Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

62
DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK Oleh : Putu Dian Rusmadewi Mariyasih Iriani

Transcript of Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Page 1: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

DEPARTEMENTALISASI BIAYA

OVERHEAD PABRIK

Oleh :

Putu Dian Rusmadewi

Mariyasih

Iriani

Page 2: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan Tarif Pembebanan Biaya

Overhead Pabrik

• Contoh 3

• Pt. Eliona Sari mengelola produknya melalui 2 departemenproduksi. Departemen A dan Departemen B dan tigadepartemen pembantu, yaitu Departemen X, Departemen Y, dan Departemen Z. Dalam penentuan tariff biaya overhead pabrik untuk tahun anggaran 19X1, telah disusun anggaranbiaya overhead per departemen seperti tampak dalamGambar 8.12, serta dasar distribusi dan alokasi biayaoverhead seperti tampak dalam Gambar 8.13

Page 3: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

• Alokasi biaya overhead departemen pembantu dilakukan denganmetode urutan alokasi yang diatur sebagai berikut : Biaya overheaddepartemen Z dialokasikan atas dasar pemakaian kwh, sedangkanbiaya overhead departemen Y dialokasikan atas dasar perbandinganjumlah karyawan. Untuk departemen X biayanya dialokasikandalam urutan paling akhir atas dasar jam kerja pemeliharaan.

• Dalam membebankan biaya overhead kepada produk, digunakandasar pembebanan jam tenaga kerja langsung untuk departemen Adan jam mesin untuk departemen B. Untuk tahun 19X1,Departemen A akan dioperasikan pada kapasitas normal 50.000jam tenaga kerja langsung dan departemen B pada kapasitas normal25.000 jam mesin.

Page 4: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

• Penjelasan Gambar 8.15• Dalam perhitungan tarif pembebanan biaya overhead pabrik tiap

departemen produksi, setelah anggaran biaya overhead pabrikdisusun, langkah selanjutnya adalah mengalokasikan biayaoverhead departemen pembantu ke departemen pembantu lain dandepartemen produksi.

• Agar alokasi tersebut adil, maka harus dicari dasar alokasi yangcocok dgn satuan jasa yang dihasilkan oleh masing-masingdepartemen pembantu. Dalam beberapa departemen pembantu,penentuan satuan jasa yang dihasilkanya seringkali mudahdilakukan. Misal, dalam departemen pembantu Pembangkit TenagaListrik, satuan jasa yang dihasilkan oleh departemen tersebutdiukur dgn kilowatthours (kwh).

• Dalam gambar 8.16 akan disajikan contoh beberapa departemenpembantu, dgn dasar alokasi yg umum digunakan.

Page 5: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

• Dalam gambar 8.16 biaya overhead Departemen Z dialokasikan atasdasar taksiran jumlah pemakaian kilowatthours departemen-departemen lain. Menurut taksiran yg dibuat pada awal tahunanggaran, penggunaan kwh tiap-tiap departemen tercantum dalamgambar 8.13 Oleh karena itu, tarif alokasi biaya Departemen Zadalah sebesar Rp 10 per kwh (Rp 430.000 : 43.000 kwh) ataumenurut persentase yg terdapat dalam kolom (4) dalam Gambar8.13. Biaya overhead Departemen Z sebesar Rp 430.000dialokasikan pertama kali dgn perhitungan seperti disajikan dalamGambar 8.17

Page 6: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

• Dalam Gambar 8.14, biaya overhead departemen Y dialokasikanatas dasar taksiran jumlah karyawan di departemen pembantu Xdan departemen-departemen produksi. Jumlah biaya overhead daridepartemen Y setelah ditambah alokasi biaya overhead daridepartemen Z adalah sebesar Rp 1.548.000 (Rp 1.505.000 + Rp43.000). Jumlah biaya overhead ini di alokasikan ke departemenlain dengan tariff alokasi per orang karyawan sebesar Rp 6.192 (Rp1.548.000 : 250) atau dasar persentase alokasi dalam Gambar 8.13kolom (6). Biaya overhead Departemen Y sebesar Rp 1.548.000dialokasikan yang kedua dengan perhitungan seperti disajikandalam Gambar 8.18.

