jumlah tiap jjenis biaya overhead yang
terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik
3. Mengalokasikan biaya overhead sesunggguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik
4. Membandingkan biaya overhead yang sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif , untuk perhitungan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan
5. Menganalisis selisih biaya overhead per departemen
AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri daripencatatan :
1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produkberdasarkan tarif yang ditentukan di muka
2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
3. Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabriksesungguhnya
4. Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biayaoverhead pabrik
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada
Produk Berdasarkan Tarif Yang Ditentukan
Di Muka
Apabila produk diolah melalui lebih dari satudepartemen produk, untuk menampung biaya produksi , didalam buku besar dibentuk rekening Barang Dalam Prosesuntuk tiap departemen produksi. Biaya overhead yangdibebankan kepada produk ditampung dalam rekening BiayaOverhead Pabrik yang Dibebankan. Rekening Biaya OverheadPabrik yang Dibebankan perlu dibentuk untuk tiapdepartemen produksi.
Hubungan rekening buku besar yang dipakai untukmencatat biaya overhead pabrik per departemen disajikandalam gambar 8.26. Angka tercantum dalam tanda kurungpada gambar tersebut menunjukkan nomor-nomor jurnaluntuk mencatat pembebanan dan penglokasian biayaoverhead pabrik
Lanjutan Pembebanan Biaya Overhead
Pabrik Kepada Produk Berdasarkan Tarif
Yang Ditentukan Di Muka
Dari data yang terdapat dalam gambar 8.24,jurnal pembebanan biaya overhead pabrikkepada produk adalah sebagai berikut :
Jurnal #1Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dep A Rp.4.011.000
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dep B Rp 3.314.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep A Rp.4.011.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep B 3.314.000
Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang
Sesungguhnya
Untuk mengumpulkan Biaya Overhead Pabrik yang
Sesungguhnya terjadi dalam buku besar dibentuk rekening BiayaOverhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lagi sesuaidengan pembagian departemen pembantu dan departemen produksi.
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya mula–mula dilakukan dengan debit rekening Biaya Overhead PabrikSesungguhnya. Rincian jenis biaya overhead pabrik dalam tiap–tiapdepartemen produksi dan departemen pembantu diselenggarakandalam buku pembantu. Dari data yang dikumpulkan dalam bukupembantu, secara periodik (misalnya setiap bulan) dibuat daftar biayaoverhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen seperti gambar8.21 tersebut di muka.
Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead
Pabrik yang Sesungguhnya
Atas dasar data dalam daftar tersebut kemudiandibuat jurnal pembagian biaya dengan caramemindahkan biaya overhead sesungguhnya yangterkumpul dalam rekening Biaya Overhead PabrikSesungguhnya ke rekening Biaya Overhead Pabrik yangSesungguhnya tiap-tiap departemen. Setelah biayaoverhead sesungguhnya dalam tiap-tiap departemendikumpulkan, kemudian dibuat daftar alokasi biayaoverhead sesungguhnya seperti gambar 8.23. Atas dasardata dalam daftar alokasi biaya tersebut dibuat jurnaluntuk mengalokasikan biaya overhead departemenpembantu ke departemen pembantu lain dan kedepartemen produksi.
Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead
Pabrik yang Sesungguhnya
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya terjadidiuraikan sebagai berikut :
1. Atas dasar berbagai macam bukti pembukuan, dicatat terjadinyabiaya overhead pabrik sesungguhnya dalam rekening kontrolBiaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dengan jurnal sebagaiberikut :
Jurnal #2Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp.7.589.000
Persediaan Bahan Penolong Rp.1.430.000Persedian Bahan Bakar 1.120.000Gaji dan Upah 2.645.000*)Persediaan Suku Cadang 1.394.000**)Akumulasi Depresiasi Gedung 400.000Persekot Asuransi Gedung 600.000
( Angka diambil dari Gambar 8.21 )
Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead
Pabrik yang Sesungguhnya
*) Terdiri dari : Upah tenaga kerja tidak langsungRp.1.990.000 (Rp.1.500.000+Rp.490.000), danbiaya kesejahteraan karyawan Rp.655.000
**) Terdiri dari biaya tetap Rp.1.030.000 dan biayavariabel Rp.364.000
2. Bukti pembukuan terjadinya biaya overhead pabrikdicatat pula dalam buku pembantu, yaitu ke dalamrekening jenis biaya overhead pabrik tiap-tiapdepartemen. Untuk memungkinkan pncatatan jenisbiaya pada tiap-tiap departemen, bukti pembukuanharus diberi nomor kode rekening yang menunjukkandepartemen dan jenis biayanya.
Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead
Pabrik yang Sesungguhnya
Misalnya departemen pembantu dan produksi diberikode sebagai berikut : 500 Departemen A; 501Departemen B; 502 Departemen X; 503 Departemen Y;504 Departemen Z, sedangkan jenis biaya diberi kodedengan menambahkan dua angka di belakang koderekening kontrolnya sebagai berikut :
.01 Biaya Bahan Penolong
.02 Biaya Bahan Bakar
.03 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
.04 Biaya Kesejahteraan
.05 Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin
.06 Biaya Depresiasi Gedung
.07 Biaya Asuransi Gedung
Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead
Pabrik yang Sesungguhnya
Jika jenis biaya jumlahnya lebih dari sepuluhjenis, maka kode rekening pembantunya terdiridari dua angka. Dengan demikian setiap buktipembukuan diberi kode rekening yangmenunjukkan jenis biaya dan pusat terjadinya.
Gambar 8.26
Rekening-rekening yang Dipakai untuk Mencatat
Pembebanan dan Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik
Lanjutan
3.Setiap bulan jenis biaya tiap-tiap departemen dijumlah dan kemudiandibuat Daftar Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya seperti tampak dalamGambar 8.21
TransaksiKode Rekening
Pembantu
a. Pemakaian Bahan Penolong di Dep A 500.01
b. Pemakaian Sukucadang untuk pemeliharaan mesinDep. X
502.02
c. Pemakaian Sukucadang untuk pemeliharaan mesinDep. B
501.05
d. Biaya Depresiasi Gedung Dep. B 501.06
e. Biaya Depresiasi Gedung Dep. A 500.06
Lanjutan4. Atas dasar Daftar Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
(Gambar 8.21), kemudian dibuat jurnal untuk memindahkanjumlah biaya overhead pabrik yang terkumpul dalamrekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya ke dalamrekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya masing-masing departemen berikut ini :
Jurnal #3
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.A Rp.2.350.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.B 2.445.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.X 710.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Y 1.644.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Z 440.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp.7.589.000
5. Setelah Daftar Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya selesaidisusun kemudian dibuat Daftar Alokasi Biaya OverheadPabrik Sesungguhnya (lihat gambar 8.23). Atas dasar datadalam gambar 8.23 tersebut dibuat jurnal sebagai berikut :
Jurnal #4a. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.A Rp.204.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.B 104.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.X 86.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Y 46.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Z Rp.440.000
(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu Z.)
