Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

25
Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 1 Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Dana Desa (Studi di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang) Marta Yulica Sari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Priyo Hari Adi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga [email protected] Abstrak: Pemerintah dalam pengelolaan keuangan perlu menerapkan prinsip good governance yaitu akuntabilitas finansial dan transparansi khusunya pada pengelolaan Dana Desa. Dalam mengelola dana desa tersebut maka diperlukan peran pemerintah yang bertanggungjawab dalam mengelola dana tersebut. Tidak hanya peran pemerintah saja, namun partisipasi masyarakat juga dibutuhkan untuk mewujudkan akuntabilitas finansial dan transparansi pengelolaan dana desa baik sebagai pengawas langsung maupun sebagai pengelola. Objek penelitian ini adalah Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntabilitas finansial, transparansi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Kalibeji sudah menerapkan prinsip akuntabilitas finansial, transparansi, dan partisipasi dalam pengelolaan dana desa. Namun demikian tingkat tranparansi dalam pengelolaan dana desa masih belum optimal khususnya terkait dengan penggunaan beberapa media publikasi sehingga menyulitkan anggota masyarakat yang berkeinginan untuk mengaskes informasi pengelolaan dana desa. Kata Kunci: Akuntabilitas finansial, transparansi, partisipasi masyarakat, pengelolaan dana desa

Transcript of Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Page 1: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 1

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat dalam

Pengelolaan Dana Desa

(Studi di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang)

Marta Yulica Sari

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Priyo Hari Adi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

[email protected]

Abstrak: Pemerintah dalam pengelolaan keuangan perlu menerapkan prinsip good governance

yaitu akuntabilitas finansial dan transparansi khusunya pada pengelolaan Dana Desa. Dalam

mengelola dana desa tersebut maka diperlukan peran pemerintah yang bertanggungjawab

dalam mengelola dana tersebut. Tidak hanya peran pemerintah saja, namun partisipasi

masyarakat juga dibutuhkan untuk mewujudkan akuntabilitas finansial dan transparansi

pengelolaan dana desa baik sebagai pengawas langsung maupun sebagai pengelola. Objek

penelitian ini adalah Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntabilitas finansial, transparansi dan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Desa Kalibeji sudah menerapkan prinsip akuntabilitas finansial,

transparansi, dan partisipasi dalam pengelolaan dana desa. Namun demikian tingkat tranparansi

dalam pengelolaan dana desa masih belum optimal khususnya terkait dengan penggunaan

beberapa media publikasi sehingga menyulitkan anggota masyarakat yang berkeinginan untuk

mengaskes informasi pengelolaan dana desa.

Kata Kunci: Akuntabilitas finansial, transparansi, partisipasi masyarakat, pengelolaan dana

desa

Page 2: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 2

1. Pendahuluan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa menyatakan bahwa Desa

adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap tahun pemerintah

memberikan dana desa dengan jumlah tertentu untuk mendanai setiap kegiatan pembangunan

desa. Pengalokasian dana oleh pemerintah kabupaten untuk desa, yang berasal dari bagi hasil

penerimaan pajak daerah, bagi hasil penerimaan retribusi daerah, dan bagian dana perimbangan

keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima pemerintah kabupaten kecuali dana

alokasi khusus (DJPK 2016).

Dengan adanya dana desa, masyarakat harus mampu berpartisipasi menjadi pengawas langsung

dan perlunya peran pemerintah kabupaten selaku pemberi dana untuk selalu memantau jalannya

pembangunan. Desa harus menunjukkan akuntabilitas dan transparansi finansialnya sebagai

penunjang penerapan otonomi desa, agar dapat berjalan dengan baik dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada pemerintah pusat sebagai pengguna anggaran.

Pertanggung jawaban sering diartikan sebagai responsibility dan accountability. Perbedaan dari

keduanya adalah bahwa responsibility merupakan kewenangan yang diberikan oleh atasan

kepada bawahannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, pertanggungjawaban ini digunakan

dalam instansi pemerintah, sedangkan accountability adalah perwujudan kewajiban –

kewajiban yang digunakan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan dan

menjelaskan realisasi yang diperoleh sesuai dengan misi organisasi (Silvia and Ansar 2011).

Akuntabilitas finansial dapat diartikan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan

kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan melalui media pertanggungjawaban yang dilakukan

secara periodik (Putriyanti 2012).

Page 3: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 3

Tranparansi merupakan bentuk keterbukaan dalam memberikan informasi oleh pemerintah

kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi yang berhubungan dengan aktivitas

pengelolaan sumber daya publik (Mardiasno 2002). Dalam hal ini transparansi memberikan arti

bahwa setiap masyarakat mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mengetahui proses

anggaran yang menyangkut kepentingan dan aspirasi masyarakat, terutama pemenuhan

kebutuhan masyarakat yang banyak dalam pengelolaan dana desa.

Penelitian ini didukung dengan penelitian sebelumnya oleh Tamtama (2014), Riyanto (2015),

Lina Nasihatun (2015), Risti Valentina Huri (2015). Dengan menggunakan metode kualitatif

dengan pendekatan analisis deskriptif, penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa di

beberapa desa telah menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas baik dalam perencanaan

maupun pelaksanaan dana desa. Dengan menggunakan metode kuantitatif, penelitian Muslimin

(2012) menyimpulkan bahwa adanya akuntablitas pengelolaan dana desa di Desa Punagaya,

Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.

Namun demikian, realitas menunjukkan masih adanya laporan pertanggungjawaban dana desa

yang dibuat belum mengikuti standar dan rawan manipulasi. Pengelolaan keuangan desa masih

minim pengawasan dan kurangnya pengetahuan terhadap penggunaan anggaran menjadi

penyebabnya. Seperti yang termuat pada harian Kompas tanggal 27 April 2017 bahwa masih

ada 600 laporan yang terkait penyelewengan dana desa. Penyelewengan ini disebabkan oleh

pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh pengurus dana desa. Kurangnya pengetahuan

tentang prosedur administrasi pengelolaan dana desa menjadi salah satu alasannya. Begitu juga

yang termuat di berbagai media masa lainnya, terjadi 87 dugaan korupsi dana desa oleh

pemerintah desa yang akan diperiksa oleh KPK (SindoNews 2017). Dugaan Korupsi ini

dilaporkan oleh masyarakat. Dalam hal ini masyarakat menuntut transparansi dan akuntabilitas

terhadap dana desa, sehingga pemerintah desa perlu menambah tingkat transparansi dan

akuntabilitas terhadap dana desa. Adanya kasus yang telah dilaporkan ini mendorong

partisipasi masyarakat agar mengawasi dana desa di masing-masing daerahnya.

