AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 · UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI VISI...
Transcript of AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 · UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI VISI...
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
TAHUN ANGGARAN 2018
DEPUTI BIDANG
SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
LAPAN
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL JL. Pemuda Persil No.1 Jakarta 13220, Telp (021) 4892802, Fax (021) 4894815
Prayoga Sala
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
Alhmadulillah Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Deputi
Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer - LAPAN tahun
anggaran 2018 telah selesai disusun. LAKIN ini sebagai
laporan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
dalam menjalankan tupoksinya.
LAKIN ini disusun berdasarkan atas Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, serta Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis penyusunan
perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan kinerja.
LAKIN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun anggaran 2018 ini
berisikan atas uraian : Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, cara pencapaian tujuan dan sasaran,
serta pencapaian target tahun 2018 yang telah direncanakan dan ditetapkan, serta
perbandingan capaian antar tahun dan analisis capaian dan kegagagalan dalam pencapaian
target selama tahun anggaran 2018.
kepada seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional dan
seluruh staff Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer serta seluruh Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer atas dukungan dalam
pelaksanaan tugas Deputi Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer-LAPAN dan dalam mendukung pencapaian
Visi dan Misi LAPAN 2015 – 2019.
Jakarta, Februari 2019
Penyusun
Drs. Afif Budiyono. MT
NIP. 195910271987021001
Kata Pengantar
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 ii
LAKIN 2018 Deputi Bidang Sains Antriksa dan Atmosfer merupakan dokumen
laporan pertangungjawaban deputi didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
dalam pelaksanaan pencapaian perjanjian kinerjanya kepada Kepala LAPAN.
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer telah melaksanakan bagian dari
Program LAPAN, yaitu : Program Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
dengan fokus kegiatan “Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
(DSS) Cuaca Antariksa dan Pengembangan Sistem Pendukung
Keputusan (DSS) Dinamika Atmosfer Equator Indonesia”, dalam mencapai
Visi menjadi “Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer”, juga
pelaksanaan “Pembangunan Observatorium Nasional” yang merupakan program
prioritas di Pusat Sains Antariksa. Secara operasional kegiatan pengembangan sistem
pendukung keputusan Cuaca Antariksa dan Dinamika Atmosfer Equatorial Indonesia
dilakukan oleh dua pusat yang berada di Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer, yaitu : Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, serta
Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Sumedang, Pasuruan dan Pontianak.
Dengan kegiatan-kegiatannya sebagaimana tabel i. berikut :
Tabel. i. Program dan Kegiatan di Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
No Program Kegiatan
1. Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
1 Pengembangan Sains Antariksa, dengan Fokus pada pengembangan DSS Cuaca Antariksa serta program Prioritas Pembangunan Observatorium Nasional.
2 Pengembangan Sains Atmosfer, dengan prioritas pengembangan DSS dinamika atmosfer ekuatorial Indonesia
LAKIN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer ini disusun mengacu pada
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang
petunjuk teknis penyusunan perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan
Ringkasan Eksekutif
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 iii
kinerja. Dengan telah dilakukannya reorganisasi LAPAN melalui PP no : 49 tahun 2015
tangal 29 April 2015, maka telah disusun Rencana Strategis LAPAN tahun 2015 – 2019
dengan visi-misi yang disesuaikan dengan struktur organisasi baru, yaitu :
VISI DAN MISI LAPAN :
VISI : MENJADI PUSAT UNGGULAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI
VISI : MENJADI PUSAT UNGGULAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI
Visi ini telah di disingkat menjadi sebuah slogan untuk lebih mudah dipahami
oleh seluruh karyawan LAPAN, yaitu “LAPAN unggul Indonesia Maju -
LAPAN melayani Indonesia Mandiri “
Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah:
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS :
VISI : (2015 – 2019)
MENJADI PUSAT UNGGULAN
PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
UNTUK MEWUJUDKAN INDONESIA
YANG MAJU DAN MANDIRI
MISI
1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional
2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional
TUJUAN :
1. Terwujudnya Layanan Prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat ;
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat
Sasaran :
1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa.
2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima.
3. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard.
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 iv
Sistem Nilai :
VISI & MISI DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER :
Melalui Visi tersebut, Deputi Bidang Sains antariksa dan atmosfer mampu menjadi
organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa
dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf
internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan
pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
SISTEM NILAI
1. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang
baru.
2. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah.
3. Akuntabel Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
4. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek,
menengah dan panjang yang sudah ditetapkan.
5. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik.
VISI : (2015 – 2019)
Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan
Atmosfer untuk mewujudkan
Indonesia yang maju dan mandiri
MISI
1. Meningkatkan kualitas litbang sains antariksa dan atmosfer
2. Meningkatkan kualitas produk informasi di bidang sains antariksa dan atmosfer
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan litbang dibidang sains antariks dan atmosfer
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 v
Guna mengukur keberhasilan sasaran dan target yang telah ditetapkan di Deputi
Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, maka telah disusun indikator kinerja utama (IKU)
tahun anggaran 2018 sebagai target yang telah dijanjikan kepada atasan langsungnya,
yaitu Kepala LAPAN sebagaimana tabel ii yaitu :
Tabel ii. Penetapan Kinerja 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Target
2018
Meningkatnya
penguasaan iptek
dibidang sains antariksa
dan atmosfer yang maju
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang
sains antariksa dan atmosfer yang operasional
untuk pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang
sains antariksa dan atmosfer.
3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di
bidang sains antariksa dan atmosfer.
4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum & HAM
di bidang sains antariksa dan atmosfer.
10
29
15
2
Meningkatnya layanan
data dan informasi sains
antariksa dan atmosfer
yang prima
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan
IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer. 75
6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK
di bidang sains antariksa dan atmosfer. 80
Hasil capaian target indikator kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
taun 2018 sebagaimana tabel iii. berikut :
Tujuan :
1. Terwujudnya layanan prima di
bidang sains antariksa dan atmosfer bagi masyarakat
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan litbang sains antariksa dan atmosfer yang memenuhi standard dan prosdur.
Sasaran Strategis :
1. Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju
2. Meningkatnya Layanan publik sains antariksa dan atmosfer yang prima
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 vi
Secara rata-rata capaian target IKU Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
tahun 2018 diperoleh sebesar 186 % dari target indikator kinrja utama yang telah
dijanjikan, sebagaimana ditunjukkan pada tabel iii tersebut diatas, Untuk capaian
indikator kinerja model pemanfaatan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer adalah
100 %, jumlah publikasi nasional pada jurnal nasional terakreditasi di bidang sains
antariksa dan atmosfer tidak tercapai sebagaimana target yang telah ditetapkan, yaitu
sebesar 44 %, karena beberapa kendala yang akan dijelaskan pada bab III. Sementara
capaian target jumlah publikasi internasional pada jurnal internasional terindek
diperolah sebesar 260 % atau jauh dari target yang telah ditetapkan. Sementara untuk terget
HKI telah diperoleh target 2 HKI, telah diperoleh capai HKI yang telah terdaftar di
Kementerian Hukum dan HAM sebesar 10 atau sebesar 500 % , untuk capaian jumlah
pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer
sebesar 102 % dan capaian indek kepuasan masyarakat diperoleh sebesar 107 %.
Keberhasilan pencapaian target Indikator Kinerja Utama tersebut adalah atas
dukungan dan kerja keras para pejabat struktural dan pejabat peneliti, perekayasa serta
seluruh staff di lingkungan Deputi Bidang sains Antariksa dan Atmosfer, dengan
mamanfaat seluruh sarana dan prasarana yang ada, meskipun masih banyak kendala yang
dihadapi.
Tabel iii. Capaian Target Kinerja Tahun Anggaran 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
Indikator Kinerja Utama Satuan Target Capaian Jum
Capaian (%)
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
Model / modul
10 10 100
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer
Publikasi 29 13 45
3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Publikasi 15 39 260
4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum dan HAM di bidang sains antariksa dan atmosfer.
HKI 2 10 500
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Pengguna 75 77 102
6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer.
% 80 86 107
Rata - Rata Capaian Target Indikator Kinerja 186
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 vii
halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii
DFTAR GAMBAR ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 1
1.2 TUGAS DAN FUNGSI ........................................................................... 1
1.3 STRUKTUR ORGANISASI ................................................................... 2
1.4 ANGGARAN .......................................................................................... 6
1.5 SUMBER DAYA MANUSIA ............................................................... 7
1.6 SISTIMATIKA PENYAJIAN LAPORAN.............................................. 8
BAB 2 PERENCANAAN KINRJA ............................................................................. 10
2.1 VISI MISI DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN
ATMOSFER ............................................................................................
10
2.2 TUJUAN & SASARAN STRATEGIS ................................................... 11
2.3 TARGET UTAMA................................................................................... 11
2.4 PETA STRATEGIS DEPUTI SAINS ANTARIKSA DAN
ATMOSFER ............................................................................................
11
2.5 KAITAN SASARAN STRATEGIS DAN IKU....................................... 13
2.6 KEBIJAKAN............................................................................................ 14
2.7 PERJANJIAN KINERJA 2018................................................................ 14
2.8 MEKANISME PENGUMPULAN DATA KINERJA 16
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................ 17
3.1 PENGUKURAN DAN PENCAPAIAN SASARAN KINERA 2018.... 17
3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA............................................................ 19
Daftar Isi
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 viii
3.3 CAPAIAN LAIN DILUAR IKU ............................................................ 66
3.4 EVALUASI KINERJA 2018 TERHADAP 2017.................................... 77
3.5 AKUNTABILITAS KEUANGAN.......................................................... 78
3.6 EFFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA ................................. 79
3.7 TINDAK LANJUT REKOMENDASI EVALUASI IMPLEMENTASI
SAKIP......................................................................................................
82
BAB 4 PENUTUP........................................................................................................... 84
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... 86
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 ix
No Daftar
Gambar Keterangan Gambar Hal
1. Gambar 1.1 Tugas Pook dan Fungsi Deputi Sains antariksa dan
Atmosfer 2
2. Gambar 1.2 Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer 3
3. Gambar 1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Sains Antariksa 4
4. Gambar 1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer 5
5. Gambar 1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pengamatan Antariksa dan
Atmosfer 6
6. Gambar 1.6 Distribusi Anggaran DIPA di Kedeputian Bidang Sains
Antariksa dan Atmosfer Tahun Anggaran 2018
7
7. Gambar 1.7 Distribusi SDM-ASN di Kedeputian Sains Antariksa dan
Atmosfer 7
8. Gambar 1.8 Distribusi Fungsional dan Struktural SDM-ASN di
Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer 8
9. Gambar 2.1 Peta Strategis BSC Level -1 Deputi Bidang Sains antariksa
dan atmosfer 12
10. Gambar 2.2 Standar Opersional Prosedur mekanisme pengumpulan
data LAKIN di Kedeputian Sains Antariksa dan
Atmosfer
16
11. Gambar 3.1 Kopling Matahari-medium antar planet-magnetosfer ketika
terjadi lontaran massa corona (Gonzales, et.al. 1994) 21
12. Gambar 3.2 Plot Model hubungan antara Dst dengan gangguan
geomagnet dari stasiun pengamatan lokal di Indonesia 21
13. Gambar 3.3 Gangguan geomagnet regional Indonesia dari 44 kejadian
yang terkait dengan lontaran massa korona dan lubang
korona dibandingkan dengan indeks Dst.
23
14. Gambar 3.4 Arsitektur Radial Basis Function Neural Network 24
15. Gambar 3.5 Perbandingan hasil model dan pengamatan Juli-Desember. 25
16. Gambar 3.6 Tampilan GUI model Spread F untuk Ionosfer 25
17. Gambar 3.7 Pembagian wilayah pengelolaan informasi penerbangan di
Indonesia 26
18. Gambar 3.8 Tampilan file template evaluasi-prediksi kondisi ionosfer 28
19. Gambar 3.9 Tampilan hasil evaluasi-prediksi kondisi ionosfer
menggunakan file template 28
20. Gambar 3.10 Tampilan hasil evaluasi jarak daerah bisu (Skip Distance)
menggunakan file template. 28
DAFTAR GAMBAR
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 x
21. Gambar 3.11 Grafik prediksi foF2 menggunakan metode LAPAN Time
Series. 29
22. Gambar 3.12 Berbagai teknik yang dapat digunakan dalam metode
machine learning. 32
23. Gambar 3.13 Diagram alur kerja secara umum dalam menggunakan
machine learning untuk pemodelan prediksi. (Sumber: A
roadmap for building machine learning systems)
32
24. Gambar 3.14
Kontribusi tiap parameter daerah aktif terhadap prakiraan
flare menggunakan algoritma RF dengan konfigurasi 500
’pohon’ dengan 150 ’daun’ di masing-masing ’pohon’, data
latih 70% dan data uji 30%. EW, NS, f, dan McIn masing-
masing adalah posisi bujur, posisi lintang, jumlah bintik,
dan kelas McIntosh. Indeks 1, 2, dan 3 masing-masing
mengindikasikan nilai parameter daerah aktif dalam 24, 48,
dan 72 jam menjelang flare sinar-X kelas ≥ C.
33
25. Gambar 3.15 Interface Satellite Disaster Early Warning System
(SADEWA) versi 5.0 yang telah dilengkapi dengan fiture
AWS dan Radar Santanu.
34
26. Gambar 3.16 Interface Dasboard Sistem Embaran Maritim (Semar)
Versi.2.0. 37
27. Gambar 3.17 Interface SRIKANDI (Sistem Informasi Komposisi
Atmosfer Indonesia) 38
28. Gambar 3.18 Tampilan Dasboard Online Model SRIRAMA V.2.0 38
29. Gambar 3.19 Interface SRIRAMA (Sistem Informasi Perubahan Iklim)
Avg Latent Heat Flux, Proyeksi Januari tahun 2019 39
30. Gambar 3.20 Tampilan Interface Online Model DSS SANTANU Lokasi
pemantauan di Bandung 41
31. Gambar 3.21 Merk Hak Kekayaan Intelektual (HKI), untuk terbitan
“Bulletin Cuaca Antariksa” dari Pusat Sains Antariksa 55
32. Gambar 3.22.a. Kunjungan Universitas Ma Chung Malang di Pussainsa 62
33. Gambar 3.22.b. Kunjungan Pasis Dikrek Sesko TNI 62
34. Gambar 3.22.c. Pelaksanaan bimbingan Teknis di Pontianak (17 April
2018) 62
35. Gambar 3.22.d. Kunjungan PT. Quadran Energi Rekayasa ke PSTA (28
Nov 2018) 62
36. Gambar 3.23 Proses Assesmen dan Konsinyering Dokumen KNAPPP
(PUI) pada bulan September dan Oktober 2017 65
37. Gambar 3.24 Penyerahan Sertifikat Akreditasi KNAPPP, tanggal 13
Desember 2018 66
38. Gambar 3.25 Penyerahan Anugerah Prayoga Sala peringkat 1 (pertama)
kepada Ka. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN
oleh Bpk. Menteri Ristek-Dikti.
67
39. Gambar 3.26 Acara serah terima Sertifikasi Managemen Mutu ISO
9001-2015 Untuk DSS Cuaca Antariksa SWIFtS 68
40. Gambar 3.27 Pemberian Apresiasi dan Penganugerahan Zone Integritas
menuju WBK/WBBM tahun 2018 69
41. Gambar 3.28 Penandatanganan PUI Cuaca Antariksa (Pussiansa) tahun
2018 70
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 xi
42. Gambar 3.29.
Penganugerahan Penghargaan atas Komitmen yang tinggi
Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer terhadap
pembangunan Pusat Unggulan IPTEK
70
43. Gambar 3.30. Interface tampilan Online DSS Radar SANTANU. 71
44. Gambar 3.31. High Performance Computing 73
45. Gambar 3.32. Storage Big Data (Hadoop) 73
46. Gambar 3.33. Stiker hemat energi di PSTA dan Pussainsa 79
47. Gambar 3.4.
Stiker hemat energi di Balai Pengamatan Antariksa dan
Atmosfer
79
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 xii
No Daftar Tabel Keterangan Tabel Hal
1. Tabel.i. Program dan Kegiatan di Kedeputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer ii
2. Tabel.ii. Penetapan Kinerja 2018 Deputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer v
3. Tabel.iii. Capaian Target Kinerja Tahun Anggaran 2018 Deputi
Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer vi
4. Tabel 2.1. Program dan Kegiatan di Kedeputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer 13
5. Tebel 2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 13
6. Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer Tahun Anggaran 2018 15
7. Tabel 3.1. Pengukuran Capaian Terget Indikator Kinerja
Tahun Anggaran 2018 18
8. Tabel 3.2.
Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di
bidang sains Antariksa yang operasional untuk
pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan
perubahan iklim Pusat Sains Antariksa
20
9. Tabel 3.3. Keluaran (output) kegiatan dan Targetnya (Pussainsa) 27
10. Tabel 3.4. Korelasi antara level badai magnetik dan tingkat depresi
MUF. 30
11. Tabel 3.5. Estimasi Capaian Target Output Riset Tahun 2018. Pusat
Sains Antariksa 30
12. Tabel 3.6.
Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di
bidang sains Atmosfer yang operasional untuk
pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan
perubahan iklim
33
13. Tabel 3.7. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi (2018) 42
14. Tabel 3.8. Publikasi Ilmiah pada jurnal Internasional Terindeks
(2018) 43
15. Tabel 3.9. Capaian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) tahun 2018. 48
16. Tabel 3.10 Capaian Target Jumlah Pengguna yang memanfaatkan
Layanan IPTEK Sains Antariksa dan Atmosfer 56
17. Tabel 3.11.a. Layanan Kepada Pengguna berupa Internasional School
dan Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh Pusat Sains
Antariksa
57
18. Tabel 3.11. b Layanan kunjungan Tamu di Pusat Sains Antariksa 57
19. Tabel 3.11.c. Layanan Paraktek Kerja dan Tugas Akhir di Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer. 59
DAFTAR TABEL
LAKIN– Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN 2018 xiii
20. Tabel 3.11.d. Layanan Permohonan Data di Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer 60
21. Tabel 3.11.e. Layanan Kunjungan Tamu di Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer 60
22. Tabel 3.11.f. Layanan Nara Sumber 61
23. Tabel 3.12. Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Deputi
Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun 2018 63
24. Tabel 3.13. Capaian diluar IKU pada tahun 2018 64
25. Tabel 3.14. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017 dan 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser 75
26. Tebel 3.15. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 s/d 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser 75
27 Tabel 3.16. Daya serap anggaran di Kedeputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer 77
28. Tabel 3.17
Perbandingan Capaian Daya serap anggaran (%)
di Kedeputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA
2015 – 2018
77
29. Tabel 3. 18 Evaluasi Kinerja Anggaran (PMK nomor 214 tahun
2017) 81
30 Tabel 3. 19 Kegiatan Bimtek Teknis dan Administrasi di Lingkungan
Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer 2018 81
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 1
BAB.1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Laporan Akuntabiltas Kinerja ini disusun sebagai laporan dan gambaran serta
pertanggungjawaban atas hasil kinerja kegiatan Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer tahun 2018 dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Laporan akuntabilitas kinerja ini disusun mengacu pada Peraturan Presiden nomor 29
tahun 2014 tentang Sistem Auktabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan nomor 53
tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas
laporan kinerja Instansi Pemerintah, lampiran I, Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian
Kinerja Instansi Pemerintah dan lampiran II, Petunjuk Teknis Penyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah, serta Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
nomor 3 tahun 2015 tentang Rencana Strategis 2015 – 2019 dan Keputusan Kepala nomor 151
tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Unit Organisasi Eselon I.
Laporan akuntabiltas kinerja ini juga menyajikan capian target indikator kinerja utama
yang telah direncanakan dalam dokumen rencana kinerja tahun 2018 (RKT-2018) serta telah
dijanjikan dalam penetapan kinerja tahun anggaran 2018 (PK-2018)
1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan atas Peraturan Presiden nomor 49 tahun 2015, bab II, pasal 12, Deputi
Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer mempeunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan serta
penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa dan atmosfer .
Didalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pasal 12, PerPres nomor 49 tahun
2015, Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer menyelenggarakan fungsi :
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 2
Gambar 1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer
1.3. STRUKTUR ORGANISASI
Kepala LAPAN didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bantu oleh 1 (satu)
Sekretaris utama dan 3 (tiga) Deputi, yaitu Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer,
Deputi Bidang Teknologi Penerbangan dan Antrariksa dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh.
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer merupakan salah satu kedeputian yang
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sains
Antariksa dan Atmosfer, dalam menjalankan tugas pokoknya Deputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer dibantu oleh 2 (dua) satuan kerja dibawahnya, yaitu Pusat Sains Antariksa dan
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Selain membawahi 2 satuan kerja sebagaimana di
jelaskan tersebut, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer juga membawahi 4 balai, yaitu Balai
Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer
DEP
UTI
BID
AN
G S
AIN
S A
NTA
RIK
SA D
AN
A
TMO
SFER
a. perumusan kebijakan
teknis di bidang
penelitian dan
pengembangan dan
pemanfaatan sains
antariksa dan
atmosfer;
b. pelaksanaan kegiatan
penelitian dan
pengembangan sains
antariksa serta
pemanfaatannya;
c. pelaksanaan kegiatan
penelitian dan
pengembangan sains
atmosfer serta
pemanfaatannya;
d. pemberian informasi
khusus tentang cuaca
antariksa dan benda jatuh
antariksa serta peringatan
dini, mitigasi dan
penanganan bencana
akibat cuaca antariksa dan
benda jatuh antariksa;
e. Pembinaan dan pemberian
bimbingan dibidang
penelitian dan
pengembangan sasin
antariksa dan atmosfer ;
f. pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh
Kepala.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 3
Sumedang, Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Pasuruan dan Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer Pontianak, sebagaimana terlihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.2. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
1. PUSAT SAINS ANTARIKSA
Berdasarkan organisasi dan tata kerja
LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan
Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015
pasal 64, maka Pusat Sains Antariksa
mempunyai tugas meleaksanakan penelitian,
pengembangan perekayasaan, dan
pemanfaatannya serta penyelenggaraan
keantariksaan di bidang sains antariksa. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 64, Pusat Sains Antariksa
menyelenggarakan fungsi :
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 4
Gambar 1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Sains Antariksa
Pusat Sains Antariksa terdiri atas : Bagian Admnistrasi, Bidang Program dan Fasilitas,
Bidang Diseminasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.
2. PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI ATMOSFER .
Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang
telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN
nomor 8 tahun 2015 pasal 73, maka Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer (PSTA) mempunyai tugas
meleaksanakan penelitian, pengembangan
perekayasaan, dan pemanfaatannya serta
penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan
teknologi atmosfer. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam pasal 64 PSTA
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana,
program, kegiatan dan
anggaran di bidang sains
antariksa;
b. penyiapan bahan rumusan
kebijakan teknis di bidang
sains antariksa;
c. penelitian, pengembangan,
perekayasaan dan
pemanfaatan sains
antariksa;
d. Pengelolaan fasilitas
penelitian, pengebangan,
perekayasaan dan
pemanfaatan di bidang sains
antariksa;
e. Pelaksanaan kegiatan diseminasi
hasil penelitian, pengembangan,
perekayasaan dan pemanfaatan di
bidang sains antariksa ;
f. pemberian informasi
khusu dan bantuan
teknis tentang sains
antariksa;
g. pemberian peringatan dini,
mitigasi dan penanganan
bencana akibat cuaca antariksa
dan benda jatuh antariksa;
h. Pembinaan dan pemberian
bimbingan di bidang
penelitian, pengembangan,
perekayasaan dan
pemanfaatan antariksa’
i. Pelaksanaan kerjasama teknis
di bidang sains antariksa;
j. Pelaksanaan administrasi keuangan, penatausahaan
BMN, pengelolaan rumah tangga, Sumber daya
aparatur, dan tata usaha pusat .
PUSAT
SAINS ANTARIKSA
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 5
Gambar 1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer terdiri atas : Bagian Admnistrasi, Bidang Program
dan Fasilitas, Bidang Diseminasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.
3. BALAI PENGAMATAN ANTRAIKSA DAN ATMOSFER (BPAA) :
Berdasarkan atas Peraturan Kepala LAPAN
nomor 15 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengamtan Antariksa dan Atmosfer
(BPAA), BPAA mempunyai tugas melaksanakan
pengamatan , perekaman, pengolahan, dan
pengelolaan data antariksa dan atmosfer, dan dalam
melaksanakan tugasnya BPAA mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana,
program, kegiatan dan
anggaran di bidang sains
dan teknologi atmosfer;
b. penyiapan bahan rumusan
kebijakan teknis di bidang
sains dan teknologi
atmosfer
c. penelitian, pengembangan,
perekayasaan dan
pemanfaatan sains dan
teknologi atmosfer;
d. Pengelolaan fasilitas penelitian,
pengebangan, perekayasaan dan
pemanfaatan di bidang sains dan
teknologi atmosfer;
e. Pelaksanaan kegiatan diseminasi hasil
penelitian, pengembangan,
perekayasaan dan pemanfaatan di
bidang sains dan teknologi atmosfer ;
f. Pembinaan dan
pemberian bimbingan di
bidang penelitian,
pengembangan,
perekayasaan dan
pemanfaatan sains dan
teknologi atmosfer
g. Pelaksanaan kerjasama
teknis di bidang sains
dan teknologi;
atmosfer;
h. Pelaksanaan administrasi keuangan,
penatausahaan BMN, pengelolaan rumah
tangga, Sumber daya aparatur, dan tata
usaha pusat .
PUSAT
SAINS DAN TEKNOLOGI
ATMOSFER
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 6
Gambar 1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer
1.4. ANGGARAN
Alokasi total Anggaran di Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer sebesar Rp.