Page 7: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

• Biaya overhead Departemen X dialokasikan kedepartemen produksi atas dasar pemakaian jasapemeliharaan. Jumlah biaya overhead departemen Xsetelah ditambah alokasi biaya overhead daridepartemen-departemen Y dan Z adalah sebesar Rp940.800 (Rp 700.000 + Rp 86.000 + Rp 154.800).Jumlah biaya ini dialokasikan ke departemen produksidgn tariff alokasi per jam pemeliharaan sebesar Rp94,08 ( Rp 940.800 : 10.000) atau atas dasar persentasealokasi dalam Gambar 8.13 kolom (8). Biaya overheadDepartemen X sebesar Rp 940.800 dialokasikan yangterakhir dengan perhitungan seperti yang disajikandalam Gambar 8.19

Page 8: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

• Jika tarif pembebanan biaya overhead tersebut dipisahkan ke dalamtarif biaya overhead pabrik tetap dan tarif biaya overhead pabrikvariabel, maka perlu dilakukan perhitungan tambahan sepertidalam Gambar 8.20

Page 9: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD

PABRIK PER DEPARTEMEN

Jika tarif biaya overhead telah ditentukan pada awal tahun, maka selama tahun anggaran pesanan atau produk yang diolah dalam departemen produksi , dibebani dengan biaya overhead atas dasar tarif tersebut .

Biaya overhead yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dan dicatat selama tahun anggaran tersebut , agar pada akhir tahun dapat dilakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan berdasarkan angka taksiran dengan biaya overhead yang sesungguhnya.

Page 10: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Untuk dapat melakukan pembandingan antara biaya overhead yang dibebankan atas dasar tarif dengan overhead yang sesungguhnya terjadi per departemen, langkah-langkah yang harus ditempuh selama tahun anggaran adalah sebagai berikut:1. Mengumpulkan jumlah tiap jjenis biaya overhead yang

terjadi sesungguhnya dalam masing-masing departemen selama tahun anggaran

2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan alokasi biaya overhead pabrik

3. Mengalokasikan biaya overhead sesunggguhnya departemen pembantu dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead pabrik

4. Membandingkan biaya overhead yang sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif , untuk perhitungan biaya overhead yang lebih atau kurang dibebankan

5. Menganalisis selisih biaya overhead per departemen

Page 11: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Page 12: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Page 13: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Page 14: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Page 15: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Page 16: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri daripencatatan :

1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produkberdasarkan tarif yang ditentukan di muka

2. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi

3. Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya overhead pabriksesungguhnya

4. Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biayaoverhead pabrik

Page 17: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada

Produk Berdasarkan Tarif Yang Ditentukan

Di Muka

Apabila produk diolah melalui lebih dari satudepartemen produk, untuk menampung biaya produksi , didalam buku besar dibentuk rekening Barang Dalam Prosesuntuk tiap departemen produksi. Biaya overhead yangdibebankan kepada produk ditampung dalam rekening BiayaOverhead Pabrik yang Dibebankan. Rekening Biaya OverheadPabrik yang Dibebankan perlu dibentuk untuk tiapdepartemen produksi.

Hubungan rekening buku besar yang dipakai untukmencatat biaya overhead pabrik per departemen disajikandalam gambar 8.26. Angka tercantum dalam tanda kurungpada gambar tersebut menunjukkan nomor-nomor jurnaluntuk mencatat pembebanan dan penglokasian biayaoverhead pabrik

Page 18: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan Pembebanan Biaya Overhead

Pabrik Kepada Produk Berdasarkan Tarif

Yang Ditentukan Di Muka

Dari data yang terdapat dalam gambar 8.24,jurnal pembebanan biaya overhead pabrikkepada produk adalah sebagai berikut :

Jurnal #1Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dep A Rp.4.011.000

Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik Dep B Rp 3.314.000

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep A Rp.4.011.000

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep B 3.314.000

Page 19: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang

Sesungguhnya

Untuk mengumpulkan Biaya Overhead Pabrik yang

Sesungguhnya terjadi dalam buku besar dibentuk rekening BiayaOverhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lagi sesuaidengan pembagian departemen pembantu dan departemen produksi.

Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya mula–mula dilakukan dengan debit rekening Biaya Overhead PabrikSesungguhnya. Rincian jenis biaya overhead pabrik dalam tiap–tiapdepartemen produksi dan departemen pembantu diselenggarakandalam buku pembantu. Dari data yang dikumpulkan dalam bukupembantu, secara periodik (misalnya setiap bulan) dibuat daftar biayaoverhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen seperti gambar8.21 tersebut di muka.

Page 20: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead

Pabrik yang Sesungguhnya

Atas dasar data dalam daftar tersebut kemudiandibuat jurnal pembagian biaya dengan caramemindahkan biaya overhead sesungguhnya yangterkumpul dalam rekening Biaya Overhead PabrikSesungguhnya ke rekening Biaya Overhead Pabrik yangSesungguhnya tiap-tiap departemen. Setelah biayaoverhead sesungguhnya dalam tiap-tiap departemendikumpulkan, kemudian dibuat daftar alokasi biayaoverhead sesungguhnya seperti gambar 8.23. Atas dasardata dalam daftar alokasi biaya tersebut dibuat jurnaluntuk mengalokasikan biaya overhead departemenpembantu ke departemen pembantu lain dan kedepartemen produksi.

Page 21: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead

Pabrik yang Sesungguhnya

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya terjadidiuraikan sebagai berikut :

1. Atas dasar berbagai macam bukti pembukuan, dicatat terjadinyabiaya overhead pabrik sesungguhnya dalam rekening kontrolBiaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dengan jurnal sebagaiberikut :

Jurnal #2Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp.7.589.000

Persediaan Bahan Penolong Rp.1.430.000Persedian Bahan Bakar 1.120.000Gaji dan Upah 2.645.000*)Persediaan Suku Cadang 1.394.000**)Akumulasi Depresiasi Gedung 400.000Persekot Asuransi Gedung 600.000

( Angka diambil dari Gambar 8.21 )

Page 22: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead

Pabrik yang Sesungguhnya

*) Terdiri dari : Upah tenaga kerja tidak langsungRp.1.990.000 (Rp.1.500.000+Rp.490.000), danbiaya kesejahteraan karyawan Rp.655.000

**) Terdiri dari biaya tetap Rp.1.030.000 dan biayavariabel Rp.364.000

2. Bukti pembukuan terjadinya biaya overhead pabrikdicatat pula dalam buku pembantu, yaitu ke dalamrekening jenis biaya overhead pabrik tiap-tiapdepartemen. Untuk memungkinkan pncatatan jenisbiaya pada tiap-tiap departemen, bukti pembukuanharus diberi nomor kode rekening yang menunjukkandepartemen dan jenis biayanya.

Page 23: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead

Pabrik yang Sesungguhnya

Misalnya departemen pembantu dan produksi diberikode sebagai berikut : 500 Departemen A; 501Departemen B; 502 Departemen X; 503 Departemen Y;504 Departemen Z, sedangkan jenis biaya diberi kodedengan menambahkan dua angka di belakang koderekening kontrolnya sebagai berikut :

.01 Biaya Bahan Penolong

.02 Biaya Bahan Bakar

.03 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

.04 Biaya Kesejahteraan

.05 Biaya Reparasi & pemeliharaan mesin

.06 Biaya Depresiasi Gedung

.07 Biaya Asuransi Gedung

Page 24: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan Pengumpulan Biaya Overhead

Pabrik yang Sesungguhnya

Jika jenis biaya jumlahnya lebih dari sepuluhjenis, maka kode rekening pembantunya terdiridari dua angka. Dengan demikian setiap buktipembukuan diberi kode rekening yangmenunjukkan jenis biaya dan pusat terjadinya.