Lanjutan
Lanjutan
b. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. A Rp.760.500
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. B 676.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. X 253.500
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Y Rp.1.690.000
(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu Y)
c. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. A Rp.734.500
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. B 314.850
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.X Rp.1.049.500
(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu X)
Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik
yang Dibebankan ke rekening Biaya
Overhead Pabrik Sesungguhnya
Untuk menghitung pembebanan lebih ataukurang biaya overhead pabrik, biaya overheadpabrik yang dibebankan kepada produkberdasarkan tarif di muka dipertemukan denganbiaya overhead pabrik yang sesungguhnyaterjadi. Jurnal penutupan rekening BiayaOverhead Pabrik yang Dibebankan ke rekeningBiaya Overhead Pabrik Sesungguhnya perDepartemen sebagai berikut :
Lanjutan
Jurnal #5
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep. A Rp.4.011.000
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep. B 3.314.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. A Rp.4.011.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. B 3.314.000
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik yang Kurang atau Lebih Dibebankan
Untuk mengitung biaya overhead pabrik yang kurang atau lebihdibebankan kepada produk, pada akhirnya periode akuntansi dihitung saldorekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya per Departemen. JurnalPencatatan pembebanan kurang atau lebih biaya overhead pabrik perdepartemen sebagai berikut :
Penentuan Pembebanan Lebih atau Kurang
Biaya Overhead Pabrik
Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead
pabrik, pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening BiayaOverhead Pabrik Sesungguhnya per Departemen. Jurnal pencatatanpembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik adalah sebagaiberikut :
Jurnal #6
Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov.Pabrik Dep.A Rp.38.150
Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov.Pabrik Dep.A 225.850
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.A Rp.38.150
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.B 225.850
(Lihat Gambar 8.24)
Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam Metode Variable Costing
Dalam metode variable costing, produk hanya dibebani dengan biayaproduk variable saja, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerjalangsung, dan biaya overhead pabrik variable. Oleh karena itu, dalamperusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesenan dalampengumpulan biaya produksinya dan menggunakan variable costing dalampenentuan harga pokok produknya, tarif biaya overhead pabrik yangdibebankan kepada produk hanya terdiri dari tarif biaya overhead pabrikvariable saja. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokokproses dalam pengumpulan biaya produksinya dan menggunakan variablecosting dalam penentuan harga pokok produknya, biaya overhead pabrikyang sesungguhnya dibebankan kepada produk hanya terdiri dari biayaoverhead pabrik sesungguhnya yang berprilaku variable saja.
Lanjutan
Tarif biaya overhead pabrik variable per departemendihitung dengan langkah berikut ini :
1. Biaya overhead pabrik langsung departemen dipisahkan kedalam biaya variable dan biaya tetap.
2. Biaya overhead pabrik variable departemen pembantudialokasikan ke departemen produksi berdasarkan kuantitasjasa yang dikonsumsi oleh departemen pembantu lain dandepartemen produksi.
3. Biaya overhead pabrik variable departemen produksi setelahditambah dengan biaya overhead pabrik variable yangditerima dari alokasi biaya departemen pembantu dibagidengan dasar pembebanan untuk mendapatkan tarif biayaoverhead pabrik variable.
Untuk menggambarkan perhitungan tarif biayaoverhead pabrik per departemen dalam metode variablecosting , berikut ini diberikan contoh .
Contoh 4
Misalnya Departemen Listrik menghasilkan listrikuntuk memenuhi kebutuhan dua departemen produksi Adan B. Dalam tahun anggaran 19X1, biaya overheadpabrik langsung departemen produk diperkirakansebagai berikut :
Departemen A
Biaya Variable Rp.81.500.000
Biaya Tetap 30.000.000
Total Rp.101.500.000
Departemen B
Biaya Variable Rp.34.000.000
Biaya Tetap 25.000.000
Total Rp.59.000.000
Departemen Listrik
Biaya Variable Rp.20.000.000
Biaya Tetap 60.000.000
Total Rp.80.000.000