207.092.871.000,- (Dua ratus tujuh milyar sembilan puluh dua juta delapan ratus tujuh puluh
satu ribu rupiah). Pengelolaan anggaran di Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer
dilaksanakan dan pertanggungjawabannya oleh satuan kerja yang berada dibawah Deputi
Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, yaitu : Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan
Teknologi Atmosfer, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Agam, Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer Sumedang, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Pasuruan dan
Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Pontianak. Rincian anggaran Deputi Bidang Sains
Antariksa dan Atmosfer TA. 2018, sebagaimana gambar 1.2
a. Penyusunan rencana
program, kegiatan dan
anggaran;
b. pelaksanaan pengamatan,
perekaman, pengolahan,
dan pengelolaan data
antariksa dan atmosfer;
c. pengembangan,
pengopersian dan
pemeliharaan peralatan
pengamatan antariksa dan
atmosfer;
d. Pelaksanaan kerjasama teknis dibidang
antariksa dan atmosfer;
e. pemberiaan layanan
publik penerbangan
dan antariksa;
f. evaluasi dan
penyusunan
laporan kegiatan,
g. Pelaksanaan ususn
keungan, SDM
apatur, tata usaha,
penatausahaan
MBN dan Rumah
tangga
BALAI PENGAMATAN
ANTARIKSA DAN
ATMOSFER
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 7
Gambar 1.6 Distribusi Anggaran DIPA di Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer Tahun Anggaran 2018
1.5. SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan organisasi dan tata kerja LAPAN yang telah ditetapkan berdasarkan
keputusan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015 tentang organisasi dan tata kerja Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional, jumlah personil dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer tahun 2018 sebanyak 231 orang dengan distribusi sebagaimana gambar 1.3 dan
gambar 1.4.
Gambar 1.7. Distribusi SDM-ASN di Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 8
Gambar 1.8. Distribusi Fungsional dan Struktural SDM-ASN di Kedeputian Sains
Antariksa dan Atmosfer
1.6. SISTIMATIKA PENYAJIAN LAPORAN
Laporan Akuntabilitas kinerja (LAKIN) ini digunakan untuk mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer selama tahun 2018. Rasio
perbandingan capaian kinerja (performance results) terhadap target penetapan kinerja (PK-
performance agreement) 2018 yang telah ditetapkan, merupakan tolok ukur capaian
keberhasilan kinreja.
Analisis atas realisasi kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
teridentifikasinya adanya pencapaian kinerja dan sejumlah celah kinerja (performance gap)
yang perlu untuk perbaiakan.
Sistematika penyajian LAKIN Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun
2018 adalah sebagaimana penjelasan berikut :
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 9
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 10
Rencanaan kinerja tahun 2018 Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer disusun
mengacu pada peraturan Kepala LAPAN nomor 3 tahun 2015 tentang Rencana Strategis
LAPAN 2015 – 2019, serta Keputusan Kepala nomor 151 tahun 2015 tentang Indikator Kinerja
Utama Unit Organisasi Eselon I.
2.1. VISI MISI DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN
ATMOSFER :
Melalui Visi tersebut, Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer diharapkan
mampu menjadi organisasi yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan
sains antariksa dan atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang
bertaraf internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan
pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
BAB. 2 PERENCANAAN KINERJA
VISI :
(2015 – 2019)
Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan
Atmosfer untuk mewujudkan
Indonesia yang maju dan mandiri
MISI
1. Meningkatkan kualitas litbang sains antariksa dan
atmosfer ;
2. Meningkatkan kualitas produk informasi di bidang
sains antariksa dan atmosfer
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan
litbang dibidang sains antariks dan atmosfer
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 11
2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.3. TARGET UTAMA :
2.4. PETA STRATEGIS DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
Peta strategis Deputi Bidang Sains Bidang Antariksa dan Atmosfer, yang digambarkan
dalam “Balanced Scorcard” level 1, (gambar 2.1), merupakan casecading atau turunan dari
Peta Strategis BSC level 0 atau peta strategis LAPAN. Peta strategis ini menggambarkan
proses-proses kerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer didalam mencapai target-
Tujuan :
1. Terwujudnya layanan
prima di bidang sains antariksa dan atmosfer bagi masyarakat
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan litbang sains antariksa dan atmosfer yang memenuhi standard dan prosdur.
Sasaran Strategis :
1. Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju
2. Meningkatnya Layanan publik sains antariksa dan atmosfer yang prima
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 12
target sasaran strategisnya, mulai dari prespektif pembelajaran, internal proses , prespektif
customer dan prespektif stakeholder.
Didalam pelaksanaan pencapaian sasaran strategis, peta strategis ini dijabarkan atau
diturunkan menjadi peta strategis level 2 dan level-level berikutnya disetiap satuan kerja yang
ada dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer guna melaksanakan program dan
kegiatan yang telah ditugaskan, sebagaimana Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 tahun 2015
tentang organisasi dan tata kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Gambar 2.1. Peta Strategis BSC Level -1 Deputi Bidang Sains antariksa dan atmosfer
Dalam pencapaian tujuan dan sasaran startegis di Deputi Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer dilaksanakan melalui program dan kegiatan sebagamana berikut (Tabel 2.1.) :
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 13
Tabel 2.1 Program dan Kegiatan di Deputi Bidang Sains Antaraiksa dan Atmosfer
2.5. KAITAN SASARAN STRATEGIS DAN IKU :
Kaitan sasaran strategis dan Indikator Kinerja Deputi Bidang Sains Anatariksa dan
Atmosfer adalah sebagaimana tabel 2.2. (Keputusan Kepala Lapan nomor 115 tahun 2015,
tentang indikator kinerja utama unit organisasi eselon I di Lingkungan LAPAN) :
Tabel 2.2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya penguasaan dan kemandirian iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer.
3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer.
4. Jumlah HKI yang terdaftar di KemenKum dan HAM di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer.
6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer.
No Program Kegiatan
1.
Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
1
Pengembangan Sains Antariksa, dengan Fokus pada pengembangan DSS Cuaca Antariksa serta program Prioritas Pembangunan Observatorium Nasional
2 Pengembangan Sains Atmosfer, dengan prioritas pengembangan DSS dinamika atmosfer ekuatorial
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 14
2.6. KEBIJAKAN
Empat kompetensi utama LAPAN didalam program pengembangan penerbangan dan
antariksa yaitu : sains antariksa dan atmosfer, penginderaan jauh, teknologi penerbangan
dan antariksa serta kajian kebijakan penerbangan dan antariksa.
Khusus untuk arah kebijakan peningkatan kompetensi bidang sains antariksa dan
atmosfer tahun 2015 – 2019, diarahkan pada mitigasi bencana dan perubahan iklim melalui
peningkatan pemantuan kualitas lingkungan, pengurangan resiko bencana serta memperkuat
kapasitas mitigasi bencana. Di bidang mitigasi perubahan iklim diarahkan pada penelitian
dan pengkajian teknologi perubahan iklim serta riset/penelitian antariksa dan atmosfer.
Riset antariksa dan atmosfer bertujuan untuk menyediakan informasi tentang dinamika
lingkungan antariksa dan atmosfer ekuatorial Indonesia, dengan fokus pada : pengembangan
sistem pendukung keputusan (DSS) cuaca antariksa, benda jatuh antariksa dan
Pembangunan Observatorium Nasional serta pengembangan sistem pendukung
keputusan (DSS) dinamika atmosfer ekuatorial Indonesia .
Dua kebijakan peningkatan kompetensi sains antariksa dan atmosfer adalah :
1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya
sains antariksa dan atmosfer bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional,
sehingga iptek penerbangan dan antariksa dapat dijadikan sebagai penggerak untuk
kemajuan pembangunan nasional.
2. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari iklim/
lingkungan bumi dan antariksa melalui pengembangan dan penguatan sistem
informasi dini (sistem pendukung keputusan, DSS) sains antariksa dan atmosfer.
2.7. PERJANJIAN KINERJA 2018
Mengacu pada Peraturan Presiden nomo 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis
penyusunan perjanjian kinerja, Pelaporan kinerja dan reviu atas laporan kinerja, yang mana
Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 15
dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu tertentu misalnya
1 tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya, maka telah disusun
perjanjian konerja 2018.
Tujuan khusus perjanjian kinerja ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah
dengan pemberi amanah, sebagai dasar penilaian keberhasilan kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2018, berdasarkan
Perka nomor 115 tahun 2015, sebagaimana tabel 2.3. berikut :
Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun Anggaran 2018
Sasaran Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Target
2018
Meningkatnya penguasaan
dan kemandirian iptek
dibidang sains antariksa dan
atmosfer yang maju
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di
bidang sains antariksa dan atmosfer
yang operasional untuk pemantauan
SDA, lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim
10
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi
di bidang sains antariksa dan atmosfer. 29
3. Jumlah publikasi internasional yang
terindeks di bidang sains antariksa dan
atmosfer. 15
4. Jumlah HKI yang terdaftar di Men-Kum
& HAM di bidang sains antariksa dan
atmosfer. 2
Meningkatnya layanan data
dan informasi sains
antariksa dan atmosfer yang
prima
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan
layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. 75
6. Indeks kepuasan masyarakat atas
layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. 80
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 16
2.8. MEKANISME PENGUMPULAN DATA KINERJA
Makanisme pengumpulan data kinerja di Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer
dilakukan secara bottom-up dari satuan kerja yang berada di bawah kedeputian Sains. Data
kinerja dari masing-masing satuan kinerja dikumpulkan setiap bulan dan capaian triwulan
melalui aplikasi “kinerja.lapan.go.id” (siforenmonev) sebagai aplikasi monitoring dan
evaluasi dari kinerja masing masing satuan kerja di LAPAN yang di koordinasikan oleh Biro
Perencanaan dan Keuangan (Biro Renkeu). Sebagai penanggung jawab pengumpul
data/informasi unit kerja PSTA dan Pussainsa adalah Ka. Bidang Program dan Fasilitas,
sementara untuk unit kerja BPAA adalah Ka. Balai. Beberapa koordinasi satuan kerja PSTA
dan Pussainsa terkait dengan pengajuan Hak Kekayaan Intelektual kepada Kementerian
Hukun dan HAM di koordinasikan oleh Pusat Inovasi dan Standarisasi Penerbangan dan
Antariksa (PUSISPAN). Dari seluruh proses pelaksanaan pelaporan kinerja masing masing
satker, maka disususn laporan kinerja kedeputian sains anatriksa dan atmosfer dengan
mempertimbangkan pula data-data kelengkapan dari satuan kerja lain terkait (Biro Renkeu
dan PUSISPAN) sebagai pelangkap data-data yang belum terekam (terlaporkan) pada sautan
kerja Pusat Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer serta balai.
Draft Laporan Akuntabilitas Kineja Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer
sebelum sebagai laporan LAKIN final disampaikan kepada team LAKIN Biro Perencanaan
dan Keuangan untuk dilakukan review guna penyempurnaan LAKIN final.
Hasil LAKIN review untuk diperbaikan dan disempurnakan menjdi LAKIN final untuk
disampaikan kembali kepada Biro Perencanaan dan Keuangan untuk ditindak lanjuti sebagai
dokumen laporan LAKIN, Proses standar operasional prosedur (SOP) mekanisme
pengumpulan data LAKIN seperti terlihat pada gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2. Standar Opersional Prosedur mekanisme pengumpulan data LAKIN
di Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 17
3.1. PENGUKURAN DAN PENCAPAIAN SASARAN KINERJA
2018
Berdasarkan atas hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengukuran kinerja kegiatan,
selanjutnya dilakukan pengukuran kinerjas sasaran melalui indikator indikator kinerja
pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan target dalam rencana kinerja atau penetapan
kinerja 2018, seperti ditunjukkan pada tabel 2.3.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja (performance
plan) yang telah ditetapkan dengan capaian realisasinya (performance result) . Dari hasil
perbandingan tersebut maka dapat diketahui perbedaan celah atau delta capaian dengan target
yang telah ditetapkan (performance gap), yang kemudian dilakukan analisis untuk
memperbaiki performance gap tersebut, yang kemudian merubah strategi atau memperbaiki
strategi untuk meningkatkan kinerja pada tahun mendatang.
Secara umum target capaian indikator kinerja utama 2018 di kedeputian sains antariksa
dan atmofer dapat dicapai, kecuali untuk target capaian indikator kinerja : “Jumlah publikasi
nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer”.
Hasil nilai capaian kinerja Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer pada tahun
anggaran 2018, sebagaimana ditunjukkan pada tabel 3.1. Pengukuran Capaian Target Indikator
Kinerja Utama.
Pengukuran kinerja kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer mengacu pada Penetapan
Kinerja 2018, diperoleh nilai capaian rata-rata sebesar 186 %, dari beberapa indikator yang
telah ditetapkan, yaitu : 100 % untuk indikator Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang
sains antariksa dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim, 45 % untuk capaian idikator Jumlah publikasi nasional
terakreditasi di bidang sains antariksa dan atmosfer, 260 % untuk capaian indikator Jumlah
publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer, 500 % untuk
capaian indikator Jumlah HKI berstatus terdaftar di Men-Kum & HAM dibidang sains
antariksa dan atmosfer, 102 % untuk capaian indikator Jumlah pengguna yang memanfaatkan
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 18
layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer dan 107 % untuk capaian indikator
Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Untuk capaian daya serap penggunaan anggaran DIPA 2018 rata-rata mencapai 96,33
% atau sebesar Rp. 196.717.616.096,- (Seratus sembilan puluh enam milyar tujuh ratus tujuh
belas juta enam ratus enam belas ribu lima sembilan puluh enam rupiah), dari nilai pagu Rp.
207.092.871.000,- (dua ratus tujuh milyar sembilan puluh dua juta delapan ratus tujuh puluh
satu ribu rupiah).
Tabel 3.1. Pengukuran Capaian Terget Indikator Kinerja
Tahun Anggaran 2018
Sasaran
Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama Satuan
Target
2018
Capaian 2018
Jum %
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian
iptek dibidang
sains antariksa
dan atmosfer
yang maju.
1. Jumlah model pemanfaatan
IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer yang
operasional untuk pemantauan
SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan
perubahan iklim
Model 10 10 100
2. Jumlah publikasi nasional
terakreditasi di bidang sains
antariksa dan atmosfer.
Publikasi 29 13 45
3. Jumlah publikasi internasional
yang terindeks di bidang sains
antariksa dan atmosfer.
Pullikasi 15 39 260
4. Jumlah HKI berstatus terdaftar
di Men-Kum & HAM dibidang
sains antariksa dan atmosfer.
HKI 2 10 500
Meningkatnya
layanan data dan
informasi sains
antariksa dan
atmosfer yang
prima
5. Jumlah pengguna yang
memanfaatkan layanan IPTEK
di bidang sains antariksa dan
atmosfer.
Pengguna 75 77 102
6. Indeks kepuasan masyarakat
atas layanan IPTEK di bidang
sains antariksa dan atmosfer.
% 80 86 107
Rata-rata capaian Target Indikator kinerja 186
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 19
3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Sasaran Strtegis pertama : Meningkatnya Penguasaan dan Kemandirian Iptek dibidang Sains Antariksa dan Atmosfer yang maju
Pada sasaran strategis pertama, yaitu : Meningkatnya Penguasaan dan Kemandirian Iptek
dibidang Sains Antariksa dan Atmosfer terdapat 4 (empat) dikator kinerja utama yang harus
diselesaikan pencapaian target dalam kurun waktu tahun anggaran 2018, yaitu :
a. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan
atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim,
b. Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains antariksa dan
atmosfer,
c. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa
dan atmosfer
d. Jumlah HKI berstatus terdaftar di kementerian hukum dan HAM di
bidang sains antariksa dan atmosfer.
Capaian empat indikator kinerja utama sebagaimana tersebut diatas dijelaskan
sebagaimana berikut :
a. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariks dan atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim.
10 (sepuluh) capaian target model pemanfaatan iptek di bidang sains antariksa dan
atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA serta mitigasi bencana dan perubahan iklim,
secara kuantitas (jumlah) dapat tercapai 100 %, namun demikian secara kualitas model masih
harus terus dikembangkan dan di tingkatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, 10
(sepuluh) model pemanfaatan iptek tersebut sebagaimana ditunjukkan pada tabel. 3.2.1. dan
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 20
tabel 3.2.2. Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan
atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan
perubahan iklim.
Hasil model-model tersebut sebagian telah diaplikasikan guna mendukung/memperkuat
sistem pendukung keputusan (DSS) dinamika atmosfer ekuatorial dan Sistem Pendukung
Keputusan (DSS) cuaca antariksa, sebagian model masih dilakukan pengembangan guna
memperbaiki kualitas dari model yang telah dipakai/diaplikasikan. Indikator model
pemanfaatan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer ini merupakan model-model yang
terus tumbuh dan berkembang yang telah diintegrasikan dalam satu sistem aplikasi datau
sistem pendukung keputusan, tabel 3.2.1 dan tabel 3.2.2. menunjukkan pengembangan model-
model untuk pemanfaatan IPTEK di bidang sains Antariksa dan Atmosfer yang sebagaian
sudah dioperasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan
iklim.
1. Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Sains Antariksa :
Tabel. 3. 2. Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains
Antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana
dan perubahan iklim Pusat Sains Antariksa
NO NAMA MODEL FUNGSI
a) Model Prediksi Badai Geomagnet Informasi predikis badai
geomagnet
b) Model Gangguan Geomagnet
Regional Indonesia
Informasi tingkat gangguan
Geomagnet regional Indonesia
c) Model Kopling Spread F Informasi gangguan Ionosfer
d) Model Prediksi dan Evaluasi
Kondisi Ionosfer
Informasi evaluasi kondisi
Ionosfer
e) Model Prakiraan Flare
berdasarkan Klasifikasi Mcintosh
dan Hale Daerah Aktif
Informasi prakiraan kejadian
Flare Matahari .
a) Model Prediksi Badai Geomagnet :
Hingga saat ini peristiwa badai geomagnet belum dapat diprediksi secara tepat, baik itu
waktu terjadinya, durasinya ataupun intensitasnya. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya
parameter yang mempengaruhi peristiwa badai geomagnet. Prediksi mengenai kapan dan
seberapa besar level badai geomagnet yang akan terjadi sangat diperlukan selain karena
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 21
dampaknya yang dapat mempengaruhi kinerja satelit/teknologi berbasis antariksa, navigasi dan
surveyor geofisika yang memanfaatkan metoda geomagnet, juga menjadi salah satu masukan
untuk memprediksi kondisi ionosfer. Permasalahan utama dari prediksi badai geomagnet adalah
penentuan waktu terjadi dan kekuatan badai geomagnetnya sendiri. Dengan melakukan
penelitian mengenai kondisi di ruang antar palnet, terutama terkait dengan parameter parameter
angin surya dan medan magnet anatar planet diharapkan waktu terjadinya dan seberapa besar
energi yang ditransfer memasuki sistem bumi dapat diketahui
Gambar 3. 1 Kopling Matahari-medium antar planet-magnetosfer ketika terjadi
lontaran massa corona (Gonzales, et.al. 1994)
Berdasarkan 12 peristiwa badai geomagnet sepanjang tahun 2013 yang dianalisis tampak
bahwa gangguan geomagnet dari stasiun lokal memiliki karakteristik yang hampir sama,
perbedaan hanya tampak pada intensitas gangguannya. Gambar 3.2. menunjukkan model
korelasi antara Indeks Dst dengan nilai gangguan geomagnet dibeberapa stasiun di Indonesia
selama tahun 2013, dengan faktor korelasi model sebesar 0,7202.
Gambar 3. 2 Plot Model hubungan antara Dst dengan gangguan geomagnet dari stasiun
pengamatan lokal di Indonesia
-200
-150
-100
-50
0
-150 -100 -50 0
dH
(n
T)
Dst (nT)
CC = 0.7202
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 22
Hasil Model gangguan geomagnet tersebut diatas memiliki korelasi yang baik dengan
indek Dst nya. Pola pergerakan gangguan gangguan geomagnet dari Timur ke Barat. Untuk
badai yang didahului dengan adanya gelombang kejut dari tumbukan angin surya dengan
magnetosfer (sudden commencement:SC) tidak tampak adanya jeda waktu antara Dst dengan
gangguan geomagnet Indonesia dan jeda waktu antara interplanetary shock dengan SC di
rekaman data landas bumi berkisar antara 1-1.5 jam. Sedangkan untuk badai geomagnet tipe
gradual lebih sulit untuk menentukan karakteristiknya. Karakteristik badai geomagnet
berdasarkan aktivitas Pc5 memperlihatkan bahwa untuk tipe badai geomagnet yang didahului
oleh SC, peningkatan aktivitas Pc5 cukup signifikan terjadi pada fasa utama badai geomagnet.
Intensitas Pc5 terbesar tampak pada saat terjadi SC.
b) Model Gangguan Geomagnet Regional Indonesia
Untuk kepentingan SWIFtS tersebut tentunya diperlukan beberapa model matematis ataupun
empiris yang harus dibangun sehingga dapat menterjemahkan fenomena cuaca antariksa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang. Salah satunya model gangguan geomagnet yang
dibangun berdasarkan fenomena di Matahari yaitu lontaran massa korona dan lubang korona.
Bila terjadi peristiwa CME atau lubang korona di matahari seberapa besar mengganggu
geomagnet dan berapa lama gangguan itu sampai di bumi. Hal ini yang akan dijawab dari
pembuatan model ini.
Untuk membangun model diperlukan data pendukung baik data primer maupun data
sekunder. Data lontaran massa korona dan lubang korona di ambil dari
https://cdaw.gsfc.nasa.gov/CME_list/ dan http://www.solen.info/solar/coronal_holes.html. Data
angin surya dan medan antarplanet dari Goddard Space Flight Cente di http:
omniweb.gsfc.nasa.gov/form/dx1.html. Sedangkan data geomagnet diperoleh dari pengukuran
variasi harian geomagnet di Kototabang, Pontianak, Sumedang, Manado, Kupang, Biak untuk
periode waktu tahun 2007-2016.
Metode yang digunakan dalam mengetahui karakteristik gangguan geomagnet yang terkait
dengan fenomena di matahari yaitu dengan menggunakan model empiric dengan regresi linier
multivariate dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
dengan = gangguan geomagnet di masing-masing stasiun
Lintang geomagnet stasiun yang bersangkutan
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 23
Dari hasil model gangguan masing-masing stasiun dapat diperoleh gangguan geomagnet
regional Indonesia berdasarkan lontaran massa korona dan lubang korona seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 3-3. Model gangguan geomagnet regional ini diperoleh dengan
menggunakan persamaan (1) yaitu perata rataan dari ketujuh stasiun geomagnet yang dikoreksi
dengan lintang geomagnetnya. Dari 44 kejadian berdasarkan model gangguan geomagnet
regional Indonesia bila dibandingkan dengan indeks Dst memiliki nilai yang sangat berbeda dan
fluktuatif antara nilai rendah sampai tinggi. Nilai gangguan geomagnet akan memiliki nilai
rendah apabila hanya terkait peristiwa lontaran massa korona saja, sedangkan nilainya tinggi
jika terkait dengan peristiwa lontaran massa korona dan kejadian lubang korona.
Gambar 3. 3 Gangguan geomagnet regional Indonesia dari 44 kejadian yang terkait
dengan lontaran massa korona dan lubang korona dibandingkan dengan indeks Dst.
c) Model Kopling Spread F :
Penelitian pemodelan spread F untuk wilayah Indonesia telah dimulai dengan studi
karakteristik spread F dan validasi model IRI untuk probabiltas spread F menggunakan data
stasiun Kototabang dan Tanjungsari periode 2007-2013 yang dilakukan pada program
penelitian sebelumya. Pengembangan model spread F dimaksudkan agar dapat mendukung
layanan informasi gangguan ionosfer pada system pendukung keputusan DSS (Decision
Supporting System) informasi cuaca antariksa SWIFtS LAPAN, yaitu informasi gangguan
fading akibat kemunculan spread F. Spread F adalah fenomena gangguan kerapatan elektron
ionosfer yang merupakan komponen penting cuaca antariksa. Fenomena spread F di lintang
ekuator kemunculannya cukup tinggi dan dikenal sebagai equatorial spread F, (ESF) yang
masih terus dikaji karena efeknya pada gelombang radio yang dapat menyebabkan fading pada
komunikasi pita frekuensi tinggi (band frequency HF) dan loss of lock pada sinyal GNSS.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 24
Model spread F dan sintilasi ionosfer perlu dibangun untuk mendukung SWIFtS.
Kegiatan penelitian terkait pengembangan model perlu dilakukan dengan dukungan data runtun
waktu yang tersedia, meskipun belum mencukupi untuk satu siklus matahari sebelas tahun.
Dengan pilihan metode data runtun waktu, maka pemodelan tahap awal dilakukan dengan
teknik neural network radial basis fungsional RBFNN. Sesuai dengan perumusan masalah
tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan prosedur model RBFNN untuk
memprediksi probabilitas spread F. Sasarannya diperoleh model spread F
Metodelogi yang digunakan adalah menggunakan metode neural network radial basis
fungsional (NNRBF). Pertimbangan penggunaan metode, secara umum jenis mudah
mendisainnya, tetapi memiliki toleransi yang kuat pada noise input dan fleksibel pada sistem
kontrol serta efisien dalam proses training. Lazimnya dalam metode NN maka data dibagi
menjadi dua, yaitu data untuk training dan data untuk testing. Dalam proses training, maka
proses iterarif dimulai dengan pemilihan pembobot (w), selanjutnya pembobot akan terus
diperbaharui dan terus diulang untuk mencari perbedaan terkecil antara pengukuran dan
perediksi pada outputnya hingga stabil. Input model spreaf F Indonesia (MsFI) didisain pada
faktor yang mempengaruhi kemunculan spread F, yaitu waktu (pukul 18:00 hingga pukul
06:00), solar fluks F10.7, indeks Dst dan musim bulanan.