Page 25: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Gambar 8.26

Rekening-rekening yang Dipakai untuk Mencatat

Pembebanan dan Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik

Page 26: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan

3.Setiap bulan jenis biaya tiap-tiap departemen dijumlah dan kemudiandibuat Daftar Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya seperti tampak dalamGambar 8.21

TransaksiKode Rekening

Pembantu

a. Pemakaian Bahan Penolong di Dep A 500.01

b. Pemakaian Sukucadang untuk pemeliharaan mesinDep. X

502.02

c. Pemakaian Sukucadang untuk pemeliharaan mesinDep. B

501.05

d. Biaya Depresiasi Gedung Dep. B 501.06

e. Biaya Depresiasi Gedung Dep. A 500.06

Page 27: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan4. Atas dasar Daftar Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya

(Gambar 8.21), kemudian dibuat jurnal untuk memindahkanjumlah biaya overhead pabrik yang terkumpul dalamrekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya ke dalamrekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya masing-masing departemen berikut ini :

Jurnal #3

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.A Rp.2.350.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.B 2.445.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.X 710.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Y 1.644.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Z 440.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp.7.589.000

Page 28: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

5. Setelah Daftar Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya selesaidisusun kemudian dibuat Daftar Alokasi Biaya OverheadPabrik Sesungguhnya (lihat gambar 8.23). Atas dasar datadalam gambar 8.23 tersebut dibuat jurnal sebagai berikut :

Jurnal #4a. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.A Rp.204.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.B 104.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.X 86.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Y 46.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Z Rp.440.000

(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu Z.)

Lanjutan

Page 29: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan

b. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. A Rp.760.500

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. B 676.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. X 253.500

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.Y Rp.1.690.000

(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu Y)

c. Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. A Rp.734.500

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. B 314.850

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.X Rp.1.049.500

(Jurnal alokasi biaya overhead pabrik sesungguhnya Dep. Pembantu X)

Page 30: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik

yang Dibebankan ke rekening Biaya

Overhead Pabrik Sesungguhnya

Untuk menghitung pembebanan lebih ataukurang biaya overhead pabrik, biaya overheadpabrik yang dibebankan kepada produkberdasarkan tarif di muka dipertemukan denganbiaya overhead pabrik yang sesungguhnyaterjadi. Jurnal penutupan rekening BiayaOverhead Pabrik yang Dibebankan ke rekeningBiaya Overhead Pabrik Sesungguhnya perDepartemen sebagai berikut :

Page 31: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan

Jurnal #5

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep. A Rp.4.011.000

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Dep. B 3.314.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. A Rp.4.011.000

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep. B 3.314.000

Perhitungan Biaya Overhead Pabrik yang Kurang atau Lebih Dibebankan

Untuk mengitung biaya overhead pabrik yang kurang atau lebihdibebankan kepada produk, pada akhirnya periode akuntansi dihitung saldorekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya per Departemen. JurnalPencatatan pembebanan kurang atau lebih biaya overhead pabrik perdepartemen sebagai berikut :

Page 32: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Penentuan Pembebanan Lebih atau Kurang

Biaya Overhead Pabrik

Untuk menghitung pembebanan lebih atau kurang biaya overhead

pabrik, pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening BiayaOverhead Pabrik Sesungguhnya per Departemen. Jurnal pencatatanpembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik adalah sebagaiberikut :

Jurnal #6

Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov.Pabrik Dep.A Rp.38.150

Pembebanan Lebih atau Kurang Biaya Ov.Pabrik Dep.A 225.850

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.A Rp.38.150

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Dep.B 225.850

(Lihat Gambar 8.24)

Page 33: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Dalam Metode Variable Costing

Dalam metode variable costing, produk hanya dibebani dengan biayaproduk variable saja, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerjalangsung, dan biaya overhead pabrik variable. Oleh karena itu, dalamperusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesenan dalampengumpulan biaya produksinya dan menggunakan variable costing dalampenentuan harga pokok produknya, tarif biaya overhead pabrik yangdibebankan kepada produk hanya terdiri dari tarif biaya overhead pabrikvariable saja. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokokproses dalam pengumpulan biaya produksinya dan menggunakan variablecosting dalam penentuan harga pokok produknya, biaya overhead pabrikyang sesungguhnya dibebankan kepada produk hanya terdiri dari biayaoverhead pabrik sesungguhnya yang berprilaku variable saja.