Page 4: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 4

Berdasarkan latar belakang di atas terjadi pertentangan antara realitas dan hasil penelitian

sebelumnya sehingga peneliti ingin mengetahui kembali penerapan akuntabilitas, transparansi

dan partisipasi masyarakat dalam mengelola dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang. Menurut Moleong (2001), keterbatasan geografis dan praktis seperti

waktu, biaya, dan tenaga, perlu dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian,

sehingga peneliti memilih Desa Kalibeji karena pertimbangan faktor geografis dan praktis

tersebut. Selain itu peneliti memilih Desa Kalibeji karena ingin mengetahui sampai sejauh

mana pencapaian visi Desa Kalibeji yaitu pemerintah desa yang jujur, demokratis dan

trasparan menuju mayarakat Desa Kalibeji yang makmur, sejahtera dan aman.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan akuntabilitas,

transparansi dan partisipasi masyarakat dalam mengelola dana desa di Desa Kalibeji,

Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntabilitas finansial, transparansi dan

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang.

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat terkait dengan penerapan akuntabilitas, transparansi

dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai tingkat akuntabilitas dan transparansi pengelolaan dana desa khususnya di Desa

Kalibeji dan bagi masyarakat Kalibeji, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan mengenai pengelolaan dana desa sehingga masyarakat dapat ikut berpartisipasi

dalam mengelola dana desa.

Page 5: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 5

2. Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu

2.1. Dana Desa

Keuangan desa pada dasarnya merupakan bagian dari keuangan negara, seperti yang diatur

dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Keuangan Desa. Keuangan Desa diartikan sebagai semua

hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang

dan barang yang dapat dimiliki desa untuk melaksanakan hak dan kewajibannya. Dana desa

digunakan untuk membiayai seluruh rencana pemerintahan desa untuk melaksanakan kegiatan

pembangunan, pemerintahan, dan pemberdayaan masyarakat desa dengan meningkatkan

potensi lembaga kemasyarakatan di desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

pembangunan secara partisipasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dalam meningkatkan

pemerataan pendapatan dan pembangunan dalam berbagai bidang.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 68 pengertian dana

desa adalah bagian dari dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota

untuk desa paling sedikit 10% yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional yang

merupakan dana desa”.

2.2. Akuntabilitas

Dalam UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme menjelaskan bahwa yang dimaksud asas akuntabilitas adalah

asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil dari kegiatan penyelenggaraan negara

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas

juga dapat diartikan sebagai suatu jaminan pertanggungjawaban secara terbuka kepada pihak

yang terkena dampak penerapan kebijakan atas setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh

pemerintahan (Krina 2003). Sedangkan menurut Darise (2007) akuntabilitas merupakan bentuk

pertanggungjawaban yang wajib dilakukan bagi individu dalam mengelola dan mengendalikan

sumber daya serta melaksanakan kebijakan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang telah

Page 6: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 6

ditetapkan. Peneliti menyimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan kewajiban dalam bentuk

pertanggungjawaban kinerja suatu organisasi yang harus dilakukan oleh seseorang maupun

kelompok dalam pengelolaan dan pengendalian serta pelaksanaan kebijakan.

Akuntabilitas yang digunakan dalam lingkup pemerintahan termasuk diantaranya pemerintahan

desa adalah akuntabilitas finansial. Menurut Mahmudi (2007) akuntabilitas finansial adalah

bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam

menggunakan dana publik secara efektif, ekonomi dan efisien, terhindar dari kebocoran dan

pemborosan dana serta korupsi. Akuntabilitas finansial menekan pada jumlah finansial dan

anggaran. Akuntabilitas finansial sangat penting dilakukan karena berisi pertanggungjawaban

dalam mengelola keuangan publik sehingga akan menjadi sorotan masyarakat. Akuntabilitas

ini mengharuskan lembaga lembaga pemerintah untuk membuat laporan keuangan sebagai

gambaran kinerja finansial organisasi kepada pihak eksternal. Dari pernyataan tersebut maka

sangat penting bagi pemerintah desa untuk melakukan akuntabilitas finansial sebagai bentuk

pertanggungjawaban dalam pengelolaan anggaran yang telah ditetapkan sehingga masyarakat

dapat mengetahui bagaimana hasil kinerja pemerintah desa yang sebenarnya.

2.3. Transparansi

Transparansi merupakan pengungkapan dalam bentuk pertanggungjawaban secara periodik

yang bersifat material kepada pihak yang memiliki kepentingan dalam hal ini yaitu masyrarakat

sehingga memungkinkan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai keuangan

daerah (Hanifah 2015). Transparansi juga diartikan sebagai bentuk keterbukaan organisasi

untuk menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah dilihat dan

dimengerti bagi siapa saja yang berkepentingan (Atmadja 2013). Sedangkan menurut United

Nations Development Program (UNDP) transparansi dibangun atas dasar kebebasan untuk

mendapatkan informasi. Informasi yang diperoleh berkaitan dengan kepentingan publik secara

langsung dapat diperoleh oleh mereka yang membutuhkan.

Page 7: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 7

Menurut Krina (2003) transparansi memiliki 2 aspek, yaitu (1) komunikasi publik yang

diberikan oleh pemerintah, dan (2) hak yang dimiliki masyarakat untuk memperoleh informasi.

Jika pemerintah tidak menangani kinerjanya dengan baik maka kedua aspek tersebut akan sulit

dilakukan. Transparansi dapat dicapai dengan manajemen kinerja yang baik.

2.4. Akuntabilitas Pengelolaan Dana desa

Akuntabilitas merupakan unsur utama dari good corporate governance. Akuntabilitas

merupakan hal yang sangat penting bagi pengelolaan keuangan di setiap organisasi, baik

organisasi pemerintah maupun non pemerintah. Pelaksanaan akuntabilitas dengan

menggunakan prinsip-prinsip good governace sangat penting di setiap organisasi yang

bertujuan agar organisasi tersebut dapat dipercaya oleh pemangku kepentingan, oleh karena itu

setiap organisasi pemerintahan maupun non-pemerintahan diharuskan melaksanakan prinsip

akuntabilitas tersebut, termasuk dalam pengelolaan dana desa (Atmadja 2013).

Dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun penyelenggaraan perusahaan yang baik,

dinyatakan juga bahwa dalam akuntabilitas berisi kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan

segala kegiatan terutama dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang

berkepentingan. Akuntabilitas dapat dilakukan dengan menyediakan kesempatan kepada

semua pihak yang berkepentingan untuk bertanya maupun menuntut pertanggungjawaban para

pelaksana program dan pengambil keputusan ditingkat masyarakat daerah. Dalam hal ini maka

semua kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa harus dapat diakses oleh semua

unsur yang berkepentingan terutama masyarakat di wilayahnya (Sulistyani 2004).