Gambar 3. 4 Arsitektur Radial Basis Function Neural Network
Dari analisis input model dengan fluks radio matahari F10.7, indeks Kp, Bulan dan
Waktu, maka model Neural Network (gambar 3.4) Radial basis menggunakan data Uji dari
Januari hingga Desember, dapat dilihat pada Gambar 3-5, dimana warna biru adalah data dan
merah adalah model. Hasil model masih kurang baik terutama saat bulan-bulan soltise Juni dan
Desember, yaitu saat kemunculan spread paling tinggi setelah tengah malam. Sedangkan untuk
bulan ekuinoks trend model dapat mengikuti data, namun akurasi masih rendah.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 25
Gambar 3. 5 . Perbandingan hasil model dan pengamatan Juli-Desember.
Tampilan GUI format seperti ditampilkan dalam Gambar 3-6 berikut ini:
Gambar 3. 6 Tampilan GUI model Spread F untuk Ionosfer
d) Model Prediksi dan Evaluasi Kondisi Ionosfer
Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS) adalah sebuah sistem
layanan informasi tentang kondisi cuaca antariksa telah dibangun dan diperasikan oleh Pusat
Sains Antariksa, LAPAN. Sistem informasi yang telah menjadi anggota Internasional Space
Environment Services (ISES) sejak tahun 2015 itu menyediakan informasi evaluasi kondisi
cuaca antariksa yang sudah terjadi dan prakiraan kondisinya yang akan terjadi. Informasi cuaca
antariksa disediakan untuk pengguna komunikasi radio, komunikasi satelit, dan navigasi
berbasis satelit, operator satelit, serta pengguna sistem teknologi antariksa lainnya.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 26
SWIFtS telah menyediakan informasi kondisi ionosfer, baik yang sudah terjadi (evaluasi)
maupun yang akan terjadi (prediksi). Namun demikian, informasi tersebut masih berbentuk
indeks Informasi tentang ionosfer dan aplikasinya yang disediakan SWIFtS belum memenuhi
kebutuhan pengguna. Informasi SWIFtS belum bisa digunakan sebagai materi pembinaan
teknis komunikasi radio, belum bisa memenuhi kebutuhan operator satelit, dan belum bisa
memberikan informasi untuk pengguna navigasi.
Ruang lingkup kegiatan Model Prediksi dan Evaluasi Kondisi Ionosfer meliputi
perencanaan kegiatan, pengembangan metode evaluasi (termasuk software dan file template),
pengembangan metode prediksi (software dan file template), pengembangan
informasi/kemasan tambahan khusus berupa prediksi LUF-OWF-MUF, implementasi kedalam
sistem layanan SWIFtS.
Metode prediksi-evaluasi untuk kondisi ionosfer diperoleh melalui langkah-langkah: (i)
melakukan kajian, (ii) membangun metode evaluasi ionosfer berdasarkan parameter ionosfer
(fmin, foEs, foF2, persentase kejadian Spread F dalam 1 malam), (iii) membangun metode
prediksi ionosfer, (iv) membuat software pendukung, (v) melakukan ujicoba, dan (vi)
implementasi pada SWIFtS.
Informasi ionosfer untuk komunikasi radio dimaksudkan sebagai rentang frekuensi yang
dapat digunakan dengan optimal (persentase keberhasilannya tinggi) untuk komunikasi pada
sirkit (pemancar-penerima) tertentu, selama selang waktu tertentu. Rentang frekuensi tersebut
adalah dari frekuensi minimum (Lowest Usable Frequency, LUF) hingga frekuensi maksimum
(Maximum Usable Frequency, MUF). Selain itu juga disediakan pilihan rentang frekuensi LUF
hingga frekuensi optimum (Optimum Working Frequency, OWF).
Mengacu kepada pembagian wilayah pengelolaan informasi penerbangan (Flight Information
Region, FIR) dari AirNav Indonesia (Gambar 3-7), maka stasiun pusat yang digunakan dalam
membuat prediksi adalah Jakarta dan Makasar sebagai cabang utama dan pusat pengendalian
untuk wilayah barat dan wilayah timur.
Gambar 3. 7 Pembagian wilayah pengelolaan informasi penerbangan di Indonesia
(http://www.airnavindonesia.co.id/)
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 27
Keluaran (output) kegiatan dan targetnya (Pussainsa) :
Tabel. 3.3. Keluaran (output) kegiatan dan Targetnya (Pussainsa)
No
. Keluaran
Target Pencapaian
2018 2019 2020
1 Metode evaluasi
Depresi MUF secara
otomatis
Pengembangan &
uji coba metode
Implementasi pada
SWIFtS
Implementasi
pada SWIFtS
Metode prediksi
Depresi MUF secara
otomatis
Pengembangan
metode prediksi
Uji coba metode &
implementasi
Implementasi
pada SWIFtS
2 Metode evaluasi SWF
secara otomatis
Pengembangan &
uji coba metode
Implementasi pada
SWIFtS
Implementasi
pada SWIFtS
3 Metode prediksi SWF
secara otomatis
Pengembangan
metode prediksi
Uji coba metode &
implementasi
Implementasi
pada SWIFtS
4 Metode evaluasi
Kondisi Ionosfer secara
otomatis
Uji coba metode Implementasi pada
SWIFtS
Implementasi
pada SWIFtS
5 Metode evaluasi %
Kemunculan ESF
secara otomatis
Kajian metode
evaluasi
Uji coba metode &
implementasi
Implementasi
pada SWIFtS
6 Metode evaluasi level
& % kejadian sintilasi
secara otomatis
Kajian metode
evaluasi
Uji coba metode &
implementasi
Implementasi
pada SWIFtS
7 Metode evaluasi
Simpangan Pengukuran
Posisi secara otomatis
Pengembangan
sistem pemantau
Implementasi pada
SWIFtS
Implementasi
pada SWIFtS
8 Kemasan informasi
Prediksi LUF-OWF-
MUF
Pengembangan &
implementasi pada
SWIFtS
Implementasi pada
SWIFtS
Implementasi
pada SWIFtS
9 Kemasan informasi
Indeks T Regional
Kajian &
implementasi pada
SWIFtS
Implementasi pada
SWIFtS
Implementasi
pada SWIFtS
10 Metode Prediksi indeks
T Regional
Pengembangan
metode
Implementasi
pada SWIFtS
11 Metode Prediksi foF2 Pengembangan
metode
Uji coba metode
& implementasi
Hasil yang diperoleh atau sudah tersedia adalah sebagai berikut :
(1) File template untuk mengevaluasi kondisi ionosfer secara cepat (otomatis). File template
dituliskan dalam Wicrosoft Excel dan merupakan file yang digunakan oleh TSID untuk
menyimpan hasil scaling khusus untuk SWIFtS. Sejak Juli 2018, file template ini sudah
digunakan untuk mengevaluasi kondisi ionosfer pada sidang SWIFtS setiap hari dan terus
diperbaiki. Hasil evaluasi, prediksi, kemasan informasi tambahan secara otomatis
ditampilkan oleh file ini. Tampilan file template ini seperti ditunjukkan oleh Gambar 3-8
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 28
dan hasilnya seperti pada Gambar 3-9. Pada tahapan ini, informasi tentang jarak radius
daerah bisu (Skip Distance) telah ditambahkan (Gambar 3-10). File Excel hasil kerja TSID
mengggunakan metode ini tersedia pada server SWIFtS.
Gambar 3. 8 Tampilan file template evaluasi-prediksi kondisi ionosfer
menggunakan file template.
Gambar 3.9: Tampilan hasil evaluasi-prediksi kondisi ionosfer menggunakan file
template.
Gambar 3.10: Tampilan hasil evaluasi jarak daerah bisu (Skip Distance)
menggunakan file template.
UT+7 foF2 hpF2
Ion. Loc. Index = 19 - Ion. Loc. Index = 28 11:00 8.51 372
12:00 10.4 359
13:00 10.5 388
14:00 10.5 372
15:00 10.3 367
16:00 10.3 351
17:00 10 336
18:00 9.47 294
19:00 8.13 346
20:00 8.01 349
21:00 7.23 325
22:00 7.16 286
23:00 8.09 228
0:00 4.67 281
1:00 4.58 262
2:00 4.35 286
3:00 3.22 262
4:00 2.24 359
5:00 2.22 336
6:00 4.01 286
7:00 5.12 344
8:00 6.57 294
9:00 6.47 409
10:00 7.34 427
EVALUATION fmin Enhancement Quiet (15 minutes) PREDICTION fmin Enhancement 0
foF2 / MUF Depression Moderate (60 minutes) foF2 / MUF Depression 0
Ionospheric Condition Minor Ionospheric Condition 0
Spread F Duration 0 (minutes) Spread F Duration 0 (minutes)
E s Duration 1245 (minutes) E s Duration 0 (minutes)
Sumedang2 December 20181 December 2018
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
11:0
0
11:3
0
12:0
0
12:3
0
13:0
0
13:3
0
14:0
0
14:3
0
15:0
0
15:3
0
16:0
0
16:3
0
17:0
0
17:3
0
18:0
0
18:3
0
19:0
0
19:3
0
20:0
0
20:3
0
21:0
0
21:3
0
22:0
0
22:3
0
23:0
0
23:3
0
0:0
0
0:3
0
1:0
0
1:3
0
2:0
0
2:3
0
3:0
0
3:3
0
4:0
0
4:3
0
5:0
0
5:3
0
6:0
0
6:3
0
7:0
0
7:3
0
8:0
0
8:3
0
9:0
0
9:3
0
10:0
0
10:3
0
11:0
0
Freq
uen
cy (
MH
z)
Local Time (UT+7)
Spread-F Med-foF2 Med-fmin fmin foES foF2
Saturday, December 1, 2018 0:00 5.3 260 #NUM! 85 157 260 357 452
1:00 4.42 286 68 159 263 420 571 720
2:00 3.89 268 111 206 326 513 695 875
3:00 4.26 289 83 177 288 458 622 785
4:00 2.78 299 322 497 743 1,141 1,533 1,922
5:00 2.72 278 315 485 723 1,109 1,489 1,868
6:00 4.11 241 81 162 260 412 559 704
7:00 4.55 310 62 159 267 428 583 736
8:00 5.04 388 #NUM! 148 264 432 591 748
9:00 5.5 446 #NUM! 128 246 412 567 719
10:00 6.77 417 #NUM! 32 134 244 342 438
11:00 8.51 372 #NUM! #NUM! 54 127 186 241
12:00 10.4 359 #NUM! #NUM! #NUM! 72 113 151
13:00 10.5 388 #NUM! #NUM! #NUM! 75 120 160
14:00 10.5 372 #NUM! #NUM! #NUM! 72 115 153
15:00 10.3 367 #NUM! #NUM! #NUM! 75 119 158
16:00 10.3 351 #NUM! #NUM! #NUM! 72 113 151
17:00 10 336 #NUM! #NUM! - 75 116 154
18:00 9.47 294 #NUM! #NUM! 21 76 115 152
19:00 8.13 346 #NUM! #NUM! 61 132 191 248
Sumedang Saturday, December 1, 2018
0
250
500
750
1,000
1,250
1,500
1,750
2,000
0:0
0
1:0
0
2:0
0
3:0
0
4:0
0
5:0
0
6:0
0
7:0
0
8:0
0
9:0
0
10:0
0
11:0
0
12:0
0
13:0
0
14:0
0
15:0
0
16:0
0
17:0
0
18:0
0
19:0
0
20:0
0
21:0
0
22:0
0
23:0
0
Sk
ip D
ista
nce (
km
)
LST (UT+7)
5 MHz 7 MHz 10 MHz 15 MHz 20 MHz 25 MHz
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 29
(2) Prediksi Ionosfer
Meskipun titik fokus target dari riset pada tahun 2018 ini adalah metode evaluasi, namun tahun
ini juga dihasilkan metode prediksi depresi MUF berdasarkan model time series dari foF2.
Metodenya telah dikemas dalam program Matlab dan diberikan nama LAPAN Time Series
Method, yang telah diimpementasikan dalam layanan SWIFtS sejak Oktober 2018. Contoh
tampilan garfik foF2 hasil prediksi menggunakan metode ini ditunjukkan pada Gambar 3-11.
Dari grafik ini kemudian ditentukan durasi waktu foF2 < 70% mediannya, sehingga diperoleh
level Depresi MUF pada hari tersebut.
Gambar 3. 11 Grafik prediksi foF2 menggunakan metode LAPAN Time Series.
Sebelumnya untuk memprakirakan Depresi MUF digunakan metode korelasional yang
mengacu kepada prediksi aktivitas geomagnet (level badai magnetik). Hubungannya
seperti pada Tabel 3. 3 berikut ini. Berdasarkan korelasi pada tabel tersebut, jika prediksi
level badai magnetik telah ditentukan, maka prakiraan level Depresi MUF yang akan
terjadi dapat ditentukan.
Tabel 3. 4 Korelasi antara level badai magnetik dan tingkat depresi MUF.
Level
Badai
Magnetik
Level Depresi
MUF Uraian Gangguan Depresi MUF
Quiet Quiet
Dalam 24 jam tidak terjadi penurunan MUF. Nilai
frekuensi kritis lapisan F2 (foF2) > 70% nilai
mediannya.
Active Minor
Dalam 24 jam terjadi penurunan MUF selama
kurang dari 30 menit. Nilai foF2 < 70% nilai
mediannya dengan durasi < 30 menit.
Minor Moderate Dalam 24 jam terjadi penurunan MUF selama 30
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 30
Storm menit hingga 2 jam. Nilai foF2 < 70% nilai
mediannya dengan durasi 30 menit - 2 jam.
Moderate
Storm Strong
Dalam 24 jam terjadi penurunan MUF selama 2
jam - 6 jam. Nilai foF2 < 70% nilai mediannya
dengan durasi 2 jam - 6 jam.
Major
Storm Severe
Dalam 24 jam terjadi penurunan MUF selama 6
jam - 12 jam. Nilai foF2 < 70% nilai mediannya
dengan durasi 6 jam - 12 jam.
Severe
Storm Extreme
Dalam 24 jam terjadi penurunan MUF selama
lebih dari 12 jam. Nilai foF2 < 70% nilai
mediannya dengan durasi > 12 jam.
Tabel 3. 5 Estimasi Capaian Target Output Riset Tahun 2018.
Pusat Sains Antariksa
No Keluaran Target 2018 Pencapaian
1 Metode evaluasi
Depresi MUF secara
otomatis
Pengembangan
& uji coba
metode
Metode dikemas dalam format Ms. Excel
dan sudah diterapkan mulai bulan Agustus
2018.
2 Metode prediksi
Depresi MUF secara
otomatis
Pengembangan
metode prediksi
Metode dikemas dalam bahasa
pemrograman dan telah diuji-cobakan
selama bulan Oktober 2018. Metode
menyatu dengan output No.1.
3 Metode evaluasi
SWF secara otomatis
Pengembangan
& uji coba
metode
Metode dikemas dalam format Ms. Excel,
menyatu dengan output No. 1 dan sudah
diterapkan mulai bulan Agustus 2018.
4 Metode prediksi
SWF secara otomatis Pengembangan
metode prediksi
Dalam tahap telaah metode prediksi.
5 Metode evaluasi
Kondisi Ionosfer
secara otomatis Uji coba metode
Metode menyatu dengan output No. 1. Sudah diterapkan mulai bulan Agustus
2018.
6 Metode evaluasi %
Kemunculan ESF
secara otomatis
Kajian metode
evaluasi
Metode dikemas dalam format Ms. Excel
dan sudah diterapkan mulai bulan Agustus
2018.
7 Metode evaluasi
%kejadian Sintilasi
secara otomatis
Kajian metode
evaluasi
Masih dalam tahap pengembangan metode.
8
Metode evaluasi
Kesalahan
Pengukuran Posisi
secara otomatis
Pengembangan
sistem
pemantau
Sistem pemantau telah dioperasikan di
Bandung dan Pameungpeuk. Metode
evaluasi masih dalam tahap pengembangan.
9 Kemasan informasi
Prediksi LUF-OWF-
MUF
Pengembangan
& implementasi
pada SWIFtS
Sudah dipublikasikan melalui web SWIFtS
mulai bulan November 2018. Informasi ini
khusus untuk mendukung komunikasi
penerbangan.
10 Kemasan informasi
Indeks T Regional
Kajian &
implementasi
pada SWIFtS
Metode telah dikembangkan dan diterapkan
mulai bulan Agustus 2018, menyatu dengan
output No. 1. Publikasi makalah.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 31
11 Metode Prediksi
indeks T Regional
Pengembangan
metode
penentuan
indeks T lokal.
Telaah tentang indeks T telah dilakukan
dan telah menghasilkan 1 makalah yang
sudah di submit ke Majalah Sains dan
Teknologi Dirgantara. Satu makalah lagi
sedang dalam penyusunan.
12 Metode Prediksi
foF2 Telaah metode
prediksi
Satu metode untuk memprakirakan foF2
telah diperoleh dan menyatu dengan output
No. 2. Telaah tentang foF2 (dan parameter
ionosfer lainnya) sudah dilakukan dan akan
dilanjutkan. Satu makalah tentang telaah
scaling otomatis menggunakan ESIR-CADI
sudah di-submit ke Jurnal Sains Dirgantara
(terakreditasi).Dalam tahap uji coba.
e) Model Prakiraan Flare berdasarkan Klasifikasi Mcintosh dan Hale Daerah Aktif
Flare Matahari adalah peristiwa peningkatan intensitas radiasi pada berbagai gelombang
yang berlangsung sangat kuat dan cepat di lapisan kromosfer Matahari. Berdasarkan keluaran
daya sinar-X maksimum, flare dibagi menjadi kelas B, C, M, dan X dengan fluks minimum saat
intensitas puncak masing-masing sebesar 10−7, 10−6, 10−5, dan 10−4Wm−2. Salah satu
dampak flare terhadap atmosfer bumi adalah radiasi yang dapat mengakibatkan atmosfer atas
bumi terionisasi dan mengembang sehingga mengganggu komunikasi radio yang
memanfaatkan lapisan ionosfer bumi. LAPAN telah membangun sebuah perangkat lunak yang
diberi nama SOLARe (Solar Flare Prediction) yang mampu memprakirakan kejadian flare
sinar-X untuk 24 jam ke depan berdasarkan parameter fisis bintik Matahari pada saat itu dengan
akurasi sekitar 75%. SOLARe pada awalnya dirancang untuk memprakirakan kejadian flare
berdasarkan parameter fisis yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan di Pusat Sains
Antariksa, Balai Pengamat Antariksa dan Atmosfer Sumedang, dan Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer Pasuruan. Namun dengan mulai beroperasinya system layanan
informasi cuaca antariksa, SWIFtS (Space Weather Information and Prediction Services), pada
tahun 2015, SOLARe belum dapat memenuhi kebutuhan para forecaster dalam memprakirakan
flare.
Kelas McIntosh dan Hale dapat digunakan sebagai proxy bagi daerah aktif dalam menghasilkan
flare. Prakiraan flare menggunakan metode machine learning dapat menunjang kegiatan
SWIFtS dalam menyediakan informasi mengenai aktivitas Matahari dan potensi dampaknya
terhadap cuaca antariksa. Metode machine learning memerlukan empat proses. Pertama,
preprosesing data (prediktor dan target) yang ada dan membaginya menjadi set data latih dan
set data uji. Selanjutnya adalah proses pembelajaran, dalam hal ini menggunakan random forest
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 32
(RF) untuk membangun model prediksi berdasarkan set data latih. Hasil dari proses
pembelajaran ini berupa model yang kemudian diuji tingkat akurasinya dalam proses evaluasi
menggunakan set data uji. Model yang ada dapat digunakan untuk prediksi dengan
menggunakan data baru di luar set data pelatihan dan pengujian. Alur kerja penggunaan ML
ditunjukkan pada Gambar 3-13.
Gambar 3. 12 Berbagai teknik
yang dapat digunakan dalam
metode machine learning.
(https://au.mathworks.com/discovery/ma
chine-learning.html)
Gambar 3. 13 Diagram alur kerja
secara umum dalam menggunakan
machine learning untuk pemodelan
prediksi. (Sumber: A roadmap for
building machine learning systems)
Dengan menggunakan data Januari 1998-Juni 2018, telah diperoleh model prakiraan
flare sinar-X yang dihasilkan suatu daerah aktif untuk 24 jam ke depan berdasarkan masukan
posisi, klasifikasi Hale, klasifikasi McIntosh, jumlah bintik, dan luas grup bintik Matahari
dalam rentang waktu 72 jam terakhir menggunakan algoritma RF. Model ini belum
diaplikasikan berupa antarmuka seperti SOLARe. Model ini sangat baik (akurasi > 75%) dalam
memprakirakan kondisi tanpa-flare dan flare kelas X, tetapi masih kurang baik (akurasi sekitar
40%) dalam memprakirakan flare kelas C dan M. Evolusi daerah aktif yang ditunjukkan
sebagai perubahan parameter fisik harian saja belum memadai untuk digunakan sebagai
masukan dalam prakiraan flare. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan pengembangan lebih
lanjut, misalnya dengan mempertimbangkan perubahan medan magnet daerah aktif dengan
resolusi waktu yang lebih tinggi untuk menghasilkan model prakiraan flare yang komprehensif.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 33
Gambar 3. 14 Kontribusi tiap parameter daerah aktif terhadap prakiraan flare
menggunakan algoritma RF dengan konfigurasi 500 ’pohon’ dengan 150 ’daun’ di
masing-masing ’pohon’, data latih 70% dan data uji 30%. EW, NS, f, dan McIn
masing-masing adalah posisi bujur, posisi lintang, jumlah bintik, dan kelas McIntosh.
Indeks 1, 2, dan 3 masing-masing mengindikasikan nilai parameter daerah aktif
dalam 24, 48, dan 72 jam menjelang flare sinar-X kelas ≥ C.
2. Model Pemanfaatan Iptek Di Bidang Sains Atmosfer :
Tabel. 3. 6. Target Capaian Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains
Atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana
dan perubahan iklim
NO NAMA MODEL VERSI FUNGSI
f) Model Peringatan
Dini Bencana
Sadewa
versi 5.0
Memberikan informasi pengamatan dan
prediksi hujan ekstrim yang berpotensi
menimbulkan bencana seperti banjir dan
longsor di seluruh wilayah Indonesia
g) Model Kemaritiman
(Sistem Embaran
Maritim)
Semar
versi 3.0
Memberikan informasi pengamatan dan
prediksi kondisi atmosfer, lautan, zona potensi
penangkapan ikan, posisi kapal, dan
komunikasi radio untuk wilayah pantai selatan
DIY
h) Model Lingkungan
Atmosfer
Srikandi
versi 3.0
Memberikan informasi pengamatan dan
prediksi komposisi atmosfer di seluruh
wilayah Indonesia
i) Model Perubahan
Iklim
Srirama
Versi 2.0
Memberikan informasi proyeksi perubahan
iklim di seluruh wilayah Indonesia hingga
Tahun 2099.
j) Model Pemantauan
Hujan Spasial
Santanu
Versi 1.0
Memberikan informasi hujan sapsial berbasis
radar secara near real time dan online
f. Model Peringatan Dini Bencana SADEWA Versi 5.0 :
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 34
Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa V. 5.0) atau Sistem Peringatan
Dini Bencana Berbasis Satelit merupakan salah satu produk litbang di satuan kerja Pusat
Sains dan Teknologi Atmosfer, berupa Sistem Pendukung Keputusan (DSS) untuk mendukung
pengelolaan resiko bencana hidrometeorologis, yang dibangun berbasiskan satelit dan model
atmosfer, seseperti terlihat pada gambar 3. 14. Interface SADEWA versi 5.0, merupakan
aplikasi berbasis web yang terdiri dari sistem pemantauan atmosfer berbasis satelit Himawari-8,
hasil migrasi dari satelit MTSAT, 2016), sistem prediksi atmosfer berbasis model WRF, dan
sistem peringatan dini hujan ekstrim. Sadewa berfungsi untuk memantau kondisi atmosfer
secara real time, memprediksi kemungkinan terjadinya hujan ekstrim, dan memberikan
informasi peringatan dini kepada pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan bencana.
Sadewa meliputi seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi spasial 5 km, resolusi waktu
1 jam, dengan jangkauan prediksi 48 jam ke depan, dengan update secara
otomatis setiap jam (untuk pengamatan Satelit) dan setiap 6 jam (untuk
prediksi), dapat dilihat di alamat website http://sadewa.sains.lapan.go.id.
Gambar 3. 15. Interface Satellite Disaster Early Warning System
(SADEWA) versi 5.0 yang telah dilengkapi dengan fiture AWS
dan Radar Santanu
Informasi SADEWA V.50 terdiri atas :
Bebrapa fitur overlay baru dalam SADEWA V.5.0 telah ditambahkan seperti : Indek
Atmosfer, Automatik Wethaer Station (AWS), Daerah Potensi Bencana dan Informasi hujan
spasial berbasiskan radar SANTANU dibeberapa titik pantauan.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 35
a. Informasi Pengamatan near real time Himawari-8, wilayah Indonesia.