Page 34: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan

Tarif biaya overhead pabrik variable per departemendihitung dengan langkah berikut ini :

1. Biaya overhead pabrik langsung departemen dipisahkan kedalam biaya variable dan biaya tetap.

2. Biaya overhead pabrik variable departemen pembantudialokasikan ke departemen produksi berdasarkan kuantitasjasa yang dikonsumsi oleh departemen pembantu lain dandepartemen produksi.

3. Biaya overhead pabrik variable departemen produksi setelahditambah dengan biaya overhead pabrik variable yangditerima dari alokasi biaya departemen pembantu dibagidengan dasar pembebanan untuk mendapatkan tarif biayaoverhead pabrik variable.

Page 35: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Untuk menggambarkan perhitungan tarif biayaoverhead pabrik per departemen dalam metode variablecosting , berikut ini diberikan contoh .

Contoh 4

Misalnya Departemen Listrik menghasilkan listrikuntuk memenuhi kebutuhan dua departemen produksi Adan B. Dalam tahun anggaran 19X1, biaya overheadpabrik langsung departemen produk diperkirakansebagai berikut :

Departemen A

Biaya Variable Rp.81.500.000

Biaya Tetap 30.000.000

Total Rp.101.500.000

Page 36: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Departemen B

Biaya Variable Rp.34.000.000

Biaya Tetap 25.000.000

Total Rp.59.000.000

Departemen Listrik

Biaya Variable Rp.20.000.000

Biaya Tetap 60.000.000

Total Rp.80.000.000

Page 37: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Kapasitas departemen listrik per tahun adalah180.000 kwh. Kebutuhan minimun Departemen Adan Departemen B berturut-turut 70.000 kwh dan60.000 kwh per tahun. Untuk beroperasi padakapasitas normal, konsumsi listrik departemenproduksi di atas kebutuhan pokok departementersebut dalam anggaran tahun 19X1 diperkirakansebagai berikut :

Departemen A 60.000 kwhDepartemen B 40.000Total 100.000 kwh

Alokasi biaya Departemen Listrik disajikan pada gambar 8.27

Page 38: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Dalam metode alokasi ini , biaya Departemen Listriksebesar Rp.60.000.000 dialokasikan dengan carasebagai berikut :

1. Biaya tetap departemen pembantu dialokasikanberdasarkan pemakaian jasa minimun oleh departemenproduksi. Dengan cara alokasi ini, departemenproduksi dibeban dengan biaya tetap departemenpembantu berdasarkan proporsi kapasitas yangdisediakan oleh departemen pembantu untukmemenuhi kebutuhan pokok departemen produksi.Dengan demikian , Departemen A dalam contohtersebut

Page 39: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Gambar 8.27

Alokasi Biaya Departemen Listrik

Data Departemen Listrik

Biaya

Biaya Tetap Rp.40.000.000

Biaya Variable 20.000.000

Total biaya produksi listrik per tahun Rp.60.000.000

Page 40: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Data pemakaian listrik per tahun

Kapasitas yang tersedia 180.000 kwh

Kebutuhan pokok

Departemen A 50.000 kwh

Departemen B 30.000

80.0000

Kapasitas yang bebas pemakaiannya 100.000 kwh

Kapasitas normal departemen produksi untuk tahunanggaran 19X1 yang diukur dengan jam mesin adalahsebagai berikut :

Departemen A 110.000 jam mesin

Departemen B 70.000 jam mesin

Page 41: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

ALOKASI BIAYA DEPARTEMEN LISTRIK

Departemen A

Biaya Tetap=(50.000.000/80.000.000)x Rp.40.000.000 Rp.25.000.000+

Biaya Variable(Rp.20.000.000/100.000)

Rp.200 per kwh

Departemen B

Biaya tetap=(30.000.000/80.000.000)xRp.40.000.000

Rp.15.000.000+

Biaya Variable(Rp.20.000.000/100.000)