Kapasitas departemen listrik per tahun adalah180.000 kwh. Kebutuhan minimun Departemen Adan Departemen B berturut-turut 70.000 kwh dan60.000 kwh per tahun. Untuk beroperasi padakapasitas normal, konsumsi listrik departemenproduksi di atas kebutuhan pokok departementersebut dalam anggaran tahun 19X1 diperkirakansebagai berikut :
Departemen A 60.000 kwhDepartemen B 40.000Total 100.000 kwh
Alokasi biaya Departemen Listrik disajikan pada gambar 8.27
Dalam metode alokasi ini , biaya Departemen Listriksebesar Rp.60.000.000 dialokasikan dengan carasebagai berikut :
1. Biaya tetap departemen pembantu dialokasikanberdasarkan pemakaian jasa minimun oleh departemenproduksi. Dengan cara alokasi ini, departemenproduksi dibeban dengan biaya tetap departemenpembantu berdasarkan proporsi kapasitas yangdisediakan oleh departemen pembantu untukmemenuhi kebutuhan pokok departemen produksi.Dengan demikian , Departemen A dalam contohtersebut
Gambar 8.27
Alokasi Biaya Departemen Listrik
Data Departemen Listrik
Biaya
Biaya Tetap Rp.40.000.000
Biaya Variable 20.000.000
Total biaya produksi listrik per tahun Rp.60.000.000
Data pemakaian listrik per tahun
Kapasitas yang tersedia 180.000 kwh
Kebutuhan pokok
Departemen A 50.000 kwh
Departemen B 30.000
80.0000
Kapasitas yang bebas pemakaiannya 100.000 kwh
Kapasitas normal departemen produksi untuk tahunanggaran 19X1 yang diukur dengan jam mesin adalahsebagai berikut :
Departemen A 110.000 jam mesin
Departemen B 70.000 jam mesin
ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN LISTRIK
Departemen A
Biaya Tetap=(50.000.000/80.000.000)x Rp.40.000.000 Rp.25.000.000+
Biaya Variable(Rp.20.000.000/100.000)
Rp.200 per kwh
Departemen B
Biaya tetap=(30.000.000/80.000.000)xRp.40.000.000
Rp.15.000.000+
Biaya Variable(Rp.20.000.000/100.000)
Rp.200 per kwh
Menerima beban alokasi biaya tetap Departemen Listrik sebesarRp.25.000.000 (50.000/80.000xRp.40.000.000) dan DepartemenB menerima beban alokasi biaya overhead pabrik tetap sebesarRp.15.500.000 (30.000.000/80.000.000xRp.40.000.000)
2. Biaya variable departemen pembantu dialokasikanberdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakaidi atas kebutuhan pokok departemen produksi.Disamping dibebani biaya tetap , untuk setiap kwhlistrik yang dipakai oleh departemen A dan B akandibebani dengan biaya variable sebesar Rp 200(Rp.20.000.000/100.000). Dengan demikian biayavariable Departemen Listrik yang dialokasikan keDepartemen Produksi A adalah Rp.12.000.000(Rp.200x60.000) dan Departemen Produksi Badalah sebesar Rp.8.000.000 (Rp.200x40.000)
Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Departemen ProduksiDalam metode variable costing tarif
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produkhanya dihitung untuk biaya overhead pabrikvariable saja. Biaya overhead pabrik tetap bukanmerupakan unsur harga pokok produk, melainkansebagai biaya periode yang dibebankan sebagaibiaya dalam tahun terjadinya dan dikurangkan daripendapatan dalam laporan rugi-laba.
Berdasarkan data dalam contoh 4, perhitungantarif biaya overhead pabrik variable departemenproduksi disajikan pada gambar 8.28
Gambar 8.28
Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Departemen A Departemen B
Biaya variable langsung Dep Rp.81.500.000 Rp.34.000.000
Biaya variable alokasi biaya Dep Listrik 12.000.000 8.000.000
Total biaya ovh. Pabrik variable Rp.93.500.000 Rp.42.000.000
Dasar pembebanan BOP Variable 110.000jam mesin 70.000jam mesin
Tarif BOP variable Dep. A Rp.850 per jam mesin
Tarif BOP variable Dep. B Rp.600 per jam mesin
Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dalam
Metode Variable CostingMisalkan data jumlah biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi, pemakaian listrik sesungguhnya olehdepartemen produksi, dan kapasitas departemen produksi yangsesungguhnya di capai dalam tahun 19X1 disajikan pada gambar8.29
Akuntansi biaya overhead pabrik dalam metode variablecosting berbeda dengan akuntansi biaya yang sama denga fullcosting. Perbedaan tersebut terletak pada :
1. Dalam metode variable costing biaya overhead pabrik perludipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya denganperubahan volume kegiatan. Oleh karena itu, pada saat biayaoverhead pabrik terjadi, baik di departemen pembantu maupundepartemen produksi, dilakukan pencatatan biaya tersebut kedalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya departementertentu.
Lanjutan
Kemuadian pada akhir periode akuntansi tertentu, misalnya pada akhirbulan, dilakukan pemisahan biaya overhead pabrik menurut perilakudengan memindahkan unsur biaya variable ke dalam rekening BiayaOverhead Pabrik Variable departemen tertentu dan rekening biaya overheadpabrik tetap departemen tertentu. Gambar 8.30 berikut ini menjelaskanpencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi danpemisahan biaya overhead pabrik menurut perilakunya.