Suhu puncak awan
Uap Air
Visible
Near Infra Red
Awan tumbuh
Pusat wilayah konveksi
b. Indeks Atmosfer
Indeks Monsoons
Indeks IOD
MJO
c. Informasi Prediksi (Model WRF, wilayah Indonesia resolusi 5 km)
Model Weather and Research Forcasting (WRF)
Hujan lebat (>10 mm/jam)
Hujan
Liputan Awan
uap Air kolom Total
Suhu Permukaan
Tekanan Pertubasi
Angin 850 mb
Angin 200 mb
Angin 10 m
d. Daerah Potensi Bencana
Banjir
Gerakan Tanah
Selama Periode tahun 2018, SADEWA sebagai model sistem peringatan dini bencana
hidrometeorologi telah dilakukan beberapa pengembangan diantaranya :
Pengembangan versi menjadi HIMAWARI V. 5.0
Integrasi data Himawari-8 dan model WRF secara otomatis stabil dan berkelanjutan
dengan ketersediaan data mencapai 90 %
Peringatan dini hujan ekstrem yang terintegrasi ke dalam aplikasi SDEWA
Data AWS yang terintegrasi ke dalam aplikasi SADEWA untuk kebutuhan uji validasi
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 36
Jangkauan waktu prediksi WRF SADEWA adalah 48 jam kedepan
Fitur untuk melihat data sebelumnya sehingga dapat melihat-lihta data yang sudah lewat
serta menganimasikannya
Skema varifikasi prediksi WRF dengan pengamatan insitu (AWS)
Penamaan parameter pengamatan satelit yang lebih informatif, serta penambahan
keterangan-keterangan masing-masing parameter pengamatan dan rediksi
Adanya informasi pengamatan turunan satelit Himawari-8, yaitu : Awan Tumbuh dan
Pusat Wilayah Konveksi, informasi hujan dan sistem DSS (sistem pemantau hujan)
SANTANU dan informasi indeks moonsun.
Pilhan menu login untuk informasi terbatas bedasarkan hasil kerjasama dengan PSTA.
g) Model Kemaritiman Semar (Sistem Embaran Maritim - Semar) Versi 3.0 :
Model Kemaritiman Semar (Model Kemaritiman) merupakan sistem pendukung
keputusan dibidang kemaritiman yang dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan
oleh stakeholder terkait dalam rangka keselamatan dan keamanan pelayaran dan peningkatan
produsi ikan tangkap.
Model Kemaritiman Semar (sistem Embaran Maritim) versi 3.0 terdiri atas dua
komponen input, yaitu : 1. Sistem pemantauan dan pengukuran dari satelit, sensor-sensor
dilautan dan 2. Model Atmosfer dan lautan yang merupakan kepanjangan dari sistem
pengamatan untuk memprediksi kondisi kedepan. Output sistem ini berupa data observasi
secara near real time dan prediksi ke depan, ini merupakan komponen utama dari Sistem
Embaran Maritim (Semar V.3.0).
Informasi dari Sistem Embaran Maritim (Semar) ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja
disektor keselamatan dan keamanan pelayaran serta peningkatan produksi ikan tangkap sebagai
outcome untuk nelayan.
Pilot project Model Kemaritiman (Sistem Embaran Maritim-Semar) ini dilakukan berkerjasama
dengan pemerintah daerah istimewa Yogyakarta, untuk wilayah perairan selatan Yogyakarta.
Gambar 3. 15 Menunjukkan inerface sistem embaran maritim :
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 37
Gambar 3. 16. Interface Dasboard Sistem Embaran Maritim (Semar) Versi.2.0
Pada tahun 2018, Model DSS SEMAR V.30 telah mengalami perkembangan penambahan
fitur antara lain:
Integrasi informasi prediksi suhu permukaan laut dan arus laut pada beberapa
kedalaman.
Informasi prediksi hujan dan angin mencakup 48 jam kedepan
Peningkatan tampilan aplikasi web SEMAR yang lebih ramah pengguna, misalnya
pemilihan tipe kapal bisa langsung pilih semua (tidak harus diklik satu persatu dari
setiap jenis kapal yang ingin dipantau lokasi keberadaannya.
h) Model Lingkungan Atmosfer (Srikandi Versi 2.0) :
Model Lingkungan atmosfer merupakan salah satu model Sistem Pendukung Keputusan
(DSS) yang dibangun di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer. Model ini memberikan informasi
komposisi kimia lingkungan atmosfer berbasiskan pengamatan satelit, pengukuran insitu dan
prediksi berbasis model transport kimia, untuk mendukung pengambilan keputusan terutama
terkait dampak aktivitas manusia dan kebakaran hutan terhadap kualitas udara.
Model DSS ini diberi nama “SRIKANDI : Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia”,
seperti terlihat pada tampilan gambar 3. 16.
Fitur SRIKANDI berupa pemantauan harian komposisi atmosfer (CO, O3, CH4,
SO2,NO2, Aerosol) dari sensor satelit yaitu AIRS-Aqua, OMI-Aura, MODIS-Aqua, VIIRS-
SNPP, dan Himawari. Prediksi setiap jam selama 24 jam komposisi atmosfer (CO, O3, SO2,
NO2, PM10, PM2,5) menggunakan WRF-Chem versi 3.6.1 yang di-overlay terhadap arah angin
dalam bentuk online di : http://srikandi.sains.lapan.go.id
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 38
Gambar 3. 17 Interface SRIKANDI (Sistem Informasi Komposisi Atmosfer Indonesia)
Pada tahun 2018, model DSS SRIKANDI Versi 2.0 telah mengalami beberapa
perkembangan, seperti memuat pemantauan parameter penyusun indek kualitas udata (IKU),
yaitu PM 2,5 , NO2, dan SO2
i) Model Perubahan Iklim SRIRAMA Versi 2.0 :
Model Perubuhan Iklim SRIRAMA V.2.0 merupakan sebuah Sistem Pendukung
Keputusan (DSS) di bidang Perubahan Iklim. Model Perubahan Iklim SRIRAMA mulai
dilanuching tahun 2017, (versi 1.0), SRIRAMA memberikan informasi proyeksi perubahan
iklim di seluruh wilayah Indonesia berbasis hasil simulasi dan skenario model iklim Cubic
Conformal Atmospheric Model (CCAM). SRIRAMA secara online dapat di akses melalui
website, dengan alamat http://srirama.sains.lapan.go.id , seperti terlihat pada gambar 3. 17 dan
3. 18.
Gambar 3. 18 Tampilan Dasboard Online Model SRIRAMA V.2.0
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 39
Gambar 3. 19 Interface SRIRAMA (Sistem Informasi Perubahan Iklim)
Avg Latent Heat Flux, Proyeksi Januari tahun 2019
Model CCAM tersebut dijalankan dengan host model GFDL3-CR, skenario perubahan
iklim IPCC RCP4.5, resolusi 14 km, untuk waktu 1949-2005 dan 2006-2099. SRIRAMA dapat
memberikan informasi dan analisis iklim pada:
Suatu lokasi pada waktu yang berbeda-beda
Beberapa lokasi pada waktu yang berbeda-beda
Suatu wilayah pada waktu yang berbeda-beda
SRIRAMA dapat menampilkan variabel iklim seperti:
Albedo
Angin Zonal 200hPa
Angin Zonal 850hPa
Curah Hujan
Dust Dry Deposition
Dust Wet Deposition
Kecepatan Angin 10m
Kelembaban
Latent Heat Flux
Radiasi Matahari
Runoff
Sea Level Pressure
Sea Surface Temperature
Sensible Heat Flux
Temperatur
Total Cloud
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 40
Pada tahun 2018, pengembangan fiture SRIRAMA dapat menampilkan gambaran analisis
suatu wilayah mengenai parameter iklim dalam konteks spasial (keruangan) maupun secara
temporal (waktu) hingga tahun 2099. SRIRAMA juga mendukung overlay atau melapisi dua
para meter dalam satu tampilan.
Overlay Animasi :
Angin 10 m
Angin 200hPa
Angin 850 hPa
Aplikasi SRIRAMA dapat digunakan untuk mendukung kegiatan pembangunan di
berbagai sektor yang membutuhkan informasi iklim jangka panjang seperti pengelolaan tata
ruang, pertanian, kelautan dan perikanan, energi, lingkungan hidup dan kehutanan, kesehatan,
dan sebagainya. Beberapa kementrian yang menjadi stakeholder SRIRAMA antara lain
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas), dan sebagainya.
j) Model Pemantauan Hujan Spasial SANTANU
Sistem pemantauan hujan spasial (SANTANU) merupakan sistem informasi deteksi
hujan berbasis teknologi radar X-BAND yang dikembangkan oleh Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer (PSTA) LAPAN, Informasi yang didapat dari SANTANU merupakan informasi
deteksi hujan dalam bentuk data posisi dan intensitas hujan secara psasial. SANTANU mampu
menghasilkan peta terjadinya hujan secara berkelanjutan (contibues) per 2 menit near real
time. Sistem ini relatif terjangkau/relatif murah, handal, dimensi yang relatif effisien serta
mudah perawatan dan instalasinya. SANTANU dapat ditempatkan pada daerah terpencil atau
rural, sehingga dapat melengkapu area yang tidak dapat terjangkau oleh jaringan radar cusca
yang sudah ada di Indonesia. Proses pengujian dan potensi komersialisasi sedang dilakukan
berkerjasama dengan PT. INTI sebagai mitra Industri dan BMKG sebagai salah satu mitra user
operasional yang didukung oleh kementerian Ristek-Dikti.
Hingga tahun 2018, Model Pemantauan hujan spasial SANTANU telah terpasang di beberapa
lokasi pemantauan seperti : Bandung, Sumedang, Lembang, Pontianak, Agam, Yogyakarta,
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 41
Gambar 3. 20 Tampilan Interface Online Model DSS SANTANU
Lokasi pemantauan di Bandung
b. Jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains Antariksa dan atmosfer :
Capaian terget jumlah publikasi nasional terakreditasi dibidang sains antarika dan
atmosfer sebesar 44,8 % atau sebanyak 13 buah publikasi nasional terakreditasi dari target 29
publikasi jurnal nasional terakreditasi (terbit), seperti telihat pada tabel 3.7.
Tidak tercapaianya target capaian sebesar 55,2 % dari target jumlah publikasi ini dikarenakan
beberapa kendala, seperti kurang intensnya kontrol pada proses – proses review penulisan dan
proses keterlambatan penerbitan pada jurnal Sains Dirgantara, beberapa hasil karya ilmiah yang
disusulkan untuk diterbitkan pada jurnal terakriditasi mengalami penolakan karena masih
kurang memenuhi standard/kualitas yang telah ditetapkan pada persyaratan jurnal Sains
Dirgantara, selain kendala sebagaimana disebutkan diatas, beberapa peneliti mengejar target
dan peningkatan kualitas untuk diterbitkan pada jurnal internasional dalam rangaka capaian
peningakatan nilai kredit jabatan fungsionalnya . Tentunya kendala – kendala ini menjadi hal
yang sangat penting untuk menjadikan evaluasi untuk pelaksanaan berikutnya, Jika diandingkan
dengan capaian tahun 2017, maka terjadi penurunan kuantitas /jumlah terbit sebesar 14 % dari
tahun 2017. .
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 42
Tabel. 3. 7. Publikasi Ilmiah pada jurnal Nasional Terakreditasi (2018) NO JUDUL PENULIS PENERBIT KET
1 Dinamika lapisan stratosfer
di belahan bumi utara dan
dampaknya terhadap wilayah
tropis : studi kasus musim
dingin 2012-2013
Noersaomadi Jurnal Sains Dirgantara,
Vol 15 No 1 Desember
2017, terbit pada 2018
Terbit
2018
2 Variasi Trace Gases Selama
10 Tahun Dan Pencampuran
Di Sekitar Lapisan
Tropopause Di Indonesia
Berbasis Satelit
Novita Ambarsari,
Ninong Komala,
Fanny Aditya
Putri
Jurnal Sains Dirgantara Vol
15 No 1 Desember 2017,
terbit pada 2018
Terbit
2018
3 Karakteristik angin zonal
selama upwelling di perairan
selatan Jawa pada kondisi
normal dan ENSO
Martono Jurnal Meteorlogi dan
Geofisika Vol 18. No. 3
Tahun 2017, 125 – 132.
(terbit 2018)
Terbit
2018
4 Characteristics of daily
rainfall over the Maritime
Continent,
Suaydhi Terbit di Journal of Science
and Science Education, Vol
2 No 1 pp. 29-39, (2018)
Terbit
2018
5 Penentuan Musim Tanam,
Jenis Varietas, dan Teknik
Budidaya Tanaman Padi
Terkait Mitigasi Emisi
Metana (CH4)
Lilik S. Supriatin Jurnal Manusia dan
Lingkungan UGM, p-ISSN
: 0854-5510, e-ISSN No :
2460-5727, Vol.24(1)
Terbit
2018
6 Kondisi Konsentrasi Karbon
Dioksida di Bukittinggi
Selama Kejadian EL NINO
2015
Martono dan
Ninong Komala
Jurnal Kima dan
Pendidikan Kimia, Vol. 3,
No.3 Tahun 2108, , p.118-
125.
Terbit
2018
7 USIA DAN KEGANDAAN
OGLE-LMC 316/317 Rhorom
Priyatikanto
Jurnal Sains Dirgantara Vol
15 No 1 Desember 2017),
terbit 2018
Terbit
8 Model Badai Ionosfer
Indonesia terkait Badai
Geomagnet
Anwar Santoso,
Mira Juangsih, Sri
Ekawati, Iyus Edi
Rusnadi, Anton
Winarko, Siska
Filawati, dan
Dadang Nurmali
Jurnal Sains Dirgantara Vol
15 No 1 Desember 2017)
terbit 2018
Terbit
2018
9 Analisis Kondisi Fluks
Elektron di Sabuk Radiasi
Elektron Luar Berdasarkan
Medan Magnet Antar Planet
(BZ) dan Kecepatan Angin
Matahari
Siska Filawati Jurnal Sains Dirgantara Vol
15 No 1 Desember 2017)
terbit 2018
Terbit
2018
10 Efek CME Halo Penuh pada
Ionosfer Lintang Rendah dari
Data GPS BAKO di
Cibinong
Fakhrizal
Muttaqien, Buldan
Muslim
Jurnal Sains Dirgantara Vol
15 No 1 Desember 2017)
terbit 2018
Terbit
2018
11 Model Dasar Kala Hidup
Untuk rediksi Waktu Jatuh
Benda Antariksa Buatan
Abdul Rachman,
Rhorom
Priyatikanto
Jurnal Sains Dirgantara
Vol 15, No.2 Juni 2018, pp
: 107 – 115.
Terbit
2018
12 Penggunaan data TEC Suar
Satelit dari Pengamatan Timbul Manik,
Mario Batubara,
, Jurnal Sains Dirgantara
Vol 15, No.2 Juni 2018, pp
Terbit
2018
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 43
GRBR Berbasis Kampanye
untuk Tomografi Ionosfer
diata Jawa Barat
Musthofa Latief,
Paberlin
Sitompul, Yana
Robiana, Mamoru
Yamamoto
: 85 – 98.
13 Variasi Gas Radon dan
Aktivitas Kegempaan di
sekitar patahan Opak
Bambang Sunardi,
Supriyanto Rohadi,
Buldan Muslim,
Drajat Ngadmanto,
Pupung Susilanto
Journal of
Environment and Geology
Hazard, ISSN : 2086-7794,
e-ISSN, : 2502-8804
Terbit
2018
c. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Capaian terget jumlah publikasi pada jurnal Internasional terindek dibidang sains
antarika dan atmosfer adalah 260 % atau sebanyak 39 buah tebitan dari target 15 buah terbitan
pada jurnal internasional terindek, Capaian lebih tinggi dari target yang telah ditentukan ini,
pada dasarnya didorong untuk meningkatkan kualitas guna persyaratan didalam pencapaian dan
mempertahankan penghargaan sebagau Pusat Unggulan Iptek (PUI). Judul dan jumlah capaian
jumlah publikasi Internasional seperti terlihat pada tabel 3. 8 berikut.
Tabel. 3. 8. Publikasi Ilmiah pada jurnal Internasional Terindeks (2018)
No Judul Publikasi Ilmiah
Internasional
Penulis Jurnal
Internasional Ket
1.
Retrieval of temperature
profiles using radio acoustic
sounding system (RASS) with
the equatorial atmosphere
radar (EAR) in West Sumatra,
Indonesia
Ina Juaeni, Hiraku
Tabata, Noersomadi,
Halimurrahman,
Hiroyuki Hashiguchi and
Toshitaka Tsuda
Earth, Planets and
Space, Springer Open
Journal, 2018
Terbit
2018
2.
Foundamental Investigation of
Generation of Guerilla-Heavy
Rainfall Using Himawari-8
and X-Rain Information in
Kinki Region
Wendy Harjupa
Journal of Japan
Society of Civil
Engineers, Ser.B1
(Hydraulic
Engineering), Vol. 74,
No. 4, I_283-I_288,
2018.
Terbit
2018
3. Age and gravitational
separation of the stratospheric
air over Indonesia
Satoshi Sugawara,
Shigeyuki Ishidoya, Shuji
Aoki, Shinji Morimoto,
Takakiyo Nakazawa,
Sakae Toyoda, Yoichi
Inai, Fumio Hasebe,
Chusaku Ikeda, Hideyuki
Honda, Daisuke Goto, and
Fanny A. Putri
Journal of Atmospheric
Chemistry and Physics,
18, 1819-1833, 2018.
Terbit
2018
4. Relationship between MODIS-
based Aerosol Optical Depth Safrijon, Marzuki,
Emriadi, and Ridho
Oriental Journal of
Chemistry, An
Terbit
2018
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 44
and PM10 over Sumatra to
Overcome the Limitation of
Air Quality Monitoring Data
Availability
Pratama International Research
Journal of Pure &
Applied Chemistry,
Vol. 34, No. 4, ISSN :
0970-020 X, pp. 2163-
2169, 26 July 2018
5.
Equilateral triangular slot
antenna for communication
system and GNSS RO sensor
of GAIA-I microsatellite
Asif Awaludin, Josaphat
TETUKO SRI
SUMANTYO, Koichi
ITO, Steven GAO,
Achmad Munir, Mohd
ZAFRI BAHARUDDIN,
Cahya EDI SANTOSA
IEICE Transactions on
Communications
Vol.E101-B, No. 3, pp
835 – 846, 01 March
2018
Terbit
2018
6. Coordinated Uppertroposphere
to Stratosphere Balloon
Experiment in Biak
F. Hasebe, S. Aoki, S.
Morimoto, Y. Inai, T.
Nakazawa, S. Sugawara,
C. Ikeda, H. Honda, H.
Yamazaki, Halimur
rahman, N. Komala, F.
A. Putri, A. Budiyono, M.
Soedjarwo, S. Ishidoya, S.
Toyoda, T. Shibata, M.
Hayashi, N. Eguchi, N.
Nishi, M. Fujiwara, S.-Y.
Ogino, M. Shiotani, and
T. Sugidac
Journal of American
Meteorological Society,
2018
Terbit
2018
7.
Implementation of Generalized
Space Time Autoregressive
(GSTAR)-Kriging Model for
Predicting Rainfall Data at
Unobserved Locations in West
Java
Abdullah, A. S., Matoha,
S., Lubis, D. A., Falah, A.
N., Jaya, I. M.,
Hermawan, E., &
Ruchjana, B. N
Applied Mathematics
& Information Sciences
An International
Journal, 12, No. 3 607
– 615 (2018) publish
online 1 May 2018.
Terbit
2018
8.
Trial Utilization of Rapid Scan
Observation of Himawari-9 for
Obtaining Information on
Comulus Life Stage
Wendi HARJUPA,
Eiichi NAKAKITA,
Yasuhiko SUMIDA, and
Aristoshi MASUDA
Journal of JAPAN
Society of Civil
Engineers, Ser.
B1(Hydraulic
Engineer), V.74, No. 5,
1_283 – 1 _288, 2018
Terbit
2018
9.
Mini Automatic Weather
Station Development for
Android Weather Parameters
Monitoring
Anwar Budianto, Yoiko
Rashaki, and Ginaldi Ari
Nugroho
Research Article,
Advanced Science
Letters, Vol.24, 9509-
9515, 2018, Copyright
© 2018 American
Scientific Publishers.
Terbit
2018
10
Implementation of Generalized
Space Time Autoregressive
(GSTAR)-Kriging Model to
Predict Rainfall Data at
Unobserved Locations in West
Java
Eddy Hermawan
Appl. Math. Inf. Sci.
12, No. 3, 607-615
(2018).
Terbit
2018
11.
Vertical Profile Virtual
Temperature Based On Radio
Acoustic Sounding System
(RASS) In Kototabang
Soni Aulia Rahayu, Edy
Maryadi, Ina Juaeni,
Ginaldi Ari Nugroho,
and Syafrizon
The 1st International
Conference on Science,
Mathematics,
Environtment, and
Terbit
2018
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 45
Education (ICoSMEE),
Proceeding, ISBN :
978-602-51856-0-1,
April 2018, pp 166 –
173.
12.
Diagnosing low earth orbit
satellite anomalies using
NOAA-15 electron data
associated with geomagnetic
perturbations Earth
Nizam Ahmad, Dhani
Herdiwijaya, Thomas
Djamaluddin, Hideyuki
Usui and Yohei Miyake
Earth, Planets and
Space (2018) pp. 70-91,
https://doi.org/
10.1186/s40623-018-
0852-2.
Terbit
2018
13.
Analysis of the Regional
Ionosphere at Low Latitudes in
Support of the Biomass ESA
Mission
Marco Pini , Vinh La The,
Hieu Tran Trung, Asnawi
Husin, Sri Ekawati, et.al
Journal & Megazine
IEEE Transactions on
Geoscience and
Remote Sensing, Vol
56 Issue 11 Nov 2018,
Terbit
2018
14.
Short Term Single Station
GNSS TEC Prediction Using
Radial Basis Function Neural
Network
Buldan Muslim, Asnawi
Husin, Joni Efendy
IOP Conf. Series:
Journal of Physics:
Conf. Series 1005
(2018) 011001, doi
:10.1088/1742-
6596/1005/1/011001
Terbit
2018
15.
Ionospheric earthquake effects
detection based on Total
Electron Content (TEC) GPS
Correlation
Bambang Sunardi,
Buldan Muslim, Andi
Eka Sakya, Supriyanto
Rohadi, Sulastri, Jaya
Murjaya
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 132 (2018)
012014
Terbit
2018
16.
Ocean heat budget analysis on
sea surface temperature
anomaly in western Indian
Ocean during strong-weak
Asian summer monsoon.
Ibnu Fathrio, Atsuyoshi
Manda, Satoshi Iizuka,
Yasu-Masa Kodama and
Sachinobu Ishida
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014,
doi :10.1088/1755-
1315/149/1/012014.
Terbit
2018
17.
Monthly variations of diurnal
rainfall in north coast of West
Java Indonesia during boreal
winter periods
E Yulihastin and
Trismidianto
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014,
doi :10.1088/1755-
1315/149/1/012009
Terbit
2018
18.
Characteristics of the oceanic
MCC, continental MCC, and
coastal MCC over the
Indonesian maritime continent
Trismidianto
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014,
doi :10.1088/1755-
1315/149/1/012024.
Terbit
2018
19.
Mesoscale Convective
Complexes (MCCs) over the
Indonesian Maritime
Continent during the ENSO
events
Trismidianto and H
Satyawardhana
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014,
doi :10.1088/1755-
1315/149/1/012025.
Terbit
2018
20
Application of rain scanner
SANTANU and transportable
weather radar in analyze of
Mesoscale Convective System
G A Nugroho, T Sinatra,
Trismidianto and I.
Fathrio
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014doi
Terbit
2018
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 46
(MCS) events over Bandung,
West Java
:10.1088/1755-
1315/149/1/012058.
21
Analysis of climate change
impact on rainfall pattern of
Sambas district, West
Kalimantan
Sinta Berliana Sipayung,
Amalia Nurlatifah,
Bambang Siswanto and
Lilik Slamet S
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014,
doi :10.1088/1755-
1315/149/1/012029
Terbit
2018
22
Simulation and prediction the
impact of climate change into
water resources in Bengawan
Solo watershed based on
CCAM (Conformal Cubic
Atmospheric Model) data
Sinta Berliana Sipayung
IOP Conf. Series:
Journal of Physics:
Conf. Series 1022
(2018) 012042 doi
:10.1088/1742-
6596/1022/1/012042
Terbit
2018
23
An Application of spectral
analysis method investigating
the anomalous change in the
QBO for period of 1997 to
2017, especially at 50 hPa
related to the ozone's
concentration
Eddy Hermawan
IOP Conf. Series :
Earth and
Environmental Science
149 (2018) 012014,
doi : 10.1088/1755-
1315/149/1/012064
Terbit
2018
24
Madden Julian Oscillation
(MJO) Signal over
Kototabang, West Sumatra
based on the Mini Automatic
Weather Station (MAWS)
Data Analysis using the
Wavelet Technique
Eddy Hermawan
IOP Conf. Series:
Journal of Physics:
Conf. Series 1005
(2018) 012047 doi
:10.1088/1742-
6596/1005/1/012047
Terbit
2018
25
Combination of the Equatorial
Atmosphere Radar – Radio
Acoustic Sounding System
(EAR-RASS) in Determining a
Fine Structure of Total
Precipitable Water (TPW) over
Kototabang
Eddy Hermawan, F.M.A.
Wahab
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012029 , doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012029
Terbit
2018
26
Influence of ENSO on
Deviation of The Season Onset
in Java Based on CCAM
Downscaling Data
Haries Satyawardhana
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012030 , doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012030.