Penelitian sebelumnya tentang dana desa oleh Muslimin (2012) menggunakan metode

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten

Janeponto dengan tujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan akuntabilitas pengelolaan

dana desa. Berdasarkan evaluasi dan penilaian dari bagian pemerintahan Desa Punagaya,

Kecamatan Bangkala adalah salah satu desa, yang dinilai baik dalam pelaksanaan program dana

desa. Penilaian didasarkan pada beberapa indikator yaitu : (1) meningkatnya akuntabilitas

Page 8: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 8

pengelolaan dana desa dari pengelola dana desa di tingkat desa, (2) kesesuaian antara rencana

dan realisasi baik fisik maupun administrasi dalam penggunaan dana desa, (3) tertib

administrasi dalam pengelolaan dana dana desa, dan (4) meningkatnya pengetahuan masyarakat

tentang dana desa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa adanya akuntabilitas pengelolaan dana

desa di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Faktor akuntabilitas dana

desa terbatas pada keterampilan, keinginan dan tingkat partisipasi. Perencanaan program dana

desa di Desa Punagaya secara bertahap telah melaksanakan konsep pembangunan partisipasi

masyarakat desa.

Penelitian Riyanto (2015) tentang pengelolaan dana desa di Kabupaten Kutai Kartanegara

menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dan

mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat akuntabilitas finansial dalam

mengelola dana desa di Kantor Desa Perangat Selatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa

akuntabilitas finansial dalam pengelolaan dana desa dapat dipertanggungjawabkan bagi semua

pihak pemerintah desa.

Transparansi Pengelolaan Dana desa

Transparansi adalah prinsip yang memberikan kebebasan bagi seseorang untuk

mendapatkan informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yaitu informasi tentang proses

pembuatan kebijakan serta hasil yang telah dicapai (Krina 2003). Berdasarkan pernyataan

tersebut, yang dimaksud dalam penelitian ini antara lain, adanya kesempatan dalam

memperoleh informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat dengan adanya laporan berkala

mengenai pengelolaan dana desa dan adanya publikasi mengenai detail keuangan dana desa

yang dilakukan pemerintah Desa Kalibeji kepada masyarakat.

Penelitian lain dilakukan oleh Irma (2015) tentang pengelolaan dana desa di Kecamatan Dolo

Selatan, Kabupaten Sigi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini

bertujuan untuk menentukan akuntabilitas, mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

dana desa dalam administrasi keuangan dan untuk mengetahui manfaat ekonomi melalui dana

Page 9: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 9

desa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelaksanaan dana desa di kecamatan Dolo selatan

telah dilakukan dan dikelola secara akuntabel dan transparan. Meski demikian, penerapan

prinsip akuntabilitas pada tahap ini terbatas pada akuntabilitas fisik, administrasi belum

sepenuhnya dilakukan dengan sempurna karena belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan

peraturan daerah. Masih cukup banyak temuan yang mengindikasikan bahwa pengelolaan

administrasi keuangan dana desa belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan peraturan daerah.

Saran bagi penelitian selanjutnya adalah melakukan penelitian dengan memilih tingkat

partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan hasil-hasil

pembangunan desa di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.

Menurut Krina (2003) dalam rangka mewujudkan adanya transparansi publik, dapat dilakukan

upaya sebagai berikut: (1) adanya informasi yang dapat diakses oleh masyarakat, (2)

Menyediakan kesempatan untuk menggali dan mengumpulkan masukan dari berbagai pihak

termasuk aktivitas warga dalam kegiatan publik khususnya dalam mengelola dana desa, (3)

Memberikan informasi kepada pengguna jasa layanan publik seperti penyedia panduan

kegiatan masyarakat dan proses perencanaan dalam mengelola dana desa.

Partisipasi Pengelolaan Dana desa

Partisipasi masyarakat merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan desa,

sehingga seluruh lapisan masyarakat akan mendapatkan kekuatan dan hak yang sama untuk

menuntut atau mendapatkan bagian yang adil dari manfaat pembangunan termasuk diantaranya

dalam mengelola dana desa (Krina 2003). Berdasarkan pernyataan tersebut untuk menciptakan

akuntabilitas diperlukan partisipasi dari pimpinan pemerintah dan masyarakat dalam menyusun

dan mengawasi anggaran (Rubin 1996). Sehingga di dalam mengelola dana desa partisipasi

masyarakat diharapkan dapat meningkatkan fungsi pengawasan.

Menurut Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa, masyarakat adalah pemangku

kepentingan yang paling utama dalam melaksanaan pembangunan di desa. Demi mewujudkan

penggunaan dana desa secara transparan dan akuntabel, masyarakat dapat ikut serta melalui;

Page 10: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 10

(a) Pengaduan masalah penggunaan dana desa melalui pusat pengaduan dan penanganan

masalah (crisis center) Kementerian Desa, Transmigrasi dan Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan atau website LAPOR Kantor Sekretariat Presiden, (b) Pendampingan desa termasuk

terhadap proses penggunaan dana desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,

dan/atau (c) Studi, pemantauan dan publikasi terhadap praktik baik dan buruk desa-desa dalam

penerapan prioritas penggunaan dana desa sesuai kewenangan.

3. Metoda Penelitian

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan

data yang terkumpul secara sistematis dan akurat, sehingga dengan menggunakan metode ini,

diharapkan penulis dapat menggambarkan keadaan secara jelas mengenai akuntabilitas,

transparansi dan partisipasi terhadap pengelolaan dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan

Tuntang, Kabupaten Semarang.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari koresponden dengan cara wawancara langsung kepada pihak yang berkompeten

dan memahami pengelolaan dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten

Semarang. Data sekunder diperoleh dari dokumen –dokumen yang terdapat di kantor Desa

Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendukung hasil penelitian ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data yang berupa

data primer dan data sekunder. Sehingga peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

berupa :

Page 11: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 11

1. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap informan-informan yang dijadikan narasumber yaitu

Kepala Desa, Sekertaris Desa dan Bendahara agar memperoleh data yang lebih lengkap

dan valid yang mungkin tidak terdapat pada dokumen. Wawancara dilakukan dengan

pertanyaan terbuka dan juga menggunakan alat perekam untuk semakin memudahkan

penulis dalam penulisan hasil wawancara karena akan diperoleh data yang lebih akurat

dan dapat lebih mudah dalam memasukkannya ke laporan hasil penelitian akuntabilitas,

transparansi dan partisipasi terhadap dana desa di Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang,

Kabupaten Semarang.