Rp.200 per kwh

Menerima beban alokasi biaya tetap Departemen Listrik sebesarRp.25.000.000 (50.000/80.000xRp.40.000.000) dan DepartemenB menerima beban alokasi biaya overhead pabrik tetap sebesarRp.15.500.000 (30.000.000/80.000.000xRp.40.000.000)

Page 42: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

2. Biaya variable departemen pembantu dialokasikanberdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakaidi atas kebutuhan pokok departemen produksi.Disamping dibebani biaya tetap , untuk setiap kwhlistrik yang dipakai oleh departemen A dan B akandibebani dengan biaya variable sebesar Rp 200(Rp.20.000.000/100.000). Dengan demikian biayavariable Departemen Listrik yang dialokasikan keDepartemen Produksi A adalah Rp.12.000.000(Rp.200x60.000) dan Departemen Produksi Badalah sebesar Rp.8.000.000 (Rp.200x40.000)

Page 43: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Departemen ProduksiDalam metode variable costing tarif

pembebanan biaya overhead pabrik kepada produkhanya dihitung untuk biaya overhead pabrikvariable saja. Biaya overhead pabrik tetap bukanmerupakan unsur harga pokok produk, melainkansebagai biaya periode yang dibebankan sebagaibiaya dalam tahun terjadinya dan dikurangkan daripendapatan dalam laporan rugi-laba.

Berdasarkan data dalam contoh 4, perhitungantarif biaya overhead pabrik variable departemenproduksi disajikan pada gambar 8.28

Page 44: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Gambar 8.28

Perhitungan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Departemen A Departemen B

Biaya variable langsung Dep Rp.81.500.000 Rp.34.000.000

Biaya variable alokasi biaya Dep Listrik 12.000.000 8.000.000

Total biaya ovh. Pabrik variable Rp.93.500.000 Rp.42.000.000

Dasar pembebanan BOP Variable 110.000jam mesin 70.000jam mesin

Tarif BOP variable Dep. A Rp.850 per jam mesin

Tarif BOP variable Dep. B Rp.600 per jam mesin

Page 45: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Akuntansi Biaya Overhead Pabrik Dalam

Metode Variable CostingMisalkan data jumlah biaya overhead pabrik yang

sesungguhnya terjadi, pemakaian listrik sesungguhnya olehdepartemen produksi, dan kapasitas departemen produksi yangsesungguhnya di capai dalam tahun 19X1 disajikan pada gambar8.29

Akuntansi biaya overhead pabrik dalam metode variablecosting berbeda dengan akuntansi biaya yang sama denga fullcosting. Perbedaan tersebut terletak pada :

1. Dalam metode variable costing biaya overhead pabrik perludipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya denganperubahan volume kegiatan. Oleh karena itu, pada saat biayaoverhead pabrik terjadi, baik di departemen pembantu maupundepartemen produksi, dilakukan pencatatan biaya tersebut kedalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya departementertentu.

Page 46: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Lanjutan

Kemuadian pada akhir periode akuntansi tertentu, misalnya pada akhirbulan, dilakukan pemisahan biaya overhead pabrik menurut perilakudengan memindahkan unsur biaya variable ke dalam rekening BiayaOverhead Pabrik Variable departemen tertentu dan rekening biaya overheadpabrik tetap departemen tertentu. Gambar 8.30 berikut ini menjelaskanpencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi danpemisahan biaya overhead pabrik menurut perilakunya.

2. Karena metode variable costing mengehndaki pemisahan biaya variabledan biaya tetap, maka alokasi biaya overhead pabrik dari departemenpembantu ke departemen pembantu lain dan ke departemen produksiharus selalu memisahkan unsur biaya variable dari biaya tetap.