Terbit
2018
26
Analysis of Rainfall Data
based on GSMaP and
TRMM towards
Observations Data in
Yogyakarta
Iis Sofiati & Lely
Qodrita Avia
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012031 doi
:10.1088/1755-
315/166/1/012031
Terbit
2018
27
Observation of Temperature
Profiles of Kototabang
(Bukittinggi-West Sumatera
Indonesia) Using
Radiosonde and Rain Event
Identification
I Juaeni, G. A Nugroho,
S. A Rahayu, Safrijon
and Halimurrahman
, IOP Conf. Series:
Earth and
Environmental Science
166 (2018) 012032 doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012032
Terbit
2018
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 47
28
Analysis of El Niño and
IOD Phenomenon
2015/2016 and Their Impact
on Rainfall Variability in
Indonesia
L. Q Avia and Iis Sofiati
Analysis of El Niño
and IOD Phenomenon
2015/2016 and Their
Impact on Rainfall
Variability in Indonesia
Terbit
2018
29
Seasonal Variability Of
Ozone Vertical Profiles in
Indonesia Based on AQUA-
AIRS Data
N Komala and N
Ambarsari
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012037 doi :
10.1088/1755-
1315/166/1/012037
Terbit
2018
30
Vertical profile variations of
ozone in lower stratosphere
in Indonesia and influence
to upper troposphere ozone
based on satellite
N Ambarsari and N
Komala
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012038 doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012038
Terbit
2018
31
Analysis of Heavy Rainfall
with Hail using Reflectivity
and Radial Velocity Derived
from X-Band Radar in
Bandung (Study Case:
March 17, 2017)
T Sinatra and G. A
Nugroho
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012039 doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012039
Terbit
2018
32
The Global Population of
Mesoscale Convective
Complexes (MCCs) over
Indonesian Maritime
Continent during 15 Years
Trismidianto
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018) 0
Terbit
2018
33 Carbon Emission from Peat
Fire in 2015. W Setyawati and
Suwarsono
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012041 doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012041
Terbit
2018
34
ENSO and PDO Influence
to Climate Variability in
Monsoon Region of
Indonesia
E Yulihastin, N
Cholianawati, G. A
Nugroho, T Sinatra and
H Satyawardhana
IOP Conf. Series: Earth
and Environmental
Science 166 (2018)
012044, doi
:10.1088/1755-
1315/166/1/012044
Terbit
2018
35
Multiwavelenght Fibril
Dynamics and Oscilations
Above Sunspot-II wave
Propogations Signature
Emmanuel Sungging
Mumpuni, Dhani W,
Mitra Djamal, Thomas
Djamaluddin
J. Math. Fund.Sci.,
Vol.50, No. 3, 2018,
273-289
Terbit
2018
36
Comparation of Gravity
Wave Propogation
directions Observed by
Meshospheric airglow
Imaging at Three Different
Latitudes Using The M-
Transform
Septi Perwitasari, Takuji
Nakamaura, Masaru
Kogure, Yoshihiro
Tomikawa, Mitsumu K.
Ejiri and Kazuo Shiokawa
Ann. Geophys.,
36,1597-1605, 2018,
http://doi.org/10.5194/a
ngeo-36-1597-2018
Terbit
2018
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 48
37
Particle in Cell Simulation
to Study the Charging and
Evolution of Wake
Strukture of LEO Spacecraf
Nizam Ahmad, Hideyuki
Usui and Yohei Miyake
AsiaSim 2018, CCIS
946, pp. 255-268,
http://doi.org/10.1007/9
78-981-13-2853_20
Terbit
2018
38
Long-Term Distribution of
Meteors in a Solar Cycle
Period Observed by VHF
Meteor Radars at Near-
Equatorial Latitudes
M. Batubara,
M.Yamaoto, W. Madkour
and T. Manik
Journal of Geophysical
Research : Space
physics
10.1029/2018JA025906
Terbit
2018
39
Meredional March of
Diurnal Rainfall over
Jakarta Indonesia, Observed
with a C-Band Doppler
Radar : an overview of the
HARIMAU 2010 Campaign
Shuichi Mori, Junichi
Hamada, Miki Hattori, T.
Manik, Pei- Ming Wu,
et.al
Earth and Planetary
Science (2018) 5:47,
htpp://doi.org/10.1186/
s40645-018-0202-9 (in
progress)
Terbit
2018
d. Jumlah HKI berstatus terdaftar di kementerian hukum dan HAM di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Tahun 2018, target jumlah HKI yang diusulkan ke Kementerian Hukum dan Ham dalam
bidang sains antariksa dan atmosfer sebanyak 2 buah. Capaian HKI yang diperoleh pada akhir
tahun 2018 sebanyak 10 buah. Capaian ini didorong untuk dukungan dalam pencapaian nilai
tambah dalam penilaian Pusat Unggulan Iptek (PUI) di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
(PSTA) sebgai Pusat Unggulan Pemodelan Atmosfer Indonesia.
Ke sepuluh capaian HKI ini sebagaimana ditunjukkkan pada tabel 3. 9. Capaian Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) tahun 2018.
Tabel 3. 9. Capaian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) tahun 2018.
NO Ajuan HKI Status No Pendaftaran
1. Alat Uji Tekanan Atmosfer untuk
Modul Radiosonde (PSTA) Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809462
2. Algoritma untuk menampilkan
informasi observasi Awan Tumbuh dari
data Satelit Himawari- 8 (PSTA)
Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809472
3. Algoritma unutk mengukur estimasi
CH dg radar Kapal (PSTA) Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809468
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 49
1. Alat Uji Tekanan Atmosfer untuk Modul Radiosonde.
Gambaran singkat :
Invensi ini berhubungan dengan radisosonda. Lebih khususnya dengan alat yang
digunakan untuk peralatan bantu dalam proses pengujian ketahanan sensor-sensor radiosonda
terhadap perubahan tekanan udara atmosfer yang dapat mengubah kondisi fisik komponen dan
data yang akan dikirimkan ke penerima. Namun pengiriman data radiosonda pada
operasionalnya terkadang kehilangan data pada ketinggian dimana tekanan atmosfer rendah,
salah satu dugaan sementara adalah komponen pada modul radiosonda ada yang rusak karena
tekanan atmosfer rendah. Untuk menangani hal ini pada pembuatan modul radiosonda perlu
diuji dahulu sebelum diterbangkan. Semantara itu, radiosonda adalah suatu paket instrumen
yang ditempatkan dibawah balon atmosfer dan diterbangkan untuk mengukur parameter
meteorologi, temperature, humidity, tekanan, arah angin dan kecepatan angin yang
4. Sistem Pintar alat pemutus senar
parasut pada sistem Balonsonde
(PSTA)
Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809466
5. Adapter Selang untuk sensor Airflow
pada Roketsonde RX320 (PSTA dan
Pustekroket)
Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809460
6. Proses Olah Data Satelit Berorbit
Polar untuk Estimasi Indek
Kenyamanan (PSTA)
Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809465
7. Algoritma untuk menampilkan
Informasi Observasi Spasial Pusat
Wilayah Konfeksi dari data Satelit
Himawari 8 (PSTA)
Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809459
8. Desain Antena OMNI 5/8 λ
terintegrasi LNA 433 Hz.(PSTA) Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809463
9. Pemutus Tali dan Peletus Balon
Atmosfer berbasis Kawat Nichrome
yang terprogram (PSTA)
Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (21 Nov 2018)
P00201809469
10. CUACA ANTARIKSA (Merek)
(Pussainsa) Terdaftar di Kemen-
Kum dan Ham (07 Ags 2018)
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 50
digabungkan ke pemancar radio dan dirangkai kedalam sebuah kotak. Dalam dunia
penerbangan data parameter atmosfer sangat diperlukan, salah satunya adalah dari data yang
dikirimkan oleh radiosonda. Namun pengiriman data radiosonda ini pada operasionalnya
terkadang kehilangan data pada ketinggian dimana tekanan atmosfer rendah, salah satu dugaan
sementara adalah komponen pada modul radiosonda ada yang rusak karena tekanan atmosfer
rendah. Untuk menangani hal ini pada pembuatan modul radiosonda diuji dahulu sebelum
diterbangkan. Alat uji tekanan atmosfer ini sederhana dan portabel yang merupakan sebuah
wadah dari bahan stainless steel dengan volume 3 liter, ditepiannya dilekatkan silikon dari
selang yang dimodifikasi kemudian tutup wadah ini ditekan menggunakan acrylic tebal 1 cm
ditengah tutup acrylic ini mempunyai konektor dari motor vakum, sebuah katup dan alat ukur
tekanan, katup terbuka untuk menyedot udara dari luar dan katup tertutup untuk membuat
ruangan didalam wadah tersebut menjadi hampa udara. Tutup acrylic ini tembus pandang untuk
monitor benda yang akan diuji.
Inventor : Rahmat Sunarya, ST, Ir.Halimurrahman, MT, Dr. Asif Awaludin, Ginaldi Ari
Nugroho ST, M.SI, Soni Aulia Rahayu, MT
2. Algoritma untuk menampilkan informasi observasi Awan Tumbuh dari data Satelit Himawari 8.
Gambaran singkat :
Invensi ini berhubungan dengan pemanfaatan data satelit Himawari-8, yang secara
khusus adalah menerapkan metode untuk menemukan awan yang berpotensi hujan (awan
tumbuh) dari Japan Meteorological Agency (JMA) untuk ditampilkan secara spasial dan real
time pada situs web Sistem Pendukung Keputusan SADEWA (Aatelitte Disaster Early Warning
System) . Dalam proses ini, data dari kanal IR1, IR2 dan IR3 dari satelit Himawari-8 dihitung
untuk menemukan awan tumbuh dan data ditampilkan secara spasial dan perjam dalam bentuk
gambar yang dapat diakses publik sewaktu-waktu.
Algoritma dasar metode tersebut adalah dengan menggunakan suhu kecerahan dari 3
band IR (6.2 μm (T6.2)/band 8, 10.4 μm (T10.4)/band 13 and 12.4 μm (T12.4)/band 15) untuk
mendeteksi awan konvektif tinggi, yaitu:
T6.2< T10.4 dan T6.2< T12.4 = Awan tumbuh yang puncaknya belum mencapai tropopaus
T6.2 ≈ T10.4 ≈ T12.4 = Puncak awan konveksi mencapai tropopaus
T6.2 > T10.4 = Puncak awan melewati stratosper
Penggunaan metode ini umumnya hanya digunakan sebagai referensi dalam karya tulis
ilmiah (sebagai penelitian) dan belum diterapkan untuk diseminasi informasi tersebut untuk
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 51
publik secara spasial, bahkan real-time.
Inventor : Risyanto, M.Sc, Dr. Teguh Harjana, Hilmy Purnama, S.Kom
3. Algoritma unutk mengukur estimasi CH dg radar Kapal.
Gambaran singkat :
Invensi ini berhubungan dengan algoritma radar cuaca. Secara khusus invensi ini
berhubungan dengan perekayasaan pengolahan data radar navigasi kapal yang diubah menjadi
radar untuk deteksi hujan secara spasial. Algoritma pengolahan data terdiri dari beberapa
tahapan dalam mengolah sinyal-sinyal navigasi dari radar kapal.
Tahapan-tahapan pengolahan data terdiri dari digitasi sinyal, pengecekan kualitas sinyal, filter
sinyal, proses data polar, konversi data kartesian, aplikasi peta clutter, konversi adccount ke
dbz, koreksi volume, grid data, simpan dan tampilan data.. Tujuan utama dari invensi ini
adalah untuk mengkonversi sinyal-sinyal radar kapal menjadi data deteksi hujan secara spasial.
Inventor : Dr. Asif Awaludin, Tiin Sinatra, M.Si, Candra Nur Ihsan, ST Soni Aulia Rahayu,
MT, Halimurrhman, MT.
4. Sistem Pintar alat pemutus senar parasut pada sistem Balonsonde.
Gambaran singkat :
Invensi ini berhubungan dengan alat pemutus senar parasut pada sistem balon sonda
untuk pengamatan atmosfer. Secara khusus invesi ini berhubungan dengan alat deteksi pintar
pemutus senar parasut pada sistem balon sonda. Invensi ini berhubungan dengan
pengembangan perekayasaan alat pemutus senar parasut balon paten sebelumnya
(P00201403344) dimana dibuat invensi baru berupa sistem pintar yang ditanam pada paten
sebelumnya untuk meningkatkan akurasi putus-tidak putusnya senar parasut balon. Sistem
pintar alat pemutus senar parasut balonsonda yang terdiri dari : sensor photodiode dan sumber
cahaya LED Infra merah; Gulungan kawat dengan bahan menjadi satu untaian kawat yang
dialiri listrik; balon atmosfer yang berbahan karet latex; parasut yang berbahan kain atau
plastik; alat pemutus yang meliputi pembungkus (casing) atau pelindung alat pemutus; inti
dudukan (substrat) Teflon; tali pengikat gondola dan parasut; sensor tekanan; sensor penentu
titik koordinat; baterai catu daya; gondola; mikrokontroler dengan program yang ditanam di
dalamnya, alat pemutus tersebut diletakkan antara gondola dan parasut, dimana alat pemutus
tersebut dialiri arus listrik sehingga dapat memanaskan senar untuk memutuskan antara balon
atmosfer dengan parasut dan gondola. Sistem pintar yang tertanam pada mikrokontroller akan
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 52
mengetahui apakah senar sudah benar terputus, dan jika belum akan memanaskan senar
kembali.
Inventor : Ginaldi Ari Nugroho, ST, MT, Dr. Asif Awaludin, Edy Maryadi, ST, Rachmat
Sunarya, ST, Agit Zulharman, S.Kom.
5. Adapter Selang untuk sensor Airflow pada Roketsonde RX320.
Gambaran singkat :
Invensi ini membuat suatu alat yang menghubungkan antara selang udara ke sensor
airflow pada system gas sensor pada roketsonda RX320. Apabila tanpa alat ini antara selang
dihubungkan langsung ke sensor airflow maka akan terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh
pemasangan karena pada sensor tidak ada dudukan pengunci selang, dan kebocoran karena
getaran ketika roket beroperasi. Alat ini sering disebut adapter, alat ini memiliki tiga bagian,
yaitu dua buah dudukan lubang yang akan dihubungkan ke selang, yaitu satu ke selang udara
keluaran dan satu lagi ke selang udara masukan, dan satu bagian lagi adalah dudukan yang akan
ditempel ke permukaan sensor airflow dimana saluran udara masuk dan keluar sesuai dengan
arah ke selang masuk dan keluarnya. Ketika adapter ini dipasang ke sistem aliran udara maka
udara akan masuk melalui selang, adapter dan ke sensor airflow, kemudian udara ini dideteksi
oleh sensor airflow dan udara keluar melalui adapter dan ke selang keluaran. Adapter ini
terletak didalam bagian Gas Sensor Suite (GSS) pada payload roketsonda RX320.
Inventor : Endro Artono, Hendra Gantina, Wely Pasadena, Halimurrhman, MT, Lilis Mariani,
Ginaldi Ari Nugroho, ST, M.Si, Dr. Asif Awaludin, Agit Zulherman, S.Kom
6. Proses Olah Data Stelit Orbit Polar untuk Estimasi Indek Kenyamanan
Gambaran singkat :
Invensi ini berhubungan dengan pengolahan data satelit berorbit polar untuk
menghitung variabel iklim, lebih khusus lagi,invensi ini berhubungan dengan metode pengolah
data untuk mengkonversi band-band satelit berorbit polar menjadi informasi Indeks
Kenyamanan di daerah kajian secara spasial. Dalam pengolahan data ini dibutuhkan tahapan
proses koreksi atmosferik dan geometrik, Image Enhancement, croping wilayah kajian,
pemisahan band-band, klasifikasi penutup lahan, menghitung spectral radiance, menghitung
temperatur permukaan, radiasi, temperatur udara, indeks kenyamanan, simpan dan tampilan
data dalam bentuk spasial dan numerik. Tujuan utama dari invensi ini adalah untuk
mendapatkan informasi Indeks Kenyamanan di suatu daerah.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 53
Inventor : Dr.Rr. Laras Toersilowati, M.Si, Drs. Bambang Siswanto, M.SI, Edy Maryadi, ST,
Indah Susanti, Erwin Hermawan, S.SI, M.Sc, Andri Susanto, S.Si.
7. Algoritma untuk menampilkan Informasi Observasi Spasial Pusat Wilayah Konfeksi dari
data Satelit Himawari 8
Gambaran singkat :
Invensi ini berhubungan dengan pemanfaatan data satelit Himawari-8, yang secara
khusus adalah memantau aktivitas konveksi yang berpotensi hujan deras untuk ditampilkan
secara spasial dan real time pada situs web. Dalam proses ini, data dari kanal IR1 dari satelit
Himawari-8 dihitung untuk menemukan koordinat lintang dengan Temperature Black Body
(TBB) minimum dan rata-rata bergerak posisi tersebut untuk bulan lalu dan bulan berjalan, dan
menampilkan hasilnya secara spasial dan perjam dalam bentuk gambar yang dapat diakses
publik sewaktu-waktu.
Inventor : Risyanto, M.Sc, Dr. Teguh Harjana, Hilmy Purnama, S.Kom.
8. Desain Antena OMNI 5/8 λ terintegrasi LNA 433 Hz.
Gambaran singkat :
Sistem komunikasi pada balon sonda membutuhkan antena sebagai transdusernya,
dimana antena yang dibutuhkan harus memenuhi spesifikasi tertentu. Sehingga dapat menerima
data secara near real time sesuai dengan posisi muatan berada. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut dirancanglah antena omni 5/8 λ dengan 6 buah elemen folded reflektor yang
terintegrasi dengan LNA yang bekerja pada frekuensi 433 MHz. Adapun prinsip kerjanya,
antena akan menerima data yang dikirimkan oleh muatan yang dibawa terbang dengan
menggunakan wahana balon yang sesuai dengan posisi balon berada secara near real time.
Dengan mengintegrasikan LNA ke antena diperoleh performa antena yang lebih baik. Antena
omni akan terhubung ke LNA yang telah menggunakan power yang dapat berasal dari sumber
listrik, baterai atau solar cell.
Inventor : Soni Aulia Rahayu, MT, Ginaldi Ari Nugroho, ST, M.Si, Asif Awaludin, M,Si, Edy
Maryadi, ST, Listi Restu Triani, ST.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 54
9. Pemutus Tali dan Peletus Balon Atmosfer berbasis Kawat Nichrome yang terprogram.
Gambaran singkat :
Pembuatan pemutus tali dan peletus balon atmosfer dengan muatan (payload) sangat
diperlukan untuk menentukan ketinggian capaian muatan ke atmosfer yang digunakan sebagai
muatan pengukur besaran atmosfer yang telah ditentukan. Muatan diputus sesuai dengan
ketinggian yang diprogram menggunakan software berbasis mikrokontroler melalui pendeteksi
pewaktu (timer), tekakan dan GPS sebagai masukan yang memberikan komando ke kawat
Nichrome melalui transistor, kawat Nichrome ini akan menimbulkan panas yang mampu
memutus tali dan meletuskan balon atmosfer. Dalam desain ini kawat Nicrome dibuat menjadi
dua bagian yaitu satu bagian sebagai pemutus tali dan satu lagi sebagai peletus balon. Untuk
desain pemutus tali ini terintegrasi kedalam satu papan rangkaian elektroniknya (PCB), pada
papan elektronik ini mempunyai dua buah slot untuk memasukan tali yang sekaligus mengunci
posisi papan elektronik pemutus apabila tali telah tegak lurus karena beban antara balon
atmosfer dan muatan, posisi papan elektronik ini bisa diubah-ubah dan tali yang akan diputus
ditempelkan ke dudukan kawat Nichrome, sedangkan untuk peletus balon mempunyai dudukan
kawat Nichrome terpisah dengan ukuran yang cukup kecil untuk dapat ditempelkan pada balon
atmosfer yang terkoneksi menggunakan kabel ke papan rangkaian elektroniknya. Diameter tali
yang akan diputus bisa sampai diameter 1 mm. Sistem pemutus tali ada di bagian tengah pada
papan rangkaian elektroniknya dengan tahanan kawat Nichrome 5 -25 Ω untuk 10 cm, kawat
Nichrome yang dipasang hanya menyerupai kawat penghubung biasa atau jumper yang
ditempelkan pada dudukan pemutus pada bagian tengah papan rangkaian elektronik. Pemberian
tegangan 7,4 V DC/850 mAh, dibutuhkan putusnya tali yang terpanaskan 3 - 10 detik pada
beban muatan 1000 gr.
Inventor : Dr.Rr. Laras Toersilowati, M.Si, Dr. Asif Awaludin, Ginaldi Ari Nugroho, St, M.Si,
Soni Aulia Rahayu, ST, MT, Agit Zulharman, S.Kom.
10. Cuaca Antariksa (merk)
Pada tahun 2018, Pusat Sains Antariksa telah mengajukan hak kekayaan ilmiah (HKI)
berupa Merk, yaitu logo khusus terkait dengan identitas sebuah terbitan buletin cuaca antariksa,
sebagai terbitan khusus terkait dengan informasi antariksa.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 55
Gambar 3. 21 Merk Hak Kekayaan Intelektual (HKI), untuk terbitan
“Bulletin Cuaca Antariksa” dari Pusat Sains Antariksa
Sasaran Strategis kedua : Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa dan atmosfer yang prima
Pada sasaran ke dua yaitu : “Meningkatnya layanan data dan informasi sains antariksa
dan atmosfer yang prima” terdapat 2 indikator kinerja utama yang harus diselesaikan dalam
kurun waktu 1 tahun anggaran 2018, yaitu :
a. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer,
b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan IPTEK di bidang sains
antariks dan atmosfer.
a. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Mengacu pada Perjanjian Kinerja 2018, target “jumlah pengguna yang memanfaatkan
layanan iptek sains antariksa dan atmosfer” sebanyak 75 pengguna layanan. Capaian target
jumlah pengguna layanan iptek sains antariksa dan atmosfer dalam 3 jenis kategori layanan,
yaitu : 1. Layanan bimbingan teknis dan data, 2. Kunjungan tamu instansi/kunjungan ilmiah,
dan 3 Layanan Narasumber dan Informasi.
Dari target yang telah ditetapkan sebanyak 75 pengguna layanan, maka diperoleh nilai
rata-rata jumlah penggguna layanan dari Satuan Kerja Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 56
Teknologi Atmosfer dan rata-rata dari 4 Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer, diperoleh
jumlah pengguna yang memanfaatakan Layanan sebanyah 115 pengguna, sebagaimana terlihat
pada tabel 3.10 menunjukkan rekapitulasi isntansi pengguna yang memanfaatkan layanan
IPTEK di Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Capaian target pengguna yang memanfaatkan
layanan iptek di bidang sains antariksa dan atmosfer ini merupakan nilai bagian dari layanan
dari 6 Satuan Kerja yang berada di kedeputian bidang sains antariksa dan atmosfer, yaitu Pusat
Sains Antarika, Pusat Sans dan Teknologi Atmosfer, Balai Pengamatan Antariksa dan atmosfer
(BPAA) Agam, BPAA Sumedang, BPAA Pasuruan dan BPAA Pontianak.
Tabel 3.10 Capaian Target Jumlah Pengguna yang memanfaatkan Layanan
IPTEK Sains Antariksa dan Atmosfer
NO Satuan Kerja Capaian
1. Pusat Sains Antariksa 117
2. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 75
3. Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (Agam,
Sumedang, Pasuruan dan Pontianak)
39 *)
Rata-Rata 77
*) rata-rata
Peningkatan kebutuhan stakeholder dan masyarakat terkait dengan data dan informasi
sains antariksa dan atmosfer menjadi bagian yang sangat penting dan memerlukan penangan
khusus, juga merupakan bagian yang sangat penting dalam penilaian dan peningkatan
akuntabilitas kegiatan penelitian dan pengembangan dalam menjawab permasalahan yang
dibutuhkan pengguna, baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta atau kalangan
pendidikan dan masyarakat umum.
Berbagai jenis layanan, seperti layanan data, informasi serta bimbingan teknis tentang
Sains Antriksa dan Atmosfer telah banyak dilakukan oleh Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer dan Balai yang berada di lingkungan kedeputian sains antariksa dan
atmosfer, baik yang dilakukan peneliti maupun pejabat struktural kepada stakeholder melalui
berbagai metode. Layanan diberikan kepada instansi pemerintah baik pemerintah pusat dan
daerah, serta lembaga dan perguruan tinggi, seperti : BMKG, Departemen Pertanian,
Pemerintah daerah, swasta serta kepada dunia pendidikan baik Perguruan Tinggi, Sekolah
Menengah dan dasar, swasta serta masyarakat umum.