2. Observasi

Peneliti melakukan observasi dengan cara tinggal di desa tersebut selama 3 (tiga)

minggu sebagai pendukung dari hasil wawancara untuk melihat bagaimana

akuntabilitas, transparansi dan partisipasi terhadap pengelolaan dana desa di Desa

Kalibeji, Kecamatan Tuntang. Dengan melakukan observasi peneliti mempunyai bukti

yang nyata dan akurat tentang peristiwa yang terjadi di Desa Kalibeji, Kecamatan

Tuntang.

3. Dokumentasi

Selain dari beberapa teknik pengumpulan data tersebut, peneliti juga menggunakan

dokumentasi pada Desa Kalibeji yang berupa Laporan Keuangan Desa Kalibeji,

Kecamatan Tuntang.

3.4. Teknik Analisis Data dan Pengukuran Konsep

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teknik yang

dijabarkan oleh Miles dan Huberman (1984) dengan menggunakan analisis data model

interaktif yang terdiri atas empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Page 12: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 12

Pengukuran Konsep dimaksudkan agar Konsep yang digunakan dalam penelitian dapat

terukur, sehingga dapat menjawab indikator-indikator empiris yang telah dibuat.

Page 13: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 13

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep

Tabel 1 Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep

No Konsep Definisi Indikator Empiris Alat Ukur

1. Akuntabilitas Akuntabilitas publik adalah bentuk

pertanggungjawaban yang dapat menjamin bahwa

setiap kegiatan yang dilakukan pemerintahan dapat

dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku

kepada semua pihak. (Depdagri 2002).

1. Tercapainya tujuan dalam pengelolaan

dana desa

2. Adanya pengawasan oleh tim pelaksana

3. Adanya laporan pertangungjawaban

pengelolaan dana desa

4. Adanya keterlibatan pemerintah.

1. Mekanisme

pertanggungjawaban

2. Laporan tahunan

3. Laporan pertanggungjawaban

4. Sistem pemantauan kinerja

penyelenggara dana desa

5. Sistem pengawasan

6. Mekanisme reward and

punishment

2. Transparansi Transparansi adalah prinsip yang menjamin

kebebasan bagi seseorang untuk mendapatkan

informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,

yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan

dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai

(Depdagri 2002)

1. Adanya sistem yang menjamin

standarisasi dan keterbukaan dari

semua proses pengelolaan dana desa

2. Adanya yang memfasilitasi pertanyaan

publik tentang berbagai kebijakan

dalam mengelola dana desa

3. Keterbukaan informasi maupun

pelaporan tindakan menyimpang di

dalam proses pengelolaan dana desa

terhadap masyarakat

1. Publikasi kebijakan publik

melalui alat alat komunikasi.

2. Penanganan keluhan melalui

media masa

3. Pertemuan masyarakat

Page 14: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 14

3. Partisipasi Didasarkan pada asumsi bahwa organisasi

pemerintahan akan bekerja lebih baik jika setiap

anggota diberi kesempatan untuk terlibat secara

langsung dalam setiap pengambilan keputusan.

Hal ini menyangkut 2 aspek yaitu :

a. Keterlibatan masyarakat melalui terciptanya

komitmen dan nilai diantara masyarakat agar

termotivasi dengan kuat pada program

yang direncanakan.

b. Keterlibatan publik, dalam desain dan

implementasi program dalam pengelolaan dana

desa (Peter 2001)

1. Kemampuan masyarakat untuk terlibat

dalam proses pembuatan keputusan

dalam pengelolaan dana desa

2. Akses masyarakat untuk

menyampaikan pendapat dari proses

pengambilan keputusan

1. Pertemuan kelompok

masyarakat

2. Diskusi publik

3. Media Massa

4. Votting

Sumber : Krina (2003) dimodifikasi

Page 15: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 15

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Desa Kalibeji yang menjadi objek penelitian ini merupakan desa yang berada di Jl. Raya Muncul,

Ambarawa-Salatiga, Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Desa kalibeji

sudah ada sejak abad ke-14 bukti dari hal itu adalah adanya yoni situs watu gentong peninggalan era

runtuhnya majapahit di area desa kalibeji. Meski demikian belum ditemukan secara persis kenapa desa ini

disebut dengan “kalibeji”, menurut pemangku wilayah (kepala desa) desa kalibeji menyatakan bahwa kata

“kalibeji” diambil dari “kali” dan “beji” dimana kata “kali” diambilkan dari dusun kaliglagah dan “beji”

diambilkan dari dusun “beji” dulunya kedua dusun itu saling bertengkar dan akhirnya memutuskan untuk

bersatu membentuk sebuah desa “kalibeji”. Desa Kalibeji terdiri dari 5 (lima) dusun yaitu Dusun

Kaliglagah, Dusun Kebrok, Dusun Cebur, Dusun Bejiwetan, dan Dusun Bejirejo.

Visi Desa Kalibeji yaitu Menjadikan pemerintah desa yang jujur, demokratis dan

trasparan menuju mayarakat desa kalibeji yang makmur, sejahtera dan aman. Sedangkan tujuan desa

Kalibeji : (1) Membangun Sistem Pemerintahan yang baik dan bersih, (2) Memanfaatkan sumber daya

manusia dan potensi yang ada untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan desa, (3) Menciptakan

Suasana aman dan damai, kehidupan masyarakat desa yang demokratis dan (4) Melestarikan lingkungan

dan budaya masyarakat desa kalibeji.

4.2. Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik perlu adanya akuntabilitas, khusunya akuntabilitas

finansial. Akuntabilitas finansial berisi kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala kegiatan

terutama dalam bidang administrasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Pihak yang

berkepentingan yang dimaksud adalah pemerintah pusat atau daerah dan terutama masyarakat. Dalam hal

ini maka semua kegiatan khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa harus dapat diakses oleh

semua pihak yang berkepentingan terutama masyarakat di wilayahnya.

Dalam mengungkapkan kenyataan keterjadian ekonomi di dalam organisasi, perangkat Desa

Kalibeji menggunakan Laporan Keuangan. Laporan Keuangan tersebut khususnya dalam pengelolaan dana

desa dibuat secara periodik. Di dalam pihak internal pemerintah Desa Kalibeji, laporan keuangan dana desa

dilaporkan setiap satu bulan sekali. Namun, di dalam lingkup eksternal yaitu Desa, laporan keuangan dana

desa dilaporkan secara semester, yaitu pada saat tengah tahun pada bulan Juni dan akhir tahun pada bulan

Desember. Laporan keuangan yang ditujukan di dalam lingkup kecamatan dibuat secara bertahap sesuai

Page 16: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 16

dengan waktu diterimanya dana desa yaitu Tahap I (satu) pada bulan Juni sebesar 60% dan Tahap II (dua)

pada bulan Oktober sebesar 40%. Selain terdapat dalam lampiran, hal ini terekam dari peryataan bendahara

Desa Kalibeji, yaitu ibu Sunarti.