2. Karena metode variable costing mengehndaki pemisahan biaya variabledan biaya tetap, maka alokasi biaya overhead pabrik dari departemenpembantu ke departemen pembantu lain dan ke departemen produksiharus selalu memisahkan unsur biaya variable dari biaya tetap.
Gambar 8.29Departemen Listrik
Biaya tetap Rp.40.000.000Biaya Variable 25.000.000Total Rp.65.000.000
Departemen ABiaya tetap Rp.30.000.000Biaya Variable 80.000.000Total Rp.110.000.000
Departemen BBiaya tetap Rp.24.000.000Biaya Variable 30.000.000Total Rp.54.000.000
Kapasitas sesungguhnya yang dicapai Dep. A 105.000jam mesin
Kapasitas sesungguhnya yang dicapai Dep. B 60.000jam mesin
Pemakaian sesungguhnya listrik di atas jumlah kebutuhan pokok di :
Departemen A 55.000kwh
Departemen B 45.000kwh
Oleh karena itu, biaya overhead pabrik departemen pembantudialokasikan ke departemen pembantu lain dan ke departemenproduksi dalam 2 tahap :
a. Tahap pertama, biaya overhead pabrik tetap sesungguhnyadepartemen pembantu alokasikan ke departemen-departemenpemakai jasa (departemen pembantu lain dan departemenproduksi) atas dasar perbandingan konsumsi minimum jasa olehdepartemen pemakaian jasa.
b. Tahap kedua, biaya overhead pabrik variable sesungguhnya departemenpembantu dialokasikan ke departemen pemakaian jasa atas dasar proporsikonsumsi jasa di atas konsumsi minimum.
3. Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarifyang ditentukan di muka adalah biaya overhead pabrik variable. Untukmencatat biaya overhead pabrik variable yang dibebankan kepada produkdibentuk rekening biaya overhead pabrik variable yang dibebankandepartemen produksi tertentu. Rekening ini pada akhir bulan ditutup kerekening biaya overhead pabrik variable sesungguhnya departemenproduksi tertentu. Dari rekening yang terakhir inilah selisih antara biayaoverhead pabrik variable yang dibebankan kepada produk berdasarkantarif yang ditentukan dimuka dengan biaya overhead pabrik variablesesungguhnya yang terajdi. Jumlah selisih yang dihitung pada akhirperiode akuntansi ini dipindahkan dari rekening biaya overhead pabrikvaribale sesungguhnya ke rekening rugi-laba
Gambar 8.30
Pencatatan BOP yang Sesungguhnya terjadi Pemisahan Biaya menurut
Perilakunya
Pencatatan Pembebanan Biaya Overhead PabrikVariable Kepada Produk
Untuk mengikuti urutan pencatatan biayaoverhead pabrik dalam metode variable costing,berikut ini disajikan jurnal-jurnal untuk mencatattransaksi yang bersangkutan dengan biayaoverhead pabrik berdasarkan data dalam contohnomor 2. Setiap jurnal berikut ini diberi nomorurut dan untuk memudahkan pemahamanprosedur pencatatan biaya overhead pabrikberikut ini, nomor-nomor jurnal tersebutdicantumkan dalam gambar 8.31.
