AKUNA
-
Upload
nanang-budianto -
Category
Documents
-
view
45 -
download
2
description
Transcript of AKUNA
BAB II
ALKENA DAN ALKUNA
A. Tatan Nama Stuktur dan Sifat
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap dua antara
dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana
karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n. Alkena sering disebut juga olefin suatu
nama lain untuk etilena (CH2=CH2). Selain itu alkena juga banyak ditemukan dalam komponen-
komponen minyak bumi.
Nama-nama alkena
Nama alkena berbeda dengan alkana hanya pada bagian belakang, jadi bagian yang
menunjuk pada jumlah tidak berubah. Bagaimana memberi nama alkena yang bercabang? Secara
garis, besar tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana yang bercabang, tetapi pada
penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai yang mengandung ikatan rangkap. Jadi
ikatan rangkapnya diutamakan dengan nomor terkecil. Sebagai contoh lihatlah rumus struktur
berikut ini.
1. Menentukan rantai utama
CH3 –– CH2 –– C –– CH2 –– CH––– CH3
║ ½
CH CH2
½ ½
CH3 CH3
2. Penomeran
3 4 5
CH3 – CH2 –– C –– CH2 –– CH –– CH3
Etil ║ ½ Metil
2CH 6 CH2
½ ½
1CH3 7 CH3
3. Penamaan
Cabang : 3-etil 5-metil
Rantai Utama : C7 = 2-heptena
Nama: 3-etil 5-metil 2-heptena
Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas,
sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu ikatan rangkap
dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional.
Suku alkena yang banya dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang merupakan
bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen.
SIFAT ALKENA
Sifat-sifat fisik alkena
1. Titik Didih
Masing-masing alkena memiliki titik didih yang sedikit lebih rendah
dibanding titik didih alkana yang sama jumlah atom karbonnya. Etena,
propena dan butena berwujud gas pada suhu kamar, selainnya adalah cairan.
C1 sampai C4 pada suhu kamar berbentuk gas
C5 ke atas pada suhu kamar berbentuk cair
Satu-satunya gaya tarik yang terlibat dalam ikatan alkena adalah gaya dispersi
Van der Waals, dan gaya-gaya ini tergantung pada bentuk molekul dan jumlah
elektron yang dikandungnya. Gaya Van der Waals adalah gaya antar molekul
pada senyawa kovelen. Untuk gaya Van der Waals pada alkena yang bersifat
non-polar disebut gala London (dipil sesaat). Makin besar Mr senyawa alkena,
gaya Van del Waals makin kuat, sehingga titik didih (TD) makin tinggi.
Masing-masing alkena memiliki 2 lebih sedikit elektron dibanding alkana
yang sama jumlah atom karbonnya.
2. Kelarutan
Alkena hampir tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam pelarut-pelarut
organik, seperti lemak dan minyak.
Kereaktifan Kimiawi
1. Ikatan dalam alkena
Sifat-sifat ikatan kimia dalam senyawa etena yang mengandung ikatan karbon
rangkap dua (C=C) berlaku pada ikatan C=C dalam alkena yang lebih
kompleks.
Etena digambarkan sebagai berikut:
Ikatan rangkap antara atom karbon adalah dua pasang elektron bersama. Salah
satu dari pasangan elektron dipegang pada sebuah garis lurus antara dua inti
karbon, tapi pasangan lainnya dipegang dalam sebuah orbital molekul di atas dan
di bawah bidang molekul. Orbital molekul adalah sebuah ruang dalam molekul
dimana terdapat kemungkinan besar untuk menemukan sepasang elektron
tertentu.
Pada gambar di atas, garis antara kedua atom karbon menunjukkan sebuah ikatan
normal - pasangan elektron bersama terletak dalam sebuah orbital molekul pada
garis antara dua inti. Ikatan ini disebut ikatan sigma.