“Penerimaan dana desa ada 2 tahap yaitu 60 % dan 40 % tahap 1 bulan Juni tahap 2 di

bulan Oktober. Khusus intern kantor desa itu laporannya perbulan entah itu

pembangunan entah itu pemberdayaan entah itu pemerintahan itu perbulan. Tapi kalau

untuk tingkat desa itu laporannya dibuat semesteran, semester satu dan semester dua yaitu

awal tahun dan akhir tahun. Kalau Kecamatan pertahap. kalau tingkat masyarakat juga

bisa bertahap dan semesteran.”

Tujuan yang telah ditetapkan Desa Kalibeji dalam pengelolaan dana desa sudah tercapai. Menurut

Kepala Desa Kalibeji yaitu Bapak Ngatman, Tingkat pencapaian tujuan pengelolaan dana desa sebesar 75%

(tujuh puluh lima persen). Seperti yang diungkapkan di dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Keuangan

Desa, dana desa digunakan untuk membiayai seluruh rencana pemerintah desa untuk melaksanakan

kegiatan pembangunan pemerintah berupa perbaikan jalan yang rusak dan pemberdayaan masyarakat, Desa

Kalibeji menggunakan dana desa untuk membiayai pembangunan jalan dan perbaikan terhadap RTLH

(Rumah Tidak Layak Huni). Tingkat keberhasilan tujuan pengelolaan dana desa ini dapat terlihat dari sudah

banyaknya perbaikan jalan yang rusak sebagai akses utama perekonomian warga desa Kalibeji.. Selain itu

hal tersebut juga terekam melalui pernyataan kepala desa, yaitu Bapak Ngatman.

“Tujuan pengelolaan dana desa 75% (tujuh puluh lima persen) sudah tercapai. Tujuannya

untuk pembangunan masih infrastuktur dan pemberdayaan masyarakat termasuk RTLH

(Rumah Tidak Layak Huni).”

Peneliti melakukan konfirmasi dengan salah satu warga yaitu bapak Prapto

“Tujuan dana desa sudah tercapai, Tujuannya untuk pembangunan dalam segala bidang.

Ada untuk PKK, Paud dan sarana prasarana. Di Desa Kalibeji sedang fokus ke

pembangunan jalan. Setiap ada dana langsung dikerjakan.”

Pengawasan dalam pengelolaan dana desa Kalibeji dilakukan oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan

Keuangan Desa (PTPKD) yaitu terdiri dari kepala desa sebagai penanggungjawab, sekertaris desa sebagai

koordinator dan bendahara sebagai kepala urusan keuangan. Desa Kalibeji bertanggungjawab memberikan

pelaporan pengelolaan dana desa kepada kecamatan dan kabupaten. Sistem pemantauan juga dilakukan

oleh pemerintah pusat melalui aplikasi langsung yang terhubung dengan pemerintah pusat yang digunakan

untuk memberikan laporan kegiatan khususnya dalam mengelola dana desa yang harus dilaporkan setiap

berakhirnya kegiatan.

Page 17: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 17

Adapun mekanisme pengawasan yang terekam berdasarkan penjelasan dari sekertaris desa yaitu

bapak Nurcholis.

“Adapun beberapa mekanisme pengawasan. Untuk tingkat lapangan di dalam

pembangunan yaitu TPK (Tim Pengelola Kegiatan) untuk mengontrol pembangunan di

lapangan, PK (Pelaksana Kegiatan) dan pemerintah desa juga mengontrol. Kemudian

dari kecamatan ada tim yang melakukan pembinaan pengelolaan dana desa. Pada tingkat

kabupaten di kejaksaan ada TP4D (Tim Pembentukan Tim Pengawal dan Pengaman

Pemerintah dan Pembangunan) salah satu tugasnya adalah mengawasi pengelolaan

dana desa, apakah ada penyimpangan atau tidak dan sebagai tempat konsultasi.

Inspektorat memiliki tugas untuk turun ke desa dan mengecek bagaimana pengelolan

dana desa. Adapun yang melakukan pembinaan terhadap pengelolaan dana desa yaitu

TP4D, Bapermas, Dispermas Kabupaten Semarang melakukan pengawasan dan pada

tahun ini sudah ada MOU bahwa polres juga melakukan pengawasan terhadap

pengelolaan dana desa. Pada tingkat kabupaten pengawasan dilakukan di awal dengan

memberi panduan pengelolaan dana desa dengan mencantumkan tujuan dana yang boleh

dan tidak untuk dikelola.”

Seperti yang tertera dalam Permendesa PDTT Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan

Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016 telah diatur tentang pelaksanaan fungsi pembinaan,

monitoring, evaluasi dan pengawasan yang dilakukan oleh (a) pemerintah Kabupaten/Kota, (b)

Pemerintah Desa dan BPD, serta (c) partisipasi masyarakat. Mekanisme pengawasan pengelolaan

dana desa Kalibeji untuk tingkat lapangan di dalam pembangunan yaitu TPK (Tim Pengelola Kegiatan),

PK (Pelaksana Kegiatan) dan pemerintah desa memiliki tugas mengotrol pembangunan. Dalam

pengawasan pengelolaan dana desa, kecamatan juga membentuk tim untuk melakukan pembinaan

pengelolaan dana desa. Pada tingkat kabupaten, pemerintah membentuk TP4D (Tim Pembentukan, Tim

Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Tim Pembangunan) salah satu tugasnya adalah mengawasi

pengelolaan dana desa dan sebagai tempat konsultasi. Inspektorat daerah memiliki tugas untuk turun ke

desa dan mengecek bagaimana pengelolaan dana desa. Adapun yang melakukan pembinaan terhadap

pengelolaan dana desa yaitu TP4D, Bapermas, Dispermas Kabupaten Semarang dan Polres.