Page 47: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Gambar 8.29Departemen Listrik

Biaya tetap Rp.40.000.000Biaya Variable 25.000.000Total Rp.65.000.000

Departemen ABiaya tetap Rp.30.000.000Biaya Variable 80.000.000Total Rp.110.000.000

Departemen BBiaya tetap Rp.24.000.000Biaya Variable 30.000.000Total Rp.54.000.000

Page 48: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Kapasitas sesungguhnya yang dicapai Dep. A 105.000jam mesin

Kapasitas sesungguhnya yang dicapai Dep. B 60.000jam mesin

Pemakaian sesungguhnya listrik di atas jumlah kebutuhan pokok di :

Departemen A 55.000kwh

Departemen B 45.000kwh

Oleh karena itu, biaya overhead pabrik departemen pembantudialokasikan ke departemen pembantu lain dan ke departemenproduksi dalam 2 tahap :

a. Tahap pertama, biaya overhead pabrik tetap sesungguhnyadepartemen pembantu alokasikan ke departemen-departemenpemakai jasa (departemen pembantu lain dan departemenproduksi) atas dasar perbandingan konsumsi minimum jasa olehdepartemen pemakaian jasa.

Page 49: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

b. Tahap kedua, biaya overhead pabrik variable sesungguhnya departemenpembantu dialokasikan ke departemen pemakaian jasa atas dasar proporsikonsumsi jasa di atas konsumsi minimum.

3. Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarifyang ditentukan di muka adalah biaya overhead pabrik variable. Untukmencatat biaya overhead pabrik variable yang dibebankan kepada produkdibentuk rekening biaya overhead pabrik variable yang dibebankandepartemen produksi tertentu. Rekening ini pada akhir bulan ditutup kerekening biaya overhead pabrik variable sesungguhnya departemenproduksi tertentu. Dari rekening yang terakhir inilah selisih antara biayaoverhead pabrik variable yang dibebankan kepada produk berdasarkantarif yang ditentukan dimuka dengan biaya overhead pabrik variablesesungguhnya yang terajdi. Jumlah selisih yang dihitung pada akhirperiode akuntansi ini dipindahkan dari rekening biaya overhead pabrikvaribale sesungguhnya ke rekening rugi-laba

Page 50: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Gambar 8.30

Pencatatan BOP yang Sesungguhnya terjadi Pemisahan Biaya menurut

Perilakunya

Page 51: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Pencatatan Pembebanan Biaya Overhead PabrikVariable Kepada Produk

Untuk mengikuti urutan pencatatan biayaoverhead pabrik dalam metode variable costing,berikut ini disajikan jurnal-jurnal untuk mencatattransaksi yang bersangkutan dengan biayaoverhead pabrik berdasarkan data dalam contohnomor 2. Setiap jurnal berikut ini diberi nomorurut dan untuk memudahkan pemahamanprosedur pencatatan biaya overhead pabrikberikut ini, nomor-nomor jurnal tersebutdicantumkan dalam gambar 8.31.

Page 52: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik
Page 53: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Jurnal #1

Barang Dalam Proses BOP Variable Dep. A Rp.89.250.000

Barang Dalam Proses BOP Variable Dep. B 36.000.000

BOP Variable yang Dibebankan Dep. A Rp.89.250.000

BOP Variable yang Dibebankan Dep. B 36.000.000

Jumlah biaya overhead pabrik variable yang dibebankan departemen produksikepada produk dihitung sebagai berikut :

Departemen A = Rp.850x105.000 = Rp.89.250.000

Departemen B = Rp.850x60.000= Rp.36.000.000

Page 54: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Pencatatan Biaya Overhead Pabrik yang sesunggunya terajdi didepartemen Pembantu dan departemen produksi

Jurnal #2

BOP Sesungguhnya Departemen Listrik Rp.65.000.000

BOP Sesungguhnya Dep. A 110.000.000

BOP Sesungguhnya Dep. B 54.000.000

Berbagai Rekening yang Dikredit Rp.229.000.000

Pencatatan Pemisahan Biaya Overhead Pabrik ke dalam BiayaTetap dan Biaya Variable