Pasangan elektron yang lain ditemukan di suatu tempat dalam bagian berarsir di
atas atau di bawah bidang molekul. Ikatan ini disebut ikatan pi. Elektron-elektron
dalam ikatan pi bebas berpindah kemanapun dalam daerah berarsir ini dan bisa
berpindah bebas dari belahan yang satu ke belahan yang lain.
Elektron pi tidak sepenuhnya dikendalikan oleh inti karbon seperti pada elektron
dalam ikatan sigma, dan karena elektron pi terletak di atas dan di bawah daerah
kosong dari molekul, maka elektron-elektron ini relatif terbuka untuk diserang
oleh partikel lain.
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya
mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk
ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal satu elektron pada
tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom H, yang dapat diikat berkurang
dua,
CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2
Seperti halnya alkena, alkuna juga mempunyai suku pertama dengan harga n = 2, sehingga
rumus molekulnya C2H2, sedang rumus strukturnya H - C C - H. Senyawa alkuna tersebut
mempunyai nama etuna atau dengan nama lazim asetilena. Asetilena merupakan suatu gas yang
dihasilkan dari reaksi karbon dengan air dan banyak digunakan oleh tukang las untuk
menyambung besi.
CaC2 (s) + 2 H20 (l) C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
karbida asetilena
Tata nama alkuna sama dengan alkana atau alkena, bagian pertama menunjuk pada
jumlah sedang bagian kedua adalah akhiran -una, tetapi suku pertamanya juga mempunyai n = 2
seperti alkena. Etuna merupakan suku alkuna satu-satunya yang dapat dibuat. Suku-suku alkuna
lain sering diberi nama atau dianggap sebagai turunan etuna. Jadi propuna disebut metil
asetilena. Seperti pada alkana, suku-suku rendah pada alkena dan alkuna pun hanya mempunyai
satu rumus struktur, tetapi pada suku ketiga (jangan lupa harga n-nya 4) dapat kita tuliskan lebih
dari satu rumus struktur yaitu ,
pada alkena
pada alkuna
CH3C-CH2-CH3 1-butuna
CH3-CC-CH3 2-butuna
Jadi peristiwa isomeri terjadi pula pada alkena dan alkuna, bahkan penyebabnya dua.
Kalau pada alkana hanya pada rantainya berbeda (disebut isomeri rantai), pada alkena dan alkuna
dapat pula disebabkan ikatan rangkapnya berpindah tempat (disebut isomeri posisi) karena itu
letak ikatan rangkap pada suku-suku alkena dan alkuna yang lebih tinggi selalu diberi nomor
seperti terlihat di atas.
SIFAT FISIS
Sifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi suku
alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama berwujud gas, suku
berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi berwujud padat.
1-butena CH2=CH-CH2-CH3
2-butena CH3-CH=CH-CH3
2-metil-1-propena
CH2=C-CH3
|
CH3
Tabel 6. Beberapa sifat fisik alkuna
Nama alkena
Rumus
molekul
Mr
Titik leleh
(oC)
Titik
didih
(0 C)
Kerapatan
(g/Cm3 )
Fase
pada
250 C
Etuna C2H2 26 -81 -85 - Gas
Propuna C3H4 40 -103 -23 - Gas
1-Butuna C4H6 54 -126 8 - Gas
1-Pentuna C5H8 68 -90 40 0,690 Cair
1-Heksuna C6H10 82 -132 71 0,716 Cair
1-Hepuna C7H12 96 -81 100 0,733 Cair
1-Oktuna C8H14 110 -79 126 0,740 Cair
1-Nonusa C9H16 124 -50 151 0,766 Cair
1-Dekuna C10H18 138 -44 174 0,765 Cair
Sifat kimia
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi,
polimerisasi, substitusi dan pembakaran
B. REAKSI ADISI DAN SUBTITUSI
Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi jika senyawa karbon yang mempunyai ikatan rangkap
menerima atom atau gugus atom lain sehungga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan
tunggal. Ikatan rangkap merupakan ikatan tak jenuh, sedangkan ikatan tunggal
merupakan ikatan jenuh. Jadi, reaksi adisi terjadi dari ikatan tak jenuh menjadi ikatan
jenuh.