Menurut Krina (2003) adapun indikator dalam akuntabilitas finansial yaitu ;(1) Tercapainya tujuan

dalam pengelolaan dana desa (2) Adanya pengawasan oleh tim pelaksana (3) Adanya laporan

pertangungjawaban pengelolaan dana desa (4) Adanya keterlibatan pemerintah. Proses akuntabilitas yang

dilakukan Desa Kalibeji yaitu tujuan dalam pengelolaan dana desa Kalibeji sudah tercapai dengan melihat

pembangunan yang sudah dilakukan desa Kalibeji, adanya pengawasan tim pelaksana yaitu pengawasan

yang dilakukan oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD), adanya laporan

pertanggungjawaban pengelolaan dana desa yaitu laporan keuangan dana desa dibuat secara periodik, dan

adanya keterlibatan pemerintah dalam melakukan pengawasan pemerintah desa, kecamatan maupun

Page 18: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 18

kabupaten. Dengan melihat indikator dan realita yang ada maka pengelolaan dana desa di desa Kalibeji

sudah menerapkan akuntabilitasnya.

4.3. Transparansi Pengelolaan Dana Desa

Publikasi kebijakan publik melalui alat komunikasi, penanganan keluhan melalui media masa dan

adannya pertemuan masyarakat merupakan unsur yang ada dalam pengelolaan dana desa. Ketiga unsur

tersebut merupakan satu kesatuan, apabila ada salah satu unsur yang tidak terpenuhi maka belum dapat

dikatakan transparan.

Rincian penggunaan dana transfer termasuk didalamnya pengelolaan dana desa tidak hanya dirinci

di dalam laporan keuangan internal desa namun dipublikasikan juga melalui spanduk dalam bentuk kain

maupun plastik yang ditempel di depan kantor desa dan website desa Kalibeji yang bisa diakses siapa saja.

Hal ini terekam melalui pernyataan bendahara desa Kalibeji yaitu ibu Sunarti.

“Informasi tentang pengelolaan dana desa terpasang pada MMT yang ditempel di

dinding depan kantor desa dan melalui website tetapi websitenya baru dibuat bulan Mei

jadi belum sempat memasukkan laporan keuangan pengelolaan dana desa.”

Menurut Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa, Kepala desa wajib menyampaikan laporan

realiasasi APB Desa secara tertulis termasuk dana desa kepada masyarakat melalui media informasi yang

mudah diakses, seperti papan pengumuman, radio komunitas, website desa, dll. Masyarakat melakukan

pemantuan dan terlibat aktif dalam musyawarah desa yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan

Desa. Berdasarkan pemaparan bendahara desa Kalibeji informasi pengelolaan dana desa sudah terpasang

pada spanduk yang ditempel di depan kantor desa yang mudah di akses dan melalui website. Namun setelah

peneliti telusuri, ternyata di dalam website desa tersebut belum menampilkan rincian penggunaan dana

transfer yang termasuk di dalamnya adalah pengelolaan dana desa.

Hal ini juga sama halnya dengan yang disampaikan oleh kepala desa yaitu bapak Ngatman.

“Informasi tentang pengelolaan dana desa disampaikan melalui pertemuan RT, dan

terpasangnya MMT yang berisi APBDES baik di desa maupun di dusun. Disetiap adanya

pembangunan juga terpasang MMT yang berisi jenis anggaran, jenis kegiatan.”

Setelah peneliti telusuri ternyata benar disetiap objek yang dikelola dengan menggunakan dana

desa terdapat spanduk kecil yang berisi rincian jumlah dana desa yang digunakan untuk pembangunan.

Selain itu laporan keuangan pengelolaan dana desa di sampaikan melalui pertemuan-pertemuan

rutin yang diadakan desa Kalibeji. Bukti kehadiran masyarakat dalam pertemuan ini dapat dilihat dari daftar

hadir dalam setiap pertemuan yang terdapat dalam lampiran. Rincian pengelolaan dana desa tersebut juga

Page 19: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 19

di arsip dalam dokumen-dokumen yang juga dapat dilihat oleh semua pihak jika ada pihak yang ingin

mengetahui. Hal ini terekam melalui pernyataan Bapak Prapto sebagai perwakilan masyarakat.

“Pemerintah desa mempublikasikan segala informasi tentang pengelolaan dana desa

melalui musyawarah bangunan, jika ada masyarakat yang ingin mengaskes informasi

tentang pengelolaan dana desa dapat langsung ke balai desa, di sana ditulis semuanya

melalui papan informasi. Informasi yang disampaikan semuanya tentang pembelian

material, pembayaran tukang dan lainnya. Yang memfasilitasi pertanyaan masyarakat

tentang berbagai kebijakan dalam mengelola dana desa yaitu kepala dusun.”

Hal ini juga sama halnya dengan yang disampaikan oleh bapak Budi Utomo sebagai salah satu

ketua RW di Dusun Beji Wetan

“Pemerintah desa mempublikasikan segala informasi tentang pengelolaan dana desa

melalui melalui undangan pertemuan untuk disosialisasikan ke perangkat – perangkat

desa termasuk RT dan RW. Jika ada masyarakat yang ingin mengaskes informasi tentang

pengelolaan dana desa dapat langsung disampaikan kepada kantor desa. Informasi yang

disampaikan semuanya tentang adanya pembangunan yaitu jumlah dananya berapa,

kapan dana itu cair, dan kapan dana itu bisa diambil. Yang memfasilitasi pertanyaan

masyarakat tentang berbagai kebijakan dalam mengelola dana desa yaitu papan

informasi di Kantor Desa.”

Informasi dan pertanyaan yang dibutuhkan masyarakat difasilitasi dengan telah tersedianya

informasi di website, pertemuan masyarakat, publikasi yang berada di kantor desa dan pemerintah desa

bersedia memberi pelayanan langsung bagi masyarakat yang membutuhkan bukti fisik berupa foto dan hasil

nyata dari setiap kegiatan dalam pengelolaan dana desa. Informasi yang diberikan berupa jenis kegiatan,

nominal pemasukan dana desa, nominal pengeluaran dana desa dan SILPA (Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran) dana desa.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

menyatakan bahwa transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan. Dalam

pengelolaan dana desa, informasi publik diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk

memperoleh informasi yang mudah dipahami oleh masyarakat. Informasi yang telah diterapkan desa

Kalibeji ini bisa dilihat dengan dengan adanya laporan berkala mengenai pengelolaan dana desa dan adanya

publikasi dalam bentuk pemasangan spanduk atau pengumuman saat musyawarah mengenai detail

keuangan dana desa kepada masyarakat. Publikasi yang belum dilaksanakan desa Kalibeji yaitu

mencantumkan laporan keuangan di dalam website. Website merupakan salah satu bentuk keterbukaan

bagi masyarakat luas. Oleh karena itu website berpengaruh dalam transparansi karena dengan adanya

informasi pengelolaan dana desa yang dicantumkan dalam website masyarakat yang ingin mengetahui

pengelolaan dana desa dapat langsung mengakses tanpa harus datang langsung ke kantor desa.