Tabel 3. 11 menujukkan beberapa contoh layanan teknis kepada pengguna berupa bimbingan
teknis dan kunjungan ilmiah (kunjungan tamu)
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 57
Tabel 3. 11 a. Layanan Kepada Pengguna berupa Internasional School dan Bimbingan
Teknis yang dilakukan oleh Pusat Sains Antariksa
No Instansi Waktu Keterangan
1 Universiti Teknologi Malaysia 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
2 Universiti Kebangsaan Malaysia 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
3 National Institute Of Technology,
Surat- 395007, Gujarat, India
5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
4 Universitas Pendidikan Indonesia 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
5 Universiti Tun Hussein Onn
Malaysia
5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
6 Mapua University 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
7 National University Of Malaysia 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
8 Hasanuddin University 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
9 Vietnam Academy Of Science
And Technology
5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
10 Researcher At Space Weather
Monitoring Center, And Teacher
Assistant At Canadian
International College
5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
11 Tribhuvan University 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
12 UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
13 Institute Teknologi Bandung 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
14 Nusa Cendana University 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
15 STKIP Citra Bina Nusantara
Kupang
5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
16 University of Andalas 5- 9 Maret 2018 ISELION 2018
17 Diskomlek TNI AL 19-23 Maret 2018 Bimtek MFTKR
19 Diskominfo Prov Papua 23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
20 Kantor camat Amfoang Barat
Laut
23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
21 Diskominfo Kab Jayapura 23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
22 Setda Kab Puncak Jaya 23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
23 Kominfo Kab. Yalimo Papua 23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
24 Kominfo Kab Belu 23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
25 Diskominfo Kota Jayapura 23 s/d 26 Juli 2018 Bimtek MTKR Tk.Dasar
Tabel 3. 11.b Layanan kunjungan Tamu di Pusat Sains Antariksa
No Instansi Tanggal Jenis Layanan
1 Universitas Ma Chung Malang 18 Januari 2018
Kunjungan Ilmiah
2 Universitas Bina Darma Palembang 24 Januari 2018
Kunjungan Ilmiah
3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
31 Januari 2018
Kunjungan Ilmiah
4 NICT Jepang 5 April 2018 Kunjungan ke SWIFtS
5 Institut Teknologi Sumatera 22 April 2018 Kunjungan Ilmiah
6 Univeristas Kristen Emanuel Yogyakarta
23 April 2018 Kunjungan Ilmiah
7 Universitas Sriwijaya Palembang 25 April 2018 Kunjungan Ilmiah
8 Universitas Jambi 27 Mei 2018 Kunjungan Ilmiah
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 58
9 Dinas Pariwisata dan Bappeda Kabupaten Siak Riau
6 Juni 2018 Kunjungan Ilmiah
10 UIN Walisongo Semarang 11 Juli 2018 Kunjungan Ilmiah
11 TNI AU Lanud Sulaiman Bandung 19 Juli 2018 Kunjungan Ilmiah
12 Universitas Muhamadiyah Surakarta 25 Juli 2018 Kunjungan Ilmiah
13 Pasis Dikreg Sesko TNI Bandung 14 Agus 2018 Kunjungan Ilmiah
14 Politeknik Elektro Negeri Surabaya (PENS)
15 Agus 2018 Kunjungan Ilmiah
15 STMIK Pranata Indonesia 29 Agus 2018 Kunjungan Ilmiah
16 UGM 15 Nope 2018 Kunjungan Ilmiah, Pembimbing Skripsi
17 Nagoya University 5-9 Maret 2018
SCOSTEP, ISEE: International School
18 Metro TV 27 Jan 2018 NS Gerhana Bulan Total, Benda Jatuh Antariksa
19 GISDA 1-2 Feb 2018 NS Thailand Space Science and Eploration Forum
20 BSCM 2-4 Maret 2018
NS Sains Antariksa dan Planetarium
21 PP Iptek 20-22 April 2018
NS Indonesia Science Day 2018
22 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
NS Edukasi Planetarium, Kecerahan Langit
23 RRI 27 Juli 2018 NS Gerhana Bulan
24 PUSPITEK 27-30 Sept 2018
NS Sains Antariksa pada Workshop
25 Kedutaan Amerika di Jakarta 23 Okt 2018 NS Mars Generation
26 PD DI Bandung 26 Des 2018 NS Pengetahuan Sains Antariksa dan Planetarium
27 UPI Bandung Jan-Feb 2018 Pembimbing PKL
28 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Okt-Des 2018 Pembimbing PKL
29 TNI Jakarta 6 Agus 2018 Data Komunikasi Radio
30 ITS Surabaya 27 Nop2018 Data Komunikasi Radio untuk Skripsi
31 Universitas Islam Negri Sultan Syarif Ksim Riau
01-Feb s/d 01-Mar 2018
Praktek Kerja
32 Politeknik Pos Indonesia 26-feb s/d 02 Mei 2018
Praktek Kerja
33 Universitas LAmpung 28-Jan s/d 28 Feb 2018
Praktek Kerja
34 Universitas Jendral Soedirman 15-jan s/d 15 feb 2018
Praktek Kerja
35 Telkom University 04-juni s/d 27 juli 2018
Praktek Kerja
36 Universits Diponogoro 14 Feb 2018 Permohonan Data Tugas Akhir
37 Universitas Katolik Widya Mandiri Praktek Kerja
38 Universitas Komputer Indonesia Sept/ Okt 2018
Praktek Kerja
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 59
39 Institue Sains dan Teknologi Nasional Juli s/d Agus 2018
Praktek Kerja
40 Universitas Siliwngi Juli s/d Agus 2018
Praktek Kerja
41 Universitas Udayana Juli s/d Agus 2018
Praktek Kerja
42 Universitas Riau 7 Juni 2018 Penguji Ujian Sarjana
43 Sekda Kab. Sinjai 2 Nov 2018 Buletin Cuaca Antariksa
44 Setum Polda SUmut 1 Nov 2018 Buletin Cuaca Antariksa
45 Setda Kota Balikpapan 1 Nov 2018 Buletin Cuaca Antariksa
46 Sekretaris Daerah Pessel 2 Nov 2018 Buletin Cuaca Antariksa
47 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
Buletin Cuaca Antariksa
48 Direktorat Jendral Bea dan Cukai c,q Direktorat Penindakan dan Penyidikan
Buletin Cuaca Antariksa
49 Mabes TNI Staf Kominikasi dan Elektronika
Permohonan Rekomendasi HF di PALU
50 BMKG Feb 2018 Narasumber
Tabel 3. 11.c Layanan Paraktek Kerja dan Tugas Akhir di Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer
NO INSTANSI WAKTU Pembimbing
1. Jurusan Statistika FMIPA Unpad
Januari – Februari Rosida, Indah S, Wiwiek S
2. Fak. Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
Januari – Februari Lilik Slamet S, Tirnawati
3. FMIPA IPB Januari – Februari Haries S, Gammamerdianti, Trismidianto
4. FMIPA Unhas Januari – Februari Eddy Hermawan, Haries S, Trismidianto
5. FMIPA UNY Februari – Maret Eddy Hermawan
6. FMIPA UNS Februari Saipul Hamdi
7. STMGK Maret Trismidianto
8. Fak. Teknik Itenas Juni – Juli Edi Maryadi
9. Fakultas Sains jurusan Kimia UIN
Juli – Agustus Dessy G, Asri I, Fanny A.P
10. FMIPA Fisika Universitas Udayana
Juli – Agustus Lilik Slamet S
11. Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD
Juli – Agustus Martono
12. FMIPA Unisba Juli – Agustus Sinta B. Sipayung
13. Fak. Komunikasi dan Bisnis Telkom University
Juli – Agustus Sudirman
14. Teknik elektro Fak. Teknik Universitas Garut
Juli – Agustus Soni Aulia R, Listi R.T, Rahmat S
15. Prodi Meteorologi Fak. Ilmu & Teknologi Kebumian ITB
Juli – Agustus Trismidianto, Haries S
16. Akademi Pos Juli – Agustus Edi Maryadi
17. Fakultas Manajemen Informatika UNIKOM
Agustus – Sept. Nani Cholianawati
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 60
Tabel 3. 11.d Layanan Permohonan Data di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
NO ISNTANSI KEBUTUHAN DATA
1. Fak. Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Data kualitas air hujan, AWS 2. Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan
Pengembangan Kebijakan ITB AWS
3. FMIPA ITB Aerosol 4. Fakultas Kehutanan IPB AWS 5. Geografi Fak. IPS UPI AWS 6. FMIPA Statistika Unpad AWS 7. FMIPA Unhas Data Scenario Perubahan Iklim Model
CCAM Wilayah Makassar 8. LAPI ITB Atmosfer 9. FMIPA UNSRI AWS
Tabel 3. 11.e Layanan Kunjungan Tamu di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
NO INSTANSI WAKTU Ket.
1. Fak. Teknik Universitas Garut 8 Jan 2018 10 orang
2. Fak. Teknik Universitas Bangka Belitung 22 jan 2018 35 orang
3. Badan Nasional Penanggulangan Bencana 23 Jan 2018 2 orang
4. Telkom University 22 Feb 2018 1 orang
5. Pustekbang (bench marking KNAPPP) 6 Mar 2018 4 orang
6. Pusteksat (bench marking KNAPPP) 6 Mar 2018 6 orang
7. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY 13 Mar 2018 3 orang
8. Pustekdata (studi narada) 15 Mar 2018 3 orang
9. PT. Timah 16 Mar 2018 2 orang
10. STMIK Bani Saleh 5 April 2018 18 orang
11. STT Pagar Alam 24 April 2018 157 orang
12. FMIPA UNY 27 April 2018 59 orang
13. FMIPA UNJ 8 Mei 2018 38 orang
14. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 12 Mei 2018 1 orang
15. Diskominfo Kota Bandung 30 Mei 2018 12 orang
16. Dinas Pekerjaan Umum kota Bandung 30 Mei 2018 3 orang
17. Dinas Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kota Bandung
30 Mei 2018 3 orang
18. FMIPA Ilmu Komputer UNJ 4 Juli 2018 37 orang
19. Dosen FMIPA Unhas 10-11 Juli 2018 1 orang
20. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Garut 11 Juli 2018 2 orang
21. BAPETEN 16 Juli 2018 4 orang
22. Pusdiklat TNI AU Pangkalan Udara Suleman 19 Juli 2018 6 orang
23. SESKO AU Lembang 14 Agt 2018 96 orang
24 Fakultas Teknik Universitas Muria, Kudus 4 Sept 2018 89 orang
25. Badan Pusat Statistik Kota Bandung 12 Okt 2018 5 orang
26. Pustekdata LAPAN 12 Okt 2018 3 orang
27. BSN 16 Okt 2018 2 orang
28. Graha Teknologi Sriwijaya 16 Okt 2018 1 orang
29. Politeknik Negeri Bandung 16 Okt 2018 1 orang
30. Fakultas Teknik UNHAS 24 Okt 2018 4 orang
31. PT. Quadran Energi Rekayasa 28 Nov 2018 4 orang
32. Badan Informasi Geospasial 26 Nov 2016 1 orang
33. BPPT 10 Des 2018 7 orang
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 61
Tabel 3. 11.f Layanan Nara Sumber
NO INSTANSI WAKTU PERSONIL NS PSTA
1. Fak. Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Juli-Agus 2018
Ginaldi Ari (pembimbing)
2. Fak. Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB Juli-Agustus 2018
Tiin Sinatra (pembimbing)
3. FMIPA IPB 2 Mei 2018 Trismidianto (penguji S3)
4. BMKG: Pertemuan NCOF 22 Agt 2018 Haries Satyawardhana, Suaydhi (NCOF)
5. Kementerian Komunikasi dan Informasi 16 Juli 2018 Didi Satiadi, Suaydhi
6. Pustekbang LAPAN (KNAPPP) 8 Mei 2018 Lilik Slamet S, Fanny Aditya Putri, Asri Indrawati
7. BMKG: Pembukaan Sekolah Nelayan di Yogyakarta
14 Agt 2018 Halimurrahman
8. Puslitbang BMKG (KNAPPP) 16 Agt 2018 Lilik Slamet S, Fanny Aditya Putri
9. Bappenas tentang Mitigasi Gas Rumah Kaca
24 Okt 2018 Sri Kaloka Prabotosari
10. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan 28 Nov 2018 Waluyo E. Cahyono
11. Walhi tentang Perubahan Iklim 10 Des 2018 Waluyo E. Cahyono, Indah Susanti
Gambar. 3.21. menunjukkan beberapa contoh kegiatan layanan yang dilakukan :
layanan bimbingan teknis, layanan bimbingan tugas akhir perguruan tinggi dan layanan secara
umum hasil-hasil libang sains antariksa dan atmosfer kepada stakeholder/pengguna.
Pemberian layanan informasi secara online juga telah dilakukan, sebagai inovasi pemberian
layanan yang cepat akurat dan near real time, yaitu dengan memberikan open akses melalui
website “Layanan Satu LAPAN” melalui beberapa aplikasi sistem pendukung keputusan
(DSS), seperti : sistem informasi potensi bencana hidrometeorologi melalui aplikasi DSS
SADEWA dan SANTANU, informasi tentang cuaca antariksa melalui aplikasi DSS SWIFtS
dan informasi tentang berubahan iklim melalui aplikasi DSS SriRama, serta informasi tentang
kimia atmosfer memalui aplikasi DSS Srikandi.
Sistem layanan informasi secara online telah banyak diakses oleh stkaholder, pemerintah
daerah, LSM dan masyarakat serta beberapa stake holder luar negeri (yang dapat dilihat dari
counter pengunjung).
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 62
a. Kunjungan Universitas Ma Chung
Malang di Pussainsa
b. Kunjungan Pasis Dikrek Sesko TNI
c. Pelaksanaan bimbingan Teknis di
Pontianak (17 April 2018)
d. Kunjungan PT. Quadran Energi
Rekayasa ke PSTA (28 Nov 2018)
Gambar 3.22. Contoh Kegiatan Layanan & Bimtek Sains Antariksa dan Atmosfer
b. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer
Pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM) di lingkungan kedeputian Sains
Antariksa dan Atmosfer telah dilakukan di masing-masing satuan kerja untuk periode tahun
2018, baik dengan cara kuantitatif dan kualitatif dengan memberikan kuisioner pada setiap
kegiatan pelayanan yang dilakukan di masing masing satuan kerja. Berbagai layanan IPTEK
dibidang sains Antariksa dan Atmosfer telah banyak diberikan kepada stakeholder baik yang
sifatnya layanan bimbingan teknis, kerja praktek mahasiswa dan siswa sekolah menengah
keahlian (SMK), bimbingan tugas akhir mahasiswa, layanan kunjungan tamu untuk
mengetahui aktifitas/kegiatan litbang di kedeputian sains Antariksa dan Atmosfer.
Pengukuran indek kepuasan masyarakat (IKM) ini diperlukan untuk mengetahui tingkat
kepuasan masyarakat didalam menerima layanan yang diberikan, juga untuk mengetahui
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 63
kecenderungan kinerja layanan disetiap satuan kinerja dibawah Deputi Bidang Sains Antariksa
dan Atmosfer secara berkala.
Unsur indek layanan yang dinilia meliputi : prosedur layanan, persyaratan layanan,
petugas layanan kedisplinan layanan, tanggung jawab layanan, kemampuan petugas layanan,
kecepatan layanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas,
kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kepastian jadwal pelayanan,
kenyamanan lingkungan dan keamanan pelayanan sebagamana telah ditetapkan dalam
keputusan Menteri PAN nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003,
Nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) yang disajikan pada laporan ini merupakan
nilai rata-rata unsur dari masing-masing unit pelayanan satuan kerja di bawah Deputi Bidang
Sains Antariksa dan Atmosfer yang pelaksanaan dilakukan mengacu pada PerMen PAN-RB
nomor 16 tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Nilai rata-rata IKM dari hasil survey yang telah dilakukan
di masing-masing satuan kerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah 85,90 atau
107,40 %, nilai ini telah melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar 80 sebagaimana
terlihat pada tabel 3.12. menunjukkan nilai Indek Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan
Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer.
Tabel 3. 12. Indek Kepuasan Masyarakat (IKM)
di Lingkungan Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun 2018
No Satuan Kerja Target IKM Capaian IKM
1. Pusat Sains Antariksa 80 83,89
2. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer 80 86,50
3. BPAA Agam 80 83,92
4. BPAA Sumedang 80 88,69
5. BPAA Pasuruan 80 92,00
6. BPAA Pontianak 80 80,39
Kedeputian Sains (rata-rata) 80 85.90
3.3. CAPAIAN LAIN DILUAR IKU :
Capaian lain diluar indikator kinerja utama dan merupakan capaian yang signifikan
terhadap dukungan sasaran strategis dan integral terhadap VISI dan MISI LAPAN, yaitu :
Menjadi Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk mewujudkan Indonesia yang
Maju dan Mandiri, sudah nampak tingkat capaiannya dan diharapkan dapat tercapai pada
akhir tahun rencana srtategis 2015 – 2019. Pada tahun 2018 ini Pusat Sains Antariksa telah
ditetapkan untuk dibina menjadi Pusat Unggulan Iptek Cuaca Antariksa, menyusul Pusat Sains
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 64
dan Teknologi Atmosfer yang lebih dahulu ditetapkan menjadi Pusat Unggulan Iptek
Pemodelan Atmosfer Ekuatorial Indonesia. Tabel 3. 13 berikut menunjukkan capaian diluar
IKU pada tahun 2018, yaitu :
Tebel. 3. 13. Capaian diluar IKU pada tahun 2018
NO
CAPAIAN
KETERANGAN
1. Akreditasi Pranata Litbang (KNAPPP) PSTA
2. Apresiasi Prayoga Sala dari Ristek-Dikti PSTA
3. ISO 9001-2015, 16 00 C 19038 Manegemen DSS SWIFtS Pussainsa
4. Apresiasi / Penghargaan Zone Integritas menuju
WBK/WBBM PSTA dan Pussainsa
5. Pusat Unggulan Iptek Cuaca Antariksa (dibina) Pussainsa
6. Apresiasi sebagai Lembaga Induk yang berkomitmen
dalam mendukung pengembangan PUI
Depputi Sains antariksa
dan Atmosfer
7. Proses hilirisasi produk litbang Radar Santanu dan
Radiosonde dg PT. INTI. Serta Standarisasi RSNI untuk
Radar Santanu.
PSTA
8. Pengembangan HPC dan Stotage BIG DATA PSTA
(1). AKREDITASI PRANATA LITBANG (KNAPPP)
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer pada tanggal 13 Desember 2018 telah menerima
sertifikasi akreditasi KNAPPP pada acara deklarasi Pusat Unggulan IPTEK di Serpong, sebagai
organisasi litbang yang telah memenuhi kriteria standar nasional oleh Komite Nasional
Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan, yang merupakan pengakuan formal secara
Nasional atas kemampuan melaksanakan litbang sesuai dengan tugas dan fungsi, Visi dan Misi,
mutu keluaran hasil litbang yang effiseian dan berkinerja. PSTA telah memenuhi persyaratan
kompetensi sebagai lembaga litbang mencakup : WADAH : Organisasinya dapat diidentifikasi,
memiliki kelengkapan pranata litbang dan memiliki wawasan kedepan. SISTEM : Organisasi
memiliki sistem pengelolaan yang menjamin mutu hasil litbangnya, memiliki jaringan kerja
sama, dan memiliki perencanaan progran dan kegiatan. SUMBER DAYA : Organisasinya
memiliki sumber daya manusia, peralatan, sarana dan prasarana serta dana untuk melkakukan
litbang. KELUARAN : Kegiatan litbangnya memiliki keluaran yang memiliki akibat dan
dampak dalam pembangunan Indonesia.
Proses pencapaian KNAPPP memerlukan proses yang panjang, dimulai sejak Juli 2017
dengan pendaftaran awal pranata litbang PSTA ke Kementerian Ristek-Dikti pada tanggal 13
Juli 2017, yang selanjutmya dilakukan beberapa kali penilaian dan ferifikasi dokumen dan
lapangan oleh assesor KNAPPP ke PSTA, hingga diperoleh keputusan akreditasi KNAPPP
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 65
pada tanggal 27 September 2018, dengan runag linkup Ilmu Atmosfer, Meteorologi dan
Klimatologi.
Keberhasilan PSTA memperoleh akreditasi KNAPPP merupakan simbol keberhasilan
kerjasama menagemen, staf dan seluruh parangkat litbang. Masa keberlakuan KNAPPP mulai
31 Mei 2018 sampai dengan 30 Mei 2021.
Gambar 3. 23 Proses Assesmen dan Konsinyering Dokumen KNAPPP (PUI) pada
bulan September dan Oktober 2017
Gambar 3. 24 Penyerahan Sertifikat Akreditasi KNAPPP, tanggal 13
Desember 2018
Setelah mendapat sertifikat akreditasi KNAPPP, maka kegiatan managemen di PSTA
mengikuti aturan seperti yang tertuang dalam “Sistem Manegemen Mutu KNAPPP”. PSTA
saat ini menjadi tempat rujukan dan study banding oleh instansi lain dalam penyusunan
dokumen KNAPPP, yaitu Pusat Teknologi Penerbangan – LAPAN, Pusat Teknologi Satelit –
LAPAN, Puslitbang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika- BMKG, Pusat Penelitian
Material BPPT.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 66
(2) APRESIASI PRAYOGA SALA DARI KEMEN. RISTEK-DIKTI
Prayoga Sala merupakan anugerah yang diberikan untuk mengapresiasi prestasi lembaga
pemerintah non-kementerian, Pusat Unggulan IPTEK dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan didalam membangun Sistem Inovasi melalui penguatan kebijakan,
kelembagaan, sumber daya dan jaringan Inovasi untuk menghasilkan Ibnovasi.
Penganugerahan penghargaan karya inovasi nasional dilakasanakan dalam rangka mewujudkan
dukungan IPTEK bagi peningkatan daya saing menuju kemandirian, penguatan Inovasi
diarahkan untuk percepatan difusi dan pemanfaatan teknologi dan hasil inovasi untuk
penciptaan nilai tambah komersil, ekonomi dan atau sosial budaya yang dapat memberikan
manfaat bagi masyarakat dangsa dan negara. Penganugerahan penghargaan karya inovasi
nasional ini dileksanakan dengan azas kebebasan akademik, partisipatif, keterbukaan,
akuntabilitas, manfaat (komersil, ekonomi dan atau sosial budaya), serta berkelanjutan.
Sedangkan tujuan dari penganugerahan penghargaan karya inovasi nasional, antara lain :
1. Mendorong peningkatan kemampuan IPTEK, yang diikuti dengan penguatan inovasi
nasional untuk mendukung kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia
2. Membangun iklim kondusif penguatan dan pengembangan inovasi sebai outreach dari
riset Iptek dalam penciptaan nilai tambah komersil, ekonomi dan atau sosial budaya
secara berkelanjutan.
3. Memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi (seluruh lembaga, daerah, dunia
usaha dan masyarakat) agar dapat terpacu dalam mewujudkan ide kreatif dalam
penciptaan nilai tambah, baik sebagai individu maupun melalui kemitraan dan kerja
sama antar unsur inovasi.
Dalam pemberian penghargaan Prayoga Sala tahun 2018, Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer – LAPAN ditetapkan sebagai peringkat 1 (pertama), pemberian penghargaan ini
disampaikan pada saat peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke -23 di Riau, pada
tanggal 10 Agustus 2018, yang diberikan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi dan
Perguruan Tinggi
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 67
Gambar 3. 25. Penyerahan Anugerah Prayoga Sala peringkat 1 (pertama) kepada
Ka. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer – LAPAN oleh Bpk. Menteri Ristek-Dikti.
(3) ISO 9001-2015, 16 00 C 1903 MANAGEMEN DSS SWIFtS.
SWIFtS (Space Wheather Information and Forcating Service) yang merupakan Sistem
Pendukung Keputusan Cuaca Antariksa, pada tahun 2018 telah menerima serifikasi
Managaemen Mutu ISO 9001-2015 dari TUV NORD Indonesia., SWIFtS telah memnuhi
kriteria managemen mutu ISO 9001 – 2015 yang meliputi 7 Prinsip Menegemen Mutu, Yaitu
: Customer Focus, Leadhership, Engagement of People, Process Approach, Improvement,
Eviden Based Decision Making, dan Relationship Management.
Customer Focus, merupakan prioritas utama dalam sistem menegemen mutu, SWIFtS telah
memenuhi kategori customer focus, dimana aplikasi SWIFtS telah memberikan kebutuhan yang
melebihi harapan customer untuk ketercapaian kepuasan pelanggan didalam memberikan
layanan informasi Cuaca Antariksa, Sistem Informasi Cuaca Antariksa melalui aplikasi Sistem
DSS Cuaca Antariksa SWIFtS akan terjamin didalam jangka waktu yang panjang.
Leadership, Pimpinan lembaga (dalam hal ini : Ka. Pussat Sains Antariksa) memeiliki peran
sebagai leadership (pelatih) dalam memberdayakan seluruh komponen sumber daya, SDM,
pembuatan keputusan berdasarkan data dan fakta (decesion makaer) serta sustainable
manageman dalam pengelolaan SWIFtS.
Engagement of People, SWIFtS telah memberikan nilai lebih kepada customer, yang juga
didukung oleh personal yang berkompeten, memberdayakan dan melibatkan seluruh komponen
disemua tingkat, aplikasi SWIFtS mempromosikan pendekatan proses dan pentingnya
kontribusi disetiap tingkat managemen.
Process Approach, Sistem managemen mutu SWIFtS yang ditetapkan bukan dibuat
berdasarkan atas pendekatan organisasi akan tetapi berdasarkan atas proses murni yang
melibatkan seluruh komponen dan pihak yang terkait.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 68
Improvement, Aplikasi SWFtS selalu dilakukan fokus pengembangan / peningkatan aplikasi
yang berkelanjutan sesuai dengan perubahan terkini, kebutuhan stake holder Nasional dan
perkembangan secara internasional sebagai branch making dan atau kompetitor.
Evident Based Making, Seluruh informasi SWIFtS berdasarkan atas data dan fakta dan hasil
analisis data pemantauan, sehingga keputusan informasi yang diberikan menghasilkan
informasi produktif dan tepat sasaran.
Relationship Managemen, SWIFtS dibangun dalam sebuah komponen sistem yang
terintegrasi, antar kepentingan (interested parties), sistem data (managemen data), mitra kerja
(Balai Pengamatan Antriksa dan Atmosfer), stasion pengamamatan di luar balai, para peneliti,
perekayasa, teknisi, stake holder dan masyarakat pengguna.