Mekanismenya reaksi adisi :
C = C → C- C
C ≡ C → C = C → C – C
Reaksi substitusi
Reaksi substitusi atau disebut reaksi pertukaran gugus fungsi terjadi saat atom atau gugus
atom dari suatu senyawa karbon digantikan oleh atom atau gugus atom lain dari senyawa yang
lain. Secara umum mekanismenya :
R – X + R2 – Y R – Y + R – X2
Contoh reaksi subtitusi
• Pembuatan alkil halida dari alkana, atom H diganti oleh atom halogen
CH3CH3 + Cl2 ® CH3CH2Cl + HCl
• Pembuatan alkil halida dari alkohol, gugus – OH digati oleh atom halogen
CH3CH2OH + HCl ® CH3CH2Cl + H2O
• Pembuatan alkohol dari alkil halida, atom halogen diganti oleh gugus – OH
CH3CH2CH3Br + NaOH ® CH3CH2CH2OH + NaBr
C. Adisi hidrogen dan Halogen ( Hidrogenasi and Halogenasi )
Ikatan pi dari alkena akan terpecah dari masing-masing pasangan
elektonnya akan membentuk ikatan sigma yang baru ( atom karbon sp2 akan
terhibridisasi membentuk atom karbon sp3 ).
Hidrogenasi alkena dengna katalis akan menghasilkan alakana
Reaksi Hidrogenasi adalah sebagai berikut:
CH3CH = CH2 + H2 CH3CH2CH3
Halogenasi alkena akan menghasilkann dihaloalkana
Reaksi Halogenasi adalah sebagai berikut:
X
R2C = CHR + X2 R2C CHR
X
Penambahan brom pada senyawa berikatan rangkap dilakukan sebgai
salah satu identifikasi adanya ikatan rangkap. Reaksi dilakukan dengan
menggunakan larutan bromin pada CCl4. Adanya ikatan rangkap ditujukkan
dengan hilangnya warna coklat dari brom.
Proses reaksinya adalah sebagai berikut:
Br
CH3CH = CHCH3 + Br2 → CH3CH CHCH3 2,3-dibromobutena
2-butena coklat Br (tidak berwarna)
D. Adisi H2SO4 dan H2O
Adisi asam sulfat pada alkena akan menghasilkan alkil hidrogen sulfat,
yang selanjutnya akan digunakan dalam sintesis alkohol atau eter
OSO3H
CH3CH = CH2 + H−OSO3H → CH3CH − CH3
2-propil hidrogen sulfat
Pada larutan asam kuat (seperti larutan asam sulfat), air ditambahkan pada
ikatan rangkap untuk menghasilkan alkohol. Reaksi ini disebut hidrosi alkena.
OH
CH3CH = CH2 + H2O CH3CH − CH3
Propena 2-propanol (60%)
Hidrasi menggunakan Merkuri asetat
Reaksi merkuri asetat Hg(O2CCH3)2 dan air pada alkena disebut
oksimerkurasi. Produk oksimerkurasi biasanya direduksi dengan Natrium
borohidrid (NaBH4), suatu rangkaian reaksi yang disebut demerkurasi. Reaksi ini
terdiri dari 2 tahap reaksi yaitu adisi elektrofilik dari +HgO2OCH4 diikuti dengan
serangan nukleofil H2O.
Proses reaksi Oksimerkurasi adalah sebagai berikut:
OH
CH3CH2CH2CH = CH2 CH3CH2CH2CHCH2
1-pentena HgO2CCH3
Proses reaksi Demerkurasi adalah sebagai berikut:
OH OH
CH3CH2CH2CHCH2− HgO2CCH3 CH3CH2CH2CHCH3 + Hg
E. Hidroborasi
Diboran (B2H4) adalah gas beracun yang dibuat dari reaksi Natrium
borohidrid dan Boron trifluorida (3 NaBH4 + 4 BF3 → B2H6 + 3 NaBF4). Pada
larutan dietil eter, diboran terdisosiasi membentuk boran (BH3). Boran akan
bereaksi dengan alkena membentuk organoboran (R2B). Reaksi ini teridri dari 3
langka reaksi. Dalam masing-masing tahap, satu gugus alkil ditambahkan dalam
boran sampai semua atom hidrogen telah digantikan oleh gugus alkil. Reaksi ini
disebut hidroborasi.
Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:
Tahap 1
H BH2
CH2 = CH2 + B – H → CH3 − CH2
Tahap 2
CH2 = CH2 + CH3CH2BH2 → (CH3CH2)2BH
Tahap 3
CH2 = CH2 + (CH3CH2)2BH → (CH3CH2)2B Trietil boran
Organoboran selanjutnya akan dioksidasi menjadi alkohol dengan
hidrogen peroksida dalam larutan basa.
F. Oksidasi
Alkena dapat dioksidasi menjadi berbagai macam produk, tergantung dari
pereaksi yang digunakan. Secara umum, reaksi ikatan, rangkap karbon – karbon
bisa diklasifikasikan menjadi :
1. Oksidasi ikatan pi tanpa pemecahan ikatan sigma ( ikatan C – C )
Produk reaksi ini bisa berupa 1,2 diol atau epoksida, tergantung dari pereaksi
yang digunakan. Secara umum, reaksi ikatan rangkap karbon-karbon bisa
diklasifikasikan menjadi:
π
O OH OH
C ═ C C – C atau − C – C−
Epoksida 1,2-diol atau glikol
Apabila sikloalkana direaksikan dengan OsO atau larutan KMnO4 dingin
akan menghasilkan 1,2 diol.
CH2 = C CH2−CH2n CH2−CH2 + MnO2
etilena O O OH OH
Mn 1,2-etanadiol
O O
1. Oksidasi ikatan pi diikuti pemecahan ikatan sigma
Apabila oksidasi ikatan pi disertai dengan pemecahan ikatan sigma, maka akan
dihasilkan keton, asam karboksilat, maupun aldehid.
Jika masing – masing karbon alkena tidak terikat dengan atom hidrogen maka
oksidasi akan menghasilkan keton.
H3C CH3 H3C CH3
C ═ C [O] C ═ O + O ═ C
H3C CH3 H3C CH3
keton
Reksi kedua ozonolis adalah oksidasi atau reduksi dari ozonida. Jika ozonida
mengalami reduksi, salah satu karbon tersubstitusi dari alkena akan memebentuk
aldehid. Sebaliknya jika terjadi oksidasi, akan terbentuk asam karboksilat.
Oksidasi:
H3C CH3
O O O O
C C H2O2 H+ CH3COH + CH3CCH3
H O CH3 asetaldehid aseton
Membentuk aldehid membentuk keton
Reduksi:
H3C CH3
O O O O
C C Zn CH3CH + CH3CCH3
H O CH3 H+, H2O asetaldehid aseton
Membentuk aldehid membentuk keton
G. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
M CnH2n Cm+nH2(m+n)
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
Polimerisasi adisi
Polimersisasi adisi, yaitu bergabungnya monomer-monomer yang berikatan rangkap.
Ikatan rangkap akan menjadi jenuh tatkala monomer-monomer itu berikatan satu sama lain.
Pada polimerisasi adisi, tidak ada molekul yang hilang
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer-monomer yang sejenis dan mempunyai ikatan
tak jenuh (rangkap). Proses polimerisasi diawali dengan pembukaan ikatan rangkap dari setiap
monomernya, dilanjutkan dengan penggabungan monomer-monomernya membentuk rantai yang
lebih panjang dengan ikatan tunggal.
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau
monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan
terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang
kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian,
setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil –
biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus
mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya
dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi. Dalam polimerisasi
kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer bergabung dengan gugus-OH dari
ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air. Reaksi kondensasi yang digunakan untuk
membuat satu jenis nilon
DAFTAR PUSTAKA