Page 20: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 20

4.4. Partisipasi Pengelolaan Dana Desa

Dalam pengelolaan dana desa, kinerja pemerintahan desa akan dinilai baik jika masyarakat juga

ikut berpartisipasi di dalamnya. Keterlibatan masyarakat ini dapat melalui proses pengambilan keputusan

dalam pertemuan kelompok masyarakat dan diskusi publik tentang pengelolaan dana desa.

Desa Kalibeji juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola dana desa. Bentuk

partisipasi masyarakat desa itu sendiri yaitu terlibat melalui swadaya dengan menjadi tenaga kerja dalam

melaksanakan pembangunan, mengusulkan penggunaan dana desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat di

setiap dusun, menyusun RAPB (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) dan sebagai panitia kecil

dalam pembangunan. Hal ini terekam melalui pernyataan bapak Nurcholis sebagai sekertaris desa.

“Peran masyarakat dalam mengelola dana desa yaitu mengusulkan penggunaan dana

desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat di setiap dusun, menyusun RAPB, adanya

swadaya masyarakat dalam pembangunan”

Peneliti melakukan konfirmasi langsung kepada salah satu perwakilan masyarakat yaitu bapak

Prapto. Secara eksplisit beliau menyampaikan “Peran masyarakat dalam mengelola dana desa yaitu

sebagai tukang dalam pembangunan dana desa.”

Hal ini juga disampaikan melalui rekaman salah satu perwakilan masyarakat yaitu bapak Budi

Utomo yang mengemukanan “Peran masyarakat dalam mengelola dana desa yaitu mengawasi,

membentuk panitia kecil, ada juga yang menjadi ketua pembangunan, bendahara dan sekretaris.”

Sesuai dengan ketentuan pasal 80; pasal 81 dan pasal 82 UU Desa mengharuskan

perencanaan pembangunan desa mengikutsertakan masyarakat dan pelaksanaan pembangunan

harus melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong dan menjamin peran

serta masyarakat desa dalam pemantauan dan pengawasan pembangunan. Seperti yang telah

disampaikan perwakilan masyarakat dalam pengelolaan dana desa Kalibeji, masyarakat telah

terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan gotong royong sebagai swadaya dalam

melaksanakan pembangunan.

Dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan dana desa masyarakat juga terlibat dalam

musyawarah yang diadakan setiap setahun sekali pada tingkat desa. Terdapat dua macam musyawarah yaitu

musyawarah dusun dan musyawarah desa. Proses pembuatan keputusan dalam pengelolaan dana desa di

tingkat dusun yaitu pertama masyarakat memberikan usulan melalui pertemuan RT yang diadakan rutin

setiap sebulan sekali pada setiap dusun kemudian usulan tersebut akan dimusyawarahkan lagi pada tingkat

Page 21: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 21

RW dan disalurkan melalui musyawarah Dusun. Setelah masyarakat memberikan usulan-usulan melalui

musyawarah dusun, masyarakat menyampaikan usulan pengelolaan dana desa melalui musyawarah desa

dan pemerintah desa memberikan keputusan melalui diskusi publik yang diikuti oleh perwakilan dari setiap

dusun.

Hal ini terekam melalui pernyataan bapak Ngatman sebagai kepala desa.

“Proses pembuatan keputusan dalam pengelolaan dana desa ada beberapa tahap yaitu

tahap pertama adalah penjaringan aspirasi per RT dan tahap kedua adalah aspirasi

dibawa ke tingkat dusun dan kemudian dibawa ke tingkat desa. Pada tahap akhir yang

telah diputuskan di rapat Desa akan menjadi rencana berikutnya.”

Peneliti melakukan konfirmasi langsung kepada salah satu perwakilan masyarakat yaitu bapak

Prapto menyatakan “Akses masyarakat dalam menyampaikan pendapat dari proses pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan dana desa yaitu melalui musyawarah RT,RW dan Dusun.”

Menurut Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa, keterlibatan masyarakat merupakan

salah satu kunci keberhasilan pembangunan Desa. Keterlibatan masyarakat dalam perencanaan

pembangunan diwujudkan dalam bentuk penggunaan hak menyampaikan pendapat dalam rangka

pengambilan keputusan, akses dan kontrol terhadap sumberdaya. Dengan melihat realita yang ada

maka pengelolaan dana desa di desa Kalibeji sudah menerapkan partisipasi masyarakat. Hal ini bisa terlihat

dengan adanya peran masyarakat dalam mengambil keputusan untuk mengelola dana desa melalui

kehadiran masyarakat dalam setiap musyawarah yang diadakan baik tingkat RT, RW, Dusun dan tingkat

Desa. Dengan kehadiran masyarakat dalam musyawarah sehingga aspirasi masyarakat benar-benar dapat

direalisasikan. Dalam mengelola dana desa masyarakat jugat terlibat aktif sebagai panitia pembangunan

maupun terlibat sebagai swadaya dalam mengelola pembangunan dengan menggunakan dana desa.

5. Simpulan, Keterbatasan dan Saran

5.1. Simpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat praktik akuntabilitas,

transparansi dan partisipasi pengelolaan dana desa yang dilaksanakan para pengurus Desa Kalibeji

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang sudah memadai. Hal ini dicerminkan melalui realita yang ada.

Dalam menerapkan akuntabilitasnya desa Kalibeji sudah berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan dengan

melihat pembangunan jalan, RTLH dan lain-lain. Selain itu akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa

Page 22: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 22

Kalibeji dapat dilihat dari adanya pengawasan tim pelaksana yaitu pengawasan yang dilakukan oleh

Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD), adanya laporan pertanggungjawaban pengelolaan

dana desa yaitu laporan keuangan dana desa dibuat secara periodik, dan adanya keterlibatan pemerintah

dalam melakukan pengawasan pemerintah desa, kecamatan maupun kabupaten.

Transparansi merupakan bentuk keterbukaan dalam menyampaikan informasi dalam pengelolaan

dana desa. Dengan adanya laporan berkala mengenai pengelolaan dana desa dan adanya publikasi dalam

bentuk pemasangan spanduk atau pengumuman saat musyawarah mengenai detail keuangan dana desa

kepada masyarakat membuktikan bahwa desa Kalibeji telah menerapkan transparansi. Walaupun demikian,

masih ada publikasi yang belum dilaksanakan desa Kalibeji yaitu mencantumkan laporan keuangan di

dalam website. Bentuk keterbukaan secara umum melalui website ini berpengaruh dalam transparansi

karena akan menyulitkan masyarakat yang ingin mengaskes informasi pengelolaan dana desa.