Jurnal #1
Barang Dalam Proses BOP Variable Dep. A Rp.89.250.000
Barang Dalam Proses BOP Variable Dep. B 36.000.000
BOP Variable yang Dibebankan Dep. A Rp.89.250.000
BOP Variable yang Dibebankan Dep. B 36.000.000
Jumlah biaya overhead pabrik variable yang dibebankan departemen produksikepada produk dihitung sebagai berikut :
Departemen A = Rp.850x105.000 = Rp.89.250.000
Departemen B = Rp.850x60.000= Rp.36.000.000
Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang sesunggunya terajdi didepartemen Pembantu dan departemen produksi
Jurnal #2
BOP Sesungguhnya Departemen Listrik Rp.65.000.000
BOP Sesungguhnya Dep. A 110.000.000
BOP Sesungguhnya Dep. B 54.000.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp.229.000.000
Pencatatan Pemisahan Biaya Overhead Pabrik ke dalam BiayaTetap dan Biaya Variable
Jurnal #3
a) BOP Variable Sesungguhnya Dep Listrik Rp.25.000.000
BOP Tetap Sesungguhnya Dep Listrik 40.000.000
BOP Sesungguhnya Dep Listrik Rp.65.000.000
b) BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.80.000.000
BOP Tetap Sesungguhnya Dep A 30.000.000
BOP Sesungguhnya Dep A Rp.110.000.000
c) BOP Variable Sesungguhnya Dep B Rp.30.000.000
BOP Tetap Sesungguhnya Dep B 24.000.000
BOP Sesunggugnya Dep B Rp.54.000.000
Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke DepartemenProduksi
Jurnal #4
a) BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.13.750.000
BOP Variable Sesungguhnya Dep B 11.250.000
BOP Variable Sesungguhnya Dep Listrik Rp.25.000.000
Biaya Overhead Pabrik variable Departemen Listrik dialokasikanke departemen produksi atas dasar jumlah sesungguhnya kwh listrikyang dikonsumsi oleh departemen produksi.
Departemen A =(55.000/100.000)xRp.25.000.000= Rp.13.750.000
Departemen B =(45.000/100.000)xRp.25.000.000= Rp.11.250.000
b) BOP Tetap Sesungguhnya Dep A Rp.25.000.000
BOP Tetap Sesungguhnya Dep B 15.000.000
BOP Tetap Sesungguhnya Dep Listrik Rp.40.000.000
Biaya overhead pabrik tetap Departemen Listrik dialokasikan keDepartemen Produksi atas dasar proporsi kebutuhan pokok kwh listrikdepartemen produksi
Departemen A = (50.000/80.000)xRp.40.000.000= Rp.25.000.000
Departemen B = (30.000/80.000)xRp.40.000.000= Rp.15.000.000
Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Variable yangdibebankan ke Rekening Biaya Overehad Pabrik VariableSesungguhnya
Jurnal #5
BOP Variable yang Dibebankan Dep A Rp.89.250.000
BOP Variable yang Dibebankan Dep B 36.000.000
BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.89.250.000
BOP Variable Sesungguhnya Dep B 36.000.000
Penutupan Rekening Biaya Overehad Pabrik Variable Sesungguhnya keReekening Rugi – Laba
Jurnal #6
Rugi-Laba Rp.9.750.000
BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.4.500.000
BOP Variable Sesungguhnya Dep B 5.250.000
Perhitungan selisih biaya overehad pabrik variable yang dibebankan kepada produkatas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan yang sesungguhnya terjadi adalah sebagaiberikut :
Departemen A
Biaya Overhead Pabrik variable yang dibebankan kepada
Produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
105.000jam mesin x Rp.850 Rp.89.250.000
Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya
Biaya langsung departemen Rp.80.000.000
Alokasi dari Dep.Listrik Rp.13.750.000
Jumlah biaya overhead pabrik variable sesungguhnya 93.750.000
Pembebanan kurang BOP Variable Dep A Rp.4.500.000
Departemen B
Biaya Overhead Pabrik Variable yang dibebankan kepada
produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
60.000jam mesin x Rp.600 Rp.36.000.000
Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya
Biaya langsung departemen Rp.30.000.000
Alokasi dari Dep listrik Rp.11.250.000
Jumlah biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp.41.250.000
Pembebanan kurang BOP Variable Dep A Rp. 5.250.000
Penutupan Rek BOP Tetap
sesungguhnya ke rekening rugi labaJurnal #7
Rugi Laba Rp 94,000,000
BOP Tetap Sesungguhnya Dep.A Rp 55,000,000
BOP Tetap sesungguhnay Dep B Rp 39,000,000
BOP tetap Dep Produksi terdiri dari unsur berikut ini :
Dep.A :
B.Langsung departemen Rp 30,000,000
Alokasi Biaya dr Dep Listrik 25,000,000
Total Rp 55,000,000
Dep B :
Biaya Langsung Departemen Rp 24,000,000
Alokasi Biaya Dari Dep. Listrik 15,000,000
Total Rp 39,000,000