Gambar 3. 26 Acara serah terima Sertifikasi Managemen Mutu ISO 9001-
2015 Untuk DSS Cuaca Antariksa SWIFtS
(4) APRESIASI ZONE INTEGRITAS MENUJU WBK/WBBM
Zone Integritas (ZI) merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada K/L dan
Pemda yang pimpinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBK). Pada tahun
2018 2 (dua) satuan kerja yang berada di kedeputian sains antariksa dan atmosfer, yaitu Pusat
Sains Antariksa dan Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer telah ditetapkan dan memperoleh
“Apresiasi Zone Integritas menuju WBK/WBBM”. Penghargaan ini diberikan bertepatan
dengan Hari Anti Korupsi oleh Menteri Pendayagunan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Men-PANRB) Syarifudin di Ballroom Hotel The Sultan, Jl. Gatot Subroto Jakarta,
pada tanggal 10 Desember 2018.
Zona Integritas merupakan predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang
pimpinan/jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui
reformasi birokrasi, khusunya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas layanan
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 69
publik. Ada 6 aspek yang dinilai, yaitu managemen perubahan, managemen SDM, Pelayanan
Publik, Tata Laksana, Akuntabilitas serta Pengawasan.
Proses untuk mencapai predikat WBK/WBBM dikedua satusan kerjas PSTA dan Pussainsa,
dimulai dari tahap koordinasi dan penyiapan verifikasi untuk memperisapkan survey oleh tim
surveyor, pada bulan oktober 2018 dilakukan pengawsan, pendataan survei hasil pelaksanaan
reformasi birokrasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) kota Bandung, dan pada bulan berikutnya
November 2018 dilakukan penilaian dan verifikasi Lapangan Wilayah Bebas Korupsi oleh
Kemanpan RB.
Gambar 3.27 Pemberian Apresiasi dan Penganugerahan Zone Integritas menuju
WBK/WBBM tahun 2018
(5). PUSAT UNGGULAN IPTEK CUACA ANTARIKSA (DIBINA)
Pada tahun 2018, Pusat Sains Antariksa bersama sama dengan Pusat Teknologi Roket,
Pussainsa telah ditetapkan dan memperoleh status menjadi Pusat Unggulan IPTEK Cuaca
Antariksa dari Kemenristek-Dikti (dalam ketgori dibina). Diharapkan pada tahun berikutnya,
2019 Pusat Sains Antarika bisa ditetapkan menjadi Pusat Unggulan IPTEK Cuaca Antariks
sebagaimana diharapkan bahwa seluruh satuan kerja teknis di LAPAN dapat ditetapkan
menjadi Pusat Unggulan IPTEK. Pada akhir tahun 2019.
Dalam masa pembinaan sebagai Pusat Unggulan IPTEK, maka Pussainsa sebagai PUI harus
mengembangkan 3 (tiga) kapasitas kelembagaan yang mencakup kapasitas lembaga mengakses
informasi (sourching Capacity), Kapasitas Riset (Reseatch dan development Capacity) dan
Kapasitas Diseminasi (Dissemination Capacity). Dengan ditetapkannya Pussainsa menjadi PUI
(dibina) diharapkan tujuan sebagai PUI segera terwujud, yaitu peningkatan kapaisitas dan
kapabilitas kelembagaan, sumber daya dan jaringan IPTEK dari lembaga litbang bidang
prioritas spesifik dan terjadi peningkatan relevansi dan produktifitas serta pendayagunaan
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 70
IPTEK dalam sektor produksi dalam menumbuhkan perekonomian nasional yang pada
gilirannya dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Gambar 3. 28 Penandatanganan PUI Cuaca Antariksa (Pussiansa)
tahun 2018
(6). APRESIASI SEBAGAI LEMBAGA INDUK YANG BEKOMITMEN DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN PUI.
Pada tahun 2018, bersama sama kedeputian Teknologi Penerbangan dan Antariksa,
Deputi Penginderaan jauh, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer telah menerima penghargaan
sebaga sabagai salah satu Lembaga Induk Pembina Lembaga Litbang terbaik, pada acara
penganugerahan Apresiasi Lembaga Litbang 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian
Ristek-Dikti bertempat di ICE Serpong pada bulan Desember 2018. Pengakuan yang diberikan
oleh Kementerian Ristek-Dikti merupakan bagian dari upaya memperkuat kapiasta Lembaga
didalam peningkatan Kompetensinya.
Gambar 3. 29 Penganugerahan Penghargaan atas Komitmen yang tinggi
Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer terhadap pembangunan Pusat
Unggulan IPTEK
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 71
(7) PROSES HILIRISASI PRODUK LITBANG RADAR SANTANU DAN RADISONDE DENGAN PT INTI SERTA PROSES RSNI RADAR SANTANU
Sistem Pemantauan Hujan Spasial (SANTANU) merupakan sistem informasi deteksi hujan
berbasis teknologi radar X-Band yang dikembangkan oleh Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
(PSTA), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Informasi yang didapat dari
SANTANU berupa informasi deteksi hujan dalam bentuk data posisi dan intensitas hujan.
SANTANU mampu menghasilkan peta terjadinya hujan secara berkelanjutan (continuous) per 2
menit near real time. Sistem ini relatif terjangkau, handal, dimensi yang relatif lebih efisien,
serta mudah untuk perawatan dan instalasi. SANTANU dapat ditempatkan di daerah terpencil
sehingga dapat melengkapi area yang tidak dapat terjangkau oleh jaringan radar cuaca yang
sudah ada di Indonesia. Proses hilirisasi, pengujian dan komersialisasi telah dilakukan
bekerjasama dengan PT. INTI sebagai mitra industri serta BMKG sebagai mitra operasional
didukung oleh Kemenristekdikti, sementara untuk standarisasi nasional, secara paralel RSNI
(Rancangan Standar Nasional Indonesia) Radar SANTANU sedang dalam proses pengajuan di
Badan Standardisasi Nasional. Selain Radar SANTANU produk litbang lain yangsedang dalam
proses hilirisasi bersama PT. INTI adalah Radionsonde “DADALI”.
Gambar 3. 30 Interface tampilan Online DSS Radar SANTANU.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 72
(8) PENGEMBANGAN HPC DAN STORAGE BIG DATA
Pada Tahun 2018 Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer mengembangangkan
infrasturktur perangkat keras untuk mendukung Sistem Pendukung Keputusan. Perangkat keras
tersebut yaitu High Performance Computing (HPC) untuk mendukung Sistem Prediksi Numerik
Atmosfer dan Distribute Storage System (DFS) sebagai sistem storage big data PSTA.
Pengembangan HPC dilakukan dengan penambahan server node untuk memenuhi kebutuhan
pemodelan dinamik dengan resolusi yang lebih tinggi. Resolusi yang lebih tinggi untuk wilayah
Indonesia dibutuhkan terutama untuk simulasi dan prediksi curah hujan yang sangat sensitif
terhadap presisi model karena pola strukturnya yang halus, dan untuk menangkap modulasi
orografis akibat pegunungan serta pengaruh siklon tropis.
Pengembangan HPC yang dilakukan adalah dengan menambahkan 1 master dan 18 server
node. Dengan spesifikasi master adalah 48 core, 128 G memory dan kapasitas penyimpanan daa
120 T. Sedangkan spesifikasi setiap server node adalah 64 core, 128 G, sehingga total core
untuk HPC baru adalah 1152 core. Dan jumlah total keseluruhan HPC adalah 2552 core.
Keselurah sistem HPC didukung oleh infiniband untuk interkoneksi antar node, yang memiliki
kecapatan tingg dan bandwidth yang besar. Pengembangan HPC sampai dengan 2018 terlihat
pada Gambar 3.39. HPC yang dimiliki PSTA didukung untuk litbang dan mendukung DSS
PSTA. Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan resolusi temporal maupun spasial, dan
mendungkung ekpserimen dikegiatan penelitan dan pengembangan model atmosfer Indonesia.
Selain HPC, komponen penting lainnya dari DSS adalah sistem Basis Data Atmosfer Indonesia
(BISMA) yang berfungsi untuk mengelola data atmosfer di Indonesia yang kemudian akan
diproses menjadi informasi dan digunakan oleh DSS. Sistem Basis data ini membutuhkan
media penyimpanan data (storage) yang cukup besar dan selalu tersedia untuk menyimpan data
pengamatan maupun prediksi atmosfer secara real time.
Dengan demikian, sistem storage yang dibutuhkan adalah yang memiliki kapasitas besar, dapat
dikembangkan, dapat diakses oleh lebih dari satu server, selain itu mudah dalam
penggunaannya serta pemeliharaannya. Sistem storage Hadoop merupakan salah satu teknologi
Big Data yang dapat memenuhi kebutuhan penyimpanan data sebagai sistem khusus (dedicated
system) untuk penyimpanan yang terhubung dengan jaringan komputer sehingga dapat diakses
oleh server atau pengguna, serta mudah untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Gambar
3.40 memperlihatkan server stotrage hadoop untuk big data dalam rak server.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 73
(a) 2016 (b)2017 (c) 2018
Gambar 3. 31 High Performance Computing
Hadoop adalah framework sistem penyimpan dan pemroses data terdistribusi. Sebagai
sistem penyimpan, hadoop memiliki sistem file tersendiri yang dikenal dengan HDFS (Hadoop
Distributed File System). Sebagai pemroses, hadoop memiliki mekanisme yang dikenal dengan
MapReduce. Hadoop adalah framework yang dapat memenuhi kebutuhan big data baik sebagai
sistem penyimpan maupun pemroses.
Gambar 3. 32. Storage Big Data
(Hadoop)
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 74
Sebagai framework open source dan gratis, hadoop berkembang dan memiliki fitur-fitur
tambahan seperti Hbase, Hive, Impala. Fitur-fitur tersebut melengkapi fungsi standar hadoop
sebagai framework dalam bentuk perangkat lunak penyimpan dan pemroses data.
Hadoop merupakan sistem terdistribusi, yaitu sistem yang terdiri dari beberapa node. Node
mengacu pada perangkat keras dengan level server. Setiap node memiliki fungsi tertentu dan
terintergrasi. Fungsi-fungsi yang ada pada hadoop untuk node-node tersebut yaitu Namenode,
Standby Namenode Jobtracker, Datanode dan Hadoop Gateway. Namenode, Standby
Namenode dan Jobtracker berfungsi sebagai master yang mengkoordinasikan dan menyimpan
metadata Datanode. Datanode adalah node yang berfungsi sebagai penyimpan data dan
pemroses data, sering dikenal sebagai worker. Gateway berfungsi sebagai jembatan antara
hadoop dan client. Sebagai sistem yang terdistribusi hadoop bersifat scale out, yaitu dapat
dikembangkan dengan menambah node pada hadoop yang sudah ada.
Pada tahun 2018, PSTA mengembangkan storage server hadoop, dengan menambahkan
datanode server sebanyak 15 unit server, dengan spesifikasi masing-masing 24 core CPU,
12x32 Gb Memory, dan 10x12 T kapasitas storage. Sehingga total kapasitas penyimpanan
adalah 1.6 P.
3.4 EVALUASI KINERJA TAHUN 2018 TERHADAP 2017.
Perbandingan capaian target indikator kinerja tahun 2018 terhadap 2017 seperti terlihat
pada tabel 3.14. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2018 dan 2017 Deputi Bidang Sains
Antariksa dan Atmosfer. Secara total rata-tata terlihat terjadi peningkatan capaian target dari
tahun 2017 sebesar 123 % menjadi 186 % pada tahun 2018. Hal ini kontribusi terbesar
peningkatan prosentase berada pada jumlah capaian HKI di bidang sains antariksa dan
atmosfer sebesar 500 %, dan jumlah publikasi internasional yang terindek di bidang sains
antariksa dan atmosfer sebesar 260 %, dan capaian jumlah pengguna yang memanfaatkan
layanan IPTEK sebesar 102 %, sementara pada indek kepuasan masyarakat atas layanan
IPTEK dibidang sains antariksa dan atmosfer (IKM), prosentase pada tahun 2018 sebesar 107
%, mengalami penurunan sedikit dibandingkan capaian prosentase pada tahun 2017.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 75
Tabel 3.14. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2017 dan 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser
Sasaran
Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama
Capaian Target
Ket 2017 2018
Jum % Jum % Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian
iptek dibidang
sains antariksa
dan atmosfer
yang maju
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di
bidang sains antariksa dan atmosfer
yang operasional untuk pemantauan
SDA, lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim
9 100 10 100 --
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi
di bidang sains antariksa dan atmosfer. 15 94 13 44,8 -
3. Jumlah publikasi internasional yang
terindeks di bidang sains antariksa dan
atmosfer.
22 157 39 260 -
4. Jumlah HKI berstatus terdaftar di Men-
Kum & HAM dibidang sains antariksa
dan atmosfer. 1 100 10 500 -
Meningkatnya
layanan data
dan informasi
sains antariksa
dan atmosfer
yang prima
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan
layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. 86 172 77 102 -
6. Indeks kepuasan masyarakat atas
layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. 89,0
5 113 86 107 -
Rata-rata 123 186
Tabel 3.15. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015 S/D 2018
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmoser
Sasaran
Strategis IKU / Indikator Kinerja Utama
Capaian Target Ket
2015 (%)
2016 (%)
2017 (%)
2018 (%)
Meningkatnya
penguasaan dan
kemandirian
iptek dibidang
sains antariksa
dan atmosfer
yang maju
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di
bidang sains antariksa dan atmosfer
yang operasional untuk pemantauan
SDA, lingkungan serta mitigasi
bencana dan perubahan iklim
114 100 100 100
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi
di bidang sains antariksa dan atmosfer. 75 71 94 44,8
3. Jumlah publikasi internasional yang
terindeks di bidang sains antariksa dan
atmosfer.
100 283 157 260
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 76
3.5 AKUNTABILITAS KEUANGAN
Akuntabilitas penggunaan anggaran dihitung dari perbandingan rasio antara dana ABPN
DIPA 2018 dibagi dengan tingkat penyerapan anggarannya. Seluruh kegiatan dan sub kegiatan
di lingkungan Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer pendanaan berasal dari dana
ke-DIPA-an 2018. Dana APBN dipergunakan untuk mendukung percepatan pencapaian
sasaran program dan kegiatan berupa kegiatan penelitian dan pengembangan, perekayasaan,
soasilaisasi/diseminasi, pengadaan barang modal, peralatan dan mesin, pengadaan bahan-bahan
penelitian,seta pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana.
Pengelolaan Keuangan DIPA 2018 pada umumnya dilaksanakan relatif dengan baik,
penyerapan dana yang disediakan pada tahun 2018 ini, secara umum selain digunakan untuk
gaji upah, perjalanan dinas, belanja bahan. Dominan terbesar digunakan untuk belanja dan
barang modal. Dana DIPA 2018 Kedeputian Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer sebesar
207.092.871.000,- dengan daya serap anggaran sebesar Rp. 196.717.616.096,- (96,33 %).
Secara rinci tingkat penyerapan dana DIPA 2018 di Keeputian Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer sebagaimana terlihat pada tabel 3.16, sementara tabel 3.17 menunjukkan
perbandingan tingkat daya serap anggaran di lingkungan deputi sains antariksa dan atmosfer
dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018.
4. Jumlah HKI berstatus terdaftar di Men-
Kum & HAM dibidang sains antariksa
dan atmosfer. - 60 100 500
Meningkatnya
layanan data
dan informasi
sains antariksa
dan atmosfer
yang prima
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan
layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. 130 103 172 102
6. Indeks kepuasan masyarakat atas
layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. 107 115 113 107
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 77
3.6 ANALISIS EFFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
1. EFFISIENSI SUMBER DAYA LISTRIK DAN AIR
Arahan dan intruksi effisiensi penggunaan sumber daya pada sutuan kerja di bawah
kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer selalu disampaikan dan diingatkan kepada tiap satuan
kerja baik untuk effisiensi pelaksanaan penggunaan anggaran maupun effisensi penggunaan
sumber daya lain, khususnya terkait dengan penggunaan sumber daya anggaran pada pos
Tabel 3. 16. Daya serap anggaran di Kedeputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
Tahun Anggaran 2018
No Nama Satker Pagu Anggaran
Rp.
Realisasi
Rp.
Penyerapan
%
1. Pussainsa 148.866.000.000,- 140.036.020.742,- 94,07 %
2. PSTA 33.894.471.000,- 33.170.631.325,- 97,86 %
3. Balai PAA Agam 5.346.500.000,- 5.104.533.746,- 95,47 %
4. Balai PAA Sumedang 4.569.500.000,- 4.414.639.625,- 96,61 %
5. Balai PAA
Pasuruan 7.597.600.000,- 7.392.643.309,- 97,30 %
6. Balai PAA Pontianak 6.818.800.000,- 6.599.147.349,- 96,78 %
Jumlah / Rata-rata 207.092.871.000,- 196.717.616.096,- 96,33 %
Tabel 3. 17. Perbandingan Capaian Daya serap anggaran (%)
di Kedeputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA 2015 – 2018
No Nama Satker 2015 2016 2017 2018
1. Pussainsa 88,55 93.90 74,64 94,07
2. PSTA 93,18 96.41 96,19 97,86
3. Balai PAA Agam 85,14 93.18 96,80 95,47
4. Balai PAA Sumedang 97,39 96.30 96,36 96,61
5. Balai PAA Pasuruan 93,49 98.41 97,12 97,30
6. Balai PAA Pontianak 93,08 92.84 98,17 96,78
Jumlah / Rata-rata 91,81 94,75 82,07 96,33
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 78
anggaran perjalanan dinas dan belanja barang. Arahan dilakukan pada setiap rapat koordinasi
maupun pada kesempatan koordinasi lapangan, berikut contoh pelaksanaan effisensi
penggunaan sumber daya listrik dengan himbuan melalui beberapa pemasangan sticker agar
untuk melaksanaan sumber daya listrik dan air.
Upaya/Inovasi dan langkah langah dalam penghematan energi dalam rangka
mendukung gerakan nasional penghematan energi yang dilakukan Satuan kerja dilinkungan
kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer melalui :
1. Membentuk Satuan Tugas Penghematan Energi dan Air di Lingkungan Satuan Kerja
LAPAN Bandung, sesuai dengan Surat Keputusan Kepala LAPAN No.196 Tahun 2016
tentang Satuan Tugas Penghematan Energi dan Air di Lingkungan LAPAN.
2. Membentuk Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air di Lingkungan Satuan Kerja
LAPAN Bandung sesuai dengan Surat Keputusan Kepala LAPAN No.197 Tahun 2016
tentang Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air di Lingkungan LAPAN.
3. Penghematan Energi dan Air dengan cara sebagai berikut :
Penggantian dan pemasangan dengan lampu LED di setiap ruangan di lingkungan
satuan kerja LAPAN-Bandung
Pemasangan meteran air untuk upaya pengontrolan penggunaan air dan pengecekan
secara berkala terhadap alat - alat (meteran, keran air, saluran air dll)
Pemasangan tirai vertikal blind pengganti tirai biasa untuk mengoptimalkan cahaya
matahari pada siang hari untuk penerangan ruangan.
Pemasangan atribut/sticker gerakan hemat energi (pemasangan stiker dan baner)
Sosialisasi dan himbauan hemat energi dan air biasa dilakukan pada saat coffee
morning, rapat koordinasi dan pada even even nonformal lainnya .
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 79
Gambar. 3.33 Stiker hemat energi di PSTA dan Pussainsa
Gambar. 3.33 Stiker hemat energi di Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer
Langkah dan inovasi yang telah dilakukan oleh Satuan Kerja di lingkungan kedeputian
Sains Antariksa dan Atmosfer dab BPAA untuk mendukung gerakan nasional penghematan
energi mengantarkan Satuan Kerja di Bandung sebagai Satuan Organisasi Terbaik dalam
Penghematan Energi dan Air di Lingkungan LAPAN (2017), Effisensi dan pengehamatan
sumber daya terus dilakukan secara kontinyu dan menerus.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 80
2. EFISIENSI ANGGARAN
Mengacu pada PMK-RI nomor 214 tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lemabaga,
maka penilaian evaluasi kinerja anggaran atas aspek implmentasi pengukuran didasarkan atas
indikator : penyerapan anggaran, konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan,
pencapaian keluaran dan efisiensi, dari ke empat variabel pengukuran tersebut variabel efisiensi
tidak memiliki skala 0 % - 100 %, maka nilai efisiensi diperoleh dengan mensumsikan bahwa
minimal yang dicapai Kementerian/Lembaga dalam rumus efisiesi sebesar – 20 % dan dilai
paling tinggi 20 %, oleh kerena itu perlu dialkukan transformasi skala efisiensi agar diperoleh
skala nilai yang berkisar antara 0 % sampai dengan 100 %, dengan perumusan (2)
(1)
E= Efisiensi
PAKi = Pagu Anggaran keluaran i
RAKi = Realisasi anggaran keluaran i
Cki = Capaian keluaran i
Nilai Efisiensi
(2)
NE = Nilai Efisiensi
E = Efisiensi
Dengan menggunakan aplikasi SMART yang telah tersedia (DJA) Kementerian Keuangan,
maka diperoleh efisiensi (E ) % , nilai efisiensi (NE) % dan Pencapaian Kinerja % dari setiap
satuan kerja dilingkungan kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer dan BPAA sebagaimana
tabel 3.17.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 81
Tabel 3. 18 Evaluasi Kinerja Anggaran (PMK nomor 214 tahun 2017)
NO SATUAN KERJA EFFISIESNI
(E)
NILIA EFISIENSI
(NE)
PENCAPAIAN
KINERJA
1. PUSSAINSA 5,93 64,83 78,13
2. PSTA 8,41 71,03 88,72
3. BPAA Agam 19,78 99,45 98,10
4. BPAA Sumedang 7,78 69,45 97,09
5. BPAA Pasuruan 2,98 57,45 93,52
6. BPAA Pontianak 7,47 68,68 92,77
Nilai Rata-Rata Deputi Sains
Antariksa dan Atmosfer 8,73 71,81 91,39
3. Efisiensi Sumber Daya Manusia
Pelatihan kerja (Diklat) merupakan kegiatan pembekalan, memberi, meningkatkan serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin sikap dan etos kerja pada tingkat
trampil dan ahli sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan. Pelatihan kerja
diberikan kepada personil di satuan kerja Pusat Sains Antariksa, Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer dan di BPAA Agam, Sumedang, Pasuruan dan Pontianak.
Berbagai pelatihan kerja (Diklat) teknis maupun administrasi telah dilaksanan
diseluruh satuan kerja di lingkungan Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer. Tabel 3.18
menunjukkan beberapa kegiatan pelatihan kerja (diklat yang telah dilakukan sepanjang tahun
2018). Kegiatan Pelatihan / Bimbingan teknis sangat berpengaruh terhadap efisiensi Sumber
Daya Manusia dalam mempercepat peningkatan kapasitas dan kemampuan sumber daya
manusia/pegawai.
Tabel 3. 19 Kegiatan Bimtek Teknis dan Administrasi di Lingkungan Deputi Sains
Anatriksa dan Atmosfer 2018
No Jenis Pelatihan / Diklat Peserta
1. Diklat Fungsional Perekayasa PSTA
2. Diklat Paramater Dirgantara PSTA, Pussainsa,
BPAA
3. Internasional School on Equatorial dan Low Latitude
Ionsphere 2018
PSTA, Pussainsa,
BPAA
4. Satelit Remote Sensing of Air Quality In – Person
Training
PSTA
5. Pelatihan Asesor Lab. Penguji ISO/IOC 17025:2017 PSTA
6. Bimtek Pengolahan Data Penginderaan jauh dan GIS PSTA
7. Bimtek hasil penelitian bidang sains atmosfer PSTA, BPAA
8. Pelatihan Pembentukan Jabatan fungsional Peneliti PSTA, Pussainsa,
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 82
Tingkat Pertama BPAA
9. Diklat Jabatan fungsional Peneliti TK. Lanjutan PSTA, Pussainsa
10. Bimtek Teknis Pengopersian dan Pemeliharaan Peralatan BPAA
11. Bimtek Pengamatan Antariksa Pussainsa, BPAA
12. Pelatihan Network Admisnitrasi System PSTA, Pussainsa,
BPAA
13. Bimtek Penyusunan, pengisian dan Pengumuman
Rencana Umum Pengadaan B/J
PSTA, Pussainsa,
BPAA
14. Pelatihan Dasar Angkatan ke I CPNS 2017 PSTA, Pussainsa,
BPAA
15. Bimtek Validasi akhir draft SOP Generik Bidang
Adminstrasi
PSTA, Pussainsa,
BPAA
16. Bimtek Implementasi pengadaan B/J secara Elektronik
dg aplikasi SPSE V.4.3
PSTA, Pussainsa,
BPAA
17. Diklat Aplikasi SILABI dan pengelolaan PNBP PSTA, Pussainsa
BPAA
18. Bimtek Kearsipan “peningkatan Kompetensi SDM
Kearsipan LAPAN”
PSTA, Pussainsa,
BPAA
19. Seminar dan Bimtek Kehumasan PSTA, Pussainsa
20. Bimtek Penggunaan Aplikasi SIMPEG PSTA,
PussainsaBPAA
21. Bimtek Program Kerja PPID LAPAN PSTA, Pussainsa
BPAA
22. Bimtek Penyusunan Laporan Anggaran dan Rekonsiliasi
SAI
PSTA, Pussainsa ,
BPAA
23. Bimtek Penilaian Mandiri dan Maturitas SPIP LAPAN PSTA, Pussainsa,
BPAA
3.7 TINDAK LANJUT REKOMENDASI EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP
Tindak lanjut rekomendasi evaluasi implementasi Sakip Deputi Bidang Sainsa Antariksa
dan Atmosfer, beberapa permasalahan terkait dengan 5 (lima) komponen besar managemen
kinerja sperti Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja
dan Capaian Kinerja, beberapa telah dilakukan tindak lanjut perbaikan pada setiap jajaran
satuan kerja di lingkungan Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer. B ebrapa revisi telah
dilakukan dalam sasaran kinerja. Indikator Kinerja Utama unit eselon 1 sebenarnya telah
sesuai dengan Kepka Ka. LAPAN nomor 151 tahun 2015, dimana IKU Eselon 1 merupakan
bagian dan turunan dari IKU LAPAN yang akan berkontribusi dalam pencapaian IKU LAPAN.