Desa Kalibeji sudah menerapkan partisipasi masyarakat dengan adanya peran masyarakat dalam

mengambil keputusan untuk mengelola dana desa melalui kehadiran masyarakat dalam setiap musyawarah

yang diadakan baik tingkat RT, RW, Dusun dan tingkat Desa. Kehadiran masyarakat dalam musyawarah

sehingga dapat menyalurkan aspirasi masyarakat benar-benar dapat direalisasikan. Dalam mengelola dana

desa masyarakat jugat terlibat aktif sebagai panitia pembangunan maupun terlibat sebagai swadaya dalam

mengelola pembangunan dengan menggunakan dana desa.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Peneliti mengakui sekalipun sudah berupaya semaksimal mungkin dalam melakukan penelitian,

peneliti masih menemui keterbatasan – keterbatasan dan kekurangan dalam pelaksanaan penelitian di

lapangan antara lain; dalam mewawancarai beberapa warga sebagai informan dalam penelitian ini

terkadang jawaban yang diberikan kurang nyambung dengan apa yang sudah peneliti tanyakan. Bukti

dokumentasi yang diberikan sebagai lampiran kurang begitu jelas dikarenakan keterbatasan dalam

mendokumentasikannya.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan tentang Akuntabilitas, Transparansi dan Partisipasi

dalam Pengelolaan Dana Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, maka penulis dapat

mengajukan saran yang terkait dengan penelitian ini. Bagi pemerintah desa, perbaikan secara terus menerus

merupakan fokus dari pengelolaan dana desa dengan selalu mengikuti peraturan perundang undangan

terbaru, agar pemerintah desa dapat mengelola anggaran dana desa dengan baik terutama dalam

Page 23: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 23

pengeluaran dana desa. Untuk meningkatkan transparasi dalam pengelolaan dana desa sebaiknya perangkat

Desa Kalibeji menambahkan data keuangan dalam website Desa Kalibeji agar masyarakat dan siapapun

yang membutuhkan informasi dapat dengan mudah mengakses laporan keuangan.

Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya mengkoordinasikan terlebih dahulu kepada para informan

yang benar-benar memahami topik yang akan ditanyakan dan mengenai waktu yang akan digunakan dalam

wawancara terutama masyarakat desa. Untuk dokumentasi yang digunakan sebaiknya menggunakan alat

yang memadahi sehingga data wawancara maupun gambar yang diperoleh lebih jelas.

6. Referensi

Atmadja, Anantawikraman Tungga. Akuntansi Manajemen Sektor Publik. Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha, 2013.

B, Bungin. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. .

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Bere, Sigiranus Marutho. Kompas. Maret 20, 2017. www.regional.kompas.com (accessed 6 12, 2017).

Darise, Nurlan. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Indeks, 2007.

Depdagri, Bappenas. Buku Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah. 2002.

DJPK. kementrian keuangan Republik Indonesia. November 21, 2016. www.djpk.depkeu.go.id (accessed

Juni Minggu, 2017).

Fanani, Ardian. Detiknews. maret 6, 2017. https://news.detik.com (accessed juni 12, 2017).

Hanifah, Sugeng. "Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja

Desa (APBDes)." Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.4 No.8, 2015.

Huberman, M.B Milles and M.A. Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication, 1984.

Irma, Ade. "Akuntabilitas Alokasi Dana Desa di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi." 2015.

Page 24: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 24

Krina, Loina Lalolo. "Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, transparasi dan pasrtisipasi." 2003.

Lina Nasihatun, Nafidah, Mawar Suryaningtyas. "Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Dalam

Upaya Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat." Jurnal Bisnis dan

Manajemen Islam, 2015.

Mahmudi. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007.

Mardiasno. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi Offset, 2002.

Muslimin, Mappamiring,St. Nurmaeta. "Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Punagaya

Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto." Otoritas Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2012.

Pemerintah Republik Indonesa. "Undang-Undang No.6 tahun 2014 tentang Desa." Jakarta: Sekretariat

Negara, 2014.

Pemerintah Republik Indonesia. Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa. Kementerian Koordinasi

Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, 2016.

—. "Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 68." Jakarta: Sekretariat Negara, 2005.

—. "Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 pasal 7 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme." Jakarta: Sekretariat Negara, 1999.

—. "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik."

Jakarta: Sekretariat Negara, 2008.

Pemerintah Republik Indonesia;. "Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 68."

Jakarta: Sekretariat Negara, 2005.

Peter, B. Guy. The Politics of Bureaucracy. London: Routledge, 2001.

Putriyanti, Aprisiami. "Penerapan Otonomi Desa dalam Menguatkan Akuntabilitas Pemerintahan Desa dan

Pemberdayaan Masyarakat di Desa Aglik Kecematan Grabag Kabuoaten Purworejo." eprints,

2012: 8.

Republik Indonesia, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. "Peraturan Menteri

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2015 Tentang Penerapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016." 2015.

Page 25: Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi ...

Akuntabilitas Finansial, Transparansi dan Partisipasi Masyarakat

Simposium Nasional Akuntansi XXI, Samarinda, 2018 25

Risti Valentina Huri, Djoko Supatmoko. "Akuntabilitas Pengelolaan Dan Pemanfaatan Alokasi Dana Desa

Dalam Proses Pembangunan di Desa Dasri Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi Tahun

2013." Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2015.

Riyanto, Teguh. "Akuntabilitas Finansial Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Kantor Desa

Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara." eJournal Administrasi

Negara, 2015.

Rubin, Irene. "Budgeting for Accountability:Municipal Budgeting for the 1990s." Journal Public

Budgeting & Finance, Summer, 1996.

Silvia, J, and M Ansar. "Akuntabilitas dalam perspektif gereja Protestan." Jurnal Simposium Nasional

Akuntansi 14 (2011).

SindoNews. SindoNews.com. january 29, 2017. https://nasional.sindonews.com/read/1175141/13/87-

dugaan-korupsi-dana-desa-bakal-diusut-kpk-1485664555 (accessed july 6, 2017).

Sulistyani, Ambar. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media, 2004.

Supatmoko, Risti Valentina Huri dan Djoko. "Akuntabilitas Pengelolaan dan Pemanfaatan Alokasi Dana

Desa Dalam Proses Pembangunan di Desa Dasri Kecamatan Tegalsari Kabupaten Bnyuwangi

Tahun 2013." 2015.

Tamtama, Derro Madya. "Akuntabilitas Pengelolaan ADD (Alokasi Dana Desa) di Kabupaten Madiun

Tahun 2013 (Studi Kasus pada Kecamatan Kare)." Artikel Ilmiah Mahasiswa 2014, 2014.