Jurnal #3

a) BOP Variable Sesungguhnya Dep Listrik Rp.25.000.000

BOP Tetap Sesungguhnya Dep Listrik 40.000.000

BOP Sesungguhnya Dep Listrik Rp.65.000.000

Page 55: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

b) BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.80.000.000

BOP Tetap Sesungguhnya Dep A 30.000.000

BOP Sesungguhnya Dep A Rp.110.000.000

c) BOP Variable Sesungguhnya Dep B Rp.30.000.000

BOP Tetap Sesungguhnya Dep B 24.000.000

BOP Sesunggugnya Dep B Rp.54.000.000

Alokasi Biaya Overhead Departemen Pembantu ke DepartemenProduksi

Jurnal #4

a) BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.13.750.000

BOP Variable Sesungguhnya Dep B 11.250.000

BOP Variable Sesungguhnya Dep Listrik Rp.25.000.000

Page 56: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Biaya Overhead Pabrik variable Departemen Listrik dialokasikanke departemen produksi atas dasar jumlah sesungguhnya kwh listrikyang dikonsumsi oleh departemen produksi.

Departemen A =(55.000/100.000)xRp.25.000.000= Rp.13.750.000

Departemen B =(45.000/100.000)xRp.25.000.000= Rp.11.250.000

b) BOP Tetap Sesungguhnya Dep A Rp.25.000.000

BOP Tetap Sesungguhnya Dep B 15.000.000

BOP Tetap Sesungguhnya Dep Listrik Rp.40.000.000

Biaya overhead pabrik tetap Departemen Listrik dialokasikan keDepartemen Produksi atas dasar proporsi kebutuhan pokok kwh listrikdepartemen produksi

Departemen A = (50.000/80.000)xRp.40.000.000= Rp.25.000.000

Departemen B = (30.000/80.000)xRp.40.000.000= Rp.15.000.000

Page 57: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Penutupan Rekening Biaya Overhead Pabrik Variable yangdibebankan ke Rekening Biaya Overehad Pabrik VariableSesungguhnya

Jurnal #5

BOP Variable yang Dibebankan Dep A Rp.89.250.000

BOP Variable yang Dibebankan Dep B 36.000.000

BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.89.250.000

BOP Variable Sesungguhnya Dep B 36.000.000

Penutupan Rekening Biaya Overehad Pabrik Variable Sesungguhnya keReekening Rugi – Laba

Jurnal #6

Rugi-Laba Rp.9.750.000

BOP Variable Sesungguhnya Dep A Rp.4.500.000

BOP Variable Sesungguhnya Dep B 5.250.000

Page 58: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Perhitungan selisih biaya overehad pabrik variable yang dibebankan kepada produkatas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan yang sesungguhnya terjadi adalah sebagaiberikut :

Departemen A

Biaya Overhead Pabrik variable yang dibebankan kepada

Produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka

105.000jam mesin x Rp.850 Rp.89.250.000

Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya

Biaya langsung departemen Rp.80.000.000

Alokasi dari Dep.Listrik Rp.13.750.000

Jumlah biaya overhead pabrik variable sesungguhnya 93.750.000

Pembebanan kurang BOP Variable Dep A Rp.4.500.000

Page 59: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Departemen B

Biaya Overhead Pabrik Variable yang dibebankan kepada

produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka

60.000jam mesin x Rp.600 Rp.36.000.000

Biaya Overhead Pabrik Variable Sesungguhnya

Biaya langsung departemen Rp.30.000.000

Alokasi dari Dep listrik Rp.11.250.000

Jumlah biaya overhead pabrik variable sesungguhnya Rp.41.250.000

Pembebanan kurang BOP Variable Dep A Rp. 5.250.000

Page 60: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Penutupan Rek BOP Tetap

sesungguhnya ke rekening rugi labaJurnal #7

Rugi Laba Rp 94,000,000

BOP Tetap Sesungguhnya Dep.A Rp 55,000,000

BOP Tetap sesungguhnay Dep B Rp 39,000,000

BOP tetap Dep Produksi terdiri dari unsur berikut ini :

Dep.A :

B.Langsung departemen Rp 30,000,000

Alokasi Biaya dr Dep Listrik 25,000,000

Total Rp 55,000,000

Page 61: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik

Dep B :

Biaya Langsung Departemen Rp 24,000,000

Alokasi Biaya Dari Dep. Listrik 15,000,000

Total Rp 39,000,000

Page 62: Akuntansi Biaya Overhead Pabrik