Terkait dengan perencanaan kinerja untuk dijadikan dasar pemberian reward/punshimen
memang secara gradual/bertahap akan hal ini sebagaimana arahan Kepala LAPAN, namun
demikian hingga tahun 2018 terkait dengan reward/panishmen diseluruh satuan kerja
dilingkungan LAPAN pun belum diterapkan, diperlukannya surat edaran sebagai legal formal
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 83
untuk pelaksanaan tersebut, punishmen terhadap kinerja untuk masing masing individu telah
dilakukan namun masih terbatas menggunakan dasar jam kehadiran atau keberadaan individu
bekerja di jam kantor, sehingga belum nampak adanya rangkaian dampak terhadap capaian
kinerja secara berjenjang hingga pada top managemen.
Terkait dengan Pengukuran Kinerja, bahwa SOP pengumpulan data kinerja untuk
tingkat eselon III dan eselon IV telah dilakukan perbaikan, dengan membangun sistem laporan
elektronik, seperti contoh yang telah dilakukan di satuan kerja Pusat Sains dan Teknologi
Atmosfer, sistem pelaporan (data hasil kerja) telah dilakukan secara elektronik dengan
dibuatkannya sistem pelaporan “Aplikasi NARADA” . Apliaksi NARADA merupakan
aplikasi perangkat lunak yang berfungsi membantu dalam pengelolaan informasi manegemen
pelaporan hasil hasil riset, laporan kegiatan/logbook bulanan untk para pejabat fungsional,
struktural dan staf.
Terkait dengan informasi tentang analisis efisiensi penggunaan sumber daya. Pada
LAKIN 2017 telah disampaikan bagaimana efisiensi penggunaan sumber daya di Kedeputian
Sains Antariksa dan Atmosfer telah dilakukan, bahkan penghargaan pada Satker di lingkungan
Kedeputian Sains Antariksa dan Atmosfer telah mendapatkan penghargaan dalam
melaksanakan efisiensi penggunaan sumber daya.
Terkait dengan hasil pemantauan rencana aksi agar memberikan alternatif perbaikan,
secara teknis telah dilakukan dengan memanfaatkan peluang dan penggunaan anggaran PUI
dan peluang lain untuk pencapaian target yang telah ditetapkan misal untuk pencapaian
publikasi jurnal internasional dan pencapaian target lain terkait dengan HKI, standarisasi
laboratorium dan penghargaan penghargaan secara nasional, hingga ditetapkannya Pusat Sains
dan Teknologi Atmosfer menjadi Pusat Unggulan IPTEK Pemodelan Atmosfer Indonesia sejak
2017 dan yang pertama di LAPAN dan disusul Pusat Sains Antariksa ditetapkan untuk di Bina
menjadi Pusat Unggulan Iptek Cuaca Antariksa pada tahun 2018.
Terkait agar program/kegiatan dilakukan evaluasi/monitoring dan terdapat ukuran
untuk menilai program/kegiatan, hal ini telah dilakukan secara kontinyu triwulanan, dan telah
disampaikan dan di upload pada e-kinerja (siforenmonev) yang dikoordinasikan oleh Biro
Renkeu, meskipun secara riil pada sistem pelaporan pada e-kinerja belum sempurna dan masih
memerlukan perbaikan dan penyempurnaan bersama.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 84
1. Capaian kuantitas rata-rata indikator kinerja tahun anggaran 2018 sebagaimana telah di
tampilkan pada tabel 3.1. sebesar 185 % dari target capaian yang ditargetkan sebesar 100
% dari rata-rata seluruh komponen indikator kinerja yang ada.
2. Capaian target kinerja jumlah publikasi pada jurnal nasional yang terakreditasi di bidang
sains antariksa dan atmosfer sebanyak 13 jurnal dari target 29 jurnal atau 44,8 %, dari
target yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi kerana beberapa sebab sebagaimana telah
dijelaskan pada bab analisis capaian kinerja dan bab evaluasi kinerja.
3. Capaian target jumlah pubikasi pada jurnal internasional terindek diperoleh sebesar 260 %
atau 39 publikasi pada jurnal internasional, dari target yang telah ditetapkan sebesar
15publikasi pada jurnal internasional.
4. Daya serap anggaran tahun 2018 di Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah
sebesar 96,33 % dari rata-rata realisasi tiap satker Pussainsa, PSTA dan Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmsofer Agam, Sumedang, Pasuruan dan Pontianak. Saldo anggaran
sebesar 3,67 %, merupakan saldo/sisa belanja modal sisa kontrak dari belanja modal,
belanja bahan, belanja honor dan perjalanan dinas sampai periode 31 Desember Desember
2018.
5. Laporan akuntabilitas kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2018 ini
di buat sebagai laporan pertanggung jawaban deputi didalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya, dengan harapan laporan kinerja ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi
akuntabilitas kinerja organisasi oleh pimpinan dan untuk penyempurnaan pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan datang.
6. Capaian target diluar indikator kinerja utama, yang juga merupakan capaian signifikan
didalam mendukung , Visi dan Misi LAPAN adalah diperolehnya beberapa penghargaan
secara nasional seperti perolahan : Sertifikasi akreditasi Pranata Litbang untuk PSTA,
BAB 4. PENUTUP
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 85
Anugerah Prayoga Sala, dari Menristek-Dikti, sebagai apreiasi untuk K/L yang melakukan
penguatan Inovasi pada PUI dan lembaga Litbang, diperolehnya ISO 9001-2015 untuk
managemen DSS SWIFtS, Apresiasi dan penghargaan Zone Integritas menuju
WBK/WBBM dari KemenPan-RB, Apresiasi PUI (dibina) untuk Pusat Sains antariksa dan
Apresiasi kepada keputian Sains Antariksa dan Atmosfer sebagai Lembaga Induk yang
berkomitmen tinggi dalam mendukung pengembangan PUI.
7. Pada akhir tahun 2019 diharapkan Pussainsa telah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan
IPTEK, sebagaimana target Visi LAPAN, mejadi Pusat Unggulan Penerbangan dan
Antariksa, sehingga VISI sebagai Pusat Unggulan di lingkungan kedeputian Sains
Antariksa dan Atmosfer dapat tercapai pada akhir periode Renstra 2015-2019.
LAKIP Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer -LAPAN TA- 2018 86
No Lampiran Judul Lampiran
1. Lampiran 1 Garis Besar Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmsofer.
2. Lampiran 2 Rencana Kinerja Tahunan Deputi Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer TA - 2018
3. Lampiran 3 Perjanjian kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer TA –
2018
4. Lampiran 4 Rencana Aksi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer Tahun
2018
5. Lampiran 5 Hasil Pengukuran Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan
Atmosfer Tahun 2018
Daftar Lampiran
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 1
LAMPIRAN 1
GARIS BESAR
RENCANA STRATGIS DEPUTI BIDANG SAIN ANTARIKSA DAN ATMOSFER
2015 – 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dukungan pembangunan iptek LAPAN dalam wawasan pembangunan iptek secara nasional sebagaimana tersebut diatas, diarahkan pada peningkatan hasil penyelenggaraan penelitian, pengembangan dan penerapan iptek yang mendukung pada daya saing sektor produksi barang dan jasa serta keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam. Pada Program Utama Nasional (PUNAS) Ristek RPJMN 2015 – 2019, kontribusi pembangunan iptek LAPAN berada pada PUNAS Riset Teknologi Transportasi, guna menjawab arah kebijakan nasional “Peningkatan dukungan nyata iptek terhadap peningkatan dayasaing sektor-sektor produksi barang dan jasa”, melalui kegiatan pengembangan teknologi penerbangan, yaitu : (1) melanjutkan pengembangan pesawat komutter N-2019, untuk menyelesiakan prototipe uji statik dan uji terbang, serta pengembangan pesawat N-250. Fokus pada pembangunan iptek yang mendukung pada “peningkatan keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam”, kontribusi pembangunan iptek LAPAN diarahkan pada 2 (dua) fokus program yaitu :
1. Penginderaan jauh : penelitian, pengembangan dan penerapan iptek untuk pengembangan penginderaan jauh, dibagi dalam tiga kegiatan, yaitu : pemanfaatan data penginderaan jauh, pengembangan satelit, dan pengembangan roket sipil.
2. Mitigasi Perubahan Iklim : dukungan iptek bagi pembangunan hijau diselenggarakan melalui kegiatan pengembangan teknologi hijau, pengembangan teknologi pengukuran emisi karbon, serta penelitian atmosfer. Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer yang merupakan bagian dari salah satu
Kedeputian LAPAN, pembangunan ipteknya diarahkan untuk mendukung pada “peningkatan keberlanjutan dan pemanfaatan sumberdaya alam”, melalui kegiatan penelitian dan pengembangan antariksa dan atmosfer.
Dalam pembangunan iptek, program riset antariksa bertujuan untuk menyediakan informasi tentang cuaca antariksa, gangguan ionosfer terhadap penentuan posisi dan komunikasi transionosfer serta geomagnet dan penguatan sistem pemantau antariksa. Dalam RPJMN 2015-2019, riset antariksa dofokuskan pada pengembangan sistem pendukung keputusan cuaca antariksa berbasis informasi antariksa untuk wilayah ekuator Indonesia, serta penguatan kapasitas sistem pemantau antariksa, basis data antariksa, dan Pembangunan Observatorium Nasional di Nusa Tenggara Timur, sebagai wilayah yang sangat startegis dalam perkembangan ilmu astronomi, melalui pengamatan langit selatan
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 2
(Southern hemisphere) guna mengetahui formasi benda langit atau peta langit belahan selatan. Para ilmuwan internasional telah menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang strategis dalam mempelajari gerak relatif, formasi dan dinamika benda-benda langit belahan bumi selatan.
Program riset atmosfir bertujuan untuk menyediakan informasi tentang dinamika atmosfer seperti penyebaran polusi udara, aplikasi luaran model atmosfer, kondisi lapisan ozon serta gas rumah kaca dan penguatan sistem pemantau atmosfer. Program utama riset atmosfer 2015 – 2019 difokuskan pada pengembangan sistem pendukung keputusan berbasis informasi atmosfer wilayah ekuator indonesia. Untuk itu perlu penguatan riset dinamika dan komposisi atmosfer di wilayah benua-maritim ekuator dan interaksinya dengan daratan, lautan dan biosfer; pengembangan model atmosfer dan prediksi kondisi atmosfer jangka pendek, menengah dan panjang; pengembangan teknologi sensor/instrument dan sistem pengamatan atmosfer berbasis satelit, airborne dan terrestrial; serta peningkatan kemampuan/metode pengamatan atmosfer berbasis satelit, airborne dan terrestrial serta manajemen basis data.
Renstra Deputi Sains 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan untuk 5 (lima) tahun kedepan dalam melaksanakan pembangunan nasional dalam sains keantariksaan dan atmosfer, renstra ini telah diselaraskan dengan rencana strategis LAPAN 2015-2019 dan untuk dijadikan acuan unit kerja eselon II serta unit kerja mandiri/balai di bawahnya dalam menyusun renstra sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1.2. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas, Fungsi dan Kewenangan Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer berdasarkan atas Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bahwa : Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi LAPAN di bidang sains antariksa dan atmosfer yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala, deputi bidang sains antariksa dan atmosfer dipimpin oleh Deputi. Deputi bidang sains antariksa dan atmosfer mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains antariksa dan atmosfer.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Deputi Sains menyelenggarakan fungsi :
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan dan pemanfaatan sains antariksa dan atmosfer;
b) Pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan sains antariksa serta pemanfaatannya;
c) Pelaksanaan kegiatan pnelitian dan pengembangan sains atmosfer serta pemanfaatannya;
d) Pemberian informasi khusus tentang cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa serta peringatan dini, mitigasi dan penanganan bencana akibat cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa
e) Pembinaan dan pemberian bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer; dan
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 3
1.3. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja LAPAN, susunan organisasi LAPAN terdiri dari Kepala, Sekretariat Utama, Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer, Deputi Tenologi Penerbangan dan Antariksa, Deputi Peneginderaan Jauh, Inspektorat, Pusat Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa, Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara, dan Pusat Teknologi Informasi dan standar Penerbanagn dan Antariksa.
Deputi Sains Antariksa dan Atmosfe membwahkan 2 (dua) Pusat dan 4 Balai yaitu : a. Pusat Sains Antariksa, b. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer, dan c. 4 Balai Pengamat Dirgantara ( Balai
Gambar 1. 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer
PUSAT SAINS ANTARIKSA PUSAT SAINS DAN TEKNOLOGI
ATMOSFER
BIDANG
DISEMINASI
BIDANG
PROGRAM DAN
FASILITAS
BAGIAN
ADMINISTRASI
Subbagian
Sumber Daya
Aparatur dan
Tata Usaha
Subbagian
Keuangan
dan Aset
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
BIDANG
DISEMINASI
BIDANG
PROGRAM DAN
FASILITAS
BAGIAN
ADMINISTRASI
Subbagian
Sumber Daya
Aparatur dan
Tata Usaha
Subbagian
Keuangan
dan Aset
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)
DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
SEKRETARIS UTAMA
Pusat Kajian Kebijakan
Penerbangan dan Antariksa
BALAI
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 4
BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN
2.1. Visi LAPAN Menjadi Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri 2.2. Misi LAPAN Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang diemban adalah:
1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa bertaraf internasional. 2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan
antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional.
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk kepentingan nasional.
2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis : Tujuan LAPAN :
1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan antariksa bagi masyarakat; 2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang aman dan selamat;
Sasaran Strategis LAPAN : 1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek penerbangan dan antariksa. 2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang prima. 3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan antariksa. 4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai standard. 5. Terlaksananya pemanfaatan dan layanan publik Iptek penerbangan dan antariksa 6. Meningkatnya kapasitas Iptek penerbangan dan antariksa. 7. Tersedianya rumusan kebijakan yang implementatif. 8. Tersedianya DSS lintas sektoral untuk mitigasi bencana alam dan perubahan iklim. 9. Meningkatnya penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur di lingkungan LAPAN. 10. Meningkatnya penataan tatalaksana di lingkungan LAPAN. 11. Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan LAPAN.
12. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan LAPAN. 2.4. Sistem Nilai
1. Pembelajar Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi dengan hal-hal yang baru.
2. Rasional Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah.
3. Konsisten Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah ditetapkan.
4. Akuntabel
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 5
Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi.
5. Berorientasi kepada layanan publik Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan kebutuhan publik.
2.5. VISI, MISI Tujuan Deputi Sains Visi “Menjadi Pusat Unggulan Sains Antariksa dan Atmosfer
Melalui Visi tersebut, deputi Sains antariksa dan atmosfer mampu menjadi organisasi
yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan sains antariksa dan
atmosfer serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang bertaraf
internasional dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan
pengguna, dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
Misi 1. Memperkuat penguasaan dan pemanfaatan iptek antariksa dan atmosfer. 2. Meningkatkan kualitas litbangyasa iptek antariksa dan atmosfer serta kajian
kebijakan kdirgantaraan
Tujuan & Sasaran Strategis : Tujuan
1. Terwujudnya sumber daya litbang sains antariksa dan atmosfer yang berkualitas dengan produk publikasi dan paten yang unggul serta memberi solusi permasalahan nasional
2. Terwujudnya sistem layanan publik sains antariksa dan atmosfer yang berkualitas dan memberikan manfaat bagi masyarakat;
Sasaran strategis
1. Meningkatnya penguasaan iptek dibidang sains antariksa dan atmosfer yang maju
2. Meningkatnya Layanan publik sains atmosfer dan antariksa yang prima 3. Meningkatnya publikasi nasional terakreditasi, publikasi internasional, dan HKI
dibidang sains atmosfer dan antariksa. 4. Meningkatnya kapasitas iptek dibidang sains atmosfer dan antariksa 5. Tersedianya DSS di bidang sains atmosfer dan antariksa untuk mitigasi bencana
dan perubahan iklim 6. Tersedianya pedoman dan standard pengolahan data serta pengelolaan data
dan informasi sains atmosfer dan antariksa 7. Terwujudnya reformasi birokrasi dilingkungan Deputi Sains Antariksa dan
Atmosfer sesuai dengan RB Nasional
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 6
BAB III ARAH KEBIJAKAN
3.1. Arah Kebijakan
LAPAN memiliki 4 bidang kompetensi utama, yaitu sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, serta penginderaan jauh, dan kebijakan penerbangan dan antariksa (kedirgantaraan). Agenda prioritas LAPAN disusun berdasarkan target utama yang mengacu pada RPJMN, terutama pada buku II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
Sebagai lembaga litbang, LAPAN diarahkan untuk menjadi pusat unggulan penerbangan dan antariksa. Pusat unggulan dicirikan dengan produk-produk litbang yang berkualitas internasional serta produk tenologi dan informasi yang dapat memecahkan permasalahan nasional.
Mengacu pada arah kebijakan dan strategi LAPAN periode 2015 -2019, maka arah kebijakan deputi Sains Anatriksa dan Atmosfer yang harus dilakukan selama periode 2015 – 2019 adalah :
1. Penguatan kompetensi litbang sains antariksa dan atmosfer 2. Penguatan kapasitas litbang sains antariksa dan atmosfer; 3. Penguatan sistem pendukung keputusan sains antariksa dan atmosfer sebagai
interface antara hasil litbang dan pengguna, serta 4. Penguatan networking litbang sains antariksa dan atmosfer dalam dan luar negeri.
Dengan target utama adalah tersedianya informasi tentang dinamika atmosfer dan
lingkungan antariksa seperti : penyebaran polusi udara, aplikasi luaran iklim, kondisi lapisan ozon serta gas rumah kaca, gangguan ionosfer terhadap penentuan posisi dan komunikasi transionosfer, data hasil pengamatan matahari, ionosfer, geomagnet, dan benda antariksa di wilayah Indonesia; peningkatan akurasi prakiraan cuaca antariksa, prediksi frekuensi komunikasi radio, dan pemantauan sampah antariksa serta pengembangan sistem informasi peringatan dini cuaca antariksa dan benda jatuh antariksa, yang difokuskan pada pengembangan sistem pendukung keputusan berbasis informasi antariksa dan atmosfer untuk wilayah Indonesia, serta pengembangan kapasitas sistem pemantau antariksa dan atmosfer serta pembangunan observatrorium nasional. 3.2. Strategi
Dalam melaksanakan arah kebijakan yang telah ditetapkan, maka penerapan strategi yang dilakukan adealah :
1) Membangun pusat unggulan cuaca antariksa dan sains atmosfer 2) Pengembangan dan penguatan sistem pendukung keputusan (DSS : Decision
Support System) untuk mitigasi Cuaca Antariksa, Dinamika Atmosfer dan perubahan iklim.
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 7
3) Meningkatkan kerjasama litbang atmosfer ekuator dan antariksa dengan lembaga nasional dan internasional.
4) Menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah dalam pembangunan observatorium nasional.
5) Persiapan, pembangunan laboratorium terbang untuk pemantauan atmosfer ekuator Indonesia.
6) Meningkatkan space awareness masyarakat Indonesia 7) Melanjutkan RB deputi bidang sainsa antariksa dan atmosfer sesuai dengan RB
Nasional.
Dalam pencapaian tujuan dan sasaran di Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer dilaksanakan melalui kegiatan sbb (lihat Tabel) :
Program dan Kegiatan di Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer
No PROGRAM KEGIATAN
1. Pengembangan Teknologi Penerbangan dan Antariksa
1. Pengembangan Sains Antariksa 2. Pengembangan Sains Atmosfer
3.3. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
Kaitan sasaran strategis dan IKU dan target yang berupa output dan outcomes dari
Deputi Sains Antariksa dan Atmosfer tahun 2015 adalah sbb. :
Program / Kegiatan
Sasaran Strategis Eselon-1 / Program
IKU / Indikator Kinerja Program
Target
2015 2016 2017 2018 2019
PR
OG
RA
M :
P
EN
GE
MB
AN
GA
N T
EK
NO
LO
GI
PE
NE
RB
AN
GA
N D
AN
AN
TA
RIK
SA
Keg
iata
n
:
a.
Pen
gem
ban
gan
Sai
ns
A
nta
riks
a
b.
Pen
gem
ban
gan
Sai
ns
Atm
osf
er Penguasaan iptek
dibidang sains
atmosfer dan
antariksa yang maju
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta mitigasi bencana dan perubahan iklim
7 7 9 10 11
Layanan data dan
informasi sains
atmosfer dan
antariksa yang prima
2. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa.
20 30 45 75 120
3. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains atmosfer dan antariksa.
78 78,5 79 80 80
Dihasilkannya
publikasi nasional
4. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains atmosfer dan antariksa.
12 14 16 16 18
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 8
Program / Kegiatan
Sasaran Strategis Eselon-1 / Program
IKU / Indikator Kinerja Program
Target
2015 2016 2017 2018 2019
terakreditasi,
publikasi
internasional, dan
HKI dibidang sains
atmosfer dan
antariksa
5. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains atmosfer dan antariksa.
4 8 14 15 16
6. Jumlah HKI berstatus granted di bidang sains atmosfer dan antariksa.
0 1 1 2 2
Kerangka Pendanaan
Pendanaan sangat terkait dengan target kinerja yang ditetapkan sebagaimana
tertuang dalam RPJMN. Pendanaan meliputi program teknis dan program generik, sebagai
berikut:
Tabel Kerangka Pendanaan
Program, Bidang Kompetensi, Kegiatan
Kebutuhan Anggaran (Milyar Rupiah)
2015 2016 2017 2018 2019 Total
PROGRAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
1. Kompetensi Sains Antariksa dan Atmosfer
a. Pengembangan Sains Antariksa
33,02 64,59 70,85 75,60 87,35 331,41
b. Pengembangan Sains Atmosfer
24,45 54,68 55,72 44,52 47,40 226,77
Total 57,47 119,27 136,57 120,12 134,75 558,18
Selain anggaran sesuai target kinerja di atas, diusulkan pula anggaran tambahan
terkait target khusus sesuai usulan program quickwins, yaitu :
Tabel Kerangka Pendanaan Quick Wins
QUICK WINS/PROGRAM LANJUTAN/PERKUATAN
PRIORITAS LAINNYA
SASARAN 2015-2019
INDIKASI KEBUTUHAN TAMBAHAN ANGGARAN Target Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL
QUICK WINS
Quick Wins Pembangunan Observatorium Nasional kawasan Indonesia Timur (NTT)
Penguatan Sistem Inovasi Nasional melalui litbangyasa sains antariksa
16 65 86 135 302 1 Unit Observatorium Nasional di NTT pada tahun 2019
TOTAL QUICK WINS
TOTAL
Renstra Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2015 - 2019 9
BAB IV PENUTUP
Renstra deputi bidang sains antariksa dan atmosfer 2015-2019 ini akan menjadi
acuan dalam penyusunan program kerja tahunan, satuan kerja di kedeputian sains antariksa
dan atmosfer serta balai, sehingga program kegiatan tetap terarah dan terencana dalam
mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta tetap efisien dalam pelaksanaannya, baik
dipandang dari aspek pengelolaan sumber pembiayaan maupun dalam percepatan waktu
realisasinya. Selain itu, Renstra deputi sains antariksa dan atmosfer 2015-2019 ini tetap
memberikan gambaran kuat bagi deputi bidang sains antariksa dan atmosfer dalam
meningkatkan pemanfaatan Iptek kedirgantaraan yang seluas-luasnya untuk mendukung
pembangunan nasional, setidaknya dalam memberikan pelayanan public kepada para
stakeholder, pengguna dari berbagai institusi pemerintah, swasta, dunia usaha, dan
masyarakat.
Perubahan yang sangat dinamis baik internal maupun eksternal yang terjadi di
deputi bidang sains antariksa dan atmosfer menuntut deputi sains antariksa dan atmosfer
untuk responsif dan akomodatif terhadap setiap perubahan yang dapat berpengaruh
terhadap kelangsungan proses kegiatan di deputi sains antariksa dan atmosfer. Perubahan
tersebut harus disikapi dengan bijaksana sehingga dampak negatif dapat diminimalisasi dan
jika bisa perubahan-perubahan tersebut dimanfaatkan guna memperkuat sistem yang
selama ini sudah dijalankan.
LAMPIRAN 4
HASIL PENGUKURAN KINERJA
DEPUTI BIDANG SIANS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
TAHUN ANGGARAN 2018
Indikator Kinerja Utama Satuan Target Capaian Capaian
(%)
1. Jumlah model pemanfaatan IPTEK di bidang sains antariksa dan
atmosfer yang operasional untuk pemantauan SDA, lingkungan serta
mitigasi bencana dan perubahan iklim
Model 10 10 100
2. Jumlah publikasi nasional terakreditasi di bidang sains antariksa dan
atmosfer Publikasi 29 13 45
3. Jumlah publikasi internasional yang terindeks di bidang sains
antariksa dan atmosfer. Publikasi 15 39 260
4. Jumlah HKI berstatus granted di bidang sains antariksa dan atmosfer. HKI 2 10 500
5. Jumlah pengguna yang memanfaatkan layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. Pengguna 75 77 102
6. Indeks kepuasan masyarakat atas layanan IPTEK di bidang sains
antariksa dan atmosfer. % 80 86 107
Rata - Rata Capaian Kinerja Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer 2018 186
DEPUTI BIDANG SAINS ANTARIKSA DAN ATMOSFER
© 2019 Februari by Desains